41
31 LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA DASAN TAPEN KEC. GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT 30 Januari – 18 Februari Oleh: Kelompok Wilayah Kerja Desa Dasan Tapen 1. Dusun Dasan Tapen 2. Dusun Proa 3. Dusun BTN Pemda Lobar 4. Dusun Carik Kauh

DESA Dasan Tapen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESA Dasan Tapen

31

LAPORANPRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA DASAN TAPEN KEC. GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

30 Januari – 18 Februari

Oleh:

Kelompok Wilayah Kerja Desa Dasan Tapen

1. Dusun Dasan Tapen

2. Dusun Proa

3. Dusun BTN Pemda Lobar

4. Dusun Carik Kauh

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM PRAKTEK PROFESI NERS

2012

Page 2: DESA Dasan Tapen

32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakekat pembangunan kesehatan didalam sistem kesehatan nasional

(SKN) adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu

unsur kesehjateraan umum dari tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyrakat bersama

petugas kesehatan.

Berkembangnya paradigma “Sehat” saat ini, dimana terjadi pergeseran

upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya upaya pengobatan

kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang

bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan

bergeser kepada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk itu peran

serta masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.

Page 3: DESA Dasan Tapen

33

Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam

seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai

penanggulangan masalah, dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan

masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus

masyarakat peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Untuk mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas, dalam upaya

menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan

secara mandiri, maka mahasiswa Stikes Yarsi Mataram, Program Studi Ilmu

Keperawatan melaksanakan praktek keperawatan komunitas di wilayah desa

Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung. Pada kegiatan praktek keperawatan

komunitas digunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan

kepada masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa

dapat membina keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga

dan gerontik yang ada di wilayah Desa Dasan Tapen. Pendekatan kepada

masyarakat dilakukan dengan cara membentuk Kelompok Kerja Kesehatan

(Pokjakes) yang merupakan bentuk nyata dari peran serta masyarakat Dusun

Dasan Tapen. Dengan pembentukkan Pokjakes ini diharapkan dapat mengatasi

masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat dan

mampu meningkatkat derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan

pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian

Page 4: DESA Dasan Tapen

34

dengan cara pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan

permasalahan yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi.

Bentuk kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa antara lain: penyuluhan yang

bertujuan memberikan bekal kepada masyarakat untuk mengenal dan

menangani masalah kesehatan, pelatihan dan penyegaran kader kesehatan,

kerja bakti dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.

Pada akhir praktek keperawatan komunitas mahasiswa melakukan

diskusi, dengan harapan dapat bertukar pikiran tentang pelaksanaan kegiatan-

kegiatan di komunitas dan dapat melakukan pengobatan masal dan pleno dari

penyuluhan masing-masing dusun yang akan di lakukan di Desa Dasan Tapen.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan

masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut

bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang

terdapat di masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:

a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua

lapisan masyarakat.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan

masyarakat.

Page 5: DESA Dasan Tapen

35

c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi

masalah kesehatan.

d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam

menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat.

e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat

guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan yang dihadapi.

g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap

masalah keperawatan yang telah ditemukan.

C. Manfaat

1. Untuk Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan

kepada masyarakat tentang kesehatan.

b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan

dan menentukan langkah penyelesaiannya.

2. Untuk Masyarakat

a. Masyarakat mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada

dan mau menyelesaikan permasalahan tersebut.

b. Masyarakat dapat mengerti gambaran status kesehatannya.

3. Untuk pendidikan

Page 6: DESA Dasan Tapen

36

Merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pendidikan Program

Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas.

BAB IITinjauan Teori

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup

sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

yang optimal. Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai

arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal

dasar pembangunan nasional.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan

dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan

komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American

Nurses Association (ANA,1980) didasarkan pada asumsi :

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier merupakan komponen sistem

pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktek

Page 7: DESA Dasan Tapen

37

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas

perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan

komunitas adalah :

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima

semua orang.

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal

ini komunitas.

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan

perlu terjalin kerjasama yang baik.

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun menghambat.

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka

dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas, sebagai landasan praktek

keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan

komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh

lingkungan (bio,psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap kesehatan

komunitas. Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu

Page 8: DESA Dasan Tapen

38

kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 point penting yaitu : manusia,

kesehatan, lingkungan dan keperawatan.

Dalam praktek keperawatan komunitas, ada tiga model pengorganisasian

masyarakat yang dapat digunakan yaitu: locality development, social planning dan

social action. Locality development menekankan pada peran serta masyarakat

dimana masyarakat terliat secara langsung dalam pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Sehingga hal ini dapat menumbuhkan kondisi kemajuan

sosial ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif dan penuh percaya diri dalam

menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi. Hal ini dijumpai dalam model

pengorganisasian social planning maupun social action. Dalam sosial planning

perencanaan untuk berubah dibuat oleh para ahli dan menggunakan birokrasi,

sedangkan model pengorganisasian sosial action proses perubahan berfokus pada

korban atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang

mendasar.

Melihat ketiga model pengorganisasian diatas dan dikaitkan dengan konsep

keperawatan komunitas, maka yang paling tepat digunakan dalam praktek

keperawatan komunitas adalah model locality development.

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah membina hubungan

kerjasama dengan masyarakat dan sistem pendukung, membuat kontrak

kerjasama, pembentukan kelompok kerja kesehatan, mengidentifikasi data yang

perlu dikumpulkan dan membuat alat atau format pengumpulan data dasar dan

Page 9: DESA Dasan Tapen

39

interpretasi data untuk menentukan masalah kesehatan serta diagnosa

keperawatan.

Pada tahap perencanaan, strategi intervensi keperawatan komunitas

mencapai tiga aspek yaitu: proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan intervensi yang dilakukan difokuskan pada

tiga level pencegahan yaitu: pencegahan primer, pencegahan sekunder dan

pencegahan tertier sesuai dengan lingkungan praktek keperawatan komunitas.

Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauhmana keberhasilan yang dicapai keluarga

atau masyarakat dalam jangka waktu yang pendek atau jangka waktu yang

panjang, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil evaluasi dilakukan

guna diadakan tindakan koreksi untuk rencana selanjutnya.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang

terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah,

mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang

dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses

keperawatan

Proses keperawatan komunitas dilakukan melalui lima tahap yaitu :

1. PENGKAJIAN

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan

Page 10: DESA Dasan Tapen

40

MC.Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi,

nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.

Sedangkan faktor lingkungan adalah: lingkungan fisik, pendidikan, keamanan

dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,

komunikasi, ekonomi dan rekreasi.

Hal-hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif

dalam langkah-langkah selanjutnya.

2. ANALISA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang

mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya

dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang

terdiri dari :

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual atau ancaman / resiko.

3. MENENTUKAN MASALAH DAN SKALA PRIORITAS

Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan :

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

Page 11: DESA Dasan Tapen

41

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih

dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk

segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun

waktu tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan

berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut

biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul

(Nasrul Efendi,1995).

4. PERENCANAAN

Prosesnya meliputi :

Page 12: DESA Dasan Tapen

42

a. Penyusunan menurut masalah atau diagnosa keperawatan komunitas sesuai

dengan prioritas ( penapisan )

b. Menetapkan sarana dan tujuan

c. Menetapkan strategi intervensi / tindakan ( klien & perawat )

d. Rencana Evaluasi

5. INTERVENSI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas

terdiri dari :

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat padaumumnya dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang

tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek

waktu sakit dan tingkat keparahan

C. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan

sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki lagi. Rehabilitasi

sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit

Page 13: DESA Dasan Tapen

43

sendiri. yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang

optimal dari ketidakmampuannya.

6. EVALUASI

Evaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal

yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil

akhir (out put).

Fokus evaluasi adalah :

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses.

c. Efisiensi biaya.

d. Efektifitas kerja.

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka

waktu berapa ?.

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

-------------------------------------------------------------------------------------->

Keterangan :

: Peran masyarakat

: Peran perawat

Page 14: DESA Dasan Tapen

44

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien/

masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran

perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih

besar daripada perawat.

BAB IIIPELAKSANAAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI DESA DASAN TAPEN KEC. GERUNG

LOMBOK BARAT

A. Tahap Persiapan

Kegiatan praktek mahasiswa diawali dengan pertemuan pertama dengan

warga dalam rangka saling mengenal dan membina hubungan saling percaya

antara mahasiswa dengan tokoh tokoh warga Desa Dasan Tapen, yang

dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2012. Pada saat pertemuan pertama

selain acara perkenalan juga disampaikan tentang tujuan praktek dari

Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram.

Pada pertemuan pertama tersebut melalui curah pendapat berhasil di

identifikasi masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat

Desa Dasan Tapen.

B. Tahap Pengkajian

Page 15: DESA Dasan Tapen

45

Wilayah Desa Dasan Tapen dibagi menjadi 4 Dusun dengan jumlah

penduduk berdasarkan hasil pengkajian adalah sebagai berikut:

Dusun Dasan Tapen: 3098 jiwa

Dusun Proa: 494 jiwa

Dusun BTN Pemda Lobar: 548 jiwa

Dusun Carik Kauh: 882 jiwa

Secara umum gambaran wilayah berdasarkan “Winshield Survey”

sebagai berikut:

Desa Dasan Tapen

Batas wilayah sebelah utara : Omba Baru

Batas wilayah sebelah selatan : Dasan Geres

Batas wilayah sebelah barat : Desa Induk (Bleke)

Batas wilayah sebelah timur : Jagaraga Indah

Mayoritas agama yang dianut warga Desa Dasan Tapen adalah Islam.

Pelayanan dibidang kesehatan yang ada di Desa Dasan Tapen adalah 1 buah

Puskesmas, 2 buah Puskesmas Pembantu, 4 buah Posyandu dan 19 orang

kader.

Hasil pengolahan data yang berasal dari angket, wawancara dan

observasi terlihat pada diagram berikut:

DISTRIBUSI KK MENURUT KEPEMILIKAN VENTILASI RUMAH

Page 16: DESA Dasan Tapen

46

Berdasarkan grafik diatas, dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, 220 KK

dengan kondisi ventilasi kurang (tidak ada ventilasi), 614 KK dengan kondisi

ventilasi cukup (ventilasi ada tidak dibuka).

DISTRIBUSI KK MENURUT KEPEMILIKAN KMS

Berdasarkan grafik diatas, dari keseluruhan balita yang ada di Desa Dasan

Tapen, sebagian besar balita memiliki KMS.

DISTRIBUSI BALITA MENURUT STATUS GIZI

Page 17: DESA Dasan Tapen

47

Berdasarkan grafik diatas dari seluruh balita yang ada di Desa Dasan Tapen,

sebagian besar balita dengan status gizi baik.

DISTRIBUSI KK MENURUT KEBERSIHAN RUMAH

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK, sebanyak 270 KK dengan kondisi

kebersihan rumah kurang dan sebanyak 647 KK dengan kondisi kebersihan

rumah cukup.

Page 18: DESA Dasan Tapen

48

DISTRIBUSI KK MENURUT ADA TIDAKNYA JENTIK NYAMUK

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, sebanyak

598 ada jentik nyamuk.

DISTRIBUSI KK MENURUT TEMPAT KEPEMILIKAN PEMBUANGAN

LIMBAH

Page 19: DESA Dasan Tapen

49

Berdasarkan grafik diatas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen, sebanyak

222 KK tidak memiliki saluran pembuangan dan sebanyak 227 KK memiliki

saluran namun terbuka tergenang.

DISTRIBUSI KK MENURUT JARAK KANDANG KANDANG DENGAN

RUMAH

Berdasarkan diagram diatas dari seluruh KK yang memiliki hewan

peliharaan di Desa Dasan Tapen, sebanyak 343 KK yang memiliki jarak kandang

dengan rumah < dari 5 meter.

DISTRIBUSI KK MENURUT KONDISI KANDANG

Page 20: DESA Dasan Tapen

50

Berdasarkan diagram diatas, dari seluruh KK yang memiliki hewan peliharaan di

Desa Dasan Tapen, sebanyak 298 KK memiliki kandang dengan kondisi kotor dan

berbau.

DISTRIBUSI KK MENURUT AIR YANG DI KONSUMSI

Berdasarkan diagram di atas dari 1302 KK di Desa Dasan Tapen,

sebanyak 437 KK menkonsumsi air yang tidak direbus.

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN JENIS PENYAKIT YG

SERING DI DERITA

Page 21: DESA Dasan Tapen

51

Berdasarkan diagram diatas dari 5022 jiwa yang ada di Desa Dasan Tapen,

penyakit yang paling mendominasi adalah penyakit infeksi yaitu penyakit kulit

sebanyak 276 jiwa dan influenza sebanyak 240 jiwa.

Analisa Data

Tabel 1.1. Analisa data hasil pengkajian di Desa Dasan Tapen tahun 2012No

DATA ETIOLOGI MASALAH

1 a.Kesehatan lingkungan atau tempat tinggal: Jumlah KK yang

memiliki ventilasi rumah yang kurang yaitu sebanyak 162

Jumlah KK yang memiliki ventilasi rumah yang cukup yaitu 452

Jumlah KK yang tidak memiliki saluran pembuangan yaitu 72

Jumlah KK yang kebersihan rumahnya kurang yaitu 135 (16.2%)

Jumlah KK yang memiliki kandang dengan jarak ,5 meter yaitu 97

a. kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, kesehatan lingkungan, rumah sehat

b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang lingkung

Perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan

Page 22: DESA Dasan Tapen

52

Jumlah KK yang memiliki kandang dengan kriteria yang kurang dari 5 meter yaitu 282

Jumlah KK yg memiliki kandang kotor dan berbau yaitu 250

Jumlah KK yg membuang sampah di kebun 313

Jumlah KK yg membuang sampah di sungai 131

Jumlah KK yg mengkonsumsi air yang tidak di rebus 438

2 Berdasarkan hasil wawancara oleh mahasiswa:a. Hampir 93(11.4%) warga

di Dusun Dasan Tapen membuang sampah di sungai

b. Dari kejadian penyakit kronis didapatkan dari Dusun Dasan Tapen : penyakit kulit 186, Ispa 72, Bronchitis 46, influinza 49

c. Pencahayaan, kebersihan dan ventilasi sebagian besar cukup baik namun ventilasi rumah tidak pernah dibuka/kurang 389 (46,8%) di Dusun Dasan Tapen.

a. Kurangnya informasi tentang pengolahan sampah

b. Kebiasaan masyarakat yang kurang sehat/ kurang mendukung kebersihan lingkungan.

c. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak yang bisa timbul akibat lingkungan yang kurang sehat.

Resiko terjadinya penularan penyakit (kulit, ,influenza, chikungunya) di masyarakat Dusun Dasan Tapen

3 Dari hasil wawancara sesuai dengan sample lansia, maka di dapatkan:a. sebagian besar lansia

mengalami masalah kesehatan yaitu: tekanan darah tinggi52, DM 22, asma 19.

b. Hasil wawancara dengan lansia terlihat anggota keluarga belum mampu

kurangnya motivasi dan dukungan darikeluarga dan masyarakat terhadap program kesehatan lansia

Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di Dusun Dasan Tapen.

Page 23: DESA Dasan Tapen

53

merawat lansia secara optimal dan tidak melakukan Check up secara teratur dan hanya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan saat sakit saja.

c. Pola makan dengan tinggi konsumsi garam 26 jiwa

4 Dari hasil wawancara, maka di dapatkan data :a. Jumlah Bumil yang

berkunjung rutin ke posyandu sebanyak 54

b. Jumlah balita yang berkunjung ke posyandu sebanyak 251

c. Jumlah balita dengan status gizi baik sebanyak 261

Informasi kesehatan tentang bumil dan balita yang cukup.

Tinggi kesehatan ibu terhadap kesehatan balita yang di tunjang dengan keaktifan kader petugas kesehatan

Potensial peningkatan status kesehatan ibu hamil dan balita

Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai kesehatan di Dusun

Dasan Tapen berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

pengolahan sampah, kurangnya informasi tentang kesehatan lingkungan,

kurangnya kesadarn masyarakat tentang lingkung dan kurangnya

pengetahuan dan informasi masyarakat tentang rumah sehat.

2. Resiko terjadinya penularan penyakit di Dusun Dasan Tapen berhubungan

dengan kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, kurangnya

informasi tentang kesehatan lingkungan, kurangnya kesadaran masyarakat

tentang lingkung dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

dampak yang bisa timbul akibat lingkungan yang kurang sehat.

3. Resiko bertambah cepatnya penurunan kesehatan pada lansia di Dusun

Dasan Tapen berhubungan dengan kurangnya motivasi dan dukungan dari

keluarga serta masyarakat terhadap program kesehatan lansia.

Page 24: DESA Dasan Tapen

54

4. Potensial peningkatan status kesehatan ibu hamil dan balita berhubungan

dengan Informasi kesehatan tentang bumil dan balita yang cukup,

tingginya kesadaran ibu terhadap kesehatan balita yang di tunjang dengan

keaktifan kader petugas kesehatan

Kriteria Skala Prioritas dan Perencanaan

Tabel 1.2 Penilaian Diagnosa Keperawatan Komunitas Di Dusun Dasan Tapen Tahun 2012

NO. DX

PERHATIAN MASYARAKAT

POIN PREVALENSI

TINGKAT BAHAYA

KEMUNGKINAN UNTUK

DIKELOLA

NILAITOTAL

1 4 3 3 2 122 3 3 3 2 113 2 3 3 2 104 4 4 8

Keterangan :

4 = Sangat Tinggi

3 = Tinggi

2 = Sedang

1 = Rendah

Berdasarkan Tabel 1.2 Diagnosa No. 1 mempunyai skor paling tinggi sehingga

menjadi prioritas utama dalam prencanaan asuhan keperawatan asuhan

keperawatan komunitas

.

Page 25: DESA Dasan Tapen

55

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Dx Tujuan Intervensi Rasional1 Dx1 Tujuan Jangka panjang:

masyarakat dusun dasan tapen mampu menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan sehat

Tujuan jangka pendek masyarakat di dasan tapen mampu:1. Mengetahui akibat dari

pembuangan limbah dan sampah disembarangan tempat

2. Meningkatkan kesadaran untuk mengelola limbah dan sampah dengan benar.

3. Merencanakan pembuangan limbah secara benar.

Kriteria hasil:1. Masyarakat dapat

menyebutkan kembali dengan benar akibat dari pembuangan limbah yang salah

2. Masyarakat menyatakan kesediaannya untuk mengelola sampah dan limbah secara benar

3. Adanya perencanaan dari warga untuk membersihkan lingkungan di desanya.

1. Lakukan penyuluhan tentang cara pengolahan sampah dengan benar

2. Kerja bakti untuk membersihkan sampah yang bermasalah

3. Kerja bakti untuk membersihkan selokan yang bermasalah

1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam mengelola sampah yang benar.

2. Menciptakan lingkungan yang sehat serta memberi contoh nyata tentang pengelolaan sampah

3. Menciptakan lingkungan yang sehat serta memberi contoh nyata tentang pengelolaan sampah.

2 Dx 2 Tujuan jangka panjang : masyarakat mengeti pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan terbebas dari penyebaran penyakit menular.

Tujuan jangka pendek masyarakat di dusun dasan tapen mampu :

1. memelihara kesehatan individu dan keluarga

2. tidak terjadi penyebaran penyakit menular.

Kriteria hasil:1. Masyarakat dapat

menerapkan pola hidup sehat.

2. Masyarakat dapat terbebas dari penyakit

1. Berikan penyuluhan tentang bahaya penyakit menular.

2. Berikan penyuluhan tentang pola hidup sehat.

1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit infeksi.

2. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat.

Page 26: DESA Dasan Tapen

56

menular.

3 Dx3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu:

a. Mengenal tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan pada lansia.

b. Lansia termotivasi untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan lansia

Kriteria hasil:1. Sebagian besar lanjut

usia hadir dalam pemeriksaan kesehatan yang diadakan di dusun Dasan Tapen.

2. Keluarga dapat termotivasi dalam merawat lansia.

1. Beri penyuluhan tentang kesehatan pada lansia.

2. Melakukan pemeriksaan fisik pada lansia

3. Motivasi masyarakat khususnya keluarga dengan anggota keluarga lansia untuk memberikan perawatan maksimal pada lansia.

1. Tercapainya perubahan prilaku masyarakat dalam perawatan lansia.

2. Mengetahui keadaan umum lansia.

3. Menjaga kesehatan lansia.

4 Dx.4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu:

a. Mempertahankan kondisi sehat balita dan ibu hamil

b. Meningkatkan status gizi balita

c. Meningkatkan status gizi ibu hamil

Kriteria hasil:Sebagian besar bumil dan balita hadir dalam pemeriksaan kesehatan yang diadakan di dusun Dasan Tapen.

1. Beri penyuluhan tentang kesehatan bumil dan balita

2. Beri penyuluhan tentang diit dan statu gizi pada bumil dan balita

Tercapainya peningkatan prilaku masyarakat dalam perawatan bumil dan balita.

Mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan bumil dan balita.

.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum

pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Desa Dasan Tapen

Page 27: DESA Dasan Tapen

57

Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKES

YARSI Mataram gerbong keperawatan komunitas dan keluara dapat terlaksana sesuai

dengan tujuan yaitu mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas secara

profesional dengan melibatkan peran serta masyarakat maka kami dapat memberikan

kesimpulan berikut :

1. Pengkajian

Berdasarkan data geografi di dapatkan batas-batas wilayah Desa Dasan Tapen

Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan hasil pengkajian, masalah kesehatan yang dijumpai di Desa

Dasan Tapen adalah kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang

kesehatan lingkungan dan pengolahan sampah, kurang pengetahuan tentang

perilaku hidup sehat dan bersih serta kurangnya pemahaman cara pencegahan

dan perawatan penyakit.

2. Perencanaan

Berdasarkan rumusan masalah yang dijumpai kami telah menyusun rencana

keperawatan pemecahan masalah dalam bentuk POA.

3. Pelaksanaan

Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan POA dan masyarakat cukup

antusias serta aktif dalam semua kegiatan tersebut, namun dalam pelaksanaan

kegiatannya belum berjalan sesuai dengan yang direncanakan, hal ini dikarenakan

kesibukan masyarakat sehari-hari sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai

dengan jadwal yang telah di tentukan.

4. Evaluasi

Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan dan disepakati oleh masyarakat,

semua telah dilaksanakan sesuai POA, dimana dalam pelaksanaannya masyarakat

Desa Dasan Tapen telah menunjukkan adanya perubahan sikap dalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan, terbukti dengan kehadirannya dalam acara dan

kegiatan yang kami adakan.

B. SARAN - SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas kami memberikan saran-saran kepada :

1. DIKES Lombok Barat dan Puskesmas

Page 28: DESA Dasan Tapen

58

Puskesmas dan Dinas kesehatan hendaknya selalu memantau kesehatan

masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader-kader yang ada di dusun dan desa

dan menjalankan program-program Puskesmas secara rutin diwilayah kerjanya

2. DESA

Kepada Kepala Desa Dasan Tapen mohon untuk menjelaskan keadaan

lingkungannya kepada seluruh masyarakat dan mengadakan pertemuan dengan

tokoh-tokoh masyarakat dan penduduk Desa Dasan Tapen tentang hal yang

berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

3. LEMBAGA PENDIDIKAN

Diharapkan kepada pembimbing akademik agar selalu menyamakan persepsinya

didalam membimbing sehingga tidak terjadi kerancuan dan kesalah pahaman pada

waktu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas.

C. HASIL KESEPAKATAN DENGAN WARGA DESA

a. Gotong Royong membersihkan lingkungan sebagai berikut:

No. Lokasi Hari/Tanggal Waktu Ket.

1. Dusun Carik Kauh Rabu, 8 Pebruari 2012 15.00 Wita

2. Dusun Proa Jum’at, 10 Pebruari 2012 08.00 Wita

3. Dusun Dasan Tapen Minggu, 12 Pebruari 2012 16.00 Wita

4. BTN PEMDA Minggu, 12 Pebruari 2012 07.00 Wita

b. Pemutaran film promosi kesehatan dari DIKES Lombok Barat pada hari Jum’at

17 Pebruari 2012.

Page 29: DESA Dasan Tapen

59

DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.

Jakarata. EGC

Pusdiknakes, Dep Kes RI (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.

Dep Kes RI (1993). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I dan II. Jakarta.

Pusdiknakes, Depkes RI (1991). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Kanwil Kesehatan Propinsi NTB (1993). Dikes Dati I Prop NTB. Lembar Balik

Perawatan.