Upload
adi-hamdani
View
84
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teknik Sipil
Citation preview
1
Struktur Beton I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Baik pada pembangunan perumahan, gedung-gedung, jembatan,
bendungan, jalan raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya. Beton merupakan
salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan selain
kayu dan logam.
Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan
dengan bahan lainnya. Beberapa diantaranya adalah harganya relatif murah,
mempunyai kekuatan tekan yang besar, tahan lama, tahan terhadap api, bahan
baku mudah didapat dan tidak mengalami pembusukan. Hal lain yang mendasari
pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi adalah faktor
efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisis (filler) beton
terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability)
dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strenght) yang sangat
diperlukan dalam pembangunan suatu konstruksi. Beton yang digunakan
biasanya dikombinasikan dengan tulangan dari baja dalam struktur beton, yang
disebut beton bertulang.
Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan
baja tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan
bangunan yang mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan
bangunan tersebut. Ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Beton mempunyai sifat
yang bagus, yaitu mempunyai kapasitas tekan yang tinggi. Akan tetapi, beton
juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lebah jika dibebani tarik. Sedangkan baja
tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi terhadap beban tarik, tetapi
mempunyai kapasitas tekan yang rendah karena bentuknya yang langsing (akan
mudah mengalami tekuk terhadap beban tekan). Namun, dengan menempatkan
tulangan dibagian beton yang mengalami tegangan tarik akan mengeliminasi |
2
Struktur Beton I
kekurangan dari beton terhadap beban tarik. Demikian juga bila baja tulangan
ditaruh dibagian beton yang mengalami tekan, beton disekeliling tulangan
bersama-sama tulangan sengkan akan mencegah tulangan mengalami tekuk.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa perlu sebagai seorang mahasiswa Teknik
Sipil dapat mengetahui, memahami, dan merencanakan struktur beton sesuai
dengan teori dan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh dosen
pengajar mata kuliah yang bersangkutan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam laporan
ini kami perlu merumuskan masalah. Maka rumusan permasalahannya adalah
sebagai berikut :
a. Sejauh mana penguasaan materi tentang tata cara perencanaan struktur
beton.
b. Sejauh mana lingkup tugas yang diberikan kepada peserta mahasiswa/i oleh
pihak dosen
1.3. Tujuan Penyusunan Laporan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan laporan ini adalah :
Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka.
Agar mahasiswa mengetahui tata cara dalam menentukan perencanaan
struktur beton.
Agar mahasiswa mampu merencanakan stuktur beton untuk sebuah
konstruksi bangunan
1.4. Batasan dan Perencanaan
Ruang Lingkup yang diperhitungkan dalam tugas ini adalah :
Perencanaan pelat atap
Perencanaan pelat lantai
|
3
Struktur Beton I
1.5. Metode Perencanaan
Dalam Perencanaan tugas struktur beton ini dapat dibuat menjadi beberapa
langkah sesuai dengan flowchart sebagai berikut :
Flowchart Perencanaan
|
Mulai
Pembebanan
Penentuan Dimensi
Menentukan rumus – rumus yang ada
Cek keamanan
Gambar Struktur
Yes
No
4
Struktur Beton I
BAB II
PERENCANAAN PELAT
2.1 PELAT ATAP
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada
bidang horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Ketebalan bidang pelat relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan
bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan
arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Gambar 2.1 Penampang Melintang
Gambar 2.2 Penampang Memanjang |
5
Struktur Beton I
Diketahui : f’c = 30 MPa
fy = 240 MPa (Tulangan Polos)
fy = 400 MPa (Tulangan Ulir)
Portal = 6
Jarak Portal = 4,9 m = 4900 mm
Fungsi bangunan = Gedung Kuliah
1.1.1. Perencanaan Balok Pelat Atap
fy = 240 MPa (Tulangan Polos)
Gambar 2.3 Denah Atap |
6
Struktur Beton I
3.2.1 TIPE A
A. Perkiraan Tinggi Balok Pelat Atap (Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 7,2 m = 7200 mm
h= 112×7200=600mm
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
1) Balok arah x dengan h = 600 mm
b=12h=1
2600=300mm
2) Balok arah y dengan h = 300 mm
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.3 Balok pelat atap tipe A. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
3.2.2 TIPE B
A. Perkiraan Tinggi Balok (Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 5,9 m = 5900 mm
h= 112×5900=491,7≈500mm
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
1) Balok arah x dengan h = 500 mm |
(a) (b)
7
Struktur Beton I
b=12h=1
2500=250mm
2) Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2550=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.5 Balok pelat atap tipe B. (a) adalah balok arah y dan (b) adalah balok arah x
3.2.3 TIPE C
A. Perkiraan Tinggi Balok (Kantilever dan Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 1,2 m = 1200 mm (Kantilever)
h=18×1200=150mm
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm (Sendi-Sendi)
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
1) Balok arah x dengan h = 150 mm
b=12h=1
2150=75mm
2) Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2450=225mm
|
(a) (b)
8
Struktur Beton I
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.5 Balok pelat atap tipe C. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
Jadi, dimensi balok pelat atap yang direncanakan adalah arah x
300/600 dan arah y = 225/450.
1.1.2. Menentukan Tebal Pelat
Menentukan syarat-syarat batas dan bentangnya pelat di tumpu bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah
A. TIPE A
1) Lx=¿
Gambar 2.6 Balok pelat atap tipe A pada bentang arah x
2) Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
Gambar 2.7 Balok pelat atap tipe A pada bentang arah y
|
(a) (b)
9
Struktur Beton I
B. TIPE B
1) Lxn=5900
2−(12×225)=2837,5mm
Gambar 2.8 Balok pelat atap tipe B pada bentang arah x
2) Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
Gambar 2.9 Balok pelat atap tipe B pada bentang arah y
C. TIPE C
1) Lxn=1200−( 12×225)=1087,5mm
Gambar 2.10 Balok pelat atap tipe C pada bentang arah x
2) Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
Gambar 2.11 Balok pelat atap tipe C pada bentang arah y
|
10
Struktur Beton I
Pemeriksaan tebal pelat berdasarkan SK SNI-03-2847-2002 ayat 11.5.3Untuk αm lebih besar dari 2, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:
hmin=ln(0 .8+ fy
1500)36+9 β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
Tidak perlu lebih dari:
hmax=ln(0 .8+ fy
1500)36
Untuk αm lebih besar dari 0,2 tidak lebih dari 2,0 ketebalan pelat minimum harus memenuhi:
h=ln(0. 8+ fy
1500)36+5 β (αm−0,2)
Dan tidak boleh lebih dari 120 mm
A. TIPE A
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/3487,5 = 1,32β
maka,
hmin =ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9 (1,32)=92,23mm
hmaX=ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat atap didapat 92,23 mm ≤ h ≤ 122,6 mm.
Maka, diambil tebal pelat tipe A yaitu, h = 110 mm.
B. TIPE B
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/β 2837,5 = 1,62
maka,
|
11
Struktur Beton I
hmin = ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9 (1,62)=87,3mm
hmax= ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat atap didapat 83,7 mm ≤ h ≤ 122,6 mm.
Maka, diambil tebal pelat tipe B yaitu, h = 100 mm.
C. TIPE C
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/1β 087,5 = 4,23
maka,
hmin = ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9(4,23)=59,62mm
hmax= ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat atap didapat 59,62 mm ≤ h ≤ 122,6 mm.
Maka, diambil tebal pelat tipe C yaitu, h = 90 mm.
Maka, dari perhitungan diatas didapat :
- Tebal pelat A = 110 mm
- Tebal pelat B = 100 mm
- Tebal pelat C = 90 mm
Namun tebal pelat atap akan diseragamkan, sehingga tebal pelat atap
menjadi 100 mm.
|
12
Struktur Beton I
1.1.3. Jenis-Jenis Pelat Atap
Gambar 2.12 Perencanaan pelat atap secara keseluruhan
Bedasarkan Tabel 14 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah
pada pelat dua arah akibat beban terbagi rata pada buku CUR Dasar-dasar
Perencanaan Beton Bertulang Edisi Kedua Seri beton 1 halaman 91, didapat jenis-
jenis pelat, yaitu :
|
13
Struktur Beton I
A. TIPE A1 (Kasus III)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
B. TIPE A2 (Kasus VIb)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
C. TIPE A3 (Kasus VIa)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
|
14
Struktur Beton I
D. TIPE A4 (Kasus II)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
E. TIPE B1 (Kasus VIb)
β= 46002837,5
≈1,62(duaarah)
F. TIPE B2 (Kasus II)
β= 46002837,2
≈1,62(dua arah)
G. TIPE C1 (Kasus III)
β= 46001087,5
≈ 4,23(satuarah)
H. TIPE C2 (Kasus VIa)
β= 46001087,5
≈ 4.23(satuarah)
|
15
Struktur Beton I
1.1.4. Menghitung Beban
WU = 1,2 WD + 1,6 WL
WD didapat dari : Berat Pelat = 0,1. 24 = 2,4 kN/m2
Lap. Aspal = 0,01 . 14 = 0,14 kN/m2
Pasir = 0,01 . 16 = 0,16 kN/m2
Air Hujan = 0,05 . 10 = 0,5 kN/m2
Plafond = 0,18 = 0,18 kN/m 2 +
3,38 kN/m2
WL : 1 kN/m2
Maka, WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (3,38) + 1,6 (1)
= 5,656 kN/m2
1.1.5. Perhitungan Geser
V u=1 ,15 (W u .Lx
2)=1,15(5 ,656 .7,2
2)=23,416 kN
d = h – p – 0,5.tul = 100 – 25 – ½.8 = 71 mm
Vc = 1/6√ fc ' .bw . dx = 1/6√30 . 1000 . 100 = 83,333 kN
Vn = . Vc = 1 . 83,333 = 83,333 kN
Vc = 83,333 kN > Vu = 23,416 kN …OK!
1.1.6. Menentukan Momen
A. Pelat A1 : = 1,32 ; Kasus IIIβ
Mlx = 0,0476wul x2=0,0476 .5,656.3,48752=3,274kNm
Mly = 0,0246wul x2=0,027 .5,656 .3,48752=1.692kNm
Mtx = 0,0918wul x2=0,0918 .5,656 .3,48752=6.315kNm
Mty = 0,0758wul x2=0,0758 .5,656 .3,48752=5.214kNm
Mtix = 12Mlx=1
2.3,2745=1.637kNm
|
16
Struktur Beton I
Mtiy = 12Mly=1
2.1,692=0.846kNm
B. Pelat A2 : = 1,32; Kasus VIβ B
Mlx = 0,0418wul x2=0,0418 .5,656 .3,48752=2.875kNm
Mly = 0,0198wul x2=0,0198 .5,656 .3,48752=1,362kNm
Mtx = 0,0736wul x2=0,0736 .5,656 .3,48752=5.063kNm
Mty = 0,055wul x2=0,055 .5,656 .3,48752=3.783kNm
Mtiy = 12. Mty=1
2.1,362=0,681kNm
C. Pelat A3 : = 1,32; Kasus VIβ A
Mlx = 0,0426wul x2=0,0426 .5,656 .3,48752=2.930kNm
Mly = 0,0246wul x2=0,0246 .5,656 .3,48752=1.692kNm
Mtx = 0,0816wul x2=0,0816 .5,656 .3,48752=5.613kNm
Mty = 0,072wul x2=0,055 .5,656 .3,48752=4.953kNm
Mtix = 12Mlx=1
2.2,930=1.465 kNm
D. Pelat A4 : = 1,32; Kasus IIβ
Mlx = 0,0388wul x2=0,0388 .5,656 .3,48752=2.669kNm
Mly = 0,0196wul x2=0,0196 .5,656 .3,48752=1.348kNm
Mtx = 0,0684wu lx2=0,0684 .5,656 .3,48752=4.705kNm
Mty = 0,0546wul x2=0,0546 .5,656 .3,48752=3.756kNm
E. Pelat B1 : = 1,62 ; Kasus VIβ B
Mlx = 0,0504wu lx2=0,0504 .5,656 .2,83752=2.295 kNm
Mly = 0,0179wul x2=0,0179 .5,656 .2,83752=0.815kNm
Mtx = 0,0802wul x2=0,0802.5,656 .2,83752=3.652kNm
Mty = 0,0539wul x2=0,0539 .5,656 .2,83752=2.454kNm
|
17
Struktur Beton I
Mtiy = 12Mly=1
2.0,815=0.408 kNm
|
18
Struktur Beton I
F. Pelat B2 : = 1,62 ; Kasus IIβ
Mlx = 0,0494wu lx2=0,0494 .5,656 .2,83752=2.250 kNm
Mly = 0,015wul x2=0,015 .5,656 .2,83752=0.683kNm
Mtx = 0,0783wul x2=0,0783 .5,656 .2,83752=3.566kNm
Mty = 0,054wu lx2=0,054 .5,656 .2,83752=2.459kNm
G. Pelat C1 : = 4,23β
Mlx = 1
14wu lx
2= 111.5,656 .1,22=0,582kNm
Mly =111wul x
2= 111.5,656 .1,22=0,740kNm
Mtx = 1
10wul x
2= 110.5,656 .1,22=0,814 kNm
Mty = 1
10wul x
2= 110.5,656 .1,22=0,814 kNm
H. Pelat C1 : = 4,23β
Mlx = 1
14wu lx
2= 111.5,656 .1,22=0,582kNm
Mly =111wul x
2= 111.5,656 .1,22=0,740kNm
Mtx = 1
10wul x
2= 110.5,656 .1,22=0,814 kNm
Mty = 1
10wul x
2= 110.5,656 .1,22=0,814 kNm
|
19
Struktur Beton I
1.1.7. PERENCANAAN TULANGAN
Dengan tebal pelat 100 mm untuk pelat lantai, maka Penutup beton diambil; p = 25 mm
Diameter tulangan utama dalam arah –X ; φD = 10 mm dan
arah –Y ;φD = 10 mm
Tinggi efektif d dalam arah X adalah
dx = Tebal pelat – selimut beton - 1
2 . tulangan pokok
= 100 – 25 – 1
2 . 10 = 70 mm Tinggi efektif dalam arah Y adalah
dy = Tebal. Pelat – deking beton - φD10 - 1
2φD10
= 100 – 25 – 10 – 1
2.10
= 60 mm
A. Menghitung Tulangan Pelat Atap Type A3
a. Penulangan Lapangan Arah X
M lx=3.274kNm
M n=M u
ϕ=3,274
0,8=4,0925 kNm=4092500Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
20
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .40925000,85.25 .1000 .1002)
¿0.0035395
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A slx=ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=408.3mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
408.3 )=192.342mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 175 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
175 < 3 . 100
175 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000175
×78,5=448.799mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=408.3mm2
|
21
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=408.3<448.799<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 448,799 .240
0,85 .30 .1000=4,224mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=448,799. 240 .(100−1
2.4,224 )
¿7312335.689Nmm
ϕ M n=0,8×7312335.689=5849868.55Nmm
∴ϕM n>M u→OK
b. Penulangan Lapangan Arah Y
M lx=1.692kNm
M n=M u
ϕ=1.6923
0,8=2.115 kNm=2115000Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
22
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .21150000,85.30 .1000 .602 )
¿0.002477
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×d y=0,00583×1000×60=350mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
350.0000 )=224,399mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 200 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
200 < 3 . 100
200 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000200
×78,5=392,699mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×60=350mm2
|
23
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=350<392,699<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 392,699 .240
0,85 .30 .1000=3,696mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=392,699. 240. (60−1
23,696)
¿5480697.287Nmm
ϕ M n=0,8×5480697.287=4384557.83Nmm
∴ϕM n>M u→OK
c. Penulangan Tumpuan Arah X
M lx=6.3151kNm
M n=M u
ϕ=6.3151
0,8=7.894 kNm=7894000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
24
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.78940000,85.30 .1000 .702 )
¿0.006939
∴ ρmin<ρperlu→maka yangdipakai ρperlu=0.006939
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρperlu×b×dx=0.006939×1000×70=485.735mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
485.735 )=161.693mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 150 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
150 < 3 . 100
150 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000150
×78,5=523.599mm2
A smin= ρperlu×b×dx=0.006939×1000×70=485.735mm2
|
25
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=485.735<523.599<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 523,599 .240
0,85 .30 .1000=4.928mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=523.599 .240 .(70−1
24.928)
¿8486824.782Nmm
ϕ M n=0,8×8486824.782=6789459.826Nmm
∴ϕM n>M u→OK
d. Penulangan Tumpuan Arah Y
M lx=5.214kNm
M n=M u
ϕ=5.214
0,8=6.518kNm=6518000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
26
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.65180000,85.30 .1000 .602 )
¿0.0078327
∴ ρ perlu>ρmin→maka yangdipakai ρperlu=0.0078327
Luas tulangan perlu
A slx=ρperlu x b xd x
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρperlu×b×d y=0.0078327×1000×60=469.965mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
469.965 )=167.119mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 150 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
150 < 3 . 100
150 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000150
×78,5=523.599mm2
A smin= ρperlu×b×dx=0.0078327×1000×60=469.965mm2
|
27
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=469.965<523.599<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 523.599 .240
0,85 .30 .1000=4.928mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=523.599 .240 .(60−1
24.928)
¿7230187.721Nmm
ϕ M n=0,8×7230187.721=5784150.177Nmm
∴ϕM n>M u→OK
e. Penulangan Tumpuan tak terduga Arah X
M lx=1.6372kNm
M n=M u
ϕ=1.6372
0,8=2.047kNm=2047000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
28
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.20470000,85.30 .1000 .702 )
¿0.001754
∴ ρmin>ρperlu→maka yangdipakai ρmin=0.00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=485.735mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
485.735 )=192.342mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 175 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
175 < 3 . 100
175 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000175
×78,5=448.799mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=408.3mm2
|
29
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=408.3<448.799<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 448.799 .240
0,85 .30 .1000=4.224mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=448.799 .240 .(70−1
24.224)
¿7312335.689Nmm
ϕ M n=0,8×7312335.689=5849868.551Nmm
∴ϕM n>M u→OK
|
30
Struktur Beton I
B. Menghitung tulangan pelat atap tipe B1
a. Penulangan Lapangan Arah X
M lx=2.2952kNm
M n=M u
ϕ=2.2952
0,8=2.869kNm=2869000Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.28690000,85.25 .1000 .1002)
¿0.0024682
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A slx=ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=408.3mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
|
31
Struktur Beton I
( s )=( π4 .102 .1000
408.3 )=192.342mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 175 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
175 < 3 . 100
175 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000175
×78,5=448.799mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×70=408.3mm2
∴ A smin<A s<A smax
=408.3<448.799<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 448,799 .240
0,85 .30 .1000=4,224mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=448,799. 240 .(100−1
2.4,224 )
¿7312335.689Nmm
ϕ M n=0,8×7312335.689=5849868.55Nmm
M u=2869000Nmm
∴ϕM n>M u→OK
|
32
Struktur Beton I
b. Penulangan Lapangan Arah Y
M ly=0.8151kNm
M n=M u
ϕ=0.8151
0,8=1.019kNm=1019000Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.10190000,85.30 .1000 .602 )
¿0.0011859
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×d y=0,00583×1000×60=350mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
350.0000 )=224,399mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 200 mm
|
33
Struktur Beton I
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
200 < 3 . 100
200 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000200
×78,5=392,699mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×60=350mm2
∴ A smin<A s<A smax
=350<392,699<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 392,699 .240
0,85 .30 .1000=3,696mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=392,699. 240. (60−1
23,696)
¿5480697.287Nmm
ϕ M n=0,8×5480697.287=4384557.83Nmm
M u=1019000Nmm
∴ϕM n>M u→OK
c. Penulangan Tumpuan Arah X
M lx=3.6522kNm
M n=M u
ϕ=3.6522
0,8=4.565kNm=4565000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan |
34
Struktur Beton I
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .45650000,85.30 .1000 .702 )
¿0.0039556
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρperlu×b×dx=0.00583×1000×70=408.3333mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
408.3333 )=192.342mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 175 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
175 < 3 . 100
175 < 300 (Terpenuhi) |
35
Struktur Beton I
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000175
×78,5=448.799mm2
A smin= ρmin×b×dx=0.00583×1000×70=408.333mm2
∴ A smin<A s<A smax
=408.333<448.799<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 448.799 .240
0,85 .30 .1000=4.224mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=448.799 .240 .(70−1
24.224)
¿7312335.689Nmm
ϕ M n=0,8×7312335.689=5849868.551Nmm
M u=4565000Nmm
∴ϕM n>M u→OK
d. Penulangan Tumpuan Arah Y
M lx=2.4545kNm
M n=M u
ϕ=2.4545
0,8=3.068 kNm=3068000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
|
36
Struktur Beton I
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.30680000,85.30 .1000 .602 )
¿0.0036125
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Tulangan perlu
A slx=ρperlu x b xd x
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×d y=0,00583×1000×60=392.699mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
392.699 )=3.696mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 150 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax = 10 mm
150 < 3 . 100 = tanah + cangkul
150 < 300 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
|
37
Struktur Beton I
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000150
×78,5=523.599mm2
A smin= ρperlu×b×dx=0.0078327×1000×60=469.965mm2
∴ A smin<A s<A smax
=469.965<523.599<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 523.599 .240
0,85 .30 .1000=4.928mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=523.599 .240 .(60−1
24.928)
¿7230187.721Nmm
ϕ M n=0,8×7230187.721=5784150.177Nmm
∴ϕM n>M u→OK
|
38
Struktur Beton I
|
39
Struktur Beton I
No Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan1 Arah-lx 0.047
64.093 0.0058
30.003539
5408.3333 Dia 10 - 175 = 448.799
2 Arah-ly 0.0246
2.115 0.00583
0.0024772
350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
3 Arah-tx 0.0918
7.894 0.00694
0.0069391
485.7352 Dia 10 - 150 = 523.599
4 Arah-ty 0.0758
6.518 0.00783
0.0078327
469.9646 Dia 10 - 150 = 523.599
5 Arah-tix 0.0238
2.047 0.00583
0.0017548
408.3333 Dia 10 - 175 = 448.799
6 Arah-tiy 0.0123
1.058 0.00583
0.0012313
350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
Plat Atap tipe A1 ; = 1.32; Kasus IIIβ
Plat Atap tipe A2 ; = 1.32; Kasus VIBβ
No
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx 0.0418 2.8755 0.005833 0.0031017 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0198 1.3621 0.005833 0.0019892 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0736 5.0631 0.005833 0.0055254 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.055 3.7836 0.005833 0.0056227 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6995 Arah-tiy 0.099 0.6810 0.005833 0.0009899 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
No
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx 0.0426 2.9305 0.005833 0.003162 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0246 1.6923 0.005833 0.002477 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0816 5.6134 0.006144 0.006144 430.1018 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.072 4.9530 0.007425 0.007425 445.5174 Dia 10 - 175 = 448.7995 Arah-tix 0.0213 1.4653 0.005833 0.001569 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.799
Plat Atap Tipe A3 ; = 1.32; Kasus VIAβ
No Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan1 Arah-lx 0.0388 2.6691 0.005833 0.002876 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0196 1.3483 0.005833 0.001969 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0684 4.7054 0.005833 0.005125 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.0546 3.7560 0.005833 0.005581 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
Plat Atap tipe A4 ; = 1.4; Kasus IIβ
No Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan1 Arah-lx 0.0504 2.8755 0.005833 0.0024682 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0179 1.3621 0.005833 0.0011859 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0802 5.0631 0.005833 0.0039557 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.0539 3.7836 0.005833 0.0036125 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6995 Arah-tiy 0.0895 0.6810 0.005833 0.0005913 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
Plat Atap tipe B1 ; = 1,62 : kasus ViBβ |
40
Struktur Beton I
Plat Atap tipe B2 ; = 1.62 ; Kasus IIβ
No Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan1 Arah-lx 0.0494 2.2496 0.005833 0.0024187 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0150 0.6831 0.005833 0.0009929 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0783 3.5657 0.005833 0.0038602 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.0540 2.4591 0.005833 0.0036194 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
2.2 PELAT LANTAI
1.2.1. Perencanaan Balok Pelat Lantai
fy = 240 MPa (Tulangan Polos)
Gambar 2.3 Denah Lantai
3.2.1 TIPE A
|
41
Struktur Beton I
A. Perkiraan Tinggi Balok Pelat Lantai (Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 7,2 m = 7200 mm
h= 112×7200=600mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 600 mm
b=12h=1
2600=300mm
Balok arah y dengan h = 300 mm
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
Gambar 2.3 Balok pelat lantai tipe A. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
3.2.2 TIPE B
A. Perkiraan Tinggi Balok (Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 5,9 m = 5900 mm
h= 112×5900=491,7≈500mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
|
(a) (b)
42
Struktur Beton I
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 500 mm
b=12h=1
2500=250mm
Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2550=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
Gambar 2.5 Balok pelat lantai tipe B. (a) adalah balok arah y dan (b) adalah balok arah x
3.2.3 TIPE C
A. Perkiraan Tinggi Balok (Kantilever dan Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 1,2 m = 1200 mm (Kantilever)
h=18×1200=150mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm (Sendi-Sendi)
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 150 mm
b=12h=1
2150=75mm
Balok arah y dengan h = 450 mm
|
(a) (b)
43
Struktur Beton I
b=12h=1
2450=225mm
|
44
Struktur Beton I
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
Gambar 2.5 Balok pelat lantai tipe C. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
Jadi, dimensi balok pelat lantai yang direncanakan adalah arah x
300/600 dan arah y = 225/450.
1.2.2. Menentukan Tebal Pelat
Menentukan syarat-syarat batas dan bentangnya pelat di tumpu bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah
A. TIPE A
Lx=¿
Gambar 2.6 Balok pelat lantai tipe A pada bentang arah x
Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
|
(a) (b)
45
Struktur Beton I
Gambar 2.7 Balok pelat lantai tipe A pada bentang arah y
B. TIPE B
Lxn=5900
2−(12×225)=2837,5mm
Gambar 2.8 Balok pelat lantai tipe B pada bentang arah x
Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
Gambar 2.9 Balok pelat lantai tipe B pada bentang arah y
C. TIPE C
Lxn=1200−( 12×225)=1087,5mm
Gambar 2.10 Balok pelat lantai tipe C pada bentang arah x
Lyn=4900−(2× 12×300)=4600mm
|
46
Struktur Beton I
Gambar 2.11 Balok pelat lantai tipe C pada bentang arah y
Pemeriksaan tebal pelat berdasarkan SK SNI-03-2847-2002 ayat 11.5.3Untuk αm lebih besar dari 2, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:
hmin=ln(0 .8+ fy
1500)36+9 β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
Tidak perlu lebih dari:
hmax=ln(0 .8+ fy
1500)36
Untuk αm lebih besar dari 0,2 tidak lebih dari 2,0 ketebalan pelat minimum harus memenuhi:
h=ln (0. 8+ fy
1500)36+5 β (αm−0,2)
Dan tidak boleh lebih dari 120 mm
A. TIPE A
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/3487,5 = 1,32β
maka,
hmin =ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9 (1,32)=92,23mm
hmaX=ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat lantai didapat 92,23 mm ≤ h ≤ 122,6
mm. Maka, diambil tebal pelat tipe A yaitu, h = 120 mm. |
47
Struktur Beton I
|
48
Struktur Beton I
B. TIPE B
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/β 2837,5 = 1,62
maka,
hmin = ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9 (1,62)=87,3mm
hmax= ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat lantai didapat 83,7 mm ≤ h ≤ 122,6 mm.
Maka, diambil tebal pelat tipe B yaitu, h = 110 mm.
C. TIPE C
Dik : ln = 4600 mm
= 4600/1β 087,5 = 4,23
maka,
hmin = ln (0,8+
f y1500
)
36+9 β=
4600 (0,8+ 2401500
)
36+9(4,23)=59,62mm
hmax= ln (0,8+
f y1500
)
36=
4600 (0,8+ 2401500
)
36=122,6mm
Dengan demikian tebal pelat lantai didapat 59,62 mm ≤ h ≤ 122,6
mm. Maka, diambil tebal pelat tipe C yaitu, h = 100 mm.
Maka, dari perhitungan diatas didapat :
- Tebal pelat A = 120 mm
- Tebal pelat B = 110 mm
- Tebal pelat C = 100 mm
Namun tebal pelat lantai akan diseragamkan, sehingga tebal pelat lantai
menjadi 120 mm.
|
49
Struktur Beton I
1.2.3. Jenis-jenis Pelat Lantai
Gambar 2.12 Perencanaan pelat lantai secara keseluruhan
Bedasarkan Tabel 14 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah
pada pelat dua arah akibat beban terbagi rata pada buku CUR Dasar-dasar
Perencanaan Beton Bertulang Edisi Kedua Seri beton 1 halaman 91, didapat jenis-
jenis pelat, yaitu :
|
50
Struktur Beton I
A. TIPE A1 (Kasus III)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
B. TIPE A2 (Kasus VIb)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
C. TIPE A3 (Kasus VIa)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
|
51
Struktur Beton I
D. TIPE A4 (Kasus II)
β= 46003487,5
≈1,32(duaarah)
E. TIPE B1 (Kasus VIb)
β= 46002837,5
≈1,62(duaarah)
F. TIPE B2 (Kasus II)
β= 46002837,2
≈1,62(dua arah)
G. TIPE C1 (Kasus III)
β= 46001087,5
≈ 4,23(satuarah)
H. TIPE C2 (Kasus VIa)
β= 46001087,5
≈ 4.23(satuarah)
|
52
Struktur Beton I
1.2.4. Menghitung Beban
Wu = 1,2 WD+1,6WL
WD (Beban Mati) di dapat dari
Berat sendiri pelat lantai : 0,12 . 25 = 3 kN/m2
Beban mekanikal elektrikal plumbing = 0,2 kN/m2
Beban dinding batako = 2,00 kN/m2
Berat finishing lantai keramik
Spesi tegel 1,5 cm : 0,015 x 21 = 0,315 kN/m2
Tegel keramik 0,5 cm : 0,005 x 17 = 0,085 kN/m2
Berat langit –langit langit,
penggantung,ME : 0,11 +0,7 = 0,18 kN/m 2 +
WD = 5,78 kN/m2
WL = 2,5 kN/m2 (untuk ruang kuliah dari PPURG)
WL = 2,5 + 1 = 3,5 kN/m2
WL = menurut SNI, beban hidup di lantai minimal adalah 1 kN/m2
∴ Maka Wu = 1,2 WD+1,6WL
Wu = 1,2 . (5,78) + 1,6 . 3,5 = 12,536 kN/m2
1.2.5. Perhitungan Geser
V u=1 ,15 (W u .Lx
2)=1,15(12,536 .7,2
2)= 51,89 kN
d = h – p – 0,5.tul = 120 – 25 – ½.8 = 91 mm
Vc = 1/6√ fc ' .bw . dx = 1/6√30 . 1000 . 120 = 109,54 kN
Vn = . Vc = 1 . 109,54 = 109,54 kN
Vc = 109,54 kN > Vu = 51,89 kN …OK!
|
53
Struktur Beton I
1.2.6. Menentukan Momen
A. Pelat A1 : = 1,32 ; Kasus IIIβMlx = 0,0476wul x
2=0,0476 .12,536.3,48752=7,2576kNm
Mly = 0,0246wul x2=0,027 .12,536 .3,48752=3,7508kNm
Mtx = 0,0918wul x2=0,0918 .12,536 .3,48752=13,9968kNm
Mty = 0,0758wul x2=0,0758 .12,536. 3,48752=11,5573 kNm
Mtix = 12Mlx=1
2.7,2576=3,6288kNm
Mtiy = 12Mly=1
2.3,7508=1,8754 kNm
B. Pelat A2 : = 1,32; Kasus VIβ B
Mlx = 0,0418wul x2=0,0418 .12,536 .3,48752=6,3733kNm
Mly = 0,0198wul x2=0,0198 .12,536 .3,48752=3,0189kNm
Mtx = 0,0736wul x2=0,0736 .12,536 .3,48752=11,2219kNm
Mty = 0,055wul x2=0,055 .12,536 .3,48752=8,3859kNm
Mtiy = 12. Mty=1
2.3,0189=1,5095kNm
C. Pelat A3 : = 1,32; Kasus VIβ A
Mlx = 0,0426wul x2=0,0426 .12,536 .3,48752=6,4953kNm
Mly = 0,0246wul x2=0,0246 .12,536 .3,48752=3,7508kNm
Mtx = 0,0816wul x2=0,0816 .12,536 .3,48752=12,4416kNm
Mty = 0,072wul x2=0,055 .12,536 .3,48752=10,9779kNm
Mtix = 12Mlx=1
2.6,4953=3.2476 kNm
D. Pelat A4 : = 1,32; Kasus IIβMlx = 0,0388wul x
2=0,0388 .12,536 .3,48752=5,9159kNm
Mly = 0,0196wul x2=0,0196 .12,536 .3,48752=2,9884kNm
Mtx = 0,0684wu lx2=0,0684 .12,536 .3,48752=10,4290kNm
|
54
Struktur Beton I
Mty = 0,0546wul x2=0,0546 .12,536 .3,48752=8,3249kNm
E. Pelat B1 : = 1,62 ; Kasus VIβ B
Mlx = 0,0504wu lx2=0,0504 .12,536 .2,83752=5,0870kNm
Mly = 0,0179wul x2=0,0179 .12,536 .2,83752=1,8067kNm
Mtx = 0,0802wul x2=0,0802.12,536 .2,83752=8,0948kNm
Mty = 0,0539wul x2=0,0539 .12,536 .2,83752=5,4403kNm
Mtiy = 12Mly=1
2.1,8067=0,9033 kNm
F. Pelat B2 : = 1,62 ; Kasus IIβMlx = 0,0494wu lx
2=0,0494 .12,536 .2,83752=4,9861kNm
Mly = 0,015wul x2=0,015 .12,536 .2,83752=1,5140kNm
Mtx = 0,0783wul x2=0,0783 .12,536 .2,83752=7,9030kNm
Mty = 0,054wu lx2=0,054 .12,536 .2,83752=5,4504 kNm
G. Pelat C1 : = 4,23β
Mlx = 1
14wu lx
2= 111.12,536 .1,22=0,582kNm
Mly =111wul x
2= 111.12,536 .1,22=0,740kNm
Mtx = 1
10wul x
2= 110.12,536 .1,22=0,814 kNm
Mty = 1
10wul x
2= 110.12,536 .1,22=0,814 kNm
H. Pelat C1 : = 4,23β
Mlx = 1
14wu lx
2= 111.12,536 .1,22=0,582kNm
Mly =111wul x
2= 111.12,536 .1,22=0,740kNm
|
55
Struktur Beton I
Mtx = 1
10wul x
2= 110.12,536 .1,22=0,814 kNm
Mty = 1
10wul x
2= 110.12,536 .1,22=0,814 kNm
|
56
Struktur Beton I
1.2.7. Perencanaan Tulangan
Dengan tebal pelat 120 mm untuk pelat lantai, maka Penutup beton diambil; p = 25 mm
Diameter tulangan utama dalam arah –X ; φD = 10 mm dan
arah –Y ;φD = 10 mm
Tinggi efektif d dalam arah X adalah
dx = Tebal pelat – selimut beton - 1
2 . tulangan pokok
= 120 – 25 – 1
2 . 10 = 90 mm Tinggi efektif dalam arah Y adalah
dy = Tebal. Pelat – deking beton - φD10 - 1
2φD10
= 100 – 25 – 10 – 1
2.10
= 80 mm
A. Menghitung Tulangan Pelat Atap Type A1
a. Penulangan Lapangan Arah X
M lx=7,2576kNm
M n=M u
ϕ=7,2576
0,8=9,072kNm=9072000Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
57
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .90720000,85.30 .1000 .1202 )
¿0.0035395
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A slx=ρmin×b×dx=0,00583×1000×90=525.0mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
525.0 )=149,600mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 125 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
125 < 3 . 120
125 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000125
×78,5=628,319mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×90=525.0mm2
|
58
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=525.0<628,319<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 628,319 .240
0,85 .30 .1000=5,914mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=628,319.240 .(100−1
2.5,914)
¿13125806.37Nmm
ϕ M n=0,8×13125806.37=10500645.10Nmm
∴ϕM n>M u→OK
b. Penulangan Lapangan Arah Y
M lx=3.7508kNm
M n=M u
ϕ=3.7508
0,8=4,688kNm=4688000Nmm
Syarat untuk momen lapangan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
59
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .46880000,85.30 .1000 .802 )
¿0.0030975
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0,00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×d y=0,00583×1000×80=466,67mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
466,667 )=168,300mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 150 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
150 < 3 . 120
150 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000200
×78,5=523,599mm2
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×80=466.67mm2
|
60
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=466.67<523,599<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 523,599 .240
0,85 .30 .1000=4.928mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=523,599.240 .(60−1
24,928)
¿9743461.844Nmm
ϕ M n=0,8×9743461.844=7794769.475Nmm
∴ϕM n>M u→OK
c. Penulangan Tumpuan Arah X
M lx=13.9968 kNm
M n=M u
ϕ=13.9968
0,8=17.496 kNm=17496000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
61
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.174960000,85.30 .1000 .902 )
¿0.00942
∴ ρmin<ρperlu→maka yangdipakai ρperlu=0.00942
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρperlu×b×dx=0.00942×1000×90=847.564mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
847.564 )=92,665mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 75 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
75 < 3 . 120
75 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
100075
×78,5=1047,198mm2
A smin= ρperlu×b×dx=0.00942×1000×90=847.564mm2
|
62
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=847.564<1047,198<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b=1047,198 .240
0,85 .30 .1000=9.856mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=1047,198.240 .(70−1
29.856)
¿21380928.51Nmm
ϕ M n=0,8×21380928.512=17104742.81Nmm
∴ϕM n>M u→OK
d. Penulangan Tumpuan Arah Y
M lx=11,5573kNm
M n=M u
ϕ=11,5573
0,8=14.447 kNm=14447000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
63
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.144470000,85.30 .1000 .802 )
¿0.009863
∴ ρ perlu>ρmin→maka yangdipakai ρperlu=0.009863
Luas tulangan perlu
A slx=ρperlu x b xd x
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρperlu×b×d y=0.009863×1000×80=789.0526mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
789.0526 )=99.537mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 75 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
75 < 3 . 120
75 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
100075
×78,5=1047,198mm2
|
64
Struktur Beton I
A smin= ρperlu×b×dx=0.009863×1000×80=789.0526mm2
∴ A smin<A s<A smax
=789,0526<1047,198<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b=1047,198 .240
0,85 .30 .1000=9,856mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=1047,198.240 .(80−1
29,856)
¿18867654.39Nmm
ϕ M n=0,8×18867654.39=15094123.51Nmm
∴ϕM n>M u→OK
e. Penulangan Tumpuan tak terduga Arah X
M lx=3.6288kNm
M n=M u
ϕ=3.6288
0,8=4.536kNm=4536000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
65
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2 .45360000,85.30 .1000 .902 )
¿0.00235954
∴ ρmin>ρperlu→maka yangdipakai ρmin=0.00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×dx=0,00583×1000×90=525.0mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
525.0 )=149.600mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 125 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
125 < 3 . 120
125 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000125
×78,5=628.319mm2
|
66
Struktur Beton I
A smin= ρmin×b×dx=0,00583×1000×90=525.0mm2
∴ A smin<A s<A smax
=525.0<628.319<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 628,319 .240
0,85 .30 .1000=5,914mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dx−12a)=628,319.240 .(90−1
25,914 )
¿13125806.37Nmm
ϕ M n=0,8×13125806.37=10500645.1Nmm
∴ϕM n>M u→OK
f. Penulangan Tumpuan jepit tak terduga Arah Y
M tiy=1.8754 kNm
M n=M u
ϕ=1.8754
0,8=2.344kNm=2344000Nmm
Syarat untuk momen tumpuan
ρmin<ρperlu< ρmax
ρmin=1,4f y
= 1,4240
=0,00583
ρb=0,8 β1 f cf y ( 600
600+f y )=0,8 .0,85.30240 ( 600
600+240 )=0,0538
ρmax=0,75× ρb=0,75×0,0538=0,04032
|
67
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukanρ
ρperlu=0,85 fcfy (1−√1− 2Mn
0,85 fc bd2 )
ρperlu=0,85 .30
240 (1−√1− 2.23440000,85.30 .1000 .802 )
¿0.0012313
∴ ρ perlu<ρmin→maka yangdipakai ρmin=0.00583
Luas tulangan perlu
A slx=ρmin x b x dx
Dipakai tulangan ØD = 10 mm (L = 78,5 mm2)
A sly= ρmin×b×d y=0.00583×1000×80=466.67mm2
jarak tulangan perlu ( s) = ( π4 .∅ D2 . b
A slx)
( s )=( π4 .102 .1000
466.67 )=168.300mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 150 mm
Kontrol kekuatan pelat
S < Smax
150 < 3 . 120
150 < 360 (Terpenuhi)
Luas tulangan per m’
A s=bs×∅tulangan
A s=bs×∅tulangan=
1000150
×78,5=523.599mm2
A smin= ρmin×b×d y=0.00583×1000×80=466.67mm2
|
68
Struktur Beton I
∴ A smin<A s<A smax
=466.67<523.599<A smax
a=A s . f y
0,85 . f c . b
a=A s . f y
0,85 . f c . b= 523.599 .240
0,85 .30 .1000=4.928mm
M n=A s . f y .(d−12a)
M n=A s . f y .(dy−12a)=523,599.240 .(80−1
24.928)
¿9743461.844Nmm
ϕ M n=0,8×5480697.287=7794769.475Nmm
∴ϕM n>M u→OK
|
69
Struktur Beton I
Berikut tabel perhitungan tulangan pelat lantai:
a. Plat Lantai tipe A1 ; = 1.32; Kasus IIIβNo
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx 0.0476
7.2576 0.00583
0.004774525.000
0Dia 10 - 12
5=
628.319
2 Arah-ly 0.0246
3.7508 0.00583
0.003098466.666
7Dia 10 - 15
0=
523.599
3 Arah-tx 0.0918
13.9968
0.00942
0.009417847.564
1Dia 10 -
75=
1047.198
4 Arah-ty 0.0758
11.5573
0.00986
0.009863789.052
6Dia 10 -
75=
1047.198
5 Arah-tix
0.0238
3.6288 0.00583
0.00236525.000
0Dia 10 - 12
5=
628.319
6 Arah-tiy
0.0123
1.8754 0.00583
0.001537466.666
7Dia 10 - 15
0=
523.599
b. Plat Lantai tipe A2 ; = 1.32; Kasus VIBβNo
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx 0.04186.3733
0.005833
0.00418525.000
0Dia 10 - 12
5=
628.319
2 Arah-ly 0.01983.0189
0.005833
0.002486466.666
7Dia 10 - 15
0=
523.599
3 Arah-tx 0.0736 11.2219
0.007479
0.007479673.103
6Dia 10 - 10
0=
785.398
4 Arah-ty 0.0558.3859
0.007059
0.007059564.716
7Dia 10 - 12
5=
628.319
5 Arah-tiy
0.0991.5095
0.005833
0.001236466.666
7Dia 10 - 15
0=
523.599
|
70
Struktur Beton I
c. Plat Lantai Tipe A3 ; = 1.32; Kasus VIAβ
d. Plat Lantai tipe A4 ; = 1.4; Kasus IIβNo
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx0.0388
5.91590.00583
30.003875
525.0000
Dia 10 - 125
=628.319
2 Arah-ly0.0196
2.98840.00583
30.002460
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
3 Arah-tx0.0684
10.4290
0.006932
0.006932623.883
2Dia 10 - 12
5=
628.319
4 Arah-ty0.0546
8.32490.00700
60.007006
560.4647
Dia 10 - 125
=628.319
e. Plat Lantai tipe B1 ; = 1,62 : kasus ViBβNo
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx0.0504
5.08700.00583
30.003323
525.0000
Dia 10 - 125
=628.319
2 Arah-ly0.0179
1.80670.00583
30.001481
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
3 Arah-tx0.0802
8.09480.00583
30.005339
525.0000
Dia 10 - 125
=628.319
4 Arah-ty0.0539
5.44030.00583
30.004524
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
5 Arah-tiy 0.0895
0.90330.00583
30.000738
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
f. Plat Lantai tipe B2 ; = 1.62 ; Kasus IIβ
g. Plat Lantai tipe C ; = 4,32βNo Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx 0.0494 2.2496 0.005833 0.0024187 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.0150 0.6831 0.005833 0.0009929 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.0783 3.5657 0.005833 0.0038602 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.0540 2.4591 0.005833 0.0036194 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
No
Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan
1 Arah-lx0.0494
4.98610.00583
30.003256
525.0000
Dia 10 - 125
=628.319
2 Arah-ly0.0150
1.51400.00583
30.001239
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
3 Arah-tx0.0783
7.90300.00583
30.005209
525.0000
Dia 10 - 125
=628.319
4 Arah-ty0.0540
5.45040.00583
30.004532
466.6667
Dia 10 - 150
=523.599
No Arah koef. Momen ρ ρperlu As Tulangan1 Arah-lx 0.071 0.5818 0.005833 0.0006202 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7992 Arah-ly 0.091 0.7404 0.005833 0.0010767 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.6993 Arah-tx 0.100 0.8145 0.005833 0.0008693 408.3333 Dia 10 - 175 = 448.7994 Arah-ty 0.100 0.8145 0.005833 0.0011849 350.0000 Dia 10 - 200 = 392.699
|
71
Struktur Beton I
|
72
Struktur Beton I
BAB III
PERENCANAAN PORTAL
3.1. PORTAL
Diketahui : f’c = 30 MPa fy = 240 MPa (Tulangan Polos) fy = 400 MPa (Tulangan Ulir) Portal = 6 Jarak Portal = 4,9 m = 4900 mm Fungsi bangunan = Gedung Kuliah
|
73
Struktur Beton I
3.2. PERENCANAAN PELAT ATAP
3.2.1 TIPE A
A. Perkiraan Tinggi Balok Pelat Atap (Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 7,2 m = 7200 mm
h= 112×7200=600mm
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
3) Balok arah x dengan h = 600 mm
b=12h=1
2600=300mm
4) Balok arah y dengan h = 300 mm
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.3 Balok pelat atap tipe A. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
3.2.2 TIPE B
A. Perkiraan Tinggi Balok (Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 5,9 m = 5900 mm
h= 112×5900=491,7≈500mm
|
(a) (b)
74
Struktur Beton I
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
1) Balok arah x dengan h = 500 mm
b=12h=1
2500=250mm
2) Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2550=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.5 Balok pelat atap tipe B. (a) adalah balok arah y dan (b) adalah balok arah x
3.2.3 TIPE C
A. Perkiraan Tinggi Balok (Kantilever dan Sendi-Sendi)
1) Balok arah x dengan bentang 1,2 m = 1200 mm (Kantilever)
h=18×1200=150mm
2) Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm (Sendi-Sendi)
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
|
(a) (b)
75
Struktur Beton I
B. Perkiraan Lebar Balok
1) Balok arah x dengan h = 150 mm
b=12h=1
2150=75mm
2) Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Atap
Gambar 2.5 Balok pelat atap tipe C. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
Jadi, dimensi balok pelat atap yang direncanakan adalah arah x
300/600 dan arah y = 225/450.
|
(a) (b)
76
Struktur Beton I
3.3. PERENCANAAN PELAT LANTAI
3.3.1 TIPE A
A. Perkiraan Tinggi Balok Pelat Lantai (Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 7,2 m = 7200 mm
h= 112×7200=600mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 600 mm
b=12h=1
2600=300mm
Balok arah y dengan h = 300 mm
|
77
Struktur Beton I
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
Gambar 2.3 Balok pelat lantai tipe A. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
3.3.2 TIPE B
A. Perkiraan Tinggi Balok (Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 5,9 m = 5900 mm
h= 112×5900=491,7≈500mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 500 mm
b=12h=1
2500=250mm
Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2550=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
|
(a) (b)
78
Struktur Beton I
Gambar 2.5 Balok pelat lantai tipe B. (a) adalah balok arah y dan (b) adalah balok arah x
3.3.3 TIPE C
A. Perkiraan Tinggi Balok (Kantilever dan Sendi-Sendi)
Balok arah x dengan bentang 1,2 m = 1200 mm (Kantilever)
h=18×1200=150mm
Balok arah y dengan bentang 4,9 m = 4900 mm (Sendi-Sendi)
h= 112×4900=408,3≈ 450mm
B. Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 150 mm
b=12h=1
2150=75mm
Balok arah y dengan h = 450 mm
b=12h=1
2450=225mm
C. Gambar Penampang Balok Pelat Lantai
|
(a) (b)
(a) (b)
79
Struktur Beton I
Gambar 2.5 Balok pelat lantai tipe C. (a) adalah balok arah x dan (b) adalah balok arah y
Jadi, dimensi balok pelat lantai yang direncanakan adalah arah x
300/600 dan arah y = 225/450.
|
80
Struktur Beton I
3.4. PERHITUNGAN BEBANa. Beban Arah X
Equivalensi Beban :
Bidang I (2 buah trapesium)
Luas =2. 12. (7,2+2,3 ) .2,45=23,275m2
Bidang II (2 buah trapesium)
Luas =2. 12. (5,9+1 ) .2,45=16,905m2
Bidang III (2 buah segitiga)
Luas =2 x 12x1,2 x1,2=1,44m2
|
81
Struktur Beton I
Perhitungan beban atap
Balok CF
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =23,275x 5,6567,2
= 18,28 kNm
Total = 22,604 kNm
Balok FI
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =16,905 x 5,6565,6
= 16,206 kNm
Total = 20.526 kNm
Balok IK
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =1,44 x5,6561,2
= 6,787 kNm
Total = 11,107 kNm
Perhitungan beban lantai
Balok BE
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =23,275x 12,5367,2
= 40,52 kNm
Total = 44.84436 kNm
Balok EH |
82
Struktur Beton I
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =16,905 x 12,5365,6
= 35,918 kNm
Total = 40.23883 kNm
Balok HJ
berat sendiri balok = 0,3 x 0,6 x 24 = 4,32 kNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =1,44 x12,5361,2
= 15,043 kNm
Total = 19.36320 kNm
|
83
Struktur Beton I
b. Beban Arah X
Equivalensi Beban :
Bidang I (1 buah segitiga)
Luas = 12.2,45.4,9=6,0025m2
Bidang II (2 buah segitiga)
Luas =2. 12
.4,9 .2,45=12,005m2
Bidang III (1 buah segitiga + 1 buah trapesium)
Luas = 12x 4,9x 2,45+ 1
2x (4,9+2,5 ) x1,2=10,4425m2
Perhitungan beban atap : beban balok CC’
berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =7,84 x6,526,4
= 7,987 KNm
total = 9,907 KNm beban balok FF’
berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =7,84 x6,524,6
= 11,112 / 2 KNm
= 5,556 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =7,59 x 6,524,6
= 10,758 / 2 KNm
|
84
Struktur Beton I
= 5,379 KNmtotal = 12,127 KNm
beban balok II’berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =4,086 x6,521,6
= 16,65 / 2 KNm
= 8,325 KNm
total = 10,245 KNm
perhitungan beban lantai :
beban balok BB’
berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =15,68 x 12,8366,4
= 31,448 KNm
total = 33,368 KNm
beban balok EE’
berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =7,84 x12,8364,6
= 21,877 / 2 KNm
= 10,938 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =7,59 x 12,8364,6
= 21,179 / 2 KNm
= 10,589 KNm
total = 23,447 KNm
beban balok HH’
berat sendiri balok = 0,2 x 0,4 x 24 = 1,92 KNm
berat q plat per m = luas x wu
❑ =4,086 x12,8361,6
= 32,779 /2 KNm
= 16,389 KNm
total = 18,309 KNm
|
85
Struktur Beton I
3.5. PERHITUNGAN DIMENSI KOLOMA. Kolom Lantai 2
Ptot = Ppelat + Pbalok
P.Pelat = (lx. ly) x0,1 x 24
= (4 . 4,5). 0,1 . 24 = 43,2 kN
P.Balok = (0,35 . 0,175). 4 . 24 = 5,88 kN
(0,35 . 0,175). 4,5 . 24 = 6,615 kN
WL = 4 . 4,5 . 1 = 18 kN +
Ptotal = 73.695 kN = 7369,5 kg
A =
7369,5 kg
350kgcm2
= 21,0557 cm2
2b2 = 21,0557 cm2
b = √21,05572 = 3,245 ¿ 4 cm
karena dimensi kolom < lebarnya balok, maka dimensi diambil: 30 cm x 30 cm
B. Kolom Lantai 1
Ptot = Ppelat + Pbalok + Pkolom lantai 2
Ppelat =(4 . 4,5). 0,12 . 24 = 51,84 kN
P.balok =(0,2 . 0,4). 4 . 24 = 7,68 kN
(0,2 . 0,4). 4,5 . 24 = 8,64 kN
P.kolom =(0,4 . 0,4). 3 .24 = 11,52 kN
WL = 4 . 4,5 . 2,5 = 45 kN +
Ptot = 124,68 kN = 12468 kg
Maka A didapat
A =
12468 350 = 35,62285714 cm2
2b2 = 35,623
b = √35,6232 = 4,22 cm
karena dimensi kolom lebih kecil dari lebar balok, maka dimensi yang diambil ukuran
30 x 30 cm
|
∴ Jadi kolom lantai 2 : b x h
= (4 x 8) cm
∴ Jadi kolom lantai 1 = b x h
= 5 x 10
86
Struktur Beton I
3.6. PERHITUNGAN PORTAL
3.6.1. Menghitung Momen Inersia Kolom dan Balok
A. Balok Lantai 1 dan 2 dengan dimensi 30 x 60
∴ Momen inersia
I = 1
12. b . h3 =
112.0,3.(0,6)3 =0.0054 cm4
B. Kolom Lantai 1 dan 2 dengan dimensi 30 x 30
∴ Momen inersia
I = 1
12. b . h3 =
112.0,3.(0,3)3 = 0.000675 cm4
|
Gambar 3.6.1 Momen Inersia Kolom dan Balok
87
Struktur Beton I
3.6.2. Menghitung Angka Kekakuan dan faktor distribusi kekakuan
A. Distribusi Kekakuan Titik Kumpul B
a) Angka Kekakuan
k AB : k BC : k B E= 4 EIl AB
:4 EIl BC
:4 EIl BE
¿ 4.200000 .0 .0006753,9
:4.200000 .0,000675
4,5:
4.200000 .0,00547,2
¿138.46 :110.2:600
b) Faktor Distribusi Kekakuan
μAB=138,46
138,46+110,2+600=0.1631
μBC=110,2
138,46+110,2+600=0.1298
μBE=600
138,46+110,2+600=0.7069
∴Kontrol=0,1631+0,1298+0,7069=1→OK
B. Distribusi Kekakuan Titik Kumpul C
c) Angka Kekakuan
k BC :k CF=4 EIl BC
:4 EIlCF
|
88
Struktur Beton I
¿ 4.200000 .0,0006754,5
:4.200000 .0,0054
7,2
¿110.2:600
d) Faktor Distribusi Kekakuan
μBC=110,2
110,2+600=0.1552
μBE=600
110,2+600=0.8448
∴Kontrol=0.1552+0.8448=1→OK
3.6.3. Menghitung Momen Primer
a. Batang BE
|
Gambar 3.6.2 Detail Distribusi Kekakuan
Gambar 3.6.3.1 Momen Primer Batang BE
89
Struktur Beton I
MEB=−112
q l2=−112
x 44.844 x7,22=−193.727
MEB= 112q l2= 1
12x44.844 x7,22=193.727
b. Batang EH
MEH=−112
q l2=−112
x 40,238x 5,92=−116.726
MHE= 112q l2= 1
12x 40,238 x 5,92=116.726
c. Batang HJ
MHJ=−12q l2=−1
2x19,36 x 1,22=−13.941
d. Batang CF
MCF=−112q l2=−1
12x 22.604 x7,22=−97.648
|
Gambar 3.6.3.2 Momen Primer Batang EH
Gambar 3.6.3.3 Momen Primer Batang HJ
Gambar 3.6.3.4 Momen Primer Batang CF
90
Struktur Beton I
MFC= 112q l2= 1
12x22.604 x7,22=97.64844
e. Batang FI
MFI=−112q l2=−1
12x 20.526 x5,92=−59.542
MIF= 112q l2= 1
12x20.526 x5,92=59.542
f. Batang IK
MIK=−12q l2=−1
2x 6.787 x1,22=−4.887
|
Gambar 3.6.3.5 Momen Primer Batang FI
Gambar 3.6.3.6 Momen Primer Batang IK
91
Struktur Beton I
|
92
Struktur Beton I
BAB IV
PERENCANAAN BALOK
4.1. Perencanaan Balok
Diketahui: f’c = 30 MPa
fy = 240 MPa (Tulangan Polos)
fy = 400 MPa (Tulangan Ulir)
Portal = 6
Jarak Portal = 4,9 m = 4900 mm
Fungsi bangunan = Ruang Kuliah
|
93
Struktur Beton I
4.2. PENULANGAN BALOK
h
d’
bw
Gambar 4.2 Keterangan balok
Data material : f’c = 30 Mpa f’y = 400 Mpa
β1 = 0,85 фlentur = 0,8
sengkang = 0,6
Untuk perencanaan tulangan selanjutnya dapat diketahui nilai-nilai rasio tulangan
maksimum dan minimum sebagai berikut :
ρmin=1,4
f ' y= 1,4
400=0,0035
ρb=0,85× β1×f
'c
f ' y ( 600600+ f ' y )=0,85×0,85×30
400 ( 600600+400 )=0,0325
ρmax=0,75× ρb=0,024
4.1.1 Balok Lantai (DE)
Direncanakan : Lapis tulangan (lp) = 2 lapis
Ø pokok = 12 mm
Ø sengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm
d '=lp (∅ pokok )+ ( lp−1 ) (25 )
2+∅ sengkang+P
¿2 (12 )+(2−1 ) (25 )
2+8+40
¿72,5mm
d=h−d'=600−72,5=527,5mm
|
94
Struktur Beton I
|
95
Struktur Beton I
h = 600mm
d’ = 72,5 mm
bw = 300 mm
Gambar 4.3 Keterangan balok atap
MBE = -63.13 kNm
MEB = -222.56 kNm
VB = 139.298 kN
VE = -164.273 kN
q = 44.844 kNm
l = 7,2 m
a. Perhitungan Tulangan Lentur
Tumpuan BE
Diketahui : d = 527,5 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmax = 0,024
Mu = -63.13 kNm
Mn=Mu∅
=−63.130,8
=−78,9125kNm=−78912500Nmm
|
96
Struktur Beton I
Menentukan yang diperlukan :ρ
Mn
bw .d2=−78912500
300 .527,52=−0,5175N mm−2
ρperlu=0,85 . f ' c
fy (1−√1−2×
Mn
bw .d2
0,85. f 'c)
¿0,85 .25
400 (1−√1−2×(−0,5175)
0,85 .25 )=−0.0012
Karena ρperlu = 0,0012 <ρmin = 0,0035 maka yang diambil ρmin untuk
menghitung luas penampang tulangan, jadi
Luas tulangan perlu :
As= ρ.bw .d=0,0035×300×527,5=553,875mm2
Dipakai tulangan Ø12 → L = 0,25 × × dπ 2 = 113,04 mm2
Jumlah tulangan = As / L = 553,875113,04
=4,89≈5 tulangan
Maka digunakan 5 Ø12 = 565,2 mm2
Dengan pertimbangan balok induk ini dipasang tulangan tekan :
As = 2 Ø12 = 226,08 mm2
Kontrol kekuatan balok :
a= As . fy
0,85 . f ' c .bw= 565,2 .400
0,85 .30 .300=29,55mm
∅Mn=∅ . As . fy .(d−12a)=0,8 .565,2 .400 .(527,5−1
229,55)
¿92,73kNm
ØMn > Mu =92,73 kNm > -78.9125 kNm ...OK
Lapangan
Diketahui : d = 527,5 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmax = 0,024
Mu = 147,746 kNm
|
97
Struktur Beton I
Mn=Mu∅
=147,7460,8
=184,6825kNm=184862500Nmm
Menentukan yang diperlukan :ρ
Mn
bw .d2=184862500
300 .527,52=2,212N mm−2
ρperlu=0,85 . f ' c
fy (1−√1−2×
Mn
bw .d2
0,85. f 'c)
¿ 0,85 .30400 (1−√1−2×2,212
0,85 .30 )=0.0056
Karena ρperlu = 0.0056> ρmin = 0,0035 maka yang diambil ρperlu untuk
menghitung luas penampang tulangan, jadi
Luas tulangan perlu :
As= ρ.bw .d=0.0056×300×527,5=886.2mm2
Dipakai tulangan Ø12 → L = 0,25 × × dπ 2 = 113,04 mm2
Jumlah tulangan = As / L = 886.2
113,04=7,83≈8 tulangan
Maka digunakan 8 Ø12 = 904,32 mm2
Tulangan tekan = 2 Ø12 = 226,08 mm2
Kontrol kekuatan balok :
a= As . fy
0,85 . f ' c .bw= 904,32.400
0,85 .30 .300=47,285mm
∅Mn=∅ . As . fy .(d−12a)=0,8 .904,32.400 .(527,5−1
247,285)
¿145,80kNm
ØMn > Mu = 145,80kNm > 147,746 kNm ...OK
Tumpuan ED
Diketahui : d = 527,5 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmax = 0,024
Mu = -222.56 kNm
|
98
Struktur Beton I
Mn=Mu∅
=−222.560,8
=−278,2kNm=−278200000Nmm
Menentukan ρ yang diperlukan :
Mn
bw .d2=−278200000
300 .527,52=−3,332N mm−2
ρperlu=0,85 . f ' c
fy (1−√1−2×
Mn
bw .d2
0,85. f 'c)
¿0,85 .30
400 (1−√1−2×(−3,332)
0,85 .30 )=−0.0078
Karena ρperlu = -0.0078 < ρmin = 0,0035 maka yang diambil ρmin untuk
menghitung luas penampang tulangan, jadi
Luas tulangan perlu :
As= ρ.bw .d=0,0035×300×527,5=553.875mm2
Dipakai tulangan Ø12 → L = 0,25 × π × d2 = 113,04 mm2
Jumlah tulangan = As / L = 553.875113,04
=4,89≈5 tulangan
Maka digunakan 5 Ø12 = 565,2 mm2
Dengan pertimbangan balok induk ini dipasang tulangan tekan :
As = 2 Ø12 = 226,08 mm2
Kontrol kekuatan balok :
a= As . fy
0,85 . f ' c .bw= 565,2 .400
0,85 .30 .300=29,55mm
∅Mn=∅ . As . fy .(d−12a)=0,8 .565,2 .400 .(527,5−1
229,55)
¿92,73kNm
ØMn > Mu =92,73 kNm > -222,56 kNm ...OK
|
99
Struktur Beton I
b. Perhitungan Tulangan Sengkang
Kuat geser beton dapat dihitung sebagai berikut :
V c=16√ f ' c .bw .d=1
6√30 .300 .527 .5=144,46 kN
Jika
vuφ≤Vc
, maka nilai Smax ditentukan dengan rumus : ( tulangan
geser tak dihitung )
Smax1 = d/2 = 527,5 / 2 = 263.75 mm
Jika Vs>[ 13 √ fc bw .d=288 . 92 KNm]
, maka nilai Smax ditentukan
dengan rumus :
Smax2 = d/4 = 527,5 / 4 = 131,875 mm
Dari kedua nilai Smax diatas, tidak boleh lebih besar dari
Smax=3×2×[ π (∅ sengkang )
2
4 ]bw
× fy
Smax=3×
2×[ π (8 )2
4 ]300
×400=402.124
Smax yang terjadi = 263,75 mm, maka Sperlu = 240 mm
Perhitungan Persegmen
1. Segmen 1 ( 0-640 mm )
Menghitung Vu per-segmen dengan Rumus ( diambil nilai Vu
terbesar yaitu pada x = 0 m )
Vu = VB – qx = 139.298 – (44.844 × 0 ) = 139,298 kN
Vn = Vu / = 139,298 / 0,6 = 232.16kNm
Vs = [ Vn ] – Vc = 232.16 – 144,46 = 87.7 kNm
S=3×2×[ π (∅ sengkang)
2
4 ]Vs
1000
×fy×d
|
100
Struktur Beton I
S=3×
2×[ π (8 )2
4 ]87.71000
×400×527,5=241.8703945mm
Smax yang terjadi 263,75 mm → Sperlu =260 mm
Perhitungan Tulangan Balok BE
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-64.694382 -0.0024 0.0035 553.875 5 Dia 12
147.14345 0.0055 0.0055 870.375 8 Dia 12
-222.20163 -0.0078 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 720
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 720 -139.56369 -232.61 88.15 240.63566 263.75 240
2 720 - 1440 -171.85163 -286.42 141.96 149.42261 263.75 140
3 1440 - 2160 -204.13957 -340.23 195.77 108.35181 263.75 100
4 2160 - 2880 -236.42751 -394.05 249.59 84.987514 263.75 80
5 2880 - 3600 -268.71545 -447.86 303.4 69.914415 131.875 60
6 3600 - 4320 -301.00339 -501.67 357.21 59.38253 131.875 50
7 4320 - 5040 -333.29133 -555.49 411.03 51.60702 131.875 50
8 5040 - 5760 -397.86721 -663.11 518.65 40.898551 131.875 40
9 5760 - 6480 -430.15515 -716.93 572.47 37.053529 131.875 30
10 6480 - 7200 -462.44309 -770.74 626.28 33.869888 131.875 30
Daerah Tulangan
Tumpuan BE
Lapangan
Tumpuan EB
|
101
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah BE Daerah Lapangan Daerah EB
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 8 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 240 Dia. 8 - 140 Dia. 8 - 100 Dia. 8 - 80 Dia. 8 - 60 Dia. 8 - 50 Dia. 8 - 50 Dia. 8 - 40 Dia. 8 - 30 Dia. 8 - 30
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok BE
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-6657.73
433.37
7200
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
Perhitungan Tulangan Balok CF
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-12.826454 -0.0005 0.0035 553.875 5 Dia 12
95.595983 0.0036 0.0036 569.7 6 Dia 12
-88.926899 -0.0032 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 720
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 720 -70.804194 -118.01 0 Tidak perlu 263.75 260
2 720 - 1440 -87.078934 -145.13 0.67 31659.752 263.75 260
3 1440 - 2160 -103.35367 -172.26 27.8 763.02279 263.75 260
4 2160 - 2880 -119.62841 -199.38 54.92 386.23513 263.75 260
5 2880 - 3600 -135.90315 -226.51 82.05 258.5257 263.75 250
6 3600 - 4320 -152.17789 -253.63 109.17 194.30277 263.75 190
7 4320 - 5040 -168.45263 -280.75 136.29 155.63896 263.75 150
8 5040 - 5760 -201.00211 -335 190.54 111.32588 263.75 110
9 5760 - 6480 -217.27685 -362.13 217.67 97.450423 263.75 90
10 6480 - 7200 -233.55159 -389.25 244.79 86.654004 263.75 80
Daerah Tulangan
Tumpuan CF
Lapangan
Tumpuan FC
|
102
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah CF Daerah Lapangan Daerah FC
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 6 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 250 Dia. 8 - 190 Dia. 8 - 150 Dia. 8 - 110 Dia. 8 - 90 Dia. 8 - 80
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok CF
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-6441
176.2
7200
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
Perhitungan Tulangan Balok FI
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-83.616761 -0.0031 0.0035 553.875 5 Dia 12
39.49993 0.0015 0.0035 553.875 5 Dia 12
-16.009833 -0.0006 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 590
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 590 -72.010141 -120.02 0 Tidak perlu 263.75 260
2 590 - 1180 -84.120409 -140.2 0 Tidak perlu 263.75 260
3 1180 - 1770 -96.230677 -160.38 15.92 1332.4142 263.75 260
4 1770 - 2360 -108.34095 -180.57 36.11 587.42824 263.75 260
5 2360 - 2950 -120.45121 -200.75 56.29 376.83485 263.75 260
6 2950 - 3540 -132.56148 -220.94 76.48 277.354 263.75 260
7 3540 - 4130 -144.67175 -241.12 96.66 219.44996 263.75 210
8 4130 - 4720 -168.89229 -281.49 137.03 154.79846 263.75 150
9 4720 - 5310 -181.00255 -301.67 157.21 134.92802 263.75 130
10 5310 - 5900 -193.11282 -321.85 177.39 119.57852 263.75 110
Daerah Tulangan
Tumpuan FI
Lapangan
Tumpuan IF
|
103
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah FI Daerah Lapangan Daerah IF
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 5 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 210 Dia. 8 - 150 Dia. 8 - 130 Dia. 8 - 110
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok FI
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-8031.02
1014.5
5900
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
Perhitungan Tulangan Balok EH
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-201.24802 -0.0071 0.0035 553.875 5 Dia 12
56.639775 0.0021 0.0035 553.875 5 Dia 12
-35.650822 -0.0013 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 590
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 590 -146.77186 -244.62 100.16 211.78149 263.8 210
2 590 - 1180 -170.51277 -284.19 139.73 151.8073 263.8 150
3 1180 - 1770 -194.25368 -323.76 179.3 118.3047 263.8 110
4 1770 - 2360 -217.99459 -363.32 218.86 96.920559 263.8 90
5 2360 - 2950 -241.73549 -402.89 258.43 82.080384 263.8 80
6 2950 - 3540 -265.4764 -442.46 298 71.181321 131.9 70
7 3540 - 4130 -289.21731 -482.03 337.57 62.837437 131.9 60
8 4130 - 4720 -336.69913 -561.17 416.71 50.903587 131.9 50
9 4720 - 5310 -360.44003 -600.73 456.27 46.490091 131.9 40
10 5310 - 5900 -384.18094 -640.3 495.84 42.779997 131.9 40
Daerah Tulangan
Tumpuan EH
Lapangan
Tumpuan HE
|
104
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah EH Daerah Lapangan Daerah HE
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 5 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 210 Dia. 8 - 150 Dia. 8 - 110 Dia. 8 - 90 Dia. 8 - 80 Dia. 8 - 70 Dia. 8 - 60 Dia. 8 - 50 Dia. 8 - 40 Dia. 8 - 40
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok EH
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-8475.26
1180.22
5900
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
Perhitungan Tulangan Balok IK
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-4.886784 -0.0002 0.0035 553.875 5 Dia 12
-1.221696 0 0.0035 553.875 5 Dia 12
0 0 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 120
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 120 -8.14464 -13.57 0 Tidak perlu 263.8 260
2 120 - 240 -9.477504 -15.8 0 Tidak perlu 263.8 260
3 240 - 360 -10.810368 -18.02 0 Tidak perlu 263.8 260
4 360 - 480 -12.143232 -20.24 0 Tidak perlu 263.8 260
5 480 - 600 -13.476096 -22.46 0 Tidak perlu 263.8 260
6 600 - 720 -14.80896 -24.68 0 Tidak perlu 263.8 260
7 720 - 840 -16.141824 -26.9 0 Tidak perlu 263.8 260
8 840 - 960 -18.807552 -31.35 0 Tidak perlu 263.8 260
9 960 - 1080 -20.140416 -33.57 0 Tidak perlu 263.8 260
10 1080 - 1200 -21.47328 -35.79 0 Tidak perlu 263.8 260
Daerah Tulangan
Tumpuan IK
Lapangan
Tumpuan KI
|
105
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah IK Daerah Lapangan Daerah KI
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 5 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok IK
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-1923.92
457.36
1200
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
Perhitungan Tulangan Balok HJ
Tulangan Pokok
Momenr r perlu As
-13.941504 -0.0005 0.0035 553.875 5 Dia 12
-3.485376 -0.0001 0.0035 553.875 5 Dia 12
0 0 0.0035 553.875 5 Dia 12
Catatan : Ok!
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 144.46183 1/3 fc0.5 bw d 288.92364 Smax1 263.755 Smax2 131.8756 Smax3 402.12397 Jarak per segmen 120
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 120 -23.23584 -38.73 0 Tidak perlu 263.8 260
2 120 - 240 -25.559424 -42.6 0 Tidak perlu 263.8 260
3 240 - 360 -27.883008 -46.47 0 Tidak perlu 263.8 260
4 360 - 480 -30.206592 -50.34 0 Tidak perlu 263.8 260
5 480 - 600 -32.530176 -54.22 0 Tidak perlu 263.8 260
6 600 - 720 -34.85376 -58.09 0 Tidak perlu 263.8 260
7 720 - 840 -37.177344 -61.96 0 Tidak perlu 263.8 260
8 840 - 960 -41.824512 -69.71 0 Tidak perlu 263.8 260
9 960 - 1080 -44.148096 -73.58 0 Tidak perlu 263.8 260
10 1080 - 1200 -46.47168 -77.45 0 Tidak perlu 263.8 260
Daerah Tulangan
Tumpuan HJ
Lapangan
Tumpuan JH
|
106
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
Daerah HJ Daerah Lapangan Daerah JH
5 Dia 12 2 Dia 12 5 Dia 12
2 Dia 12 5 Dia 12 2 Dia 12
Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260 Dia. 8 - 260
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Balok HJ
Segmen 8 Segmen 9 Segmen 10
-2897.06
497.06
1200
Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7Segmen 1
5.1PENULANGAN KOLOM
h
d’
bw
Gambar 5.2 Keterangan kolom
Data material : f’c = 30 Mpa f’y = 400 Mpa
β1 = 0,85 lentur = 0,8
sengkang = 0,6 aksial = 0,65
Untuk perencanaan tulangan selanjutnya dapat diketahui nilai-nilai rasio tulangan
maksimum dan minimum sebagai berikut :
ρmin=1,4
f ' y= 1,4
400=0,0035
ρb=0,85× β1×f
'c
f ' y ( 600600+ f ' y )=0,85×0,85×30
400 ( 600600+400 )=0,027
ρmax=0,75× ρb=0,020
tinggi kolom h = 300 mm
lebar kolom bw = 300 mm
lapis tulangan Lp = 1 lapis
Ǿ pokok = 12 mm
Ǿ sengkang = 8 mm |
107
Struktur Beton I
Degging P = 40 mm
d '=lp (∅ pokok )+ ( lp−1 ) (25 )
2+∅ sengkang+P=¿
2 (12 )+ (2−1 ) (25 )2
+8+40
= 72,5
d=h−d'=300−72,5=227,5mm
|
108
Struktur Beton I
a. PERENCANAAN KOLOM LANTAI AB
MAB = -17.660 kN m MBA = 35.321 kN m
PAB = -210.367 kN
VB = 11.773 kN VA = 11.773 kN
Tumpuan AB
d’/h = 72,5 / 300 = 0,24 mm
e = Mu / Pu = (-17,660 / -210,367) = 83.953m
e/h = 83,953/300 = 0,28 m
x= puǾbw.h .0,85. fc
= −210,367 .10000,8. 300.300 .0,85. 30
=−0.11
y= puǾbw .h .0,85. fc
=( −210,367 .10000,8. 300.300 .0,85. 30 ) .0,28=−0,04
Setelah di cari pada grafik interaksi kolom maka didapatkan,
r = 0, jadi = r = 0 . ρ β 1,3 3 = 0
ρ<¿ min = 0,0035< max = ρ ρ 0,0203
ρ perlu = 0,0035
luas tulangan perlu
As = ρ . bw . h . = 0,0035 x 300x300 = 315 mm2
Maka di gunakan 3 Ǿ 12 = 339 mm2
Tumpuan AB
d’/h = 72,5 / 300 = 0,24 mm
e = Mu / Pu = (35,321 / -210,367) = -167.905 m
e/h = -167.905/300 = -0.56m
|
109
Struktur Beton I
x= puǾbw.h .0,85. fc
= −210,367 .10000,8. 300.300 .0,85. 30
=−0.11
y= puǾbw .h .0,85. fc
=( −210,367 .10000,8. 300.300 .0,85. 30 ) .−0,56=0,0 8
Setelah di cari pada grafik interaksi kolom maka didapatkan,
r = 0, jadi = r = 0 . ρ β 1,3 3 = 0
ρ<¿ min = 0,0035< max = ρ ρ 0,0203
ρ perlu = 0,0035
luas tulangan perlu
As = ρ . bw . h . = 0,0035 x 300x300 = 315 mm2
Maka di gunakan 3 Ǿ 12 = 339 mm2
Perhitungan tulangan sengkang
Kuat geser beton dapat dihitung sebagai berikut :
V c=16√ f ' c×bw×d=1
6√30×300×22 7,5=62.303 kN
Jika
vuφ≤Vc
, maka nilai Smax ditentukan dengan rumus : ( tulangan geser tak
dihitung)
Smax1 = d/2 = 227,5/ 2 = 113.75 mm
Jika Vs>[ 13 √ fc bw .d=61KNm]
, maka nilai Smax ditentukan dengan rumus :
Smax2 = d/4 = 227,5/ 4 = 56.875 mm
Dari kedua nilai Smax diatas, tidak boleh lebih besar dari
Smax=3×2×[ π (∅ sengkang )
2
4 ]bw
× fy
Smax=3×
2×[ π (8 )2
4 ]300
×400=402.124
|
110
Struktur Beton I
Perhitungan Persegmen
1. Segmen 1 ( 0-380 mm )
Menghitung Vu per-segmen dengan Rumus ( diambil nilai Vu terbesar yaitu
pada x = 0 m )
Vu = VD – qx = 11,773– (0× 0 ) = 11,773 kN
Vn = Vu / = 11,773 / 0,6 = 19.62 kNm
Vs = 0 kNm
S=tidak perlu
Smax yang terjadi 113,75 mm → Sperlu = 110 mm
Perhitungan Tulangan Kolom AB
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
35.321902 -210.368 0.24 1.2 -167.91 -0.56 -0.11 0.08 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
-17.660923 -210.368 0.24 1.2 83.953 0.28 -0.11 -0.04 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 390
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 390 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
2 390 - 780 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
3 780 - 1170 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1170 - 1560 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1560 - 1950 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
6 1950 - 2340 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2340 - 2730 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
8 2730 - 3120 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3120 - 3510 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
10 3510 - 3900 11.773961 19.62 0 Tidak perlu 113.75 110
Daerah Tulangan
Tumpuan BA
Tumpuan AB
|
111
Struktur Beton I
Perhitungan Tulangan Kolom BC
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
12.826454 -70.8042 0.24 1.2 -181.15 -0.604 -0.04 0.03 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
-29.372481 -70.8042 0.24 1.2 414.84 1.383 -0.04 -0.07 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 490
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 490 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
2 490 - 980 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
3 980 - 1470 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1470 - 1960 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1960 - 2450 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
6 2450 - 2940 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2940 - 3430 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
8 3430 - 3920 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3920 - 4410 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
10 4410 - 4900 9.3775412 15.63 0 Tidak perlu 113.75 110
Daerah Tulangan
Tumpuan CB
Tumpuan BC
Perhitungan Tulangan Kolom DE
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
-11.090001 -475.075 0.24 1.2 23.344 0.078 -0.26 -0.02 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
5.544996 -475.075 0.24 1.2 -11.672 -0.039 -0.26 0.01 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 390
Daerah Tulangan
Tumpuan ED
Tumpuan DE
|
112
Struktur Beton I
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 390 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
2 390 - 780 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
3 780 - 1170 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1170 - 1560 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1560 - 1950 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
6 1950 - 2340 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2340 - 2730 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
8 2730 - 3120 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3120 - 3510 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
10 3510 - 3900 -3.696666 -6.16 0 Tidak perlu 113.75 110
Perhitungan Tulangan Kolom EF
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
-5.3101375 -163.953 0.24 1.2 32.388 0.108 -0.09 -0.01 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
9.8636132 -163.953 0.24 1.2 -60.161 -0.201 -0.09 0.02 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 490
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 490 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
2 490 - 980 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
3 980 - 1470 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1470 - 1960 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1960 - 2450 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
6 2450 - 2940 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2940 - 3430 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
8 3430 - 3920 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3920 - 4410 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
10 4410 - 4900 -3.3719446 -5.62 0 Tidak perlu 113.75 110
Daerah Tulangan
Tumpuan FE
Tumpuan EF
|
113
Struktur Beton I
Perhitungan Tulangan Kolom GH
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
-9.7865527 -171.11 0.24 1.2 57.194 0.191 -0.09 -0.02 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
4.893305 -171.11 0.24 1.2 -28.597 -0.095 -0.09 0.01 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 390
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 390 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
2 390 - 780 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
3 780 - 1170 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1170 - 1560 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1560 - 1950 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
6 1950 - 2340 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2340 - 2730 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
8 2730 - 3120 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3120 - 3510 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
10 3510 - 3900 -3.2621906 -5.44 0 Tidak perlu 113.75 110
Daerah Tulangan
Tumpuan HG
Tumpuan GH
Perhitungan Tulangan Kolom HI
Tulangan Pokok
Momen Normal d'/h b e e/h x y rr rperlu As
-11.123049 -57.2372 0.24 1.2 194.33 0.648 -0.03 -0.02 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
11.922766 -57.2372 0.24 1.2 -208.31 -0.694 -0.03 0.03 0 0 0.0035 315 3 Dia 12 = 339
Catatan :
Analisis tulangan Sengkang
1 Reduksi geser 0.6
2 Vc 62.30343 1/3 fc0.5 bw d 124.6074 Smax1 113.755 Smax2 56.8756 Smax3 402.1247 Jarak per segmen 490
Daerah Tulangan
Tumpuan IH
Tumpuan HI
|
114
Struktur Beton I
Tulangan Sengkang
No Segmen Vu Vn Vs S Smax Sperlu
1 0 - 490 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
2 490 - 980 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
3 980 - 1470 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
4 1470 - 1960 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
5 1960 - 2450 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
6 2450 - 2940 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
7 2940 - 3430 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
8 3430 - 3920 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
9 3920 - 4410 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
10 4410 - 4900 -5.1212921 -8.54 0 Tidak perlu 113.75 110
|
115
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom BA
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
3900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom CB
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
4900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
|
116
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom ED
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
3900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
``
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom FE
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
4900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
|
117
Struktur Beton I
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom HG
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
3900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
Gambar Penulangan
110
12 12 -
Dia
Dia
8
3 3
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-8
110
-
12 12 8
Dia
Dia
110
3 3
-8
Detail Penulangan Pokok dan Sengkang (skematis)
Kolom IH
Seg
men
4Seg
men
3Seg
men
2Seg
men
1Seg
men
8Seg
men
7Seg
men
6
4900
Seg
men
5Seg
men
9Seg
men
10
|
118
Struktur Beton I
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Beton merupakan sebuah rancangan rekayasa yang sangat penting
memahami perilakunya, agar dapat memanfaatkanya secara maksimal. Dari
perencanaan struktur beton untuk gedung kuliah seperti yang dibahas diatas
didapat perencanaan plat atap, lantai, dan portal (balok dan kolom) yang telah
diolah dengan hasil data pada lembar lampiran.
6.2 Saran
Dalam perhitungan struktur beton diatas dihitung dengan program namun
kita sudah harus memahami konsep, agar lebih efisien. Perlu ketelitian dalam
perhitungan strukturnya, dan harus memenuhi persyaratan standar SNI Beton
dan mengacu pada CUR.
|
119
Struktur Beton I
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah
dan Gedung. Bandung: PU
Dipohusodo Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Gideon S dan W.C. Vis. 1991. CUR. Surabaya: PT. Gelora Aksara Pratama.
|