Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
(GUIDED DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN
SELF EFFICACY MATEMATIS PESERTA
DIDIK SMPN 16 KOTA JAMBI
SKRIPSI
oleh
SHIERLY DUVA AGRAINI. S
NIM A1C216057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING
(GUIDED DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN
SELF EFFICACY MATEMATIS PESERTA
DIDIK SMPN 16 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika
oleh
SHIERLY DUVA AGRAINI. S
NIM A1C216057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
MOTTO
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
(QS.Al-Insyirah 6-8)
“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman: 13)
“You’ve worked hard today. Get a good night’s rest tonight and let’s word hard
again tomorrow!” (Huang Renjun)
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga ku yang telah memberikan semangat
dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
i
ABSTRAK
Agraini, Shierly Duva. 2020. Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
untuk Meningkatkan Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMP pada
Materi Relasi dan Fungsi. Skripsi, Pendidikan Matematika, Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Dra. Dewi Iriani, M.Pd.,
(II) Novferma, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : LKPD, Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery),
Self-Efficacy Matematis, Model Pengembangan ADDIE
Yang melatar belakangi penelitian ini adalah pada kurikulum 2013 revisi
2017 yang berlaku, kemampuan yang dinilai bukan hanya kemampuan kognitif
tetapi kemampuan afektif merupakan kompetensi yang sangat penting. Salah satu
komponen afektif adalah konsep diri, salah satu dari konsep diri adalah self-
efficacy. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan bahan ajar yang dapat
meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis model pembelajaran
penemuan terbimbing (guided discovery) untuk mendukung self-efficacy
matematis peserta didik yang akan dilaksanakan pada materi relasi dan fungsi.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan
model pengembangan ADDIE yang dilakukan di SMP Negeri 16 Kota Jambi
dengan subjek penelitian yakni siswa kelas VIII. Hasil penelitian: 1) penelitian
menghasilkan LKPD berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing (guided
discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik pada materi
relasi dan fungsi di kelas VIII SMP; 2) penilaian kriteria kevalidan LKPD dari
ahli desain diperoleh sebesar 80% dengan kriteria valid dan penilaian dari ahli
materi sebesar 81,91% dengan kriteria valid; 3) penilaian LKPD untuk kriteria
kepraktisan oleh pendidik sebesar 89,6% dengan kriteria sangat praktis dan
diperoleh penilaian kepraktisan oleh peserta didik sebesar 84,48% dengan kriteria
praktis; 4) penilaian LKPD untuk kriteria keefektifan berdasarkan tes hasil belajar
sebesar 77,78% dengan kriteria efektif dan untuk angket akhir keyakinan diri
peserta didik diperoleh sebesar 100% dengan kriteria sangat efektif. Sehingga
menurut Nieveen LKPD yang telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif
dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai sumber belajar yang dapat
meningkatkan self-effiicacy matematis peserta didik.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berujudul “Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan
Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMPN 16 Kota Jambi”. Tak lupa
shalwat beriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan umat yaitu Nabi
Muhammad SAW selaku uswatun hasanah bagi umatnya yang senantiasa
diharapkan syafa’atnya di dunia dan di akhirat kelak.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan, dukungan dan masukan baik berupa ide ataupun dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis Secara khusus
dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua
tercinta Ayahanda M.Sabli, S. AB dan Ibunda tersayang Nelvarita, SE atas
perhatian, cinta, dorongan, bantuan moril dan materil, serta doa yang
dipanjatkannya demi keberhasilan dan keselamatan penulis, kakak ku terkasih
Nelsa Oktaviani, S.STP yang selalu mendengarkan keluh-kesahku dan adik ku
terkasih M. Aldo Fajrian Sabli yang selalu menjadi motivasiku untuk
menyelesaikan Skripsi serta seluruh keluarga besar Buchari Oka atas dukungan
dan motivasinya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dra. Dewi Iriani, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi I dan
Ibu Novferma, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi II yang telah
mencurahkan pikiran dan meluangkan waktunya untuk memberi saran,
iii
bimbingan, arahan dengan penuh kesabaran, tulus, dan ikhlas selama penelitian
dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
juga menyampaikan terima kasih serta penghargaan setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. rer. Nat Asrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
2. Ibu Dra. Hj. Sofnidar, M.Si selaku Ketua Jurusan PMIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
3. Ibu Dr. Mujahidawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
4. Bapak dan Ibu dosen khususnya dosen Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
perkuliahan
5. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Kota Jambi dan para guru-guru
serta staff tata usaha yang telah memberikan kemudahan selama penelitian
6. Ibu Soleha, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri
16 Kota Jambi
7. Sahabat-sahabat ku yaitu Sasta, Ina, Aicha dan Yayu yang senantiasa
selalu membantu, menguatkan, dan memberi support kepada penulis
selama masa perkuliahan hingga sampai pada tahap ini
8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan
dukungannya selama ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
iv
penulis sendiri khususnya dan dapat menambah wawasan dari bermanfaat kepada
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jambi, Desemeber 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 8
1.3 Tujuan Pengembangan ............................................................... 8
1.4 Spesifikasi Pengembangan ......................................................... 8
1.5 Pentingnya Pengembangan ........................................................ 9
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................. 10
1.7 Definisi Istilah ........................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan ........................ 12
2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan ................................................................ 35
3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................ 35
3.3 Subjek Uji Coba ........................................................................ 42
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 42
3.5 Instrumen Pengumpul Data ........................................................ 43
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 59
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengembangan .................................................................. 73
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 129
vi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................... 138 5.2 Implikasi .................................................................................... 140 5.3 Saran ......................................................................................... 141
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 142
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Angket Awal Keyakinan Diri Peserta Didik di SMP Negeri 16
Kota Jambi .......................................................................................... 4
2.1 Sintak LKPD berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Self-Efficacy ................................................................ 31
2.2 Sekenario Pembelajaran ...................................................................... 32
3.1 Storyboard Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Model Pembelajaran
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ......................................... 40
3.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 44
3.3 Kisi-Kisi Angket Validasi Instrumen .................................................. 44
3.4 Kriteria Persentase Kevalidan Instrumen ............................................. 46
3.5 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Desain ...................................... 46
3.6 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Materi ...................................... 47
3.7 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Respon Pendidik ...................... 48
3.8 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Respon Peserta Didik ............... 49
3.9 Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Desain ......................................... 50
3.10 Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Materi ......................................... 52
3.11 Kisi-kisi Angket Respon Pendidik ....................................................... 53
3.12 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ............................................... 54
3.13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika ............................................... 56
3.14 Kisi-kisi Angket Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ........................ 57
3.15 Kisi-kisi Angket Keyakinan Diri Peserta Didik ................................... 60
3.16 Penskoran Instrumen Validasi Ahli Desain ......................................... 61
3.17 Kriteria Instrumen Validasi Ahli Desain ............................................. 62
3.18 Penskoran Instrumen Validasi Ahli Materi .......................................... 63
3.19 Kriteria Instrumen Validasi Ahli Materi .............................................. 63
3.20 Kriteria Kevalidan Media .................................................................... 64
3.21 Penskoran Instrumen Praktisi Angket Respon Pendidik ....................... 65
3.22 Kriteria Instrumen Praktisi Angket Respon Pendidik ........................... 65
3.23 Penskoran Instrumen Praktisi Angket Respon Peserta Didik ............... 66
3.24 Kriteri Instrumen Praktisi Angket Respon Peserta Didik ..................... 66
viii
3.25 Kriteria Kepraktisan Media ................................................................. 67
3.26 Kriteria Keefektifan Media ................................................................. 68
3.27 Penskoran Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik ................ 69
3.28 Kriteria Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik .................... 69
3.29 Kriteria Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik .................... 70
3.30 Kriteria Keefektifan Angket Akhir Self-Efficacy ................................. 71
3.31 Kriteria Keefektifan Media ................................................................. 72
4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Relasi dan Fungsi ....... 76
4.2 Hasil Validasi Ahli Desain .................................................................. 96
4.3 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................. 99
4.4 Persentase Kevalidan Angket Validasi Ahli ........................................ 103
4.5 Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Pendidik ......................................... 104
4.6 Hasil Penilaian Angket Kepraktisan Oleh Peserta Didik ...................... 106
4.7 Persentase Angket Kepraktisan Oleh Pendidik dan Peserta Didik ........ 107
4.8 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar .......................................................... 125
4.9 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar .......................... 126
4.10 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar .............. 126
4.11 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Hasil Belajar .................... 126
4.12 Ketuntasan Tes Hasil Belajar Peserta Didik ........................................ 127
4.13 Hasil Perhitung Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik .............. 128
4.14 Hasil Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik .............................. 129
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 34
3.1 Konsep Pengembangan ADDIE .......................................................... 35
4.1 Halaman Cover Depan ........................................................................ 79
4.2 Halaman Cover Dalam ........................................................................ 81
4.3 Halaman Cover Belakang ................................................................... 82
4.4 Halaman Kata Pengantar ..................................................................... 83
4.5 Halaman Daftar Isi .............................................................................. 83
4.6 Halaman Petunjuk Penggunaan ........................................................... 84
4.7 Halaman Kompetensi yang Akan Dicapai ........................................... 85
4.8 Halaman Informasi Penting (Peta Konsep) .......................................... 86
4.9 Halaman Informasi Penting (Narasi Tokoh Matematika) ..................... 87
4.10 Halaman Informasi Penting ................................................................. 88
4.11 Halaman Kegiatan Belajar .................................................................. 88
4.12 Halaman Kegiatan Stimulus ................................................................ 90
4.13 Halaman Kegiatan Identifikasi Masalah .............................................. 90
4.14 Halaman Kegiatan Pengumpulan Data ................................................ 91
4.15 Halaman Kegiatan Pengolahan Data ................................................... 92
4.16 Halaman Kegiatan Pembuktian ........................................................... 92
4.17 Halaman Kegiatan Generalisasi ........................................................... 92
4.18 Halaman Latihan ................................................................................. 93
4.19 Halaman Glosarium ............................................................................ 93
4.20 Halaman Daftar Pustaka ...................................................................... 94
4.21 Komentar dan Saran dari Ahli Validasi Desain ................................... 97
4.22 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 97
4.23 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 98
4.24 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 98
4.25 Kesimpulan Ahli Validasi Desain ....................................................... 99
4.26 Komentar dan Saran dari Ahli Validasi Materi .................................... 100
4.27 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 100
4.28 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 101
4.29 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 102
4.30 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 102
4.31 Kesimpulan Ahli Validasi Materi ........................................................ 103
4.32 Komentar dan Saran Kelompok Kecil ................................................. 107
4.33 Peserta Didik yang Melakukan Pembelajaran Secara Tatap Muka ....... 109
4.34 Hipotesis Jawaban Salah Seorang Peserta Didik .................................. 110
4.35 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Pada Kegiatan Pengumpulan
Data .................................................................................................... 111
4.36 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi Diagram
Panah .................................................................................................. 112
4.37 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi Diagram
Kartesius ............................................................................................. 112
4.38 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi
Himpunan ........................................................................................... 113
4.39 Kegiatan Pendahuluan ........................................................................ 114
4.40 Memberikan Kesempatan Peserta Didik Untuk Bertanya .................... 114
4.41 Kendala Yang Dihadapi Peneliti ......................................................... 115
4.42 Jawaban Peserta Didik pada Kegiatan Pengolahan Data ...................... 115
4.43 Kesimpulan Dari Peserta Didik ........................................................... 116
4.44 Peneliti Menutup Pembelajaran dan Mengingatkan Tugas ................... 117
4.45 Jawaban Peserta Didik Untuk Tabel 4 ................................................. 118
4.46 Beberapa Jawaban Peserta Didik Hipotesis Materi Memahami Ciri-
Ciri Fungsi .......................................................................................... 118
4.47 Jawaban Peserta Didik Untuk Tahap Kegiatan Pengolahan Data ......... 119
4.48 Kesimpulan Sub Materi Memahami Ciri-Ciri Fungsi Oleh Peserta
Didik .................................................................................................. 120
4.49 Membuka Pembelajaran dan Peserta Didik Mulai Absen .................... 121
4.50 Jawaban Peserta Didik Untuk Kegiatan Identifikasi Masalah .............. 121
4.51 Jawaban Peserta Didik Untuk Kegiatan Pengumpulan Data ................ 122
4.52 Kesimpulan Peserta Didik Untuk Sub Materi Bentuk Penyajian
Fungsi ................................................................................................. 123
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Validasi Instrumen Kevalidan Desain ........................................... 146
2. Hasil Validasi Instrumen Kevalidan Materi ........................................... 147
3. Hasil Validasi Instrumen Kepraktisan Respon Pendidik ........................ 148
4. Hasil Validasi Instrumen Kepraktisan Respon Peserta Didik ................. 149
5. Hasil Validasi LKPD Oleh Ahli Desain ................................................. 150
6. Hasil Validasi LKPD Oleh Ahli Materi ................................................. 151
7. Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Pendidik ........................................... 152
8. Nama Peserta Didik Untuk Uji Kelompok Kecil Rekomendasi
Pendidik ................................................................................................ 153
9. Hasil Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik ................................. 154
10. Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Peserta Didik .................................... 155
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 156
12. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar ................................................... 161
13. Rekapitulasi Reliabilitas Soal Tes ......................................................... 162
14. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Tes .............................................. 163
15. Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Tes .................................................... 164
16. Dokumentasi ......................................................................................... 165
17. Rekap Absen Peserta Didik ................................................................... 166
18 . Soal Tes Hasil Belajar ........................................................................... 167
19. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 168
20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 169
21 . LKPD Berbasis Model Pembelajaran Penemmuan Terbimbing Untuk
Meningkatkan Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMP ................... 170
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam pembangunan di setiap negara. Salah satu aspek yang dapat menentu-
kan suatu negara maju atau tidak dapat dilihat dari kualitas pendidikan di
negara tersebut. Kualitas pendidikan di suatu Negara dapat dilihat dari
keberhasilan pengetahuan dasar peserta didik dalam dunia pendidikan,
menurut Rachmayani (2014: 14) matematika merupakan ilmu dasar, baik dari
segi aspek terapannya maupun aspek penalarannya memiliki peranan yang
penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melihat
bahwa begitu penting nya matematika disegala bidang ilmu pengetahuan,
matematika dimasukkan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah
bahkan sampai di perguruan tinggi.
Agar pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik
diperlukan pula kompetensi matematika yang baik, yaitu berupa capaian
pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kompetensi
matematika yang meliputi pemahaman konsep, pemahaman prosedural,
komunikasi matematika, penalaran matematika, pemecahan masalah
matematika, dan afektif matematika. Pada kurikulum yang berlaku saat ini
yaitu kurikulum 2013 revisi 2017 kemampuan yang dinilai saat ini bukan
hanya berupa kemampuan kognitif, tetapi afektif merupakan salah satu
kompetensi yang penting (Surmiyati, 2014: 27). Salah satu komponen afektif
2
matematika yaitu konsep diri, salah satu dari konsep diri adalah self-efficacy
(keyakinan diri).
Self-Efficacy adalah suatu keadaan di mana seseorang yakin dan
percaya dirinya dapat berhasil, melakukan sesuatu secara efektif. Dengan kata
lain self-efficacy dapat dimaknai sebagai keyakinan seseorang terhadap
kompetensi dirinya untuk mencapai hasil yang diinginkan (Susanto, 2018:
284). Self-Efficacy dalam matematika merupakan suatu keadaan atau
permasalahan yang spesifik dari keyakinan diri peserta didik akan
kemampuannya untuk dapat menyelesaikan berbagai tugas atau dalam
menyelesaikan masalah (Arifin, 2018:257).
Pikiran individu terhadap Self-Efficacy dapat menentukan seberapa
besar usaha yang akan dilakukan serta seberapa lama individu dapat bertahan
dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan
(Sunaryo, 2017:40). Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap
kemampuan yang dimilikinya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian
tindakan, serta mampu bertahan menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa individu yang
memiliki self-efficacy dapat menentukan seberapa banyak usaha yang harus
dilakukannya ketika menghadapi suatu kegiatan serta seberapa lama individu
dapat bertahan dalam menghadapi hambatan dalam sebuah situasi (Susanto,
2018: 285).
3
Self-Efficacy sangat berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan
peserta didik dalam pembelajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan
Lunenburg (2011: 1-2) bahwa Self-Efficacy memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap pembelajaran, motivasi, dan performa, karena seseorang akan
mencoba untuk mempelajari dan seseorang akan mengerjakan tugas yang
mereka yakini dapat dilakukan dengan berhasil.
Sehingga, self-efficacy merupakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh peserta didik, hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika yang tercantum di dalam kurikulum 2013, yaitu memiliki sikap
menghargai, kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Hasanah, 2019: 551-
552).
Sehingga untuk mengetahui self-efficacy peserta didik akan
prestasinya, beberapa tahun belakangan ini, PISA (Programme for
International Student Assesment) telah melakukan evaluasi terhadap sistem
pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, self-efficacy peserta didik dan literasi
sains peserta didik menjadi tolak ukur dalam evaluasi kualitas, keadilan, dan
efisiensi sistem pendidikan (OECD, 2018: 2).
Hasil studi PISA 2015, menunjukkan rata-rata skor literasi self-efficacy
dan kemampuan sains, membaca dan matematika Indonesia adalah 403. Skor
yang telah diperoleh membuat Indonesia menempatkan peringkat 62 dari 70
negara peserta (OECD, 2016: 4). Jika Indonesia dibandingkan dengan negara-
4
negara Asia lainnya, Indonesia termasuk dalam urutan dibawah. Dari hasil
yang diperoleh Indonesia menunjukkan bahwa performa peserta didik di
Indonesia masih tergolong rendah dan kurang memiliki kepercayaan dan
keyakinan diri dengan kemampuan literasi sains yang dimilikinya.
Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, untuk
mengetahui self-efficacy peserta didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi kelas
VIII, peneliti melakukan pengambilan data awal berupa penyebaran angket
keyakinan diri peserta didik untuk melihat keyakinan diri peserta didik, dari
penyebaran tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Angket Awal Keyakinan Diri Peserta Didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi
Variabel Indikator Kriteria
ST T S R SR
Keyakinan
Diri (Self-Efficacy)
1. Yakin dapat menyelesaikan tugas
tertentu
8% 48% 28% 12% 4%
2. Yakin dapat memotivasi diri
untuk melakukan
tindakan yang
diperlukan dalam
menyelesaikan tugas
12% 28% 28% 20% 12%
3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih
dan tekun
20% 32% 36% 12% 0%
4. Yakin bahwa diri mampu menghadapi
hambatan dan
kesulitan.
4% 40% 28% 20% 8%
5. Yakin dapat menyelesaikan tugas
yang memiliki range
yang luas ataupun
sempit (spesifik).
8% 44% 20% 28% 0%
Dari penyebaran angket yang telah dilakukan, diperoleh bahwa self-
efficacy peserta didik sebanyak 20% peserta didik berada pada kategori
rendah, 56% peserta didik berada pada kategori sedang, 16% peserta didik
5
berada pada kategori tinggi, dan 8% peserta didik berada pada katgori sangat
tinggi. Dari hasil yang didapatkan, diperoleh bahwa keyakinan diri peserta
didik masih banyak yang berada dikategori sedang dan rendah.
Rendahnya self-efficacy peserta didik pada mata pelajaran matematika
diindikasi dengan banyaknya peserta didik yang tidak ingin mencoba lebih
banyak mengerjakan soal matematika dan cenderung mudah menyerah apabila
mendapatkan soal matematika yang sulit (Novferma, 2016: 80).
Ketidaktertarikan peserta didik untuk mencoba lebih banyak mengerjakan soal
matematika dapat disebabkan oleh rendahnya pemahaman konsep matematis
peserta didik, sehingga peserta didik merasa soal yang dikerjakan merupakan
soal yang sulit. Rendahnya pemahaman konsep matematis peserta didik
dikarenakan peserta didik terbiasa hanya diberi konsep matematika nya,
peserta didik tidak terlibat secara langsung dalam penemuan konsepnya. Tidak
terlibatnya peserta didik secara langsung dalam penemuan konsep dikarenakan
model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat, model
pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru, sehingga peserta
didik selama proses pembelajaran hanya memperhatikan penjelasan yang
dipaparkan oleh guru.
Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik,
diperlukan model pembelajaran yang tepat dan berpusat pada peserta didik,
dimana pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik terlibat secara aktif
dalam penemuan konsep matematis. Model pembelajaran yang sesuai untuk
melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran dan
melibatkan peserta didik dalam penemuan konsep, yaitu model Pembelajaran
6
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery). Menurut Priansa (2015: 219)
model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan
model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta
didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau
teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Dari yang telah di paparkan oleh
Priansa, model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan model
pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan yang telah
dipaparkan.
Sesuai dengan penelitiain yang telah dilakukan oleh Purwati (2018:
142-143) terbukti bahwa penerapan model Pembelajaran Penemuan
Tebimbing efektif untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik. Terlihat
dari peningkatan self-efficacy peserta didik setelah diberi perlakuan terjadi
peningkatan menjadi 76,36%. Sedangkan peserta didik tanpa perlakuan self-
efficacy nya hanya sebesar 35,8%. Dari kedua nilai tersebut terlihat perbedaan
yang cukup signifikan terhadap self-efficacy peserta didik yang memperoleh
perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran penemuan
terbimbing (Guided Discovery).
Sesuai dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
Discovery) peserta didik diminta untuk lebih aktif dalam penemuan konsep
pembelajaran. Menurut Rosliana (2019: 12) penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) saat proses pembelajaran memberikan peserta didik
kesempatan untuk mengkonstruksi pemahaman konsep dan mendorong
peserta didik untuk berperan secara aktif pada saat proses pembelajaran.
7
Menurut Prastowo (2013: 204) LKPD merupakan materi ajar yag
sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Peserta didik juga dapat
menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
Akan tetapi LKPD yang digunakan saat ini hanya berisi ringkasan materi yang
ada dibuku paket, dengan tampilan kurang menarik perhatian peserta didik.
Sehingga peserta didik tidak berminat untuk menggunakannya dan
mempelajarinya secara mandiri.
Dari permasalahan yang telah di paparkan, solusi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik adalah dengan menggunakan
model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery), model
pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif selama
proses pembelajaran serta peserta didik dilibatkan secara langsung dalam
penemuan konsep pembelajaran. Mendesain Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) yang menarik juga sangat diperlukan, untuk menarik perhatian
peserta didik untuk mempelajarinya. Dengan demikian diperlukan desain
Lembar Kerja Peseta Didik (LKPD) berbasis model pembelajaran penemuan
terbimbing (Guided Discovery) dalam meningkatkan self-efficacy peserta
didik.
Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Untuk Meningkatkan Self Efficacy Matematis Peserta Didik SMPN 16
Kota Jambi”.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mendesain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk
meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi?
2. Bagaimana kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk
meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi?
1.3 Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghasilkan produk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model
pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk
meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi.
2. Menentukan kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk
meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi.
1.4 Spesifikasi Pengembangan
Spesifikasi pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Produk yang didesain berupa bahan ajar cetak yaitu Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), dimana materi LKPD disusun berdasarkan
Kurikulum 2013 Revisi 2017.
9
2. LKPD yang didesain berdasarkan prosedur pembuatan LKPD yang baik
dan benar sesuai dengan pedoman oleh Prastowo (2013: 212) yang akan
didesain berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing (guided
discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik.
3. LKPD yang dikembangkan dapat membantu peserta didik untuk
menemukan konsep pembelajaran.
4. Materi LKPD yang akan didesain adalah materi kelas VIII SMP
Semester I dengan kompetensi dasar 1) KD 3.3 Mendeskripsikan dan
menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan), 2) KD 4.3
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi, dan materi ini akan dilakukan
dengan alokasi waktu 10 JP yang dilakukan secara daring.
5. LKPD yang dikembangkan memuat indikator-indikator yang dapat
meningkatkan self-efficacy peserta didik.
6. Produk LKPD disajikan berdasarkan per sub materi sehingga
mempermudah peserta didik untuk belajar secara mandiri.
7. LKPD ini mempunyai desain yang menarik dalam variasi warna, gambar
serta tulisan.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Adapun pentingnya pengembangan ini bagi semua kalangan adalah:
1. Sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan
sebagai bahan rujukan dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar
10
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Model Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery).
2. Dapat menambah pengetahuan dan bekal untuk menjadi seorang guru
matematika yang profesional dan dapat memanfaatkan bahan ajar yang
dapat menunjang proses belajar mengajar dan mengetahui bentuk media
dan model pembelajaran yang cocok untuk diberikan pada peserta didik
tingkat SMP/MTs sederajat yang dapat meningkatkan self-efficacy peserta
didik.
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1.6.1. Asumsi Penelitian
Berdasarkan teori-teori tentang penelitian yang relevan dengan penelitian
ini, maka asumsi penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sekolah tersebut memiliki masalahan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.
2. Desain LKPD berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing
(guided discovery) dapat meningkatkan self-efficacy matematis peserta
didik.
1.6.2. Keterbatasan Pengembangan
Adapun keterbatasan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMPN 16 Kota
Jambi.
2. Materi yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah materi relasi
dan fungsi yang dipelajari di kelas VIII semester 1.
11
3. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 edisi revisi 2017.
4. LKPD yang dikembangkan adalah jenis LKPD yang memberikan
kesempatan peserta didik untuk menemukan konsep pembelajaran
dengan melakukan kegiatan belajar yang aktif.
5. LKPD yang dikembangkan berbasis Model Pebelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) untuk meningkatkan Self-Efficacy
matematis peserta didik.
1.7 Definisi Istilah
Adapun beberapa daftar istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
2. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
merupakan salah satu model yang melibatkan peserta didik secara
langsung dengan cara penemuan sendiri terhadap konsep dari materi yang
akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang tidak lepas dari
bimbingan guru sebagai fasilitator, sehingga mereka mampu untuk
menggunakan kemampuannya dalam menemukan suatu konsep atau teori
yang dipelajari.
3. Self-efficacy matematis merupakan keyakinan individu terhadap
kemampuannya dalam menyelesaikan masalah matematis tertentu.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2. 1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
2.1. 1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan materi ajar yang sudah
dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. LKPD berisikan materi, ringkasan, dan tugas
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, serta berisikan arahan yang
terstruktur dalam memahami materi yang diberikan. LKPD merupakan bahan ajar
cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksamaam tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik, baik bersifat teoritis dan/atau
praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik
(Prastowo, 2014: 269).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. Pengertiaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Trianto
(2013:212). Kegiatan tersebut dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan
pengajuan pertanyaan. Oleh karena itu, lembar kegiatan peserta didik berkaitan
dengan pilihan strategi pembelajaran yang menyatu di dalam keseluruhan proses
pembelajaran. LKPD dapat dirancang dengan berbagai bentuk dan fungsi yang
siharapkan dalam kegiatan pembelajaran (Trianto, 2013: 213). Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan
atau soal-soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang didalamnya disertai
petunjuk dan langkah-langkah kerja untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori
maupun praktik (Septiana, 2019: 35).
13
Menurut Wijayanti, dkk (2015:16) LKPD merupakan suatu bahan ajar
cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
Trianto (2013:223) berpendapat bahwa LKPD merupakan sekumpulan
kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan
pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai dengan indicator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Lembar
Kerja Peserta Didik merupakan alat bantu pembelajaran yang berisi materi
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang
harus ditempuh.
2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Menurut Prastowo (2013: 205-206) menjelaskan bahwa LKPD memiliki
empat fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih mengaktifkan peserta didik,
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan,
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta
d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
14
3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Prastowo (2013: 206) mengatakan bahwa ada empat poin yang menjadi
tujuan penyusunan LKPD, yaitu:
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk
berinteraksi dengan materi yang diberikan,
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan,
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
4. Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Prastowo (2013: 212)
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan
LKPD. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan materi,
langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman
belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, harus mencermati
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, dan menyusun peta kebutuhan
lembar kegiatan peserta didik.
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD
yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Sekuensi LKPD
15
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini biasanya
diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan Judul-Judul LKPD
Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-
materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu
kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi
tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapat dideteksi
antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan
maksimal 4 materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu
judul LKPD.
d. Penulisan LKPD
Untuk menulis LKPD, menurut Prastowo (2013: 214) langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan kompetensi dasar
Merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan cara
menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.
2) Menentukan alat penilaian
Menentukan alat penilaian didasarkan pada pendekatan
pembelajaran yang digunakan. Bila pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah kompetensi, maka penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensinya, dan penilaian yang sesuai adalah
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion
Referenced Assesment.
16
3) Menyusun materi
Untuk penyusunan materi LKPD, ada beberapa poin penting yang
perlu diperhatikan yaitu:
a) Materi LKPD sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan
dicapainya. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu
gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.
b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah,
internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya.
c) Menunjukkan referensi yang digunakan di dalam LKPD agar peserta
didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut sehingga
pemahaman materi peserta didik terhadap materi lebih kuat.
4) Memperhatikan struktur LKPD
Struktur LKPD terdiri atas enam komponen yaitu: judul, petunjuk
belajar (petunjuk peserta didik), kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.
2.1. 2 Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
1. Pengertian Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Pembelajaran penemuan adalah pembelajaran dengan penemuan konsep
melalui serangkaian data atau informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan
atau percobaan. Pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran kognitif
yang menuntut guru lebih kreatif dalam menciptakan situasi yang dapat membuat
peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Priansa, 2015:214).
Laila (2018: 2) berpendapat bahwa model pembelajaran penemuan
terbimbing dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan yang mereka
17
miliki, sehingga peserta didik dapat mengonstruksi kemampuannya sendiri
dengan bimbingan guru. Menurut Aini (2013: 119) melalui model pembelajaran
penemuan terbimbing (guided discovery) peserta didik belajar secara mandiri
melalui percobaan sederhana dan tanya jawab yang bersifat membangun pada
proses membangun penemuan konsep. Dalam menemukan konsep peserta didik
melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik
kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan konsep atau prinsip.
Sucipta, dkk (2018: 2) berpendapat bahwa model pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang lebih
mengedepankan aktivitas peserta didik dalam menemukan pengetahuannya
sendiri, yang dapat diperoleh dari bimbingan teman sebaya dan guru.
Pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)
merupakan model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan
peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep
atau teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut
membutuhkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang
diberikan guru tidak mempengaruhi peserta didik untuk melakukan penemuan
sendiri (Priansa, 2015:219).
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
penemuan terbimbing adalah suatu model pembelajaran, peserta didik terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran dan dalam menemukan suatu konsep
pembelajaran, peran guru hanya sebagai fasilitator serta membibing peserta didik
untuk memperoleh kebenaran konsep. Tetapi tantangan tersendiri bagi guru,
18
karena guru harus kreatif dalam menciptakan situasi yang dapat membuat peserta
didik terlibat secara aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Purwati (2018: 48-50) menyatakan langkah-langkah pembelajaran
penemuan terbimbing (guided discovery) akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan peserta didik untuk menyelidiki
sendiri. Pada tahap ini guru dapat memulai dengan mengajukan
pertanyaan, atau meminta peserta didik untuk membaca buku. Langkah
stimulasi ini berfungsi untuk membuat peserta didik lebih aktif selama
proses pembelajaran.
b. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Pada tahap ini, guru akan membimbing peserta didik untuk
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan/pertanyaan yang
diberikan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk memberikan prediksi
jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan tersebut.
c. Data Collection (Pengumpulan Data)
Tahap ini berfungsi untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah peserta didik buat. Kegiatan yang dilakukan guru
adalah membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan penemuan
dengan mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan berbagai
19
informasi yang dibutuhkan dalam membuktikan kebenaran dari hipotesis
yang telah mereka buat.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Pada tahap ini informasi yang telah diperoleh peserta didik akan
dianalisis sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan atau konsep yang
ingin ditemukan. Jika diperoleh suatu perbedaan dari informasi dengan
pengolahan data, maka guru perlu membimbing peserta didik untuk
melakukan diskusi.
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
ditetapkan. Peran guru pada tahap ini adalah membimbing peserta didik
dalam menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep.
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Pada tahap generalisasi adalah proses penarikan sebuah kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga akan diperoleh
konsep pembelajaran.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery)
Priansa (2015: 224) menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran
penemuan terbimbing adalah:
1) Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan
masalah (problem solving);
20
2) Mampu meningkatkan motivsi;
3) Mendorog keterlibatan keaktifak peserta didik;
4) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
5) Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. Kepuasan batin ini mendorong
ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
6) Peserta didik akan dapat mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks;
7) Melatih peserta didik belajar mandiri.
Disamping kelebihan, tentu model pembelajaran penemuan terbimbing
memiliki kekurangan, Priansa (2015:224) menyatakan beberapa kekurangan
model pembelajaran penemuan terbimbing, sebagai berikut:
1) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman
antara guru dengan peserta didik;
2) Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing peserta didik dalam belajar. Untuk seorang guru ini bukan
pekerjaan yang mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak.
Dan sering kali guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi
motivasi dan membimbing peserta didik belajar dengan baik;
3) Menyita pekerjaan guru;
4) Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan;
5) Tidak berlaku untuk semua topik.
21
2.1. 3 Self Efficacy
1. Definisi Self-Efficacy
Self-Efficacy merupakan suatu keadaan di mana seseorang yakin dan
percaya dirinya dapat berhasil melakukan sesuatu secara efektif. Dengan kata lain,
self-efficacy dapat dimaknai sebagai keyakinan individu terhadap kompetensi
dirinya untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Susanto, 2018:284).
Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang
dimiliki untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan serta mampu
bertahan menghadapai tantangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa apabila peserta didik yang memiliki
self-efficacy dapat mebantu yang bersangkutan dalam menentukan seberapa
banyak usaha yang dilakukan ketika melaksanakan suatu kegiatan serta seberapa
lama individu mampu bertahan dalam menghadapi hambatan dalam sebuah situasi
(Susanto, 2018:285).
Arifin (2018: 257) berpendapat bahwa self-efficacy merupakan suatu
keadaan atau masalah yang spesifik dari kepercayaan diri peserta didik dalam
menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan. Menurut Purnamasari (2014: 4)
self-efficacy merupakan suatu keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Safaria (2013: 23) menyatakan bahwa self-
efficacy dapat diartikan sebagai pandangan seorang individu dalam menghadapi
berbagai situasi dan keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam
mengorganisasi dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang spesifik
Nuryani (2014: 3) berpendapat bahwa self-efficacy matematis dapat di
maknai sebagai suatu penilaian situasional dari suatu keyakinan individu dalam
22
kemampuannya untuk berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau
masalah-masalah matematis tertentu.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy
adalah keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya serta
keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan self-efficacy matematis
merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan
masalah matematis tertentu.
2. Dimensi-Dimensi Self-Efficacy
Menurut Susanto (2018: 286) sedikitnya ada tiga dimensi yang
membedakan self-efficacy setiap individu, yaitu: Pertama, dimensi magnitude,
dimensi ini merujuk pada tingkat kesulitan tugas atau masalah yang diyakini oleh
individu dapat diselesaikan sebagai hasil persepsi tentang kompetensi diri. Kedua,
dimensi generality, dimensi ini berkaitan dengan keluasan tingkat penguasaan
atau pencapaian individu terhadap tugas atau masalah dalam kondisi tertentu.
Ketiga, dimensi strength, dimensi ini merujuk pada tingkat kekuatan atau
kelemahan keyakinan individu terhadap kompetensi yang dipersepsinya.
3. Indikator Self-Efficacy
Indikator self-efficacy mengacu pada 3 dimensi self-efficacy yaitu dimensi
level, dimensi generality, dan dimensi streght. (Hasanah, 2019: 553) merumuskan
beberapa indikator self-efficacy yaitu :
1. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu, individu yakin bahwa
dirinya mampu menyelesaikan tugas tertentu, yang mana individu
23
sendirilah yang menetapkan tugas (target) apa yang harus di
selesaikan.
2. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang
diperlukan dalam menyelesaikan tugas, individu mampu menumbuhkan
motivasi pada diri sendiri untuk bisa memilih dan melekukan tindakan-
tindakan yang di perlukan dalam rangka menyelesaikan tugas.
3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun.
Adanya usaha yang keras dari individu untuk menyelesaikan tugas yang
di tetapkan dengan menggunakan segala daya yang di miliki.
4. Yakin bahwa diri mampu menghadapi hambatan dan kesulitan. Individu
mampu bertahan saat menghadapi kesulitan dan hambatan yang muncul
serta mampu bangkit dari kegagalan.
5. Yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Individu yakin bahwa
dalam setiap tugas apapun dapat ia selesaikan dengan baik.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Self-Efficacy
Schunk & Meece (2009: 4-9) menjelaskan beberapa faktor yang
memengaruhi tingkat academic self-efficacy remaja anatara lain: 1) perubahan
perkembangan, 2) sekolah, 3) teman sebaya, 4) keluarga. Keempat faktor tersebut
secara perinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Perubahan Perkembangan (Development Changes)
Perubahan kognitif, fisik, dan sosial pada remaja memiliki peranan
penting bagi remaja dalam mendeskripsikan kemampuan yang dimiliki.
Perubahan pada masa remaja menunjukkan sebagian kemampuan remaja
menjadi meningkat untuk kemampuan abstraksi kognitif, reflektif, dan
24
perbandingan sosial. Pada masa remaja, individu menjadi lebih terampil
dalam mengoordinasikan informasi yang bertentangan dengan harapan,
serta membentuk pandangan yang lebih stabil terhadap kemampuan yang
dimiliki. Kemampuan remaja itu sendiri sangat memengaruhi self-efficacy
yang dimiliki (Schunk & Pajares, 2009: 9).
b) Sekolah (Schooling)
Sekolah memiliki pengaruh potensial pada self-efficacy remaja
termasuk bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan
belajar, umpan balik tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian,
jumlah dan jenis perhatian guru, dan transisi sekolah. Sebagai contoh,
struktur pengajaran yang kaku menyebabkan peserta didik mengalami
kegagalan dan kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami peserta
didik akan mengakibatkan menurunnya self-efficacy peserta didik. Ruang
kelas dengan kompetensi dan perbandingan sosial dapat menurunkan self-
efficacy peserta didik yang merasa kurang berprestasi (Schunk & Pajares,
2009: 7).
Hal lain yang memengaruhi self-efficacy adalah sistem pembelajaran
sekolah serta lingkungan sekolah yang kondusif. Sistem pembelajaran
yang tepat serta lingkungan sekolah yang kondusif akan membantu peserta
didik menetapkan tujuan pembelajarannya dan fokus pada kegiatan belajar
dan mengajar sehingga peserta didik akan semakin yakin terhadap
kemampuan yang dimiliki (Schunk & Pajares, 2009: 7).
25
c) Teman Sebaya (Peers)
Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat di kalangan remaja
karena teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan untuk proses
sosialisasi remaja. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa self-
efficacy remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Pengamatan peserta
didik terhadap kemampuan teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas
dapat meningkatkan self-efficacy peserta didik dan mengarahkan peserta
didik untuk meyakini dirinya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas
seperti teman sebayanya. Tetapi sebaliknya pada saat teman sebayanya
tidak berhasil menyelesaikan tugas, maka self-efficacy peserta didik pun
akan menurun. Remaja cenderung memilih teman-teman dan kelompok
sebaya atas dasar kesamaan yang kemudian akan meningkatkan pengaruh
potensi pemodelan(Schunk & Pajares, 2009: 6).
d) Keluarga (Families)
Lingkungan keluarga akan memberikan pengaruh terhadap self-
efficacy remaja. Orangtua membangun kompetensi remaja ketika
memberikan lingkungan yang menawarkan beberapa tantangan, dorongan
untuk menetapkan aspirasi yang tinggi namun realistis, memberikan peran
model yang positif, menyediakan dan meningkatkan pengalaman
penguasaan, dan mengajarkan bagaimana menghadapi kesulitan (Schunk
& Pajares, 2009: 4).
Pola asuh orangtua akan memengaruhi perkembangan self-efficacy
remaja. Remaja dengan orangtua yang bersikap hangat, cepat tanggap dan
ikut terlibat dalam meningkatkan perkembangan akademik, akan
26
meningkatkan self-efficacy remaja. Selain itu, persepsi orangtua terhadap
kemampuan yang dimiliki anak, akan senantiasa berpengaruh terhadap
persepsi remaja tentang kompetensi yang dimilikinya (Schunk & Pajares,
2009: 5).
2.1. 4 Materi Relasi dan Fungsi
1. Relasi
Menurut Nardi (2019: 25-26), hasil wawancara yang dilakukan terhadap
empat orang anak, yaitu Citra, Dewi, Candra dan Kirana tentang pelajaran bahasa
yang disukai, didapat keterangan bahwa Citra dan Dewi suka Bahasa Indonesia,
Dewi dan Candra suka Bahasa Inggris, Candra dan Kirana suka Bahasa Daerah.
Berdasarkan keterangan di atas terdapat dua kelompok (himpunan), yaitu:
Himpunan Anak, misalnya: A = (Citra, Dewi, Candra, Kirana)
Himpunan Jenis Bahasa, misalnya: B = (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Bahasa Daerah)
Kedua himpunan A dan B tersebut terdapat hubungan atau relasi yaitu
“suka pelajaran Bahasa”
Definisi : Relasi dari himpunan (A) ke himpunan (B) adalah suatu cara
pengawanan (pemasangan) anggota A dengan anggota B.
Himpunan A disebut daerah asal, domain atau daerah definisi.
Himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain.
Sedangkan himpunan anggota kodomain yang merupakan pasangan dari
anggota A dinamakan range atau himpunan bayangan dari relasi tersebut.
Pada keterangan (contoh) di atas, didapat sebagai berikut:
a. Domain = {Citra, Dewi, Candra, Kirana}
27
b. Kodomain = {Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah}
c. Range = {Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah}
Menyatakan Relasi: ada tiga cara untuk menyatakan relasi, yaitu dengan
diagram panah, himpunan pasangan berurutan dan diagram Cartesius.
2. Fungsi
Menurut Nardi (2019: 29), terdapat 4 orang anak yang diukur tinggi
badannya, masing-masing Antok, Bayu, Cepi dan Dani. Antok tinggi badannya
159 cm, Bayu 160 cm, Cepi 161 cm dan Dani 162 cm.
{(Antok, 150 cm), (Bayu, 160 cm), (Cepi, 161 cm), (Dani, 162 cm)}
Domain = A = {Antok, Bayu, Cepi, Dani}
Kodomain = B = {159 cm, 160 cm, 161 cm, 162 cm}
Range = {159 cm, 160 cm, 161 cm, 162 cm}
Tampak bahwa setiap anak hanya memiliki satu ukuran tinggi badan.
Relasi yang demikian dinamakan fungsi atau pemetaan.
Definisi : Fungsi atau pemetaan dari A (domain) ke B (kodomain) adalah
suatu relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Ciri-Ciri Fungsi :
Ada himpunan A (domain)
Ada himpunan B (kodomain)
Ada relasi yang memasangkan setiap anggota domain dengan tepat
satu anggota kodomain.
Ada beberapa cara untuk menyatakan fungsi, yaitu dengan himpunan
pasangan berurutan, diagram panah, rumus fungsi, tabel dan grafik (diagram
cartesius) (Nardi, 2019: 32).
28
2.1. 5 Kaitan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery) dengan Self-Efficacy
Menurut Purwati (2018: 57) model pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan self-efficacy peserta didik, hal ini dikarenakan model
pembelajaran ini memberikan kepada peserta didik untuk aktif selama proses
pembelajaran. Adapun penjelasan langkah-langkah kegiatan model
pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) adalah sebagai
berikut:
1. Stimulation (Stimulus/Pemberian Rangsangan)
Pada kegiatan ini, guru mengorientasi peserta didik pada materi
pembelajaran baik dari penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian
materi secara ringkas, pemberian motivasi atau bisa dengan
mengkondisikan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan materi
relasi dan fungsi. Peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan peserta didik untuk menyelidiki
sendiri. Pada langkah ini, self efficacy peserta didik dapat meningkat
karena membuat peserta didik yakin dapat memotivasi diri untuk
menyelesaikan tugas, serta yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan
tugas tertentu.
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Pada tahap ini, guru akan membimbing peserta didik untuk
mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan/pertanyaan yang
diberikan. Selanjutnya seluruh peserta didik diminta untuk memberikan
29
prediksi jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan tersebut, serta mereka
mampu untuk menjelaskan prediksi yang mereka berikan. Pada kegiatan
ini, self-efficacy peserta didik dapat meningkat pada indikator: yakin
menyelesaikan tugas tertentu, yakin bahwa dirinya mampu berusaha
dengan keras, gigih dan tekun, serta yakin bahwa dirinya mampu
menghadapi hambatan dan kesulitan.
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Kegiatan pada tahap ini adalah pembuktian kebenaran dari
hipotesis yang telah dibuat oleh peserta didik. Peran guru adalah untuk
membimbing peserta didik dalam melakukan kegiatan penemuan dan
mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah
mereka buat. Dikarenakan peran guru hanya lah sebagai pembimbing,
peserta didik harus lebih giat dalam mengumpulkan informasi untuk
membuktikan kebenaran hipotesis mereka. Dilihat dari kegiatan tersebut,
maka self-efficacy peserta didik dapat meningkat pada indikator: yakin
bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun, yakin
bahwa dirinya mampu menghadapi hambatan dan kesulitan, dan yakin
dapat menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas ataupun sempit
(spesifik).
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Pada tahap ini informasi yang telah diperoleh peserta didik akan
dianalisis sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan atau konsep yang
ingin ditemukan. Jika diperoleh perbedaan antara informasi yang diperoleh
30
peserta didik dengan pengolahan data, maka guru perlu membimbing
peserta didik untuk melakukan diskusi. Pada kegiatan ini self-efficacy
peserta didik akan meningkat pada indikator keyakinan dapat
menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas ataupun sempit
(spesifik).
5. Verification (Pembuktian)
Kegiatan peserta didik pada tahap ini adalah melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah ditetapkan. Peran guru pada tahap ini adalah
membimbing peserta didik dalam menganalisis data, dan merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Pada tahap generalisasi adalah proses penarikan sebuah kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2.1. 6 Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Self-Efficacy
Adapun sintak Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis
pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) secara umum
kaitannya untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik disajikan pada tabel
berikut ini:
31
Tabel 2.1 Sintak LKPD berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan
Self-Efficacy
Sintak LKPD
Berbasis
Pembelajaran
Penemuan
Terbimbing
Penyajian pada
LKPD
Indikator Self-Efficacy yang dikembangkan
Indikator Self-
Efficacy Deskriptif
(1) (2) (3) (4)
Stimulation
(Stimulasi)
LKPD diawali
dengan
menyampaikan
tujuan, memotivasi
peserta didik, dan pemberian masalah
Yakin dapat
memotivasi diri
untuk
menyelesaikan
tugas
1. Dapat memotivasi diri untuk menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan
Problem
Statement
(Identifikasi
Masalah)
LKPD memberikan
ruang untuk peserta
didik
mengidentifikasi dan
mengananlisis
permasalahan yang
diberikan, serta
terdapat bagian agar
peserta didik dapat
menuliskan hipotesis
yang mereka peroleh
Yakin dapat
menyelesaikan
tugas tertentu
1. Yakin dapat menuliskan hipotesis masalah.
Yakin bahwa
dirinya mampu
berusaha dengan
keras, gigih dan
tekun
1. Yakin untuk mengidentifikasi masalah
2. Yakin untuk menganalisis masalah.
3. Yakin untuk menuliskan hipotesis masalah
Yakin bahwa
dirinya mampu
menghadapi
hambatan dan
kesulitan
1. Yakin bahwa permasalahan yang diberikan dapat
dikerjakan.
Data Collection
(Pengumpulan
Data)
LKPD menyajikan
informasi yang dapat
membantu peserta
didik untuk
membuktikan benar
atau tidaknya
hipotesis yang telah
dituliskan
Yakin bahwa dirinya mampu
berusaha dengan
keras, gigih dan
tekun
1. Yakin bahwa dirinya mampu untuk
mengumpulkan informasi
dalam membuktikan
kebenaran hipotesis yang
telah dituliskan.
2. Yakin bahwa dirinya mampu untuk membuktikan
kebenaran hipotesis yang
telah dituliskan.
Yakin bahwa
dirinya mampu
menghadapi
hambatan dan kesulitan
1. Yakin bahwa hipotesis yang telah dituliskan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Verification
(Pembuktian)
LKPD menyajikan
informasi kebenaran
hipotesis yang teah
dituliskan
Yakin dapat
menyelesaikan
tugas yang
memiliki range
yang luas ataupun
sempit (spesifik)
1. Yakin bahwa hipotesis yang dituliskan dapat dibuktikan
dengan mengumpulkan
infromasi sebanyak-
banyaknya.
Generalization
(Menarik
Kesimpulan)
LKPD memberikan
ruang agar peserta
didik dapat
menuliskan
kesimpulan yang
diperoleh dari kegiatan belajar yang
telah dilaksanakan
Yakin dapat
menyelesaikan
tugas tertentu
1. Yakin dapat menuliskan kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
32
2.1. 7 Skenario Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah
pembelajaran, maka dapat dibuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided
discovery). Skenario pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Skenario Pembelajaran
Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Kegiaran Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam melalui media online WhatsApp
2. Guru menanyakan kabar dan memimpin doa
3. Guru meminta peserta didik untuk mengisi presensi
4. Guru menyampaikan judul materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab salam dari guru melalui media online WhatsApp
2. Peserta didik menjawab salam dan berdoa bersama guru
3. Peserta didik mengisi presensi 4. Peserta didik mendengarkan pemaparan
guru mengenai judul materi yang akan
dipelajari pada pertemuan ini
5. Peserta didik membaca tujuan pembelajaran yang telah disampaikan
oleh guru
Inti 1. Guru memberikan materi memalui
aplikasi WhatsApp Group berupa
screenshot LKPD dan video mengenai
materi relasi dan fungsi.
2. Guru meminta peserta didik untuk mengamati materi yang telah disajikan.
3. Guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
4. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hipotesis jawaban dari
pertanyaan yang telah diberikan
5. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis
yang telah mereka buat
6. Guru dan peserta didik akan menganalisis informasi yang telah mereka peroleh
7. Guru akan meminta peserta didik untuk melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah diperoleh.
Inti 1. Peserta didik mengamati materi yang
disajikan oleh guru
2. Peserta didik bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
3. Peserta didik menuliskan hipotesis jawaban dari pertanyaan yang telah
diberikan
4. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi untuk membuktikan kebenaran
dari hipotesis yang telah mereka buat
5. Peserta didik bersama guru akan menganalisis informasi yang telah mereka
peroleh
6. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang telah
diperoleh.
Penutup
1. Guru mengajak peserta didik bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2. Guru menutup pembelajaran 3. Guru mengucapkan salam
Penutup
1. Peserta didik dan guru bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
2. Peserta didik menjawab salam
33
2.1. 8 Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menjadi landasan bagi peneliti dalam
penelitian ini adalah penelitian Irsad Rosidi pada tahun 2016 yang
berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta didik Berorientasi
Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)
untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains”. Penelitian dilakukan di
kelas X SMA Negeri 1 Kebomas-Gresik pada 32 orang peserta didik
yang dipilih secara random, model pengembangan yang digunakan pada
Lembar Kegiatan Peserta didik merupakan model pengembangan 4-D
(Define, Designe, Develop, and Dessiminate). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lembar kegiatan peserta didik berorientasi
pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) layak
digunakan dalam pembelajaran dan dapat melatih keterampilan proses
sains peserta didik dalam penggunaan alat thermometer.
Penelitian yang dilakukan oleh Prima Ayu Malsa, dkk pada
tahun 2017, dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning terhadap Self-Efficacy”. Penelitian dilakukan di SMP Negeri
12 Padang, dengan jenis penelitian eksperimen dengan desain pretes
dan posttest. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa
terjadinya peningkatan terhadap self-efficacy peserta didik setelah
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dengan
pendekatan scientific peserta didik kelas VIII SMP Negeri 12 Padang.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Discovery Learning efektif untuk meningkatkan self-efficacy dalam
pembelajaran.
34
2. 2 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Dilakukan observasi untuk mengambil data awal di kelas VIII SMP berupa
pemberian angket kepercayaan diri peserta didik
Rendahnya Self-Efficacy peserta didik SMP dalam pembelajaran
Melakukan analisis masalah dan solusi yang mungkin untuk mengatasi
permasalahan rendahnya Self-efficacy peserta didik
Solusi: mengembangkan LKPD berbasis pembelajaran penemuan terbimbing
(guided discovery) untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik
Proses mengembangkan LKPD berbasis guided discovery untuk meningkatkan
self-efficacy peserta didik dengan menggunakan model pengembangan ADDIE
Sintak model pembelajaran
penemuan terbimbing (guided
discovery):
1. Stimulation (Stimulasi) 2. Problem Stement
(Identifikasi Masalah)
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
5. Verification (Pembuktian) 6. Generalization (Menarik
Kesimpulan)
Indikator Self-Efficacy
1. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu.
2. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan
dalam menyelesaikan tugas.
3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih, dan
tekun.
4. Yakin bahwa dirinya mampu menghadapi hambatan dan kesulitan.
5. Yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.
Valid
Praktis
Efektif
Desain LKPD berbasis pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
Discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan
Model pengembangan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
model pengembangan ADDIE, karena menurut Branch (2009: 1) untuk membuat
suatu produk ADDIE merupakan alat yang paling efektif serta ADDIE merupakan
konsep yang generatif karena ADDIE menerapkan konsep dan teori kedalam
konteks yang lebih spesifik. ADDIE merupakan model pengembangan yang
meliputi tahap Analyze (Analisis), Design (Desain), Develop (Mengembangkan),
Implement (Implementasi), Evaluation (Evaluasi). Adapun langkah-langkah
pengembangan LKPD dengan model pengembangan ADDIE adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Konsep Pengembangan ADDIE (Branch, 2009: 2)
Berdasarkan Gambar 3.1, penelitian ini menggunakan model
pengembangan ADDIE karena prosedur kerjanya sistematis dalam bentuk siklus
dan saling berkaitan satu sama lain serta menunjukkan tahapan yang jelas dan
36
cermat dalam menghasilkan sebuah produk. Sehingga proses pembelajaran
memiliki makna dan fungsi. Dimana setiap tahapannya terdapat evaluasi dengan
tujuan keperluan revisi.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengambangan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan
tahapan model pengembangan ADDIE, adapun prosedur pengembangan yang
akan dilakukan dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1. Tahap Analisis (Analyze)
Tujuan dilakukannya tahap analisis adalah untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab dilakukannya mendesain dan mengembangkan sebuah
produk, pada tahap analisis terdapat alasan diperlukannya desain suatu produk dan
memungkinkan untuk mendesain sebuah produk yang menjadi solusi dari
permasalahan yang ditemukan. Menurut Hamzah (2019: 39) analisis adalah suatu
kegiatan untuk melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah
(kebutuhan), dan melakukan analissis tugas. Tahapan analisis terdiri dari
prosedur-prosedur umum, sebagai berikut:
1. Memeriksa Penyebab Dibutuhkannya Pengembangan
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang
ditemukan sehingga diperlukannya suatu pengembangan. Pada tahap ini penyebab
terjadinya kesenjangan dapat dikarenakan oleh beberapa faktor berikut:
keterbatasan sumber daya, kurangnnya motivasi, serta kurangnya pengetahuan
dan keterampilan peserta didik. Pada tahap ini akan dilihat faktor mana saja yang
mempengaruhi keyakinan diri peserta didik.
37
2. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui bahwa LKPD yang
dirancang tepat digunakan oleh peserta didik. Tujuan dilakukan analisis peserta
didik untuk mengetahui karakteristik peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan
dan wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran matematika di SMP
Negeri 16 Kota Jambi, peneliti meperoleh informasi yang menggambarkan
karakteristik umum peserta didik tersebut, yaitu mereka terbiasa dengan metode
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, dimana pada metode pembelajaran
berbasis pendekatan saintifik peserta didik terbiasa untuk diberikan konsep
pembelajaran tanpa ikut serta dalam menemukannya. Serta mereka lebih
menyukai bahan bacaraan bergambar dan berwarna dibandingkan dengan bacaan
monoton yang hanya berisi tulisan dan terdapat sedikit gambar, dan kurang
berwarna.
3. Menentukan Tujuan
Tahap ini dilakukan agar ada keselarasan antara tujuan pengembangan
produk dengan tujuan pembelajaran. Tujuan dari pengembangan produk adalah
meningkatkan keyakinan diri peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan
matematika yang diberikan, dan tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika yang perlu dikuasai oleh
peserta didik kelas VIII pada kurikulum 2013 revisi 2017.
4. Mengidentifikasi Sumber Daya yang Diperlukan
Pada langkah ini pengembangan media perlu mengidentifikasi sumber
daya dari empat segi, yaitu segi konten, teknologi, fasilitas pembelajaran, dan
tenaga pendidik.
38
Dalam mengidentifikasi sumber daya dari segi konten, peneliti memeriksa
jumlah ketersediaan buku pembelajaran yang tersedia, berupa buku matematika
kelas VIII Semester 1 SMP/MTs terbitan kemendikbud edisi revisi 2017 yang
biasa digunakan oleh peserta didik. Diperoleh bahwa buku matematika yang
tersedia ada 30 buah.
Selanjutnya berdasarkan jenis sumber daya segi teknologi, dikarenakan
penyebaran Virus Covid-19 semakin luas, keadaan tidak memungkinkan untuk
dilakukan pembelajaran secara tatap muka, jadi penelitian akan dilakukan secara
online dengan menggunakan Aplikasi WhatsApp group sehingga mengharuskan
setiap peserta didik memiliki samrtphone yang terhubung dengan jaringan
internet, jadi peneliti memeriksa jumlah ketersediaan smartphone yang dimiliki
oleh peserta didik dan terhubung dengan jaringan internet. Diperoleh data bahwa
lebih kurang 95% dari jumlah peserta didik di kelas VIII D SMP Negeri 16 Kota
Jambi memiliki smartphone yang terhubung dengan jaringan internet, dan
memiliki akun WhatsApp pribadi.
Berdasarkan jenis sumber daya fasilitas pembelajaran, peneliti
menanyakan kelas yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian, jadwal jam
pembelajaran, dan jumlah peserta didiknya. Guru SMP Negeri 16 Kota Jambi
mempersihlakan peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII D, seminggu 1
kali pada hari Jum’at pukul 08.00 dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang.
Berdasarkan jenis sumber daya manusia, peneliti memilih para ahli dalam
bidangnya seperti ahli materi untuk memvalidasi isi materi LKPD, ahli desain
yang kompeten untuk memvalidasi desain LKPD, ahli instrumen untuk
memvalidasi instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, guru pembelajaran
39
matematika yang sudah berpengalaman mengajar materi Relasi dan Fungsi untuk
memberikan respon terhadap LKPD yang tela