8
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan | 205 Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI) tentang Kinematika Gerak Lurus Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Surat-e :[email protected] Grafik sebagai representasi gejala fisika merupakan konsep penting dalam kinematika. Melalui grafik, hubungan antar besaran fisika yakni posisi, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu dapat dianalisis secara cepat dan tepat. Namun, masih ditemukan mahasiswa fisika yang kesulitan menginterpretasikan grafik. Paper ini memaparkan penyusunan modul pembelajaran grafik kinematika menggunakan metode demonstrasi pembelajaran interaktif (DPI) dan kajiannya pada lembar kerja. Media yang digunakan adalah modul DPI, motion detector, labquest, dan logger pro. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan pertanyaan wawancara. Modul DPI dikembangkan dari langkah pokok metode DPI, mengidentifikasi konsep dan mengurutkannya, melakukan pengembangan dengan mengkolaborasikan media pembelajaran, dan mengujicobakannya pada mahasiswa untuk melihat respon mereka terhadap modul ini. DPI memungkinkan mahasiswa mengintegrasi konsep sebelum dan sesudah menggunakan modul sehingga didapatkan perubahan konsep dari yang salah menjadi benar. Bantuan motion detector membuat mahasiswa mengalami sendiri konsep yang selama ini abstrak serta merangsang mahasiswa berdiskusi dan mencoba gerakan yang langsung ditampilkan dalam grafik. Kata kunci: modul, DPI, motion detector, logger pro, grafik kinematika I. Pendahuluan Salah satu materi fisika dasar untuk mahasiswa tingkat pertama adalah kinematika. Materi ini membahas bagaimana suatu benda bergerak. Secara umum, konsep dasar yang dibahas di dalam materi kinematika adalah deskripsi gerak benda yang meliputi: perpindahan, kecepatan, dan percepatan dalam kaitannya dengan fungsi waktu. Pada umumnya, penyampaian materi kinematika disajikan dalam bentuk persamaan-persamaan matematis, khususnya tentang hubungan antara perpindahan (x) terhadap waktu (t), kecepatan (v) terhadap waktu (t) dan percepatan (a) terhadap waktu (t). Adapun cara lain yang digunakan adalah dengan membaca diagram ataupun grafik[1]. Dalam pembelajaran materi fisika dasar pada mahasiswa tingkat pertama, perlu penanaman konsep kinematika yang tepat dan cepat agar mahasiswa dengan mudah memahami materi fisika berikutnya. Salah satu cara agar mahasiswa dapat memahami materi kinematika dengan tepat dan cepat adalah melalui grafik. Penanaman konsep kinematika melalui grafik merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami. Melalui grafik sebagai representasi gejala fisika, mahasiswa dapat menganalisis atau mengenali secara cepat dan tepat hubungan antar besaran fisika yakni hubungan antara x-t, v-t dan a-t. Akan tetapi, dalam memahami grafik kinematika masih ditemukan banyak mahasiswa fisika tahun pertama mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan grafik. Grafik dianggap seperti gambar harafiah suatu keadaan, mahasiswa juga bingung akan variabel yang digunakan, dan sebagian besar juga bingung dalam menentukan kemiringan grafik (gradien) daripada menemukan suatu luasan daerah di bawah kurva[2]. Noviandini, D. (2013) dalam makalahnya yang berjudul Remidiasi Miskonsepsi Kinematika dengan Umpan Balik Cepat Menggunakan Simulasi Komputer dan Demonstrasi, meneliti tentang miskonsepsi mahasiswa pada topik kinematika. Penelitian tersebut mengemukakan adanya beberapa miskonsepsi mahasiswa dalam membaca grafik kinematika, seperti jarak dan perpindahan yang dianggap identik serta kelajuan, kecepatan, dan percepatan yang dianggap identik [3]. Subali, B. (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Kemampuan Interpretasi Grafik Kinematika pada Mahasiswa Calon Guru Fisika, menemukan (1) mahasiswa masih kesulitan dalam menempatkan sumbu

Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan | 205

Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI) tentang

Kinematika Gerak Lurus

Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Surat-e :[email protected]

Grafik sebagai representasi gejala fisika merupakan konsep penting dalam kinematika. Melalui grafik, hubungan antar besaran fisika yakni posisi, kecepatan, dan percepatan terhadap waktu dapat dianalisis secara cepat dan tepat. Namun, masih ditemukan mahasiswa fisika yang kesulitan menginterpretasikan grafik. Paper ini memaparkan penyusunan modul pembelajaran grafik kinematika menggunakan metode demonstrasi pembelajaran interaktif (DPI) dan kajiannya pada lembar kerja. Media yang digunakan adalah modul DPI, motion detector, labquest, dan logger pro. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan pertanyaan wawancara. Modul DPI dikembangkan dari langkah pokok metode DPI, mengidentifikasi konsep dan mengurutkannya, melakukan pengembangan dengan mengkolaborasikan media pembelajaran, dan mengujicobakannya pada mahasiswa untuk melihat respon mereka terhadap modul ini. DPI memungkinkan mahasiswa mengintegrasi konsep sebelum dan sesudah menggunakan modul sehingga didapatkan perubahan konsep dari yang salah menjadi benar. Bantuan motion detector membuat mahasiswa mengalami sendiri konsep yang selama ini abstrak serta merangsang mahasiswa berdiskusi dan mencoba gerakan yang langsung ditampilkan dalam grafik.

Kata kunci: modul, DPI, motion detector, logger pro, grafik kinematika

I. Pendahuluan

Salah satu materi fisika dasar untuk mahasiswa tingkat pertama adalah kinematika. Materi ini membahas bagaimana suatu benda bergerak. Secara umum, konsep dasar yang dibahas di dalam materi kinematika adalah deskripsi gerak benda yang meliputi: perpindahan, kecepatan, dan percepatan dalam kaitannya dengan fungsi waktu.

Pada umumnya, penyampaian materi kinematika disajikan dalam bentuk persamaan-persamaan matematis, khususnya tentang hubungan antara perpindahan (x) terhadap waktu (t), kecepatan (v) terhadap waktu (t) dan percepatan (a) terhadap waktu (t). Adapun cara lain yang digunakan adalah dengan membaca diagram ataupun grafik[1]. Dalam pembelajaran materi fisika dasar pada mahasiswa tingkat pertama, perlu penanaman konsep kinematika yang tepat dan cepat agar mahasiswa dengan mudah memahami materi fisika berikutnya. Salah satu cara agar mahasiswa dapat memahami materi kinematika dengan tepat dan cepat adalah melalui grafik. Penanaman konsep kinematika melalui grafik merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami. Melalui grafik sebagai

representasi gejala fisika, mahasiswa dapat menganalisis atau mengenali secara cepat dan tepat hubungan antar besaran fisika yakni hubungan antara x-t, v-t dan a-t. Akan tetapi, dalam memahami grafik kinematika masih ditemukan banyak mahasiswa fisika tahun pertama mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan grafik. Grafik dianggap seperti gambar harafiah suatu keadaan, mahasiswa juga bingung akan variabel yang digunakan, dan sebagian besar juga bingung dalam menentukan kemiringan grafik (gradien) daripada menemukan suatu luasan daerah di bawah kurva[2].

Noviandini, D. (2013) dalam makalahnya yang berjudul Remidiasi Miskonsepsi Kinematika dengan Umpan Balik Cepat Menggunakan Simulasi Komputer dan Demonstrasi, meneliti tentang miskonsepsi mahasiswa pada topik kinematika. Penelitian tersebut mengemukakan adanya beberapa miskonsepsi mahasiswa dalam membaca grafik kinematika, seperti jarak dan perpindahan yang dianggap identik serta kelajuan, kecepatan, dan percepatan yang dianggap identik [3].

Subali, B. (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Kemampuan Interpretasi Grafik Kinematika pada Mahasiswa Calon Guru Fisika, menemukan (1) mahasiswa masih kesulitan dalam menempatkan sumbu

Page 2: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

206 | Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan

koordinat sebagai variabel penelitian, (2). mahasiswa hanya membaca trend garis pada grafik kinematika tanpa mengaitkannya dengan arti fisis, (3) mahasiswa masih kesulitan merumuskan persamaan matematik dari grafik yang telah dibuat, sehingga membuat interpretasi menjadi tidak tajam, serta (4) kemampuan interpretasi mahasiswa berkaitan dengan kemampuan pemahaman konsep, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan interpretasi yang baik, maka perlu dibangun kemampuan konsep kinematika pada mahasiswa calon guru fisika[4].

Oleh sebab itu, perlu dipikirkan suatu alternatif pembelajaran fisika yang baru pada materi kinematika untuk mengatasi miskonsepsi mahasiswa tingkat pertama yang dijelaskan di atas. Salah satu alternatif tersebut adalah menggunakan metode Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI)[5]. Metode pembelajaran DPI mencoba membimbing mahasiswa dengan cara mengumpulkan prediksi jawaban-jawaban siswa baik dari jawaban sendiri maupun hasil diskusi dengan teman sebaya terhadap suatu masalah yang dibahas dalam materi fisika. Kemudian siswa diajak untuk memperhatikan suatu demonstrasi/percobaan yang dilakukan oleh guru untuk membandingkan jawaban hasil prediksi siswa terhadap jawaban yang sebenarnya[6].

Metode DPI dapat diterapkan pada materi kinematika GLB dan GLBB dengan menggunakan alat bantu (media) yang dapat mempermudah mahasiswa untuk memahami grafik dengan tepat dan cepat yakni motion detector. Alat ini bisa langsung mendeteksi gerak suatu benda dalam bentuk grafik.

Terobosan terbaru dari penilitian ini adalah penggunaan metode DPI dan motion detector dalam pembelajaran grafik kinematika gerak lurus. Metode DPI menarik dan belum banyak yang melakukan penelitian dengan metode ini. Penelitin ini juga membantu para guru dan calon guru dalam merancang pembelajaran konstruktivis yang dapat membantu siswa memahami konsep fisika yang benar (meminimalisir miskonsepsi).

Di dalam paper ini dipaparkan modul pembelajaran tentang grafik kinematika menggunakan metode DPI yang dikolaborasikan dengan motion detector, labquest, dan logger pro dan dikaji setiap lembar kerjanya melalui respon mahasiswa.

II. Kajian Pustaka

Prosedur metode DPI yakni yang pertama guru menjelaskan semua komponen untuk demonstrasi dan demonstrasi yang akan dilakukan, siswa diwajibkan untuk memprediksi dengan menuliskan jawaban pertanyaan di lembar kerja secara individu, kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan jawaban mereka masing-masing dengan teman di samping (kelompok) mereka untuk menuliskan keyakinkan atas jawaban yang telah ditulis. Siswa dipersilakan mengubah jawabannya jika mereka

ingin mengubahnya. Pada tahap selanjutnya siswa dipersilakan untuk berdiskusi dengan siapa saja yang ada di ruang kelas dan mengubah jawaban mereka jika perlu. Tugas guru adalah memastikan agar semua siswa telah memiliki prediksi pada lembar kerja, setelah itu siswa dipersilahkan untuk menuliskan prediksi akhir mereka di papan tulis. Guru juga mempersilahkan siswa yang memiliki hasil prediksi berbeda untuk menuliskan di papan tulis. Jika semua hasil prediksi dituliskan di papan tulis, guru melakukan demonstrasi untuk menemukan jawaban yang benar dan dilanjutkan dengan menjelaskan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

III. Metode Penelitian/Eksperimen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan wawancara. Modul DPI dikembangkan mulai dari langkah-langkah pokok metode DPI, identifikasi konsep, urutan konsep, pengembangan dengan mengkolaborasikan motion detector, labquest, dan logger pro, serta akhirnya modul yang dikembangkan itu diujicobakan kepada mahasiswa. Penelitian ini diujicobakan kepada 5 mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2016, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana. Kelima mahasiswa ini diberikan modul dan ditugaskan untuk mengerjakan setiap lembar kerja sesuai dengan prosedur yang telah tertera pada modul.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Struktur dari modul DPI (Gambar 1) adalah sebagai berikut: (1) Definisi masalah, pada tahap ini mahasiswa diberi motivasi untuk menyatakan konteks yang akan dibahas, dan juga rancangan percobaan yang akan dilakukan. (2) Prediksi, merupakan proses dugaan terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Mahasiswa akan meramalkan masalah yang diberikan, menuliskan ramalan tersebut beserta alasannya. Mahasiswa akan menduga sesuai dengan konsep awal yang dimilikinya sehingga kemungkinan akan muncul banyak konsep dan pikiran mahasiswa. (3) Observasi, merupakan kegiatan mahasiswa untuk melakukan pengamatan mengenai apa yang terjadi. Mahasiswa akan melakukan percobaan atau demonstrasi terkait permasalahan yang dibahas untuk membuktikan kebenaran dari prediksi yang mereka sampaikan. (4) Explain, langkah terakhir untuk mendapatkan kejelasan lewat penyesuaian hasil observasi dan prediksi awal sehingga mahasiswa mengalami perubahan konsep dari yang salah menjadi benar. (5) Konsolidasi, merupakan tahap pemantapan dimana pada tahap ini mahasiswa dimantapkan konsepnya sampai terus membekas. Konsolidasi dilakukan beberapa kali dengan variasi yang berbeda sehingga jika masih terdapat mahasiswa yang mengalami kesalahan konsep, bisa terdeteksi dan

Page 3: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan | 207

mahasiswa yang sudah memiliki konsep yang benar, semakin dimantapkan.

Struktur ini kemudian dikembangkan dalam modul yang mempunyai menjadi 4 hal penting yaitu (1) Tugas, yang berisi prediksi mahasiswa dan perintah yang akan dilakukan; (2) Hasil, yang merupakan hasil kerja dari tugas yang diberikan; (3) Bahasan, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk menyelesaikan problem yang ada; dan (4) Hasil Bahasan, yang berisi jawaban dari setiap pertanyaan bahasan dan kesimpulan hasil belajar. Interaksi dalam modul ini tampak saat setiap pernyataan dan pertanyaan pada tugas dan bahasan di setiap lembar kerja menggiring mahasiswa untuk mendapatkan jawaban berdasarkan hasil pengamatan, kemudian jawaban yang diberikan mahasiswa secara langsung menuntun mereka untuk melanjutkan ke tahap berikutnya sampai menemukan sebuah kesimpulan.

Gambar 1. Sruktur Modul DPI Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

grafik kinematika gerak lurus dengan tujuan agar mahasiswa memahami maksud kemiringan grafik yang menunjukan besar kecepatan dan arah gerak benda. Materi ini disusun mulai dari membimbing mahasiswa untuk mengerti cara menghitung kemiringan, membedakan kemiringan grafik dan mengerti arti kemiringan grafik yang berbeda.

Modul ini terdiri 9 lembar kerja dengan rincian sebagai berikut:

Pada lembar kerja 1 (Gambar 2), ditampilkan ilustrasi yang menggambarkan hubungan antara jarak dan waktu. Ilustrasi ini ditempatkan di awal sebagai pengantar dan motivasi untuk memperkenalkan topik yang akan dibahas yaitu hubungan antara posisi dan waktu yang nantinya akan direpresentasikan dalam bentuk grafik. Ilustrasi yang dipakai adalah ilustrasi balapan motor, dimana dalam balapan motor, terdapat hubungan antara jarak, kecepatan dan percepatan terhadap waktu. Pemenang dalam balapan motor adalah pembalap yang mengacu motornya dengan kecepatan tinggi dan mencapai garis finish dalam waktu singkat. Semakin jauh jarak pembalap dari titik start, semakin dekat jarak pembalap dari titik finish.

Mahasiswa yang mencoba modul ini berpendapat bahwa ilustrasi ini sudah bisa dipahami dan mereka dapat menemukan hubungan antara jarak dan waktu karena ilustrasi ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari

Gambar 2. Lembar Kerja 1, Ilustrasi Hubungan Jarak dan Waktu

Pada Lembar Kerja 3 (Gambar 3), dijelaskan petunjuk

pemasangan alat yang digunakan dalam praktikum. Petunjuk pemasangan diawali dengan gambar ilustrasi yang menunjukan rangkaian alat yang sudah terpasang dan proses pengambilan data dengan harapan ketika mahasiswa melihat gambar ini, mahasiswa sudah mempunyai gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan. Pada tahap berikutnya, diperlihatkan petunjuk pemasangan alat disertai dengan gambar supaya memudahkan mahasiswa untuk memasangkan alat-alat yang ada dengan baik dan benar. Rata-rata waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk memasangkan alat adalah 2-3 menit. Hal ini berarti petunjuk pemasangan alat dapat mempermudah mahasiswa merangkai peralatan dengan baik dan benar. Hal yang menjadi kendala mahasiswa dalam mereka belum pernah mengenal dan menggunakan alat dan aplikasi ini sehingga alat dan aplikasi ini merupakan hal baru bagi mereka dan mereka membutuhkan waktu untuk memahami cara penggunaannya. Adapun usulan dari mahasiswa terhadap lembar kerja 2 ini yaitu sebaiknya keterangan gambar yang diberikan, disusun secara berurutan sehingga memudahkan untuk membaca.

Gambar 3. Lembar Kerja 2. Petunjuk Pemasangan Alat

Lembar kerja 3 menuntun mahasiswa untuk

menentukan kemiringan grafik berdasarkan data dan

• Memberikan konteks

• Penjelasan rancangan percobaan yang akan dilakukan

Definisi Masalah

• Dugaan terhadap

suatu peristiwa

• Muncul banyak konsep

dan pikiran mahasiswa

Prediksi• Demonstrasi

dilakukan

• Pengamatan mengenai apa yang terjadi

• Membuktikan kebenaran

dari prediksi

Observasi

• Mengaitkan prediksi dengan hasil observasi

• Mahasiswa menemukan

konsep sebenarnya dari persoalan yang

sedang dipelajari

Explain

• Pemantapan konsep yang

sudah didapatkan

Konsolidasi

Page 4: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

208 | Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan

grafik yang telah disediakan sebelum menggunakan motion detector. Pada poin tugas (gambar 4) di lembar kerja 3, disajikan contoh sebuah tabel data pengamatan yang terdiri dari dua variabel x dan y. Poin tugas ini menurut responden membingungkan karena tidak ada keterangan bahwa di lembar kerja ini masih belum menggunakan motion detector. Salah satu mahasiswa saat wawancara menyatakan “saya kira setelah pemasangan alat, alat ini sudah bisa digunakan sehingga membuat saya bingung untuk mengerjakan, bagaimana memulainya”

Gambar 4. Tugas Lembar Kerja 3

Pada poin hasil (gambar 5) disajikan visualisasi

hubungan antara kedua variabel tersebut. Data pada poin tugas sengaja dibuat supaya dihasilkan grafik yang memiliki kemiringan berbeda agar mahasiswa bisa membedakan kemiringan positif dan negatif serta besarnya.

Gambar 5. Hasil Lembar Kerja 3

Pada bagian bahasan (Gambar 6) mahasiswa diminta

untuk menentukan berapa segmen yang memiliki kemiringan berbeda pada grafik dan mencari kemiringan pada masing-masing segmen dengan rumus kemiringan grafik: ∆y/ ∆x.

Gambar 6. Bahasan Lembar Kerja 3

Beberapa kendala yang ditemui mahasiswa dalam mengerjakan lembar kerja ini adalah mahasiswa kurang memahami arti jumlah segmen yang membentuk garis lurus tanpa patahan, sehingga sulit untuk menentukan banyaknya segmen. Hal ini terlihat dari lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan lembar kerja ini yaitu rata-rata 10 menit dan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 7 merupakan salah satu hasil kerja mahasiswa yang tidak mengerti arti perintah yang ada pada bagian bahasan sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuai yang diharapkan. Dari hasil ini didapatkan bahwa dalam penyusunan modul, sebaiknya tidak menggunakan istilah asing tetapi menggunakan istilah yang familiar di mahasiswa sehingga maksud yang peneliti ingin sampaikan kepada mahasiswa dapat tersampaikan dengan baik. Adapun kendala yang ditemui saat uji coba modul adalah mahasiswa tidak memahami dengan baik maksud penggunaan delta (∆) sehingga saat perhitungan kemiringan negatif hasilnya tetap positif.

Gambar 7. Hasil Bahasan Lembar Kerja 3

Lembar Kerja 4 bertujuan untuk mendapatkan grafik

posisi terhadap waktu untuk gerakan menjauh dan mendekati motion detector. Pada bagian tugas (Gambar 8), pertama mahasiswa diberi pernyataan seorang siswa yang bergerak menjauhi dan mendekati motion detector sebagai titik acuan (0,0), kemudian mahasiswa diminta untuk memprediksi grafik posisi terhadap waktu untuk kondisi tersebut. Prediksi dilakukan untuk mengetahui konsep awal dari mahasiswa sebelum menggunakan motion detector, kemudian mahasiswa diminta untuk melakukan gerakan menjauh dan mendekati motion detector dan direkam dengan motion detector.

Page 5: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan | 209

Gambar 8. Tugas Lembar Kerja 3

Gerakan menjauh dan mendekati motion detector

dilakukan selama 10 detik yaitu 5 detik bergerak maju menjauhi detector dan 5 detik bergerak mundur mendekati detector. Gerakan dilakukan selama 10 detik karena menyesuaikan skala yang ditampilkan logger pro.

Gambar 8. Hasil Lembar Kerja 3

Pada bagian bahasan(Gambar 9), pertanyaan dimulai dari kapan benda mulai bergerak dan dimana posisinya saat itu. Ketidak sesuaian antara menu collect pada logger pro yang diklik dengan gerakan yang dilakukan, menyebabkan beberapa grafik hasil rekaman gerakan maju dan mundur menghasilkan grafik benda diam seperti pada gambar 8. Grafik di gambar 8 ini menunjukan bahwa selama 0,5 detik awal, benda masih dalam keadaan diam. Benda baru mulai bergerak saat grafik membentuk kemiringan. Mahasiswa yang tidak memahami arti grafik untuk benda diam pada posisi tertentu selama beberapa saat, akan beranggapan bahwa benda mulai bergerak saat rekaman dimulai. Hal ini di cek lagi pada pertanyaan ke 3 yang menanyakan pada detik ke berapa benda dalam keadaan diam. Beberapa mahasiswa sudah memiliki konsep bahwa benda akan berhenti sesaat kemudian kembali akan menjawab benda dalam keadaan diam sesaat di puncak grafik, padahal ini tidak terlalu membentuk

garis lurus, yang secara jelas menunjukan benda diam adalah grafik yang membentuk garis lurus di awal sebelum benda hendak bergerak.

Gambar 9. Bahasan Lembar Kerja 4

Pertanyaan no 7 dan 8 didesain untuk menggiring mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menginterpretasi grafik gerak maju dan mundur dengan menganggap bahwa grafik sebagai gambar harafiah yaitu dengan menggambar grafik mendatar kekanan dan kekiri yang sebenarnya menunjukan benda diam. Kesalah ini terjadi karena mereka tidak memperhatikan sumbu x dan y yang merupakan varibel posisi dan waktu.

Gambar 10. Hasil Bahasan Lembar Kerja 4

Lembar kerja 5 (Gambar 11) bertujuan untuk menentukan kecepatan benda berdasarkan grafik. pada gambar 11 tentang tugas yang akan dikerjakan, mahasiswa diberikan 4 kondisi yang berbeda yakni ada 4 siswa yang berjalan dengan kecepatan yang berbeda satu dengan yang lain. Urutan gerak setiap siswa diacak mulai dari berjalan, berjalan lebih lambat, berlari kemudian berlari lebih cepat dimaksudkan agar terdapat perbedaan kemiringan grafik yang signifikan antara grafik siswa A,B,C dan siswa D. Mahasiswa kemudian diminta untuk memprediksi kemungkinan bentuk grafik keempat siswa tersebut jika digabungkan kedalam sebuah grafik x-t.

Page 6: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

210 | Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan

Gambar 11. Tugas Lembar Kerja 5

Semua mahasiswa yang menjadi sampel penelitian sudah mendapatkan hasil sesusai dengan yang diharapkan. Salah satu hasilnya adalah pada gambar 12

Gambar 12. Hasil Lembar Kerja 5

Pada bagian bahasan, mahasiswa digiring untuk mengetahui kapan dan dimana benda mulai bergerak, kapan dan dimana benda sampai di posisi akhir untuk mengetahui selang waktu dan jarak yang ditempuh. Mahasiswa juga digiring untuk mengetahui perbedaan trend kemiringan grafik yang berbeda pada grafik.

Gambar 13. Bahasan Lembar Kerja 5

Setiap pertanyaan pada bahasan dijawab pada hasil bahasan. Jawaban dibuat dalam tabel agar mudah dipahami dan bisa dibedakan antar siswa. Mahasiswa juga sudah diinfokan pada bagian bahasan bahwa perbandingan antara ∆x dan ∆t merupakan kecepatan benda sehingga dibagian bahasan mahasiswa bisa mendapatkan pengertian kecepatan, besar kecepatannya dan kaitannya dengan kemiringan grafik yang berbeda. Pada bagian hasil bahasan juga diberikan pertanyaan penggiring menarik kesimpulan sehingga mahasiswa dapat menarik menyimpulkan dengan baik.

Gambar 14. Hasil Lembar Kerja 5

Lembar kerja 6 bertujuan agar mahasiswa dapat memahami arah gerak benda berdasarkan kemiringan grafik. Pada bagian tugas, mahasiswa diminta untuk melihat kembali kemiringan hasil yang ditampilkan logger pro pada lembar kerja 4 (gerakan menjauh dan mendekati detector) dan menentukan 3 titik yaitu titik A di posisi awal saat benda hendak bergerak, titik B di posisi terjauh atau puncak grafik dan titik C di akhir grafik. penentuan titik ini dimaksudkan agar membagi kemiringan grafik menjadi kemiringan grafik yang positif dan negatif.

Gambar 15. Tugas Lembar Kerja 6

Berdasarkan data yang ditampilkan logger pro pada lembar kerja 4, mahasiswa digiring dengan pertanyaan

Page 7: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan | 211

pada bagian bahasan (Gambar 16) untuk mendapatkan kesimpulan bahwa kemiringan grafik selain menyatakan besar kecepatan benda juga menyatakan arah gerak benda. Lembar kerja 6 sangat mudah untuk dipahami hal ini terlihat dari lama waktu untuk mengerjakan yaitu sekitar 8 menit dan kesesuai hasil bahasan dengan yang diharapkan.

Gambar 16. Bahasan Lembar Kerja 6

Lembar kerja 7, 8, dan 9 merupakan lembar konsolidasi yang menggiring mahasiswa untuk mencocokan grafik. Pencocokan dilakukan dengan cara melakukan gerakan sedemikian rupa sambil direkam menggunakan motion detector dan hasil rekaman gerakan harus sama dengan grafik sudah ada pada logger pro. Sebelum gerakan dilakukan, mahasiswa disuguhi beberapa pertanyaan general yang berlaku pada lembar kerja 7, 8, dan 9 tentang grafik yang akan dicocokan.

Gambar 17. Lembar Konsolidasi 1

Untuk setiap lembar konsolidasi, diawali dengan petunjuk untuk membuka file grafik yang sudah ada di logger pro. Disamping petunjuk tertera gambar grafik yang akan dicocokan yang dilengkapi dengan beberapa titik untuk membagi grafik dalam beberapa segmen berdasarkan kemiringannya. Berdasarkan gambar grafik inilah pertanyaan yang ada dilembar konsulidasi tersebut dijawab seperti pada gambar 17. Dari jawaban mahasiswa memungkin peneliti untuk mengetahui mahasiswa yang masih belum paham tentang grafik dan mana yang sudah bisa memahami grafik dengan baik.

Gambar 18. Hasil Rekaman Lembar Konsolidasi 2

Dalam wawancara kepada mahasiswa terkait lembar konsolidasi, semua mahasiswa yang mencoba memberikan masukan yang sama tentang kurangnya keterangan sehingga membuat mahasiswa bingung untuk mengerjakan, seperti kapan mulai melakukan gerakan yang direkam dengan motion detector, pertanyaan yang ada ditujukan untuk apa dan berapa batasan pengulangan untuk melakukan gerakan agar sesuai dengan grafik.

Gambar 19. Hasil Rekaman Lembar Konsolidasi 3

V. Kesimpulan

Langkah-langkah metode DPI dapat mengintegrasi konsep mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan modul sehingga mendapatkan konsep yang benar, bantuan motion detector membawa mahasiswa mengalami sendiri hal yang selama ini abstrak, dan mampu merangsang mahasiswa untuk berdiskusi dan mencoba gerakan-gerakan yang langsung ditampilkan dalam grafik. Pengguna modul dapat memahami maksud pembuat modul dan dapat melakukan langkah-langkah kegiatan apabila kalimat-kalimat yang digunakan sederhana, istilah istilah yang digunakan familiar dengan pengguna modul (mahasiswa) dan petunjuk yang diberikan jelas disertai dengan gambar.

Page 8: Desain Modul Demonstrasi Pembelajaran Interaktif (DPI

Prosiding Seminar Nasional Quantum 2016 Ishak Malafu, Ferdy S. Rondonuwu, dan Debora N. Sudjito ISSN: 2477-1511

212 | Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta mengambil bagian dalam penulisan paper ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kepustakaan [1] Anwar, K. 2013. Profil Kemampuan Mahasiswa Fisika se-kota

mataram dalam memahami grafik kinematika. Universitas Muhamadiah Mataram.

[2] Beichner, R. J. 1994. Testing Student Interpretation of Kinematics Graphs. Physics Department North Carolina State University.

[3] Noviandini, D. 2013. Remidiasi Miskonsepsi Kinematika dengan Umpan Balik Cepat Menggunakan Simulasi Komputer dan Demonstrasi. Tesis. Universitas Sebelas Maret, Surakarta

[4] Subali, B. 2015. Analisis Kemampuan Interpretasi Grafik Kinematika pada Mahasiswa Calon Guru Fisika. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains

[5] Delong, J. 2009. Interactive learning demonstrations. United States Military Academy, West Point, NY.

[6] Sokoloff, D. R. 2006. Active Learning In Optics and photonics training manual. University of Oregon, USA.