24
ISSN 2622-6146 (e) 2622-6138 (p) © 2019 Alsina : Journal of Arabic Studies http://journal.walisongo.ac.id/index.php/alsina 147 Alsina : Journal of Arabic Studies Vol. 1, No. 2 (2019) 147-170 DOI: http://dx.doi.org/10.21580/alsina.1.2.4280 Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab pada Tujuan Khusus Pemandu Wisata (Tour Guide) Irvan Maulana Tamsil Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Corresponding author: [email protected] Abstract Language Arabic, which has now become an international language, has a big contribution in developing science. This Tern shows the existence of active Arabic communication with the languages that exist in this world. By using a language that is understood together, one can establish social relations in the community. The purpose of this study is to design Arabic learning curriculum development specifically for the purpose here of tourism as a tour guide. This research method used library research. The results of the research show that the design learning of Arabic curriculum development is a special purpose tour guide, a tour guide is more, able, fluent and professional in communicating Arabic and knows the ins and outs of the world of tourism, as well as the destination when dealing with tourists from the Middle East. Bahasa arab kini telah menjadi bahasa dunia internasional, memiliki andil besar dalam menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan. Tern ini menujukkan adanya komunikasi aktif bahasa arab dengan bahasa-bahasa yang eksis didunia ini. Dengan menggunakan bahasa yang dipahami bersama, seseorang dapat menjalin hubungan sosial dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini mendesain pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa arab tujuan khusus, untuk tujuan khusus disini tentang kepariwisataan sebagai pemandu wisata. Metode penelitian ini menggunakan telaah pustaka (library research). Hasil penelitian bahwa desain pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa arab tujuan khusus pemandu wisata, seorang pemandu wisata lebih mampu,

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

ISSN 2622-6146 (e) 2622-6138 (p) © 2019 Alsina : Journal of Arabic Studies http://journal.walisongo.ac.id/index.php/alsina 147

Alsina : Journal of Arabic Studies Vol. 1, No. 2 (2019) 147-170

DOI: http://dx.doi.org/10.21580/alsina.1.2.4280

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab pada Tujuan

Khusus Pemandu Wisata (Tour Guide)

Irvan Maulana Tamsil Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Corresponding author: [email protected]

Abstract

Language Arabic, which has now become an international language, has a big contribution in developing science. This Tern shows the existence of active Arabic communication with the languages that exist in this world. By using a language that is understood together, one can establish social relations in the community. The purpose of this study is to design Arabic learning curriculum development specifically for the purpose here of tourism as a tour guide. This research method used library research. The results of the research show that the design learning of Arabic curriculum development is a special purpose tour guide, a tour guide is more, able, fluent and professional in communicating Arabic and knows the ins and outs of the world of tourism, as well as the destination when dealing with tourists from the Middle East.

Bahasa arab kini telah menjadi bahasa dunia internasional, memiliki andil besar dalam menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan. Tern ini menujukkan adanya komunikasi aktif bahasa arab dengan bahasa-bahasa yang eksis didunia ini. Dengan menggunakan bahasa yang dipahami bersama, seseorang dapat menjalin hubungan sosial dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini mendesain pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa arab tujuan khusus, untuk tujuan khusus disini tentang kepariwisataan sebagai pemandu wisata. Metode penelitian ini menggunakan telaah pustaka (library research). Hasil penelitian bahwa desain pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa arab tujuan khusus pemandu wisata, seorang pemandu wisata lebih mampu,

Page 2: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

148 Alsina : Journal of Arabic Studies

lancar dan profesional dalam berkomunikasi bahasa arab dan mengetahui seluk beluk dunia pariwisata, serta tempat destinasi ketika berhadapan dengan wisatawan dari Timur Tengah.

Keywords: Kurikulum, Pembelajaran bahasa Arab, Tujuan khusus Pemandu wisata.

Pendahuluan

Kurikulum merupakan syarat mutlak dan ciri utama

dalam pendidikan formal, sehingga kurikulum adalah bagian

yang tak terpisahkan dari proses pendidikan dan

pembelajaran. Setiap praktik pendidikan diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik aspek pengetahuan,

sikap, maupun keterampilan. Untuk mengembangkan

kompetensi-kompetensi tersebut perlu adanya bahan atau

materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran

menggunakan metode dan media yang yang cocok dengan

karakteristik bahan pelajaran. Untuk mengetahui

keberhasilan pembelajaran perlu adanya evaluasi dengan

cara, jenis dan bentuk tertentu pula. 1

Pengembangan kurikulum bagian yang esensial dalam

proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-

mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititik

beratkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang

menyangkut banyak faktor yang perlu dipertimbangkan,

misalnya pertimbangan akan pernyataan tentang kurikulum,

siapa yang terlibat dalam pengembangan kurikulum,

bagaimana prosesnya. Menurut Caswell pengembangan

kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam

1 Muhammad Zaini, Pengembangan kurikulum, ( Yogyakarta: Teras,

2009), hal. 16-17

Page 3: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 149

melakukan tugas mengajarkan bahan, menarik minat belajar

siswa dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 2

Kurikulum mengalami pergeseran seiring dengan

dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai

faktor, baik internal maupun eksternal. Karena sifatnya yang

dinamis dalam menyikapi perubahan, kurikulum mutlak

harus fleksibel. Ketimpangan-ketimpangan dalam desain

kurikulum karena kurang respon terhadap perubahan sosial,

boleh jadi berkonsekuensi kepada lahirnya output pendidikan

yang ‘gagap’ dalam beradaptasi dengan kondisi sosial yang

dimaksud.3

Dalam konteks kurikulum bahasa arab, difahami bahwa

bahasa arab merupakan alat yang dapat digunakan untuk

memahami berbagai ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu

agama.4 Bahasa arab juga merupakan bahasa yang memiliki

kompleksitas yang tinggi, baik secara morfologi, sintaksis,

semantic dan leksikal.5

Mempelajari bahasa kedua merupakan pekerjaan yang

panjang dan kompleks. Mempelajari bahasa bukanlah

serangkaian langkah mudah yang bisa diprogram dalam

sebuah paduan ringkas. Begitu banyak permasalahan yang ada

sehingga kursus-kursus bahasa asing sering menjadi medan

latihan yang tidak memadai bagi keberhasilan mempelajari

bahasa kedua. Hanya sedikit orang kalau ada, yang berhasil

2 Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),

hal.63 3 Syamsul Bahri, Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuanya,

Jurnal Ilmiah Islam Future, Vol. XI No. 1 Agustus 2011, Hal. 16 4 Muhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Pe-

santren, (Malang: Uin-Malang Pres, 2013), Hal. 4 5Muhajir, Arah Baru Pengajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta:FITK UIN

Sunan Kalijaga, 2018), Hal. 89

Page 4: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

150 Alsina : Journal of Arabic Studies

mencapai kefasihan berbahasa asing melulu dalam batas-

batas ruang kelas. 6

Bahasa merupakan alat utama dalam berkomunikasi serta

memiliki daya ekspresi dan informasi yang besar. Sehingga

bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan

bahasa manusia bisa menemukan kebutuhan mereka dengan

cara berkomunikasi antara satu dengan yang lainya.7

Perkembangan zaman yang begitu cepat akibat derasnya

arus globalisasi membawa dampak positif pada

perkembangan dunia pariwisata, termasuk di Indonesia.

Sadar akan besarnya pengaruh positif yang dapat diterima

dari dunia kepariwisataan.8 Sektor pariwisata telah berperan

sebagai penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas,

menjadi industri atau sektor penting yang dapat diandalkan

Pemerintah ke depan untuk menjadi pilar utama

pembangunan ekonomi.9 Dalam hal tersebut sector pariwisata

dapat lebih menarik para wisatawan, khususnya pada sumber

daya manusianya, seorang pemandu wisata harus dapat

membimbing secara serius, terarah, dan professional dalam

melakasanakan tugasnya. Khususnya ketika wisatawan

tersebut berasal dari Timur Tengah yang berbicaranya

menggunakan bahasa arab. Dikarenakan, pramuwisata (tour

guide) sebagai pelaku pariwisata yang merupakan garda

terdepan sebab secara langsung bersentuhan dengan

wisatawan. Sehingga, wisatawan akan memperoleh informasi

6 Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa, (Ja-

karta: Pearson Education, 2007) Hal. 1 7 Rohmani Nur Indah dan Abdurrahman, Psikolinguistik, Konsep dan

Isu Umum,( Malang: IKAPI, 2008), hal. 46 8 Ignatius Javier Tuerah dan Jeane Tuilan, Pelatihan Bahasa Inggris

Pada Pemandu Wisata Di Manado, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan, Vol.1 November 2017, hal. 1

9 Nanny Rodjinandari dan Bambang Supriadi, Kompetensi Pendamp-ingan Pemandu Wisata Local Sebagai Developers Of People, Jurnal Pesona, Vol.2 Desember 2016 , hal. 73

Page 5: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 151

atau penjelasan tentang obyek atau destinasi. Oleh karenanya

peranan pramuwisata sangat penting.

Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional

(RIPPARNAS) tahun 2010-2025 diperlukan sebagai acuan

operasional pembangunan pariwisata bagi pelaku pariwisata

dan pelaku ekonomi, sosial dan budaya. RIPPARNAS menjadi

sangat penting, karena memberikan arah pengembangan yang

tepat terhadap potensi kepariwisataan dari sisi produk, pasar,

spasial, sumber daya manusia, manajemen, dan sebagainya.

Sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara positif dan

berkelanjutan.

Menurut Supriadi Bambang secara teori peningkatan

kualitas sumber daya manusia akan berperan sebagai

penyumbang dalam meningkatkan kualitas kepuasan

wisatawan yang akan kembali, khususnya kualitas sumber

daya manusia pramuwisata (tour guide) yang terampil akan

menyebabkan pergerakan jumlah wisatawan bertambah

banyak dan mempunyai fungsi yang positif. 10

Dalam hal ini seorang pemandu wisata atau Pramuwisata

merupakan orang yang bertugas memberikan bimbingan,

informasi, dan petunjuk tentang destinasi. Pekerjaan

memandu atau pramuwisata merupakan salah satu profesi

yang unik, karena profesi ini membutuhkan kemampuan

berbahasa asing serta dapat berinteraksi dengan wisatawan,

memiliki pengetahuan luas, fleksibel, penuh pengertian dan

kedewasaan berpikir serta kesehatan yang mumpuni. Seorang

pemandu wisata diharapakan mamahami seluk beluk dunia

kepariwisataan.11 Permasalahan yang inti diantaranya

10 Nanny Rodjinandari dan Bambang Supriadi, Kompetensi Pen-

dampingan Pemandu Wisata Local Sebagai Developers Of People, Jurnal Pesona, Vol.2 Desember 2016 , hal. 74

11 Ignatius Javier Tuerah dan Jeane Tuilan, Pelatihan Bahasa Inggris Pada Pemandu Wisata Di Manado, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan, Vol.1 November 2017, hal. 1

Page 6: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

152 Alsina : Journal of Arabic Studies

pengetahuan, sejarah dan kemampuan berbahasa arab sangat

dibutuhkan bagi pemandu wisata khususnya ketika

berhadapan dengan wisatawan dari Timur Tengah.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti akan menjelaskan

bagaiamana desain pengembangan kurikulum pembelajaran

bahasa arab tujuan khusus pada pemandu wisata.

Metode penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

penelitian kualitatif menempati peran yang sangat penting.

Kualitas hasil temuan dalam penelitian kualitatif sangat

ditentukan oleh cara pengumpulan data. Dalam penelitian

kualitatif kehadiran peneliti sewaktu mengumpulkan data

sangat berguna untuk membantu menganalisa dan

menginterpretasikan data yang terkumpul. Kreatifitas peneliti

memegang peran yang penting walaupun kreatifitas tersebut

bersifat pribadi.12

Jenis pendekatan menggunakan kepustakaan (library

research), Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan

sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta

mengolah bahan penelitian.13 Telaah pustaka (library reseach)

dapat saja sebatas ringkasan dari sejumlah sumber rujukan,

namun telaah pustaka disusun dengan pola oraginasasi

tertentu yang dikombinasikan dengan ringkas dan sintesis. 14

Adapun dalam peneletian ini sumber yang digunakan dari

berbagai jurnal-jurnal dan buku-buku serta sumber lainya

yang relevan.

12 Bambang Setiyadi, Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa As-

ing, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), Hal. 237 13 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, ( Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2003), Hal. 3 14 Tatang Ary Gumanti, Yunidar, dan Syahruddin, Metodologi

Penelituan Pendidikan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2016), Hal. 89

Page 7: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 153

Konsep Kurikulum

Kurikulum secara etimologis (bahasa), berasal dari bahasa

Yunani curir yang artinya pelajari dan curere yang berarti

tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga

pada zaman romawi kuno di Yunani yang mengandung

pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari

garis start sampai garis finish. Kurikulum dalam bahasa arab

manhaj yang artinya jalan terang yang dilalui manusia

diberbagai kehidupan. Kurikulum pendidikan manhaj ad-

dirosah dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat

perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga

pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujan pendidikan.

Menurut Zakiyah Darajat, dkk. Kurikulum sebagai suatu

program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan

dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu.

Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal

1 ayat 19 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. 15

Dalam pengertian diatas, mencakup didalamnya sebuah

pembelajaran diantara subyek didik dalam melakukan

transformasi pengetahuan, keterampilan dengan

menggunakan berbagai pendekatan, proses pembelajaran

atau menggunakan metode belajar dan mendayagunakan

segala teknologi pembelajaran. Namun demikian, bahwa

konsep kurikulum sebagai urutan pelajaran tetap menjadi

15 Maksudin dan Qoim Nurani, Pengembangan Kurikulum Pembelaja-

ran Bahasa Arab,( Yogyakarta:Pascasarjana FITK UIN SUKA, 2018), Hal. 39-40

Page 8: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

154 Alsina : Journal of Arabic Studies

dasar yang subtansial dalam rancangan dan menyusun desain

kurikulum.16

Arahan atau bimbingan dari lembaga atau institusi

terhadap warga belajarnya dimaksudkan agar kegiatan

pengajaran atau proses belajar mengajar yang dilakukan dapat

berjalan lancar. Dengan kata lain, unsur pokok dalam

kurikulum berkenaan dengan perencanaan kegiatan peserta

didik yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama

bersekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang

ditetapkan.17

Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab

Dalam pengembangan kurikulum18 pengembangan tidak

hanya menonjolkan atau mementingkan satu filsafat tetapi

juga mempertimbangkan falsafah lain. Antara lain: filsafat

Negara, filsafat lembaga pendidikan, dan staf pengajar atau

pendidik. 19

Taba menganjurkan untuk lebih mempunyai informasi

tentang masukan (input) pada setiap langkah proses

kurikulum. Secara khusus, menganjurkan untuk

menggunakan pertimbangan ganda terhadap isi (organisasai

kurikulum yang logis) dan individu pelajar. Untuk kurikulum

biasanya berisi beberapa seleksi dan organisasi isi, itu

16 Muhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Pe-

santren, (Malang: Uin-Malang Pres, 2013), Hal.26 17 Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia,

1998), hal. 59 18 Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kes-

empatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah peru-bahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada siswa. Lihat dalam Oemar Hamalik, Menejemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda karya,2012), hal. 97

19 Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum , (Yogyakarta: Ka-limedia, 2015), hal.65-66

Page 9: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 155

merupakan manifestasi dari bentuk-bentuk belajar dan

mengajar.

Taba mengungkapkan bahwa pengembangan kurikulum

ilmiah atau rasional memerlukan penggambaran analisis

terhadap masyarakat dan budaya, mempelajari anak didik dan

proses belajarnya, serta menganalisis hakikat pengetahuan

agar dapat menentukan tujuan-tujuan sekolah dan hakikat

kurikulum itu sendiri. Kemudian Taba mengklaim bahwa jika

pengembangan kurikulum menjadi logis, program yang

teratur itu harus diuji secara tepat berdasarkan peraturan

kurikulum yang dibuat sebagaimana hal itu diterapkan.20

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan

komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi,

metode, dan evaluasi). Satu wilayah dengan wilayah lainya

memiliki karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum lainya yaitu

merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-

komponen kurikulum, yang antara satu komponen dengan

komponen yang lainnya memiliki prinsip yang tidak sama. 21

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan. Tujuan

menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan

perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya

mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan

mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang,

jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:

a. Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat

ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga Negara

mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk

didalamnya pendidikan.

20 Abdullah dan Safarani, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta :Raja

Grafindo Persada, 2014), hal. 127-128 21 Cepy Riana, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta :Raja Grafindo

Persada, 2014), hal. 71

Page 10: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

156 Alsina : Journal of Arabic Studies

b. Survey mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang

kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau

wawancara dengan mereka.

c. Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang

tertentu.

d. Survey tentang man power.

e. Pengalaman Negara-negara lain dalam masalah yang

sama.

f. Penelitian.22

Dalam pengembangan kurikulum terdapat sejumlah

prinsip umum yang dipakai sebagai rambu-rambu atau

pedoman agar kurikulum yang dihasilkan benar-benar sesuai

dengan keinginan yang diharapkan semua pihak, yakni

peserta didik, keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, dan

juga pemerintah.

Pengembangan kurikulum harus berdasarkan pada

prinsip-prinsip tertentu. Prinsip yang dianut dalam

pengembangan kurikulum merupakan kaidah, norma

pertimbangan atau aturan yang menjiwai kurikulum.

Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-

prinsip yang telah berkembang didalam kehidupan sehari-

hari. Oleh sebab itu prinsip pengembangan kurikulum disuatu

sekolah berbeda dengan prinsip yang digunakan di sekolah

lain.

Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses

identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan

keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Proses

pengembangan kurikulum harus dapat dilakukan secara

efektif dan efisien. Untuk itu, para pengembang kurikulum

perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan

22 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012), Hal. 152-153

Page 11: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 157

kurikulum agar bisa bekerja secara mantap, terarah, dan

hasilnya bisa dapat dipertanggungjawabkan. 23

Tujuan pengembangan kurikulum yaitu goal dan

objektives. Tujuan sebagai goal dinyatakan dalam rumusan

yang lebih abstrak dan bersifat umum, dan pencapaianya

relative dalam jangka panjang. Adapun tujuan sebagai

objektives lebih bersifat khusus, operasional, dan

pencapaiannya dalam jangka pendek. Aspek tujuan, baik yang

dinyatakan dalam goals maupun objektives, memakan peran

yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum.24

Pengembangan kurikulum pembelajaran dalam kajian ini

adalah suatu upaya yang dilakukan terus menerus

berkesinambungan bertahap terhadap kurikulum

pembelajaran bahasa arab melalui proses kegiatan

pembelajaran yang terencana untuk mengetahui dan menilai

transformasi ilmu, sikap, mental, dan perilaku

kebahasaaraban siswa/mahasiswa yang dilakukan secara

professional dan berorientasi kepada tujuan yang telah

ditentukan terhadap keadaan suatu objek pembelajaran

bahasa arab.

Paling tidak ada enam faktor yang mendasari

pengembangan kurikulum bahasa,yaitu: analisis kebutuhan,

penetapan tujuan, rancangan silabus, metodologi, pengujian,

penilaian.25

Sesungguhnya manusia itu sangat membutuhkan

komunikasi dalam konteks sosial. intensifitas komunikasi ilmu

pengetahuan maupun ilmu agama itu dapat dibangun melalui

bahasa arab. Bahasa arab itu juga memiliki sentral pengkajian

23 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Ban-

dung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 27-28 24 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Ban-

dung: Remaja Rosdakarya, 2013), Hal. 187 25 Maksudin, dan Qoim Nurani, Pengembangan Kurikulum Pembela-

jaran Bahasa Arab,( Yogyakarta:Pascasarjana FITK UIN SUKA, 2018), Hal. 227-228

Page 12: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

158 Alsina : Journal of Arabic Studies

yang perlu dijelaskan secara benar sesuai dengan kebahasaan

arab itu sendiri. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Abd. al-

Rahman B. Ibrahim al-Fawzan sebagai berikut: ‘’ Bahasa itu

memiliki empat keterampilan yaitu: kalam, istma’, qiro’ah, dan

kitabah. Sedangkan batu loncatan atau perantara yang dibuat

mentransformasikan materi pembicaraan adalah suara

berbagai ungkapan komunikasi secara langsung diantara

orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan.

Sementara keterampilan membaca dan menulis itu prantara

yang dijadikan alat komunikasi adalah huruf yang ditulis. Dan

menjadi nyatalah komunikasi dengan dua maharah (membaca

dan menulis) ini tanpa batas ruang dan waktu. Dari sisi lain,

seseorang akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dan

pengalaman, ungkapan-ungkapan berupa dua maharah

mendengarkan dan membaca, sehingga keduanya maharah ini

termasuk keterampilan menerima. Dan seseorang dengan

keterampilan kalam dan kitabah dapat menyebarkan

risalahnya berupa pengetahuan, pengalaman secara produktif.

Perlu diketahui bahwa seseorang akan membutuhkan bahasa

yang lebih bagus dan jelas, dia juga membutuhkan

keterampilan mendengar dan membaca, suatu waktu ia akan

membutuhkan bahasa yang paling sedikit tingkat kesulitanya,

yaitu keterampilan berbicara dan menulis’’.

Selanjutnya juga dijelaskan pula unsur-unsur bahasa arab

yang dapat difragmentasikan sesuai dengan redaksinya

sebagai berikut: ‘’ sebagian ulama ahli bahasa memberi nama

dengan sebutan tempat-tempat kedudukan bahasa yaitu: ada

tiga unsur suara kosa kata dan gramatika bahasa. Tiga unsur

bahasa itu merupakan substansi materi yang dapat menolong

seseorang yang belajar untuk belajar materi-materi

kebahasaan, barang siapa yang tidak dapat menguasai

terhadap tiga unsur bahasa itu maka ia tidak mampu

menguasai terhadap materi-materi kebahasaan, dan berbagai

cakupanya’’.

Page 13: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 159

Kurikulum bahasa arab memiliki kurikulum tersendiri

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses

pembelajaranya. Karena sesungguhnya, sebagai tolok ukur

keberhasilan bahasa arab dalam ruang lingkup lembaga

pendidikan yang diidealkan itu yang sesuai dengan mutu yang

standar tidak dapat dilepas-pisahkan kurikulum yang

kontruktif pula.26

Dalam kurikulum tujuan memegang peranan penting,

karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan

pembelajaran dan memberi warna setiap komponen

kurikulum lainya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan

dua hal yaitu: pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan

dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-

pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis,

terutama falsafah Negara.27

Tujuan Khusus Pemandu Wisata (Tour Guide)

Pariwisata mempunyai potensi yang sangat besar untuk

berkembang dimasa yang akan datang dan akan mengalami

perubahan yang sangat besar secara alami. Hal ini merupakan

sesuatu yang sangat penting karena mengalami

perkembangan yang sangat hebat apabila dilihat dari sudut

pandang statistic pariwisata.28 Pramuwisata disebut juga

Pemandu Wisata atau Tour Guide dalam Bahasa Inggris. Di

Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang

mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia

atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh

provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk

sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal.

26 Muhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di Pe-

santren, (Malang: Uin-Malang Pres, 2013), Hal. 118-122 27 Sholeh Hidayat, Kurikulum Baru,( Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013), Hal. 51-52 28 Muljadi dan Andi Hermawan, Kepariwisataan Dan Perjalanan, ( Ja-

karta:Rajagrafindo Persada, 2016), Hal. 2

Page 14: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

160 Alsina : Journal of Arabic Studies

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pramuwisata merupakan petugas pariwisata yg berkewajiban

memberi petunjuk dan informasi yg diperlukan wisatawan.

Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah

seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penjelasan

dan petunjuk tentang obyek wisata serta membantu

keperluan wisatawan lainnya. Menurut European Committe

For Standardisation: ‘’ tourist guide is a person who guide

visitiors in the language of their choice and interprets the

cultural and natural heritage of an area which person normally

possesses an area-specific qualification usually issued and /or

recognized by the appropriate authority’’.29

Secara umum, seseorang yang hendak menjadi

pramuwisata di Indonesia disyaratkan untuk memiliki licence

yang diterbitkan oleh HPI. Tata Nuriata mengatakan bahwa

pramuwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pramu, wis,

dan ata. Pramu berarti pelayan atau orang yang melayani, wis

berarti tempat dan ata berarti banyak. Pendapat umum

mengartikan wisata sebagai keliling atau perjalanan sehingga

dalam hal ini pramuwisata dapat dikatakan sebagai petugas

yang melayani orang yang sedang melakukan perjalanan

wisata. 30

Pendamping, tentu memiliki peran berbeda dengan pola

pengajaran. Pendamping, lebih berperan sebagai Pertemanan

bukan yang didampingi dan siap membantu kesulitan.

Pendamping pengajaran bukanlah seorang pengawas yang

hanya mencari-cari kesalahan yang didampingi. Perencanaan

dan pengembangan sumber daya manusia memiliki pola

29 Ignatius Javier Tuerah, Jeane Tuilan, Pelatihan Bahasa Inggris Pada

Pemandu Wisata di Manado, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bi-dang Kewirausahaan, Vol.1 November 2017, hal. 2

30 Ignatius Javier Tuerah, Jeane Tuilan, Pelatihan Bahasa Inggris Pada Pemandu Wisata di Manado, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bi-dang Kewirausahaan, Vol.1 November 2017, hal. 3

Page 15: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 161

pendidikan keterampilan untuk peningkatan kualitas orang

lain dalam hal ini adalah pemandu wisata atau disebut

developers of people . Manajemen supervisi atau pendamping,

lebih berperan sebagai relasi yang siap membantu kesulitan

dalam pengembangan pengajaran dan bukanlah seorang

manager yang hanya mencari kelemahan orang lain. Peran

Pendamping yang utama, ada empat hal, yaitu:

a. Sebagai koordinator, berperan mengkoordinasikan

program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan

untuk meningkatkan kinerja yang didampingi dalam

pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai

pelaksanaan programnya.

b. Sebagai konsultan, Pendamping harus memiliki

kemampuan sebagai spesialis dalam masalah materi,

metodologi pembelajaran, dan pengembangan, sehingga

Pendamping dapat membantu yang didampingi baik

secara individual maupun kelompok.

c. Sebagai pemimpin kelompok (group leader), Pendamping

harus memiliki kemampuan memimpin, memahami

dinamika kelompok, dan menciptakan berbagai bentuk

kegiatan kelompok.

d. Sebagai evaluator, Pendamping harus dapat memberikan

bantuan pada yang didampingi untuk dapat mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran dan materi, serta harus

mampu membantu mengidentifikasi permasalahan yang

dihadapi yang didampingi, membantu melakukan

penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran dan

sebagainya.31

Pariwisata berkembang karena ada gerakan manusia

dalam mencari sesuatu yang belum diketahui, menjelajah

wilayah baru, mencari perubahan suasana, atau untuk

31 Nanny Rodjinandari dan Bambang Supriadi, Kompetensi Pen-

dampingan Pemandu Wisata Local Sebagai Developers Of People, Jurnal Pesona, Vol.2 Desember 2016 , hal. 74-75

Page 16: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

162 Alsina : Journal of Arabic Studies

mendapat perjalanan baru. Dewasa ini pariwisata telah

menjadi salah satu industri andalan utama dalam

menghasilkan devisa berbagai Negara. Pariwisata cukup

menjanjikan sebagai primadona ekspor karena beberapa ciri

positifnya. 32

Pariwisata pada dasarnya merupakan fenomena

perjalanan manusia secara perorangan atau kelompok dengan

berbagai macam tujuan. Manusia melakukan perjalanan

secara bebas atas kemauan sendiri dengan tujuan damai untuk

memenuhi kebutuhan hakikinya yaitu untuk mengetahui,

mempelajari, menemukan dan mengalami secara langsung

segala sesuatunya yang tidak ada di tempat tinggalnya dan

mencari keunikan atau kekhasan baik alam, budaya maupun

kondisi geografis yang berbeda-beda. Pada saat kegiatan

kepariwisataan berlangsung, wiasatawan melakukan berbagai

aktifitas wisata guna memenuhi kebutuhan untuk

keingintahuan. 33

Terdapat komponen-komponen yang dapat dijabarkan

dari suatu produk pariwisata, adapun komponen-komponen

tersebut yakni atraksi destinasi, fasilitas destinasi,

aksesibilitas, image dan harga.

a). Atraksi Destinasi

Elemen-elemen yang terkandung dalam destinasi dan

lingkungan di dalamnya yang secara individual atau

kombinasinya memegang peran penting dalam memotivasi

wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tersebut. Atraksi

merupakan unsur-unsur alami atau buatan, yang menjadi

daya tarik bagi suatu destinasi wisata untuk wisatawan,

khususnya wisman yang akan melakukan perjalanan ke luar

32 Sedarmayanti, Membangun Dan Mengembangkan Kebudayaan In-

dustry Pariwisata,( Bandung: Refika Aditama, 2014), Hal. 2 33 Muljadi dan Andi Hermawan, Kepariwisataan Dan Perjalanan, (Ja-

karta:Rajagrafindo Persada, 2016), Hal. 48-49

Page 17: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 163

negeri untuk berlibur. Atraksi destinasi bisa berupa atraksi

alam, seperti landscape, pantai, pegunungan, iklim, lembah;

atraksi buatan seperti kota bersejarah, taman dan resort;

atraksi budaya seperti atraksi teatrikal, drama, festival,

museum dan galeri; atraksi sosial seperti kesempatan berbaur

dengan masyarakat di daerah tujuan wisata dan ikut

mengalami cara hidup bersama mereka.

b). Fasilitas Destinasi

Elemen dalam destinasi atau hubungan dengan destinasi

yang memungkinkan wisatawan tinggal di destinasi tersebut

untuk menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang

ditawarkan.

c). Aksesibilitas

Mudah atau sulitnya wisatawan menjangkau destinasi

yang diinginkannya. Infrastruktur yang memadai mendukung

akses wisman dalam melakukan kunjungan, tersedianya

perjalanan melalui laut yang aman serta tersedia setiap

jamnya dan adanya akses internasional melalui perjalanan

udara menuju tempat tujuan merupakan keberhasilan yang

dimiliki.

d). Image

Ide atau kepercayaan yang dimiliki wisatawan tentang

produk atau pelayanan yang mereka beli atau akan beli. Imej

destinasi tidak selalu berdasarkan pengalaman atau fakta,

tetapi dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi

faktor motivasi atau pendorong yang kuat untuk melakukan

perjalanan wisata ke destinasi tersebut. Memutuskan pergi ke

suatu tempat dalam melakukan perjalanan wisata dibutuhkan

motivasi atau dorongan untuk meyakinkan diri bahwasanya

tidak salah dalam memilih tempat tujuan berwisata, terlebih

lagi berwisata ke luar negeri yang dimana tempat tersebut

mempunyai kebiasaan, adat dan aturan yang berbeda.

e). Harga

Page 18: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

164 Alsina : Journal of Arabic Studies

Jumlah keseluruhan dari biaya-biaya selama perjalanan

wisata yang mencakup akomodasi, makanan dan minuman,

biaya perjalanan dan partisipasi dalam pelayanan yang

dikonsumsi selama berada di destinasi yang dituju.34

Desain pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa

arab pada tujuan khusus pemandu wisata

Desain kurikulum merupakan proses dari rencana

kurikulum yang senantiasa mengarah kepada tercapainya

tujuan pendidikan. Dalam mengembangkan desain kurikulum

terlebih dahulu harus mengidentifikasi elemen-elemen dasar.

Elemen kurikulum meliputi tujuan, cara belajar, isi

pengalaman belajar, dan evaluasi.

Desain kurikulum berhubungan erat dengan tujuan dasar

dari sekolah bersangkutan, sehingga betul-betul efesien dan

tepat bila diterapkan nanti. Karena itu desain kurikulum

merealisasikan pada teori, konsep dan pandangan tentang

kurikulum. 35

Proses pengembangan kurikulum menurut Hamid Hasan,

harus meliputi tiga dimensi kurikulum yaitu kurikulum

sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum

sebagai proses. Ketiga dimensi kurikulum ini saling berkaiatan

antara yang satu dengan yang lainya. Kurikulum sebagai

proses dilaksanakan dengan berbagai kebijakan kurikulum.36

Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat

terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Munculnya

peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa

implikasi terhadap paradigma baru dalam proses

34 Supriono, Analisis Deskripsi Potensi Pariwisata Kota Batam Dalam

Rangka Menjaring Wisatawan Manca Negara, Jurnal Pariwisata Terapan, Vol. 1 N0. 1 2017, Hal 101-13

35 Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengem-bangan Kurikulum, ( Jakarta: Ikapi, 1986), hal. 75

36 Muhammad Zaini, Pengembangan kurikulum, ( Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 16-17

Page 19: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 165

perkembangan kurikulum.37 Bahasa arab merupakan

penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik

individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan

masyarakat dengan bangsa tertentu. Hal ini dapat

mengkomunikasikan dan menyampaikan maksud tertentu

dan mencurahkan suatu perasaan tertentu kepada orang lain

agar dapat dipahami dan dimengerti. 38

Dalam tujuan khusus untuk kepariwisataan, setiap tahun

banyak turis berdatangan dari berbagai penjuru dunia,

khususnya Timur Tengah menuju Indonesia. Semakin banyak

orang yang melakukan perjalanan wisata ke Indonesia, maka

semakin banyak pula para pelaku bisnis yang membangun

fasilitas guna menunjang kebutuhan para wisatawan. Menurut

Hutasoit dan Sari, ditinjau dari segi ekonomi maka kegiatan

pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap

penerimaan daerah yang bersumber dari pajak, retribusi

parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para

wisatawan mancanegara yang berkunjung.

Hal ini sejalan dalam menyambut wisatawan dari daerah

timur tengah (Arab), sesungguhnya berdampak besar pada

aspek peningkatan wisatawan timur tengah yang hadir ke

Indonesia. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh

Kurt, et al. bahwa peningkatan kemampuan komunikasi dan

keterampilan bekerja akan berpengaruh terhadap

peningkatan jumlah wisatawan. 39

Terdapat komponen yang harus diperhatikan dalam

kurikulum yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

37 Oemar Hamalik, Menejemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:

Rosda karya,2012), hal. 90 38 Muhammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pe-

santren, (Malang:UIN-Maliki Press, 2013), Hal. 108-109 39 Euis Ernawati, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab Di

Perguruan Tinggi Pariwisata, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Keba-hasaaraban, Vol. 5 Juni 2018, Hal.21-22

Page 20: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

166 Alsina : Journal of Arabic Studies

strategi/metode pembelajaran, media pembelajaran, dan

evaluasi pembelajaran.40

1. Tujuan pembelajaran, Seluruh upaya guru dan peserta

didik akan terikat oleh sesuatu yang mereka inginkan

tersebut, sehinga penetapan tujuan menjadi sangat

penting.41 Dalam hal ini untuk menyambut wisatawan

khususnya timur tengah agar dapat berkomunikasi

dengan baik.42

2. Materi pembelajaran, Sumber belajar dapat diambil dari

berbagai sumber yang dianggap dapat membantu peserta

didik mencapai kompetensi yang ditetapkan.43 Seperti

halnya materi sejarah tempat wisata, khiwar untuk latihan

berdialog antara guru dengan peserta didik , atau peserta

didik dengan peserta didik yang lain.

3. Metode pembelajaran, Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan

demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran

memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan

implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung

pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,

karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat

diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran.44 Metode langsung diaktualisasikan dalam

proses pembelajaran bahasa arab, baik di Negara timur

tengah maupun di negara-negara islam asia termasuk

وليد خضررررررر الاند و هان تم عبيدات, المناهج :عالم الكتب الحديث2010, ص. 34 40

التعليمية, بي وت41 Hartono, Pendidikan Integrasi,(Purwokerto: Stain Pres, 2011), Hal.

42 42 Euis Ernawati, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab Di

Perguruan Tinggi Pariwisata, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Keba-hasaaraban, Vol. 5 Juni 2018, Hal. 22

43 Hartono, Pendidikan Integrasi,(Purwokerto: Stain Pres, 2011), Hal. 45-46

44 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,( Jakarta: Kencana, 2007), Hal. 147

Page 21: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 167

Indonesia. Metode langsung tidak menggunakan bahasa

ibu ketika proses pembelajaran interaktif berlangsung,

namun Juwairiyah menegaskan lebih lanjut dalam kondisi

tertentu (darurat) masih diperbolehkan menggunakan

bahasa ibu.45

4. Media pembelajaran, Dalam proses pembelajaran, media

yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga mampu

merangsang dan menumbuhkan minat siswa dalam

belajar. Dengan demikian, akan tumbuh interaksi antara

media pembelajaran dan siswa dalam belajar. Adanya

interaksi positif antara media pembelajaran dan siswa

pada akhirnya akan mampu mempercepat proses

pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.46 agar

pembelajaran bahasa Arab lebih menarik seperti dengan

menonton video bagaimana orang Arab berkomunikasi

agar bisa berbicara dengan wisatawan arab ketika menjadi

tour guide.47

5. Evaluasi pembelajaran, Evaluasi pembelajaran merupakan

langkah yang penting untuk memperoleh informasi

mengenai hasil pembelajaran. Informasi mengenai

ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

khususnya yang terkait dengan keberhasilan peserta didik

dalam proses pembelajaran.48 Dengan cara mendatangkan

orang Arab (timur tengah), sehingga seorang peserta didik

mempraktikan secara langsung berdialog dengan orang

45 Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2014), Hal. 37-38 46 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta:

Sinar Grafika Offset, 2009), Hal. 10 47 Euis Ernawati, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab Di

Perguruan Tinggi Pariwisata, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Keba-hasaaraban, Vol. 5 Juni 2018, Hal 29

48 Hartono, Pendidikan Integrasi,(Purwokerto: Stain Pres, 2011), Hal. 51-52

Page 22: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

168 Alsina : Journal of Arabic Studies

Timur Tengah langsung menggunakan bahasa arab yang

seolah-olah menjadi pemandu wisata.

Simpulan

Berkaitan dengan tujuan khusus dalam desain

pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa arab dalam

hal ini untuk kepariwisataan, seorang tour guide harus lebih

berperan sebagai relasi yang siap membantu kesulitan dalam

pengembangan pengajaran dan bukanlah seorang manager

yang hanya mencari kelemahan orang lain.

Beberapa komponen kurikulum diantaranya tujuan

pembelajaran dapat menyambut wisatawan khususnya

wisatawan timur tengah dengan berkomunikasi dengan baik

dan lancar, materi pembelajaran yang diajarkan mengenai

percakapan (khiwar) yang bersangkutan tentang pariwisata,

metode pembelajaran dengan secara langsung (direct

methode) menggunakan bahasa arab, media pembelajaran

yang digunakan dengan melihat video orang arab ketika dalam

berkomunikasi, dan terakhir evaluasi pembelajaran

ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, pada

keberhasilan peserta didik dalam berinteraksi menggunakan

bahasa arab ketika berhadapan dengan orang Timur Tengah.

Daftar Pustaka

وليد خض الاند و هان تم عبيدات, المناهج التعليمية, بي وت عالم الكتب

. 2010الحديث

Abdullah dan Safarani, Pengembangan Kurikulum, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2014.

Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia,

1998.

Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,

Bandung: Remaja Rosdakarya,2011.

Page 23: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Vol. 1, No. 2 (2019) 169

Asrori, Muhammad, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Di

Pesantren, Malang: Uin-Malang Pres, 2013.

Bahri, Syamsul, Pengembangan Kurikulum Dasar Dan

Tujuanya, Jurnal Ilmiah Islam Future, Vol. XI No. 1

Agustus 2011.

Brown, Douglas, Prinsip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa,

Jakarta: Pearson Education, 2007.

Ernawati, Euis, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab Di

Perguruan Tinggi Pariwisata, Jurnal Pendidikan Bahasa

Arab Dan Kebahasaaraban, Vol. 5 Juni 2018.

Gumanti, Tatang Ary, Yunidar, dan Syahruddin, Metodologi

Penelitian Pendidikan, Jakarta: Mitra Wacana Media,

2016.

Hartono, Pendidikan Integrasi, Purwokerto: Stain Pres, 2011.

Hamalik, Oemar, Menejemen Pengembangan Kurikulum,

Bandung: Rosda Karya, 2012.

Hidayat, Sholeh, Kurikulum Baru, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Indah, Rohmani Nur dan Abdurrahman, Psikolinguistik, Konsep

dan Isu Umum, Malang: IKAPI, 2008.

Maksudin, dan Qoim Nurani, Pengembangan Kurikulum

Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pascasarjana

FITK UIN SUKA, 2018.

Manab, Abdul, Manajemen Perubahan Kurikulum , Yogyakarta:

Kalimedia, 2015.

Muhajir, Arah Baru Pengajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: FITK

UIN Sunan Kalijaga, 2018.

Muljadi dan Andi Hermawan, Kepariwisataan Dan Perjalanan,

Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2016.

Page 24: Desain Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab

Irvan Maulana Tamsil

170 Alsina : Journal of Arabic Studies

Riana, Cepy, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta :Raja

Grafindo Persada, 2014.

Rodjinandari, Nanny dan Bambang Supriadi, Kompetensi

Pendampingan Pemandu Wisata Local Sebagai

Developers Of People, Jurnal Pesona, Vol.2 Desember

2016.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart

Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007.

Sedarmayanti, Membangun Dan Mengembangkan Kebudayaan

Industry Pariwisata, Bandung: Refika Aditama, 2014.

Setiyadi, Bambang, Metode Penelitian Untuk Pengajaran

Bahasa Asing, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan

Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Ikapi, 1986.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Supriono, Analisis Deskripsi Potensi Pariwisata Kota Batam

Dalam Rangka Menjaring Wisatawan Manca Negara,

Jurnal Pariwisata Terapan, Vol. 1 No. 1 2017.

Tuerah, Ignatius Javier dan Jeane Tuilan, Pelatihan Bahasa

Inggris Pada Pemandu Wisata di Manado, Jurnal

Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Kewirausahaan,

Vol.1 November 2017.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,

Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009.

Zaini,Muhammad, Pengembangan kurikulum, Yogyakarta:

Teras, 2009.

Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif,

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014.

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2003.