Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Membangun Jaringan Jalan untuk
Konektivitas
Disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga
Pada Acara Webinar Nasional Konektivitas Prasarana Jalan untuk Kesejahteraan Bangsa
Dalam Rangka Peringatan 2 Tahun Tersambungnya Tol Trans Jawa
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Desember | 2020
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
OUTLINE
• Visi Indonesia 2025 dan Arahan RPJMN 2020 - 2024
• Isu Strategis Penyelenggaraan Jalan
• Pencapaian Pembangunan Jalan 2015 – 2019 dan Rencana Pembangunan Jalan 2020 – 2024
• Jalan Tol Trans Jawa
• Upaya – Upaya Peningkatan Pelayanan Jalan Nasional
VISI INDONESIA 2025 DAN ARAHAN RPJMN 2020 - 20241|
4
Visi Indonesia 2025 (RPJPN)Sistem Logistik Nasional dan Konektivitas
Kerangka tersebut mempertimbangkan kondisi kepulauan, geografi ekonomi dan demografi
5
ARAHAN BIDANG INFRASTRUKTUR (RPJMN 2020-2024)
PN1
PN3
PN4
PN5
PN6
PN7
Agenda pembangunan nomor 5 (PN-5), yaitu
“Memperkuat Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar”
Selanjutnya diimplementasikan pada Program Prioritas (PP) 2, yaitu:
• 2500 km Jalan Tol baru • 3000 km Jalan Nasional baru• 97% kondisi mantap Jalan Nasional• 1,9 Jam/100 km waktu tempuh pada lintas
utama pulau
Sumber: NARASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2020-2024
(Prioritas Nasional/ PN)
PN2
ISU STRATEGIS PENYELENGGARAAN JALAN2|
7
DAYA SAING INFRASTRUKTUR INDONESIABerdasarkan Global Competitive Index (GCI)
Global Competitive Index (2010 – 2019)
Daya saing Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga di kawasan
regional ASEAN
Kualitas infrastruktur Indonesia juga masih di bawah kualitas infrastruktur negara tetangga
Kualitas jaringan jalan di Indonesia juga masih tertinggal. Salah satu penyebabnya adalah sistem jaringan jalan di Indonesia
yang dianggap belum efisien oleh World Economic Forum (WEF).
Sumber: Global Competitiveness Index Report, 2010 - 2019
Infrastructure Index (2010 – 2019)
Daya Saing Jalan (2010 – 2019)
8
LOGISTICS PERFORMANCE INDEX (LPI)
Dalam 5 Tahun terakhir, meningkat menjadi peringkat ke 46
Nilai cukup baik:1. Timeliness; 2. Ease of tracking;
dan 3. logistics services. Nilai cukup rendah:1. Indikator customs; 2. Infrastructure; dan 3. Ease of shipment
Sumber: lpi.worldbank.org
6 Indikator Penilaian Logistik Berdasarkan LPI
Peringkat Logistics Performance Index (LPI)
9
KONDISI JARINGAN JALAN DI INDONESIA
• Panjang jalan nasional : 47.017 km (92,2% Mantap); • Panjang jalan provinsi : 54.554 km (75% Mantap); dan • Panjang jalan kabupaten/kota : 437.782 km (65% Mantap)
Total panjang jaringan jalan: 539.353 km (belum termasuk jalan tol).
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer 1
Peta Jalan NasionalProporsi panjang jalan di Indonesia
berdasarkan kewenangan
Kondisi jalan di Indonesia berdasarkan kewenangan
Sumber: IRMS Semester 2, 2019
10
JALAN NASIONAL MENDUKUNG ANTARMODA
10
• Sesuai dengan Peraturan Perundang – undangan, sistem jaringan jalan nasional mendukung konektivitas dan aksesibilitas menuju pelabuhan dan bandara utama/pengumpul yang berskala internasional/nasional.
• Saat ini jaringan jalan nasional telah mengakses 87 Pelabuhan Utama dan Pengumpul, 66 Pelabuhan Penyeberangan Kelas I, …. Bandara Pengumpul.
Sebaran Pelabuhan Utama dan Pengumpul Sebaran Pelabuhan Penyeberangan Kelas I Sebaran Bandara Pengumpul
Konektivitas Jalan Nasional untuk Pelabuhan Penyeberangan
TA.2020
1111
JALAN NASIONAL MENDUKUNG PUSAT-PUSAT KEGIATAN
Sebaran Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Sebaran Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Jumlah PKN : 45 (Sudah terkoneksi jalan nasional)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lampiran II)
Jumlah PKW : 181 (sudah terkoneksi jalan nasional)
1212
JALAN NASIONAL MENDUKUNG KAWASAN INDUSTRI
Berdasarkan Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024,
1313
JALAN NASIONAL MENDUKUNG KAWASAN EKONOMI KHUSUS Berdasarkan Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024
1414
JALAN NASIONAL MENDUKUNG KSPN
• Sistem jaringan jalan nasional mendukung konektivitas dan aksesibilitas menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) secara bertahap.
• Saat ini terdapat 70 dari 88 KSPN yang telah diakses oleh jalan nasional
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN JALAN 2015 – 2019DAN
RENCANA PEMBANGUNAN JALAN 2020 – 2024 3|
1616
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN 2015 - 2019
16
1.298 KM(Pembangunan Jalan Tol)
47.017 KM(Preservasi Jalan Nasional)
58.002 M(Pembangunan Jembatan)
2.650 KM(Pembangunan Jalan Nasional)
Tol Semarang-Solo
Jembatan Youtefa, Papua
Jalan Trans Papua
Jalan Akses KSPN Danau Toba
KEGIATAN PRIORITAS DITJEN. BINA MARGA 2020-2024 UNTUK MENDUKUNG KONEKTIVITAS
17
KONEKTIVITAS JALAN
Proyek Prioritas (ProP)
1. Pembangunan Jalan Strategis
2. Pembangunan Jalan Tol
Tema Pembangunan: Jalan Lingkar, Lintas Barat Sumatera, Lintas Selatan Kalimatan, Lintas Tengah Kalimantan, Menuju Perbatasan, Missing Link, Pansela, Penghubung Lintas, Perbatasan, Perkotaan, Pulau Terkecil Terluar, Trans Papua
Jalan Tol Non Trans Jawa, Jabodetabek, Trans Jawa, Trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Tol Semarang-Demak, Tol Samarinda-Bontang, Tol Ngawi Bojonegoro-Tuban-Lamongan-Manyar-Bunder, Tol Waru, Tol Perkotaan Medan
3. Pembangunan Jalan Mendukung Kawasan Prioritas (KI,KEK dan KSPN)
4. Pembangunan Jalan Akses Simpul Transportasi (Pelabuhan, Bandara, Terminal)
5. Preservasi Jalan Nasional (Termasuk Peningkatan/ Pelebaran)
6. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Daerah
7. Pengembangan Wilayah Suramadu
(ProP 1)
(ProP 2)
(ProP 3)
(ProP 4)
(ProP 5)
(ProP 6)
(ProP 7)
3. Pembangunan Jalan Mendukung Kawasan Prioritas (KI,KEK dan KSPN)
4. Pembangunan Jalan Akses Simpul Transportasi (Pelabuhan, Bandara, Terminal)
5. Preservasi Jalan Nasional (Termasuk Peningkatan/ Pelebaran)
6. Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Daerah
7. Pengembangan Wilayah Suramadu
18
TARGET KINERJA DITJEN BINA MARGA 2020-2024
2.500 KM(Jalan Tol Baru dan/atau Beroperasi)
3.000 KM(Jalan Nasional Baru)
2.642,4 Km Jalan Strategis Lintas Utama Pulau
253 KmJalan yang mendukung Kawasan Prioritas
104 KmPanjang Jalan Akses simpul transportasi yang (Pelabuhan ,
Bandara)
Trans Jawa, Non-Trans Jawa, Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
47.017 KM(Pemeliharaan Jalan Nasional)
27.442 KM(Peningkatan Jalan Nasional)
510.366 m(Jembatan Terpelihara)
38.726 m(Jembatan Dibangun)
31.053 m(Fly Over dan Underpass Dibangun)
1.000 Km(Dukungan Jalan Daerah)
19
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR
Layak Secara Ekonomi dan Finansial
Layak Secara Ekonomi dan Finansial Marjinal
Layak Secara Ekonomi namun tidak Layak Finansial
KELAYAKAN PROYEK
APBN/APBD
• KPBU Unsolicited• KPBU Tanpa Dukungan• Business to Bussiness
KPBU dengan Dukungan Pemerintah
SKEMA PEMBIAYAAN
KPBU dengan Availability Payment (AP)Penugasan BUMN
PUBLIK
PRIVAT
Layak Secara Ekonomi, Tidak Layak Finansial,
Sudah Tidak Ada Alternatif
Pembiayaan Lain
JALAN TOL TRANS JAWA4|
21
SEJARAH JALAN TOL TRANS JAWA
• Jalan Tol Trans Jawa membentang dari Merak hingga Banyuwangi sepanjang ±1.000 km• Jalan Tol Trans Jawa menghubungkan pusat – pusat kegiatan nasional dan beberapa Kota
Metropolitan, seperti Serang, Jabodetabek, Cekungan Bandung, Cirebon, Kedungsepur, Gerbangkertasusila, dll.
• Jalan Tol Trans Jawa merupakan bagian dari Asian Highways 2 (AH 2).
Jalan Tol Operasi
Jalan Tol Rencana / Tahap Konstruksi
22
SEJARAH JALAN TOL TRANS JAWANama Ruas Panjang (Km) Diresmikan pada
Tol Semarang 24,75 1983
Tangerang - Merak 73,00 1984
Jakarta - Tangerang 27,00 1984
Surabaya – Gempol - Pasuruan 79,15 1986 – 2018
Jakarta – Cikampek 73,00 1988
Lingkar Dalam Jakarta 49,00 1990 - 1996
Lingkar Luar Jakarta 1 55,69 1990 - 2010
Palimanan - Kanci 26,00 1998
Periode Stagnasi 2000 - 2010
Kanci – Batang 131,00 2010 – 2018
Kertosono – Mojokerto - Surabaya 76,77 2011 – 2017
Semarang - Solo 72,64 2011 – 2018
Lingkar Luar Jakarta 2 121,80 2012 – 2019
Cikopo - Palimanan 116,00 2015
Batang – Semarang 75,00 2018
Solo – Ngawi – Kertosono 177,02 2018
Pasuruan - Probolinggo 45,00 2019
Probolinggo - Banyuwangi 164,00 -
Akselerasi Pembangunan Jalan Tol setelah adanya
kebijakan (penetapan UU Lahan no. 2 tahun 2012 dan
LMAN)
UPAYA – UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN JALAN NASIONAL 5|
24
UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN JALAN NASIONAL
SELF ENFORCING
ROAD
SELF EXPLAINING
ROAD
FORGIVING ROAD
Tiga aspek keselamatan jalan yang harus dipenuhi sesuai dengan Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah prinsip Self-enforcing, Self-explaining, dan Forgiving-road
Towards Safer Road (Accident Prevention)
25
UPAYA PENINGKATAN KESELAMATAN JALAN NASIONAL
1. Pemasangan spanduk sosialisasi keselamatan 2. Sosialisasi keselamatan melalui VMS & Videotrone3. Pemasangan Lampu Strobo4. Penilangan kendaraan oleh PJRPenindakan kendaraan Over Load Over
Dimension (Operasi ODOL)5. Penindakan kecepatan kendaraan (Operasi Speed Gun)6. Pemasangan 6 Lampu Strobo7. Pemasangan Rambu Peringatan Hindari Tabrak Belakang
Data Kecepatan :a. SEBELUM Marka Speed ReducerMaks. : 127 Km/JamMin : 29 Km/Jam
b. SETELAH Marka Speed ReducerMaks. : 119 Km/JamMin : 26 Km/Jam
Pengurangan Black Spot (Accident Reduction)
26
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
27
INOVASI PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN YANG RAMAH LINGKUNGANPELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN YANG RAMAH LINGKUNGAN
28
PADAT KARYA PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN
Mekanisme Padat Karya Di Direktorat Jenderal Bina Marga
1 2SURAT EDARANNOMOR: 8/SE/Db/2020Tgl: 07 April 2020
SURAT EDARANNOMOR: 9/SE/Db/2020Tgl: 27 Mei 2020
Spesifikasi Khusus Interim dan Analisa Harga Satuan (AHS) Pekerjaan Yang Dilaksanakan Secara Padat Karya Di Direktorat Jenderal Bina Marga Akibat Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
DASAR HUKUM
PEKERJAAN PENGEDALIAN
TANAMAN - PADAT KARYA RUTIN JALAN
CONTOH PEKERJAAN PADAT KARYA
PEKERJAAN PEMBERSIHAN JEMBATAN -
PADAT KARYA RUTIN JEMBATAN
PEKERJAAN MARKA JALAN - PADAT KARYA
NON RUTIN
29
TEKNOLOGI TRANSAKSI TOL NONTUNAI BERBASIS NIRSENTUH
FASE 3FASE 2
100%Transaksi tol
berbasis kartu UE
FASE 1SAAT INI
HYBRIDKARTU UE + NIRSENTUH
(WITH BARRIER)
SINGLE LANE FREE FLOWWITH BARRIER
MULTILANE FREE FLOW
▪ Memperkenalkan teknologi tol nirsentuh
▪ Memberikan opsi kepada pengguna selain sistem Uang Elektronik
▪ Penyusunan regulasi law enforcement bersama pihak terkait
• Threshold penetrasi sudah tercapai• Behavior pengguna jalan tol sudah
terbentuk
• Law Enforcement sudah siap 100%
Kelebihan MLFF
• Tidak perlu berhenti untuk transaksi• Tidak ada antrian akibat transaksi di gerbang tol• Kemudahan iInteroperabilitas dan split revenue antar BUJT• Efisiensi biaya operasional• Ramah lingkungan
Multilane Free Flow (MLFF) merupakan goal akhir transaksi tol nontunai dimana pembayaran tol dilakukan pada kecepatan tempuh normal (tanpa berhenti atau melambat)
KESIAPANOPERASI
KESIAPANLAWENFORCEMENT
▪ Peningkatan Penetrasi teknologi nirsentuh mendekati 100%
▪ Tingkat validasi Transaksi mencapai 100%
▪ Pengujian law enforcement serta mematangkan implementasi law enforcement
PENERAPAN TEKNOLOGI WIM BRIDGE
31
VALUE ENGINEERING (VE)
Contoh keberhasilan penerapan VE: 1. Jembatan Kretek II 🡪 penurunan biaya konstruksi sebesar 25% 2. Flyover Kopo 🡪 biaya sama namun fungsi bertambah 3. Jembatan Tano Ponggol 🡪 penurunan biaya konstruksi sebesar 42%4. PPC4 ESP Lintas Pansela Jatim (400 km) 🡪 penurunan biaya konstruksi sebesar 40% 5. Longsoran Jalan Subaim-Buli (Gunung Uni -Uni) 🡪 penurunan biaya konstruksi sebesar 27%
32
SISTEM MANAJEMEN ASET JALAN
Survey123
JAKI
SMD
Invi - J
In - Slope
Sistem
Lain
IRMS V.3 (AGILE Platform)
SiTIA
Kemampuan:Kompleksitas model Sederhana s/d Kompleks
Kedetailan output Strategis s/d Proyek
Ketersediaan model dan data
ModulStruktur
ModulPerkerasan
ModulKeselamatan
TRADE OFF
Data Jaki
Data
Survei
Lereng
Data
Satker
dan PPK
Data
Survei Lalu
lintas
Data
PerkerasanData
Proyek
Data
Lainnya
Data
Kebencanaan
Workplan
IRMS V.3
Data
Survei
Jembatan
GEODATABASE
33
BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)
Operation &
Maintenance
Konstruksi
Land AcquisitionDesain
Planning Design
CollaborationDocument
ManagementField
Management ProjectManagement
ModelCoordination
SurveyInvestiga
tion
BIM PADA PROYEK MANDALIKA BIM PADA PROYEK PANSELA
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGAKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TERIMA KASIH