63
DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DENGAN METODE SOCRATES DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK (Penelitian Kualitatif Deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh JULIA SEKAR MENTARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWADENGAN METODE SOCRATES DALAM

PENDEKATAN SAINTIFIK(Penelitian Kualitatif Deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1

Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

Oleh

JULIA SEKAR MENTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

ABSTRAK

DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWADENGAN METODE SOCRATES DALAM

PENDEKATAN SAINTIFIK(Penelitian Kualitatif Deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1

Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Julia Sekar Mentari

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan percakapan representasi matematis

siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode Socrates dalam pende-

katan saintifik. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1

Natar semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Data penelitian ini merupakan

data kualitatif tentang deskripsi percakapan representasi matematis siswa yang

diperoleh melalui catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa perca-

kapan representasi matematis yang muncul: (a) sebagian besar diawali dengan

pertanyaan Socrates yang diajukan oleh guru dengan tipe pertanyaan: klarifikasi,

asumsi-asumsi dan bukti penyelidikan, serta alasan-alasan dan bukti penyelidikan,

(b) memunculkan indikator kemampuan representasi matematis siswa yang

Page 3: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

Julia Sekar Mentari

ditetapkan dalam penelitian, dan (c) pada kelompok siswa berkemam-puan

matematis tinggi dan sedang berjalan dengan lancar dan membutuhkan waktu

yang lebih lama daripada kelompok siswa berkemampuan matematis rendah,

namun pada kelompok siswa berkemampuan matematis rendah percakapan belum

berjalan lancar.

Kata kunci: pendekatan saintifik, percakapan representasi matematis, Socrates

Page 4: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

DENGAN METODE SOCRATES DALAM

PENDEKATAN SAINTIFIK

(Penelitian Kualitatif Deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1

Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Julia Sekar Mentari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani
Page 6: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani
Page 7: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani
Page 8: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Gumawang, Kabupaten Ogan Komering Ulu

Timur, Sumatera Selatan pada tanggal 5 Juli 1995. Penulis merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara pasangan Bapak Anang Setiawan dan Ibu Ida Suriyani, S.E..

Penulis memiliki seorang kakak yang bernama Tazkia Tirta Victorya, S.Pd. Gr.

dan seorang adik yang bernama Muhammad Rama Dharmawan.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Imam Bonjol

Gumawang pada tahun 2001, pendidikan dasar di SD Negeri 3 Gumawang pada

tahun 2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Belitang pada tahun

2010, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Belitang pada tahun 2013.

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan

mengambil Program Studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT)

pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Padang Ratu, Kabupaten

Lampung Tengah. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam

organisasi tingkat jurusan MEDFU (Mathematic Education Forum Ukhuwah)

sebagai sekretaris divisi pengembangan pada periode 2015/2016.

Page 9: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

MOTTO

Today is the beginning of my new life

I am starting over today

All good thing are coming to me

I am grateful to be alive

I see beauty all around me

I live with passion and purpose

I take time to laugh and play everyday

I am awake, energized, and alive

I focus on all good things in life

And give thanks for every one of them

I am at peace and one of everything

I feel the love, the joy, and the abundance

I am free to be my self

I am magnificence in human form

I am the perfection of life

I am so grateful to be

Me

(Rhonda Byrne – The Secret)

Page 10: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil aalamiin...

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dankarunia kepada hamba NyaSholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah RasulullohMuhammad SAW

Dengan segala kerendahan hati dan memohon ridho Allah SWT,Kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada

Mami dan Papi..Yang senantiasa mendoakan serta mengharapkan kebahagiaan Iyi,Yang senantiasa penuh kasih sayang memberikan dukungan kepada Mentari,Yang senantiasa memberikan semangat kepada Kakak,Yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.Kakak sayang Mami sama Papi..

Ayuk dan Adek..Yang selalu berbagi keceriaan untuk Kakak,Yang selalu menjadi tempat bercerita semua kebahagiaan dan keluh kesah Kakak,Selalu dan selamanya akan menjadi kebanggaan memiliki ayuk dan adek sepertikalian.

Semua Keluarga ku..Terimakasih atas semua doa dan dukungan kepada Iyi selama ini.

Sahabat dan Teman-teman..

Almamater Tercinta.

Page 11: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

SANWACANA

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang

akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi

uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Deskripsi Percakapan Representasi Matematis Siswa

dengan Metode Socrates dalam Pendekatan Saintifik (Penelitian Kualitatif

deskriptif pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1 Natar Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2016/2017)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Mami (Ida Suriyani, S.E.) dan Papi (Anang Setiawan) atas segala doa,

dukungan, kesabaran, perhatian, dan cinta yang tiada henti tercurah untukku.

2. Ayuk (Tazkia Tirta Victorya, S.Pd., Gr.) dan Adek (Muhammad Rama

Dharmawan) atas semangat, doa, kebahagiaan, serta keceriaan yang ka-lian

bagi untuk kakak.

Page 12: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

ii

3. Keluarga besar Bude Indah Kurniasih, S.Pd, Mbak Gita, Mbak Anggi, Mas

Yogi, Mas Inno dan Mbak Resti atas doa dan dukungan serta semangat yang

telah diberikan selama ini.

4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus dosen

Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan saran, perhatian, sumbangan pemikiran, motivasi

dan semangat selama proses perkuliahan, penyusunan skripsi sehingga skripsi

ini menjadi lebih baik. Terimakasih telah memberikan kesempatan untuk

terlibat dan ikut serta dalam penelitian kualitatif ini.

5. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan

pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini,

serta memberikan kesempatan dan pengalaman kepada penulis untuk menjadi

asisten dosen pada mata kuliah PB TIK.

6. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendi-dikan

Matematika serta pembahas atas kesediaan memberikan bimbingan, kritik

serta saran dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.

7. Ibu Eni Wulandari, S.Pd. selaku guru mitra dan seluruh perangkat sekolah

serta staf SMP Negeri 1 Natar yang telah memberikan kemudahan selama

penelitian.

8. Siswa/siswi kelas VII B SMP Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2016/2017, atas

perhatian dan kerjasama yang telah terjalin selama penelitian ini.

9. Seluruh Dosen Pendidikan Matematika Universitas Lampung yang telah

memberikan bekal ilmu, motivasi, serta dukungan kepada penulis selama ini.

Page 13: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

iii

10. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. untuk segala dukungan, motivasi, saran, dan

bantuan selama ini, serta kesempatan dan pengalaman yang diberikan kepada

penulis untuk menjadi asisten dosen pada mata kuliah Statistika Dasar dan

Desain Pembelajaran Matematika .

11. Bapak Dr. Caswita,M.Si., Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., Ibu Dra.

Rini Asnawati, M.Pd., dan Bapak Agung Putra Wijaya, S.Pd., M.Pd. selaku

dosen Pendidikan Matematika yang telah banyak menginspirasi penulis

selama ini.

12. Rekan-rekan seperjuanganku selama menjalankan penelitian sebagai Tim

Penelitian Kualitatif, terima kasih atas kerja sama, semangat, moti-vasi,

masukan, dan arahan sehingga penelitian dan pembuatan skripsi kita berjalan

lancar.

13. Sahabat serta teman-temanku: Ariesta Y.P, Chusna W, Dina C.F, Amalia L,

Ni Wayan Septi S, Husain K, Rizki Hary P, Humedi, Okta Via A, Nuning A,

terimakasih untuk kebersamaan serta segala bentuk bantuan selama ini. Kalian

sangat berarti.

14. Rekan-rekan asisten PB TIK Tahun 2015/2016, Statistika Dasar dan Desain

Pembelajaran Matematika Tahun 2016/2017, terimakasih untuk kebersamaan

selama ini.

15. Mbak Utary dan Mbak Linda, seluruh kakak tingkat, serta adik tingkat yang

telah memberikan bantuan serta dukungan selama ini, terimakasih untuk

semua yang telah kalian lakukan.

16. Teman-teman seluruh angkatan 2013 kelas A dan B Pendidikan Mate-matika

Unila, terimakasih atas kebersamaan dan bantuan selama ini.

Page 14: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

iv

17. Keluarga besar Bapak Suwandi dan Ibu Nurhayati, adek Irfan, sahabat serta

rekan seperjuangan KKN-KT Unila Desa Karang Sari Tahun 2016, terima

kasih atas kebersamaan dan bantuan selama ini.

18. Bapak Nanang Kurniawan, S.Pd selaku guru pamong PPL dan keluarga besar

SMP Negeri 3 Padang Ratu, terimakasih untuk dukungan, bantuan, dan

semangat yang telah diberikan selama ini.

19. Almamater tercinta yang telah menjadi tempat untuk belajar serta mendewasa-

kan diri.

20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 1 Februari 2017

Penulis

Julia Sekar Mentari

Page 15: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

E. Ruang Lingkup................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Percakapan Matematis ....................................................................... 12

B. Kemampuan Representasi Matematis ................................................ 14

C. Percakapan Representasi Matematis .................................................. 17

D. Metode Socrates ................................................................................. 20

E. Pendekatan Saintifik........................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 28

B. Subjek Penelitian................................................................................ 29

Page 16: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

vi

C. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 30

D. Instrumen Penelitian........................................................................... 32

E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34

F. Tahap-tahap Penelitian....................................................................... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 38

1. Pertemuan Pertama....................................................................... 40

2. Pertemuan Kedua ......................................................................... 47

3. Pertemuan Ketiga ........................................................................ 56

4. Pertemuan Keempat ..................................................................... 64

B. Pembahasan........................................................................................ 69

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 79

B. Saran................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis ............................. 17

4.2 Jenis-jenis Pertanyaan Socrates Serta Contohnya................................... 22

4.1 Indikator Kemampuan Representasi Matematis Siswa yang Berkaitan

dengan Percakapan Representasi Matematis pada Setiap Pertemuan..... 39

4.2 Pertanyaan Socrates yang Muncul pada Setiap Pertemuan .................... 40

Page 18: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Suasana Pembelajaran pada Pertemuan Pertama .................................... 44

4.2 B16 dan B18 Saat Mengerjakan LKPD1 ................................................ 45

4.3 Jawaban B16 dan B18 pada Aktivitas 2 LKPD1 .................................... 46

4.4 Kesalahan yang Dilakukan Oleh B6 ....................................................... 50

4.5 Suasana Pembelajaran Saat Permainan Ular Tangga.............................. 51

4.6 Jawaban B4 pada Permasalahan 1 LKP2................................................ 54

4.7 Jawaban B28 pada Permasalahan 1 LKPD 2 .......................................... 54

4.8 Kelompok Siswa Berkemampuan Sedang Saat Mengerjakan LKPD3... 59

4.9 Jawaban B16 pada Poin (1b) LKPD3 ..................................................... 60

4.10Jawaban B16 pada Poin (2a) LKPD3 ..................................................... 61

4.11Suasana Pembelajaran pada Pertemuan Keempat................................... 64

4.12Kelompok Siswa Berkemampuan Matematis Sedang saat Melakukan

Permainan Tebakan Pintar ...................................................................... 67

Page 19: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 88

A.2 Lembar Kerja Peserta Didik............................................................. 135

A.3 Daftar Kode Siswa .......................................................................... 144

A.4 Catatan Lapangan............................................................................. 145

A.5 Hasil Wawancara ............................................................................ 187

LAMPIRAN B: LAIN-LAIN

B.1 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi ................................................... 195

B.2 Daftar Hadir Seminar Proposal ........................................................ 197

B.3 Daftar Hadir Seminar Proposal ........................................................ 199

B.4 Surat Izin Penelitian Pendahuluan ................................................... 201

B.5 Surat Izin Penelitian ........................................................................ 202

B.6 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 203

Page 20: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia berpengaruh terhadap

perkembangan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi semua ranah kehidu-

pan di Indonesia, contohnya seperti pada bidang pendidikan, kesejahteraan, per-

ekonomian yang saat ini ditandai dengan keberadaan masyarakat ekonomi Asean,

dan lain sebagainya. Pengaruh tersebut dapat menjadi pengaruh yang positif

apabila perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan adanya

sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat menggunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ada secara tepat dan efisien. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan.

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui banyak

cara salah satunya adalah melalui bidang pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan

pendidikan yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi-

kan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Page 21: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

2

Sesuai dengan tujuan pendidikan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan

berperan mengembangkan pengetahuan maupun perilaku manusia sehingga sese-

orang harus mendapatkan pedidikan dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya.

Pemerintah sebagai salah satu penanggung jawab terciptanya sumber daya manu-

sia yang berkualitas telah menerapkan sistem pendidikan di Indonesia yang terba-

gi dalam tiga jenjang pendidikan formal, yaitu pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. Pada setiap jenjang tersebut, pendidikan

mengandung proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2004: 28) pembelajaran

dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk mencip-

takan kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik

(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan pembela-

jaran. Dengan demikian pembelajaran yang baik dan sesuai sangat memengaruhi

proses pendidikan.

Pembelajaran mencakup beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah matema-

tika. Matematika merupakan mata pelajaran nasional yang sudah ada sejak jenjang

sekolah dasar. Matematika memiliki peranan penting dalam meningkatkan

kemampuan kognitif maupun keterampilan lain. Hal ini sejalan dengan hakikat

matematika dalam kurikulum 2006 yakni matematika adalah ilmu universal yang

mendasari dari perkembangan teknologi modern saat ini yang memiliki peran

penting dalam berbagai disiplin ilmu serta untuk memajukan daya pikir manusia.

Secara lebih rinci, dalam mata pelajaran matematika terdapat beberapa

kemampuan yang dikembangkan melalui proses pembelajarannya. Kemampuan-

kemampuan itu disebut dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order

Page 22: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

3

Thinking). Setiap kemampuan matematis dibangun untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran matematika itu sendiri. Salah satu kemampuan yang dibangun

adalah kemampuan representasi matematis siswa.

Kemampuan representasi matematis dapat melatih seseorang untuk mengambil

metode yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini sesuai

dengan peran dari kemampuan representasi matematis dalam NCTM (2000) yakni

representasi membantu menggambarkan, menjelaskan, atau memperluas ide

matematika dengan berfokus pada fitur-fitur pentingnya. Hal ini mengindikasikan

semakin banyak siswa terlibat dalam kegiatan merepresentasikan maka semakin

banyak ide matematika yang diperolehnya melalui kegiatan menghubungkan satu

jenis representasi dengan representasi yang lain untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapinya.

Pernyataan lain disampaikan oleh Brenner (Neria & Amit, 2004: 409), proses

pemecahan masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi

masalah seperti mengontruksi dan menggunakan representasi matematika di

dalam kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan

manipulasi simbol. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika yang secara

umum meminta siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan, memiliki

kemampuan representasi matematis yang baik merupakan hal yang sangat

penting.

Pentingnya kemampuan representasi matematis yang lain dapat dilihat dari

standar representasi yang ditetapkan oleh NCTM. NCTM (2000) menetapkan

bahwa program pembelajaran dari pra-taman kanak-kanak sampai kelas 12 harus

Page 23: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

4

memungkinkan siswa untuk: (1) menciptakan dan menggunakan representasi un-

tuk mengorganisir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide matematis; (2) me-

milih, menerapkan, dan menerjemahkan representasi matematis untuk memecah-

kan masalah; dan (3) menggunakan representasi untuk memodelkan dan meng-

interpretasikan fenomena fisik, sosial, dan fenomena matematis. Dengan demi-

kian, kemampuan representasi matematis juga diperlukan siswa dalam mengko-

munikasikan gagasan matematika yang sifatnya abstrak sehingga gagasan tersebut

lebih mudah dipahami.

Dalam membangun kemampuan representasi matematis diikuti pula oleh proses

berpikir yang sistematis. Namun ada hal lain yang seharusnya menjadi fokus

pendidik dalam mengembangkan kemampuan representasi yaitu sikap untuk

merepresentasikan ide yang muncul. Salah satu sikap yang dapat secara nyata

dilihat dan dibandingkan adalah percakapan yang mengiringi proses representasi

tersebut.

Meskipun peningkatan frekuensi percakapan matematis siswa dinilai sangat

penting, namun dalam prosesnya hal ini jarang menjadi fokus utama. Padahal

melalui percakapan matematis, seorang pendidik dapat mengidentifikasi apakah

siswa telah memenuhi kompetensi terkait materi matematika yang diberikan. Hal

tersebut didukung oleh hasil penelitian Anderson, et.al, (2003: 5) yakni “teacher

can spot students misunderstandings much more easily when they are revealed by

a discussion instead of remaining unspoken”. Hal itu berarti guru dapat lebih

mudah mengetahui letak ketidakpahaman siswa ketika mereka mengemukakannya

dalam suatu percakapan atau diskusi daripada saat mereka tidak berbicara.

Page 24: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

5

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Anderson, et.al, (2011) yang merinci lima

faktor utama pentingnya percakapan matematis di kelas yaitu :

“Five major reasons that talk is critical in teaching and learning : (1) talkcan reveal understanding and misunderstanding; (2) talk supports robustlearning by boosting memory; (3) talk supports deeper reasoning; (4) talksupports language development; (5) talk support development of socialskills”

Hal ini berarti terdapat lima faktor pentingnya percakapan matematis dalam

proses belajar dan mengajar, yaitu:

(1) percakapan dapat mengungkap pemahaman dan kesalahpahaman; (2)percakapan mendukung pembelajaran dengan cara meningkatkan memori;(3) percakapan mendukung penalaran secara mendalam; (4) percakapanmendukung perkembangan berbahasa; (5) percakapan mendukung ke-mampuan bersosialisasi.

Percakapan matematis juga berperan dalam membangun pola pikir siswa ketika

berusaha memperoleh konsep atau ide matematika. Hal ini sangat mungkin terjadi

karena siswa saling bertukar pemikiran dengan guru serta teman-temannya dan

hal tersebut membuat mereka saling membantu satu sama lain dalam menemukan

konsep atau ide matematika. Wagganer (2015: 250) melakukan eksperimen pada

kelas yang diajarnya berupa pengaktifan kegiatan percakapan matematis selama

pelajaran berlangsung. Hasilnya, setelah beberapa waktu, Wagganer bertanya

kepada siswanya “why math talk is important?” dan jawaban yang diberikan

siswanya adalah “mathematics discussions help us learn from each other and we

get to help others learn”.

Selanjutnya, hubungan yang sangat erat dapat ditemukan antara kemampuan

representasi matematis siswa dengan percakapan matematis. Hal tersebut

didukung dengan pernyataan Anderson, et.al, (2003: 95) yakni, : “classroom talk

Page 25: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

6

can help them (student) transform their understanding of the representation and

its potential”. Maksudnya adalah dengan adanya percakapan di dalam kelas akan

membantu siswa untuk membangun pemahaman mereka terhadap cara represen-

tasi dan hal pendukung lainnya. Percakapan matematis ini selalu mengiringi pro-

ses representasi matematis secara khususnya dan kemampuan matematis pada

umumnya.

Agar timbul suatu percakapan matematis, perlu dibentuk lingkungan pembela-

jaran yang mendukung terciptanya percakapan matematis tersebut. Kenyataan

yang ada di lapangan saat ini, secara umum pendidik masih belum memberi per-

hatian lebih terhadap terciptanya suatu lingkungan pembelajaran yang mendukung

percakapan matematis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anderson, et.al, (2003:

5) yakni “most classroom talk consists of the teacher lecturing, asking students to

recite, or posing simple questions with known answers. However, they have

limitations, as do all forms of talk”. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa

sebagian besar kegiatan pembelajaran di kelas berupa memberikan penjelasan

materi, meminta siswa untuk membaca, atau memberikan pertanyaan sederhana

dengan jawaban yang sudah pasti diketahui belum mampu menunjang percakapan

matematis siswa. Kegiatan demikian juga terjadi di kelas VII B SMP Negeri 1

Natar. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, pembelajaran yang dilakukan di

kelas VII B SMP Negeri 1 Natar belum menerapkan suatu metode dan

lingkungan pembelajaran yang mampu meningkatkan percakapan matematis

siswa. SMP Negeri 1 Natar diambil sebagai salah satu sekolah menengah pertama

yang dijadikan tempat penelitian di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian

kualitatif ini dilakukan secara kolaborasi antara guru, dosen, dan mahasiswa untuk

Page 26: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

7

mengetahui bagaimana percakapan matematis pada siswa kelas VII sekolah

menengah pertama yang ada di tiga kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Tiga

kabupaten/kota tersebut adalah Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung

Selatan dan Kabupaten Pesawaran.

Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam upaya menumbuhkan percakapan

matematis adalah dengan pertanyaan-pertanyaan matematis. Fuson (2015: 7)

membagi jenis pertanyaan matematis yang dapat digunakan dalam meningkatkan

percakapan matematis sebagai berikut yaitu:

(1) elicit student thinking (mendapatkan pemikiran siswa), (2) support stu-dent thinking (mendukung pemikiran siswa), (3) extend student thinking(memperjelas pemikiran siswa), (4) increase participation of other studentsin conversation (meningkatkan partisipasi siswa lain dalam percakapanmatematis), dan (5) probe specific math topics (menyelidiki topik matema-tika).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membangun pemikiran dan konsep siswa

untuk selanjutnya mampu merepresentasikan ide secara matematis sebagai hasil

sistematika berpikir yang dijalaninya.

Metode pembelajaran yang dalam prosesnya berisi pertanyaan-pertanyaan mate-

matis salah satunya adalah metode Socrates. Metode ini berisi pengajaran-penga-

jaran Socrates (469-399 SM) yang merupakan filsuf dari Athena, Yunani, dan

menjadi salah satu figur filsuf Barat yang paling penting. Socrates memfokuskan

gaya pembelajarannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendu-

kung proses berpikir siswa, seperti yang terdapat dalam Alro dan Skovsmose

(2002: 114) :

“This is the main inspiration from Socratic dialogue : the teacher’s task isnot to tell something to students or to provide information, but to askquestions. However, these questions do not have the function of ‘checking’

Page 27: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

8

the students but to bring back their memory or using the terminology ofconstructivism, to support the students in their knowledge.”

Berdasarkan uraian tersebut, Socrates beranggapan bahwa tugas guru bukan untuk

memberi informasi atau menjelaskan sesuatu kepada siswanya, tetapi untuk

memberikan pertanyaan. Namun, pertanyaan itu tidak berfungsi untuk memeriksa

jawaban siswa melainkan untuk membawa kembali memori mereka atau meng-

gunakan terminologi konstruktivisme siswa dalam mendapatkan pengetahuan.

Meskipun telah diuraikan bahwa pembelajaran Socrates dapat menimbulkan

percakapan matematis siswa saat melakukan representasi matematis, terdapat

beberapa hal yang muncul pada siswa seiring pemberian pertanyaan-pertanyaan

tersebut. Ketika siswa terus-menerus diberikan pertanyaan dalam proses

pembelajaran, kebanyakan siswa merasa bosan bahkan takut. Seperti yang

dikatakan oleh Lammendola (Baharun, 2014: 5), yaitu salah satu kelemahan

metode Socrates adalah “creates a fear-ful learning environment” yang berarti

metode Socrates dapat menciptakan lingkungan belajar yang menakutkan. Untuk

itu perlu diadakan variasi pendekatan yang dilakukan untuk mengiringi metode

pembelajaran Socrates ini.

NSTA dalam Wulandari (2015: 25) mendefiniskan pendekatan saintifik sebagai

belajar/mengajar sains dalam konteks pengalaman manusia. Adapun rangkaian

proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam lampiran Permendikbud

No. 103 Tahun 2014 adalah mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/

mengumpulkan data, mengasosiasi/menganalisis/mengolah data, dan menarik

kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil pengamatan.

Page 28: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

9

Pendekatan ini dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar karena siswa

dibebaskan dalam mengeksplorasi ide yang diperoleh berdasarkan hasil penga-

matan untuk menjawab masalah yang diberikan, tetapi tentunya dalam proses

yang tidak menyimpang dari kegiatan pembelajaran. Selain itu juga, kemampuan

siswa khususnya kemampuan matematis lebih mudah dikembangkan apabila

siswa langsung dihadapkan dengan contoh permasalahan yang ada di dunia nyata.

Dengan demikian apabila pendekatan ini digunakan dalam pembelajaran Socrates,

pendekatan ini dapat mengurangi rasa bosan dan takut siswa dengan pertanyaan-

pertanyaan yang menjadi ciri khas Socrates.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran dengan metode Socrates serta

digabungkan dengan pendekatan saintifik mampu menunjang percakapan repre-

sentasi matematis siswa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mendeskrip-

sikan percakapan representasi matematis siswa dengan metode Socrates dalam

pendekatan saintifik di kelas VII B SMP Negeri 1 Natar.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat dibuat pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimanakah deskripsi percakapan

representasi matematis siswa dengan metode Socrates dalam pendekatan Saintifik

pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Natar semester ganjil tahun pelajaran

2016/2017?”

Page 29: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

10

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan percakapan representasi matematis siswa dengan

metode Socrates dalam pendekatan Saintifik pada siswa kelas VII B SMP Negeri

1 Natar semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut,

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pendidikan

matematika yang berkaitan dengan percakapan representasi matematis siswa

khususnya dengan pembelajaran metode Socrates dalam pendekatan saintifik.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mampu menambah frekuensi dan

mengembangkan percakapan matematis siswa. Selain itu, hasil penelitian ini

dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode

pembelajaran Socrates dalam pendekatan saintifik.

E. Ruang Lingkup

Dengan memperhatikan judul penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelas-

kan agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara penyusun dengan pembaca.

Adapun uraian mengenai istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

Page 30: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

11

1. Pecakapan Representasi Matematis merupakan percakapan matematis yang

timbul sebagai akibat adanya kegiatan merepresentasikan ide matematis.

Percakapan representasi matematis yang akan dideskripsikan dalam penelitian

ini adalah percakapan representasi matematis pada materi persamaan dan

pertidaksamaan linier satu variabel.

a. Percakapan Matematis adalah percakapan yang timbul sebagai akibat

adanya kegiatan menemukan pengetahuan dalam matematika yang dalam

hal ini kegiatan tersebut dipersempit dalam pembelajaran.

b. Kemampuan Representasi Matematis adalah kemampuan untuk meng-

komunikasikan ide matematis ke dalam suatu bentuk representasi eksternal

berupa lisan, simbol tertulis, gambar atau objek fisik yang dapat dilihat..

2. Metode Socrates adalah suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan tanya

jawab dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan khas Socrates yang

berperan dalam mengklarifikasi jawaban yang diberikan siswa.

3. Pendekatan saintifik merupakan kegiatan pembelajaran yang melatih siswa

dalam melakukan prosedur ilmiah yang terdiri atas observing, questioning,

experimenting, associating dan communicating sehingga siswa dapat

menemukan sendiri pengetahuan yang ingin dikaji serta membantu mengem-

bangkan karakter dan sikap siswa selama prosedur tersebut berlangsung.

Page 31: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Percakapan Matematis

Percakapan merupakan hal yang sangat mendasar untuk adanya suatu hubungan

antara dua orang atau lebih yang memungkinkan mereka untuk belajar satu sama

lain melalui kegiatan mendengar dan menerima. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Feire (1972) dalam Alro dan Skomvsmose (2002: 3) yakni “...., dialogue is not

just any conversation. Dialogue is fundamental for the freedom to learn.”, yang

berarti percakapan bukan hanya sekedar pembicaraan, dan percakapan adalah hal

menjadi hal dasar bagi kebebasan dalam belajar. Selanjutnya Feire dan Rogers

(Alro dan Skomvsmose, 2002: 3) menyebutkan bahwa ”...., dialogue as

encompassing interpersonal relationships, where listening and accepting on the

part of the participants is fundamental.”, yang berarti percakapan meliputi

hubungan antar pribadi dimana mendengarkan dan menerima menjadi bagian dari

hal yang sangat mendasar.

Percakapan bisa memuat berbagai topik sesuai dengan keperluan perckapan itu

sendiri salah satunya yaitu percakapan matematis. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, matematis diartikan sebagai hal yang bersangkutan dengan matematika

atau bersifat matematika. Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

percakapan matematis adalah percakapan yang timbul sebagai akibat adanya

Page 32: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

13

kegiatan menemukan pengetahuan dalam matematika dan dalam hal ini kegiatan

tersebut dipersempit dalam pembelajaran.

Pengertian percakapan matematis (discourse) dalam NCTM (1991):

“discourse as ways of representing, thinking, talking, agreeing, anddisagreeing; the way ideas are exchanged and what the ideas entail; and asbeing shaped by the tasks in which students engage as well as by the natureof the learning environment.”

Dengan demikian, percakapan adalah cara untuk merepresentasi, berpikir,

berbicara, menyetujui, dan tidak menyetujui; cara untuk bertukar ide-ide yang

diperlukan; dan terbentuk oleh adanya tugas yang menjadikan siswa terlibat

secara alami dalam lingkungan belajar.

Percakapan matematis dinilai sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa ahli pendidik yang melakukan penelitian

serta uji coba penerapan percakapan matematis (math talk/classroom talk/class-

room dialogue/classroom discourse) pada berbagai tingkatan pendidikan siswa.

Anderson, et.al, (2003: 6) mengatakan bahwa :

“Classroom talk may support and promote student learning in mathematicsboth directly and indirectly. Classroom dialogue may provide direct access toideas, relationships among those ideas, strategies, procedures, facts,mathematical history, and more. Through classroom discourse, all of theseaspects of mathematical thinking can be discussed, dissected, andunderstood.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa percakapan matematis di kelas

dapat mendukung proses belajar siswa, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Percakapan di kelas juga memungkinkan pengaksesan secara langsung

suatu ide, hubungan antar ide, strategi, prosedur, fakta, alur matematika, dan lain

Page 33: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

14

sebagainya. Lebih lanjut melalui percakapan di kelas, semua aspek berpikir secara

matematika dapat didiskusikan, dibahas, dan dimengerti.

Selanjutnya Hufferd-Ackles, et.al, (2004) dalam Wagganer (2015: 250) me-

ngatakan hal sama tentang fungsi percakapan matematis yaitu: “a math-talk

learning community is a place where meaningful mathematical discussions

construct knowledge and support the mathematical learning of all participants”.

Hal ini berarti kelompok belajar percakapan matematis adalah tempat dimana

terdapat proses diskusi yang mendukung pembentukan pengetahuan dan

pembelajaran matematika. Dalam kegiatan percakapan matematis, guru tidak

berperan sebagai pembawa pengetahuan namun guru bertugas untuk membimbing

dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, hal tersebut sesuai dengan

penjelasan Ball (1993) dalam Wagganer (2015: 250) yakni: ”teachers are not the

bearers of knowledge, but instead, they guide and extend students’ thinking as the

class listens and learns to accept other students’ ideas”.

Dengan demikian, keberadaan percakapan matematis sudah seharusnya di-

perhatikan dan dikembangkan lebih lanjut oleh guru. Menciptakan suatu per-

cakapan matematis juga merupakan hal yang penting sehingga perlu dibuat suatu

lingkungan belajar yang dapat mendukung munculnya percakapan tersebut.

B. Kemampuan Representasi Matematis

Dalam pembelajaran matematika, siswa melalui tahap dimana dirinya perlu

mengkomunikasikan atau menyampaikan ide-ide yang dimilikinya kedalam

bentuk matematika dan sebaliknya. Proses tersebut berjalan terus hingga siswa

Page 34: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

15

mampu mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapinya. Proses ini

dinamakan representasi matematis siswa. Penjelasan tersebut sesuai dengan

pendapat Kalathil dan Sherin (Kartini, 2009: 367), secara lebih sederhana mereka

menyatakan bahwa segala sesuatu yang dibuat siswa untuk mengeksternalisasikan

dan memperlihatkan kerjanya disebut representasi. Selanjutnya Kartini (2009:

361) menyatakan bahwa representasi juga berguna sebagai sarana meng-

komunikasikan gagasan atau ide matematis siswa kepada siswa lain maupun

kepada guru.

Ada banyak cara yang dapat digunakan siswa untuk mengkomunikasikan ide

matematika, seperti yang disampaikan Cai, Lane dan Jacobsin dalam Suparlan

(2005: 11) bahwa:

Representasi matematis merupakan cara yang digunakan seseorang untukmengemukakan jawaban atau gagasan matematis yang bersangkutan. Ragamrepresentasi yang sering digunakan dalam mengkomunikasikan matematikaantara lain tabel (tables), gambar (drawing), grafik (graph), ekspresi ataunotasi matematis (mathematical expressions), serta menulis dengan bahasasendiri baik formal maupun informal (written text).

Hudiono (2005: 25) mengatakan bahwa kemampuan representasi matematis

memungkinkan siswa untuk memahami hubungan antar konsep-konsep yang

berkaitan dengan mengaplikasikan matematika ke dalam masalah yang realistis.

Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan representasi

matematis sangat penting dimiliki oleh siswa untuk membantu mereka memahami

konsep matematika yang terbilang abstrak. Adanya representasi dari ide-ide

matematika membuat masalah matematika lebih bersifat realistik dan nyata.

Siswa diminta untuk menguasai standar kemampuan representasi matematis yang

Page 35: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

16

sesuai dengan jenjang pendidikan yang dijalaninya. Hal ini dibuat berdasarkan

pola pikir siswa yang terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya

pengetahuan. Adapun standar representasi yang ditetapkan National Council of

Teacher of Mathematics (NCTM) untuk program pembelajaran dari pra-taman

kanak-kanak sampai kelas 12 adalah bahwa harus memungkinkan siswa untuk:

1. Membuat dan menggunakan representasi untuk mengatur, mencatat, danmengkomunikasikan ide-ide matematika,

2. Memilih, menerapkan, dan menterjemahkan antar representasi matematikauntuk memecahkan masalah,

3. Menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikanfenomena fisik, sosial, dan matematika. (NCTM, 2000)

Penjelasan diatas mengindikasikan bahwa lingkungan pembelajaran harus bisa

mendukung terjadinya kegiatan representasi matematis siswa. Lingkungan

pembelajaran yang termasuk didalamya meliputi metode, pendekatan, media dan

lain sebagainya harus mampu membuat siswa mengkomunikasikan ide-ide

matematika, mencatat, mengumpulkan dan selanjutnya menyusun ide-ide tersebut

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Goldin, Ostad, Hiebert, dan Carpenter (2002) dalam Kartini (2009: 365) membagi

representasi menjadi dua bagian yakni representasi eksternal dan internal.

Representasi eksternal, dalam bentuk bahasa lisan, simbol tertulis, gambar atau

objek fisik. Sementara untuk berfikir tentang gagasan matematika maka

mengharuskan adanya representasi internal. Representasi internal (representasi

mental) tidak bisa secara langsung diamati karena merupakan aktivitas mental

dalam otaknya. Bentuk-bentuk operasional dari representasi matematis disajikan

pada Tabel 2.1 seperti yang dikemukakan oleh Jaenudin (2008: 10) :

Page 36: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

17

Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi MatematisNo Representasi Bentuk Operasional1 Visual

a) Diagram, grafikatau tabel

b) Gambar

Menyajikan kembali data atau informasi darisuatu representasi ke representasi diagram,grafik, atau tabel

Menggunakan representasi visual untukmenyelesaikan masalah

Membuat pola-pola geometri Membuat gambar bangun geometri untuk

memperjelas masalah dan memfasilitasipenyelesaiannya.

2 Kata-kata atau tekstertulis

Menuliskan interprestasi dari suatu representasi. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian

masalah matematika dengan kata-kata. Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu

representasi yang disajikan. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata

atau teks tertulis. Dapat menyatakan ide matematika dengan

menggunakan kata-kata teks tertulis.3 Persamaan atau ekspresi

matematis Membuat persamaan atau model matematika

dari representasi lain yang diberikan. Membuat konjektur dari suatu pola bilangan Penyelesaian masalah dengan melibatkan

ekspresi matematika

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematis

adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan ide matematis ke dalam suatu

bentuk representasi eksternal berupa lisan, simbol tertulis, gambar atau objek fisik

yang dapat dilihat.

C. Percakapan Representasi Matematis

Berdasarkan penjelasan sebelumnya diperoleh bahwa kemampuan representasi

matematis adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan ide matematis ke dalam

suatu bentuk representasi eksternal berupa lisan, simbol tertulis, gambar atau

objek fisik yang dapat dilihat, selanjutnya percakapan matematis adalah

percakapan yang timbul sebagai akibat adanya kegiatan menemukan pengetahuan

Page 37: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

18

dalam matematika dan dalam hal ini kegiatan tersebut dipersempit dalam

pembelajaran. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa percakapan

representasi matematis merupakan percakapan yang timbul sebagai akibat adanya

kegiatan merepresentasikan ide matematis kedalam bentuk representasi eksternal

berupa lisan, simbol tertulis, gambar atau objek fisik yang dapat dilihat.

Pada percakapan matematis, banyak kegiatan yang memudahkan siswa dalam

proses representasi ide-ide matematika yang diperolehnya. Beberapa tahapan

berikut adalah cara guru dalam mengembangkan percakapan matematis siswa

dikelas menurut Garcia (2010: 1-3):

1. Talk moves that engage students in discourse

Tahap awal adalah berusaha untuk membuat siswa berbicara sehingga percakapan

bisa muncul. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan pertanyaan

revoicing, sebagai contoh “dapatkah kamu menyebutkan jawaban yang dibuat

oleh temanmu tadi dengan bahasamu sendiri?”, “menurut pendapatmu bagaimana

jawaban temanmu tadi?”.

2. The art of questioning

Tahap kedua adalah memberikan pertanyaan yang membantu siswa untuk

mengandalkan diri mereka sendiri dalam menemukan kebenaran dari jawaban

yang dibuatnya, sebagai contoh “"Bagaimana kamu mencapai kesimpulan

bahwa...? Apakah itu masuk akal? Bisakah kamu membuat model dan

menunjukkan bahwa...? " atau pertanyaan," Apakah itu selalu bekerja? Apakah itu

benar untuk semua kasus?”

Page 38: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

19

3. Using student thinking to propel discussions

Pada saat mengupayakan suatu percakapan matematis di dalam kelas, sering kali

muncul kesalahpahaman antar guru dan siswa akibat adanya pendapat yang

beragam. Untuk mengatasi hal ini, guru perlu merespon agar siswa menyadari

dengan sendirinya kesalahpahaman tersebut. Hal yang dapat dilakukan adalah

mengedarkan pertanyaan ke seluruh kelas, seperti contoh “Apa yang kalian

pikirkan tentang itu? Bagaimana pendapat kalian?”. Guru juga perlu memilih

siapa saja yang akan memberikan pendapat, karena tujuan utama melakukan

percakapan adalah memilih ide, strategi, dan representasi dengan cara yang

bermanfaat.

4. Setting up a supportive environment

Pengaturan lingkungan yang mendukung kegiatan percakapan matematis juga

sangat penting, sebagai contoh pengaturan tempat duduk yang melingkar atau

dalam suatu kelompok kecil. Hal ini akan memudahkan siswa melihat dan

mengarahkan komentar mereka satu sama lain.

5. Orchestrating the discourse

Dalam mengembangkan percakapan matematis, guru bertindak sebagai konduktor

sebuah pertunjukan percakapan di dalam kelas. Berikut lima aturan dalam

mengarahkan percakapan menurut Smith, Hughes, Engle, dan Stein dalam Garcia

(2010: 3) :

“(1) anticipate student responses to challenging mathematical tasks; (2)monitor students’ work on and engagement with the tasks; (3) selectparticular students to present their mathematical work; (4) sequence thestudent responses that will be displayed in specific order; and (5) connectdifferent students’ responses and connect the responses to key mathematicalideas.”

Page 39: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

20

Dengan demikian, hal yang perlu dilakukan untuk mengarahkan suatu percakapan

matematis adalah:

(1) mengantisipasi respon siswa dalam mengerjakan tugas mate-matika; (2)memonitor siswa dalam mengerjakan dan memahami tugas matema-tika; (3)memilih beberapa siswa untuk mempresentasikan pekerjaan matematika-nya; (4) urutkan respon siswa yang akan ditampilkan, dan (5) hubungkanbebera-pa respon siswa yang berbeda dan hubungkan respon tersebutdengan ide pokok matematika yang dibahas.

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa percakapan matematis mendukung

kemampuan representasi matematis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

setiap proses menciptakan percakapan representasi sangat beragam, dan akan

membuat siswa berusaha menghubungkan ide-ide matematika yang dimilikinya.

Siswa akan terfasilitasi dengan pertanyaan dari guru sehingga representasi secara

lisan akan tercipta untuk selanjutnya membuat tulisan atau gambar yang mewakili

ide tersebut.

D. Metode Socrates

Maxwell dalam Muhammad (2016: 12) menyatakan bahwa metode Socrates

diberi nama sesuai dengan nama penciptanya yaitu Socrates (470SM – 399SM).

Socrates merupakan salah satu figur tradisi filosofis Barat yang tinggal di Athena,

Yunani. Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue yang isinya

berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates

merupakan salah satu dari generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar Yunani,

yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Tidak banyak catatan-catatan yang

ditinggalkan Socrates, semua teori berdasarkan atas apa yang ia ucapkan.

Page 40: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

21

Kebanyakan pemikiran yang ditinggalkan Socrates justru diketahui berasal dari

catatan muridnya, yaitu Plato.

Menurut Renyi (1967: 1) pada salah satu dialog antara Socrates dengan salah

seorang muridnya yaitu Hippocrates, Socrates berkata “I always tell myself quite

frankly that I know nothing, the difference between me and most other people is

that I do not imagine I know what in really I do not know” . Dalam setiap proses

pembelajaran, Socrates selalu menganggap bahwa siswanya belum mengetahui

apa-apa. Untuk itu Socrates mengarahkan siswanya untuk membangun suatu

pemahaman oleh mereka sendiri. Socrates melakukan hal tersebut dengan

mengajukan serangkaian pertanyaan. Socrates memiliki pandangan bahwa melalui

serangkaian pertanyaan yang diberikan, setiap individu dapat menemukan

jawaban dari masalah-masalah yang dimilikinya.

Dalam perkembangannya, metode Socrates dikenal dengan pembelajaran yang

memiliki karakteristik pertanyaan-pertanyaan untuk membangun pemahaman

siswa dalam prosesnya. Hal tersebut sesuai dengan cara mengajar Socrates pada

murid-muridnya. Magee dalam Cahyono (2015: 16), mendefinisikan metode

Socrates sebagai “an approach by which one seeks the truth via a process of

questions and answers”, yaitu metode Socrates adalah sebuah pendekatan yang

mencari satu kebenaran melalui proses tanya jawab. Selanjutnya, Maxwell dalam

Muhammad (2016: 13) mendefinisikan metode Socrates sebagai “a process of

inductive questioning used to successfully lead a person to knowledge through

small steps”. Sedangkan Jones, Bagford, dan Walen (Yunarti, 2011: 47)

mendefinisikan metode Socrates sebagai sebuah proses diskusi yang dipimpin

Page 41: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

22

guru untuk membuat siswa mempertanyakan validitas penalarannya atau untuk

mencapai sebuah kesimpulan.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam metode Socrates memiliki ciri

menguji bagaimana proses siswa mendapatkan jawaban yang diberikan. Proses

tersebut nantinya akan disesuaikan dengan jawaban akhir siswa, hal ini dapat

disebut juga dengan menguji keabsahan jawaban. Menurut Permalink

(Sulistiowati, 2015: 26), Richard Paul telah menyusun enam jenis pertanyaan

Socrates dan memberi contoh-contohnya. Jenis-jenis pertanyaan Socrates serta

contohnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Jenis-jenis Pertanyaan Socrates Serta Contohnya

No Tipe Pertanyaan Contoh Pertanyaan

1 Klarifikasi Apa yang anda maksud dengan ....?Dapatkah anda mengambil cara lain?Dapatkah anda memberikan saya sebuah contoh?

2 Asumsi-asumsipenyelidikan

Apa yang anda asumsikan?Bagaimana anda bisa memilih asumsi-asumsi itu?

3 Alasan-alasan dan buktipenyelidikan

Bagaimana anda bisa tahu?Mengapaanda berpikir bahwa itu benar?Apa yang dapat mengubah pemikiran anda?

4 Titik pandang danpersepsi

Apa yang anda bayangkan dengan hal tersebut?Efek apa yang dapat diperoleh?Apa alternatifnya?

5 Implikasi dankonsekuensipenyelidikan

Bagaimana kitadapat menemukannya?Apa isu pentingnya?Generalisasi apa yang dapat kita buat?

6 Pertanyaan tentangpertanyaan

Apa maksudnya?Apa yang menjadi poin dari pertanyaan ini?Mengapa anda berpikir saya bisa menjawabpertanyaan ini?

Terdapat enam tahapan prosedural metode Socrates yang dapat digunakan

menurut Qosyim dalam Khairuntika (2016: 91) yaitu: (1) menentukan topik

materi pokok bahasan apa yang akan dipelajari, (2) mengembangkan dua atau tiga

Page 42: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

23

pertanyaaan umum dan memulai pelaksanaan tanya jawab, (3) melihat atau

mengobservasi apakah pada diri siswa ada kemungkinan terjadi ketidakcocokan,

pertentangan, atau konflik kognitif, (4) menanyakan kembali tentang hal-hal yang

menimbulkan konflik kognitif, (5) melanjutkan tanya jawab sehingga siswa dapat

memecahkan konflik sampai bergerak ke tingkat analisis lebih dalam, dan (6)

menyimpulkan hasil tanya jawab dengan menunjukkan hal-hal penting yang

seharusnya diperoleh siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Socrates adalah suatu

proses pembelajaran yang berisi kegiatan tanya jawab dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan khas Socrates yang berperan dalam mengklarifikasi

jawaban yang diberikan siswa.

E. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan kegiatan pembelajaran yang mengadopsi dan

mengadaptasi langkah-langkah para ilmuwan dalam memperoleh sikap,

pengetahuan dan keterampilan melalui metode ilmiah (Maprokhi, 2015: 170). Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Rudolph (Atsnan dan

Gazali, 2013: 430) yakni pendekatan saintifik sebagai penekanan pada metode

laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah. Sejalan dengan

pernyataan itu, Daryanto (Meliana dan Suparkun, 2016: 2) mengatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengontruksi konsep,

hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

Page 43: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

24

teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan.

Direktorat Pembinaan SMP (Maprokhi, 2015: 170) mengatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik didefinisikan sebagai pembelajaran

yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa secara aktif memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui tahapan-tahapan:

(1) mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui), (2)merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), (3) mengumpulkandata/informasi dengan berbagai teknik, (4) mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan, dan (5) mengomunikasikan hasil yangterdiri atas kesimpulan dan mungkin juga temuan lain yang di luar rumusanmasalah.

Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau

mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan

pada suatu metode ilmiah. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau

nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non ilmiah yang dimaksud meliputi semata-

mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan

asal berpikir kritis (Kemendikbud dalam Atsnan dan Gazali, 2013: 431).

Seperti yang telah dipaparkan diatas, pendekatan saintifik sangat berkaitan erat

dengan metode ilmiah. Aragon (Untayana dan Harta, 2016: 48) menyatakan

bahwa metode ilmiah didefinisikan sebagai:

“systematic process for acquiring new knowledge that uses the basicprinciple of deductive (and to a lesser extent inductive) reasoning. It’sconsidered the most rigorous way to elucidate cause and effect, as well asdiscover and analyze less direct relationships between agents and theirassociated phenomena.”

Page 44: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

25

Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam memperoleh suatu

pengetahuan terdapat sistematika proses yang harus dilalui dan proses tersebut

berdasarkan oleh prinsip penalaran deduktif. Lebih lanjut pernyataan tersebut

memaparkan metode ilmiah sebagai cara yang sangat teliti dalam mengungkap

sebab akibat serta mampu menganalisis hubungan tidak langsung antara peneliti

dan fenomena terkait.

Pendekatan saintifik mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan

terhadap materi yang sedang dikaji, ini artinya siswa tidak menerima secara

langsung deskripsi pengetahuan tersebut dari guru. Pendekatan saintifik

menyebabkan adanya perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu

menjadi siswa mencari tahu dan proses penilaian dari berbasis output menjadi

berbasis proses dan output (Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Selanjutnya,

Haerudin (2014: 239) menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan

saintifik digunakan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan cara-cara ilmiah. Informasi

bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah

dari guru.

Hosnan (Utami, 2015) menyatakan bahwa proses pembelajaran menyentuh tiga

ranah, yaitu attitude (sikap), knowledge (pengetahuan), dan skill (keterampilan)

(disingkat KSA= knowledge, skill, dan attitude). Hasil belajar melahirkan siswa

yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi, dijabarkan sebagai berikut:

Page 45: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

26

a. Ranah sikap menggamit transformasi materi pelajaran agar peserta “tahu

mengapa”.

b. Ranah keterampilan menggamit transformasi materi pelajaran agar peserta

“tahu bagaimana”.

c. Ranah pengetahuan menggamit transformasi materi pelajaran agar peserta

“tahu apa”.

d. Hasil akhir yang diharapkan adalah peningkatan dan keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang

memiliki kecakapan serta pengetahuan untuk hidup layak (hard skills) dari

siswa yang meliputi kopetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi.

Berikut ini merupakan contoh kegiatan belajar pada setiap langkah pendekatan

saintifik berdasarkan Lampiran Permendikbud nomor 103 tahun 2014.

a. Observing (mengamati): mengamati dengan indra (membaca, mendengar,

menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

b. Questioning (menanya): membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang

ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

c. Experimenting (mengumpulkan informasi): mengeksplorasi, mencoba, ber-

diskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen,

membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber

melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan

Page 46: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

27

d. Associating (menalar/mengasosiasi): mengolah informasi yang sudah di-

kumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi

atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka

menemukan suatu pola dan menyimpulkan.

e. Communicating (mengkomunikasikan): menyajikan laporan dalam bentuk ba-

gan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan

meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik

merupakan kegiatan pembelajaran yang melatih siswa dalam melakukan prosedur

ilmiah yang terdiri atas observing, questioning, experimenting, associating dan

communicating sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang ingin

dikaji serta membantu mengembangkan karakter dan sikap siswa selama prosedur

tersebut berlangsung.

Page 47: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

28

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan menggunakan metode kualitatif.

Menurut Sugiyono (2014: 8), metode penelitian kualitatif adalah metode peneli-

tian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah,

disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya

lebih bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui secara detail,

intensif, dan komprehensif atas percakapan representasi matematis siswa pada

saat pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode Socrates dalam

pendekatan saintifik. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dilokasi dimana

pembelajaran dengan menggunakan metode Socrates dalam pendekatan saintifik

tersebut berlangsung. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati, mencatat,

bertanya, dan menggali sumber yang memunculkan percakapan representasi

matematis dalam pembelajaran tersebut. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu

segera disusun saat itu pula. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan,

wawancara, rekaman, pemotretan atau dokumentasi, dan catatan lapangan yang

Page 48: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

29

disusun tidak dituangkan dalam angka-angka. Akan tetapi, hasil analisis data

berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk

uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan

bagaimanakah deskripsi percakapan representasi matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode Socrates dalam pendekatan saintifik.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Natar

tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa. Dari seluruh siswa yang

menjadi subjek penelitian di kelas VII B, subjek direduksi menjadi enam siswa

yang terdiri dari 2 siswa berkemampuan matematis tinggi, 2 siswa berkemampuan

matematis sedang, dan 2 siswa berkemampuan matematis rendah untuk

selanjutnya diamati percakapan representasi matematisnya. Mereduksi subjek

penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih dalam dan detail

mengenai percakapan representasi matematis serta didasarkan pada indikator

kemampuan representasi matematis yang muncul pada saat proses pembelajaran

menggunakan metode Socrates dengan pendekatan saintifik.

Karakteristik subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B tidak termasuk siswa

yang diunggulkan di SMP Negeri 1 Natar, nilai rata-rata ulangan harian siswa

kelas VII B pada materi aljabar yang merupakan materi prasyarat untuk materi

PLSV dan PtLSV adalah 72,6 dengan KKM 71, serta siswa kelas VII B belum

pernah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode Socrates.

Page 49: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

30

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data deskripsi percakapan

representasi matematis siswa selama proses pembelajaran dengan metode Socrates

dalam pendekatan saintifik berlangsung. Data ini dikumpulkan dengan teknik ob-

servasi atau pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Data-data yang diperoleh

dari berbagai teknik tersebut kemudian dibandingkan dengan teknik yang lain

yang disebut dengan triangulasi.

Menurut Sugiyono (2014: 330), triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Terdapat tiga macam teknik triangulasi, yaitu tria-

ngulasi dengan sumber, triangulasi dengan teknik, dan triangulasi dengan waktu.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik.

Triangulasi teknik ini merupakan teknik pengecekan data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang ada dengan teknik yang berbeda, yaitu

observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik triangulasi ini digunakan untuk

menjaring data dari berbagai teknik pengumpulan dan menyilangkan informasi

yang telah diperoleh, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan akan sesuai

dengan yang diharapkan. Tujuannya yaitu untuk menguji kredibilitas data pene-

litian agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data, sehingga tidak terjadi

subjektivitas. Penjabaran dari teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 50: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

31

1. Observasi

Marshall (Sugiyono, 2014: 26) menyatakan bahwa “through observation, the

researcher learn about behaviour and the meaning attached to those

behaviour”. Dengan demikian, melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku dan makna bagi perilaku tersebut. Dalam penelitian ini perilaku yang

diamati adalah percakapan representasi matematis. Observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi terbuka, karena ketika dilakukan

pengumpulan data cenderung diketahui oleh siswa/siswi kelas VII B SMP

Negeri 1 Natar. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

secara langsung keadaan yang terjadi, situasi dan kondisi yang terjadi, dan

gejala-gejala yang tampak pada subjek penelitian yang berkaitan dengan

percakapan representasi matematis siswa selama proses pembelajaran sedang

berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dijadikan dasar untuk melakukan

wawancara, baik wawancara kepada siswa secara langsung, orang-orang yang

terdekat dengan siswa, atau dengan guru mata pelajaran. Hasil observasi

yang dilakukan ini akan dituangkan dalam lembar catatan lapangan.

2. Dokumentasi

Hasil penelitian dari observasi akan lebih kredibel apabila disertai cacatan,

rekaman gambar atau suara, serta foto saat kegiatan yang diamati

berlangsung. Untuk itu pengumpulan data selanjutnya dengan teknik

dokumentasi. Dokumentasi merupakan kegiatan khusus dalam rangka

merekam, menyimpan, dan mengabadikan gambar dan suara terkait dengan

segala kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

dilakukan untuk memberikan keterangan atau bukti yang menggambarkan

Page 51: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

32

suasana kelas terkait percakapan representasi matematis siswa. Pada saat

siswa sedang berdiskusi kelompok dan tidak terekam dengan jelas maka

peneliti turun langsung mendekati subjek yang sedang berdiskusi dan

mengamati serta mencatat hal yang berkaitan dengan percakapan representasi

matematis siswa. Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung, sehingga dapat merekam semua kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

3. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahui

hal-hal dari sumber data (siswa) secara mendalam. Wawancara adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung

antara peneliti dan sumber data. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran

selesai. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan mengacu pada

pertanyaan yang telah ditetapkan sebelum melakukan wawancara. Selain

wawancara terstruktur, peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur

yang bertujuan untuk memberikan klarifikasi dan menjelaskan sebab dari

tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar

catatan lapangan, pedoman wawancara, dan alat perekam yang akan diuraikan

sebagai berikut:

Page 52: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

33

1. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan adalah lembaran kertas yang digunakan untuk

mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal-hal yang dituliskan pada lembar catatan lapangan adalah

berupa interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan

perilaku-perilaku siswa yang terkait dengan percakapan representasi

matematis siswa.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan

pada saat proses wawancara. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan infor-

masi-informasi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan indikator-indikator

kemampuan representasi matematis siswa yang diteliti.

3. Alat Perekam

Alat perekam merupakan alat yang digunakan untuk merekam proses pembe-

lajaran matematika dengan metode Socrates dalam pendekatan saintifik. Alat

perekam digunakan untuk melengkapi informasi yang diperoleh. Dengan

adanya alat perekam ini, informasi selama proses pembelajaran berlangsung

dapat diperoleh secara lengkap. Selain itu dapat memeriksa kembali menge-

nai informasi yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Alat

perekam yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat perekam gambar,

perekam video, dan perekam suara.

Page 53: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

34

Setiap percakapan representasi matematis yang muncul dilihat kaitannya dengan

indikator kemampuan representasi matematis yang ditetapkan dalam penelitian

ini, yakni:

1. Visuala. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke

representasi diagram, grafik, atau tabelb. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah

2. Kata-kata atau teks tertulisa. Menuliskan interprestasi dari suatu representasi.b. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika dengan

kata-kata.c. Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu representasi yang disajikan.d. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.e. Dapat menyatakan ide matematika dengan menggunakan kata-kata teks

tertulis.3. Persamaan atau ekspresi matematis

a. Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain yangdiberikan.

b. Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematika

E. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014: 246) mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Adapun penjabaran dari teknik analisis data yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari pola

dan temanya. Reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama

Page 54: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

35

penelitian kualitatif berlangsung. Sebelum mendeskripsikan hasil, terlebih

dahulu mereduksi data yang ada pada catatan lapangan serta memilah

data/informasi yang tidak relevan dengan indikator penelitian yang dalam hal

ini berupa percakapan representasi matematis siswa. Dengan demikian data

yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya. Saat melakukan reduksi

data, tetap dipandu oleh tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan

percakapan matematis pada pembelajaran menggunakan metode Socrates

dalam pendekatan saintifik. Oleh karena itu, ketika ditemukansesuatu yang

dianggap asing atau yang tidak sesuai dengan fokus penelitian maka data

itulah yang akan direduksi.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi selanjutnya adalah menyajikan data. Pada penelitian

kualitatif penyajian data dapat berupa tabel, grafik, chart, pictogram, teks

naratif dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014: 249)

penyajian data penelitian kualitatif yang paling banyak digunakan adalah teks

yang bersifat naratif. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Dengan kata lain, penyajian data dilakukan

dengan menuliskan semua informasi yang telah dipilih melalui reduksi data

dalam bentuk naratif, sehingga mempermudah dalam penarikan kesimpulan.

Penyajian data yang dilakukan pada penelitian ini memudahkan dalam

mendeskripsikan percakapan matematis yang terjadi pada subjek penelitian

dan kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah

Page 55: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

36

dipahami tersebut. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks

naratif dan dialog untuk memperjelas fenomena yang terjadi. Kegiatan ini

memunculkan dan menunjukkan kumpulan data atau informasi yang

terorganisir dan terkategori yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan

atau tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan

kesimpulan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menemukan makna

dari data yang telah disajikan. Peneliti menarik kesimpulan dan melakukan

verifikasi dengan mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya dari

lapangan, mencatat keteraturan, dan konfigurasi yang mungkin ada. Pada

tahap ini, peneliti menarik kesimpulan dari data yang telah disimpulkan

sebelumnya, kemudian mencocokkan catatan lapangan, hasil wawancara, dan

pengamatan yang dilakukan pada saat penelitian.

F. Tahap-tahap Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi Masalah

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar. Maka dari itu di-

lakukan identifikasi masalah melalui wawancara dengan guru matematika

dan melakukan penelitian pendahuluan di SMP Negeri 1 Natar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian

Page 56: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

37

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah menyiapkan instrumen atau alat

yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu pedoman wawancara,

catatan lapangan, dan alat perekam.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memahami dan memasuki lapangan

Tahap ini adalah tahap mempersiapkan diri untuk mulai melakukan tahap

mengumpulkan data atau informasi dari subjek penelitian. Diantaranya

memahami latar penelitian, yaitu melihat karakteristik siswa dan situasi

atau keadaan lingkungan kelas serta lingkungan sekolah, serta percakapan

matematis yang terjadi.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan dimana

data tersebut ditulis ke dalam lembar catatan lapangan dan didoku-

mentasikan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data

dengan wawancara juga dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung dan atau setelah selesai jam pelajaran.

c. Pengolahan Data

Setelah itu dilakukan analisis data sesuai dengan langkah-langkah yang

telah dijelaskan pada bagian metode analisis data sebelumnya.

Selanjutnya, dibuat kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh.

Page 57: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

79

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pada

percakapakan representasi matematis siswa dengan metode Socrates dalam

pendekatan saintifik di kelas VII B SMP Negeri 1 Natar semester ganjil tahun

pelajaran 2016/2017, dapat diuraikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Percakapan representasi matematis siswa yang muncul sebagian besar diawali

dengan pertanyaan Socrates yang diajukan oleh guru dengan tipe pertanyaan

klarifikasi, asumsi-asumsi dan bukti penyelidikan, serta alasan-alasan dan

bukti penyelidikan.

2. Percakapan representasi matematis dapat memunculkan indikator kemam-

puan representasi matematis siswa yang ditetapkan dalam penelitian.

3. Sebagian besar percakapan representasi matematis yang muncul pada

kelompok siswa berkemampuan matematis tinggi dan sedang berjalan dengan

lancar dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada kelompok siswa

berkemampuan matematis rendah, namun pada kelompok siswa berkemam-

puan matematis rendah percakapan belum berjalan lancar.

a. Percakapan representasi matematis yang terjadi pada kelompok siswa

berkemampuan matematis tinggi dan sedang seringkali berlangsung dalam

waktu yang lama. Hal ini dapat terjadi karena siswa saling

Page 58: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

80

mempertahankan alasan pendapat yang dimiliki. Percakapan juga sudah

berjalan lancar karena siswa saling merespon pertanyaan atau pernyataan

yang diajukan rekannya dengan benar sehingga mampu bertukar infor-

masi dengan baik.

b. Percakapan representasi matematis yang terjadi pada kelompok siswa

berkemampuan matematis rendah seringkali terjadi dalam waktu yang

sebentar. Hal ini terjadi karena siswa belum bisa memberikan alasan untuk

memperkuat pendapat yang dimiliki. Percakapan juga belum berjalan

lancar karena siswa belum mampu menyampaikan pendapat atau

mengajukan pertanyaan dengan benar sehingga proses bertukar informasi

menjadi terhambat.

B. Saran

1. Guru dapat menggunakan metode Socrates yang diikuti dengan pendekatan

saintifik sebagai upaya memunculkan percakapan matematis pada siswa.

2. Guru hendaknya menyusun LKPD yang digunakan dalam pembelajaran

dengan banyak kalimat persuasif sebagai upaya untuk meningkatkan

frekuensi percakapan representasi matematis pada siswa.

3. Guru hendaknya lebih memperhatikan percakapan representasi matematis

yang terjadi pada kelompok siswa dengan kemampuan matematis rendah. Hal

ini dikarenakan pada siswa dengan kemampuan matematis rendah percakapan

seringkali tersendat dan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan percakapan,

yaitu mendapatkan penyelesaian dari permasalahan matematika yang di-

diskusikan.

Page 59: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

81

4. Guru hendaknya tetap memberikan pertanyaan Socrates yang berguna untuk

melacak alasan dan asumsi pada jawaban siswa yang masih salah untuk

menghindari kesalahan jawaban yang sama pada siswa lain.

Page 60: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

82

DAFTAR PUSTAKA

Alro, Helle. & Skovsmose, Ole. 2002. Dialogue and Learning in MathematicsEducation. Melbourne: Kluwer Academic Publishers.

Anderson et.al. 2003. Classroom Discussions-Using Math Talk to Help StudentsLearn. Sausalito: Math Solution Publication.

___________ . 2011. Seeing Math Discourse in Action Gardes K-6. A MultimediaProfessional Learning Resources.

Atsnan, M F, & Gazali, Rahmita Yuliana. 2013. Penerapan Pendekatan Scientificdalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan(Pecahan). Prosiding Seminar Nasional Matematika dan PendidikanMatematika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Baharun, Hossain. 2014. Metode Pembelajaran Socrates. [Online]. Tersedia:http://id.scribd.com/doc/212772623/Metode-Pembelajaran-Socrates#scribd.Diakses Maret 2016.

Cahyono, Agung. 2015. Efektivitas Pembelajaran Socrates Kontekstual dalamMengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa (Studi padaSiswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap TahunPelajaran 2014/2015). Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar KompetensiSMP dan MTs. Jakarta: Depdiknas.

Fuson, Karen. 2015. A Math Talk Community-Math Expressions Common Core.United State of America: Houghton Mifflin Harcourt.

Garcia, Lisa Ann de. 2010. How to Get Students Talking!. Math Solution.

Haerudin. 2014. Pengaruh Pendekatan Scientific Terhadap KemampuanPenalaran dan Komunikasi Matematik dan Kemandirian Belajar. ProdisingSeminar Nasional Pendidikan Mattematika. Cimahi: STKIP SiliwangiBandung.

Hudiono. 2005. Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis,Pemecahan Masalah Matematis, dan Self Esteem SMP Melalui

Page 61: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

83

Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended. Disertasi UPI Bandung:Tidak diterbitkan.

Jaenudin. 2008. Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap KemampuanRepresentasi Matematik Beragam Siswa SMP. Skripsi. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Kartini. 2009. Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Matematika dan Pendidikan Matematika.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No 103 tentang Pembelajaran padaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

___________. 2013. Permendikbud No 65 tentang Standar Proses padaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

Khairuntika. 2016. Metode Socrates dalam Mengembangkan KemampuanBerpikir Kritis Siswa. Prosiding. Bandar Lampung: Pasca SarjanaUniversitas Lamupung.

Maprokhi. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika SMPKelas VIII Semester Genap dengan Pendekatan Saintifik. Jurnal PendidikanMatematika Volume 10 –Nomor 2. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.

Meliana, Diyah Ery. & Suparkun. 2016. Pendekatan Saintifik TerhadapKemampuan Menulis Narasi Anak Tunarungu Kelas IV SDLB. JurnalPendidikan Khusus. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Muhammad, Heizlan. 2016. Efektivitas Metode Pembelajaran SocratesKonstektual Untuk Mengembangkan Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

National Council of Teachers of Mathematics. 1991. Principles and EvaluationStandard for School Mathematics. Reston, VA: National Council ofTeachers of Mathematics.

National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standard forSchool Mathematis. Reston, VA: National Council of Teachers ofMathematics.

Page 62: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

84

Neria, D. & Amit, M. 2004. Students Preference of Non-AlgebraicRepresentations in Mathematical Communication. Proceedings of the 28thConference of the International Group for the Psychology of MathematicalEducation, 2004. Vol. 3 p 409 – 416.

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang No 20 Tahun 2013 tentang SistemPendidikan Nasional. Jakarta: Sekrtariat Negara.

Renyi, Alfred. 1967. Dialogues on Mathematics. San Fransisco: Holden DayPublisher.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Sulistiowati, Dwi Laila. 2015. Analisis Deskriptif Disposisi Berpikir KritisMatematis Siswa dalam Pembelajaran Socrates Kontekstual (PenelitianKualitatif Di SMP Al-Kautsar Bandarlampung Tahun Pelajaran2014/2015). Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suparlan. 2005. Dimensi Mutu Pendidikan. [online]. Tersedia: http://www.suparlan.com/v5/pages/posts/dimensi-mutu-pendidikan.html (16 Mei 2016)

Suranto. 2010. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Untayana, Juliana Rakony, & Harta, Idris. 2016. Pengembangan PerangkatPembelajaran Limit Berbasis Pendekatan Saintifik Berorientasi PrestasiBelajar dan Kemampuan Komunikasi Matematika. Jurnal PendidikanMatematika Volume 3 Nomor 1. Yogyakarta: Universitas NegeriYogyakarta.

Utami, Ika Budhi. 2015. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum2013 pada Siswa Kelas II SDN Prembulan, Pandowan, Galur, KulonProgo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Utomo, Dwi Priyo. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif : Teori yangMelandasi dan Prakteknya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Malang:UM Malang.

Wagganer, Erin L. 2015. Creating Math Talk Communities. National Council ofTeachers of Mathematics.

Wulandari. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika InteraktifBerbantuan Geogebra dengan Pendekatan Saintifik Berbasis PenemuanTerbimbing (Guided Discovery) pada Materi Persamaan Lingkaran UntukSiswa SMA Kelas XI. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 63: DESKRIPSI PERCAKAPAN REPRESENTASI MATEMATIS …digilib.unila.ac.id/25957/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pada tahun 2016 di Desa Karang Sari, Kecamatan Padang Ratu, dan menjalani

85

Yunarti, T. 2011. Pengaruh Metode Socrates terhadap Kemampuan dan DisposisiBerpikir Kritis Matematis Siswa SMA. Disertasi-UPI: tidak diterbitkan.