Deskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak JelantahDeskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docxDeskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Deskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docxDeskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docxDeskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docxDeskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Jelantah.docx

Citation preview

Deskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak JelantahMinyak goreng bekas di endapkan terlebih dahulu untuk mengendapkan partikel-partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk selama penggorengan. Lalu dilakukan penyaringan untuk memisahkan partikel - partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk. Minyak goreng bekas yang sudah disaring dalam jumlah tertentu dimasukkan dalam reaktor, yang dilengkapi dengan sistem pengaduk dan pemanas. Minyak jelantah hasil penyaringan kemudian dipanaskan sampai suhu 50 60 C untuk menghilangkan kandungan airnya. Setelah kandungan airnya hilang, minyak dengan volume tertentu dipanaskan sampai suhu yang diinginkan. Larutan methanol - KOH juga dipanaskan di tempat terpisah. Setelah suhu kedua umpan tercapai, kedua larutan dimasukan kedalam reaktor dan pengaduk dihidupkan. Selanjutnya umpan minyak dan larutan metanol-KOH diumpankan kedalam reaktor sesuai dengan laju alir yang ditetapkan. Lalu dilanjutkan dengan proses pengadukan atau proses reaksi transesterifikasi dilakukan selama 60 menit dengan suhu 50 60 C dan tekanan > 1 atm. Setelah itu dibiarkan dingin dan didiamkan beberapa waktu dan akan terjadi pemisahan lapisan. Proses dibiarkan sampai sempurna sedikitnya 8 jam dan suhu dipertahankan pada 38oC. Biodiesel akan berada di bagian atas, dan gliserin ada di bagian bawah berwarna coklat gelap. Gliserin merupakan cairan kental yang dapat memadat dibawah suhu 38oC. Alirkan gliserin dengan hati-hati dari bagian bawah reaktor, sehingga biodiesel dapat dipisahkan kemudian ditempatkan di reactor yang lain. Apabila gliserin memadat maka dapat dipanaskan kembali agar mencair. Gliserin masih bercampur dengan sisa reaktan dan alkohol, maka dinetralisasi menggunakan asam mineral dan dipanaskan pada suhu 66oC untuk mengambil kembali alkohol, sehingga diperoleh gliserin kemurnian tinggi. Hasil biodiesel sering tercampur dengan sabun. Biodiesel mengalami washing menggunakan air untuk menghilangkan sabun dan sisa-sisa bahan lain. Pada pencucian pertama, biodiesel ditambah sedikit larutan asam asetat, lalu dengan sistem pengadukan terjadi netralisasi. Tuangkan air suling dalam reaktor kemudian dituangi biodiesel yang akan dicuci dan kemudian diaduk. Setelah didiamkan antara 12-24 jam, minyak biodiesel akan terpisah dengan air pencuci. Minyak yang telah bersih dialirkan untuk memisahkan dengan air yang mengandung sabun. Proses pencucian ini diulang 2-3 kali, tanpa penambahan asam. Pada proses akhir (purifikasi) dimana metil ester dipanaskan, akan terjadi penguapan air dan sisa metanol yang tidak ikut bereaksi. Metanol dan air ini perlu dihilangkan untuk mencegah kerusakan mesin ketika proses pembakaran biodiesel dalam mesin. Metil ester yang baik memiliki pH netral (6-8). pH yang terlalu asam atau basa bisa menyebabkan kerusakan pada tangki bahan bakar apabila biodiesel ini digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Di dalam Pengecekan kualitas biodiesel. Biodiesel yang akan digunakan untuk bahan bakar mesin diesel seperti pada mobil, memerlukan kualitas biodiesel yang tinggi. Partikel - partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk di pendengendapan, penyaringan, air dari pemanasan, dan air recycle methanol dibuang ke limbah.

Deskripsi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak JelantahMinyak goreng bekas di endapkan terlebih dahulu untuk mengendapkan partikel-partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk selama penggorengan. Lalu dilakukan penyaringan untuk memisahkan partikel - partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk. Minyak goreng bekas yang sudah disaring dalam jumlah tertentu dimasukkan dalam reaktor, yang dilengkapi dengan sistem pengaduk dan pemanas. Minyak jelantah hasil penyaringan kemudian dipanaskan sampai suhu 50 60 C untuk menghilangkan kandungan airnya. Setelah kandungan airnya hilang, minyak dengan volume tertentu dipanaskan sampai suhu yang diinginkan. Larutan methanol - KOH juga dipanaskan di tempat terpisah. Setelah suhu kedua umpan tercapai, kedua larutan dimasukan kedalam reaktor dan pengaduk dihidupkan. Selanjutnya umpan minyak dan larutan metanol-KOH diumpankan kedalam reaktor sesuai dengan laju alir yang ditetapkan. Lalu dilanjutkan dengan proses pengadukan atau proses reaksi transesterifikasi dilakukan selama 60 menit dengan suhu 50 60 C dan tekanan > 1 atm. Setelah itu dibiarkan dingin dan didiamkan beberapa waktu dan akan terjadi pemisahan lapisan. Proses dibiarkan sampai sempurna sedikitnya 8 jam dan suhu dipertahankan. Biodiesel akan berada di bagian atas, dan gliserin ada di bagian bawah berwarna coklat gelap. Gliserin merupakan cairan kental yang dapat memadat dibawah. Alirkan gliserin dengan hati-hati dari bagian bawah reaktor, sehingga biodiesel dapat dipisahkan kemudian ditempatkan di reactor yang lain. Apabila gliserin memadat maka dapat dipanaskan kembali agar mencair. Gliserin masih bercampur dengan sisa reaktan dan alkohol, maka dinetralisasi menggunakan asam mineral dan dipanaskan untuk mengambil kembali alkohol, sehingga diperoleh gliserin kemurnian tinggi. Hasil biodiesel sering tercampur dengan sabun. Biodiesel mengalami washing menggunakan air untuk menghilangkan sabun dan sisa-sisa bahan lain. Pada pencucian pertama, biodiesel ditambah sedikit larutan asam asetat, lalu dengan sistem pengadukan terjadi netralisasi. Tuangkan air suling dalam reaktor kemudian dituangi biodiesel yang akan dicuci dan kemudian diaduk. Setelah didiamkan, minyak biodiesel akan terpisah dengan air pencuci. Minyak yang telah bersih dialirkan untuk memisahkan dengan air yang mengandung sabun. Proses pencucian ini diulang 2-3 kali, tanpa penambahan asam. Pada proses akhir (purifikasi) dimana metil ester dipanaskan, akan terjadi penguapan air dan sisa metanol yang tidak ikut bereaksi. Metanol dan air ini perlu dihilangkan untuk mencegah kerusakan mesin ketika proses pembakaran biodiesel dalam mesin. Metil ester yang baik memiliki pH netral (6-8). pH yang terlalu asam atau basa bisa menyebabkan kerusakan pada tangki bahan bakar apabila biodiesel ini digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Di dalam Pengecekan kualitas biodiesel. Biodiesel yang akan digunakan untuk bahan bakar mesin diesel seperti pada mobil, memerlukan kualitas biodiesel yang tinggi. Partikel - partikel padat dan kotoran-kotoran yang terbentuk di pendengendapan, penyaringan, air dari pemanasan, dan air recycle methanol dibuang ke limbah.