Upload
saiful-arif
View
234
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kkkk
Citation preview
1I. Deskripsi TanahSecara umum, profil lapisan tanah terdiri dari empat lapis tanah, yaitu lapisan tanah lanauberlempung/ lempung kelanauan konsistensi sangat lunak hingga lunak, lapisan tanah lanau
berlempung/ lempung kelanauan konsistensi sedang,lapisan tanahlanau berlempung/ lempung kelanauan konsistensi teguh hingga sangat teguh, dan
lapisan tanahMaterial tanah yang terdapat di lokasimengandungmontmorillonite.Soil material in location contains montmorillonite.
I.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAINI.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAINa. Dasar-dasar Disain
Disain struktur tanah pondasi timbunan harus dapat bebas dari:1. Amblas dan deformasi dari tanah timbunan,
2. Kelongsoran dari lereng timbunan3. Efek buruk dari aktivitas tanah ekspansifUntuk dapat memenuhi persyaratan diatas, kontraktor harus melakukan, tetapi tidak terbatas pada,beberapa
atau semua langkah pekerjaan dibawah ini1. Studi aspek geologi pada seluruh lokasi proyek2. Studi aspek hidrologi pada seluruh lokasi proyek3. Memastikan penggunaan parameter tanah yang akurat4. Memilih kemiringan lereng timbunan yang stabil5. Melakukan analisis stabilitas lereng berdasarkan parameter disain kritis untuk
mengukur angka keamanan geometri timbunan pada kondisi jangka pendek (shortterm) dan jangka panjang (long term), baik dalam kondisi beban statik maupun kondisi beban gempa
6. Memilih jenis proteksi lereng timbunan7. Mengukur untuk drainase dan sistim subdrainase pada lereng timbunan, berdasarkan data hidrologi
dan tanah8. Menentukan karakteristik seismik pada lokasi proyek untuk digunakan dalam analisis stabilitas lereng,
mengacu pada SNI 03-1726-2002
b. Standar Untuk Kemiringan LerengTimbunan untuk Disain AwalUntuk menjaga stabilitas lereng terhadap gaya-gayapendorong dankenaikan tekanan karena beban luarseperti, beban lalu-lintas, berat sendiri dan beban gempa, sebagaimanajuga terhadap penurunan tahanan
geser karena penjenuhan air hujan, standar untuk kemiringan lereng timbunan diberikan dalamtabel dibawah ini
Table 1. Standard of Slope Gradient of Embankment Untuk Disain AwalDepth from formation level (D) Slope Gradient (V : H) D
< 9.0 m 1 : 1.5 ~ 1 : 29.0 m < D < 15.0 m 1 : 1.8 ~ 1 : 2
D > 15.0 m 1 : 2.0 ~AASHTO T99-97e.Direkomendasikan bahwamaterial bagianatas timbunanlebih baik daripada bagian bawahtimbunan.
Table 2. AASHTO Classification SystemGeneralClassification
GranularMaterials(35% of total sample passingNo.200)
Silt-ClayMaterials(>35% of total sample passing
No.200)Group classificationA-1
A-3A-2
A-4 A-5 A-6A-7
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7A-7-5 A-7-6
Sieveanalysis(%passing)No.10No.40
50max30max50max
51min15max25max
10max35max
35max35max
35max36min 36min 36min 36 min
2Characteristic offrictionpassing No. 40Liquid limit
Plasticity index
40max41min
40max41min
40max41min
40max41 min
6max
NP 10max10max
11min11min
10max
10max11min
11 minIPLL-30 IP>LL-30Usual types ofsignificantconstituent materials
Stonefragments,gravel andsand
FinesandSilty or clayey gravel andsand
Silty soils Clayey soilsGeneral FoundationSoilRating
Excellent togood
Fair topoor
f. Tanah tidak boleh mengandung batu atau gumpalan tanah yang ukurannya lebih besar dari 200 mmuntuk daerah timbunan yang luas untuk persiapan lokasi dan reklamasi.
g. Penggunaan tanah untuk pengurugan kembali di sekitar pondasi, struktur dan lubang tidak bolehmengandung batu atau gumpalan tanah yang ukurannya lebih besar dari 50 mm.
I.3. Timbunan Terpadatkana. Kepadatan dari timbunan terpadatkan harus tidak kurang dari 95% dari maximum dry density
sebagaimana ditentukan dalam AASHTO T 99-97.b.Kuat geser disain dari timbunan terpadatkan harus ditentukan dengan tes kekuatan tanah (soilstrength test) pada sampel tanah terkompaksi yang diambil dari borrow pits atau area penggalian.
I.4. Daya Dukung Tanah DasarTimbunanTanah dasar timbunan harus memiliki kapasitas daya dukung cukup untuk mendukung berattimbunan dengan aman.
II. BetonMenggunakan beton dengan kekuatan tekan yang dibuktikan dengan tes silinder pada 28 hari setelahpengecoran di lapangan, kecuali
1.Portland Cement (PC)PC yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah semen portlandyang memenuhi standar ASTMC150, dengan kondisi:
-Tipe I, untuk semua struktur beton pada umumnya-Tipe II atau V, mengacu pada ACI 318, digunakan untuk struktur beton yang bersinggungan dengan air
garam, tanah atau air yang mengandung konsentrat sulfur.2. Bahan Tambahan/AdmixturePenggunaan bahan tambahan untuk campuran beton tidak boleh mengandung kalsium khlorida(chlorides) dan harus sesuai dengan ASTM C 494./ C33a. Pasir dan Kerikil (Agregat Kasar)Pasir dan kerikil (agregat kasar) yang digunakan harus sesuai dengan ASTM C 33.a.1. Baut kekuatan sedang/ordinary structural bolt (hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 Grade A (JIS B 1180). Proses
galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695.
Type Size(inch)Diameter(cm)
Allowable friction force(ton) Tensile force
(ton)Double Single
M 22M 20M 16M 12
7/8 - 9 UNC3/4 - 10 UNC5/8 - 11 UNC1/2 - 13 UNC
2.221.911.591.27
5.443.992.771.76
2.722.001.400.88
5.443.992.771.76
a.2. Baut kekuatan tinggi (hexagonal bolt) sesuai dengan ASTM A325 (JIS B 1186) untuk sambungan tipe
3- Exposed Beam = K-250 (Fc 21 Mpa)- Exposed Column = K-250 (Fc 21 Mpa)- Underground Beam = K-250 (Fc 21 Mpa)- Foundation = K-250 (Fc 21 Mpa)- Floor = K-250 (Fc 21 Mpa)- Lean floor = K-125 (Fc 10 Mpa)
geser (friction type). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695,namun harus mengikuti persyaratan dari RCSC untuk baut A325.
TypeDiameter Allowable friction force (ton) Allowable tensile
force(ton)cm inch Double Single
M 24 x 3.0M 22 x 2.5M 20 x 2.5M 16 x 2.0
2.42.22.01.6
1"7/8"3/4"5/8"
12.169.246.804.73
6.084.623.402.36
15.6912.028.806.12
(1) Bahan semen harus disimpan dalam kondisikering,misalnya dalam bangunan yang kedapcuaca, wadah, atau gudangyang memberikan perlindungan terhadapkelembabandankontaminasi. Karung semen tidak boleh ditumpuk melebihi 12 zak dan
(2)Penempatan baja tulangan, baik yang difabrikasi maupun yang tidak, tidak bolehsecaralangsungpada
Construction Type Maximum (mm) Minimum (mm)ColumnFloor, beam, andreinforced concrete wallLayer of hardened roadReinforced concretefoundationPlain concrete foundation,caisson and undergroundwall
125 (150)*
125 (150)*75 (100)*75 (100)*
75 (100)*
25 (50)*
25 (50)*25 (50)*25 (50)*
25 (50)*
*Concrete pouring with pumping, the maximum and minimum value of concreteslump is as stated inside parentheses.
Pada slump maksimum yang tertera dalam Tabel-1dapat ditingkatkan sebesar 25 mm bilapemadatannya tidak menggunakan getaran/vibrasi.
5. Mutu Beton
- Sulphur stock yard floor = K-350 (Fc 30 Mpa)- All structure/building that have
contact with sulphur during operational
K-350 (Fc 30 Mpa6. Pengecoran(1) Bagiandalam bekisting harus dibersihkan dahulu sebelum menuang beton dan harus bebas
4dari semua zat asing dan air yang menggenang. Bagiandlmbekistingkayuhrsdibasahi sebelum betondituangkan.(2) Penuangan beton harus dilakukan sedekatmungkindenganposisi akhirnya untuk mencegahpemisahan(3) Penuangan beton harus dilakukan dengan kecepatan tertentu sehingga beton bersifat plastis setiapsaat dan dapat mengalir bebas ke dalam celah diantara batang tulangan(4) Beton yang telah tercemar dengan zat asing atau yang mengeras setempat (partial) tidak bolehdigunakan.
(5) Setelah penuangan beton dimulai, harusdilanjutkansecaraterus-menerushingga penuangan betonuntukadukantertentuselesai dilakukan.
(10)Pembentukan alur (grooves) pada siar pelaksanaan (construction joint) harus sesuai dengan petunjukpada gambar.sementara yang terbuka atau selang harus disediakan untuk mencegahterjadinyapemisahan beton bilaketinggian jatuh beton lebih dari 1,5 meter.(15)Pengecoran untuk betonbertulangtidak boleh dilakukan langsung pada permukaan tanah.Dasarnyadapatberupabeton tumbuk atau lembaran plastik yang memiliki ketebalan sesuai.
7.Perawatan (Curing)(1) Setelahselesaipengecoran,semua permukaan beton harus tetap dibasahi selama5harisekurang-kurangnya kecuali beton yang memiliki kekuatan awal tinggi dan dapat mengeras lebih cepat,harus tetap dibasahi selama sekurang-kurangnya 3 hari
(2) Semua permukaan beton harus ditutup dengan kain goni, kain katun yang lembabataubahanlainnyayang sesuai,seperticuring compound, segera setelah pengecoran selesai.
(3) Selama periode perawatan, bahan penutup harus tetap berada ditempatnya.Bahanpenutupdapat dilepas bila beton telah cukup keras, dengan ketentuan bahwa permukaanbeton harus segera ditutup dengan pasir, jerami, atau bahan lainnya yang serupa. Dalam hal apapun, bahantersebut harus dibasahi sepenuhnya selama periode perawatan.(4) Bekisting kayu harus tetap dalam kondisilembab selamaperiode perawatan(5) Pemakaian curing compound harus sesuaidenganpetunjukdari produsen.groutsemenyang rapitepat sebelummenuangkanbeton di dekatnya.(10)Pembentukan alur (grooves) pada siar pelaksanaan (construction joint) harus sesuai dengan petunjukpada gambar.(11) Kecuali jika ditetapkan lain, pada semua permukaan mendatar, harus dilakukan penyelesaianakhirdengan menggunakanalat penambaldari kayu (woodentrowel). Bila diperlukan permukaan yang kasar,maka pada permukaan tersebutharusdilakukan penyelesaianakhirdengan memakai sapu lidi.
(14)Untuk menghasilkanbeton homogen, ketinggian jatuh beton tidak boleh lebih dari 1,5 meter. Peluncursementara yang terbuka atau selang harus disediakan untuk mencegahterjadinyapemisahan beton bilaketinggian jatuh beton lebih dari 1,5 meter.
(15)Pengecoran untuk betonbertulangtidak boleh dilakukan langsung pada permukaan tanah.Dasarnyadapatberupabeton tumbuk atau lembaran plastik yang memiliki ketebalan sesuai
8. Pengecatanmenggunakan epoxy resin 120 m, cat finishing menggunakan epoxy resin 50 m.
III. BAJAPenggunaan baja struktural harus sesuai dengan SII 0136-86 atau ASTM A 36 atau JIS G 3101-SS400 atauyang setara dengan tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2 (36.000 psi).1. Baja TulanganPenggunaan baja tulangan harus sesuai dengan :a. Tulangan jaringan kawat baja harus mengacu pada ASTM A 185, atau yang setara.b. Besi beton polos harus mengacu pada
SNI 07-2052-1997 dan SII-0136-80, BJTP24 atau yang setara untuk diameter kurang dari 13 mm. Tegangan leleh minimal adalah 2.400kg/cm2
5c. Besi beton ulir harus sesuai dengan SII-0136-80 dan SNI 07-2052-1997, BJTD 40 atau yang setara untuk diameter 13 mm dan yang lebihbesar. Tegangan leleh minimal adalah 4.000 kg/cm2.
No.Reinforcement Size ofReinforcement
(mm)Weight(kg/m)
Width of Section(cm2) Remarks
-45678
10U -13U -16U -19U - 22U - 25
0.6171.0401.5802.2302.9803.850
0.7851.3272.0112.8353.8014.909
Plain ironGroove ironGroove ironGroove ironGroove ironGroove iron
2. Anchor BoltBahan untuk anchor bolt harus sesuai dengan ASTM A36 atau JIS G 3101-SS400 atau yangsetara. Detail anchor bolt dapat dilihat pada lampiran di bawah ini:
Allowable force of bolt anchor is as follows:Type (mm) Size (mm) Allowable force (ton)D1 A S1 B (min) L Tensile (Ta) Friction (Va)
M 12M 16M 20M 22M 24M 30M 42
12162022253042
415062677589135
4555707585105121
230280320370420510690
3304004805707008201120
1.6292.8954.5245.4306.1647.48510.218
1.0861.9303.0163.6494.3436.78613.300
For combination of tensile and friction force is as follows:(T/Ta)1.67 + (V/Va)1.67 = 1Where : T = Actual tensile load
Ta = Allowable tensile loadV = Actual friction loadVa = Allowable friction load
Notes :1. In determining allowable tensile force, it must not take into account the allowable
rust/corrosion as in AISC
2. The length of Anchor Bolt Projection = A + thickness of base plate.
3. Baut Penyambung untuk Baja StrukturalBaut penyambung untuk bagian sekunder (joist,purlin,girt,etc.)harusmengunakan baut biasa/ordinary bolt(hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 atau JIS B 1180 atau yang setara. Baut penyambung untukbagian- bagian dari portal utama harus menggunakan bautkekuatantinggi/highstrengthbolt (hexagonal bolt)sesuai dengan ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara.
Batasan kekuatan yang diijinkan pada baut penyambung adalah sebagai berikut:
a. Baut kekuatan sedang/ordinary structural bolt (hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 Grade A (JISB 1180). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695.
Type Size(inch)Diameter(cm)
Allowable friction force(ton) Tensile force
(ton)Double Single
6M 22M 20M 16M 12
7/8 - 9 UNC3/4 - 10 UNC5/8 - 11 UNC1/2 - 13 UNC
2.221.911.591.27
5.443.992.771.76
2.722.001.400.88
5.443.992.771.76
b. Baut kekuatan tinggi (hexagonal bolt) sesuai dengan ASTM A325 (JIS B 1186) untuk sambungan tipegeser (friction type). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695,namun harus mengikuti persyaratan dari RCSC untuk baut A325.
TypeDiameter Allowable friction force (ton) Allowable tensile
force(ton)cm inch Double Single
M 24 x 3.0M 22 x 2.5M 20 x 2.5M 16 x 2.0
2.42.22.01.6
1"7/8"3/4"5/8"
12.169.246.804.73
6.084.623.402.36
15.6912.028.806.12
7
8
9