9
1 I. Deskripsi Tanah Secara umum, profil lapisan tanah terdiri dari empat lapis tanah, yaitu lapisan tanah lanau berlempung/ lempung kelanauan konsistensi sangat lunak hingga lunak, lapisan tanah lanau berlempung/ lempung kelanauan konsistensi sedang,lapisan tanah lanau berlempung/ lempung kelanauan konsistensi teguh hingga sangat teguh, dan lapisan tanah Material tanah yang terdapat di lokasi mengandung montmorillonite. Soil material in location contains montmorillonite. I.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAIN I.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAIN a. Dasar-dasar Disain Disain struktur tanah pondasi timbunan harus dapat bebas dari: 1. Amblas dan deformasi dari tanah timbunan, 2. Kelongsoran dari lereng timbunan 3. Efek buruk dari aktivitas tanah ekspansif Untuk dapat memenuhi persyaratan diatas, kontraktor harus melakukan, tetapi tidak terbatas pada,beberapa atau semua langkah pekerjaan dibawah ini 1. Studi aspek geologi pada seluruh lokasi proyek 2. Studi aspek hidrologi pada seluruh lokasi proyek 3. Memastikan penggunaan parameter tanah yang akurat 4. Memilih kemiringan lereng timbunan yang stabil 5. Melakukan analisis stabilitas lereng berdasarkan parameter disain kritis untuk mengukur angka keamanan geometri timbunan pada kondisi jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term), baik dalam kondisi beban statik maupun kondisi beban gempa 6. Memilih jenis proteksi lereng timbunan 7. Mengukur untuk drainase dan sistim subdrainase pada lereng timbunan, berdasarkan data hidrologi dan tanah 8. Menentukan karakteristik seismik pada lokasi proyek untuk digunakan dalam analisis stabilitas lereng, mengacu pada SNI 03-1726-2002 b. Standar Untuk Kemiringan LerengTimbunan untuk Disain Awal Untuk menjaga stabilitas lereng terhadap gaya-gayapendorong dankenaikan tekanan karena beban luar seperti, beban lalu-lintas, berat sendiri dan beban gempa, sebagaimanajuga terhadap penurunan tahanan geser karena penjenuhan air hujan, standar untuk kemiringan lereng timbunan diberikan dalam tabel dibawah ini Table 1. Standard of Slope Gradient of Embankment Untuk Disain Awal Depth from formation level (D) Slope Gradient (V : H) D < 9.0 m 1 : 1.5 ~ 1 : 2 9.0 m < D < 15.0 m 1 : 1.8 ~ 1 : 2 D > 15.0 m 1 : 2.0 ~ AASHTO T99-97 e.Direkomendasikan bahwamaterial bagianatas timbunanlebih baik daripada bagian bawah timbunan. Table 2. AASHTO Classification System General Classification Granular Materials (35% of total sample passing Silt-Clay Materials (>35% of total sample passing Group classification A-1 A-3 A-2 A-4 A-5 A-6 A-7 A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A- 2- 7 A-7-5 A-7-6 Sieve analysis (%passing) No. 10 No. 50 ma x 30 ma x 50 ma x 51 min 15 ma x 25 ma x 10 ma x 35 ma x 35 ma x 35 ma x 35 ma x 36 min 36 min 36 min 36 min

Deskripsi Tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkkk

Citation preview

  • 1I. Deskripsi TanahSecara umum, profil lapisan tanah terdiri dari empat lapis tanah, yaitu lapisan tanah lanauberlempung/ lempung kelanauan konsistensi sangat lunak hingga lunak, lapisan tanah lanau

    berlempung/ lempung kelanauan konsistensi sedang,lapisan tanahlanau berlempung/ lempung kelanauan konsistensi teguh hingga sangat teguh, dan

    lapisan tanahMaterial tanah yang terdapat di lokasimengandungmontmorillonite.Soil material in location contains montmorillonite.

    I.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAINI.1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM DISAINa. Dasar-dasar Disain

    Disain struktur tanah pondasi timbunan harus dapat bebas dari:1. Amblas dan deformasi dari tanah timbunan,

    2. Kelongsoran dari lereng timbunan3. Efek buruk dari aktivitas tanah ekspansifUntuk dapat memenuhi persyaratan diatas, kontraktor harus melakukan, tetapi tidak terbatas pada,beberapa

    atau semua langkah pekerjaan dibawah ini1. Studi aspek geologi pada seluruh lokasi proyek2. Studi aspek hidrologi pada seluruh lokasi proyek3. Memastikan penggunaan parameter tanah yang akurat4. Memilih kemiringan lereng timbunan yang stabil5. Melakukan analisis stabilitas lereng berdasarkan parameter disain kritis untuk

    mengukur angka keamanan geometri timbunan pada kondisi jangka pendek (shortterm) dan jangka panjang (long term), baik dalam kondisi beban statik maupun kondisi beban gempa

    6. Memilih jenis proteksi lereng timbunan7. Mengukur untuk drainase dan sistim subdrainase pada lereng timbunan, berdasarkan data hidrologi

    dan tanah8. Menentukan karakteristik seismik pada lokasi proyek untuk digunakan dalam analisis stabilitas lereng,

    mengacu pada SNI 03-1726-2002

    b. Standar Untuk Kemiringan LerengTimbunan untuk Disain AwalUntuk menjaga stabilitas lereng terhadap gaya-gayapendorong dankenaikan tekanan karena beban luarseperti, beban lalu-lintas, berat sendiri dan beban gempa, sebagaimanajuga terhadap penurunan tahanan

    geser karena penjenuhan air hujan, standar untuk kemiringan lereng timbunan diberikan dalamtabel dibawah ini

    Table 1. Standard of Slope Gradient of Embankment Untuk Disain AwalDepth from formation level (D) Slope Gradient (V : H) D

    < 9.0 m 1 : 1.5 ~ 1 : 29.0 m < D < 15.0 m 1 : 1.8 ~ 1 : 2

    D > 15.0 m 1 : 2.0 ~AASHTO T99-97e.Direkomendasikan bahwamaterial bagianatas timbunanlebih baik daripada bagian bawahtimbunan.

    Table 2. AASHTO Classification SystemGeneralClassification

    GranularMaterials(35% of total sample passingNo.200)

    Silt-ClayMaterials(>35% of total sample passing

    No.200)Group classificationA-1

    A-3A-2

    A-4 A-5 A-6A-7

    A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7A-7-5 A-7-6

    Sieveanalysis(%passing)No.10No.40

    50max30max50max

    51min15max25max

    10max35max

    35max35max

    35max36min 36min 36min 36 min

  • 2Characteristic offrictionpassing No. 40Liquid limit

    Plasticity index

    40max41min

    40max41min

    40max41min

    40max41 min

    6max

    NP 10max10max

    11min11min

    10max

    10max11min

    11 minIPLL-30 IP>LL-30Usual types ofsignificantconstituent materials

    Stonefragments,gravel andsand

    FinesandSilty or clayey gravel andsand

    Silty soils Clayey soilsGeneral FoundationSoilRating

    Excellent togood

    Fair topoor

    f. Tanah tidak boleh mengandung batu atau gumpalan tanah yang ukurannya lebih besar dari 200 mmuntuk daerah timbunan yang luas untuk persiapan lokasi dan reklamasi.

    g. Penggunaan tanah untuk pengurugan kembali di sekitar pondasi, struktur dan lubang tidak bolehmengandung batu atau gumpalan tanah yang ukurannya lebih besar dari 50 mm.

    I.3. Timbunan Terpadatkana. Kepadatan dari timbunan terpadatkan harus tidak kurang dari 95% dari maximum dry density

    sebagaimana ditentukan dalam AASHTO T 99-97.b.Kuat geser disain dari timbunan terpadatkan harus ditentukan dengan tes kekuatan tanah (soilstrength test) pada sampel tanah terkompaksi yang diambil dari borrow pits atau area penggalian.

    I.4. Daya Dukung Tanah DasarTimbunanTanah dasar timbunan harus memiliki kapasitas daya dukung cukup untuk mendukung berattimbunan dengan aman.

    II. BetonMenggunakan beton dengan kekuatan tekan yang dibuktikan dengan tes silinder pada 28 hari setelahpengecoran di lapangan, kecuali

    1.Portland Cement (PC)PC yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah semen portlandyang memenuhi standar ASTMC150, dengan kondisi:

    -Tipe I, untuk semua struktur beton pada umumnya-Tipe II atau V, mengacu pada ACI 318, digunakan untuk struktur beton yang bersinggungan dengan air

    garam, tanah atau air yang mengandung konsentrat sulfur.2. Bahan Tambahan/AdmixturePenggunaan bahan tambahan untuk campuran beton tidak boleh mengandung kalsium khlorida(chlorides) dan harus sesuai dengan ASTM C 494./ C33a. Pasir dan Kerikil (Agregat Kasar)Pasir dan kerikil (agregat kasar) yang digunakan harus sesuai dengan ASTM C 33.a.1. Baut kekuatan sedang/ordinary structural bolt (hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 Grade A (JIS B 1180). Proses

    galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695.

    Type Size(inch)Diameter(cm)

    Allowable friction force(ton) Tensile force

    (ton)Double Single

    M 22M 20M 16M 12

    7/8 - 9 UNC3/4 - 10 UNC5/8 - 11 UNC1/2 - 13 UNC

    2.221.911.591.27

    5.443.992.771.76

    2.722.001.400.88

    5.443.992.771.76

    a.2. Baut kekuatan tinggi (hexagonal bolt) sesuai dengan ASTM A325 (JIS B 1186) untuk sambungan tipe

  • 3- Exposed Beam = K-250 (Fc 21 Mpa)- Exposed Column = K-250 (Fc 21 Mpa)- Underground Beam = K-250 (Fc 21 Mpa)- Foundation = K-250 (Fc 21 Mpa)- Floor = K-250 (Fc 21 Mpa)- Lean floor = K-125 (Fc 10 Mpa)

    geser (friction type). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695,namun harus mengikuti persyaratan dari RCSC untuk baut A325.

    TypeDiameter Allowable friction force (ton) Allowable tensile

    force(ton)cm inch Double Single

    M 24 x 3.0M 22 x 2.5M 20 x 2.5M 16 x 2.0

    2.42.22.01.6

    1"7/8"3/4"5/8"

    12.169.246.804.73

    6.084.623.402.36

    15.6912.028.806.12

    (1) Bahan semen harus disimpan dalam kondisikering,misalnya dalam bangunan yang kedapcuaca, wadah, atau gudangyang memberikan perlindungan terhadapkelembabandankontaminasi. Karung semen tidak boleh ditumpuk melebihi 12 zak dan

    (2)Penempatan baja tulangan, baik yang difabrikasi maupun yang tidak, tidak bolehsecaralangsungpada

    Construction Type Maximum (mm) Minimum (mm)ColumnFloor, beam, andreinforced concrete wallLayer of hardened roadReinforced concretefoundationPlain concrete foundation,caisson and undergroundwall

    125 (150)*

    125 (150)*75 (100)*75 (100)*

    75 (100)*

    25 (50)*

    25 (50)*25 (50)*25 (50)*

    25 (50)*

    *Concrete pouring with pumping, the maximum and minimum value of concreteslump is as stated inside parentheses.

    Pada slump maksimum yang tertera dalam Tabel-1dapat ditingkatkan sebesar 25 mm bilapemadatannya tidak menggunakan getaran/vibrasi.

    5. Mutu Beton

    - Sulphur stock yard floor = K-350 (Fc 30 Mpa)- All structure/building that have

    contact with sulphur during operational

    K-350 (Fc 30 Mpa6. Pengecoran(1) Bagiandalam bekisting harus dibersihkan dahulu sebelum menuang beton dan harus bebas

  • 4dari semua zat asing dan air yang menggenang. Bagiandlmbekistingkayuhrsdibasahi sebelum betondituangkan.(2) Penuangan beton harus dilakukan sedekatmungkindenganposisi akhirnya untuk mencegahpemisahan(3) Penuangan beton harus dilakukan dengan kecepatan tertentu sehingga beton bersifat plastis setiapsaat dan dapat mengalir bebas ke dalam celah diantara batang tulangan(4) Beton yang telah tercemar dengan zat asing atau yang mengeras setempat (partial) tidak bolehdigunakan.

    (5) Setelah penuangan beton dimulai, harusdilanjutkansecaraterus-menerushingga penuangan betonuntukadukantertentuselesai dilakukan.

    (10)Pembentukan alur (grooves) pada siar pelaksanaan (construction joint) harus sesuai dengan petunjukpada gambar.sementara yang terbuka atau selang harus disediakan untuk mencegahterjadinyapemisahan beton bilaketinggian jatuh beton lebih dari 1,5 meter.(15)Pengecoran untuk betonbertulangtidak boleh dilakukan langsung pada permukaan tanah.Dasarnyadapatberupabeton tumbuk atau lembaran plastik yang memiliki ketebalan sesuai.

    7.Perawatan (Curing)(1) Setelahselesaipengecoran,semua permukaan beton harus tetap dibasahi selama5harisekurang-kurangnya kecuali beton yang memiliki kekuatan awal tinggi dan dapat mengeras lebih cepat,harus tetap dibasahi selama sekurang-kurangnya 3 hari

    (2) Semua permukaan beton harus ditutup dengan kain goni, kain katun yang lembabataubahanlainnyayang sesuai,seperticuring compound, segera setelah pengecoran selesai.

    (3) Selama periode perawatan, bahan penutup harus tetap berada ditempatnya.Bahanpenutupdapat dilepas bila beton telah cukup keras, dengan ketentuan bahwa permukaanbeton harus segera ditutup dengan pasir, jerami, atau bahan lainnya yang serupa. Dalam hal apapun, bahantersebut harus dibasahi sepenuhnya selama periode perawatan.(4) Bekisting kayu harus tetap dalam kondisilembab selamaperiode perawatan(5) Pemakaian curing compound harus sesuaidenganpetunjukdari produsen.groutsemenyang rapitepat sebelummenuangkanbeton di dekatnya.(10)Pembentukan alur (grooves) pada siar pelaksanaan (construction joint) harus sesuai dengan petunjukpada gambar.(11) Kecuali jika ditetapkan lain, pada semua permukaan mendatar, harus dilakukan penyelesaianakhirdengan menggunakanalat penambaldari kayu (woodentrowel). Bila diperlukan permukaan yang kasar,maka pada permukaan tersebutharusdilakukan penyelesaianakhirdengan memakai sapu lidi.

    (14)Untuk menghasilkanbeton homogen, ketinggian jatuh beton tidak boleh lebih dari 1,5 meter. Peluncursementara yang terbuka atau selang harus disediakan untuk mencegahterjadinyapemisahan beton bilaketinggian jatuh beton lebih dari 1,5 meter.

    (15)Pengecoran untuk betonbertulangtidak boleh dilakukan langsung pada permukaan tanah.Dasarnyadapatberupabeton tumbuk atau lembaran plastik yang memiliki ketebalan sesuai

    8. Pengecatanmenggunakan epoxy resin 120 m, cat finishing menggunakan epoxy resin 50 m.

    III. BAJAPenggunaan baja struktural harus sesuai dengan SII 0136-86 atau ASTM A 36 atau JIS G 3101-SS400 atauyang setara dengan tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2 (36.000 psi).1. Baja TulanganPenggunaan baja tulangan harus sesuai dengan :a. Tulangan jaringan kawat baja harus mengacu pada ASTM A 185, atau yang setara.b. Besi beton polos harus mengacu pada

    SNI 07-2052-1997 dan SII-0136-80, BJTP24 atau yang setara untuk diameter kurang dari 13 mm. Tegangan leleh minimal adalah 2.400kg/cm2

  • 5c. Besi beton ulir harus sesuai dengan SII-0136-80 dan SNI 07-2052-1997, BJTD 40 atau yang setara untuk diameter 13 mm dan yang lebihbesar. Tegangan leleh minimal adalah 4.000 kg/cm2.

    No.Reinforcement Size ofReinforcement

    (mm)Weight(kg/m)

    Width of Section(cm2) Remarks

    -45678

    10U -13U -16U -19U - 22U - 25

    0.6171.0401.5802.2302.9803.850

    0.7851.3272.0112.8353.8014.909

    Plain ironGroove ironGroove ironGroove ironGroove ironGroove iron

    2. Anchor BoltBahan untuk anchor bolt harus sesuai dengan ASTM A36 atau JIS G 3101-SS400 atau yangsetara. Detail anchor bolt dapat dilihat pada lampiran di bawah ini:

    Allowable force of bolt anchor is as follows:Type (mm) Size (mm) Allowable force (ton)D1 A S1 B (min) L Tensile (Ta) Friction (Va)

    M 12M 16M 20M 22M 24M 30M 42

    12162022253042

    415062677589135

    4555707585105121

    230280320370420510690

    3304004805707008201120

    1.6292.8954.5245.4306.1647.48510.218

    1.0861.9303.0163.6494.3436.78613.300

    For combination of tensile and friction force is as follows:(T/Ta)1.67 + (V/Va)1.67 = 1Where : T = Actual tensile load

    Ta = Allowable tensile loadV = Actual friction loadVa = Allowable friction load

    Notes :1. In determining allowable tensile force, it must not take into account the allowable

    rust/corrosion as in AISC

    2. The length of Anchor Bolt Projection = A + thickness of base plate.

    3. Baut Penyambung untuk Baja StrukturalBaut penyambung untuk bagian sekunder (joist,purlin,girt,etc.)harusmengunakan baut biasa/ordinary bolt(hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 atau JIS B 1180 atau yang setara. Baut penyambung untukbagian- bagian dari portal utama harus menggunakan bautkekuatantinggi/highstrengthbolt (hexagonal bolt)sesuai dengan ASTM A325 atau JIS B 1186 atau yang setara.

    Batasan kekuatan yang diijinkan pada baut penyambung adalah sebagai berikut:

    a. Baut kekuatan sedang/ordinary structural bolt (hexagon bolt) sesuai dengan ASTM A307 Grade A (JISB 1180). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695.

    Type Size(inch)Diameter(cm)

    Allowable friction force(ton) Tensile force

    (ton)Double Single

  • 6M 22M 20M 16M 12

    7/8 - 9 UNC3/4 - 10 UNC5/8 - 11 UNC1/2 - 13 UNC

    2.221.911.591.27

    5.443.992.771.76

    2.722.001.400.88

    5.443.992.771.76

    b. Baut kekuatan tinggi (hexagonal bolt) sesuai dengan ASTM A325 (JIS B 1186) untuk sambungan tipegeser (friction type). Proses galvanisasi mengikuti ASTM A153 dan ASTM B695,namun harus mengikuti persyaratan dari RCSC untuk baut A325.

    TypeDiameter Allowable friction force (ton) Allowable tensile

    force(ton)cm inch Double Single

    M 24 x 3.0M 22 x 2.5M 20 x 2.5M 16 x 2.0

    2.42.22.01.6

    1"7/8"3/4"5/8"

    12.169.246.804.73

    6.084.623.402.36

    15.6912.028.806.12

  • 7

  • 8

  • 9