Upload
mashfufatul-ilma
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
laporan praktikum kimia organik II
1
DESTILASI UAP
Mashfufatul Ilmah (1112016200027)
Eka Yuli Kartika, Eka Noviana Nindi Astuti, Nina Afria Damayanti
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
ABSTRAK
Bunga mawar merupakan bunga yang sangat indah dan berbau sangat wangi, sehingga
pemanfaatan bunga mawar sangatlah banyak, terutama dalam menghiasi ruangan.
Pemanfaatan bunga mawar tidak erbatas hanya pada hal estetika, tetapi mulai berkembang
berbagai macam minyak dengan wangi mawar. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
prosespembuatan minyak atsiri dari bunga mawar melalui proses dstilasi bertingkat. Uap air
akan membasahi permukaan mahkota bunga mawar , melunakkan jaringan dan menembus
kedalam melalui dinding sel, dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan
selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar fasa. Bagian bunga
mawar yang yang digunakan dalam percobaan ini adalah mahkota bunga, karena mahkota
bunga mawar memiliki bau yang harum, dan mengandung minyak atsiri walaupun dalam
kadaryang rendah. Dari hasi destilasi uap didapatkan cairan yang bening, sedikit licin.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang penting didunia. Aneka
komoditas minyak atsiri negara kita yang dapat memasuki pesanan dunia cenderung
bertambah dari tahun ketahun. Sejak sebelum perang dunia II. Minyak atsiri sudah
merupakan komoditas ekspor antar negara didunia. Diseluruh dunia terdapat sekitar 150-200
laporan praktikum kimia organik II
2
spesies tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Sedangkan minyak atsiri yang
beredar dipasaran dunia terkenal sekitar 70 macam. Banyak negara mengantisipasi era
globalisasi perdagangan minyak atsiri di pasar dunia dengan menjadi produsen dan
mengekspor berbagai jenis minyak atsiri (H. Rahmat rukmana: 2012).
Teknologi produksi minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yang
dapat dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah
(destilasi uap-air) dan dengan uap “kering” (dry steam). Hidrodestilasi adalah teknik yang
paling sederhana dan oleh sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik
tersebut. Destilasi uap-air adalah pernyempurnaan teknik hidrodestilasi. Destilasi dengan uap
kering adalah teknik yang paling lanjut, dan paling hemat energi. Uap yang diperlukan untuk
destilasi diperoleh dari suatu generator yang tempatnya terpisah dari ketel tempat
berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum banyak digunakan
untuk proses produksi minyak atsiri di Indonesia. Hal ini disebabkan sistem destilasi dengan
uap kering lebih rumit daripada dua sistem destilasi uap yang lain. Pemanfaatan teknik yang
lebih hemat energi tetapi lebih rumit tersebut sulit dilaksanakan oleh pelaku produksi minyak
atsiri yang sebagian besar terdiri atas petani atau pengrajin di pedesaan dalam bentuk industri
kecil. Umumnya mereka awam mengenai teknologi produksi minyak atsiri. Itulah sebabnya
upaya peningkatan mutu dan ekspor minyak atsiri memerlukan waktu yang cukup panjang
(Maria Inggrid).
Tanaman mawar (Rosa galica atau rosa spesies lain) termasuk suku Rosaseae. Bagian
yang diambil minyak atsirinya adalah mahkota bunga. Mahkota bunga mawar yang berbau
harum juga menghasilkan minyak atsiri yang berbau sangat harum. Sayangnya kadar minyak
atsiri dalam daun mahkota bunga mawar sangat rendah sehingga rendemen penyulingannya
pun sangat kecil. Oleh karena itu, penyulingan yang dilakukan harus dengan metode
kohobasi. Artinya airhasil penyulingan pertama digunakan sebagai air penyuling porsi kedua.
Pada hasil penyulingan pertama, biasanya minyak atsirinya belum terpisah karena kadarnyaa
masih sangat rendah. Hasil penyulingan pertama biasanya berupa air yang berbau harum
karena jenuh dengan minyak atsiri. Pemisahan minyak atsiri baru tampak pada penyulingan
kedua dan seterusnya. Minyak mawar seperti halnya minyak melati, termasuk minyak yang
harga mahal di pasaran internasional. Sepengetahuan penulis, di Indonesia belum ada orang
ynag melakukan usaha penyulingan minyak atsiri mawar (Koensoemardiah, 60: 2012).
BAHAN DAN METODE
laporan praktikum kimia organik II
3
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah labu destilasi (1 buah), kondensor (1 buah), satatif (3
buah), klem (4 buah), kaki tiga dan kawat kasa (2 buah), pembakar bunsen (1 buah), korek
api, termometer (1 buah), pembangkit uap, gelas kimia (1buah), bunga mawar, air.
Metode
Merangkai lat sebagaimana gambarberikut:
Mengisi labu dengan air setengah penuh,
mengisi labu destilasi dengan bunga mawar.
Mengamati suhu dimana tetesan petama
didapatkan dan tetesan terakhir didapatkan.
Hasil tetesan dikumpulkan dalam gelaskimia
diujung kondensor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu pada tetesan pertama 90oC
Suhu pada tetesan terakhir 93oC
Massa bunga mawar + labu 156 gram
Pada prcobaan kali ini dilakukan untuk mengambil minyak atsiri yang terkandung
dalam bunga mawar dengan menggunakan proses destilasi uap, destilasi uap istilah yang
secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam
air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat
menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah.
Proses destilasi yang digunakan tidaklah destilasi sederhana yang digunakan untuk
memurnikan beberapa zat berdasarkan pada perbedaan titik didihnya, karena dengan destilasi
sederhana maka bunga mawar harus dicampur dengan air, dan dimurnikan berdasarkan
perbdaan titik didih dari dua zat tersebut, akan tetapi hasil yang didapatkan adalah bukan
minyak atsiri murni bunga mawar tetapi terdapat campuran dari air. Panas dari uap air akan
digunakan untuk menguapkan bunga mawar, sehingga akan dihasilkan hasil yang maksimal,
kecuali ada gangguan tertentu, misalnya keterbatasan alat atau alat yang digunakan kurang
maksimal.
laporan praktikum kimia organik II
4
Pengambilan minyak atsiri yang terkandung dalam bunga melati tidak bisa dilakukan
dengan cara penyulingan/destilasi seperti halnya pada bunga melati, sedap malam, violet,
jonquil, dan beberapa jenis bunga lainnya. Hal ini disebabkan oleh penyulingan dengan uap
air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses
hidrolisa, polimerisasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang
larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang
dihasilkan (Nazma: 2012).
Dengan adanya uap air yang masuk dalam labu yang berisi kelopak bunga mawar ,
maka tekanan kesetimbangan uap dalam labu yang terisi dengan bunga mawar akan
diturunkan menjadi sama dengan tekanan bagian didalam system, sehingga kandungan
minyak atsiri akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang mengalir, melalui kondensor
sebagai pendingin dan keluar menghasilkan minyak atsiri bunga mawar. Uap air akan
membasahi permukaan mahkota bunga mawar , melunakkan jaringan dan menembus
kedalam melalui dinding sel, dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan
selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar fasa.
Pada percobaan ini pembangkit uap yang digunkan kurang tinggi, dan pipa yang
seharusnya masuk dalam labu yang terisi bunga mawar kurang panjang, maka proses
menetesnya cairan yang dihasilkan sangat cepat, pada suhu 90oC pertama meneteskan cairan,
yang sedikit licin, tetapi tidak tercium wangi bunga mawar, karena pipa yang kurang panjang
dapat menyebabkan uap air tidak jatuh tepat pada labu destilasi yang berisi bunga mawar,
akan tetapi sebagian uap air ada yang langsung menuju kondensor, sehingga cairan yang
dihasilkan banyak dan sedikit licin tanpa harum bunga. Dalam percobaan ini yang didestilasi
adalah mahkota bunga, karena memiliki bau yang sangat harum, akan tetapi meskipun harum
kandungan minyak atsiri dalam bunga mawar sangatlah rendah. Percobaan ini dihentikan
pada suhu 93oC.
KESIMPULAN
Bagian bunga mawar yang diambil minyak atsirinya adalah mahkota bunga. Mahkota
bunga mawar yang berbau harum juga menghasilkan minyak atsiri yang berbau sangat
harum. Sayangnya kadar minyak atsiri dalam daun mahkota bunga mawar sangat rendah. Uap
air akan membasahi permukaan mahkota bunga mawar , melunakkan jaringan dan menembus
kedalam melalui dinding sel, dan zat aktif akan pindah ke rongga uap air yang aktif dan
laporan praktikum kimia organik II
5
selanjutnya akan pindah ke rongga uap yang bergerak melalui antar fasa. pada suhu 90oC
pertama meneteskan cairan, yang sedikit licin, tetapi tidak tercium wangi bunga mawar, dan
percobaan ini dihentikan pada suhu 93oC.
DAFTAR PUSTAKA
Koensoemardiah. 2012. A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan
Aromaterapi. Jakata: Andi Amazon.com.
Inggrid,Maria H dan Harjoto Djojosubroto. Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan
Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii). (tanpa tanggal dan tahun)
Rukmana, H. Rahmat. 2012. Nilam Prospek Agribisnis dan Teknik Budi Daya. Yogyakarta:
Kanisus.
Sani,Nazma Sabrina. Dkk. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri dari Melati dengan Metode
Enfleurasi dan Ekstraksi Pelarut Menguap. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1, (2012)
1-4