15
BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT Laporan Tugas Akhir IV- 1 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT 4.1 Pendahuluan Semenjak ditemukanya ladang minyak di perairan dangkal di daerah Teluk Meksiko sekitar tahun 1940-an, maka berkembang teknologi instalasi pipa di bawah laut. Sekarang, dengan ditemukanya banyak ladang minyak dan gas diperairan dalam membuat metode instalasi pipa bawah laut semakin maju dan berkembang, ada beberapa metode yang biasa digunakan yaitu: Metode S-lay. Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dangkal/Shallow water dengan kedalaman sampai dengan 500 ft. Metode J-lay. Digunakan untuk instalasi didaerah perairan intermediate dengan kedalaman 500 ft sampai dengan 1000 ft. Metode Reel lay (kedalam 1000 ft keatas). Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 feet. Metode lain yang digunakan untuk instalsi pipa adalah shore pull methode dan tow method yang bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, bottom tow, off-bottom tow, mid depth tow, dan surface tow. Metode ini dapat digunakan untuk instalasi pipa pada daerah laut dangkal ke laut dalam bergantung pada kebutuhan disain.

Deteksi Pipa Bawah Laut

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 1 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    BAB

    4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    4.1 Pendahuluan

    Semenjak ditemukanya ladang minyak di perairan dangkal di daerah Teluk Meksiko

    sekitar tahun 1940-an, maka berkembang teknologi instalasi pipa di bawah laut.

    Sekarang, dengan ditemukanya banyak ladang minyak dan gas diperairan dalam

    membuat metode instalasi pipa bawah laut semakin maju dan berkembang, ada beberapa

    metode yang biasa digunakan yaitu:

    Metode S-lay. Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dangkal/Shallow water dengan

    kedalaman sampai dengan 500 ft.

    Metode J-lay. Digunakan untuk instalasi didaerah perairan intermediate dengan kedalaman 500

    ft sampai dengan 1000 ft.

    Metode Reel lay (kedalam 1000 ft keatas). Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dalam dengan kedalaman lebih dari

    1000 feet.

    Metode lain yang digunakan untuk instalsi pipa adalah shore pull methode dan tow

    method yang bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, bottom tow, off-bottom tow, mid

    depth tow, dan surface tow. Metode ini dapat digunakan untuk instalasi pipa pada daerah

    laut dangkal ke laut dalam bergantung pada kebutuhan disain.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 2 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    4.2 Metode Pemasangan Pipa (Lay Method)

    4.2.1 Metode S-Lay

    Metode yang paling sering digunakan dalam proses instalasi pipa untuk daerah perairan

    dangkal adalah metode S-lay. Dalam metode S-lay, yang sketsa gambarnya dapat dilihat

    pada Gambar 4.1, proses pengelasan pipa dilakukan bagian roller pada barge, sedangkan keberadaan stinger digunakan untuk membentuk overbend dan ketika pipa

    telah menyentuh dasar perairan maka akan membentuk sagbend. Overbend dan sag-

    bend pada proses ini akan membentuk seperti huruf S sehingga disebut metode S-lay.

    Gambar 4. 1 Sketsa metode instalasi S-lay.

    Dalam metode S-lay tensioner yang berada pada barge akan menarik pipa yang akan

    dipasang ke arah dalam dan memastikan bahwa tegangan dari semua pipa tidak melebihi

    tegangan izin. Dalam barge dilengkapi dengan alat pengatur tegangan pipa (tension

    machines), abandobmet and recovery winch, dan crane untuk mengangkat pipa.

    Dalam proses instalasi setelah pipa ditempatkan pada roller yang kemudian akan

    disambungkan dengan pipa melalaui proses las dalam sebuah tempat (welding stasion),

    dalam welding station pipa akan mengalami pengelasan, kemudian dilakukan proses

    Welding, coating stasion

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 3 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    pengecekan kekuatan las dengan non distucted test (NDT), setelah pipa lolos NDT maka

    kemudian akan dilakukan pelapisan pada sambungan / field joint coating.

    Gambar 4. 2 Contoh barge S-lay (Lorelay Barge (LB) 200).

    4.2.2 Metode J-Lay

    Untuk melakukan proses instalasi pipa bawah laut untuk perairan dalam digunakan

    methode J-lay. Seperti yang terlihat pada sketsa proses J-lay pada Gambar 4.3, pada metode J-lay ini tidak terjadi overbend seperti yang terjadi pada metode S-lay, tidak ada

    stinger untuk menempatkan pipa dan pipa yang akan dilas dalam posisi mendekati

    vertikal yang kemudian akan diturunkan ke laut. Pada barge J-lay dilengkapi dengan

    tower yang digunakan untuk memposisikan pipa dan tempat penyambungan pipa.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 4 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Gambar 4. 3 Sketsa metode instalasi J-lay.

    Gambar 4. 4 Contoh J-lay barge (Heeremas Balder).

    Wlding, coating stasion

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 5 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    4.2.3 Metode Reel Lay

    Metode reel lay merupakan metode instalasi pipa dengan cara menggulung pipa panjang

    pada sebuah gulungan berukuran raksasa yang kemudian pipa tersebut akan dipasang di

    dasar laut seperti pada pemasangan kabel bawah laut.

    Barge yang digunakan untuk menginstalasi pipa dilengkapi dengan gulungan (reel)

    raksasa yang terdapat dibagian tengah barge, dilengkapi pula dengan adanya chute yang

    berfungsi sebagai landasan sebelum pipa diturunkan agar pipa tidak tertekuk pada saat

    instalasi.

    Pipa yang dipakai untuk metode ini tidak diselimuti dengan beton akan tetapi pipa harus

    tetap didisain supaya stabil setelah proses instalasi, hal ini dimaksudkan agar pipa dapat

    digulung dalam reel. Adapun selimut yang digunakan untuk melindungi pipa adalah

    digunakan bahan yang dapat digulung tanpa mengalami kerusakan seperti seperti jenis

    bahan epoxy.

    Pada proses instalasi dengan metode ini pipa yang akan dipasang dibuat terlebih dahulu

    didarat kemudian akan ditarik dan digulung di reel raksasa dalam barge. Pada saat

    penggulungan kurfatur pipa harus didisain agar tidak mengalami buckling dan ovalisasi

    yang signifikan, selain itu tekukan pipa yang terjadi harus lebih kecil dari nilai leleh pipa

    yang digunakan.

    Setelah proses penggulungan kemudian kapal/barge akan bergerak menuju tempat

    pemasangan pipa, pada lokasi ini pipa akan ditarik menuju chute yang kemudian di

    turunkan. Barge kemudian bergerak menyusuri rute pipa yang telah direncanakan.

    Setelah semua pipa terpasang kemudian ujung pipa diberi pelampung untuk

    disambungkan dengan reel barge berikutnya. Akan tetapi biasanya satu reel barge

    mempunyai kapasitas untuk menginstal seluruh pipa pada satu kali penggulungan. Pada

    Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 adalah contoh reel barge.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 6 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Chute

    Reel

    Barge

    Sea Bottom

    Sagbend

    Gambar 4. 5 Sketsa metode instalasi Reel lay.

    Gambar 4. 6 Technips DP vertical reel vessel Deep Blue (J-lay).

    4.2.4 Tow Methods

    Secara umum dapat digambarkan bahwa dalam tow method ini pipa akan dirakit di darat

    dengan masing-masing segmen antara 200-300 meter yang kemudian akan diberi akses

    menuju perairan melalui launching ramp atau roller yang dibangun sepanjang pantai

    menuju surf zone. Setelah itu segmen pipa yang telah siap (telah melewati test) ditarik ke

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 7 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    laut dengan menggunakan barge/tow vessel yang berada 1000 meter atau lebih dari

    pantai. Setelah segmen pipa pertama ditarik kemudian ujung segmen yang berada di

    darat akan dilas dengan segmen berikutnya, sementara barge berpindah maju untuk

    bersiap menarik kembali. Hal ini akan dilakukan sampai panjang pipa yang direncanakan.

    a) Bottom Tow

    Seperti namanya, pada metode ini pipa yang telah dirakit didarat akan di tarik ke laut

    sampai dengan lokasi yang ditentukan tanpa menggunakan pelampung. Panjang pipa

    pada setiap segmen ditentukan sesuai dengan kapasitas dari barge penarik yang

    digunakan. Kapasitas barge penarik harus lebih besar dengan berat pipa di air (Ws)

    ditambah dengan gesekan yang dialami pipa dengan tanah. Oleh karena itu besarnya

    koefisien gesek tanah sepanjang jalur pipa harus diketahui.

    Dalam perencanaanya, survey rute pernarikan pipa menjadi hal yang sangat mendasar

    untuk dilakukan. Rute yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap disain selimut pipa

    (coating) untuk perhitungan kriteria abrasi, stabilitas selama penarikan (towing), ukuran

    kapal penarik dan panjang optimum segmen pipa. Survey rute dan survey tempat instalasi

    menyakut detail insvestigasi terhadap kondisi tanah, arus dasar perairan, kontur dasar

    perairan, dan indentifikasi terhadap halangan sepanjang jalur penarikan.

    Untuk pipa yang di bangun di daerah perairan dangkal maka pembuatan parit/trench perlu

    dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk kepentingan stabilitas pipa itu

    sendiri. Sketsa dari metode ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

    Gambar 4. 7 Sketsa metode bottom tow.

    Pipe

    Tow cable

    Tow vassel

    Sea bed

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 8 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    b) Surface tow dan Mid-depth tow

    Surface tow, seperti yang digambarkan pada Gambar 2.8, menggunakan ponton untuk menopang pipa agar berada di permukaan atau dekat permukaan air. Sedangkan mid

    depth tow, seperti yang di gambarkan pada Gambar 2.9, menggunakan peralatan untuk mengapungkan pipa di bawah permukaan air untuk menghindari dari beban gaya

    gelombang yang besar selama proses penarikan.

    Gambar 4. 8 Sketsa metode surface tow.

    Gambar 4. 9 Sketsa metode mid-dept tow.

    Pipe

    Bouy

    Tow va ss el Hold-back vassel

    Sea bed

    Pipe Bouy

    Tow va ss el Hold-back vassel Spar Bouy

    Sea bed

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 9 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Pada pelaksanaan kedua metode ini diperlukan dua buah barge/kapal untuk mengontrol

    pengapungan rangkaian pipa, dua kapal tersebut terdiri dari kapal penarik (tow vessel)

    dan kapal penahan (hold-back vessel).

    Pelampung pada rangkaian pipa ini dipasang ketika pipa masih di darat, dan ketika sudah

    berada pada tempat pipa tersebut digelar/diinstal menggunakan lay-barge yang dilengkapi

    dengan stinger seperti pada Gambar 2.10 berikut.

    Joining Barge

    Pipe Bouy

    Hold back vassel Spar Bouy

    Stinger

    Pipe Sea bed

    Gambar 4. 10 Sketsa instalasi pipa.

    c) Off-Bottom Tow

    Off bottom tow adalah metode instalasi yang diadaptasi dari metode mid-depth tow.

    Dalam pelaksanaanya metode ini juga mengunakan dua buah kapal sama seperti pada

    metode mid-depth tow. Yang membedakan dari metode ini adalah digunakanya rantai

    yang menggantung pada setiap pelampung, rantai ini berfungsi sebagai penyeimbang

    agar rangakaian pipa berada pada kedalaman yang telah ditentukan dan dapat menahan

    pipa tetap stabil ketika ada arus lateral selama proses penarikan. Ilustrasi metode ini

    dapat dilihat pada Gambar 2.10.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 10 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Gambar 4. 11 Sketsa metode off-bottom tow.

    4.2.5 Metode Shore Pull

    Biasanya, untuk instalasi pipa dekat dengan pantai dan arahnya tegak lurus pantai

    digunakan teknik dengan menarik pipa dari pantai. Pipa dilas disebuah lay barge dimana

    pada ujung pipa pertama yang menuju darat dipasangi pull head, sebuah struktur

    tambahan pada pipa dengan bentuk seperti pad-eye besar yang digunakan untuk

    mengaitkan tali penarik dari darat.

    Satu atau beberapa kabel penarik dipasangkan pada pull head dan disambungkan ke

    winch yang berada di darat. Pipa yang ditarik kemudian diluncurkan ke air melalui jalur

    pipa yang telah ditetukan. Selama proses penarikan, hal yang penting untuk diperhatikan

    adalah gesekan antara pipa dan dengan tanah yang menentukan penentuan kapasitas

    dari winch yang akan digunakan. Akan tetapi, untuk mengatasi adanya gesekan tesebut

    dapat digunakan pelampung yang diikatkan pada pipa, fungsi dari pelampung ini adalah

    untuk mengapungkan pipa aga tidak bergesekan dengan tanah sehingga dapat titarik

    dengan winch dengan kapasitas yang lebih kecil. Pelampung ini diikatkan kesetiap

    segmen pipa dengan jumlah tertentu sesuai disain yang direncanakan, pelampung-

    pelampung ini akan dilepas ketika pipa sudah semua terpasang sehingga pipa tenggelam

    kedalam air sesuai jalur pipa yang ditentukan.

    Dalam pelaksanaannya pipa disambungkan di barge yang kemudian setelah diberi

    pelampung kemudian diturunkan, sementara winch menarik pipa dari darat. Hal ini

    Pipe Bouy

    Tow va ss el Hold-back vassel

    Sea bed Chain

    Tow cable Tow cable

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 11 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    dilakukan sampai pipa terpasang semua, biasanya sampai dengan pipa sampai ke darat

    atau ujung trench yang dibuat masuk kearah darat.

    Berdasarkan kapasitas dari winch penarik yang digunakan, ada dua variasi dari metode

    shore pull, yaitu:

    a. Winch yang diletakan pada lay barge

    Jika total berat di air pipa yang dianalisis masih pada kapasitas dari kapasitas winch yang

    terdapat pada lay barge maka tidak diperlukan winch dengan kapasitas yang lebih besar

    di darat. Penarikan pipa dilakukan dengan winch yang ada pada lay barge, seperti yang

    telihat pada Gambar 4.12.

    Gambar 4. 12 Metode shore pull dengan winch di lay barge.

    b. Winch yang diletakan didarat

    Pada keadaan dimana kapasitas winch yang dimiliki oleh lay barge tidak memenuhi

    kapasitas yang dibutuhkan untuk menarik pipa walupun sudah ditambahkan alat

    pelampung pada pipa maka digunakan winch yang diletakan didarat dengan kapasitas

    yang lebih besar dan memenuhi kapasitas yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada

    Gambar 4.13.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 12 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Gambar 4. 13 Metode shore pull dengan winch di darat.

    4.3 Analisis Instalasi Pipa

    Selama instalasi pipa, bending stress yang terjadi pada pipa harus dicek mengikuti

    spesifikasi code yang dipakai. Seperti ditunjukan pada Gambar 14.14 untuk metode S-lay, terdapat dua daerah dari pipeline yaitu daerah overbend dan sagbend. Daerah

    overbend memanjang dari tensioner di barge deck, melewati barge ramp, dan turun ke

    stinger sampai dengan titik lift-off dimana pipa tidak lagi ditumpu pada stinger.

    Sedangkan daerah sagbend memanjang dari titik perubahan (inflection point) sampai

    dengan thouch down point. Pada metode S-lay bending stress pada kedua daerah

    tersebut adalah yang menjadi konsentrasi utama selama proses instalasi pipa, sedangkan

    pada J-lay hanya sagbend yang menjadi perhatian. Sedangkan untuk reel lay bergantung

    pada jenis instalasi yang dipakai antara S-lay atau J-lay.

    Gambar 4. 14 Daerah overbend dan sagbend pada S-lay barge.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 13 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    4.3.1 Overbend

    Pipe curvature, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.15, pada daerah overbend selalu dikontrol posisi yang tepat untuk tahanan ramp, dan posisi dari stringer. Pada

    umumya, radius kurfatur dari overbend ditentukan agar maksimum bending stress pipa

    tidak lebih dari 85% SMYS. Persamaan regangan tekuk (bending strain) pipa adalah:

    RD2

    =

    Dimana :

    D = diameter luar pipa

    R = jari-jari kurvatur dari onverbend

    Sedangkan persamaan untuk tegangan aksial tekuk (axial bending stress) adalah:

    RED2

    =

    Dimana :

    E = Modulus elastisitas (3x106 psi)

    Oleh karena itu, nilai minimum dari jari-jari overbend adalah:

    FDEDR

    .2 0=

    Dimana :

    F = factor disain (0.85)

    0 = specified minimum yield stress (SMYS)

    Analisis diatas mengasumsikan bahwa pipa mengalami tekuk yang seragam/sama di atas

    barge dan stinger. Pada kenyataanya, tekuk pipa dan tegangan pada overbend lebih dari

    itu, oleh karena itu digunakan program komputer untuk menghitung secara akurat

    tegangan pada analisis overbend.

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 14 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Gambar 4. 15 Distribusi momen pada stinger.

    4.3.2 Sagbend

    Untuk dapat mengerti mengenai bending stress terutama untuk daerah sagbend, ada

    beberapa metode untuk menganalisis stress di sagbend yaitu, metode linear beam,

    nonlinear beam, natural catenary, stiffed catenary dan finite element. Setiap metode

    memiliki persyaratan sesuai dengan kondisi instalasi pipa. perbandingan dari ketiga

    metode analisa stress tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.

    Table 4.1 perbandingan metode analisis pipa

    Metode Instalasi Aplikasi Kondisi batas Validitas

    Linear beam Perairan dangkal Terpenuhi Defleksi kecil

    Nonlinear beam Semua perairan Terpenuhi Defleksi besar dan

    kecil

    Natual catenary Perairan dalam Tidak terpenuhi Kekakuan kecil

    Sitiffed catenary Periran dalam Terpenuhi Kekakuan kecil

    Finite element Semua kedalaman Terpenuhi Defleksi besar dan

    kecil

    Metode finite element (FE), linear dan nonlinear adalah yang umum digunakan untuk

    analisis pemasangan pipa. Beberapa program nonlinear finite element umum digunakan

    untuk menganalisa pipeline selama instalasi. Berikut adalah persamaan nonlinear bending

    stress :

  • BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

    Laporan Tugas Akhir IV- 15 Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

    Gambar 4. 16 Sktesa bending pada pipa.

    dsdSecT

    dsdSec

    dsdEIq 202

    2

    = (4. 1)

    Dimana:

    q = berat satuan dalam pipa

    EI = kekakuan tekuk pipa

    T0 = tegangan efektif pipa bagian bawah

    s = jarak panjang bentang pipa

    = sudut pada jarak s

    Beberapa program komputer yang dibuat berdasarkan metode analisa diatas dapat

    digunakan untuk menganalisa instalasi pipa, beberapa program yang dapat digunakan

    untuk menganalisa instalasi pipa diantaranya adalah OFFPIPE, ANSYS, FLEXCOM 3D,

    dan ORCAFLEX. Pada Tugas Akhir ini digunakan program OFFPIPE yang memang

    kusus digunakan untuk menganalisa pada saat disain instalasi pipa.