Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
111
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA AKHIR APLIKASI
ERP FREE OPEN SOURCE ADEMPIERE PADA USAHA
KECIL MENENGAH: STUDI KASUS PADA
UKM BLESSINGS
Dionysia Kowanda
Muhammad Firdaus
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
ABSTRACT
In a small-sized to big-sized company, evaluate the information system success is essential, yet not
always been seamless. Successful implementation of a system can be indicated by measuring its user
satisfaction. This study aims to measure Adempiere ERP Open Source end-user satisfaction at
Blessings SME’s. This study employs three variables from The Updated DeLone and McLean
Information System Success (2003), namely information system quality, information quality, and
service quality, and two variables from Technology Acceptance Model (TAM) as well, namely
perceived usefulness and perceived ease of use, and also takes top management support as another
consideration. Data were collected by distributing questionnaires to the respondents directly
concerned. The findings showed that information quality, perceived usefulness, perceived ease of use,
and top management support have significant positive impact to Adempiere ERP Open Source end-
user satisfaction, whereas information system quality and service quality have positive impact but not
significantly.
Keywords: Small-Medium Enterprises, information system quality, information quality, service
quality, perceived usefulness, perceived ease of use, top management support, end user
satisfaction, information system
ABSTRAK
Dalam perusahaan baik skala kecil hingga besar, melakukan evaluasi keberhasilan implementasi
sistem informasi akuntansi merupakan suatu hal yang penting, namun tidak selalu berjalan mulus.
Keberhasilan implementasi suatu sistem dapat diindikasikan dengan mengukur tingkat kepuasan
pengguna akhirnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kepuasan pengguna akhir software
ERP Free Open Source Adempiere di UKM Blessings. Penelitian ini menggunakan tiga variabel dari
model DeLone dan Mclean yang diperbarui (2003) yaitu kualitas sistem informasi, kualitas informasi,
dan kualitas pelayanan. Serta menggunakan dua variabel dari Technology Acceptance Model (TAM)
yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Juga mengambil konsideran lain yaitu variabel
dukungan manajemen puncak. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi, perceived usefulness, perceived ease of use, dan
dukungan manajemen puncak berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna
akhir software ERP Free Open Source Adempiere, sedangkan kualitas sistem informasi dan kualitas
pelayanan berpengaruh positif namun tidak signifikan.
Kata Kunci: Usaha kecil dan menengah, kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kualitas
pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use, dukungan manajemen puncak,
kepuasan pengguna akhir, sistem informasi.
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
112
PENDAHULUAN
Dibanding zaman dahulu, laju
perkembangan dalam bidang teknologi
informasi (TI) dewasa ini sangat pesat.
Pengaruhnya pun sangat dominan terhadap
kebutuhan manusia untuk memperoleh
informasi dengan cepat, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan. Perkembangan ini
nyata dari semakin luasnya penerapan
teknologi informasi dalam industri,
perdagangan maupun pendidikan selama
beberapa dekade terakhir. Peranan TI sangat
terasa dalam pengumpulan dan pengolahan
data untuk memberikan keterangan atau
informasi yang berkualitas. Informasi yang
berkualitas merupakan kebutuhan setiap
perusahaan yang menginginkan keunggulan
dalam kompetisi bisnis. Menurut Syam (1999)
dan Indriantoro (2000) dalam Sekundera
(2006), penerapan TI bagi perusahaan
mempunyai peranan penting dan dapat
menjadi pusat strategi bisnis untuk
memperoleh keunggulan bersaing. Hal ini
menuntut para pelaku bisnis untuk mengikuti
gerak laju teknologi informasi yang sangat
cepat dan dinamis. Bagi yang tidak sanggup
mengikuti, harus siap tertinggal jauh dari
persaingan bisnis.
Penggunaan TI dalam suatu perusahaan
dan aktivitas para penggunanya yang
dikombinasikan untuk mendukung operasi dan
manajemen organisasi berkaitan dengan sistem
informasi. Selaras dengan konsep sistem suatu
perusahaan, sistem informasi berbasis
komputer (computer based information
system) memiliki model dasar: Input-Proses-
Output. Data dan serangkaian fakta-fakta
mentah yang belum dapat dimanfaatkan
(Input) diproses dan dikonversi oleh suatu
sistem kerja yang mengelompokan dan
mengolah data-data tersebut sedemikian rupa,
yaitu sistem informasi yang di adopsi oleh
perusahaan (Proses), sehingga data-data dapat
saling terhubung satu sama lain menjadi
sebuah kesatuan yang saling mendukung dan
mempunyai kualitas nyata yang dapat
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan,
yang disebut sebagai informasi (Output).
Pengelolaan dan pengolahan informasi
menggunakan teknologi informasi akan
memudahkan penggunanya dalam
menghasilkan suatu informasi yang
berkualitas, tepat, cepat, akurat dan berguna
bagi penerimanya. Sistem informasi yang
akurat dianggap menjadi isu yang paling
penting untuk memasok segala kebutuhan
informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
manajemen sistem informasi dan penerapan
teknologi yang canggih dan memadai adalah
basis yang mutlak agar tetap unggul dalam
persaingan.
Kualitas sistem informasi berkaitan
dengan lima aspek, yaitu: manusia
(brainware), perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), data dan jaringan
(Tananjaya 2012). Informasi berkualitas dapat
dimungkinkan hanya jika sistem dan sub-sub
sistemnya terintegrasi dengan baik. Dimulai
dari basisnya, yaitu penggunaan komputer,
yang terintegrasi antara komponen hardware,
software, brainware. Masing-masing
komponen berperan penting untuk mendukung
beroperasinya sistem informasi ini. Hardware
berperan dalam mendukung pengoperasian
aplikasi, seperti jaringan dan peralatan
pendukung lainnya. Sistem informasi
perusahaan yang akan diterapkan sendiri
bergantung pada aplikasi (software) yang
dipakai untuk memproses data dan brainware,
atau tenaga manusia yang mengoperasikan dan
berinteraksi langsung dengan sistem tersebut.
Mengadopsi sistem informasi mana yang
nantinya akan diterapkan juga bukan perkara
sepele.
Sebelumnya para pengguna harus paham
unsur-unsur apa saja yang terdapat di dalam
sistem informasi tersebut. Kemudian
sistemnya dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan user yang akan berinteraksi secara
langsung. Sistem informasi juga perlu
didukung oleh komunikasi data. Komunikasi
data yang baik didukung oleh sumber data,
media transmisi (pengiriman), dan receiver
(penerima data) yang lengkap, sehingga sistem
informasi dapat mengolah, mengubah, dan
mengirimkan data ke dalam bentuk informasi
yang berkualitas. Faktor jaringan juga patut
untuk diberi perhatian. Teknologi informasi
modern yang memiliki jaringan selalu
memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi.
Jaringan bermanfaat dalam pelaksanaan
efisiensi sumber daya, dan mempertahankan
kualitas informasi yang dihasilkan tetap
handal. Selain itu, proses komunikasi data
dapat dilakukan dengan cepat, sehingga
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
113
pengguna dimungkinkan untuk melakukan
akses jarak jauh ke data terpusat.
Akuntansi sendiri, yang dulunya
diproses secara manual, juga terpengaruh oleh
perkembangan teknologi informasi. Salah satu
contoh sistem informasi adalah akuntansi.
Oleh sebab itu ada yang dikenal dengan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Secara
menyeluruh, SIA adalah suatu sistem
informasi yang dirancang untuk menerapkan
prinsip-prinsip dasar akuntansi dengan tujuan
memenuhi kebutuhan perusahaan akan
informasi akuntansi. Data berupa bukti-bukti
transaksi perusahaan (Input) dikelompokan
dan diolah kedalam catatan-catatan akuntansi
sesuai dengan sistem atau prosedur akuntansi
yang diadopsi perusahaan (Proses), yang
kemudian diolah untuk menghasilkan suatu
informasi bermanfaat berupa laporan keuangan
(Output) baik untuk pihak eksternal maupun
internal perusahaan. Sekarang, sistem
informasi akuntansi dapat diproses
menggunakan aplikasi atau perangkat lunak
yang diterapkan pada komputer (Computerised
Accounting System/CAS). Metode pemrosesan
akuntansi secara manual bisa memakan waktu
lebih lama, sedangkan metode pemrosesan
akuntansi terkomputerisasi dapat menghasil-
kan informasi berupa laporan keuangan
dengan cepat dan tepat sehingga menghemat
waktu. Berdasarkan hal tersebut banyak
perusahaan yang bergerak baik dalam bidang
jasa, dagang, atau manufaktur menggunakan
sistem akuntansi terkomputerisasi pada
sebagian besar kegiatan dan proses pengolahan
datanya.
Perkembangan pesat dari TI yang
merambah ke industri bisnis dan keuangan
terbukti pada penggunaan SIA yang
terkomputerisasi berdasarkan dengan
dukungan perangkat lunak (software)
akuntansi yang sangat mudah ditemui dewasa
ini, mulai dari yang gratis sampai yang
berbayar. Beberapa contoh aplikasi ERP Open
Source diantaranya adalah Open ERP,
Openbravo, ERP5, Opentaps, Compiere,
Adempiere, WebERP, BlueERP. Informasi
telah menjadi aktiva tidak berwujud, yang jika
dikelola dengan baik, dapat digunakan untuk
meningkatkan sumber-sumber perusahaan
lainnya (Istianingsih dan Wijanto, 2008).
Aplikasi ERP yang dibuat sesuai dengan
standar akuntansi tentu akan menghasilkan
pengolahan data akuntansi yang baik dan
informasi yang berkualitas (Tananjaya, 2012).
Supaya informasi yang dihasilkan dapat
berkualitas, ada syarat-syarat penting yang
patut diperhatikan dalam pengimplementasian-
nya. Antara lain pemilihan aplikasi ERP yang
tepat sesuai dengan kebutuhan proses bisnis
dan informasi perusahaan. Pemilihannya bisa
didasarkan atas kompleksitas sistem akuntansi
yang digunakan oleh perusahaan. Selain
kompleksitas, kelengkapan fitur-fitur yang
ditawarkan pada aplikasi ERP juga patut untuk
dipertimbangkan.
Sayangnya, penerapan sistem informasi
akuntansi dalam perusahaan tidak selalu
berjalan mulus. Penerapan suatu sistem dalam
perusahaan dihadapkan kepada dua hal,
apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan
penerapan sistem atau kegagalan sistem
(DeLone dan Raymond dalam Komara, 2006).
Secara teknis sistem informasi dan teknologi
yang digunakan memang sudah baik, tapi
dalam penerapannya masih banyak yang gagal.
Masalah yang biasanya terjadi dalam
pemakaian paket perangkat lunak akuntansi
adalah ketidaksesuaian fitur perangkat lunak
tersebut dengan proses bisnis dan informasi
yang diperlukan organisasi (Janson dan
Subramanian, 1996 dalam Istianingsih dan
Wijanto, 2008). Jadi, suatu sistem dikatakan
gagal diterapkan ketika sistem tersebut tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak
mampu memberi efek manfaat terhadap para
penggunanya serta sulit untuk digunakan.
Sebaliknya, penerapan sistem informasi
akuntansi dapat dikatakan berhasil ketika
tujuan perangkat lunak akutansi yang dipakai
tercapai, yaitu dapat memberikan nilai guna
yang nyata bagi pengguna informasi. Untuk
itu, sistem informasi yang diadopsi oleh
perusahaan dan bagaimana pengembangan dan
penyesuaian sistem terhadap kebutuhan-
kebutuhan terkini dari karyawan selaku user
sangat memengaruhi keberhasilan software
akuntansi yang diimplementasikan. Karena
kegagalan pengembangan sistem dapat
menyebabkan hilangnya kesempatan, adanya
duplikasi perkerjaan, sistem yang tidak
kompatibel, dan pembuangan sumberdaya
(Kustono, 2011).
Faktor manusia sebagai pengguna sistem
juga turut memengaruhi keberhasilan
implementasi software. Christopher (1992)
dalam Widuri (2010) menyatakan, secara ideal
keberadaan sebuah sistem informasi berbasis
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
114
komputer dalam suatu organisasi dapat
diterima dengan penuh antusias oleh para
penggunanya, namun salah satu faktor yang
menyebabkan kegagalan dalam memanfaatkan
sistem informasi adalah faktor perilaku
manusianya sebagai pengguna sistem.
Penelitian oleh Ismail (2009) dalam
Ratnaningsih dan Suaryana (2014) menyata-
kan bahwa partisipasi manajer dapat
mempengaruhi pengguna untuk mengembang-
kan perilaku positif yang akan meningkatkan
efektivitas sistem. Tingkat dukungan yang
diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem
informasi organisasi dapat menjadi suatu
faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan
dengan sistem informasi (Raghunathan dalam
Septriani, 2010). Dan hasil penelitian dari
Septriani (2010), tingginya pemahaman,
minat, dukungan dan pengetahuan sistem
informasi yang dimiliki oleh manajemen
puncak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan penggunanya dan memiliki
hubungan kuat dengan efektivitas sistem
informasi. Dengan adanya peran dukungan dan
partisipasi aktif dari pihak manajemen
organisasi, antusiasme para pengguna dapat
semakin meningkat dan cenderung untuk ingin
tetap menggunakan aplikasi yang diadopsi.
Ketika ada sikap yang menunjukkan keinginan
untuk menambah fitur pendukung, ada
motivasi untuk tetap menggunakan, serta
keinginan untuk memotivasi orang lain untuk
menggunakan teknologi informasi tersebut,
dapat dikatakan adopsi teknologi sistem
informasi yg dilakukan perusahaan telah
berhasil (Budiman dan Arza, 2013).
Implementasi aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere yang berhasil pada perusahaan
akan mampu memenuhi kebutuhan para
pemakai sistem informasi yang mana dalam
jangka pendek maupun panjang akan
menghasilkan kinerja SIA yang baik.
Kinerja SIA yang baik juga dapat
diindikasikan oleh tingkat kepuasan pengguna
akhir aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere. Mengingat peran penting dari
software akuntansi, maka perlu diadakan
evaluasi atas keberhasilan implementasi
dengan mengukur tingkat kepuasan pengguna
akhir aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere. Model kesuksesan sistem
informasi telah banyak dikembangkan oleh
para peneliti (Bailey dan Person, 1983,
DeLone dan McLean, 1992, Seddon, 1997, Rai
et al., 2002 dalam Radityo dan Zulaikha,
2007). Menurut Istianingsih dan Wijanto
(2008), jika pemakai merasa tidak puas dengan
software yang digunakan, mereka akan
mencari cara agar sistem tersebut tidak lagi
digunakan. EUCS (End User Computer
Satisfaction) dapat digunakan sebagai sinyal
bagi manajemen untuk mengatasi kesulitan
dan ketidaksesuaian ini. Evaluasi berdasarkan
model instrumen yang dibuat oleh Doll dan
Torkzadeh (1988) ini bertujuan untuk melihat
bagaimana sistem telah dilaksanakan sesuai
dengan aspek isi (content), ketepatan
(accuracy), bentuk/ukuran (format),
kemudahan penggunaan (ease), ketepatan
waktu (timeliness) yang memberikan pengaruh
terhadap sikap pengguna dan pada akhirnya
kepuasan pengguna akhir. Ilias dan Razak
(2011) meneliti kesahihan model instrumen ini
pada sektor publik. Penelitiannya
menggunakan 5 dimensi dan instrumen dari
EUCS tersebut ditambah dengan instrumen
kepuasan dengan kecepatan sistem yang
diadaptasi dari Chin dan Lee (2000) dan
instrumen keandalan sistem yang dikembang-
kan sendiri. Hasil penelitian menyatakan
bahwa dimensi dan instrumen yang ditinjau
kembali dengan beberapa perubahan terhadap
instrumen-instrumen dalam EUCS tetap valid
dalam mengukur tingkat kepuasan pengguna
akhir terhadap penggunaan Sistem Akuntansi
Terkomputeri-sasi (Computerised Accounting
System).
Model instrumen lain yang banyak
dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan
pengguna akhir suatu sistem informasi adalah
model Technology Acceptance Model (TAM)
yang pertama kali dikenalkan oleh Davis F.D
(1989). Secara singkat instrumen ini
menyatakan bahwa perilaku pengguna dan niat
untuk berperilaku adalah fungsi dari sikap
seseorang terhadap perilaku dan persepsi
mereka tentang perilaku. Dengan demikian,
perilaku adalah fungsi baik dari sikap dan
keyakinan (Landry, Griffeth, and Hartman,
2006). Dalam penelitiannya, Sekundera (2006)
menggabungkan dua model instrumen yaitu
TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989)
yang kemudian diadopsi oleh Sefan Linders
(2004) dengan EUCS yang diterapkan dalam
lingkungan mandatory system. Model ini
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
115
bertujuan untuk melihat bagaimana sistem
yang berjalan dengan persepsi pengguna
mengenai kemanfaatan/kegunaan (Usefulness)
dan kemudahan (Ease of Use) memengaruhi
sikap dan perilaku (attitude/behavioural)
pengguna dan pada akhirnya terhadap
kepuasan pengguna akhir. Ketika pengguna
ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem
informasi yang baru diadopsi, aspek persepsi
usefulness dan persepsi ease of use
memengaruhi keputusan mereka untuk
menyikapi sistem tersebut. Davis
mendefinisikan kemanfaatan sebagai suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat
meningkatkan prestasi kerja orang tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan
bahwa kemanfaatan dari penggunaan teknologi
informasi dapat meningkatkan kinerja,
menambah produktivitas, dan peningkatan
prestasi kerja serta kinerja orang yang
menggunakannya (Anshar, 2013). Sedangkan
persepsi kemudahan penggunaan, menurut
Tsui Wa (2002) dalam Anshar (2013),
merupakan suatu persepsi dimana seseorang
akan berpikir bahwa betapa mudahnya
menggunakan suatu teknologi infomasi dalam
mendukung aktivitasnya.
Selain EUCS dan TAM, model
instrumen lainnya adalah model yang
dikembangkan oleh DeLone dan McLean
(1992). Model ini kemudian dikenal sebagai
model keberhasilan sistem informasi DeLone
dan McLean (D&M Information System
Success Model). DeLone dan McLean (1992)
dalam Istianingsih dan Wijanto (2008)
menyampaikan taksonomi mengenai enam
faktor yang menjadi dasar pengukuran
keberhasilan sistem informasi. Keenam
kategori tersebut adalah kualitas informasi,
kualitas sistem, penggunaan sistem, kepuasan
pengguna akhir, dampak individual, dan
dampak organisasional. “Kualitas sistem”
menjadi pengukur keberhasilan teknik;
“kualitas informasi” menjadi pengukur
keberhasilan semantik; dan “penggunaan
sistem, kepuasan pengguna, dampak
individual”, dan “dampak organisasional”
menjadi pengukur keberhasilan efektifitas.
Menurut Shannon dan Weaver (1949) dalam
DeLone dan McLean (2003), tingkat teknis
komunikasi adalah sebagai akurasi dan
efisiensi sistem komunikasi yang
menghasilkan informasi. Tingkat semantik
adalah keberhasilan informasi dalam
menyampaikan arti yang diinginkan. Dan,
tingkat efektivitas adalah efek dari informasi
pada penerima.
Sejak diusulkannya model interaktif
keberhasilan sistem informasi DeLone dan
McLean pada tahun 1992 dengan keberhasilan
implementasi sistem informasi sebagai
variabel dependen, hampir 300 artikel terbit
dengan merujuk pada model instrumen ini.
Popularitas model instrumen yang meluas
merupakan bukti yang kuat akan kebutuhan
kerangka yang komprehensif mengenai
penelitian sistem informasi yang terintegrasi.
Model instrumen ini sederhana tapi lengkap.
Walaupun D&M IS Success Model
dipublikasikan pada tahun 1992, sampai hari
ini model ini cukup sahih dalam
mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan
pengimplementasian suatu sistem informasi.
Hal tersebut menunjukkan bahwa model ini
telah mendapat banyak perhatian dari para
peneliti selanjutnya. Penelitian empiris
terhadap Model DeLone dan McLean (1992)
yang dilakukan oleh McGill et al. (2003)
menemukan bahwa perceived information
quality dan perceived system quality
merupakan prediktor yang signifikan bagi user
satisfaction (Radityo dan Zulaikha, 2007).
Studi lain dilakukan oleh Istianingsih dan
Wijanto (2008) untuk mengukur kepuasan
pengguna software akuntansi dengan
menggunakan modifikasi model keberhasilan
sistem informasi dari DeLone dan McLean
(1992) dan model Seddon (1997). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem
informasi, kualitas informasi, perceived
usefulness, dan seluruh instrumen pengukur
EUCS berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan pengguna software akuntansi.
Karena popularitasnya yang meningkat,
tidak heran jika model ini menuai banyak
kritik. Seperti kritik dari Seddon (1997) yang
menyatakan bahwa proses dan kausal adalah
dua konsep yang berbeda dan membingungkan
untuk digabungkan (DeLone dan McLean,
2003). Menanggapi kritik tersebut, DeLone
dan McLean (2003) melakukan pembaruan
pada model. Mereka menyebutnya sebagai
model keberhasilan sistem informasi DeLone
dan McLean yang diperbarui (Updated D&M
IS Success Model). Mengacu pada penelitian-
penelitian yang dilakukan sebelum maupun
sesudahnya, ada tiga dimensi yang
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
116
ditambahkan pada model ini. Pertama, dimensi
kualitas pelayanan ditambahkan pada dimensi
kualitas sistem dan kualitas informasi. Kedua,
variabel dampak individual dan variabel
dampak organisasional digabungkan menjadi
variabel manfaat-manfaat bersih (net benefits).
Penggabungan variabel-variabel ini dilakukan
dengan tujuan untuk tetap menjaga model
tetap sederhana namun lengkap. Ketiga, pada
dimensi penggunaan sistem ditambahkan
alternatif dimensi minat pemakai (intention to
use).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Istianingsih dan Utami (2009) mendapati
bahwa kualitas layanan, kualitas sistem, dan
kualitas informasi terbukti secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna sistem informasi, dan kepuasan
pengguna sistem informasi terbukti secara
signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja
individu. Purwaningsih (2010) juga mendapati
bahwa kesuksesan penerapan sistem informasi
yang diadaptasi pada PT Jamsostek
dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas
sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan,
dan kepuasan pengguna serta kesesuaian tugas
dan teknologi. Dimana kepuasan pengguna
dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas
sistem, kualitas informasi, dan kualitas
pelayanan. Penelitian yang dilakukan Livari
(2005) dalam Radityo dan Zulaikha (2007)
menunjukkan hasil bahwa perceived system
quality dan perceived information quality
merupakan prediktor yang signifikan bagi user
satisfaction, namun tidak signifikan terhadap
intensitas penggunaan sistem tersebut, dan
user satisfaction juga merupakan prediktor
yang signifikan bagi individual impact.
Penelitian yang dilakukan Almilia dan
Briliantien (2007) mendapati bahwa faktor
dukungan manajemen puncak berhubungan
signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut
kepuasan pemakai. Penelitian oleh Al-Adaileh
(2009) dalam Nursudi dan Sudarno (2013)
menggunakan variabel kualitas informasi,
persepsi kemudahan penggunaan, persepsi
kegunaan, dukungan manajemen dan
kemampuan teknis pengguna untuk mengukur
tingkat kepuasan pengguna akhir sebagai
indikator persepsi kesuksesan suatu sistem.
Mengacu pada uraian diatas, untuk
mengukur tingkat kepuasan pengguna aplikasi
ERP, peneliti tertarik untuk menggunakan 3
dimensi utama yaitu kualitas sistem informasi,
kualitas informasi, dan kualitas pelayanan
berdasarkan model DeLone dan McLean yang
telah diperbarui (2003) untuk mengukur
tingkat kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP.
Alasannya karena model terbaru ini telah
dimutakhirkan dengan adanya dimensi kualitas
pelayanan. Dimensi ini sinkron untuk
diterapkan dalam penggunaan aplikasi ERP.
Selain itu penelitian ini juga menggunakan
dimensi perceived usefulness dan perceived
ease of use berdasarkan model TAM.
Konsideran lain dalam penelitian ini adalah
menambahkan faktor dukungan manajemen
puncak. Penelitian ini menggunakan data
primer sebagai sumber yang diperoleh dari
penyebaran kuisioner dengan mengambil
obyek pengguna akhir aplikasi ERP Free Open
Source Adempiere pada Usaha Kecil dan
Menengah Blessings.
Tujuan Penelitian ini adalah adalah
untuk memberi bukti empiris tentang
pengaruh kualitas sistem informasi, kualitas
informasi, kualitas pelayanan, perceived
usefulness, perceived ease of use, dan
dukungan manajemen puncak terhadap
kepuasan pengguna akhir aplikasi erp free
open source adempiere pada usaha kecil
menengah.
TELAAH LITERATUR
Kepuasan Pengguna Akhir Software Sistem
Informasi (End-User Satisfaction)
Berhasil atau tidaknya proses
implementasi suatu sistem informasi akuntansi
sulit untuk dinilai. Namun dalam literatur
penelitian maupun dalam praktek, user
satisfaction seringkali digunakan sebagai
ukuran pengganti dari efektivitas sistem
informasi (Melone dalam Istianingsih dan
Utami, 2009). Doll dan Torkzadeh
mendefinisikan end-user satisfaction sebagai
“affective attitude towards a specific computer
application by someone who interacts with the
application directly.” (Doll dan Torkzadeh
dalam Istianingsih dan Utami, 2009). Doll dan
Torkzadeh mengembangkan model End-User
Computing Satisfaction (EUCS) pada tahun
1988 dengan menggunakan kepuasan sebagai
indikator untuk melihat keberhasilan
implementasi dan pengembangan sistem
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
117
informasi. Instrumen EUCS meliputi isi
(content), akurasi (accuracy), bentuk (format),
kemudahan (ease) dan ketepatan waktu
(timeliness).
Penelitian-penelitian yang dilakukan
terhadap keberhasilan implementasi maupun
efektivitas sistem informasi menggunakan
instrumen EUCS, telah banyak mendapati
bahwa dimensi-dimensi atas kepuasan
pengguna akhir sebagai tolak ukur tersebut
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik
dan meyakinkan. Istianingsih dan Wijanto
(2008), dan Istianingsih dan Utami (2009)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kelima dimensi tersebut memenuhi kriteria
valid untuk merepresentasikan konstruk yang
diukur yaitu user satisfaction. Septriani (2010)
menyatakan bahwa semua instrumen tersebut
pada variabel kepuasan pengguna adalah valid
dan reliabel. Penelitian oleh Datsgir dan
Mortezaie (2012) membuktikan isi,
keakuratan, format laporan, mudah dimengerti,
dan tepat waktunya informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi akuntansi berpengaruh
terhadap kepuasan penggunanya.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi
Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
Dalam penelitian ini kualitas sistem
informasi yang dimaksud adalah kualitas paket
program aplikasi (software) yang digunakan
yaitu kualitas software Free Open Source
Adempiere. Menurut DeLone dan McLean
(2003), kualitas sistem informasi yang terdapat
dalam model keberhasilan sistem informasi
mereka dapat diukur ke dalam dimensi
kemudahan penggunaan (ease of use),
fungsionalitas (functionality), keandalan
(reliability), fleksibilitas (flexibility), kualitas
data (data quality), portabilitas (portability),
integrasi (integration), dan kepentingan
(importance). Kualitas sistem informasi dapat
terlihat dari kemampuan software untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan
keinginan penggunanya. Keluaran akhir
berupa laporan keuangan yang dihasilkan
melalui proses siklus akuntansi dengan
menggunakan software akan berkualitas jika
software yang digunakan juga berkualitas.
Informasi yang berkualitas tentu akan
memengaruhi kepuasan pengguna akhirnya.
Karenanya, kualitas sistem informasi menjadi
sinyal utama dalam mengukur tingkat
kepuasan pengguna akhir suatu aplikasi.
Banyak peneliti menggunakan kualitas
sistem informasi sebagai tolak ukur kepuasan
penggunanya. Seperti Baridwan dan Hanum
(2007), Istianingsih dan Wijanto (2008),
Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih
(2010), Santoso (2012), Tananjaya (2012),
Fendini, Kertahadi, dan Riyadi (2013),
Wijayanto (2013) dan Nursudi dan Sudarno
(2013) telah membuktikan bahwa kualitas
sistem secara signifikan berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna akhir sistem
informasi. Indriani dan Adryan (2009) yang
meneliti pengaruh kualitas sistem informasi
terhadap kepuasan pengguna dengan
menggunakan satu per satu dimensi kualitas
sistem mendapati dimensi reliabilitas,
fleksibilitas, dan fungsionalitas berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna. Dari penelitian-
penelitian sebelumnya diatas, peneliti
mengharapkan tingginya kualitas sistem
informasi akan meningkatkan kepuasan
pengguna akhirnya. Maka, hipotesis 1
dinyatakan:
HH11 : Kualitas sistem informasi berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere.
Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Menurut DeLone dan McLean (2003),
kualitas informasi yang terdapat dalam model
keberhasilan sistem informasi mereka dapat
diukur ke dalam dimensi akurasi, ketepatan
waktu, kelengkapan, relevansi, dan
konsistensi. Menurut Hall (2010) dalam
Fardinal (2013) menyatakan bahwa pada
dasarnya, tujuan dari sistem informasi
akuntansi adalah untuk: (a) menyajikan
informasi tentang sumber daya organisasi yang
digunakan, (b) menyajikan informasi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan, dan
(c) menyajikan informasi untuk membantu
personil operasional berhasil melaksanakan
tugasnya secara efisien dan efektif.
Simpulannya, informasi adalah keluaran yang
dihasilkan oleh sistem informasi. Maka
kualitas informasi berfokus pada hasil
keluaran suatu sistem informasi, serta tingkat
kualitas keluaran bagi pengguna.
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
118
Dalam penelitian ini informasi yang dimaksud
adalah laporan keuangan yang akan digunakan
baik oleh pihak eksternal maupun internal
perusahaan. Hendaknya aplikasi ERP yang
digunakan mampu menyediakan informasi
yang dibutuhkan penggunanya, karena
semakin berkualitas laporan keuangan yang
dihasilkan, semakin tepat keputusan yang akan
diambil perusahaan dan semakin tinggi tingkat
kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP,
berlaku juga sebaliknya.
Pendapat diatas didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan Istianingsih dan
Wijanto (2008), Istianingsih dan Utami
(2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012),
Fendini et. al (2013), Nursudi dan Sudarno
(2013) bahwa kualitas informasi terbukti
secara signifikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir. Namun pengujian
yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha
(2007), dan Wijayanto (2012) mendapati
bahwa kualitas sistem informasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna, yang diasumsikan karena sebagian
besar responden kurang memahami kualitas
informasi. Baridwan dan Hanum (2007)
mendapati pada penelitiannya bahwa pengaruh
kualitas informasi memberikan kontribusi
paling kecil dan tidak menimbulkan
peningkatan terhadap kepuasan pemakai.
Zunaidi, Waluyo, dan Agustini (2011) yang
meneliti pengaruh kualitas informasi terhadap
kepuasan pengguna mendapati dimensi
ketepatan waktu, dan relevansi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan
pemakai, sedangkan dimensi akurasi informasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap
kepuasan pemakai. Berdasarkan gap penelitian
yang terjadi, maka pada penelitian ini peneliti
ingin menguji kembali pengaruh kualitas
informasi terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
Maka hipotesis 2 dinyatakan:
HH22 : Kualitas informasi berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere)
Dalam penelitian ini pelayanan yang
dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh
penyedia paket program aplikasi yang
digunakan. Menurut DeLone dan McLean
(2003), kualitas pelayanan yang terdapat
dalam model keberhasilan sistem informasi
mereka dapat diukur ke dalam dimensi wujud
fisik (hardware, software, brainware) yang
nyata, keandalan, kesiapan, jaminan, dan
empati. Pihak penyedia informasi mempunyai
peran ganda, yaitu menghasilkan produk
informasi, dan menyediakan layanan
dukungan untuk pihak pengembang pengguna
akhir. Myers et al. (1997) dalam Istianingsih
dan Utami (2009) menyatakan bahwa kualitas
layanan seperti halnya dengan kualitas sistem
dan kualitas informasi memiliki pengaruh
terhadap kepuasan pengguna. Ketika penyedia
paket program software system informasi
menyediakan layanan yang berkualitas tinggi,
dapat diperkirakan kepuasan pengguna
software pun akan meningkat.
Mendukung dugaan diatas, penelitian
oleh Talitha dan Prasetya (2011) dan Setiawan
dan Saputra (2012) yang menggunakan kelima
dimensi kualitas pelayanan dalam model
D&M yang diperbarui menyimpulkan bahwa
kelima dimensi tersebut memang berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Adiwinoto (2012) menyimpulkan bahwa
dimensi availability, user freindliness,
productivity, durability, responsiveness,
timeless of support, reliability, dan integration
berkorelasi positif dan sangat kuat terhadap
kepuasan pengguna. Penelitian oleh Baridwan
dan Hanum (2007), Istianingsih dan Utami
(2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012),
Nursudi dan Sudarno (2013) juga
menunjukkan bahwa kepuasan pengguna
sistem informasi dipengaruhi positif signifikan
oleh kualitas pelayanan. Diptyana dan
Agnestasia (2010) yang meneliti pengaruh
kualitas layanan sistem informasi terhadap
kepuasan pengguna mendapati dimensi
reliability, responsiveness, dan emphaty
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengguna, dan hanya dimensi
assurance tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kepuasan penggunanya.
Simpulannya adalah kepuasan pengguna
software system informasi turut dipengaruhi
oleh kualitas pelayanan dari penyedia paket
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
119
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
Maka, hipotesis 3 dinyatakan:
HH33: Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere.
Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Perceived usefulness atau persepsi
kemanfaatan merupakan salah satu dari dua
variabel yang ditempatkan dalam model
Technology Acceptance Model (TAM) untuk
menjelaskan perilaku-perilaku pengguna
software. Persepsi ini mengasumsikan jika
teknologi dan sistem informasi yang
digunakan dirasa memberikan manfaat nyata
bagi pengguna, pengguna tersebut akan
memberikan sikap positif dengan terus
memanfaatkan teknologi dan sistem informasi.
Simpulannya, persepsi atau sudut pandang
seorang pengguna dalam melihat kemanfaatan
dan efektivitas dalam penggunaan software
dapat diketahui dari keputusannya untuk
menerima software, dengan memercayai
bahwa software tersebut memberi kontribusi
positif bagi dirinya berkaitan dengan
produktivitas, kinerja, dan efektivitas
tugasnya. Ketika pengguna memutuskan untuk
menerima software, dapat diindikasikan
persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap
kepuasan pengguna.
Beberapa penelitian yang mendukung
dugaan diatas adalah yang dilakukan oleh
Landry et. al (2006), Sekundera (2006),
Istianingsih dan Wijanto (2008), yang
mendapati kemanfaatan (usefulness)
berpengaruh secara positif signifikan terhadap
kepuasan pengguna, sehingga berpengaruh
juga terhadap penerimaan penggunaan sistem
informasi. Budiman dan Arza (2013) juga
menemui bahwa persepsi kemanfatan
berpengaruh signifikan positif terhadap
perilaku untuk tetap menggunakan aplikasi
sistem informasi. Ini berarti responden puas
menggunakan sistem tersebut. Untuk
mendukung konsistensi hasil penelitian-
penelitian tersebut, hipotesis 4 dinyatakan:
HH44 : Perceived usefulness berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere.
Pengaruh Perceived Ease Of Use (X5)
Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
Perceived ease of use (persepsi
kemudahan penggunaan) merupakan variabel
kedua yang terdapat dalam model TAM.
Keberhasilan implementasi software tidak
terlepas dari peran persepsi ini yang juga turut
memengaruhi kepuasan pengguna akhir
software. Persepsi ini mengasumsikan jika
pengguna yakin bahwa software dapat
dipahami dan dioperasikan dengan mudah
tanpa upaya keras dalam menginput data,
memproses data, sehingga memberikan
informasi sesuai dengan keinginan pengguna,
pengguna akan merasa puas dan memengaruhi
perilakunya untuk tetap menggunakan
software tersebut. Menurut Tananjaya (2012),
penerapan software akuntansi berkaitan
dengan masing-masing pemakai software yang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda
(perceived ease of use) dalam menggunakan
suatu software system informasi sehingga
tingkat kepuasan pemakai terhadap software
akuntansi juga berbeda-beda. Simpulannya,
keputusan pengguna untuk menerima software
tersebut diindikasikan oleh tingkat kepuasan
penggunaan software tersebut yang
dipengaruhi oleh kemudahan dalam
penggunaannya.
Hasil penelitian oleh Landry et. al
(2006), Sekundera (2006), dan Budiman dan
Arza (2013) mendukung dugaan diatas.
Penelitian mereka menyimpulkan bahwa ease
of use (kemudahaan penggunaan) secara
positif berpengaruh signifikan terhadap sikap
penerimaan (acceptance) penggunaan sistem,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kemudahan penggunaan secara individu
memuaskan pemakai akhir. Konsistensi hasil
penelitian-penelitian tersebut semakin mem-
buat nyata pengaruh perceived ease of use
terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Maka, hipotesis 5 dinyatakan:
HH55 : Perceived ease of use berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere.
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
120
Keberhasilan penerapan sistem
informasi tidak akan mungkin terwujud jika
tidak ada pedoman yang mengatur mengenai
kegiatan sistem informasi. Manajemen puncak
memiliki kekuatan dan pengaruh untuk
mensosialisasikan pengembangan sistem.
Manajemen puncak bertanggung jawab untuk
memberikan dukungan, seperti menyediakan
aturan-aturan dan kebijakan dalam segala
kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan
software sistem informasi, menyediakan
sarana dan prasarana untuk pengguna akhir
software sistem informasi, atau memberikan
insentif sebagai bentuk reward atas kontribusi
dan jasa karyawan pengguna akhir software
sistem informasi. Dukungan manajemen juga
mengacu pada persetujuan dan dukungan terus
menerus dari pimpinan dan manajemen selama
proses pelaksanaan operasional dari sistem
(Al-Adaileh, 2009 dalam Nursudi dan
Sudarno, 2013). Dengan adanya dukungan dari
manajemen puncak, proses pengembangan dan
pengoperasian sistem informasi memperlihat-
kan kepada karyawan bahwa perubahan-
perubahan yang dilakukan adalah penting dan
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
dan kinerja karyawan.
Ini berarti semakin tinggi dukungan
yang diberikan manajemen puncak, semakin
berpengaruh pada kepuasan karyawan
pengguna akhir software sistem informasi. Hal
ini sejalan dengan hasil uji secara parsial
dalam penelitian Komara (2006), Amilia dan
Briliantien (2007), dan Septriani (2010) yang
membuktikan bahwa dukungan top
manajemen memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem
informasi. Ratnaningsih dan Suaryana (2014)
juga menemui bahwa partisipasi manajemen
secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas sistem
informasi akuntansi. Namun, dari hasil uji
dalam penelitian Nursudi dan Sudarno (2013)
didapati faktor dukungan manajemen
berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap tingkat kepuasan pengguna aplikasi
pelaporan keuangan pemerintah. Hal ini berarti
dukungan manajemen tidak selalu sejalan
dengan tingkat kepuasan pengguna, yang
diasumsikan karena sistem penggunaan
aplikasi bersifat mandatory, serta adanya
perbedaan lingkungan manajemen pada
penelitian tersebut dengan penelitian
sebelumnya. Penelitian ini ingin menguji
tingkat kepuasan pengguna aplikasi ERP Free
Open Source Adempiere yang dipengaruhi
oleh dukungan manajemen puncak. Maka,
hipotesis 6 dinyatakan:
HH66: Dukungan manajemen puncak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
akhir aplikasi ERP Free Open Source
Adempiere.
METODA PENELITIAN
Variabel Penelitian dan Definisi Operasio-
nal Variabel
Variabel yang menjadi titik perhatian dalam
penelitian ini terdiri dari 6 (enam) variabel
independen dan 1 (satu) variabel dependen.
1. Variabel independen (variabel bebas)
berupa kualitas sistem informasi, kualitas
informasi, kualitas pelayanan, perceived
usefulness, perceived ease of use, dan
dukungan manajemen puncak.
2. Variabel dependen (variabel terikat) berupa
kepuasan dari pengguna akhir software
informasi.
Kualitas Sistem Informasi
Kualitas sistem informasi berarti kualitas
dari kombinasi hardware dan software dalam
sistem informasi. Fokusnya adalah performa
dari sistem, yang merujuk pada seberapa baik
kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
kebijakan, prosedur dari sistem informasi
dapat menyediakan informasi kebutuhan
pengguna (DeLone dan McLean dalam
Radityo dan Zulaikha, 2007). Variabel ini
merupakan dimensi pertama dari tiga dimensi
yang diadaptasi dari model kesuksesan sistem
informasi DeLone dan McLean yang
diperbarui. Dimensi-dimensi yang digunakan
untuk mengukur kualitas sistem informasi
dalam model tersebut adalah kemudahan
penggunaan (ease-of-use), fungsionalitas
(functionality), keandalan (reliability),
fleksibilitas (flexibility), kualitas data (data
quality), portabilitas (portability), integrasi
(integration), dan kepentingan (importance).
Selain itu digunakan juga kemampuan
beradaptasi (adaptability), kecepatan respon
(response time), kegunaan (usability) sebagai
indikator tambahan.
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
121
Kualitas Informasi
Informasi adalah hasil keluaran dari
sistem informasi. Maka kualitas informasi
adalah penilaian pada hasil keluaran oleh
sistem informasi, serta tingkat kualitas
keluaran yang dirasakan oleh pengguna.
Variabel ini merupakan dimensi kedua dari
tiga dimensi yang diadaptasi dari model
kesuksesan sistem informasi DeLone dan
McLean yang diperbarui. Dimensi-dimensi
yang digunakan sebagai indikator kualitas
informasi adalah akurasi (accuracy), ketepatan
waktu (timeliness), kelengkapan (complete-
ness), relevan (relevance), dan konsistensi
(consistency). Indikator lain seperti
kemudahan untuk dimengerti (ease of
understand-ding), dan keamanan (security)
juga digunakan dalam penelitian ini.
Kualitas Pelayanan
Kualitas atau mutu pelayanan dapat
diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para pelanggan atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima atau peroleh
dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan atau inginkan. Jika kenyataan lebih
dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat
dikatakan bermutu. Sedangkan jika kenyataan
kurang dari yang diharapkan, maka pelayanan
dapat dikatakan tidak bermutu, apabila
kenyataan sama dengan harapan, maka
pelayanan disebut memuaskan (Fitzsimmons
dan Fitzsimmons dalam Baridwan dan Hanum,
2007). Dimensi kualitas sistem informasi dan
kualitas informasi mungkin merupakan
komponen kualitas yang paling penting.
Namun DeLone dan Mclean (2003)
menyatakan bahwa dimensi ketiga dari model
kesuksesan sistem informasi ini dapat menjadi
variabel yang paling penting. Dimensi-dimensi
seperti wujud fisik nyata (tangibles),
keandalan (reliability), kesiapan (responsive),
jaminan (assurance), dan empati (emphaty)
digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kualitas pelayanan.
Perceived Usefulness
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan
sebagai suatu ukuran penggunaan teknologi
yang dipercaya akan mendatangkan manfaat
bagi orang yang menggunakannya (Budiman
dan Arza, 2013). Satu dari dua variabel yang
ditempatkan dalam model Technology
Acceptance Model (TAM) ini mencakup
dimensi kemanfaatan dan efektivitas. Indikator
yang digunakan untuk mengukur dimensi
kemanfaatan adalah menjadikan pekerjaan
lebih mudah (makes job easier), bermanfaat
(useful), menambah produktifitas (increase
productivity). Sedangkan indikator yang
digunakan mengukur dimensi efektivitas
adalah mempertinggi efektifitas (enchance
effectiveness), mengembangkan kinerja peker-
jaan (improve job performance).
Perceived Ease of Use
Persepsi tentang kemudahan penggu-
naan sebuah teknologi didefinisikan sebagai
suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa
komputer dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan (Budiman dan Arza, 2013).
Teknologi informasi sangat mudah dipelajari,
teknologi informasi mengerjakan dengan
mudah apa yang diinginkan oleh pengguna,
teknologi informasi sangat mudah untuk
meningkatkan keterampilan pengguna, dan
informasi sangat mudah untuk dioperasikan
adalah indikator-indikator yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi
kemudahan penggunaan pengguna akhir.
Dukungan Manajemen Puncak
Dukungan top manajemen dalam
penelitian ini diartikan sebagai pemahaman
top manajemen tentang sistem komputer dan
tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan
tentang SI atau komputerisasi (Lee dan Kim
dalam Komara, 2006). Tingkat dukungan yang
diberikan oleh top manajemen bagi sistem
informasi organisasi dapat menjadi suatu
faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan
dengan sistem informasi (Raghunathan dan
Raghunathan dalam Septriani, 2010).
Kepuasan Pengguna Akhir
Kepuasan pemakai menggambarkan
keselarasan antara harapan dan hasil yang
diperoleh dari adanya suatu sistem informasi.
Kepuasan pemakai merupakan tingkat
kesepadanan antara kebutuhan yang ingin
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
122
dipenuhi dengan kenyataan yang diterima
(Zunaidi, et. al 2011). Karakteristik yang
digunakan dalam penelitian ini untuk
mengukur kepuasan pengguna akhir adalah isi
(content), akurasi (accuracy), bentuk (format),
kemudahan penggunaan (ease of use),
ketepatan waktu (timeliness).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua individu karyawan pengguna akhir
(end-user) paket program aplikasi (software)
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
pada UKM Blassings yaitu staff accounting,
staff purchasing, staff inventory strategic, staff
audit, staff finance, staff marketing, dan staff
transportasi sebanyak kurang lebih 50 orang.
Teknik pemilihan sampel adalah non-
probability sampling, dengan menggunakan
metode purposive sampling berdasarkan
kriteria: responden bekerja di departemen yang
menggunakan ERP Free Open Source
Adempiere; responden sudah berpengalaman
menggunakan ERP Free Open Source
Adempiere lebih dari enam bulan. Metode ini
digunakan dengan pertimbangan karena
peneliti ingin mengetahui gambaran umum
dari suatu keadaan, dan terbatasnya biaya serta
waktu penelitian.
Jumlah kuesioner yang dibagikan adalah
50 kuesioner. Tetapi besarnya sampel
ditentukan berdasarkan jumlah responden yang
mengembalikan kuesioner. Periode penelitian
ini adalah mulai dari waktu penyebaran sampai
pengumpulan kuesioner.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan merupakan data
primer yang diperoleh langsung dari jawaban
responden atas daftar kuesioner, dan data
sekunder berupa berbagai literatur pustaka
seperti jurnal-jurnal penelitian terdahulu, dan
sumber-sumber lainnya yang relevan dengan
penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan
dengan mengirimkan kuesioner langsung ke
tempat responden bekerja yang terdiri dari
pertanyaan yang bersifat tertutup (closed
questionnaires). Pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner dikategorikan menjadi 7 (tujuh)
kategori, yaitu variabel kualitas sistem
informasi terdiri dari 13 pertanyaan, variabel
kualitas informasi terdiri dari 9 pertanyaan,
variabel kualitas pelayanan terdiri dari 8
pertanyaan, variabel perceived usefulness
(persepsi kemanfaatan) terdiri dari 8
pertanyaan, variabel perceived ease of use
(persepsi kemudahan penggunaan) terdiri dari
6 pertanyaan, variabel dukungan manajemen
puncak terdiri dari 6 pertanyaan, dan variabel
kepuasan pengguna akhir software ERP Free
Open Source Adempiere terdiri dari 10
pertanyaan. Seluruh variabel yang digunakan
dalam penelitian ini diukur oleh indikator-
indikator pertanyaan dalam bentuk skala
Likert lima tingkat, (Sangat Tidak Setuju(1),
Tidak Setuju (2), Ragu-ragu (3), Setuju (4),
Sangat Setuju (5).
Kuesioner yang dibagikan disertai
dengan permohonan kesediaan menjadi
responden, penjelasan tujuan penelitian, dan
petunjuk pengisian. Peneliti memberikan
waktu satu minggu bagi responden untuk
pengisian kuesioner.
Pengumpulan data sekunder didapat dari
metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji
berbagai literatur pustaka seperti jurnal-jurnal
penelitian terdahulu, skripsi, tesis, data yang
diperoleh dan disajikan oleh pihak lain,
internet, dan sumber-sumber lainnya yang
relevan dengan penelitian.
Uji Kualitas Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengetahui apakah alat ukur berupa item-item
pertanyaan dalam kuesioner sudah valid
(layak) untuk mengukur variabel-variabel yang
akan didefinisikan. Teknik korelasi yang
digunakan adalah Spearman’s Rho Correlation
uji 2 arah (two-tailed), dimana setiap skor item
dikorelasikan dengan total skor item variabel,
kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan
nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01.
Suatu kuesioner dapat dikatakan valid ketika
setiap item pertanyaan mampu mengukur
sesuatu yang menjadi tujuan dari kuesioner
tersebut. Tinggi rendahnya tingkat validitas
akan menunjukkan sejauh mana data yang
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
123
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi dari hasil (data)
dalam waktu yang berbeda. Indikator untuk
mengukur reliabilitas penelitian ini adalah
dengan menggunakan Cronbach’s Alpha (α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Koefisien Cronbach’s Alpha yang mendekati
satu menunjukkan bahwa tingkat
reliabilitasnya semakin tinggi dan baik.
Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis
yang telah disajikan, maka teknik analisa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 +
β6X6 + ε
Keterangan:
Y = Kepuasan Pengguna Akhir Software
β0 = Konstanta
β1 – β6 = Koefisien regresi variabel
independen
X1 = Kualitas Sistem Informasi
X2 = Kualitas Informasi
X3 = Kualitas Pelayanan
X4 = Perceived Usefulness
X5 = Perceived Ease of Use
X6 = Dukungan Manajemen Puncak
ε = Residual
HASIL DAN PEMBAHASAN
Demografi Responden
Data berikut menyajikan informasi
mengenai responden yang meliputi jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan
lamanya penggunaan software ERP Free Open
Source Adempiere. Untuk mendapatkan
gambaran mengenai subyek penelitian, tabel
berikut memperlihatkan profil dari responden
Tabel 1.
Identitas Responden No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jenis kelamin 30 100
a. Pria 10 33%
b. Wanita 20 67%
2 Usia 30 100
a. Dibawah/sama dengan 20 tahun
b. 21 sampai dengan 30 tahun 29 97%
c. 31 sampai dengan 40 tahun 1 3%
d. Diatas 40 tahun
3 Pendidikan terakhir 30 100
a. SMA/Sederajat 2 7%
b. Diploma 2 7%
c. Sarjana 25 83%
d. Pasca Sarjana
e. Lainnya 1 3%
4 Lama penggunaan software Navision 30 100
a. Dibawah/sama dengan 1 tahun
b. Diatas 1 tahun 30 100%
Sumber: Data primer diolah, 2014
Sesuai dengan kriteria pengambilan
sampel, responden yang dijadikan sampel
adalah responden yang sudah berpengalaman
menggunakan software Navision lebih dari
satu tahun. Maka seluruh responden yang
berjumlah 30 responden atau sebesar 100%
telah menggunakan software Navision diatas 1
tahun. Mayoritas responden adalah wanita
sebanyak 20 responden atau sebesar 67%,
sedangkan sisanya sebanyak 10 responden
atau sebesar 33% adalah pria. Jumlah
responden yang berusia antara 21 sampai
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
124
dengan 30 tahun sebanyak 29 responden atau
sebesar 97%, dan responden yang berusia 31
sampai dengan 40 tahun sebanyak 1 responden
atau sebesar 3%. Mayoritas pendidikan
terakhir responden adalah Sarjana yaitu
sebanyak 25 responden atau sebesar 83%.
Jumlah responden dengan pendidikan terakhir
SMA/sederajat sebanyak 2 responden atau
sebesar 2%, dengan pendidikan terakhir
Diploma sebanyak 2 responden atau sebesar
2%, dan yang mengisi lainnya sebanyak 3%.
Tabel 2 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation System_Q 30 3.2308 4.6154 3.961538 .3503285
Information_Q 30 3.2222 4.4444 3.888889 .2903294
Service_Q 30 1.0000 4.3750 3.270833 .7906262
Usefulness 30 3.2500 5.0000 3.970833 .2836860
Ease 30 2.8333 4.6667 3.827778 .3726352
Top_Man 30 2.0000 4.0000 3.505556 .6228155
USAT 30 2.8000 5.0000 3.923333 .3549486
Valid N (listwise) 30
Sumber: Data primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4.3 diatas, semua
variabel mempunyai Mean atau nilai rata-rata
yang tinggi mendekati nilai Maximum. Dapat
disimpulkan bahwa rata-rata responden telah
memberikan penilaian yang cukup baik
terhadap masing-masing instrumen variabel
penelitian.
Hasil Uji Hipotesis
Tabel 3
Implikasi dan Signifikansi
Variabel B Sig.t
Constant -0.909 0.073
Kualitas Sistem Informasi 0.079 0.542
Kualitas Informasi 0.325 0.018
Kualitas Pelayanan 0.01 0.817
Perceived usefulness 0.347 0.025
Perceived ease of use 0.539 0.000
Dukungan Manajemen 0.116 0.026
Sig.F .000b
Adj.R2 0.812
Tabel 4.72 menunjukkan persamaan
regresi variabel kualitas sistem informasi,
kualitas informasi, kualitas pelayanan,
perceived usefulness, perceived ease of use,
dan dukungan manajemen puncak terhadap
kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free
Open Source Adempiere sebagai berikut:
Y = -0,909 + 0,079KSI + 0,325KI + 0,010KP
+ 0,347PU + 0,539PEU + 0,116Man
Temuan lain dari penelitian ini adalah,
secara simultan kualitas sistem informasi,
kualitas informasi, kualitas pelayanan,
perceived usefulness, perceived ease of use,
dan dukungan manajemen puncak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
Meski secara parsial ternyata hanya kualitas
informasi, perceived usefulness, perceived
ease of use, dan dukungan manajemen puncak
yang berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free
Open Source Adempiere. Model penelitian ini
juga mampu menjelaskan variasi kepuasan
pengguna akhir aplikasi ERP Free Open
Source Adempiere sebesar 81,2 persen,
sementara sisanya sebesar 28,8 persen adalah
oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam
penelitian.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini didapati 4 faktor
yang secara signifikan memengaruhi kepuasan
pengguna akhir kepuasan pengguna akhir
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere di
UKM Blesings. 4 faktor tersebut adalah
kualitas informasi, perceived usefulness,
perceived ease of use, dan dukungan
manajemen puncak. Variabel perceived ease of
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
125
use memiliki tingkat signifikansi terbaik
sebesar 0,000. Hal ini mencerminkan bahwa
responden pengguna aplikasi ERP Free Open
Source Adempiere memiliki persepsi bahwa
software tersebut mudah untuk dioperasikan,
dan responden merasa puas akan kemudahan
penggunaan dari software tersebut. Variabel
kualitas informasi berada di posisi kedua. Hal
ini mencerminkan bahwa responden pengguna
aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
mementingkan kualitas informasi yang
dihasilkan oleh software tersebut, dan
responden merasa puas akan informasi yang
dihasilkan oleh software ERP Free Open
Source Adempiere tersebut. Dalam penelitian
ini juga didapati kualitas sistem informasi dan
kualitas pelayanan yang memiliki hasil yang
positif namun tidak signifikan. Hal ini
mencerminkan bahwa kualitas sistem
informasi dan kualitas pelayanan yang
diberikan belum sepenuhnya memenuhi
harapan responden atau belum berjalan dengan
optimal.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi
Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas
sistem informasi yaitu software ERP Free
Open Source Adempiere berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap kepuasan
pengguna akhirnya. Hasil penelitian ini senada
dengan hasil penelitian Radityo dan Zulaikha
(2007) dimana variabel system quality dalam
pengembangan sistem informasi manajemen
tidak berpengaruh signifikan terhadap user
satisfaction. Walaupun dalam penelitian ini
kualitas sistem software ERP Free Open
Source Adempiere tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan penggunanya,
penelitian ini tetap yakin bahwa sistem
informasi jika diberi perhatian secara spesifik
dalam segi kemudahan penggunaan (ease of
use), fungsionalitas (functionality), keandalan
(reliability), fleksibilitas (flexibility), kualitas
data (data quality), portabilitas (portability),
integrasi (integration), dan kepentingan
(importance) akan memengaruhi kepuasan
penggunanya sehingga pengimplementasian
sistem tersebut dapat dikatakan berhasil.
Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas
sistem informasi berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir
software ERP Free Open Source Adempiere.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Istianingsih dan Wijanto
(2008), Istianingsih dan Utami (2009),
Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Fendini
et. al (2013), Nursudi dan Sudarno (2013)
bahwa kualitas informasi terbukti secara
signifikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan pengguna akhir. Dengan hasil ini
dapat disimpulkan bahwa segi akurasi
(accuracy), ketepatan waktu (timeliness),
kelengkapan (completeness), relevansi
(relevance), dan konsistensi (consistency)
yang terdapat dalam dimensi kualitas
informasi dirasakan secara nyata dari output
berupa laporan keuangan yang dihasilkan.
Semakin tinggi kualitas informasi yang
dihasilkan oleh software Navision akan
semakin meningkatkan kepuasan
penggunanya. Hal ini disebabkan karena
pekerjaan mereka sangat bergantung pada
akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan,
relevansi, dan konsistensi laporan sebagai
media alat bukti perpajakan, media
pemerikasaan audit, dan pengambilan
keputusan.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas
pelayanan yang diberikan oleh penyedia
paket program ERP Free Open Source
Adempiere berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap kepuasan pengguna
akhirnya. Sistem informasi akuntansi berbasis
komputer yang diimplementasikan di UKM
Blessings rupanya belum cukup memenuhi
kualitas pelayanan seperti yang diharapkan
oleh penggunanya. Hasil ini tidak mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Baridwan dan Hanum (2007), Istianingsih
dan Utami (2009), Purwaningsih (2010),
Santoso (2012), Nursudi dan Sudarno (2013)
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
126
yang menyimpulkan bahwa kepuasan
pengguna sistem informasi dipengaruhi
positif signifikan oleh kualitas pelayanan.
Hasil yang berbeda ini mungkin disebabkan
oleh responden yang sebagian besar adalah
staf, mengingat posisi staf tidak berinteraksi
terlalu banyak dengan penyedia paket
program ERP Free Open Source Adempiere
sehingga masih ada yang merasa ragu bahkan
sangat tidak setuju bahwa segi-segi wujud
fisik (hardware, software, brainware) yang
nyata, keandalan, kesiapan, jaminan, dan
empati benar-benar telah diberikan oleh pihak
penyedia paket program ERP Free Open
Source Adempiere.
Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa perceived
usefulness berpengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna akhir software
ERP Free Open Source Adempiere. Hasil ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Landry et. al (2006), Sekundera
(2006), Istianingsih dan Wijanto (2008), dan
Budiman dan Arza (2013) yang menyatakan
bahwa kemanfaatan (usefulness) berpengaruh
secara positif signifikan terhadap kepuasan
pengguna, sehingga berpengaruh juga terhadap
penerimaan (acceptance) penggunaan sistem
informasi. Hasil ini mencerminkan para
pengguna memiliki persepsi bahwa software
ERP Free Open Source Adempiere memberi
kontribusi positif bagi mereka sehubungan
dengan produktivitas, kinerja, dan efektivitas
tugasnya sehingga mereka puas menggunakan
software ERP Free Open Source Adempiere
tersebut. Semakin tinggi manfaat yang mereka
rasakan, akan semakin tinggi pula kepuasan
yang mereka dapatkan.
Pengaruh Perceived Ease of Use Terhadap
Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP
Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa perceived
ease of use berpengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna akhir software
ERP Free Open Source Adempiere. Variabel
ini memiliki tingkat signifikansi yang tertinggi
dari variabel lainnya. Hal ini mencerminkan
para pengguna memiliki persepsi bahwa baik
dalam proses menginput data sampai
pengolahan laporan keuangan software ERP
Free Open Source Adempiere dapat
dioperasikan dengan mudah tanpa perlu
mengerahkan upaya yang keras. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh
Landry et. al (2006), Sekundera (2006), dan
Budiman dan Arza (2013) yang
menyimpulkan bahwa ease of use
(kemudahaan penggunaan) secara positif
berpengaruh signifikan terhadap sikap
penerimaan (acceptance) penggunaan sistem,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
kemudahan penggunaan secara individu
memuaskan pemakai akhir. Semakin mudah
dalam pengoperasiannya, kepuasan pengguna
juga akan meningkat terhadap penggunaan
software.
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak
Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir
Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere
Hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan memperlihatkan bahwa dukungan
manajemen puncak berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir
software ERP Free Open Source Adempiere.
Dukungan yang dimaksud mengacu pada
dukungan baik secara teknis maupun non
teknis. Hasil penelitian ini mencerminkan
bahwa dukungan manajemen puncak yang
diberikan melalui kebijakan-kebijakan yang
berlaku, adanya pengembangan sistem
informasi, pemberian insentif maupun
pemberlakuan hukuman tegas bagi karyawan
sehubungan dengan pemanfaatan software
ERP Free Open Source Adempiere
memperlihatkan kepada karyawan bahwa
perubahan-perubahan yang dilakukan adalah
penting dan dapat meningkatkan kinerja
mereka, sehingga berpengaruh terhadap
kepuasan karyawan dalam menggunakan
software tersebut. Hasil ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Komara
(2006), Amilia dan Briliantien (2007),
Septriani (2010), dan Ratnaningsih dan
Suaryana (2014) yang membuktikan bahwa
dukungan top manajemen memiliki pengaruh
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
127
positif signifikan terhadap kepuasan pengguna
sistem informasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel kualitas sistem informasi,
kualitas informasi, kualitas pelayanan,
perceived usefulness, perceived ease of use,
dan dukungan manajemen puncak terhadap
kepuasan pengguna akhir software sistem ERP
Non-berbayar. Berdasarkan hasil olah data
diperoleh hasil bahwa kualitas informasi,
perceived usefulness, perceived ease of use,
dan dukungan manajemen puncak yang
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna akhir aplikasi ERP Free Open
Source Adempiere.
Saran
Saran pengembangan bagi penelitian
yang akan datang diharapkan menggunakan
sampel dari perusahaan-perusahaan yang
memakai aplikasi ERP Open Source yang
berbeda yang mungkin bisa memberikan hasil
yang berbeda dari penelitian ini. Selain itu,
diharapkan memperbanyak jumlah sampel
yang digunakan sehingga bisa memberikan
kemampuan prediksi yang lebih baik.
Penelitian ini terbatas pada pengguna software
aplikasi berbasis ERP, maka penelitian yang
akan datang bisa mengembangkan penelitian
pada pengguna software aplikasi yang non-
ERP.
DAFTAR REFERENSI
Adiwinoto, Bambang. 2012. Kinerja Bagian
Sistem Informasi Ditinjau Dari Kepuasan
Dan Peningkatan Kinerja Pelanggan
Internal Studi Kasus: STMIK Atma
Luhur Pangkalpinang. Jurnal Online
STMIK Atma Luhur, Pangkal Pinang.
Almilia, Luciana Spica, dan Irmaya
Briliantien. 2007. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi pada Bank Umum
Pemerintah di Wilayah Surabaya dan
Sidoarjo. Seminar Nasional Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Anshar, Satria Muhammad. 2005. Pengaruh
Persepsi Kemudahan Penggunaan
Terhadap Keberhasilan Implementasi
Aplikasi Sistem Informasi Keuangan
Daerah Dengan Persepsi Kemanfaatan,
Sikap Pengguna Dan Perilaku Untuk
Tetap Menggunakan Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Online Universitas
Negeri Padang, Padang.
Badriwan, Zaki, dan Latifah Hanum. 2007.
Kualitas dan Efektivitas Sistem Informasi
Berbasis Komputer. TEMA, 8 (2).
Budiman, Fuad, dan Fefri Indra Arza. 2013.
Pendekatan Technology Acceptance
Model dalam Kesuksesan Implementasi
Sistem Informasi Manajemen Daerah.
Jurnal WRA, 1 (1).
Dastgir, Mohsen, Ahmad S. Mortezaie. 2012.
Factors Affecting The End-User
Computing Satisfaction. Business
Intelligence Journal, 5 (2).
DeLone, William, and Ephraim McLean.
2003. The DeLone and McLean Model of
Information Systems Success: A Ten-Year
Update. Journal of Management
Information Systems, 19 (4).
Diptyana, Pepie, dan Stefy Agnestasia. 2010.
Studi Atas Kualitas Jasa Sistem Informasi
Pada Bisnis E-Voucher. Neo-Bis Jurnal
Berkala Ilmu Ekonomi, 4(2).
Fardinal. 2013. The Quality of Accounting
Information and The Accounting
Information System through The Internal
Control Systems: A Study on Ministry and
State Agencies of The Republic of
Indonesia. Research Journal of Finance
and Accounting, 4 (6).
Fendini, Dian Septiayu, Kertahadi, dan
Riyadi. 2013. Pengaruh Kualitas
Sistem Dan Kualitas Informasi
Terhadap Kepuasan Pengguna (Survei
Pada Karyawan Pengguna Aplikasi
Pelayanan Pelanggan Terpusat Di PT.
JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016
128
PLN (Persero) Area Malang). Jurnal
Adiminstrasi Bisnis, 4(1).
Ilias, Azleen, Mohd Zulkeflee Abd Razak.
2011. A validation of the end-user
computing satisfaction (EUCS) towards
computerised accounting system. Global
Business and Management Research,
03(02).
Indriani, Mirna, dan Reza Adryan. 2009.
Kualitas Sistem Informasi Dan Kepuasan
Pengguna Sistem Informasi Perguruan
Tinggi Universitas Syiah Kuala. Jurnal
Telaah dan Riset Akuntansi, 2(1).
Istianingsih, dan Setyo Hari Wijanto. 2008.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi,
Perceived Usefulness, Dan Kualitas
Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna
Akhir Software Akuntansi. Simposium
Nasional Akuntansi XI.
Istianingsih, dan Wiwik Utami. 2009.
Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem
Informasi Terhadap Kinerja Individu
(Studi Empiris Pada Pengguna Paket
Program Aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi Di Indonesia). Simposium
Nasional Akuntansi XII.
Komara, Acep. 2006. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Jurnal Maksi, 6
(2): 143-160.
Kustono, Alwan Sri. 2011. Pengaruh
Keahlian Pengguna Terhadap Kinerja
Sistem Informasi dengan Variabel
Intervening Partisipasi, Kecemasan,
Kepuasan, Derajat Penerimaan, dan
Ketidakpastian Kerja. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Manajemen dan
Kewirausahaan Optimal, 5 (1): 38-50.
Landry, Brett J. L., Rodger Griffeth, and
Sandra Hartman. 2006. Measuring Student
Perceptions of Blackboard Using the
Technology Acceptance Model. Decision
Sciences Journal of Innovative Education,
4 (1).
Nursudi, Amin, dan Sudarno. 2013. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kepuasan Pengguna Aplikasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah. Diponegoro
Journal of Accounting, 2 (3)1-12.
Purwaningsih, Susanti. 2010. Kesuksesan
Penerapan Sistem Informasi pada Sistem
Informasi Pelayanan Terpadu Online
(Studi Pada PT Jamsostek (Persero)).
Aset, 12(2).
Radityo, Dody, dan Zulaikha. 2007. Pengujian
Model DeLone and McLean Dalam
Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen (Kajian Sebuah Kasus).
Simposium Nasional Akuntansi X,
Makassar.
Ratnaningsih, Kadek Indah, dan I Gusti
Ngurah Agung Suaryana. 2014.
Pengaruh Kecanggihan Teknologi
Informasi, Partisipasi Manajemen, Dan
Pengetahuan Manajer Akuntansi Pada
Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 6(1).
Santoso, Hadi. 2012. Kajian Efektivitas Sistem
Informasi Pangkalpinang Education
Cyber City Berdasarkan Pendekatan
Model Delone Dan Mclean : Studi Kasus
Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang.
Jurnal Online STMIK Atma Luhur,
Pangkal Pinang.
Sekundera P.L, Charlesto. 2006. Penerimaan
Pengguna Akhir Dengan Menggunakan
Technology Acceptance Model Dan End
User Computing Satisfaction Terhadap
Penerapan Sistem Core Banking Pada
Bank ABC. Tesis. Program Pasca
Sarjana, Universitas Dipongoro,
Semarang.
Septriani, Evy. 2010. Pengaruh Kinerja
Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia
(Tbk). Jurnal Ilmiah, Universitas
Gunadarma, Jakarta.
Setiawan, Erie, dan Andrea Saputra. 2012.
Analisis Kualitas Layanan Sistem
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA.……....………………………..……...……(Kowanda, Firdaus & Pasaribu)
129
Informasi Akuntansi Gaji Pokok Pegawai
Terhadap Kepuasan Pegawai Pada
Kementerian Agama Kantor Wilayah
Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Skripsi
Sarjana Komputer STMIK GI MDP.
Talitha, Tita, dan Adi Prasetya. 2011. Analisis
Kualitas Pelayanan Penggu-naan Sistem
Paspor Terpadu Berbasis Biometrik
Terhadap Kepuasan User (Studi Kasus Di
Dinas Imigrasi Kota Semarang). Techno
Science, Vol. 5, No. 2.
Tananjaya, Venia Agustines. 2012. Kualitas
Sistem Informasi, Kualitas Informasi,
Dan Perceived Usefulness Terhadap
Keberhasilan Implementasi Software
Akuntansi. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 1(3).
Widuri, Retnaningtyas. 2010. Ketidak-
pastian Tugas Sebagai Variabel
Moderator Terhadap Hubungan antara
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Kepuasan Pengguna pada End User
Computing. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 12 (1): 41-52.
Wijayanto, Heri. 2013. Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Kesuksesan
Implementasi Enterprise Resources
Planning dengan pendekatan Updated
DeLone and McLean Information System
Success Model. Jurnal Perilaku dan
Strategi Bisnis, 1, 1.
Zunaidi, Makhbub, Dwi Eko Waluyo, dan
Dewi Agustini. 2011. Analisis Pengaruh
Akurasi, Ketepatan Waktu dan Relevansi
Informasi Terhadap Kepuasan Pemakai
Sistem Informasi ATEMIS On Web di
PT TELKOM MSC Area IV Jawa
Tengah dan DIY. Seminar Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi
Terapan.