Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DETERMINAN TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA
(Studi Pada: Bank Umum Syariah, Periode 2012-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S. E.)
Disusun Oleh:
Viya Mauridah
NIM: 1113046000085
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2018M
v
ABSTRAK
Viya Mauridah. 1113046000085. Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia (Studi Pada: Bank Umum Syariah, Periode 2012-2017).
Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi bank umum syariah pada periode 2012-2017. Objek
penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan
triwulan bank umum syariah yang telah dipublikasi melalui website resmi masing-
masing bank umum syariah pada periode 2012 sampai dengan 2017. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kecukupan modal yang
diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), faktor kualitas aset
diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF), faktor likuiditas
diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR), dan faktor profiabilitas
yang diprosikakan dengan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen dan
tingkat efisiensi syariah yang diproksikan dengan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai variabel independen. Metode yang
digunakan dalam peneltian ini adalah Regresi Data Panel yang diolah
menggunakan software aplikasi Eviews 9.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return
on Asset (ROA) berpengaruh secara bersama-sama terhadap tingkat efisiensi bank
umum syariah periode 2012-2017. Secara parsial, Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return on Asset (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap tingkat efisiensi bank umum syariah periode 2012-2017.
Sedangkan Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingat efisiensi bank umum syariah periode 2012-2017.
Kata Kunci :Tingkat Efisiensi, BOPO, CAR, NPF, FDR dan ROA
Pembimbing : M. Nur Rianto Al-Arif, M. Si.
Daftar Pustaka : 2002 – 2017
vi
ABSTRACK
Viya Mauridah. 1113046000085. The Determinants Efficiency of Sharia
Banking in Indonesia (Studies On: Sharia Commercial Banks, Period 2012-2017).
Sharia Economics Studies Program, Faculty of Economics and Business. Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2018.
This research aims to investigate the factors that affect the efficiency of
sharia banks in the period 2012-2017. Object in this research is 11 Sharia
Commercial Banks registered in the Financial Services Authority (OJK).
The data used in this research are secondary data in the form of
quarterly financial statements of sharia banks that have been published through
the official website of each Islamic bank in the period 2012 to 2017. The variables
used in this research are capital adequacy factor is proxied by Capital Adequacy
Ratio (CAR), asset quality factor is proxied by Non Performing Financing (NPF),
liquidity factor is proxied by Financing to Deposit Ratio (FDR), and proficiency
factor is proxied by Return on Asset (ROA) as the dependent variable and the
efficiency of sharia banking is proxied by Operational Expense to Operating
Income (BOPO) as independent variable. The method used in this research is
Data Panel Regression that is processed using Eviews 9 software application.
The research show that the variables of Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) and Return
on Asset (ROA) have an effect on the efficiency of sharia bank in 2012-2017
period., On Partially. Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio
(FDR) and Return on Asset (ROA) have a significant effect to the efficiency of
sharia bank in the period 2012-2017. While Non Performing Financing (NPF)
has no significant effect to theefficiency of sharia bank in the period 2012-2017.
Keywords : The Efficiency, BOPO, CAR, NPF, FDR and ROA
Advisor : M. Nur Rianto Al-Arif, M. Si.
References : 2002-2017
vii
Jl. Damai Raya Rt. 001 Rw. 002 Kec.
Pesanggrahan, Kel. Petukangan Selatan,
Jakarta Selatan, 12270.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Viya Mauridah
2. Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 14 April 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat :
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Al-Khoiriyah Tahun 1999-2000
2. MI Annajah Tahun 2000-2006
3. Pondok Pesantren Daarul Rahman Tahun 2006-2009
4. Pondok Pesantren Daarul Rahman Tahun 2009-2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah wa Syukurillah. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah
senantiasa memberikan segala rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Taklupa shalawat
serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan mungkin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan
tema yang sama. Dan juga skripsi ini tidak mungkin dapat berjalan sejauh ini
tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta do’a yang senantiasa datang
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak DR. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, dan Bapak Abdurrouf, Lc, MA, selaku Ketua
dan Sekretaris Program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yogi Citra Pratama, M.Si, dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak M. Nur Rianto Al-Arif, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan
pengarahan, bimbingan, maupun saran selama proses penyelesaian skripsi
ix
dan terimakasih banyak atas nasihat yang bapak berikan selama bimbingan
maupun saat mengajar di kelas. Tabarakallah pak sehat selalu.
6. Bapak Alm. Riza Wafi dan Bapak AM. Hasan Ali, MA selaku dosen
pembimbing dan penasihat akademik yang telah memberikan arahan, nasihat,
serta saran selama penulis menjalani masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan Hukum dan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu, pengetahuan, dan
bantuannya kepada penulis.
8. My beloved parents, Ayahanda Winarto dan Ibunda Siti Nurhasanah yang
telah mencurahkan segalanya untuk penulis baik kasih sayang, semangat,
pengorbanan, dan telah sabar menunggu penulis menyelesaikan skripsi ini
dengan do’a kalian yang selalu menyertai penulis. Terima kasih banyak untuk
kalian dan semoga kalian selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah
SWT.
9. Adikku Rifat Rosyidah, Muhammad Jafar Ash-Shodiq dan Muhammad Zaky
Al-Farisi terima kasih untuk selalu memberikan semangat baik moril maupun
materil kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan. Tetap semangat
sekolahnya dan jadilah kebanggaan keluarga.
10. Sahabat-sahabatku Najah, Ratna, Nisa ZA, Nisa Aziz, Imah, Ncup dan
Sa’adah terimakasih telah memberikan semangat dan do’a untuk penulis.
Semoga kita selalu baik-baik yaa.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Sufi, Tara, Cipaw, Lita dan Sipa terimakasih
atas semangat, do’a, waktu diskusi, dan juga telah membuat masa perkuliahan
penulis menjadi bewarna.
12. Teman-teman Muamalat 2013 telah menemani penulis dari semester awal
hingga akhir. Terimakasih untuk semua pembelajaran, kenangan dan tetap
dijaga terus silaturrahminya yaaa.
13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
x
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapakn segala
bentuk saran maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi
ini mudah dipahami dan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Mei 2018
Penulis,
Viya Mauridah
xi
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ...................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................v
ABSTRACK ................................................................................................. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..............................................10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................11
E. Sistematika Penulisan ......................................................................12
BAB II TINAJAUAN TEORITIS ...............................................................14
A. Karakteristik Perbankan Syariah ......................................................14
B. Efisiensi ............................................................................................16
C. Efisiensi Perbankan Syariah .............................................................18
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbankan syariah …………… 21
E. Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................................22
F. Non Performing Financing (NPF) ...................................................22
G. Financing to Deposit Ratio (FDR) ...................................................23
H. Return On Asset (ROA) ...................................................................24
xii
I. Penelitian Terdahulu ........................................................................26
J. Kerangka Pemikiran .........................................................................29
K. Hipotesis ..........................................................................................31
L. Pengembangan Hipotesis .................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................37
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................37
B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................38
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................40
1. Jenis Data ...................................................................................40
2. Sumber Data ...............................................................................40
D. Teknik Analisis Data ........................................................................41
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................41
2. Regresi Data Panel .....................................................................41
a. Estimasi Model Data Panel .................................................42
b. Pemilihan Model Regresi Data Panel ..................................45
3. Uji Signifikansi Model Regresi Terpilih ....................................46
a. Koefiisien Determinasi (R2) .................................................46
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .........................................47
c. Uji Sigifikansi Parsial (Uji t) ...............................................48
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...................48
1. Variabel Penelitian .....................................................................48
2. Definisi Operasional Variabel ....................................................49
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................51
A. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................51
1. Tingkat Efisiensi ........................................................................51
2. Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................52
3. Non Performing Financing (NPF) .............................................53
4. Financing to Deposit Ratio (FDR) ..............................................54
5. Return on Asset (ROA) ..............................................................55
xiii
B. Regresi Data Panel ...........................................................................56
C. Uji Signifikansi Model Regresi Terpilih ..........................................61
1. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................61
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...............................................62
3. Uji Sigifikansi Parsial (Uji t) .....................................................62
4. Analisis Regresi .........................................................................65
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................65
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................66
2. Non Performing Financing (NPF) ..............................................67
3. Financing to Deposit Ratio (FDR) ..............................................68
4. Return on Asset (ROA) ...............................................................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................70
A. Kesimpulan ......................................................................................70
B. Saran ................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................72
LAMPIRAN ..................................................................................................76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah 2012-2017 ................................. 2
Tabel 1.2 Perkembangan Aset, DPK dan Pembiayaan Tahun 2012-2017 ................ 3
Tabel 1.3 Perkembangan Rasio Keuangan Perbankan Syariah ....................... 6
Tabel 3.1 Daftar Populasi BUS di Indonesia .................................................. 38
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ................................................................ 39
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 50
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Tingkat Efisiensi .............................................. 52
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Capital Adequicy Ratio (CAR) ......................... 53
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Non Performing Financing (NPF) ................... 53
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Financing to Deposit Ratio (FDR) ................... 54
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Return on Asset (ROA) ................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Common Effect ... 57
Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect ......... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Chow................................................................................ 59
Tabel 4.9 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect..... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Hausman .......................................................................... 61
Tabel 4.11 Ikhtisar Hasil Regresi ...................................................................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................30
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Laporan Keuangan BUS Tahun 2012-2017 ....................76
Lampiran 2 Uji Ekonometrik ......................................................................81
Lampiran 3 Uji Statistik Deskiptif ..............................................................91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memegang peranan yang
sangat penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai lembaga
intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang
menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana
(deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi intermediasi ini akan
berjalan baik apabila surplus unit dan deficit unit memiliki kepercayaan
terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi perbankan akan
meningkatkan penggunaan dana. Dana yang telah dihimpun kemudian akan
disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif. Aktivitas
produktif ini kemudian akan meningkatkan output dan lapangan kerja yang
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.1
Keberadaan sektor perbankan sebagai sub-sistem dalam
perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting. Bahkan
dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar hampir
melibatkan jasa-jasa dari sektor perbankan.
Menurut UU No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau lainnya
untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank di Indonesia
diklasifikasikan menjadi dua, jenis bank ini dibedakan berdasarkan
pembayaran bunga ataupun bagi hasil yaitu bank yang melakukan usaha
secara konvensional dan bank yang melakukan usaha secara syariah.
1 Rino Adi Nugroho, Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan
Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan Metode Stockastic Frontier Analysis (SFA), Skripsi yang
dipubikasikan Universitas Islam Indonesia, (Yogyakarta: 2011), h.1.
2
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat pasca
disahkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir,
khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS),
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.2 Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah Bank Umum Syariah dan kantornya :
Tabel 1.1
Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2012-2017
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 11 11 12 12 13 13
Jumlah Kantor (Unit) 1745 1998 2163 1990 1869 1824
Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank 24 23 22 22 21 21
Jumlah Kantor (Unit) 517 590 320 311 332 346
Total Kantor 2262 2588 2483 2301 2201 2170
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, diolah
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah Bank Umum Syariah (BUS)
mengalami pertumbuhan. Pada periode 2012 hingga 2017 jumlah BUS
bertambah sebanyak 2 BUS dikarenakan terkonversinya UUS milik PT. Bank
Tabungan Pensiun Nasional Syariah menjadi BUS pada tahun 2014 dengan
cara mengakuisi dan mengkonversi PT. Bank Sahabat Purba Danarta (BSPD)
dan terkonversinya UUS milik PT. Bank Aceh Syariah menjadi BUS pada
Tahun 2017. Pertumbuhan tersebut tentunya diikuti dengan peningkatan
jumlah aset, dana pihak ketiga dan pembiayaan yang disalurkan bank syariah,
pertumbuhan ketiga indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai
berikut:
2 Falkhatun dan Yasmin Umar Assegaf, Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah Dan Kesehatan Finansial, Vol. 1 No. 1 Desember 2012, h. 245.
3
Tabel 1.2
Perkembangan Aset, DPK dan Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun
2012-2017
Indikator
Kerja
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Aset (Miliar) 195.018 242.276 272.343 296.262 312.052 377.618
DPK (Miliar) 147.512 183.534 217.858 231.175 279.335 302.590
Pembiayaan
(Miliar) 147.505 184.122 199.330 212.996 248.007 262.898
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Diolah
Pertumbuhan perbankan syariah yang relatif cepat, dapat dilihat pada
indikator seperti aset, dana pihak ketiga serta volume pembiayaan yang terus
mengalami peningkatan, sebagaimana yang terdapat pada Tabel 1.2 jumlah
aset dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Begitu pula dengan dana
pihak ketiga dan volume pembiayaan kedua indikator ini menunjukan
pertumbuhan pada setiap tahunnya.
Pertumbuhan bank syariah di Indonesia merupakan fenomena yang
sangat menarik. Dimana jumlah penduduk Indonesia kini telah mencapai 262
juta jiwa merupakan peluang pasar yang sangat potensial dari posisi
profitabilitasnya. Dari sisi lain dapat dilihat tingginya profitabilitas bisnis
bank syariah yang tercermin dari banyaknya pelaku perbankan asing yang
ikut andil dalam membuka unit bank yang berlandaskan syariah dan
menerima untung yang tidak sedikit.
Dengan perkembangan tersebut, maka tantangan perbankan syariah
dalam menjalankan aktivitasnya juga semakin besar. Perbankan syariah
sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia, memiliki peran yang
sama dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang lebih
baik lagi bagi perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi
4
industry perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko.
Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan
kemampuan pihak manajemen dalam megelolanya secara baik dan benar
untuk menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun, menghasilkan
keuntungan yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri perbankan.
Kinerja yang baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam
mengelola sumber daya yang ada dengan segala keterbatasannya untuk
menghasilkan output dengan jumlah yang tetap dengan menggunakan input
yang lebih sedikit. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan
input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah
organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input
yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran
efisiensi menurut Astiyah dan Jardine bank dihadapkan pada kondisi
bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input
yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat
output tertentu.3
Sebagai lembaga intermediasi, dunia perbankan harus bertindak
rasional dan efisiensi merupakan salah satu kunci yang harus selalu
diperhatikan. Iswandoro S. Permono dan Darmawan menyatakan bahwa,
masalah efisiensi perbankan dirasakan sangat penting saat ini maupun dimasa
mendatang, karena antara lain: (1) Kompetisi yang bertambah ketat; (2)
Permasalahan yang timbul sebagai akibat berkurangnya sumber daya; (3)
Meningkatnya standar kepuasan nasabah. oleh karena itu, analisis efisiensi
perbankan mendesak dilakukan untuk mengetahui dan menentukan penyebab
3 Siti Astiyah dan Jardine, Fungsi intermediasi Dalam Efisiensi Perbankan di Indonesia:
Deviasi Fungsi Profit, Buletin Ekonomi moneter dan perbankan, Volume 8, No. 4, Jakarta, 2006.
H. 529-543.
5
perubahan tingkat efisiensi serta selanjutnya mengambil tindakan korektif
supaya dapat melaksanakan peningkatan efisiensi sebagaimana seharusnya.4
Selain tiga faktor di atas, terdapat juga faktor eksternal lain yang dapat
mempengaruhi tingkat efisiensi bank syariah seperti penelitian yang
dilakukan oleh Anwar, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi operasional bank di Indonesia ada dua yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi efisiensi perbankan
syariah adalah pertumbuhan GDP riil, IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sedangkan faktor internal
yang mempengaruhi efisiensi perbankan syariah adalah total aset sebagai
proksi ukuran bank, Return On Asset (ROA) sebagai proksi keuntungan bank,
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai
proksi likuiditas bank, Non Performing Financing (NPF) sebagai proksi dari
risiko kredit bank.5
Kinerja keuangan bank syariah juga dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi bank syariah tersebut, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Zulfikar yang hasilnya menyatakan bahwa CAR, FDR, ROA, NPF dan NIM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi perbankan
syariah. Variabel GCG berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
tingkat efisiensi perbankan syariah.6 Rosyiqoh dan Agung, menyatakan
bahwa CAR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia.7 dan penelitian Al Arif, yang
hasilnya menyatakan bahwa marjin deposito satu bulan dan tingkat
4 Wilson Arafat, Manajemen Perbankan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2006), h. 138.
5 Mokhamad Anwar et al, Small Business Finance and Indonesian Banks Efficiency: DEA
Approach, The 13th
International Convention of The East Asian Economic Association, 2012. 6 Zulfikar Bagus Pambuko, Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis, Cakrawala Vol. XI no. 2, 2016. H. 191. 7 Rosyiqoh Haida Lutfiana dan Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syaria di Indonesia (Pendekatan Two Stage Data), Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2015. H. 9.
6
profitabilitas (ROA) menunjukkan memiliki pengaruh negatif terhadap
tingkat efisiensi operasional di bank syariah.8
Mengingat pentingnya peran efisiensi pada bank syariah dan
banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi tingakat efisiensi bank syariah,
maka penelitian ini akan memfokuskan meneliti tentang faktor internal bank
syariah seperti kinerja keungan bank syariah sebagai determinan yang dapat
mempengaruhi tingkat efisiensi bank syariah. Untuk mengetahui variabel apa
saja yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.3
sebagai berikut:
Tabel 1.3
Perkembangan Rasio Keuangan Perbankan Syariah Tahun 2012-2017
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017
CAR (%) 14,13 14,44 15,74 15,02 16,63 16,78
NPF (%) 2,22 2,62 4,95 4,84 4,42 4,71
FDR (%) 100,00 100,32 86,66 88,03 85,99 81,77
ROA (%) 2,11 1,94 0,41 0,49 0,63 0,96
BOPO (%) 75,04 79,06 96,97 97,01 96,22 92,90
Sumber : Statistik Perbankan Syariah Diolah
Menurut Dendawijaya, perhitungan penyediaan modal minimum atau
kecukupan modal bank (Capital Adequacy Ratio) didasarkan pada atau
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR). Bank dengan nilai CAR yang tinggi mempunyai
tingkat efisiensi yang lebih baik. CAR mampu merefleksikan kemampuan
sebuah bank menghadapi kemungkinan risiko kerugian tidak terduga. Tingkat
CAR yang dimiliki sebuah bank dapat membentuk persepsi pasar terhadap
tingkat keamanan bank tersebut. Maka CAR dianggap sebagai salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah.9
8 M. Nur Rianto Al Arif , Keterkaitan Kebijakan Pemisahan Terhadap Tingkat Efisiensi
Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 19 No. 2,
2015, h. 295-304. 9 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 2005, h. 40.
7
Berdasarkan Tabel 1.3 variabel CAR mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Pada tahun 2015 CAR mengalami penurunan sebesar 0,72%,
namun pada tahun 2016 dan 2017 CAR mengalami kenaikan kembali.
Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu risiko yang
ditanggung oleh bank karena ada nasabah yang tidak sanggup membayarkan
kredit yang diberikan kepada bank yang dikategorikan dalam kredit kurang
lancar, diragukan dan macet. Semakin besar rasio pembiayaan macet pada
suatu bank, maka secara otomatis akan mengganggu kegiatan operasional
bank, terutama dari segi likuiditas bank tersebut. Hal tersebut dapat
mengakibatkan bank inefisien dalam mendayagunakan sumber daya yang
dimiliki.10
Berdasarkan Tabel 1.3 Rasio NPF selalu mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan syariah belum
efisien dalam melakukan operasionalnya.
Kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak
ketiga yang terkumpul tinggi maka semakin tinggi pula kredit yang diberikan
pihak bank dan akan meningkatkan laba bank yang bersangkutan, dengan
kata lain kenaikan FDR akan meningkatkan return on asset, sehingga kinerja
keuangan bank akan semakin baik dengan asumsi bank tersebut menyalurkan
kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macet akan rendah. Kenaikan
profitabilitas bank mengindikasikan tingkat efisiensi bank yang baik.11
Berdasarkan Tabel 1.3 rasio FDR mengalami perkembangan secara fluktuatif.
Return on Asset (ROA) menunjukkan besarnya pendapatan bersih
bank syariah jika dibandingkan dengan nilai aset yang dikuasai. ROA
memiliki hubungan yang positif dengan tingkat efisiensi dimana semakin
besar keuntungan yang diperoleh, maka bank syariah akan beroperasi lebih
10
Rosyiqoh Haida Lutfiana, Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank Umum
Syariah di Indonesia (Pendekatan Two Stage DEA),Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, 2015. H. 3. 11
Rosyiqoh Haida Lutfiana dan Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syaria di Indonesia (Pendekatan Two Stage Data), Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2015, h. 4.
8
efisien12
. Berdasarkan Tabel 1.3 ROA mengalami perkembangan yang
fluktuatif, dimana pada tahun 2012 sampai 2014 ROA mengalami penurunan
sebesar 1,7% namun pada tahun 2015 sampai 2017 ROA mengalami
peningkatan sebesar 0,55%.
Menurut Purwoko dan Sudiyanto, rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai pengukur efisiensi operasi bertujuan
untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional bank dalam menutup
biaya operasionalnya. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio
BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga
mendekati angka 100%, maka berarti bank tersebut dapat dikategorikan tidak
efisien dalam menjalankan operasinya. Secara konseptual, bank-bank yang
bekerja secara efisien akan dapat menghasilkan laba yang tinggi, karena
dengan efisiensi biaya operasi tersebut akan memaksimalkan pendapatan
bank.13
Pada Tabel 1.3 rasio BOPO perbankan syariah nasional
memperlihatkan bahwa pada tahun 2012-2017 rasio BOPO mengalami
peningkatan, pada tahun 2016 BOPO mengalami penurunan sebesar 0,98%
dan pada tahun 2017 BOPO mengalami penurunan sebesar 3,32% . Meskipun
rasio BOPO mengalami penurunan namun rata-rata BOPO masih terbilang
cukup tinggi yaitu diatas 90%. Maka dengan melihat kinerja keuangan
perbankan syariah menandakan bahwa perbankan syariah belum efisien
dalam melakukan operasionalnya.
Pengukuran efisiensi perbankan Indonesia secara operasional dapat
dilihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut
pendapat Eugenia Mardanugraha, bahwa salah satu indikator efisiensi
perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin rendah rasio BOPO
12
Fadzlan Sufian The Efficiency of Islamic Banking Industry in Malaysia: Foreign vs
Domestic Banks. Humanomics Vol. 23 No. 3, 2007 13
Didik Purwoko dan Bambang Sudiyanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Bank (Studi Empirik Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia), Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol. 5 No. 1, 2013, h. 28.
9
menunjukan bahwa bank tersebut sudah melakukan efisiensi dalam
mengeluarkan biaya-biaya operasional.14
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis ingin membuat
penelitian lebih jauh mengenai pengaruh CAR, NPF, FDR dan ROA terhadap
tingkat efisiensi perbankan syariah dengan menggunakan rasio BOPO, yang
dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul: “Determinan Tingkat
Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia (Studi pada Bank Umum Syariah
Periode 2012-2017)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Kinerja suatu perbankan pada umumnya dikaitkan dengan kemampuan
pihak manajemen dalam mengelolanya secara baik dan benar untuk
menghasilkan tingkat keuntungan tertentu. Namun, menghasilkan
keuntungan yang besar saja tidak cukup dalam mengelola industri
perbankan.
2. Kinerja yang baik pada umumnya dikaitkan dengan efisiensi dalam
mengelola sumber daya yang ada dengan segala keterbatasannya untuk
menghasilkan output dengan jumlah yang tetap dengan menggunakan
input yang lebih sedikit. Kemampuan menghasilkan output yang
maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan.
3. Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah
organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan
input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
4. Pengukuran efisiensi perbankan Indonesia secara operasional dapat
dilihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
14
Edy Hartono, Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan
Menggunakan Pendekatan Parametik, (2009), h. 7
10
Menurut pendapat Eugenia Mardanugraha, bahwa salah satu indikator
efisiensi perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin rendah
rasio BOPO menunjukan bahwa bank tersebut sudah melakukan efisiensi
dalam mengeluarkan biaya-biaya operasional.15
5. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) selalu
meningkat, meskipun ada penurununan dalam satu tahun terakhir namun
rata-rata BOPO masih cukup tinggi yaitu diatas 90%.
6. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi baik faktor eksternal
maupun faktor internal dari bank syariah itu sendiri.
C. Pembatasan Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah
diatas, tentu saja dalam pembahasan skripsi ini harus dilakukan pembatasan
masalah agar penulis skripsi ini lebih terarah. Penelitian ini dibatasi pada
upaya mengkaji:
1. Penelitian ini menggunakan data dari laporan semesteran pada masing-
masing bank umum syariah yang dipublikasikan di masing-masing
website resmi bank umum syariah tersebut pada periode 2012 sampai
dengan 2017.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel CAR, NPF, FDR dan ROA berpengaruh secara parsial
terhadap BOPO?
2. Apakah variabel CAR, NPF, FDR dan ROA berpengruh secara simultan
terhadap BOPO?
15
Edy Hartono, Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan
Menggunakan Pendekatan Parametik, (2009), h. 7
11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dirumuskan, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh maing-masing variabel CAR, NPF, FDR
dan ROA terhadap BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional) secara parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh CAR, NPF, FDR dan ROA terhadap
BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) secara
simultan.
Manfaat penelitian
1. Bagi penulis
Selain menambah pengetahuan baru bagi penulis, penelitian ini
juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan teori yang
didapatkan dalam kegiatan perkuliahan selama ini. Serta dapat
memberikan solusi terhadap masalah perbankan yang terjadi selama ini.
2. Akademisi dan Pembaca
Dapat memberikan pengetahuan tentang masalah perbankan
khususnya efisiensi dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian
selanjutnya yang akan membahas tentang masalah perbankan.
3. Bagi perbankan syariah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan koreksi untuk meningkatkan
kinerja perbankan syariah pada periode tersebut.
12
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan
penulisan skripsi maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima
bab dengan rincian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik
tentang efisiensi perbankan syariah. Pembahasan
mengenai teori tersebut meliputi karakteristik perbankan
syariah, teori efisiensi dan efisiensi perbankan syariah,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai ruang lingkup
penelitian, metode penentuan sampel, metode
pengumpulan data, metode analisis data dan definisi
operasional variabel.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang: analisis deskriptif statistik,
pemilihan model regresi data panel, analisis hasil regresi,
hasil pengujian hipotesis, dan interpretasi hasil
13
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini, berisi kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis
sampaikan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Perbankan Syariah
Bank Syariah adalah bank yang dapat melaksanakan aktivitasnya
dalam pemberian jasa dan lainnya berdasarkan prinsip syariah islam, seperti
menghindari penggunaan instrument bunga (riba) dan beroperasi dengan
prinsip bagi hasil, sedangkan menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
Pasal 1 Ayat 7 disebutkan bahwa bank syariah adalah sebagai berikut :
“Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah”.1
Bank Syariah adalah bank yang dalam rangka penyaluran dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual
beli dan bagi hasil.
Bank syariah secara umum adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah. oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah
uang sebagai dagangan utamanya.2
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah
juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional
dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi
SAW. Seperti pada surat An Nisa ayat 29 :
1 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), 2011, h. 296. 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia), 2003, h.27.
15
ى ك ى ت ل أ ل إ بط ب بل ن ب ك ي ن ب ك ل ا ه ا أ ل ك أ ا ل ت يي آه ز ب ال ي ب أ ي
ين ح ن س ك بى ب ك ى للا ن إ ك س ف ا أ ل ت ق ل ت ن ك اض ه ي تش ع ة بس ج ت
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
(QS. An Nisa: 29).
Menurut Antonio dan Perwataatmadja, membedakan menjadi dua
pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Sementara bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut
tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat ini
menghindari praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur riba dan diisi
dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bai hasil dan pembiayaan
perdagangan.1
Karakteristik bank syariah yang berdasar pada prinsip bagi hasil,
memberikan aspek keadilan ba gi bank dan nasabah. Pada prinsip bagi hasil
yang berbasis kejujuran dan kemitraan memberikan alternatif solusi yang
menarik bagi masyarakat untuk dapat berinvestasi pada bank syariah dan
dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Ivan dan Komariah2, prinsip Syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang
1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 1.
2 Ivan Gumilar SP dan Siti Komariah, Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan Metode
Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah, h. 40.
16
dinyatakan sesuai dengan syariah. Prinsip utama yang digunakan dalam
kegiatan perbankan syariah adalah:
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi. Seperti pada surat Ali
Imran ayat 130 :
ا للا ق ات ت ف بع ض ب ه بف ع ض ب أ ب ا الش ل ك أ ا ل ت يي آه ز ب ال ي ب أ ي
ى ح ل ف ن ت ك ل ع ل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130).
2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah. Seperti pada surat Al Baqarah ayat 275 :
بى ط ي الش ط ب خ ت ي ي ز م ال ق ب ي و ل ك ى إ ه ق ب ل ي ب ى الش ل ك أ يي ي ز ال
ي ع ب ال ل للا ح أ ب ب ل الش ث ع ه ي ب ب ال و ا إ بل ن ق أ ك ب ل ر س و ي ال ه
ش ه أ ف ل ب س ه ل ى ف ت ب ف ب ي س ه ت ظ ع ه بء ي ج و ف ب ب م الش ش ح
ى ذ بل ب خ ي ن ف بس بة ال صح ك أ ئ ل أ بد ف ي ع ه لى للا إ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al Baqarah: 275).
3. Memberikan zakat. Seperti pada surat At Taubah ayat 103:
ن إ م ه ي ل ع ل وص ا ب م ه ي زك وت م ره ه ط ت ة ق د ص لم وا م أ ن م ذ خ
م ي ل ع ع ي س له ل وا م ل ن ك س ك ت ل ص
17
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At Taubah:
103).
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki
orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa
karakteristik bank syariah3:
1. Penghapusan riba
2. Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-
ekonomi islam.
3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersial dan bank investasi.
4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap
permohonan pembiayaan yang beroriantasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersial syariah menerapkan profit dan loss sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis atau industri.
5. Bagi hasil cenderung mempererat hubungan antara bank syariah dan
pengusaha.
6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan
likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar untuk antar bank
syariah dan instrumen bank sentral berbasis syariah.
B. Efisiensi
Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro, yaitu teori
produsen dan teori konsumen. Teori produsen menyebutkan bahwa produsen
cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya.
Sedangkan di sisi lain, teori konsumen cenderung memaksimumkan
3 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Lencana Prenada
Media Group, 2012), h. 67.
18
utilitasnya atau tingkat kepuasannya. Dalam teori produsen dikenal adanya
garis frontier produksi. Garis ini menggambarkan hubungan antara input dan
output dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini mewakili tingkat
output maksimum dari setiap penggunaan input yang mewakili penggunaan
teknologi dari suatu perusahaan atau industri.4
Menurut Muhamad, efisiensi adalah kata yang menunjukkan
keberhasilan seseorang atau organisasi atas usaha yang diukur dari segi
besarnya sumber yang digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang
dijalankan. Dengan kata lain, efisiensi merupakan perbandingan antara
sumber dan hasil. Jika dikaitkan dengan teori sistem, maka efisiensi
merupakan perbandingan antara masukan (input) dengan keluaran (output).
Masukan yang diproses melalui proses tertentu akan memberikan keluaran
menurut ukuran dan kriteria tertentu.5 Suatu perusahaan dikatakan efisiensi
apabila:6
1. Menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit bila dibandingkan
dengan jumlah unit input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan
menghasilkan jumlah output yang sama.
2. Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah
output yang lebih besar. Sama halnya dengan bentuk perusahaan,
efisiensi dalam perbankan juga merupakan suatu tolak ukur dalam
mengukur kinerja bank.
Efisiensi juga didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran
(Output) dan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input
yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila
mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
4 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm 10. 5 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA, 2004), hlm.152.
6 Harum Muharam dan Rizki Pusvitasari, Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah
di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.
II, No. 3 (2005), h. 85.
19
jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan
jumlah output yang lebih besar.7
Menurut Farrell, efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen,
yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis mencerminkan
kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan sejumlah
input yang tersedia. Sedangkan efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan sturktur
harga dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini yang kemudian
dikombinasikan menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency).8
Menurut Kumbhaker dan Lovell, efisiensi teknis hanya merupakan
satu komponen dari efisiensi ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam
rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaan harus efisien secara
teknis. Dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang maksimal sebuah
perusahaan harus memproduksi output tertentu (efisiensi teknis) dan
memproduksi output dengan kombinasi yang tepat dengan tingkat harga
tertentu (efisiensi alokatif).9
Tobin menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan efisiensi
dalam lembaga keuangan. Faktor utama adalah efisiensi karena arbitrase
informasi, kedua efisiensi karena ketepatan penilaian aset-asetnya, ketiga
efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang
muncul, dan yang keempat adalah efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan
administrasi dan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah
lembaga keuangan.10
7 Priyonggo Suseno, Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan
Syariah Di Indonesia, Journal of Islamic and Economics, Juni 2008, h.34. 8 Zainal Abidin, Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
STIE Perbanas, (Jakarta: 2007), h. 5. 9 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah,
( Jakarta: Kencana, 2009), h. 10. 10
Priyonggo Suseno, Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan
Syariah Di Indonesia, Journal of Islamic and Economics, Juni 2008, h. 34-35.
20
C. Efisiensi Perbankan Syariah
Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya.
Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
keuntungan lebih kecil dari pada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
aktiva tersebut. Bank yang dalam kegiatannya usahanya tidak efisien akan
mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana
masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat
yang membutuhkan sebagai modal usaha. Dengan adanya efisiensi pada
lembaga perbankan terutama efisiensi biaya maka akan diperoleh tingkat
keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang disalurkan, biaya
lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan
kesehatan perbankan yang meningkat.11
Working paper Bank Indonesia12
yang menjelaskan mengenai
efisiensi telah mendefinisikan sebagai indikator yang menunjukan
kemampuan manager dan staf perusahaan dalam menjaga tingkat kenaikan
pendapatan laba diatas tingkat kenaikan biaya operasional. Penilaian aspek
efisiensi dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memanfaatkan dana yang dimiliki dan biaya yang dilakukan untuk
mengoperasikan dana tersebut.
Rasio efisiensi adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menggunakan semua aset yang dimilikinya seefisien mungkin. Cara
dasar untuk mengukur rasio efisiensi bank, yang paling banyak digunakan
adalah rasio biaya pada pendapatan. Biaya terdiri dari gaji, teknologi,
bangunan, persediaan dan biaya administrasi.
Tingkat efisiensi perbankan syariah pada penelitian ini menggunakan
rasio BOPO karena pengukuran efisiensi menurut Bank Indonesia dilihat dari
nilai Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Mengingat
11
Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: BPFE, 2002). H. 523. 12
Dadang Muljawan dkk, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia Serta Dampaknya
terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit, Bank Indonesia, WP/2/2014, h. 6-7.
21
kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara,
yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.13
Dalam penelitiannya Rahmat14
memaparkan bahwa semakin kecil nilai BOPO menunjukan semakin baik
tingkat efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang
sehat memiliki nilai BOPO kurang dari satu, sebaliknya bank yang kurang
sehat memiliki nilai BOPO lebih dari satu.
Biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO) adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.15
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut
rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Menurut Almilia dan Herdiningtyas16
semakin kecil rasio ini berarti semakin
efisiensi biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Besarnya angka untuk “beban operasional” maupun untuk
“pendapatan operasional” dapat dilihat pada perhitungan laba rugi laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut17
:
13
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005),
hlm.120. 14
Rahmat Abdillah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada
Bank Umum Syariah di Indonesia, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2015, h. 37-38. 15
Veithzal Rivai dkk, Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari Teori
ke Praktik. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 482. 16
Tiara Kusuma Hapsari, Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM dan Rasio
Konsentrasi Terhadap ROA (Studi Empiris Pada Bank Umum yang Listing di BEI 2005-2009,
Skripsi fakultas ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011, h. 27. 17
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.
147.
22
Jadi BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank.
Risiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan
keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank dan
kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk yang
ditawarkan.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Perbankan Syariah
Menurut M. Anwar et al. menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi operasional bank di Indonesia ada dua yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi efisiensi
perbankan syariah adalah pertumbuhan GDP riil, IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sedangkan faktor internal
yang mempengaruhi efisiensi perbankan syariah adalah total aset sebagai
proksi ukuran bank, Return On Asset (ROA) sebagai proksi keuntungan bank,
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai
proksi likuiditas bank, Non Performing Financing (NPF) sebagai proksi dari
risiko kredit bank.18
J.G. Garza-Garcia, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat efisieni operasional bank secara umum di Mexico ada
dua yaitu, faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang
mempengaruhi efisiensi operasional bank adalah pertumbuhan GDP,
kapitalisasi pasar, tingkat konsentrasi yang diproksikan menggunakan nilai
HHI (Herfindahl Hirschman Index), status bank, tingkat inflasi dan volatilitas
suku bunga pasar uang. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi
efisiensi operasional bank adalah tingkat kapitalisasi bank, Net Interest
Margin (NIM), Return On Asset (ROA), Non-Interest Expense, Non-Interest
Income, Non Performing Loan (NPL), pangsa pasar, total aset dan kredit.19
18
Dadang Muljawan dkk, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia Serta
Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit, Bank Indonesia, WP/2/2014. h. 10. 19
Dadang Muljawan dkk, Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia Serta
Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit, Bank Indonesia, WP/2/2014. h. 10.
23
Menurut Subandi, faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi
operasional bank di Indonesia di antaranya adalah total aset, tipe bank (status
bank), rasio CAR, rasio LDR, rasio NPL, pengeluaran operasional (operating
expense), dan Net Interest Margin (NIM).20
Dari beberapa faktor diatas, maka penelitian ini akan meneliti faktor-
faktor internal yang dapat mempengaruhi efisiensi perbankan syariah. Tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya
dalam penelitian ini menggunakan rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO). Menurut Riyadi, BOPO adalah rasio
perbandingan antara biaya operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO
berarti semakin baik kinerja manajemen tersebut karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Oleh karena itu
penelitian ini meneliti faktor internal sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan syariah. Faktor internal yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return
On Asset (ROA).
E. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Pengukuran CAR
bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang
timbul dari aktivitas yang dilakukan bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank
Indonesia No.26/2/BPPP mengatur bahwa kewajiban penyediaan modal
minimum atau CAR diukur dari presentase tertentu terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 8% dari ATMR. Rumus yang
digunakan adalah:
20
Imam Ghozali dan Subandi, A Efficiency Determinant Of Banking Industry In
Indonesia, Research Journal Of Finance And Accounting ISSN 2222-1697 (Paper) And ISSN-
2487 (Online) Vol.5 No. 3, 2014.
24
F. Non Performing Financing (NPF)
Non performing Fnancing (NPF) merupakan rasio yang mengukur
tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin
tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang
semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan mempebesar
biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank.21
Non Performing Financing (NPF) yang tinggi akan memperbesar
biaya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. semakin tinggi rasio ini
maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung
kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap
penurunan laba yang yang diperoleh bank. Rumus perhitungan NPF adalah:
G. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Dunia perbankan memerlukan likuiditas, dan likuiditas menjadi salah
satu faktor penting dalam pengelolaan dana. Karena adanya proporsi yang
besar dari simpanan nasabah bank berupa giro, tabungan, dan deposito
berjangka, dunia perbankan, terutama dalam hal hukum perbankan
memberikan prioritas utama dalam mempertahankan tingkat kecukupan
likuiditas. Harus ada nasabah yang menyimpan uang di bank apabila bank
ingin melanjutkan usahanya. Diperlukan juga likuiditas yang cukup apabila
21
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, UIN Jakarta
Press, Jakarta, 2013, h. 96.
25
bank ingin memenuhi permintaan kredit/ pembiayaan yang tidak terduga dari
nasabah.22
Salah satu penilaian likuiditas bank adalah dengan menggunakan rasio
Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah
rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan
mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya
kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar.
Tingkat FDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu
rendah ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai
tingkat FDR. Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas FDR
berada pada tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.
26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan
memperlakukan peraturan Bank Indonesia No012/19/PBI/2010 yang berisi
ketentuan standar FDR pada tingkat 78%-100%.Rumus perhitungan FDR
adalah:
H. Return On Assets (ROA)
Menurut Sylvia, bahwa tingkat profitabilitas merupakan hal yang
penting bagi sebuah bank dan menjadi salah satu indikator untuk mengukur
kinerja keuangan suatu bank, karena profitabilitas menjadi faktor penentu
kelanjutan sebuah bank agar dapat terus berkembang secara berkelanjutan.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba yang
22
Veithzal Rivai dkk, Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari Teori
ke Praktik. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 148
26
berhubungan dengan penjualan total aset maupun modal sendiri. Sasaran
yang dicapai adalah laba perusahaan.23
Menurut Kasmir, Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam
mengelola investasinya.24
Tujuan analisis profitabilitas yaitu untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan aset maupun modal.
Tingkat profitabilitas biasanya dinyatakan dalam presentase menggunakan
rasio. Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan pada bank umumnya
adalah Return on Assets (ROA).
Return On Assets (ROA) adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12
bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.
ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume
penjualan.25
Return on Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang
dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola asset yang
dimilikinya. Rasio ini menjadi gambaran dari tingkat produktifitas yang
dimiliki perusahaan. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar
ROA yang baik adalah sekitar 1,5%. Semakin besar ROA menunjukkan
kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.
Menurut Lukman Dendawijaya Return On Asset digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. 26
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dirumuskan
dengan :
23
Sylvia Nur Indahsari, Analisis Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, Jurnal Ilmiah
Universitas Brawijaya, 2015, h. 6. 24
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), 2008, h. 201. 25
Veitzal Rivai, Bank And Financial Instution Management Conventional & Sharia
System, (Jakarta: Rajawali. 2007), h. 710-711. 26
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.
120.
27
I. Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti,
Judul Skripsi
dan tahun
Substansi Persamaan dan
Perbedaan
1. Zulfikar Bagus
Pambuko,
Determinan
Tingkat Efisiensi
Perbankan
Syariah di
Indonesia : Two
Stages Data
Envelopment
Analysis, 2016
Metode Penelitian :
Menggunakan DEA dan Model
tobit
Persamaan :
membahas tentang
efisiensi perbankan
syariah di Indonesia
dengan obyek 11
Bank Umum
Syariah
Variabel Penelitian DEA :
Input (1) DPK (2) Modal, output
(1) Pembiayaan (2) pendapatan
operasional (3) investasi surat
berharga.
Variabel model tobit: variabel
dependen efisiensi , variabel
independen CAR, FDR, ROA,
NPF, NIM, GCG, pertumbuhan
GDP dan inflasi
Perbedaan : Pada
penelitian ini
menggunakan
metode regresi data
panel, variabel
independennya
CAR, NPF, FDR,
dan ROA variabel
dependennya
BOPO. Periode
penelitian tahun
2012-2017.
Hasil Penelitian: CAR, FDR,
ROA, NPF, dan NIM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat
efisiensi perbankan syariah.
Kemudian GCG berpengaruh
yang negatif dan signifikan
terhadap tingkat efisiensi
perbankan syariah. Sedangkan
dua variabel makroekonomi,
yaitu pertumbuhan GDP dan
inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap efisiensi
perbankan syariah.
28
2. M. Nur Rianto Al
Arif, Keterkaitan
Kebijakan
Pemisahan
Terhadap Tingkat
Efisiensi Pada
Industri
Perbankan
Syariah di
Indonesia, 2015.
Metode Penelitian :
Menggunakan regresi berganda
dengan variabel dummy.
Persamaan : Pada
penelitian ini juga
Membahas tentang
efisiensi perbankan
syariah di Indonesia Variabel Penelitian:
Independen DPK, Pembiayaan,
Total Aset, NPF, Marjin, ROA.
Dependen BOPO
Hasil Penelitian: dana pihak
ketiga, jumlah penyaluran
pembiayaan, total aset, dan
tingkat pembiayaan bermasalah
(NPF) memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi operasional di bank
syariah. Sedangkan dua variabel
bebas lainnya yaitu marjin
deposito satu bulan dan tingkat
profitabilitas (ROA) memiliki
pengaruh negatif terhadap
tingkat efisiensi operasional di
bank syariah.
Perbedaan : Pada
penelitian ini
membahas efisiensi
Perbankan Syariah
yang telah menjadi
BUS yaitu sebanyak
11 BUS metode
yang digunakan
regresi data panel
dan periode
penelitian dari tahun
2012-2017, variabel
yang digunakan
pada penelitian ini
CAR, NPF, FDR,
ROA dan BOPO.
3. Fadzlan Sufian,
The Efficiency of
Islamic Banking
Industry in
Malaysia: Foreign
vs Domestic
Banks, 2017
Metode Penelitian: Data
Envelopment Analysis (DEA).
Persamaan : Pada
penelitian ini juga
membahas tentang
efisiensi perbankan
syariah.
Variabel Penelitian, input:
Total Deposito, Labour, Fixed
Assets . Dan Output: Total
Loans, Income
Hasil Penelitian: Perbankan
Islam Malaysia mengalami
penurunan efisiensi pada periode
2002 dan kembali sedikit
membaik pada periode 2003 dan
2004. Bank Islam domestik
memiliki tingkat efisiensi yang
sedikit lebih tinggi dari bank
Islam asing.
Perbedaan : Pada
penelitian ini
menggunakan
metode regresi data
panel, variabel
independennya
CAR, NPF, FDR,
dan ROA variabel
dependennya
BOPO. Studi kasus
pada Bank Umum
29
Syariah Periode
2012-2017
4. Anggit
Wicaksono,
Efisiensi Teknis
Perbankan
Indonesia Pada
Bank Yang
Merger Akuisisi
Dan Spin Off,
2014
Metode Penelitian : Data
Envelopment Analysis (DEA)
Persamaan : Pada
Penelitian ini
membahas tentang
efisiensi perbankan
syariah di Indonesia
Variabel Penelitian : DPK,
Aset Tetap, Beban tenaga kerja
sebagai variabel input.
Penyaluran dana dan pendapatan
operasional sebagai variabel
output
Hasil Penelitian : perbankan
yang terbentuk dari hasil spin
off memiliki hasil efisiensi yang
lebih tinggi dibandingkan
dengan perbankan dari hasil
akuisisi.
Perbedaan : Pada
penelitian ini
membahas efisiensi
Perbankan Syariah
yang telah menjadi
BUS yaitu sebanyak
11 BUS metode
yang digunakan
regresi data panel
dan periode
penelitian dari tahun
2012-2017, variabel
yang digunakan
pada penelitian ini
CAR, NPF, FDR,
ROA dan BOPO
5. Muhammad Faza
Firdaus dan
Muhamad
Nadratuzzaman
Hosen, Efisiensi
Bank Umum
Syariah
Menggunakan
Pendekatan Two-
Stage Data
Envelopment
Analysis, 2013
Metode Penelitian : Data
Envelopment Analysis (DEA)
dan Model Tobit
Persamaan : Pada
Penelitian ini
membahas tentang
efisiensi perbankan
syariah
Variabel Penelitian: First stage
Variabel input yang digunakan
DPK, Total Aset dan Biaya
Tenaga Kerja. Variabel Output
yang digunakan Pembiayaan dan
Pendapatan Operasional. Second
stage, variabel yang digunakan
menggunakan model tobit yaitu
Aset, jumlah cabang bank,
Perbedaan : Pada
penelitian ini
menggunakan
metode regresi data
panel. Variabel yang
digunakan pada
penelitian ini adalah
CAR, NPF, FDR,
30
ROA, ROE, CAR dan NPF ROA dan BOPO.
Dan perbankan
syariah yang diteliti
pada penelitian ini
sebanyak 11 BUS.
Hasil Penelitian : Variabel
cabang bank, NPF dan CAR
memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat
efisiensi bank. Sedangkan
variabel aset, ROA dan ROE
memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat
efisiensi bank.
6. Rosyiqoh Haida
Lutfiana dan
Agung Yulianto,
Determinan
Tingkat Efisiensi
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
(Pendekatan Two
Stage DEA), 2015
Metode Penelitian : Data
Envelopment Analysis (DEA)
dan model tobit
Persamaan :
membahas tentang
determinan tingkat
efisiensi perbankan
syariah, obyek
penelitian sebanyak
11 BUS
Variabel Penelitian : ROE,
CAR, NPF, PPAP, BOPO, FDR
dan Cabang Bank
Hasil Penelitian : CAR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat
efisiensi dan BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
tingkat efisiensi seentara ROE,
NPF, PPAP, FDR, dan cabang
bank tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat
efisiensi.
Perbedaan : Pada
penelitian ini
membahas efisiensi
Perbankan Syariah
yang telah menjadi
BUS yaitu sebanyak
11 BUS dengan
laporan keuangan
tahunan metode
yang digunakan
regresi data panel
dan periode
penelitian dari tahun
2012-2017
J. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan ini dimulai dengan menghitung tingkat
efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2012-2016 dengan
menggunakan rasio keuangan BOPO (Beban Operasional Pendapatan
31
Operasional). Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi data panel untuk
mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu tigkat efisiensi bank syariah.
2.1 Kerangka Pemikiran
Variabel Independen
CAR (X1)
NPF (X2)
FDR (X3)
ROA(X4)
Pemilihan Model Regresi Panel
Uji
Chow
Uji
Hausman
lier
Uji Signifikansi
Uji F
Ujit
Koefisien Determinasi (R2)
Interpretasi
Variabel Dependen
Efisiensi (BOPO)
Bank Umum Syariah
Metode Estimasi Data Panel
Common effect
Fixed effect
Random effect
32
K. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang dibuat berdasarkan kerangka pemikiran. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan bukan didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.27
Hipotesis tersebut akan ditolak jika ternyata salah dan
akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. Atas dasar pokok masalah dan
tujuan penelitian skripsi ini, maka hipotesa yang dikemukakan antara lain
sebagai berikut :
1. Uji Statistik F (Uji Simultan)
H0 = Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return On Assetes
(ROA) tidak berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
H1 = Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return On Assetes
(ROA) berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
2. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return On Assetes (ROA)
terhadap Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
secara parsial. Hipotesisnya sebagai berikut :
Hipotesis 1
H0 = Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
H1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
27
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 51.
33
Hipotesis 2
H0 = Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
H1 = Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
Hipotesis 3
H0 = Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
H1 = Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
Hipotesis 4
H0 = Return on Assetes (ROA) tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
H1 = Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap tingkat efisiensi perbankan syariah (BOPO).
L. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat
Efisiensi
Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan kecukupan
modal atas risiko total aset yang dimiliki bank tersebut. CAR juga
dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi bank. CAR dapat merefleksikan kemampuan bank
menghadapi kemungkinan risiko kerugian tidak terduga, karena
tingkat CAR yang dipunyai oleh sebuah bank dapat membentuk
persepsi pasar terhadap tingkat keamanan bank yang bersangkutan.
Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank tersebut
dapat beroperasi dengan baik, sehingga akan menghasilkan laba.
34
Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu
bank. Penyaluran kredit yang optimal dengan asumsi tidak terjadi
kredit macet akan menaikkan laba yang akhirnya akan meningkatkan
efisiensi bank tersebut.28
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DNDP aspek
permodalan diukur berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR) atau
rasio kecukupan modal minimum dimana dengan nila diatas 8% maka
bank boleh beroperasi. Aspek permodalan tidak hanya diperlukan
untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat tetapi juga
diperlukan agar bank menjadi lebih efisien.
Penelitian Rosyiqoh dan agung, yang menyatakan bahwa CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank
Umum Syariah di Indonesia.29
Berbeda dengan penelitian Firdaus dan
Hosen, yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap efisiensi bank.30
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat
Efisiensi
Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam
pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang
diinginkan pihak bank seperti, pengembalian pokok atau bagi hasil
yang bermasalah, pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya
resiko dikemudian hari bagi bank, pembiayaan yang termasuk
golongan perhatian khusus, diragukan dan macet sera golongan lancar
yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian.31
28
Glorida Anindya Perwitaningtyas, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Bank
di Indonesia Periode 2008-2012, Skripsi Universitas Diponegoro, 2014, h. 44. 29
Rosyiqoh Haida Lutfiana dan Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syaria di Indonesia (Pendekatan Two Stage Data), Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2015. h. 9. 30
Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187.
31 Veithzal Rivai, Bank dan Financial Instution Management (Conventional and Sharia
System), (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), h. 34.
35
Menurut Sudarsono, pembiayaan non lancar atau yang juga
dikenal dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah
kredit yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas lancar, diragukan
dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas
aktiva produktif.32
Non Performing Financing (NPF) merupakan jumlah
pembiayaan bermasalah (macet) yang dikelola oleh bank syariah dan
mencerminkan risiko kredit. Bank yang memiliki jumlah pembiayaan
macet tinggi umumnya tidak beroperasi secara efisien yang berarti
NPF berhubungan negatif dengan tingkat efisiensi bank.
Hasil penelitian Firdaus dan Hosen, menyatakan bahwa Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah.33
Rosyiqoh dan
Agung, juga menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di
Indonesia.34
3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat
Efisiensi
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan jumlah dana
yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar dan akan
meningkatkan laba yang bersangkutan, dengan kata lain kenaikan
32
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia,
2007), h.16. 33
Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187. 34
Rosyiqoh Haida Lutfiana dan Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syaria di Indonesia (Pendekatan Two Stage Data), Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2015. h. 9.
36
FDR akan meningkatkan Return on Asset, sehingga kinerja keuangan
bank akan semakin membaik dengan asumsi bank tersebut
menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macetnya
akan kecil. Kenaikan profitabilitas bank mengndikasikan tingkat
efisiensi bank yang baik.35
Hasil penelitian Zulfikar, menyatakan bahwa rasio Financing to
Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat efisiensi perbankan syariah.36
4. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Tingkat Efisiensi
Menurut Lukman Dendawijaya37
Return On Asset adalah
perbandingan antara laba bersih bank dengan Return on Asset itu
sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta
para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (jika bank tersebut telah go public). Dalam praktiknya,
para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan
dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya.
Dengan demikian rasio ini merupakan indikator yang amat penting
bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan
dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti juga terjadi
kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya
kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham.
Bank dengan total asset relatif besar akan mempunyai kinerja
yang lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar
sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan
meningkatnya total revenue tersebut maka akan meningkatkan laba
perusahaan sehingga bank syariah akan beroperasi lebih efisien.
35
Lukman Dendiwijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia), 2009. 36
Zulfikar Bagus Pambuko, Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis, Cakrawala Vol. XI No. 2, 2016, h. 188. 37
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.
118.
37
Hasil penelitian Firdaus dan Hosen, menyatakan bahwa Return
on Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
efisiensi Bank Umum Syariah.38
Zulfikar, juga menyatakan bahwa
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi
perbankan syariah.39
Berbeda dengan hasil penelitian Al Arif, yang
menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat
efisiensi operasional bank syariah.40
38
Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187. 39
Zulfikar Bagus Pambuko, Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis, Cakrawala Vol. XI No. 2, 2016, h. 188. 40
M. Nur Rianto AL-Arif, Keterkaitan Kebijakan Pemisahan Terhadap Tingkat Efisiensi
Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia, 2015, h. 300.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.1
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel yang diolah
menggunakan program Eviews 9 dan bertujuan untuk mengungkapkan
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing
to Deposit Ratio (FDR) dan Return on Asset (ROA) sebagai variabel
indepnden. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada periode 2012-2017 pada Bank Syariah
yang telah menjadi Bank Umum Syariah pada periode tersebut. Data yang
digunakan merupakan data indikator kinerja perbankan yang antara lain
mengenai CAR, NPF, FDR, ROA dan BOPO yang terdapat dalam neraca,
dan rasio-rasio keuangan dari Bank Umum Syariah yang dijadikan objek
penelitian. Data diperoleh dari laporan keuangan semester masing-masing
Bank Syariah Umum yang dipublikasikan melalui situs (website) masing-
masing bank yang bersangkutan, laporan statistik tahunan OJK, serta data lain
yang dianggap relevan dengan masalah yang akan diteliti pada tahun 2012
sampai tahun 2017.
1 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), h.10.
39
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok Bank Umum Syariah
sebanyak 13 BUS yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
Daftar populasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Populasi Bank Umum Syariah di Indonesia
No Nama Bank
1 PT Bank Muamalat Indonesia
2 PT Bank Syariah Mandiri
3 PT Bank Syariah Mega Indonesia
4 PT Bank Syariah BRI
5 PT Bank Syariah Bukopin
6 PT Bank Panin Syariah
7 PT Bank Victoria Syariah
8 PT Bank BCA Syariah
9 PT Bank Jabar Banten Syariah
10 PT Bank Syariah BNI
11 PT Maybank Syariah
12 PT Bank Tabungan Negara Nasional Indonesia Syariah
13 PT Bank Aceh Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2016
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan populasinya.2 Seperti pemahaman ini, maka
sampel dalam penelitian ini adalah sebagian atau wakil yang sudah ditentukan
oleh peneliti.
Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling untuk menentukan jumlah sampel amatan yang
sebenarnya. Menurut Margono, pemilihan sekelompok subjek dengan
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: AFABETA, 2014), h. 117. 2 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 57.
40
purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat denngan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi sesuai
dengan krteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian.3 Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan dalam menentukan
sampel tersebut, antara lain:
a. Bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
Pada kriteria ini, semua bank syariah memenuhi syarat.
b. Mempublikasikan Laporan Keuangan Semester periode 2012-
2017.
Pada kriteria ini, hanya 11 Bank Umum Syariah yang memenuhi
syarat.
Berdasarkan kriteria di atas, berikut daftar sampel yang akan diteliti:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No Bank Umum Syariah Website Resmi
1 PT Bank Muamalat Indonesia www.bankmuamalat.co.id
2 PT Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id
3 PT Bank Syariah Mega Indonesia www.megasyariah.co.id
4 PT Bank Syariah BRI www.brisyariah.co.id
5 PT Bank Syariah Bukopin www.syariahbukopin.co.id
6 PT Bank Panin Syariah www.paninbanksyariah.co.id
7 PT Bank Victoria Syariah www.bankvictoriasyariah.co.id
8 PT Bank BCA Syariah www.bcasyariah.co.id
9 PT Bank Jabar Banten Syariah www.bjbsyariah.co.id
10 PT Bank Syariah BNI www.bnisyariah.co.id
11 PT Maybank Indonesia www.maybanksyariah.co.id
Sumber: Bank Indoensia, data diolah.
3 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 128.
41
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan
dan bersifat siap pakai. Data sekunder mampu memberikan informasi
dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.4
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan semester Bank Umum Syariah periode 2012, 2013, 2014,
2015, 2016 dan 2017.
2. Sumber Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka
dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Penelitian kepustakaan (literatur research)
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-
data yang bersumber dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kemudian
mempelajari berbagai literatur tersebut untuk memperoleh
landasan teori yang digunakan dalam penelitian.
b. Dokumentasi
Metode dokumenter dibutuhkan untuk penelitian ini
karena data yang dibutuhkan merupakan data sekunder berupa
laporan triwulan yang telah dipublikasikan oleh masing-masing
Bank Umum Syariah (BUS). Metode ini dilakukan dengan cara
pengambilan data yang diperoleh dari laporan keuangan semester
Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2012, 2013, 2014, 2015,
2016 dan 2017 yang diperoleh sari website resmi masing-masing
BUS.
4 Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yoogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 19.
42
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
2. Data Panel
Analisis dalam penelitian ini merupakan gabungan antara data deret
waktu (time-series) dan data deret lintang (crosssection). Data time series
merupakan data dimana setiap observasi diidentifikasi dengan
menggunakan waktu atau tanggal. Sedangkan data silang (cross section)
merupakan data dimana setiap observasi diidentifikasi dengan
menggunakan ID unik, misalnya provinsi atau Negara, atau perusahaan.
Data panel merupakan data gabungan dari data runtun waktu (time series
data) dan data silang (cross section data). Dengan kata lain data panel atau
disebut juga “pooled data” mempunyai dimensi waktu dan ruang.5
Kelebihan data panel6 ini antara lain:
1. Dapat mengontrol heterogenitas individu dengan memberikan variable
spesifik subjek.
2. Dengan menggabungkan antara observasi runtut waktu dan seksi
silang, data panel memberi lebih banyak informasi, lebih banyak
variasi, sedikit kolinearitas antar variabel lebih banyak degree of
freedom dan lebih efisien.
3. Dengan mempelajari observasi seksi silang berulang-ulang, data panel
paling tepat untuk mempelajari dinamika perubahan.
5 Jonathan Sarwono, Prosedur-prosedur Analisis Populer Aplikasi Riset Skripsi dan Tesis dengan
Eviews, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), h. 1. 6 Damodar N. Gujarati, Basic Econometrics, The McGraw - Hill Companies, 2004, h.
637-638.
43
4. Data penel paling baik untuk mendeteksi dan mengukur dampak yang
secara sederhana tidak bisa dilihat pada data seksi silang murni dan
runtut waktu murni.
5. Data panel memudahkan untuk mempelajari model perilaku yang
rumit.
6. Dengan membuat data menjadi lebih banyak, data panel dapat
meminimumkan bias yang bisa terjadi jika kita mengagregasi
individu-individu atau perusahaan-perusahaan ke dalam agregasi
besar.
Model regresi data panel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
BOPO = Beban Operasional dan Pendapatan Operasional
a = Konstanta
β = Koefisien Regresi untuk Variabel Independen
CAR = Capital Adequacy Ratio
NPF = Non Performing Financing
ROA = Return On Asset
ε = Tingkat kesalahan (standard error)
i = Jenis Perusahaan
t = Waktu
a. Estimasi Model Regresi Data Panel
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel,
terdapat tiga teknik (model) pendekatan yang terdiri dari Common
BOPOit = a + β1CARit + β2NPFit + β3FDRit + β4ROAit + εit
44
Effect, pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak
(random effect).7 Ketiga model pendekatan dalam analisis data panel
tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Common Effect Model atau Pooled Least Square
Pooled Least Square merupakan metode estimasi mode
regresi data panel paling sederhana yang mengasumsikan intercept
dan koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section
(common effect). Pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi
individu maupun waktu dan menganggap bahwa perilaku antar
perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.8 Persamaan pada
estimasi dengan menggunakan model Common Effect dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:
Dimana:
i = 1, 2, ..., n
t = 1, 2, ..., t
2) Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Fixed Effect Model merupakan teknik mengestimasi data
panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap
adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan
adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersep antar
waktunya sama (time innvariant). Di samping itu model ini juga
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar
7 Alan Prahutama, et.al., Modul Praktikum Ekonometrika, Fakultas Sains dan
Matematika,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2014, h. 40. 8 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 355.
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + εit
45
perusahaan dan antar waktu. Model estimasi ini seringkali disebut
Least Square Dummy Variabels (LSDV).9 Persamaan pada estimasi
dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut:
Dimana:
i = 1, 2, ..., n
t = 1, 2, ..., t
D = Dummy
3) Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model).
Random Effect Model merupakan metode estimasi model
regresi data panel dengan asumsi koefisien slope dengan intersep
berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Model ini
akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin
saling berhubungan antar waktu dan antar individu.10
Persamaan
pada estimasi dengan menggunakan model Random Effect dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
Dimana:
ui ~ N (0,σu2) = Komponen cross section error
vt ~ N (0,σu2) = Komponen time series error
wit ~ N (0,σu2) = Komponen error kombinasi
9 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan Eviews,
Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), hlm. 357. 10
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan
Eviews, Edisi Keempat, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 359.
Yit = β + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5D1it + β6D2it + ... +εit
Yit = ɑ1 + βjXjit + εit dengan εit = ui + vt + wit
46
b. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Dari ketiga model yang telah diestimasi akan dipilih model
mana yang paling tepat/sesuai dengan tujuan penelitian. Ada tahapan uji
(test) yang dapat dijadikan alat dalam memilih model regresi data panel
(CE, FE atau RE) berdasarkan karakteristik data yang dimiliki, yaitu: F
Test (Chow Test) dan Hausman Test
1) F Test (Chow Test)
Uji Chow-Test bertujuan untuk menguji/membandingkan
atau memilih mana yang terbaik apakah model Common Effect atau
Fixed Effect yang akan digunakan untuk melakukan regresi data
panel. Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Common Effect (CE)
H1: Fixed Effect Model (FE)
Dasar penolakan hipotesis diatas adalah dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel.11
Apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak. Berarti
model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect Model.
Apabila F hitung lebih kecil dari F tabel, maka H0 diterima. Berarti
model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect.
Atau kita dapat melihat profitabilitas cross section F dan Chi-
Square, dengan ketentuan :
Jika probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 berati H0 diterima
11
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, (Bogor:
IPB Pers. 2012), h. 195.
47
2) Uji Hausman Test
Uji hausman dapat didefinisikan sebagai penguji statistic
untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect
yang paling tepat digunakan. Pengujian uji hausman dilakukan
dengan hipotesis berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Uji Hausman akan mengikuti distribusi statistic Chi Square
dengan Degree of Freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah
variabel independen. Jika nilai statistik hausman lebih besar dari
nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model
Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila nilai statistik hausman lebih
kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model
Random Effect.
Atau dapat melihat kepada nilai probablitas cross section
random, dengan ketentuan:12
Jika probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 berati H0 diterima
1. Uji Signifikansi Regresi Data Panel Terpilih
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan pengukuran
proporsi varian variabel tergantung tentang rata-ratanya yang
dapat dijelaskan oleh variabel bebas atau prediktornya. Jika nilai
12
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu:Teori dan Aplikasi, (Bogor:
IPB Pers, 2012), h. 197.
48
koefisien determinasi semakin besar (mendekati 1), maka
prediksi yang dibuat semakin akurat. Rentang nilai R-Square (R2)
ialah antara 1-0. Nilai ini selalu positif. Nilai R square (R2)
mendekati 1 mempunyai makna kecocokan model regresi
semakin benar, sebaliknya jika nilainya mendekati 0, maka
model regresi semakin tidak layak.
Terdapat juga yang disebut dengan adjusted R square
(2), yang merupakan nilai R2 yang disesuaikan dengan
mempertimbangkan jumlah variabel bebas atau prediktor yang
dimasukkan dalam persamaan regresi dan ukuran sampel.
Asumsinya, jika variabel bebas ditambahkan, nilai ini cenderung
naik. Nilai ini sering digunakan sebagai nilai kecocokan model
(goodness of fit) dimana jika nilainya semakin tinggi (mendekati
1), model semakin benar atau akurat. Nilai ini umumnya lebih
kecil dari nilai R square (R2) meski kadang dapat juga sama
(2≤R2).
Jika dibandingkan antara nilai R square (R2) dan nilai
Adjusted Rsquare (2) , untuk pengukuran kecocokan model, maka
nilai Adjusted R Square (2) akan lebih baik, karena nilai
Adjusted R Square (2) dapat naik atau turun dengan adannya
penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara v
ariabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dengan hipotesisnya adalah:
H0 : b1= b2= b3= ...= bn=0
Ha : minimal ada salah satu b, dimana bi≠0
49
Jika hasil menunjukkan:
Jika nilai F-hitung > F-tabel atau nilai probabilitas < taraf nyata
(alpha 5%) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel
bebas secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat.
Jika nilai F hitung < F-tabel atau nilai probabilitas > taraf nyata
(alpha 5%) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel
bebas secara bersamaan tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terkait.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen secara parsial atau sendiri-sendiri
terhadap variabel dependen. Dengan hipotesisnya:
H0 : b1=0
Ha : bi≠0 .
Jika hasil menunjukkan:
Jika nilai t-hitung < t-tabel atau nilai probabilitas > taraf nyata
maka H0 diterima yang artinya varibael bebas (Xn) tidak
berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap variabel terikat.
Jika nilai t-hitung > t-tabel atau nilai probabilitas < taraf nyata
maka H0 ditolak, yang artinya variabel bebas (Xn) berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap variabel terikat.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
50
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.13
Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan
menjadi dua yaitu variabel independen (bebas) dan Variabel dependen
(terikat).
a. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini
menggunakan faktor kecukupan modal yang diproksikan dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR), faktor kualitas aset diproksikan
dengan Non Performing Financing (NPF), faktor likuiditas
diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR), dan faktor
profiabilitas yang diprosikakan dengan Return on Asset (ROA).
b. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu variabel
Tingkat Efisiensi yang diprosikan dengan Beban Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menjelaskan cara tertentu yang
digunakan untuk mengoperasionalkan konstruk sehingga
memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstruk yang lebih baik. Definisi operasional berkaitan
dengan penyusunan alat ukur atau skala penelitian.14
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: AFABETA, 2014), h. 61. 14
Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 14.
51
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Rumus Skala
Variabel Independen (Bebas)
Capital
Adequacy
Ratio (CAR)
Mengukur
kecukupan modal
guna menutupi
kemungkinan
kegagalan dalam
pemberian
pembiayaan.
Rasio
Net
Performing
Finance (NPF)
Menunjukkan
seberapa besar
risiko pembiayaan
yang akan
ditanggung oleh
pihak bank.
Rasio
Financing to
Debt Ratio
(FDR)
Mengukur
perbandingan
jumlah
pembiayaan yang
diberikan bank
dengan dana yang
diterima oleh
bank
Rasio
Return on
Asset (ROA)
Merupakan rasio
profitabilitas yang
dapat
menggambarkan
kemampuan
perusahaan dalam
mengelola asset
yang dimilikinya
Rasio
Variabel Dependen (terikat)
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Mengukur
kemampuan
perusahaan untuk
menggunakan
semua aset yang
dimilikinya
seefisien
mungkin.
Rasio
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen yaitu Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
dan variabel independen yaitu Capital Adaquacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return
On Asset (ROA) Objek penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah
(BUS) yang telah memenuhi kinerja yang telah ditetapkan seperti yang telah
dijabarkan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan analisis deskriptif dari
masing-masing variabel penelitian.
1. Analisis Deskriptif Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Periode
2012-2017
Rasio efisiensi adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk menggunakan semua aset yang dimilikinya seefisien
mungkin. Cara dasar untuk mengukur rasio efisiensi bank, yang paling
banyak digunakan adalah rasio biaya pada pendapatan. Biaya terdiri dari
gaji, teknologi, bangunan, persediaan dan biaya administrasi.
Tingkat efisiensi perbankan syariah pada penelitian ini
menggunakan rasio BOPO karena pengukuran efisiensi menurut Bank
Indonesia dilihat dari nilai Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO). Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional
dan pendapatan operasional. Rasio BOPO adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio BOPO
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya.1 Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
1 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan,, h. 119-120.
53
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.1
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Tingkat Efisiensi
Variabel Obs Mean Median Maximum Minumum Std. Dev.
BOPO 132 95.09644 91.83000 217.4000 47.60000 24.88283
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.1 menunjukkan nilai tingkat efisiensi 11 BUS pada
periode 2012-2017 berkisar antara 47,60 sampai 217,40 dengan nilai
rata-rata (mean) 95,09644. Angka rasio BOPO terkecil dialami oleh
Bank Panin Syariah pada semester II tahun 2012, yaitu sebesar
47.60.%. Sedangkan, angka Rasio BOPO terbesar dimiliki oleh Bank
Panin Syariah pada semester II tahun 2017 sebesar 217,40%, angka
tersebut menunjukkan nilai yang cukup besar untuk nilai rasio BOPO
artinya Bank Panin Syariah mengalami penurunan tingkat efisiensi.
2. Analisis Deskriptif Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum
Syariah Periode 2012-2017
Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Pengukuran CAR
bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang
timbul dari aktivitas yang dilakukan bank.
CAR juga dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat efisiensi bank. CAR dapat merefleksikan
kemampuan bank menghadapi kemungkinan risiko kerugian tidag
terduga, karena tingkat CAR yang dipunyai oleh sebuah bank dapat
membentuk persepsi pasar terhadap tingkat keamanan bank yang
bersangkutan.
1 Ismi Hariyani, Restrukturisasi & Penghapusan Kredit Macet, h. 54.
54
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel Obs Mean Median Maximum Minumum Std. Dev.
CAR 132 22.07402 16.95000 75.83000 10.74000 13.39351
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.2 menunjukkan ratio Capital Adequicy Ratio (CAR)
11 BUS pada periode 2012-2017 berkisar antara 10,74000 atau 10,74%
sampai dengan 75,83000 atau 75,83%, dengan nilai rata-rata (mean)
sebesar 22,07402 atau 22,07%. Nilai minimum Capital Adequacy Ratio
(CAR) tersebut terdapat pada Bank Syariah Bukopin pada periode 2014
semester I sebesar 10,74%. Sedangkan untuk nilai maximum Capital
Adequacy Ratio (CAR) terdapat pada Maybank Syariah pada periode
2017 semester II sebesar 75,83%.
3. Analisis Deskriptif Non Performing Financing (NPF) Bank Umum
Syariah Periode 2012-2017
Rasio Non Performing Financing (NPF), selalu digunakan
pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank sebagai variabel
yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh
bank syariah. Bank dengan NPF tinggi, berpotensi terhadap kerugian
bank.2
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Non Performing Financing (NPF)
Variabel Obs Mean Median Maximum Minumum Std. Dev.
NPF 132 4.815379 3.300000 43.99000 0.000000 6.049320
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.3 menunjukkan ratio Non Performing Financing
(NPF) 11 BUS pada periode 2012-2017 berkisar antara 0,000000 atau
2 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
55
0,00% sampai dengan 43,99000 atau 43,99%, dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 4,815379 atau 4,81%. Nilai minimum Non Performing
Financing (NPF) tersebut terdapat pada Maybank Syariah pada periode
2012 semester II dan Maybank Syariah periode 2017 semester I dan
semester II sebesar 0,00%, artinya 100% dari jumlah pembiayaan yang
disalurkan oleh Maybank Syariah pada periode tersebut tidak tergolong
kepada pembiayaan yang bermasalah. Sedangkan untuk nilai maximum
Non Performing Financing (NPF) juga terdapat pada Maybank Syariah
pada periode 2016 semester II sebesar 43,99%, angka tersebut
menunjukkan nilai yang cukup besar untuk nilai rasio NPF, karena
artinya hanya 56,01% pembiayaan yang disalurkan Maybank
Syariah yang terbebas dari golongan pembiayaan bermasalah.
4. Analisis Deskriptif Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum
Syariah Periode 2012-2017
FDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah
pembiayaan yang diberikan bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Financing to Deposit Ratio (FDR)
Variabel Obs Mean Median Maximum Minumum Std. Dev.
FDR 132 98.23932 92.54000 285.7900 46.08000 26.52542
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.4 menunjukkan ratio Financing to Deposit Ratio
(FDR) 11 BUS pada periode 2012-2017 berkisar antara 46,08000 atau
46,08% sampai dengan 285,7900 atau 285,79%, dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 98,23932 atau 98,23%. Nilai minimum Financing to
Deposit Ratio (FDR) tersebut terdapat pada Bank Victoria Syariah pada
periode 2012 semester II sebesar 46,08%. Hal tersebut sekaligus
56
menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan Bank
Victoria Syariah adalah sebesar 46,08% dari jumlah dana pihak ketiga
yang berhasil disimpan. Sedangkan untuk nilai maximum Financing to
Deposit Ratio (FDR) terdapat pada Maybank Syariah pada periode 2012
semester I sebesar 285,79%. Hal ini menunjukan bahwa Maybank
Syariah menyalurkan jumlah pembiayaan lebih besar dibanding jumlah
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun, karena angkanya melibihi
100%.
5. Analisis Deskriptif Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah
Periode 2012-2017
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset. Berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia, standar rasio ROA yang cukup baik minimal adalah 1,5%.
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Return on Asset (ROA)
Variabel Obs Mean Median Maximum Minumum Std. Dev.
ROA 132 0.349621 0.870000 8.180000 -20.13000 3.393283
Sumber: Hasil Output Eviews 9, diolah
Pada tabel 4.5 menunjukkan ratio Return On Asset (ROA) 11 BUS
pada periode 2012-2017 berkisar antara -20,13000 atau -20,13% sampai
dengan 8,180000 atau 8,18%, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
0,349621 atau 0,34%. Nilai minimum Return On Asset (ROA) tersebut
terdapat pada Maybank Syariah pada periode 2015 semester II sebesar -
20,13%. Terlihat rasio ROA yang menunjukkan nilai negatif, yang
artinya aset yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan ataupun
kerugian pada bank atau kemampuan modal yang diinvestasikan secara
keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan keuntungan.
57
Sedangkan untuk nilai maximum Return On Asset (ROA) juga terdapat
pada Maybank Syariah pada periode 2017 semester I sebesar 8,18%.
B. Regresi Data Panel
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Kombinasi dari data bertipe cross section dan data time series (yakni
sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan
dalam suatu jangka waktu tertentu). Data demikian disebut sebagai data
panel atau pooling, dan model yang digunakan unyuk menganalisis data
jenis ini disebut sebagai model data panel. Secara umum terdapat 3 model
panel yang sering digunakan: 1) Common Effect Model (CEM), 2) Fixed
Effect Model (FEM), 3) Random Effect Model (REM).117
Pemilihan model berdasarkan pada asumsi yang dipakai oleh peneliti dan
tentunya memenuhi syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik.
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu uji regresi pada ketiga
model yang tersedia, kemudian memilih satu model yang tepat untuk dapat
digunakan dalam penelitian ini. Hasil regresi untuk model common effect
dapat dilihat pada tabel 4.6. Sedangkan untuk hasil regresi model fixed effect
dapat dilihat pada tabel 4.7 dan untuk hasil regresi model random effect dapat
dilihat pada tabel 4.8:
58
Tabel 4.6
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Common Effect Model
Dependent Variable: BOPO
Method: Panel Least Squares
Date: 07/01/18 Time: 08:49
Sample: 2012S1 2017S2
Periods included: 12
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 106.9140 3.695899 28.92774 0.0000
CAR 0.064124 0.084754 0.756595 0.4507
NPF -0.140083 0.251384 -0.557247 0.5783
FDR -0.102963 0.042537 -2.420548 0.0169
ROA -6.988908 0.449789 -15.53820 0.0000 R-squared 0.840347 Mean dependent var 95.09644
Adjusted R-squared 0.835319 S.D. dependent var 24.88283
S.E. of regression 10.09769 Akaike info criterion 7.499633
Sum squared resid 12949.34 Schwarz criterion 7.608830
Log likelihood -489.9758 Hannan-Quinn criter. 7.544006
F-statistic 167.1189 Durbin-Watson stat 1.501559
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
59
Tabel 4.7
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Fixed Effect Model
Dependent Variable: BOPO?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/16/18 Time: 14:03
Sample: 2012S1 2017S2
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 121.4398 7.154352 16.97425 0.0000
CAR? -0.344484 0.205313 -1.677849 0.0960
FDR? -0.147451 0.049233 -2.994939 0.0034
NPF? -0.386156 0.296627 -1.301822 0.1955
ROA? -6.848006 0.515302 -13.28931 0.0000
Fixed Effects (Cross)
_BCAS--C -0.130392
_BJBS--C -2.117041
_BMI--C -6.509157
_BNIS--C -4.763011
_BPDS--C -2.424459
_BRIS--C -3.240437
_BSB--C -3.838969
_BSM--C -6.155794
_BSMI--C 2.446421
_BVS--C 5.447575
_MBS--C 21.28526 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.860765 Mean dependent var 95.09644
Adjusted R-squared 0.844105 S.D. dependent var 24.88283
S.E. of regression 9.824639 Akaike info criterion 7.514309
Sum squared resid 11293.25 Schwarz criterion 7.841900
Log likelihood -480.9444 Hannan-Quinn criter. 7.647427
F-statistic 51.66475 Durbin-Watson stat 1.737346
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
60
Tabel 4.8
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Random Effect
Dependent Variable: BOPO?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/16/18 Time: 14:04
Sample: 2012S1 2017S2
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 107.8804 4.051874 26.62483 0.0000
CAR? 0.045536 0.095240 0.478124 0.6334
FDR? -0.105847 0.043165 -2.452164 0.0156
NPF? -0.193312 0.260687 -0.741548 0.4597
ROA? -7.036030 0.456852 -15.40111 0.0000
Random Effects (Cross)
_BCAS--C -0.984823
_BJBS--C -0.709505
_BMI--C -1.189302
_BNIS--C -0.679456
_BPDS--C -1.071580
_BRIS--C -0.030763
_BSB--C -0.156464
_BSM--C -0.971797
_BSMI--C 1.989271
_BVS--C 2.521325
_MBS--C 1.283094 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2.367637 0.0549
Idiosyncratic random 9.824639 0.9451 Weighted Statistics R-squared 0.839912 Mean dependent var 73.00196
Adjusted R-squared 0.834870 S.D. dependent var 24.37567
S.E. of regression 9.905343 Sum squared resid 12460.71
F-statistic 166.5787 Durbin-Watson stat 1.548503
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.840093 Mean dependent var 95.09644
Sum squared resid 12969.94 Durbin-Watson stat 1.487706
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
Langkah kedua, setelah mendapatkan hasil regresi model Common
Effect dan Fixed Effect, yaitu melakukan Uji Chow. Uji Chow dilakukan
untuk memilih model yang digunakan dalam penelitian ini antara model
61
common effect dan model fixed effect. Pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut: H0 = Common Effect Model; H1 = Fixed Effect
Model. Dengan ketentuan jika nilai probabilitas Cross-section F > 0,05 maka
H0 diterima, H1 ditolak. Dan jika nilai probabilitas Cross-section F < 0,05
maka H0 ditolak, H1 diterima. Hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel 4.8:
Tabel 4.9
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUS
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.715737 (10,117) 0.0850
Cross-section Chi-square 18.062825 10 0.0539
Sumber: Hasil Output Eviews 9 (data diolah)
Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section F
adalah 0,0850 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan model yang tepat yaitu common effect model. Dengan demikian,
sesuai teori Uji Hausman tidak perlu dilakukan.
C. Uji Signifikansi Regresi Data Panel Terpilih
Berdasarkan hasil pemilihan model regresi data panel dengan
melakukan Uji Chow dan Uji Hausman, model regresi yang terpilih dan
teppat digunakan pada penelitian ini yaitu common effect model. Dan
pengujian hipotesis yang dilakukan pada common effect model sebagai
berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi atau Adjusted R-Squared (R2)
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0<R2<1). Semakin besar nilai R
2
(mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan
62
semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak
dapat mendelaskan variabel dependen.3
Hasil output pada tabel 4.7, nilai Adjusted R-Square adalah
0,835319, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen (CAR, NPF, FDR dan ROA) dalam menjelaskan variabel
dependen (Efisiensi BOPO) adalah sebesar 83,5319% sedangkan sisanya
sebesar 16,4681% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah varabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.4 Dasar pengambilan keputusannya, apabila nilai F hitung > F
tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel independen
secara simultan berpengaruh signifkan terhadap variabel dependen, dan
apabila F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Uji signifikan simultan, dapat dilihat pada tabel 4.10 nilai F
hitung sebesar 167,1189 dan nilai F tabel didapatkan dengan perhitungan
sebagai berikut:
f tabel (f kritis) = α ; df = (k-1), (n-k)
= 5% ; df = (5-1), (132-5)
= 5% ; df = (4), (127)
= 2,44
Didapatkan nilai F tabel sebesar 2,44, yang berarti nilai F hitung >
F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa
3 Gurajati, N Damodor dan Dawn C Porter, Basic Econometrics, Fifth Edition (Mc Graw
Hill International Edition, Singapore) 2009, h. 76. 4 Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS 19, edisi kelima,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 98.
63
variabel independen (CAR, NPF, FDR dan ROA) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Tingkat Efisiensi).
3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk meguji adanya pengaruh terhadap variabel
independen dengan variabel dependen secara individu dengan anggapan
variabel lain bersifat konstan. Nilai t hitung digunakan untuk menguji
apakah variabel tersebut signifikan terhadap variabel tergantung atau
tidang. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t
hitung > t tabel.5 Selain itu juga dapat dengan melihat indikator lain yaitu
apabila probabilitas lebih kecil dari nilai kritis 0.025 maka hasilnya
signifikan yang berarti variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen. Uji signifikansi secara parsial menggunakan
uji t, dapat diliat pada tabel 4.7. dengan perhitungan t tabel sebagai
berikut:
t tabel (t kritis) = α ; df = (n-k)
= 2,5% ; df (132-5)
= 0.025 ; df = (127)
= 1.97882
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen:
a. Uji t variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat
Efisiensi
Melihat tabel 4.6, nilai t hitung pada CAR didapat nilai sebesar
0.756595, sementara t tabel sebesar 1,97882 yang berarti t hitung -
0.756595 < t tabel 1.97882. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.4507
5 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2011), h. 61-62.
64
> nilai kritis 0.025. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat efisiensi.
b. Uji t variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap Tingkat
Efisiensi
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada NPF didapat nilai
sebesar -0.557247, sementara nilai t tabel sebesar 1.97882 yang berarti
t hitung -0.557247 < t tabel 1.97882. Dengan nilai probabilitas
sebesar 0.5783 > nilai kritis 0.025. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa variabel NPF secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi.
c. Uji t variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Tingkat
Efisiensi
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada FDR didapat nilai -
2.420548, sementara nilai t tabel sebesar 1.97882 yang berarti t hitung
-2.420548 > t tabel 1.97882. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0169
< nilai kritis 0.025. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa variabel FDR secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat efisiensi.
d. Uji t variabel Return On Asset (ROA) terhadap Tingkat Efisiensi
Melihat tabel 4.10, nilai t hitung pada ROA didapat nilai
sebesar -15.53820, sementara nilai t tabel sebesar 1.97882 yang
berarti t hitung -15.53820 > t tabel 1.97882. Dengan nilai probabilitas
sebesar 0.0000 < nilai kritis 0.025. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa variabel ROA secara parsial berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi.
65
4. Analisis Regresi
Dari hasil output pada tabel 4.6 didapatkan model persamaan regresi:
Dari model persamaan regresi diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 106.9140 menyatakan bahwa jika CAR, NPF, FDR
dan ROA bernilai 0, maka tingkat efisiensi sebesar 106.9140.
b. Koefisiensi regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0.064124
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor CAR, maka
nilai BOPO akan meningkat sebesar 0.064124 dengan asumsi bahwa
variabel independen lain dari model regresi konstan.
c. Koefisiensi regresi Non Performing Financing (NPF) sebesar -0.140083
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor NPF, maka
nilai BOPO akan menurun sebesar 0.140083 dengan asumsi bahwa
variabel independen lain dari model regresi konstan.
d. Koefisien regresi Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar -0.102963
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor FDR, maka
nilai BOPO akan menurun sebesar 0.102963 dengan asumsi bahwa
variabel independen lain dari model regresi konstan.
e. Koefisiensi regresi Return On Asset (ROA) sebesar -6.988908
menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari faktor ROA, maka
nilai BOPO akan menurun sebesar 6.988908 dengan asumsi bahwa
variabel independen lain dari model regresi konstan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regesi data panel yang dilakukan bertujuan untuk
menginvestigasi pengaruah dari CAR, NPF, FDR dan ROA terhadap
BOPOit = 106.9140 + 0.064124CARit – 0.140083NPFit -
0.102963FDRit – 6.988908ROAit + ɛit
66
Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah. Berdasarkan hasil Uji Chow yang
merupakan uji terakhir yang dilakukan untuk menentukan model regresi
mana yang tepat untuk penelitian ini, model regresi terpilih yaitu model
common effect.
Tabel 4.10
Ikhtisar Hasil Regresi Hubungan Variabel Independen terhadap
Variabel Dependen
No. Variabel Independen Pengaruh Signifikansi
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Tidak Ada -
2. Non Performing Financing (NPF) Tidak Ada -
3. Financing to Deposit Ratio (FDR) Ada Negatif
4. Return on Asset (ROA) Ada Negatif
Sumber : Output Hasil Regresi, diolah
Berdasarkan hasil regresi hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen yang disajikan dalam tabel 4.10, berikut merupakan
pembahasan setiap variabelnya:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan ratio kecukupan
modal yang menunjukan kemampuan perbankan dalam
menyeiakan dana yang digunakan untuk mengatasi kemungkinan
risiko kerugian. Rasio ini penting karena dengan menjaga CAR
pada batas minimum (8%) berarti juga melindungi nasabah dan
menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Semakin
besar nilai CAR mencerminkan semakin baik dalam menghadapi
kemungkinan risiko kerugian.
67
Hasil penelitian menunjukkan Capital Adequacy Ratio
(CAR) tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat efisiensi (BOPO)
pada Bank Umum Syariah. Artinya Hal ini menjelaskan bahwa
kenaikan pada tingkat efisiensi tidak disebabkan karena adanya
penurunan pada variabel CAR. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Hosen yang
menyatakan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
bank syariah.6
2. Non Performing Financing (NPF)
Rasio Non Performing Financing (NPF), selalu
digunakan pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank
sebagai variabel yang mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah.7 Berdasarkan hasil
regresi panel, diperoleh bahwa variabel Non Performing
Financing (NPF) tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap
tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank Umum Syariah.
Pada variabel Non Performing Financing (NPF) yang
menunjukkan rasio pembiayaan macet yang terjadi pada suatu bank
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat efisiensi. Hal ini menjelaskan bahwa kenaikan pada tingkat
efisiensi tidak disebabkan karena adanya penurunan pada variabel
NPF. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Firdaus dan Hosen,
yang mengungkapkan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan
terhadap efisiensi bank syariah.8 Disisi lain, hasil ini juga
mendukung hasi penelitian Rosyiqoh yang mengungkapkan bahwa
6 Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187. 7 Dwi Nur’aini Ikhsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
8 Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187.
68
tingkat NFP tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat efisiensi
bank umum syariah.9
3. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya.10 Semakin besar nilai rasio FDR, maka
semakin baik pula bank tersebut dapat menjalankan fungsi
intermediasinya.
Dari hasil penelitian menunjukkan Financing to Deposit
Ratio (FDR) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap
tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank Umum Syariah. Artinya
apabila nilai rasio FDR naik, maka nilai rasio BOPO menurun
yang menandakan bahwa bank umum syariah tersebut semakin
efisien. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Zulfikar yang
menyatakan bahwa variabel FDR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat efisiensi Bank umum Syariah, dengan
kata lain ketidakefisienan suatu bank dikarekan kurangnya jumlah
pembiayaan yang dialokasikan kepada masyarakat sehinggga jika
jumlah pembiayaan ditingkatkan maka akan membuat bank
semakin efisien.11
4. Return on Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas
yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola asset yang dimilikinya. Rasio ini menjadi gambaran dari
9 Rosyiqoh Haida Lutfiana dan Agung Yulianto, Determinan Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syaria di Indonesia (Pendekatan Two Stage Data), Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2015. h.8. 10 Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia, h. 59. 11
Zulfikar Bagus Pambuko, Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis, Cakrawala Vol. XI No. 2, 2016, h. 188.
69
tingkat produktifitas yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah
sekitar 1,5%. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.
Dari hasil penelitian menunjukkan Return on Asset (ROA)
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi
(BOPO) pada Bank Umum Syariah. Artinya semakin besar
keuntungan yang diperoleh dari aset yang dikuasai akan membuat
BUS maka Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) semakin menurun yang mengartikan bahwa BUS semakin
efisien dalam mengelola sumberdayanya. Hasil ini juga sesuai
dengan hasil potensi perbaikan DEA dimana untuk mencapai
kondisi efisien, bank syariah perlu meningkatkan jumlah
pendapatan jasa yang akan diterima, disamping perlu
meningkatkan jumlah pembiayaan yang disalurkan dan
berinvestasi pada surat berharga. Hal ini mengindikasikan bahwa
bank syariah yang dapat menghasilkan keuntungan lebih besar,
maka juga akan beroperasi secara efisien. Hasil ini mendukung
temuan Firdaus dan Hosen12
, dan Zulfikar yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi
bank syariah.13
12
Muhammad Faza Firdaus dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, 2013, h. 187. 13
Zulfikar Bagus Pambuko, Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis, Cakrawala Vol. XI No. 2, 2016, h. 188.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk
menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return on Asset
(ROA) terhadap tingkat efisiensi bank umum syariah dengan metode
analisis regresi data panel dengan model terpilih common effect
menggunakan Eviews 9 maka dapat diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil pengujian statistik uji R2 nilai koefisien
determinasi (Adjusted R-Square) adalah 0.835319, hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen (CAR, NPF,
FDR dan ROA) dalam menjelaskan variabel dependen (Efisiensi
BOPO) adalah sebesar 83.5319% sedangkan sisanya sebesar
16.4681% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
2. Berdasarkan pengujian statistik secara simultan, variabel
independen (CAR, NPF, FDR dan ROA) secara signifikan
berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank umum syariah.
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara parsial (uji t) adalah:
a. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak memiliki
pengaruh terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah.
b. Variabel Non Performing Financing (NPF) tidak memiliki
pengaruh terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah.
c. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap Tingkat Efisiensi Bank
Umum Syariah.
d. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah.
71
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang
dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya, diharapkan tidak hanya menggunakan faktor
internal saja, tetapi dapat menambahkan faktor eksternal seperti
inflasi, GCG, Pertumbuhan GDP dan lain-lain yang mempengaruhi
tingkat efisiensi Bank Umum Syariah.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan Bank
Umum Syariah (BUS) sebagai objek yang diteliti akan tetapi dapat
menggunakan lembaga perbankan syariah lainnya seperti Unit Usaha
Syariah (UUS) atau Bank Penkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Juga
diharapkan menggunakan rentang waktu yang berbeda dan lebih lama
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan STIE Perbanas. Jakarta: 2007.
Adi, Angantyo Darminto dan Dwi Atmanto, Pengaruh Return on Equity, Debt to
Equity Ratio, Earning Pershare dan Book Value Per Share Terhadap Harga
Saham, Universitas Brawijaya Malang.
Adi Nugroho, Rino. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) Dengan Metode Stockastic Frontier
Analysis (SFA), Skripsi yang dipubikasikan Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta. 2011.
Al Arif , M. Nur Rianto. Keterkaitan Kebijakan Pemisahan Terhadap Tingkat
Efisiensi Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan
dan Perbankan Vol. 19 No. 2. 2015. hlm. 295-304.
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia. 2011.
Anwar, Mokhamad et al. Small Business Finance and Indonesian Banks
Efficiency: DEA Approach, The 13th
International Convention of The East
Asian Economic Association. 2012. hlm. 1-15.
Arafat, Wilson. Manajemen Perbankan Indonesia. Jakarta: LP3ES. 2006.
Arikunto, Suharsimi . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 2002.
Bagus Pambuko, Zulfikar. Determinan Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di
Indonesia: Two Stage Data Envelopment Analysis. Cakrawala Vol. XI no. 2.
2016. hlm. 178-194.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005.
Falkhatun dan Yasmin Umar Assegaf. Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah Dan Kesehatan Finansial. Vol. 1 No. 1. Desember.
2012. hlm. 245-254.
Firdaus, Muhammad Faza dan Muhammad Nadratuzzaman Hosen. Efisiensi Bank
Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment
Analysis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. 2013. hlm. 167-188.
73
Gumilar SP, Ivan dan Siti Komariah. Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan
Metode Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah. Jurnal
Bisnis dan Manajemen. Vol. 8 no. 1. 2011. hlm. 35-64.
Ghozali, Imam dan Subandi. A Efficiency Determinant Of Banking Industry In
Indonesia. Research Journal Of Finance And Accounting ISSN 2222-1697
(Paper) And ISSN-2487 (Online) Vol.5 No. 3. 2014. hlm. 18-26.
Hapsari, Tiara Kusuma. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM dan
Rasio Konsentrasi Terhadap ROA (Studi Empiris Pada Bank Umum yang
Listing di BEI 2005-2009. Skripsi fakultas ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang. 2011.
Hartono, Edy. Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan
Menggunakan Pendekatan Parametik Stochastic Frontier Analysis. Tesis
Magister Manajemen Universitas Diponegoro. 2009.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Current Issues Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta: Kencana. 2009.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2013.
Indrianto, Nur dan Babang Suprono. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen Edisi pertama. Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE. 2002.
Juanda, Bambang dan Junaidi. Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Pers. 2012.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2008.
Kuncoro, Mudjarad dan Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE. 2002.
Lutfiana, Rosyiqoh Haida dan Agung Yulianto. Determinan Tingkat Efisiensi
Bank Umum Syariah di Indonesia (Pendekatan Two Stage DEA). Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2015. hlm. 1-10
Mahdiyah. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Kualitas Aset Produktif dan Rasio
Likuiditas terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Periode 2009-
2013. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2015.
Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2004.
74
Muhamad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. 2004.
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. II No. 3. 2007. hlm. 80-116.
Muljawan, Dadang et al. Faktor-faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia
Serta Dampaknya terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Bank
Indonesia. WP/2/2014. hlm. 10.
Nur Indahsari, Sylvia. Analisis Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk,
Universitas Brawijaya. 2015.
Perwitaningtyas, Glorida Anindya. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi
Bank di Indonesia Periode 2008-2012. Skripsi Universitas Diponegoro.
2014.
Prahutama, Alan et.al. Modul Praktikum Ekonometrika, Fakultas Sains dan
Matematika. Universitas Diponegoro. Semarang. 2014.
Rivai, Veithzal dkk. Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2004.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Lencana
Prenada Media Group. 2012.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia. 2003.
Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia.
2007.
Sufian, Fadzlan. The Efficiency of Islamic Banking Industry in Malaysia: Foreign
vs Domestic Banks. Humanomics Vol. 23 No. 3, 2007. hlm. 174-192.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2004.
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
CV. Andi Offset. 2011.
75
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. 2009.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinyya: Disertai Panduan
Eviews, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2013.
Wijaya, Toni. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013.
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-roe-return-equity-rumus-roe/,
diakses pada tgl 10 Desember 2018.
www.bankmuamalat.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.megasyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.maybanksyariah.co.id
76
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Laporan Keuangan Bank Umum Syariah 2012-2017
PT. Bank Syariah Mandiri
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 70,11 13,66 3,04 92,21 2,25
2012-2 73 13,82 2,82 94,4 2,25
2013-1 81,63 14,16 2,90 94,22 1,79
2013-2 84,03 14,10 4,32 89,37 1,53
2014-1 93,03 14,86 6,46 89,91 0,66
2014-2 100,6 14,12 6,84 81,92 -0,04
2015-1 96,16 11,97 6,67 85,01 0,55
2015-2 94,78 12,85 6,06 81,99 0,56
2016-1 93,76 13,69 5,58 82,31 0,62
2016-2 94,12 14,01 4,92 79,19 0,59
2017-1 93,89 14,37 4,85 80,03 0,59
2017-2 94,44 15,89 4,53 77,66 0,59
77
PT. Bank Muamalat Indonesia
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 84,56 14,54 2,73 99,85 1,61
2012-2 84,48 11,57 2,09 94,15 1,54
2013-1 82,37 12,41 2,28 106,5 1,69
2013-2 85,12 17,27 1,35 99,99 1,37
2014-1 89,11 16,31 3,30 96,78 1,03
2014-2 64,81 13,91 6,55 84,14 0,17
2015-1 94,84 13,60 4,93 99,05 0,51
2015-2 97,36 12,00 7,11 90,3 0,20
2016-1 99,9 12,78 7,23 99,11 0,15
2016-2 97,76 12,74 3,83 95,13 0,22
2017-1 97,4 12,94 4,95 89 0,15
2017-2 97,68 13,62 4,43 84,41 0,11
78
PT. BRI Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 91,16 13,59 2,88 102,77 1,21
2012-2 86,63 11,35 3,00 103,07 1,19
2013-1 87,55 15,00 2,89 103,67 1,41
2013-2 83,23 14,49 4,06 102,7 1,15
2014-1 99,84 13,99 4,38 95,14 0,05
2014-2 99,77 12,89 4,60 93,9 0,08
2015-1 93,84 11,03 5,31 92,05 0,78
2015-2 93,79 13,94 4,86 84,16 0,77
2016-1 90,41 14,06 4,87 87,92 1,03
2016-2 91,33 20,63 4,57 81,42 0,95
2017-1 92,78 20,38 4,82 76,79 0,71
2017-2 96,24 20,29 6,43 71,87 0,51
79
PT. BNI Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 92,81 17,56 2,45 80,94 0,65
2012-2 85,39 19,07 2,02 84,99 1,48
2013-1 84,44 18,90 2,11 92,13 1,24
2013-2 83,94 16,23 1,86 97,86 1,37
2014-1 90,36 14,53 1,99 98,98 1,11
2014-2 89,8 18,43 1,86 92,6 1,27
2015-1 90,39 15,11 2,42 96,65 1,30
2015-2 89,63 15,48 2,53 91,94 1,43
2016-1 85,88 15,56 2,80 86,92 1,59
2016-2 87,67 14,92 2,94 84,57 1,44
2017-1 86,5 14,33 3,38 84,44 1,48
2017-2 87,62 20,14 2,89 80,21 1,31
80
PT. Panin Bank Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 60,62 45,65 0,29 127,88 3,03
2012-2 47,6 32,20 0,20 105,66 3,48
2013-1 64,34 23,11 0,57 123,6 2,34
2013-2 81,31 20,83 1,02 90,4 1,03
2014-1 75,58 25,52 0,76 140,97 1,64
2014-2 82,58 25,69 0,53 94,04 1,99
2015-1 88,8 21,17 0,91 96,43 1,22
2015-2 89,33 20,30 2,63 96,43 1,14
2016-1 96,51 19,51 2,70 89,6 0,36
2016-2 96,17 18,17 2,26 91,99 0,37
2017-1 95,26 16,41 3,80 92,48 0,45
2017-2 217,4 11,51 12,52 86,95 -10,77
81
PT. Bank Mega Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 77,3 13,08 2,88 92,09 4,13
2012-2 77,28 13,51 2,67 88,88 3,81
2013-1 81,41 13,01 3,67 104,19 2,94
2013-2 86,09 12,99 2,98 93,37 2,33
2014-1 91,9 15,93 3,48 95,68 0,99
2014-2 97,61 18,82 3,89 93,61 0,29
2015-1 104,8 16,54 4,86 94,92 -0,73
2015-2 99,51 18,74 4,26 98,49 0,30
2016-1 89,07 22,86 4,16 95,97 3,21
2016-2 88,16 23,53 3,30 95,24 2,63
2017-1 88,8 20,89 3,20 96,06 1,63
2017-2 89,16 22,19 2,95 91,05 1,56
82
PT. Bank Jabar Banten Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 98,78 23,99 5,68 91,55 0,11
2012-2 110,34 21,09 4,46 87,99 -0,59
2013-1 84,52 18,94 3,92 96,82 0,93
2013-2 85,76 17,99 1,86 97,4 0,91
2014-1 98,82 16,90 2,84 94,84 0,07
2014-2 96,94 15,83 5,91 93,69 0,69
2015-1 99,47 12,20 6,91 95,7 0,07
2015-2 98,78 22,53 6,93 104,75 0,25
2016-1 106,12 20,93 17,09 93,67 -1,94
2016-2 122,77 18,25 17,91 98,73 -8,09
2017-1 108,03 18,74 16,52 89,14 -1,34
2017-2 134,63 14,25 22,04 91,03 -5,69
83
PT. Bank Syariah Bukopin
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 94,05 13,25 2,68 93,56 0,52
2012-2 91,59 12,78 4,57 92,29 0,55
2013-1 88,82 11,84 4,32 92,43 1,04
2013-2 92,29 11,10 4,27 100,29 0,69
2014-1 96,83 10,74 4,31 102,84 0,27
2014-2 96,77 14,80 4,07 92,89 0,27
2015-1 94,78 14,10 3,03 93,82 0,49
2015-2 91,99 16,31 2,99 90,56 0,79
2016-1 89,88 14,82 2,88 92,25 1,00
2016-2 91,76 17,00 3,17 88,18 0,76
2017-1 95,44 16,41 2,80 89,42 0,39
2017-2 99,2 19,20 7,85 82,44 0,02
84
PT. BCA Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 92,24 41,33 0,14 77,41 0,74
2012-2 90,87 31,47 0,10 79,91 0,84
2013-1 88,36 27,93 0,01 85,86 0,97
2013-2 86,91 22,35 0,10 83,48 1,01
2014-1 94,94 21,83 0,14 91,17 0,67
2014-2 88,1 29,60 0,10 91,2 0,80
2015-1 93,33 27,29 0,60 94,13 0,78
2015-2 92,48 40,00 0,70 91,41 0,96
2016-1 92,87 37,93 0,55 99,6 0,90
2016-2 92,18 36,78 0,50 90,12 1,13
2017-1 92,56 30,99 0,48 91,51 1,05
2017-2 87,2 29,39 0,32 88,49 1,17
85
PT. Maybank Syariah Indonesia
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 57,3 65,93 0,00 285,79 4,35
2012-2 53,77 64,20 2,49 197,7 2,88
2013-1 74 68,97 2,79 148,52 2,32
2013-2 67,79 59,41 2,69 152,87 2,87
2014-1 80,21 61,51 5,53 177,64 2,36
2014-2 69,62 52,14 5,04 157,77 3,60
2015-1 212,62 43,35 15,15 202,45 -16,40
2015-2 192,6 38,40 35,15 110,54 -20,13
2016-1 182,28 45,63 29,31 146,43 -11,02
2016-2 160,28 55,06 43,99 134,73 -9,51
2017-1 77,83 61,32 0,00 92,15 8,18
2017-2 83,36 75,83 0,00 85,94 5,50
86
PT. Bank Victoria Syariah
Tahun BOPO CAR NPF FDR ROA
2012-1 91,24 30,35 1,44 83,34 1,02
2012-2 87,90 28,08 3,19 46,08 1,43
2013-1 81,02 26,91 2,91 81,46 1,34
2013-2 91,95 18,40 3,71 84,65 0,50
2014-1 100,24 16,84 6,63 110,13 -0,02
2014-2 143,31 15,27 7,10 95,19 -1,87
2015-1 90,02 20,39 5,03 85,73 1,37
2015-2 119,19 16,14 9,80 95,29 -2,36
2016-1 177,90 15,88 12,03 95,93 -7,46
2016-2 131,34 15,98 7,21 100,67 -2,19
2017-1 98,01 22,36 4,92 92,13 0,27
2017-2 96,02 19,29 4,59 83,59 0,36
87
Lampiran 2 : Hasil Uji Ekonometrik
1. Uji Common Effect Model
Dependent Variable: BOPO
Method: Panel Least Squares
Date: 07/01/18 Time: 08:49
Sample: 2012S1 2017S2
Periods included: 12
Cross-sections included: 11
Total panel (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 106.9140 3.695899 28.92774 0.0000
CAR 0.064124 0.084754 0.756595 0.4507
NPF -0.140083 0.251384 -0.557247 0.5783
FDR -0.102963 0.042537 -2.420548 0.0169
ROA -6.988908 0.449789 -15.53820 0.0000 R-squared 0.840347 Mean dependent var 95.09644
Adjusted R-squared 0.835319 S.D. dependent var 24.88283
S.E. of regression 10.09769 Akaike info criterion 7.499633
Sum squared resid 12949.34 Schwarz criterion 7.608830
Log likelihood -489.9758 Hannan-Quinn criter. 7.544006
F-statistic 167.1189 Durbin-Watson stat 1.501559
Prob(F-statistic) 0.000000
2. Uji Fixed Effect Model
Dependent Variable: BOPO?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/16/18 Time: 14:03
Sample: 2012S1 2017S2
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 121.4398 7.154352 16.97425 0.0000
CAR? -0.344484 0.205313 -1.677849 0.0960
FDR? -0.147451 0.049233 -2.994939 0.0034
NPF? -0.386156 0.296627 -1.301822 0.1955
ROA? -6.848006 0.515302 -13.28931 0.0000
Fixed Effects (Cross)
_BCAS—C -0.130392
_BJBS—C -2.117041
_BMI—C -6.509157
_BNIS—C -4.763011
_BPDS—C -2.424459
_BRIS—C -3.240437
88
_BSB—C -3.838969
_BSM—C -6.155794
_BSMI—C 2.446421
_BVS—C 5.447575
_MBS—C 21.28526 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.860765 Mean dependent var 95.09644
Adjusted R-squared 0.844105 S.D. dependent var 24.88283
S.E. of regression 9.824639 Akaike info criterion 7.514309
Sum squared resid 11293.25 Schwarz criterion 7.841900
Log likelihood -480.9444 Hannan-Quinn criter. 7.647427
F-statistic 51.66475 Durbin-Watson stat 1.737346
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Random Effect Model
Dependent Variable: BOPO?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/16/18 Time: 14:04
Sample: 2012S1 2017S2
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 107.8804 4.051874 26.62483 0.0000
CAR? 0.045536 0.095240 0.478124 0.6334
FDR? -0.105847 0.043165 -2.452164 0.0156
NPF? -0.193312 0.260687 -0.741548 0.4597
ROA? -7.036030 0.456852 -15.40111 0.0000
Random Effects (Cross)
_BCAS—C -0.984823
_BJBS—C -0.709505
_BMI—C -1.189302
_BNIS—C -0.679456
_BPDS—C -1.071580
_BRIS—C -0.030763
_BSB—C -0.156464
_BSM—C -0.971797
_BSMI—C 1.989271
_BVS—C 2.521325
_MBS—C 1.283094 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 2.367637 0.0549
Idiosyncratic random 9.824639 0.9451
89
Weighted Statistics R-squared 0.839912 Mean dependent var 73.00196
Adjusted R-squared 0.834870 S.D. dependent var 24.37567
S.E. of regression 9.905343 Sum squared resid 12460.71
F-statistic 166.5787 Durbin-Watson stat 1.548503
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.840093 Mean dependent var 95.09644
Sum squared resid 12969.94 Durbin-Watson stat 1.487706
4. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BUS
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.715737 (10,117) 0.0850
Cross-section Chi-square 18.062825 10 0.0539
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: BOPO?
Method: Panel Least Squares
Date: 06/16/18 Time: 14:04
Sample: 2012S1 2017S2
Included observations: 12
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 132 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 106.9140 3.695899 28.92774 0.0000
CAR? 0.064124 0.084754 0.756595 0.4507
FDR? -0.102963 0.042537 -2.420548 0.0169
NPF? -0.140083 0.251384 -0.557247 0.5783
ROA? -6.988908 0.449789 -15.53820 0.0000 R-squared 0.840347 Mean dependent var 95.09644
Adjusted R-squared 0.835319 S.D. dependent var 24.88283
S.E. of regression 10.09769 Akaike info criterion 7.499633
Sum squared resid 12949.34 Schwarz criterion 7.608830
Log likelihood -489.9758 Hannan-Quinn criter. 7.544006
F-statistic 167.1189 Durbin-Watson stat 1.501559
Prob(F-statistic) 0.000000
90
Lampiran 3 : Uji Statistik Deskriptif
Date: 06/16/18 Time: 14:02
Sample: 2012S1 2017S2 BOPO CAR FDR NPF ROA Mean 95.09644 22.07402 98.23932 4.815379 0.349621
Median 91.83000 16.95000 92.54000 3.300000 0.870000
Maximum 217.4000 75.83000 285.7900 43.99000 8.180000
Minimum 47.60000 10.74000 46.08000 0.000000 -20.13000
Std. Dev. 24.88283 13.39351 26.52542 6.049320 3.393283
Skewness 2.827994 2.171185 3.982683 3.919008 -3.415935
Kurtosis 13.12691 7.264716 23.96748 21.53719 18.10321
Jarque-Bera 739.9948 203.7419 2766.953 2227.841 1511.298
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Sum 12552.73 2913.770 12967.59 635.6300 46.15000
Sum Sq. Dev. 81109.35 23499.57 92171.32 4793.849 1508.382
Observations 132 132 132 132 132