1
Di dalam akuntansi keuangan dikenal istilah dengan nama ( heding ) atau yang biasa dikenal dengan akuntasi lindung nilai. Akuntansi lindung nilai menurut Epstein & Jermakowicz (2008) adalah penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value) aset atau liabilitas yang diperkirakan akan mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Aktivitas lindung nilai cenderung menggunakan instrumen derifatif seperti future atau opsi. Baik item – item aset atau liabilitas yang dilindungi dan instrumen derivatif yang digunakan untuk melindungi harus dinyatakan kembali dengan nilai wajar dalam peride pelaporan laporan laba rugi. Dalam pelaporan aktivitas lindung nilai akan menghasilkan untung ( gains ) atau rugi ( loses ). Contoh sederhana aktivitas lindung nilai adalah di pasar modal. Tanggal 5 September 2012 Ery membeli 2 lot saham INDF senilai Rp 5.000,00 / lembar dan untuk melindungi nilai sahamnya Ery membeli opsi jual untuk 2 lot saham INDF senilai Rp 200.000,00 dengan harga excercise saham Rp 4.800,00 / lembar berlaku selama 1 bulan. Pada tanggal 5 Oktober 2012 harga saham INDF turun menjadi Rp 4.000,00 / lembar. Ery membuat keputusan untuk menjual 2 lot saham INDF nya dengan menggunakan opsi jual seharga Rp 4.800,00 / lembar sehingga memperoleh kas Rp 4.800.000,00. Apabila Ery tidak membeli opsi jual untuk melindungi asetnya maka akan menderita kerugian Rp 1.000.000,00 (( Rp 5.000.000,00 – ( Rp 4.000,00 * Rp 1.000,00) = Rp 1.000.000,00 )). Kerugian Ery apabila tidak menggunakan aktivitas lindung nilai sebesar Rp 1.000.000,00 dan apabila menggunakan aktivitas lindung nilai sebesar Rp 400.000.00 ( Rp 200.000, biaya untuk membeli opsi jual dan Rp 200.000,00 selisih rugi antara harga excercise dan harga beli saham ). Contoh di atas adalah gambaran sederhana akuntansi lindung nilai yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko dan mengurangi kerugian. Praktik aktivitas lindung nilai seperti ini menjadi isu yang lebih penting dengan diterapkan SAK yang mengacu pada IFRS per tanggal 1 Januari 2012 karena aset perusahaan harus dinilai wajarkan sesuai dengan harga pasar sesuai dengan prinsip (fair value

Di dalam akuntansi keuangan dikenal istilah dengan nama

  • Upload
    chila01

  • View
    14

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Di dalam akuntansi keuangan dikenal istilah dengan nama

Citation preview

Di dalam akuntansi keuangan dikenal istilah dengan nama ( heding ) atau yang biasa dikenal dengan akuntasi lindung nilai. Akuntansi lindung nilai menurut Epstein & Jermakowicz (2008) adalah penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value) aset atau liabilitas yang diperkirakan akan mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Aktivitas lindung nilai cenderung menggunakan instrumen derifatif seperti future atau opsi. Baik item item aset atau liabilitas yang dilindungi dan instrumen derivatif yang digunakan untuk melindungi harus dinyatakan kembali dengan nilai wajar dalam peride pelaporan laporan laba rugi. Dalam pelaporan aktivitas lindung nilai akan menghasilkan untung ( gains ) atau rugi ( loses ).

Contoh sederhana aktivitas lindung nilai adalah di pasar modal.Tanggal 5 September 2012 Ery membeli 2 lot saham INDF senilai Rp 5.000,00 / lembar dan untuk melindungi nilai sahamnya Ery membeli opsi jual untuk 2 lot saham INDF senilai Rp 200.000,00 dengan harga excercise saham Rp 4.800,00 / lembar berlaku selama 1 bulan. Pada tanggal 5 Oktober 2012 harga saham INDF turun menjadi Rp 4.000,00 / lembar. Ery membuat keputusan untuk menjual 2 lot saham INDF nya dengan menggunakan opsi jual seharga Rp 4.800,00 / lembar sehingga memperoleh kas Rp 4.800.000,00. Apabila Ery tidak membeli opsi jual untuk melindungi asetnya maka akan menderita kerugian Rp 1.000.000,00 (( Rp 5.000.000,00 ( Rp 4.000,00 * Rp 1.000,00) = Rp 1.000.000,00 )). Kerugian Ery apabila tidak menggunakan aktivitas lindung nilai sebesar Rp 1.000.000,00 dan apabila menggunakan aktivitas lindung nilai sebesar Rp 400.000.00 ( Rp 200.000, biaya untuk membeli opsi jual dan Rp 200.000,00 selisih rugi antara harga excercise dan harga beli saham ).

Contoh di atas adalah gambaran sederhana akuntansi lindung nilai yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko dan mengurangi kerugian. Praktik aktivitas lindung nilai seperti ini menjadi isu yang lebih penting dengan diterapkan SAK yang mengacu pada IFRS per tanggal 1 Januari 2012 karena aset perusahaan harus dinilai wajarkan sesuai dengan harga pasar sesuai dengan prinsip (fair value