Diagnosis Admn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nk

Citation preview

DIAGNOSIS ADMINISTRATIFDiagnosa administratif adalah melakukan analisa kebijakan, sumber daya, dan kejadian-kejadian dalam organisasi yang mendukung atau menghambat promosi kesehatan.Tujuan akhirnya adalah mengurangi seminimum mungkin faktor yang mungkin menghambat program yang sangat tertata untuk menghasilkan dampak penuh dan positif. Diagnosa administratif disajikan hampir pada akhir tahap perencanaan. Pertimbangan administratif mencakup pembiayaan dan analisis faktor-faktor yang akan menentukan kemudahan memadukan program ke dalam suatu sistem. Salah satu faktor penting dalam diagnosa administratif adalah alokasi sumber daya.Kami merencanakan jenis kegiatan PHBS goes to Bandarharjo sebagai bentuk intervensi dalam mengubah perilaku masyarakat di Kelurahan Bandarharjo sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat disana. Berikut merupakan rancangan kegiatan :1. Jenis kegiatan : PHBS goes to Bandarharjo yang merupakan serangkaian acara , terdiri dari :a. Jalan sehat berupa kegiatan untuk meramaikan kegiatan, menarik massa, dan meningkatkan kebugaran masyarakat. b. Ceramah mengenai PHBS dan diare disertai tanya jawab serta demostrasi cara mencuci tangan yang baik, cara mengetahui air yang layak dikonsumsi, dan jenis makanan yang sehat dan bersih.c. Hiburan berupa penampilan akustik dari panitia serta pemutaran video mengenai pola hidup tidak PHBS, penyakit diare dan dampaknya.2. Peserta : Seluruh warga di RW 1 Kelurahan Bandarharjo

3. Urutan waktu pelaksanaan : NoUrutan PelaksanaanNovember 2014

Desember 2014Januari2015Februari Agustus 2015September 2015

1. Survei Lapangan

2.Pendekatan ke tokoh masyarakat

3.Sosialisasi tentang PHBS

4.Pembetukan struktur pelaksana kegiatan

5.Implementasi Kegiatan

6.Launching PHBS goes to Bandarharjo

7.Monitoring kegiatan

8.Evaluasi kegiatan

4. MetodeKegiatan ini menggunakan metode Ceramah yang dikombinasikan dengan demonstrasi dan tanya jawab.

5. Penaggung jawab kegiatana. Pemerintah setempat (Ketua RT, RW, petugas kelurahan)b. Tokoh masyarakat c. Fasilitator (Pelatih)d. Masyarakat

6. Tempat kegiatanKegiatan ini dilaksanakan di Balai Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara. Daerah ini dipilih karena memiliki jumlah KLB Diare yang tinggi.

7. Sarana, prasarana dan sumber danaa. Sarana : Balai kelurahan b. Prasarana : mic, kursi, meja, alat peraga, panggung hiburan, tenda, lcd-monitor, sound system, gitar dan alat musik yang dibutuhkan.c. Sumber dana : Sumber pembiayaaan program kegiatan ini berasal dari kas kelompok, iuran panitia serta sumbangan dari donatur.

8. Anggaran biaya keseluruhan : a. Pemasukan : Iuran panitia pelaksanaRp. 575.000 Kas kelompokRp. 1.000.000 Sponsor/donaturRp. 1.000.000 TotalRp. 2.575.000

b. Pengeluaran :NORINCIAN BIAYAJUMLAH (Rp)

1Biaya konsumsi Jalan Sehat : Masyarakat RW 1 Panitia Rp. 346.000

2Doorprize Jalan SehatRp. 154.000

3Peralatan demonstrasi Rp. 70.000

4Biaya sewa sound system dan panggungRp. 300.000

5Biaya sewa lcd dan monitorRp. 130.000

6Biaya Konsumsi Ceramah : Masyarakat RW 1 PanitiaRp. 865.000

7Hadiah / bingkisan saat ceramah : @15.000 x 3Rp. 45.000

8Biaya publikasi Rp. 55.000

9DekorasiRp. 100.000

10Logistik dan lain-lainRp. 235.000

JumlahRp. 2.300.000

c. Sisa Anggaran Dana :PemasukanRp. 2.575.000PengeluaranRp. 2.300.000 Sisa Dana Rp. 275.000

9. Indikator keberhasilanTercapainya Objective Goal pada bulan September 2015, 100 persen masyarakat Bandarharjo melakukan PHBS, terutama makan makanan yang bersih dan bergizi, menggunakan jamban yang sehat, mencuci tangan menggunakan sabun dan menggunakan air bersih secara konsisten. Program tersebut dilaksanakan sejak bulan Januari 2015. Tahapan dalam diagnose administrative ada 3 yaitu :1. Analisa dalam programMerupakan analisa untuk menetapkan dalam program mana kegiatan ini dilakukan. Dalam analisa ini mempertimbangkan jumlah dan kemampuan SDM program tersebut serta dana yang ada. Pada tingkat awal ini, faktor yang dipertimbangkan adalah :

Tingkat kerumitanPHBS Goes To Bandarharjo merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari jalan sehat bersama, hiburan yang berkaitan dengan program PHBS, dan ceramah mengenai mengenai gejala, cara penularan, dan penanggulangan diare serta penjelasan dan demostrasi mengenai PHBS khususnya yang berhubungan langsung terhadap penyakit diare. Kegiatan ini mungkin adalah sesuatu yang baru di Kelurahan Bandarharjo. Akan tetapi dalam hal ini penyuluhan ini dapat diterima dengan baik dan antusias. TempatnyaDilakukan di balai pertemuan Kelurahan Bandarharjo. Karena tempat ini dirasa cukup untuk menampung jmlah warga yang ada, jarak serta letaknya juga strategis sehingga memudahkan warga dalam menjangkau tempat penyuluhan. Balai ini juga berdekatan dengan kantor Kelurahan sehingga memudahkan kita dalam meminta bantuan dengan pihak Kelurahan. Susunan pegawaianIntervensi acara PHBS goes to Bandarharjo ini adalah kepengurusan bersama dari kelompok belajar mata kuliah yang dibagi lagi menjadi :a. Koordinator tim : Ketua yang mengetuai dan member komando keseluruhan acarab. Tim penyuluh : melakukan penyuluhanc. Sekben : Sekertaris dan bendahara yang mengurusi masalah surat menyurat dan keuangand. Tim advokasi : tim yang bertugas melakukan advokasi atau lobbying kepada ketua RT, stakeholder,tokoh masyarakat dan agama, dlle. Tim promosi : tim yang bertugas melakukan promosi mengenai acara penyuluhan ini kepada warga sekitar. Tim ini juga bertugas mengakrabkan dan mendekatkan diri pada warga sekitar.f. Tim logistic : tim yang mengurusi segala keperluan acara ini.g. Tim pemantau dan evaluasi : tim yang bertugas memantau keberlanjutan program ini dengan cara mengecek secara rutin 1 minggu sekali dalam kurun waktu 8 bulan ( Januari - September 2015) pada tiap warga untuk mengetahui apakah mereka melakukan PHBS (terutama mempunyai air bersih yang memadai, mencuci tangan memakai sabun, memakan buah dan sayur, dan memiliki dan atau menggunakan jamban yang sehat) atau tidak. Program ini dikatakan berhasil jika 100 persen masyarakat Bandarharjo selama 8 bulan setelah acara PHBS goes to Bandarharjo (Januari - September 2015) melakukan PHBS secara konsisten. Ruang, pendanaan, system pendukunga. SDM berkualitas karena penyuluh dan tim merupakan SKM yang mempunyai dasar ilmu kesehatan masyarakat yang memadai.b. SDM cukup memadai karena berjumlah 23 orangc. Pendukung umum yang dipertimbangkan adalah pegawai kelurahan dan kesehatan setempat.d. Dana untuk penyuluhan didapatkan dari kas organisasi, iuran panitia dan sumbangan donature. Waktu pelaksanaan kegiatan : 1 hari untuk acara PHBS goes to Bandarharjo (Januari minggu ke 4 2015) namun pemantauan dilakukan selama 8 bulan setelah acara PHBS goes to Bandarharjo (Januari - September 2015).2. Analisa dalam organisasiMerupakan analisa untuk melihat perlunya kerjasama dengan program-program yang ada dalam organisasi tersebut (kerjasama lintas program). Pada tahap ini, faktor yang dipertimbangkan adalah : Pendidikan kesehatan di dalam organisasiPendidikan kesehatan di kelurahan Bandarharjo relativ baru. Hal ini dapat dilihat dari kumuhnya lingkungan tempat tinggal, masih terjadi KLB Diare, perilaku masyarakat menganai kesehatan masih kurang, dan sarana air bersih kurang memadai Tingkat penerimaan dalam organisasiTingkat penerimaan PHBS goes to Bandarharjo sebagai bentuk intervensi yang diakui dan bernilai.Dengan perijinan dari fakultas, penyuluhan ini memperoleh ijin untuk dapat dilaksanakan dan diakui. Status organisasiKelurahan Bandarharjo masuk dalam kategori daerah kumuh di Semarang karena tempatnya yang rendah sehingga sering terkena rob. Disana juga masih terjadi beberapa KLB seperti diare, leptospirosis, dll. Namun kelurahan ini sudah pernah mendapat sentuhan dari beberapa organisasi/komunitas yang ingin membantu mereka seperti dinkes. Pengaruh programa. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan melakukan PHBS secara konsistenb. Peningkatan kualitas lingkunganc. Peningkatan kualitas hidupd. Peningkatan pengetahuan masyarakate. Penurunan angka diare sehingga tidak terjadi KLB Kesiapsiagaan organisasiMenengah. Karena antara kelemahan dan kekuatan seimbang.Kelemahan :a. Dana kurang memadaib. Kualitas lingkungan buruk (rob, daerah dataran rendah, jenis tanah buruk, dan kualitas air tanah buruk)c. Kurang jumlah SDM berkualitas (guru, dokter, nakes)d. Banyak pengangguranKekuatan :a. Pendidikan cukupb. Masyarakat punya banyak waktu senggang yang dapat di manfaatkanc. Adanya kader dan pelayanan kesehatand. Adanya dukungan dari fakultas3. Analisa antar organisasiMerupakan analisa untuk melihat perlu tidaknya sektor-sektor lain dan sektor mana yang akan diajak kerjasama (kerjasama lintas sektor).

Peraturan pemerintah Adanya Peraturan Presiden no 7 tahun 2005 mengenai RPJPM 2004-2009 yang salah satu isinya mengenai PHBS. Dilakukannya penyuluhan mengenai penyakit leptosiprosis di Semarang Utara oleh Dinas Kesehatan.

Kerjasama lintas sektorPada tahap ini, intervensi penyuluhan bekerjasama antara: Kerjasama pada sektor pendidikan yaitu dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Kerjasama pada sektor pemerintahan yaitu dengan ketua RT dan RW lokasi sasaran Kerjasama pada sektor social yaitu dengan Karang Taruna di kelurahan Bandarharjo dan masyarakat di lokasi sasaran. Kerjasama dengan pihak swasta (lembaga keuangan, yayasan, dll) dalam rangka untuk mendapatkan bantuan berupa fisik maupun materi untuk pelaksanaan program