10
DIAGNOSTIK BIOPSY a. Definisi Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi: tampilan b. Tujuan biopsi : 1. Mengetahu morfologi tumor a. Tipe histologic tumor b. Subtipe tumor c. Grading sel 2. Radikalitas operasi 3. Staging tumor a. Besar specimen dan tumor dalam centimeter b. Luas ekstensi tumor c. Bentuk tumor d. Nodus regional - Banyak kelenjar limfe yang ditemukan - Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis - Adanya invasi kapsuler - Metastase ekstranodal

Diagnostik Biopsy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diagnostik Biopsy

DIAGNOSTIK BIOPSY

a. Definisi

Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia

untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi:

tampilan

b. Tujuan biopsi :

1. Mengetahu morfologi tumor

a. Tipe histologic tumor

b. Subtipe tumor

c. Grading sel

2. Radikalitas operasi

3. Staging tumor

a. Besar specimen dan tumor dalam centimeter

b. Luas ekstensi tumor

c. Bentuk tumor

d. Nodus regional

- Banyak kelenjar limfe yang ditemukan

- Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis

- Adanya invasi kapsuler

- Metastase ekstranodal

c. Syarat Biopsi

1. Tidak boleh membuat flap

2. Dilakukan secara tajam

Page 2: Diagnostik Biopsy

3. Tidak boleh memasang drain

4. Letaknya dibagian tumor yang dicurigai

5. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan

dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif)

d. Ruang lingkup

Biopsi insisional biobsi eksisional dan biobsi jarum

e. Indikasi operasi

Neoplasms yang ganas atau dicurigai ganas

f. Kontra indikasi operasi:

- Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan

- Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)

- Gangguan faal hemostasis berat (relatif)

- Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi

Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian

potongan tumor yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah

dijangkau dengan tang pemotong yang sesuai. Prosedur semacam im umumnya

tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya dilakukan tanpa pemberian Novocain

selama kanker tidak disuplai oleh saraf. Namun, kadang diperlukan biopsi yang

melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk mendapatkan sel yang

hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal.

Ada dua macam bentuk biopsi bedah, yaitu biopsi insisional dan biopsy

eksisional. Biopsi insisional adalah pengambilan sebagian jaringan yang sakit.

Biopsi ini dilakukan bila jaringan yang sakit terlalu besar (ukuran lebih dari 2 cm),

sehingga tidak dapat dilakukan pengangkatan seluruh jaringan yang sakit tanpa

tindakan rekonstruksi untuk menutup defeknya. Biopsi eksisional adalah

pengangkatan seluruh jaringan yang sakit sampai tepi yang sehat. Biopsi ini bias

dilakukan bila jaringan yang sakit kecil (kurang dari 2 cm), sehingga defek masih

Page 3: Diagnostik Biopsy

bisa ditutup primer. Salah satu syarat biopsi adalah tidak boleh dilakukan

undermining atau pembuatan flap, karena berpotensi menyebabkan

penyebaran jaringan ganas.

Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsy difiksasi, dan dikirim untuk

pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini

adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan

jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening

menentukan staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional)

juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas

dari infiltrasi tumor)

Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi dari lesi adalah FNAB (fine

needle aspiration biopsy). Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan

spesifisitas FNAB sama atau lebih balk dari biopsi konvensional.

Prosedur biopsy klinisi dapat menggunakan sejumlah teknik biopsi, antara lain biopsi

scalpel, biopsipunch, biopsi laser atau biopsi pisau elektrik. Untuk melakukan biopsi

pada mukosayang dicurigai mengalami lesi ganas atau pra-ganas, terutama pada

eksisi biopsi, sebaiknya dicegah penggunaan laser atau pisau elektrik. Tehnik ini

dapat menghasilkan sebuah objek berupa gumpalan yang dapat menghalangi

interpretasi histologis dari sampel, terutama penilaian pada bagian tepi. Sedangkan

biopsy punch telah dibuktikan menghasilkan lebih sedikit objek penghalang dari

pada biopsy scalpel.

DIAGNOSTIK SEROLOGI

Uji serologi adalah membedakan bakteri berdasarkan sifat-sifat antigeniknya. Uji

serologi telah digunakan secara luas untuk diagnosis laboratories penyakit menular. Uji

laboratories yang didasarkan pada reaksi antigen-antibodi memperluas keterampilan

diagnostic para ahli klinik dan mempedomani usaha-usaha pengobatan. Uji serologi

merupakan bagian yang besar dari teknik laboratories yang tersedia untuk membantu para

ahli klinik. Uji serologi yang terpenting dan digunakan paling luas mencakup reaksi-reaksi

aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.

Page 4: Diagnostik Biopsy

Antibody (immunoglobulin) adalah sekelompok lipoprotein dalam serum darah dan

cairan jaringan pada mamalia. Antibody memiliki lebih dari satu tempat pengkombinasian

antigen. Kebanyakan antibody makhluk hidup mempunyai 2 tempat pengkombinasian yang

disebut bivalen. Beberapa antibody bivalen dapat membenuk beraneka antibody yang

mempunyai lebih dari 10 tempat pengkombinasian antigen.

Antigen adalah bahan yang asing untuk badan, terdapat dalam manusia atau

organisme multiseluler lain yang dapat menimbulkan pembentukan antibody terhadapnya

dan dengan antibody itu antigen dapat bereaksi dengan khas. Sifat antigenik dapat

ditentukan oleh berat molekulnya..Salmonella dan jenis-jenis lainnya dalam

familyEnterobacteriac eae mempunyai beberapa jenis antigen, yaitu antigen O (somatic), H

(Flagella), K (Kapsul) dan Vi (Virulen).

Antigen di dalam reaksi aglutinasi dapat berupa sel atau partikel, misalnya partikel

latex yang permukaannya telah diresapi antigen yang dapat larut, ditambahkannya antibody

yang homolog akan menyebabkan terjadinya aglutinasi

atau penggumpalan, sehingga menghasilkan agregat kasat mata sel-sel itu, reaksi

aglutinasi juga digunakan di dalam penggolongan dan penentuan tipe darah manusia

Polymerase chain reaction (PCR)

Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukancetakan DNA

secara berulang kali dengan menggunakan prosedurdan waktu yang tertentu. PCR

menggunakan teknik amplifikasi(perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen

DNA secara invitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template),DNA

genom, dan primer oligonukleotida.

Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzimDNA polimerase

yang digunakan untuk membuat cetakan darisegmen DNA yang diinginkan (Wolfe 1993 :

137).

PROSES DALAM PCR

Proses PCR terdiri dari

3tahapan, yaitu:

1. D e n a t u r a s i adalah proses penguraian materi genetik (DNA/RNA) dari bentuk

heliksnyayang dipisahkan dengan suhu 90-96°C.

2. Annealing (pelekatan) atau hibridisasiadalah suatu proses penempelan primer

ke DNAtemplate yang sekarang hanyadalam satu untai.

Page 5: Diagnostik Biopsy

3. Pol imer isas i (s in tes is)adalah suatu proses pemanjangan rantai DNA

baru yang dimulai dariprimer.

Aplikasi dari PCR yaitu:

1. Mendeteksi penyakit yang dapat menginfeksi, variasi dan mutasi darigen (Powledge

2001).

2. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untukmengetahui dari

mana spesies tersebut berasal (Powledge 2001).

3. DNA atau RNA yahg telah dianalisis dengan menggunakan teknik PCRdigunakan

untuk meneliti penerapannya dalam bidang klinik dan obat-obatan forensik,

mengembangkan teknik-teknik dalam bidang genetikadan untuk mendiagnosa (Davis

et al. 1994: 114).

4. Untuk membuat cDNA library, yaitu sebuah set dari hasilkloning yang mewakili

sebanyak mungkin mRNA dari suatutipe sel tertentu dengan waktu tertentu.

Pembuatan cDNAlibrary tersebut menggunakan teknik Transverse ReplicationPCR

(Weaver 1999: 80).

Uji temple (patch test)

 

Uji tempel sering dipakai untuk membuktikan dermatitis kontak. Suatu serisediaan uji

tempel yang mengandung berbagai obat ditempelkan pada kulit(biasanya daerah

punggung) untuk dinilai 48-72 jam kemudian.

Uji tempel dikatakan positif bila terjadi erupsi pruritus, eritema, dan vesikular yang

serupa dengan reaksi. Klinis alergi sebelumnya, tetapi dengan intensitas dan skala

lebih ringan.

Persiapan

Pastikan bahwa kondisi antigen yang digunakan dalam keadaan layak

pakai,perhat ikan cara peny impanan dan tanggal kadaluarsanya Harus

d i ingat bahwakortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini

sehingga memberihasil negatif palsu. Setelah itu lakukan anamnesis tentang apakah

pernah berkontak sebelumnya dengan antigen yang akan digunakan.

Melakukan uji 

Ka lau memungkinkan gunakan ap l ikator seper t i d i a tas seh ingga

dapatdigunakan banyak antigen sekaligus. Hati-hati sewaktu melepas

Page 6: Diagnostik Biopsy

penutup antigen,harus dengan posisi menghadap ke atas sehingga antigen tidak

tumpah. Kalau tidak ada ap l ikator seper t i i tu dapat d igunakan ant igen

yang mudah d idapat ( te tanus, tuberculin, dan sebagainya). Dengan

menggunakan alat suntik tuberkulin, pastikanbahwa sejumlah 0,1 ml antigen

masuk secara intrakutan hingga berbentuk gelembung dan tidak subkutan. Beri

tanda dengan lingkaran masing-masing lokasiantigen.

Hasil pemeriksaan

Hasil uji dibaca setelah 24-48 jam. Bila setelah 24 jam hasil tes tetap negatif maka

cukup aman untuk memberikan dosis antigen yang lebih kuat. Indurasi

yangterjadi harus diraba dengan jari dan ditandai ujungnya, diukur dalam

mm dengandiameter melintang (a) dan memanjang (b). Untuk setiap reaksi

gunakan formula(a+b):2. Suatu reaksi disebut positif bilamana (a+b):2=2 mm atau

lebih.

Efek samping

Dapat terjadi suatu reaksi kemerahan yang persisten selama 3-10 hari

tanpameninggalkan sikatriks. Pada orang yang sangat sensitif dapat timbul

vesikel danulserasi pada lebih dari satu lokasi antigen.

Interpretasi 

Uji kulit ini saja tidak cukup untuk menyimpulkan status imunologik

selular seseorang karena untuk dapat d is impulkan has i l u j i harus

d isesuaikan dengananamnesis dan keadaan klinik. Untuk menilai suatu

uji kulit, seperti juga prosedur diagnostik yang lain, sangat tergantung pada

pemeriksanya. Bila disimpulkan bahwakemungkinan terdapat gangguan pada sistem

imunitas selular, maka dapatdipertimbangkan pemberian imunoterapi. Tetapi

untuk memulai terapi sebaiknyapemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan

secara in vivo.

Skin Scraping

Page 7: Diagnostik Biopsy

Skin scraping adalah teknik batuan dasar dalam dermatologi yang diterapkan pada sebagian

kasus yang tinggi.

Ini memungkinkan baik ketebalan penuh epidermis dan isi folikel rambut yang akan

dijadikan sampel.

Hal ini paling sering digunakan dalam diagnosis dari infestasi parasit seperti

sarcoptic, cheyletiellosis kudis dan demodicosis.

Umumnya beberapa situs sampel. Tungau bisa sangat sulit untuk menemukan

dalam beberapa kasus

Page 8: Diagnostik Biopsy

PANDUAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)