Upload
muzayyanah
View
325
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
DIAGNOSTIK BIOPSY
a. Definisi
Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia
untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi:
tampilan
b. Tujuan biopsi :
1. Mengetahu morfologi tumor
a. Tipe histologic tumor
b. Subtipe tumor
c. Grading sel
2. Radikalitas operasi
3. Staging tumor
a. Besar specimen dan tumor dalam centimeter
b. Luas ekstensi tumor
c. Bentuk tumor
d. Nodus regional
- Banyak kelenjar limfe yang ditemukan
- Banyak kelenjar limfe yang mengandung metastasis
- Adanya invasi kapsuler
- Metastase ekstranodal
c. Syarat Biopsi
1. Tidak boleh membuat flap
2. Dilakukan secara tajam
3. Tidak boleh memasang drain
4. Letaknya dibagian tumor yang dicurigai
5. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan
dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif)
d. Ruang lingkup
Biopsi insisional biobsi eksisional dan biobsi jarum
e. Indikasi operasi
Neoplasms yang ganas atau dicurigai ganas
f. Kontra indikasi operasi:
- Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan
- Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)
- Gangguan faal hemostasis berat (relatif)
- Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi
Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian
potongan tumor yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah
dijangkau dengan tang pemotong yang sesuai. Prosedur semacam im umumnya
tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya dilakukan tanpa pemberian Novocain
selama kanker tidak disuplai oleh saraf. Namun, kadang diperlukan biopsi yang
melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk mendapatkan sel yang
hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal.
Ada dua macam bentuk biopsi bedah, yaitu biopsi insisional dan biopsy
eksisional. Biopsi insisional adalah pengambilan sebagian jaringan yang sakit.
Biopsi ini dilakukan bila jaringan yang sakit terlalu besar (ukuran lebih dari 2 cm),
sehingga tidak dapat dilakukan pengangkatan seluruh jaringan yang sakit tanpa
tindakan rekonstruksi untuk menutup defeknya. Biopsi eksisional adalah
pengangkatan seluruh jaringan yang sakit sampai tepi yang sehat. Biopsi ini bias
dilakukan bila jaringan yang sakit kecil (kurang dari 2 cm), sehingga defek masih
bisa ditutup primer. Salah satu syarat biopsi adalah tidak boleh dilakukan
undermining atau pembuatan flap, karena berpotensi menyebabkan
penyebaran jaringan ganas.
Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsy difiksasi, dan dikirim untuk
pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini
adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan
jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening
menentukan staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional)
juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas
dari infiltrasi tumor)
Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi dari lesi adalah FNAB (fine
needle aspiration biopsy). Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan
spesifisitas FNAB sama atau lebih balk dari biopsi konvensional.
Prosedur biopsy klinisi dapat menggunakan sejumlah teknik biopsi, antara lain biopsi
scalpel, biopsipunch, biopsi laser atau biopsi pisau elektrik. Untuk melakukan biopsi
pada mukosayang dicurigai mengalami lesi ganas atau pra-ganas, terutama pada
eksisi biopsi, sebaiknya dicegah penggunaan laser atau pisau elektrik. Tehnik ini
dapat menghasilkan sebuah objek berupa gumpalan yang dapat menghalangi
interpretasi histologis dari sampel, terutama penilaian pada bagian tepi. Sedangkan
biopsy punch telah dibuktikan menghasilkan lebih sedikit objek penghalang dari
pada biopsy scalpel.
DIAGNOSTIK SEROLOGI
Uji serologi adalah membedakan bakteri berdasarkan sifat-sifat antigeniknya. Uji
serologi telah digunakan secara luas untuk diagnosis laboratories penyakit menular. Uji
laboratories yang didasarkan pada reaksi antigen-antibodi memperluas keterampilan
diagnostic para ahli klinik dan mempedomani usaha-usaha pengobatan. Uji serologi
merupakan bagian yang besar dari teknik laboratories yang tersedia untuk membantu para
ahli klinik. Uji serologi yang terpenting dan digunakan paling luas mencakup reaksi-reaksi
aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen.
Antibody (immunoglobulin) adalah sekelompok lipoprotein dalam serum darah dan
cairan jaringan pada mamalia. Antibody memiliki lebih dari satu tempat pengkombinasian
antigen. Kebanyakan antibody makhluk hidup mempunyai 2 tempat pengkombinasian yang
disebut bivalen. Beberapa antibody bivalen dapat membenuk beraneka antibody yang
mempunyai lebih dari 10 tempat pengkombinasian antigen.
Antigen adalah bahan yang asing untuk badan, terdapat dalam manusia atau
organisme multiseluler lain yang dapat menimbulkan pembentukan antibody terhadapnya
dan dengan antibody itu antigen dapat bereaksi dengan khas. Sifat antigenik dapat
ditentukan oleh berat molekulnya..Salmonella dan jenis-jenis lainnya dalam
familyEnterobacteriac eae mempunyai beberapa jenis antigen, yaitu antigen O (somatic), H
(Flagella), K (Kapsul) dan Vi (Virulen).
Antigen di dalam reaksi aglutinasi dapat berupa sel atau partikel, misalnya partikel
latex yang permukaannya telah diresapi antigen yang dapat larut, ditambahkannya antibody
yang homolog akan menyebabkan terjadinya aglutinasi
atau penggumpalan, sehingga menghasilkan agregat kasat mata sel-sel itu, reaksi
aglutinasi juga digunakan di dalam penggolongan dan penentuan tipe darah manusia
Polymerase chain reaction (PCR)
Polymerase chain reaction (PCR) adalah suatu proses pembentukancetakan DNA
secara berulang kali dengan menggunakan prosedurdan waktu yang tertentu. PCR
menggunakan teknik amplifikasi(perbanyakan) secara spesifik pada suatu segmen
DNA secara invitro dengan menggunakan DNA polimerase, cetakan (template),DNA
genom, dan primer oligonukleotida.
Prinsip dasar dari teknik PCR tersebut merupakan adanya enzimDNA polimerase
yang digunakan untuk membuat cetakan darisegmen DNA yang diinginkan (Wolfe 1993 :
137).
PROSES DALAM PCR
Proses PCR terdiri dari
3tahapan, yaitu:
1. D e n a t u r a s i adalah proses penguraian materi genetik (DNA/RNA) dari bentuk
heliksnyayang dipisahkan dengan suhu 90-96°C.
2. Annealing (pelekatan) atau hibridisasiadalah suatu proses penempelan primer
ke DNAtemplate yang sekarang hanyadalam satu untai.
3. Pol imer isas i (s in tes is)adalah suatu proses pemanjangan rantai DNA
baru yang dimulai dariprimer.
Aplikasi dari PCR yaitu:
1. Mendeteksi penyakit yang dapat menginfeksi, variasi dan mutasi darigen (Powledge
2001).
2. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies atau untukmengetahui dari
mana spesies tersebut berasal (Powledge 2001).
3. DNA atau RNA yahg telah dianalisis dengan menggunakan teknik PCRdigunakan
untuk meneliti penerapannya dalam bidang klinik dan obat-obatan forensik,
mengembangkan teknik-teknik dalam bidang genetikadan untuk mendiagnosa (Davis
et al. 1994: 114).
4. Untuk membuat cDNA library, yaitu sebuah set dari hasilkloning yang mewakili
sebanyak mungkin mRNA dari suatutipe sel tertentu dengan waktu tertentu.
Pembuatan cDNAlibrary tersebut menggunakan teknik Transverse ReplicationPCR
(Weaver 1999: 80).
Uji temple (patch test)
Uji tempel sering dipakai untuk membuktikan dermatitis kontak. Suatu serisediaan uji
tempel yang mengandung berbagai obat ditempelkan pada kulit(biasanya daerah
punggung) untuk dinilai 48-72 jam kemudian.
Uji tempel dikatakan positif bila terjadi erupsi pruritus, eritema, dan vesikular yang
serupa dengan reaksi. Klinis alergi sebelumnya, tetapi dengan intensitas dan skala
lebih ringan.
Persiapan
Pastikan bahwa kondisi antigen yang digunakan dalam keadaan layak
pakai,perhat ikan cara peny impanan dan tanggal kadaluarsanya Harus
d i ingat bahwakortikosteroid dan obat imunosupresan dapat menekan reaksi ini
sehingga memberihasil negatif palsu. Setelah itu lakukan anamnesis tentang apakah
pernah berkontak sebelumnya dengan antigen yang akan digunakan.
Melakukan uji
Ka lau memungkinkan gunakan ap l ikator seper t i d i a tas seh ingga
dapatdigunakan banyak antigen sekaligus. Hati-hati sewaktu melepas
penutup antigen,harus dengan posisi menghadap ke atas sehingga antigen tidak
tumpah. Kalau tidak ada ap l ikator seper t i i tu dapat d igunakan ant igen
yang mudah d idapat ( te tanus, tuberculin, dan sebagainya). Dengan
menggunakan alat suntik tuberkulin, pastikanbahwa sejumlah 0,1 ml antigen
masuk secara intrakutan hingga berbentuk gelembung dan tidak subkutan. Beri
tanda dengan lingkaran masing-masing lokasiantigen.
Hasil pemeriksaan
Hasil uji dibaca setelah 24-48 jam. Bila setelah 24 jam hasil tes tetap negatif maka
cukup aman untuk memberikan dosis antigen yang lebih kuat. Indurasi
yangterjadi harus diraba dengan jari dan ditandai ujungnya, diukur dalam
mm dengandiameter melintang (a) dan memanjang (b). Untuk setiap reaksi
gunakan formula(a+b):2. Suatu reaksi disebut positif bilamana (a+b):2=2 mm atau
lebih.
Efek samping
Dapat terjadi suatu reaksi kemerahan yang persisten selama 3-10 hari
tanpameninggalkan sikatriks. Pada orang yang sangat sensitif dapat timbul
vesikel danulserasi pada lebih dari satu lokasi antigen.
Interpretasi
Uji kulit ini saja tidak cukup untuk menyimpulkan status imunologik
selular seseorang karena untuk dapat d is impulkan has i l u j i harus
d isesuaikan dengananamnesis dan keadaan klinik. Untuk menilai suatu
uji kulit, seperti juga prosedur diagnostik yang lain, sangat tergantung pada
pemeriksanya. Bila disimpulkan bahwakemungkinan terdapat gangguan pada sistem
imunitas selular, maka dapatdipertimbangkan pemberian imunoterapi. Tetapi
untuk memulai terapi sebaiknyapemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan
secara in vivo.
Skin Scraping
Skin scraping adalah teknik batuan dasar dalam dermatologi yang diterapkan pada sebagian
kasus yang tinggi.
Ini memungkinkan baik ketebalan penuh epidermis dan isi folikel rambut yang akan
dijadikan sampel.
Hal ini paling sering digunakan dalam diagnosis dari infestasi parasit seperti
sarcoptic, cheyletiellosis kudis dan demodicosis.
Umumnya beberapa situs sampel. Tungau bisa sangat sulit untuk menemukan
dalam beberapa kasus
PANDUAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)