Upload
putri-suci-asriani
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Stabilitas produksi beras harus tetap dijaga, kontinuitas produksi yang diikuti dengan peningkatan kualitas teknologi pasca panen menjadi dua hal penting yang harus segera dipersiapkan.
Citation preview
BERAS DAN INFRASTRUKTUR PANGAN DARI PERSPEKTIF PERTANIAN
Oleh:Dr. Putri Suci Asriani, SP., MP.
Ketua Lab Sosek Pertanian ; Staf Pengajar PS Agribisnis Program S1 dan S2 Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Disampaikan pada acara Dialog Publik Beras dan Infrastruktur Pangan yang diselenggarakan oleh Laboratorium Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Bengkulu, Jumat, 13 Maret 2015 di Ruang Rapat III GedungRektorat UNIB
BERAS DALAM SEBUAH PROSES PRODUKSI
INPUT PRODUKSI
PROSES BUDIDAYA
PERTANIAN
OUTPUT PRODUKSI
AKSES PASARAKTIVITAS PEMASARAN
LEMBAGA PENUNJANG:Regulasi Pemerintah, Sistem Kelembagaan, Kebijakan-kebijakan
INPUT PRODUKSI PADI:
Lahan Benih Pupuk Urea Pupuk SP36 Pupuk ZA Pupuk Kandang Pupuk POC Pupuk NPK
Pestisida Padat Pestisida Cair Tenaga Kerja
Manusia Sumber air:
Saluran irigasi Curah hujan untuk
sawah tadah hujan
ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN
"Arahan saya pada 2015 fokus kita diinfrastruktur, yang kedua kegiatan yang berkaitan dengan pangan," kata Presiden saatmembuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/12). Sidangbersama para menteri ekonomi itu membahasAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2015.
SUPPLY PROBLEM (1): LAHAN
Luas lahan pertanian terus menurun;
Kualitas tanah menurun;
Aspek spasial (tekanan penurunan lahanterjadi pada daerah lumbung pangan daerahkompensasi/ekspansi miskin infrastruktur, tenaga kerja dan tingkat kesuburan)
SUPPLY PROBLEM (2): PERUBAHAN IKLIMDAN TEKNOLOGI BENIH
Frekuensi bencana;
Perubahan siklus musim musim hujan danmusim kemarau
Ketersediaan air menjadi masalah di daerahpenghasil pangan
Eksperimen dengan benih impor gagal;
Benih pengembangan lokal sudah pada posisi frontier
SUPPLY PROBLEM (3): INEFISIENSI PASCAPANEN DAN DAYA SAING RENDAH
Susut dalam proses dan pasca panen, penggilingan yang ketinggalan;
Daya saing beras mulai menurun dan bahkanhilang. Biaya produksi beras Indonesia sudahjauh di atas biaya di negara tetangga ditengahnya subsidi pemerintah
SUPPLY PROBLEM (5): PRODUK, PASAR, DANSISTEM PENUNJANG
Kompetisi antar komoditas: berbagaikepentingan industri pangan; pangan vs energi
Perubahan dalam rantai pemasaran: revolusisupermarket
Perlu kajian pendekatan Supply Value Chaindalam melihat persoalan
STUDI KASUS BERAS DI PROVINSIBENGKULU
DAYA SAING USAHATANI PADI SAWAH DI PROVINSI BENGKULU
Sumber: Putri Suci Asriani, Irnad, Redy B. (2013)
BERAS SEBAGAI PANGAN POKOK SUMBER KARBOHIDRAT
Ketersediaan sumberdaya bahan pangan pokoksumber karbohidrat utama, yaitu beras, terbatas.
Namun preferensi pangan masyarakat secara luasmasih berada pada nasi (hasil olahan berasmenjadi makanan siap saji).
Guna mencapai kestabilan dan ketahanan panganperlu diketahui keunggulan komparatif dankeunggulan kompetitif dari usahatani padi sawahtersebut.
KEUNTUNGAN USAHATANI
Bahan pangan pokok sumber karbohidrat yang bersumberdari hasil produksi padi sawah menjadi beras memilikikeunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif denganbesar keuntungan privat dan keuntungan sosial per tahun per hektar sudah cukup tinggi.
KomoditiKeuntungan (Rp 000,-/Ha/Tahun)
Keuntungan Privat Keuntungan Sosial
Padi Sawah 31.288,12 29.785,48
Tabel 1. Keuntungan Usahatani Padi Sawah
EFISIENSI FINANSIAL DAN EKONOMI
komoditi padi sawah memiliki keunggulankompetitif dan komparatif. Semakin kecil nilai efisiensinya, maka semakin tinggi tingkat keunggulannya.Nilai Efisiensi < 1 = Efisien
KomoditiEfisiensi
Efisiensi Finansial Efisiensi Ekonomi
Padi Sawah 0,40 0,40
Tabel 2. Efisiensi Usahatani Padi Sawah
DAMPAK KEBIJAKAN
Sistim usahatani padi sawah di Provinsi Bengkulu sudahmenikmati proteksi pemerintah dan mampu menciptakan surplus produsen. Selain itu, usahatani padi sawah juga telah mampu memberikan insentif bagi produsen.
Pemberian subsidi pada usahatani padi sawah belum mampu mengefisienkan penggunaan biaya produksi.
KomoditiKebijakan Input Output
Proteksi Transfer Bersih Koefisien Keuntungan S/P Ratio
Padi Sawah 1,06 1502,64 1,05 -1,14
Tabel 3. Dampak Kebijakan Input Output pada Usahatani Padi Sawah
HASIL:
Usahatani padi sawah di Provinsi Bengkulu memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Sistim usahatani padi sawah di Provinsi Bengkulu yang sudah menikmati proteksi pemerintah. Secara keseluruhankebijakan pemerintah yang telah diterapkan padausahatani padi sawah telah memberikan insentif kepadaprodusen. Namun, subsidi pupuk sebesar 29% yang telahdiberikan pemerintah pada usahatani padi sawah di Provinsi Bengkulu belum mampu mengefisienkanpenggunaan biaya produksi.
ARAH PERDAGANGAN BERAS LOKAL DIPROVINSI BENGKULU
Sumber: Putri Suci Asriani, Bonodikun, danRedy Badrudin (2014)
PENTINGNYA INFORMASI AKSES PASAR
Selain kekuatan daya saing, guna menjagakestabilan dan ketersediaan produk pangan, jugadiperlukan informasi pasar yang baik baik dari sisipasar produsen maupun konsumen seiringdengan keterbukaan pasar global yang terjadi.
Daftar pasar referensi dapat membantu produsen, konsumen, maupun pemerintah terkait untukmemudahkan memperoleh akses yang tepat atasinformasi pasar tujuan penjualan dan pembelian, baik di pasar kabupaten maupun provinsi yang efisien dan efektif.
ARAH PEMASARAN BERAS LOKAL DARI PASARPRODUSEN KE PASAR KONSUMEN DI PROVINSIBENGKULU
Pasar Produsen Bengkulu Selatan
Pasar Konsumen Kota Bengkulu
Pasar Produsen Rejang Lebong
Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder (2014)
12,9972 4,42261
3,24991
ARAH PEMASARAN BERAS LOKAL DARI PASARPRODUSEN KE PASAR PRODUSEN DI PROVINSIBENGKULU
Pasar Produsen Bengkulu Selatan
Pasar Produsen Rejang Lebong
Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder (2014)
7,57261
HASIL:
1. Pasar Produsen Beras Lokal Bengkulu Selatan dan RejangLebong berintegrasi kuat terhadap Pasar Konsumen BerasLokal Kota Bengkulu.
2. Pasar Produsen Beras Lokal Bengkulu Selatan berintegrasi kuat terhadap Pasar Produsen Beras LokalRejang Lebong.
3. Arah pemasaran produsen-konsumen beras lokal diProvinsi Bengkulu adalah hubungan satu arah dari PasarProdusen Beras Lokal Bengkulu Selatan ke PasarKonsumen Beras Lokal Kota Bengkulu; dan hubungan duaarah dari Pasar Produsen Beras Lokal Rejang Lebong kePasar Konsumen Beras Lokal Kota Bengkulu.
LANJUTAN:
4. Arah pemasaran produsen-produsen beraslokal di Provinsi Bengkulu adalah hubungansatu arah dari Pasar Produsen Beras LokalBengkulu Selatan ke Rejang Lebong.
5. Bengkulu Selatan adalah leader market dalam pemasaran beras lokal di ProvinsiBengkulu.
P E N U T U P
Stabilitas produksi beras harus tetap dijaga, kontinuitasproduksi yang diikuti dengan peningkatan kualitasteknologi pasca panen menjadi dua hal penting yang harus segera dipersiapkan.
Infrastruktur penunjang produksi pangan adalah faktorpenentu arah kebijakan perberasan nasional.
Satu kesatuan sistem agribisnis saling terkait dalamupaya pencapaian ketahanan pangan terutamamencapai ketahanan dan kedaulatan pangan pokoksumber karbohidrat, yaitu beras.
SEKIAN& TERIMA KASIH