28
ANALISA KAPASITAS DRAINASE PADA RUAS JALAN LAY KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Triaston o 1) INTISARI Kapasitas penampang saluran yang tidak memadai sering dituduh sebagi penyebab utama terjadinya banjir dan faktor utama kerusakan bahan perkerasan jalan. Pembangunan sistem drainase jalan pada umumnya terkesan ala kadarnya tanpa memperhitungkan aspek- aspek teknis sehingga di beberapa lokasi jalan sering mengalami banjir setempat. Hal-hal seperti ini juga sering ditunjang dengan buruknya sistem pemeliharaan drainase jalan ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat dan pengguna jalan untuk membuang sampah pada tempatnya. Drainase jalan yang sering terlihat pada umumnya dipenuhi dengan sedimentasi dan sampah, sehingga seringkali tidak dapat berfungsi secara maksimal sebagai saluran penampung air pada saat hujan terjadi, yang mengakibatkan air melimpas ke badan jalan sehingga merendam badan jalan, terjadinya genangan dan yang paling fatal adalah terjadinya banjir. Dari hasil analisa data untuk ruas jalan Lay dengan panjang 870 meter didapat debit maksimum sebesar 0,647 m 3 /detik dan dibutuhkan luas penampang saluran sebesar 0,30 m 2 untuk dapat mengalirkan debit tersebut. Parameter yang belum ditinjau dalam penelitian ini adalah pengaruh kawasan atau cathment area disekitar jalan dan pengaruh pasang surut sungai. Kata kunci : debit, dimensi saluran. 1) Karya Tulis Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 574

diding kontrafort

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perhitungan diding kontrafort

Citation preview

ANALISA KAPASITAS DRAINASEPADA RUAS JALAN LAY KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARATriastono 1)

INTISARIKapasitas penampang saluran yang tidak memadai sering dituduh sebagi penyebab utama terjadinya banjir dan faktor utama kerusakan bahan perkerasan jalan. Pembangunan sistem drainase jalan pada umumnya terkesan ala kadarnya tanpa memperhitungkan aspek- aspek teknis sehingga di beberapa lokasi jalan sering mengalami banjir setempat.Hal-hal seperti ini juga sering ditunjang dengan buruknya sistem pemeliharaan drainase jalan ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat dan pengguna jalan untuk membuang sampah pada tempatnya.Drainase jalan yang sering terlihat pada umumnya dipenuhi dengan sedimentasi dan sampah, sehingga seringkali tidak dapat berfungsi secara maksimal sebagai saluran penampung air pada saat hujan terjadi, yang mengakibatkan air melimpas ke badan jalan sehingga merendam badan jalan, terjadinya genangan dan yang paling fatal adalah terjadinya banjir.Dari hasil analisa data untuk ruas jalan Lay dengan panjang 870 meter didapat debit maksimum sebesar 0,647 m3/detik dan dibutuhkan luas penampang saluran sebesar 0,30 m2 untuk dapat mengalirkan debit tersebut.Parameter yang belum ditinjau dalam penelitian ini adalah pengaruh kawasan atau cathment area disekitar jalan dan pengaruh pasang surut sungai.

Kata kunci : debit, dimensi saluran.

1) Karya Tulis Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

575

PENDAHULUAN Latar BelakangTanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor terjadi akibat adanya air yang meresap ke dalam tanah yang kemudian menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.Prasarana jalan merupakan salah satu urat nadi dan penunjang dalam pembangunan ekonomi masyarakat, khususnya yang ada di kawasan pedesaan. Prasarana jalan yang baik dapat menunjang pengembangan ekonomi dan bahkan dapat menjadi motor dalam penggerak pembangunan.Longsor yang terjadi pada badan jalan ataupun badan jalan yang mengalami longsor, harus segera ditangani sehingga hal tersebut tidak mengganggu kinerja jalan yang merupakan urat nadi dan motor penggerak pembangunan.Ruas jalan Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu, merupakan ruas yang rawan longsor, hal ini disebabkan oleh kondisi topografi ruas jalan tersebut yang berupa

daerah perbukitan, kawasan pertambangan dan pertanian.Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui dimensi dinding penahan tanah tipe counterfort.2. Mengetahui stabilitas dinding penahan tanah tipe counterfort.3. Mengetahui perhitungan penulangan dinding penahan tanah tipe counterfort.LANDASAN TEORI Pengertian LongsoranTanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng (Christady, 2006).Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya penahan yang dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya

sudut lereng, air beban serta kestabilan tanah.Proses pemicu longsoran dapat berupa :

a. Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air kolam atau selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.b. Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran alat atau kendaraan. Gempa bumipada tanah pasir dengan kandungan air sering mengakibatkan liquefaction atau tanah kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah.c. Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat. Dinding Penahan TanahPengertian

Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng

yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur akan cenderung terguling atau tergeser (Christady, 2006).Jenis-Jenis Dinding Penahan Tanah

Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitas, maka dinding penahan tanah dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu dinding gravitasi, dinding penahan kantilever, dinding butters (Christady,2006).

1. Dinding gravitasi (Gravity Wall) Dinding ini biasanya dibuat dari beton murni (tanpa tulangan) atau dari pasangan batu kali. Stabilitas konstruksi diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri konstruksi. Biasanya tinggi dinding tidak lebih dari 4 meter.2. Dinding penahan kantilever

(Cantilever Retaining Wall)

Dinding penahan tipe kantilever dibuat dari beton bertulang yang tersusun dari suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan sebagai balok atau pelat kantilever. Stabilitas konstruksi diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah di atas tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantilever, yaitu bagian dinding

4

vertikal (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe). Biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6-7 meter.3. Dinding Kontrafort (Counterfort

Wall)

Apabila tekanan tanah aktif pada dinding vertikal cukup besar, maka bagian dinding vertikal dan tumit perlu disatukan (kontrafort). Kontrafort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertikal dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interval jarak tertentu. Dinding kontrafort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.4. Dinding Butters (Buttrers Wall) Dinding ini hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, strukturkontrafort berfungsi memikultegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek daripada bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah di atas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter.

Penentuan Dimensi Dinding Penahan

Tanah Tipe Kontrafort

Ukuran sementara dinding penahan tanah sistem kontrafort yang dapat dipakai seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Penentuan dimensi dinding penahan tanahDalam penentuan dimensi dinding penahan tanah tipe konterfort, lebar tapak dinding kontrafort dapat diambil sama dengan lebar tapak dinding kantilever, yaitu 0,45.H sampai dengan 0,75.H. Kontrafort dapat ditempatkan pada jarak0,30.H sampai dengan 0,60.H, dengan tebal tidak kurang dari 20 cm. Tinggi kontrafort sebaiknya sama dengan tinggi dinding vertikal, tetapi bila diinginkan ketinggian yang lebih kecil, dapat dikurangi dengan0,12 H sampai dengan 0,24 H.

Tekanan Tanah Aktif dan Pasif

tg2 45

Tekanan Tanah Aktif

Pada umumnya akibat dinding

=

2

penahan berotasi ke kiri terhadap titik A, maka tekanan tanah yang bekerja pada dinding penahan akan berkurang perlahan- lahan sampai mencapai suatu harga yang seimbang. Tekanan tanah yang mempunyai harga tetap atau seimbang dalam kondisi ini disebut tekanan tanah aktif.Menurut teori Rankine (Christady,

2006), untuk tanah berpasir tidak kohesif, besarnya gaya lateral pada satuan lebar dinding akibat tekanan tanah aktif pada dinding setinggi H dapat dinyatakan dalampersamaan berikut :

Tekanan Tanah Pasif

Apabila dinding penahan berotasi ke kanan terhadap titik suatu, atau dengan pengertian lain bahwa dinding mendekati tanah isian, maka tekanan tanah yang bekerja pada dinding penahan akan bertambah perlahan-lahan sampai mencapai suatu harga tetap. Tekanan tanah yang mempunyai harga tetap dalam kondisi ini disebut tekanan tanah pasif (Christady,2006).Menurut teori rankine, untuk tanah pasir tidak kohesif, besarnya gaya lateral

Pa = .s.H2. Ka

pada dinding akibat teka(2n.a1n)

tanah pasif

Dimana :

s = berat isi tanah.

Ka = koefisien tekanan tanah aktif. Nilai Ka dapat dihitung denganpersamaan :

setinggi H dapat dinyatakan dalam persamaan :Pp = .s.H2.KpDengan nilai Kp dinyatakan dalam bentuk persamaan di bawah ini :

Ka =

cos i

cos i cos i

cos2 i cos2 cos2 i cos2

Kp =

cos i

cos i cos i

cos2 i cos2 (2.2)cos2 i cos2

Dimana :

= sudut geser dalam.

i = sudut tanah timbunan.

Untuk tanah timbunun datar (i = 00), besarnya koefisien tekanan tanah aktif menjadi :1 sin

Dimana :

= sudut geser dalam.

i = sudut tanah timbunan.

Untuk tanah timbunun datar (i = 00), besarnya koefisien tekanan tanah pasif menjadi :1 sin

Ka =

1 sin

Ka =

1 sin

(2.3)

tg2 45

Total tekanan akibat beban permukaan

=2 adalah :

Ps = Ka.Ws.H2

Tekanan Tanah Seimbang

Tekanan tanah yang bekerja pada dinding, yang mempunyai nilai tengah antara kedua tekanan di atas disebut tekanan tanah seimbang (statis). Penetapan besarnya nilai tekanan tanah seimbang cukup sulit, sehingga untuk praktisnya dalam perhitungan struktur lebih sering dipakai tekanan tanah aktif dan pasif.Beban Pada Dinding Penahan Tanah

Beban Permukaan

Beban permukaan dinding penahan dapat disebabkan oleh kemiringan tanah isian atau beban tambahan di atas permukaan tanah Ws . Beban permukaan pada umumnya berasal dari beban jalan raya, jalan kereta api, bangunan dan beban lainnya (Christady, 2006).Jika Ws adalah beban permukaan per satuan panjang, tekanan tanah akibat beban permukaan adalah KaWs, yang nilainya konstan setinggi dinding. Kemudian total tekanan beban permukaan menjadi:Ps = Ka.Ws.H

Apabila ujung beban permukaan berada pada jarak H1 dari muka dinding vertikal, maka beban ini akan memberikan tekanan ppada dinding sebesar Ka.Ws, dengan penyebaran beban membentuk sudut 450 dan nilai konstan setinggi H2.

H2 = H H1

Beban Pada Dinding Penahan

Tekanan tanah aktif di belakang dinding dan tekanan tanah pasif di depan dinding dapat berupa :1. Berat tanah di atas tapak tumit dan di atas tapak kaki.2. Berat sendiri dinding penahan yang meliputi berat dinding vertikal dan tapak dinding.3. Beban permukaan, misal disebabkan oleh lereng tanah atau landasan jalan.4. Beban lainnya, misal tekanan air dari samping dan dari bawah (uplift).5. Beban gempa dan beban tekanan tanah dinamis akibat gempa atau getaran kendaraan.Stabilitas Dinding Penahan Tanah

Dalam merencanakan dinding penahan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah men(e2ta.7p)kan ukuran dinding penahan untuk menjamin stabilitas dinding penahan. Dinding penahan harus stabil terhadap guling, geser, dan daya dukung tanah (termasuk penurunan).Stabilitas Guling

Dengan kondisi pembebanan yang bekerja pada struktur dinding penahan

tanah, maka tekanan tanah aktif horisontal akan menyebabkan dinding penahan terguling terhadap titik putar gulingnya. Berat sendiri dinding penahan, berat tanah di atas tumit dan tekanan tanah aktif vertikal akan memberikan perlawanan guling. Besarnya gaya guling dan gaya tahan dapat dihitung dengan persamaan :Momen guling :

Fr = L ( W1 + W2 + W3 ) + Pp

Dimana adalah koefisien gesek

antara tanah dan tapak dinding.

Dalam persamaan di atas, nilai Pp dalam sering tidak diperhitungkan, karena kemungkinan kondisi tanah yang ada di depan tapak dinding tersebut tidak samasebelum dan sesudah pembangunan

Mo = Pah x (h/3) Momen penahan guling :

dinding.

(2.10)

Mr = w1.x1 + w2.x2 + w3.x3 + PAV

Sedangkan faktor keamanan penahan guling adalah nilai perbandingan antara momen penahan guling dibagi dengan momen penyebab guling.Cara lain untuk menentukan kestabilan dinding terhadap bahaya guling, yaitu dengan jalan mengusahakan agar garis kerja resultante seluruh gaya yang bekerja pada dinding melalui titik berat penampang dinding. Garis kerja resultante gaya terhadap titik guling akan berimpit dengan resultante tegangan kontak tanah.

Stabilitas Terhadap Geser

Tekanan tanah aktif horizontal akan menyebabkan dinding penahan tergeser ke kiri. Perlawanan geser berasal dari berat sendiri dinding penahan, berat tanah di atas tumit dan tekanan pasif akan memberikan hambatan akan gerakan horizontal tersebut. Besarnya gaya perlawanan geser dapat dihitung dengan persamaan :

Tabel 2.1 Koefisien gesek antara tanah dan beton

Apabila faktor keamanan geser tidak mencukupi (S.F < 1,5), gaya perlawanan geser dapat ditingkatkan dengan membuat koperan (pengunci) di bawah tapak pondasi dinding.METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Kondisi Lokasi PenelitianLokasi PenelitianLokasi penelitian terletak di Ruas Jalan

Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara, seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.

LokasiPenelitian

Gambar 3.1 Lokasi penelitian

Kondisi Lokasi PenelitianDalam penelitian ini lokasi jalan titiklongsoran yang dijadikan sebagai objek penelitian merupakan daerah pertanian dan pemukiman.

Sumber Data dan Metodologi PenelitianSumber DataDalam penelitian ini, beberapa datayang digunakan bersifat sebagai data sekunder atau data yang didapat dari pihak ketiga dalam hal ini Konsultan Perencana dan instansi terkait lainnya. Adapun data- data sekunder yang digunakan sebagai bahan analisis data yaitu, data topografi dan data tanah.

MetodologiUntuk merumuskan danmemecahkan suatu masalah, maka dibutuhkan suatu pendekatan dengan metode tertentu, hal ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang akan digunakan, secara terinci dan mendalam.Dalam penelitian terdapat langkah- langkah yang harus diterapkan, hal ini bertujuan sebagai indikator dalam keberhasilan suatu proses, sehingga setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat menghasilkan data yang diinginkan. Adapun langkah-langkah yang harus

dilakukan sehubungan dengan perencanaan dinding penahan tanah adalah sebagai berikut :1. Studi pustakaStudi pustaka merupakan tahapan awal dalam suatu kegiatan penelitian, dimana dalam kegiatan ini berisi kegiatan yang cara mempelajari situasi dan kondisi lokasi pekerjaan melalui peta situasi yang ada, informasi dari masyarakat sekitar maupun studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan jika ada.2. Peninjauan lapanganPeninjaun lapangan merupakan kegiatan dengan maksud mengetahui kondisi lapangan. Dalam penelitian ini, data hasil peninjauan lapangan yang digunakan merupakan data sekunder yang didapatkan dari Konsultan Perencana.3. Pengukuran topografiDalam penelitian ini peta topografi dan hasil analisa topografi menggunakan data sekunder dari Konsultan Perencana.

3. Pengujian dan penyelidikan tanah Dalam penelitian ini data pengujian dan penyelidikan tanah di lapangan merupakan data sekunder yang didapatkan dari Konsultan Perencana.4. Analisa dataDalam penelitian ini semua data analisa merupakan data sekunder yang dipatkan dari Konsultan Perencana.7. PembahasanPembahsan merupakan tahapan pengolahan data hasil analisa untuk mendapatkan desain yang akan diteliti.

Analisa DataAdapun langkah-langkah yangdilakukan dalam proses analisa data adalah sebagai berikut :1. Analisa data curah hujan topografi dan data tanah.

2. Dari hasil analisa data toporafi, untuk mengetahui elevasi.3. Pemilihan tipe konstruksi dinding penahan tanah.4. Analisa data beban dan struktur.5. Perhitungan dan kesimpulan.

Diagram Alir PenelitianDiagram alir penelitian menggambarkan urutan atau langkah- langkah penelitan secara grafis. Adapun diagram alir dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam gambar-gambar di bawah ini.

Mulai

Permasala

Studi

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Titik Penanganan

Lokasi Kegiatan, berada di Ruas Jalan Marga Sari - Jonggon - Sungai Payan, dengan rincian titik longsoran sebagai berikut :

Pengumpulan DataPrimer :- ObservasiLapangan-

Studi

Pengumpulan DataSekunder :- Data Topografi danTanah- Data

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.1 Kontur rencana titik penanganan longsoranData Hasil Penyelidikan Pengujian

Sampel Laboratorium

Secara umum, maksud dari perhitungan struktur adalah sebagai upaya untuk mengetahui jenis konstruksi yang sesuai dalam penanganan longsor dan sebagai bahan perencanaan. Sedangkan tujuan dari kegiatan perhitungan struktur, adalah :1. Untuk mengetahui perhitungan

Gambar 3.2 Diagram alir penulisan

beban-beban yang bekerja pada struktur penahan longsor.2. Untuk mengetahui dimensi dinding penahan dan pondasi.3. Untuk mengetahui perhitungan penulangan dinding penahan tanah

dan pondasi dinding penahan tanah. Untuk detail perhitungan disajikanpada bagian berikut ini.

Gambar 4.2 Rencana konstruksi penanganan longsoran

Untuk mendukung perhitungan diperlukan data hasil penyelidikan tanah. Adapun dari hasil pengujian sampel di laboratorium didapat data-data tanah seperti disajikan dalam tabel di bawah ini :

PERHITUNGAN PENULANGAN DINDING

MATERIAL PROPERTIES DINDING

Mutu Beton (K)K =300kg/cm2

Mutu Baja Tulangan Rencana (fy)fy =390MPa

Tegangan Leleh Baja Tulangan (fyield)fyield =410MPa

Tegangan Geser Baja Tulangan (fyh)fyh =240MPa

Berat Jenis Beton Bertulang (beton bertulang)bb =25KN/m3

MATERIAL PROPERTIES BETON

Mutu Beton (K)

K =

300,000

kg/cm2

Mutu Beton Rencana Yang Disyaratkan (fck)fck =29,430MPa

Mutu Beton Rencana (f'c)f'c=

f'c =

24,090

MPa

Ec

PERHITUNGAN PENULANGAN BREAST WALL

Panjang Segmen Dinding (L)

L =

10,000

m

Panjang Tinjauan Dinding (B) Per MeterB =1,000m

B =1000,000mm

Tebal Segmen Breast Wall h = (x1 + x2) / 2h =0,625m

h =625mm

Luas penampang bruto breast wall Ag = b.hAg =625000mm2

Penjelasan :

Gaya aksial ultimit yang bekerja pada breast wall (Pu)

Momen ultimit yang bekerja pada breast wall (Mu)

Gaya aksial ultimit yang bekerja pada breastwall (Pn)

Momen ultimit yang bekerja pada breast wall (Mn)

a = .Pn / (f'c.Ag) = Pu.103/(f'c.Ag)

b = .Mn / (f'c.Ag.h) = Mu.106/(f'c.Ag.h)

Perancangan Penulangan Breast Wall

Gaya Vertikal V = PuPu =2108,93KN

Gaya Horisontal (H)H =1223,40KN

Momen M = MuMu =1881,65KN.m

a = .Pn / (f'c.Ag)a =0,1401

a = .Mn / (f'c.Ag.h)b =0,2000

Selanjutnya nilai a dan nilai b di plotkan ke dalam diagram interaksi yang ada di bawah ini. Dari hasil diagram interaksi diperoleh rasio penulangan yang di perlukan (r).

Rasio tulangan perlu0,9%

Kebutuhan luas tulanganAs = .b.hAs5625mm2

Diameter rencana (D)D =19mm

Tulangan tarik (Ast)Ast = 0.5.AsAst2812,500mm2

Tulangan tekan(A'st)A'st = 0.5.AsA'st2812,500mm2

Jarak tulangan tarik (s)s = (0,25..D2.b)/(Ast)s =100,759mm

150,000mm

Jarak tulangan tarik (s)s = (0,25..D2.b)/(Ast)s =100,759mm

=150,000mm

Luas tul. TerpasangAs = 0,25..D2As283,385mm2

Jumlah lapis per 1 metern =2Buah

Kebutuhan jumlah tulangann = (b / s) + 1n =7,667Buah

Luas tulangan total AstotalAsTotal4345,237mm2

Analisis Penulangan east WallBr

Kuat tekan on f'c = 24,090 MPa Mutu baja fy = 390 MPa Tegangan leleh baja fyield = 410 MPa Modulus elastisitas baja (Es) Es = 200000 MPa Faktor distribusi tegangan (1) 1 = 0,85bet

Lebar tinjauan breast wall (b) b = 1000,000 mm

Tebal dinding breast wall (h) h = 625 mm Jarak tulangan terhadap tepi dinding (d') d' = 50 mm Tebal efektif d = h - d' d = 575 mm

Jumlah lapis tulangan tarikn =2Lapis

Jumlah lapis tulangan tekann =2Lapis

Diameter tulangan tarikD =19

Diameter tulangan tekanD =19

Jarak antar tulangan tariks =150,000mm

Jarak antar tulangan tekans =150,000mm

Luas tulangan tarik terpasang (As)As =4345,23667mm2

Luas tulangan tekan terpasang (As')As' =4345,23667mm2

Rasio tulangan tarik (s)s =0,900%

Rasio tulangan tarik (s')s' =0,900%

Faktor reduksi kekuatan () (SNI 03-2847-1994) =0,65

Kondisi tekan aksian sentris :

Pno = 0,80.[0,85.f'c.b.h + (As + As'). (fy - 0,85.f'c)].10-3Pno =12807,161KN

Gaya tekan aksial nominal (Pn) :

Pn = Pu/=3244,500KN

Momen nominal (Mn) :

Mn = Mu/=2894,849KN.m

Pada kondisi seimbang :

Cb = 600.d/(600 + fy)=348,485mm

ab = 1.cb=296,212mm

e's = 0,003.(cb - d')/cb=0,00257

Kontrol :

's fy / Es=0,00195

's fy / Es=0,00205

fs = fy=390MPa

f's = 's.Es=410MPa

Gaya-gaya internal beton dan baja :

Cc = 0,85.f'c.b.ab.10-3=6065,293KN

Cs = As.fy.10-3=1694,642KN

Cs' = As'.(fs'- 0,85.f'c).10-3=1692,573KN

Gaya aksial tekan nominal kondisi seimbang :

Pnb = Cc + Cs' - Cs=6063,224KN

Kontrol :

Pnb

Kondisi 1 = 0,650,10.fc'.b.h

Kondisi 2 = 0,80 - 1,5.Pn / (fc'.b.h)Untuk 1 < Pn < 0,10.fc'.b.h

0,10.fc'.b.h=1505,602KN

Syarat :

Pn > 0,10.fc'.b.h=Kondisi 1

Momen ultimit (Mu) :

15

Mu = Mn / = 1408,788 KN.m

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dimensi dinding pehanahn tanah tipe counterfort adalah tinggi 4 meter dan lebar badan 1 meter dengan panjang per segemen 10 meter.2. Stabilitas dinding penahan tanah aman terhadap guling namun berpengaruh terhadap geser, sehingga diperlukan pondasi tiang pancang dengan tambahan bracing pada kelompok tiang untukmemperkaku struktur dinding dan pondasi tiang.3. Penulangan dinding penahan tanah disajikan dalam tabel di bawah ini :Tabel 5.1 Hasil penulangan dinding

Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :1. Agar dapat dilakukan perhitungan dengan bentuk dan tipe dinding penahan tanah lainnya sebagai bahan perbandingan seperti bentuk gravitasi atau kantiliver.2. Pengujian tanah adalah parameter yang cukup penting dalam perencanaan dinding penahan tanah, sehingga data tanah yang valid akan sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Cristady H, 2003., Mekanika Tanah I, UGM Press Yogyakarta.Cristady H, 2003., Mekanika Tanah II, UGM Press YogyakartaCristady H, 2010., Analisa dan Perancangan Fondasi Bagian I, UGM Press Yogyakarta.Cristady H, 2010., Analisa dan Perancangan Fondasi Bagian II, UGM Press Yogyakarta.