Upload
ria-amelia
View
244
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
1/24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Apendisitis merupakan suatu inflamasi pada apendiks dan merupakan suatu
keadaan gawat darurat medik, dan jika dibiarkan tanpa diobati, apendiks akan ruptur dan
menyebabkan infeksi yang fatal.1
Angka kejadian apendisitis cukup tinggi di dunia. Di Amerika Serikat terdapat
70.000 kasus kejadian apendisitis setiap tahunnya. ejadian apendisitis di Amerika Serikat
memiliki insiden 1!" kasus per 10.000 anak per tahunnya antara kelahiran sampai anak
tersebut berumur # tahun. ejadian Apendisitis meningkat menjadi "$ kasus per 10.000
anak per tahunnya antara umur 10 dan umur 17 tahun di Amerika Serikat. Apabila dirata!
ratakan, maka didapatkan kejadian apendisitis 1,1 kasus per 1000 orang per tahun nya di
Amerika Serikat."
Diagnosa apendisitis pada kelompok usia muda biasanya sangat sulit dilakukan
mengingat penderita usia muda sulit menyatakan perasaan sakit yang dialaminya, sehingga
kejadian apendisitis pada usia muda lebih sering diketahui setelah terjadi perforasi.1
%ada anak, apendisitis merupakan kegawatdaruratan medis yang paling sering
terjadi dan prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan pada anak. &eskipun
apendiks belum diketahui fungsinya, namun apendiks dapat mengalami inflamasi. ondisi
ini, yang disebut apendisitis, dapat secara cepat jatuh ke dalam keadaan yang mengancam
nyawa atau infeksi pada rongga abdomen 'peritonitis( jika tidak segera ditangani.
%eritonitis merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan sekitar 1) dari kasus dapat
menimbulkan kematian.1
%asien pediatrik bukanlah orang dewasa yang kecil. *eonates '0!1 bulan(, bayi '1!
1" bulan(, anak kecil yang baru belajar berjalan '1!+ tahun( dan anak!anak yang masih
kecil '#!1" tahun( memiliki kebutuhan anestesi yang berbeda. &anajemen anestesi yang
aman tergantung dari karakteristik fisiologi, anatomi dan farmakologi dari setiap grup.
arakteristik ini yang membedakan mereka dari dewasa yang membutuhkan modifikasi
dari peralatan anestesi dan teknik yang digunakan. ayi memiliki resiko mortalitas dan
morbiditas yang lebih besar dari anak yang lebih tua.+
1
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
2/24
1.2. Tujuan
&akalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang apendiks perforasi yang
menyebabkan peritonitis serta bagaimana penatalaksanaan awal di -D dan teknik
anestesi yang berhubungan dengan tindakan operasi yang dilakukan.
2
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
3/24
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apend!t!
2.1.1. De"n!
-stilah apendisitis pertama kali diperkenalkan oleh /eginal it pada tahun 1223 di
oston. &orton pertama kali melakukan operasi apendektomi pada tahun 1227 di
%hiladelphia.#
/esiko terjadinya apendisitis lebih tinggi pada pria yaitu sekitar 2,3) dan 3,7)
pada perempuan dengan insiden tertinggi pada dekade kedua dan ketiga. 4ingkatapendektomi pada kasus apendisitis telah menurun sejak tahun 15$0. 6al itu disebabkan
karena makin meningkatnya kasus!kasus apendisitis yang tidak perforasi. Diperkirakan
penyebabanya adalah makin meningkatnya penggunaan alat diagnostik yang memberikan
deteksi lebih tinggi terhadap apendisitis ringan. "0
Apendisitis adalah inflamasi yang terjadi pada apendiks. Apendisitis merupakan
salah satu penyebab operasi emergensi di abdomen. iasanya terjadi akibat apendiks
tersumbat oleh feses, benda asing, atau yang jarang terjadi, tumor.#
3
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
4/24
ambar *ormal appendi89 barium enema radiographic e8amination
2.1.2. Et#l#g dan Pat#gene!!
:tiologi dan patogenesis dari apenndisitis sampai saat ini belum dipahami
sepenuhnya. ;bstruksi pada lumen yang disebabkan oleh fecaliths, hipertrofi jaringan
limfoid menjadi faktor penyebab utama dari apendisitis akut. rekuensi obstruksi yangmeningkat sejalan dengan derajat beratnya proses inflamasi. Fecaliths ddan kalkuli
ditemukan pada #0) kasus apendisitis akut sederhana, pada 3$) kasus apendisitin
gangren tanpa ruptur, 50) apendisitis gangren dengan ruptur."0
Apendisitis disebabkan oleh obstruksi lumen apendiks oleh karena berbagai hal.
;bstruksi diyakini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan intralumen. %eningkatan
tekanan tersebut berhubungan dengan sekresi cairan dan mukus yang terus menerus dari
mukosa dan stagnasi dari material tersebut. Di saat yang sama, bakteri yang berada di
dalam lumen akan terus bermultiplikasi, memicu pelepasan sel leukosit dan pembentukan
pus dan tekanan intraluminal menjadi lebih tinggi.$,3
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
5/24
ejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri
samar 'nyeri tumpul( di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus..
eluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada
umumnya nafsu makan menurun. emudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke
kuadran kanan bawah, ke titik &c urney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas
letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat.anyak pasien yang juga
mengeluhkan adanya sensasi obstipasi menjelang onset nyeri dan merasa bahwa defekasi
akan mengurangi nyeri abdomen. Diare dapat terjadi pada kasus dengan perforasi terutama
pada anak!anak. $,3 "0
%ada gejala awal tanda>tanda =ital tidak terlalu dipengaruhi. Suhu tubuh dan nadi dpaat
normala atau sedikit meningkat. %erubahan yang lebih besar pada tanda!tanda =ital
mengindikasikan adanya komplikasi dari apendisitis atau harus dicari diagnosa lain.
2.1.&. Dagn#!!
ejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit dilakukan
diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada waktunya, sehingga
biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi. %emeriksaan fisik ditandai oleh adanya
iritasi peritoneal dan dipengaruhi oleh ruptur atau tidaknya organ pada saat pasien
diperiksa. %asien dengan apendisitis biasana akan bergerak lebih pelan dan cenderung
untuk posisi berbaringsupineoleh karena iritasi peritoneal tersebut. 3,7
2.1.&.1 Pe'erk!aan (!k
In!pek! pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling, sehingga
pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut.
Palpa! pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. *yeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis. %ada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada
perut kanan bawah. -ni disebut tanda /o=sing 'Rovsing Sign(. Dan apabila tekanan di
perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah.-ni disebut
tanda lumberg 'Blumberg Sign(.
Pe'erk!aan )#l#k dubur pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk
menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui.
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
6/24
Pe'erk!aan uj p!#a! dan uj #bturat#r pemeriksaan ini juga dilakukan untuk
mengetahui letak apendiks yang meradang. ?ji psoas dilakukan dengan rangsangan otot
psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan,
kemudian paha kanan ditahan. ila appendiks yang meradang menempel di m. psoas
mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator
dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. ila
apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding
panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri. %emeriksaan ini dilakukan
pada apendisitis pel=ika.3,7
2.1.*. Pe'erk!aan Penunjang
Apendisitis dihubungkan dengan adanya respon inflamasi yang berhubungan kuat
dengan derajat penyakit.
A. Lab#rat#ru'
%emeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein
reaktif '@/%(. eukositosi ringan sering dijumpai pada pasiend dengan apendisitis akut,
apendisitis tanpa komplikasi, dan biasanya disertai dengan peningkatan dari sel!sel %&*.
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
7/24
namun menggunakan =ariabel yang lebih luas dan hitung konsentrasi @/%.
%enelitian menunjukkan bahwa skoring ini lebih baik dibandingkan dengan
skoring a=arado dalam memprediksi apendisitis yang lebih akurat. 4etapi sistem
skoring klinis ini belum diterima secara luas dalam mebuat diagnosis apendisitis.
4abel ".1. Sistem Skoring Apendisitis "0
Al+arad# S)#re Append))t! In"la'at#r, -e!p#n!e
S)#re
Te'uan P#n Te'uan P#n
*yeri %ergerakan pada osa
-liaca anan
1 &untah 1
Anoreksia 1 *yeri pada fosa kanan bawah 1
&ual atau &untah 1 *yeri tekan lepas atau defense muscular
/inganSedang
erat1"+
Tenderness osa -liaka
anan
" Suhu tubuh C +2,$o@ 1
*yeri tekan lepas pada fosa
iliaka kanan
1 eukosit %&*70)!2#)
C 2$)1"
Demam C +3o@ 1
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
8/24
52) .?S memiliki efektifitas yang mirip pada ank!anak dan wanita hamil, namun
aplikasi ini terbatas pada kehamilan tua. #,$,"0
2.1./. Penanganan
Apendektomi masih merupakan satu!satunya penanganan kuratif untuk apendisitis.
*amun beberapa studi mengatakan bahwa antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum
apendektomi.
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
9/24
perforasi ulkus duodenal dapat bertahan steril selama beberapa jam, dan nantinya akan
mengakibatkan peritonitis kimiawi yang disertai dengan kehilangan cairan yang banyak.
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
10/24
demam, menggigil, takikardi, berkeringat, takipnu, dehidrasi, oliguri, disorientasi, dan bisa
saja syok refraktori. Syok yang terjadi merupakan kombinasi dari hipo=olemi dan
septikemi dengan gagal organ multipel. Syok berulang yang tak dapat dijelaskan
menunjukkan sepsis intraperitoneal yang serius.2
%emeriksaan laboratorium termasuk di dalamnya hitung jumlah sel darah,
crossmatch, analisa gas darah, elektrolit, hemostasis, dan fungsi ginjal serta hati. Sampel
untuk kultur darah, urin, sputum, dan cairan peritoneal harus diambil sebelum dimulai
pemberian antibiotik.2
%erawatan preoperatif pada pasien peritonitis yang utama adalah pemberian cairan
intra=ena. %erpindahan cairan yang besar ke rongga peritoneal harus digantikan dengan
cairan intra=ena yang sesuai.
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
11/24
&anajemen post operatif pasien dilakukan secara intensif dan terkadang diperlukan
bantuan =entilator bagi pasien yang tidak stabil. 4ujuannya adalah untuk mencapai
stabilitas hemodinamik untuk perfusi organ utama, mungkin saja dibutuhkan agen
inotropik selain cairan dan darah. Antibiotik diberikan selama 10 1# hari, bergantung
pada derajat keparahan peritonitis. %encabutan dini dari semua selang 'arteri, =ena sentral,
urin, dan nasogastrik( akan mengurangi resiko infeksi sekunder.Drainharus dilepas jika
cairan yang dihasilkan berkurang dan menjadi semakin jernih. Suction yang berlebihan
dan berlama!lama dapat mengakibatkan fistel atau perdarahan.2
2.$. De0dra!
Dehidrasi adalah keadaan di mana berkurangnya =olume air tanpa elektrolit
'natrium( atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya jumlah natrium dari cairan
ekstrasel. Akibat terjadinya peningkatan natrium dalam ekstrasel maka cairan intrasel akan
masuk ke ekstrasel sehingga =olume cairan intrasel berkurang. Dehidrasi melibatkan
pengurangan cairan intrasel dan ekstrasel secara bersamaan dimana #0 ) dari cairan yang
hilang berasal dari ekstrasel dan 30 ) berasal dari intrasel. %ada keadaan dehidrasi akan
terjadi hipernatremia karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang sifatnya
hipotonik.5
%emeriksaan fisik pada pasien dengan kecurigaan dehidrasi terdiri dari
pemeriksaan turgor kulit, hidrasi dari membrane mukosa, pulsasi nadi perifer, detak
jantung, tekanan darah dan =olume urine.4erdapat + klasifikasi dari dehidrasi berdasarkan
jumlah cairan yang hilang serta gejala klinis yang timbul, yaitu 5
Derajat De0dra! De"!t aran %ejala Kln!
/ingan + ! $ ) 8 ! eadaan umum baik
! *adi normal atau meningkat! %ernapasan normal
! 4urgor kulit sedikit menurun
! Golume urine normal atau sedikit berkurang
! /asa haus 'H(
Sedang 3 10 ) 8 ! eadaan umum gelisah
! 4akikardia '1"0!1#0 8Emenit(
! %ernapasan agak cepat
! 4urgor kulit menurun
! Golume urine sangat berkurang atau tidak ada
! &ata cekung
! &embrane mukosa kering
11
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
12/24
erat 10 !1$ ) 8 ! eadaan umum apatisEkoma
! *adi sangat cepat 'B1#0 8Emenit(
! %ernapasan ussmaul 'cepat dan dalam(
! 4ekanan darah menurun
! 4idak ada urine
! &ata sangat cekung! &ukosa membrane sangat kering
! 4urgor kulit sangat lambat
lasifikasi lain dari dehidrasi adalah berdasarkan kondisi elektrolit pasien, yaitu
dehidrasi isotonik 'osmolaritas serum "70!+00, natrium serum 1+0!1$0(, dehidrasi
hipotonik 'osmolaritas serum F "70, natrium serum F1+0( dan dehidrasi hipertonik
'osmolaritas serum B+10, natrium serum B1$$(. @ara perhitungan untuk menentukan
osmolaritas serum adalah " '*a meIE( H ?* 'mgEdl( E ".2 H lucose 'mgEdl( E 12. 5
%enatalaksanaan dari pasien dengan dehidrasi adalah dengan rehidrasi. /ehidrasi
adalah usaha mengembalikan keadaan hidrasi yang normal dari keadaan dehidrasi. 4ujuan
utama rehidrasi adalah mengembalikan cairan tubuh ke =olume normal, osmolaritas yang
efektif dan komposisi yang tepat untuk keseimbangan asam basa. %emilihan cairan
rehidrasi bergantung pada kondisi apakah pasien kehilangan cairan saja atau beserta
elektrolit atau sudah terjadi gangguan keseimbangan asam basa. angguan keseimbangan
asam basa dapat dinilai berdasarkan fungsi paru dan ginjal. 10
/ehidrasi dapat dilakukan dengan koloid atau kristaloid sesuai dengan perhitungan
defisit kehilangan cairan berdasarkan derajat dehidrasi. %ada dehidrasi berat, rehidrasi
dilakukan dengan bolus cairan "0 ccEg selama "0 menit. /ehidrasi dihentikan bila
=olume intra=askuler adekuat. %ada kasus dehidrasi ringan dan sedang, dilakukan rehidrasi
selama "# jam dengan penghitungan defisit cairan dan cairan maintenans, yang dibagi
menjadi 2 jam pertama dan 13 jam kedua. %erlu diperhatikan juga kehilangan cairan yang
terus berlangsung.%ada dehidrasi anak terdapat + fase rehidrasi, yaitu 10
1. ase - '0 # jam(
a. Dehidrasi ringan dan sedang maka rehidrasi 10!"0 ccEg selama 1!"
jam.
b. Dehidrasi berat maka rehidrasi +0!$0 ccEkgEjam sampai dengan tanda
=ital stabil.
%ada kasus dehidrasi pada anak, terutama pada kasus yang bersifat akut, cairan
isotonik merupakan pilihan utama, seperti normal saline dan ringer laktat. 4erdapat
" pilihan sediaan normal saline yang biasa digunakan pada anak, yaitu J dan K
12
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
13/24
normal saline yang disertai adanya de8trose $ ). Selanjutnya, berikan cairan 10
ccEgEjam sampai dengan =olume urine adekuat.
". ase -- '# jam " hari(
a. Dehidrasi isotonik lanjutkan rehidrasi dengan cairan maintenans dan
penambahan jika dijumpai adanya kehilangan cairan yang tetap
berlangsung. Dosis maintenance dari cairan tubuh berdasarkan pada berat
badan, yaitu 10 kg pertama # mlEkgEjam, 10 kg kedua " mlEgEjam
dan selebihnya 1 mlEkgEjam.%enambahan subtitusi elektrolit bergantung
pada kadar elektrolit dalam serum.
b. Dehidrasi hipotonik 4ambahkan subtitusi natrium.
c. Dehidrasi hipertonik %ilih cairan rendah natrium dan bila dijumpai adanya
kadar kalsium serum F 2,$ mgEdl maka tambahkan kalsium glukonat setiap
$00 cc cairan.
+. ase ---
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
14/24
BAB $
LAP4-AN KASUS
ANA5NESA P-IBADI
*ama S
?mur 7 4ahun
*o &/ #5.$+.3"
Alamat
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
15/24
4elaah 6al ini dialami pasien sejak M 1 mgg sebelum masuk /S6A&.
Awalnya nyeri dirasakan di perut kanan bawah sejak M " mgg yang lalu kemudian
menyebar ke seluruh lapangan perut. /iw. perut kembung 'H( sejak M " mgg yang lalu dan
berkurang sejak M 1 mgg ini. Demam 'H( sejak M " mgg yang lalu, demam bersifat naik
turun, demam turun dengan obat penurun panas. &ual 'H(, muntah 'H( sejak M " mgg yang
lalu, isi apa yang dimakan dan diminum, frek. M $8Ehari. adan lemas 'H( sejak M " mgg
yang lalu dan pasien hanya bisa berbaring tidur. Sejak M # hari yang lalu muntah berwarna
kehijauan.
/%4 !
/%; !
TI5E SE7UENES
02E1"E"011
&asuk /S 6A&, -D, pukul 1+.+0 Lib
02E1"E"011, pukul "+.00 Lib
%asien konsul anastesi untuk dilakukan operasi
A@@ operasi dari anastesi pukul "+.1$ L-
05E1"E"011, pukul 01.00 Lib
Dilakukan operasi laparotomi eksplorasiPE5E-IKSAAN (ISIK
STATUS L4KALISATA
epala 4idak dijumpai kelainan
4hora8
-nspeksi Simetris kanan N kiri
%alpasi Stem fremitus kanan N kiri
%erkusi Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi S% =esikuler, S4 '!(
Abdomen
-nspeksi Simetris
%alpasi Soepel, nyeri tekan pada seluruh lapangan perut 'H(
%erkusi 4impani
Auskultasi %eristaltik '!(
enitalia 4idak dijumpai kelainan
:kstremitas
Superior 4idak dijumpai kelainan
-nferior 4idak dijumpai kelainan
Ha!l Dre)t -e)tal E8a'nat#n 9
15
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
16/24
%erineum biasa, spinkter ani ketat, nyeri diseluruh arah jarum jam, ampula recti kosong,
pada sarung tangan tidak dijumpai adanya feces, darah maupun lendir.
Dagn#!a !e'entara 9
%eritonitis dEt suspek Appendi8 %erforasi
-en)ana 9
- Darah rutin
- ungsi hati
- ungsi ginjal
- :lektrolit
- 6S4
-
D Ad /andom- oto /ontgen thoraks %A erect
- oto /ontgen abdomen supine dan erect
PE5E-IKSAAN (ISIK DI I%D TAN%%AL :;12;211 PKL 1
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
17/24
$ Abdomen soepel, peristaltik '!(, mual 'H(, muntah '!(, *4 'H(, warna hijau
3 ;edem '!(. raktur '!(
PENAN%ANAN DI I%D TAN%%AL :;12;211 PKL 2$. =IB
/awat stabilisasi
;" 1 Ei
*4 terpasang
ateter terpasang
%asien digolongkan Dehidrasi Sedang 'defisit 2) (
Defisit N 2) 8 "1.000 gr N 1320 cc
/ehidrasi lambat
2 jam - 2#0 H '"8"182( N 1173 ccE2 jam #5 gttEi makro
13 jam -- 2#0 H '"8"1813( N 1$1" cc
+1 gttEi makro :=aluasi hemodinamik, produksi urine dan temperatur
Demam beri -nj. *o=algin "00 mgEi= pkl. "+.1$ L-
PE5E-IKSAAN LAB4-AT4-IU5 >:;12;211?
6b 10.$ g)
6t +0.+ )
eukosit 1+.230 mm+
4rombosit #2#.000 mm+
%4EA%44E44E-*/ 1$,3'1#,#(E+1,5'+$,$(E1$'1+,2(E1,"2
*aEE@l 1+"E+,5E107
D ad random 32,7 mgEdl
S;4 #$ ?E
S%4 $2 ?E
Albumin ",+ mgEdl
?reum "# mgEdl
@reatinin 0,"+ mgEdl
%kl. 12.00 L- D ad randomN 53 mgEdl
%kl. "".00 L- D ad random N 1$1 mgEdl
PE5E-IKSAAN -ADI4L4%I >:;12;211?
(4T4 T4-AKS
17
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
18/24
(4T4 P4L4S ABD45EN
Dilakukan aparotomi :mergency tanggal "# Agustus "011, pukul "".+0 L-
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
19/24
%remedikasi fentanil $0 mcg
-nduksi propofol +0 mg, sellick manu=er 'H(
-nj. /ocuronium "0 mg /S- insersi :44 no. $,$ cuff 'H( S% kaNki
fiksasi
&aintenance
o ;" *"; N "Ei "Ei
o -soflurane 1!")
o /ocuronium # mgE"0 menit
o entanil "0 mcgEjam
o etamin +mgEkgEjam
o @airan masuk pre operatif 3+# cc
Durante op $ jam #$ menit
- 4D 52!110E30!70 mm6g
- 6/ 50!11$8Ei
- Sp;" 55!100 )
-nput cairan
%re op Q 6:S 3) "00 cc
Durante op Q / $00 cc, 6:S +00 cc, %/@ 100 cc
;utput cairan
%erdarahan
! Suction 20 cc
! asa basah 1$ cc
! asa J basah $ cc
100 cc
&aintenance H %enguapan '#810( H '"810( H '181( H '28"1( N ""5 ccEjam
?;% pre op "00 cc
durante op +00 cc
19
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
20/24
Dagn#!a P#!t 4p
%ost :ksplorasi aparotomi dEt %eritonitis dEt Appendi8 %erforasi
Terap P#!t 4p 9
- %uasa hingga peristaltik 'H(
- edrest head up +0P
- ;" " lpm
- -GD / "7 gttEi 'makro(
- -nj. etorolac 1$ mgE-GE2 jam
- -nj. @eftria8one $00 mgE-GE2 jam 'edah(
- -nj. *o=algin "00 mgE-GE2 jam 'edah(
(#ll#@ Up HU?
S !
;
1 Airway clear, // 12 8Ei, S% =esikuler , S4 '!(, Sp;" 52!100)
" Akral 6E&E, 4D 1"#E3" mm6g, 6/ 32 8Ei, reguler, tE= kuatEcukup. 4emp. +3,$
+ Sens @&, pupil bulat isokor, O +mm, /@ HEH
# ?;% 'H(, =ol. 3$ ccEjam, warna kuning jernih
$ Abdomen soepel, peristaltik 'H( lemah, mual '!(, muntah '!(. ; tertutup =erband.
Drain 'H( di abdomen sebelah kanan, warna serous hemorrhage, kesan tidak aktif
3 ;edem '!(
A %ost operasi eksplorasi laparotomi dEt peritonitis dEt appendi8 perforasi
20
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
21/24
%
- ;" "Ei nasal canule
- ed rest, head up +0
- %uasa hingga peristaltik 'H(
- -GD / "2 gttE- 'lanjutan rehidrasi lambat 2 jam -(- -nj. entanil 100 mcg H *a@l 0,5) $0 cc + ccEjamES%
- -nj. @eftria8one 1grE1" jamEi=
- -nj. &etronidaole 1000 mgE"# jamEi=
- -nj. Git. @ 100 mgE1" jamEi=
BAB &
PE5BAHASAN
ejala awal yang khas yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri di
daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus dapat disertai dengan rasa
mual, bahkan terkadang muntah. emudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke
kuadran kanan bawah, ke titik &curney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas
letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. %ada pasien ini awalnya nyeri
dirasakan pada daerah kuadran kanan bawah perutnya. &ual dan muntah juga dialami oleh
pasien sebelumnya.
ejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit dilakukan
diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada waktunya, sehingga
biasanya baru diketahui setelah terjadi perforasi. %ada anak!anak gejala awalnya sering
hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa menjelaskan rasa
nyerinya. arena ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah perforasi.
%ada pasien dengan peritonitis dapat dijumpaitemuan lokal yaitu nyeri perut, nyeri
tekan, rigiditas, distensi, udara bebas peritoneal, dan berkurangnya peristaltik 'tanda yang
menunjukkan iritasi peritoneum parietal dan mengakibatkan ileus(. 4emuan sistemik
diantaranya demam, menggigil, takikardi, berkeringat, takipnu, dehidrasi, oliguri,
disorientasi, dan bisa saja syok refraktori. %ada pasien ini dijumpainyeri yang menyebar
ke seluruh lapangan perut. %ada pemeriksaan fisik dijumpai nyeri tekan pada seluruh
abdomen dan peristaltik tidak dijumpai.
%ada pasien ini dilakukan pemilihan teknik anestesi A :44 dimana pada anak!
anak sering tidak fokus dan tidak tenang, sehingga anestesi regional kurang tepat
21
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
22/24
dilakukan. A 4-GA dapat menjadi pilihan dalam teknik anestesi untuk pasien ini, namun
pada pasien ini dibutuhkan waktu operasi yang sedikit lebih lama sehingga penggunaan
A :44 lebih baik dari A 4-GA.
BAB
KESI5PULAN
Apendisitis merupakan suatu inflamasi pada apendiks dan merupakan suatu
keadaan gawat darurat medik, dan jika dibiarkan tanpa diobati, apendiks akan ruptur dan
menyebabkan infeksi yang fatal.
Diagnosa apendisitis pada kelompok usia muda biasanya sangat sulit dilakukan
mengingat penderita usia muda sulit melukiskan perasaan sakit yang dialaminya, sehingga
kejadian apendisitis pada usia muda lebih sering diketahui setelah terjadi perforasi dan
menyebabkan peritonitis.
aktor yang mempengaruhi keparahan peritonitis antara lain tipe kontaminasi
bakteri atau jamur, sifat dan durasi dari proses tersebut, dan status nutrisi serta imunitas
host. 4ingkat keparahan peritonitis ber=ariasi sesuai dengan penyebabnya. ontaminasi
yang tergolong bersih 'misalnya perforasi usus proksimal( atau yang terlokalisasi
'misalnya ruptur apendiks( akan berkembang menjadi peritonitis yang parah dalam waktu
yang relatif lambat '1" "# jam(.
&anajemen operatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan
mengontrol sepsis 'pada saat pembedahan, dikeluarkan semua bagian yang terkontaminasi
dan bagian yang nekrotik(,peritoneal lavage 'dilakukan lavagedengan cairan kristaloid
hangat sebanyak B+ untuk membuang semua partikel yang kotor seperti darah, bekuan
fibrin, dan bakteri!bakteri(, dan drainase peritoneal 'diindikasikan pada fokal infeksi atau
pada kasus fistula dimana kontaminasi berkelanjutan dapat terjadi(.
22
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
23/24
DA(TA- PUSTAKA
1. :ncyclopediaof@hildrenRs6ealth
A=ailable athttpEEwww.healthofchildren.comEAEAppendicitis.html(.
". '%ediatric Appendicitis Author /obert &inkes, &D, %hD9 @hief :ditor @armen
@uffari, &D.
A=ailable at httpEEemedicine.medscape.comEarticleE5"375$!o=er=iewa01$3(.
+. &organ, .:., &ichail &.S., Pediatric Anesthesia. -n &organ, .:. @linical
Anesthesiology. # th :d. "003. *ew Tork &c raw hills, -nc.
#. /ai /., et al. Appendicitis in @hildren enefits of :arly aparoscopic Surgery. Ann
Acad &ed Singapore "0079+3"77!20.
A=ailable at httpEEwww.annals.edu.sgEpdfE+3Gol*o#Apr"007EG+3*#p"77
$. Sjamsuhidajat, /.,
7/25/2019 diffuse peritonitis punya orang.docx
24/24
11. @ra=ard,