Upload
vuongduong
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN, TINGKAT PENDIDIKAN,
T I N G K A T P E N D A P A T A N D A N S T A T U S B E K E R J A I B U
DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF 6 (ENAM) BULAN
D I K EC A M A T A N B A K I K A B U PA T E N S U K O H A R J O
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Utama Kesehatan Ibu dan Anak
Oleh:
Warsini
S021308092
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Biodata
a. Nama : Warsini
b. Tempat,
Tanggal lahir
: Boyolali, 13 Juli 1980
c. Profesi : Pengajar
d. Alamat Kantor : Akper Panti Kosala Surakarta
Jl. Raya Solo-Baki KM 4 Gedangan Grogol Solo Baru
Sukoharjo
Telp. : (0271)621313
e. Alamat Rumah : Jetis RT 02 RW 02 Gentan, Baki, Sukoharjo
Telp. : 081567644468
e-mail : [email protected]
f. Riwayat Pendidikan di Perguruan Tinggi :
Institusi Bidang Ilmu Tahun Gelar
D IV Kebidanan UNS Surakarta Kebidanan 2008 SST
g. Daftar Karya Ilmiah
Judul Forum Ilmiah Tahun
Hubungan antara Faktor Usia Berisiko Tinggi
untuk Melahirkan dengan Kejadian BBLR di RS
Dr. Oen Solo Baru
Skripsi FK UNS 2009
Surakarta, Juli 2015
Warsini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Warsini. 2015. HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN, TINGKAT
PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN STATUS BEKERJA IBU DENGAN
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF 6 (ENAM) BULAN DI KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO. TESIS. Pembimbing I : Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si, II :
Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ABSTRAK
Latar belakang: Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum optimal yaitu 42
%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jenis persalinan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6
(enam) bulan.
Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional analitik
dengan desain crossectional. Besar sampel 100 ibu menyusui dengan bayi usia 6-12 bulan.
Pengambilan sampel random sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Penelitian dilaksanakan pada Januari-Agustus 2015. Analisis data menggunakan regresi
logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu rata-rata 20-35 tahun (80%), tingkat
pendidikan rata-rata SMA (49%), pekerjaan ibu rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga
(61%), jenis persalinan rata-rata pervaginam (70%), tingkat pendapatan keluarga rata-rata
di atas Rp. 1.132.000,00 (di atas UMR Kabupaten Sukoharjo), dan tingkat keberhasilan
memberikan ASI Eksklusif sebesar 56%. Statistikal menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif dan secara statistik signifikan antara jenis persalinan dan keberhasilan
ASI Eksklusif (OR = 3.97; CI 95% 1.39 hingga 11.33; p = 0.010), terdapat hubungan yang
positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dan keberhasilan
ASI Eksklusif (OR = 2.60; CI 95% 0.88 hingga 7.52; p = 0.085), tidak terdapat hubungan
antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 1.01; CI 95% 0,38 hingga
2.65; p = 0.989) dan terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status
bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 0.12; CI 95% 0.04 hingga 0.35; p <
0.001).
Kesimpulan: terdapat hubungan bermakna antara jenis persalinan, tingkat
pendidikan, dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif namun tidak terdapat
hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif.
Kata Kunci : jenis persalinan, pendidikan, pendapatan, ibu bekerja dan ASI Eksklusif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Warsini. 2015. THE CORRELATION BETWEEN THE KINDS OF GIVING BIRTH,
LEVEL OF EDUCATION, LEVEL OF INCOME AND WORK STATUS OF THE
MOTHER WITH THE SUCCESS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING 6 (SIX)
MONTHS IN BAKI DISTRICT OF SUKOHARJO REGENCY. Supervisor I : Dr. Diffah
Hanim, Dra., M.Si, II : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., Faculty of Public Health Science.
Postgraduate Program. Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
Background : The Demography and Health Survey Indonesia (SDKI) 2012 result
showed that the range of giving exclusive breastfeeding in Indonesia was not in an optimal
that was 42 %. This research conducted to analyzed the correlation between the kinds of
giving birth, level of education, level of income and work status of the mother with the
success of exclusive breastfeeding 6 (six) months.
Subjects and Methods : The kind of research was quantitative observational analytic
research with cross sectional research. The amount of sample was 100 mothers which gave
suck and baby which age 6-12 years old. That sample was taken by random sampling
method. The collected data was use questioner method. Research conducted in January –
August 2015. The data analized by multiple logistic regressions.
Results : The average of mother age 20-35 years old (80%), low education level the
mean of senior high school (49%), work status of the mother the mean of housewife (61%),
kinds of giving birth the mean of paravaginal (70%), the income level at means over Rp.
1.132.000,00 (over than UMR Sukoharjo Regency), success rate of giving exclusive
breastfeeding amounted 56%. Statistic showed that any positive correlation and as
significant statistic between the kinds of giving birth and the success of exclusive
breastfeeding (OR = 3.97; CI 95% 1.39 to 11.33; p = 0.010), contained of positive
correlation however as statistic insignificant between level of education and the success of
exclusive breastfeeding (OR = 2.60; CI 95% 0.88 to 7.52; p = 0.085), not any correlation
contained between level of income and the success of exclusive breastfeeding (OR = 1.01;
CI 95% 0,38 to 2.65; p = 0.989) and obtain negative correlation and as significant statistic
between work status of the mother with the success of exclusive breastfeeding (OR = 0.12;
CI 95% 0.04 to 0.35; p < 0.001).
Conclusion : There was meaning correlation between the kinds of giving birth, level
of education and work status of the mother with the success of exclusive breastfeeding 6
(six) months, not any correlation between level of income with the success of exclusive
breastfeeding 6 (six) months.
Key words: kinds of giving birth, education, income, working mothers and exclusive
breastfeeding
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul :
“Hubungan antara Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status
Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif 6 (Enam) Bulan di Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo”
Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat
Magister Program Studi Ilmu Kesehatan masyarakat. Penulis menyadari bahwa penelitian
ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna tercapainya maksud dan
tujuan penulis.
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mendapat bantuan baik material maupun
moril dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH., M.Sc., Ph.D selaku Kepala Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
4. Dr. Diffah Hanim, Dra., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis
ini.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan kepada penulis selama menyusun Tesis
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
6. Teman seperjuangan mahasiswa pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan dorongan dan semangat atas kebersamaan baik dalam suka maupun duka
selama menempuh pendidikan.
7. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian penulisan penelitian ini
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan dari semua pihak diterima Allah SWT dan mendapat
imbalan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta waktu, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik ke arah perbaikan dari pembaca. Akhirnya
penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2015
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI ...... iv
BIODATA ...................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6
1. Persalinan ............................................................................................ 8
2. Pendidikan ........................................................................................... 11
3. Pendapatan .......................................................................................... 14
4. Ibu bekerja ........................................................................................... 15
5. Keberhasilan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif ........................................ 18
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 23
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 25
D. Hipotesis ................................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ................................................................................... 27
B. Waktu Penelitian ..................................................................................... 27
C. Tata Laksana Penelitian .......................................................................... 27
1. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 28
2. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 28
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 28
4. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 29
5. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 33
B. Pembahasan ............................................................................................ 40
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 50
B. Implikasi .................................................................................................. 50
C. Saran ....................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur ................................................................. 33
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan......................................................... 33
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan........................................................... 34
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan
Lahir Anak .........................................................................................
34
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Saat Bayi Dilahirkan ....... 35
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan ................................................. 35
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan ........................................... 36
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan .......................................... 36
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Bekerja Ibu ............................................. 37
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keberhasilan ASI Eksklusif .............................. 37
Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi-Square Hubungan antara Jenis Persalinan,
Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu
dengan Keberhasilan ASI Eksklusif ...................................................
38
Tabel 4.12 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda antara Jenis
Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status
Bekerja Ibu dengan Keberhasilan ASI Eksklusif ...............................
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ...................................................................................... 54
Lampiran 2 Hasil Penelitian ............................................................................. 56
Lampiran 3 Master Tabel .................................................................................. 63
Lampiran 4 Hasil Analisis SPSS ...................................................................... 66
Lampiran 5 Perhitungan Distribusi Frekuensi .................................................. 74
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden ........................................ 76
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...................................... 77
Lampiran 8 Surat Keterangan Permohonan Studi Pendahuluan Kepada Dinas
Kesehatan Sukoharjo dari Universitas Sebelas Maret ...................
78
Lampiran 9 Surat Ijin Pra Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sukoharjo ....................................................
79
Lampiran 10 Surat Ijin Pra Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo ......................................................................................
80
Lampiran 11 Surat Keterangan Permohonan Penelitian Kepada Dinas
Kesehatan Sukoharjo dari Universitas Sebelas Maret ...................
81
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Sukoharjo ....................................................
82
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo.......................................................................................
83
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Tesis................................................................ 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyusui merupakan proses fisiologis sehingga pada dasarnya semua ibu
setelah melahirkan mampu menyusui dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi
yang dilahirkannya. ASI merupakan makanan yang sempurna pada tahap awal
kehidupan sehingga idealnya bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan
atau minuman apapun pada tahap awal kelahirannya selama 6 bulan atau yang
disebut dengan ASI eksklusif (Roesli, 2005).
Pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi. Fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan
serangan penyakit. ASI mengandung zat-zat gizi yang seimbang dan sangat kaya
akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan
perkembangan sistem saraf. Karena itu ASI merupakan makanan bayi yang ideal
sehingga amat dianjurkan setiap ibu hanya memberikan ASI saja (ekslusif) sampai
bayi berumur 6 bulan (Rosita, 2008).
Mengingat pentingnya pemberian ASI ini maka beberapa organisasi seperti
organisasi kesehatan dunia yaitu WHO (World Health Organization) dan UNICEF
(United Nations International Children’s Emergency Fund), juga merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan menganjurkan untuk tetap
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Pada tahun 2003 Indonesia
juga merubah rekomendasi pemberian ASI dari 4 (empat) bulan menjadi 6 (enam)
bulan (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
WHO (2004) telah mengkaji berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa
pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal untuk
pemberian ASI ekslusif. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI ekslusif
mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan bayi lebih baik. Di Indonesia
setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat
diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif (Haryono dan Setianingsih, 2014).
Cakupan pemberian ASI eksklusif di dunia belum optimal. Menurut Khanal, et
al, (2013), pemberian ASI eksklusif cenderung fluktuatif karena banyak faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mempengaruhi dan berbeda antar wilayah. Cakupan pemberian ASI di Indonesia
pada bayi 0-6 bulan juga cenderung fluktuatif. Berdasarkan hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6
bulan di Indonesia sebesar 32 % dan menunjukkan kenaikan bermakna menjadi 42 %
pada tahun 2012. Menurut Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2013 cakupan pemberian ASI eksklusif di Jawa Tengah sebesar 1.348.532 dari
2.483.485 lebih rendah dari angka yang ditargetkan yaitu sebesar 75 %.
Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sedang menggalakkan
pemberian ASI eksklusif ini adalah Kabupaten Sukoharjo, yaitu dengan kampanye
dan sosialisasi Gerakan Masyarakat ASI Eksklusif (GEMAS ASIEK). Dari survei
pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, diketahui bahwa belum
semua balita (Bawah Lima Tahun) memperoleh ASI eksklusif dari ibunya. Cakupan
pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Sukoharjo sampai bulan Agustus tahun 2014
sebesar 3842 dari 7020 sasaran yang ada. Cakupan ini lebih tinggi dari tahun 2012
yaitu sebesar 48,30%, tetapi lebih rendah dari angka Propinsi Jawa Tengah. Cakupan
terendah di Kabupaten Sukoharjo adalah Kecamatan Baki. Menurut Bagian Gizi di
Puskesmas Baki, cakupan pemberian ASI eksklusif sampai bulan November 2014
adalah sebesar 41,6% yaitu 233 dari 562 sasaran yang ada.
Pemberian ASI yang belum optimal ini sangat disayangkan mengingat ASI tidak
akan terkontaminasi dan mengandung nutrisi ideal yang menjamin status gizi baik.
Di Indonesia cakupan pemberian ASI yang belum optimal ini seiring dengan masih
tingginya kejadian kurang gizi yang seharusnya dapat dicegah dengan pemberian
ASI eksklusif. Selain kandungan nutrisi ASI juga mengandung zat kekebalan
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Kolostrum
mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak daripada susu matur sehingga
pemberian ASI ini direkomendasikan untuk diberikan tanpa tambahan makanan
pendamping pada 6 bulan pertama kelahiran. Beberapa penelitian epidemiologis juga
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari infeksi seperti diare, otitis
media, infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. (Kemenkes, 2014)
Berbagai penelitian tentang ASI eksklusif telah dilakukan. Menurut Aryeeteey
dan Goh (2013) mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan tidak
mengganggu pola makan pada usia bayi selanjutnya. Hasil penelitian ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
diperkuat oleh penelitian Saputri dan Syauqy (2013), dengan hasil yaitu pemberian
ASI yang tidak eksklusif akan berisiko 4,2 kali untuk terjadi obesitas pada anak.
Menurut McNeil et al. (2013), pemberian ASI eksklusif merupakan praktik
pemberian makan yang optimal bila dibandingkan dengan pemberian makan selain
ASI yang justru menimbulkan risiko pada bayi. Penelitian lain di Indonesia menurut
Ermianty et al. (2013), banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif,
antara lain pengetahuan dan perilaku atau sikap ibu. Selain faktor tersebut jenis
persalinan juga ikut menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Menurut
penelitian Wulandari dan Dewanti (2012), keberhasilan pemberian ASI eksklusif
pada pasien yang melahirkan secara normal pervagina lebih tinggi daripada
melahirkan secara operasi sesar.
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo sesuai data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Sukoharjo yaitu pada tahun 2011 berjumlah 851.157 jiwa. Dari
total jumlah penduduk tersebut 429.381 diantaranya adalah perempuan, dimana
242.395 diantaranya berkeluarga. Dari jumlah perempuan tersebut 237.844 jiwa
adalah Wanita Usia Subur.
Berdasarkan survei pendahuluan, beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Baki antara lain jenis
persalinan, pendidikan dan pekerjaan ibu, serta pendapatan keluarga. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo jumlah persalinan setiap tahun di
Kabupaten Sukoharjo cukup banyak, baik secara spontan pervagina maupun lewat
operasi sesar. Sampai bulan November tahun 2014 total persalinan oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Sukoharjo mencapai 11.919. Dilihat dari latar belakang
tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk di Kabupaten Sukoharjo
didapatkan data sebanyak 15 % penduduk usia kerja tidak pernah sekolah atau tidak
tamat Sekolah Dasar, 19 % tamat SD, tamat SMP sebanyak 25 % dan SLTA
sebanyak 28 %. Penduduk usia kerja dengan pendidikan di atas SLTA hanya
sebesar 12 %. Menurut BPS tahun 2013, jumlah pekerja perempuan juga semakin
meningkat di berbagai jenis pekerjaan, yaitu 60,41% (43.704 dari 72.345) di tahun
2012 menjadi 58,98% (44.096 dari 74.765) pada tahun 2013. Ditinjau dari tingkat
pendapatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo diketahui bahwa masih ada sebagian
penduduk yang belum mempunyai pendapatan layak dan termasuk kategori keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
miskin. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2014,
persentase penduduk miskin di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 masih
mencapai 9,87 %, yaitu sebanyak 84.054 jiwa.
Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif di Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara jenis
persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis hubungan antara jenis
persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis karakteristik ibu menyusui di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo
b. Menganalisis hubungan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI
eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan keberhasilan
ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
d. Menganalisis hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten
Sukoharjo.
e. Menganalisis hubungan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI
eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
f. Menganalisis hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan status bekerja ibu secara bersama-sama dengan keberhasilan
ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang adanya hubungan
antara jenis persalinan, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga dan
status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
Untuk menjadi informasi tentang adanya hubungan antara jenis persalinan,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kabupaten Sukoharjo sehingga
dalam penyusunan kebijakan ASI Eksklusif sebagai ketahanan pangan bayi dan
Kebijakan Inisiasi Menyusu Dini dapat mencapai sasaran.
b. Puskesmas
Untuk menjadi informasi tentang adanya hubungan antara jenis persalinan,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kabupaten Sukoharjo sehingga
dapat memilih dan merencanakan pendekatan yang optimal dalam rangka
memberikan motivasi pada warga khususnya di wilayah kerjanya agar
memberikan ASI Eksklusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan.
Perilaku dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu: aspek fisik, psikis dan sosial. Salah satu
teori yang menjelaskan tentang terbentuknya perilaku adalah teori “Precede-
Procede” yang dikembangkan oleh Green (1991). Menurut teori ini kesehatan pada
dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: faktor perilaku dan non perilaku.
Selanjutnya perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yang dirangkum dalam
akronim PRECEDE (Predisposing, Enabling, Reinforcing Counstructs in Educational
/Ecological, Diagnosis, Evaluation) yang merupakan diagnosis masalah, PROCEDE
(Policy, Regulatory, Organizational, Counstructs in Educational, Environmental,
Development). Berdasarkan teori perilaku menurut Green dan Kreuter (2005), ada 3
faktor utama yang mempengaruhi perilaku, yaitu :
1. Faktor pendorong (predisposing factors)
Adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
Merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor pemungkin adalah sarana dan pra sarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan, contohnya puskesmas, posyandu, rumah sakit, dan
sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Merupakan faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Berdasarkan teori tersebut maka menurut Haryono dan Setianingsih (2014)
mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI
eksklusif yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Faktor pemudah (predisposing factors)
a. Pendidikan
Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, untuk mecari
pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi
yang diterima akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan
membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu. Pendidikan
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berpendidikan tinggi akan
lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang
berpendidikan rendah.
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan
diingat. Informasi tersebut bisa berasal dari pendidikan formal maupun non
formal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan
pengalaman hidup.
c. Nilai-nilai dan adat budaya
Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif
karena sudah menjadi budaya dalam keluarganya. Salah satu adat budaya yang
masih banyak dilakukan di masyarakat yaitu adaya selapanan, dimana bayi
diberi sesuap bubur dengan alasan untuk melatih alat pencernaan bayi. Padahal
hal ini tidak benar, namun tetap dilakukan oleh masyarakat karena sudah
menjadi adat budaya dalam keluarganya.
2. Faktor pendukung (enabling factors)
a. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah penghasilan yang diperoleh suami dan istri dari
berbagai kegiatan ekonomi sehari-hari, misalnya gaji. ASI memiliki kualitas
hanya jika ibu mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi baik. Keluarga
yang memiliki cukup pangan memungkinkan ibu untuk memberi ASI eksklusif
lebih tinggi dibanding keluarga yang tidak memiliki cukup pangan.
b. Ketersediaan waktu
Ketersediaan waktu ibu untuk menyusui secara eksklusif berkaitan erat dengan
status pekerjaan. Banyak ibu yang tak memberikan ASI karena berbagai alasan,
diantaranya karena harus kembali bekerja setelah cuti melahirkannya selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam
keberlangsungan proses menyusui. Ibu yang mempunyai penyakit menular
(misalnya HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B) atau penyakit pada payudara
(misalnya kanker payudara, kelainan putting susu) sehingga tidak boleh
ataupun tidak bisa menyusui bayinya.
3. Faktor pendorong (reinforcing factors)
a. Dukungan keluarga
Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua atau saudara
lainnya sangat menentukan keberhasilan menyusui. Karena pengaruh keluarga
berdampak pada kondisi emosi ibu sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi produksi ASI.
b. Dukungan petugas kesehatan
Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung ibu dalam
memberikan ASI. Dukungan tenaga kesehatan kaitannya dengan nasehat
kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya menentukan keberlanjutan
ibu dalam pemberian ASI.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta (Varney et al, 2008).
Menurut Liu (2007), melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis.
Wajar bila ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka
pertimbangkan paling tepat.
Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Jenis persalinan
1) Persalinan spontan
Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan spontan
dikatakan spontan jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya
sendiri dan melalui jalan lahir. Menurut Mochtar dalam Marmi (2012),
persalinan normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam.
Pada persalinan normal setelah bayi lahir, dalam waktu 30 menit bayi
harus segera disusukan. Saat ini bayi berada dalam keadaan bangun, dan
reflek hisapnya sudah timbul. (PERINASIA, 2004)
2) Persalinan buatan
Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan buatan adalah
proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi seksio sesaria.
Ibu yang mengalami bedah sesar dengan pembiusan umum tidak segera
dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan.
Apabila keadaan ibu mulai membaik (sadar) penyusuan dini dapat segera
dimulai dengan bantuan tenaga perawat. (PERINASIA, 2004)
3) Persalinan anjuran
Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012), persalinan anjuran adalah
bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitosin dan prostaglandin.
c. Faktor-faktor penting dalam persalinan
Menurut Marmi (2012) faktor-faktor penting dalam persalinan ada 5, yaitu :
1) Passenger
Faktor passenger terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a) Janin
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, ukuran badan lain,
presentasi, letak janin, sikap janin, dan posisi janin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Air ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka serviks dengan mendorong
selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas
ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Fungsi cairan
ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan
janin.
c) Plasenta
Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting. Dimana plasenta
memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil
hormon yang berguna saat kehamilan, serta sebagai barier. Karena
plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat
proses persalinan pada kehamilan normal.
2) Passage
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu: bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Oleh Karena itu
ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
3) Power (kekuatan)
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerja sama yang
baik dan sempurna. His (kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim
yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melaui serviks
(rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari
rahim ibu. Kontraksi menyebabkan serviks membuka secara bertahap,
menipis dan tertarik sampai hampir menyatu dengan rahim
4) Psikis
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan
disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan
positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan atau memproduksi anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
5) Penolong
Para penolong adalah memantau dengan seksama dan memberikan
dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi emosi atau perasaan
maupun fisik
d. Mobilisasi dini ibu post partum
Menurut Saleha (2009) ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijakan agar
secepat mungkin membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya
dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
Keuntungan early ambulation yaitu :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
3) early ambulation memungkinkan kita mengerjakan ibu cara merawat
anaknya selama ibu masih di rumah sakit.
4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut
penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai
pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal,
tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut,
serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan
penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam, dan
sebagainya. Penambahan kegiatan early ambulation harus berangsur-angsur,
jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibenarkan mencuci,
memasak, dan sebagainya (Saleha, 2009).
2. Pendidikan
a. Pengertian
Menurut Malik (2013), terdapat banyak pendapat para pakar pendidikan
yang mendefinisikan arti pendidikan. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect), dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Berbeda dengan Edgar Dalle yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peseta
didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tetap untuk masa yang akan datang. Sementara John Stuart Mill (filsuf
Inggris, 1806-1873) mengemukakan bahwa pendidikan itu meliputi segala
sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan
oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat
kesempurnaan.
Dari beberapa pengertian pakar pendidikan di atas kita dapat menarik
benang merah bahwa pendidikan terkait dengan daya dalam proses
pembentukan budi pekerti, pikiran, dan jasmani menuju tingkat
kesempurnaan. Pendidikan terkait pula dengan proses pematangan intelektual,
emosional, dan kemanusiaan yang dilakukan secara terus-menerus. Dengan
demikian pendidikan diusahakan secara sadar melalui proses bimbingan,
pengajaran dan latihan. Pendidikan adalah pengaruh, usaha, dan bantuan yang
diberikan kepada anak didik agar mereka cakap dalam melaksanakan tugas
hidupnya. Hal itu dapat dilakukan dengan membantu perkembangan kualitas
diri menuju tingkat kesempurnaan. Dengan kata lain, pendidikan adalah
proses memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah laku, pikiran, dan
perasaan peserta didik.
b. Jenjang Pendidikan Formal
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
1) Pendidikan Dasar
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 17 ayat 1 dan 2
menyebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 menyebutkan
bahwa pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah
Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain
yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi
Menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 19 (1) Pendidikan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. (2) Pendidikan tinggi
diselenggarakan dengan sistem terbuka. Pasal 20 (1) Perguruan tinggi
dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut,
atauuniversitas. (2) Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (3) Perguruan
tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau
vokasi.
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ASI eksklusif diantaranya
adalah pendidikan, pengetahuan, nilai adat, pendapatan keluarga dan
sebagainya. Salah satu faktor tersebut adalah pendidikan. Pendidikan
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berpendidikan tinggi akan
lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang
berpendidikan rendah. Sehingga promosi dan informasi mengenai ASI
eksklusif dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan. Penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI dalam 6 bulan
setelah melahirkan di pedesaan Vietnam menunjukkan bahwa ibu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pendidikan SMP atau yang lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar
untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki tingkat
pendidikan lebih rendah (Haryono dan Setianingsih, 2014).
3. Pendapatan
a. Pengertian
Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) pendapatan keluarga adalah
penghasilan yang diperoleh suami dan istri dari berbagai kegiatan ekonomi
sehari-hari, misalnya gaji. Dengan gaji yang didapatkan maka keluarga dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Semakin tinggi gaji yang didapatkan semakin
mudah untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan sehingga kebutuhan
terpenuhi.
b. Faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga
Menurut Prishardoyo et al. (2005), faktor yang mempengaruhi adalah :
1) Jumlah pendapatan keluarga
Besar kecilnya pendapatan keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya
konsumsi rumah tangga keluarga. Keluarga yang mempunyai pendapatan
besar cenderung mempunyai konsumsi yang lebih besar dari pada keluarga
yang memiliki pendapatan relatif kecil. Dengan pendapatan yang besar bisa
menyediakan semua kebutuhan rumah tangga seperti sandang, pangan, dan
papan yang baik.
2) Jumlah dan usia anggota keluarga
Besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya
konsumsi yang dibutuhkan oleh keluarga. Misalnya keluarga yang belum
mempunyai anak tentu saja tidak mengeluarkan biaya pendidikan sekolah dan
juga sebaliknya.
3) Tingkat harga barang dan jasa
Tingkat harga suatu barang menentukan jumlah konsumsi yang dibutuhkan
oleh rumah tangga keluarga. Barang yang mahal akan memperbesar
pengeluaran keluarga.
4) Status sosial dan ekonomi
Status sosial dan ekonomi berpengaruh terhadap pola konsumsi. Bagi
keluarga yang terpandang, kebutuhan belanja barang dan jasa akan terpenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dengan cara membeli di mall. Hal ini berbeda dengan kebutuhan petani dan
orang miskin yang mempunyai status ekonomi yang lebih rendah.
c. Upah Minimum Kabupaten Sukoharjo
Menurut BPS Kabupaten Sukoharjo, Upah Minimum Kabupaten (UMK)
Sukoharjo pada 2014 ditetapkan sama dengan survei Kebutuhan Hidup Layak
(KHL), yaitu sebesar Rp 1.167.000,00. Jumlah tersebut lebih besar
dibandingkan UMK yang diusulkan Bupati kepada Gubernur, yaitu sebesar
Rp1.132.000,00.
4. Ibu Bekerja
a. Pengertian
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah.
(Setiawan, 2014). Menurut Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia
(KBJI) tahun 2001, bekerja adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling
sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang lalu dengan maksud
untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan.
Dalam hal ini pekerja keluarga yang tidak dibayar termasuk kelompok
penduduk yang bekerja.
Pada dasarnya setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk
mendapatkan upah guna mencukupi kebutuhannya. Hal ini juga terjadi pada
sebagian ibu yang bekerja, meskipun mereka habis melahirkan dan masih
harus menyusui anaknya tetapi harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan
selesai. Kondisi ini berbeda dengan ibu rumah tangga yang hanya
menjalankan pekerjaan rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya,
memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumahtangga dapat diartikan sebagai
seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan
rumah tangga, atau ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang
hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di
kantor).
Seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja perempuan, berbagai jenis
pekerjaan juga banyak diisi oleh pekerja perempuan. Mereka bekerja sebagai
pegawai swasta, pegawai negeri, ataupun wiraswasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Pegawai swasta
Menurut Soedaryono (2000) pegawai adalah seseorang yang melakukan
penghidupannya dengan bekerja dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan
kerja pemerintah maupun kesatuan kerja swasta. Menurut Robbins (2006)
pengertian pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja,
baik sebagai pegawai tetap atau tidak, berdasarkan kesepakatan kerja baik
tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam
jabatan atau kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh pemberi kerja.
2) Pegawai Negeri
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 pasal 2
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, menjelaskan Pegawai Negeri terdiri
dari:
a) Pegawai Negeri Sipil
b) Anggota Tentara Nasional Indonesia
c) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
3) Wiraswasta
Menurut Soemanto (1993) menyebutkan bahwa wira berarti utama, berani
atau perkasa. Swasta terdiri dari “Swa” dan “Sta”. “Swa” berarti sendiri
dan “Sta” berarti berdiri. Jika dipadukan Swasta berarti berdiri di atas kaki
sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Dengan
demikian wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan
dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup
dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Ibu dengan status pekerjaan
wiraswasta maka akan lebih leluasa untuk mengatur waktu yang dimiliki
sehingga lebih fleksibel dalam memgurus anak dan keluarganya.
b. Cuti hamil dan melahirkan
Cuti melahirkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cuti selama
3 bulan yang diberikan kepada pegawai wanita atau karyawati untuk
melahirkan, yang dapat diambil 1 bulan sebelum dan 2 bulan setelah
melahirkan. Sedangkan berdasarkan Pasal 82 ayat (1) dan Pasal 84 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyebutkan
bahwa pekerja/buruh perempuan (maksudnya, “karyawan wanita” atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
karyawati), berhak memperoleh istirahat atau cuti hamil selama 1,5 bulan
(dalam arti, satu bulan dan lima belas hari) sebelum saatnya melahirkan anak,
dan cuti melahirkan selama 1,5 bulan (satu bulan dan 15 hari) sesudah
melahirkan, menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Kumulatif
cuti hamil dan melahirkan tersebut, adalah selama 3 (tiga) bulan berturut-turut
dengan berhak mendapat upah penuh. Sedangkan cuti persalinan pada
Pegawai Negeri Sipil juga diatur menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1976 Tentang Cuti, salah satunya adalah cuti bersalin untuk persalinan. Pada
persalinan pertama, kedua, ketiga Pegawai Negeri Sipil wanita berhak atas
cuti bersalin, sedang untuk keempat dan seterusnya baginya diberikan cuti di
luar tanggungan negara. Lamanya cuti bersalin adalah satu bulan sebelum dan
sesudah bersalin dua bulan.
c. Pengaruh bekerja pada ibu menyusui
Menyusui bayi, itu bukan merupakan suatu pekerjaan akan tetapi cukup
menyita banyak waktu ibu. Ketersediaan waktu seorang ibu untuk menyusui
secara eksklusif berkaitan erat dengan status pekerjaannya. Banyak ibu yang
tak memberi ASI karena berbagai alasan, diantaranya karena harus kembali
bekerja setelah cuti melahirkan selesai, sehingga muncul anggapan bahwa ibu
yang kembali bekerja seharusnya tidak memberikan ASI eksklusif. Padahal
bagi ibu-ibu yang bekerja, ASI bisa diperah setiap 3 sampai 4 jam sekali
untuk disimpan dalam almari pendingin (Haryono dan Setianingsih, 2014).
Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat baik secara pertumbuhan
maupun psikologis pada usia 6-9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai
diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka
makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan
reaksi yang tidak menyenangkan contohnya : konstipasi dan lain-lain
(Haryono dan Setianingsih, 2014).
d. Cara memberikan ASI pada ibu bekerja
Menurut Maryunani (2013), jika ibu bekerja masih tetap bisa memberikan
ASI eksklusif dengan cara:
1) Berikan ASI sebelum berangkat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Selama bekerja bayi masih tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah
ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan
tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah dan setelah pulang bekerja
bayi disusui kembali seperti biasa.
5. Keberhasilan ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
a. Pengertian ASI
Menurut Maryunani (2013), ASI adalah makanan alamiah berupa cairan
dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Haryono dan
Setianingsih (2014) ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar
payudara ibu yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi. Eksklusif
adalah terpisah dari yang lain atau disebut khusus. WHO (2004) telah
mengkaji berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian
ASI ekslusif. Peningkatan manfaat ASI didapat jika bayi hanya diberi ASI
saja selama 6 bulan. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI ekslusif
mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan bayi lebih baik.
Menurut pengertian lain, ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
dan nasi tim. Pemberian makanan padat yang terlalu dini sangat rentan dan
dapat meningkatkan kesakitan pada bayi karena dapat menjadi sarana
masuknya bakteri patogen (Yuliarti, 2010). Oleh karena itu kebijakan
pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang dulunya selama 4 bulan
ditingkatkan menjadi 6 bulan.
Dalam fisiologi laktasi, hormon prolaktin ini memiliki peran penting
untuk memproduksi ASI, kadar hormon ini meningkat selama kehamilan.
Kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau
keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar esterogen dan
progresteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan
diaktifkannya prolaktin (Saleha, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Manfaat ASI eksklusif
1) Menurut Maryunani (2013), keunggulan ASI :
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan
b) Mengandung zat kekebalan dan melindungi bayi dari alergi
c) Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar
d) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan dimana saja
e) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan
bayi
2) Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014), manfaat
ASI eksklusif bagi bayi, yaitu :
a) Aspek gizi yaitu manfaat kolostrum adalah mengandung zat kekebalan
terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai infeksi dan
membantu mengeluarkan mekonium (feses bayi).
b) Aspek imunologi (kekebalan tubuh) yaitu ASI mengandung zat infeksi,
bersih dan bebas terkontaminasi, laktoferin yaitu sejenis protein yang
merupakan komponen zat kekebalan, lysosim enzim yang melindungi
bayi terhadap bakteri E. Coli, salmonella dan virus, sel darah putih
pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 1.000 sel per mil, bifidus,
sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen.
c) Aspek psikologis yaitu interaksi antara ibu dan bayi dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi.
d) Aspek kecerdasan yaitu interaksi antara ibu dan bayi dan kandungan
gizi dalam ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf
otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
e) Aspek neurologis yaitu dengan menghisap payudara, koordinasi saraf
menelan, meghisap dan bernapas yang terjadi pada bayi dapat lebih
sempurna.
3) Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014), manfaat
ASI eksklusif bagi ibu, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia
b) Menunda kehamilan
c) Mengecilkan rahim
d) Lebih cepat langsing kembali
e) Mengurangi risiko terkena kanker
f) Lebih ekonomis atau murah
g) Tidak merepotkan dan menghemat waktu
h) Portable dan praktis
i) Memberi kepuasan pada ibu
c. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI
Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) Produksi ASI dapat meningkat
atau menurun tergantung dari stimulasi pada kelenjar payudara. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan dan produksi ASI antara lain :
1) Makanan ibu
Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya
jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti.
2) Isapan bayi
Isapan mulut bayi akan menstimulus kelenjar hipotalamus pada bagian
hipofisis anterior dan posterior. Hipofisi anterioir menghasilkan
rangsangan (rangsangan prolaktin) untuk meningkatkan sekresi
(pengeluaran) hormon prolaktin.
3) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI
akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari selama sebulan pertama
setelah melahirkan
4) Riwayat penyakit ibu
Riwayat infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses
laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.
5) Psikologis
Gangguan psikologis pada ibu menyebabkan berkurangnya produksi dan
pengeluaran ASI. Menyusui memerlukan ketenangan, ketentraman dan
perasaan aman dari ibu. Kecemasan dan kesedihan dapat menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ketegangan yang mempengaruhi saraf, pembuluh darah dan sebagainya
sehingga akan mengganggu produksi ASI.
6) Dukungan suami maupun keluarga lain
Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk,
mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan
pengeluaran ASI.
7) Berat badan lahir
Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar.
8) Perawatan payudara
Payudara yang terawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara yang baik,
maka puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi.
9) Jenis persalinan
Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah
bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan.
Sedangkan pada persalinan seksio sesaria (sesar) seringkali ibu kesulitan
menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan
anestesi (bius) umum sehingga bayi tidak bisa segera menyusu.
10) Umur kehamilan saat melahirkan
Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari
37 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak
prematur.
11) Konsumsi rokok
Merokok dapat memngurangi volume ASI karena dapat mengganggu
hormon prolaktin dan oksitosin.
12) Konsumsi alkohol
Meskipun minum alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu
merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun
disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
13) Cara menyusui yang tidak tepat
Teknik menyusui yang kurang tepat sehingga tidak dapat mengosongkan
payudara dan akan menurunkan produksi ASI.
14) Rawat gabung
Bila ibu dekat dengan bayinya maka bayi akan segera disusui dan
frekuensinya lebih sering.
15) Pil kontrasepsi (pil KB)
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi hormon esterogen dan
progresteron berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI,
sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin (mini pil) maka tidak ada
dampak terhadap volume ASI
d. Hambatan-hambatan dalam menyusui
Menurut Novianti (2009), sebagian kecil perempuan justru tidak dapat
menyusui. Pada saat yang sama juga tidak semua bayi bisa menyusu pada
ibunya. Hal ini antara lain disebabkan oleh:
1) Kelahiran prematur atau lahir dengan ukuran kecil
2) Cacat lahir seperti bibir dan gusi sumbing
3) Masalah pencernaan seperti penyakit kuning ASI (breast milk jaundice),
penyakit pada liver bayi yang disebabkan asi dan galactosemia (tidak
bisa menerima ASI)
4) Masalah dengan menyusui
5) Kondisi fisik yang lemah
Kondisi yang kurang sehat juga dapat menghalangi ibu menyusui.
Kanker payudara, infeksi payudara yang berat, atau jenis kanker yang
lain dapat menghalangi ibu menyusui bayinya. Ibu HIV positif, AIDS,
penyakit jantung, mengalami malnutrisi (kurang gizi), atau TBC yang
tidak diobati direkomendasikan menyusui. Pada kasus tertentu,
perempuan tidak cukup memiliki ASI untuk disusukan. Jika ibu
memutuskan untuk tidak menyusui bayinya, maka ibu harus memahami
bahwa menyusui merupakan tanggung jawab utama yang menuntut ibu
agar tetap sehat dan terpenuhi gizi ibu dan bayinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelusuran pustaka yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu :
No. Tahun
Penelitian /
Peneliti
Judul dan
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Perbedaan dengan
Penelitian ini
1. 2010
Wulandari dan
Dewanti
Judul : Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu
Post Sectio Caesarea dan Dukungan Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit
Metode : analisis observasional dengan
rancangan cross sectional
Tidak ada perbedaan usia ibu yang menyusui
bayinya pada hari pertama postpartum
dengan ibu yang tidak menyusui bayinya.
Status paritas, pengetahuan dan sikap ibu
tentang pentingnya pemberian ASI juga
tidak ada hubungannya dengan praktik
pemberian ASI hari pertama sectio caesarea.
Pada dukungan tenaga kesehatan dan rawat
gabung pada hari pertama ada hubungannya
dengan praktik pemberian ASI pada hari
pertama sectio caesarea (p = 0,001 dan p =
0,001).
Variabel penelitian, waktu dan
tempat penelitian, populasi.
2. 2010
McNiel et al.
Judul : What are the Risks Associated with
Formula Feeding? A Re-Analysis and Review
Metode : Re-Analysis dan Review
Pemberian ASI eksklusif merupakan
praktek pemberian makan yang optimal,
dibandingkan dengan praktek pemberian
makanan bayi lainnya yang justru
membawa risiko pada bayi
Jenis penelitian, metode
penelitian, populasi, sampel,
tekhnik sampling, analisis data
berbeda
3. 2012
Wahyuni, A.
Judul : Faktor yang Berhubungan dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Talangpadang Kecamatan
Talangpadang Tanggamus.
Metode : analitik observasional menggunakan
rancangan cross sectional
Terdapat hubungan yang bermakna antara
umur ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan,
penolong persalinan, tempat bersalin,
dengan pemberian ASI eksklusif
Variabel yang diteliti, waktu
dan tempat penelitian, populasi,
teknik sampling yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. 2013
Saputri dan
Syauqy
Judul : Hubungan Riwayat Pemberian Asi
Eksklusif Dengan Kejadian Obesitas Pada
Anak
Metode : analisis observasional dengan
rancangan cross sectional
Riwayat pemberian ASI tidak eksklusif
berisiko 4,2 kali meningkatkan kejadian
obesitas pada anak. Asupan energi tinggi
berisiko 3,2 kali meningkatkan kejadian
obesitas pada anak. Aktifitas fisik rendah
berisiko 1,3 kali meningkatkan kejadian
obesitas pada anak.
Variabel bebas yang diteliti,
tempat dan waktu penelitian
serta populasi yang digunakan.
5. 2013
Ermianty et al.
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Pada
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle
Kab. Pangkep
Metode : analitik observasional menggunakan
rancangan cross sectional
ada hubungan antara pengetahuan,
perilaku/sikap ibu terhadap pemberian ASI
eksklusif pada bayi
Variabel bebas yang diteliti,
teknik sampling purposive
6. 2013
Khanal et al.
Judul : Exclusive breastfeeding practices in
relation to social and health determinants : a
comparison of the 2006 and 2011 Nepal
Demographic and Health Surveys
Metode : Jenis penelitian menggunakan
pendekatan retrospektif dengan rancangan
penelitian case control
Perbedaan cakupan ASI eksklusif yang
masih rendah dikarenakan penentu dan tren
yang berbeda antara tahun 2006 dan 2011,
hal ini dikarenakan ada hubungan antara
usia bayi, wilayah ekologi, paritas dan
pekerjaan ayah dengan ASI eksklusif.
Variabel bebas yang diteliti,
metode penelitian, waktu dan
tempat penelitian
7. 2013
Aryeeteey dan
Goh
Judul : duration of exclusive breastfeeding and
subsequent child feeding adequacy
Metode : analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional
Durasi pemberian ASI eksklusif pada usia
0-6 bulan tidak mempengaruhi kecukupan
makan anak selanjutnya
Variabel yang diteliti, waktu
dan tempat penelitian, populasi,
tekhnik sampling yang
digunakan
8. 2014
Amin, W. et al.
Judul : Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap
Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan
Pertama
Metode : analitik observasional menggunakan
rancangan cross sectional
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara umur ibu dengan pemberian ASI
eksklusif 6 bulan
Variabel bebas yang diteliti,
metode penelitian, waktu dan
tempat penelitian, teknik
sampling yang digunakan
(tekhnik sampling (purposive))
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. Kerangka Pikir
Keterangan :
: Area yang diteliti
: Area yang tidak diteliti
Jenis Persalinan Tingkat Pendapatan Status bekerja ibu
Operasi sesar
Tingkat Pendidikan
Pervagina Rendah : ijasah
SD, SMP
Tinggi : ijasah SMA,
Perguruan Tinggi
Tinggi :
setara atau
lebih tinggi
dari UMR
Rendah:
Kurang
dari
UMR
Bekerja :
PNS, ABRI,
Polri,
Swasta,
Wiraswasta
Tidak
bekerja :
Ibu
Rumah
Tangga
Mobilitas
dini, segera
bisa
menyusui
Efek anestesi,
ibu tidak
segera bisa
menyusui
Mudah
menerima
ide tentang
ASI
eksklusif
Sulit
menerima
ide tentang
ASI
eksklusif
Bisa
memenuhi
kebutuhan
selama
menyusui
Kebutuhan
selama
menyusui
tidak
tercukupi
Waktu
untuk
menyusui
berkurang
Waktu
menyusui
lebih
banyak
Keberhasilan ASI eksklusif :
6 bulan
4 bulan
Faktor Penghambat :
Kelahiran prematur atau lahir dengan ukuran kecil
Cacat lahir : bibir dan gusi sumbing
Masalah pencernakan : penyakit kuning ASI,
penyakit lever pada hati karena ASI, galactosemia
Masalah dengan menyusui
Kondisi fisik yang lemah : kanker payudara, AIDS,
TBC, penyakit jantung, malnutrisi, dll
Faktor internal :
Faktor Pemudah
Faktor Pendukung
Faktor Pendorong
Pengetahuan
tentang ASI
eksklusif
Nilai-nilai dan adat
budaya
Dukungan keluarga
Dukungan petugas
kesehatan
Faktor eksternal :
Faktor Pemudah
Faktor Pendukung
Faktor Pendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
D. Hipotesis
Ada hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan jenis pekerjaan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6
(enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Pusat
pelayanan kesehatan utama di Kecamatan Baki adalah Puskesmas Baki. Menurut
data Bagian Gizi di Puskesmas Baki, salah satu masalah yang sedang dihadapi adalah
rendahnya pemberian ASI Eksklusif. Sasaran program pemberian ASI Eksklusif
sampai bulan Desember 2014 adalah 576 ibu menyusui, tetapi hanya 227 ibu yang
memberikan ASI Eksklusif. Dengan demikian cakupan pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Baki tahun 2014 sebesar 39,4%. Capaian ini lebih rendah dari capaian
Kabupaten Sukoharjo yaitu 48% serta lebih rendah dari capaian Propinsi Jawa
Tengah tahun 2014 yaitu 60%.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Agustus 2015, dengan
rincian sebagai berikut :
Pelaksanaan
Kegiatan
2015
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Ags
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Penyusunan
Proposal
Ujian
Proposal
Revisi
Proposal
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Hasil
Penelitian
Ujian Hasil
Penelitian
Revisi Hasil
Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Tata Laksana Penelitian
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang
menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesis.
Berdasarkan waktu penelitian, rancangan penelitian ini adalah potong
lintang (cross sectional) karena mempelajari korelasi antar faktor risiko dengan
efek pada satu saat atau “Point Time Approach” (Murti, 2003)
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu menyusui yang usia
bayinya 6-12 bulan pada bulan Januari sampai Agustus 2015 di wilayah kerja
Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo yaitu sejumlah 562 orang.
b. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Besar sampel
diambil menggunakan penghitungan menurut rumus Hair et al. dalam Murti
(2013), yaitu:
n = (15 - 20) x k = (15 – 20) x 5 = 75 – 100
Keterangan :
n = sampel (ibu menyusui yang dijadikan responden)
k = variabel penelitian yang digunakan
15 – 20 = jumlah responden
Sehingga dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden.
c. Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yakni
pengambilan sampel pada masing-masing item (elemen) dari keseluruhan
populasi yang memiliki peluang sama dan independent untuk terpilih menjadi
sampel (Murti, 2013). Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan nomor
pada populasi yang ada kemudian diundi sejumlah sampel yang dibutuhkan.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel penelitian
1) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis persalinan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan ASI eksklusif 6
(enam) bulan.
b. Definisi operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Kategori skala
Bebas
1. Jenis
persalinan
Cara melahirkan bayi pervagina
operasi SC
nominal
2. Tingkat
pendidikan
Ibu
Pendidikan formal yang
pernah dijalani ibu dilihat
dari ijasah yang dimiliki
Tinggi : jika memiliki
ijazah setingkat SMA
dan perguruan tinggi
Rendah : jika
memiliki ijazah
setingkat SD dan
SMP
nominal
3. Tingkat
pendapatan
keluarga
Penghasilan rata-rata
dalam keluarga setiap
bulan
Tinggi : jika ≥ UMR
Rendah : jika < UMR
nominal
4. Status
bekerja ibu
Segala bentuk kegiatan
ibu yang dilakukan dalam
rangka mencari nafkah
dan ditunjukkan dengan
mendapatkan upah
Bekerja : PNS,
ABRI/Polri, Swasta,
wiraswasta
Tidak bekerja : Ibu
Rumah Tangga
nominal
Terikat Keberhasilan
ASI
eksklusif 6
(enam) bulan
Keberhasilan ibu untuk
memberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan
pendamping apapun
kecuali obat-obatan,
vitamin atau mineral tetes
sampai bayi usia 6 bulan
Berhasil
Tidak berhasil
nominal
4. Prosedur Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan adalah:
a. Data primer
Pengumpulan data dilakukan secara langsung, yaitu data mengenai jenis
persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu
balita, yang diperoleh melalui wawancara dengan responden/ibu balita dengan
alat bantu kuesioner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Data Sekunder
Data sekunder yang didapatkan yaitu tentang identitas bayi, laporan persalinan
dan capaian ASI Eksklusif yang diperoleh dari Puskesmas Baki dan data
laporan kegiatan Posyandu bulan Januari sampai Agustus 2015.
5. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
1) Editing
Sebelum data diolah, data tersebut diedit untuk memperbaiki kualitas data
serta menghilangkan keraguan melalui wawancara.
2) Coding
Mengkode data dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban
untuk mempermudah pengolahan data.
a) Kode 1 untuk varabel jenis persalinan, jika pervagina diberi kode 1, jika
operasi sesar diberi kode 2.
b) Kode 2 untuk variabel tingkat pendidikan, jika tingkat pendidikan tinggi
diberi kode 1, jika rendah diberi kode 2.
c) Kode 3 untuk variabel tingkat pendapatan, jika tingkat pendapatan tinggi
diberi kode 1, jika rendah diberi kode 2
d) Kode 4 untuk variabel status bekerja ibu, jika ibu bekerja sebagai
karyawan swasta, PNS, ABRI/Polri atau wiraswasta diberi kode 1, jika
ibu tidak bekerja atau hanya mengurus keluarga saja maka diberi kode 2
e) Kode 5 untuk variabel keberhasilan ASI eksklusif, jika berhasil maka
diberi kode 1 dan bila tidak berhasil maka diberi kode 2
3) Tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data, membuat tabulasi
tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel yang digunakan yaitu tabel
distribusi frekuensi.
4) Entry
Data yang sudah diedit dan diberi kode dimasukkan ke dalam suatu tempat
yang disebut master tabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Analisis Data
Analisis data adalah mengelompokkan, membuat secara urut dan menyingkat
data sehingga mudah untuk dibaca. Data yang telah terkumpul dianalisa secara
deskriptif dengan menggunakan alat bantu komputer.
1) Analisis Univariat
Untuk mendeskripsikan variabel bebas yaitu jenis persalinan, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, status bekerja ibu serta variabel terikat
yaitu keberhasilan ASI eksklusif 6 (enam) bulan dengan menghitung
distribusi dan proporsinya.
Rumus analisis univariat menurut Notoatmodjo (2010), sebagai berikut :
P = f x 100%
n
Keterangan :
P = Prosentase
f = Frekuensi data yang didapat
n = Jumlah sampel
2) Analisis Bivariat
Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat, yaitu :
a) Hubungan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI eksklusif 6
(enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
b) Hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI eksklusif
6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
c) Hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI eksklusif
6 (enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
d) Hubungan antara status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif 6
(enam) bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
Karena dalam penelitian ini variabelnya data kategorikal, maka metode
statistik yang digunakan adalah uji Chi Squre, dengan rumus :
Keterangan :
X2
: Chi Kuadrat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Fo :Frekuensi yang diobservasi
Fe : Frekuensi yang diharapkan
Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima
atau ditolak, dengan df atau taraf kesalahan 5% (0,05) maka hubungan
dikatakan bermakna (signifikan) atau tidak jika :
a) Nilai p ≤ , Ho ditolak dan H1 diterima : berarti ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara variabel bebas dan variabel terikat.
b) Nilai p > , Ho diterima dan H1 ditolak : berarti tidak ada hubungan
yang bermakna (signifikan) antara variabel bebas dan variabel terikat.
3) Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara 4 variabel bebas yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan dan status bekerja ibu terhadap 1 variabel terikat yaitu
keberhasilan ASI eksklusif 6 bulan. Karena dalam penelitian ini variabelnya
data kategorikal yaitu nominal, maka jenis analisis multivariat yang
digunakan adalah uji regresi logistik ganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karekteristik Subjek Penelitian
a. Umur Subjek Penelitian
Umur subjek penelitian berkisar antara 18 tahun sampai dengan 48 tahun
dengan rata-rata umur 29,8 tahun dengan standar deviasi 6,01. Distribusi
frekuensi berdasarkan umur subjek penelitian dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu
Usia (tahun) n %
< 20 2 2
20 - 35 80 80
> 35 18 18
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 sebagian besar subjek penelitian berumur antara 20-35
tahun karena pada usia tersebut merupakan usia produktif dan usia reproduksi
sehat, serta 2% berusia kurang dari 20 tahun, yaitu 18 dan 19 tahun sehingga
termasuk usia berisiko karena organ reproduksi belum matang.
b. Pendidikan Ibu
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu
Pendidikan Ibu n %
SD 10 10
SMP 22 22
SMA 49 49
Akademi/Perguruan Tinggi 19 19
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian
memperoleh pendidikan setingkat SMA. Berdasarkan Undang-Undang maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
jenjang pendidikan ini termasuk dalam kategori menengah. Meskipun
demikian pendidikan setingkat SMA sudah melewati pendidikan dasar 9 tahun
sehingga dalam penelitian ini dikategorikan tingkat pendidikan tinggi.
c. Pekerjaan Ibu
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
Pekerjaan Ibu n %
Swasta 31 31
Wiraswasta 5 5
PNS/ABRI/Polri 3 3
Ibu Rumah Tangga 61 61
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui sebagian besar subjek penelitian tidak bekerja
di luar rumah tetapi bekerja di dalam rumah selama 24 jam untuk merawat
anggota keluarga.
d. Status Anak
Status anak dari seluruh subjek penelitian adalah anak kandung, sehingga
dapat diartikan bahwa 100% anak dilahirkan oleh ibunya sendiri dan tidak
seorang anakpun yang merupakan anak hasil adopsi atau memiliki ibu tiri.
e. Berat Badan Lahir Anak
Berat badan lahir anak dari subjek penelitian berkisar antara 2200 gram sampai
dengan 4300 gram. Distribusi frekuensi berdasarkan berat badan lahir anak
dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak
Berat Badan n %
< 2500 gram 3 3
≥ 2500 gram 97 97
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Ada kejadian 3% BBLR, hal ini jika dilihat dari angka kejadian BBLR di
Kabupaten Sukoharjo 4,25% maka tergolong lebih rendah, tetapi juga perlu
pencegahan karena angka kesakitan dan kematian pada BBLR lebih tinggi.
f. Usia Kehamilan Saat Bayi Dilahirkan
Usia kehamilan ibu saat melahirkan bayi berkisar antara 7 sampai dengan 9
bulan. Distribusi frekuensi berdasarkan usia kehamilan ibu saat bayi dilahirkan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu Saat Bayi Dilahirkan
Usia Kehamilan n %
Cukup Bulan 99 99
Kurang Bulan 1 1
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel 4.5 ada 1 ibu yang melahirkan pada usia kehamilan kurang
bulan yaitu pada bulan ke-7, sehingga bayi yang dilahirkan berisiko tinggi .
g. Kelainan Bayi Saat Dilahirkan
Semua bayi subjek penelitian dilahirkan tidak mengalami kelainan bawaan,
artinya 100 % bayi lahir normal dengan perbedaan berat dan panjang badan.
2. Hasil Analisis
a. Analisis Univariat
1) Jenis Persalinan
a) Distribusi Frekuensi
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan
Jenis Persalinan n %
Pervaginam 70 70
Operasi Seksio Sesarea 30 30
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
b) Analisa Univariat
Dari Tabel 4.6 diketahui sebanyak 30 subjek penelitian saja yang
melahirkan dengan cara operasi seksio sesarea karena merupakan
alternatif setelah persalinan pervaginam tidak berhasil dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner yang
diberikan. Hasil yang diperoleh yaitu tingkat pendidikan bervariasi dari SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, yang selanjutnya dikategorikan menjadi
2 yaitu tinggi jika ijazah yang dimiliki setingkat SMA sampai Perguruan
Tinggi dan rendah jika ijazah yang dimiliki setingkat SD sampai SMP.
a) Distribusi Frekuensi
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan n %
Tinggi (≥ SMA) 68 68
Rendah (≤ SMP) 32 32
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
b) Analisis Univariat
Terdapat 32 subjek penelitian dengan tingkat pendidikan rendah. Ada 10
diantaranya tidak lulus pendidikan dasar 9 tahun dan hanya lulus SD.
3) Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner
kemudian dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu tinggi jika pendapatan yang
diperoleh sama dengan atau lebih tinggi dari UMR dan rendah jika
pendapatan yang diperoleh kurang dari UMR.
a) Distribusi Frekuensi
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendapatan n %
Tinggi (≥ Rp. 1.132.000,00) 56 56
Rendah (< Rp. 1.132.000,00) 44 44
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
b) Analisis Univariat
Terdapat 44 subjek penelitian yang memiliki pendapatan bervariasi
tetapi kurang dari Rp. 1.132.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4) Status Bekerja
Status bekerja subjek penelitian diketahui dari hasil kuesioner, kemudian
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu dikatakan bekerja jika status ibu adalah
PNS, ABRI/Polri, Swasta dan Wiraswasta, dan dikatakan tidak bekerja jika
status ibu adalah Ibu Rumah Tangga.
a) Distribusi Frekuensi
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Status Bekerja Ibu
Status Bekerja n %
Bekerja 39 39
Tidak Bekerja 61 61
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
b) Analisis Univariat
Terdapat 61% subjek penelitian yang hanya menjalankan pekerjaan
rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya, memasak, membersihkan
rumah dan tidak bekerja di luar rumah.
5) Keberhasilan ASI Eksklusif
Keberhasilan subjek penelitian dalam memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya diketahui dari hasil kuesioner, kemudian dikategorikan menjadi 2
(dua) yaitu berhasil dan tidak berhasil.
a) Distribusi Frekuensi
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keberhasilan ASI Eksklusif
Keberhasilan ASI Eksklusif n %
Berhasil 56 56
Tidak Berhasil 44 44
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer, 2015
b) Analisis univariat
Terdapat 44% subjek penelitian yang tidak bisa memberikan ASI
Eksklusif karena bekerja, ASI tidak keluar atau keluar hanya sedikit dan
tidak lancar, karena puting susu tidak keluar atau lecet, bayi dititipkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
atau dirawat neneknya, bayi diberi susu formula dan takut payudara
menjadi besar.
b. Analisis Bivariat
Hasil analisis Chi Square hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif
sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Analisis Chi Square Hubungan antara Jenis Persalinan,
Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Status Bekerja Ibu
dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Variabel Keberhasilan
Pemberian ASI
Eksklusif Total
OR CI 95%
p
Berhasil Tidak
berhasil
Batas
bawah
Batas
atas
Jenis
persalinan
Per
vaginam
44
62,9%
26
37,1%
70
100%
2,5
4
1,06 6,10 0,035
Seksio
Sesarea
12
40%
18
60%
30
100%
Tingkat
Pendidikan
≥ SMA 41
60,3%
27
39,7%
68
100%
1,7
2
0,74 4,02 0,207
≤ SMP 15
46,9%
17
53,1%
32
100%
Tingkat
Pendapatan
≥ Rp.
1.132.00
0,00
31
55,4%
25
44,6%
56
100%
0,9
4
0,43 2,09 0,884
< Rp.
1.132.00
0,00
25
56,8%
19
43,2%
44
100%
Status
Bekerja Ibu
Bekerja 13
33,3%
26
66,7%
39
100%
0,2
1
0,09 0,50 <
0,001
Tidak 43
70,5%
18
29,5%
61
100%
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.11 menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan secara statistik
signifikan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang
melahirkan secara pervaginam memiliki kemungkinan berhasil memberikan
ASI Eksklusif 2,54 kali lebih tinggi daripada ibu yang melahirkan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
seksio sesarea (OR 2,54 ; CI 95% 1,06 hingga 6,10 ; p = 0,035). Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR
1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207). Tidak ada hubungan antara tingkat
pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR 0,94 ; CI 95% 0,43 hingga
2,09 ; p = 0,884). Terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara
status bekerja dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang mempunyai status
bekerja memiliki kemungkinan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif lebih
rendah yaitu 0,20 kali daripada ibu yang tidak bekerja (OR 0,21 ; CI 95% 0,09
hingga 0,50 ; p < 0,001)
c. Analisis Multivariat
Hasil analisis regresi logistik ganda tentang hubungan antara jenis persalinan,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan
keberhasilan ASI Eksklusif adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Antara
Jenis Persalinan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan Dan
Status Bekerja Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Variabel Independen OR CI 95% P
Batas Bawah Batas Atas
Persalinan pervaginam 3,97 1,39 11,33 0,010
Ibu pendidikan ≥ SMA 2,60 0,88 7,52 0,085
Pendapatan
≥ Rp. 1.132.000,00
1,01 0,38 2,65 0,989
Ibu bekerja 0,12 0,04 0,35 < 0,001
N Observasi 100
Nagelkerke R Square 29,4%
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.12 menunjukkan hubungan yang positif dan secara statistik signifikan
antara jenis persalinan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan
secara pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 3,97
kali lebih besar dari pada ibu yang melahirkan secara operasi seksio sesarea
(OR = 3,97; CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan
antara tingkat pendidikan dan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 2,60; CI 95%
0,88 hingga 7,52; p = 0,085).
Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI
Eksklusif (OR = 1,01; CI 95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989).
Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja
ibu dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja memiliki kemungkinan
keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari pada ibu yang
tidak bekerja (OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001).
B. Pembahasan
1. Hubungan Antara Jenis Persalinan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar jenis
persalinan subjek penelitian adalah pervaginam (70%). Persalinan merupakan
peristiwa fisiologis yaitu proses pengeluaran janin dari dalam rahim ibu (Liu,
2007). Wajar bila ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka
pertimbangkan paling tepat. Secara normal ibu akan melahirkan melalui jalan
lahir yaitu pervaginam sehingga banyak ibu yang memilih untuk bisa melahirkan
secara normal. Dalam penelitian ini hanya 30% subjek penelitian yang melahirkan
dengan cara operasi seksio sesarea. Operasi seksio sesarea dilakukan hanya atas
indikasi medis tertentu sehingga merupakan metode alternatif jika melahirkan
secara pervaginam tidak dapat dilakukan yaitu pada persalinan pertama letak
sungsang, persalinan kala II lama, gawat janin, dan disproporsi kepala panggul.
Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil OR 2,54
; CI 95% 1,06 hingga 6,10 ; p = 0,035, menunjukkan hubungan yang positif dan
secara statistik signifikan antara jenis persalinan dengan keberhasilan ASI
Eksklusif.
Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda didapatkan
hasil OR = 3,97; CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010 maka dapat dikatakan
terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis
persalinan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara
pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 3,97 kali lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
besar dari pada ibu yang melahirkan secara seksio sesarea. Hal ini sesuai dengan
Prawirohardjo dalam Marmi (2012) yaitu pada ibu yang mengalami operasi
seksio sesarea terutama dengan pembiusan umum tidak mungkin segera dapat
menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Selain itu terjadinya
luka pada tindakan pembedahan pada operasi sesar juga menimbulkan nyeri yang
lebih berat bila dibandingkan dengan luka ruptur atau episiotomy pada daerah
perineum saat melahirkan pervaginam. Hal ini tercermin dalam hasil penelitian
dimana ibu yang melahirkan secara pervaginam lebih banyak yang berhasil
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya yaitu sebesar 62,9% dan yang tidak
berhasil sebesar 37,1%. Ibu yang melahirkan secara pervaginam ini tidak berhasil
memberikan ASI Eksklusif dikarenakan ibu bekerja, ASI tidak keluar atau keluar
hanya sedikit, puting susu tidak keluar dan lecet, serta bayi dirawat oleh
neneknya. Selain itu terdapat 3 subyek penelitian yang tidak berhasil memberikan
ASI Eksklusif karena hanya memberikan ASI selama 4 bulan saja. Sebaliknya
pada ibu yang melahirkan dengan operasi seksio sesarea hanya sebesar 40 % dan
mayoritas tidak bisa memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya yaitu sebesar 60%.
Meskipun melahirkan secara seksio sesarea masih sebagian ibu berhasil
memberikan ASI Eksklusif karena pemahaman yang baik tentang manfaat
pemberian ASI Eksklusif, serta ketaatan ibu untuk melaksanakan anjuran tenaga
kesehatan dan program pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusif 6 bulan.
Rendahnya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang mengalami
persalinan dengan operasi seksio sesarea ini sesuai dengan hasil penelitian
Wulandari dan Dewanti (2010) yang meneliti tentang rendahnya praktek
menyusui pada post seksio sesaria dan dukungan tenaga kesehatan di Rumah
Sakit. Ditemukan hasil bahwa rendahnya praktek menyusui pada ibu post seksio
sesarea berhubungan dengan dukungan tenaga kesehatan dan adanya rawat
gabung.
Pada ibu yang melahirkan secara pervaginam akan lebih cepat melakukan
mobilisasi dini post partum karena ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur yaitu dalam 24 sampai 48 jam dan dianjurkan agar secepat mungkin ibu
segera berjalan. Mobilisasi yang dini setelah melahirkan akan memungkinkan ibu
dapat segera merawat sendiri bayinya termasuk dalam hal menyusui. Bayi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sedini mungkin mendapatkan ASI dari ibunya dan menghindarkan bayi dari
pemberian asupan makanan prelakteal yang akan menggagalkan pemberian ASI
Eksklusif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Novianti dan Rizkianti (2014)
yang menyatakan bahwa upaya pemberian ASI Eksklusif pada pekerja buruh
tekstil di Jakarta terhambat karena praktik pemberian asupan prelakteal. Praktik
persalinan pervaginam akan mengurangi peluang pemberian makanan pengganti
ASI sehingga ibu yang melahirkan secara pervaginam akan lebih berhasil dalam
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya 3,97 kali lebih baik bila dibandingkan
dengan melahirkan secara operasi seksio sesarea.
2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Pendidikan merupakan proses memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah
laku, pikiran, dan perasaan peserta didik. Pada dasarnya pendidikan dilakukan
untuk menuju kesempurnaan (Malik, 2013). Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi yang pada akhirnya
akan mempengaruhi perilaku orang tersebut, termasuk salah satunya perilaku
pemberian ASI Eksklusif. Sejalan dengan hal ini maka Pemerintah juga
mengupayakan untuk semakin meningkatkan jenjang pendidikan seluruh warga
Negara Indonesia, salah satunya adalah agar semua warga negara bisa lulus
pendidikan dasar 9 tahun, dan lebih maju lagi ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Seiring dengan harapan tersebut, dalam penelitian ini didapatkan hasil
bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
yaitu 68 % dan hanya 32% saja yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Dari
data penelitian didapatkan sebanyak 60,3% dari ibu dengan tingkat pendidikan
tinggi yang berhasil memberikan ASI Eksklusif sedangkan sisanya yaitu 39,7%
tidak berhasil. Dan dari ibu dengan tingkat pendidikan rendah yang bisa
memberikan ASI Eksklusif yaitu 46,9%, dan sebagian besar yaitu 53,1% tidak
dapat memberikan ASI Eksklusif. Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji
Chi Square didapatkan hasil OR 1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207,
menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan keberhasilan
ASI Eksklusif (OR 1,72 ; CI 95% 0,74 hingga 4,02; p = 0,207). Analisis
multivariat didapatkan hasil OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085
sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang positif meskipun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
statistik tidak signifikan antara tingkat pendidikan dan keberhasilan ASI
Eksklusif.
Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) pendidikan merupakan salah satu
faktor pemudah dalam upaya peningkatan perilaku pemberian ASI Eksklusif
dimana pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap
seseorang. Dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide
baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan rendah, termasuk dalam hal
pemberian ASI Eksklusif. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan yang tinggi
akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Maka temuan hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat tersebut. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian Ermianty et al., (2013) yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi di wilayah
kerja Puskesmas Mandalle Kabupaten Pangkep, dengan hasil bahwa ada
hubungan antara pengetahuan, perilaku/sikap ibu terhadap pemberian ASI
Eksklusif pada bayi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Wahyuni
(2012) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Talangpadang Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Wulansari dan Pramono
(2014) yang meneliti tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan
pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Surabaya, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara
status pekerjaan ibu dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian
ASI eksklusif, akan tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara
pendidikan dan pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif.
3. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor pendukung dalam
pemberian ASI Eksklusif. Pendapatan keluarga yang tinggi akan mempengaruhi
tingkat konsumsi keluarga sehingga menjamin ketersediaan asupan gizi yang baik
bagi ibu setelah melahirkan sehingga bisa menyusui bayi mereka (Haryono dan
Setianingsih, 2014). Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar
subjek penelitian memiliki tingkat pendapatan tinggi yaitu sebanyak 56%. Akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tetapi hanya 55,4% dari subjek penelitian dengan tingkat pendapatan tinggi
tersebut yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayi mereka, sedangkan
yang tidak berhasil sebesar 44,6%. Sedangkan pada tingkat pendapatan rendah
justru lebih banyak subjek penelitian yang berhasil memberikan ASI Eksklusif
pada bayi mereka yaitu sebanyak 56,8% daripada subjek penelitian yang tidak
memberikan ASI Eksklusif yaitu sebesar 43,2%. Meskipun agar dapat menyusui
dengan baik perlu memberikan asupan nutrisi yang optimal pada ibu sehingga
perlu dukungan pendapatan keluarga yang cukup akan tetapi proses menyusui
pada dasarnya adalah hal fisiologis sehingga semua ibu setelah melahirkan bisa
memberikan ASI pada bayi yang mereka lahirkan termasuk pada keluarga dengan
pendapatan kurang. Menurut Depkes RI dalam Haryono dan Setianingsih (2014),
salah satu manfaat pemberian ASI dari segi ekonomi adalah lebih ekonomis atau
murah sehingga menjadikan dapat menambah motivasi untuk memberikannya.
Hal ini berarti menyusui merupakan salah satu ketahanan pangan dan pilihan
terbaik, terutama bagi keluarga dengan tingkat pendapatan rendah.
Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil
OR 0,94 ; CI 95% 0,43 hingga 2,09 ; p = 0,884, menunjukkan tidak ada hubungan
antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Hasil analisis
multivariat menggunakan regresi logistik ganda didapatkan hasil OR = 1,01; CI
95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989, dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat pendapatan dan keberhasilan ASI Eksklusif. Menurut Prishardoyo
et al. (2005) jumlah pendapatan akan mempengaruhi tingkat konsumsi, semakin
tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi. Dengan
semakin tinggi tingkat pendapatan maka dimungkinkan dapat membeli segala
sesuatu yang dibutuhkan termasuk susu formula yang mahal sekalipun sehingga
dapat dianggap bisa menggantikan ASI. Di samping itu pendapatan keluarga erat
kaitannya dengan pekerjaan dimana untuk mendapatkan tingkat pendapatan tinggi
para ibu meskipun masih menyusui tetapi mereka harus kembali bekerja. Dalam
penelitian ini didapatkan sebanyak 5 subyek penelitian dengan tingkat pendapatan
tinggi yang tidak berhasil memberikan ASI Eksklusif karena bekerja. Dengan
bekerja maka sebagai konsekuensinya para ibu menyusui tersebut harus
meluangkan waktu lebih lama di luar rumah dan mengurangi waktu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
anak-anak mereka sehingga kesempatan untuk bisa menyusui juga berkurang. Hal
inilah salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada subjek
penelitian dengan tingkat pendapatan tinggi. Penyebab lain yaitu puting susu tidak
menonjol, puting susu lecet, dan produksi ASI yang sedikit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulansari dan Pramono (2014)
yang meneliti tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan
pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Surabaya, dimana didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara
status pekerjaan ibu dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian
ASI eksklusif, akan tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara
pendidikan dan pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif.
4. Hubungan Antara Status Bekerja Ibu Dengan Keberhasilan ASI Eksklusif
Pada dasarnya setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan
upah guna mencukupi kebutuhannya. Di Indonesia kaum pekerja umumnya lebih
didominasi oleh laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek
penelitian yang bekerja hanya 39% dan sebagian besar tidak bekerja yaitu 61%.
Pada subjek penelitian yang bekerja angka keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
sebesar 33,3%. Adanya motivasi yang kuat, dukungan baik keluarga maupun dari
tempat kerja sangat berpengaruh. Ibu yang bekerja pada dasarnya masih dapat
memberikan ASI kepada bayinya dengan cara memerah dan menyimpan ASI
serta menyusui bayi sebelum bekerja dan setelah pulang dari bekerja. Selama ibu
bekerja bayi diberikan ASI perah yang disimpan (Maryunani, 2013). Pemerintah
sangat mendukung pemberian ASI Eksklusif ini sehingga memunculkan
peraturan tentang fasilitas untuk ibu menyusui di tempat umum, termasuk juga di
tempat kerja. Selain itu peraturan tentang cuti hamil dan melahirkan bagi
karyawan perempuan selama 3 bulan juga sudah diundangkan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian ibu bekerja yang masih bisa memberikan ASI
Eksklusif dikarenakan komintmen yang tinggi untuk memberikan ASI Eksklusif,
pengetahuan yang baik tentang ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mau diberi
makanan pendamping selain ASI, misalnya karena alergi serta faktor budaya yang
mendukung ibu untuk menyusui. Meskipun demikian ibu bekerja yang tidak
berhasil memberikan ASI Eksklusif masih lebih banyak yaitu sebesar 66,7%. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
ini disebabkan sebagian ibu yang bekerja, meskipun mereka habis melahirkan dan
masih harus menyusui anaknya tetapi harus kembali bekerja setelah cuti
melahirkan selesai. Sehingga waktu yang dimiliki untuk merawat bayi termasuk
frekuensi menyusui akan berkurang. Menurut Haryono dan Setianingsih (2014),
frekuensi menyusui akan mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering seorang
ibu menyusui maka akan mempengaruhi hormonal ibu sehingga akan
memperbanyak produksi ASI dan sebaliknya. Isapan bayi juga akan merangsang
ibu untuk memproduksi hormon yang akan memperbanyak produksi ASI ibu
juga. Jika ASI yang diproduksi tidak maksimal maka penggunaan susu formula
sebagai tambahan makanan atau bahkan makanan utama bagi bayi akan menjadi
alternatif sehingga dapat menggagalkan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.
Kondisi ini berbeda dengan ibu rumah tangga yang hanya menjalankan pekerjaan
rumah, merawat keluarga dan anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah dan
tidak bekerja di luar rumah. Tingkat keberhasilan ASI Eksklusif lebih tinggi yaitu
70,5%. Hal ini dikarenakan para ibu rumah tangga tersebut bisa memberikan
waktu yang lebih banyak kepada bayi mereka sehingga dapat menyusui sesuai
kebutuhan dan kemauan bayi. Frekuensi menyusui yang sering, isapan bayi dan
perlekatan ibu dengan bayi yang baik ini akan mempertahankan sistem hormonal
ibu dan merangsang produksi ASI yang cukup dan terus-menerus sehingga lebih
menjamin keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Meskipun demikian ibu tidak
bekerja yang gagal memberikan ASI Eksklusif sebesar 29,5%, disebabkan ASI
tidak keluar, puting susu tidak menonjol dan lecet, dan pemberian ASI Eksklusif
hanya 4 bulan.
Dari hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil
OR 0,21 ; CI 95% 0,09 hingga 0,50 ; p < 0,001, menunjukkan hubungan yang
negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja dengan keberhasilan
ASI Eksklusif. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda
didapatkan hasil OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001 yang berarti
bahwa terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status
bekerja ibu dan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja memiliki
kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari
pada ibu yang tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuni (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
yang menyatakan bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Talangpadang Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Hasil penelitian
ini juga sama dengan penelitian Wulansari dan Pramono (2014) yang meneliti
tentang hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga dengan pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya, dimana
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara status pekerjaan ibu
dan pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif, akan
tetapi tidak didapatkan hubungan signifikan antara pendidikan dan pendapatan
rumah tangga dengan pemberian ASI Eksklusif.
5. Hubungan antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
status bekerja ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen dapat dilihat nilai Nagelkerke R Square :
29,4%, yaitu dengan model regresi logistik ganda, variabel-variabel independen
yang dimasukkan dalam model yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan status bekerja ibu secara bersamaan mampu menjelaskan variasi
variabel dependen yaitu keberhasilan ASI Eksklusif 6 (enam) bulan sebesar
29,4%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel independen yaitu jenis persalinan, tingkat pendidikan, dan status bekerja
ibu berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keberhasilan ASI Eksklusif 6
(enam) bulan.
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan.
Menurut teori Green dan Kreuter (2005), ada 3 faktor utama yang mempengaruhi
perilaku kesehatan yaitu faktor pendorong/predisposing factors (misalnya
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya),
faktor pemungkin/enabling factors (misalnya sarana dan pra sarana atau fasilitas
untuk terjadinya perilaku kesehatan, contohnya puskesmas, posyandu, rumah
sakit, dan sebagainya), dan faktor penguat/reinforcing factors (misalnya
dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Dalam penelitian ini jenis persalinan
yang dilakukan merupakan faktor yang mendorong atau mempredisposisi untuk
menyusui secara eksklusif. Sedangkan tingkat pendidikan akan mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan dalam hal pemberian ASI
Eksklusif sehingga juga merupakan faktor pendorong/predisposing factors.
Tingkat pendapatan dan status bekerja ibu juga merupakan faktor pendorong
dalam perilaku pemberian ASI Eksklusif ini. Dengan demikian variabel
independen dalam penelitian ini mewakili faktor pendorong/predisposing factors.
Proses persalinan yang dilakukan oleh subyek penelitian dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan (misalnya di Bidan Praktek Swasta /BPS,
Puskesmas atau Rumah Sakit) dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Peran fasilitas
pelayanan kesehatan dalam hal ini BPS, Puskesmas ataupun rumah sakit juga
mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif dan termasuk faktor
pemungkin/ enabling factors. Dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan
yang membantu selama persalinan berlangsung serta dukungan dari keluarga baik
selama proses persalinan maupun dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor
penguat/ reinforcing factors dan berperan dalam pemberian ASI Eksklusif.
Dengan demikian jenis persalinan, tingkat pendidikan dan status bekerja ibu
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pemilihan metode jenis observasional analitik dengan pendekatan crossectional
menyebabkan data tingkat pendidikan ibu meskipun tinggi (≥ SMA)
menyebabkan tidak nyata yaitu terdapat hubungan tetapi secara statistik tidak
signifikan (OR = 2,60; CI 95% 0,88 hingga 7,52; p = 0,085), hal ini menunjukkan
bahwa pemilihan subjek cenderung mendapatkan ibu dengan pendidikan yang
homogen. Akibatnya kecenderungan data pendidikan ibu yang tinggi tidak dapat
membedakan data pendidikan ibu yang rendah. Selain itu pengelompokan
kategori tingkat pendidikan tinggi dan rendah berdasarkan pendidikan dasar wajib
9 tahun tidak bisa membedakan tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Namun
demikian tetap semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan memiliki keberhasilan
ASI Eksklusif 2,60 kali dibandingkan yang berpendidikan rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa metode penelitian crossectional tidak pas untuk penelitian
dengan proses yang panjang seperti proses menyusui sekitar 2 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Penelitian eksplanatif ini merupakan survey yang menjelaskan tentang hubungan
antara jenis persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja
ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif 6 bulan, sehingga jenis survey ini tidak
mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat terjadinya hubungan antara jenis
persalinan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status bekerja ibu dengan
keberhasilan ASI Eksklusif 6 bulan di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan :
1. Secara Umum Karakteristik Ibu
Umur ibu rata-rata 20-35 tahun (80%), dengan tingkat pendidikan rata-rata SMA
(49%), pekerjaan ibu rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga (61%), dengan jenis
persalinan rata-rata pervaginam (70%), tingkat pendapatan keluarga rata-rata di
atas Rp. 1.132.000,00 (di atas UMR Kabupaten Sukoharjo), ternyata memiliki
tingkat keberhasilan memberikan ASI Eksklusif sebesar 56%.
2. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara jenis
persalinan dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang melahirkan secara
pervaginam memiliki kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 3,97 kali lebih
besar dari pada ibu yang melahirkan secara operasi seksio sesarea (OR = 3,97;
CI 95% 1,39 hingga 11,33; p = 0,010).
3. Terdapat hubungan yang positif meskipun secara statistik tidak signifikan antara
tingkat pendidikan dengan keberhasilan ASI Eksklusif (OR = 2,60; CI 95% 0,88
hingga 7,52; p = 0,085).
4. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan keberhasilan ASI
Eksklusif (OR = 1,01; CI 95% 0,38 hingga 2,65; p = 0,989).
5. Terdapat hubungan negatif dan secara statistik signifikan antara status bekerja
ibu dengan keberhasilan ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja memiliki
kemungkinan keberhasilan ASI Eksklusif 0,12 kali sehingga lebih rendah dari
pada ibu yang tidak bekerja (OR = 0,12; CI 95% 0,04 hingga 0,35; p < 0,001)
B. Implikasi
Menurut Prawirohardjo dalam Marmi (2012) bahwa jenis persalinan
pervaginam dan operasi seksio sesarea dapat mempengaruhi keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Ibu yang mengalami operasi seksio sesarea
dengan pembiusan umum tidak memungkinkan untuk segera dapat menyusui
bayinya karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Kondisi ini memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pemberian makanan prelakteal kepada bayi sehingga menggagalkan keberhasilan
ASI Eksklusif 6 bulan. Teori tersebut berlaku pada penelitian ini. Untuk itu perlu
adanya perhatian khusus untuk ibu post partum sesar dalam proses Inisiasi
Menyusu Dini dan mobilisasi post partum.
Sesuai dengan teori perilaku Green dan Kreuter (2005) bahwa pengetahuan
merupakan salah satu faktor pendorong untuk meningkatkan perilaku dalam hal ini
pemberian ASI Eksklusif 6 bulan. Pengetahuan dipengaruhi salah satunya oleh
tingkat pendidikan. Teori tersebut berlaku pada penelitian ini. Untuk itu perlu
perhatian dan pendekatan khusus pada ibu menyusui dengan tingkat pendidikan
rendah agar inisiasi pemberian ASI secara dini dapat berlangsung.
Status bekerja ibu mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 6 bulan
dikarenakan ibu harus kembali bekerja setelah cuti mereka habis. Untuk itu perlu
peningkatan motivasi dan pengetahuan bagi ibu yang bekerja agar tetap bisa
menyusui serta pemberian dukungan dari keluarga maupun tenaga kesehatan
melalui pemberian Inisiasi Menyusu Dini dan penyuluhan tentang laktasi.
C. Saran
1. Bagi Masyarakat
Disarankan mengutamakan persalinan pervagina serta menghindari persalinan
sesar jika tidak ada indikasi yang tepat, untuk menunjang keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif 6 bulan khususnya bagi keluarga baru atau kelahiran
pertama.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan sebisa mungkin tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada semua
ibu melahirkan meskipun dengan cara operasi seksio sesarea, memberikan
motivasi serta penyuluhan yang intensif tentang menyusui terutama bagi ibu
yang bekerja, terkait dengan teknik menyusui yang benar, cara memerah ASI,
cara menyimpan ASI, pemberian ASI selama ibu bekerja dan cara
mempertahankan produksi ASI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. Bagi Instansi yang Mempekerjakan Perempuan
Lebih memperhatikan hak-hak tenaga kerja perempuan terkait dengan
pemberian cuti hamil dan melahirkan, serta menyediakan sarana untuk menyusui
di tempat kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk meneliti tentang ASI Eksklusif dalam kaitan dengan penyebab
cakupan pemberian ASI Eksklusif yang masih rendah dengan mengambil
variabel-variabel lain, mengingat cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia
bahkan di dunia masih belum sesuai dengan harapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
DAFTAR PUSTAKA
Amin, W. 2014. Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap Keberhasilan Menyusui pada Dua
Bulan Pertama. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 2. Hal. 146-151
Aryeeteey, R.N.O. dan Goh, Y.E. 2013. Duration Of Exclusive Breastfeeding And
Subsequent Child Feeding Adequacy. Ghana Medical Journal Volume 47 Number 1.
Hal. 24 – 29.
BPS Kabupaten Sukoharjo. 2014. Karakteristik Penduduk. Sukoharjo : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sukoharjo.
Dahlan, M.S. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Dinkes Kabupaten Sukoharjo. 2013. Kampaye Kesehatan Gemas Asiek (Gerakan Masyarakat
Asi Eksklusif). Sukoharjo : Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo .
Ermianty, et al. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Air Susu Ibu (Asi)
Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle Kab. Pangkep. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1. Hal 41-46.
Haryono, R. dan Sulis Setianingsih. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta : Pustaka Baru.
Kemenkes. 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta : Kementrian Kesehatan.
Kemhumham. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian. Jakarta : Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kemendikbud. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
.2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Jakarta : Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kemenakertrans. 2014. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta : Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Khanal, V., et al. 2013. Exclusive breastfeeding practices in relation to social and health
determinants : a comparison of the 2006 and 2011 Nepal Demographic and Health
Surveys. BMC Public Health Volume 1. Hal. 958
Liu, D. 2007 Manual Persalinan. Edisi 3. Alih Bahasa Eny Meiliya. Jakarta : EGC.
Malik, H. 2013. Fajar Kebangkitan Pendidikan Daerah Tertinggal. Jakarta : LP3ES
Marmi. 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
McNiel, M.E., et al. 2010. What are the Risks Associated with Formula Feeding? A Re-
Analysis and Revie. BIRTH volume 37 number 1. Hal. 50-57.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Murti, B. 2003. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Yogjakarta : Gadjah Mada
University Press.
. 2013. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di
Bidang Kesehatan. Yogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Muryunani, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta : Trans Info Media.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Novianti dan Rizkianti, A. Pemberian Asupan Prelakteal Sebagai Salah Satu Faktor
Kegagalan Asi Eksklusif Pada Pekerja Buruh Industri Tekstil di Jakarta. Jurnal
Kesehatan Reproduksi Vol. 5 No. 1. Hal. 23-26.
Novianti, R. 2009. Menyusui itu Indah : Cara Dahsyat Memberikan ASI untuk Bayi Sehat
dan Cermat. Yogyakarta : Octopus.
PERINASIA. 2004. Manajemen Laktasi. Cetakan ke 2. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi
Indonesia.
Prishardoyo, B. et al. 2005. Pelajaran Ekonomi. Jakarta : Grasindo.
Robbins, S. P. 2006. Perilaku Oraganisasi. Edisi 10. Jakarta : PT Indeks Kelompok
Gramedia
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya
Rosita, S. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Saputri, E.L. dan Syauqy, A. 2013. Hubungan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1 . Hal.1-8
SDKI, 2007. Cakupan Pemberian ASI eksklusif. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal Dan
Hepatobilier. Jakarta : Salemba Medika.
Soedaryono. 2000. Tata Laksana Kantor. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Varney, H., et al. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Alih Bahasa Laily Mahmudah
dan Gita Trisetyati. Jakarta : EGC.
Wahyuni, A. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Talangpadang Kecamatan Talangpadang Tanggamus. Jurnal
Kesehatan Mitra Lampung Vol 9 No.2. Hal 1-9
Wulandari, D.W. dan Dewanti, L. 2012. Rendahnya Praktik Menyusui pada Ibu Post Sectio
Caesarea dan Dukungan Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8. Hal. 393-397
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Wulansari, S. dan Pramono, M.S. 2014. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dengan
Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 17, No. 1. Hal 9-15
Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta : Andi Offset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
54
KUESIONER
A. IDENTITAS BAYI
1. Nama Bayi :
2. Tempat / Tanggal Lahir :
3. Status Anak : kandung/bukan anak kandung
(coret yang tidak sesuai)
B. IDENTITAS IBU
1. Nama Ibu :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan terakhir :
SD / sederajat SMA / sederajat SMP / sederajat Perguruan tinggi
5. Pekerjaan
Swasta Wiraswasta PNS Ibu Rumah Tangga
6. Pendapatan Keluarga per Bulan
< Rp1.132.000,00 ≥ Rp1.132.000,00
C. RIWAYAT KESEHATAN BAYI
1. Berat Badan Lahir : gram
2. Lahir pada Usia Kehamilan Ibu :
3. Lahir Secara :
Pervagina
Operasi sesar
4. Cacat Bawaan Lahir : tidak ada / mengalami cacat bawaan yaitu ......
(coret yang tidak sesuai)
D. RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Coret jawaban yang dianggap tidak benar!
1. Apakah ASI (atau masih berupa cairan kekuningan) Anda sudah keluar pada saat
masih hamil atau pada saat proses melahirkan?
Sudah / Belum
Alasan :
2. Apakah Anda menyusui segera setelah bayi lahir?
Ya / Tidak
Alasan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
55
3. Apakah Anda memberikan ASI saja segera setelah bayi lahir?
Ya / Tidak
Alasan :
4. Apakah Anda memberikan makanan/minuman selain ASI segera setelah bayi lahir?
Ya / Tidak
Alasan :
5. Apakah Anda memberikan makanan /minuman pengganti ASI sampai ASI keluar
saja?
Ya / Tidak
Alasan :
6. Apakah bayi Anda mengalami alergi atau keadaan lain sehingga tidak
memungkinkan untuk diberikan ASI?
Ya / Tidak
Alasan :
7. Apakah Anda pernah mengalami sakit atau dalam masa pengobatan saat
melahirkan ataupun selama masa menyusui sehingga dianjurkan untuk tidak
menyusui?
Ya / Tidak
Alasan :
8. Apakah Anda memberikan ASI saja (eksklusif) sampai usia 4 bulan?
Ya / Tidak
Alasan :
9. Apakah Anda memberikan ASI saja (eksklusif) sampai usia 6 bulan?
Ya / Tidak
Alasan :
10. Apakat/budaya yang mengharuskan memberi makan/minum selain ASI pada bayi
sebelum usia 6 bulan?
Ya / Tidak
Alasan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
HASIL PENELITIAN
No Nama Ibu Umur
Ibu
(thn)
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
Pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
1 Maya 27 Gabriel 7 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya Baik untuk anak
2 Septi 29 Aeera 9 Kandung SMP Swasta >1,132 jt 3 9 Normal - Tidak Tidak Bekerja
3 Erni 33 Abiyasa 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya
4 Tri M 35 Ramadha
n
9 Kandung PT Swasta < 1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya
5 Lasmi 30 Andrew 12 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya ASI melimpah
6 Aeranie 33 M Fajri 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,34 9 SC - Ya Ya Asupan terbaik dan
hak bayi untuk ASI
7 Dewi 30 Jihan 7 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3 9 SC - Ya Ya
8 Priska 24 Gloria 6 Kandung SMP Swasta < 1,132 jt 3,5 9 Normal - Tidak Tidak ASI keluar sedikit
hanya 2 minggu
9 Kristanti 18 Qoirul 11 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,9 9 Normal - Ya Ya
10 Septi 27 Naufa 10 Kandung PT Swasta < 1,132 jt 2,9 9 SC - Ya Tidak
11 Kustanti 29 Silvia 6 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya
12 Atik 25 Fardhan 9 Kandung SMP Ibu rumah
tangga
< 1,132 jt 3 9 SC - Ya Tidak Bekerja
13 Veroni
ka
23 Juwita 9 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 2,97 9 SC - Tidak Tidak ASI tidak keluar
14 Susi 25 Meitimu 7 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,3 9 Normal - Tidak Tidak ASI tidak keluar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
15 Sawi 30 Najwa 8 Kandung SMP Swasta < 1,132 jt 2,88 9 SC - Tidak Tidak
16 Eny
40 Algibran 12 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3,2 9 Normal - Ya Ya Tidak mau diberi
MPASI
17 Kustanti 27 Lala 6 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,8 7 Normal - Ya Ya
18 Ngatini 36 Rizky 9 Kandung PT Swasta < 1,132 jt 2,8 9 Normal - Ya Ya
19 Sargiati 24 Nisa 9 Kandung SMA Wiraswast
a
< 1,132 jt 3 9 Normal - Tidak Tidak Diberi susu formula
karna kerja
20 Sri M 33 Qharipul 10 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,4 9 Normal - Ya Ya
21 Tumini 48 Anisa 8 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3 9 SC - Tidak Tidak
22 Fitria 25 Fabian 6 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,8 9 SC - Tidak Tidak Karna tidak ada
putting dan anak
tidak mau manyusui
23 Adita 29 M Febri 12 Kandung PT PNS >1,132 jt 3,6 9 Normal - Tidak Tidak Bekerja jadi diberi
susu formula
24 Dronicia 38 Graciela 11 Kandung PT PNS >1,132 jt 2,85 9 Normal - Tidak Tidak Karena Bekerja
25 Erna 25 Hafizh 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,8 9 Normal - Ya Ya
26 Ari S 40 Zidan 8 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 3,5 9 SC - Ya Ya
27 Ary 35 Natania 8 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 4,2 9 Normal - Tidak Tidak
28 Ratih 25 Dafin 9 Kandung PT Swasta >1,132 jt 2,9 9 Normal - Tidak Tidak
29 Utami 35 Asfar 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 4,2 9 SC - Ya Ya
30 Sri R 38 Afifah 12 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,8 10 Normal - Ya Ya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
31 Anisius 32 Mahmud
A
6 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,5 9 Normal - Ya Ya Karena ASI keluar
32 Sumini 35 Anandita 7 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,3 9 Normal - Tidak Tidak ASI tidak keluar dan
mengurus anak-anak
33 Winda 25 Aqifa 15 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 2,8 9 Normal - Ya Ya
34 Erlina 19 Nabila 11 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,8 9 Normal - Tidak Tidak Putting tidak keluar
35 Iva 30 Kevin 11 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3 9 Normal - Tidak Tidak
36 Ninik 36 Ayunda 8 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,6 9 Normal - Tidak Tidak
37 Lusi 26 Violeta 7 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya
38 Winarsih 26 Windi 10 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3 9 Normal - Tidak Tidak KArena ditinggal
kerja
39 Wuryati 32 Cilio 6 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,7 9 SC - Ya Ya
40 Sutarni 26 Fika 12 Kandung PT Swasta >1,132 jt 2,9 9 Normal - Ya Ya
41 Danik 34 Zalika 7 Kandung SMA Ibu Rumha
Tangga
>1,132 jt 3,3 9 Normal - Ya Ya
42 Endang 37 Fandi 7 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,2 8 SC - Ya Ya
43 Heri 36 Dimas 9 Kandung SMA Wiraswast
a
>1,132 jt 3,1 9 Normal - Tidak Tidak Ikut bersama
neneknya
44 Srimulyan
i
39 Adriyana 10 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 3,8 9 Normal - Ya Tidak
45 Agus 40 Faiza 11 Kandung SMP Swasta >1,132 jt 2,9 9 Normal - Ya Tidak Ditinggal Kerja
46 Retnosari 30 Ivan 9 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,9 9 SC - Ya Ya
47 Yeni 25 Nadia 10 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 3,1 9 Normal - Tidak Tidak ASI tidak lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
48 Tri 30 Shafira 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,4 9 SC - Tidak Tidak ASI tidak keluar
lancar
49 Wahyuni 33 Shouldhe
a
15 Kandung SMP Wiraswast
a
>1,132 jt 2,8 9 SC - Tidak Tidak Dibeeri susu formula
setelah berumur 5
hari
50 Dwi 29 Arjun 12 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Tidak Diberi ASI selama 4
bulan pertama karna
bayi tidak puas maka
diberi MPASI
51 Sri M 34 Nadia 13 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya ASI saja sudah cukup
52 Novia 24 M
Naimar
11 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,65 9 Normal - Ya Ya ASI keluar
53 Puji 35 Hanung 9 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 4,125 9 SC - Ya Ya
54 Sri N 28 Alviana 6 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3 9 Normal - Tidak Tidak ASI keluar sedikit
55 Nita 30 Hani 7 Kandung PT Swasta < 1,132 jt 2,6 9 Normal - Tidak Tidak
56 Safari 32 Kaira 11 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,7 9 Normal - Tidak Tidak Karena ASI keluar
tidak lancer
57 NMK 29 NZNA 15 Kandung PT PNS >1,132 jt 2,55 9 Normal - Ya Ya Komitmen untuk ASI
eksklusif
58 Juli 34 Alcelo 6 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,4 9 SC - Tidak Tidak Diberi susu formula
59 Vivin 24 Fairus 6 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,6 9 SC - Ya Ya
60 Risa 25 Nera 15 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,3 9 Normal - Ya Ya
61 Nur 34 M Nabil 11 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,8 9 Normal - Ya Ya Komposisi nutrisi
dalam ASI sudah
lengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
62 Sumarsih 35 Rafa 6 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,9 9 Normal - Ya Ya
63 Trianti 20 Rahmatul 15 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,8 9 Normal - Ya Ya Ingin memberi yang
terbaik dan baik
untuk kekebalan
tubuh
64 Dwi 24 Phandya 9 Kandung SMP Swasta < 1,132 jt 2,6 9 Normal - Tidak Tidak Diberi susu formula
karna bekerja
65 Rita 38 Fatiq 6 Kandung SMA IRT < 1,132 jt 2,7 9 Normal - Ya Ya
66 Sri Murni 20 Naura 12 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,2 9 Normal - Ya Ya Tidak mau diberi
MPASI buatan pabrik
67 Rini 24 Gibran 10 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,7 9 SC - Ya Ya Mengikuti program
ASI eksklusif 6 bulan
68 Menuk 42 Dzeko 8 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 4,05 8 SC - Ya Ya Hanya diberi ASI
selama 6 bulan
69 Eka 28 Naufal 6 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,8 9 SC - Ya Ya
70 Puiji 35 Ibrahim 15 Kandung PT PNS >1,132 jt 2,9 9 SC - Tidak Tidak Bekerja dan anak
dititipkan
71 Satria 32 Fauzan 12 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,125 9 SC - Ya Ya
72 Yesiya 25 Lentera 9 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya
73 Nanda 28 Galang 11 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya
74 Nurcahya
nti
25 Najwa 14 Kandung PT Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,6 9 Normal - Ya Ya ASI baik dan anak
tidak mau diberi susu
formula
75 Lusiyani 31 Leonardo 6 Kandung SMA Swasta >1,132 jt 3,5 9 Normal - Ya Ya ASI sedikit jadi
diberi susu formula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
76 Septiana 26 Naila 9 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya
77 Nurul H 23 Fadhil 8 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 4,3 9 SC - Ya Ya
78 Purwanti 28 Rifki 9 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya
79 Siti S 36 Ahmad G 8 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3 9 Normal - Ya Ya ASI tidak maksimal
kurang lancar
80 Tri W 26 M Bilal 11 Kandung PT Wiraswast
a
>1,132 jt 3 9 SC - Tidak Tidak ASI tidak produksi
81 Dwi S 24 Kenzie 8 Kandung SMP Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,04 9 SC - Tidak Tidak
82 Sumilih 37 Desava 6 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 3,7 9 Normal - Ya Ya Ikut anjuran dokter
83 Royani 40 Adera 13 Kandung SMP Swasta < 1,132 jt 2,6 9 SC - Ya Tidak Mengikuti anjuran
bidan setelah itu >4
diberi MPASI karna
tidak kenyang
84 Ika 24 Fichesa 12 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 3,6 9 Normal - Ya Ya
85 Sri M 24 Dimas P 11 Kandung SD Ibu Rumah
Tangga
< 1,132 jt 2,9 8 Normal - Ya Ya
86 Cici 24 Samba 12 Kandung SD Swasta < 1,132 jt 3,2 9 Normal - Tidak Tidak
87 Anratna 23 Jason A 13 Kandung SMA Swasta < 1,132 jt 2,3 9 Normal - Ya Tidak
88 Sri W 35 Anisa 7 Kandung SMA Wiraswast
a
< 1,132 jt 3,3 8 Normal - Ya Ya Sesuai anjuran dokter
89 Wahyu 21 Noval R 12 kandung SD IRT < 1,132 jt 2,9 10 SC - Tidak Tidak
90 Andila 20 Asyraf 12 Kandung SMP Swasta < 1,132 jt 3,6 9 Normal - Ya Ya
91 Yunita 25 Anindya 12 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 3,5 9 Normal - Ya Ya
92 Dian L 42 Kamila 12 Kandung SMA Ibu Rumah
Tangga
>1,132 jt 2,7 9 Normal - Tidak tidak Disambung susu
formula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
No Nama Ibu Umur
Ibu
Nama
Bayi
Umur
Bayi
(bulan)
Status
Anak
Pend.
Ibu
Status
pekerjaan
Ibu
Pendptan
Kelg/Bln
BB
Lahir
(kg)
Usia
kehami
lan saat
lahir
(bln)
Jenis
Persal
Cacat
Bawa
an
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
4 bln
Riwayat
Pemberian
ASI
Eksklusif
6 bln
Alasan
93 Parni 36 Muhama
d
12 Kandung SMA IRT >1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya Sudah budaya
94 Stefani 25 Nanda 10 Kandung PT PNS >1,132 jt 3,2 9 SC - Tidak Tidak Takut payudara Besar
95 Suci K 35 Alicia 11 Kandung SMA IRT >1,132 jt 3,9 9 SC - Ya Ya
96 Ester TM 28 Hizkia 12 Kandung SMA IRT >1,132 jt 3,0 9 Normal - Tidak Tidak Pernah diberi formula
97 Andin K 30 Rani AP 10 Kandung PT Swasta >1,132 jt 2,5 9 Normal - Tidak Tidak sibuk kerja
98 Elisa D 27 Josepa 11 Kandung SMA IRT >1,132 jt 2,8 8 Normal - Tidak Tidak Puting lecet
99 Pariyem 28 Feri
Maulana
12 Kandung SD IRT < 1,132 jt 3,1 9 Normal - Ya Ya
100 Sekarning
sih
21 Monika
Agustina
9 Kandung SMA IRT >1,132 jt 2,9 9 Normal - Ya Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
63
MASTER TABEL
No. Nama Ibu Umur
Ibu Nama Anak
Umur
Anak 1 2 3 4 5
1 Maya 27 Gabriel 7 1 2 2 2 1
2 Septi 29 Aeera 9 2 2 1 1 2
3 Erni 33 Abiyasa 12 1 2 2 2 1
4 Tri M 35 Ramadhan 9 1 1 1 1 1
5 Lasmi 30 Andrew 12 1 2 2 2 1
6 Aeranie 33 M Fajri 12 1 2 1 2 1
7 Dewi 30 Jihan 7 1 2 1 2 1
8 Priska 24 Gloria 6 1 2 2 1 2
9 Kristanti 18 Qoirul 11 1 1 2 2 1
10 Septi 27 Naufa 10 2 1 1 1 2
11 Kustanti 29 Silvia 6 1 1 1 2 1
12 Atik 25 Fardhan 9 2 2 2 2 2
13 Veronika 23 Juwita 9 2 1 1 1 2
14 Susi 25 Meitimu 7 2 2 1 2 2
15 Sawi 30 Najwa 8 2 2 1 1 2
16 Eny 40 Algibran 12 1 1 2 1 1
17 Kustanti 27 Lala 6 1 2 2 2 1
18 Ngatini 36 Rizky 9 1 1 2 1 1
19 Sargiati 24 Nisa 9 1 1 1 1 2
20 Sri M 33 Qharipul 10 1 1 1 2 1
21 Tumini 48 Anisa 8 2 2 2 2 2
22 Fitria 25 Fabian 6 2 1 1 2 2
23 Adita 29 M Febri 12 1 1 1 1 2
24 Dronicia 38 Graciela 11 1 1 1 1 2
25 Erna 25 Hafizh 12 1 2 2 2 1
26 Ari S 40 Zidan 8 1 1 1 1 1
27 Ary 35 Natania 8 1 1 1 1 2
28 Ratih 25 Dafin 9 1 1 1 1 2
29 Utami 35 Asfar 12 2 2 1 2 1
30 Sri R 38 Afifah 12 1 2 2 2 1
31 Anisius 32 Mahmud A 6 1 1 2 2 1
32 Sumini 35 Anandita 7 1 1 2 2 2
33 Winda 25 Aqifa 15 1 1 1 1 1
34 Erlina 19 Nabila 11 1 2 2 2 2
35 Iva 30 Kevin 11 1 2 1 2 2
36 Ninik 36 Ayunda 8 1 1 2 2 2
37 Lusi 26 Violeta 7 1 1 1 2 1
38 Winarsih 26 Windi 10 1 1 2 1 2
39 Wuryati 32 Cilio 6 2 1 1 2 1
40 Sutarni 26 Fika 12 1 1 1 1 1
41 Danik 34 Zalika 7 1 1 1 2 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
64
No. Nama Ibu Umur
Ibu Nama Anak
Umur
Anak 1 2 3 4 5
42 Endang 37 Fandi 7 2 1 1 2 1
43 Heri 36 Dimas 9 1 1 1 1 2
44 Srimulyani 39 Adriyana 10 1 1 1 1 2
45 Agus 40 Faiza 11 1 2 1 1 2
46 Retnosari 30 Ivan 9 2 1 1 2 1
47 Yeni 25 Nadia 10 1 1 1 1 2
48 Tri 30 Shafira 12 2 2 2 2 2
49 Wahyuni 33 Shouldhea 15 2 2 1 1 2
50 Dwi 29 Arjun 12 2 2 2 2 2
51 Sri M 34 Nadia 13 1 1 2 1 1
52 Novia 24 M Naimar 11 1 1 2 2 1
53 Puji 35 Hanung 9 2 1 1 2 1
54 Sri N 28 Alviana 6 1 1 2 1 2
55 Nita 30 Hani 7 1 1 2 1 2
56 Safari 32 Kaira 11 1 1 2 2 2
57 NMK 29 NZNA 15 1 1 1 1 1
58 Juli 34 Alcelo 6 2 1 2 2 2
59 Vivin 24 Fairus 6 2 1 1 2 1
60 Risa 25 Nera 15 1 1 2 2 1
61 Nur 34 M Nabil 11 1 1 1 2 1
62 Sumarsih 35 Rafa 6 1 2 1 2 1
63 Trianti 20 Rahmatul 15 1 1 2 2 1
64 Dwi 24 Phandya 9 1 2 2 1 2
65 Rita 38 Fatiq 6 1 1 2 2 1
66 Sri Murni 20 Naura 12 1 2 1 2 1
67 Rini 24 Gibran 10 2 1 1 2 1
68 Menuk 42 Dzeko 8 2 1 1 2 1
69 Eka 28 Naufal 6 2 1 1 2 1
70 Puiji 35 Ibrahim 15 2 1 1 1 2
71 Satria 32 Fauzan 12 2 1 2 2 1
72 Yesiya 25 Lentera 9 1 1 1 2 1
73 Nanda 28 Galang 11 1 1 1 2 1
74 Nur 25 Najwa 14 1 1 2 2 1
75 Lusiyani 31 Leonardo 6 1 1 1 1 1
76 Septiana 26 Naila 9 1 1 2 1 1
77 Nurul H 23 Fadhil 8 2 1 2 2 1
78 Purwanti 28 Rifki 9 1 1 1 2 1
79 Siti S 36 Ahmad G 8 1 1 1 2 1
80 Tri W 26 M Bilal 11 2 1 1 1 2
81 Dwi S 24 Kenzie 8 2 2 2 2 2
82 Sumilih 37 Desava 6 1 2 2 2 1
83 Royani 40 Adera 13 2 2 2 1 2
84 Ika 24 Fichesa 12 1 1 2 1 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
65
No. Nama Ibu Umur
Ibu Nama Anak
Umur
Anak 1 2 3 4 5
85 Sri M 24 Dimas P 11 1 2 2 2 1
86 Cici 24 Samba 12 1 2 2 1 2
87 Anratna 23 Jason A 13 1 1 2 1 2
88 Sri W 35 Anisa 7 1 1 2 1 1
89 Wahyu 21 Noval R 12 2 2 2 2 2
90 Andila 20 Asyraf 12 1 2 2 1 1
91 Yunita 25 Anindya 12 1 1 1 2 1
92 Dian L 42 Kamila 12 1 1 1 2 2
93 Parni 36 Muhamad 12 1 1 1 2 1
94 Stefani 25 Nanda 10 2 1 1 1 2
95 Suci K 35 Alicia 11 2 1 1 2 1
96 Ester TM 28 Hizkia 12 1 1 1 2 2
97 Andin K 30 Rani AP 10 1 1 1 1 2
98 Elisa D 27 Josepa 11 1 1 1 2 2
99 Pariyem 28 Feri M. 12 1 2 2 2 1
100 Sekarning 21 Monika A. 9 1 1 1 2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
Hasil Analisis SPSS
Frequencies
Statistics
jenis persalinan tingkat
pendidikan ibu
pendapatan
keluarga
pekerjaan ibu keberhasilan asi
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
jenis persalinan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
pervag 70 70.0 70.0 70.0
sesar 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
tingkat pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tinggi 68 68.0 68.0 68.0
rendah 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pendapatan keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tinggi 56 56.0 56.0 56.0
rendah 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pekerjaan ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kerja 39 39.0 39.0 39.0
tidak 61 61.0 61.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
keberhasilan asi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
berhasil 56 56.0 56.0 56.0
tidak 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
umur ibu (th) 100 18.00 48.00 29.8000 6.01345
umur anak (bln) 100 6.00 15.00 9.8400 2.55730
Valid N (listwise) 100
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis persalinan *
keberhasilan asi
100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
tingkat pendidikan ibu *
keberhasilan asi
100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
pendapatan keluarga *
keberhasilan asi
100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
pekerjaan ibu * keberhasilan
asi
100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
jenis persalinan * keberhasilan asi
Crosstab
keberhasilan asi Total
berhasil tidak
jenis persalinan
pervag Count 44 26 70
% within jenis persalinan 62.9% 37.1% 100.0%
sesar Count 12 18 30
% within jenis persalinan 40.0% 60.0% 100.0%
Total Count 56 44 100
% within jenis persalinan 56.0% 44.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 4.453a 1 .035
Continuity Correctionb 3.573 1 .059
Likelihood Ratio 4.446 1 .035
Fisher's Exact Test .048 .029
Linear-by-Linear Association 4.408 1 .036
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for jenis
persalinan (pervag / sesar)
2.538 1.056 6.100
For cohort keberhasilan asi =
berhasil
1.571 .978 2.524
For cohort keberhasilan asi =
tidak
.619 .406 .944
N of Valid Cases 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
tingkat pendidikan ibu * keberhasilan asi
Crosstab
keberhasilan asi Total
berhasil tidak
tingkat pendidikan ibu
tinggi
Count 41 27 68
% within tingkat pendidikan
ibu
60.3% 39.7% 100.0%
rendah
Count 15 17 32
% within tingkat pendidikan
ibu
46.9% 53.1% 100.0%
Total
Count 56 44 100
% within tingkat pendidikan
ibu
56.0% 44.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 1.590a 1 .207
Continuity Correctionb 1.092 1 .296
Likelihood Ratio 1.585 1 .208
Fisher's Exact Test .280 .148
Linear-by-Linear Association 1.574 1 .210
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.08.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for tingkat
pendidikan ibu (tinggi /
rendah)
1.721 .738 4.016
For cohort keberhasilan asi =
berhasil
1.286 .848 1.950
For cohort keberhasilan asi =
tidak
.747 .482 1.158
N of Valid Cases 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
pendapatan keluarga * keberhasilan asi
Crosstab
keberhasilan asi Total
berhasil tidak
pendapatan keluarga
tinggi
Count 31 25 56
% within pendapatan
keluarga
55.4% 44.6% 100.0%
rendah
Count 25 19 44
% within pendapatan
keluarga
56.8% 43.2% 100.0%
Total
Count 56 44 100
% within pendapatan
keluarga
56.0% 44.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .021a 1 .884
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .021 1 .884
Fisher's Exact Test 1.000 .523
Linear-by-Linear Association .021 1 .884
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.36.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pendapatan
keluarga (tinggi / rendah)
.942 .425 2.089
For cohort keberhasilan asi =
berhasil
.974 .687 1.381
For cohort keberhasilan asi =
tidak
1.034 .661 1.617
N of Valid Cases 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
pekerjaan ibu * keberhasilan asi
Crosstab
keberhasilan asi Total
berhasil tidak
pekerjaan ibu
kerja Count 13 26 39
% within pekerjaan ibu 33.3% 66.7% 100.0%
tidak Count 43 18 61
% within pekerjaan ibu 70.5% 29.5% 100.0%
Total Count 56 44 100
% within pekerjaan ibu 56.0% 44.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 13.331a 1 .000
Continuity Correctionb 11.866 1 .001
Likelihood Ratio 13.528 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.198 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.16.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pekerjaan ibu
(kerja / tidak)
.209 .088 .496
For cohort keberhasilan asi =
berhasil
.473 .295 .759
For cohort keberhasilan asi =
tidak
2.259 1.445 3.532
N of Valid Cases 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 100 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 100 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 100 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
berhasil 0
tidak 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed Predicted
keberhasilan asi Percentage
Correct berhasil tidak
Step 0 keberhasilan asi
berhasil 56 0 100.0
tidak 44 0 .0
Overall Percentage 56.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.241 .201 1.433 1 .231 .786
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables
jenispersal 4.453 1 .035
tkpendidikan 1.590 1 .207
tkpendptan .021 1 .884
statuskrj 13.331 1 .000
Overall Statistics 22.513 4 .000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 24.791 4 .000
Block 24.791 4 .000
Model 24.791 4 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 112.395a .220 .294
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed Predicted
keberhasilan asi Percentage
Correct berhasil tidak
Step 1 keberhasilan asi
berhasil 42 14 75.0
tidak 11 33 75.0
Overall Percentage 75.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
jenispersal 1.377 .536 6.616 1 .010 3.965
tkpendidikan .943 .548 2.960 1 .085 2.569
tkpendptan .007 .493 .000 1 .989 1.007
statuskrj -2.094 .525 15.887 1 .000 .123
Constant .040 1.139 .001 1 .972 1.041
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
jenispersal 1.388 11.326
tkpendidikan .877 7.524
tkpendptan .383 2.646
statuskrj .044 .345
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: jenispersal, tkpendidikan, tkpendptan, statuskrj.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user