Upload
dohanh
View
264
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
TIPE JIGSAW (JIGSAW LEARNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KETUNTASAN BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
WIWIT ARDIANTI
K7408164
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
TIPE JIGSAW (JIGSAW LEARNING) DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KETUNTASAN BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Oleh:
WIWIT ARDIANTI
K7408164
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Wiwit Ardianti. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (CO-OPERATIVE LEARNING) TIPE JIGSAW (JIGSAW LEARNING) DALAMUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KETUNTASAN BELAJARAKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2011/ 2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pen-didikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan ketuntasanbelajar dalam pembelajaran Akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1Surakarta dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakandalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaantindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelititanadalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 33 siswa.Sumber data berasal dari guru, siswa, aktivitas pembelajaran, dan nilai siswa.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi,wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data(triangulasi sumber), sedangkan untuk analisis data, peneliti menggunakan tigakomponen, yaitu reduksi data, sajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajarankooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar siswadari pra siklus ke siklus 1, siklus 1 ke siklus 2, serta dari siklus 2 ke siklus 3. Darijumlah siswa sebanyak 33 orang, saat pra siklus diperoleh data keaktifan siswa padaaspek Visual Activities 36,36%, Oral Activities 27,27%, Listening Activities 30,30%,dan pada aspek Writing Activities 39,39%. Sebelum penerapan pembelajarankooperatif tipe jigsaw, nilai rata-rata ulangan harian kelas XI IPS 4 adalah 60,91,siswa yang telah tuntas sebesar 27,27% atau 9 siswa, sedangkan siswa yang belumtuntas sebesar 72,73% atau 24 siswa. Pada siklus 1 diperoleh hasil peningkatankeaktifan siswa pada aspek Visual Activities 69,70%, Oral Activities 39,39%,Listening Activities 78,79%, dan Writing Activities 63,64%, ketuntasan belajar siswapada siklus 1 sebesar 42,42%. Pada siklus 2 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswapada aspek Visual Activities 81,82%, Oral Activities 87,88%, Listening Activities84,85%, dan Writing Activities 78,79%, ketuntasan belajar pada siklus 2 jumlahnyameningkat menjadi 69,70%. Pada siklus 3 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswapada aspek Visual Activities 100%, Oral Activities 93,94%, Listening Activities100%, dan Writing Activities 93,94%, hasil ketuntasan belajar siswa menunjukkanadanya peningkatan kembali menjadi 90,91%.
Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatiftipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS4 SMA Batik 1 Surakarta, hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yangmengalami peningkatan setiap siklusnya.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif, jigsaw, keaktifan, ketuntasan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Wiwit Ardianti. APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING OF JIGSAWLEARNING AS AN EFFORT TO ENHANCE THE LIVELINESS ANDMASTERY LEARNING OF ACCOUNTING ON STUDENTS OF CLASS XI IPS4 AT SMA BATIK 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2011/ 2012. Thesis.Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University. June 2012.
The purpose of this research is to enhance the liveliness and mastery learningof Accounting in class XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta by applying a jigsaw type ofcooperative learning.
This research is a classroom action research that was implemented in threecycles, each cycle consist of planning, implementation of action, observation andinterpretation, also analysis and reflection. Subject of this research is class XI IPS 4SMA Batik 1 Surakarta, amounting of 33 students. The source of data came fromteachers, students, learning activities, and test score. Data collection technique in thisresearch consist of observation, interviews, and documentation. The validity of the datausing a technique of data triangulation (triangulation of sources), and than for dataanalysis, researcher used three components, that is data reduction, presentation of data,inference, and verifying.
The results showed that implementation of jigsaw type of cooperative learningcan enhance the liveliness and mastery learning from the pre-cycle to cycle 1, cycle 1to cycle 2, and cycle 2 to cycle 3. Researcher get data of pre cycle in aspects of VisualActivities 36.36%, Oral Activities 27.27%, Listening Activities 30.30%, and aspects ofWriting Activities 39.39%. Before implementation of cooperative learning of jigsawtype, the average value of daily tests class XI IPS 4 is 60.91, students who havecompleted is 27.27% or 9 students, while students who have not been completed is72.73% or 24 students. In the first cycle, there are resulting increase in the activity ofthe students on aspects of Visual Activities 69.70%, Oral Activities 39.39%, ListeningActivities 78.79%, and Writing Activities 63.64%, mastery learning of student in a firstcycle is 42.42% . In the second cycle level of activity obtained by the students onaspects of Visual Activities 81.82%, Oral Activities 87.88%, Listening Activities84.85%, and Writing Activities 78.79%, mastery learning in second cycle increased to69.70 %. At third cycle students obtained the level of liveliness on the aspects ofVisual Activities 100%, Oral Activities 93.94%, Listening Activities 100%, andWriting Activities 93.94%, achievement of student increase to 90.91%.
The conclusions in this research is the application of cooperative learning ofjigsaw learning can enhance liveliness and mastery learning of class XI IPS 4 SMABatik 1 Surakarta, there is showed by the results of research that has increased eachcycle.
Key words: cooperative learning, jigsaw, liveliness, mastery learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”.
(Lessing)
“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa
berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain”.
(Michel De Montaigne)
“Katakan pada harapan bahwa saya mampu”.
(Penulis)
“Nikmati perjalanan hidupmu dengan senyuman, karena dunia dan kisahnya ini begitu
indah”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Sebuah persembahan untuk:
♥ Ibu dan Ayah
Terima kasih atas setiap doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang tiada terbatas.
♥ Mas Galih dan Dek Esti
Terima kasih atas suntikan semangat yang luar biasa dari kalian.
♥ Bu Wit dan Pak Kirman
Terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya selama ini.
♥ Gobil SC
Muti, Tri Supar, QQ, Asa, Siti, Osin, dan Bu Memey, terima kasih atas semangat dan
kebersamaan kita. Semoga untuk selamanya.
♥ Teman-teman Akuntansi 2008
Terima kasih untuk kebersamaan dan kerja sama selama ini.
♥ Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis sebagai bagian
dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk
bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PIPS yang telah memberikan ijin
penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Dra. Sri Witurachmi, M. M. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan
memberi arahan penulis dengan sabar.
5. Drs. Sukirman, M. M.selaku Pembimbing II yang telah memberikan banyak sekali
motivasi, ilmu, dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Tim penguji yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan bagi penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dosen-dosen Pendidikan Ekonomi yang telah membagi ilmunya selama berada di
bangku kuliah.
8. Drs. Literzet Sobri, M.Pd. selaku Kepala SMA Batik 1 Surakarta yang telah
memberikan ijin penelitian skripsi ini.
9. Dra. Suharsih, selaku guru mata pelajaran Akuntansi yang membimbing dalam
pelaksanaan penelitian ini.
10. Guru, staff, dan siswa SMA Batik 1 Surakarta yang telah banyak membantu
dalam penulisan skripsi ini.
11. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah
SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 7
1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran ...................................... 7
a. Pengertian Belajar ........................................................... 7
b. Pengertian Pembelajaran.................................................. 8
2. Hakekat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ..................... 9
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ............................... 9
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ........................... 11
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .. 11
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .................................... 11
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................. 12
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ......... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw ................................... 14
4. Hakekat Keaktifan ................................................................ 14
a. Pengertian Keaktifan ...................................................... 12
b. Indikator Keaktifan ........................................................ 16
c. Jenis-jenis Keaktifan dalam Belajar ............................... 17
5. Hakekat Ketuntasan Belajar ................................................. 18
a. Pengertian Ketuntasan Belajar ....................................... 18
b. Faktor Penentu Ketuntasan Belajar ................................ 19
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 21
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 23
D. Hipotesis ..................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 26
A. Tempat Penelitian ....................................................................... 26
1. Tempat Penelitian .................................................................. 26
2. Waktu Penelitian..................................................................... 31
B. Subjek Data ................................................................................. 31
C. Data dan Sumber Data................................................................. 39
1. Data ........................................................................................ 26
2. Sumber Data............................................................................ 31
D. Pengumpulan Data ...................................................................... 33
1. Observasi ................................................................................ 33
2. Wawancara.............................................................................. 33
3. Dokumentasi .......................................................................... 34
E. Uji Validitas Data ...................................................................... 34
F. Analisis Data .............................................................................. 35
1. Reduksi Data .......................................................................... 35
2. Sajian Data .............................................................................. 36
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi ....................................... 36
G. Indikator Kinerja Penelitian ...................................................... 37
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN................................... 42
A. Deskripsi Pratindakan .................................................................. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
1. Ditinjau dari Segi Siswa ......................................................... 42
2. Ditinjau dari Segi Guru .......................................................... 44
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 47
1. Siklus 1 ................................................................................... 47
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1 ......................................... 47
b. Pelaksanaan Tindakan......................................................... 50
c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 53
d. Analisis dan Refleksi ......................................................... 58
2. Siklus 2 ................................................................................... 60
a. Perencanaan Tindakan Siklus 2 ......................................... 60
b. Pelaksanaan Tindakan......................................................... 63
c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 66
d. Analisis dan Refleksi ......................................................... 71
3. Siklus 3 ................................................................................... 72
a. Perencanaan Tindakan Siklus 3 ......................................... 73
b. Pelaksanaan Tindakan......................................................... 76
c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 78
d. Analisis dan Refleksi ......................................................... 83
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ................................... 84
D. Pembahasan.................................................................................. 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 88
A. Simpulan ........................................................................................ 88
B. Implikasi ....................................................................................... 90
C. Saran ............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian 31
Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian 37
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa 37
Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan Pem-
belajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 45
Tabel 4.2 Nilai Ulangan Harian Terakhir Sebelum Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw 46
Tabel 4. 3. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Visual Activities Siklus 1 53
Tabel 4. 4. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Oral Activities Siklus 1 54
Tabel 4. 5. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Listening Activities Siklus 1 55
Tabel 4. 6. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Writing Activities Siklus 1 56
Tabel 4. 7. Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 1 57
Tabel 4. 8. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Visual Activities Siklus 2 66
Tabel 4. 9. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Oral Activities Siklus 2 67
Tabel 4.10. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Listening Activities Siklus 2 68
Tabel 4.11. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Writing Activities Siklus 2 69
Tabel 4.12. Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 2 70
Tabel 4.13. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Visual Activities Siklus 3 78
Tabel 4.14. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Oral Activities Siklus 3 79
Tabel 4.15. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Listening Activities Siklus 3 80
Tabel 4.16. Pengukuran Keaktifan pada Aspek Writing Activities Siklus 3 81
Tabel 4.17. Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 3 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw 14
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir 24
Gambar 3.1. Struktur Organisasi SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/ 2012 30
Gambar 3.2. Ilustrasi Teknik Pengujian Validitas Data Menggunakan
Triangulasi Sumber 35
Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Keaktifan dan Ketuntasan Belajar 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Penilaian Keaktifan Prasiklus
Lampiran 3. RPP Jurnal Penyesuaian Siklus 1
Lampiran 4. Penilaian Keaktifan Siklus 1
Lampiran 5. Daftar Kelompok Siklus 1
Lampiran 6. RPP Kertas Kerja Siklus 2
Lampiran 7. Penilaian Keaktifan Siklus 2
Lampiran 8. Daftar Kelompok Siklus 2
Lampiran 9. RPP Laporan Keuangan Siklus 3
Lampiran 10. Penilaian Keaktifan Siklus 3
Lampiran 11. Daftar Kelompok Siklus 3
Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru
Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 14. Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 15. Perijinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini semakin luas karena adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, hal tersebut akan mendorong kita untuk menyesuai-kan
agar tidak ketinggalan jaman dan tidak ketinggalan dengan negara-negara yang sudah
maju. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menuntut adanya
sumber daya manusia yang terampil dan profesional yang mam-pu bersaing di dunia
kerja. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha yang men-dasar, salah satunya melalui
pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah.
Demi mewujudkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional dalam
dunia pendidikan di Indonesia harus berpedoman pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan, salah
satunya dengan mulai meningkat-kan kualitas guru agar memiliki kemampuan dan
pengalaman memadai tentang dunia pendidikan baik teoritis maupun praktis.
Guru berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang nantinya
akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena secara langsung terlibat
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki berbagai
kompetensi agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik, sehingga bisa
mengajar secara efektif, efisien, dan berkualitas. Untuk mencapai pembelajaran yang
efektif, efisien, dan berkualitas, guru sebaik-nya menerapkan pendekatan pembelajaran
yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses pembelajaran sehingga
memacu siswa untuk dapat lebih aktif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sangatlah berpengaruh dalam
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan mendukung kelancar-an proses
pembelajaran, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang
memuaskan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dari sekian banyak pendekatan pembelajaran yang ada, salah satunya
yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah pendekatan
pembelajaran kooperatif.
Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pem-
belajaran yang menggunakan adanya kelompok-kelompok, yaitu siswa yang ada dalam
kelompok tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, mereka harus
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Belajar
kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang
harus bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan
belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pem-belajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh antara
anggota kelompok maupun antar kelompok belajar. Sementara itu, belajar secara
bersama dapat menjadi kebutuhan manusia yang mendasar untuk merespons pendapat
atau ide-ide manusia lain dalam men-capai suatu tujuan. Beberapa ahli menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep, tetapi juga membantu siswa dalam menumbuhkan
kemampuan kerjasama, ber-pikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Di
samping pendekatan pem-belajaran, menurut Zarkasi (dalam Asmani), “Dalam proses
belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien” (2009).
Strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan tindakan stra-tegis
guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan
efisien untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Jaba (dalam Asmani) mengatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
bahwa, “Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses
pembelajaran yang dapat memberi kemudahan atau mem-fasilitasi bagi siswa menuju
tercapainya tujuan pembelajaran” (2009). Salah satu langkah untuk memiliki strategi
itu adalah harus menguasai teknik penyajian, atau biasa disebut dengan metode
mengajar. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai metode yang dapat
diterapkan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, salah satunya
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengelompokkan siswa baik
dari segi kecakapannya, sikap siswanya, maupun lingkungan asalnya ke da-lam
kelompok ahli dan kelompok asal yang terdiri dari siswa yang heterogen. Dalam
kelompok ahli merupakan perwakilan dari kelompok asal yang membahas suatu materi
dan berusaha menguasainya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan pada teman satu kelompok-nya mengenai materi
yang sudah mereka pahami dari hasil diskusi kelompok ahli. Sejumlah riset telah
banyak dilakukan berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang secara
konsisten menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran semacam itu
memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mem-punyai sikap yang lebih baik pula
terhadap pembelajaran karena siswa dilibatkan langsung.
SMA Batik 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi 445 Surakarta
merupakan salah satu sekolah RSBI yang menjunjung tinggi disiplin dan
mengutamakan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjang dengan fasilitas sekolah yang
memadai. Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti, guru mata pelajaran akuntansi
dalam proses pembelajaran masih mengutamakan ceramah dan penugasan sehingga
siswa mudah merasa bosan, beberapa di antaranya masih kurang aktif dan kurang
memperhatikan di dalam kelas. Hal ini mempengaruhi pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru, serta menyebabkan hasil prestasi belajar akuntansi tidak
maksimal.
Akuntansi merupakan mata pelajaran baru bagi siswa kelas XI IPS. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemahaman yang mendalam, agar siswa tertarik dalam
mempelajari akuntansi, perlu dikembangkan rancangan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih aspiratif serta mampu meng-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
akomodasi berbagai kepentingan sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas
serta memaksimalkan prestasi hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan pencapaian
ketuntasan belajar. Berkenaan dengan masalah tersebut, peneliti men-coba mengatasi
masalah kesulitan belajar siswa melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan, maka peneliti melaku-kan
penelitian dengan judul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Tipe Jigsaw (Jigsaw Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Ketuntasan
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/
2012.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu :
1. Adakah peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran akun-tansi
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XI IPS
4 di SMA Batik 1 Surakarta?
2. Dapatkah dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menghantarkan siswa
kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta mencapai ketuntasan belajar yang sudah
ditentukan oleh sekolah?
3. Seberapa jauh/ banyak jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar
antara sebelum dengan sesudah diterapkannya pembelajaran tipe jigsaw?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Peningkatan keaktifan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif
dengan metode jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta
dalam mengikuti pembelajaran akuntansi melalui model pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw.
3. Jumlah siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar dengan yang belum
dapat mencapai ketuntasan belajar sebelum dan sesudah diterap-kan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan yang bersifat teoretis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah ilmu
bagi dunia pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada, serta
dapat memberikan salah satu contoh model pengajaran yang efektif. Selain itu
untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan di bidang penelitian dan
ilmu pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Pelaksanaan pembelajaran akuntansi akan lebih efektif.
2) Menumbuhkan rasa kebersamaan antar siswa.
3) Menciptakan persaingan sehat antar siswa dalam berprestasi.
4) Meningkatkan kedisiplinan siswa.
5) Meningkatkan keaktifan siswa.
b. Bagi Guru
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran akun-tansi.
3) Mewujudkan pembelajaran yang inovatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan wawasan keilmuan.
2) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dari bangku kuliah
yang berkaitan dengan akuntansi serta untuk membekali menjadi calon
guru yang profesional.
3) Mendapatkan fakta bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat memaksimalkan keaktifan dan ketuntasan belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Ali (dalam Wijaya, Djadjuri, dan Rusyan) berpendapat, “\Belajar
tidak semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespons suatu stimulus,
tetapi lebih dari itu belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti
mengalami, mengerjakan, dan memahami, disebut belajar proses” (1988:
188). Dalam Gino, dkk (2000) menjelaskan definisi belajar dari beberapa
ahli, definisi tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Cronbach berpendapat bahwa hasil belajar yang baik harus melaluipengalaman, pelajar harus mengalami dengan mempergunakanpanca inderanya.
2) Harold Spears menyatakan : Learning is to observe, to read toimitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
3) Mc. Geah menyatakan : Learning is a change in performance asresult of practice.
4) Whittaker menyatakan : Learning may be difined as a process bywhich behavior originates oris alterd trough training orexperience.
5) Menurut Howard Kingsley, belajar diartikan sebagai prosestingkah laku dalam arti luas yang diubah melalui praktek ataulatihan.
6) Wingkel menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental(psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yangmenghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pe-mahaman,keterampilan, dan nilai sikap, perubahan itu ber-sikap konstan danberbekas (hlm. 5).
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku,
baik potensial maupun aktual, perubahan-perubahan tersebut berbentuk
kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama
(konstan) dan terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang
sedang belajar. Belajar merupakan sebuah proses perubahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kepribadian manusia, perubahan ter-sebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, ke-biasaan, pemahaman, ketrampilan, daya
pikir, dan kemampuan lain.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik, pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik, dengan kata lain, pem-belajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain
pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mem-pengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
pengajar saja, sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dengan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik, hal ini sangat ter-gantung
dari motivasi pelajar dan kreativitas pengajar, ketika pem-belajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut, maka akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan
sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran
yang baik, fasilitas yang memadai, di-tambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Hakekat Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Slavin (dalam Isjoni) berpendapat bahwa, “Cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen” (2009: 12). Belajar dengan
menggunakan pendekatan kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi
siswa berani mengemukakan pendapat-nya, menghargai pendapat teman,
dan saling memberikan pendapat, selain itu siswa juga dihadapkan pada
latihan soal-soal atau pemecah-an masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran
kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama
dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Djahiri (dalam Isjoni) menyebutkan bahwa, “Cooperative learning
sebagai pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya
pendekatan belajar yang siswa sentris, humanistik, dan demokratis yang
disesuaikan dengan kemampuan siswa dan ling-kungan belajarnya” (2009:
19). Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu
membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau sekolah, selain
itu, lingkungan belajarnya juga membina dan meningkatkan serta
mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan pelatihan hidup
senyatanya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak
hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi
juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis,
bekerja sama, dan membantu teman menumbuhkan sikap sosial. Dalam
cooperative learning, siswa terlibat aktif pada
proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, selain itu juga dapat
memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Roger dan David (dalam penelitian Putra, 2010) meng-ungkapkan
bahwa:
Tidak semua kerja kelompok itu dapat dianggap sebagai cooperativelearning, karena untuk mencapai hasil yang mak-simal dalampembelajaran kooperatif harus menerapkan lima unsur penting, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif2) Tanggung jawab Perseorangan3) Tatap muka4) Komunikasi antaranggota5) Evaluasi proses kelompok (hlm. 12)
Intinya, siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran ko-operatif
didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya atau dengan
kata lain berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk memberi
kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain sehingga kelompok
mereka bisa berhasil menyelesaikan tugasnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan settingan kelompok-
kelompok kecil yang memperhatikan keberagaman anggota kelompok
sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui
interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan ke-sempatan pada
peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang
bersamaan dan menjadi narasumber bagi teman yang lain. Singkatnya,
dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antara siswa yang satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan pem-belajaran sehingga tercapai
proses dan hasil belajar yang produktif.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur dasar cooperative learning menurut Lungdren (dalam
Isjoni, 2009) sebagai berikut :
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tengge-lamatau berenang bersama.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa ataupeserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawabterhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua me-milikitujuan yang sama.
4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antarapara anggota kelompok.
5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akanikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka mem-perolehketerampilan bekerja sama selama belajar.
7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secaraindividual materi yang disampaikan dalam kelompok koope-ratif.(hlm. 13)
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek dan Parker (dalam Isjoni, 2009) mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki 6 keunggulan, yaitu :
1) Saling ketergantungan yang positif.2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dengan guru.6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan peng-
alaman emosi yang menyenangkan.
Di samping kelebihan yang sudah diuraikan di atas, pem-belajaran kooperatif juga memiliki beberapa kelemahan, kelemah-antersebut antara lain sebagai berikut :1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di
samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, danwaktu.
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkandukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada ke-cenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluassehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telahditentukan.
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini akanmengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. (hlm. 24)
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang di-
rangkum Ibrahim, et al. (dalam Isjoni, 2009), yaitu :
1) Hasil belajar akademikDalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuansosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademispenting lainnya. Para pengembang model ini telah menunjukkan,model sruktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilaisiswa pada belajar akademik dan perubahan norma yangberhubungan dengan hasil belajar. Di samping itu, cooperativelearning dapat member keuntungan, baik pada siswa kelompokbawah maupun kelompok atas yang bekerja bersamamenyelesaikan tugas-tugas akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individuTujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secaraluas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelassocial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajarankooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latarbelakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung padatugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatifakan belajar saling meng-hargai satu sama lain.
3) Pengembangan keterampilan sosialTujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajar-kankepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebabsaat ini banyak anak muda masih kurang dalam ke-terampilansosial. (hlm. 27)
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Slavin mengatakan bahwa, “Jigsaw adalah salah satu dari metode-
metode kooperatif yang paling fleksibel” (2010: 246). Pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw dideskripsikan sebagai strategi untuk
mengelompokkan siswa baik dari segi kecakapannya, sikap siswanya,
maupun lingkungan asalnya ke dalam kelompok asal yang terdiri dari siswa
yang heterogen. Kelompok ahli merupakan perwakilan dari kelompok asal
yang membahas suatu materi dan berusaha menguasai-nya, kemudian
masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelom-pok asal untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai materi yang sudah
mereka pahami dari hasil diskusi kelompok ahli.
Teknik jigsaw mengkondisikan siswa untuk beraktivitas se-cara
kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelom-pok ahli
yang saling berbagi pengetahuan, ide, menyanggah, mem-berikan umpan
balik, dan mengajar teman sebaya. Seluruh aktivitas tersebut dapat
menciptakan lingkungan belajar dimana siswa secara aktif melaksanakan
tugas, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Arends (dalam penelitian Putra) mengungkapkan bahwa,
“Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi
tersebut kepada anggota ke-lompok lain” (2010: 13).
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, anggota
kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi kemampuannya mau-pun
karakteristik lainnya, dengan demikian, cara yang efektif untuk menjamin
heterogenitas kelompok adalah guru sendiri yang mem-bentuk kelompok-
kelompok itu. Apabila siswa dibebaskan membuat kelompok sendiri, maka
siswa akan memilih teman-teman yang sangat disukainya misalnya sesama
jenis, sesama etnik, dan sama dalam ke-mampuan.
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw
Menurut Sugiyanto (2007) langkah-langkah yang diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1) Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
2) Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dansetiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagiandari bahan akademik tersebut.
3) Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tang-gungjawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
selanjutnya berkumpul untuk saling mem-bantu mengkaji bagianbahan tersebut dalam kelompok ahli.
4) Para siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal untukmengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajaridalam kelompok ahli.
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal,para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telahdipelajari. Individu atau tim yang memperoleh skor tinggi diberipenghargaan oleh guru. (hlm. 28)Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Ilustrasi Interaksi antara Kelompok Asal dan Kelompok Ahli dalamPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
4. Hakekat Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua
perbuatan belajar, tapi kadarnya berbeda-beda tergantung pada jenis
kegiatan, materi yang dipelajari, dan tujuan yang hendak dicapai.
Hollingsworth & Lewis berpendapat bahwa, “Siswa belajar secara aktif
ketika mereka secara terus-menerus terlibat, baik secara mental ataupun
secara fisik, sehingga dapat menciptakan pembelajaran aktif yang terjadi
ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami
pengalaman yang dialami” (2008: 8). Sedangkan Wijaya, dkk menjelaskan
bahwa, “Keaktifan dalam Cara Belajar Siswa Aktif menunjuk pada
keaktifan mental meskipun untuk mencapai maksud ini dalam banyak hal
dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam ber-bagai bentuk keaktifan
fisik” (1988: 189).
♠ ♠ ♠ ♠ ♠
♠ ♣ ♥ ♦ ♪♠ ♣ ♥ ♦ ♪♠ ♣ ♥ ♦ ♪♠ ♣ ♥ ♦ ♪♠ ♣ ♥ ♦ ♪
♣♣♣♣♣ ♥♥♥♥♥ ♦ ♦ ♦ ♦ ♦ ♪ ♪ ♪ ♪ ♪
KelompokAsal
KelompokAhli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran, hal ini akan menimbulkan suasana kelas
yang hidup dan tidak membosankan. Berikut ini dapat dikemukakan
beberapa pengertian keaktifan belajar siswa menurut beberapa ahli yang
dikutip dari www.buatskripsi.com:
1) Sardiman (2001: 98) mengungkapkan bahwa aktivitas belajaradalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yang berbuatdan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
2) Rohani (2004: 6-7) mengatakan bahwa belajar yang berhasil mestimelalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupunpsikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat-aktif dengan anggota badan,membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya dudukdan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memilikiaktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerjasebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangkapembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya, dengan sendirinya iajuga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya.
3) Hermawan (2007: 83) mengungkapkan bahwa keaktifan siswadalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksipengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangunpemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapidalam kegiatan pembelajaran
4) Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31) meng-ungkapkan bahwa belajar aktif adalah suatu sistem belajarmengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mentalintelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupaperpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan, dapat
berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang
sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, men-dengar, menulis,
berlatih keterampilan dan sebagainya, sedangkan ke-giatan psikis misalnya
menggunakan pengetahuan yang dimiliki da-lam memecahkan masalah
yang dihadapi, membandingkan suatu kon-sep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan lain se-bagainya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan bela-jar
bukan berarti peserta didik melakukan kegiatan yang asal saja, me-lainkan
siswa diorientasikan pada pembekalan belajar yang sebenar-nya. Siswa
dilatih menyelesaikan masalah, sehingga mereka mampu mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
keputusan karena telah memiliki keterampilan di dalam mengumpulkan
informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang
diperolehnya.
b. Indikator Keaktifan
Hal penting yang harus ditandaskan dalam gerakan me-ningkatkan
kadar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah bahwa, apa pun
strategi belajar mengajar yang digunakan, hendaknya diusahakan kadar
keterlibatan mental siswa yang setinggi mungkin, siswa diberi kesempatan
luas untuk menyerap maupun menyesuaikan informasi ke dalam struktur
kognitif dengan informasi-informasi baru yang diperoleh, sehingga tingkat
kebermaknaan dapat diperoleh dengan sebaik-baiknya. Ali (dalam Wijaya,
dkk, 1988) mengatakan bahwa:
Belajar mengajar dapat dikatakan bermakna dan ber-kadarCBSA bila terdapat ciri-ciri berikut:
1) Adanya keterlibatan intelektual emosional siswa, baikmelalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, maupunpembentukkan sikap.
2) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam men-ciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya pro-sesbelajar mengajar.
3) Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator ke-giatanbelajar siswa.
4) Menggunakan multimetode dan multimedia. (hlm. 188)
Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan manakala:
1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik.
2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman da-lam
belajar.
3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal pe-serta
didik (kompetensi dasar).
4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada aspek
kreativitas peserta didik, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menjadikan peserta didik yang kreatif serta mampu menguasai konsep-
konsep.
5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c. Jenis-jenis Keaktifan dalam Belajar
Menurut Dierich (dalam Sardiman, 2001) keaktifan belajar dapat
diklasifikasikan dalam delapan kelompok , yaitu:
1) Kegiatan-kegiatan visual (Visual activities)Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati demonstrasi, eks-perimen, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau ber-main.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities)Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, menge-mukakanpendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities)Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusikelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis (Writing activities)Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahankopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mencatat, dan mengi-sikanangket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing activities)Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik (Motor activities)Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,menari dan berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mentalMerenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisafaktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat ke-putusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities)Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatandalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satusama lain. (hlm. 99)Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengukur beberapa kriteria
keaktifan belajar, antara lain Visual activities, Oral activities, Listening
activities, dan Writing activities.
5. Hakekat Ketuntasan Belajar
a. Pengertian Ketuntasan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Mengacu pada Direktorat Tenaga Kependidikan, Departemen
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa, “Keberhasilan pembelajaran
mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan ketuntasan dalam proses
pembelajaran, artinya belajar tuntas adalah tercapainya kompetensi yang
meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak” (2008: 4). Fungsi ketuntasan belajar adalah
memastikan semua peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan dalam
suatu materi ajar sebelum pindah ke materi ajar selanjutnya. Patokan ketuntasan
belajar mengacu pada standard kompe-tensi dan kompetensi dasar serta
indikator yang terdapat dalam kurikulum. Ketuntasan dalam pembelajaran
berkaitan dengan standar pelaksanaannya yang melibatkan komponen guru dan
siswa, dengan demikian pemahaman terhadap kriteria keberhasilan belajar,
standard kompetensi dan kompe-tensi dasar serta indikator yang terdapat dalam
kurikulum penting di-pahami oleh guru.
Kriteria keberhasilan adalah patokan ukuran tingkat pencapaian
prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi dasar dan standar kompetensi
yang ditetapkan, serta mencirikan penguasaan konsep atau ketrampilan yang
dapat diamati dan diukur, sedangkan indikator adalah acuan penilaian untuk
menentukan apakah peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi atau
belum. Untuk mengumpulkan informasi apa-kah suatu indikator telah tercapai
pada siswa, dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau
sesudahnya. Sebuah inidikator dapat di-jaring dengan beberapa soal maupun
tugas, selain itu, sebuah tugas dapat dirancang untuk menjaring informasi
tentang ketercapaian beberapa in-dikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap
indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara
0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 75%,
namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator
dengan pertimbang-an tertentu. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi
sekolah, seperti ke-mampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan
prasarana dan sarana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Faktor Penentu Ketuntasan Belajar
Pelaksanaan belajar tuntas melibatkan komponen guru dan peserta
didik, dimana komponen-komponen tersebut memberikan kontribusi yang sama
dalam keberhasilan ketuntasan belajar.
1) Faktor Guru
Guru adalah pelaksana utama penerapan pembelajaran tuntas
yang meliputi:
(a) Penetapan tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan tujuan
pembelajaran adalah:
1. Keterkaitan dengan kondisi yang ada dan standard kompe-tensi
yang harus dicapai.
2. Kandungan tugas-tugas yang berkaitan dengan fakta, kon-sep,
prosedur, aturan atau prinsip.
3. Urutan pencapaian kompetensi dan urutan indikatornya.
4. Modul-modul yang digunakan untuk mencapai tujuan.
(b) Pengorganisasian pembelajaran.
Ciri-ciri pengorganisasian pembelajaran dalam belajar
tuntas adalah:
1. Guru melakukan siklus pembelajaran mulai dari persiapan,
presentasi, interaksi, dan refleksi dengan pendekatan paeda-
gogis.
2. Menetapkan sasaran pembelajaran, memperkirakan waktu dan
menginformasikan prasyarat ketrampilan serta me-monitor
pemahaman siswa.
3. Melakukan proses pembelajaran. Adapun proses pembe-lajaran
tersebut mencakup:
a. Pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang
dibaca dari lingkup dan urutan pembelajaran yang ada pada
kurikulum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Menggunakan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tujuan/
sasaran pembelajaran.
c. Memberikan umpan balik yang humanis dan akademis
dengan segera.
d. Memaksimalkan perilaku dalam bertugas dan meng-gunakan
waktu dengan efektif.
e. Menerapkan berbagai alternatif strategi belajar meng-ajar.
f. Menetapkan acuan patokan untuk tes formatif.
g. Menyiapkan pembelajaran remedial, tes ulang, dan kun-ci
jawaban.
h. Menyediakan glosari untuk istilah teknis, akronim, ke-
panjangan istilah.
(c) Melakukan evaluasi.
Dalam evaluasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan kisi-kisi yang sesuai dengan tujuan pem-belajaran
dan materi ajar.
2. Menyiapkan jenis-jenis pengukuran melalui tes formatif, tes
sumatif, dan non tes.
3. Reliabilitas dan validitas tes.
Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta
didik telah berhasil menguasai suatu kompetensi yang mengacu ke
indikator-indikator yang telah ditentukan atau belum. Untuk
mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah tercapai pada
diri peserta didik, dilakukan penilaian sewaktu pem-belajaran
berlangsung atau setelah pembelajaran.
2) Faktor Peserta Didik
Peserta didik dalam belajar tuntas harus memiliki sikap mandiri,
ketahanan fisik dan mental dalam belajar, semangat mencari ilmu yang
tinggi, bersungguh-sungguh dalam belajar, dapat belajar secara mandiri,
dan memiliki sifat proaktif, serta mudah berkomunikasi dengan yang
lain untuk mendapatkan ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5. Pengertian Akuntansi
a. Definisi dan Tujuan Akuntansi
Menurut American Accounting Association (dalam Kardiman)
menyebutkan bahwa, “Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, peng-
ukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan
adanya pertimbangan-pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pe-makai
informasi tersebut” (2010: 6).
Sedangkan menurut Simon dan Schuster (dalam Putra) mengata-kan
bahwa, “Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktivitas-aktivitas
bisnis, memproses informasi ke dalam bentuk laporan-laporan, dan
mengkomunikasikan kepada para pengambil keputusan” (2010: 17).
Tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang ber-kaitan
dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
akuntansi adalah proses yang terdiri dari pengidentifikasian, pengukuran, dan
pelaporan informasi ekonomi yang berguna untuk melakukan penilai-an dan
mengambil keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkut-an.
b. Proses Akuntansi
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, akuntansi
mencerminkan adanya suatu proses. Proses akuntansi meliputi kegiatan
pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan, pencatatan, serta peng-
komunikasian informasi ekonomi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelum-nya,
beberapa penelitian tersebut dapat dipaparkan di bawah ini :
Erlin Amalia Ramdani (2011) dalam penelitian yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Akuntansi pada Siswa Kelas XI Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/ 2011.” Berdaasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat peningkatan
hasil belajar akuntansi pada materi mutasi dana kas kecil melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Ratna Herawati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akun-tansi
pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011.”
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/ 2011.
Rediana Setiyani (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Coopertaive Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Ke-
terampilan Mahasiswa.” Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa
penerapan cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan pemaham-an dan
keterampilan mahasiswa pada mata kuliah komputer akuntansi.
Prasetyo Utomo, dkk (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Per-
bandingan Model Pembelajaran Konvensional dan Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian.” Berdasarkan penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar yang pembe-lajarannya menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dibandingkan dengan model
konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Erlin Amalia Ramdani, Ratna Herawati,
Rediana Setiyani dan Prasetyo Utomo, dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti mempunyai persamaan, yaitu sama-sama menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan
dalam melakukan penelitian, Erlin Amalia Ramdani menggunakan variabel hasil
belajar dengan materi mutasi dana kas kecil pada kelas XI Keuangan SMK, Ratna
Herawati menggunakan variabel hasil belajar akuntansi pada kelas XI SMA, Rediana
Setiyani menggunakan variabel pemahaman dan keterampilan mahasiswa pada mata
kuliah komputer akuntansi, Prasetyo Utomo dkk menggunakan variabel hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pada kompetensi perbaikan sistem pengapian, sedangkan peneliti menggunakan
variable keaktifan dan ketuntasan belajar akuntansi kelas XI IPS.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran konvensional selama ini tidak menyentuh ranah dimensi peserta
didik, dimana proses pembelajaran masih didominasi guru dan akses bagi peserta didik
untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya kurang.
Pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan di dalam kelas adalah pembelajaran
konvensional yang belum dapat membuat siswa lebih aktif dan tertarik mengikuti
pelajaran akuntansi. Ketiadaan variasi dalam pembelajaran akuntansi membuat siswa
merasa cepat bosan dan kurang antusias dalam menerima pelajaran sehingga siswa
menjadi pasif di kelas. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga berakibat pada rendahnya
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut,
guru harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung
ke-lancaran proses pembelajaran sehingga memacu siswa untuk dapat lebih aktif serta
dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sangatlah berpengaruh dalam
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan mendukung kelancar-an proses
pembelajaran, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang
memuaskan. Dari sekian banyak pendekatan pembelajaran yang ada, salah satunya
yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah pen-dekatan
pembelajaran kooperatif.
Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pem-
belajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, yaitu siswa yang ada
dalam kelompok tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, mereka
harus mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan un-tuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam metode yang
dapat diterapkan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, salah
satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengelompokkan siswa baik
dari segi kecakapannya, sikap siswanya, maupun lingkungan asalnya ke dalam
kelompok ahli dan kelompok asal yang terdiri dari siswa yang heterogen. Dalam
kelompok ahli merupakan perwakilan dari kelompok asal yang membahas suatu materi
dan berusaha menguasainya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan pada teman satu kelompok mengenai materi yang
sudah mereka pahami dari hasil diskusi kelompok ahli. Dengan diterapkannya
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan
ketuntasan belajar pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS. Kerangka berpikir
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Proses Kegiatan Mengajar
Guru masih menggunakan
metode konvensional.
Guru menerapkan pem-
belajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Guru melakukan refleksi
pada siklus I, kemudian
melanjutkan perbaikkan di
siklus II.
Siswa cepat bosan, ku-
rang aktif, dan penguasa-
an konsep lemah.
Suasana kelas menjadi
lebih hidup karena sis-
wa menjadi lebih aktif.
Siswa lebih aktif dan
ketuntasan belajar me-
ningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
D. Hipotesis
1. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka keaktifan
siswa kelas XI IPS 4 di SMA Batik 1 Surakarta dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi dapat ditingkatkan.
2. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat
menghantarkan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta mencapai
ketuntasan belajar yang sudah ditentukan oleh sekolah.
3. Setelah diterapkannya pembelajaran tipe jigsaw, jumlah siswa yang dapat
mencapai ketuntasan belajar mencapai 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta dengan alasan
pemilihan sekolah dan kelas XI IPS 4 karena, pertama, sekolah belum pernah
digunakan penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang. Alasan yang kedua, terdapat permasalahan kurangnya keaktifan
dan rendahnya ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 4 pada pembelajaran
akuntansi. Berikut dijabarkan keterangan singkat mengenai SMA Batik 1
Surakarta:
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMA Batik 1 Surakarta
2) Tahun Berdiri : 1 Oktober 1957
3) Status Sekolah : No. 024/c/Kep/1/1995, 22 Maret 1995
(Jenjang akreditasi disamakan Surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdikbud RI)
4) Nomor Statistik Sekolah : 302036101012
5) Nomor Kode Jawa Tengah : 31.016
6) Nomor Status Kerja : -
7) Nomor Pokok Wajib Pajak : 0.025.625.5-526
8) Alamat Sekolah : Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta
9) Kecamatan : Laweyan
10) Kabupaten/Kotamadya : Surakarta
11) Propinsi : Jawa Tengah
12) Telepon : (0271) 710785
13) Status Tanah : Hak Milik (wakaf)
14) Badan Penyelenggara : YP Batik Surakarta
15) Program Pengakuan : SMU Swasta No. 297/500/25 November
1963
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
16) SK Pertama Depdikbud RI : No. 1238/B5/B III/Djakarta 26 Maret
1966
17) SK Pembaharuan Subsidi : No. E,1909.V.5P.Sub5/Set.73
18) Piagam Pengakuan : No. 145/500 Djakarta 2 Juli 1973
19) Piagam Pengakuan : No. 053/XII/4A/78 Semarang 1 April
1978
20) Piagam Nomor Data Sekolah : No. C350554004 Djakarta 7 Juli 1983
21) Piagam Disamakan :
(a) No. A03.178 Djakarta 6 Februari 1985
(b) No. A03.664 Djakarta 24 Januari 1990
(c) No. A031333 U Djakarta 5 April 1995
22) SK terakreditasi A : Piagam terakreditasi “A”
23) Nama Kepala Sekolah : Drs. Literzet Sobri, M.Pd.
(a) Menjabat sejak : 1 Februari 2006, SK 158/D/YPB/1/ 2006
(b) SK definitif : 821.2/673/2006, 9 Juni 2006
(c) Status Kepegawaian : Guru Negri DPK/ Kepala Sekolah
Definitif
(d) Alamat rumah : Jl. Singosari Selatan I No. 46, Kelurahan
Tegal Mulyo RT 04/IV, Nusukan, Kec. Banjarsari, Kodya Surakarta.
24) Sarana Prasarana Pendidikan
(a) Status tanah : Milik sendiri, wakaf No.11.02.01/
900014
(b) Status gedung : Milik sendiri
25) Tanah dan Bangunan
(a) Luas tanah seluruhnya : 8.830 m2
(b) Luas halaman : 618 m2
(c) Bangunan terdiri dari :
1. Ruang Kepsek : 1 ruang : (9 x 4) m2 = 36 m2
2. Ruang Tata Usaha : 1 ruang : (9 x 4) m2 = 36 m2
3. Ruang BP/UKS : 1 ruang : (7 x 8) m2 = 56 m2
4. Ruang Guru : 2 ruang : (5 x 12) m2 = 60 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
5. Perpustakaan : 1 ruang : (15 x 8) m2 = 120 m2
6. Laboratorium
a. Fisika : 1 ruang : (7 x 8) m2 = 56 m2
b. Kimia : 1 ruang : (7 x 7) m2 = 49 m2
c. Biologi : 1 ruang : (7 x 8) m2 = 56 m2
d. Bahasa : 1 ruang : (7 x 8) m2 = 56 m2
e. Komputer : 1 ruang : (7 x 14)m2 = 98 m2
f. Audio Visual : 2 ruang : (9 x 6) m2 = 54 m2
7. Ruang OSIS : 1 ruang : (3 x 8) m2 = 24 m2
8. Ruang Wakasek : 1 ruang : (5,5x5,5)m2 = 30,25 m2
9. Ruang Kesiswaan : 1 ruang : (6 x 5) m2 = 30 m2
10. Mushola : 1 ruang : (11 x 11)m2 = 121 m2
11. Toko Koperasi : 2 ruang : (2 x 8) m2 = 16 m2
12. Kantin : 3 ruang : (3 x 8) m2 = 24 m2
13. Toilet Guru : 2 ruang : (3 x 6) m2 = 18 m2
14. Toilet Siswa : 16 ruang : (2 x 1,75) m2 = 3,5 m2
15. Gudang : 3 ruang : (3 x 7) m2 = 21 m2
16. Garasi : 1 ruang : (5 x 6) m2 = 30 m2
17. Ruang Kelas : 25 ruang : (9 x 7)m2 = 63 m2
18. Ruang Arsip : 1 ruang : (7 x 7) m2 = 49 m2
19. Bangsal Sepeda : 1 ruang : (8 x 9) m2 = 72 m2
20. Ruang Seni : 1 ruang : (7 x 8) m2 = 56 m2
21. Ruang Musik : 1 ruang : (7 x 9) m2 = 63 m2
22. Ruang Stensil : 1 ruang : (1,5 x 4) m2 = 6 m2
23. TRRC : 1 ruang : (4 x 9) m2 = 36 m2
24. Ruang ISO : 1 ruang : (3 x 5) m2 = 15 m2
Luas bangunan keseluruhan (2 lantai) : 2.914 m2
Lapangan olah raga : cukup
Alat-alat olah raga : cukup
Buku-buku perpustakaan : cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Batik 1 Surakarta
1) Visi SMA Batik 1 Surakarta
Mewujudkan Lembaga Pendidikan Menengah Umum Swasta yang
unggul dengan bertumpu pada peningkatan iman dan taqwa, penanaman
disiplin dan tertingkatnya prestasi (IDASI).
2) Misi SMA Batik 1 Surakarta
(a) Menyelenggarakan pendidikan menengah umum yang berkualitas sesuai
dengan tuntutan masyarakat kini dan mendatang.
(b) Mengembangkan pembentukan generasi muda yang islami, ber-taqwa,
dan berakhlak mulia.
(c) Membentuk generasi muda yang berdisiplin tinggi, bertanggung jawab,
mandiri, dan tetap santun.
(d) Senantiasa mengupayakan tercapainya optimalisasi prestasi bidang
akademik, olahraga, seni budaya maupun ketrampilan.
(e) Menanamkan prinsip hidup berilmu amaliyah dan beramal amali-yah.
3) Tujuan SMA Batik 1 Surakarta
(a) Mempersiapkan siswa untuk memiliki akhlakul karimah.
(b) Memberi layanan kepada siswa yang berpotensi untuk mencapai prestasi
bertaraf nasional dan internasional.
(c) Menyiapkan lulusan SMA Batik 1 Surakarta agar mampu berperan aktif
dalam masyarakat global.
(d) Menyiapkan lulusan SMA Batik 1 Surakarta memiliki kompetensi
seperti yang tercantum dalam SKL yang diperkaya dengan SKL berciri
internasional.
(e) Lulusan SMA Batik 1 Surakarta menjadi :
1. Individu yang nasionalis dan berwawasan global.
2. Individu yang cinta damai dan toleran.
3. Pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif.
4. Pemecah masalah yang efektif dan inovatif.
5. Komunikator yang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
6. Individu yang mampu bekerja sama.
7. Individu yang mandiri.
c. Struktur Organisasi SMA Batik 1 Surakarta
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Batik 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang digunakan dari penyusunan
perencanaan sampai pada perbanyakan laporan hasil penelitian, adapun kegiatan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Jenis Kegiatan
1. Persiapan penelitian
Tahun 2012Jan Feb Mar Apr Mei Juni
a. Pengajuan judulb. Penyusunan proposalc. Izin penelitian
2. Pelaksanaan tindakana. Siklus 1b. Siklus 2c. Siklus 3
3. Penarikan hasil4. Penyusunan laporan penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta, alasan
yang pertama karena terdapat permasalahan kurangnya keaktifan dan rendahnya
ketuntasan belajar siswa, sedangkan alasan yang kedua karena kelas XI IPS 4 belum
pernah digunakan untuk penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang pada subyek, obyek, dan waktu yang sama.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Jenis data menunjuk pada data-data yang menjadi fokus peneliti-an,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yang menunjukkan keaktifan
siswa dan nilai ulangan harian siswa.
2. Sumber Data
Sumber data menunjuk dari mana saja data diperoleh, Sutopo
berpendapat, ”Beragam sumber data bisa dikelompokkan jenis dan posisinya,
mulai dari yang paling nyata sampai dengan yang paling samar-samar, dan
mulai dari yang paling terlibat sampai dengan yang bersifat sekunder” (2002:
50). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 sumber data, yaitu:
a. Narasumber (Informan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Sutopo berpendapat, ”Di dalam memilih siapa yang akan
menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi dengan be-ragam
peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang
dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitian-nya” (2002: 51). Dalam
penelitian ini, peneliti memilih guru dan siswa sebagai narasumber.
Dengan memilih guru akuntansi dan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1
Surakarta, peneliti dapat mem-peroleh informasi yang diperlukan
mengenai pembelajaran pada saat sebelum dan sesudah penelitian.
b. Peristiwa atau aktivitas
Data atau informasi dapat dikumpulkan dari peristiwa maupun
aktivitas sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran
penelitiannya. Mengenai sumber data peristiwa, Sutopo berpendapat,
”Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai
peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin
yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal
maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka
untuk bisa diamati oleh siapa saja” (2002: 51). Dalam penelitian ini,
peneliti memperoleh informasi melalui aktivitas pembelajaran akuntansi,
baik yang dilakukan sebelum penelitian maupun selama penelitian.
c. Dokumen
Sutopo berpendapat, ”Dokumen dan arsip merupakan bahan
tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.
Ia merupakan rekaman tertulis tetapi juga berupa gambar atau benda
peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa
tertentu” (2002: 54). Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data
berupa dokumen dari hasil tes siswa yang dilakukan pada saat sebelum
penelitian dan selama penelitian.
D. Pengumpulan Data
1. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Menurut Hadi (dalam Sugiyono) mengemukakan bahwa, ”Obser-vasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar”
(2008: 145).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk observasi,
yaitu observasi berperan serta dan observasi terstruktur. Pengertian kedua
bentuk observasi tersebut menurut Sugiyono (2008) sebagai berikut:
a. Observasi Berperan SertaDalam observasi berperan serta, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagaisumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikutmelakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan sukadukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akanlebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna darisetiap perilaku yang nampak.
b. Observasi TerstrukturObservasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan, dan di manatempatnya. Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahudengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati (hlm. 145).
2. Wawancara
Menurut Sugiyono, ”Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil” (2008: 137).
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan wawancara terstruktur
sebagai teknik pengumpulan data, hal ini karena peneliti telah mengetahui
dengan pasti informasi apa yang akan diterima. Wawancara yang dilakukan
peneliti berfokus pada guru dan siswa sebagai informan untuk memperoleh data
mengenai kesulitan yang dialami dalam pembelajaran akuntansi serta faktor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
faktor penyebabnya, selain itu untuk mengetahui tanggapan dan harapan siswa
mengenai pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi bisa
berbentuk tulisan dan gambar, dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan,
sedangkan dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,
sketsa, dan lainnya. Peneliti akan menggunakan kedua dokumen tersebut
sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian ini.
E. Uji Validitas Data
Teknik pengujian validitas data dapat dilakukan dengan triangulasi, Paton
(dalam Sutopo) menyatakan bahwa, ”Ada empat macam teknik triangulasi, yaitu (1)
triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, dan (4) triangulasi
teoretis” (2002: 78). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data
(triangulasi sumber), Sutopo berpendapat bahwa, ”Cara triangu-lasi sumber dapat
dilakukan dengan menggali informasi dari satu narasumber tertentu, dari kondisi
lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat,
atau dari sumber yang berupa catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan
peneliti” (2002: 79). Dengan adanya berbagai sumber dan teknik pengumpulan data
yang berbeda, data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya. Teknik pengujian
validitas data mengguna-kan triangulasi sumber dapat digambarkan sebagai berikut:
Wawancara Informan
Data Content analysis Dokumen/ arsip
Observasi Aktivitas
Gambar 3.2 Ilustrasi Teknik Pengujian Validitas Data MenggunakanTriangulasi Sumber (Sumber: Sutopo, 2002: 80)
Berdasarkan gambar 3.2, peneliti memperoleh data berdasarkan hasil
wawancara dari informan, analisis dokumen, dan observasi dengan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pembelajaran, dengan menggali data dari narasumber dan menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda, data sejenis bisa teruji kemantapan dan ke-
benarannya.
F. Analisis Data
Miles dan Huberman (dalam Sutopo) menyatakan bahwa, ”Dalam proses
analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap
peneliti kualitatif. Tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian
data, dan (3) penarikan simpulan serta verifikasinya” (2002: 91). Tiga komponen
tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling terkait, serta menentukan hasil akhir
analisis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan ketiga komponen tersebut dalam
melakukan analisis data.
1. Reduksi Data
Sutopo menyatakan bahwa, ”Reduksi data adalah bagian dari proses
analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal
yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan
penelitian dapat dilakukan” (2002: 92). Peneliti melakukan reduksi data sejak
sebelum pelaksanaan pengumpulan data dan berlangsung terus sepanjang
pelaksanaan penelitian. Pada saat pengumpul-an data berlangsung, reduksi data
dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh di
lapangan, dalam menyusun catatan tersebut, peneliti membuat coding,
memusatkan tema, dan menentukan batas-batas permasalahan. Proses ini
berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.
2. Sajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data,
melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini, Miles dan Huberman (dalam
Sugiyono) menyatakan bahwa, ”Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
naratif” (2007: 249). Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat
berbentuk gambar/ skema dan tabel sebagai pendukung narasinya.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Kesimpulan yang dikemukakan di awal masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-bukti valid dan konsisten pada
saat pengumpulan data kembali, maka kesimpulan yang dikemuka-kan
merupakan kesimpulan yang kredibel. Mengenai penarikan simpulan, Sutopo
menyatakan bahwa, ”Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-
benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, pe-nelusuran data kembali dengan
cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti
waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan
lapangan” (2002: 93). Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan yang
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan, perlu dirumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik berdasarkan kondisi sebelum
dilakukan tindakan dan dapat diukur. Indikator kinerja penelitian dapat dilihat pada
gambar 3.3 berikut:
Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian
Aspek PresentaseKetercapaian
Cara Mengukur
Keaktifan siswa dalam kelas yangditunjukkan dengan:
1. Meningkatnya Visual activi-ties seperti membaca, mem-
75% mencapai in-dikator keaktifan.
Mengamati saat pem-belajaran dengan lem-bar observasi dan di-hitung jumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
perhatikan, dan mengamati.2. Meningkatnya Oral activities
seperti bertanya, memberi sa-ran, mengeluarkan pendapat,dan diskusi.
3. Meningkatnya Listening acti-vities seperti mendengarkanuraian materi dan pendapatdalam diskusi.
4. Meningkatnya Writing acti-vities seperti merangkum.
yang menunjukan ke-sungguhan dalam me-ngikuti mata pelajaranakuntansi.
Peningkatan ketuntasan belajar di-tunjukkan dengan siswa yang mem-peroleh nilai minimal 75 lebih dari75%.
75% dari jumlahsiswa mencapainilai di atas batastuntas belajar, ya-itu 75.
Dilihat dari nilai kuisyang dilaksanakan se-tiap akhir periode.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa
Visual ActivitiesTingkatan Kriteria Penilaian
1(KurangSekali)
1. Tidak memperhatikan, seperti melakukan aktivitas yangmengganggu proses belajar mengajar (ribut atau berbuatgaduh), melakukan kesibukkan sendiri (misalnya berbicaradengan teman sebangku), mengerjakan tugas mata pelajaranlain.
2. Tidak membaca materi yang diberikan guru.2
(Kurang)1. Tidak memperhatikan, seperti melakukan aktivitas yang
mengganggu proses belajar mengajar (ribut atau berbuatgaduh), melakukan kesibukkan sendiri (misalnya berbicaradengan teman sebangku), mengerjakan tugas mata pelajaranlain.
2. Membaca materi yang diberikan guru.3
(Cukup)1. Memperhatikan namun terkadang masih melakukan kesibuk-
kan sendiri, misalnya berbicara dengan teman sebangku.2. Membaca materi yang diberikan guru.
4(Baik)
1. Memperhatikan penjelasan materi dari guru.2. Membaca materi yang diberikan oleh guru.
5(Baik Sekali)
1. Sangat memperhatikan penjelasan materi dari guru.2. Membaca dan memahami materi yang diberikan guru, serta
mencari referensi lain yang mendukung materi.Oral Activities
1(Kurang
1. Tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelompokdan presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sekali) 2. Tidak bertanya baik pada saat diskusi maupun pada saat gurumenyampaikan materi.
3. Tidak memberi saran pada saat diskusi.4. Tidak mengeluarkan pendapat pada saat diskusi dan
presentasi.2
(Kurang)1. Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok, namun
kurang untuk diskusi kelas.2. Tidak bertanya baik pada saat diskusi maupun pada saat guru
menyampaikan materi.3. Tidak memberi saran pada saat diskusi.4. Tidak mengeluarkan pendapat pada saat diskusi.
3(Cukup)
1. Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok, namunkurang untuk diskusi kelas.
2. Tidak bertanya baik pada saat diskusi maupun pada saat gurumenyampaikan materi.
3. Memberi saran dan mengeluarkan pendapat pada saat diskusikelompok, namun kurang untuk diskusi kelas.
4(Baik)
1. Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok maupundiskusi kelas.
2. Memberikan pertanyaan pada saat diskusi namun tidakbertanya pada saat guru menyampaikan materi.
3. Memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saatdiskusi kelas.
5(Baik Sekali)
1. Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok maupundiskusi kelas.
2. Memberikan pertanyaan pada saat diskusi serta bertanya padasaat guru menyampaikan materi.
3. Memberikan saran dan mengeluarkan pendapat pada saatdiskusi kelompok dan diskusi kelas.
Listening Activities1
(KurangSekali)
1. Tidak mendengarkan materi yang disampaikan guru, tidakfokus pada proses belajar mengajar, melakukan aktivitassendiri di luar kegiatan pembelajaran akuntansi.
2. Tidak mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompokmaupun diskusi kelas.
2(Kurang)
1. Kurang mendengarkan materi yang disampaikan guru sertakurang fokus pada proses belajar mengajar.
2. Kurang mendenagarkan pendapat dalam diskusi kelasmaupun diskusi kelompok.
3(Cukup)
1. Mendengarkan materi yang disampaikan guru namun kurangfokus pada proses belajar mengajar.
2. Mendengarkan pendapat dalam diskusi namun kurang untukdiskusi kelas.
4 1. Mendengarkan materi yang disampaikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(Baik) 2. Mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok maupundiskusi kelas.
5(Baik Sekali)
1. Mendengarkan materi yang disampaikan guru dan sangatfokus pada saat proses belajar mengajar.
2. Mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok dan diskusikelas.
Writing Activities1
(KurangSekali)
1. Tidak merangkum pada saat guru memberikan materi.2. Tidak berpartisipasi dalam membuat laporan kelompok.3. Tidak mendapatkan hasil laporan yang maksimal.
2(Kurang)
1. Tidak merangkum pada saat guru memberikan materi.2. Kurang berpartisipasi dalam membuat laporan kelompok.3. Belum mendapatkan hasil laporan yang maksimal.
3(Cukup)
1. Merangkum pada saat guru memberikan materi.2. Kurang berpartisipasi dalam membuat laporan kelompok.3. Belum mendapatkan hasil laporan yang maksimal.
4(Baik)
1. Merangkum pada saat guru memberikan materi.2. Berpartisipasi dalam membuat laporan kelompok.3. Belum mendapatkan hasil laporan yang maksimal.
5(Baik Sekali)
1. Merangkum pada saat guru memberikan materi.2. Berpartisipasi dalam membuat laporan kelompok.3. Mendapatkan hasil laporan yang sangat baik.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti direncanakan
dalam tiga siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi secara umum masing-masing siklus. Kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi silabus, strategi,
dan skenario pembelajaran yang menggunakan pembelajaran koopertaif
tipe jigsaw.
b. Menyusun instrument penelitian dan menetapkan indikator ketercapai-an.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi yang digunakan untuk mengetahui penerapan pembelajaran
kooperatif jigsaw dalam meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keaktifan dan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi yang sebelumnya dirasa kurang optimal. Pada tahap ini merupakan
implementasi rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada
tahap perencanaan. Tindakan dalam penelitian ini berupa pembelajaran akuntansi
dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar dapat menarik minat belajar siswa
sekaligus mengaktifkan peran siswa dalam pembelajaran akuntansi. Setiap
tindakan yang dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan
evaluasi, serta analisis dan refleksi.
3. Observasi dan Interpretasi
Tahap observasi merupakan tahap pelaksanaan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses
pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang
dinyatakan dalam bentuk data.
4. Analisis dan Refleksi
Analisis dilakukan dengan mengolah data hasil observasi dan interpretasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang memerlukan perbaikan dan
bagian mana yang sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap
refleksi, peneliti harus bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator untuk
menentukan langkah-langkah dalam menghadapi per-masalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan tindakan. Tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan apakah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak, sehingga dapat menentukan langkah-
langkah berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti melakukan kegiatan
observasi awal yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan,
yaitu kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta pada tanggal 17 Februari 2012 dan
sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui observasi
pada saat Program Pengalaman Lapangan. Hasil identifikasi masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa Kurang Aktif dalam Mengikuti Pembelajaran Akun-tansi
Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi, pada
umumnya hal ini disebabkan pembelajaran akuntansi dilaku-kan dengan
metode ceramah, tidak semua siswa dapat memahami pelajaran dengan
mudah. Tingkat kejenuhan siswa meningkat karena setiap pembelajaran
akuntansi dilakukan dengan metode yang sama, yaitu ceramah. Dalam
metode ceramah yang diterapkan oleh guru, siswa hanya duduk,
mendengarkan, dan mencatat penjelasan dari guru, sehingga membuat
siswa bosan dan meng-abaikan pembelajaran, siswa tidak fokus serta
kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, siswa melamun,
mengantuk, berbicara dengan teman lain, dan sebagainya.
Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran
akuntansi juga tercermin ketika mereka mendapat tugas maupun
mengerjakan ulangan harian, mereka lebih sering bingung serta tidak
tahu bagaimana harus menyelesaikan tugas dan ulangan harian, hal ini
mendorong siswa untuk melakukan berbagai kecurangan seperti
menyontek pekerjaan teman atau membuka catatan. Di samping
menimbulkan berbagai kecurangan, ketidakaktifan dan kurangnya
konsentrasi belajar siswa juga mengakibatkan nilai siswa yang rendah
dan tidak memenuhi standar ketuntasan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Siswa Tidak Terlalu Antusias dan Kurang Berminat Terhadap
Pelajaran Akuntansi
Pada saat pembelajaran akuntansi, seringkali siswa me-
nunjukkan sikap yang tidak antusias dan kurang berminat terhadap mata
pelajaran akuntansi, siswa terlihat bosan, jenuh, dan kurang
memperhatikan materi pelajaran, padahal guru sudah mencoba untuk
membangkitkan minat siswa dengan memberi motivasi dan menegur
siswa yang tidak memperhatikan, namun cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran akuntansi.
c. Beberapa Siswa Kurang Memahami Materi
Siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan kurang
fokus tidak akan mengerti penjelasan yang disampaikan oleh guru,
apabila diberi kesempatan untuk bertanya, mereka juga tidak akan
mengerti apa yang akan mereka tanyakan, mereka cenderung lebih suka
bertanya kepada teman yang juga belum tentu memahami penjelasan
dari guru. Siswa yang tidak me-mahami materi pelajaran akan kesulitan
ketika menghadapi ulang-an harian, mereka akan bertanya kepada teman
atau menyontek catatan, hal ini sangat mengganggu jalannya ulangan
karena pada saat ulangan harian siswa dilarang untuk saling membantu
maupun menyontek dalam menjawab soal. Keadaan ini harus diatasi
dengan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif dan siswa dapat langsung bertanya kepada temannya pada saat
proses belajar mengajar, apabila diperlukan, siswa dapat bertanya
kepada guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
mudah untuk memahami materi.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru Masih Menggunakan Metode Ceramah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Metode ceramah yang dilakukan oleh guru secara terus-
menerus akan menimbulkan rasa jenuh pada siswa dalam meng-ikuti
pembelajaran akuntansi, siswa hanya diminta untuk men-dengarkan,
mencatat, dan mengerjakan apa yang diperintahkan guru, hal ini tentu
saja menimbulkan rasa bosan pada siswa, mereka tidak antusias dan
kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi, apalagi akuntansi
merupakan mata pelajaran baru bagi mereka yang sekilas terlihat rumit
untuk dipelajari. Ketidak-antusiasan dan kurangnya minat belajar
terhadap mata pelajaran akuntansi mempengaruhi pemahaman siswa
terhadap mata pelaja-ran tersebut sehingga banyak siswa mengalami
kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Hal tersebut dapat
diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat mengungkapkan pendapatnya dan bertanya disaat
mereka mengalami kesulitan.
b. Hasil Belajar yang Dicapai Belum Optimal
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, menun-
jukkan bahwa prestasi belajar akuntansi para siswa di SMA Batik 1
Surakarta dapat dikatakan belum merata dan kurang memenuhi kriteria
ketuntasan belajar, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan antara pencapaian kompetensi belajar siswa
dengan kriteria minimal yang harus dicapai. Berdasarkan nilai ulangan
harian KD 1, terdapat 72,73% siswa yang memper-oleh nilai di bawah
standar ketuntasan belajar dan sisanya 27,27% siswa memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan standar ketuntasan belajar, hal ini
menunjukkan pencapaian kompetensi siswa belum merata dan
kurangnya pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.
Selain identifikasi masalah, penulis juga mengobservasi keaktifan dan
ketuntasan belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta sebelum dilaku-kan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini adalah hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
keaktifan dan ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Tabel 4.1 Pengukuran Keaktifan Siswa Sebelum Diterapkan Pembelajaran Koope-ratifTipe Jigsaw
Krite-
ria
Jenis Keaktifan
Visual
Activities
Oral
Activities
Listening
Activities
Writing
Activities
(%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah
BS 6,06 2 0 0 3,30 1 6,06 2
B 12,12 4 3,30 1 9,09 3 15,15 5
C 18,18 6 24,24 8 18,18 6 18,18 6
K 45,45 15 60,61 20 63,64 21 48,48 16
KS 18,18 6 12,12 4 6,06 2 12,12 4
Sumber: Data olahan pengamatan observasi awal peneliti
Dengan melihat sekilas data pada tabel 4.1, keaktifan siswa sebelum di-
terapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih tergolong rendah. Dari jumlah
siswa sebanyak 33 orang, pada aspek Visual Activities untuk kriteria C (Cukup) ke atas
hanya sebanyak 12 siswa, pada aspek Oral Activities untuk krtieria C ke atas sebanyak
9 siswa, pada aspek Listening Activities untuk kriteria C ke atas se-banyak 10 siswa,
dan pada aspek Writing Activities untuk kriteria C ke atas se-banyak 13 siswa. Jumlah
siswa yang mempunyai kriteria C ke atas pada semua aspek keaktifan masih sangat
rendah, tidak ada satu pun aspek yang mencapai indikator ketercapaian sebesar 75%.
Standar ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Batik
1 Surakarta adalah 75, peneliti mengambil nilai ulangan harian terakhir yang diperoleh
siswa untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sebelum penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, nilai
rata-rata ulangan harian kelas XI IPS 4 adalah 60,91, siswa yang telah tuntas sebesar
27,27% atau 9 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 72,73% atau 24
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.2 Nilai Ulangan Harian Terakhir Sebelum Penerapan Pembelajaran Ko-operatifTipe Jigsaw
No. Nama Nilai Keterangan
1. Agung Bastian A. G. S. 30 Tidak Tuntas
2. Amien Yoga 60 Tidak Tuntas
3. Bagastino Kusdiyansyah 60 Tidak Tuntas
4. Bayu Adi Pratowo 30 Tidak Tuntas
5. Bobby Suryo Laksono 65 Tidak Tuntas
6. Danil Haloman 75 Tuntas
7. Dewi Yuli Purnamasari 78 Tuntas
8. Dian Ayu Aristiana 78 Tuntas
9. Dinda Ismi Respati 50 Tidak Tuntas
10. Erik Saputra 60 Tidak Tuntas
11. Fajar Karunia 50 Tidak Tuntas
12. Fatma Trisnaningtyas 50 Tidak Tuntas
13. Ghiffar Rizky Lailian 70 Tidak Tuntas
14. Hartono 60 Tidak Tuntas
15. Hayu Sumarsono Hadi 70 Tidak Tuntas
16. Hesti Haryanti 78 Tuntas
17. Indah Aprilin Cahyani 70 Tidak Tuntas
18. Kevin Fabiano 60 Tidak Tuntas
19. Mawarsih Widiyani 70 Tidak Tuntas
20. Melda Kartika 78 Tuntas
21. Mita Tri Adi Winata 70 Tidak Tuntas
22. Monicca Maya Gita 70 Tidak Tuntas
23. Muhammad Mahdi 70 Tidak Tuntas
24. Muhammad Naufal Ashabi 30 Tidak Tuntas
25. N. Vista Danur Hara 30 Tidak Tuntas
26. Neni Triyana 70 Tidak Tuntas
27. Putri Intan Nurhidayati R. 78 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
28. Raga Prana Digda 50 Tidak Tuntas
29. Riko Saputro 75 Tuntas
30. Ristra Ludvi Lukitosari 75 Tuntas
31. Sausan Ali Sungkar 75 Tuntas
32. Triana Arfiyastuti 30 Tidak Tuntas
33. Yusuf Fajar Kurniawan 45 Tidak Tuntas
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri
dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan. Peneliti meng-gunakan tiga siklus
karena hal tersebut dirasa sudah mencukupi keperluan penelitian, selain keterbatasan
waktu yang diberikan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan penelitian.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus 1
Pembelajaran akuntansi dengan penerapan pembelajaran koope-ratif
tipe jigsaw pada siklus 1 adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
1) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
akuntansi, kemudian memilih materi yang sesuai untuk penelitian,
tahap selanjutnya, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pem-
belajaran (RPP) dan skenario pembelajaran untuk didiskusikan dengan
guru. Peneliti dan guru sepakat bahwa siklus 1 akan di-laksanakan
dalam 3 kali pertemuan. Peneliti bersama guru men-diskusikan
skenario pembelajaran akuntansi menggunakan pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw, skenario yang direncanakan sebagai berikut:
(a) Pertemuan 1
Waktu pelaksanaan : Senin, 20 Februari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membang-kitkan
minat siswa dalam belajar.
3. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
4. Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaat, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
5. Guru menjelaskan pengertian, fungsi, bentuk, format, dan
prosedur penyusunan jurnal penyesuaian.
6. Guru memberikan tugas secara berkelompok, kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 siswa yang disebut kelompok asal.
7. Setiap anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke
dalam kelompok ahli, terdapat 6 wakil dari setiap kelom-pok
yang membahas materi mengenai jurnal penyesuaian dengan
tema yang berbeda. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi,
mereka kembali ke kelompok asal untuk men-jelaskan satu sama
lain mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok ahli.
8. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
9. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi jurnal
penyesuaian.
10. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(b) Pertemuan 2
Waktu pelaksanaan : Jum’at, 24 Februari 2012
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaat, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengingatkan hasil diskusi siswa pada pertemuan
sebelumnya.
5. Siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil diskusi pada
pertemuan sebelumnya mengenai jurnal penyesuaian.
6. Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil diskusi siswa.
7. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
8. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi jurnal
penyesuaian.
9. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(c) Pertemuan 3
Waktu pelaksanaan : Senin, 27 Februari 2012
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengung-
kapkan pandangannya mengenai materi jurnal penyesuaian.
3. Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis.
4. Siswa mengerjakan tes tertulis secara individu.
5. Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpul-kan.
6. Sebelum pembelajaran diakhiri, guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi jurnal penyesuaian.
7. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Menyiapkan Instrumen
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa tes dan
non tes, instrument tes diperoleh dari hasil pekerjaan siswa, yaitu
evaluasi akhir siklus, sedangkan instrument non tes dinilai berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pedoman observasi dengan mengamati tingkat keaktif-an siswa selama
proses pembelajaran.
3) Menyiapkan Materi
Peneliti dibantu dengan guru menyiapkan materi yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Menyiapkan Media Pembelajaran
Peneliti menyiapkan media yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran, media yang diperlukan adalah Power Point
dengan materi yang sesuai, yaitu tentang jurnal penyesuaian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 20, 24, dan 27 Februari 2012 di ruang kelas XI
IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini
adalah jurnal penyesuaian dengan alokasi waktu yang digunakan yaitu 5 x 45
menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Uraian pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama (Senin, 20 Februari 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
(b) Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dalam belajar dan memotivasi siswa agar semangat
dalam proses pembelajaran.
(c) Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu
mengenai neraca saldo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(d) Guru memberikan pengarahan tentang pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan dari
pembelajaran tersebut.
(e) Guru menjelaskan pengertian, fungsi, bentuk, format, dan pro-sedur
penyusunan jurnal penyesuaian secara singkat dan jelas.
(f) Guru memberikan tugas secara berkelompok, kelas dibagi men-jadi
5 kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggo-ta 6
siswa yang disebut kelompok asal.
(g) Satu anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke dalam
kelompok ahli, terdapat 6 anggota kelompok ahli yang membahas
materi mengenai jurnal penyesuaian dengan tema yang berbeda.
Kelompok ahli harus dapat menyelesaikan soal yang diberikan
dengan baik agar dapat menjelaskan kembali ketika mereka kembali
ke kelompok asal, bagi siswa yang belum paham dapat bertanya
kepada teman mereka yang sudah memahami. Setelah kelompok ahli
selesai berdiskusi, mereka kembali ke kelompok asal untuk
menjelaskan satu sama lain mengenai materi yang didiskusikan
dalam kelompok ahli. Kelompok asal menuliskan hasil diskusi
mereka dalam selem-bar kertas untuk dikumpulkan pada akhir
pembelajaran.
(h) Guru mempersilahkan siswa untuk kembali ke tempat duduk
masing-masing dan menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum
jelas.
(i) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru dan siswa ber-sama
menyimpulkan materi jurnal penyesuaian.
(j) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua (Jum’at, 24 Februari 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengaawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(b) Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu
mengenai jurnal penyesuaian.
(c) Guru mengingatkan hasil diskusi siswa pada pertemuan se-
belumnya.
(d) Guru meminta siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil
diskusi pada pertemuan sebelumnya mengenai jurnal penye-suaian di
depan kelas. Guru memberikan sedikit motivasi agar mereka berani
mempresentasikan hasil diskusi mereka, di samping itu, guru juga
menjanjikan hadiah menarik bagi ke-lompok dengan presentasi
terbaik.
(e) Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil pekerjaan siswa,
guru juga mengkonfirmasi konsep yang belum di-mengerti oleh
siswa.
(f) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi jurnal
penyesuaian.
(g) Sebelum pelajaran diakhiri, guru mengumumkan kelompok dengan
presentasi terbaik dan memberikan hadiah sebagai penghargaan agar
mereka lebih termotivasi lagi dalam belajar.
(h) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga (Senin, 27 Februari 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengung-kapkan
pandangannya mengenai materi jurnal penyesuaian.
(c) Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis berupa 6 soal uraian.
(d) Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tes tertulis secara
individu.
(e) Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(f) Sebelum pembelajaran diakhiri, guru menanyakan soal yang dirasa
sulit oleh siswa, kemudian menjelaskan secara singkat.
(g) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pem-belajaran
akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama ke-giatan belajar
mengajar berlangsung, hasil pengamatan tersebut adalah se-bagai berikut:
1) Visual Activities
Tabel 4.3 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Visual Activi-tiesSiklus 1
KriteriaVisual Activities
(%) Jumlah
BS 6,06 2
B 21,21 7
C 42,42 14
K 30,30 10
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 1 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Visual Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 6,06% atau sebanyak 2 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 21,21% atau sebanyak 7 siswa, untuk C (Cukup) sebesar
42,42% atau sebanyak 14 siswa, untuk K (Kurang) sebesar 30,30% atau
sebanyak 10 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada. Dengan
adanya penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada aspek Visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Activities ini, untuk kriteria C ke atas prosentasenya sebesar 69,70% atau
sebanyak 23 siswa, hal ini menunjukkan belum tercapainya indikator
ketercapai-an 75%.
2) Oral Activities
Tabel 4.4 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Oral Activities
Siklus 1
KriteriaOral Activities
(%) Jumlah
BS 0 0
B 9,09 3
C 30,30 10
K 36,36 12
KS 24,24 8
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 1 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Oral Activities,
untuk BS (Baik Sekali) tidak ada, untuk B (Baik) se-besar 9,09% atau
sebanyak 3 siswa, untuk C (Cukup) sebesar 30,30% atau sebanyak 10
siswa, untuk K (Kurang) sebesar 36,36% atau sebanyak 12 siswa, dan
untuk KS (Kurang Sekali) se-besar 24,24% atau sebanyak 8 siswa.
Dengan penerapan pem-belajaran kooperatif tipe jigsaw pada aspek
Oral Activities ini, untuk kriteria C ke atas prosentasenya sebesar
39,39% atau se-banyak 13 siswa, hal ini menunjukkan belum
tercapainya indikator ketercapaian 75%.
3) Listening Activities
Tabel 4.5 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Listening Acti-vitiesSiklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
KriteriaListening Activities
(%) Jumlah
BS 12,12 4
B 9,09 3
C 57,57 19
K 21,21 7
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 1 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Listening Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 12,12% atau sebanyak 4 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 9,09% atau sebanyak 3 siswa, untuk C (Cukup) sebesar
57,57% atau sebanyak 19 siswa, untuk K (Kurang) sebesar 21,21% atau
sebanyak 7 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada. Dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada aspek Listening
Activities ini, untuk kriteria C ke atas prosentasenya sebesar 78,79% atau
sebanyak 26 siswa, hal ini menunjukkan indikator ketercapaian 75%.
4) Writing Activities
Tabel 4.6 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Writing Acti-vitiesSiklus 1
KriteriaWriting Activities
(%) Jumlah
BS 3,03 1
B 9,09 3
C 51,51 17
K 36,36 12
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 1 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Writing Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 3,03 % atau sebanyak 1 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 9,09% atau sebanyak 3 siswa, untuk C (Cukup) sebesar
51,51% atau sebanyak 17 siswa, untuk K (Kurang) sebesar 36,36% atau
sebanyak 12 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada. Dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada aspek Writing
Activities ini, untuk kriteria C ke atas prosen-tasenya sebesar 63,64%
atau sebanyak 21 siswa, hal ini menunjukkan belum tercapainya
ketercapaian 75%.
5) Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus 1, dapat diidenti-fikasi
bahwa siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan
mendapat nilai di atas standar ketuntasan belajar yaitu 75 adalah
sebanyak 14 siswa atau 42,42% sedangkan 19 siswa atau 57,57% belum
mampu mencapai batas tuntas belajar yang ditentu-kan. Hal ini
menunjukkan belum tercapainya ketercapaian, yaitu 75 %.
Tabel 4.7 Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 1
No. Nama Nilai Keterangan
1. Agung Bastian A. G. S. 63 Tidak Tuntas
2. Amien Yoga 53 Tidak Tuntas
3. Bagastino Kusdiyansyah 68 Tidak Tuntas
4. Bayu Adi Pratowo 75 Tuntas
5. Bobby Suryo Laksono 67 Tidak Tuntas
6. Danil Haloman 69 Tidak Tuntas
7. Dewi Yuli Purnamasari 77 Tuntas
8. Dian Ayu Aristiana 75 Tuntas
9. Dinda Ismi Respati 63 Tidak Tuntas
10. Erik Saputra 77 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
11. Fajar Karunia 50 Tidak Tuntas
12. Fatma Trisnaningtyas 69 Tidak Tuntas
13. Ghiffar Rizky Lailian 69 Tidak Tuntas
14. Hartono 56 Tidak Tuntas
15. Hayu Sumarsono Hadi 82 Tuntas
16. Hesti Haryanti 83 Tuntas
17. Indah Aprilin Cahyani 82 Tuntas
18. Kevin Fabiano 64 Tidak Tuntas
19. Mawarsih Widiyani 75 Tuntas
20. Melda Kartika 83 Tuntas
21. Mita Tri Adi Winata 75 Tuntas
22. Monicca Maya Gita 72 Tidak Tuntas
23. Muhammad Mahdi 52 Tidak Tuntas
24. Muhammad Naufal Ashabi 53 Tidak Tuntas
25. N. Vista Danur Hara 53 Tidak Tuntas
26. Neni Triyana 63 Tidak Tuntas
27. Putri Intan Nurhidayati R. 84 Tuntas
28. Raga Prana Digda 64 Tidak Tuntas
29. Riko Saputro 68 Tidak Tuntas
30. Ristra Ludvi Lukitosari 82 Tuntas
31. Sausan Ali Sungkar 80 Tuntas
32. Triana Arfiyastuti 75 Tuntas
33. Yusuf Fajar Kurniawan 67 Tidak Tuntas
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu mening-katkan keaktifan
siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan keaktifan siswa antara
sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada
siklus 1 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswa pada aspek Visual Activities
69,70%, Oral Activities 39,39%, Listening Activities 78,79%, dan Writing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Activities 63,64%, apabila dicermati lebih jauh pada tabel memperlihatkan
bahwa ketercapaian keaktifan sebelum penelitian dan sesudah penelitian
mengalami perubah-an, dalam hal ini yaitu peningkatan. Pada siklus 1, yang
sudah memenuhi ketercapaian 75% adalah Listening Activities, yaitu sebesar
78,79%.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu
meningkatkan ketuntasan belajar, sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 9 siswa atau sebanyak
27,27%, sedangkan setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
jumlah siswa yang telah tuntas meningkat menjadi 14 siswa atau 42,42%.
Dengan melihat data tersebut, ketercapaian sebesar 75% belum tercapai, namun
sudah ada peningkatan sebesar 15,15%.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus 1,
peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam penerapan pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw, kelemahan pada siklus 1 sebagai berikut:
1) Dari segi guru:
(a) Guru kurang mampu menguasai kelas, sehingga masih banyak
siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka hanya
terkadang memperhatikan kemudian ber-diskusi dengan
temannya yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran.
(b) Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab sangat terbatas,
sehingga siswa merasa tidak ada kesempatan untuk
mengungkapkan ketidakpahaman mereka mengenai materi
kepada guru.
2) Dari segi siswa:
(a) Masih banyak siswa yang merasa segan bertanya langsung pada
guru saat proses pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau
mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru.
(b) Siswa kurang memperhatikan pada saat guru menyampai-kan
materi, sehingga keaktifan siswa rendah dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(c) Siswa kurang mampu melakukan presentasi hasil diskusi di
depan kelas, sehingga hasil diskusi terkesan mengambang dan
tidak dikuasai dengan maksimal.
(d) Siswa masih banyak yang mencoba bekerjasama dengan teman
dalam mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Guru menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif agar siswa lebih
fokus dalam menerima pembelajaran, serta memberikan materi dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa.
2) Guru mengalokasikan waktu khusus bagi para siswa untuk bertanya dan
menyampaikan kekurangpahaman terhadap materi, sehingga guru dapat
mengetahui dan menerangkan kembali materi yang kurang dipahami
oleh siswa.
3) Guru sebaiknya melakukan pendekatan pada masing-masing individu
agar mereka tidak merasa segan baik untuk bertanya maupun
mengemukakan pendapat.
4) Guru sebaiknya lebih banyak lagi memotivasi siswa dalam belajar
supaya siswa terpacu untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
5) Guru memberikan contoh sederhana dalam mempresentasikan hasil
diskusi agar dapat dimengerti oleh anggota kelompok lain.
6) Guru hendaknya lebih cermat dan tegas dalam mengawasi evaluasi agar
siswa tidak saling bekerjasama.
2. Siklus 2
Pembelajaran akuntansi dengan penerapan pembelajaran koope-ratif
tipe jigsaw pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus 2
1) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
akuntansi, kemudian memilih materi yang sesuai untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
penelitian, tahap selanjutnya, peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran
untuk didiskusikan dengan guru. Peneliti dan guru sepakat
bahwa siklus 2 akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran
akuntansi menggunakan pembelajar-an kooperatif tipe jigsaw,
skenario yang direncanakan se-bagai berikut:
(a) Pertemuan 1
Waktu pelaksanaan : Jum’at, 2 Maret 2012
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk mem-bangkitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
3. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu
mengenai jurnal penyesuaian.
4. Guru memberikan motivasi mengenai materi kertas kerja yang
akan diajarkan dan apa manfaat, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan pengertian, fungsi, bentuk, format, dan
prosedur penyusunan kertas kerja.
6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan soal.
7. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
8. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi kertas
kerja.
9. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(b) Pertemuan 2
Waktu pelaksanaan : Senin, 5 Maret 2012
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaat, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
3. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
4. Guru merefleksi kegiatan pembelajarn sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
5. Guru memberikan tugas secara berkelompok.
6. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 5 siswa, disebut kelompok asal.
7. Setiap anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke
dalam kelompok ahli. Terdapat 5 anggota kelompok ahli yang
membahas materi mengenai kertas kerja dengan tema yang
berbeda. Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi, mereka
kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan satu sama lain
mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok ahli.
8. Siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil diskusi ker-tas
kerja.
9. Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil pe-kerjaan
siswa.
10. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
11. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi kertas
kerja.
12. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(c) Pertemuan 3
Waktu pelaksanaan : Jum’at, 9 Maret 2012
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk meng-
ungkapkan pandangannya mengenai materi kertas kerja.
3. Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis.
4. Siswa mengerjakan tes tertulis secara individu.
5. Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpul-kan.
6. Guru mengulas soal yang belum dimengerti oleh siswa.
7. Sebelum pembelajaran diakhiri, guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi kertas kerja.
8. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Menyiapkan Instrumen
Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa tes dan
non tes, instrument tes diperoleh dari hasil pekerjaan siswa, yaitu
evaluasi akhir siklus, sedangkan instrument non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi dengan mengamati tingkat keaktif-an siswa selama
proses pembelajaran.
3) Menyiapkan Materi
Peneliti dibantu dengan guru menyiapkan materi yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Menyiapkan Media dan Alat Pembelajaran
5) Peneliti menyiapkan media yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran, media yang diperlukan adalah Power
Point dengan materi yang sesuai, yaitu tentang kertas kerja.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanan tindakan dalam siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 2, 5, dan 9 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS 4
SMA Batik 1 Surakarta. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus 2 ini adalah
kertas kerja dengan alokasi waktu yang digunakan yaitu 4 x 45 menit sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dengan skenario pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Uraian
pelaksanaan tindakan siklus 2 dapat dijabarkan se-bagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Jum’at, 2 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(c) Guru mengulang dan menanyakan materi yang telah diajarkan
sebelumnya, yaitu mengenai jurnal penyesuaian.
(d) Guru memberikan motivasi mengenai materi kertas kerja yang akan
diajarkan dan apa manfaat, serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
(e) Guru menjelaskan pengertian, fungsi, bentuk, format, dan pro-sedur
penyusunan kertas kerja dengan jelas.
(f) Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal, siswa boleh
berdiskusi dengan teman maupun bertanya kepada guru apabila
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
(g) Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa
dengan mengulang kembali materi dengan bahasa yang sederhana.
(h) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi kertas kerja.
(i) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua (Senin, 5 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru menanyakan materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(c) Guru merefleksi kegiatan pembelajarn sebelumnya dan mem-
beritahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(d) Guru memberikan tugas secara berkelompok.
(e) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 siswa, disebut kelompok asal.
(f) Setiap anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke dalam
kelompok ahli. Terdapat 5 anggota kelompok ahli yang membahas
materi mengenai kertas kerja dengan tema yang berbeda. Setelah
kelompok ahli selesai berdiskusi, mereka kembali ke kelompok asal
untuk menjelaskan satu sama lain mengenai materi yang
didiskusikan dalam kelompok ahli.
(g) Siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil diskusi kertas kerja
dengan jelas sehingga anggota kelompok lain dapat me-mahami.
(h) Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil pekerjaan siswa,
bagi siswa yang belum mengrerti dapat langsung bertanya kepada
guru.
(i) Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa dan
menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti.
(j) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi kertas kerja.
(k) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga (Jum’at, 9 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengungkap-kan
pandangannya mengenai materi kertas kerja.
(c) Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis dengan materi kertas
kerja.
(d) Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada siswa.
(e) Siswa mengerjakan tes tertulis secara individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(f) Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpulkan.
(g) Guru mengulas soal yang belum dimengerti oleh siswa secara
singkat.
(h) Sebelum pembelajaran diakhiri, guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi kertas kerja.
(i) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pem-belajaran
akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama ke-giatan belajar
mengajar berlangsung, hasil pengamatan tersebut adalah se-bagai berikut:
1) Visual Activities
Tabel 4.8 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Visual Activi-tiesSiklus 2
KriteriaVisual Activities
(%) Jumlah
BS 27,27 9
B 45,45 15
C 9,09 3
K 18,18 6
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 2 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Visual Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 27,27% atau sebanyak 9 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 45,45% atau sebanyak 15 siswa, untuk C (Cukup)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
sebesar 9,09% atau sebanyak 3 siswa, untuk K (Kurang) sebesar
18,18% atau sebanyak 6 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sampai dengan
siklus 2 pada aspek Visual Activities ini, untuk kriteria C ke atas
prosentasenya sebesar 81,82% atau sebanyak 27 siswa, hal ini
menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75%.
2) Oral Activities
Tabel 4.9 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Oral ActivitiesSiklus 2
KriteriaOral Activities
(%) Jumlah
BS 3,03 1
B 39,39 13
C 45,45 15
K 12,12 4
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 2 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Oral Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 3,03% atau sebanyak 1 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 39,39% atau sebanyak 13 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 45,45% atau sebanyak 15 siswa, untuk K (Kurang) sebesar
12,12% atau sebanyak 4 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak
ada. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sampai
dengan siklus 2 pada aspek Oral Activities ini, untuk kriteria C ke atas
prosentasenya sebesar 87,88% atau sebanyak 29 siswa, hal ini
menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75%.
3) Listening Activities
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.10 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Listening ActivitiesSiklus 2
KriteriaListening Activities
(%) Jumlah
BS 27,27 9
B 54,54 18
C 3,03 1
K 15,15 5
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 2 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Listening Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 27,27% atau sebanyak 9 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 54,54% atau sebanyak 18 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 3,03% atau sebanyak 1 siswa, untuk K (Kurang) sebesar
15,15% atau sebanyak 5 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sampai dengan
siklus 2 pada aspek Listening Activities ini, untuk kriteria C ke atas
prosentasenya sebesar 84,85% atau sebanyak 28 siswa, hal ini
menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75 %.
4) Writing Activities
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.11 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Writing Acti-vitiesSiklus 2
KriteriaWriting Activities
(%) Jumlah
BS 0 0
B 57,57 19
C 21,21 7
K 21,21 7
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 2 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Writing Activities,
untuk BS (Baik Sekali) tidak ada, untuk B (Baik) sebesar 57,57% atau
sebanyak 19 siswa, untuk C (Cukup) sebesar 21,21% atau sebanyak 7
siswa, untuk K (Kurang) sebesar 21,21% atau sebanyak 7 siswa, dan
untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada. Dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sampai dengan siklus 2 pada aspek Writing
Activities ini, untuk kriteria C ke atas prosentasenya sebesar 78,79%
atau sebanyak 26 siswa, hal ini menunjukkan tercapainya indikator
ketercapaian 75%.
6) Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus 2, dapat diidenti-fikasi
bahwa siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan
mendapat nilai di atas standar ketuntasan belajar yaitu 75 adalah
sebanyak 23 siswa atau 69,70% sedangkan 10 siswa atau 30,30% belum
mampu mencapai batas tuntas belajar yang ditentu-kan. Hal ini
menunjukkan belum tercapainya indikator ketercapai-an, yaitu 75 %.
Tabel 4.12 Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
No. Nama Nilai Keterangan
1. Agung Bastian A. G. S. 71 Tidak Tuntas
2. Amien Yoga 61 Tidak Tuntas
3. Bagastino Kusdiyansyah 76 Tuntas
4. Bayu Adi Pratowo 76 Tuntas
5. Bobby Suryo Laksono 75 Tuntas
6. Danil Haloman 79 Tuntas
7. Dewi Yuli Purnamasari 85 Tuntas
8. Dian Ayu Aristiana 81 Tuntas
9. Dinda Ismi Respati 75 Tuntas
10. Erik Saputra 84 Tuntas
11. Fajar Karunia 57 Tidak Tuntas
12. Fatma Trisnaningtyas 77 Tuntas
13. Ghiffar Rizky Lailian 77 Tuntas
14. Hartono 64 Tidak Tuntas
15. Hayu Sumarsono Hadi 90 Tuntas
16. Hesti Haryanti 91 Tuntas
17. Indah Aprilin Cahyani 90 Tuntas
18. Kevin Fabiano 70 Tidak Tuntas
19. Mawarsih Widiyani 76 Tuntas
20. Melda Kartika 93 Tuntas
21. Mita Tri Adi Winata 76 Tuntas
22. Monicca Maya Gita 79 Tuntas
23. Muhammad Mahdi 62 Tidak Tuntas
24. Muhammad Naufal Ashabi 63 Tidak Tuntas
25. N. Vista Danur Hara 63 Tidak Tuntas
26. Neni Triyana 69 Tidak Tuntas
27. Putri Intan Nurhidayati R. 90 Tuntas
28. Raga Prana Digda 72 Tidak Tuntas
29. Riko Saputro 75 Tuntas
30. Ristra Ludvi Lukitosari 90 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
31. Sausan Ali Sungkar 88 Tuntas
32. Triana Arfiyastuti 82 Tuntas
33. Yusuf Fajar Kurniawan 75 Tuntas
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu mening-katkan keaktifan
siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan keaktifan siswa antara
sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada
siklus 2 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswa pada aspek Visual Activities
81,82%, Oral Activities 87,88%, Listening Activities 84,85%, dan Writing
Activities 78,79%, apabila dicermati lebih jauh pada tabel memperlihatkan
bahwa ketercapaian keaktifan sebelum penelitian dan sesudah penelitian, baik
siklus 1 maupun siklus 2 mengalami perubahan, dalam hal ini yaitu
peningkatan. Pada siklus 2, semua aspek keaktifan sudah memenuhi
ketercapaian 75%. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw juga mampu me-ningkatkan ketuntasan belajar, sebelum menerapkan
pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw, jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 9
siswa atau sebanyak 27,27%, setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siklus 1, jumlah siswa yang telah tuntas meningkat menjadi 14
siswa atau 42,42%, sedangkan pada siklus 2 jumlah siswa yang telah tuntas
kembali meningkat sebanyak 23 siswa atau 69,70%. Dengan melihat data
tersebut, indikator ketercapaian sebesar 75% masih belum tercapai, akan tetapi
sudah ada peningkatan sebesar 27,28%.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus 2,
peneliti menemukan beberapa kelemahan dalam penerapan pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw, kelemahan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1) Dari segi guru:
(a) Guru kurang aktif dalam melakukan pendekatan kepada siswa
yang tidak aktif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(b) Guru kurang memotivasi siswa agar percaya pada diri sendiri
ketika mengerjakan ulangan harian.
2) Dari segi siswa:
(a) Siswa kurang mampu dalam berkomunikasi/ bersosialisasi pada
saat presentasi hasil diskusi kelompok.
(b) Beberapa siswa masih ada yang belum mengerjakan eva-luasi
secara mandiri.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Guru hendaknya lebih berupaya untuk melakukan pendekatan kepada
siswa sehingga mereka bisa merasa lebih nyaman dengan guru yang ada
di depan mereka.
2) Guru hendaknya memotivasi siswa agar percaya diri dalam mengerjakan
tugas maupun ulangan sehingga hasil yang diperoleh siswa merupakan
hasil pekerjaannya sendiri dan bukan dari hasil menyontek pekerjaan
teman maupun membuka buku yang berkait-an dengan pelajaran.
3) Guru memberi saran atau masukan kepada siswa bagaimana sebaiknya
berkomunikasi dalam presentasi di depan kelas.
4) Guru sebaiknya lebih tegas lagi dalam mengawasi siswa pada saat
mengerjakan evaluasi, pemberian sanksi dapat dilakukan kepada siswa
yang melakukan kecurangan.
3. Siklus 3
Pembelajaran akuntansi dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus 3
1) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
akuntansi, kemudian memilih materi yang sesuai untuk penelitian, tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
selanjutnya, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pem-belajaran
(RPP) dan skenario pembelajaran untuk didiskusikan dengan guru.
Peneliti dan guru sepakat bahwa siklus 3 akan dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Peneliti bersama guru men-diskusikan skenario
pembelajaran akuntansi menggunakan pem-belajaran kooperatif tipe
jigsaw, skenario yang direncanakan adalah sebagai berikut:
(a) Pertemuan 1
Waktu pelaksanaan : Senin, 12 Maret 2012
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk mem-
bangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
3. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelum-nya.
4. Guru memberikan motivasi mengenai materi laporan
keuangan yang akan diajarkan dan apa manfaat, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menjelaskan pengertian laporan keuangan dan jenis-
jenis laporan keuangan.
6. Guru memberikan tugas secara berkelompok.
7. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 6 siswa, disebut ke-lompok asal.
8. Setiap anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke dalam
kelompok ahli. Terdapat 6 anggota kelompok ahli yang membahas
materi mengenai laporan keuangan dengan tema yang berbeda.
Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi, mereka kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan satu sama lain mengenai materi
yang sudah didiskusikan dalam kelompok ahli.
9. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
10. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
11. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(b) Pertemuan 2
Waktu pelaksanaan : Jum’at, 16 Maret 2012
Alokasi waktu : 1 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru menanyakan materi yang telah diajarkan dan meng-ingatkan
hasil diskusi siswa pada pertemuan sebelumnya.
3. Siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil diskusi laporan
keuangan yang dibuat pada pertemuan sebelumnya.
4. Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil pekerjaan
siswa.
5. Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
6. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
7. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
(c) Pertemuan 3
Waktu pelaksanaan : Senin, 19 Maret 2012
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan :
1. Guru mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengungkap-kan
pandangannya mengenai materi laporan keuangan.
3. Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis.
4. Siswa mengerjakan tes tertulis secara individu.
5. Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
6. Guru mengulas soal yang belum dimengerti oleh siswa.
7. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
8. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Menyiapkan Instrument
Peneliti menyusun instrument penelitian yang berupa tes dan
non tes, instrument tes diperoleh dari hasil pekerjaan siswa, yaitu
evaluasi akhir siklus, sedangkan instrument non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi dengan mengamati tingkat ke-aktifan siswa selama
proses pembelajaran.
3) Menyiapkan Materi
Peneliti dibantu dengan guru menyiapkan materi yang sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Menyiapkan Media dan Alat Pembelajaran
Peneliti menyiapkan media yang diperlukan sesuai dengan
skenario pembelajaran, media yang diperlukan adalah Power Point
dengan materi yang sesuai, yaitu tentang laporan keuangan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanan tindakan dalam siklus 3 dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 12, 16, dan 19 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS
4 SMA Batik 1 Surakarta. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus 3 ini adalah
laporan keuangan dengan alokasi waktu yang digunakan yaitu 5 x 45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Uraian pelaksanaan tindakan siklus 3 dapat dijabarkan se-bagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Senin, 12 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk membang-kitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa mau-pun kelas.
(c) Guru menanyakan materi yang telah diajarkan sebelumnya, yaitu
mengenai kertas kerja.
(d) Guru memberikan motivasi mengenai materi laporan keuangan yang
akan diajarkan, apa manfaatnya, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, serta memberitahukan rencana pem-belajaran untuk
hari ini.
(e) Guru menjelaskan pengertian laporan keuangan dan jenis-jenis
laporan keuangan yang meliputi laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan neraca.
(f) Guru memberikan tugas diskusi secara berkelompok.
(g) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 6 siswa, disebut kelompok asal.
(h) Setiap anggota mewakili kelompok asal untuk bergabung ke dalam
kelompok ahli. Terdapat 6 anggota kelompok ahli yang membahas
materi mengenai laporan keuangan dengan tema yang berbeda.
Setelah kelompok ahli selesai berdiskusi, mereka kembali ke
kelompok asal untuk menjelaskan satu sama lain mengenai materi
yang didiskusikan dalam kelompok ahli.
(i) Guru mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa,
apabila ada siswa yang belum jelas dengan materi yang
disampaikan, dapat langsung bertanya kepada guru.
(j) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
(k) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua (Senin, 5 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru menanyakan materi yang telah diajarkan dan mengingat-kan
hasil diskusi siswa pada pertemuan sebelumnya.
(c) Siswa (kelompok asal) mempresentasikan hasil diskusi laporan
keuangan yang dibuat pada pertemuan sebelumnya dengan singkat
dan jelas sehingga anggota kelompok lain dapat me-mahami materi
yang disampaikan..
(d) Guru mengadakan evaluasi dan feedback atas hasil pekerjaan siswa
dengan mengkonfirmasi konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
(e) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
(f) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga (Jum’at, 9 Maret 2012)
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa.
(b) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengungkap-kan
pandangannya mengenai materi laporan keuangan.
(c) Guru mengadakan evaluasi berupa tes tertulis.
(d) Guru membagikan soal kepada siswa.
(e) Siswa mengerjakan tes tertulis secara individu.
(f) Ketika waktu habis, semua lembar jawab siswa dikumpulkan.
(g) Guru mengulas soal yang belum dimengerti oleh siswa.
(h) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi laporan
keuangan.
(i) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pem-belajaran
akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama ke-giatan belajar
mengajar berlangsung, hasil pengamatan tersebut adalah se-bagai berikut:
1) Visual Activities
Tabel 4.13 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Visual Activi-tiesSiklus 3
KriteriaVisual Activities
(%) Jumlah
BS 45,45 15
B 39,39 13
C 15,15 5
K 0 0
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 3 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Visual Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 45,45% atau sebanyak 15 siswa, untuk
B (Baik) sebesar 39,39% atau sebanyak 13 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 15,15% atau sebanyak 5 siswa, untuk K (Kurang) dan KS
(Kurang Sekali) tidak ada. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sampai dengan siklus 3 pada aspek Visual Activities ini,
untuk kriteria C ke atas prosentasenya sebesar 100% atau sebanyak 33
siswa, hal ini menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75%.
2) Oral Activities
Tabel 4.14 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Oral Acti-vitiesSiklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
KriteriaOral Activities
(%) Jumlah
BS 3,03 1
B 75,76 25
C 15,15 5
K 6,06 2
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 3 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Oral Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 3,03% atau sebanyak 1 siswa, untuk B
(Baik) sebesar 75,76% atau sebanyak 25 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 15,15% atau sebanyak 5 siswa, untuk K (Kurang) sebesar
6,06% atau sebanyak 2 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sampai dengan
siklus 3 pada aspek Oral Activities ini, untuk kriteria C ke atas
prosentasenya sebesar 93,94% atau sebanyak 31 siswa, hal ini
menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75%.
3) Listening Activities
Tabel 4.15 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Listening ActivitiesSiklus 3
KriteriaListening Activities
(%) Jumlah
BS 33,33 11
B 54,54 18
C 12,12 4
K 0 0
KS 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 3 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Listening Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 33,33% atau sebanyak 11 siswa, untuk
B (Baik) sebesar 54,54% atau sebanyak 18 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 12,12% atau sebanyak 4 siswa, untuk K (Kurang) dan KS
(Kurang Sekali) tidak ada. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sampai dengan siklus 3 pada aspek Listening Activities ini,
untuk kriteria C ke atas prosentase-nya sebesar 100% atau sebanyak 33
siswa, hal ini menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian 75 %.
4) Writing Activities
Tabel 4.16 Pengukuran Keaktifan Siswa pada Aspek Writing Acti-vitiesSiklus 3
KriteriaWriting Activities
(%) Jumlah
BS 12,12 4
B 57,57 19
C 24,24 8
K 6,06 2
KS 0 0
Sumber: Data olahan pengamatan observasi peneliti
Setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, pada
siklus 3 diperoleh hasil keaktifan siswa pada aspek Writing Activities,
untuk BS (Baik Sekali) sebesar 12,12% atau sebanyak 4 siswa, untuk B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(Baik) sebesar 57,57% atau sebanyak 19 siswa, untuk C (Cukup)
sebesar 24,24% atau sebanyak 8 siswa, untuk K (Kurang) sebesar
6,06% atau sebanyak 2 siswa, dan untuk KS (Kurang Sekali) tidak ada.
Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sampai dengan
siklus 3 pada aspek Writing Activities ini, untuk kriteria C ke atas
prosentasenya sebesar 93,94% atau sebanyak 31 siswa, hal ini
menunjukkan tercapainya ketercapaian 75%.
5) Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus 3, dapat diidenti-fikasi
bahwa siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan
mendapat nilai di atas standar ketuntasan belajar yaitu 75 adalah
sebanyak 30 siswa atau 90,91% sedangkan 3 siswa atau 9,09% belum
mampu mencapai batas tuntas belajar yang ditentu-kan. Hal ini
menunjukkan tercapainya ketercapaian, yaitu 75 %.
Tabel 4.17 Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 3
No. Nama Nilai Keterangan
1. Agung Bastian A. G. S. 80 Tuntas
2. Amien Yoga 80 Tuntas
3. Bagastino Kusdiyansyah 77,5 Tuntas
4. Bayu Adi Pratowo 67,5 Tidak Tuntas
5. Bobby Suryo Laksono 87,5 Tuntas
6. Danil Haloman 79 Tuntas
7. Dewi Yuli Purnamasari 77,5 Tuntas
8. Dian Ayu Aristiana 77,5 Tuntas
9. Dinda Ismi Respati 95 Tuntas
10. Erik Saputra 98 Tuntas
11. Fajar Karunia 82,5 Tuntas
12. Fatma Trisnaningtyas 100 Tuntas
13. Ghiffar Rizky Lailian 80 Tuntas
14. Hartono 72,5 Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
15. Hayu Sumarsono Hadi 75 Tuntas
16. Hesti Haryanti 97,5 Tuntas
17. Indah Aprilin Cahyani 89 Tuntas
18. Kevin Fabiano 70 Tidak Tuntas
19. Mawarsih Widiyani 80 Tuntas
20. Melda Kartika 80 Tuntas
21. Mita Tri Adi Winata 98 Tuntas
22. Monicca Maya Gita 82,5 Tuntas
23. Muhammad Mahdi 87,5 Tuntas
24. Muhammad Naufal Ashabi 84 Tuntas
25. N. Vista Danur Hara 85 Tuntas
26. Neni Triyana 82,5 Tuntas
27. Putri Intan Nurhidayati R. 85 Tuntas
28. Raga Prana Digda 82 Tuntas
29. Riko Saputro 75 Tuntas
30. Ristra Ludvi Lukitosari 85 Tuntas
31. Sausan Ali Sungkar 77,5 Tuntas
32. Triana Arfiyastuti 90 Tuntas
33. Yusuf Fajar Kurniawan 80 Tuntas
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu meningkat-kan keaktifan
siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan keaktif-an siswa antara
sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran ko-operatif tipe jigsaw. Pada
siklus 3 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswa pada aspek Visual Activities
100%, Oral Activities 93,94%, Listening Activities 100%, dan Writing Activities
93,94%, apabila dicermati lebih jauh, pada tabel memperlihatkan bahwa
ketercapaian keaktifan sebelum penelitian dan sesudah penelitian, baik siklus 1,
siklus 2, maupun siklus 3 mengalami perubahan yang meningkat. Pada siklus 3,
semua indikator sudah memenuhi ketercapaian 75%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu
meningkatkan ketuntasan belajar, sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 9 siswa atau sebanyak
27,27%, setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus 1,
jumlah siswa yang telah tuntas meningkat menjadi 14 siswa atau 42,42%, pada
siklus 2 jumlah siswa yang telah tuntas kembali meningkat sebanyak 23 siswa
atau 69,70%, sedangkan pada siklus 3, jumlah siswa yang telah tuntas menjadi
30 siswa atau 90,91%, dengan melihat data tersebut, indikator ketercapaian
sebesar 75% sudah tercapai.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus 3,
peneliti masih menemukan beberapa kelemahan dalam penerapan pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw, kelemahan pada siklus 3 diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Dari segi guru, guru kurang teliti dengan perhitungan waktu diskusi,
sehingga waktu yang diberikan telalu banyak.
2) Dari segi siswa, masih ada beberapa siswa yang pasif dan kurang berani
mengutarakan pendapatnya dalam kelompok diskusi.
3) Masih ada siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan belajar
sebanyak 3 orang.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Guru hendaknya lebih teliti dalam memperhitungkan waktu bagi siswa
untuk berdiskusi sehingga waktu yang digunakan bisa lebih efektif dan
efisien.
2) Guru memberikan lebih banyak motivasi bagi siswa agar mereka berani
mengutarakan pendapat dalam kelompok dan tidak minder dengan
teman yang lainnya.
3) Guru memberi tugas individu bagi siswa yang belum memenuhi standar
ketuntasan belajar, mereka diberi soal dan mengerjakan di depan kelas.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3,
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dan ketuntasan belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1:
Gambar 4. 1 Grafik Peningkatan Keaktifan dan Ketuntasan Belajar
Gambar 4. 1 menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dari
siklus 1, 2, dan berlanjut ke siklus 3 dapat meningkatkan keaktifan dan ketuntasan
belajar siswa XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Grafik peningkatan keaktifan dan
ketuntasan belajar memberikan informasi bahwa pada siklus 1 diperoleh hasil tingkat
keaktifan siswa pada aspek Visual Activities 69,70%, Oral Activities 39,39%, Listening
Activities 78,79%, dan Writing Activities 63,64%, hal ini menunjukkan bahwa belum
semua aspek keaktifan siswa mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan,
yaitu 75%. Dari keempat aspek keaktifan siswa, baru satu aspek keaktifan saja yang
mencapai indikator ketercapaian, yaitu aspek Listening Activities. Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu meningkatkan ketuntasan belajar,
pada gambar 4. 1 diinformasikan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 sebesar
42,42% atau sebanyak 14 siswa, walaupun jumlahnya masih sangat jauh dari
ketercpaian 75%, namun ketuntasan belajar siswa sudah menunjukkan adanya
peningkatan dibandingkan dengan ketuntasan belajar pada saat pra siklus yang hanya
27,27% atau sebanyak 9 siswa.
Pada siklus 2 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswa pada aspek Visual
Activities 81,82%, Oral Activities 87,88%, Listening Activities 84,85%, dan Writing
Activities 78,79%, hal ini menunjukkan bahwa semua aspek keaktifan siswa pada siklus
2 sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Peningkatan juga
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%120.00%
VisualActivities
OralActivities
ListeningActivities
WritingActivities
KetuntasanBelajar
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
terjadi pada hasil ketuntasan belajar siswa, jika pada siklus 1 hasil ketuntasan belajar
siswa hanya sebesar 42,42%, maka pada siklus 2 jumlahnya meningkat menjadi
69,70% atau sebanyak 23 siswa. Hasil ketuntasan belajar siswa tersebut memang masih
belum memenuhi indikator ketercapaian sebesar 75%, namun sudah ada peningkatan
sebesar 27,28% dari siklus sebelum-nya.
Pada siklus 3 diperoleh hasil tingkat keaktifan siswa pada aspek Visual
Activities 100%, Oral Activities 93,94%, Listening Activities 100%, dan Writing
Activities 93,94%, hal ini menunjukkan bahwa semua aspek keaktifan siswa sudah
mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Hasil ketuntasan belajar siswa
menunjukkan adanya peningkatan kembali menjadi 90,91% atau sebanyak 30 siswa,
hal ini menunjukkan bahwa ketercapaian ketuntasan belajar sebesar 75% sudah
tercapai.
D. Pembahasan
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1, 2, dan 3 menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan
ketuntasan belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat Stahl dalam Isjoni yang menyatakan,
“Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan me-ningkatkan
sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial” (2009: 12).
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan. Sebelum melaksanakan siklus 1,
peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Batik 1
Surakarta, dari hasil survey tersebut, peneliti menemu-kan bahwa keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 4 pada mata pelajaran akuntansi masih kurang optimal, oleh
karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi untuk
mengatasi permasalahan tersebut dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Pada siklus 1, peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran
akuntansi untuk kelas XI IPS, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pembelajaran (RPP) dengan materi jurnal penyesuaian lengkap dengan skenario
pembelajaran. Setelah perangkat siap, peneliti bersama guru merencanakan bahwa
siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Penerapan pembelajaran ko-operatif
tipe jigsaw pada siklus 1 berjalan cukup baik, walaupun masih banyak siswa terlihat
belum aktif. Dari hasil pengamatan masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, misalnya saja, siswa masih segan
untuk mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi, hasil ketuntasan belajar pun
masih jauh dari ketercapaian 75%, jumlah siswa yang memenuhi standar ketuntasan
belajar sebesar 42,42% atau sebanyak 14 siswa, walaupun masih sedikit, jumlah ini
sudah meningkat dibandingkan sebelum pe-nerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang hanya 9 siswa atau sebesar 27,27%. Oleh karena itu, peneliti bersama guru
mata pelajaran akuntansi mencari solusi dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran siklus 2 untuk meng-atasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi siklus 1.
Materi pelajaran yang digunakan pada siklus 2 adalah kertas kerja yang
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif daripada siklus sebelumnya, hanya saja
mereka masih sulit berkomunikasi dalam berpresentasi, hasil ketuntasan belajar juga
meningkat, namun belum memenuhi indikator ketercapaian, jumlah siswa yang
memenuhi standar ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa atau sebesar 69,70%. Hal ini
membuat peneliti dan guru kembali mencari solusi dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus 3 untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus 2.
Memasuki siklus 3, materi yang dipelajari siswa adalah laporan keuangan
yang juga dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan
selama proses pembelajaran, siswa terlihat semakin antusias untuk belajar dan
berdiskusi dalam kelompok mereka. Hal ini mendorong mereka untuk lebih memahami
materi yang diajarkan, sehingga ketuntasan belajar yang diraih dapat optimal dan
memenuhi ketercapaian 75%, jumlah siswa yang memenuhi standar ketuntasan belajar
sebanyak 30 siswa atau sebesar 90,91%. Masalah yang dihadapi pada pembelajaran
akuntansi sudah dapat diatasi dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
yang berkesinambungan, sehingga mening-katkan pemahaman, mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran, meningkat-kan keterampilan siswa dalam berdiskusi, dan
meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan melalui siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang menarik minat
dan perhatian siswa, sehingga keaktifan dan prestasi belajar mereka juga meningkat. Di
samping itu, peneliti juga dapat memberikan masukan mengenai inovasi pembelajaran
yang efektif, menarik, dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Meningkatkan Keaktifan
Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Akuntansi pada Kelas XI IPS 4
SMA Batik 1 Surakarta
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-
masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi tindakan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpul-an bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkat-kan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan
sikap siswa dalam proses pembelajaran, di-antaranya, siswa terlihat semakin
antusias dalam mengikuti pembelajaran, kerjasama antar siswa semakin baik,
siswa menjadi lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapat maupun
bertanya di hadapan teman-temannya. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada
guru sehingga dapat membentuk kemandirian belajar siswa dengan seringnya
mencari informa-si dan bertukar pendapat dengan siswa lain.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktif-an
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang mengalami pe-
ningkatan setiap siklusnya. Sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, keaktifan siswa masih rendah, hal ini dapat terlihat dari aspek Visual
Activities 36,36%, Oral Activities 27,27%, Listening Activities 30,30%, dan
Writing Activities 39,39%. Pada penelitian siklus 1 terdapat peningkatan hasil
keaktifan pada aspek Visual Activities 69,70%, Oral Activities 39,39%,
Listening Activities 78,79%, dan Writing Activities 63,64%, hal ini
menunjukkan bahwa belum semua aspek keaktifan siswa mencapai indikator
ketercapaian yang telah ditentukan, yaitu 75%, dari keempat aspek keaktifan
siswa, baru satu aspek keaktifan saja yang men-capai indikator ketercapaian,
yaitu aspek Listening Activities. Pada siklus 2 diperoleh hasil tingkat keaktifan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
siswa pada aspek Visual Activities 81,82%, Oral Activities 87,88%, Listening
Activities 84,85%, dan Writing Activities 78,79%, hal ini menunjukkan bahwa
semua aspek keaktifan siswa pada siklus 2 sudah mencapai indikator
ketercapaian yang telah ditentukan. Pada siklus 3 diperoleh hasil tingkat
keaktifan siswa pada aspek Visual Activities 100%, Oral Activities 93,94%,
Listening Activities 100%, dan Writing Activities 93,94%, hal ini menunjukkan
bahwa semua aspek keaktifan siswa sudah mencapai indikator ketercapaian
yang telah ditentukan.
2. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Meningkatkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta
Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa sebelum dan sesudah
penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pem-belajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Sebelum
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa yang telah tuntas hanya
sebesar 27,27% atau sebanyak 9 siswa, pada pelaksanaan siklus 1, siswa yang
tuntas menjadi 42,42% atau sebanyak 14 siswa, pada siklus 2, siswa yang tuntas
juga mengalami peningkatan men-jadi 69,70% atau sebanyak 23 siswa, dan
pada pelaksanaan siklus 3 kem-bali terjadi peningkatan terhadap hasil
ketuntasan belajar siswa menjadi 90,91% atau sebanyak 30 siswa. Peningkatan
hasil ketuntasan belajar pada mata pelajaran akuntansi tersebut terjadi setelah
guru melakukan beberapa upaya yang dikemas dalam tiga siklus tindakan
sebagai berikut:
a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses
pembelajaran.
b. Guru mengefektifkan siswa dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi
intensif dengan bimbingan guru.
c. Guru memberikan motivasi dan perhatian pada siswa sehingga siswa
terpacu semangatnya dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling
berhubungan satu sama lain, faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru
maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
menyampaikan materi, mengembangkan strategi dan metode peng-ajaran,
mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta dalam
memotivasi semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar,
sedangkan faktor yang berasal dari siswa antara lain, antusias dan keaktifan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi, baik dalam diskusi
kelompok maupun presentasi.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan ke-aktifan
dan ketuntasan belajar siswa. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran, di samping itu dapat menjadikan siswa lebih aktif dan mengubah
pandangan siswa bahwa pembelajaran akuntansi yang membosankan menjadi
menarik dan menyenangkan. Guru sebaiknya me-miliki kemampuan untuk
mengajak siswa agar dapat berkomunikasi dengan baik sehingga tidak malu
untuk bertanya maupun menyampaikan pendapatnya.
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru mata pelajaran akuntansi diharapkan dapat menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw atau pembelajaran lain yang relevan
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan
mudah diterima oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
b. Guru perlu menambah wawasannya tentang berbagai pendekatan
pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih me-narik dan
siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas.
c. Ada baiknya guru selalu meningkatkan kemampuan mengembang-kan
dan menyampaikan materi, serta kemampuan dalam mengelola kelas.
2. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan dapat lebih berperan aktif dan berani dalam
mengemukakan pendapat atau pemikirannya selama proses pem-
belajaran berlangsung sehingga pembelajaran dapat berjalan se-cara
efektif dan efisien.
b. Siswa diharapkan memiliki keinginan untuk berusaha mencari sendiri
sumber belajar yang lain, tidak hanya menganggap guru sebagai pusat
informasi.