64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PE DAN KOMBINA TENDAN UNIVE JURUSAN P FAKULT i ENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRI ASI ZIG–ZAG-TEKNIK TERHADAP KE NGAN SABIT PESILAT PUTRA JPOK F ERSITAS SEBELAS MARET SURAKART TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: MUHAD FATONI K5608018 PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEH TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 INT-TEKNIK ECEPATAN FKIP TA HATAN KAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

  • Upload
    phamthu

  • View
    242

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRINT

DAN KOMBINASI ZIG

TENDANGAN SABIT PESILAT PUTRA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRINT

AN KOMBINASI ZIG–ZAG-TEKNIK TERHADAP KECEPATAN

TENDANGAN SABIT PESILAT PUTRA JPOK FKIP

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:MUHAD FATONI

K5608018

PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRINT-TEKNIK

TERHADAP KECEPATAN

FKIP

SURAKARTA

PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Muhad Fatoni

NIM : K5608018

Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

LATIHAN KOMBINASI SPRINT-TEKNIK DAN KOMBINASI ZIG–ZAG-

TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT

PUTRA JPOK FKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Muhad Fatoni

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRINT-TEKNIK

DAN KOMBINASI ZIG–ZAG-TEKNIK TERHADAP KECEPATAN

TENDANGAN SABIT PESILAT PUTRA JPOK FKIP

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2012

Oleh:

MUHAD FATONI

K5608018

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan

untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Muhad Fatoni. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN KOMBINASI SPRINT-TEKNIK DAN ZIG-ZAG-TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT PUTRA JPOK FKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan Pengaruh Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat Putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. (2) Latihan manakah yang lebih baik pengaruhnya antara Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan Kombinasi Zig-Zag Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat Putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subyek dari penelitian ini adalah pesilat putra pembinaan prestasi pencak silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2012 berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecepatan tendangan sabit 10 detik. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Ada Perbedaan Pengaruh antara Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan Kombinasi Zig-Zag Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat Putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2012. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung

sebesar 2.242 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan n=10 sebesar 2.228. (2) Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan Kecepatan Tendangan Sabit daripada Latihan Kombinasi Sprint-Teknik pada Pesilat Putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. Kelompok 1 (kelompok yang diberi perlakuan latihan kombinasi sprint-teknik) memiliki peningkatan 3,67% lebih kecil daripada kelompok 2 (kelompok yang diberi perlakuan latihan kombinasi zig-zag teknik) yaitu 14,40%.

Kesimpulan peneitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh antara latihan kombinasi sprint-teknik dan latihan kombinasi zig-zag teknik terhadap kecepatan tendangan sabit pada pesilat putra Pembinaan Prestasi Pencak Silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. (2) Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan tendangan sabit daripada latihan kombinasi sprint-teknik pada pesilat putra Pembinaan Prestasi Pencak Silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Muhad Fatoni. DIFFERENCE EFFECT OF EXERCISE COMBINATION SPRINT-TECNIQUE AND ZIG-ZAG-TECNIQUE CONCERNING THE SPEED IN SABIT KICK OF THE FIGHTER JPOK FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION SURAKARTA ELEVEN MARCH IN YEARS 2012.Minithesis, University Of Surakarta Eleven March. July 2012

The purpose of research was to determine: (1) the difference effectsbetween the Exercise Sprint-Tecnique Combination and Zig-Zag-Tecnique Combination concerning the Speed in Sabit Kick of the Fighter JPOK Faculty of Teacher Training and Education Surakarta Eleven March in years 2012. (2) the better effect betwen Exercise Sprint-Tecnique Combination and Zig-Zag-Tecnique Combination concerning the Speed in Sabit Kick of the Fighter JPOK Faculty of Teacher Training and Education surakarta eleven march in years 2012.

This research use experimental methods. The subject of this study research is all fighter’s son of JPOK Faculty of Teacher Training and Education surakarta eleven march in years 2012 amounted 20 people or fighter’s. Data collection tecnique used a test and measurement of kick sabit speed in 10 second. Data analysis tecniques used by the t test with 5 % significance.

Research result is: (1) There is a Difference between the Exercise Sprint-Tecnique Combination and Zig-Zag-Tecnique Combination concerning the Speed in Sabit Kick of the Fighter JPOK Faculty of Teacher Training and EducationSurakarta Eleven March in years 2012 (tcount 2.240 > ttable 2.228) with 5 % significance. (2) The Exercise Zig-Zag-Tecnique combination have a better effect than Sprint-Tecnique Combination concerning the speed in sabit kick of the fighter JPOK Faculty of Teacher Training and Education Surakarta Eleven March in years 2012. Group 1 (the group was treated with sprint-tecnique combination) has increasing 3,67% less than group 2 (group was treated with zig-zag-tecnique combination) of 14,40%.

Conclusions of the reserch is: (1) There is a Difference between the Exercise Sprint-Tecnique Combination and Zig-Zag-Tecnique Combination concerning the Speed in Sabit Kick of the Fighter JPOK Faculty of Teacher Training and Education Surakarta Eleven March in years 2012. (2) The Exercise Zig-Zag-Tecnique combination have a better effect than Sprint-Tecnique Combination concerning the speed in sabit kick of the fighter JPOK Faculty of Teacher Training and Education Surakarta Eleven March in years 2012.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

Juara adalah perjuangan dan doa (penulis)

Fastabiqul khoirot, berlomba-lombalah dalam kebaikan

Di dalam hati manusia ada kegelisahan dan tidak akan tenang dan damai

kecuali berlindung kepada Allah (Ibnu Qoyyum)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk :

Bapak dan IbuDoamu yang tak pernah terputus, cucuran keringat dan peluh yang tulus untuk anakmu ini, semua ini membuat anakmu ini bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang dan cinta yang seindah ketulusan dan ridhomu.

Sri Wahyuni , Aris Setyowati, Arin Hidayanti sekeluargaTerimaksih atas segala nasehat dan bimbinganmu dalam mengarungi hidup, memiliki kalian adalah harta yang tak usang oleh jaman.

Teman-teman RANDUBUTISegala penat dan lelah seakan lenyap ketika berjumpa dan bersua bersama kalian, terimakasih telah mengajarkanku tentang arti persahabatan dan indahnya puncak.

Shifu Nur Subekti, teman-teman PP Pencak Silat, dan UKM Tapak Suci, yang telah mendidikku dalam pencak silat

Teman teman pink house yang selalu mendukung disegala perjuangan

Ardhika, Beny, Bangga, dan teman-teman seperjuangan di kota tercinta BLITAR

Anik Yuliyani Teman hidup paling berarti yang selalu mendampingi penulis dalam suka dan duka

Teman-teman Penkepor angkatan 2008

Almamater

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, kekuatan dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimaksih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan kepelatihan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra.Ismaryati, M.Kes, selaku pembimbing I yang selalu memberikan

motivasi, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Slamet Riyadi, S.Pd, M.Or, selaku pembimbing II yang selalu memberikan

motivasi dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dosen pengampu Pembinaan Prestasi Pencak Silat yang telah memberi

kesempatan dan ijin dalam melaksanakan penelitian ini.

7. Teman-teman PP Pencak Silat JPOK UNS Tahun 2012 yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian.

Semoga amal baik tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT, dan

semoga karya ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 2

B. Identifikasi Masalah.................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5

D. Rumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian...................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka............................................................ .......... 8

B. Kerangka Berpikir.......................................................... .......... 26

C. Hipotesis................................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 33

B. Rancangan Penelitian.................................................................. 33

C. Subjek Penelitian........................................................................ 35

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

D. Pengumpulan Data ................................................................... 35

E. Validasi Instrumen Penelitian .................................................. 35

F. Analisis Data ............................................................................ 35

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 36

A. Deskripsi Data.......................................................................... 36

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................ 37

C. Pengujian Hipotesis................................................................... 41

D. Pembahasan Hasil Analisis Data.............................................. 43

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN..................................... 46

A. Simpulan................................................................................... 46

B. Implikasi.................................................................................... 46

C. Saran......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 50

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Analisis Biomekanika Tendangan Sabit ................................................ 13

2 Otot-otot yang terdapat pada Tungkai Atas ........................................... 14

3a Otot Tungkai Bawah dilihat dari Depan................................................ 15

3b Otot Tungkai Bawah dilihat dari Belakang........................................... 15

4 Sistem Energi ........................................................................................ 16

5 Ilustrasi Keterkaitan Kemampuan Biomotorik ...................................... 20

6 Model Latihan Kombinasi Sprint-teknik ............................................... 23

7 Model Latihan Kombinasi Zig-zag-teknik............................................. 25

8 Skema Kerangka Pemikiran................................................................... 31

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Deskripsi Data Hasil Tes Awal pada Kelompok 1 dan 2....................... 36

2 Deskripsi Data Hasil Tes Akhir pada Kelompok 1 dan 2 ...................... 36

3 Hasil Uji Reliabilitas Tes ....................................................................... 37

4 Tabel Range Kategori Reliabilitas ......................................................... 37

5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data.................................................. 38

6 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data...................................... ........ 39

7 Rangkuman Hasil Uji Beda Tes Awal

antara Kelompok 1 dan Kelompok 2...................................................... 39

8 Rangkuman Hasil Uji Beda Tes Akhir

antara Kelompok 1 dan Kelompok 2...................................................... 40

9 Rangkuman Hasil Uji Beda Presentase

Peningkatan antara Kelompok 1 dan Kelompok 2................................. 41

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Petunjuk Pelaksanaan Tes.. .................................................................. 50

2 Program Latihan Kombinasi

Sprint-tenik dan Zig-zag-Teknik.......................................................... 52

3 Jadwal Treatment Pesilat ..................................................................... 54

5 Daftar Nama Subjek Penelitian............................................................ 55

6 Presensi Subjek Penelitian .................................................................. 56

7 Data Hasil Tes Awal ............................................................................ 58

8 Pembagian Kelompok Berdasarkan Tes Awal..................................... 59

9 Data Hasil Tes Akhir............................................................................ 60

10 Tabulasi Data Hasil Penelitian ............................................................. 61

11 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Awal................................................. 62

12 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Akhir ................................................ 63

13 Perhitungan Uji Normalitas ................................................................. 64

14 Perhitungan Uji Beda Tes Awal (Pretest) ............................................. 66

15 Perhitungan Uji Beda Tes Akhir (Posttes) ............................................ 67

16 Dokumentasi Penelitian (Tes Dan Treatment)...................................... 68

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencak silat adalah hasil budaya manusia indonesia untuk membela atau

mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan intregitasnya (manunggalnya)

terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup

guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seiring dengan

kemajuan jaman pencak silat kini telah menjadi salah satu cabang olahraga yang

ikut berkembang ke ranah olahraga prestasi, yang telah dipertandingkan di

berbagi even, baik nasional maupun internasional. Ada dua kategori pertandingan

pencak silat olahraga, kategori tersebut adalah kategori TGR (Tunggal, Ganda,

Regu), dan Kategori Tanding.

Dari dua kategori pertandingan pencak silat tersebut, kategori tanding

adalah salah satu kategori yang selalu menjadi primadona dalam setiap even

ataupun pertandingan yang diselenggarakan. Pencak silat kategori tanding adalah

pertandingan pencak silat yang mempertandingkan dua orang pesilat dari dua

kubu yang berbeda, mereka saling beradu teknik, taktik, fisik, dan mental dalam

aturan yang telah ditentukan untuk memperoleh nilai atau poin sehingga dapat

memenangkan pertandingan.

Dalam pertandingan pencak silat kategori tanding pesilat dituntut untuk

mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengatasi segala sesuatu yang dapat

terjadi di dalam gelanggang. Mengingat pencak silat kategori tanding merupakan

pertandingan yang full body contact sehingga komponen dan kualitas fisik pesilat

akan sangat menentukan dalam setiap pertandingan yang dijalani. Situasi

pertandingan pencak silat berlangsung dalam intensitas tinggi, aktivitas

penampilan dalam satu gebrakan terdiri dari (1) sikap pasang, (2) pola langkah,

(3) serang bela, dan (4) kembali sikap pasang. Pertandingan terdiri dari tiga babak

dan setiap babak berlangsung dalam waktu 2 menit bersih, waktu istirahat antar

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

babak satu menit, menunjukkan bahwa kondisi stamina pesilat juga akan sangat

berpengaruh dalam pertandingan.

Komponen fisik yang diperlukan dalam pencak silat diantaranya adalah

kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahan,dan koordinasi. Selain dari

kualitas fisik, pencak silat juga memerlukan kualitas teknik. Baiknya kemampuan

teknik tanpa ditunjang dengan kualitas fisik yang memadai, maka pesilat akan

sulit mencapai prestasi maksimal, begitu juga sebaliknya. Sehingga diantara

komponen-komponen biomotor yang satu dengan yang lainnya saling

berhubungan. Teknik dalam bertanding pencak silat secara garis besar dibedakan

menjadi dua, yaitu teknik serangan dan teknik bertahan atau belaan. Serangan

dalam pertandingan pencak silat, pada prinsipnya adalah melakukan gerakan

pukulan atau tendangan pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan belaan

dalam pencak silat pada prinsipnya adalah melakukan hindaran, elakan ataupun

tangkapan terhadap serangan lawan untuk selanjutnya melakukan balasan maupun

bantingan. Untuk itu, serangan dalam pertandingan pencak silat harus dilakukan

dengan cepat agar lawan tidak dapat melakukan elakan, hindaran, dan tangkapan.

Sebaliknya, elakan, hindaran, dan tangkapan dalam pencak silat harus dilakukan

dengan cepat pula sehingga pesilat dapat melakukan balasan maupun bantingan.

Menurut peraturan pertandingan hasil MUNAS IPSI XI (2003: 10)

serangan yang dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dengan

menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga, dan tersusun

dalam koordinasi teknik serangan yang baik. Dengan demikian, dalam pencak

silat kategori tanding diperlukan kemampuan teknik yang baik sehingga pesilat

dapat meraih prestasi dan nilai teknik yang baik pula.

Dalam pertandingan pencak silat, pesilat dengan kemampuan teknik yang

baik akan lebih diuntungkan karena akan mudah dalam memperoleh nilai. Salah

satu teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai adalah tendangan sabit.

Dari penelitian yang pernah dilakukan dalam berbagai even pertandingan,

tendangan sabit menempati urutan kedua dalam teknik yang paling sering

dilakukan oleh pesilat untuk memperoleh nilai. Tendangan sabit mempunyai nilai

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

teknik 2, lebih banyak dari serangan yang menggunakan lengan (pukulan) yang

hanya mempunyai nilai teknik 1.

Tendangan sabit dapat digunakan untuk meneyerang dan bertahan

kemudian melakukan serangan balik (counter attack) maupun serangan secara

beruntun. Karakteristik tendangan sabit yang menyerupai busur, tendangan

mengarah ke bagian medial tubuh, sehingga mudah dilakukan dan tidak

menimbulkan efek dorongan pada sasaran, memungkinkan pesilat melakukan

lebih dari satu tendangan dalam satu kali gebrakan/serangan. Untuk memperoleh

nilai sebanyak-banyaknya dari tendangan sabit dibutuhkan kemampuan fisik yang

memadai.

Teknik tendangan sabit dalam pencak silat sangat dipengaruhi oleh

kualitas fisik dan kemampuan biomotor yang dimiliki oleh pesilat. Komponen

biomotor dalam pencak silat saling terkait satu sama lain, sehingga akan

memberikan warna tersendiri dalam mendukung penampilan pesilat saat

melakukan serang bela. Komponen biomotor atlet dipengaruhi oleh faktor

genetik, atau bawaan lahir. Semakin baik komponen biomotor yang dimiliki atlet

maka akan menunjang kualitas keterampilan dan fisik atlet.

Tendangan yang baik adalah tendangan yang keras, cepat, dan lincah.

Keras tanpa disertai kecepatan maka tendangan akan mudah diantisipasi lawan,

begitu juga dengan tendangan yang cepat tanpa disertai kelincahan maka akan

sulit untuk mengenai sasaran. Mengingat pencak silat adalah olahraga yang mana

pola geraknya bersifat ke segala arah, sehingga dibutuhkan mobilitas tinggi untuk

dapat menyelesaikan sebuah pertandingan. Selain kualitas fisik dan komponen

biomotor, kemampuan tendangan sabit juga dipengaruhi oleh jenis otot yang

dimiliki oleh pesilat, terutama otot yang berada di tungkai.

JPOK FKIP UNS sendiri mempunyai pembinaan prestasi pencak silat

yang merupakan wadah dari para pesilat di JPOK untuk mengembangkan diri dan

berlatih. Pesilat dari pembinaan prestasi merupakan penyumbang prestasi yang

konsisten khususnya dalam bidang pencak silat dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Pesilat level 1 yang ada di pembinaan prestasi sebagian telah

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memperkuat tim Pelatda Pencak Silat Jawa Tengah yang akan berlaga dalam

Pekan Olahraga Nasional (PON). Namun untuk pesilat level 2 dan 3 kemampuan

dan kematangannya masih perlu ditingkatkan, untuk itu pesilat level 2 dan 3 akan

dijadikan subjek dan pembahasan dalam penelitian ini.

Hal itu berdampak pada prestasi yang kurang maksimal, sebagai contoh

dalam setiap latihan yang dilakukan ataupun pertandingan dalam kejuaraan yang

diikuti, hasilnya belum maksimal. Dari observasi yang dilakukan pada saat

latihan, banyak pesilat putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

memiliki kemampuan tendangan yang kurang baik. Hal ini terbukti pada saat

melakukan tendangan pada punch box tendangan tidak menghasilkan suara yang

keras. Sedangkan pada saat pertandingan, seperti yang baru-baru ini dalam

Kejurnas PPLM, data yang diperoleh menggambarkan prestasi pesilat UNS masih

belum maksimal, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kurang

baiknya kemampuan biomotor pesilat. Karena itu banyak pesilat yang terjatuh

karena tendangannya mudah ditangkap dan dijatuhkan oleh lawan. Selain itu

dengan kemampuan tendangan yang kurang baik banyak serangan dari pesilat

yang mudah dibaca dan diantisipasi oleh lawan. Maka kondisi tersebut akan

merugikan atlet dan perlu mendapatakan perhatian yang lebih khususnya

peningkatan yang merujuk pada kemampuan tendangan sabit pesilat putra JPOK

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas , maka penelitian

ini mengambil judul “ Perbadaan Pengaruh Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan

Latihan Kombinasi Zig–Zag-Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pesilat

Putra JPOK FKIP UNS Tahun 2012”

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan teknik dan fisik pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta masih belum memenuhi harapan.

2. Kecepatan tendangan sabit pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta perlu ditingkatkan.

3. Belum diketahui apakah Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan

Kombinasi Zig-Zag-Teknik dapat meningkatkan kecepatan tendangan sabit

pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Belum diketahui latihan manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan

kombinasi sprint-teknik dan kombinasi zig–zag-teknik terhadap kecepatan

tendangan sabit pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah maka permasalahan dalam

penelitian ini perlu dibatasi, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Belum diketahui apakah Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan

Kombinasi Zig-Zag-Teknik dapat meningkatkan kecepatan tendangan sabit

pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Belum diketahui latihan manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan

kombinasi sprint-teknik dan kombinasi zig–zag-teknik terhadap kecepatan

tendangan sabit pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang

dikemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan

Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik terhadap kecepatan tendangan sabit

pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012?

2. Latihan manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan kombinasi

sprint-teknik dan kombinasi zig–zag-teknik terhadap kecepatan tendangan

sabit pesilat putera Pembinaan Prestasi Pencak Silat JPOK Universitas

Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan Kombinasi Sprint-

Teknik dan Latihan Kombinasi Zig-Zag-Teknik terhadap kecepatan

tendangan sabit pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2012.

2. Untuk mengetahui latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan

kombinasi sprint-teknik dan kombinasi zig – zag-teknik terhadap kemampuan

tendangan sabit pesilat putera JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan yang

berarti dan berguna dalam kepelatihan olahraga khususnya pencak silat. Adapun

manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : .

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan teknik atlet

pencak silat khususnya pada pesilat JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta Tahun 2012

2. Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang

pengaruh latihan kombinasi sprint-teknik dan kombinasi zig–zag-teknik

terhadap kemampuan tendangan sabit pesilat putra JPOK FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012.

3. Dapat digunakan sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan

biomotor khususnya kecepatan tendangan dalam olahraga pencak silat.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pencak Silat Kategori Tanding

Pencak silat adalah seni beladiri asli indonesia yang terlahir dari budaya

luhur bangsa untuk membela diri dan memepertahankan diri dalam keadaan yang

di butuhkan. Orang yang mempelajari atau menguasai pencak silat sering disebut

dengan sebutan pesilat atau pendekar. Pencak silat adalah hasil budaya manusia

indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan

intregitasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk

mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa (PB. IPSI: 1975).

Seiring dengan kemajuan dunia olahraga maka pencak silat menjadi salah

satu cabang olahraga yang ikut berkembang ke ranah olahraga prestasi yang telah

dipertandingkan di berbagi even, baik nasional maupun internasional. Ada dua

kategori pertandingan pencak silat olahraga, kategori tersebut adalah kategori

TGR (Tunggal, Ganda, Regu), dan Kategori Tanding.

Kategori tanding adalah kategori yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur-unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis, mengelak, mengena, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, untuk mendapatkan nilai terbanyak (Munas IPSI 2007: 3)

Keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam pencak silat memang

memiliki karakteristik yang berbeda dengan cabang beladiri lainnya. Mengingat

pencak silat merupakan budaya bangsa sehingga unsur seni dan budaya masih

terus dipertahankan sesuai dengan kategorinya. Seorang pesilat tidak akan

mendapatkan nilai dalam pertandingan pencak silat jika tidak melalui proses sikap

pasang, adanya pola langkah, kemudian melakukan serang bela dan kembali ke

sikap pasang dalam satu rangkaian yang tak terpisahkan. Jadi aspek keterampilan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dasar tersebut menjadi mutlak dikuasai oleh calon pesilat agar dalam proses

pembinaan ke tingkat yang lebih tinggi dapat berkesinambungan. Adapun

karakteristik aktivitas olahraga pencak silat kategori tanding adalah sebagai

berikut:

a) Aktivitas fisik dilakukan secara selang seling, sehingga dapat dikatakan

bahwa aktivitas tersebut terdapat waktu antara istirahat dengan waktu

gebrakan satu ke gebrakan berikutnya.

b) Aktivitas dilakukan dengan cepat dan penuh tenaga.

c) Aktivitas dilakuakan dalam beberapa gebrakan dan dilakukan secara terus

menerus dalam bentuk seri.

Selain keterampilan dasar sebagai landasan yang harus dikuasai oleh

pesilat, kualitas dari kondisi fisik pesilat juga harus dapat memenuhi standar

norma dalam pencak silat. Mengingat pencak silat adalah olahraga full body

contact, dimana pertandingan pencak silat dilakukan dalam intensitas tinggi

sehingga kemungkinan terjadinya cedera relatif besar. Pertandingan pencak silat

dilakukan dalam tiga babak, setiap babak berlangsung selama 2 menit, dan waktu

istirahat antar babak adalah 1 menit. Untuk itu jelas diperlukan kualitas kondidsi

fisik dan komponen biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan

dalam pencak silat adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahan

dan koordinasi (Awan Hariono 2007: 72). Namun hal ini bukan berarti komponen

biomotor yang lain tidak diperlukan dalam pencak silat, miasalnya seperti

keseimbangan dan daya tahan. Semua itu merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan dalam olahraga pencak silat. Selain itu aspek psikis atau mental

juga sangat diperlukan untuk menunjang penampilan seorang pesilat baik di

dalam gelanggang maupun di luar gelanggang.

a. Kebutuhan Fisik Pencak Silat Kategori Tanding

Pada pembinaan pencak silat, pembentukan unsur-unsur fisik antara lain

meliputi: latihan daya tahan (endurance), latihan kekuatan otot (muscle strenght),

latihan kecepatan (speed), latihan tenaga ledak (muscle explosive power), latihan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ketangkasan (agility), latihan kelentukan (flexibility), latihan keseimbangan

(balance) (Joko Subroto, 1994: 22).

Tujuan utama persiapan fisik menurut Bompa (1994: 50) adalah untuk

meningkatkan potensi fungsional dan mengembangkan kemampuan biomotor ke

standar yang paling tinggi.

Di samping itu, latihan fisik bertujuan agar pesilat dalam penggunaan

teknik, taktik, dan mental dapat dilakukan dengan mudah, mantap, baik dan benar,

serta memiliki daya tahan tubuh yang baik dalam melakukan pertandingan tanpa

mengalami gangguan fisik baik anatomis maupun fisiologis (Joko Subroto 1994:

22).

Apabila kondisi fisik pesilat sudah baik maka dalam penerapan teknik-

teknik pencak silat akan dilakukan dengan reaksi cepat, lincah, bertenaga, serta

dapat dilakukan dalam tempo yang lama. Pada tes keterampilan pencak silat

komponen unsur-unsur fisik yang terlibat adalah: power, kecepatan bergerak,

daya tahan anaerobik, keseimbangan, dan koordinasi gerak. Hal ini sesuai dengan

karakteristik dan sifat dalam pertandingan pencak silat.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan secara kalkulatif kebutuhan fisik

olahraga pencak silat menurut Haris Nugroho (2012: 4) sebagai berikut :

Aktivitas WaktuSerang belaRecovery antar gebrakanSikap pasang dan pola langkahIn play/gebrakan1 babak1 pertandingan

4 detik8 detik10 detik22 detik3 menit

11 menit

b. Unsur-Unsur Teknik Pencak Silat Kategori Tanding

Unsur teknik yang dibutuhkan oleh pesilat kategori tanding diantaranya

adalah: teknik serangan (lengan dan kaki), dan teknik belaan (lengan, kaki, dan

jatuhan).

Menurut Muharnanto (1993: 89), teknik yang perlu dikembangkan dalam

pencak silat meliputi: (1) teknik serangan, (2) teknik jatuhan, (3) teknik kuncian,

(4) teknik belaan, (5) sikap pasang dan kembangan. Berdasarkan pendapat dari

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

beberapa pakar pencak silat diatas, maka unsur unsur teknik pencak silat meliputi:

(1) teknik pukulan, (2) teknik tendangan, (3) teknik jatuhan, (4) teknik kuncian.

Menurut Januarno (1989: 70) unsur-unsur teknik pencak silat meliputi:

(1) serangan dengan menggunakan lengan, (2) serangan dengan menggunakan

tungkai/kaki, (3) teknik pembelaan, (4) teknik menjatuhkan, dan (5) teknik

mengunci. Hal ini sesuai dengan teknik dan taktik olahraga pencak silat antar

bangsa oleh PB IPSI (1989: 4-5) yang menyatakan:

1. Serangan dengan tangan atau pukulan dapat dilakukan dengan cara tangan mengepal, setengah mengepal, atau terbuka serta dengan siku.

2. Serangan dengan tungkai/kaki dapat dilakukan menurut bentuk dan sikap kaki seperti: tendangan depan, tendangan samping, tendangan busur/ sabit, tendangan belakang, dan lututan.

3. Teknik menjatuhkan dengan menggunakan kaki; menyapu tegak, menyapu rebah, mangait, mengungkit, dan menggunting.

4. Teknik mengunci.

Dari keempat unsur pokok teknik-teknik pencak silat tersebut, tidak

semua unsur teknik kerap kali digunakan dalam pertandingan pencak silat.

Sebagai contoh teknik kuncian dalam pertandingan olahraga pencak silat tidak

digunakan, dan hanya boleh digunakan pada aspek seni beladiri atau pertandingan

pencak silat kategori ganda (Penjelasan Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Antara Bangsa, 1999: 20)

2. Tendangan dalam Pencak Silat

a. Peranan Tendangan Sabit dalam Pertandingan Pencak Silat

Tendangan dalam pencak silat merupakan senjata untuk meraih poin

yang baik. Dilihat dari penggunaan jenis tendangan yang digunakan dalam

pertandingan pencak silat, peneletian Haris Nugroho, menyimpulkan bahwa

tendangan sabit menempati urutan kedua (32 %) setelah tendangan depan. Hal ini

menunjukkan bahwa tendangan sabit merupakan teknik yang efektif yang sering

digunakan oleh pesilat untuk meraih poin.

Dalam melakukan tendangan akan melibatakan kualitas kerja otot-otot

tungkai. Gerakan tendangan dalam pencak silat merupakan gerakan yang bersifat

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

eksplosif. Menurut PB IPSI, kriteria tendangan sabit yang mnghasilkan nilai

adalah tendangan yang masuk pada daerah sasaran lawan yang mantap dan tidak

terhalang oleh tangkisan dan elakan.

Sehingga untuk menghasilkan tendangan yang baik diperlukan kekuatan

dan kecepatan gerak dari otot-otot yang terlibat dalam gerakan tendangan. Dengan

demikian kualitas kerja otot tungkai mempunyai peranan besar dalam

menghasilkan tendangan yang baik. Seorang atlet yang mempunyai kemampuan

tendangan yang baik, tingkat keberhasilan dalam melakukan tendangan untuk

meraih poin akan lebih besar jika dibandingkan dengan atlet yang mempunyai

kemampuan tendangan rendah.

Kecepatan tendangan yang dihasilkan dari jenis dan kualitas otot tungkai

merupakan faktor pendukung dalam pertandingan pencak silat. Semakin baik

kulitas otot yang mendukung kemampuan tendangan pesilat dalam hal ini otot

tungkai, maka akan semakin baik pula tendangan yang dihasilkan. Tendangan

yang dilakukan dengan lincah, cepat dan kuat dapat membuat lawan kesulitan

dalam melakukan belaan.

b. Analisis Gerakan Teknik Tendangan Sabit

Didalam pencak silat, teknik tendangan sama pentingnya dengan teknik

tangan, bahkan sebenarnya tendangan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari

pukulan tangan. Ketika menendang, harus dirasakan bahwa seluruh kekuatan

tubuh disalurkan ke tendangan.

Seperti namanya tendangan sabit, tendangan ini berbentuk busur dengan

menggunakan punggung kaki. Pelaksanaan tendangan ini adalah dengan cara

mengangkat lutut terlebih dahulu ke arah depan kemudian meluruskan bagian

tungkai kaki disertai putaran pinggul ke arah dalam (medial tubuh) sehingga

tungkai ikut menghadap ke bagian medial. Lintasanya berbentuk busur dengan

tumpuan satu kaki (telapak kaki tumpu ikut berputar untuk memaksimalkan

putaran pinggul) dan perkenaan pada punggung kaki. Panjang garis lengkung

(seperti busur) yang dilalui kaki, kecepatan dan tenaga lentingan lutut, sangat

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menentukan kekuatan dari tendangan. Penggunaan kekuatan otot

lutut sangat penting, sedangkan

pada pencak silat jika tendangan lebih

tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebi

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.

Gambar 1: Analisis biomekanika tendangan sabit (Awan Hariono)

c. Aplikasi Biomekanika pada Tendangan Sabit

Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga, harus melalui

latihan yang dilakukan dengan

dalam olahraga dan kesehatan olahraga, menurut Nossek (1995:

adalah fisislogi latihan, biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga,

sosiologi olahraga, psikologi olahraga, dan kesehata

menentukan kekuatan dari tendangan. Penggunaan kekuatan otot

, sedangkan perkenaan gerakan menendang sabit atau busur

jika tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan

tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha

jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.

: Analisis biomekanika tendangan sabit (Awan Hariono)

Aplikasi Biomekanika pada Tendangan Sabit

Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga, harus melalui

latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait

dalam olahraga dan kesehatan olahraga, menurut Nossek (1995:

adalah fisislogi latihan, biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga,

sosiologi olahraga, psikologi olahraga, dan kesehatan olahraga.

13

menentukan kekuatan dari tendangan. Penggunaan kekuatan otot saat meluruskan

erakan menendang sabit atau busur

mendekati ujung jari, maka kekuatan

h dekat ke pangkal paha.

: Analisis biomekanika tendangan sabit (Awan Hariono)

Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga, harus melalui

ilmu yang terkait

dalam olahraga dan kesehatan olahraga, menurut Nossek (1995: 1) antara lain

adalah fisislogi latihan, biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga,

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Ilmu pengetahuan yang ikut berperan dalam usaha menjelaskan tentang

tendangan adalah biomekanika. Pada umumnya analisis dalam keterampilan gerak

(olahraga) meliputi pengertian tentang:

a. Maksud dan tujuan gerakan

b. Tipe atau jenis gerakan

c. Kategori gerakan, yakni: mengenai besarnya, arahnya, titik tangkapnya, dan

interaksi gaya dan bidang tumpunya.

d. Uraian penampilan biomekanika, yakni: analisis mekanik dan analisis

anatomois.

Gerakan tendangan sabit merupakan gerakan yang menggunakan tungkai

atas, tungkai bawah dan pergelangan kaki. Dari posisi kuda kuda mengangakat

tungkai atas, lutut sanpai mendekati dada dengan gerakan fleksi, lalu meluruskan

tungkai bawah sehingga lutut menjadi lurus dengan gerakan ekstensi arahnya

vertikal. Di bawah ini gambar anatomi otot tungkai yang dapat mendukung

gerakan tendangan sabit.

Gambar 2 : otot-otot yang terdapat pada tugkai atas, dilihat dari depan(Evelyn C. Pearce, 1993:13)

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 3a: otot tungkai bawah dilihat dari bagian depan (Evelyn C. Pearce,

1993:114-115)

Gambar 3b: otot tungkai bawah dilihat dari bagian belakang (Evelyn C. Pearce,

1993:114-115)

3. Sistem Energi dalam Pencak Silat

Agar proses latihan mencapai hasil yang optimal, maka perlu diketahui

sistem energi yang dominan yang digunakan selama dalam pertandingan, dengan

mengetahui sistem energi yang digunakan, akan mempermudah pelatih dalam

menyusun dan menentukan program latihan.

Menurut Sukadiyanto (2005: 33) ada dua macam sistem metabolisme

energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas gerak manusia yaitu: (1) sistem

energi anaerob dan (2) sistem energi aerob. Kedua sistem tersebut tidak dapat

dipisah-pisahkan secara mutlak selama aktifitas kerja otot berlangsung. Karena

sistem energi merupakan serangkaian proses pemenuhan tenaga secara terus

menerus, berkesinambungan dan silih berganti

Seabagai rangkuman untuk memperjelas pembagian tentang sistem

energi, dapat dilihat gambar sebagai berikut:

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Alaktik ATP-PC

Anaerobik

Sistem energi Laktik LA+O2

Aerobik O2

Gambar 4: Sistem energi (Sukadiyanto, 2005: 33)

a. Sistem Energi Anaerobik

Sistem energi anaerobik adalah serentetan reaksi kimiawi yang tidak

memerlukan oksigen (O2), sistem anaerobik ini dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu: (1) sistem energi anaerobik alaktik (2) sistem energi anaerobik laktik.

Sistem energi anaerobik alaktik disediakan oleh sistem asam laktat (Bompa, 2000:

22-23). Selama dalam proses pemenuhan kebutuhan energi, sistem energi

anaerobik alaktik dan sistem energi anaerobik laktik tidak memerlukan oksigen

(O2).

Pada setiap awal kerja otot kebutuhan energi dipenuhi oleh persediaan

ATP yang terdapat didalam sel otot (Fox, dkk, 1988: 14). Artinya: semua energi

yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari ATP, yang hanya

mampu menopang kerja kira-kira 6 detik bila tidak ada sistem energi yang lain

(Soekarman, 1991: 29). Jumlah ATP yang disimpan didalam sel otot sangat

sedikit, sehingga olahragawaan akan kehilangan energi dengan sangat cepat,

apabila melakukan latihan fisisk dengan beban yang cukup berat. Dengan

demikian sistem energi ATP hanya dapat optimal untuk kerja jangka pendek.

Untuk itu diperlukan sistem energi yang lain agar kerja otot mampu lebih lama

lagi.

Kerja otot dapat bekerja lebih lama lagi apabila sistem enrgi ATP

ditopang dengan sistem energi yang lain, yaitu pospho creatin (PC) yang

tersimpan dalam otot. Dengan menggunakan sumber energi pospho creatin dapat

memperpanjang kerja otot lebih lama lagi, hingga mencapai kira-kira 10 detik

(Nossek, 1982: 71-72). Namun apabila kerja otot harus berlangsung lebih lama

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

lagi maka kebutuhan energi yang diperlukan dipenuhi oleh sistem glikolisis

anaerob yang mampu memeperpanjang kerja otot kira kira 10 detik (Mc. Ardle,

dkk, 1986: 348).

Proses terjadinya pembentukan ATP adalah dengan pemecahan creatin

dan posphat. Proses tersebut akan menghasilkan energi yang dipakai untuk

meresintesis ADP + P menjadi ATP, dan selanjutnya akan dirubah lagi menjadi

ADP+P yang menyebabkan terjadinya pelepasan energi yang dibutuhkan untuk

kontraksi otot. Perubahan CP ke C+P tidak menghasilkan tenaga yang dapat

dipakai langsung untuk kontraksi otot melainkan dipakai untuk meresintesis

ADP+P menjadi ATP.

Melihat keterangan diatas dan gambaran tentang pertandingan pencak

silat dengan intensitas tinggi, waktu yang dibutuhkan untuk sekali melakukan

gebrakan rata-rata 4 detik, dapat disimpulkan bahwa sistem energi anaerobik

merupakan sistem energi yang predominan dalam pertandingan pencak silat.

b. Sistem Energi Aerobik

Aerobik berarti ada bantuan oksigen (O2) sehingga metabolisme aerobik

adalah menyangkut serentetan reaksi kimiawi yang memerlukan adanya oksigen

sehingga memiliki pengaruh lebih lambat dan tidak dapat digunakan secara cepat

setelah proses pemenuhan energi berlangsung selama kira-kira 120 detik, maka

asam laktat sudah tidak dapat diresintesis lagi menjadi sumber energi. Untuk itu

diperlukan oksigen (O2) untuk membantu proses resintesis asam laktat menjadi

sumber energi kembali. Oksigen diperoleh melalui sistem pernafasan, yakni

dengan cara menghirup udara yang ada disekitar manusia.

Adapun ciri-ciri dari sistem energi aerobik menurut Sukadiyanto (2005:

37) adalah: (1) intensitas kerja sedang (2) lama kerja lebih dari 3 menit (3) lama

kerja lancar dan kontinyu (4) selama aktifitas menghasilkan karbondioksida (CO2)

dan air (H2O).

Pesilat yang memiliki kemampuan aerobik memadai akan mampu

menerima beban latihan dengan intensitas tinggi. Kebugaran aerobik diperlukan

dalam pencak silat agar pesilat mampu merekoveri dengan cepat dan mampu

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menerima beban latihan lebih lama tanpa adanya kelelahan. Untuk itu sistem

energi aerobik perlu diberikan pada pesilat sebagai landasan untuk melatih energi

anaerobik.

c. Sistem Energi dalam Pencak Silat Kategori Tanding

Dalam pertandingan pencak silat kategori tanding, pemenuhan energi

menjadi sangat penting karena akan menunjang penampilan pesilat di dalam

gelanggang. Menurut Awan Hariono (2006: 30) rata-rata pada waktu kerja

melakukan fight dalam pertandingan pencak silat diperlukan waktu kira-kira

selama 3-5 detik. Bila pada serangan terakhir masing-masing pesilat melakukan

empat jenis serangan dan kaki tidak dapat ditangkap lawan, maka akumulasi

waktu yang diperlukan selama proses tersebut menjadi 10 detik dengan demikian

sistem energi yang diperlukan adalah sistem energi anaerobik alaktik ATP-PC,

sebab waktu kerja hanya memerlukan waktu maksimal 10 detik. Hal ini sesuai

dengan ciri-ciri sistem energi anaerobik alaktik yaitu: (1) intensitas kerja

maksimal (2) lama kerja 10 detik, (3) irama kerja eksplosif (4) aktifitas

menghasilkan adenosin diposphat (ADP + energi) (Sukadiyanto, 2005: 35).

Sehingga energi yang dibutuhkan dalam pencak silat kategori tanding

adalah sistem energi anaerobik alaktik yang menghasilkan ATP-PC. Pertandingan

pencak silat dilakukan dalam 3 babak dengan waktu 2 menit bersih setiap babak.

Selama dalam pertandingan kurun waktu terjadi fight rata-rata 14 kali dalam satu

babak. Hal ini menyebabkan kecenderungan adanya sisa pembakaran yang tidak

dapat diresintesis menjadi energi kembali untuk itu diperlukan sistem energi

anaerobik laktik agar kerja otot dapat berlangsung lebih lama lagi. Dengan adanya

bantuan dari sistem glikolisis anaerobik akan dapat memperpanjang kerja otot

kira-kira 120 detik.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4. Latihan

a. Latihan Kecepatan

Kecepatan mengandung unsur adanya jarak tempuh terhadap rangsang

yang muncul. (Awan Hariono, 2007: 72). Untuk itu kecepatan adalah kemampuan

seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin

sebagai jawaban terhadap rangsang. Kecepatn merupakan pembawaan sejak lahir

(genetika), sehingga komponen kecepatan memiliki keterbatasan yaitu tergantung

pada struktur otot dan mobilitas syaraf. Sebagai akibatnya peningkatan kecepatan

juga relatif terbatas yaitu antara 20-30%. Menurut Nossek (1982: 62) gerakan-

gerakan kecepatan dilakukan dengan melawan tahanan yang berbeda (berat badan,

berat peralatan, air, dsb). Dengan demikian kecepatan secara langsung tergantung

dari pada waktu dan pengaruh kekuatan.

Arah latihan dalam pencak silat harus mencakup kesegala arah, ke depan,

belakang, samping (kanan dan kiri), dan serong (depan kanan, depan kiri,

belakang kanan, dan belakng kiri). Sedangkan jaraknya relatif pendek, yaitu

paling jauh 8 sampai 10 meter. (Awan Hariono: 2007: 73). Dalam latihan

kecepatan ada beberapa komponen biomotor yang ikut terpengaruh atau

terlatihkan, antara lain: kekuatan, power, daya tahan anaerobik, keseimbangan dan

kelincahan. Oleh karena itu beberapa latihan kecepatan memiliki bentuk yang

sama dengan latihan biomotor tersebut. Dengan demikian tanpa memiliki

komponen tersebut pesilat akan sulit dalam upaya melakukan serangan maupun

belaan dengan akurat dan cepat.

b. Dasar-dasar Latihan

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:10) bahwa, “latihan harus

dikhususkan pada olahraga yang dipilihnya serta memenuhi kebutuhan khusus

dan strategi untuk olahraga yang dipilih”.

Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut beberapa aspek

diantaranya: (1) khusus terhadap sistem energi utama yang diperlukan (2) khusus

terhadap kelompok otot yang dilatih, dan (3) khusus terhadap pola gerak yang

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sesuai dengan keterampilan cabang olahraga yang akan dikembangkan.

Telah dikemukakan di depan bahwa komponen fisik dasar dalam pencak

silat saling berkaitan dengan demikian kelincahan dan kecepatan secara langsung

tergantung pada pengaruh kekuatan untuk menghasilkan power.

Oleh karena itu gerakan dalam latihan untuk meningkatkan kemampuan

tendangan harus dilakukan dengan tanpa mengabaikan aspek fisik yang lain yang

dibutuhkan dalam pencak silat.. Beban latihan yang diberikan dalam latihan

kemampuan tendangan harus sesuai dengan karakteristik tendangan, yaitu cepat,

kuat, dan lincah. Selain itu gerakan yang dilakukan harus bersifat dinamis dan

selaras. Karena gerakan dalam melakukan latihan bersifat cepat dan eksplosif

dengan melawan beban baik berat badan atlet maupun berat target/sasaran, maka

untuk menghindari cedera atlet harus melakukan pemanasan yang cukup.

Menurut Andri Suhendro (1993: 3-5) latihan fisik adalah latihan yang

ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan

ini mencakup semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina,

kelentukan dan lain-lain. Keterkaitan komponen biomotor tersebut seperti yang di

gambarkan oleh Bompa dalam Ismaryati (2009: 42) dibawah ini.

Gambar 5 : Ilustrasi keterkaitan diantara kemampuan biomotorik(Bompa, 1993: 6)

streght endurance

Max strength

Muscular

endurance

power

Speed

endurance

mobilityagility

speed coordination flexibility

Erobic

endurance

Anaerobic

endurance

Max speed Perfect

coordination

Full range of

flexibility

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Kemampuan biomotor seperti kelincahan, kecepatan dan kekuatan

sangatlah penting dalam pencak silat, selain sebagai modal untuk membentuk

teknik, komponen-komponen tersebut juga akan mempengaruhi pencapaian

prestasi dalam olahraga pencak silat. Selain komponen biomotor, komponen fisik

seperti daya tahan juga diperlukan dalam pencak silat, mengingat karakteristik

pertandingan pencak silat berlangsung dalam waktu yang cukup lama yaitu tiga

babak, dan setiap babaknya terdiri dari 2 menit bersih. Teknik yang baik tanpa

ditunjang dengan stamina yang baik maka pesilat akan sulit untuk

mempertahankan poin ataupun mengejar ketertinggalan poin dari lawan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa latihan dalam pencak silat harus mencakup kondisi fisik

dan teknik.

c. Dosis Latihan

Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan

dengan baik sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Menurut M. Sajoto

(1995: 33-55) dalam penyusunan program latihan harus memperhatikan, (a)

jumlah beban, (b) repetisi dan set, dan (c) frekuensi dan lama latihan.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program

latihan antara lain intensitas, repetisi dan set, serta frekuensi dan lama latihan.

1) Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah suatu kesanggupan latihan yang harus dilakuakn

seorang atlet menurut program latihan yang ditentukan. Intensitas latihan

merupakan salah satu komponen kulitatif kerja yang dilakuakn dalam kururn

waktu yang diberikan. Menurut Bompa (1990: 58) menyatakan intensitas latihan

adalah : “fungsi dari kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan

gerakannya, variasi interval atau istirahat diantara tiap ulangannya”.

Sedangkan menurut M. Sajoto (1995: 5) bahwa, “intensitas latihan adalah

takaran kesungguhan pengeluaran tenaga atlet dalam melakukan aktivitas

jasmani”.

Intensitas merupakan faktor penting dalam latihan. Peaksanaan yang cepat

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dengan usaha yang maksimal penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dengan demikian latihan ini dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi.

2) Repetisi dan Set

Menurut M. Sajoto (1995:34) bahwa, “repetisi adalah jumalah ulangan

mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari

repetisi”. Penentu jumlah repetisi dan set yang harus dilakukan dalam latihan

ditentukan dengan tepat.

Adapun aturan repetisi dan set dalam melatih kemampuan pesilat dalam

hal ini kualitas teknik pada pencak silat menurut Awan Hariono (2007: 78) adalah

sebagai berikut :

3) Frekuensi dan Lama Latihan

Frekuensi latihan dalah jumlah ulangan latiahn yang dilakukan dalam

jangka satu minggu, atau berapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup

intensitas dalam satu minggunya.dalam menentukan frekueansi latihan harus

memperhatikan batas kemampuan individu.

Untuk mengetahui frekuensi latihan perminggunya di bawah ini

ditampilkan pendapat-pendapat dari beberapa pakar antara lain :

Fox (1988: 172-175) mengungkapakan frekuensi latihan yang

menyatakan bahawa : “latihan paling sedikit adalah 3 kali per minggu baik untk

olahraga kesehatan maupun olahraga prestasi adapun lama latihan yang

diperlukan 6 minggu atau lebih”.

Intensitas : Maksimal (kecepatan maksimal)Denyut jantung : 185 - 200 x/menitVolume : 5 - 10 repetisi/set, dan 3-5 set /sesi t. kerja : 5 - 10 detikt. recovery : 1 : 6 (denyut jantung 145-160x/menit

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian yang penulis

lakukan adalah menggunakan frekuensi latihan 3 kali perminggu yaitu setiap hari

selasa, rabu, dan jumat selama 8 minggu.

5. Latihan Kombinasi Sprint-Teknik

a. Definisi latihan kombinasi Sprint-teknik

Latihan kombinasi sprint dan teknik adalah salah satu bentuk latihan

kombinasi yang menggabungkan unsur kecepatan (sprint) dan teknik dalam hal ini

tendangan. Latihan ini drancang untuk melatih dan meningkatkan kualitas kerja

otot tungkai dan otot-otot lain yang mempengaruhi dalam melakukan tendangan

dalam pencak silat, khususnya tendangan sabit.

b. Pelaksanaan Latihan Kombinasi Sprint-teknik

Latihan kombinasi sprint-teknik dilakukan di dalam arena atau

gelanggang pencak silat, maupun ditempat lain yang mempunyai struktur rata dan

ukuran areanya menyerupai gelanggang pencak silat. Pada latihan kombinasi ini

pesilat dituntut mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam proses latihan,

mengingat latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan tendangan. Sprint

dilakukan dengan tenaga maksimal, begitu juga tendangan dilakukan dengan

cepat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini :

Gambar 6 : model latihan Kombinasi Sprint dan teknik(Awan Hariono, 2007: 78)

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Keterangan :

: start

: finish

: Punch box

Urutan Pelaksanaan:

Dari Pesilat sprint ke arah 1

Dari 1 Pesilat melakukan tendangan pada Punch Box

setelah itu mundur ke arah A

Dari A Pesilat sprint mundur ke 2

Dari 2 melakukan tendangan pada Punch box kemudian

maju ke arah dan seterusnya

c. Pengaruh Latihan Kombinasi Sprint-teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit

Latihan kombinasi sprint-teknik memerlukan kontraksi berirama dari

kelompok-kelompok otot besar dari tungkai untuk memindahkan seluruh berat

badan pada saat melakukan sprint. Setelah itu otot harus berkontraksi lagi dengan

melakukan tendangan. Tendangan harus dilakukan dengan cepat, lincah dan

ditentukan oleh kapasitas anaerobik. Siklus gerak berulang-ulang yang

berlangsung konstan pada kecepatan tinggi akan menyebabkan pola otomatisasi

proses syaraf pusat. Latihan untuk meningkatkan kemampuan tendangan

berprinsip bahwa otot itu harus berkontraksi secara berulang-ulang dengan cepat.

Koordinasi otot akan memberikan pengaruh pada peningkatan kecepatan dari

gerakan khusus dan akan memberikan sumbangan yang baik pada keterampilan

gerak, apabila atlet dapat memperbaikai efisiensi mekanika gerak. Oleh karena itu

latihan kombinasi sprint dan teknik dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan tendangan sabit.

1

2

1

2

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik

a. Definisi Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik

Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik adalah salah satu bentuk latihan

kombinasi yang menggabungkan unsur kecepatan, kelincahan (agility) dan teknik

dalam hal ini tendangan. Agility atau kelincahan adalah gabungan dari kelentukan

dan kecepatan (Davis, 1986: 42). Latihan ini dilakukan dengan melewati

rintangan dengan gerakan kelincahan yang cepat (zig-zag). Latihan ini

memerlukan kontraksi berirama dari kelompok-kelompok otot besar dari tungkai

untuk memindahkan seluruh berat badan ke kanan dan ke kiri dengan cepat pada

saat melakukan zig-zag.

b. Pelaksanaan Latihan Kombinasi Zig-zag-teknik

Latihan kombinasi zig-zag-teknik dilakukan di dalam arena atau

gelanggang pencak silat, maupun ditempat lain yang mempunyai struktur rata dan

ukuran areanya menyerupai gelanggang pencak silat. Pada latihan kombinasi ini

pesilat dituntut mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam proses latihan,

mengingat latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan tendangan. Zig-zag

dilakukan dengan tenaga maksimal, begitu juga tendangan dilakukan dengan

cepat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini:

Gambar 7 : Model Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik(Awan Hariono, 2007: 79)

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Keterangan:

: start

: finish

: punch box

: kotak atau kun

Urutan pelaksanaan:

Dari lari zig-zag diantara kotak ke B1 .

Dari B1 sprint mundur ke dan melakukan 2-4 tendangan

pada punch box

Dari sprint mundur ke arah B2, kemudian sprint ke

c. Pengaruh Latihan Kombinasi Zig–zag-teknik terhadap Kecepatan

Tendangan Sabit

Dari latihan ini akan berpengaruh pada kontraksi otot tungkai terutama

otot-otot yang mempengaruhi kelincahan selain itu latihan ini juga untuk melatih

dan meningkatkan kualitas kerja otot tungkai dan otot-otot lain yang

mempengaruhi dalam melakukan tendangan dalam pencak silat, khususnya

tendangan sabit. Secara tidak langsung otot akan mengalami pembebanan yang

berulang-ulang dengan kecepatan tinggi dan diharapkan dapat merangsang gerak

otomatisasi. Koordinasi otot akan meningkatkan kecepatan dari gerakan khusus

dan gerakan tersebut akan semakin baik bila atlrt dapat memperbaikai efisiensi

mekanika gerak. Oleh karena itu Latihan Kombinasi Zig-Zag-Teknik dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan tendangan sabit.

B. Kerangka Berpikir

Sprint dan zig-zag merupakan salah satu bentuk latihan yang berkaitan

dengan komponen fisik dalam pencak silat, khususnya kecepatan dan kelincahan.

Latihan Kombinasi Sprint-Teknik serta Latihan Kombinasi Zig–Zag-Teknik

1

1

2

2

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

memiliki ciri khas gerakan yang cepat dan lincah yang dikombinasikan dengan

teknik tendangan sehingga dapat merangsang kerja otot tungkai mencapai

otomatisasi. Kecepatan tendangan adalah suatu komponen teknik daalm pencak

silat yang dilakukan dengan lincah dan secepat-cepatnya pada sasaran atau target

dengan tujuan untuk memperoleh nilai teknik yang sempurna.

Pelaksanaan kedua latihan ini apabila dilaksanakan dengan tepat dan

benar akan membantu peningkatan kemampuan biomotor pesilat khususnya

kecepatan tendangan sabit, karena latihan ini telah memenuhi kriteria kekhususan

latihan yang didasarkan pada cabor pencak silat. Gerakan latihan-latihan dalam

pencak silat dilakukan pada jarak yang relatif pendek hal ini disesuaikan dengan

kondisi dan situasi pada saat pertandingan pencak silat.

Selain itu gerakan-gerakan yang dilakukan dalam pencak silat juga

menggunakan sistem energi anaerobik alaktik ATP-PC, sebab waktu kerja hanya

memerlukan waktu maksimal 10 detik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri sistem

energi anaerobik alaktik yaitu: (1) intensitas kerja maksimal (2) lama kerja 10

detik, (3) irama kerja eksplosif (4) aktifitas menghasilkan adenosin diposphat

(ADP + energi) (Sukadiyanto, 2005: 35).

Pada kenyataannya, pencak silat membutuhkan unsur kondisi fisik yang

baik. Seperti kelincahan, kecepatan, kekuatan, power dan daya tahan. Semakin

baik komponen biomotor yang dimiliki seorang pesilat semakin besar pula

kemungkinan untuk meraih poin dan memenangkan pertandingan. Menurut PB.

IPSI (2007: 24), serangan dengan kaki yang dinilai adalah serangan yang masuk

atau mengenai sasaran, menggunakan teknik serangan dengan kaki (dalam bentuk

apapun), bertenaga dan mantap, tidak diserati tangkapan atau pegangan tanpa

terhalang oleh tangkisan atau elakan, dengan dukungan kuda-kuda atau kaki

tumpu yang baik, jarak jangkau yang tepat dan lintasan serangan yang benar.

Unsur kondisi fisik merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

pencapaian prestasi dalam cabang olahraga pencak silat. Untuk itu diperlukan

latihan secara intensif dengan metode dan bentuk yang sesuai dengan karakteristik

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pencak silat. Metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan tendangan dalam pencak silat diantaranya adalah dengan latihan fisik

yang dikombinasikan dengan teknik tendangan. Bentuk latihan tersebut

diantaranya adalah latihan kombinasi sprint-teknik dan kombinasi zig–zag-

teknik.

Pelaksaan kedua latihan tersebut yaitu dengan lari sprint dan zig-zag

secepat mungkin melewati kotak atau kun yang telah disediakan. Kedua latihan

tersebut menuntut kecepatan untuk menyelesaikan materi latihan pada setiap fase,

hal ini akan berpengaruh pada peningkatan kemampuan anaerobik dan kecepatan

gerak otot tungkai, sehingga kemampun kecepatan tendangan juga akan

meningkat.

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Kombinasi

Zig–Zag-Teknik

Latihan Kombinasi Sprint-teknik dan Kombinasi Zig–zag-teknik adalah

bentuk latihan untuk meningkatan kecepatan dalam pencak silat khususnya

kecepatan tendangan. Kedua bentuk latihan tersebut masing-masing memiliki

perbedaan dalam pelaksanaan geraknya, sehingga hal ini akan menimbulkan

pengaruh yang berbeda pula terhadap kualitas kerja otot tungkai.

Latihan Kombinasi Sprint-Teknik adalah bentuk latihan yang dilakukan

denagn cara melakukan sprint ke depan kemudian melakukan tendangan pada

punch box, kemudian mundur sprint ke belakang berputar arah dan mundur lagi

dengan sprint kemudian berbalik arah dan melakukan tendangan, kemudian yang

terakhir sprint menuju finish yang telah ditentukan. Latihan Kombinasi Sprint-

teknik mengembangkan unsur-unsur kecepatan yang dipadukan dengan teknik.

Dengan demikian latihan ini dapat meningkatkan kemampuan tendangan pada

pesilat.

Sedangkan latihan kombinasi zig–zag-teknik adalah bentuk latihan yang

dilakukan dengan cara melakukan lari zig-zag ke kanan dan ke kiri melewati

kotak atau kun yang disediakan kemudian melakukan tendangan pada punch box,

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

setelah itu melakukan sprint mundur setelah sampai pada jarak yang ditentukan

berbalik arah dan melakukan sprint mundur lagi, kemudian melakukan tendangan

lagi pada punch box sebanyak 2-4 kali, berbalik badan dan sprint ke depan

melewati finish yang ditentukan. Latihan kombinasi zig–zag-teknik akan

mengembangkan unsur kelincahan yang dipadukan dengan kecepatan dan teknik,

karena selain melakukan gerakan kelincahan (zig-zag), pesilat juga dituntut untuk

melakukan sprint, baik mundur maupun ke arah depan serta melakukan teknik

tendangan. Sehingga pada latihan kombinasi zig-zag -teknik otot yang bekerja

lebih kompleks.

2. Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik Lebih Baik Pengaruhnya daripada Latihan Kombinasi Sprint-Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Pesilat

Berdasarkan perbedaan bentuk gerakan latihan Kombinasi Sprint-Teknik

dan Kombinasi Lari Zig-zag-Teknik menunjukkan bahwa Latihan Kombinasi

Zig-zag-Teknik lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan

tendangan sabit pada pesilat. Walaupun kedua latihan ini sama-sama

mengembangkan unsur kecepatan dan teknik yang akan menimbulkan

peningkatan kemampuan kualitas kerja otot tungkai namun pada latihan

Kombinasi Zig–zag-Teknik mempunyai gerakan yang lebih kompleks, yang

ditunjukkan melalui gerakan zig-zag. Selain kecepatan dan teknik pada latihan

Kombinasi Zig–zag-teknik juga merangsang unsur kelincahan yang akan

membantu terhadap kulitas tendangan yang akan ditimbulkan. Dari sisi anatomis,

pada gerakan zig-zag bukan hanya otot tungkai saja yang terlatih, melainkan juga

otot-otot pada bagian pinggul. Mengingat latihan ini ditujukan untuk melatih

kemampuan tendangan sabit, maka pelatihan pada otot pinggul akan membantu

meningkatkan agility pada pesilat. Melalui kompleksitas yang baik pada latihan

Kombinasi Zig–zag-teknik akan memberi pembebanan latihan yang akan

menimbulkan rangsang yang baik pada otot-otot yang mendukung terhadap

gerakan tendangan sabit, mengingat kecepatan dan kelincahan pada pencak silat

saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian latihan Kombinasi

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Zig–zag-teknik lebih baik pengaruhnya daripada latihan kombinasi Sprint-teknik

terhadap peningkatan kemampuan tendangan pada pesilat.

3. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Kombinasi Sprint-teknik

Latihan kombinasi sprint-teknik dan latihan kombinasi zig–zag-teknik

adalah bentuk latihan yang digunakan untuk mengembangkan kecepatan pada

pencak silat. Kedua bentuk latihan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan

dalam pelaksanaan geraknya, sehingga hal ini akan menimbulkan pengaruh pada

hasil dan pelaksanaannya. Pelaksanaan kedua latihan tersebut yaitu dengan

melakukan sprint dan tendangan. Kedua latihan tersebut menuntut pesilat untuk

melakukan gerakan dengan cepat, hal ini akan merangsang kualitas kerja otot

tungkai. Dengan meningkatnya kualitas kerja otot tungkai maka kualitas biomotor

juga akan meningkat, khususnya kemampuan untuk melakukan tendangan.

Ditinjau dari pelaksanaannya latihan kombinasi Sprint-teknik dapat

diidentifikasikan kelebihan dan kelemahannya. Adapun kelebihan dari latihan

kombinasi sprint dan teknik yaitu:

1) Latihan terus menerus dengan pola gerakan sprint dengan baik, akan dapat

meningkatkan kualitas kecepatan pesilat, karena latihan ini akan merangsang

kerja otot tungkai yang diberikan pembebanan untuk melakukan sprint

sehingga akan memaksa kontraksi dari otot-otot besar tungkai untuk

melakukan pemindahan berat badan dengan cepat.

2) Kacepatan gerak siklis akan lebih baik karena latihan ini menuntut pesilat

untuk melakukan sprint secara berulang-ulang.

3) Dapat meningkatkan daya tahan anaerobik, sehingga akan mendukung

penampilan pesilat dalam pertandingan pencak silat.

Kelemahan latihan kombinasi Sprint-teknik:

1) Kompleksitas latihan tidak ada, karena latihan ini hanya dilakukan dengan

sprint yang dikombinasikan dengan teknik.

2) Kurang mengena pada aspek yang dapat mendukung kecepatan, seperti

kelincahan (agility karena latihan ini berprioritas pada kcepatan saja.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Dapat menimbulkan kebosanan pada pesilat karena gerakan pada latihan ini

hanya sprint ke depan dan belakang kemudian menendang.

4) Dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Gambar 8 : Skema Kerangka Pemikiran

Latar belakang

Pesilat putra pembinaan prestasi

pencak silat JPOK UNS Surakarta

tahun 2012

Prestasi pesilat JPOK UNS belum

maksimal

Kecepatan

tendangan pesilat

masih rendah

Kemampuan fisik dan

biomotor pesilat belum

memenuhi harapan

Saat pertandingan: saat

melakukan serangan/belaan

kaki mudah ditangakap dan

dijatuhkan lawan

Saat latihan : tendangan yang

dihasilkan kurang maksimal,

suara yang ditimbulkan pada

sasaran kurang keras

Meningkatkan kecepatan

tendangan sabit pesilatSprint-teknik : sprint

pendek di atas matras pencak silat

sepanjang 8 m dikombinasikan

dengan lari mundur dilanjutkan dengan

melakukan tendangan sabit pada

punch box.

Zig-zag-teknik : gerakan zig-zag di atas matras pencak

silat, dikombinasikan dengan sprint pendek

dengan jarak 8 m kemudian

dilanjutkan dengan melakukan

tendangan sabit pada punch box

Latihan Kombinasi

Latihan manakah yang

lebih baik pengaruhnya

untuk meningkatkan

kecepatan tendangan sabit?

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai

berikut:

1) Ada perbedaan pengaruh antara Latihan Kombinasi Sprint-teknik dan Latihan

Kombinasi Zig-zag-Teknik terhadap kecepatan tendangan pesilat putra

Pembinaan Prestasi Pencak Silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta

tahun 2012.

2) Latihan Kombinasi Zig-zag-teknik mempunyai pengaruh yang lebih baik

terhadap peningkatan kecepatan tendangan pesilat putra Pembinaan Prestasi

Pencak Silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2012.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus JPOK Universitas Sebelas Maret

Surakarta Jl. Menteri Supeno No. 13, Manahan Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama delapan minggu dengan frekuensi

tiga kali per-minggu, yaitu mulai tanggal 1 Mei sampai dengan 19 Juni 2012.

ACSM (American College of Sport Medicine) dalam Thomas & Nelson (2005:

305) menyebutkan olahraga untuk kebutuhan prestasi dilakukan dengan frekuensi

tiga kali atau lebih perminggu, dengan durasi 20-45 menit per-hari, dengan

intensitas 60-90 % dari denyut nadi maksimal.

B. Rancangan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dasar dari penelitian ini

adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada

subyek yang diakhiri dengan suatu tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang

telah diberikan. Sedangkan rancangan peneltiannya adalah “Pretest-Posttest

Randomized-Group Design” secara skematis gambar rancangan penelitian adalah

sebagai berikut:

Pretest Group Treatment Posttes

P0 KE1 Xa P1

P0 KE2 Xb P1

R

R

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Keterangan :: Melalui proses Random

P0 : Tes awal kecepatan tendangan sabitKE 1 : Kelompok Eksperimen 1KE 2 : Kelompok Eksperimen 2Xa : Latihan Kombinasi Sprint-TeknikXb : Latihan Kombinasi Zig-zag-TeknikP1 : Tes akhir kemampuan tendangan sabit

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan

tendangan sabit yang diukur dengan cara tes dan pengukuran kecepatan tendangan

dalam pencak silat cara pengukurannya adalah dengan melakukan gerakan

tendangan sabit dengan sebanyak-banyaknya dan dalam waktu yang singkat, yaitu

10 detik. Pelaksanaannya adalah atlet bersiap-siap berdiri dibelakang sandsak atau

target (punch box) dengan posisi kuda-kuda, pada saat aba aba yak, atlet

melakukan tendangan dengan kaki kanan dan kiri kembali ke posisi awal dengan

menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, secepat-cepatnya dan sebanyak-

banyaknya selam 10 detik. Pelaksanaannya dapat dilakukan tiga kali dan diambil

jumlah yang terbaik dengan ketinggian sandsak/target ±100 cm.

Setelah tes awal, kemudian hasil tes awal dirangking, kemudian subjek

yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan secara ordinal ke dalam

kelompok 1 (KE1) dan kelompok 2 (KE2). Dengan demikian kedua kelompok

yang diberi perlakuan tersebut merupakan kelompok yang sama. Apabila pada

akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan

yang diberikan. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing

menurut Sutrisno Hadi (1989: 485) sebagai berikut:

1 24 35 68 79 dan seterusnya

R

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah pesilat putra Pembinaan Prestasi Pencak

Silat JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012 berjumlah 20 orang.

D. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes dan pengukuran. Tes

atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kecepatan tendangan sabit adalah

tes kecepatan tendangan sabit 10 detik. Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

E. Validasi Instrumen Penelitian

Agar data yang digunakan menghasilkan data yang tepat dan teliti

(valid), maka dalam penelitian ini dipilih tes yang sudah baku. Tes kecepatan

tendangan sabit yang digunakan dalam penelitian ini telah dibakukan oleh IPSI,

dengan jenis validitasnya adalah validitas isi.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif

dan statistika. Anlisis data secara statistika berupa pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis nol digunakan t-tes dengan taraf nyata= 0,05. Analisis diolah

menggunakan komputer dengan program SPSS-18.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Berikut ini akan disajikan deskripsi data awal penelitian dan akhir minggu

ke delapan penelitian:

1. Awal penelitian

Tabel 1. Diskripsi Data Hasil Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kel Tes NNilaitinggi

Nilai rendah

Mean SD R L F T

1 Awal 10 27 21 24.50 2.321 0.911 0.259 1.751 0.322

2 Awal 10 27 21 24.20 1.814 0.911 0.170 1.751 0.322

2. Akhir Minggu ke delapan Penelitian

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Akhir pada Kelompok 1 dan Kelompok 2

Kel Tes NNilaitinggi

Nilai rendah

Mean SD R L F T

1 Akhir 10 28 21 25.40 2.221 0.815 0.206 2.533 2.242

2 Akhir 10 29 24 27.20 1.229 0.815 0.242 2.533 2.242

Merujuk dari tebel 1 dan tabel 2 dapat diketahui perbedaan hasil

penelitian sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Pada tabel 1 diketahui nilai

R (reliabilitas) tes = 0.911, dengan nilai L (normalitas)hitung untuk kelompok 1 =

0.259 dan untuk kelompok 2 = 0.171, menunjukkan data pada kelompok 1 dan

kelompok 2 berdistribusi normal karena L hitung < L tabel = 0.2802. Sedangkan nilai

Fhitung pada tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi

5%. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan

kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Sedangkan pada analisis statistik t-

test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0.322 dan ttabel

dengan taraf signifikansi 5% dan n=10 sebesar 2.228. Karena thitung>ttabel maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara kelompok

1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat terdapat perbedaan.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Hal ini berbeda dengan analisis statistik t-test pada akhir minggu ke

delapan antara kelompok 1 dan kelompok 2 yang mana diperoleh nilai thitung

sebesar 2.242 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan n=10 sebesar 2.228.

Karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2

setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji reliabilitas,

uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Reliabilitas

Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik,

maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil uji reliabilitas tes kecepatan tendangan

sabit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Tes.

Tes Nilai Reliabilitas Kategori

Awal 0.911 Tinggi SekaliAkhir 0.815 Tinggi

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes, digunakan tabel

koefisien korelasi dari Book Walter dalam Mulyono B (2010: 49) seperti dibawah

ini:

Tabel 4. Tabel Range Kategori Reliabilitas.

Kategori Reliabilitas

Tinggi Sekali 0.90-1.00

Tinggi 0,80-0.89

Cukup 0,60-0.79Kurang 0.40-0.59Tidak Signifikan 0.00-0.39

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data

tes awal kecepatan tendangan sabit. Uji normalitas data dalam penelitian ini

digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes

awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data.

Tes Kelompok N Mean SD Lhitung LtabelKeterangan

Awal1 10 24.50 2.321 0.259 0.2802 Normal

2 10 24.20 1.813 0.206 0.2802 Normal

Akhir1 10 25.40 2.221 0.170 0.2802 Normal

2 10 27.20 1.229 0.242 0.2802 Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan diperoleh nilai Lhitung tes

awal pada kelompok 1 dan kelompok 2, tes akhir pada kelompok 1 dan

kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5 %. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1, kelompok 2, tes akhir

kelompok 1 dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok memiliki perbedaan tersebut disebabkan

perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1

dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data.

Tes Kelompok N Mean SD Fhitung Ftabel Keterangan

Awal1 10 24.50 2.32

1.751 3.179 Homogen2 10 24.20 1.81

Akhir1 10 25.40 2.22

2.533 3.179 Homogen2 10 27.20 1.23

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai F hitung

pada tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%.

Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok

2 memiliki varians yang homogen.

4. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji

perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui

ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan

berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hal ini artinya antara kelompok 1

dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara keolompok 1 dan

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Kelompok N Mean Thitung Ttabel` Keterangan

1 10 24.500.322 2.228 Tidak ada perbedaan

2 10 24.20

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0.322 dan ttabel dengan

taraf signifikansi 5% dan n=10 sebesar 2.228. Karena thitung>ttabel maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara kelompok 1 dan

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan tendangan sabit pada pencak silat.

5. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan.

Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan

kombinasi sprint-teknik dan kelompok 2 diberi latihan kombinasi zig-zag-teknik

kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam

penelitian ini hasilnya sebagai berikut:

a. Hasil Perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi

perlakuan.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara kelompok 1 dan

kelompok 2 setelah diberi perlakuan.

Kelompok n Mean Thitung ttabel Keterangan

1 10 25.402.242 2.228 Ada perbedaan

2 10 27.20

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 2.242 dan ttabel dengan

taraf signifikan 5% dan n=10 sebesar 2.228. Karena thitung > ttabel maka dapat

disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi perlakuan terdapat

perbedaan yang signifikan.

b. Perbedaan Persentase Peningkatan.

Kelompok mana yang memilki persentase peningkatan yang lebih baik

dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap

kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kecepatan tendangan sabit

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan persentase peningkatan antara

kelompok 1 dan kelompok 2 .

Kelompok nMean

Pretest

Mean

Postest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan

1 10 24.50 25.40 0.90 3.67%

2 10 24.20 27.20 3.00 12,40%

Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan, diketahui bahwa

kelompok 1 memiliki peningkatan sebesar 3.67%. Sedangkan kelompok 2

memiliki peningkatan sebesar 12,40%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kelompok 2 memiliki prosentase peningkatan kecepatan tendangan sabit

yang lebih baik dari kelompok 1.

C. Pengujian Hipotesis

1. Ada Perbedaan Pengaruh antara Latihan Kombinasi Sprint-Teknik danLatihan Kombinasi Zig–Zag-Teknik terhadap Kecepatan TendanganSabit

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada tes akhir

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh thitung sebesar 2.242, sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.228, berdasarkan hasil tersebut daat

disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1

dan kelompok 2. Perbedaan hasil tersebut karena kedua metode latihan tersebut

memiliki karakteristik yang berbeda. Latihan Kombinasi Sprint-Teknik adalah

bentuk latihan yang dilakukan denagn cara melakukan sprint ke depan kemudian

melakukan tendangan pada punch box, kemudian mundur sprint ke belakang

berputar arah dan mundur lagi dengan sprint kemudian berbalik arah dan

melakukan tendangan, kemudian yang terakhir sprint menuju finish yang telah

ditentukan. Latihan Kombinasi Sprint-teknik mengembangkan unsur-unsur

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

kecepatan yang dipadukan dengan teknik. Dengan demikian latihan ini dapat

meningkatkan kemampuan tendangan pada pesilat.

Sedangkan latihan kombinasi zig–zag-teknik adalah bentuk latihan yang

dilakukan dengan cara melakukan lari zig-zag ke kanan dan ke kiri melewati

kotak atau kun yang disediakan kemudian melakukan tendangan pada punch box,

setelah itu melakukan sprint mundur setelah sampai pada jarak yang ditentukan

berbalik arah dan melakukan sprint mundur lagi, kemudian melakukan tendangan

lagi pada punch box sebanyak 2-4 kali, berbalik badan dan sprint ke depan

melewati finish yang ditentukan. Latihan kombinasi zig–zag-teknik akan

mengembangkan unsur kelincahan yang dipadukan dengan kecepatan dan teknik,

karena selain melakukan gerakan kelincahan (zig-zag), pesilat juga dituntut untuk

melakukan sprint, baik mundur maupun ke arah depan serta melakukan teknik

tendangan. Sehingga pada latihan kombinasi zig-zag-teknik otot yang bekerja

lebih kompleks.

2. Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik Lebih Baik Pengaruhnya daripada Latihan Kombinasi Sprint-Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit.

Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kecepatan

tendangan sabit pada pencak silat diketahui bahwa kelompok 1 memiliki nilai

persentase peningkatan sebesar 3,67%. Sedangkan kelompok 2 memiliki

persentase peningkatan kecepatan tendangan sabit sebesar 12,40%. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase

peningkatan kecepatan tendangan sabit yang lebih besar daripada kelompok 1.

Hal ini menunjukkan bahwa Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik lebih baik

pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan tendangan sabit pada pesilat.

Walaupun kedua latihan ini sama-sama mengembangkan unsur kecepatan dan

teknik yang akan menimbulkan peningkatan kemampuan kualitas kerja otot

tungkai namun pada Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik mempunyai gerakan

yang lebih kompleks, yang ditunjukkan melalui gerakan zig-zag. Selain kecepatan

dan teknik pada latihan Kombinasi Zig–zag-teknik juga merangsang unsur

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kelincahan yang akan membantu meningkatkan kualitas tendangan yang akan

ditimbulkan. Dari sisi anatomis, pada gerakan zig-zag bukan hanya otot tungkai

saja yang terlatih, melainkan juga otot-otot pada bagian pinggul. Mengingat

latihan ini ditujukan untuk melatih kemampuan tendangan sabit, maka pelatihan

pada otot pinggul akan membantu meningkatkan agility pada pesilat. Melalui

kompleksitas yang baik pada latihan Kombinasi Zig–zag-teknik akan memberi

pembebanan latihan yang akan menimbulkan rangsang yang baik pada otot-otot

yang mendukung terhadap gerakan tendangan sabit, mengingat kecepatan dan

kelincahan pada pencak silat saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Dengan

demikian latihan Kombinasi Zig–zag-teknik lebih baik pengaruhnya daripada

latihan kombinasi Sprint-teknik terhadap peningkatan kemampuan tendangan

pada pesilat.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

antara kelompok 1 dan kelompok 2 pada tabel 7, diperoleh nilai sebesar 0.322 dan

ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan n=10 sebesar 2.228. Karena thitung>ttabel

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara

kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap kecepatan tendangan sabit pesilat.

Sedangkan berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik

t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 paa tabel 8, diperoleh nilai sebesar 2.242

dan ttabel dengan taraf signifikan 5% dan n=10 sebesar 2.228. Karena thitung > ttabel

maka dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 setelah diberi

perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pada

kedua kelompok terdapat perubahan kemampun setelah diberi perlakuan. Selain

itu perubahan yang bersifat fisiologis juga akan mempengaruhi penampilan pesilat

dalam melakukan tendangan sabit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan

kombinasi sprint-teknik dan zig-zag-teknik memiliki sumbangan yang berarti

dalam meningkatkan kecepatan tendangan sabit pesilat.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Merujuk pada tabel 9, hasil perhitungan persentase peningkatan,

diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan sebesar 3.67%. Sedangkan

kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 14,40%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kecepatan

tendangan sabit yang lebih baik dari kelompok 1. Hal ini menunjukkan bahwa

Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik lebih baik pengaruhnya dalam meningkatkan

kecepatan tendangan sabit pada pesilat.

Pembahasan hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa hipotesis

terbukti, hal ini tentunya tidak terlepas dari hasil latihan yang sudah dilakukan.

Menurut Edwin (1997: 30) latihan anaerobik lebih nyata pengaruhnya pada

serabut otot cepat. Sehingga kedua latihan ini secara tidak langsung juga akan

membantu meningkatkan kualitas kecepatan tendangan sabit pesilat. Namun pada

Latihan Kombinasi Zig–zag-Teknik gerakan yang dilakukan lebih kompleks, yang

ditunjukkan melalui gerakan zig-zag. Selain kecepatan dan teknik pada latihan

Kombinasi Zig–zag-teknik juga merangsang unsur kelincahan. Menurut Davis

(1986:43) kelincahan terbentuk dari kelentukan dan kecepatan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa latihan kombinasi Zig-zag-Teknik selain memiliki pengaruh

dan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan latihan kombinasi Sprint-

Teknik, latihan ini juga mengandung unsur kecepatan yang diperlukan dalam

melakukan tendangan sabit.

Dari sisi anatomis, pada gerakan zig-zag bukan hanya kelompok otot

tungkai saja yang terlatih, melainkan juga otot-otot pada bagian pinggul (m.

Iliopsoas, tensor fascia latae, m. Gluteus maximus dan medius). Mengingat

latihan ini ditujukan untuk melatih kecepatan tendangan sabit, maka latihan pada

otot pinggul akan sangat membantu meningkatkan kemampuan kerja otot-ototnya,

sehingga membantu meningkatkan agility pesilat. Karena latihan ini

menggunakan sistem energi anaerobik submaksimal (waktu yang pendek 8-10

detik, intensitas tinggi) maka akan menimbulkan perubahan sistem fisiologis

tubuh berupa tekanan darah, sistem kardiovaskuler, yang akan berdampak pada

sistem persyarafan otak sehingga akan membantu mempercepat otomatisasi gerak,

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sehingga kualitas kecepatan tendangan sabit pesilat juga akan meningkat. Menurut

Edwin (1997: 32-34) perubahan saat latihan submaksimal, antara lain: (1)

pemakaian glikogen menurun dan pemakaian lemak meningkat, (2) penurunan

kecepatan akumulasi asam laktat atau ambang anaerobik meningkat, (3)

peningkatan stroke volume, (4) penurunan frekuensi denyut jantung, (5)

perubahan aliran darah ke otot.

Melalui kompleksitas yang baik pada latihan Kombinasi Zig–zag-teknik

akan memberi pembebanan latihan yang akan menimbulkan rangsang yang baik

pada otot-otot yang mendukung terhadap gerakan tendangan sabit, mengingat

kecepatan dan kelincahan pada pencak silat saling terkait dan tidak dapat

dipisahkan. Dengan demikian latihan Kombinasi Zig–zag-teknik lebih baik

pengaruhnya daripada latihan kombinasi Sprint-teknik dalam meningkatkan

kecepatan tendangan pada pesilat, dan pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan

setelah penelitian ini dapat disimpulkan berasal dari program latihan dan

perlakuan yang sudah dilaksanakan oleh subjek.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan ternyata hipotesis

yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Ada Perbedaan Pengaruh antara Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan

Kombinasi Zig-Zag Teknik terhadap Kecepatan Tendangan Sabit pada Pesilat

Putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2012. (thitung

2.240 > ttabel 2.228).

2. Latihan Kombinasi Zig-zag-Teknik Lebih Baik pengaruhnya terhadap

peningkatan kecepatan tendangan sabit daripada latihan kombinasi sprint-

teknik pada pesilat putra JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun 2012. Kelompok 1 (kelompok yang diberi perlakuan latihan kombinasi

sprint-teknik) memiliki peningkatan 3,67% lebih kecil daripada kelompok 2

(kelompok yang diberi perlakuan latihan kombinasi zig-zag teknik) yaitu

14,40%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, latihan kombinasi Zig-

zag-Teknik memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap kecepatan tendangan

sabit. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap metode latihan

memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kecepatan tendangan sabit.

Oleh karena itu, di dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan

kecepatan tendangan sabit harus menggunakan latihan yang tepat. Hasil penelitian

ini juga dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat,

khususnya untuk meningkatkan kecepatan tendangan sabit.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

telah ditimbulkan, maka kepada para pelatih pesilat Pembinaan Prestasi Pencak

Silat JPOK UNS Surakarta disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kecepatan tendangan sabit, perlu diterapkan metode

latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

2. Untuk meningkatkan kecepatan tendangan sabit, pelatih atau pesilat dapat

menerapkan metode Latihan Kombinasi Sprint-Teknik dan Latihan

Kombinasi Zig-zag-Teknik.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Y. & Syaifuddin, A. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Akademik

Davis, D., Kimmet, T., Auty, M. (1986). Phisical education: theory and practice. Hongkong: Graphicraft Typesetter Ltd.

Edwin. (1997). Pengaruh Latihan Step-Up Irama Sedang dan Irama Cepat terhadap tekanan Darah serta Elektrokardiogram. Tesis tidak Dipublikasikan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Hariono, A. (2007). Melatih Kecepatan Pencak Silat Kategori Tanding : FIK UNY

Hatmisari, D. & Pasurney, P. (2007). Pelatihan Pelatih Fisik Level 1. Jakarta : Kemenpora RI

Harsono. (1988). Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti.

Hariono, A. (2006). Metode Melatih Fisik Pencak Silat. Yogyakarta : FIK UNY

Ismaryati. (2009). Tes & Pengukuran Dalam Olahraga. Surakarta: UNS Press

Lutan, R. dkk. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung : IKIP FPOK Bandung

Lubis, J.( 2005). Panduan Praktis Pencak Silat. Jakarta: Rajawali

Munas XII IPSI. (2007). Peraturan Pertandingan Pencak Silat IPSI. Jakarta : PB. IPSI.

Noer, A.H. (1996). Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta : UNS pers

Nugroho, H. (2011). Analisis Kebutuhan Fisik, Teknik, dan Mental Cabor Pencak Silat. Surakarta

Pyke, F.S. (1991). Better Coaching. Australia Coaching Council Incorporated

Suhendro, A. (1990). Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta : Universitas terbuka.

Sajoto, M. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara

Subekti, N,. (2011). Pengaruh Latihan Plyometric Hurdle Hopping Dan Side Double Front Jump Combination terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai pada Pesilat Putra UKM Tapak Suci Universitas Sebelas Maret

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERBEDAAN .../Perbedaan...TEKNIK TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT PESILAT ... sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Surakarta Tahun 2011. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Soekarman, R. (1991). Energi dan Sistem Energi Predominan pada Olahraga. Jakarta: KONI Pusat

Suharno, H.P. (1993). Metodologi penelitian. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta

Sumosardjuno, S. (1994). Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta : PT. Gramedia

Sukadiyanto.(2002). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK UNY

Tudor, O. B. (1994). Power Training For Sport. Antario : coaching asssocation of Canada.

Thomas, J.R. & M. Nelson J.K. , (2005). Research Methods in Physical Activity. United States : Human Kinetics