Upload
doanliem
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Penerimaan
Sejak tahun I 990-an, penerimaan (acceptance) telah menjadi suatu hal yang
penting sebagai suatu bidang dalam riset. Riset pada penerimaan (acceptance) telah
memberikan pemahaman yang penting dalam menjelaskan sukses atau gagalnya
suatu produk atau jasa baru (Silberer dan wohlfahrt 2001, dalam Bauer et.al. (2005).
Riset ini juga menjelaskan tentang bagaimana (how) dan kenapa (why.) setiap
individu mengadopsikan teknologi informasi baru (venkatesh etal, 2003).
Sebagaimana banyak konsep inovasi lainnya. Website mahasiswa sangat tergantung
pada penerimaan mahasiswa terhadap saluran komunikasi baru. Agar dapat
meramalkan penerimaan mahasiswa terhadap Website mahasiswa penting sekali
untuk menguji pengadopsian dan penggunaan dari layanan ini. Hal ini menjadi
permasalahan karena Website mahasiswa masih dalam suatu tahap transisi dimana
tidak semua mahasiswa Universitas Widyatama langsung menggunakan layanan ini
melainkan ada beberapa mahasiswa dari angkatan 2010 dan 2011 yang mengalami
perubahan layanan dari portal mahasiswa ke website mahasiswa.
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Pada
Universitas Kristen Indonesia Toraja terdapat dua kelompok
pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan
pada produsernya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
medefinisikan sistem sebagai berikut ini. Sistem adalah suatu jaringan
kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan
kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam
sistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi utuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah
di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan
perancangan suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu
sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu
mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistem-
subsistem dari sistem tersebut. Suatu sistem mempunyai maksud
tertentu, ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk
mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk
mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan
dengan ruang lingkup yang lebih luas sedangakan objectives
dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
2.3 Website
2.3.1 Pengertian Website
Pengertian Website disebut juga site, situs, situs web atau portal.
Merupakan kumpulan halaman web yang berhubungan antara satu dengan
lainnya, halaman pertama sebuah website adalah home page, sedangkan
halaman demi halamannya secara mandiri disebut web page, dengan kata lain
website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna
internet diseluruh dunia (Iskandar, 2006).
Website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna
Internet. Pengguna Internet semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga
hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus.
Secara makna sebuah website adalah sekumpulan halaman informasi
yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia
selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah
komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi
media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain.
2.3.2 Pengertian Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu
organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu
organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut
(Palute, 2010) :
a. Informasi (information) adalah data yang telah dibentuk menjadi
sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
b. Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting
Information System” menjelaskan bahwa Informasi merupakan
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta
lebih berarti bagi yang menerimanya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa, “Informasi adalah sebagai data yang sudah
diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”.
2.3.3 Jenis-Jenis Situs Web (Website)
Secara umum, situs web digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Website
Statis, Website Dinamis, Website Interaktif (Anshari, 2013) :
a. Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak
berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu
halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang
menjadi struktur dari situs itu.
b. Website Dinamis merupakan website yang secara struktur
diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain
utama yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan
halaman backend untuk mengedit kontent dari website. Contoh
umum mengenai website dinamis adalah web berita atau web portal
yang didalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.
c. Website Interaktif adalah web yang saat ini memang sedang jadi
bahan pembicaraan. Salah satu contoh website interaktif adalah
blog dan forum. Di website ini user bisa berinteraksi dan beradu
argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya
website seperti memiliki moderator untuk mengatur supaya topik
yang diperbincangkan tidak melenceng dari alur pembicaraan.
2.3.4 Unsur-Unsur Penunjang Dalam Website Atau Situs Web
Dalam membangun sebuah website yang lebih advance, kita juga
diharuskan untuk menyediakan unsur penunjang lainnya. Diantara unsur-unsur
website itu adalah sebagai berikut (Anshari, 2013):
a. Nama domain, domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia
internet yang digunakan untuk mengenali sebuah situs, atau dengan kata
lain nama domain adalah alamat yang digunakan untuk menemukan
sebuah website di internet.
b. Web Hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lainnya yang akan
ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung
dari besarnya web hosting yang disewa atau dipunyai, semakin besar
web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan
ditampilkan dalam website.
c. Bahasa Pemerograman adalah bahasa yang digunakan untuk
menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses.
Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau
interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program
yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan
interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah
hadir untuk mendukung kualitas website.
d. Desain website unsur website yang penting dan utama adalah desain.
Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website.
Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus
tidaknya sebuah website. Serta mempengaruhi dengan kenyamanan
konsumen atau pembaca.
e. Publikasi website adalah Keberadaan seakan kekurangan makna dan
nilai kegunaannya jika dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh
masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs
sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk.
Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang
disebut publikasi atau promosi tadi.
2.4 Metode Technology Acceptance Model (TAM)
2.4.1 Konsep Metode TAM
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dilingkungan
organisasi sudah menjadi kebutuhan bagi tiap organisasi untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. Berdasarkan tujuan dari
penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut maka berbagai
bentuk aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia
dimanfaatkan antara lain aplikasi perkantoran (pengolah kata,
perhitungan, pengolah grafis), fasilitas komunikasi (email, chatting,
teleconference), sistem pendukung keputusan dan sistem informasi
manajemen.
Dampak yang perlu dikaji dari kehadiran teknologi informasi dan
komunikasi dalam organisasi adalah terjadinya perubahan dibeberapa
hal antara lain cara bekerja maupun proses bisnis. Perubahan ini antara
lain dapat direpresentasikan misalnya cara berkomunikasi pada saat
belum menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
menggunakan surat maka jika menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dapat digantikan dengan email. Rapat yang biasanya
dilakukan harus dalam satu lokasi dapat dilakukan oleh peserta yang
berbeda lokasi dengan memanfaatkan teleconference. Pengolahan data
yang biasanya memerlukan waktu lama karena dilakukan secara manual
maka dapat dipercepat secara signifikan bahkan dengan tingkat
keakuratan yang jauh lebih baik.
Faktor utama yang menentukan keberhasilan dari penerapan
teknologi informasi dan komunikasi dalam organisasi adalah
sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia khususnya adalah
pengguna dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kunci awal
dari keberhasilan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam
perusahaan adalah kemauan pengguna untuk menerima teknologi
informasi dan komunikasi tersebut.
Salah satu teori yang menjelaskan tentang model pendekatan
penerimaan teknologi adalah Technology Acceptance Model.
Technology Accepatnace Model (TAM) dapat digunakan ntuk
mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi. TAM
mendefinisikan terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan
pengguna terhadap teknologi yaitu persepsi akan manfaat teknologi dan
persepsi akan kemudahan dalam menggunakan teknologi.
2.4.2 Sejarah Technology Acceptance Model
Dikutip dari jurnal yang berjudul “Kajian Teoritis Technology
Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan Untuk Menentukan
Strategi Mendorong Kemauan Pengguna Dalam Menggunakan
Teknologi Informasi Dan Komunikasi” dibuat oleh Stefanus Wisnu
Wijaya, TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk
menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi
diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan
pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil
pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih
dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980. TAM
bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan
(acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM
menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu
organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan
(akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya)
dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari
pengguna/user suatu sistem informasi.
Dalam buku Predicting System Success Using The Technology
Acceptance Model: A Case Study yang ditulis oleh Sandy Behrens dkk
mengatakan bahwa Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA
(Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan
satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal,
akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan
persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi
sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Secara
sederhana TAM dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Konsep sederhana Technology Acceptance Model (Sandy dkk, 2005)
Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari
beberapa faktor sebagai berikut (Sandy dkk, 2005):
a. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas
pengguna
b. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna
c. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses
yang dilakukan pengguna.
Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi pengguna
terhadap manfaat teknologi. Pada umumnya penguna teknologi akan
memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi
negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi
tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah pengguna pernah
mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk
terhadap penggunaan teknologi tersebut.
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis,
menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada
kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan
hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan
model ini untuk menjelaskan faktor‐faktor utama dari perilaku
pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci
menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi dengan
ersepsi pengguna terhadap
kemudahan dalam
menggunakan teknologi
Persepsi pengguna terhadap
manfaat teknologi Tekanan dari lingkungan,
pengalaman, voluntary
action dll
pemanfaatan
teknologi baru yang
sesungguhnya
Kemauan
untuk
memanfaatkan
teknologi baru
dimensi‐dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya
teknologi informasi oleh pengguna (user). Model ini menempatkan
usage (penggunaan) sebagai dependent variabel, serta perceived
usefulness (U) dan ease of use (EOU) sebagai independen variabel.
Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku
penggunaan (usage) (Sandy dkk, 2005).
Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan
teknologi dipengaruhi beberapa faktor dikutip dari jurnal Stefanus
Wisnu Wijaya. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri
misalnya pengalaman pengguna terhadap penggunana teknologi yang
sejenis. Pengalaman baik pengguna akan teknologi sejenis akan
mempengaruhi persepsi pengguna terhadap teknologi baru yang
disediakan, begitu pula sebaliknya.
Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang
diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh
pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan kemudahan
penggunaan teknologi tersebut,demikian pula sebaliknya. Teknologi
yang dimaksud bukan hanya teknologi yang akan diadopsi tetapi juga
teknologi lain yang sejenis dengan teknologi yang akan diadopsi.
Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap
kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme
support yang handal. Mekanisme support yang terpercaya akan
mempengaruhi kepercayaan pengguna akan kemudahan teknologi
misalnya pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support
yang handal jika kesulitan menggunakan teknologi maka mendorong
persepsi pengguna kearah lebih positif. Demikian pula sebaliknya.
Beberapa faktor dibawah ini dapat digunakan untuk mengukur
persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan sistem:
a. Menggunakan sistem tidaklah menyulitkan pengguna
b. Pengguna merasa yakin bahwa mudah untuk mengerjakan
apa yang diperlukan dengan sistem yang tersedia.
c. Pengguna merasa yakin bahwa belajar menggunakan
teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.
2.4.3 Strategi yang Dapat Diterapkan
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menerapkan
berbagai upaya solusi dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam
organisasi adalah melakukan penelitian TAM terhadap pengguna.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diterapkan langkah - langkah
untuk mengantisipasi penolakan pengguna terhadap teknologi yang
akan diadopsi. Salah satu faktor penting yang perlu diteliti adalah
pengalaman pengguna menggunakan teknologi.
Sangatlah baik jika penelitian yang dilakukan tidak dilakukan
berdasarkan sampel yang terbatas tetapi dilakukan berdasarkan
pemetaan sehingga persepsi masing masing pengguna dapat dicatat dan
dilakukan upaya upaya perbaikan. Tetapi jika jumlah pengguna sangat
banyak maka penelitian dengan metode sampling lebih memungkinkan
dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat keakuratan setinggi
mungkin. Selain itu juga memperhatikan kategorisasi pengguna.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki persepsi
pengguna dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu upaya untuk
membangun persepsi positif terhadap manfaat teknologi dan upaya
untuk membangun persepsi positif terhadap kemudahan menggunakan
teknologi.
Upaya pertama yaitu untuk membangun persepsi positif terhadap
manfaat teknologi adalah sebagai berikut (Indrajit dkk, 2005)
a. Jika teknologi baru merupakan upgrade dari teknologi lama
maka dilakukan upaya penjelasan dari pimpinan organisasi
bahwa teknologi lama sudah tidak dapat memenuhi tujuan
perusahaan. Selanjutnya dilakukan penjelasan tentang posisi
dan manfaat teknologi baru yang sebaiknya dilengkapi dengan
demonstrasi teknologi.
b. Jika teknologi baru merupakan teknologi yang pertama kali
akan diadopsi maka perlu upaya penjelasan akan manfaat
teknologi baru ke pengguna. Perlu dilengkapi dengan
demonstrasi.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah teknologi baru yang
akan diadopsi baik upgrade maupun bukan upgrade dapat memenuhi
kebutuhan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan
pekerjaan pengguna. Upaya ini dapat diperkuat jika dilakukan
demonstrasi teknologi tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa upaya ini juga diharapkan
dapat meyakinkan pengguna bahwa teknologi baru yang akan diadopsi
merupakan teknologi yang penting bagi kelangsungan masa depan
perusahaan.
Upaya kedua adalah untuk membangun persepsi positif pengguna
terhadap kemudahan penggunaan teknologi. Upaya ini merupakan
upaya yang penting karena kegagalan pengembangan persepsi positif
terhadap kemudahan penggunaan teknologi akan mempengaruhi
integrasi teknologi kedalam perusahaan.
Upaya yang perlu dilakukan harus memperhatikan faktor
penyebab dari persepsi kemudahan penggunaan teknologi. Faktor
pertama yang berpusat pada teknologi itu sendiri biasanya disebabkan
oleh pengalaman dalam menggunakan teknologi. Antara lain pengguna
merasa kesulitan menggunakan teknologi jenis tersebut. Upaya yang
dilakukan dapat dengan menyediakan teknologi yang user friendly dan
pelatihan penggunaan yang intensif. Selain itu juga dengan
menghadirkan teknologi tersebut kepada pengguna berdasarkan model
aplikasi yang telah dipahami oleh pengguna. Contoh paling mudah
adalah menghadirkan komputer dengan fasilitas aplikasi yang
dilengkapi game dan pengguna dibiarkan berinteraksi dengan komputer
tersebut sampai batas waktu tertentu sampai pengguna merasa familiar
dengan komputer.
Faktor penyebab kedua yaitu reputasi teknologi yang kurang baik
didengar oleh pengguna. Upaya yang dapat dilakukan adalah
menghadirkan teknologi ke pengguna dan memperbolehkan pengguna
untuk berinteraksi dengan teknologi tersebut. Dengan catatan bahwa
kekurangan yang didapatkan pengguna setiap saat langsung dilakukan
langkah koreksi.
Faktor penyebab ketiga yaitu mekanisme support. Solusi dari
masalah ini adalah dengan menyediakan team support yang dapat
membantu setiap saat serta menyediakan panduan penggunaan yang
dapat diakses setiap saat dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Sebagai catatan upaya solusi dengan menghadirkan teknologi
untuk membisasakn pengguna dengan teknologi tersebut perlu
didukung data akan pengalaman pengguna terhadap teknologi tersebut
atau teknologi sejenis. Data ini bermanfaat untuk menyediakan fasilitas
aplikasi yang diperlukan untuk membiasakan pengguna dengan
teknologi tersebut. Contohnya dalam organisasi ditemukan kondisi
bahwa sebagian besar calon pengguna belum pernah memakai
komputer untuk keperluan pengolahan data dan komunikasi tetapi
hanya berpengalaman memekai komputer untuk bermain game dan
mengetik. Maka upaya menghadirkan komputer sebaiknya dilakukan
dengan menyediakan fasilitas game dan mengetik. Fasilitas ini sebagai
upaya awal untuk memperkenalkan komputer kepada pengguna. Upaya
ini bertujuan untuk menhindari penolkana pengguna terhadap
komputer.
2.4.4 Kegunaan Metode TAM
Kegunaan metode TAM adalah sebagai berikut (Sandy dkk,
2005):
a. TAM merupakan metode pendekatan untuk mengukur penerimaan
pengguna terhadap teknologi
b. Penerimaan pengguna terhadap teknologi mempengaruhi
keberhasilan adopsi teknologi kedalam organisasi.
c. Penerimaan pengguna terhadap teknologi dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat dan kemudahan
teknologi.
d. TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan upaya
upaya yang diperlukan untuk mendorong kemauan menggunakan
teknologi.
2.5 Sampel berdasarkan konsensus
Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel
adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Pengambilan sempel pada penelitian ini dilakukan dengan proportional random
sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan untuk menentukan
jumlah sampel yang akan diambil.
2.6 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat
ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun daya beda butir juga
dihitung dari hubungan atau korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk
menentukan daya beda butir dapat dilakukan dengan digunakan rumus korelasi
Product Moment dari Pearson. Rumus korelasi Product Moment tersebut adalah
sebagai berikut (Arikunto, 2006).
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
2 22 2
n XY- X Yr=
X - X × Y - Y
Keterangan:
r1 = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item
Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal
∑X2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑Y2 = jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = banyaknya responden
2.7 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil
tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok mahasiswa
yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan
memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan
instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh
reliabilitas efektivitas migrasi e-campus ke portal mahasiswa digunakan rumus
Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 2006).
Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi
Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan:
“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,
precision, and consistency.”
Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.