Upload
wulandari-saputri
View
2.504
Download
91
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Biologi Sel” yang diberikan oleh
Ibu Dra. Hj. Kholilah, M.M..
Dalam makalah ini kita akan membahas tentang “ Dinding Sel dan Membran Plasma”
yang mencakup pengertian dinding sel dan membran plasma, fungsi dinding sel dan
membran plasma, komposisi dinding sel dan membran plasma, teori-teori, serta transport
yang terjadi pada membran.
Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa sel adalah unit terkecil penyusun
tubuh mahluk hidup. Yang dimaksud dengan mahluk hidup ini adalah hewan, tumbuhan, dan
manusia. Selain itu juga sel disebut sebagai satuan struktural dan fungsional penyusun tubuh
mahluk hidup, karena setiap struktur yang terdapat di dalam sel memiliki fungsi. Sel itu
sendiri tersusun atas organel-organel yang memiliki peran masing-masing untuk
melaksanakan proses kehidupan sel. Beberapa diantara organel tersebut adalah dinding sel
dan membran plasma yang terletak dipermukaan sel.
Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki membran plasma. Akan tetapi dinding sel hanya
terdapat pada sel tumbuhan. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas bagian dari
sel yaitu dinding sel dan membran plasma.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa saja komposisi penyusun dinding sel dan membran plasma!
2. Sebutkan fungsi masing-masing dari dinding sel dan membran plasma!
3. Jelaskan teori-teori tentang membran plasma!
1
4. Jelaskan transport molekul-molekul yang terjadi antar membran!
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan kita sama-sama dapat memahami mengenai
dinding sel dan membran plasma.
2
BAB II
DINDING SEL DAN MEMBRAN SEL
A. DINDING SEL
Yang dimaksud dengan dinding sel, yaitu matriks ekstraseluler yang menyelubungi sel
tumbuhan di luar membran sel. Walaupun pada kenyataannya sel-sel hewan juga memiliki
komponen ekstrakseluler pada permukaan selnya, namun dinding sel tumbuhan umumnya
lebih tebal, lebih kuat dan yang paling penting bersifat lebih kaku. Dinding sel bersifat kaku
tersebut karena tersusun atas polisakarida. Polisakarida itu terdiri atas hemiselulosa dan
pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom.
Dinding sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang
terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar
mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan
sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang
selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa.
Fungsi Dinding Sel
Bersama-sama dengan vakuola, dinding sel berperan dalam turgiditas sel (kekakuan sel).
Seandainya tidak ada dinding sel, maka sel-sel tumbuhan mengempis dan bentuk sel
berubah-ubah. Dinding sel mengakibatkan bentuk sel tetap.
Sebenarnya dinding sel juga memberikan tempat perlindungan bagi sel di dalamnya.
Lagipula dinding sel tersebut saling terikat dengan sel di dekatnya membentuk suatu
tanaman utuh. Walaupun setiap sel akan-akan terperangkap dalam ruangan yang dibatasi
dinding sel, namun masih mungkin adanya komunikasi antar sel melalui plasmodesmata.
Melalui hubungan yang dinamakan plasmodesmata inilah berlangsung komunikasi antar sel
dengan adanya lalu lintas molekul-molekul kecil. Apabila terjadi pengkhususan sel-sel
3
tanaman bersangkutan, maka dinding sel akan menyesuaikan kepada fungsi perlindungan
dan kemudahan komunikasi antara sel.
Ukuran sel dalam tumbuhan multiseluler yang baru tebentuk relatif kecil kalau
dibandingkan dengan ukuran sel tersebut setelah tumbuh. Untuk menyesuaikan terhadap
volume sel setelah tumbuh, maka dinding sel yang masih muda selain masih bersifat tipis
juga tidak begitu kaku. Dinding sel tersebut dinamakan dinding sel primer, sedang apabila
telah mengalami pertumbuhan, misalnya menjadi lebih tebal atau padanya ditambahkan
lapisan baru dengan komposisi yang berbeda, maka dinding sel tersebut dinamakan dinding
sel sekunder.
Walaupun dinding sel tumbuhan tingkat tinggi berbeda satu sama lain dalam
organisasinya, namun pada dasarnya terdri atas susunan serabut-serabut panjang dan keras
yang masing-masing terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Biasanya serabut-
serabut tadi terbuat dari bahan selulose, sedang matriksnya sebagian besar dari bahan
hemiselulose dan pektin.
Walaupun larutan ekstrakseluler dalam tumbuhan selalu bersifat hipotonis kalau
dibandingkan dengan sitoplasma selnya, namun sel tumbuhan yang cenderung mengembang
volumenya akan dibatasi oleh dinding sel yang kaku. Keadaan ini menyebabkan kondisi
yang dinamakan turgor.
Dinding sel dari tumbuhan yang telah terdeferensiasi disesuaikan kepada fungsi yang
dilaksanakan oleh bersangkutan. Dalam tumbuhan terdapat 3 kelompok sel dewasa yang
dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu:
a. Sel epidermal
Sel epidermal menutupi permukaan tumbuhan. Biasanya mereka memiliki dinding
sel primer yang tebal. Selama proses diferensiasinya, sebelah luar dinding sel primer
tersebut ditambahkan lapisan lain bahan polimer asam lemak yang disebut kutin.
Lapisan luar dinding sel primer ini dinamakan kutikula.
4
b. Sel Silem
Silem merupakan jaringan tumbuhan yang terbentuk dari pembelahan sel-sel
kambium yang berdinding sel tipis. Jaringan ini telah dimodifikasi menjadi susunan
pipa yang bertanggung jawab untuk pengangkutan air yang mengandung ion-ion
anorganik dari akar menuju bagian-bagian lain dari tumbuhan.
c. Sel floem
Floem merupakan jaringan yang bertanggung jawab untuk mengangkut bahan-bahan
hasil fotosintesis (biasanya sukrose) ke bagian lain dari tumbuhan. Floem ini terdiri
dari atas susunan pipa-pipa yang berkembang dari sel prekambium dan sel kambium
yang beridinding tipis. Dinding sel primer menebal dengan penambahan komponen
selulose dan hemiselulose.
Tiga contoh diferensiasi sel di atas menekankan bahwa dinding sel berstruktur sangat
kompleks dapat mengubah arah pertumbuhan dan perkembangan sel bersangkutan.
Dibawah ini adalah gambar sel tumbuhan dengan dinding sel diperbesar.
Gambar 1. Sel tumbuhan dengan dinding sel yang diperbesar
5
B. Membran Plasma
Perkembangan membran plasma merupakan tahap sangat pentingnya dalam terjadinya
bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin
melangsungkan kehidupannya.
Semua membran organisme hidup, termasuk membran plasma dan membran internal sel
eukariotik, memiliki susunan umum yang sama, yaitu terdiri dari himpunan molekul lipid
dan protein yang terikat secara non-kovalen.
Fungsi membran plasma
Membran plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran plasma
adalah sebagai berikut.
1). Melindungi isi sel
Membran sel berfungsi mempertahankan isi sel.
2). Membatasi isi sel dari lingkungan luarnya.
3). Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
Membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu
yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul-molekul tersebut
berguna untuk mempertahankan kehidupan sel.
4) Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormone, racun, rangsangan listrik; dan
rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan. Sebagai contoh sel Amoeba. Sel
Amoeba yang tidak memiliki indera ternyata mampu menerima rangsang, baik rangsang
kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah
glikoprotein..
5). Membran sel juga berfungsi sebagai Protein membran
6
Protein membran memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: (i) Melekatkan membran
pada sitoskeleton tau rangka sel, (ii) Membentuk junction (pertemuan) diantara dua sel
yang bertetangga, (iii) Sejumlah protein membran berperan sebagai enzim, (iv) sejumlah
protein membran berfungsi sebagai reseptor permukaan bagi pesuruh-pesuruh kimia dari
sel-sel lain, dan (v) beberapa protein membran membantu pergerakan subtansi-subtansi
melintasi membran
Perkembangan Model Membran Sel
Sebelum berhasil diisolasinya membran plasma, sebagian besar teori tentang struktur
membran plasma didasarkan atas data yang diperoleh secara tidak langsung. Misalnya dalam
tahun 1902 oleh Overton diajukan teori bahwa membran plasma merupakan lapisan tipis
lipid, karena kenyataan zat-zat yang larut dalam lipid dapat menembus membran plasma.
Dari beberapa sifat membran plasma, oleh Danielli diusulkan bahwa membran plasma
terdiri atas lapisan rangkap lipid yang diapit oleh lapisan protein pada kedua sisinya.
Sebelum diajukan teori membran plasma oleh Singer dan Nicolson dalam tahun 1972,
teori-teori tentang strukur membran plasma dapat disimpulkan dalam 3 kelompok.
a. Teori lembaran (leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa membran
plasma tersusun oleh lapisan-lapisan.
Gambar 2. Teori lembaran
b. Teori bola-bola (globular theory), menyatakan bahwa komponen lipid-protein
berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran
7
Gambar 3. Teori bola-bola
c. Teori dinamis, yang menyatakan bahwa struktur membran plasma dapat berbentuk
lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan
dan kebutuhan.
Gambar 4. Teori dinamis
Pada tahun 1972, S.J. Singer & G. Nicolson mengusulkan model membran sel bahwa
protein membran tersisip pada lapis bilayer fosfolipid. Model membran ini disebut dengan
model mosaik fluida. Perhatikan gambar berikut.
Gambar 5. Model mosaik fluida
Lapisan Lipid
8
Petunjuk pertama yang mengisyaratkan bahwa membran dalam organisme hidup tersusun
dari molekul-molekul lipid dalam dua lapisan berasal dari percobaan yang dilakukan dalam
tahun 1925. Lipid yang diesktraksi dengan aseton dari membran sel darah merah diapungkan
pada permukaan air. Pada percobaan tersebut ternyata daerah yang ditempati oleh selapis
molekul lipid mempunyai luas dua kali permukaan sel darah merah. Kesimpulan percobaan
tersebut sangat mempengaruhi konsep biologi sel pada saat itu, sehingga sebagian besar
model struktur membran berdasarkan asumsi tersusun oleh molekul lipid dalam dua lapisan
dapat diterima jauh sebelum struktur sebenarnya dapat dipastikan kebenarannya.
Selanjutnya pada pengkajian dengan defraksi sinar X pada berbagai membran organisme
hidup menunjukkan bahwa molekul-molekul lipid tersusun dalam dua lapisan.
Tersusunnya molekul-molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain disebabkan
oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul lipid sebenarnya tidak larut
dalam air, melainkan dapat larut dalam pelarut organik.
Molekul-molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun dari 3 jenis, yaitu:
1. Fosfolipid, yang terbanyak
2. Kolesterol
3. Glikolipid
Ketiga jenis lipid tersebut amfipotik, artinya molekulnya memiliki ujung hidrofobik atau
nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air).
Apabila molekul-molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh lingkungan
air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga bagian ekor
yang hidrofobik terlindung dari air. Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat
dilakukan melalui 2 cara:
1) Membentuk bola-bola misal dengan ekornya mengarah ke pusat bola.
2) Membentuk susunan dwi-lapisan.
Kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
9
Dari percobaan-percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan gerakan-
gerakan molekul lipid dalam dwi-lapisan molekul, yaitu:
1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain.
2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri.
3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul.
4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.
Dengan demikian lapisan lipid bukan merupakan lapisan yang kaku, melainkan
merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas seperti cairan. Berikut adalah tabel
komposisi molekul lipid pada berbagai membran plasma.
Protein Membran
Jika molekul-molekul lipid yang membentuk dwi-lapisan merupakan kerangka dasar
membran plasma, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam
bentuk berbagai jenis molekul protein. Hubungan antara molekul protein dengan molekul
lipid dapat dibandingkan dengan molekul-molekul protein yang berada dalam pelarutnya.
Perbedaannya terletak pada situasi pelarutnya yaitu bahwa molekul protein dalam membran
plasma seakan-akan larut dalam molekul-molekul lipid yang berada dalam ukuran 2
dimensional.
Keberadaan molekul-molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul dalam
membran plasma memberikan sifat dan kemampuan fungsi dari masing-masing sel yang
berbeda. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim reseptor, markah,
transportasi melalui membran dan lain-lainya.
Berdasarkan hubungan dan kedudukan terhadap dwi-lapisan molekul lipid dapat
dibedakan menjadi,
1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul
dapat menonjol pada kedua permukaan membran plasma.
2. Sebagian dari molekul protein terdapat di antara molekul lipid dari bagian dwi-lapisan;
ujung molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran plasma.
10
3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid, sebagian ujung
molekul protein menonjol pada permukaan membran plasma.
4. Molekul protein dengan perantaraan molekul protein lain berada pada permukaan
membran plasma.
Gambar 6. Dwi-lapisan lipid
Berbagai jenis kedudukan protein tersebut tergantung pada struktur molekul protein.
Berdasarkan pada hubungan dengan air di lingkungannya, maka molekul protein dapat pula
dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik dan daerah hidrofobik.
Molekul karbohidrat membran
Semua sel eukariotik memiliki karbohidrat pada permukaannya yang sebagian besar
berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran (glikoprotein)
dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid).
Pada semua membran plasma organisme hidup molekul karbohidrat selalu berada pada
permukaan membran plasma yang tidak berhadapan dengan sitoplasma.
Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik memberikan
terminologi khusus, sebagai selubung sel atau glikokaliks. Selubung sel ini kadang-kadang
mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikroskopik cahaya dengan pewarnaan khas.
Selubung sel (Cell coat)
11
Seperti kita ketahui bahwa sel-sel tumbuhan selalu diselubungi oleh dinding sel yang
tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang juga merupakan molekul karbohidrat.
Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabelitas
membran sel, namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi-fungsi penting.
Fungsi glikokaliks tersebut diantaranya:
1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel-sel tetangganya. Sifat dan struktur
dinding sel ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel bersangkutan.
2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam
proses respons imunitas.
3. Membantu filtrasi zat-zat yang disesuaikan dengan besarnya molekul, khususnya pada
kapiler yang terdapat pada glomerulus ginjal.
4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase alkali.
5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi
menghambat difusi atau mengubah lingkungan kationik melalui perubahan muatan
listrik.
Gambar 7. Glikokaliks
Transport molekul-molekul kecil membran
Permeabilitas membran plasma mempunyai sifat-sifat khas, misalnya:
12
1. Makromolekul protein tidak dapat melintasi membran, maka sitoplasma yang sebagian
besar merupakan protein akan tetap tinggal terkurung oleh membran plasma.
2. Adanya mekanisme yang disebut Pompa natrium (sodium pump)
3. Demikian pula diduga bahwa untuk transport glukosa, asam amino dan asam lemak ke
dalam sel dibutuhkan energi yang tergantung pada adanya “pembawa” yang terdapat
dalam membran. Mekanisme transport aktif.
4. Adanya perbedaan tekanan osmose dalam sel dan di luarnya akan menimbulkan
transportasi air ke arah tekanan osmose yang lebih tinggi.
5. Zat-zat yang tidak larut dalam lipid tetapi dapat menembus membran plasma dapat
diterangkan, bahwa membran plasma mempunyai pori atau gerbang sehingga dapat
dilalui air ataupun ion-ion kecil.
Dari sifat-sifat membran tersebut dapat disimpulkan bahwa membran plasma tidak
merupakan suatu membran yang mati atau kau, melainkan bersifat sangat labil dan dinamis.
Adanya sifat hidrofobik di bagian tengah lapisan lipid membran plasma, menyebabkan
membran tersebut tidak mudah ditembus oleh molekul polar, sehingga membran sel
mencegah keluarnya komponen-komponen dalam sel yang larut dalam air. Namun sel juga
memerlukan bahan-bahan nutrisi dan membuang limbahnya keluar sel. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, sel harus mengembangkan suatu mekanisme khusus untuk transport melintasi
membran sel.
Transport molekul-molekul kecil melalui lapisan lipid membran sel berlangsung melalui
protein transmembran khusus, artinya untuk mengangkut molekul tertentu diperlukan
protein khusus. Protein tersebut dinamakan protein transport membran.
Berdasarkan sistem transportnya, protein transport ini dibedakan menjadi uniport dan ko-
transport. Tergantung pada arah aliran molekul-molekul yang melalui protein transport
tersebut, ko-transport dibedakan menjadi simport dan antiport.
13
Gambar 8. System transport
Proses pengangkutan molekul-molekul melalui membran sel, dapat dibedakan menjadi
transport pasif dan transport aktif.
Dalam transport pasif tidak diperlukan bantuan secara khusus untuk mengankut molekul
bersangkutan. Kemampuan melintasi membran hanya tergantung pada perbedaan
konsentrasi dan perbedaan muatan listrik molekul-molekul pada kedua sisi membran yang
hendak dilalui. Beberapa protein transport membentuk saluran bahan-nahan yang larut
dalam air yang dapat dilalui oleh bahan-bahan berukuran dan bermuatan sedang secara
difusi dengan sederhana. Sebagian protein transport lainnya mempermudah pengankutan
dengan jalan mengikat bahan yang hendak melintas membrane sehingga protein transport
tersebut dinamakan protein pengangkut.
14
Gambar 9. Transpor aktif dan Transport Aktif
Berbeda dengan transport pasif, transport aktif membutuhkan energi yang biasanya
melibatkan hidrolisis ATP dengan enzim yang terdapat dalam membran itu sendiri.
Pengangkutan ion melalui membran
Dua buah potensial transport sangat menentukan untuk memelihara potensial membran;
dua jenis protein tersebut masing-masing untuk;
1) Pompa Na+, untuk memompa Na+ keluar dan ion K + masuk ke dalam sel, sehingga kadar
ion K + dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel; begitu juga sebaliknya.
2) Saluran kebocoran ion K +, untuk melepaskan ion K + ke luar sel dengan mengakibatkan
membran sel sebelah dalam bermuatan negatif apabila dibandingkan dengan permukaan
luarnya.
Transport makromolekul dan partikel
Membran sel mempunyai sifat-sifat lentur dan dinamis yang tercermin pada kejadian-
kejadian timbulnya invaginasi atau pelipatan membran pada proses fagositosis, pinositosis
dan eksositosis.
15
Mekanisme pengangkutan makromolekul dan partikel-partikel melalui eksositosis,
apabila berlangsung pelelapasan dari sel dan melalui endositosis, apabila berlangsung
pemasukan ke dalam sel. Dasar mekanisme kedua jenis pengangkutan ini sama, hanya
berbeda dalam urutan tahap-tahapnya yang berlangsung berlawanan.
Berdasarkan sifat dan ukuran bahan yang ditelan oleh sel, cara transportasi makromolekul
dan partikel dibedakan menjadi pinositosis (meminum), apabila yang di telan merupakan
larutan dengan melalui pembentukan gelembung-gelembung kecil, dan fagositosis (makan)
apabila yang ditelan adalah makromolekul atau partikel melalui pembentukan gelembung-
gelembung lebih besar.
Gambar 10. Proses Pinositosis, Endositosis, pelepasan gelembung
16
KESIMPULAN
Dari pembahasan dinding sel dan mikroba di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dinding sel adalah matriks ekstraseluler yang menyelubungi sel tumbuhan di luar
membran sel.
2. Bersama-sama dengan vakuola, dinding sel berperan dalam turgiditas sel (kekakuan sel).
Dinding sel juga memberikan tempat perlindungan bagi sel di dalamnya.
3. Dalam tumbuhan terdapat 3 kelompok sel dewasa yang dibedakan berdasarkan
fungsinya, yaitu: sel epidermal, sel silem, dan sel floem.
4.Membran plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran plasma
adalah sebagai berikut: melindungi isi sel, membatasi isi sel dari lingkungan luarnya,
mengatur keluar masuknya molekul-molekul, sebagai reseptor (penerima) rangsangan
dari luar sel, dan membran sel juga berfungsi sebagai Protein membran
5. Pada tahun 1972, S.J. Singer & G. Nicolson mengusulkan model membran sel bahwa
protein membran tersisip pada lapis bilayer fosfolipid. Model membran ini disebut
dengan model mosaik fluida
6. Molekul-molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun dari 3 jenis, yaitu: Fosfolipid,
yang terbanyak, Kolesterol dan Glikolipid. Ketiga jenis lipid tersebut amfipotik, artinya
molekulnya memiliki ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik
atau polar (menyenangi air).
7. Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim reseptor, markah, transportasi
melalui membran dan lain-lainya.
8. Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel eukariotik memberikan
terminologi khusus, sebagai selubung sel atau glikokaliks.
9. Berdasarkan sistem transportnya, protein transport ini dibedakan menjadi uniport dan ko-
transport. Tergantung pada arah aliran molekul-molekul yang melalui protein transport
tersebut, ko-transport dibedakan menjadi simport dan antiport.
10. Proses pengangkutan molekul-molekul melalui membran sel, dapat dibedakan menjadi
transport pasif dan transport aktif.
17
11. Berdasarkan sifat dan ukuran bahan yang ditelan oleh sel, cara transportasi makromolekul
dan partikel dibedakan menjadi pinositosis (meminum), apabila yang di telan merupakan
larutan dengan melalui pembentukan gelembung-gelembung kecil, dan fagositosis
(makan) apabila yang ditelan adalah makromolekul atau partikel melalui pembentukan
gelembung-gelembung lebih besar.
18
PENUTUP
Demikianlah makalah hasil pembahasan kelompok kami mengenai “Dinding Sel dan
Membran Plasma” ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Apabila
ada kesalahan kami mohon maaf.
Wassalammualaikum, wr.wb.
Palembang, oktober 2010
Kelompok 2
19
DAFTAR PUSTAKA
Subowo, 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa
Syamsyuri, Istamar. 2004. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga
utamirubiyanto.blogspot.com/2009/06/dinding-sel.
Wikipedia.org
20