2
Diruangan ICU terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya yaitu rena yang terbaringdisana. Terlihat mama rena sesekali mengusap dadanya seperti berdo’a untuk kesembuhan anaknya dari luar ruangan sedangkan adek Indah terus memandangi kakak yang terbaring ditempat tidur. Perawat junior : Selamat pagi bu, dek! (Tersenyum kearah ibu pasien) Ibu + Adek : Selamat pagi, mbak! (Tersenyum kearah perawat) Perawat junior : Begini saya disini ingin memberi obat kepada dek amin, tapi melalui injeksi sekalian mau dilakukan pemeriksaan. Adek : Injeksi apa itu mbak? Terus obatnya rasa apa? Ibu : Sudah-sudah jangan tanyak lagi, mbaknya mau memeriksa mas mu! Perawat junior : Injeksi itu disuntik, dek. (Sambil tersenyum). Saya permisi bu, dek! Ibu +Adek : Iya mbak, silahkan. Kemudian masuklah perawat junior ke ruang ICU dengan peralatan yang dia bawa dengan bersikap ramah terhadap pasien. Sesekali pasien hanya mengeluarkan suara Heegg-Heeg berulang- ulang seperti mendengkur ketika dilakukan injeksi obat dan pemeriksaan tanda-tanda vital. Perawat junior : Selamat pagi, dek amin! Perawat junior : Saya suster fajri. Saya akan meberikan obat melalui injeksi, insaallah obat ini dapat membuat adek lebih baik. Perawat junior : Permisi ya dek.! Perawat junior : Alhamdulillah, sudah selesai.! Sekarang suster mau memeriksa adek. Setelah dilakukannya pemeriksaan, perawat junior menjadi panik, karena alhasil kondisi pasien lambat laun semakin lemah. Secepat mungkin perawat junior menghubungi perawat senior di ruang keperawatan, berharap ada bantuan untuk pasien ini. Perawat junior : Mbaaak...mbaak (Tergesa-gesa menuju ruang keperawatan) Perawat senior : Ada apa? Perawat junior : Mbak, pasien atas nama amin kondisinya semakin memburuk. Gimana ini mbak.? Perawat senior : Yang bener kamu. Sudah saya hubungi dokter ilham. Berselang tiga menit dari laporan perawat junior ke perawat senior dan dari perawat senior ke dokter ilham, ketiganya pun sudah berada di ruang ICU melakukan pertolongan, sekiranya pasien atas nama amien dapat diselamatkan. Dokter : Tolong alat pemacu jantung dan peralatan lainnya disiapkan. Perawat senior : Iya dok, sudah siap. Dokter : Bismillahirrahmannirrahim. Kita coba sekali lagi. Setelah dilakukan tindakan kepada pasien. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala dan menyatakan pasien tidak dapat tertolong. Dokter : (Menggelengkan kepala). Perawat junior : Bagaimana dok? Dokter : Innalillahi wa innalillahi rojhi’un. Pasien ini tidak dapat diselamatkan nyawanya.

Diruangan ICU Terdapat Sederet Tempat Tidur Dengan Salah Satunya Yaitu Rena Yang Terbaringdisana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apa aja deh

Citation preview

Diruangan ICU terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya yaitu rena yang terbaringdisana. Terlihat mama rena sesekali mengusap dadanya seperti berdoa untuk kesembuhan anaknya dari luar ruangan sedangkan adek Indah terus memandangi kakak yang terbaring ditempat tidur. Perawat junior : Selamat pagi bu, dek! (Tersenyum kearah ibu pasien) Ibu + Adek : Selamat pagi, mbak! (Tersenyum kearah perawat) Perawat junior : Begini saya disini ingin memberi obat kepada dek amin, tapi melalui injeksi sekalian mau dilakukan pemeriksaan. Adek : Injeksi apa itu mbak? Terus obatnya rasa apa? Ibu : Sudah-sudah jangan tanyak lagi, mbaknya mau memeriksa mas mu! Perawat junior : Injeksi itu disuntik, dek. (Sambil tersenyum). Saya permisi bu, dek! Ibu +Adek : Iya mbak, silahkan.Kemudian masuklah perawat junior ke ruang ICU dengan peralatan yang dia bawa dengan bersikap ramah terhadap pasien. Sesekali pasien hanya mengeluarkan suara Heegg-Heeg berulang- ulang seperti mendengkur ketika dilakukan injeksi obat dan pemeriksaan tanda-tanda vital. Perawat junior : Selamat pagi, dek amin! Perawat junior : Saya suster fajri. Saya akan meberikan obat melalui injeksi, insaallah obat ini dapat membuat adek lebih baik. Perawat junior : Permisi ya dek.! Perawat junior : Alhamdulillah, sudah selesai.! Sekarang suster mau memeriksa adek.Setelah dilakukannya pemeriksaan, perawat junior menjadi panik, karena alhasil kondisi pasien lambat laun semakin lemah. Secepat mungkin perawat junior menghubungi perawat senior di ruang keperawatan, berharap ada bantuan untuk pasien ini. Perawat junior : Mbaaak...mbaak (Tergesa-gesa menuju ruang keperawatan) Perawat senior : Ada apa? Perawat junior : Mbak, pasien atas nama amin kondisinya semakin memburuk. Gimana ini mbak.? Perawat senior : Yang bener kamu. Sudah saya hubungi dokter ilham.Berselang tiga menit dari laporan perawat junior ke perawat senior dan dari perawat senior ke dokter ilham, ketiganya pun sudah berada di ruang ICU melakukan pertolongan, sekiranya pasien atas nama amien dapat diselamatkan. Dokter : Tolong alat pemacu jantung dan peralatan lainnya disiapkan. Perawat senior : Iya dok, sudah siap. Dokter : Bismillahirrahmannirrahim. Kita coba sekali lagi.Setelah dilakukan tindakan kepada pasien. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala dan menyatakan pasien tidak dapat tertolong. Dokter : (Menggelengkan kepala). Perawat junior : Bagaimana dok? Dokter : Innalillahi wa innalillahi rojhiun. Pasien ini tidak dapat diselamatkan nyawanya. Perawat junior : Terus bagaimana selanjutnya, dok? Dokter : Segera kabari keluarga pasien, dan semoga keluarga yang ditinggalkan dapat tegar. Perawat junior : Baik dok.Perawat junior pergi keluar bersama perawat senior menemui keluarga pasien yang pada saat itu ibu pasien menangis khawatir putranya tidak dapat tertolong, dengan ditemani anaknya yang bernama indah. Perawat j + s : (Keluar dari ruangan) Ibu : Bagaimana sus keadaan anak saya? (Tersengah-sengah seraya sambil menangis) Perawat senior : Maaf ibu, kami dan semua tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak ibu, tetapi tidak berhasil.Anak dari keluarga pasien terkejut kemudian pingsan pada saat itu juga sang perawat junior merangkulnya. Pada saat bersamaan tante pasien yang bernama tante rensi dan tante sofi datang menjenguk. Keluarga mereka yang baru datang ikut bersedih akan kejadian ini, sesaat mereka berbagi duka dan dukungan. Tante rensi : Astagfirullah dah.! (Terkejut) Tante sofi : Kamu kenapa nak? (Sambil meneteskan air mata) Perawat junior : Biar saya bawa dek indah, ke tempat duduk sebelah sana, bu? Tante rensi : Mbak yu, apa yang terjadi? Ibu : (Hanya mengerang mengeluh sakit ditinggal anak pertamanya) Perawat senior : Begini ibu, kami dan tim medis sudah upayakan semaksimal mungkin. Akan tetapi yang maha kuasa sudah berkehendak lain. Sabar ya ibu. Tante sofi : Ya allah, mbak yu yang besar.! Tante rensi : Sabar mbak, yu!Keluarga pasien menangis histeris, sesaat jenazah pasien diantarkan ke ruang mayat oleh perawat junior dan perawat senior.