Upload
dinhnhu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RIBA
1
AH. AZHARUDDIN LATHIF, M.Ag, MH Dosen Fak. Syariah dan Hukum UIN Jakarta
Pengurus BPH DSN-MUI
HP. 081283727346, email: [email protected]
Disampaikan dalam “Kajian Intelektual Notaris Islam
(KINI)”, pada hari Sabtu, 6 Mei 2017.
2
RIBA
AGENDA
1. Pengertian Riba
2. Larangan Riba Dalam Al-Qur’an, Hadits, Kitab Samawy, dan Pendapat para Ulama
3. 9 Alasan dan jawaban: Interest bukan riba
4. Macam-Macam Riba
5. Perbedaan Bunga (Riba) dan Bagi Hasil
6. Perbedaan Al-Bay dan Riba
7. Hikmah Larangan Riba
8. Sumber Bacaan
3
PENGERTIAN RIBA
Riba (Arabic: ربا) arti Bahasa ialah tambah (az-Ziyadah), tumbuh (al-Numuw) , naik (al-irtifa’) dan tinggi (al-’uluw). (Umar Ibn Abd Aziz al-Mutruk)
Pengertian riba adalah tambahan yang
diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi (al-amwal al-ribawiyyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak (Fatwa DSN-MUI No. 80/2011)
1
• Membandingan antara zakat dan riba
• Memuji zakat dan mencela riba
• Surat Arruum: 39
2
• Mendiskripsikan praktik riba dikalangan Yahudi
• Praktik Riba yang dipraktikan Yahudi adalah Zulm (aniaya)
• Surat An- nisaa: 160-161
3 • Larangan praktik Riba yang berlipat ganda (tradisi Arab Jahiliyah)
• Surat Ali Imran: 130
4 • Larangan tegas (perintah meninggalkan) berbagai bentuk Riba
• Surat Al-baqarah: 278-279
TAHAPAN PENGHARAMAN RIBA
5
DALIL LARANGAN RIBA
Arruum: 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia bertambah pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu tidak bertambah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang yang melipatgandakan (pahalanya).”
Annisaa: 160-161
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan diatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.
6
ISLAM
Ali Imran: 130 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Al-baqarah: 278-279 “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.”
7
ISLAM
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian beliau bersabda: “Mereka semuanya sama“
(HR. Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW berkata: “Pada
malam perjalananku Mi’raj, aku melihat orang-orang yang perutnya
seperti rumah, didalamnya dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan dari
luar. Aku bertanya kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril menjawab
bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima riba.”
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Riba itu
memiliki tujuh puluh tingkatan, adapun tingkat yang paling rendah
(dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina dengan
ibunya sendiri.”
8
YUNANI
Plato (427-347 SM):
Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas
dalam masyarakat.
Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi
golongan miskin
Aristoteles (384-322 SM):
Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange)
bukan alat menghasilkan tambahan melalui bunga
“….Istilah riba, yang berarti lahirnya uang dari uang, diterapkan
kepada pengembangbiakan uang karena analogi keturunan dan
orang tua. Dibanding dengan semua cara mendapatkan uang,
cara seperti ini adalah yang paling tidak alami” (Politics, 1258)
9
YAHUDI
Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan.”
Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.”
Lukas 6: 35
“Cintailah musuhmu… dan janganlah meminjamkan kepada mereka dengan berharap untuk mendapatkan sesuatu (yang lebih)”
10
KRISTEN
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35
Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek pembungaan. Pandangan para sarjana Kristen terhadap praktek pembungaan terbagi pada tiga periode, yaitu
Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):
Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun 1836):
11
KRISTEN Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII): Larangan mengambil bunga merujuk kepada Old Testament yang juga diimani oleh orang Kristen.
St. Basil (329-379)
St. Gregory dari Nyssa (335-395)
St. John Chrysostom (344-407)
St. Ambrose
St. Augustine
St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)
Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang (Canon)
Council of Elvira (Spanyol tahun 306)
Council of Arles (tahun 314)
First Council of Nicaea (tahun 325)
Council of Carthage (tahun 345) & Council of Aix la Chapelle (789)
Council of Latern (1179)
Council of Lyons (1274)
Council of Vienne (1311)
12
KRISTEN
Kesimpulan Pandangan para Pendeta Awal (Abad I-XII):
Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan yang
melebihi jumlah barang yang dipinjamkan di awal.
Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dalam
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan melebihi apa yang
dipinjamkan adalah suatu dosa.
Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit juga
merupakan bunga yang terselubung.
13
KRISTEN
Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV): Robert of Courcon (1152-1218),
William Auxxerre (1160-1220),
St.Raymond of Pennafore (1180-1278),
St.Bonaventure (1221-1274)
St.Thomas Aquinas (1225-1274)
Bunga dibedakan menjadi interest dan usury
Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan dengan
memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang bertentangan dengan
konsep keadilan
Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun haram atau
tidaknya tergantung niat si pemberi hutang.
14
KRISTEN
Pandangan Para Reformis Kristen (Abad XVI- Tahun
1836): John Calvin (1509-1564)
Charles du Moulin (1500-1566)
Claude Saumaise (1588-1653)
Martin Luther (1483-1546)
Melancthon (1497-1560)
Zwingli (1484-1531)
Dosa apabila bunga memberatkan
Uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)
Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
Jangan mengambil bunga dari orang miskin
15
BUNGA BANK: PANDANGAN DUNIA ISLAM
Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo
Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang
diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/ Mei 1965 M)
Rabithah Alam Islamy
Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba
yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang ke 9, Mekkah 12-19 Rajab
1406 H)
Majma’ Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam
Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan
nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atau
bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari
riba yang diharamkan secara syariah (Keputusan No. 10 Majelis Majma’
Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28 Desembeer 1985)
16
BUNGA BANK: PANDANGAN ULAMA INDONESIA
Nahdhatul Ulama
Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan sebagian lain mengatakan syubhat.
Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam NU dengan sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992)
Muhammadiyah
Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik nagara kepada nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara “mustasyabihat.”
Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo, 1968)
17
BUNGA BANK: PANDANGAN ULAMA INDONESIA
Majelis Ulama Indonesia
1)Bunga bank sama dengan riba 2) tidak sama dengan riba 3) Syubhat.
MUI harus mendirikan bank alternatif. (Lokakarya Alim Ulama, Cisarua
1991)
Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia, Majelis Ulama Indonesia
1)Bunga bank sama dengan riba (Silaknas MUI, 16 Desember 2003)
Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengolahan dana tersebut
Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barang-
barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil upah atasnya
9 Alasan Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai uang
Bunga diberikan atas dasar abstinence
Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih
tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan nilai ini
Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial hukum taklif
Alasan Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Diskusi
( 1 ) Darurat
Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini
Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.
9 Alasan
Diskusi 9 Alasan ( 2 ) Berlipat Ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh
Memahami secara mendalam makna mafhum
mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Qur’an & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-
syarat pengambilan hukum daripadanya.
Diskusi 9 Alasan ( 3 ) Opportunity Cost
Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha
Tidak menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek dengan
prinsip bagi hasil
( 4 ) Konsumtif - Produktif
Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi
marginal dari dana senantiasa lebih besar dari
suku bunga
Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
Diskusi 9 Alasan
Diskusi 9 Alasan ( 5 ) Uang sebagai komoditi
Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain
terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya
tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas
penolakannya
Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah
uang seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami
penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak
atas sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut
Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl
( 6 ) Inflasi Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh
Diskusi 9 Alasan
( 7 ) Abstinence
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
“Pengobatan” (dengan penundaan konsumsi) dari
teori bunga Abstinence
Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang “adil” bagi kedua belah
pihak
Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai
dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?
Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari
investasi bagi hasil selama masih “penundaan”.
Diskusi 9 Alasan
( 8 ) Time Preference Theory
Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa “saat ini lebih berharga dari
masa yang akan datang”, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini ?
Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
Diskusi 9 Alasan
( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif
Apakah yang dimaksud dengan “Dela Personnalite
Juridique ?
Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya
suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-
ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?
Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan
Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?
Diskusi 9 Alasan
29
Jual Beli
Hutang Piutang
RIBA
Nasiah
Fadl
Nasa’
Jahiliyah
Jual Beli Barang2 Ribawi: (emas, Perak, Gandum bulat, gandum panjang, Kurma, dan garam), Salah satu obyek lebih banyak (kualitas) dari yang lain
Jual beli barang ribawi yang penyerahan
obyeknya tidak secara tunai (Jual beli
mata uang yang berbeda secara tidak
tunai (forward, swap, dan option)
Utang-piutang dengan mengambil
manfaat/keuntungan tambahan
(Investasi)
Utang-piutang, dimana kreditur mengenakan tambahan (dari jumlah hutang) bila debitur pada saat jatuh tempo tidak bisa membayar kewajibannya (Katu Kredit)
MACAM-MACAM RIBA
30
Penentuan suku bunga dibuat pada
waktu akad dengan pedoman harus
selalu untung
Besarnya prosentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk
Islam.
Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Tidak ada yang meragukan keuntungan
bagi hasil.
Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
31
Perbedaan Al-Bay dan Riba Abu al A’la al Mawdudi memberikan empat perbedaan mendasar antara
Al-Bay (perdagangan) dan riba, yaitu:
Pertama:
Dalam perdagangan, pembeli dan penjual melakukan pertukaran atas dasar kesetaraan, bagi pembeli mendapatkan keuntungan dari apa yang ia telah beli dari vendor, sementara yang kedua mendapat keuntungan dalam pertimbangan kerja dan waktu yang dihabiskan dalam pengadaan komoditas itu untuk pembeli
Sementara itu, pada transaksi riba tidak ada pembagian keuntungan antara kedua belah pihak atas dasar kesetaraan. Kreditor mendapatkan untuk dirinya sendiri yang pasti jumlah uang untuk pinjaman, tetapi semua debitur pasti mendapatkan waktu untuk menggunakan uang, sementara waktu tidak selalu mendapatkan keuntungan dirinya
32
Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):
Kedua:
Dalam perdagangan, seberapapun besar keuntungan yang diminta vendor dari pembeli, ia hanya sekali mendapatkannya.
Sementara itu, pada transaksi riba, kreditur tidak berhenti untuk menuntut bunganya sepanjang pokoknya belum dikembalikan.
33
ketiga:
Dalam perdagangan, saat sebuah komoditi dipertukarkan untuk suatu harga, transaksi tersebut selesai. Pembeli tidak memberikan apa-apa setelah transaksi tersebut kepada penjual. Dalam transaksi menyewa, baik rumah, tanah, atau benda/barnag lain, barang yang disewa tetap utuh dan dikembalikan kepada pemilik setelah itu. Hanya untuk manfaat dari barang tersebut yang harus dibayar sewanya oleh penyewa kepada pemilik.
Sementara itu, dalam riba, debitur benar-benar menghabiskan jumlah yang dipinjam dari kreditur dan harus mengembalikan jumlah yang sama dengan tambahan dalam bentuk bunga.
Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):
34
Perbedaan al-bay dan riba (lanjutan):
Keempat:
Dalam perdagangan, profesi dan kerajinan tangan, seseorang memperoleh manfaat setelah menjalani kerja, kesulitan, atau oleh keterampilan atau seni.
Sebaliknya, dalam transaksi riba, kreditor hanya meminjamkan sejumlah surplus yang dimilikinya dan tanpa kerja / usaha / kesulitan, menjadi mitra tetap dalam memperoleh hasil (bunga) dari debitur.
35
Hikmah Dibalik Pelarangan riba
1. Penghapusan ketidakadilan/Kedhaliman
2. Himbauan untuk bekerjasama
3. Semangat persaudaraan
4. Mengenai riba al fadl: mendorong transisi masyarakat dari sistem barter ke sistem moneter
5. Uang, sebagai ukuran yang sempurna nilai dan alat tukar, dimana pertukaran berjalan atas dasar keadilan serta mengurangi penipuan
1. Abdullah Ibn Muhammad Ibn Hasan al-Sa’dy, Al-Riba fi al-Mu’amalat al-Mashrafiyah al-Mu’ashiarah
2. Umar Ibn Abdul Azis al Mutrk, Al-Riba wa al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah, Fi Nadri al-Syaria’ah al-Islamiyah
3. Yusuf Qaradawi, Fawaid al-Bunuk hiya al-Riba al-Haram 4. Abu-A’la al-Maududi, Riba 5. Ali Jum’ah Muhammad dkk, Fatawa al-Mu’amalat al-Maaliyah: Al-Qurudh wa
al-Riba 6. Abdul Azhim Jalal Abu Zaid, Fiqh Riba 7. Ahmad Salim Milhim, At-Ta’min al-Islamy 8. M. Syafii Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik 9. Adiwarman Kariim, Analisis Fiqh dan Keuangan 10. M. Syakir Sula, Asuransi Syariah: Konsep dan Sistem Operasional 11. Engku Rabiah Adawiyah Engku Ali dan hassan Scoott P. Odierno, Essential
Guide to Takaful (Islamic Insurance) 12. Mohd. Ma’sum Billah, Principles & Practices of Takaful and Insurance
(Compared)
SUMBER BACAAN