9
JURNAL SAINTIFIKA, VOLUME III NO.2, DESEMBER 2011 "DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL" SEBUAHUPAYAMENGURANGI RISIKOBENCANAMERAPI TERHADAPHEWAN TERNAK Ahmad Juwarjl),Agus Supriyanto21,Lovin Dika3) I}Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Gadjah Mada 2)Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada 1)Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Gagas'an mengenai "Disaster Management System .lor Animal" ini merupakan gagasan yang timbul dari adanya korban yang beljatuhan ketika terjadi letuson gunung Merapi 2010 lalu. Korban yang meninggal terkena awan panas berkeyakinan bahwa tempat tinggalnya akan am an dari ancaman bahaya tersebut danjuga dengan ternak mereka yang masih bel1l111 dil/ngsikan schingga mereka bersikeras untuk tidak ikut mengungsi. Oleh karena itu menjadi penting lmtuk menciptakan .,'ebuah sistem penanganan bl!ncww terhadap hewan ternak. Dalam gagasan ini dikllpas lebih jauh mengenai sistem ini dari mulai tahap pendataan ternak hingga sampai lernak tersebut dikembalikan kepada pemiliknya ketika siluasi Merapi menjadi normal. Oleh karena itu. dikemukakan mengenai tempat yang nyaman sehingga mampu menjadi lempat ungsian ternak yang sebelumn}'a dievakuasi. Pengumpulan ternak dijadikal/ salu dalam beberapa titik tanah lapang yang lelah dilmal dcngan cepal mcngingat siluasi yang darurat. Penekanan dalalll "Disaster Management Syslem jor Animal" ini terletak pada mitigasi bencananya, yakni bagaimana warga dapal memahami lebih jauh risiko bel/cana yang ditimbulkan dari Merapi. ternak yang dimilikinya bersama-sama diungsikan sehingga tidak ada alasan bagi warga untuk letap tinggal di rumah ketika situasi darurat. Gagasan ini diakhiri dengan kesimpulan bahwa prediksi hasil yang akan diperoleh dari "Disaster Managcment Syslcm/or Anima/", sistem ini lentunya akan herhasil dengan baikjika pihak-pihak yang berkepenlingan seperli pemilik lernak. pemerinlah maupun LSM yang lerlibal mampu memainkan perannya dengan baik bekel1a sesuai bidangnya masing-masing metall/i kourJinasi bersama-sama terlebih dahulu. Kata klmci: Disaster Managemenl System, animal PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bencana meletusnya gunung Merapi pada Oktober-November 20 10 dinilai oleh ban yak pihak sebagai letusan terbesar sejak 140 tahun lalu, sebelumnya gunung yang memiliki jarak letusan 4-6 tahun ini meletus terakhir di tahun 2006 yang menewaskan beberapa warga, namun saat terjadi letusan 20 I0 jumlah warga yang tewas mcncapai ratusan korban. Jarak luncur awan panas yang mencapai belasan kilometer dari puncak menjadi indikator betapa dahsyatnya letusan tahun 20 I0 ini bahkan sampai melumpuhkan kota Yogyakarta dengan hujan abunya. -~ . Banyaknya korban letusan terscbut menjadi keprihatinan semua pihak. Pemerintah sebetulnya telah memberikan instruksi mengenai peningkatan status bahaya Merapi yang mengindikasikan penduduk di sekitar Merapi berada dalam radius bahaya dan harus mengungsi ke tempat lebih aman. Namun demikian instruksi tersebut oleh sebagian warga Merapi ternyata tidak ditaati. Alasan pertama ialah para penduduk di sekitar Merapi tidak yakin letusannya sampai di tempat pemukimannya dan menganggap keberadaan ternak mereka lebih penting. Berdasar data Kementerian Pelianian,jumlah ternak rawan di Merapi sejumlah 61.RR4 ekor yang tersebar di empat kabupaten yaitu Sleman (3125 ckor),

DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH

JURNAL SAINTIFIKA, VOLUME III NO.2, DESEMBER 2011

"DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL"SEBUAHUPAYAMENGURANGIRISIKOBENCANAMERAPITERHADAPHEWANTERNAK

Ahmad Juwarjl),Agus Supriyanto21,Lovin Dika3)I}Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Gadjah Mada

2)Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada1)Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Gagas'an mengenai "Disaster Management System .lor Animal" ini merupakan gagasanyang timbul dari adanya korban yang beljatuhan ketika terjadi letuson gunung Merapi 2010lalu. Korban yang meninggal terkena awan panas berkeyakinan bahwa tempat tinggalnyaakan aman dari ancaman bahaya tersebut danjuga dengan ternak mereka yang masih bel1l111dil/ngsikan schingga mereka bersikeras untuk tidak ikut mengungsi. Oleh karena itu menjadipenting lmtuk menciptakan .,'ebuah sistem penanganan bl!ncww terhadap hewan ternak.

Dalam gagasan ini dikllpas lebih jauh mengenai sistem ini dari mulai tahap pendataanternak hingga sampai lernak tersebut dikembalikan kepada pemiliknya ketika siluasi Merapimenjadi normal. Oleh karena itu. dikemukakan mengenai tempat yang nyaman sehingga mampumenjadi lempat ungsian ternak yang sebelumn}'a dievakuasi. Pengumpulan ternak dijadikal/salu dalam beberapa titik tanah lapang yang lelah dilmal dcngan cepal mcngingat siluasiyang darurat. Penekanan dalalll "Disaster Management Syslem jor Animal" ini terletak padamitigasi bencananya, yakni bagaimana warga dapal memahami lebih jauh risiko bel/canayang ditimbulkan dari Merapi. ternak yang dimilikinya bersama-sama diungsikan sehinggatidak ada alasan bagi warga untuk letap tinggal di rumah ketika situasi darurat.

Gagasan ini diakhiri dengan kesimpulan bahwa prediksi hasil yang akan diperoleh dari"Disaster Managcment Syslcm/or Anima/", sistem ini lentunya akan herhasil dengan baikjika

pihak-pihak yang berkepenlingan seperli pemilik lernak. pemerinlah maupun LSM yang lerlibalmampu memainkan perannya dengan baik bekel1a sesuai bidangnya masing-masing metall/ikourJinasi bersama-sama terlebih dahulu.

Kata klmci: Disaster Managemenl System, animal

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bencana meletusnya gunung Merapipada Oktober-November 20 10 dinilai olehbanyak pihak sebagai letusan terbesar sejak140 tahun lalu, sebelumnya gunung yangmemiliki jarak letusan 4-6 tahun ini meletusterakhir di tahun 2006 yang menewaskanbeberapa warga, namun saat terjadi letusan20 I0jumlah warga yang tewas mcncapai ratusankorban. Jarak luncur awan panas yangmencapai belasan kilometer dari puncakmenjadi indikator betapa dahsyatnya letusantahun 20 I0 ini bahkan sampai melumpuhkankota Yogyakarta dengan hujan abunya.

-~ .

Banyaknya korban letusan terscbutmenjadi keprihatinan semua pihak. Pemerintahsebetulnya telah memberikan instruksimengenai peningkatan status bahaya Merapiyang mengindikasikan penduduk di sekitarMerapi berada dalam radius bahaya dan harusmengungsi ke tempat lebih aman. Namundemikian instruksi tersebut oleh sebagianwarga Merapi ternyata tidak ditaati. Alasanpertama ialah para penduduk di sekitar Merapitidak yakin letusannya sampai di tempatpemukimannya dan menganggap keberadaanternak mereka lebih penting. Berdasar dataKementerian Pelianian,jumlah ternak rawan diMerapi sejumlah 61.RR4ekor yang tersebar diempat kabupaten yaitu Sleman (3125 ckor),

Page 2: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 3: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 4: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 5: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 6: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 7: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 8: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH
Page 9: DISASTER MANAGEMENT SYSTEM FOR'ANIMAL SEBUAH