Upload
putri-syahreni-harahap
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
1/40
1
DISTRIBUSI FREKUENSI DAN UKURAN TENDENSI SENTRAL
1. Distribusi Frekuensi
1.1. Daftar Distribusi Frekuensi
Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak
yang dapat dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke
dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas
interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang akan dipakaidalam membuat sebuah daftar distribusi frekuensi. Bagian-bagian tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut (Sudjana, 2005) :
1. Kelas interval adalah banyak objek yang dikumpulkan dalam kelompok-kelompok
berbentuk a – b. Kedalam kelas interval a – b dimasukkan semua data yang
bernilai mulai dari a sampai dengan b. Urutan kelas interval disusun mulai data
terkecil terus ke bawah sampai nilai data terbesar. Kelas-kelas interval tersebut ada
di kolom kiri.
2. Frekuensi adalah bilangan-bilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat
dalam kelas interval. Frekuensi ini disingkat dengan f dan diisi pada kolom kanan.
3. Ujung bawah adalah bilangan-bilangan di sebelah kiri kelas interval.
4. Ujung atas adalah bilangan-bilangan di sebelah kanan kelas interval.
5. Panjang kelas interval adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan.
6. Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan
kelas yang lain. Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di
antara kelas yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-
angka tertentu. Terdapat dua batas kelas untuk data-data yang telah diurutkan,
yaitu: batas kelas bawah (lower class limits) dan batas kelas atas (upper class
limits).
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
2/40
2
Berikut ini merupakan cara membuat daftar distribusi frekuensi:
Perhatikan nilai ujian statistika untuk 80 orang mahasiswa berikut ini :
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, kita
lakukan sebagai berikut.
1. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini, karena
data terbesar = 99 dan data terkecil = 35, maka rentang = 99 – 35 = 64
2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering biasa
diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut
keperluan. Cara lain untuk n berukuran besar n ≥ 200 misalnya, dapat
menggunakan aturan Sturges , yaitu :
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
dengan n menyatakan banyak data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
Contoh : untuk n = 80, banyak kelas = 1 + (3,3) log 80
= 1 + (3,3) (1,9031) = 7,2802
Kita bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 7 atau 8 buah.
3. Tentukan panjang kelas interval p, dapat ditentukan dengan aturan :
p =
79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
3/40
3
harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. Jika
berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga satu
desimal, p ini juga diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya.
Contoh : p = = 9,14 dan dari sini bisa kita ambil p = 9 atau p = 10.
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data
terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus
kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.
Jika ujung bawah kelas pertama diambil sama dengan data terkecil, yakni 31 maka
daftarnya menjadi seperti berikut :
Tabel. 1. Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Ujian Statistika untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian Frekuensi (f)
31 – 40 3
41 – 50 3
51 – 60 8
61 – 70 23
71 – 80 20
81 – 90 19
91 – 100 4
Jumlah 80
1.2. Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi
frekuensi relatif. Frekuensi relatif, disingkat f rel atau f %, untuk memperoleh f rel
didapat dengan dari 100% . Tentu saja kedua bentuk frekuensi, absolut dan
relatif dapat disajikan dalam sebuah daftar.
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
4/40
4
Daftar berikut adalah contohnya :
Tabel. 2. Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif
Nilai Ujian Statistika untuk 80 Mahasiswa
Nilai Ujian F abs F rel31 – 40 3 2,5041 – 50 3 3,7551 – 60 8 6,2561 – 70 23 17,5071 – 80 20 30,0081 – 90 19 25,00
91 – 100 4 15,00Jumlah 80 100
Ada lagi sebuah daftar yang biasa dinamakan daftar distribusi frekuensi kumulatif.
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi
biasa, dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Dikenal dua macam
distribusi frekuensi kumulatif ialah kurang dari atau lebih. Untuk distribusi frekuensi
kurang dari atau lebih masing-masing dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 3. Nilai Ujian Statistikauntuk 80 Mahasiswa
( Kumulatif kurang dari )Nilai Ujian F kum
Kurang dari 31 0Kurang dari 41 2Kurang dari 51 5Kurang dari 61 10Kurang dari 71 24Kurang dari 81 48
Kurang dari 91 68Kurang dari 101 80
Tabel. 4. Nilai Ujian Statistikauntuk 80 Mahasiswa
( Kumulatif atau lebih )Nilai Ujian F kum
31 atau lebih 8041 atau lebih 7851 atau lebih 7561 atau lebih 7071 atau lebih 5681 atau lebih 32
91 atau lebih 12101 atau lebih 0
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
5/40
5
Perhatikan bahwa dalam kedua daftar di atas tidak terdapat baris yang menyatakan
jumlah frekuensi. Kalau daftar distribusi frekuensi kumulatif dengan frekuensi relatif
dikehendaki, maka hasilnya seperti dalam daftar-daftar di bawah ini
Tabel. 3. Daftar Distribusi FrekuensiKumulatif Relatif
( Kumulatif kurang dari )Nilai Ujian F kum (%)
Kurang dari 31 0Kurang dari 41 2,50Kurang dari 51 6,25Kurang dari 61 12,50
Kurang dari 71 30,00Kurang dari 81 60,00Kurang dari 91 85,00
Kurang dari 101 100,00
1.3. Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram adalah suatu diagram berbentuk batang yang batas-batas kelas
intervalnya dipakai sebagai sumbu mendatar dan frekuensi sebagai sumbu tegak.
Pada histogram sisi-sisi batang berdekatan berimpitan. Jika data dalam tabel 1 dibuathistogramnya, didapat seperti gambar berikut
Jika tengah-tengah tiap sisi atas dihubungkan, dan sisi terakhir dihubungkan
dengan setengah jarak kelas interval pada sumbu mendatar, didapat polygon
frekuensi. Amati tabel distribusi frekuensi data berkelompok dari nilai ujian Fisika 50
siswa di bawah ini :
Tabel. 4. Daftar Distribusi FrekuensiKumulatif Relatif
( Kumulatif atau lebih )Nilai Ujian F kum
31 atau lebih 100,0041 atau lebih 85,0051 atau lebih 60,0061 atau lebih 30,00
71 atau lebih 12,5081 atau lebih 6,2591 atau lebih 2,50
101 atau lebih 0
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
6/40
Tab
Pada tabel di atas,
Interval yang pertama ya
mendapat nilai ulangan
menjadi batas bawah se
Selain terdapat bat
tepi atas kelas. Tepi baw
bahwa data yang masuk
itu, tepi bawah dan tepikelas interval apabila d
frekuensi. Adapun cara
Tepi bawah kelas = bata
Tepi atas kelas = batas at
Sementara panja
atas dan tepi bawah kel
pertama yaitu 50 – 54 da
Tepi bawah kelas = 50 –
Tepi atas kelas = 54 + 0,
Panjang kelas = 54,5 – 4
l. 5. Distribusi frekuensi Nilai Ujian Fisika
data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh k
itu 50 – 54 dimana frekuensinya adalah 2, artiny
i antara 50 – 54 ada 2 orang. Pada interval ters
entara nilai 54 menjadi batas atas kelas.
as atas dan batas bawah, dikenal juga istilah te
ah dan tepi atas kelas tersebut digunakan untuk
benar-benar berada di kelas interval yang tepat.
atas kelas juga berfungsi untuk menentukanta-data yang ada telah tersaji dalam bentuk ta
enentukan tepi bawah dan atas kelas adalah seb
bawah kelas – 0,5
as kelas + 0,5
g kelas innterval merupakan selisih yang terja
as. Kita ambil contoh dari tabel di atas untuk i
pat ditentukan:
0,5 = 49,5
5 = 54,5
9,5 = 5
6
elas interval.
a siswa yang
but, nilai 50
i bawah dan
memastikan
. Di samping
panjang dari el distribusi
agai berikut:
i antara tepi
nterval yang
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
7/40
7
Dari tabel distribusi frekuensi kita bisa membuat sebuah diagram dengan
menggunakan beberapa persegi panjang yang disebut sebagai histogram . Bentuk dari
histogram hampir sama dengan diagram batang namun pada histogram persegi
panjang atau batang-batang yang ada saling berhimpitan. Pada histogram, tiap-tiap
persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang menunjukkan
panjang kelas sementara tinggi persegi panjang menunjukkan frekuensinya. Dari tabel
yang sudah dijelaskan di atas, kita dapat membuat histogramnya menjadi seperti yan
gtampak pada gambar di bawah ini:
Gambar. 1. Grafik histogram
Selain dengan histogram, kita juga bisa menggambarkan tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan poligon frekuensi. Poligon frekuensi dapat kita buat
dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari tiap kelas interval secara
berurutan. Agar poligon frekuensi “tertutup” pada ujung -ujungnya, maka sebelum
kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas kita tambahkan satu lagi kelas
dengan frekuensi nol. Berikut adalah hasil penyajian tabel distribusi nilai yang ada di
atas ke dalam poligon frekuensi:
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
8/40
8
Gambar. 2. Grafik polygon frekuensi
1.4. Aplikasi SPSS
Berikut adalah contoh penggunaan SPSS untuk data dalam tabel distribusi
frekuensi. Terdapat data nilai mahasiswa sebagai berikut yang akan dibuat tabel
distribusi frekuensi :
35 38 43 48 49 51 56 59 60 60
61 63 63 63 65 66 67 67 68 70
70 70 70 71 71 71 72 72 72 73
73 74 74 74 74 75 75 76 76 77
78 79 79 80 80 80 80 81 81 81
82 82 83 83 83 84 85 86 86 87
88 88 88 88 89 90 90 90 91 91
91 92 92 93 93 93 95 97 98 99
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
9/40
9
Langkah – langkah :
Buka program SPSS dan masuk ke Variable View untuk membuat variabel NILAIseperti gambar dibawah ini
Gambar 3. Membuat Variabel Nilai
Setelah membuat variabel nilai maka masuk kembali ke Data View untuk memasukkan nilai-nilai sesuai data diatas
Gambar 4. Data-data nilai mahasiswa
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
10/40
10
Selanjutnya klik menu Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequencies makaakan muncul kotak dialog seperti dibawah ini dan pindahkan variabel Nilai dari
sebelah kiri ke sebelah kanan. Setelah itu klik Statistics.
Gambar 5. Kotak dialog Frequencies
Kotak dialog baru akan muncul yaitu Frequencies Statistics dan beri centang padaMean, Median, Mode dan juga beri centang pada Range, Minimum dan Maximumkemudian klik Continue dan klik OK.
Gambar 6. Kotak dialog Frequencies Statistics
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
11/40
11
Setelah itu maka akan muncul output seperti dibawah ini.
Gambar 6. Output
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
12/40
12
Interprestasi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi nilai mahasiswa dengan banyak intervalnya14 dan lebar interval 5 maka dapat dilakukan adalah membuat sebuah variabel lagiyang dinamakan Kelas
Gambar 7. Penambahan Variabel Kelas
Selanjutnya untuk value berikan angka 1 pada 31-35, angka 2 untuk 36-40, danseterusnya hingga 14 untuk 96-100 seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 8. Memasukkan value
Setelah itu kembali ke Data View dan masukkan angka 1,2,3 dan seterusnya sesuaiurutan Value Labels yang telah dibuat.
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
13/40
13
Gambar 9. Data view nilai dan kelas
Selanjutnya masuk kembali ke Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequenciesdan masukan variabel Kelas ke sebelah kanan lalu klik Charts.
Gambar 10. Kotak dialog Frequencies
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
14/40
14
Pada kotak dialog Charts pilih Histogram dan beri centang pada Show normal curveon histogram.
Gambar 11. Kotak dialog Charts
Setelah semua proses dilakukan maka akan muncul output seperti dibawah ini
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
15/40
15
Gambar 12. Output Histogram Nilai dan Kelas
2. Ukuran Tendensi Sentral ( Gejala Pusat dan Ukuran Letak)
Tujuan umum metode statistik deskriptif adalah untuk mengorganisisr dan
menyimpulkan seperangkat skor. Metode umum untuk menyimpulkan dan
mendeskripsikan distribusi adalah untuk menemukan nilai tunggal yang disebut rata-
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
16/40
16
rata skor dan dapat mengetahui ditribusi data yang representative. Dalam statistik
rata-rata representative skor disebut tendensi sentral.
Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal yang
menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan
skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam kelompok (Gravetter
& Wallnau, 2007).
Tiga metode dalam pengukuran tendensi sentral yakni: mean, median,
modus . Mean biasanya diketahui sebagai ilmu hitung rata-rata. Rata-rata untuk
populasi diidentifikasi dalam huruf yunani yak ni μ (mew), dan rata -rata untuk sampel
adalah “ M atau x ( x- bar) ”. Pengukuran tendensi sentral yang kedua
yakni median, yakni skor yang membagi distribusi menjadi dua. Median sama
dengan persentil ke-50. Ukuran tendensi sentral yang ketiga yakni modus (mode) ,
modus adalah skor atau kategori yang paling besar dari frekuensi. Kata mode/modus
berarti ”gaya yang paling populer”, definisi statistik modus adalah skor yang paling
sering terlihat dalam kelompok data/ skor yang paling sering muncul.
2.1. Rata-rata HitungApabila dari sebuah sampel yang berukuran n diukur variabel X yang
memberikan skala interval atau rasio yang harganya x 1, x2, x3, ..., x n, maka rata-rata
hitung untuk variabel itu didefenisikan sebagai jumlah harga-harga variabel itu dibagi
seluruh harga-harga variabel tersebut, atau dengan rumus :
1
n
ii
x x
n................................................................. (1)
Contoh : sebuah sampel berukuran 10. Dari sampel tersebut diukur variabel X yangmenyatakan skor-skor mata kuliah Statistika. Hasil pengukuran adalah sebagai
berikut : 125, 100, 650, 159, 170, 865, 900, 920, 900, 760. Berapa rata-rata hitung
sampel itu?
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
17/40
17
Penyelesaian :
1 125 1000 650 159 170 865 900 920 900 760 554,910
n
ii
x x x
n
Rata-rata Hitung Berbobot
Apabila terdapat serentetan bilangan x1, x2, ...., xn yang masing-masing bilangan
mempunyai bobot untuk bilangan itu didefenisikan sebagai jumlah hasil kali
antara setiap bilangan itu dengan bobot bilangan itu dibagi dengan jumlah bobot
masing-masing bilangan, atau dirumuskan dengan :
1
1
n
i ii
n
ii
f x x
f ...........................................(2)
Contoh : Ada 5 mahasiswa mendapat 70 ; 6 mendapat 69 ; 3 mendapat nilai 45,
dan masing-masing seorang mendapat nilai 80 dan 56. Berapakah rata-rata hitung
nya?
Penyelesaian : sebelum dihitung terlebih dahulu disusun datanya sebagai berikut:
xi f i45 356 169 670 580 1
(45 3) (56 1) (69 6) (70 5) (80 1)3 1 6 5 1
103564,6875 64,7
16
x x x x x x
x
Rata-rata Hitung dari Tabel Distribusi Frekuensi
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
18/40
18
Contoh :
Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (x i) Hasil kali (f ix i)31 – 40 2 35,5 71
41 – 50 3 45,5 136,5
51 – 60 5 55,5 277,5
61 – 70 14 65,5 917
71 – 80 24 75,5 1812
81 – 90 20 85,5 1710
91 – 100 12 95,5 1146Jumlah 80 6070
Dari tabel didapat :
1
1
607085,875 85,9
80
n
i ii
n
ii
f x x
f
Tanda kelas = (ujung bawah + ujung atas) dibagi 2
Rata – rata hitung dari Tabel Distribusi Frekuensi dengan Cara “Coding”Cara kedua menghitung rata-rata dari tabel distribusi frekuensi adalah dengan
cara coding ( c ) atau cara singkat. Untuk coding ini, diambil salah satu kelas
interval namanya x 0 ( assumment mean) yaitu kelas interval yang mempunyai
frekuensi terbesar, dan diberi coding c = 0. Tanda kelas yang lebih kecil daripada
x0 berturut-turut diberi harga c = -1, c = -2, c = -3, dan seterusnya. Tanda kelas
yang lebih besar dari x 0 berturut-turut diberi harga c = +1, c = +2, c = +3, dan
seterusnya. Jika panjang kelas interval p, maka besarnya rata-rata dapat dihitung
dengan rumus berikut
0i i
i
f c x x p
f
.......................................................(3)
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
19/40
19
Contoh : untuk nilai ujian statistika 80 orang mahasiswa dibuat lagi tabel seperti
berikut :
Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (x i) c i Hasil kali (f ici)31 – 40 2 35,5 -4 -841 – 50 3 45,5 -3 -951 – 60 5 55,5 -2 -1061 – 70 14 65,5 -1 -1471 – 80 24 75,5 0 081 – 90 20 85,5 +1 +20
91 – 100 12 95,5 +2 +24
Jumlah 80 +3
Berdasarkan rumus didapat :
0
75,5 10 3 /80 75,875
i i
i
f c x x p
f
x
2.2. Modus
Modus didefenisikan sebagai bilangan atau nilai yang paling sering muncul
dapat juga dikatakan nilai yang frekuensinya paling tinggi.
a. Modus untuk Ungrouped DataContoh : Sumbangan PMI warga Depok
Rp. 7500 8000 9000 8000 3000 5000 8000
Modus : Rp. 8000
Bisa terjadi data dengan beberapa modus (multi-modus)
Bisa terjadi data tanpa modus
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
20/40
20
b. Modus untuk Grouped Data
Kelas Modus : Kelas di mana Modus berada di kelas dengan frekuensi tertinggi
Modus = TBB Kelas Modus + id
d d 1
1 2
dimana : TBB : Tepi Batas Bawah
d1 : Beda Frekuensi Kelas Modus dengan Frekuensi Kelas sebelumnya
d2 : Beda Frekuensi Kelas Modus dengan Frekuensi Kelas sesudahnya
i : interval kelas
Kelas Frekuensi (fi)
16-23 1024-31 1732-39 740-47 1048-55 356-63 3Jumlah ( ) 50
Kelas Modus = 24 - 31
TBB Kelas Modus = 23.5
i = 8
frek. kelas Modus = 17
frek, kelas sebelum kelas Modus = 10
frek. kelas sesudah kelas Modus = 7
d1 = 17 - 10 = 7d2 = 17 - 7 = 10
Modus = 23.5 + 87
7 10
= 23.5 + 8
717 = 26.7941... 27
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
21/40
21
2.3. Median
a. Median untuk Ungrouped Data
Median Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir
(ascending ) menjadi 2 bagian yang sama besar
Letak Median Letak Median dalam gugus data yang telah tersortir
Letak Median =n 1
2 n : banyak data
Jika banyak data (n) ganjil dan tersortir, maka:
Median = Data ke n 12Jika banyak data (n) genap dan tersortir, maka:
Median = [Data ke-n2 + Data ke-(
n2 +1)] : 2
Contoh :
Tinggi Badan 5 mahasiswa :
1.75 1.78 1.60 1.73 1.78 meterSorted :1.60 1.73 1.75 1.78 1.78 meter
n = 5 Letak Median =5 1
2=
62
= 3
Median = Data ke-3 = 1.75
Contoh :
Tinggi 6 mahasiswa : 1.60 1.73 1.75 1.78 1.78 1.80 meter (Sorted)
n = 6
Letak Median 6 1
2=
72
= 3.5
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
22/40
22
Median = (Data ke 3 + Data ke 4) : 2 = (1.75 + 1.78) : 2 = 3.53 : 2 = 1.765
b. Median untuk Grouped Data
Nilainya merupakan pendekatan
Median Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )
menjadi 2 bagian yang sama besar
Letak Median =n2
n : banyak data
Kelas Median : Kelas di mana Median berada
Kelas Median didapatkan dengan membandingkan Letak Median dengan Frekuensi
Kumulatif
Median = TBB Kelas Median + is
f M
atau
Median = TBA Kelas Median - is
f M
'
di mana : TBB : Tepi Batas Bawah
s : selisih antara Letak Median dengan Frekuensi Kumulatif
sebelum kelas Median
TBA : Tepi Batas Atas
s’ : selisih antara Letak Median dengan Frekuensi Kumulatif
sampai kelas Median
i : interval kelas
f M : Frekuensi kelas Median
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
23/40
23
Contoh 3 : Kelas Median
Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif
16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50
50 ----
interval = i = 8
Letak Median =n2
=502
= 25
Median = Data ke-25 terletak di kelas 24-31
Kelas Median = 24 - 31
TBB Kelas Median = 23.5 dan TBA Kelas Median = 31.5
f M = 17
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Median = 10 s = 25 - 10 = 15
Frek. Kumulatif sampai Kelas Median = 27 s’ = 27 - 25 = 2
Median = TBB Kelas Median + is
f M
= 23.5 + 81517 = 23.5 + 8 (0.8823...)
= 23.5 + 7.0588... = 30.5588... 30.6
Median = TBA Kelas Median - is
f M
'
= 31.5 - 82
17 = 31.5 - 8 (0.1176...)
= 31.5 - 0.9411.. = 30.5588... 30.6
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
24/40
24
2.4. Kuartil, desil, persentil
a. Kuartil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )
menjadi 4 bagian yang sama besar
Letak Kuartil ke-1 =n4
Letak Kuartil ke-2 =24n
=n2
Letak Median
Letak Kuartil ke-3 =34n
n : banyak data
Kelas Kuartil ke-q : Kelas di mana Kuartil ke-q beradaKelas Kuartil ke-q didapatkan dengan membandingkan Letak Kuartil ke-q dengan
Frekuensi Kumulatif
Kuartil ke-q = TBB Kelas Kuartil ke-q + is
f Q
atau
Kuartil ke-q = TBA Kelas Kuartil ke-q - i s f Q
'
q : 1,2 dan 3
di mana : TBB : Tepi Batas Bawah
s : selisih antara Letak Kuartil ke-q dengan Frekuensi
Kumulatif sebelum kelas Kuartil ke-q
TBA : Tepi Batas Atas
s’ : selisih antara Letak Kuartil ke-q dengan Frekuensi
Kumulatif sampai kelas Kuartil ke-q
i : interval kelas
f Q : Frekuensi kelas Kuartil ke-q
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
25/40
25
Contoh : Tentukan Kuartil ke-3
Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif
16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50
50 ----
Kelas Kuartil ke-3
interval = i = 8
Letak Kuartil ke-3 =34n
=3 50
4= 37.5
Kuartil ke-3 = Data ke-37.5 terletak di kelas 40 - 47
Kelas Kuartil ke-3 = 40 - 47
TBB Kelas Kuartil ke-3 = 39.5 dan TBA Kelas Kuartil ke-3 = 47.5
f Q = 10
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Kuartil ke-3 = 34 s = 37.5 - 34 = 3.5
Frek. Kumulatif sampai Kelas Kuartil ke-3 = 44 s’ = 44 - 37.5 = 6.5
Kuartil ke-3 = TBB Kelas Kuartil ke-3 + is
f Q
= 39.5 + 83510.
= 39.5 + 8 (0.35)
= 39.5 + 2.8 = 42.3
Kuartil ke-3 = TBA Kelas Kuartil ke-3 - is
f Q
'
= 47.5 - 86 510.
= 42.3
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
26/40
26
b. Desil
Desil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir
(ascending ) menjadi 10 bagian yang sama besar
Letak Desil ke-1 =n
10
Letak Desil ke-5 =510
n=
n2
Letak Median
Letak Desil ke-9 =910
nn : banyak data
Kelas Desil ke-d : Kelas di mana Desil ke-d berada
Kelas Desil ke-d didapatkan dengan membandingkan Letak Desil ke-d dengan
Frekuensi Kumulatif
Desil ke-d = TBB Kelas Desil ke-d + is
f D
atau
Desil ke-d = TBA Kelas Desil ke-q - i s f D
'
d : 1,2,3...9
di mana : TBB : Tepi Batas Bawah
s : selisih antara Letak Desil ke-d dengan Frekuensi Kumulatif
sebelum kelas Desil ke-d
TBA : Tepi Batas Atas
s’ : selisih antara Letak Desil ke-d dengan Frekuensi Kumulatif
sampai kelas Desil ke-d
i : interval kelas
f D : Frekuensi kelas Desil ke-d
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
27/40
27
Contoh : Tentukan Desil ke-9
Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif
16 - 23 10 10
24 - 31 17 27
32 - 39 7 34
40 - 47 10 44
48 - 55 3 47
56 - 63 3 50
50 ----
Kelas Desil ke-9
interval = i = 8
Letak Desil ke-9 =910
n=
9 5010
= 45
Desil ke-9 = Data ke-45 terletak di kelas 48 - 55
Kelas Desil ke-9 = 48 - 55
TBB Kelas Desil ke-9 = 47.5 dan TBA Kelas Desil ke-9 = 55.5
f D = 3
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Desil ke-9 = 44 s = 45 - 44 = 1
Frek. Kumulatif sampai Kelas Desil ke-9 = 47 s’ = 47 - 45 = 2
Desil ke-9 = TBB Kelas Desil ke-9 + is
f D
= 47.5 + 813
= 47.5 + 8 (0.333...)
= 47.5 + 2.66... = 50.166...
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
28/40
28
Desil ke-9 = TBA Kelas Desil ke-9 - is
f D
'
= 55.5 - 823
= 47.5 - 8 ( 0.666...)
= 55.5 -5.33... = 50.166...
c. Persentil
Persentil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )
menjadi 100 bagian yang sama besar
Letak Persentil ke-1 =n
100
Letak Persentil ke-50 =50100
n=
n2
Letak Median
Letak Persentil ke-99 =9910
nn : banyak data
Kelas Persentil ke-p : Kelas di mana Persentil ke-p berada
Kelas Persentil ke-p didapatkan dengan membandingkan Letak Persentil ke-p
dengan Frekuensi Kumulatif
Persentil ke-p = TBB Kelas Persentil ke-p + is
f P
atau
Persentil ke-p = TBA Kelas Persentil ke-p - is
f P
'
p : 1,2,3...99
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
29/40
29
di mana : TBB : Tepi Batas Bawah
s : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi
Kumulatif sebelum kelas Persentil ke-p
TBA : Tepi Batas Atas
s’ : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi
Kumulatif sampai kelas Persentil ke-p
i : interval kelas
f P : Frekuensi kelas Persentil ke-p
Contoh: Tentukan Persentil ke-56
Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif
16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50
50 ----
Kelas Persentil ke-56
interval = i = 8
Letak Persentil ke-56 =56100
n=
56 50100
= 28
Persentil ke-56 = Data ke-28 terletak di kelas 32 - 39
Kelas Persentil ke-56 = 32 - 39
TBB Kelas Persentil ke-56 = 31.5 dan TBA Kelas Persentil ke-56 = 39.5
f P = 7
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
30/40
30
Frek. Kumulatif sebelum Kelas Persentil ke-56 = 27 s = 28 - 27 = 1
Frek. Kumulatif sampai Kelas Persentil ke-56 = 34 s’ = 34 - 28 = 6
Persentil ke-26 = TBB Kelas Persentil ke-56 + is
f P
= 31.5 + 817 = 31.5 + 8 (0.142...)
= 31.5 + 1.142.. = 32.642...
Persentil ke-26 = TBA Kelas Persentil ke-56 - is
f P
'
= 39.5 - 867 = 39.5 - 8 (0.857...)
= 39.5 - 6.857... = 32.642...
2.5 Aplikasi Tendensi Sentral dalam Program SPSS
Langkah-langkah analisis data menggunakan program SPSS adalah sebagai
berikut:
1. Input data, analisis data menggunakan program SPSS, terlebih dahulu harus
mempersiapkan data yang akan di analisis
2. Setelah data ter-input kemudian Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian
klik Descriptive Statistics , lalu klik Frequencies seperti di bawah ini.
Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian klik Descriptive Statistics , lalu
klik Frequencies seperti di bawah ini:
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
31/40
31
3. Setelah melakukan instruksi di atas maka akan muncul tampilan seperti ini:
Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan
data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu
klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok pindah ke kotak Variables (s) . kemudian klik statistics .
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
32/40
32
4. Setelah klik STATISTIK dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
Untuk tendensi sentral silahkan centang tanda mean, median, mode dan
klik CONTINUE lanjutkan klik OK sehingga muncul output seperti di bawah ini:
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang data, selain dengan tabel dan
diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran lain yang merupakan wakil dari data
tersebut. Ukuran yang dimaksudkan dapat berupa :
· Ukuran Pemusatan (Rata-Rata Hitung atau Mean, Median dan Modus)
· Ukuran Letak (Quartil dan Persentil)
· Ukuran Penyimpangan/Penyebaran (Range, Ragam, Simpangan Baku dan Galat
Baku)
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
33/40
33
· Skewness adalah tingkat kemiringan
· Kurtosis adalah tingkat keruncinganUntuk menganalisa ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyimpangan(ketika ukuran termasuk ke dalam statistika deskripsi), dapat dilakukan denganprosedur.
a. Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies
b. Analyse --> Descriptive Statistics --> Description
c. Analyse --> Descriptive Statistics --> Explore
Menggunakan Analisa Frequencies
Prosedur : Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies
- Klik menu Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies
- Sorot variabel yang akan dianalisa lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara
mengklik tanda “}”
- Klik Statistics, berilah tanda pada semua check box Percetile Values
(Keterangan : untuk menentukan nilai Percentile 10,25 dan seterusnya, dilakukan
dengan cara memberi tanda pada check box percentile)- Klik chart, pilih Histogram jika ingin menampilkan
- Klik format, beri tanda pada ascending value pada pilihan order by untuk
mengurutkan data dari nilai terkecil terbesar.
- Klik OK .
Menggunakan Analisa Deskripsi
Untuk melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS harus dimulaidengan menginput data (menginput data ke dalam program SPSS). Seperti di bawahini :
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
34/40
34
1. Langkah-langkah proses analisisnya adalah sebagai berikut :Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian klik Descriptive Statistics , lalu
klik Frequencies seperti di bawah ini.
Beberapa saat kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini.
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
35/40
35
Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan
data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu
klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok
pindah ke kotak Variables (s) . kemudian klik OK
2. Pengaturan Analisis
Pengaturan analisis dilakukan untuk memberikan perintah kepada komputer aspek
mana saja yang perlu dianalisis. Sehingga output nya sesuai dengan kebutuhan.
1). Statistics
Klik kotak Statistics , sehingga akan muncul tampilan seperi di bawah ini :
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
36/40
36
Pada menu Frequencies Statistcs di atas terdapat empat kelompok analisis yaitu :
Percentile Values , yaitu untuk menghitung nilai persentil. Misalnya kita akan
menghitung nilai persentil, maka kita klik pada Quartiles danPercentiles (s) .
misalnya pada analisis ini kita ingin menghitung nilai persentil ke 10 dan 90, maka
pada kotak di samping kanan Percentiles (s) kita ketik 10 kemudian klik Add dan
ketik 90 kemudian klik Add , sehingga angka 10 dan 90 masuk ke kotak di bawahnya.
Central Tendensy (ukuran tendensi sentral).
misalnya kita akan menghitung besarnya mean (rata-rata), median, mode (modus),
dan sum (jumlah nilai keseluruhan), maka kita klik pada kotak yang akan dianalisis
sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.
Dispersion (ukuran penyebaran data).
Misalnya kita akan menghitung besarnya stsndar deviasi, varians, range, minimum
(nilai terendah), maksimum (nilai tertinggi) dan standar deviasi, maka kita klik pada
kotak pilihan yang akan dianalisis sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.
Distribution , untuk mengetahui skewness dan kurtosis pada distribusi data. Misalnya
kita akan menghitung besarnya kurtosis dan skewness maka klik kotak menu kurtosis
dan skewness, sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.Tampilannya seperti di bawah ini
Kemudian klik Continue
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
37/40
37
Charts
Menu Charts adalah untuk menampilkan data dalam bentuk diagram. Misalnya padaanalisis ini kita ingin menyajikan data dalam bentuk histogram yang disertai dengan
kurva normal, maka klik kotak Charts kemudian klik bulatan histogram dan
kotak with normal curve, sehingga akan muncul tampilan berikut.
Kemudian klik Continue
Format
Klik Format, sehingga akan muncul tampilan berikut :
Misalkan pada analisis ini kita ingin menyajikan data yang diurutkan dari nilai
terendah ke nilai yang paling tinggi, maka klik bulatan Ascending values. kemudianklik Continue.
Dengan demikian kita telah melakukan pengaturan analisis deskriptif sesuai
dengan kebutuhan yang kita inginkan. Untuk proses analisis maka klik-
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
38/40
lah OK. Babarapa saat k
sebagai berikut :
emudian akan keluar output program SPSS (SPS
38
11,5)
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
39/40
39
8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral
40/40
DAFTAR PUSTAKA
Gravetter, Frederick J. & Larry B. Wallnau. 2007. Statistik for The BehavioralSciences (seventh edition) .USA : Thomson Wadsworth
Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif) , Bumi
Aksara. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Statistika Penelitian . Alfabeta Bandung
Sujana. 2005. Metode Statistika . PT Tarsito Bandung