Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    1/40

    1

    DISTRIBUSI FREKUENSI DAN UKURAN TENDENSI SENTRAL

    1. Distribusi Frekuensi

    1.1. Daftar Distribusi Frekuensi

    Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak

    yang dapat dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke

    dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi

    frekuensi atau tabel frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas

    interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).

    Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang akan dipakaidalam membuat sebuah daftar distribusi frekuensi. Bagian-bagian tersebut akan

    dijelaskan sebagai berikut (Sudjana, 2005) :

    1. Kelas interval adalah banyak objek yang dikumpulkan dalam kelompok-kelompok

    berbentuk a – b. Kedalam kelas interval a – b dimasukkan semua data yang

    bernilai mulai dari a sampai dengan b. Urutan kelas interval disusun mulai data

    terkecil terus ke bawah sampai nilai data terbesar. Kelas-kelas interval tersebut ada

    di kolom kiri.

    2. Frekuensi adalah bilangan-bilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat

    dalam kelas interval. Frekuensi ini disingkat dengan f dan diisi pada kolom kanan.

    3. Ujung bawah adalah bilangan-bilangan di sebelah kiri kelas interval.

    4. Ujung atas adalah bilangan-bilangan di sebelah kanan kelas interval.

    5. Panjang kelas interval adalah selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan.

    6. Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan

    kelas yang lain. Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di

    antara kelas yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-

    angka tertentu. Terdapat dua batas kelas untuk data-data yang telah diurutkan,

    yaitu: batas kelas bawah (lower class limits) dan batas kelas atas (upper class

    limits).

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    2/40

    2

    Berikut ini merupakan cara membuat daftar distribusi frekuensi:

    Perhatikan nilai ujian statistika untuk 80 orang mahasiswa berikut ini :

    Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, kita

    lakukan sebagai berikut.

    1. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini, karena

    data terbesar = 99 dan data terkecil = 35, maka rentang = 99 – 35 = 64

    2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering biasa

    diambil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut

    keperluan. Cara lain untuk n berukuran besar n ≥ 200 misalnya, dapat

    menggunakan aturan Sturges , yaitu :

    Banyak kelas = 1 + (3,3) log n

    dengan n menyatakan banyak data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.

    Contoh : untuk n = 80, banyak kelas = 1 + (3,3) log 80

    = 1 + (3,3) (1,9031) = 7,2802

    Kita bisa membuat daftar distribusi frekuensi dengan banyak kelas 7 atau 8 buah.

    3. Tentukan panjang kelas interval p, dapat ditentukan dengan aturan :

    p =

    79 49 48 74 81 98 87 80

    80 84 90 70 91 93 82 78

    70 71 92 38 56 81 74 73

    68 72 85 51 65 93 83 86

    90 35 83 73 74 43 86 88

    92 93 76 71 90 72 67 75

    80 91 61 72 97 91 88 81

    70 74 99 95 80 59 71 77

    63 60 83 82 60 67 89 63

    76 63 88 70 66 88 79 75

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    3/40

    3

    harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. Jika

    berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. Untuk data hingga satu

    desimal, p ini juga diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya.

    Contoh : p = = 9,14 dan dari sini bisa kita ambil p = 9 atau p = 10.

    4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama dengan data

    terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus

    kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.

    Jika ujung bawah kelas pertama diambil sama dengan data terkecil, yakni 31 maka

    daftarnya menjadi seperti berikut :

    Tabel. 1. Daftar Distribusi Frekuensi

    Nilai Ujian Statistika untuk 80 Mahasiswa

    Nilai Ujian Frekuensi (f)

    31 – 40 3

    41 – 50 3

    51 – 60 8

    61 – 70 23

    71 – 80 20

    81 – 90 19

    91 – 100 4

    Jumlah 80

    1.2. Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif

    Jika frekuensi dinyatakan dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi

    frekuensi relatif. Frekuensi relatif, disingkat f rel atau f %, untuk memperoleh f rel

    didapat dengan dari 100% . Tentu saja kedua bentuk frekuensi, absolut dan

    relatif dapat disajikan dalam sebuah daftar.

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    4/40

    4

    Daftar berikut adalah contohnya :

    Tabel. 2. Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Frekuensi Relatif

    Nilai Ujian Statistika untuk 80 Mahasiswa

    Nilai Ujian F abs F rel31 – 40 3 2,5041 – 50 3 3,7551 – 60 8 6,2561 – 70 23 17,5071 – 80 20 30,0081 – 90 19 25,00

    91 – 100 4 15,00Jumlah 80 100

    Ada lagi sebuah daftar yang biasa dinamakan daftar distribusi frekuensi kumulatif.

    Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi frekuensi

    biasa, dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Dikenal dua macam

    distribusi frekuensi kumulatif ialah kurang dari atau lebih. Untuk distribusi frekuensi

    kurang dari atau lebih masing-masing dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel. 3. Nilai Ujian Statistikauntuk 80 Mahasiswa

    ( Kumulatif kurang dari )Nilai Ujian F kum

    Kurang dari 31 0Kurang dari 41 2Kurang dari 51 5Kurang dari 61 10Kurang dari 71 24Kurang dari 81 48

    Kurang dari 91 68Kurang dari 101 80

    Tabel. 4. Nilai Ujian Statistikauntuk 80 Mahasiswa

    ( Kumulatif atau lebih )Nilai Ujian F kum

    31 atau lebih 8041 atau lebih 7851 atau lebih 7561 atau lebih 7071 atau lebih 5681 atau lebih 32

    91 atau lebih 12101 atau lebih 0

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    5/40

    5

    Perhatikan bahwa dalam kedua daftar di atas tidak terdapat baris yang menyatakan

    jumlah frekuensi. Kalau daftar distribusi frekuensi kumulatif dengan frekuensi relatif

    dikehendaki, maka hasilnya seperti dalam daftar-daftar di bawah ini

    Tabel. 3. Daftar Distribusi FrekuensiKumulatif Relatif

    ( Kumulatif kurang dari )Nilai Ujian F kum (%)

    Kurang dari 31 0Kurang dari 41 2,50Kurang dari 51 6,25Kurang dari 61 12,50

    Kurang dari 71 30,00Kurang dari 81 60,00Kurang dari 91 85,00

    Kurang dari 101 100,00

    1.3. Histogram dan Poligon Frekuensi

    Histogram adalah suatu diagram berbentuk batang yang batas-batas kelas

    intervalnya dipakai sebagai sumbu mendatar dan frekuensi sebagai sumbu tegak.

    Pada histogram sisi-sisi batang berdekatan berimpitan. Jika data dalam tabel 1 dibuathistogramnya, didapat seperti gambar berikut

    Jika tengah-tengah tiap sisi atas dihubungkan, dan sisi terakhir dihubungkan

    dengan setengah jarak kelas interval pada sumbu mendatar, didapat polygon

    frekuensi. Amati tabel distribusi frekuensi data berkelompok dari nilai ujian Fisika 50

    siswa di bawah ini :

    Tabel. 4. Daftar Distribusi FrekuensiKumulatif Relatif

    ( Kumulatif atau lebih )Nilai Ujian F kum

    31 atau lebih 100,0041 atau lebih 85,0051 atau lebih 60,0061 atau lebih 30,00

    71 atau lebih 12,5081 atau lebih 6,2591 atau lebih 2,50

    101 atau lebih 0

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    6/40

    Tab

    Pada tabel di atas,

    Interval yang pertama ya

    mendapat nilai ulangan

    menjadi batas bawah se

    Selain terdapat bat

    tepi atas kelas. Tepi baw

    bahwa data yang masuk

    itu, tepi bawah dan tepikelas interval apabila d

    frekuensi. Adapun cara

    Tepi bawah kelas = bata

    Tepi atas kelas = batas at

    Sementara panja

    atas dan tepi bawah kel

    pertama yaitu 50 – 54 da

    Tepi bawah kelas = 50 –

    Tepi atas kelas = 54 + 0,

    Panjang kelas = 54,5 – 4

    l. 5. Distribusi frekuensi Nilai Ujian Fisika

    data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh k

    itu 50 – 54 dimana frekuensinya adalah 2, artiny

    i antara 50 – 54 ada 2 orang. Pada interval ters

    entara nilai 54 menjadi batas atas kelas.

    as atas dan batas bawah, dikenal juga istilah te

    ah dan tepi atas kelas tersebut digunakan untuk

    benar-benar berada di kelas interval yang tepat.

    atas kelas juga berfungsi untuk menentukanta-data yang ada telah tersaji dalam bentuk ta

    enentukan tepi bawah dan atas kelas adalah seb

    bawah kelas – 0,5

    as kelas + 0,5

    g kelas innterval merupakan selisih yang terja

    as. Kita ambil contoh dari tabel di atas untuk i

    pat ditentukan:

    0,5 = 49,5

    5 = 54,5

    9,5 = 5

    6

    elas interval.

    a siswa yang

    but, nilai 50

    i bawah dan

    memastikan

    . Di samping

    panjang dari el distribusi

    agai berikut:

    i antara tepi

    nterval yang

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    7/40

    7

    Dari tabel distribusi frekuensi kita bisa membuat sebuah diagram dengan

    menggunakan beberapa persegi panjang yang disebut sebagai histogram . Bentuk dari

    histogram hampir sama dengan diagram batang namun pada histogram persegi

    panjang atau batang-batang yang ada saling berhimpitan. Pada histogram, tiap-tiap

    persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang menunjukkan

    panjang kelas sementara tinggi persegi panjang menunjukkan frekuensinya. Dari tabel

    yang sudah dijelaskan di atas, kita dapat membuat histogramnya menjadi seperti yan

    gtampak pada gambar di bawah ini:

    Gambar. 1. Grafik histogram

    Selain dengan histogram, kita juga bisa menggambarkan tabel distribusi

    frekuensi dengan menggunakan poligon frekuensi. Poligon frekuensi dapat kita buat

    dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari tiap kelas interval secara

    berurutan. Agar poligon frekuensi “tertutup” pada ujung -ujungnya, maka sebelum

    kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas kita tambahkan satu lagi kelas

    dengan frekuensi nol. Berikut adalah hasil penyajian tabel distribusi nilai yang ada di

    atas ke dalam poligon frekuensi:

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    8/40

    8

    Gambar. 2. Grafik polygon frekuensi

    1.4. Aplikasi SPSS

    Berikut adalah contoh penggunaan SPSS untuk data dalam tabel distribusi

    frekuensi. Terdapat data nilai mahasiswa sebagai berikut yang akan dibuat tabel

    distribusi frekuensi :

    35 38 43 48 49 51 56 59 60 60

    61 63 63 63 65 66 67 67 68 70

    70 70 70 71 71 71 72 72 72 73

    73 74 74 74 74 75 75 76 76 77

    78 79 79 80 80 80 80 81 81 81

    82 82 83 83 83 84 85 86 86 87

    88 88 88 88 89 90 90 90 91 91

    91 92 92 93 93 93 95 97 98 99

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    9/40

    9

    Langkah – langkah :

    Buka program SPSS dan masuk ke Variable View untuk membuat variabel NILAIseperti gambar dibawah ini

    Gambar 3. Membuat Variabel Nilai

    Setelah membuat variabel nilai maka masuk kembali ke Data View untuk memasukkan nilai-nilai sesuai data diatas

    Gambar 4. Data-data nilai mahasiswa

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    10/40

    10

    Selanjutnya klik menu Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequencies makaakan muncul kotak dialog seperti dibawah ini dan pindahkan variabel Nilai dari

    sebelah kiri ke sebelah kanan. Setelah itu klik Statistics.

    Gambar 5. Kotak dialog Frequencies

    Kotak dialog baru akan muncul yaitu Frequencies Statistics dan beri centang padaMean, Median, Mode dan juga beri centang pada Range, Minimum dan Maximumkemudian klik Continue dan klik OK.

    Gambar 6. Kotak dialog Frequencies Statistics

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    11/40

    11

    Setelah itu maka akan muncul output seperti dibawah ini.

    Gambar 6. Output

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    12/40

    12

    Interprestasi

    Untuk membuat tabel distribusi frekuensi nilai mahasiswa dengan banyak intervalnya14 dan lebar interval 5 maka dapat dilakukan adalah membuat sebuah variabel lagiyang dinamakan Kelas

    Gambar 7. Penambahan Variabel Kelas

    Selanjutnya untuk value berikan angka 1 pada 31-35, angka 2 untuk 36-40, danseterusnya hingga 14 untuk 96-100 seperti pada gambar dibawah ini

    Gambar 8. Memasukkan value

    Setelah itu kembali ke Data View dan masukkan angka 1,2,3 dan seterusnya sesuaiurutan Value Labels yang telah dibuat.

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    13/40

    13

    Gambar 9. Data view nilai dan kelas

    Selanjutnya masuk kembali ke Analyze > Descriptive Statistic lalu klik Frequenciesdan masukan variabel Kelas ke sebelah kanan lalu klik Charts.

    Gambar 10. Kotak dialog Frequencies

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    14/40

    14

    Pada kotak dialog Charts pilih Histogram dan beri centang pada Show normal curveon histogram.

    Gambar 11. Kotak dialog Charts

    Setelah semua proses dilakukan maka akan muncul output seperti dibawah ini

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    15/40

    15

    Gambar 12. Output Histogram Nilai dan Kelas

    2. Ukuran Tendensi Sentral ( Gejala Pusat dan Ukuran Letak)

    Tujuan umum metode statistik deskriptif adalah untuk mengorganisisr dan

    menyimpulkan seperangkat skor. Metode umum untuk menyimpulkan dan

    mendeskripsikan distribusi adalah untuk menemukan nilai tunggal yang disebut rata-

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    16/40

    16

    rata skor dan dapat mengetahui ditribusi data yang representative. Dalam statistik

    rata-rata representative skor disebut tendensi sentral.

    Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal yang

    menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan

    skor single yang paling khusus atau paling representatif dalam kelompok (Gravetter

    & Wallnau, 2007).

    Tiga metode dalam pengukuran tendensi sentral yakni: mean, median,

    modus . Mean biasanya diketahui sebagai ilmu hitung rata-rata. Rata-rata untuk

    populasi diidentifikasi dalam huruf yunani yak ni μ (mew), dan rata -rata untuk sampel

    adalah “ M atau x ( x- bar) ”. Pengukuran tendensi sentral yang kedua

    yakni median, yakni skor yang membagi distribusi menjadi dua. Median sama

    dengan persentil ke-50. Ukuran tendensi sentral yang ketiga yakni modus (mode) ,

    modus adalah skor atau kategori yang paling besar dari frekuensi. Kata mode/modus

    berarti ”gaya yang paling populer”, definisi statistik modus adalah skor yang paling

    sering terlihat dalam kelompok data/ skor yang paling sering muncul.

    2.1. Rata-rata HitungApabila dari sebuah sampel yang berukuran n diukur variabel X yang

    memberikan skala interval atau rasio yang harganya x 1, x2, x3, ..., x n, maka rata-rata

    hitung untuk variabel itu didefenisikan sebagai jumlah harga-harga variabel itu dibagi

    seluruh harga-harga variabel tersebut, atau dengan rumus :

    1

    n

    ii

    x x

    n................................................................. (1)

    Contoh : sebuah sampel berukuran 10. Dari sampel tersebut diukur variabel X yangmenyatakan skor-skor mata kuliah Statistika. Hasil pengukuran adalah sebagai

    berikut : 125, 100, 650, 159, 170, 865, 900, 920, 900, 760. Berapa rata-rata hitung

    sampel itu?

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    17/40

    17

    Penyelesaian :

    1 125 1000 650 159 170 865 900 920 900 760 554,910

    n

    ii

    x x x

    n

    Rata-rata Hitung Berbobot

    Apabila terdapat serentetan bilangan x1, x2, ...., xn yang masing-masing bilangan

    mempunyai bobot untuk bilangan itu didefenisikan sebagai jumlah hasil kali

    antara setiap bilangan itu dengan bobot bilangan itu dibagi dengan jumlah bobot

    masing-masing bilangan, atau dirumuskan dengan :

    1

    1

    n

    i ii

    n

    ii

    f x x

    f ...........................................(2)

    Contoh : Ada 5 mahasiswa mendapat 70 ; 6 mendapat 69 ; 3 mendapat nilai 45,

    dan masing-masing seorang mendapat nilai 80 dan 56. Berapakah rata-rata hitung

    nya?

    Penyelesaian : sebelum dihitung terlebih dahulu disusun datanya sebagai berikut:

    xi f i45 356 169 670 580 1

    (45 3) (56 1) (69 6) (70 5) (80 1)3 1 6 5 1

    103564,6875 64,7

    16

    x x x x x x

    x

    Rata-rata Hitung dari Tabel Distribusi Frekuensi

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    18/40

    18

    Contoh :

    Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (x i) Hasil kali (f ix i)31 – 40 2 35,5 71

    41 – 50 3 45,5 136,5

    51 – 60 5 55,5 277,5

    61 – 70 14 65,5 917

    71 – 80 24 75,5 1812

    81 – 90 20 85,5 1710

    91 – 100 12 95,5 1146Jumlah 80 6070

    Dari tabel didapat :

    1

    1

    607085,875 85,9

    80

    n

    i ii

    n

    ii

    f x x

    f

    Tanda kelas = (ujung bawah + ujung atas) dibagi 2

    Rata – rata hitung dari Tabel Distribusi Frekuensi dengan Cara “Coding”Cara kedua menghitung rata-rata dari tabel distribusi frekuensi adalah dengan

    cara coding ( c ) atau cara singkat. Untuk coding ini, diambil salah satu kelas

    interval namanya x 0 ( assumment mean) yaitu kelas interval yang mempunyai

    frekuensi terbesar, dan diberi coding c = 0. Tanda kelas yang lebih kecil daripada

    x0 berturut-turut diberi harga c = -1, c = -2, c = -3, dan seterusnya. Tanda kelas

    yang lebih besar dari x 0 berturut-turut diberi harga c = +1, c = +2, c = +3, dan

    seterusnya. Jika panjang kelas interval p, maka besarnya rata-rata dapat dihitung

    dengan rumus berikut

    0i i

    i

    f c x x p

    f

    .......................................................(3)

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    19/40

    19

    Contoh : untuk nilai ujian statistika 80 orang mahasiswa dibuat lagi tabel seperti

    berikut :

    Nilai Ujian Frekuensi (f) Tanda kelas (x i) c i Hasil kali (f ici)31 – 40 2 35,5 -4 -841 – 50 3 45,5 -3 -951 – 60 5 55,5 -2 -1061 – 70 14 65,5 -1 -1471 – 80 24 75,5 0 081 – 90 20 85,5 +1 +20

    91 – 100 12 95,5 +2 +24

    Jumlah 80 +3

    Berdasarkan rumus didapat :

    0

    75,5 10 3 /80 75,875

    i i

    i

    f c x x p

    f

    x

    2.2. Modus

    Modus didefenisikan sebagai bilangan atau nilai yang paling sering muncul

    dapat juga dikatakan nilai yang frekuensinya paling tinggi.

    a. Modus untuk Ungrouped DataContoh : Sumbangan PMI warga Depok

    Rp. 7500 8000 9000 8000 3000 5000 8000

    Modus : Rp. 8000

    Bisa terjadi data dengan beberapa modus (multi-modus)

    Bisa terjadi data tanpa modus

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    20/40

    20

    b. Modus untuk Grouped Data

    Kelas Modus : Kelas di mana Modus berada di kelas dengan frekuensi tertinggi

    Modus = TBB Kelas Modus + id

    d d 1

    1 2

    dimana : TBB : Tepi Batas Bawah

    d1 : Beda Frekuensi Kelas Modus dengan Frekuensi Kelas sebelumnya

    d2 : Beda Frekuensi Kelas Modus dengan Frekuensi Kelas sesudahnya

    i : interval kelas

    Kelas Frekuensi (fi)

    16-23 1024-31 1732-39 740-47 1048-55 356-63 3Jumlah ( ) 50

    Kelas Modus = 24 - 31

    TBB Kelas Modus = 23.5

    i = 8

    frek. kelas Modus = 17

    frek, kelas sebelum kelas Modus = 10

    frek. kelas sesudah kelas Modus = 7

    d1 = 17 - 10 = 7d2 = 17 - 7 = 10

    Modus = 23.5 + 87

    7 10

    = 23.5 + 8

    717 = 26.7941... 27

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    21/40

    21

    2.3. Median

    a. Median untuk Ungrouped Data

    Median Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir

    (ascending ) menjadi 2 bagian yang sama besar

    Letak Median Letak Median dalam gugus data yang telah tersortir

    Letak Median =n 1

    2 n : banyak data

    Jika banyak data (n) ganjil dan tersortir, maka:

    Median = Data ke n 12Jika banyak data (n) genap dan tersortir, maka:

    Median = [Data ke-n2 + Data ke-(

    n2 +1)] : 2

    Contoh :

    Tinggi Badan 5 mahasiswa :

    1.75 1.78 1.60 1.73 1.78 meterSorted :1.60 1.73 1.75 1.78 1.78 meter

    n = 5 Letak Median =5 1

    2=

    62

    = 3

    Median = Data ke-3 = 1.75

    Contoh :

    Tinggi 6 mahasiswa : 1.60 1.73 1.75 1.78 1.78 1.80 meter (Sorted)

    n = 6

    Letak Median 6 1

    2=

    72

    = 3.5

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    22/40

    22

    Median = (Data ke 3 + Data ke 4) : 2 = (1.75 + 1.78) : 2 = 3.53 : 2 = 1.765

    b. Median untuk Grouped Data

    Nilainya merupakan pendekatan

    Median Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )

    menjadi 2 bagian yang sama besar

    Letak Median =n2

    n : banyak data

    Kelas Median : Kelas di mana Median berada

    Kelas Median didapatkan dengan membandingkan Letak Median dengan Frekuensi

    Kumulatif

    Median = TBB Kelas Median + is

    f M

    atau

    Median = TBA Kelas Median - is

    f M

    '

    di mana : TBB : Tepi Batas Bawah

    s : selisih antara Letak Median dengan Frekuensi Kumulatif

    sebelum kelas Median

    TBA : Tepi Batas Atas

    s’ : selisih antara Letak Median dengan Frekuensi Kumulatif

    sampai kelas Median

    i : interval kelas

    f M : Frekuensi kelas Median

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    23/40

    23

    Contoh 3 : Kelas Median

    Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif

    16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50

    50 ----

    interval = i = 8

    Letak Median =n2

    =502

    = 25

    Median = Data ke-25 terletak di kelas 24-31

    Kelas Median = 24 - 31

    TBB Kelas Median = 23.5 dan TBA Kelas Median = 31.5

    f M = 17

    Frek. Kumulatif sebelum Kelas Median = 10 s = 25 - 10 = 15

    Frek. Kumulatif sampai Kelas Median = 27 s’ = 27 - 25 = 2

    Median = TBB Kelas Median + is

    f M

    = 23.5 + 81517 = 23.5 + 8 (0.8823...)

    = 23.5 + 7.0588... = 30.5588... 30.6

    Median = TBA Kelas Median - is

    f M

    '

    = 31.5 - 82

    17 = 31.5 - 8 (0.1176...)

    = 31.5 - 0.9411.. = 30.5588... 30.6

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    24/40

    24

    2.4. Kuartil, desil, persentil

    a. Kuartil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )

    menjadi 4 bagian yang sama besar

    Letak Kuartil ke-1 =n4

    Letak Kuartil ke-2 =24n

    =n2

    Letak Median

    Letak Kuartil ke-3 =34n

    n : banyak data

    Kelas Kuartil ke-q : Kelas di mana Kuartil ke-q beradaKelas Kuartil ke-q didapatkan dengan membandingkan Letak Kuartil ke-q dengan

    Frekuensi Kumulatif

    Kuartil ke-q = TBB Kelas Kuartil ke-q + is

    f Q

    atau

    Kuartil ke-q = TBA Kelas Kuartil ke-q - i s f Q

    '

    q : 1,2 dan 3

    di mana : TBB : Tepi Batas Bawah

    s : selisih antara Letak Kuartil ke-q dengan Frekuensi

    Kumulatif sebelum kelas Kuartil ke-q

    TBA : Tepi Batas Atas

    s’ : selisih antara Letak Kuartil ke-q dengan Frekuensi

    Kumulatif sampai kelas Kuartil ke-q

    i : interval kelas

    f Q : Frekuensi kelas Kuartil ke-q

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    25/40

    25

    Contoh : Tentukan Kuartil ke-3

    Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif

    16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50

    50 ----

    Kelas Kuartil ke-3

    interval = i = 8

    Letak Kuartil ke-3 =34n

    =3 50

    4= 37.5

    Kuartil ke-3 = Data ke-37.5 terletak di kelas 40 - 47

    Kelas Kuartil ke-3 = 40 - 47

    TBB Kelas Kuartil ke-3 = 39.5 dan TBA Kelas Kuartil ke-3 = 47.5

    f Q = 10

    Frek. Kumulatif sebelum Kelas Kuartil ke-3 = 34 s = 37.5 - 34 = 3.5

    Frek. Kumulatif sampai Kelas Kuartil ke-3 = 44 s’ = 44 - 37.5 = 6.5

    Kuartil ke-3 = TBB Kelas Kuartil ke-3 + is

    f Q

    = 39.5 + 83510.

    = 39.5 + 8 (0.35)

    = 39.5 + 2.8 = 42.3

    Kuartil ke-3 = TBA Kelas Kuartil ke-3 - is

    f Q

    '

    = 47.5 - 86 510.

    = 42.3

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    26/40

    26

    b. Desil

    Desil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir

    (ascending ) menjadi 10 bagian yang sama besar

    Letak Desil ke-1 =n

    10

    Letak Desil ke-5 =510

    n=

    n2

    Letak Median

    Letak Desil ke-9 =910

    nn : banyak data

    Kelas Desil ke-d : Kelas di mana Desil ke-d berada

    Kelas Desil ke-d didapatkan dengan membandingkan Letak Desil ke-d dengan

    Frekuensi Kumulatif

    Desil ke-d = TBB Kelas Desil ke-d + is

    f D

    atau

    Desil ke-d = TBA Kelas Desil ke-q - i s f D

    '

    d : 1,2,3...9

    di mana : TBB : Tepi Batas Bawah

    s : selisih antara Letak Desil ke-d dengan Frekuensi Kumulatif

    sebelum kelas Desil ke-d

    TBA : Tepi Batas Atas

    s’ : selisih antara Letak Desil ke-d dengan Frekuensi Kumulatif

    sampai kelas Desil ke-d

    i : interval kelas

    f D : Frekuensi kelas Desil ke-d

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    27/40

    27

    Contoh : Tentukan Desil ke-9

    Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif

    16 - 23 10 10

    24 - 31 17 27

    32 - 39 7 34

    40 - 47 10 44

    48 - 55 3 47

    56 - 63 3 50

    50 ----

    Kelas Desil ke-9

    interval = i = 8

    Letak Desil ke-9 =910

    n=

    9 5010

    = 45

    Desil ke-9 = Data ke-45 terletak di kelas 48 - 55

    Kelas Desil ke-9 = 48 - 55

    TBB Kelas Desil ke-9 = 47.5 dan TBA Kelas Desil ke-9 = 55.5

    f D = 3

    Frek. Kumulatif sebelum Kelas Desil ke-9 = 44 s = 45 - 44 = 1

    Frek. Kumulatif sampai Kelas Desil ke-9 = 47 s’ = 47 - 45 = 2

    Desil ke-9 = TBB Kelas Desil ke-9 + is

    f D

    = 47.5 + 813

    = 47.5 + 8 (0.333...)

    = 47.5 + 2.66... = 50.166...

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    28/40

    28

    Desil ke-9 = TBA Kelas Desil ke-9 - is

    f D

    '

    = 55.5 - 823

    = 47.5 - 8 ( 0.666...)

    = 55.5 -5.33... = 50.166...

    c. Persentil

    Persentil Nilai yang membagi gugus data yang telah tersortir ( ascending )

    menjadi 100 bagian yang sama besar

    Letak Persentil ke-1 =n

    100

    Letak Persentil ke-50 =50100

    n=

    n2

    Letak Median

    Letak Persentil ke-99 =9910

    nn : banyak data

    Kelas Persentil ke-p : Kelas di mana Persentil ke-p berada

    Kelas Persentil ke-p didapatkan dengan membandingkan Letak Persentil ke-p

    dengan Frekuensi Kumulatif

    Persentil ke-p = TBB Kelas Persentil ke-p + is

    f P

    atau

    Persentil ke-p = TBA Kelas Persentil ke-p - is

    f P

    '

    p : 1,2,3...99

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    29/40

    29

    di mana : TBB : Tepi Batas Bawah

    s : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi

    Kumulatif sebelum kelas Persentil ke-p

    TBA : Tepi Batas Atas

    s’ : selisih antara Letak Persentil ke-p dengan Frekuensi

    Kumulatif sampai kelas Persentil ke-p

    i : interval kelas

    f P : Frekuensi kelas Persentil ke-p

    Contoh: Tentukan Persentil ke-56

    Kelas Frekuensi Frek. Kumulatif

    16 - 23 10 1024 - 31 17 2732 - 39 7 3440 - 47 10 4448 - 55 3 4756 - 63 3 50

    50 ----

    Kelas Persentil ke-56

    interval = i = 8

    Letak Persentil ke-56 =56100

    n=

    56 50100

    = 28

    Persentil ke-56 = Data ke-28 terletak di kelas 32 - 39

    Kelas Persentil ke-56 = 32 - 39

    TBB Kelas Persentil ke-56 = 31.5 dan TBA Kelas Persentil ke-56 = 39.5

    f P = 7

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    30/40

    30

    Frek. Kumulatif sebelum Kelas Persentil ke-56 = 27 s = 28 - 27 = 1

    Frek. Kumulatif sampai Kelas Persentil ke-56 = 34 s’ = 34 - 28 = 6

    Persentil ke-26 = TBB Kelas Persentil ke-56 + is

    f P

    = 31.5 + 817 = 31.5 + 8 (0.142...)

    = 31.5 + 1.142.. = 32.642...

    Persentil ke-26 = TBA Kelas Persentil ke-56 - is

    f P

    '

    = 39.5 - 867 = 39.5 - 8 (0.857...)

    = 39.5 - 6.857... = 32.642...

    2.5 Aplikasi Tendensi Sentral dalam Program SPSS

    Langkah-langkah analisis data menggunakan program SPSS adalah sebagai

    berikut:

    1. Input data, analisis data menggunakan program SPSS, terlebih dahulu harus

    mempersiapkan data yang akan di analisis

    2. Setelah data ter-input kemudian Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian

    klik Descriptive Statistics , lalu klik Frequencies seperti di bawah ini.

    Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian klik Descriptive Statistics , lalu

    klik Frequencies seperti di bawah ini:

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    31/40

    31

    3. Setelah melakukan instruksi di atas maka akan muncul tampilan seperti ini:

    Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan

    data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu

    klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok pindah ke kotak Variables (s) . kemudian klik statistics .

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    32/40

    32

    4. Setelah klik STATISTIK dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

    Untuk tendensi sentral silahkan centang tanda mean, median, mode dan

    klik CONTINUE lanjutkan klik OK sehingga muncul output seperti di bawah ini:

    Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang data, selain dengan tabel dan

    diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran lain yang merupakan wakil dari data

    tersebut. Ukuran yang dimaksudkan dapat berupa :

    · Ukuran Pemusatan (Rata-Rata Hitung atau Mean, Median dan Modus)

    · Ukuran Letak (Quartil dan Persentil)

    · Ukuran Penyimpangan/Penyebaran (Range, Ragam, Simpangan Baku dan Galat

    Baku)

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    33/40

    33

    · Skewness adalah tingkat kemiringan

    · Kurtosis adalah tingkat keruncinganUntuk menganalisa ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyimpangan(ketika ukuran termasuk ke dalam statistika deskripsi), dapat dilakukan denganprosedur.

    a. Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies

    b. Analyse --> Descriptive Statistics --> Description

    c. Analyse --> Descriptive Statistics --> Explore

    Menggunakan Analisa Frequencies

    Prosedur : Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies

    - Klik menu Analyse --> Descriptive Statistics --> Frequencies

    - Sorot variabel yang akan dianalisa lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara

    mengklik tanda “}”

    - Klik Statistics, berilah tanda pada semua check box Percetile Values

    (Keterangan : untuk menentukan nilai Percentile 10,25 dan seterusnya, dilakukan

    dengan cara memberi tanda pada check box percentile)- Klik chart, pilih Histogram jika ingin menampilkan

    - Klik format, beri tanda pada ascending value pada pilihan order by untuk

    mengurutkan data dari nilai terkecil terbesar.

    - Klik OK .

    Menggunakan Analisa Deskripsi

    Untuk melakukan analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS harus dimulaidengan menginput data (menginput data ke dalam program SPSS). Seperti di bawahini :

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    34/40

    34

    1. Langkah-langkah proses analisisnya adalah sebagai berikut :Klik Analyze pada menu SPSS. Kemudian klik Descriptive Statistics , lalu

    klik Frequencies seperti di bawah ini.

    Beberapa saat kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    35/40

    35

    Dalam kotak sebelah kiri ada dua variabel, yang dianalisis adalah variabel dengan

    data interval, dalam hal ini adalah variabel nilai. Kemudian blok variabel nama, lalu

    klik kotak di tengah yang ada tanda panahnya. Sehinngga variabel yang di blok

    pindah ke kotak Variables (s) . kemudian klik OK

    2. Pengaturan Analisis

    Pengaturan analisis dilakukan untuk memberikan perintah kepada komputer aspek

    mana saja yang perlu dianalisis. Sehingga output nya sesuai dengan kebutuhan.

    1). Statistics

    Klik kotak Statistics , sehingga akan muncul tampilan seperi di bawah ini :

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    36/40

    36

    Pada menu Frequencies Statistcs di atas terdapat empat kelompok analisis yaitu :

    Percentile Values , yaitu untuk menghitung nilai persentil. Misalnya kita akan

    menghitung nilai persentil, maka kita klik pada Quartiles danPercentiles (s) .

    misalnya pada analisis ini kita ingin menghitung nilai persentil ke 10 dan 90, maka

    pada kotak di samping kanan Percentiles (s) kita ketik 10 kemudian klik Add dan

    ketik 90 kemudian klik Add , sehingga angka 10 dan 90 masuk ke kotak di bawahnya.

    Central Tendensy (ukuran tendensi sentral).

    misalnya kita akan menghitung besarnya mean (rata-rata), median, mode (modus),

    dan sum (jumlah nilai keseluruhan), maka kita klik pada kotak yang akan dianalisis

    sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.

    Dispersion (ukuran penyebaran data).

    Misalnya kita akan menghitung besarnya stsndar deviasi, varians, range, minimum

    (nilai terendah), maksimum (nilai tertinggi) dan standar deviasi, maka kita klik pada

    kotak pilihan yang akan dianalisis sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.

    Distribution , untuk mengetahui skewness dan kurtosis pada distribusi data. Misalnya

    kita akan menghitung besarnya kurtosis dan skewness maka klik kotak menu kurtosis

    dan skewness, sehingga pada kotak tersebut ada tanda chek list.Tampilannya seperti di bawah ini

    Kemudian klik Continue

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    37/40

    37

    Charts

    Menu Charts adalah untuk menampilkan data dalam bentuk diagram. Misalnya padaanalisis ini kita ingin menyajikan data dalam bentuk histogram yang disertai dengan

    kurva normal, maka klik kotak Charts kemudian klik bulatan histogram dan

    kotak with normal curve, sehingga akan muncul tampilan berikut.

    Kemudian klik Continue

    Format

    Klik Format, sehingga akan muncul tampilan berikut :

    Misalkan pada analisis ini kita ingin menyajikan data yang diurutkan dari nilai

    terendah ke nilai yang paling tinggi, maka klik bulatan Ascending values. kemudianklik Continue.

    Dengan demikian kita telah melakukan pengaturan analisis deskriptif sesuai

    dengan kebutuhan yang kita inginkan. Untuk proses analisis maka klik-

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    38/40

    lah OK. Babarapa saat k

    sebagai berikut :

    emudian akan keluar output program SPSS (SPS

    38

    11,5)

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    39/40

    39

  • 8/18/2019 Distribusi Frekuensi Dan Ukuran Tendensi Sentral

    40/40

    DAFTAR PUSTAKA

    Gravetter, Frederick J. & Larry B. Wallnau. 2007. Statistik for The BehavioralSciences (seventh edition) .USA : Thomson Wadsworth

    Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif) , Bumi

    Aksara. Jakarta.

    Sugiyono. 2010. Statistika Penelitian . Alfabeta Bandung

    Sujana. 2005. Metode Statistika . PT Tarsito Bandung