Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DISTRIBUSI SPASIAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
SEKTOR LOGAM DAN TURUNANYA
DI KECAMATAN JUWANA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Stusi Strata I pada
Jurusan Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh
TEGUH BESAR RIYANTO
B. 300 140 058
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADYAH
SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
DISTRIBUSI SPASIAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
SEKTOR LOGAM DAN TURUNANYA
DI KECAMATAN JUWANA
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial industri kecil dan
menengah sektor industri logam (ISIC 25) Kecamatan Juwana. Tahap pertama,
penelitian dilakukan dengan mengetahui industri logam di Juwana berdasarkan
jumlah unit dan tenaga kerjaberdasarkan jumlah unit dan tenaga kerja. Pada tahap
ini alat analisisyang di gunakan adalah spasial analisis dengan sistem informasi
geografi (SIG), hasil analisis menunjukan bahwa konsentrasi industri logam.
Kecamatan Juwana terkonsentrasi di Desa Growong Lor dengan produk unggulan
berupa ornamen logam, engsel pintu, handel pintu, hak angin, saringan kamar
mandi, dan saringan talang air. Tahap kedua penelitian adalah mengetahui
konsentrasi indek (pemusatan) tenaga kerja, pada industri logam Kecamatan
Juwana. Pada tahap ini analisis di lakukan dengan menghitung nilai CI
(Concentration Indeks). Hasil analisis menyebutkan bahwa Desa Growong Lor
Kecamatan Juwana merupakan konsentrasi tenaga kerja tertinggi. Sehingga
disimpulkan bahwa wilayah Growong lor, merupakan wilayah yang memiliki
konsentrasi unit dan tenaga kerja sektor logam (ISIC 25) tertinggi di Juwana.
Kata Kunci : ISIC 25, SIG, Konsentrasi tenaga kerja (CI)
Abstrak
This study aims to determine the spatial pattern of small and medium industries in
the metal industry sector (ISIC 25) in Juwana District. The first stage, research
was conducted by knowing the metal industry in Juwana based on the number of
units and labor based on the number of units and labor. At this stage the analysis
tool used is spatial analysis with geographic information systems (GIS), the
results of the analysis show that the metal industry concentration. Juwana District
is concentrated in Growong Lor Village with superior products in the form of
metal ornaments, door hinges, door handles, wind rights, bathroom filters, and
gutters. The second stage of the study was to determine the concentration of labor
indexes in the Juwana District metal industry. At this stage the analysis is done by
calculating the CI value (Concentration Index). The analysis shows that Growong
Lor Village, Juwana Subdistrict, is the highest concentration of labor. So it was
concluded that the Growong Lor region was the region that had the highest
concentration of units and metal sector labor (ISIC 25) in Juwana.
Keywords: ISIC 25, GIS, Labor concentration (CI)
2
1. PENDAHULUAN
Kecamatan Juwana selain terkenal dengan bandeng Juwananya, yang mudah
kita temukan di pusat oleh-oleh Jl. Pandanaran Semarang, juga sebagai kota
legendaris untuk kerajinan kuningan. Juwana merupakan kota kecil di pesisir
utara pulau jawa yang terletak di jalur pantura yang menghubungkan
Kabupaen Pati dan Kabupaten Rembang. Juwan merupakan wilayah teramai
kedua di Kabupaten Pati setelah Pati.
Kerajinan Logam dari Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah, sudah lama cukup dikenal di tanah air, bahkan hingga mancanegara.
Juwana sebagai sentra kerajinan logam saat itu mampu mendorong hampir
sebagian besar warga setempat untuk menekuni usaha sebagai perajin aneka
produk dari bahan logam.
Industri pengolahan logam adalah salah satu jenis usaha yang
mempunyai jumlah unit usaha yang banyak di Kecamatan Juwana. Sehingga
tenagga yang terserap pun tidak sedikit. Dibandingkan dengan jenis usaha
industri yang lain, industri pengolahan logam merupakan salah satu
penyumbang terhadap tenaga kerja Kecamatan Juwana.
2. METODE 2.1. Jenis Dan
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang bersumber dari laporan Dinas Perindustrian Koperasi dan
UMKM Kabupaten Pati, sumber internet, serta informasi berupa arsip-
arsip dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Pati,
serta data pendukung lain dari berbagai sumber.
2.2 Variabel Dan Devinisi Operasional
2.2.1 Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah mereka
yang berumur sepuluh tahun keatas dan mempunyai pekerjaan,
baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi paling penting karena para
pekerja ini menerima porsi paling banyak dari pendapatan total
3
yang dihasilkan oleh perekonomian Singapura. Penduduk yang
termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan
lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran (BPS, 2018).
2.2.2 Jumlah Unit
Jumlah unit industri sangat berpengaruh dalam mendorong
pertumbuhan ekonkonomi terutama di sector industri. Di juwana
terdapat 21 unit industri logam, dan 238 unit usaha rumah tangga.
Keberadaan IKM logam cor di Kecamatan Juwana telah
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan
ekonomi daerah, khususnya di Kabupaten Pati
2.3 Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diolah secara kuantitatif adalah data
jumlah unit industri logam usaha mikro kecil dan menengah di
Kabupaten Pati tahun 2016.
Pengolahan data dimaksudkan untuk membuat Peta distribusi spasial di
daerah penelitian menggunakan ArcGis. Dengan model sebagai berikut :
CI = {(Ep/Pp)/(En/Pn)
Dimana:
CI = Concentration Index
Ep = Tenaga kerja industri kecil dan menengah Desa di Juwana
En = Tenaga kerja industri kecil dan menengah di Kecamatan Juwana
Pp = Jumlah penduduk Desa di Juwana
Pn = Jumlah penduduk Juwana
(1)
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Hasil Penyerapan Tenaga Kerja Industri Logam dan
Turunanya di Kecamatan Juwana (jiwa)
No Desa Jumlah
Unit
Tenaga
Kerja
(ep)
(en) (pp) (pn) CI
1 Bajomulyo 2 38 1026 4951 50335 0,38
2 Bakaran Wetan 1 37 1026 5909 50335 0,31
3 Bringen 5 67 1026 2099 50335 1,57
4 Dukutalit 2 56 1026 3650 50335 0,75
5 Growong Kidul 14 214 1026 5447 50335 1,93
6 Growong Lor 21 378 1026 7274 50335 2,55
7 Karang 2 14 1026 2953 50335 0,23
8 Karangrejo 3 49 1026 3843 50335 0,63
9 Kauman 2 13 1026 2438 50335 0,26
10 Kebonsawahan 1 6 1026 1023 50335 0,29
11 Kudukeras 14 116 1026 3153 50335 1,80
12 Langgenharjo 3 27 1026 6394 50335 0,21
13 Tluwah 1 11 1026 1201 50335 0,45
JUMLAH 71 1.026 50335
Hasil olahan ArcGis menunjukkan bahwa di desa Growong Lor merupakan
daerah dengan indeks penyerapan tenaga kerja di bidang usaha mikro, kecil
dan menengah di sektor ISIC 25 tertinggi di Kecamatan Juwana dengan nilai
Concentration Index (CI) 2,55. Desa Growong Lor merupakan wilayah yang
memiliki nilai CI kategori sangat tinggi. Jumlah penduduk di Desa Growong
Lor yaitu sebesar 7.274 jiwa pada 2016, jumlah usaha sebanyak 21 unit dan
378 tenaga kerja. Nilai tersebut lebih besar dari 1 dan merupakan daerah
yang memiliki peran lebih besar dari pada peran Kecamatan dalam
penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil dan menengah. Berarti industri
kecil dan menengah sebagai aktivitas basis dalam perekonomian daerah
tersebut. Growong Kidul dan Kudukeras merupakan daerah dengan indeks
penyerapan tenaga kerja tingkat tinggi di Kecamatan Juwana, Sedangkan
tingkat sedang dan rendah berada di Desa Bakaran Wetan, Kebonawahan, dan
Tluwah.
5
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai identifikasi konsentrasi
spasial industri kecil dan menengah dominan Kecamatan Juwana dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Hasil analisis konsentrasi spasial berdasarkan jumlah usaha industri
logam (ISIC 25) menunjukkan bahwa di Desa Growong Lor merupakan
daerah usaha mikro, kecil dan menengah yang memiliki konsentrasi
tertinngi di Kecamatan Juwana, sektor industri logam (ISIC 25) dengan
produk unggulannya yaitu kerajinan, tralis, kanopi, saringan air,
komponen lampu, Hiasan lampu, tempat lilin, pagar, hak angin, hendel,
cetakan batako, cetakan paving, hendel kran, kerajinan kuningan,
baling-baling kapal, dan aluminium cor lainya.
2) Hasil analisis pola distribusi spasial unit usaha mikro kecil dan
menengah berdasarkan jumlah usaha industri logam (ISIC 25)
konsentrasi wilayah yang memiliki industri unggulan mengelompok di
tengah Kecamatan Juwana, sedangkan sebelah utara dan timur dan barat
hanya terkategori dalam kelompok sedang dan rendah, hal ini
menjelaskan bahwa wilayah tengah Kecamatan Juwana merupakan
wilayah industri.
3) Hasil analisis konsentrasi spasial berdasarkan jumlah tenaga kerja
industri logam (ISIC 25) menunjukkan bahwa konsentrasi tertinggi
tenaga kerja industri logam (ISIC 25) terdapat pada Desa Growong Lor
dan terrendah di Desa Kebonsawahan.
4) Produk unggulan sektor ISIC 25 di Kecamatan Juwana secara garis
besar terbagi menjadi 4 industri, antara lain: Logam, Kuningan,
Aluminium, dan Besi. Industri logam di Kecamatan Juwana sebagian
besar terkonsentrasi pada Desa Growong Lor, Desa Growong Kidul,
Desa Kudukeras, Desa Bringen, dan Desa Karangrejo.
6
4.2. Saran
1) Bagi Pemerintah Daerah
Pengembangan industri mikro, kecil dan menengah memiliki
potensi penyerapan tenaga kerja tinggi dan laba usaha tinggi diberi
wadah dan pelatihan peningkatan kreativitas dan kuantitas produksi pada
produsen. Wadah tersebut dapat membantu mengatasi permasalahan
industri mikro, kecil dan menengah seperti produksi dan distribusi.
Wadah tersebut diharapkan dapat berguna dalam pengembangan industri
mikro, kecil dan menengah sektor industri logam sehingga dapat
memperluas jaringan usaha. Meskipun secara kuantitas tenaga kerja
memberi kontribusi yang tinggi bagi konsentrasi spasial di Kecamatan
Juwana, setidaknya disertai dengan upaya peningkatan kualitas tenaga
kerja oleh pemerintah daerah, misalnya dengan memperbanyak
pendidikan dan pelatihan kerja, sehingga para pekerja memiliki
spesialisasi dalam bidang-bidang tertentu.
2) Bagi Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM
Pengembangan UMKM Kecamatan Juwana perlu dilakukan secara
merata pada seluruh desa di Kecamatan Juwana melihat masih banyak
desa yang belum terdapat industri kecil kreatif yang memiliki keuntungan
di bidang finansial tinggi dan dapat mengurangi angka pengangguran.
Untuk meningkatkan kemampuan industri mikro kecil dan menengah di
Kecamatan Juwana, perlu adanya pengembangan komoditas unggulan
dengan memanfaatkan bahan baku lokal salah satu cara yang dapat
dilakukan agar industri mikro kecil dan menengah memiliki daya saing
antara lain dengan menjalin kerja sama dengan sesama IKM,
menciptakan keunggulan kompetitif, dan manajemen yang tepat.
3) Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengembangkan
analisis demi sempurnanya hasil penelitian.
7
DAFTAR PUSTAKA
Adik Kurniawan Saputra, Aisah Jumiati dan Fajar Wahyu Prianto, 2010. Analisis
Spesialisasi Dan Konsentrasi Spasial Industri Kecil Menengah Di Jawa
Timur.
Agustina. 2012 .Spesialisasi Dan Konsentrasi Spasial Industri Kecil Menengah
Di Kota Semarang.
Akhmad Ignase Hariman S, Badaruddin dan Kasyful Mahalli . 2013. Analisis
Distribusi Spasial Sektor Unggulan Dalam Perencanaan Pembangunan
Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara.
Alhowaish 2015. Location Quotient Technique and Economy Analysis of Regions:
Tabuk Province of Saudi Arabia as a Case Study. College of Architecture
and Planning University of Dammam : Saudi Arabia.
Bangkit Dwi Nuswantoro, Alia Fajarwati. Sebaran Sentra Unggulan Industri
Kecil Dan Rumah Tangga (Ikrt) Di Kabupaten Tegal.
Deny Ferdyansyah dan Eko B. Santoso 2013. Pola Spasial Kegiatan Industri
Unggulan di Propinsi Jawa Timur (Studi Kasus: Subsektor Industri
Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki).
Dharu Dwi Hanuswara. 2018. Konsentrasi Spasial Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Sektor ISIC 16 Dan ISIC 31 Kabupaten Sukoharjo.
Fanny Arianty. Analisis Konsentrasi Regional Ukm Di Indonesia.
Fikanti Zuliastri, Wiwiek Rindayati dan Alla Asmara. 2013. Analisis Faktor yang
Memengaruhi Aglomerasi Industri Unggulan Daerah dan Hubungannya
dengan Daya Saing Industri Daerah.
Khavidhurrohmaningrum. 2013 .Strategi dan Perilaku Industri Pengolahan di
Kota Semarang 2007-2011.
Lutviati Triamita. 2012. Analisis Konsentrasi Regional Tenaga Kerja Usaha Kecil
Dan Menengah (UKM) Kabupaten/KotaDi Jawa Timur.
Melinda Parada Siamanama. 2011. Analisis Usaha Industri Karak Skala Rumah
Tangga di Kabupaten Sukoharjo.
8
Muhammad Arif dan Yuni Prihadi Utomo. 2016. Konsentrasi Spasial Industri-
Industri Unggulan Kota Surakart.
Nurul Ma'rifatus Sa'diyah, Siti Komariyah dan Anifatul Hanim. 2017. Analisis
Konsentrasi Spasial dan Strategi Pengembangan Industri Kecil di Jawa
Timur.
Pieter Noisirifan de Fretes. 2018. Analisis Sektor Unggulan (LQ).
Rony Kurniawan 2014. Aplikasi Location Quotient (LQ) Sebagai Metode
Penentuan Komoditas Palawija Unggulan Di Kabupaten Nganjuk.
Zainal Arifin 2006. Konsentrasi Spasial Industri Manufaktur Berbasis Perikanan
di Jawa Timur.