Upload
dwika-andjani
View
63
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
DIVAIS SOLAR SEL BERBASIS BAHAN SEMIKONDUKTOR
ANORGANIK
Makalah Ini Untuk Memenuhi Uas Mata Kuliah Struktur Zat Padat
KELOMPOK 2
AYU OKTAMA MAULANA (140310100070)
RICCA NOVIA (140310100081)
DWIKA ANDJANI 9140310100083)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
DIVAIS SOLAR SEL BERBASIS BAHAN SEMIKONDUKTOR ANORGANIK
PENDAHULUAN
Efek photovoltaik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1839 oleh fisikawan
Perancis Alexandre-Edmond Becquerel. Becquerel menemukan bahwa beberapa material
jenis tertentu memproduksi arus listrik dalam jumlah kecil ketika terkena cahaya. Akan
tetapi, sel surya yang pertama dibuat baru pada tahun 1883 oleh Charles Fritts, yang
melingkupi semikonduktor selenium dengan sebuah lapisan emas yang sangat tipis untuk
membentuk sambungan-sambungan. Alat tersebut hanya memiliki efisiensi 1%. Pada tahun
1941, seorang peneliti bernama Russel Ohl berhasil mengembangkan teknologi sel surya dan
dikenal sebagai orang pertama yang membuat paten piranti solar sel modern. Bahan yang
digunakan adalah semikonduktor anorganik silikon dan mampu menghasilkan efisiensi
sebesar 4%. Era sel surya modern baru dimulai setelah penemuan fenomena photovoltaik
pertama pada tahun 1954, yakni ketika tiga peneliti Bell Laboratories di Amerika Serikat
(Chapin,Fullr,dan Pearson) secara tidak sengaja menemukan bahwa sambungan dioda p-n
dari silikon mampu membangkitkan tenaga listrik ketika lampu laboratorium dinyalakan.
Pada tahun yang sama,usaha mereka telah berhasil membuat sel surya pertama dengan
efisiensi sebesar 6%. Pada akhirnya ,penelitian sel surya yang berkembang hingga saat ini
memiliki banyak jenis dan variasi teknologi pembuatannya.
PEMBAHASAN
Modul Sel Surya (Photovoltaik)
Modul Sel Surya (Photovoltaik) adalah sejumlah sel surya yang dirangkai secara seri
maupun paralel, untuk meningkatkan tegangan maupun arus yang dihasilkan sehingga cukup
untuk pemakaian sistem catu daya beban. Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang
maksimum maka permukaan modul surya harus selalu mengarah ke matahari. Daya listrik
yang dihasilkan photovoltaik berupa daya listrik DC yang kemudian akan dikonversikan
menjadi daya listrik AC.
Gambar 1 : Panel Sel Surya
Prinsip Kerja Sel Surya Photovoltaik
Pengkonversian sinar matahari menjadi listrik dengan panel photovoltaik, kebanyakan
menggunakan semikonduktor anorganik Poly Cristallyne Sillicon sebagai material
semikonduktor photo cell mereka . Prinsipnya sama dengan prinsip dioda p-n.Gambar di
bawah ini mengilustrasikan prinsip kerja Photovoltaik panel.
Gambar 2 : kerja prinsip kerja sel surya photovoltaik
Secara sederhana, proses pembentukan gaya gerak listrik pada sebuah sel surya
adalah sebagai berikut:
Foton dari cahaya matahari menumbuk panel surya kemudian diserap oleh material
semikonduktor seperti silikon.
Elektron (muatan negatif) terlempar keluar dari atomnya, sehingga mengalir melalui
material semikonduktor untuk menghasilkan listrik. Muatan positif yang disebut hole
(lubang) mengalir dengan arah yang berlawanan dengan elektron pada panel surya silikon.
Gabungan/susunan beberapa panel surya mengubah energi surya menjadi sumber daya
listrik DC.Yang nantinya akan disimpan dalam suatu wadah yang dinamakan baterai.
Daya listrik DC tidak dapat langsung digunakan pada rangkaian listrik rumah atau
bangunan sehingga harus mengubah daya listriknya dengan daya listrik AC. Dengan
menggunakan konverter inilah maka daya listrik DC dapat berubah menjadi daya listrik
AC sehingga sekarang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Sambungan P-N pada Sel Surya Photovoltaik
Jika kita memiliki sepotong silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n dan secara
sempurna terhubung membentuk sambungan p-n seperti diperlihatkan pada gambar berikut :
Gambar 3 : Mekanisme aliran muatan pada daerah sambungan
Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada daerah sambungan semikonduktor akan
terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n (yang berada pada gambar sebelah kanan)memiliki
sejumlah elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom induknya.Sedangkan, bagian
kiri (tipe-p),atom aseptor menarik elektron (atau menghasilkan hole). Kedua pembawa
muatan mayoritas tersebut memiliki cukup energi untuk mencapai material pada sisi lain
sambungan. Pada saat ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke tipe-p dan difusi lubang dari
tipe-p ke tipe-n.Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah
berada di tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian. Proses difusi berakhir
saat tidak ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir.
Kemudian perlu memperhitungkan proses selanjutnya dimana elektron dapat
menyeberangi sambungan. Daerah yang sangat tipis dekat sambungan disebut daerah
deplesi (depletion region) atau daerah transisi. Daerah ini dapat membangkitkan
pembawa muatan minoritas saat terdapat cukup energi termal untuk membangkitkan
pasangan lubang-elektron. Salah satu dari pembawa muatan minoritas ini, misalnya elektron
pada tipe-p, akan mengalami pengaruh dari proses penolakan elektron difusi dari tipe-n.
Dengan kata lain elektron minoritas ini akan ikut tertarik ke semikonduktor tipe-n. Gerakan
pembawa muatan akibat pembangkitan termal ini lebih dikenal sebagai “drift”. Situasi akan
stabil saat arus difusi sama dengan arus drift.Pada daerah sambungan/daerah diplesi yang
sangat tipis terjadi pengosongan pembawa muatan mayoritas akibat terjadinya difusi ke sisi
yang lain. Hilangnya pembawa muatan mayoritas di daerah ini meninggalkan lapisan muatan
positif di daerah tipe-n dan lapisan muatan negatif di daerah tipe-p. Karena terjadi
penumpukan muatan yang berlawanan pada masing-masing sisinya, maka terjadi perbedaan
potensial yang disebut sebagai “potensial kontak”atau “potensial penghalang”. Keadaan ini
disebut diode dalam keadaan rangkaian terbuka.
Gambar 4 : keadaan saat rangkaian terbuka
Dalam keadaan rangkaian terbuka seperti diperlihatkan pada gambar di atas, hanya
pada daerah deplesi yang terjadi penumpukan muatan pada masing-masing sisi sedangkan
daerah lainnya dalam keadaan netral. Penumpukan muatan pada daerah deplesi
mengakibatkan terjadinya medan listrik dalam arah x . Kita dapat menggunakan v dx
untuk mendapatkan distribusi potensial pada daerah deplesi dengan mengambil integral
medan listrik. Potensial kontak/potensial penghalang Vo yang terjadi akan menahan
terjadinya difusi pembawa muataan mayoritas dan memberi kesempataan terjadinya arus
driftmelalui sambungan.
Panjar Maju (Foward Bias)
Gambar 5 : Pada dioda panjar maju a) Rangkaian dasar dan b) Potensial penghalang
mengalami penurunan.
Besarnya komponen arus difusi sangat sensitif terhadap besarnya potensial
penghalang Vo . Pembawa muatan mayoritas yang memiliki energi lebih besar dari eVo
dapat melewati potensial penghalang. Jika keseimbangan potensial terganggu oleh
berkurangnya ketinggian potensial penghalang menjadi Vo-V, probabilitas pembawa muatan
mayoritas mempunyai cukup energi untuk melewati sambungan akan meningkat dengan
drastis. Sebagai akibat turunnya potensial penghalang, terjadi aliran arus lubang dari material
tipe-p ke tipe-n, demikian sebaliknya untuk elektron.
Dengan kata lain menurunnya potensial penghalang memberi kesempatan pada
pembawa muatan untuk mengalir dari daerah mayoritas ke daerah minoritas. Jika potensial
penghalang diturunkan dengan pemasangan panjar maju eksternal V seperti diperlihatkan
pada gambar di atas , arus If akan mengalir.
Panjar Mundur(Reverse Bias)
Gambar 6 : Gambar Panjar Mundur a) Rangkaian dasar dan b) Potensial penghalang
mengalami peningkatan.
Jika potensial penghalang dinaikkan menjadi Vo+Vdengan memasang panjar mundur
sebesar V (terlihat seperti gambar di atas maka probabilitas pembawa muatan mayoritas
memiliki cukup energi untuk melewati potensial penghalang akan turun secara drastis.
Jumlah pembawa muatan mayoritas yang melewati sambungan praktis turun ke nol dengan
memasang panjar mundur sebesar sekitar sepersepuluh volt.
Pada kondisi panjar mundur, terjadi aliran arus mundur (Ir) yang sangat kecil dari
pembawa muatan minoritas. Pembawa muatan minoritas hasil generasi termal didekat
sambungan akan mengalami “drift” searah medan listrik. Arus mundur akan mencapai
harga jenuh -Io pada harga panjar mundur yang rendah. Harga arus mundur dalam keadaan
normal cukup rendah dan diukur dalam (untuk germanium) dan nA (untuk silikon). Secara
ideal, arus mundur seharusnya berharga nol, sehingga harga -Io yang sangat rendah pada
silikon merupakan faktor keunggulan silikon dibandingkan germanium. Besarnya Io
berbanding lurus dengan laju generasi termal g=rni2 dimana harganya berubah secara
eksponensial terhadap perubahan temperatur.
Karakteristik Umum Sambungan Dioda P-N pada Sel Surya Photovoltaik
Saat diode berpanjar maju, probabilitas pembawa muatan mayoritas yang mempunyai
cukup energi untuk melewati potensial penghalang Vo-V akan tergantung pada faktor muatan
elektron,faktor Fudge,konstanta Boltzman,dan temperatur absolut. Jadi arus difusi yang
mengalir sebesar
I=A eV /η V T V T=kT /q
dimana VT = 25 mV pada temperatur ruang, h =1 untuk gemanium dan berharga 2 untuk
silikon. Jadi arus total yang mengalir adalah sebesar
I=−Io+ A eV /η V T
atau karena I = 0 untuk V = 0 diperoleh
I=Io (eV
ηV T−1)
Persamaan di atas merupakan karakteristik umum dioda I-V .Jika V berharga positif
dan bernilai sebesar sepersepuluh volt maka persamaan di atas menjadi
I ≈ Io eV /η V T
dan juga
ln I=ln Io+ VηV T
yaitu akan berupa garis lurus jika diplot pada kertas grafik log-linear(semi logaritma).
Sebagai gambaran karakteristik seperti dalam persamaan di atas , diukur dua jenis diode tipe
1N914 dan 1N5061. Hasil plot karakteristik I-V kedua dioda seperti terlihat pada gambar di
bawah ini. Untuk diode 1N914 (diode isyarat-kecil) terlihat mempunyai kecocokan yang
sangat baik dengan persamaan di atas, kecuali pada arus yang relatif tinggi dimana hambatan
diode memberikan penurunan sebesar IR dengan adanya kenaikan V.Untuk diode 1N5061
(diode daya 1 amp) juga mempunyai kecocokan yang sangat baik dengan persamaan di atas,
kecuali pada arus yang relatif rendah.Perhatikan bagaimana Io hanya berharga nA untuk
kedua dioda tersebut.
Gambar 7 : Karakteristik I-V diode tipe 1N914 dan 1N5061 pada skala semilogaritmik
Gambar 8 : Karakteristik I-V diode dalam skala linier
dengan skala I 10 mA (A), 1 mA (B), 0,1 mA (C) dan 10 A (D). Terlihat bahwa
tegangan “cut-in” bergeser ke kiri dan keseluruhan kurva bergeser ke kiri. Ini dapat
diharapkan terjadi jika
I 1=IoeV 1/η V T
dan
I 2=IoeV 2/η V T
maka
I 1
I 2
=e(V 1−V 2)/η V T
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa diperlukan perubahan tegangan yang sama untuk
menaikkan arus diode n kali. Besarnya Io tergantung pada pembawa muatan hasil generasi
termal jadi sangat tergantung pada temperatur. Untuk silikon Io akan naik menjadi dua kali
lipat setiap ada kenaikan temperatur 100C.
DEVAISE SEL SURYA PHOTOVOLTAIK
Devaise sel surya terdapat tiga model bahan berdasarkan proses pembuatannya,yaitu:
1. Monocrystalline
Monocrystalline didapat dengan cara silikon murni dilelehkan kemudian dalam
proses pemadatannya dibentuk dengan cara dipancing (dengan silikon monocrystalline
yang struktur atomnya diketahui) diputar dan diangkat perlahan-lahan menjadi sebuah
gelondongan silikon. Gelondongan ini kemudian dipotong tipis-tipis (thin plates) sehingga
menjadi wafer monocrystalline photocell.
2. Polycrystalline
Polycrystalline didapat dengan cara melelehkan silikon dan menuangkannya kedalam
bejana sehingga dapat dengan mudah terbentuk wafer silikon. Dengan cara ini silikon
murni dapat diubah hampir seluruhnya kebentuk wafer silikon sehingga biayanya menjadi
lebih efektif. Sayangnya dengan cara ini selama proses pemadatan materi, struktur kristal
yang dibentuk akan menimbulkam cacat kristal pada pinggiran photocell. Sebagai akibat
dari cacat kristal ini, solar cell menjadi kurang efisien.
3. Amorphous
Amorphous didapat dengan cara mendeposisikan ke sebuah permukaan kaca atau
material substrat lainnya.Dengan cara ini diperoleh silikon dengan ketebalan 1 µm.Tipe ini
memiliki efisiensi paling rendah dan harga yang murah.Biasanya digunakan untuk
peralatan berdaya rendah,seperti jam,kalkulator saku,dan barang sejenisnya.
Analisis Kerja dan Photovoltaik Berdasarkan Aplikasi
Dilihat dari aplikasi pemakaiannya,intensitas penyerapan sinar matahari pada sel
surya photovoltaik memiliki tingkat-tingkat tertentu yang berdasarkan pada ragam
photovoltaik. Sebagai contoh,untuk photovoltaik jenis Monocrystalline. Monocrystalline
yang terbuat dari silikon murni cenderung memiliki tingkat penyerapan yang tinggi walaupun
saat itu cuaca sedang mendung. Monocrystalline tetap dapat bekerja dengan baik (masih
dapat menyerap energi dari matahari). Sementara untuk Polycrystalline dan Amorf memiliki
beberapa keadaan khusus dimana tidak seperti Monocrystalline. Contohnya : Amorf yang
digunakan pada kalkulator sebagai daya cadangan jika baterai kalkulator telah habis. Jika
dihadapkan pada sinar matahari yang terang atau tersinari oleh sinar matahari maka alat itu
dapat bekerja. Namun bila mendung ,kalkulator tersebut tidak dapat bekerja. Sedangkan
Polycrystalline lebih banyak dipakai pada daerah yang memiliki tingkat cuaca panas yang
cenderung stabil atau tempat yang musim panasnya memiliki jangka waktu yang lebih lama.
STRUKTUR SEL SURYA
Gambar 10 : struktur sel surya semikonduktor anorganik
1. Substrat/Metal backing
Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat
juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai
kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam
seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel
surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material
yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide
(ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
2. Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai
tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-
3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi
menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang
digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik.
Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan
dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe
(kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor
potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS)
dan Cu2O (copper oxide). Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau
gabungan dari dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material
yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian
semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan dibahas
dibagian “cara kerja sel surya”.
3. Kontak metal / contact grid
Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya
dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.
4. Lapisan antireflektif
Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh
semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi.
Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik
antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah
semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.
5. Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau
kotoran.
DAFTAR PUSTAKA
Mintorogo. “STRATEGI APLIKASI SEL SURYA (PHOTOVOLTAIC CELLS) PADA
PERUMAHAN DAN BANGUNAN KOMERSIAL”, dalam jurnal dimensi teknik
arsitektur .Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Arsitektur : Universitas Kristen
Petra.
http://www.panelsurya.com/
http://www.silicon-saxony.de/set/1679/RussianMarketUpdate.pdf
http//fastq.com/-lanegarr/pvprj.html
http://www.nekomata08.weebly.com/uploads/k2_photovoltaic.doc
http://affiliate-solar-energy.prositeslab.com/id/34/advantages-of-solar-energy/
http://solarsuryaindonesia.com/info/mengenal-teknologi-solar-pv
http://www.indoenergi.com/2012/04/cara-kerja-sel-surya-fotovoltaik.html
http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/26/ragam5.htm
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR
Gambar 1 : http://images01.olx.co.id/ui/18/25/39/1329968070_321121639_1- Gambar--
SEL-SURYA-SEL-PHOTOVOLTAIC-PANELSURYA-MODULSURYA-PLTS.jpg
Gambar 2 : http://yefrichan.files.wordpress.com/2010/05/1445203_modules3.jpg
Gambar 3:
http://2.bp.blogspot.com/S0vEbdRc9eI/UCjT3KwEN0I/AAAAAAAAA8w/6oQz4Gr6uyg/
s1600/02.JPG
Gambar 4 : http://accurations.files.wordpress.com/2012/08/0324.jpg
Gambar 5 : http://blog.umy.ac.id/ziemo/files/2012/05/b27.jpg
Gambar 6 : http://blog.umy.ac.id/ziemo/files/2012/05/b27.jpg
Gambar 9 : http://www.inverter-china.com/blog/upload/amorphous-silicon.jpg
Gambar 10 : http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-
surya/