1
Klasifikasi Gangguan Menstruasi Klasifikasi dari gangguan menstruasi adalah sebagai berikut: a. Amenore dan oligomenore. Keadaan amenore dapat terjadi secara primer (tidak pernah menstruasi) ataupun sekunder (menarke, tapi kemudian tidak ada periode menstruasi selama 3 bulan berturut-turut). b. Menoragia. Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan perdarahan yang keluar lebih dari 80 ml diklasifikasikan sebagai berlebihan. c. Dismenore. Merupakan nyeri abdomen bawah seperti kram dan nyeri pelvik yang menjalar sampai ke paha dan punggung tanpa adanya gambaran patologi pelvik, berlangsung saat menstruasi. Sumber: Hubungan profesi buruh pabrik dengan fertilitas Terdapat beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya bagi kesuburan seorang perempuan maupun laki-laki. Paparan beberapa bahan kimia dapat menyebabkan oligospermia dan azoospermia, mengurangi tingkat kesuburan. Sumber: Konsensus penanganan infertilitas.

DK1P1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: DK1P1

Klasifikasi Gangguan Menstruasi

Klasifikasi dari gangguan menstruasi adalah sebagai berikut:

a. Amenore dan oligomenore. Keadaan amenore dapat terjadi secara primer (tidak pernah menstruasi) ataupun sekunder (menarke, tapi kemudian tidak ada periode menstruasi selama 3 bulan berturut-turut).

b. Menoragia. Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan perdarahan yang keluar lebih dari 80 ml diklasifikasikan sebagai berlebihan.

c. Dismenore. Merupakan nyeri abdomen bawah seperti kram dan nyeri pelvik yang menjalar sampai ke paha dan punggung tanpa adanya gambaran patologi pelvik, berlangsung saat menstruasi.

Sumber:

Hubungan profesi buruh pabrik dengan fertilitas

Terdapat beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya bagi kesuburan seorang perempuan maupun laki-laki. Paparan beberapa bahan kimia dapat menyebabkan oligospermia dan azoospermia, mengurangi tingkat kesuburan.

Sumber: Konsensus penanganan infertilitas.