Click here to load reader
Upload
lamquynh
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAHMENGKAJI KURIKULUM 2013
dan
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PADA PROSES
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
OLEH :
KELOMPOK 2
1. AD VISTA BELLA HAR
2. DEWI SARTIKA
3. HAFSARI
4. ANITA RAMADHANI
5. EMAN MARJUN
PROGRAM STUDY PEND. MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah Swt, yang senantiasa melimpahkan Rohman
dan Rohim-Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu yang direncanakan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul “PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG
SERING TERJADI PADA PROSES PEMBELAJARAN”. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar-dasar proses pembelajaran
Matematika.
Sejak awal sampai selesainya proposal ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu tegur sapa dari para pembaca yang sifatnya kritik membangun akan penulis
terima demi perbaikan makalah selanjutnya. Penulis berharap mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi para pendidik.
Kolaka, 06 Oktober 2014
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang
ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah
tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu
persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum
yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang
betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada
kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum
sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum.
Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter,
yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu
bersaing di dunia internasional.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka
semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan
semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut
untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena
itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita,
ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi
kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi
tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
1. manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
2. manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri.
3. warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apa fungsi kurikulum?
3. Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 2013 ?
4. Apa isi dari kurikulum 2013 ?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
6. Apa saja permasalahan dalam proses pembelajaran matematika ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum. .
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui isi dari kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013.
5. Untuk mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin
curerer yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya
kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis
start sampai dengan finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut
digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan
pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta
didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Menurut” HILDA TABA” Kurikulum adalah sebuah rancangan
pembelajaran, yang di susun dengan mempertimbangkan berbagai hal
mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu. Sedangkan
Menurut Murray Print “Kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang
pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga
pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu
diterapkan.”
Jadi dapat di simpulkan bahwa Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajran. Dengan kata lain, sekolah
menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan untuk
belajar. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan
dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum, biasanya disesuaikan dengan
maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksankan. Kurikulum ini
diterapkan dengan maksud untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah
dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.
B. Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tidak lain
merupakan alat untuk mencapalai tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Maka
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid
dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan.
Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar
mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi kurikulum bagi mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah
tersebut, yang meliputi:sekolah yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang di inginkan.
Sebagai pedoman
Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan.
Cara menyelenggaran setiap jenis program pendidikan.
Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
3) Fungsi kur ikulum bagi Guru
Tidak hanya berfungsi sebagai pelakana kurikulum sesuai dengan kurikulum
yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembangan kurikulum dalam rangka
pelaksanaan kurikulum tersebut.
4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang di pimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk
menguasai an mengontrol, apakah kegiatan proses pendidikan yang
dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.
5) Fungsi kurikulum bagi pengawas
Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dan menetapkan
bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
6) Fungsi kurukulum bagi Masyarakat
Melalaui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui
apakah pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan yang dibutuhkannnya
relevan atau tidak dengan kurukulum sekolah.
7) Fungsi kurikulum bagi pemakai
Lulusan instansi atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja yang
baik dalam arti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produktivitas.
C. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-
kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1) Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas,
sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada
tingkat yang memuaskan (excepted).
2) Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran
terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang
hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-
kurikuler.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang
tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
ketrampilan hidup.
D. Isi Kurikulum 2013
SD – MI (Sekolah Dasar - Madrasah Ibtidaiyah)
Kurikulum 2013 berbasis pada sains. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat
tematik integratif. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi
yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping
cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Proses
pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui
penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi. Mata pelajara
(MAPEL)SDdiantaranya: Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya (Muatan Lokal;
Mulok), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan
Lokal;Mulok). Alokasi waktu per jam pelajaran SD 35 menit. Banyak jam
pelajaran per minggu Kelas I = 30 jam, kelas II= 32 jam, kelas III=34
jam, kelas IV, V,VI=36 jam
SMP – MTs (Sekolah Menengah Pertama – Madrasah Tsanawiyah)
Mata pelajaran SMP MTs kurikulum 2013 sebagai berikut adalah
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris8. Seni Budaya (Muatan Lokal).
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal). Prakarya
(Muatan Lokal)Alokasi waktu per jam pelajaran SMP = 40 menit Banyak
jam pelajaran per minggu 38 jam
SMA – MA (Sekolah Menengah Atas – Madrasah Aliyah)
Mata pelajaran SMA – MA kurikulum 2013 sebagai berikut adalah
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya (Muatan
Lokal), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal).
Prakarya dan Kewirausahaan (Muatan Lokal)Alokasi waktu per jam
pelajaran SMA = 45 menit. Banyak jam pelajaran per minggu SMA = 39
jam.
E. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Kelebihan Kurikulum 2013
1. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.
2. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
3. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan
anak usia dini.
4. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kelemahan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang
sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung
dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
F. Permasalahan dalam Proses Pembelajaran Matematika
Permasalahan dalam pembelajaran matematika tidak lepas dari komponen yang
terlibat didalamnya. Komponen tersebut seperti kurikulum, pendidik,
materi, dan peserta didik. Bagi pendidik permasalahan lebih terkait
dengan implementasi di kelas ketika berinteraksi dengan peserta didik yang belajar
matematika. Kesulitan-kesulitan yang muncul dalam mengerjakan persoalan
dalam matematika seperti:
1. Komunikasi matematis siswa masih kurang sehingga mempersulit
siswa untuk bisa mengkaitkan masalah sehari-hari dalam bahasa atau
symbol matematika.
2. Daya serap siswa terhadap materi yang masih minim.
3. Daya pikir siswa yang lemah terhadap penerapan konsep yang
diberikan guru.
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
5. Guru kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa dalam
kehidupannya.
Kurangnya kemampuan komunikasi matematis siswa yang
mengakibatkan kesulitan-kesulitan ini tentu saja berakibat pada hasil belajar
mereka.Faktor lainnya yang mengakibatkan siswa tidak bisa mengerjakan
persoalan jika diberikan persoalan yang berbeda dari contoh yang diberikan
adalah guru yang kurang kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi.
Biasanya guru mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung yang
disertai dengan pemberian contoh beserta jawaban dan tidak di kembangkan
lagi jika sudah dianggap mengerti.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) bahwa mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan ini dapat
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika karena tujuan
pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas (dalam Herman, 2010:1)
adalah:
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba,
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan
mengkomunikasikan gagasan.
Dengan demikian, matematika sebagai bagian dari kurikulum pendidikan
dasar, memainkan peranan strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia Indonesia. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan
Rohmayasari (2010:68) didapat bahwa sikap dan kemampuan berpikir
matematika siswa masih rendah dan belum memuaskan, diantaranya:
1. Para siswa masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena terlalu
banyak rumus.
2. Para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
membosankan.
3. Matematika masih sulit dipahami oleh siswa.
4. Soal matematika yang diberikan sulit untuk dikerjakan.
5. Siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Soal yang diberikan adalah soal-soal rutin yang kurang meningkatkan
kemampuan berpikir matematika siswa.
7. Soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan
siswa belum terbiasa diberikan soal-soal tidak rutin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu
periode jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran
dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran.
Dan Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring. Secara konseptual kurikulum 2013 jelas
ada perubahan signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk
menjadikan pendidikan menjadi lebih baik dan usaha unutk selalu
memperbaruhi tata cara pelaksanaan pendidikan din indonesia agar merata
disetiap daerahnya.
B. Saran
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sebenarnya sudah sangat efektif
diterapkan pada proses pembelajaran akan tetapi kurikulum 2013 sepertinya
menitikberatkan pada keaktifan seorang siswa.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah tersebut, masih
kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
kami butuhkan demi perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhalim 2013. http://abdulhalimsolkan.blogspot.com201311telaah-dan-analisis-
kurikulum-2013_7450.html. Diakses pada 4 Oktober 2014
Diky. 2013. http://jabercaemdanunyuweb.blogspot.com201310makalah-kurikulum-
2013.html. Diakses pada 4 Oktober 2014
Fella angreani http://aswan67.blogspot.com/2013/04/problematika-kurikulum-2013-
tinjauan.html?m=1. Diakses pada 6 Oktober 2014
Mariana http://atcontent.com/publication/878784857071999mb..text/-/Menyongsong-
kurikulum-2013. Diakses pada 6 Oktober 2014
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-
kurikulum-2013-dan-ktsp/. Diakses pada 7 Oktober 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Penertian Kurikulum
B. Fungsi Kurikulum
C Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
D. Isi kurikulum 2013
E. Kelebihan Dan Kekuranagn Kurikulum 2013
F. Permasalahan Dalam Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA