Upload
phungdang
View
257
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Docking Molekular Terbalik dari Senyawa Zerumbon
Reverse Molecular Docking of Zerumbone
Broto Santoso*, Dedi Hanwar, Andi Suhendi, Ika Trisharyanti Dian Kusumowati, Rosita Melannisa
Faculty of Pharmacy, Universitas Muhammadiyah Surakarta *[email protected]
ABSTRACT Background: Main compounds contained in Zingiber zerumbet are zerumbone and two of its derivates, humulen and epoxy-humulen. Previous research for its antioxidant activity using DPPH did not showed the better potency from the activity of known compounds. However zerumbone has stated several researchers have a variety of biological activities. Reverse molecular docking can be used to determine how close the predictions are given for a variety of biological activities claimed. Methods: The study was conducted in a way, all protein targets acquired from www.pdb.org and can represent the chosen biological activity and target ligand (zerumbone and its derivatives gained from PubChem) were prepared using Chimera, including protein spheres calculations. Dock6 software that achieved from http://dock.compbio.ucsf.edu was used for computing the gridbox of binding site pockets of protein and binding activity of the target protein-ligand. Molecular docking was performed to the native ligand of the target protein and three compounds of zerumbone using Dock6 to 59-target protein. Results: The results showed that RMSD value of native ligands obtained from molecular docking have suited the requirement compared to its crystallography product. All of zerumbone have the ligand-protein binding score improved sequentially in 2QAK protein (protein of HIV-1 PR mutant is one of the successful crystallography result of HIV protease ligands with nelfinavir), 4NOS (protein of the human inducible nitric oxide synthase inhibitor with antioxidant activity that represented the mechanism of enzyme inhibition nitric oxide synthase), 3D9C (crystal structure of PTP1B complex acids with aryl Seleninic representing anti-diabetic activity through the mechanism of inhibition of tyrosine phosphorylation) and 1D6N (ternary complex structure of human HGPRTase, PRPP, Mg2+ and the inhibitor HPP reveals the involvement of the flexible loop in substrate binding is the enzyme hypoxanthine phosphoribosyltransferase (HGPRTase) which is responsible for rheumatic arthritis). Conclusions: The research proves that zerumbone allegedly still has antioxidant activity, anti-HIV, anti-diabetic and anti-arthritic with a particular mechanism in accordance with the target protein. Further research on the four modeling activities must be carried out in the laboratory to validate the reverse approach to molecular docking. Keywords: Zerumbone, Reverse Molecular Docking, Dock6, Chimera, Ligand-Protein.
2
PENDAHULUAN
Zerumbon (ZER) beserta dua
molekul ikutannya, yaitu hidroksi humulen
(HH) dan epoksi humulen (EPH) dapat
diperoleh dari ekstraksi Zingiber zerumbet.
Beberapa peneliti menyatakan bahwa
zerumbon memiliki aktivitas biologis yang
berguna untuk pengobatan, diantaranya
adalah sebagai antikanker, antioksidan,
anti inflamasi, antipiretik, antibakteri,
antimalaria dan antiviral (Sriphana et al.,
2013; Singh et al., 2012; Sutthanont et al.,
2010).
Hasil penelitian sebelumnya untuk
sifat antioksidan zerumbon melalui
mekanisme penangkapan radikal bebas
menggunakan metode DPPH diperoleh
hasil yang kurang baik, yaitu % inhibisi
untuk ekstrak rimpang dan daun berturut-
turut adalah 2123 dan 326,24 ppm
(Hanwar et al., 2012). Hal ini
dimungkinkan terjadi karena reaksi
penangkapan radikal bebas DPPH oleh
zerumbon tidak dapat mewakili aktivitas
antioksidan zerumbon yang telah diteliti
sebelumnya oleh Giang et al. (2009).
Mekanisme antioksidan zerumbon yang
dilaporkan tersebut adalah melalui
penghambatan pembentukan NO dalam
lipopolisakarida.
Aktivitas antioksidan zerumbon
yang tidak terekspresikan oleh uji DPPH
menjadi landasan diperlukan studi lainnya,
dalam hal ini dipilih secara in silico. Studi
ini pun diharapkan dapat menjembatani
pendekatan mekanisme aksi dari beberapa
aktivitas biologis yang dimiliki oleh
zerumbon atau didapatkan aktivitas biologis
lainnya. Studi in silico dilakukan dengan
metode molecular docking menggunakan
perangkat lunak Dock6 (diperoleh dari
http://dock.compbio.ucsf.edu) dalam sistem
operasi Ubuntu (virtual).
SUBJEK DAN METODE
Perangkat keras yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seperangkat
komputer dengan spesifikasi prosesor Intel
QuadCore Q6600 2,4GHz dengan random
access memory (RAM) 8 GB dan video
graphic adapter (VGA) NVidia GT520
dengan sistem operasi Linux Ubuntu
secara virtualisasi. Perangkat lunak yang
digunakan adalah Dock6, Chimera,
OpenBabel, LigPlot+ dan PyMOL.
Metodologi penelitian yang
dilakukan secara singkat dapat diuraikan
sebagai berikut: semua protein target yang
diperoleh dari www.pdb.org (maksimal
resolusi kristal adalah 2,5 Å) dipreparasi
menggunakan perangkat lunak Chimera
untuk memisahkan antara protein dan
ligannya kemudian dilakukan penambahan
hidrogen dan muatan menggunakan script
DockPrep. Chimera pun digunakan untuk
melakukan preparasi dalam proses
3
kalkulasi sphere dari protein untuk
mendapatkan file DMS yang digunakan
pada tahap molecular docking. Molekul
zerumbon, hidroksi humulen dan epoksi
humulen diperoleh dari database
PubChem dan dilakukan preparasi
menggunakan Chimera dan digabungkan
menjadi satu file menggunakan bantuan
OpenBabel.
Perhitungan sphere dilakukan
menggunakan Chimera dan dilanjutkan
dengan penentuan gridbox (area terpilih
untuk melakukan docking berdasarkan
posisi dari ligan asli) dari protein target
dan dilakukan validasi proses molecular
docking menggunakan perangkat lunak
Dock6. Sistem terpilih adalah jika nilai
RMSD dari konformasi 3 dimensi (3D)
ligan asli dari protein hasil molecular
docking yang diperoleh mendekati nilai 0
atau dengan kata lain posisi 3D ligan
hasil molecular docking mendekati posisi
3D dari ligan kristalnya. Nilai RMSD
diperoleh dengan melakukan alignment
kedua molekul dengan PyMOL.
Zerumbon dan turunannya dilakukan
molecular docking dengan sistem terpilih
tersebut menggunakan Dock6.
Visualisasi 3D hasil menggunakan
Chimera (Gambar 1), untuk interaksi ligan
zerumbon dan turunannya terhadap protein
terpilih secara 3D menggunakan PyMOL
(Gambar 2, 6, 8, 10 dan 12) dan interaksi
2D ligan-protein menggunakan LigPlot+
(Gambar 5, 7, 9, 11, 13) menunjukan
residu-residu protein yang terlibat.
HASIL
Konformasi 3D dari zerumbon dan
turunan hidroksi atau epoksi (Gambar 1)
memperlihatkan perbedaan posisi semua
atom-atom penyusunnya. Keberadaan
atom oksigen (warna merah) dan jumlah
atom hidrogen (warna putih) sangat
berkontribusi dalam penampakan molekul
3D. Hal ini mempengaruhi fleksibilitas
molekul ketika dilakukan molecular
docking karena residu pembentuk area
binding site pocket protein target bersifat
rigid (tetap) menggunakan Dock6.
ZER
HH
EPH
Gambar 1. Konformasi 3D zerumbon (ZER), hidroksi humulen (HH) dan epoksi humulen (EPH) dari PubChem.
4
Gambar 2. Contoh hasil validasi ligan-protein: 1BZY, hijau=ligan hasil kristalografi dan merah muda=ligan hasil molecular docking dengan Dock6 (HA_RMSD = 0.20217, RMSD = 0.067).
Validasi konformasi 3D telah
dilakukan terhadap molekul ligan asli yang
menyertai protein target hasil kristalografi
dengan konformasi 3D hasil dari
perhitungan molecular docking perangkat
lunak Dock. Salah satu contoh terdapat
pada Gambar 2 yang merupakan ligan
kuanosin-5-fosfat modifikasi dari protein
target hipoksantin-guanin fosforibosil-
transferase pada manusia.
Gambar 3. Hasil molecular docking (-Log10 Dock6 Score (kkal/mol)) antara ligan (L_Protein, biru) dalam kristal protein target (diperoleh dari www.pdb.org), zerumbone (ZER, merah), hidroksi-humulen (HH, hijau) dan epoksi-humulen (EPH, ungu) yang diperoleh dari database PubChem dengan berbagai protein yang mewakili mekanisme obat sebagai antioksidan (6 protein), analgesik (7 protein), antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (10 protein), anti-diabetes (9 protein), anti-rematik (4 protein), antihipertensi (5 protein), anti inflamasi (5 protein), antimalaria (2 protein) dan antiviral (11 protein).
5
Skrining molecular docking
memberikan hasil seperti pada Gambar 3.
Zerumbon dan dua senyawa turunannya
menunjukkan energi ikatan yang terbaik
hanya pada 4 protein target yang mewakili
4 jenis penyakit dari 59 protein target uji
(terbagi dalam 9 kelompok penyakit),
yaitu: 4NOS (aktivitas antioksidan melalui
penghambatan enzim nitritoksida sintase),
3D9C (aktivitas antidiabetes melalui
mekanisme penghambatan fosforilasi
tirosin), 1D6N (hypoxanthine phospho-
ribosyltransferase atau HGPRTase yang
bertanggung jawab terhadap artritis
rematik) dan 2QAK (enzim protease HIV
yang berhasil dikristalografi bersama ligan
nelfinavir).
Zerumbon dan epoksi humulen
memberikan energi ikatan ligan-protein
sangat rendah dibandingkan hidroksi
humulen pada protein target 4F6X (enzim
dehidroskualen sintase (crtm) S. aureus).
Kelompok penyakit dari protein
target yang digunakan adalah analgesik
(1S2A, 2BXG, 2BXK, 2BXM, 2ZB8,
3ADS, 3ADX), antioksidan (1JNK,
1TDI, 1YVL, 3LJR, 4NOS, 18GS),
antimikrobial S. aureus (2ZCP, 2ZCQ,
2ZCR, 2ZCS, 2ZY1, 3ACW, 3ACX,
3ACY, 3ADZ, 4F6X), anti-diabetes
(2QBQ, 2QBR, 2QBS, 2ZMM, 2ZN7,
3CWE, 3D9C, 3EAX, 3EB1), anti-
rematik (1BZY, 1D6N, 2JHK, 2JHL),
antihipertensi (3K1W, 3OWN, 3Q4B,
3Q5H, 3SFC), antiinflamasi (1J1A,
1KQU, 2OFU, 3DPK, 3V99),
antimalaria (1V0O, 1V0P) dan anti-HIV
(1EBY, 1T7K, 2QAK, 2Z4O, 3B7E,
3CKZ, 3CL0, 3NU3, 3OXC, 3S43,
3S53).
Energi ikatan antara ligan dan
protein dinyatakan dalam –Log(Dock6
Score) sehingga akan diperoleh nilai
akhir yang positif.
Gambar 4. Keterkaitan antara deskriptor ligan (molecule polarizability, LogP dan molecule volume) dengan hasil docking (Dock6 Score beserta nilai –Log-nya) ligan (zerumbon, hidroksi humulen dan epoksi humulen) dan protein (4NOS, 3D9C, 1D6N dan 2QAK).
6
Hubungan antara besaran tiga
deskriptor ligan ketiga molekul uji dengan
nilai perolehan energi ikatan ligan-protein
(kkal/mol dan –Log-nya) pada keempat
protein target terpilih dipaparkan dalam
Gambar 4. Interaksi kimia antara molekul-
molekul uji dengan residu-residu (asam
amino) dari protein-protein target terpilih
ditunjukkan pada Gambar 5, 7, 9 dan 11.
Beberapa interaksi kimia yang terjadi
dapat berupa interaksi hidrofobik dan
interaksi ikatan hidrogen.
Gambar 5. Interaksi ligan ZER, HH dan EPH dengan residu protein 4NOS.
Gambar 6. Konformasi 3D interaksi antara ligan ZER, HH dan EPH dengan protein 4NOS.
Gambar 7. Interaksi ligan ZER, HH dan EPH dengan residu protein 3D9C.
7
Gambar 8. Konformasi 3D interaksi antara ligan ZER, HH dan EPH dengan protein 3D9C.
Gambar 9. Interaksi ligan ZER, HH dan EPH dengan residu protein 1D6N.
Gambar 10. Konformasi 3D interaksi antara ligan ZER, HH dan EPH dengan protein 1D6N.
8
Gambar 11. Interaksi ligan ZER, HH dan EPH dengan residu protein 2QAK.
Gambar 12. Konformasi 3D interaksi antara ligan ZER, HH dan EPH dengan protein 2QAK.
Tabel 1. Residu-residu protein target yang berinteraksi dengan ligan uji (ikatan hidrogen=garis bawah, residu sama=ditebalkan, residu mirip ligan asli=latar gelap dan selainnya adalah interaksi hidrofobik).
PDB-id ZER HH EPH 4NOS Hem422, Gln181, Arg299,
Asp300, Asp303, Arg306, H2b423
Hem422, Gln181, Val270, Asp300, Arg306
Hem422, Gln181, Arg184, Tyr291, Glu295, Arg299, Asp300, Arg306
Phe369, Trp372, Glu377; Data PoseView*: Glu377, Trp372 3D9C Glu114, Lys115, Lys119,
Gly182, Cys214, Ser215, Arg220, Gln261, Gln265
Tyr45, Lys115, Lys119, Cys214, Ser215, Arg220, Gln261, Thr262, Gln265
Glu114, Lys115, Lys119, Trp178, Gly182, Ser215, Arg220, Gln261, Gln265
Asp48, Cys215, Ala217, Arg221, Gln262; Data PoseView*: Tyr45, Arg220 1D6N Asp104, Gln105, Lys162,
Arg166, Asp181, Lys182 Asp104, Gln105, Lys162, Arg166, Asp181, Lys182, Phe183
Asp104, Asp134, Lys162, Arg166, Asp181, Lys209
Ile135, Asp137, Lys165, Phe186, Val187, Asp193; Data PoseView*: Lys165, Phe186 2QAK Arg8, Pro81, Asp128,
Gly147, Gly148, Arg8, Asp128, Gly147 Arg8, Val82, Asp128,
Gly147 Asp25, Asp29, Asn30, Ile50, Pro81, Data PoseView*: Asp25, Gly27, Ala28, Asn30, Val32, Ile50, Pro81, Val82, Ile84
9
*diperoleh dari www.pdb.org Penampakan warna residu yang
memiliki interaksi hidrofobik dengan
ligan oleh perangkat lunak LigPlot+
ditampakkan berupa kode dari residu
dengan lingkaran berupa sisir berwarna
merah, sedangkan interaksi ikatan
hidrogen ditunjukkan dengan struktur dari
residu secara utuh dengan garis interaksi
ikatan berwarna hijau.
Visualisasi 3D dari interaksi yang
terjadi antara ligan uji dengan protein
target terpilih diperlihatkan pada Gambar
6, 8, 9 dan 11 disertai dengan visualisasi
oleh perangkat lunak PoseView dari
keempat ligan asli protein target tersebut.
Zerumbon ditampilkan dengan kerangka
karbon berwarna ungu, sedangkan
hidroksi humulen dan epoksi humulen
secara berurutan berwarna merah muda
dan kuning.
Residu-residu protein yang
terlibat dalam interaksi kimia antara
ligan dan protein disimpulkan dalam
Tabel 1. Tabel ini pula menampilkan
residu-residu dari protein target terpilih
yang berinteraksi dengan ligan aslinya
(Gambar 13). LigPlot+ yang digunakan
telah dilakukan beberapa modifikasi.
Gambar 13. Interaksi ligan asli dengan protein target masing-masing.
10
PEMBAHASAN
Reverse atau inverse molecular
docking (RMD) merupakan teknik
rancang obat yang relatif baru. RMD
dapat digunakan untuk melakukan
skrining protein target yang potensial
terhadap ligan. Teknik ini dapat
diaplikasikan untuk mengenali aktivitas
biologis yang belum diketahui atau
aktivitas terapetik kedua dari suatu obat,
senyawa penuntun, produk alam dan
ligan-ligan lainnya (Zheng et al., 2011;
Chen and Zhi, 2001).
Metode ini telah dikembangkan
oleh banyak akademisi dan praktisi
peneliti di kalangan industri obat baik
ditujukan untuk penelitian murni atau
bahkan untuk dikomersialkan. Strategi
spesifik untuk reverse docking dapat
menggunakan perangkat lunak yang
sudah ada, seperti Dock, MDock, Vina,
Gold, FlexX, Maestro secara offline atau
Tarfisdock, PharmMapper, idTarget yang
dapat diakses secara online (Chen and
Ren, 2014). Chen and Ung (2001)
berhasil menemukan strategi yang efektif
dalam memprediksi potensi ketoksikan
dan efek samping molekul kecil obat
menggunakan metode RMD.
Zerumbon merupakan molekul
kecil yang dihasilkan oleh Z. zerumbet
dan dalam kuantitas yang dominan oleh
karenanya senyawa ini merupakan marker
dari spesis tanaman ini. Pengembangan
metode isolasi dari sumber tanaman
Indonesia telah dikembangkan (Hanwar et
al., 2013) untuk memperoleh konstituen
zerumbon murni. Zerumbon yang
diperoleh dapat digunakan untuk
mengidentifikasi aktivitas biologi lainnya
yang dimiliki dikarenakan zerumbon tidak
menunjukkan aktivitas penangkap radikal
melalui mekanisme penangkapan radikal
bebas DPPH (Hanwar et al., 2012).
Zerumbon beserta dua senyawa
ikutannya yaitu hidroksi humulen dan
epoksi humulen merupakan senyawa
utama Z. zerumbet. Ekstrak tanaman ini
sendiri telah banyak diteliti dan memiliki
berbagai khasiat. Hal inilah yang
mendasari dalam pemilihan protein target
yang digunakan dalam melakukan RMD
ketiga senyawa penanda Zingiber
zerumbet. Beberapa peneliti bahkan telah
mengembangkan turunan senyawa dari
zerumbon dan mengujicobakan beberapa
aktivitas biologi yang ditemukan ketika
masih berbentuk ekstrak tanaman
(Kitayama et al., 2013; Santosh Kumar et
al., 2013; Pitchuanchom et al., 2011).
Protein target sebanyak 59 buah
dikelompokkan dalam 9 jenis macam
penyakit berdasarkan kajian yang telah
dilakukan terhadap ekstrak tanaman
penghasil zerumbon. Hasil interaksi ikatan
11
kimiawi secara virtual melalui
perhitungan docking menunjukkan
bahwa hanya terdapat 4 protein target
yang berhasil dilampaui nilai aktivitas
ikatan ligan-protein dibandingkan dengan
ligan aslinya. Besaran afinitas ikatan
ligan uji dibandingkan dengan 3 jenis
deskriptor ketiganya (Gambar 4) akan
diperoleh hubungan keterkaitan, yaitu
semakin kecil nilai logP yang dimiliki
ligan uji akan menaikkan nilai aifinitas
ikatan ligan-protein 4NOS secara
perlahan dan 1D6N dengan signifikan.
Kedua protein lainnya, 3D9C dan 2QAK
tidak memberikan profil keterkaitan yang
cukup baik. Polaritas dan volume 3D
molekul akan mempengaruhi hasil ikatan
ligan-protein hanya pada 3D9C walaupun
nilai kedua deskriptor untuk ligan uji
tidak terlalu berbeda. Besaran kedua
deskriptor cenderung ditentukan oleh
jumlah atom oksigen dan jenis gugus
fungsional dari atom tersebut yang bisa
berupa karbonil keton, epoksi atau
hidroksil.
Interaksi ikatan antara residu
protein dengan ligan uji menunjukkan
bahwa atom oksigen berperan dalam
interaksi ikatan hidrogen baik secara
langsung atau melalui perantara
komponen air pada protein 2QAK
(Gambar 11), zerumbon dan hidroksi
humulen pada 4NOS (Gambar 5). Ligan
uji akan mengalami interaksi hidrofobik
pada protein 3D9C (Gambar 7), kedua
humulen pada 1D6N (Gambar 9) serta
epoksi humulen pada 4NOS. Interaksi
yang terjadi memperlihatkan bahwa atom
O pada ligan menjadi faktor penentu
afinitas ikatan ligan-protein yang juga
telah dibuktikan oleh Kitayama et al.
(2013) dalam mengembangkan senyawa
novel turunan zerumbon.
Gambar 6, 8, 10 dan 12
memperlihatkan bahwa tidak ada ligan uji
yang memiliki konformasi 3D yang saling
berhimpitan satu sama lainnya diantara
atom-atom penyusunnya. Ini menjelaskan
perbedaan awal yang terjadi pada Gambar
1 sebelum ketiganya dilakukan docking
bahwa ketiga ligan memiliki konformasi
3D dasar yang berbeda. Namun ligan-ligan
uji ini memiliki kemiripan residu-residu
yang berinteraksi dengan ligan seperti
yang terlihat pada Tabel 1 (ditandai
dengan ditebalkan).
Hal menarik lainnya yang perlu
dikonfirmasi melalui penelitian lanjutan
adalah ada beberapa residu protein yang
menentukan nilai afinitas ikatan ligan-
protein sama dengan hasil pemotretan
interaksi ligan-proetin yang terjadi dengan
menggunakan LigPlot+ dan PoseView
pada Tyr45 untuk hidroksi humulen-3D9C
dan Pro81 untuk zerumbon-2QAK. Hal ini
menjadi landasan kuat bahwa ada
12
kemiripan interaksi yang terjadi antara
ligan uji dengan ligan asli hasil
kristalografi dari protein target dan
mendukung bahwa ligan dapat memiliki
aktivitas yang sama atau bahkan lebih
baik.
SIMPULAN
Hasil penelitian membuktikan
bahwa zerumbon diduga masih memiliki
aktivitas antioksidan, anti-HIV,
antidiabetes dan anti-rematik dengan
mekanisme tertentu sesuai dengan protein
targetnya.
SARAN
Penelitian lanjutan terhadap
keempat pemodelan aktivitas tersebut
perlu dilakukan di laboratorium untuk
membuktikan kebenaran pendekatan
reverse molecular docking (RMD).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterima kasih kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah
mendanai Penelitian Unggulan Program
Studi (PUPS) ini.
DAFTAR PUSTAKA Chen SJ and Ren JL (2014). Identification
of a Potential Anticancer Target Of Danshensu by Inverse Docking. Asian Pac J Cancer Prev, 15(1): 111-6.
Chen YZ and Zhi DG (2001). Ligand-
Protein Inverse Docking and Its Potential Use in The Computer Search of Protein Targets of A Small Molecule. Proteins, 43(2: 217-26.
DOCK6.5 (2011). University of California
at San Francisco; San Francisco, CA.
Giang PM, Son PT, Jin HZ, Lee JH and Lee
JJ (2009). Comparative Study on Inhibitory Activity of Zerumbone and Zerumbone 2,3-Epoxide on NF-κB Activation and NO Production. Sci. Pharmaceutica, 77(3): 589-95.
Hanwar D, Suhendi A, Santoso B,
Kusumowati ITD. and Melannisa R (2013). Isolation and Purification of Chemical Marker from Zingiber zerumbet Rhizome from Indonesia. International Conference on Natural Products. Shah Alam, Malaysia, 4-6 March 2013, 11.
Hanwar D, Suhendi A, Santoso B,
Kusumowati ITD. dan Melannisa R (2012). Pengembangan Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) sebagai Obat Herbal untuk Antioksidan. Laporan Tahun Pertama Penelitian Unggulan Program Studi (PUPS). Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Desember 2012, 38.
Kitayama T, Nakahira M, Yamasaki K,
Inoue H, Imada C, Yonekura Y, Awata M, Takaya H, Kawai Y, Ohnishi K and Murakami A (2013). Novel Synthesis of Zerumbone-pendant Derivatives
13
and Their Biological Activity. Tetrahedron, 69(47: 10152-10160.
O'Boyle N, Banck M, James C, Morley C,
Vandermeersch T and Hutchison G (2011). Open Babel: An Open Chemical Toolbox. Journal of Cheminformatics, 3(1): 33.
Pettersen EF, Goddard TD, Huang CC,
Couch GS, Greenblatt DM, Meng EC and Ferrin TE (2004). UCSF Chimera--a Visualization System for Exploratory Research and Analysis. J. Comput. Chem., 25(13): 1605-12.
Pitchuanchom S, Songsiang U,
Weerapreeyakul N and Yenjai C (2011). Anticancer Activity of the Bioreductive and Non-Bioreductive Zerumbone Derivatives. Letters in Drug Design and Discovery, 8(6): 536-543.
PyMOL (2012). Molecular Graphics
System, Version 1.6.0 Schrödinger, LLC.
Santosh Kumar SC, Srinivas P, Negi PS
and Bettadaiah BK (2013). Antibacterial and Antimutagenic Activities of Novel Zerumbone Analogues. Food Chemistry, 141(2): 1097-1103.
Singh CB, Nongalleima K, Brojendrosingh S, Ningombam S, Lokendrajit N and Singh LW (2012). Biological and Chemical Properties of Zingiber zerumbet Smith: a Review. Phytochemistry Reviews, 11(1): 113-125.
Sriphanaa U, Pitchuanchoma S,
Kongsaereeb P and Yenjai C (2013). Antimalarial Activity and Cytotoxicity of Zerumbone Derivatives. ScienceAsia, 39(1): 95-99.
Sutthanont N, Choochote W, Tuetun B,
Junkum A, Jitpakdi A, Chaithong U, Riyong D and Pitasawat B (2010). Chemical Composition and Larvicidal Activity of Edible Plant-Derived Essential Oils Against the Pyrethroid-Susceptible and -Resistant Strains of Aedes aegypti (Diptera: Culicidae). J. Vector Ecology, 35(1): 106-115.
Zheng R, Chen TS and Lu T (2011). A
Comparative Reverse Docking Strategy to Identify Potential Antineoplastic Targets of Tea Functional Components and Binding Mode. Int. J. Mol. Sci., 12(8): 5200-12.