Upload
itanashief
View
237
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gefft
Citation preview
1. Dolmen
Dolmen adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan
kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu.
Dolmen ditemukan di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai.
Mereka berasal dari periode Neolithikum awal, sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi.
Dolmen adalah sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai
untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas
maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini
menunjukan kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan
antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa
apabila terjadi hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan
bagi kedua belah pihak.
2. Menhir
Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang. Ada menhir yang berdiri tunggal di suatu tempat,
ada pula yang terdiri atas suatu kelompok. Sering pula ditemukan bersama dengan
bangunan megalit bentuk lain. Menhir ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.
Misalnya, di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
fungsi dari menhir adalah, semacam batu tegak yang ada diatas punden
berundak berfungsi untuk pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
3. Punden Berundak
Punden berundak atau teras berundak adalah struktur tata ruang bangunan
yang berupa teras atau trap berganda yang mengarah pada satu titik dengan tiap teras
semakin tinggi posisinya. Struktur ini kerap ditemukan pada situs kepurbakalaan di
Nusantara, sehingga dianggap sebagai salah satu ciri kebudayaan asli Nusantara.
Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari
periode kebudayaan Megalit-Neolitikum pra-Hindu-Buddha masyarakat Austronesia,
meskipun ternyata juga dipakai pada bangunan-bangunan dari periode selanjutnya,
bahkan sampai periode Islam masuk di Nusantara. Persebarannya tercatat di kawasan
Nusantara sampai Polinesia [1] , meskipun di kawasan Polinesia tidak selalu berupa
undakan, dalam struktur yang dikenal sebagai marae oleh orang Maori. Masuknya
agama-agama dari luar sempat melunturkan praktik pembuatan punden berundak
pada beberapa tempat di Nusantara, tetapi terdapat petunjuk adanya adopsi unsur asli
ini pada bangunan-bangunan dari periode sejarah berikutnya, seperti terlihat pada
Candi Borobudur [2] , Candi Ceto, dan Kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram di
Imogiri.
Punden berundak-undak berfungsi sebagai tempat mengadakan saji-sajian bagi
masyarakat purba yang masih beragama animisme dan dinamisme. Dengan tujuan
untuk menolak bahaya atau semacam bencana seperti gempa bumi, angin rebut,
penyakit menular dan sebagainya. Dan juga bisa sebagai meminta rahmat dari sang
ESA. Seperti minta hujan, minta kesuburan tanah dan sebagainya
4. Waruga
Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari
batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan
rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.Di
Minahasa bagian utara, pada awalnya waruga-waruga yang ada sekitar 370 buah
tersebut, tersebar pada hampir semua desa di Minahasa Utara yang akhirnya
dikumpulkan ke beberapa tempat seperti kelurahan Rap-Rap sekitar 15 buah,
kelurahan Airmadidi Bawah 211 buah dan desa Sawangan 144 buah. Kini lokasi
waruga-waruga di tempat-tempat tersebut menjadi salah satu tujuan wisata sejarah di
Sulawesi Utara.
Waruga mempunyai bentuk dan fungsi yang serupa dengan sarkofagus yaitu
sebagai makam atau peti jenazah, tetapi pada waruga penempatan posisi mayat
jongkok terlipat.
5. Arca batu
Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT), via Wikimedia CommonsArca merupakan patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Sedangkan bentuk
arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia
dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah
patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang
diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-
daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil
seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah
arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung. Di dalam dunia keagamaan
Indonesia dikenal tiga macam arca, yakni arca peninggalan agama Hindu, arca
peninggalan agama Budha, dan arca agama Kristen (terutama Katolik).
Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti (Dewanagari), atau murthi,
yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta).
Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi),
biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan
sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan. Menurut kepercayaan Hindu,
murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil
dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji.
Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus
mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan.
6. Sarkofagus
By Quicchote SaavedraSarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenazah.
Pada umumnya Sarkofagus dibuat dari batu. Kata "sarkofaus" berasal dari bahasa
Yunani (sarx, "daging") dan (phagein,"memakan"), dengan demikian sarkofagus
bermakna "memakan daging". Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang
diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat
dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari
perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut
masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat
para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.
Tak hanya di luar negeri saja, sebab kubur peti batu sarkofagus juga terdapat hampir
di seluruh daerah di wilayah kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara dan
Humbang Hasundutan. Namun penyebaran kuburan bentuk ini paling banyak terdapat
di Pulau Samosir, sedangkan di Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara dan
Humbang Hasundutan relatif sedikit, hanya ditemukan di beberapa tempat
saja. Sarkofagus yang ditemukan di Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara dan
Humbang Hasundutang merupakan salah satu hasil budaya yang dibuat oleh
pendukung budaya yang bersumber dari kepercayan terhadap nenek moyangnya.
kegunaan dari sarkofagus itu sendiri adalah menjaga agar mayat yang telah
dimumikan dapat tetap awet dan terjaga dari pengikisan yang diakibatkan oleh suhu
dan udara.
7. Peti Kubur Batu
By panoramio / geolocationPeti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat
dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat
yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan
batu. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa
Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu
tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan
besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat
mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya
merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.