Upload
truongnguyet
View
228
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
1
A. PENDAHULUAN
A.1. LATAR BELAKANG
KADI melakukan penyelidikan berdasarkan permohonan yang diajukan oleh PT. Asia
Pacific Fibers Tbk., PT. Indorama Synthetic, Tbk., dan PT. Indorama Polyester
Industries Indonesia dan selanjutnya disebut sebagai Pemohon. Pemohon merupakan
bagian dari Industri Dalam Negeri yang memproduksi Partially Oriented Yarn (POY) di
Indonesia. Sesuai dengan ketentuan Article 6.9 Agreement on Implementation of
Article VI of GATT 1994, di bawah ini disampaikan data utama (essential facts) hasil
penyelidikan yang akan menjadi dasar keputusan akhir Komite Anti Dumping
Indonesia (KADI) terhadap penyelidikan antidumping atas impor produk POY dalam
pos tarif 5402.46.00.00 yang berasal dari negara Malaysia, Republik Rakyat Tiongkok
(RRT), Republik Korea,Taiwan, dan Thailand.
A.2. PROSEDUR
1. Pada tanggal 30 Juli 2013, KADI menetapkan bahwa Permohonan telah
memenuhi persyaratan penyampaian bukti-bukti awal mengenai adanya dumping,
kerugian yang dialami Pemohon, dan hubungan kausal antara keduanya.
2. Sesuai dengan Pasal 5.5 Agreement on Implementation of Article VI of GATT
1994, pada tanggal 30 Juli 2013, KADI memberitahukan kepada Perwakilan
Negara yang dituduh tentang diterimanya permohonan pengenaan Bea Masuk
Anti Dumping (BMAD) atas impor POY dari pemohon.
3. Eksportir dan/atau eksportir produsen yang diketahui sesuai dalam permohonan
adalah sebagai berikut:
a. Malaysia
Recron (Malaysia) Sdn.Bhd.
Level 9, Wisma Goldhill 67,Jalan Raja Chulan 50200, Kuala Lumpur
T: 602-2031-6000,
F: 602-2031-5000
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
2
b. RRT
1) Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co.;
Dangshan Industry Zone, Hangzhou City Zhejiang Province
T: 86-571-8378-8712,
F: +86-571-8378-8768
2) Hyosung Chemical Fibre (Jiaxing) Co., Ltd.;
No.1888, Dongfang North Rd.,Jiaxing E-T-D-Z, Xiuzhou Dist.
JiaxingZhejiang, China
T: +86-57382228285
3) Suzhou Huayi Machine Co., Ltd.;
No.88, Nan-Ma Industrial Zone Wu-Jiang City, Jiang-Su China.
T:86-512-63832688,
F:86-512-63836186
4) Tongkun Group Zhejiang Hengsheng Chemical;
2nd Industrial Park Tongxiang Economic Development Zone, Wutong Street,
Jiaxing, Tongxiang, 314500, China
T: 86 57 3881 82561,
F: 86 57 3881 87895
5) Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd.;
Zhouquan Industrial Park, Tongxiang ,Zhejiang Province, China
T: 86-573-88519777,
F: 86-573-88519777
6) Zhejiang Hengyi Petrochemicals Co., Ltd.
Yaqian, Xiaoshan, Hangzhou, Zhejiang
T: 0086-571-82701993,
F: 0086-571-82768565
c. Republik Korea
1) Huvis Corporation;
151-7, Samsung-Dong, Gangnam-Gu, Seoul
2) Hyosung Corporation;
Polyester Yarn Division (Pu) Overseas Sales Team 450, Kongduk-Dong
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
3
T: 82-2-7077000,
F: 82-2-7070130
3) Reko International Corp.;
Rm 212, Loadland Ez Tower 153 Gumi-Dong, Bundang-Gu
4) Sharon Corporation;
Samik Apartment Tower A Unit 609 Yeouido-Dong No.5
5) Tk Chemical Corp;
3F, Yeonu Bldg. 416-8, Chimsan-Dong, Buk-Gu, Daegu 702713, South
Korea
T: 82 220016000,
F: 82 220016180
6) Woongjin Chemical Co,Ltd;
23th Floor Kukdong Bldg, 60-1 Chunghuro 3-Ga, Jung-Gu
7) Yoosung Trading.
#474 Unwa-Dong Young Chuncity, Kyungbuk
T: 82-31-8071-4434,
F: 82-31-8071-4438
d. Taiwan
1) Far Eastern New Century Corporation;
36F, Taipei Metro Tower, 207, Tun Hwa South Road, Sec. 2, Taipei,
Taiwan, R.O.C.
T: +886-2-27338000
2) Nan Ya Plastics Corporation;
201 Tung Hwa North Road, Taipei, Taiwan, R. O. C.
T:886-2-27122211,
F:886-2-27129211
3) New Destiny International Co., Ltd;
8th Fl.123,Sec.2, Nanking E, Rd.Taipei
T: 886-2-25071251,
F: 886-2-25072264
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
4
e. Thailand
1) Thai Polyester Co.,Ltd.
470 Bangkuntien-Chaitalay Rd., Samaedum, Bangkuntien, Bangkok 10150
Thailand
T: +66 (0) 2415-1111,
F: +66 (0) 2892-1987 to 8
2) Thai Toray Synthetics Co., Ltd
4th & 6th Fl., Bubhajit Building, 20 North Sathorn Road,
Silom, Bangrak, Bangkok 10500
T: 662-266-6596-8, 662-233-5444,
F: 662-236-4020, 662-236-1748
4. Importir yang diketahui sesuai dalam permohonan adalah sebagai berikut:
a. CV. Suritex
Jl. Leuwigajah No. 175 Cimahi Bandung
b. PT. Dewa Sutratex
Jl. Cibaligo No.76 Leuwigajah Cimindi Cimahi
c. PT.Gemilang Maju Texindotama
Jl.Gatot Subroto Km.6.5 Kel.Jatake Kec.Jatiuwung Kota Tangerang
d. PT. Gistex Chewon Synthetic
Jl. Braga No. 106 Braga, Bandung
e. PT. Jo Perkasa Synthetic Fiber Industries
Kampung Sukawangi RT/RW 003/012 Jelegong, Soreang, Kab. Bandung,
Indonesia
f. PT. Kahatex
Jl.Cijerah Cigondewah Girang 16 Melong Cimahi
g. PT. Kia Textile Industries
Jl.Raya Rancaekek No.389
Ds.Solokan Jeruk, Majalaya, Bandung
h. PT. Texfibre Indonesia
Tiffani Casa Moda Jl. RS Fatmawati No. 22 D-E Jakarta Selatan 12420
i. PT. Wijaya Mandiri Tintex
Jl. Jelambar Barat III No.3, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
5
j. PT. Yakin Usaha Mandiri Textile
Jl. Ry Kutabumi KM. 6 No. 8 Karet, Sepatan, Tangerang
5. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI mengumumkan di harian nasional Suara
Pembaruan tentang dimulainya penyelidikan antidumping atas Barang Impor POY
yang berasal dari Malaysia, RRT, Republik Korea, Taiwan, dan Thailand.
6. Pada tanggal 2 Agustus 2013, KADI menyampaikan pemberitahuan resmi kepada
Pihak Yang Berkepentingan, mengenai dimulainya penyelidikan antidumping
disertai dengan pengiriman kuesioner untuk Pemohon dan Importir, serta
prakuesioner untuk eksportir dan/atau eksportir produsen. KADI memberikan
waktu 40 (empat puluh) hari kepada Pemohon dan importir untuk menjawab
kuesioner terhitung mulai dari tanggal pengiriman. Pada kesempatan yang sama,
KADI memberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan tertulis serta
mengajukan dengar pendapat.
7. Mengingat eksportir dan/atau produsen yang diketahui menyangkut jumlah yang
besar, maka sesuai Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 KADI
dapat membatasi pemeriksaan dalam penyelidikan. Untuk itu pada tanggal 2
Agustus 2013, KADI mengirimkan prakuesioner kepada eksportir dan/atau
eksportir produsen dan memberikan waktu 7 (tujuh) hari untuk menjawab
prakuesioner terhitung mulai dari tanggal pengiriman. Prakuesioner dimaksudkan
untuk mendapatkan informasi awal mengenai besarnya jumlah ekspor ke
Indonesia untuk masing-masing eksportir dan/atau eksportir produsen.
8. Terdapat 1 (satu) eksportir produsen yang tercantum dalam permohonan di
Malaysia, yaitu Recron (Malaysia) Sdn, Bhd yang dikirimi prakuesioner, eksportir
produsen Malaysia tersebut menjawab prakuesioner.
9. Prakuesioner dikirimkan ke 6 (enam) perusahaan di RRT yang tercantum dalam
permohonan dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Hangzhou Xiangsheng
Import And Export Co, Ltd. Dari jawaban prakuesioner Hangzhou Xiangsheng
Import And Export Co, Ltd. menyebutkan bahwa Hangzhou Xiangsheng Import
And Export Co, Ltd. berelasi dengan Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd.
Dimana Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd tidak tercantum dalam
permohonan namun menjawab prakuesioner. Sedangkan 5 (lima) perusahaan
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
6
lainnya yang tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung Chemical Fibre
(Jiaqing) Co., Ltd., Suzhou Huayi Machine Co., Ltd., Tongkun Group Zhejiang
Hengseng Chemical, Tongxiang Zhongchen Chemical Fiber Co., Ltd., Zhejiang
Hengyi Petrochemicals Co., Ltd.
10. Prakuesioner dikirimkan ke 7 (tujuh) perusahaan di Korea yang tercantum dalam
permohonan dan dijawab oleh 3 (tiga) perusahaan yaitu Huvis Corporation, TK
Chemical Corp., dan Woongjin Chemical Co., Ltd. Sedangkan 4 (empat)
perusahaan lainnya yang tidak menjawab prakuesioner yaitu Hyosung
Corporation, Reko International Corp., Sharon Corporation, dan Yoosung Trading.
11. Prakuesioner dikirimkan ke 3 (tiga) perusahaan di Taiwan yang tercantum dalam
permohonan dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Far Eastern New
Century Corporation. Sedangkan 2 (dua) perusahaan lainnya yang tidak
menjawab yaitu Nan Ya Plastics Corporation dan New Destiny International Co.,
Ltd. Terdapat 1 (satu) perusahaan yang tidak diketahui dalam permohonan tetapi
menjawab prakuesioner yaitu Shinkong Synthetic Fibers Corporation.
12. Prakuesioner dikirimkan ke 2 (dua) perusahaan di Thailand yang tercantum dalam
permohonan dan dijawab oleh 1 (satu) perusahaan yaitu Thai Polyester Co., Ltd.
Sedangkan 1 (satu) perusahaan lainnya yang tidak menjawab yaitu Thai Toray
Synthetics Co., Ltd.
13. Berdasarkan resital 8 sampai 12, eksportir produsen yang menjawab prakuesioner
adalah sebagai berikut:
a. Malaysia: Recron (Malaysia) Sdn, Bhd
b. Republik Korea:
(1) Huvis Corporation
(2) Woongjin Chemical Co,Ltd
(3) Tk Chemical (Texlon)
c. RRT:
(1) Hangzhou XiangshengImport And Export Co, Ltd
(2) Hangzhou Xiangsheng Textile Co, Ltd
d. Taiwan :
(1) Far Eastern New Century Corporation Corporation (FENC)
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
7
(2) Shinkong Synthetic Fibers Corporation
e. Thailand: Thai Polyester Co., Ltd.
14. Berdasarkan prakuesioner yang diterima KADI, maka seluruh eksportir produsen
yang menjawab prakuesioner ditetapkan sebagai eksportir produsen yang
diselidiki oleh karena rendahnya jumlah eksportir produsen yang menjawab
prakuesioner.
15. Pada tanggal 23 Agustus 2013, KADI mengirimkan kuesioner untuk eksportir
produsen yang diselidiki dan memberikan waktu 30 (tigapuluh) hari untuk
menjawab kuesioner terhitung mulai dari tanggal pengiriman.
16. Atas permintaan Pihak Yang Berkepentingan, KADI memperpanjang batas waktu
untuk menjawab kuesioner eksportir produsen menjadi paling lambat tanggal 7
Oktober 2013.
17. Hangzhou Xiangsheng Import And Export Co, Ltd dan Hangzhou Xiangsheng
Textile Co, Ltd adalah eksportir produsen dari RRT yang tidak menjawab
kuesioner sampai batas waktu yang telah ditentukan, sehingga KADI menetapkan
bahwa perusahaan tersebut tidak kooperatif. Dengan demikian, semua eksportir
dan/atau eksportir produsen dari RRT ditetapkan tidak kooperatif sehingga
besaran marjin dumping ditentukan berdasarkan data/informasi yang dimiliki
KADI.
18. TK Chemical (Texlon) dan Woongjin Chemical Co., Ltd,. adalah eksportir
produsen dari Korea yang tidak menjawab kuesioner sampai batas waktu yang
telah ditentukan, sehingga KADI menetapkan bahwa kedua eksportir produsen
tersebut tidak kooperatif.
19. Shinkong Synthetic Fibers Corporation adalah eksportir produsen dari Taiwan
yang tidak menjawab kuesioner sampai batas waktu yang telah ditentukan,
sehingga KADI menetapkan bahwa eksportir produsen tersebut tidak kooperatif.
20. Eksportir produsen yang bekerja sama dalam penyelidikan ini adalah:
a. Malaysia : Recron (Malaysia) Sdn, Bhd
b. Republik Korea : Huvis Corporation
c. Taiwan : Far Eastern New Century Corporation (FENC)
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
8
d. Thailand : Thai Polyester Co., Ltd.
21. Berdasarkan tingkat kooperatif eksportir produsen yang menjawab kuesioner,
KADI menetapkan bahwa eksportir produsen yang akan menerima marjin
dumping individu adalah ke 4 (empat) perusahaan yang terdapat pada resital 20.
Sedangkan eksportir dan/atau eksportir produsen lainnya yang tidak kooperatif,
marjin dumping ditetapkan berdasarkan data/informasi yang dimiliki KADI.
22. KADI telah melakukan pemeriksaan ke lokasi:
a. Pemohon:
1) PT. Indorama Polyester Industries Indonesia tanggal 18-20 November 2013
2) PT. Indorama Synthetics,Tbk tanggal 9-11Desember 2013
3) PT. Asia Pasific Fibers, Tbk tanggal 16-18 Desember 2013.
b. Eksportir produsen:
1) Recron (Malaysia) Sdn, Bhd tanggal 19-21 Februari 2014
2) Huvis Corporation (Korea) tanggal 20-21 Maret 2014
3) Far Eastern New Century Corporation (Taiwan) tanggal 10-12 Maret 2014
4) Thai Polyester Co., Ltd. (Thailand) tanggal 10-12 Februari 2014
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
9
B. PENYELIDIKAN
B.1 BARANG YANG DISELIDIKI DAN BARANG SEJENIS
23. Barang Yang diselidiki adalah Partially Oriented Yarn (POY) yang berasal dari
negara Malaysia, Republik Korea, RRT, Taiwan, dan Thailand dengan nomor pos
tarif dan uraian barang sesuai dengan BTKI 2012 pos tarif 5402.46.00.00.
Tabel 1. Uraian Barang Berdasarkan Nomor HS BTKI
24. Partially Oriented Yarn (POY) yang diproduksi oleh Pemohon sejenis dengan
yang diimpor dari negara-negara yang dituduh dumping karena memiliki
kesamaan antara lain dalam hal bahan baku, karakter fisik, teknis, dan kegunaan.
B.2 INDUSTRI DALAM NEGERI
B.2.1 Standing Petitioner
Tabel 2. Perbandingan Total Produksi Pemohon dengan Total Produksi Nasional
Industri Dalam Negeri Produksi 2012 (MT) Presentase Produksi (%)
Total Produksi Pemohon :
1. PT. Asia Pacific Fibers, Tbk
2. PT. Indorama Synthetics, Tbk
3. PT. Indorama Polyester Industries Indonesia
Produksi IDN Lainya
61
30
26
6
39
61
30
26
6
39
Total Produksi Domestik 100 100
Sumber : Data pemohon hasil verifikasi, APSIFY
NO. KODE HS URAIAN BARANG
54.02 Benang filamen sintetik (selain benang jahit), tidak disiapkan untuk penjualan eceran, termasuk monofilamen sintetik yang kurang dari 67 desiteks.
- Benang lainnya, tunggal, tanpa antihan atau dengan
antihan tidak melebihi 50 putaran tiap meter
5402.46 -- Lain-lain, dari poliester, diorientasi sebagian
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
10
25. Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa :
a) Total produksi Pemohon sebesar 61% dari total produksi nasional
b) Tidak ada Industri Dalam Negeri barang sejenis yang menolak dilakukan
penyelidikan
Dengan demikian Pemohon dinyatakan mewakili industri dalam negeri (standing
petitioner)
B.2.2 Proses Produksi
26. Secara garis besar, POY diproduksi melalui proses polimerisasi purified
terepthalic acid (PTA) dan monoethylene glycol (MEG) dan additives lainnya atau
dengan pemintalan polyester PET chips. POY adalah bahan baku utama yang
digunakan untuk memproduksi Drawn Textured Yarn (DTY), juga dapat digunakan
pada proses warping untuk tenun dan proses rajut untuk lusi. Alur proses produksi
POY:
Gambar 1. Proses Produksi POY
B.3 PASAR DOMESTIK BARANG YANG DISELIDIKI
27. Besaran tarif bea masuk impor (MFN) untuk produk POY adalah sebesar 5%.
Untuk Malaysia, Republik Korea, RRT, dan Thailand berdasarkan 3 (tiga)
kesepakatan Free Trade, yaitu Asean-Korea Free Trade Area, Asean Free Trade
Area dan Asean-China Free Trade Area, mendapatkan tarif preferensi sebesar
0% yang berlaku sejak tahun 2010. Sedangkan untuk impor POY asal Taiwan
tetap berlaku bea masuk impor (MFN) sebesar 5%.
PTA
Polyester PET Chips
Polimerisasi
MEG
POY
Additives
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
11
Namun sesuai dengan PMK No.117/PMK.011/2012 khusus impor dari RRT
meskipun ada ACFTA bea masuk tetap 5% dan sesuai dengan PMK
No.118/PMK.011/2012 khusus impor dari Republik Korea meskipun ada AKFTA
bea masuk tetap 5%.
Tabel 3. Perkembangan Pasar Domestik POY (Poin Index)
Indikator 2010 2011 2012
Penjualan pemohon 100 97 99
PT. Asia Pacific Fibers, Tbk 100 102 113
PT. Indorama Synthetics, Tbk 100 99 96
PT. Indorama Polyester Industries Indonesia 100 98 97
Penjualan IDN lainya 100 104 102
Total Impor Dumping 100 176 364
Malaysia 100 228 583
Thailand 100 865 2,773
Taiwan 100 85 59
RRT 100 112 199
Rep. Korea 100 464 427
Total Impor Lainya 100 139 619
Konsumsi Nasional 100 101 105
Sumber: BPS, Pemohon, APSIFY, Diolah.
28. Selama tiga tahun periode penyelidikan terlihat bahwa konsumsi nasional POY
terus meningkat walaupun tidak signifikan. Namun peningkatan konsumsi
nasional tersebut tidak dapat dinikmati oleh Pemohon. Hal ini ditunjukkan dengan
penjualan Pemohon yang relatif stabil dari 2010 ke 2012, namun peningkatan
impor barang dumping dari 2010 ke 2012 cukup pesat sebagaimana tercermin
dalam tabel 3 di atas dan gambar 2 di bawah. Peningkatan konsumsi nasional
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
12
untuk POY seharusnya dapat menjadi kesempatan bagi Pemohon untuk
meningkatkan penjualan dan pangsa pasarnya, tetapi pada kenyataannya
kesempatan tersebut tidak diperoleh karena impor barang dumping. Penjualan
Pemohon dan konsumsi nasional yang tercermin pada gambar dan tabel dibawah
termasuk captive consumption untuk produk DTY.
Gambar 2. Grafik Konsumsi Nasional, Penjualan Dalam Negeri, Penjualan Pemohon, Total Impor, dan Impor Barang Dumping Tahun 2010-2012
Sumber: BPS, Pemohon, Diolah.
B.4 MARJIN DUMPING
29. Periode penyelidikan dumping menggunakan data satu tahun terakhir yaitu 1
Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
30. Dalam melakukan perhitungan marjin dumping, KADI menggunakan data jawaban
kuesioner dan hasil verifikasi dan dibatasi pada eksportir produsen yang diselidiki.
Marjin dumping secara umum ditetapkan berdasarkan selisih antara harga normal
dengan harga ekspor pada tingkat perdagangan yang sama.
31. Uji Profitabilitas Dan Biaya Produksi
KADI pada umumnya menerima pengalokasian biaya produksi yang dilakukan
oleh eksportir produsen, sepanjang pengalokasian tersebut mencerminkan biaya
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
13
produksi, pemasaran, dan penjualan yang sebenarnya dan didukung oleh data
seperti laporan keuangan dan buku besar. Namun, apabila pengalokasian biaya
tersebut dinilai tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya, maka dilakukan
penyesuaian yang dianggap wajar. Penyesuaian tersebut akan disampaikan
kepada eksportir produsen yang bersangkutan.
B.4.1. Nilai Normal
32. Nilai normal (normal value) dihitung berdasarkan data penjualan dalam jawaban
kuesioner. Harga penjualan eksportir produsen dapat dipergunakan dalam
perhitungan nilai normal apabila memenuhi persyaratan perdagangan yang wajar
(ordinary course of trade).
33. Dalam perhitungan nilai normal, data penjualan eksportir produsen dapat
digunakan apabila total volume penjualan domestik lebih dari 5% dari total volume
penjualan ekspor ke Indonesia.
34. Dalam hal tersebut di atas tidak terpenuhi, nilai normal dikonstruksi berdasarkan
biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi, serta keuntungan
yang wajar.
35. Jika ada penjualan ekspor untuk PCN tertentu, namun tidak dijual di domestik,
maka nilai normal dihitung dengan metode konstruksi berdasarkan biaya produksi
ekspor untuk PCN tertentu, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi
domestik, serta keuntungan yang wajar.
36. Allowances yang diusulkan yang dapat diterima adalah yang terkait dengan biaya
penjualan langsung (direct selling expense), dan dapat ditelusuri dalam data
perusahaan terkait dengan penjualan produk yang dimaksud. Secara umum
allowances dapat diterima jika merupakan bagian dari biaya pemasaran dan
penjualan dari barang yang diselidiki, yang umumnya diklasifikasikan dalam biaya
penjualan, biaya umum dan administrasi (selling, general and administrative
expenses).
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
14
B.4.2. Harga Ekspor
37. Harga ekspor ditentukan berdasarkan harga rata-rata tertimbang dari seluruh
transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan.
38. Allowances dapat dipertimbangkan dalam perhitungan marjin dumping jika sudah
terdapat di jawaban kuesioner dan disertai dengan penjelasan, cara perhitungan,
serta bukti pendukung dan terkait langsung dengan transaksi penjualan tersebut.
39. Seluruh allowances yang disampaikan oleh eksportir produsen dari Malaysia,
RRT, Korea, Taiwan, dan Thailand dapat diterima karena telah sesuai dengan
catatan historis atau alokasi yang rasional dan disertai bukti pendukung yang
relevan.
40. Keputusan KADI atas permintaan allowances dari masing-masing eksportir
dan/atau eksportir produsen yang kooperatif, disampaikan secara terpisah kepada
masing-masing eksportir dan/atau eksportir produsen sebagai lampiran dari
Laporan Data Utama ini.
B.4.3. Perhitungan Marjin Dumping
41. Perhitungan marjin dumping masing-masing perusahaan di negara yang dituduh:
a. Malaysia:
1) Recron (Malaysia) Sdn. Bhd.
Nilai normal
Recron tidak menjual POY di pasar domestik, sehingga perhitungan nilai
normal dilakukan dengan menggunakan metode konstruksi, yaitu
menggunakan COGSOE ditambah profit yang wajar.
Harga Ekspor
Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang
tercantum dalam jawaban kuesioner. Dalam menentukan harga ekspor eks-
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
15
pabrik, KADI menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang
semuanya dapat diterima.
Marjin Dumping
Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai
normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama. Sehingga diperoleh hasil sebesar MYR 0,48/KG atau sebesar
9,3% dari nilai ekspor CIF.
2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya
Karena hanya 1 eksportir produsen POY di Malaysia yang diketahui, maka
KADI menetapkan marjin dumping bagi eksportir produsen Malaysia yang tidak
diketahui adalah sama dengan Recron Malaysia Sdn, Bhd.yaitu sebesar 9,3%
dari nilai ekspor CIF.
b. Republik Korea:
1) Huvis Corporation
Nilai Normal
Penjualan domestik Huvis lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,
maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.
Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat
dalam jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan
nilai normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan
ekspor ke Indonesia. Huvis mengajukan sejumlah allowances yang semuanya
dapat diterima.
Harga Ekspor
Perhitungan harga ekspor dilakukan dengan menggunakan data yang
tercantum dalam jawaban kuesioner. Dalam menentukan harga ekspor eks-
pabrik, KADI menggunakan nilai ekspor CIF dikurangi allowances yang
semuanya dapat diterima.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
16
Marjin Dumping
Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai
normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama. Sehingga diperoleh hasil sebesar KRW (61,36)/KG atau sebesar
(2,8)% dari nilai ekspor CIF.
2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya
KADI menetapkan marjin dumping bagi eksportir dan/atau eksportir produsen
lainya dari Republik Korea berdasarkan salah satu transaksi perusahaan yang
kooperatif sehingga diperoleh marjin dumping sebesar 13,7%.
c. RRT
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen di RRT
Karena tidak ada eksportir dan/atau eksportir produsen di RRT yang kooperatif
dalam penyelidikan ini, maka KADI menetapkan marjin dumping bagi eksportir
dan/atau eksportir produsen dari RRT berdasarkan besaran marjin dumping
tertinggi dari penyelidikan ini, yaitu marjin dumping Republik Korea sebesar
13,7%.
d. Taiwan
1) Far Eastern New Century Corporation (FENC)
Nilai Normal
Penjualan domestik FENC lebih dari 5% dari penjualan ekspor ke Indonesia,
maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan nilai normal.
Perhitungan nilai normal (normal value) berdasarkan harga aktual di pasar
domestik kepada pihak yang terafiliasi maupun tidak terafiliasi. Perhitungan
nilai normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat dalam
jawaban kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan nilai
normal adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan ekspor
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
17
ke Indonesia. FENC mengajukan sejumlah allowances yang seluruhnya dapat
diterima. Disamping itu terdapat biaya-biaya yang tidak dapat diterima karena
tidak berhubungan dengan proses produksi maupun penjualan Barang Sejenis.
Nilai normal untuk 2 (dua) tipe dilakukan dengan menggunakan metode
konstruksi, karena transaksi yang menguntungkan dari tipe tersebut kurang
dari 20%. Untuk tipe tersebut, perhitungan nilai normal dilakukan dengan
menggunakan metode konstruksi dimana DMCOGSOE dari tipe tersebut
ditambah dengan profit rata-rata penjualan domestik lainya.
Harga Ekspor
Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh
transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama Periode Penyelidikan. KADI
menggunakan nilai ekspor CIF yang telah dikurangi allowances yang
disampaikan dan diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.
Marjin Dumping
Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai
normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama. Sehingga diperoleh hasil sebesar NTD 0,18/KG atau sebesar
0,3% dari ekspor CIF. (de minimis)
2) Eksportir Dan/Atau Eksportir Produsen Lainnya
KADI menetapkan marjin dumping bagi eksportir dan/atau eksportir produsen
lainya yang tidak kooperatif di Taiwan dengan menggunakan data dalam
permohonan yaitu sebesar 6%.
Thailand
1) Thai Polyester Co., Ltd.
Nilai Normal
Penjualan domestik Thai Polyester Co., Ltd. lebih dari 5% dari penjualan
ekspor ke Indonesia, maka penjualan domestik digunakan dalam perhitungan
nilai normal. Perhitungan nilai normal (normal value) dilakukan berdasarkan
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
18
harga aktual seluruh transaksi like product di pasar domestik. Perhitungan nilai
normal dilakukan dengan menggunakan data yang terdapat dalam jawaban
kuesioner. Barang Sejenis yang digunakan dalam perhitungan nilai normal
adalah barang yang diproduksi yang sejenis dengan penjualan ekspor ke
Indonesia. Thai Polyester Co., Ltd. menyampaikan sejumlah allowances yang
seluruhnya dapat diterima.
Nilai normal untuk 1 (satu) tipe dilakukan dengan menggunakan metode
konstruksi karena tidak terdapat penjualan di pasar domestik untuk tipe
tersebut. Perhitungan nilai normal dilakukan dengan menggunakan data COGS
tipe tersebut yang dijual ke Indonesia ditambah dengan data Operational
Expenses rata-rata untuk penjualan di pasar domestik dan profit rata-rata
penjualan di pasar domestik.
Harga Ekspor
Harga ekspor ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari seluruh
transaksi penjualan ekspor ke Indonesia selama periode penyelidikan. KADI
menggunakan harga ekspor yang telah dikurangi allowances yang
disampaikan dan dapat diterima sehingga didapatkan harga ekspor eks pabrik.
Marjin Dumping
Marjin dumping ditentukan dengan membandingkan rata-rata tertimbang nilai
normal dengan rata-rata tertimbang harga ekspor pada tingkat perdagangan
yang sama. Sehingga diperoleh hasil sebesar THB (0,19)/KG atau sebesar
(0,3)% dari ekspor CIF. (de minimis)
2) Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya
KADI menetapkan marjin dumping bagi eksportir dan/atau eksportir produsen
lainya yang tidak kooperatif di Thailand dengan menggunakan data yang
dimiliki KADI yaitu sebesar 13,3%.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
19
B.5 KINERJA EKONOMI INDUSTRI DALAM NEGERI
Periode penyelidikan kerugian meliputi data 3 tahun terakhir yaitu 1 Januari 2010
sampai dengan 31 Desember 2012. Berikut ini adalah indikator kinerja Pemohon
selama Periode Penyelidikan yang telah diperiksa dan diverifikasi:
Tabel 4. Indikator Kinerja Pemohon: Pangsa Pasar, Penjualan, dan Konsumsi Nasional (Poin Index)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Pangsa Pasar 100 100 100
2 Penjualan 100 99 102
3 Captive 100 101 104
4 Impor Dumping 100 176 364
5 Konsumsi Nasional 100 101 105 Sumber: Pemohon, BPS, diolah
42. Pangsa pasar dan penjualan Pemohon relatif stabil, namun apabila dibandingkan
dengan adanya kenaikan konsumsi nasional menunjukan bahwa Pemohon tidak
menikmati kenaikan konsumsi nasional tersebut akibat peningkatan barang impor
dumping yang secara absolut meningkat signifikan sebesar 76 poin index.
Tabel 5. Indikator Kinerja Pemohon: Produksi, Kapasitas Terpasang, Utilisasi Kapasitas, dan Persediaan (Poin Index)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Produksi 100 97 99
2 Kapasitas Terpasang 100 101 103
3 Utilisasi Kapasitas 100 96 96
4 Persediaan 100 92 92
5 Upah 100 110 140
Sumber: Pemohon diolah
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
20
43. Produksi dan utilisasi kapasitas Pemohon stabil dari 2010 hingga 2012. Namun
tidak diikuti dengan kenaikan penjualan yang ditunjukkan dengan tetap tingginya
persediaan.
Tabel 6. Indikator Kinerja Pemohon: Arus Kas (Operasional), ROI, Kemampuan Meningkatkan Modal, dan Pertumbuhan (Poin Index)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Laba/Rugi (Operasi) (100) (80) (15)
2 Return on Investment 100 9 (31)
3 Kemampuan Meningkatkan Modal (100) 9 (18)
4 Arus Kas (Operasional) 100 147 138
5 Pertumbuhan (Asset) (100) 367 (133) Sumber: Pemohon diolah
44. ROI dan kemampuan meningkatkan modal menurun tajam dari tahun 2010 ke
2012. Pertumbuhan (Asset) dan arus kas Pemohon dari tahun 2011 ke 2012
mengalami penurunan.
Tabel 7. Indikator Kinerja Pemohon: Penjualan Domestik, Harga Domestik, Biaya Produksi, Laba/Rugi (Operasi), dan Profitabilitas (Poin Index)
No PEMOHON 2010 2011 2012
1 Volume Penjualan Domestik 100 99 102
2 Nilai Penjualan Domestik 100 127 117
3 Harga Domestik 100 129 114
4 Biaya Produksi 100 121 98
5 Laba/Rugi (Operasi) 100 80 15
6 Profitabilitas 100 66 14 Sumber: Pemohon diolah
45. Dari tabel di atas dapat dilihat volume penjualan Pemohon stabil, dan harga jual
domestiknya meningkat, namun peningkatan biaya produksi jauh lebih besar dan
Pemohon tidak dapat menaikkan harga jualnya di atas biaya produksi sehingga
menyebabkan kerugian dan penurunan profitabilitas dari tahun 2010 sampai
dengan 2012.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
21
Tabel 8. Indikator Kinerja Pemohon: Tenaga Kerja, produktivitas, dan Upah (Poin Index)
No Keterangan 2010 2011 2012
1 Tenaga Kerja 100 100 99
2 Produktivitas 100 97 100
3 Upah 100 111 141 Sumber: Pemohon diolah
46. Dalam hal tenaga kerja, jumlah tenaga kerja relatif tidak banyak mengalami
perubahan selama periode 3 tahun dan peningkatan upah yang terjadi dalam
kurun waktu yang sama disebabkan oleh adanya Peraturan Pemerintah yang
menaikan standar upah minimum. Dalam hal produktivitas relatif stabil seiring
dengan tenaga kerja.
B.6 HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
B.6.1. Dampak Volume
B.6.1.1 . Absolut
Tabel 9. Volume Impor Produk POY
Negara 2010 2011 2012
MT % MT % MT %
Malaysia 2,361 41 5,373 53 13,759 65
Thailand 142 2 1,228 12 3,937 19
Taiwan 2,601 45 2,201 22 1,533 7
RRT 448 8 500 5 891 4
Rep. Korea 154 3 715 7 658 3
Total Impor Dumping 5,706 99 10,017 99 20,778 98
Total Impor Lainya 67 1 93 1 415 2
Total Impor 5,773 100 10,110 100 21,193 100 Sumber: BPS,Diolah.
47. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa total impor dumping mengalami
peningkatan secara absolut dari negara-negara yang dituduh dumping sebesar
75% selama tahun 2010-2011 dan meningkat menjadi 107% selama 2011-2012.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
22
B.6.1.2 Relatif
Tabel 10. Pangsa Pasar POY Terhadap Konsumsi Nasional (Poin Index)
Uraian 2010
2011
2012
Impor Malaysia 100 228 583
Impor Thailand 100 865 2,773
Impor Taiwan 100 85 59
Impor RRT 100 112 199
Impor Rep. Korea 100 464 427
Total Impor Dumping 100 176 364
Total Impor Lainya 100 139 619
Total Impor 100 175 367
Penjualan domestik 100 99 102
Captive 100 101 104
Penjualan IDN lainya 100 104 102
Konsumsi Nasional 100 101 105 Sumber: Pemohon, BPS diolah
48. Penjualan Pemohon dari tahun 2011 ke 2012 stabil, sedangkan volume impor
dumping mengalami kenaikan yang signifikan yaitu 3 poin index sehingga
kenaikan konsumsi nasional hanya dinikmati oleh barang impor dumping atau
terjadi dampak volume secara relatif.
B.6.2. Dampak Harga
B.6.2.1 Price Undercutting
Tabel 11. Harga POY dan Price Undercutting (Poin Index)
Negara 2010 2011 2012
Pemohon 100 129 114
Malaysia 92 123 107
Thailand 104 124 106
Taiwan 166 204 180
RRT 119 145 124
Rep. Korea 145 151 123
Total Impor Dumping 126 142 113
Price Undercutting
Malaysia (8) (6) (7)
Thailand 4 (4) (8)
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
23
Taiwan 66 76 66
RRT 19 16 10
Rep. Korea 45 22 9
Total Impor Dumping 26 13 (1) Sumber: Pemohon, BPS diolah
49. Dari tabel di atas terlihat bahwa terjadi price undercutting barang impor dari
Malaysia tahun 2010 sampai 2012, dan dari Thailand dari tahun 2011 ke 2012,
namun tidak terjadi price undercutting dari negara Taiwan, RRT, dan Republik
Korea dalam periode yang sama.
B.6.2.2 Price Deppression dan Price Suppresion
Tabel 12. Harga Jual dan Biaya Produksi POY (Poin Index)
Harga Jual POY Tahun
2010 2011 2012
Pemohon 100 129 114
Malaysia 92 123 107
Thailand 104 124 106
Taiwan 166 204 180
RRT 119 145 124
Rep Korea 145 151 123
Biaya Produksi 120 145 118 Sumber: Pemohon diolah
50. Pada tabel di atas terlihat bahwa pemohon mengalami price suppression dari
tahun 2010 sampai 2012 akibat adanya tekanan dari barang impor dumping yang
menyebabkan Pemohon terpaksa menjual POY di bawah biaya produksi.
Pemohon mengalami price depression dari Malaysia dari tahun 2010-2012, dari
Thailand pada tahun 2011 ke 2012.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
24
B.7 FAKTOR LAIN
Tabel 13. Volume Impor POY
Sumber: BPS diolah
51. Dari tabel di atas terlihat bahwa volume impor POY dari negara lain pada tahun
2010 sampai dengan 2012 terus mengalami peningkatan, namun peningkatan
tersebut tidak sebanding dengan peningkatan volume impor dumping dari negara
tertuduh. Hal ini menunjukkan bahwa impor dari negara lain bukan merupakan
penyebab Kerugian yang dialamioleh Pemohon.
52. Secara umum dalam proses produksi Pemohon menggunakan teknologi yang
sama dengan yang digunakan oleh eksportir produsen yang diselidiki. Dengan
demikian teknologi tidak berpengaruh terhadap kerugian yang dialami oleh
Pemohon.
Tabel 14. Konsumsi Nasional POY (Poin Index)
Keterangan 2010 2011 2012
Konsumsi Nasional 100 101 105
53. Selama Periode penyelidikan konsumsi nasional menunjukkan peningkatan. Hal
ini menunjukkan bahwa permintaan bukan penyebab kerugian Pemohon.
Negara 2010 2011 2012
MT MT MT
Malaysia 2.361 5.373 13.759
Thailand 142 1.228 3.937
Taiwan 2.601 2.201 1.533
RRT 448 500 891
Rep. Korea 154 715 658
Total Impor Dumping 5.706 10.017 20.778
Total Impor Lainya 67 93 415
Total Impor 5.773 10.110 21.193
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
25
B.8 TANGGAPAN PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
B.8.1. Tanggapan Pemerintah Malaysia (MITI)
Injury Analysis
“Petitioner is insufficient and has not satisfactorily examined all other known
factors as required under Article 3.5 of WTO ADA”
“The petitioner has also failed to provide clearly all evidence and the analysis of
the examination of evidence as laid down under Articles 5.2 (iv) and 3.4 to justify
the initiation of the investigation”
54. Jawaban KADI
KADI telah mengkaji faktor lain penyebab kerugian sebagaimana yang diatur
dalam pasal 3.5 ADA, bukti adanya dumping, kerugian, dan hubungan kausal dan
informasi lainya sebagaimana diatur dalam pasal 5.2 ADA, dan indikator kinerja
sebagaimana diatur dalam pasal 3.4 ADA yang disampaikan dalam permohonan
dan menetapkan telah cukup sebagai bukti awal untuk dimulainya penyelidikan.
Price Effects
“The petitioners have not provided evidence given to support the allegation of
price undercutting and price depression… The petitioners local selling price did
not suffered injury in term of price suppression”
55. Jawaban KADI
Permohonan telah cukup jelas menyampaikan terjadinya price undercutting, price
depression, dan price suppression, dan disertai dengan bukti yang cukup yang
bersifat rahasia. KADI telah mengkaji informasi, dan bukti-bukti tersebut dan
berkesimpulan telah cukup sebagai bukti awal untuk dimulainya penyelidikan.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
26
Establishing Normal Value and Dumping Margin
“Recron (Malaysia) Sdn. Bhd. The sole producer and exporter of POY did not sell
this product during period of investigation (POI) in domestic market. … the method
of constructing the normal value and adjustment factors used have not been
disclosed as the information has been deemed confidential… Malaysian
producers/exportes could have been wrongly alleged based on the non-
representative normal value.”
56. Jawaban KADI
Sesuai dengan pasal 2.2 ADA apabila tidak ada penjualan di pasar domestik di
Negara pengekspor maka nilai normal dapat ditentukan dengan menggunakan
harga ekspor ke Negara ke-3 atau dikonstruksi berdasarkan biaya produksi
ditambah biaya administrasi, biaya penjualan, dan biaya umum ditambah dengan
profit yang wajar.
Cautation
“…from the annual reports obtained for two petitioners i.e. P.T. Asia Pacific Fibers
Tbk and P.T. Indorama Synthetic Tbk indicates that both of these companies have
strong financial performance in 2012. … The petitioner has failed to prove the
existence of injury”
57. Jawaban KADI
Laporan keuangan PT. Asia Pasific Fibers., Tbk dan PT. Indorama Synthethic
Tbk., yang digunakan oleh MITI sebagai dasar untuk membuat tanggapan adalah
laporan keuangan secara keseluruhan, dan laporan keuangan tersebut
mencerminkan kinerja perusahaan untuk seluruh produk yang di produksi. Dalam
permohonan analisa kerugian dilakukan hanya terhadap produk POY. Dengan
demikian pernyataan MITI bahwa Pemohon tidak mengalami kerugian
berdasarkan laporan keuangan adalah tidak benar.
“Insufficient Production of Polyester Yarns by Domestic Industri to meet local
demandIncreased in imports from Malaysia for POY is in tandem with DTY due to
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
27
POY is raw material used to produce DTY. Malaysia’s export volume increased
into Indonesian market was to meet the local demand and not injuring the
domestic industri.”
58. Jawaban KADI
Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan
hubungan kausal. Dengan demikian Malaysia dapat mengekspor POY ke
Indonesia sepanjang dilakukan dengan perdagangan yang adil (fair trade) dengan
tidak menjual dengan harga dumping. Kapasitas produksi POY Industri Dalam
Negeri telah dapat memenuhi permintaan POY di dalam negeri.
B.8.2. Tanggapan Asosiasi
Tanggapan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)
“Agar penyelidikan Anti Dumping untuk produk-produk benang polyester (POY,
DTY, dan SDY) dihentikan karena akan mengganggu kinerja industri pertekstilan
yang lebih luas sehingga mengancam keberlanjutan ratusan ribu tenaga kerja
yang saat ini bekerja di industri pertenunan – yang bukan hal mustahil akan
menimbulkan gelombang PHK pada industri pertenunan di kemudian hari.”
59. Jawaban KADI
Penyelidikan tindakan anti dumping adalah untuk membuktikan terjadinya
kerugian industri dalam negeri akibat barang dumping. Apabila terbukti,
pengenaan BMAD dimaksudkan untuk memulihkan kerugian yang dialami industri
dalam negeri akibat adanya barang impor dumping. Besaran pengenaan BMAD
ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan, sehingga diperoleh harga yang wajar.
Apabila tidak terbukti, maka KADI menghentikan penyelidikan. Hal-hal yang
menyangkut masalah kepentingan nasional bukan dalam cakupan penyelidikan
KADI.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
28
“API menolak inisiasi penyelidikan anti dumping yang dilakukan berdasarkan
petisi yang diajukan oleh para pemohon dan meminta KADI untuk segera
menghentikan penyelidikan karena:
- Tidak ada bukti yang cukup terkait dumping, kerugian dan hubungan kausal
antara keduanya
- Pemohon merupakan pihak yang terafiliasi dengan eksportir produk dalam
penyelidikan karena tidak dapat dianggap sebagai bagian dari industri Dalam
Negeri berdasarkan ketentuan Pasal 1.17 PP 34/2011
- Pengenaan BMAD atas impor POY akan sangat merugikan Industri Dalam
Negeri, khususnya industri tekstil hilir
- Tidak ada bukti yang memadai bahwa pemohon mengalami kerugian akibat
impor”
60. Jawaban KADI
KADI telah menganalisa informasi dan data yang disampaikan dalam
permohonan sebagai bukti awal, dan menilai bahwa informasi dan data tersebut
telah lengkap dan properly documented untuk membuktikan adanya dumping,
adanya kerugian, dan adanya hubungan sebab akibat.
Pemohon dan eksportir produsen produk dalam penyelidikan tidak saling
mempengaruhi dalam hal menetapkan harga jual dan biaya produksi. Dengan
demikian KADI menetapkan bahwa pemohon adalah bagian dari Industri Dalam
Negeri.
Pengenaan BMAD dimaksudkan untuk memulihkan kerugian yang dialami
Industri Dalam Negeri akibat adanya barang impor dumping. Besaran
pengenaan BMAD ditentukan berdasarkan penyelidikan, sehingga diperoleh
harga yang wajar dengan demikian tidak benar pengenaan BMAD akan
mengancam kinerja industri hilir.
B.8.3. Tanggapan Recron (Malaysia) Sdn Bhd
“The complainants are affiliated with the exporters of the product concerned and
accordingly based on Artticle 1.17 of Government Regulation No.34 of 2011
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
29
concerning Anti-Dumping Measure, Countervailing Measure and Safeguard
Measure (“PP 34/2011”) they cannot qualify as the Indonesian domestic industry”
61. Jawaban KADI
Pemohon dan eksportir produsen produk dalam penyelidikan tidak saling
mempengaruhi dalam hal menetapkan harga jual dan biaya produksi. Dengan
demikian KADI menetapkan bahwa pemohon adalah bagian dari Industri Dalam
Negeri. Hal ini ditunjukkan dengan tetap dituduhnya Thailand sebagai salah satu
negara yang menyebabkan kerugian bagi pemohon.
“The complaint contains a number of deficiencies and fails to establish a sufficient
prima facie evidence of dumping, injury, and causality as required by articles 5.2
and article 5.3 of the agreement”
62. Jawaban KADI
KADI telah menganalisa bahwa permohonan telah lengkap dan properly
documented dan telah mengandung cukup bukti adanya dumping, adanya
kerugian, dan adanya hubungan sebab akibat untuk memutuskan dimulainya
penyelidikan.
“The complaint failed to establish a sufficient prima facie eveidence of causal link
between dumping and injury
No clear prima facie evidence of injury contained in the complaint which can justify
the initiation or the continuation of the investigation
The complaint failed to establish a sufficient prima facie eveidence of causal link
between dumping and injury”
63. Jawaban KADI
KADI telah menganalisa informasi dan data yang disampaikan dalam permohonan
sebagai bukti awal, dan menilai bahwa informasi dan data tersebut telah lengkap
dan properly documented untuk membuktikan adanya dumping, adanya kerugian
dan adanya hubungan sebab akibat.
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
30
“Any imposition of measures against import of POY would only hurt the other
Indonesia downstream industries using POY”
64. Jawaban KADI
Pengenaan BMAD dimaksudkan untuk memulihkan kerugian yang dialami
Industri Dalam Negeri akibat adanya barang impor dumping. Hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan nasional akan dibahas dalam Tim Pertimbangan
Kepentingan Nasional.
B.8.4. Tanggapan Importir
“HS no. 5407.46.00.00 sangat banyak tipenya 120D/72F, 250D/96F, 85D/72F,
260D/96F, 125D/72F, 125D/36F,75D/72F dan lain lain yang mana tidak tersedia
di lokal sehingga apabila pemerintah dalam hal ini KADI memberlakukan anti
dumping terhadap benang POY yang merupakan bahan baku industri tekstil, kami
industri tekstil sangat keberatan dan menolak pemberlakuan anti dumping...”
65. Jawaban KADI
Penyelidikan KADI mencakup seluruh produk Partially Oriented Yarn dengan
nomor HS 5402.46.00.00 yang terdapat dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia
(BTKI) dan bukan berdasarkan tipe produk.
“Bahan baku tersebut sangat kami perlukan untuk memenuhi order pembelian
kami yang sangat mendesak dan tidak menentu sehingga kami sangat
memerlukan persediaan bahan baku benang yang mencukupi dan selalu ada
ketika dibutuhkan
Apabila nanti anti dumping diberlakukan kami sudah tidak mungkin menetapkan
harga yang bersaing dengan pengimpor kain jadi dari negara lain terutama
China, India dan ASEAN sendiri.”
66. Jawaban KADI
Penyelidikan KADI adalah untuk membuktikan terjadinya dumping, kerugian, dan
hubungan kausal. Dengan demikian negara yang dituduh dapat mengekspor POY
ke Indonesia sepanjang dilakukan dengan perdagangan yang adil (fair trade)
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
31
dengan tidak menjual dengan harga dumping. Kapasitas produksi POY Industri
Dalam Negeri telah dapat memenuhi permintaan POY di dalam negeri.
“Pemerintah dalam hal ini sudah memberikan perlindungan pada supplier lokal
dengan tetap menetapkan bea masuk 5 % untuk impor bahan baku benang dari
negara-negara yang sedang diselidiki (Taiwan dan China)”
67. Jawaban KADI
Bea masuk (MFN) berlaku umum, sedangkan bea masuk anti dumping bertujuan
untuk menanggulangi perdagangan yang tidak adil (unfair trade)sehingga produk
pemohon dapat bersaing di pasar domestik dengan produk impor secara adil.
“Menolak pengenaan bea masuk anti dumping atas impor POY karena: akan
menghambat kinerja perusahaan, berdampak negatif pada rencana investasi ke
depan dan kemungkinan pengurangan produksi dan tenaga kerja”
68. Jawaban KADI
Pengenaan BMAD dimaksudkan untuk memulihkan kerugian yang dialami Industri
Dalam Negeri akibat adanya barang impor dumping.Dengan demikian negara
yang dituduh dapat mengekspor POY ke Indonesia sepanjang dilakukan dengan
perdagangan yang adil (fair trade) dengan tidak menjual dengan harga dumping,
selain itu kapasitas produksi POY Industri Dalam Negeri telah dapat memenuhi
permintaan POY di dalam negeri. Hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
nasional akan dibahas dalam Tim Pertimbangan Kepentingan Nasional.
C. KESIMPULAN
69. Berdasarkan temuan-temuan dari hasil penyelidikan seperti yang tertuang dalam
bagian B diatas, KADI menyimpulkan sebagai berikut:
a. Terjadi dumping atas impor Barang Yang Diselidiki yang dilakukan oleh
eksportir dan/atau eksportir produsen yang berasal dari Malaysia sebesar
TIDAK RAHASIA R
LAPORAN DATA UTAMA (ESSENTIAL FACTS) HASIL PENYELIDIKAN ANTI DUMPING TERHADAP BARANG IMPOR PARTIALLY ORIENTED YARN (POY) ASAL NEGARA MALAYSIA, REPUBLIK
KOREA, REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK, TAIWAN, DAN THAILAND
32
9,3%, Republik Korea 0-13,7%, RRT 13,7%, Taiwan 0-6%, dan Thailand 0-
13,3%.
b. Pemohon mengalami kerugian material, dengan pertimbangan sebagai berikut:
i. Perusahaan masih mengalami kerugian meskipun kondisinya membaik
dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Arus kas, kemampuan meningkatkan
modal, dan ROI mengalami penurunan terutama pada tahun 2011 hingga
2012.
ii. Setelah menganalisa kinerja pemohon dan membandingkanya dengan
perkembangan pasar yang positif, pemohon telah kehilangan kesempatan
untuk memanfaatkan peningkatan konsumsi nasional.
c. Hubungan sebab akibat antara dumping dan kerugian yang dialami pemohon:
i. Terjadi dampak volume impor baik secara absolut maupun relatif dari
negara yang dituduh dumping.
ii. Terjadi dampak harga dalam bentuk price undercutting, price deppression
dan price suppression.
6 JUNI 2014