76
JADIKAN PASAR RAKYAT SEBAGAI KEKUATAN PERDAGANGAN LAMPIRAN INFOGRAFIS 10 MILESTONE KINERJA 100 HARI KEMENDAG TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN ISSN 2442-4498 HARI

Download Kemendag INTRA III

  • Upload
    doanque

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Download Kemendag INTRA III

JADIKAN PASAR RAKYAT SEBAGAI KEKUATAN PERDAGANGAN

LAMPIRANINFOGRAFIS10 MILESTONE

KINERJA 100 HARI KEMENDAG

TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN

ISSN 2442-4498

HARI

Page 2: Download Kemendag INTRA III

DAFTAR ISI

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

ii |

56.Mencari nama Alpha Febela Priyatmono di sekitar Kampung Laweyan, Solo, Jawa Tengah, tidak sulit. Sosok pria ini sangat dikenal di kalangan perajin batik Kota Solo. Sementara itu, pengrajin H. Murod asal Mataram NTB menceritakan kisah sukses merintis kerajinan cukli (kulit kerang) yang diwariskan oleh orang tuanya.

WARTA USAHA

Pemimpin Umum: Gunaryo Pemimpin Redaksi: Ani Mulyati Redaktur Pelaksana: Luther Palimbong Editor: R. Sudiyatmoko, M. Amin, Guntur Fotografer: Tim Pusat Humas Kemendag Redaksi: Asfiranti, Mulyansari, Virza Arigiatha, Abdul Syukur K, Heru Bahtiar Arifin

1.Salam Redaksi

Sambutan dari Kepala Humas Kemendag atas terbitnya edisi ketiga majalah INTRA.

40.Opini dari Sekjen APPSi Ngadiran, Direktur CORE indonesia DR. Hendri Saparini dan Refleksi 100 Hari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

“Apakah daerah juga sudah siap? Apakah daerah memahami MEA? Bagaimana juga para pengusahanya. Banyak sekali yang menurut saya belum mempunyai pemikiran yang sama, kalaupun semua berbicara mengenai itu. Kita lihat saja bagaimana realitanya.”

2.100 Hari Kinerja Mendag Rachmat Gobel

Evaluasi kinerja para menteri memang penting. Setidaknya dalam 100 hari pertama, para menteri mengetahui apa yang akan dikerjakannya selama lima tahun ke depan dan sesuai dengan visi-misi Presiden Jokowi yang berada di dalam dokumen Nawacita. Apa saja gebrakan yang dilakukan oleh Mendag Rachmat Gobel selama 100 hari kinerjanya akan terangkum dalam 10 milestone.

32.82% Positif

Media monitoring Pusat Humas Kementerian Perdagangan melakukan monitoring media massa selama 100 hari kepemimpinan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Tanggapan dan feedback dari masyarakat merupakan “informasi” amat berharga bagi kemajuan Kementerian Perdagangan. Sekitar 22 media cetak dan 10 media online dipantau setiap hari. Bagaimana hasilnya?

62.Perjalanan pimpinan yang berlangsung selama 100 hari

66.Penasehat Dharma Wanita Kementerian Perdagangan Retno Damayanti Rachmat Gobel. “Kegiatan pengobatan ini merupakan suatu bentuk kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan.”

68.Para CPNS Bicara

Sejumlah CPNS Kementerian Perdagangan bicara tentang komitmen dan impiannya dalam memajukan Kemendag.

70.Seiring hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Ida Bagus Purwa Sidemen bicara tentang industri pariwisata.

72.Sosialisasi Konsumen Cerdas yang sedang dikampanyekan oleh Kemendag hadir dalam format infografis.

SEKAPUR SIRIH

Alamat Redaksi:

Pusat HumasKementerian Perdagangan RI Jl. M. I. Ridwan Rais, No. 5, Jakarta Pusat 10110, Gedung I Lantai 2, Telp. (021) 386371 Fax. (021) 3508711

Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap dengan panjang naskah 6.000 - 8.000 karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke: [email protected]

Majalah ini dapat diakses melalui www.kemendag.go.id

Kementerian Perdagangan [email protected] @kemendag

LAPORAN UTAMA

REFLEKSI MEDIA

OPINI

OPINI

58.Pak Karyanto Suprih irjen Kemendag

Pria humble ini punya ritual yang tak biasa dilakukan banyak orang. Jika pagi mulai datang, ia membawa buku dan memasuki toilet. Usai melepas hajat, ia mendapat ilmu. Ritual ini ternyata berakar panjang, sejak usia sekolah dasar.

MENGENAL LEBIH DEKAT

ETALASE PERISTIWA

KATA KITA

TRADE-PEDIA

KOLOM PEDULI

MENYONGSONG MEA

Page 3: Download Kemendag INTRA III

| 1

SEKAPUR SIRIH

SALAM REDAKSIPembaca yang Budiman,

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Atas kerja keras, dedikasi redaksi dan sinergi Tim Pusat Humas, Edisi III 2015 Majalah INTRA Insight kembali kami hadirkan kepada sidang pembaca.

Edisi ini sengaja kami buat secara lebih khusus dan eksklusif untuk menandai 100 hari Kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam memimpin Kementerian Perdagangan RI.

Evaluasi kinerja dilakukan oleh sejumlah lembaga, di antaranya Lembaga Klimatologi Politik, Lembaga Survei Indonesia, dan harian Kompas. Lembaga-lembaga ini melakukan survei secara independen untuk menilai keberhasilan kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla secara umum dan sekaligus menilai persepsi publik atas kinerja para menteri di Kabinet Kerja.

INTRA memaparkan hasil-hasil survei itu secara komprehensif untuk mengetahui sejauh mana Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dinilai oleh masyarakat. Sebab, pada dasarnya hasil survei itu merupakan “rekaman aspirasi dan kepuasan” masyarakat terhadap kinerja para menteri, termasuk Mendag Rachmat Gobel.

INTRA juga menghadirkan beragam opini dari sejumlah narasumber terkait strategi dan program kerja yang dilakukan Mendag. Mereka akan melihat, memonitor, mengevaluasi, dan mengkritisinya secara independen. Sejumlah pengamat ekonomi dimintai pendapatnya dan sebuah organisasi di bidang perdagangan diwawancarai secara khusus.

Dalam edisi ini, Mendag juga akan memberikan semacam refleksi atas program kerja yang telah dilakukannya selama 100 hari, khususnya tentang target ekspor nonmigas 300% hingga 2019. Mendag

Ani MulyatiKepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

mengaku akan “bertarung” untuk bisa mengejar target tersebut.

Pada bagian lain, edisi ini mempertajam analisis dan strategi bagaimana segenap jajaran pejabat di Kemendag, termasuk para Atase Perdagangan dan ITPC mampu merebut pencapaian ekspor hingga tiga kali lipat.

Sejumlah gebrakan dalam 100 hari juga dipotret dan diulas di sini dalam bentuk milestone. Sedikitnya terdapat 10 milestone yang dapat menjadi kekuatan perdagangan selama 100 hari kinerja kementerian.

Sidang pembaca yang budiman. Edisi ini juga akan menampilkan rubrik baru untuk menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Rubrik ini akan berisi pandangan, gagasan, ide dari para pelaku, pengamat, dan pengambil kebijakan untuk memantapkan persiapan menghadapi MEA.

Rubrik-rubrik tetap seperti “Warta Usaha” yang berisi inspirasi usaha tetap hadir dengan menampilkan pengrajin cukli dari Lombok, NTB dan batik laweyan dari Solo.

Sementara rubrik “Kata Kita” menyuguhkan CPNS yang baru masuk menjadi bagian birokrasi untuk memperkuat Kementerian Perdagangan. Mereka memberikan komitmen dan menabur impian-impiannya. Kelak, di tangan generasi muda seperti merekalah Kementerian Perdagangan ini akan diwariskan.

Pembaca yang budiman, akhirnya kami aturkan selamat membaca dan menikmati sajian yang kami suguhkan. Tak ada gading yang tak retak, jika ada kesalahan kami mohon maaf dan kami menantikan saran dan masukan untuk memperbaikinya di edisi berikutnya. Salam,

Page 4: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 |

100 HARI RACHMAT GOBEL MENGEMBAN AMANAT NAWACITA

Page 5: Download Kemendag INTRA III

| 3

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil semua menterinya untuk membicarakan evaluasi kinerja 100 hari pemerintahan

ke Istana Bogor. Kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla terhitung 100 hari atau 3 bulan pada 28 Januari 2015.

Presiden menganggap penting melakukan evaluasi seratus hari sebagai upaya konsolidasi organisasi, evaluasi kinerja, struktur pemerintahan dan hubungannya antara Presiden, Wapres, Menko, para menteri, gubernur dan walikota.

“Saya ingin bicara mengenai 100 hari atau 3 bulan baik dalam proses bekerja, konsolidasi organisasi yang ini penting sekali di awal-awal,” kata Presiden Jokowi di Ruang Garuda Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2/2015) malam, seperti dilansir detik.com. Pertemuan selanjutnya tertutup untuk media.

Presiden menginginkan terjadi konsolidasi organisasi sehingga komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Macetnya komunikasi memang bisa berimbas pada pelaksanaan program pemerintah. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku konsolidasi organisasi di antara menteri-menteri ekonomi terjalin dengan sangat baik. “Kami tidak ego sektoral. Saya bisa bicara dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin atau Menteri UMKM AAGN Puspayoga dengan baik,” katanya, kepada media, juga wartawan INTRA Insight, di kantor Kementerian Perdagangan.

PENTINGNYA EVALUASI 100 HARI

Dalam rilisnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) melihat tiga hal pentingnya evaluasi terhadap program 100 hari.

PERTAMA, 100 hari adalah masa krusial bagi tuntasnya agenda pokok pembentukan kekuasaan dan perangkat-perangkat yang menunjangnya. Dalam masa singkat ini, portofolio kabinet dan siapa saja yang mengisinya harus tuntas. Pos-pos kementerian juga harus segera melakukan restrukturisasi dan menyiapkan agenda kerja dan sasaran yang hendak dicapai dalam jangka pendek, menengah hingga lima tahun mendatang.

KEDUA, program 100 hari merupakan bukti simbolik untuk meyakinkan publik bahwa pemerintahan baru mampu menjawab masalah selama lima tahun ke depan. Disebut simbolik karena program ini menjadi kerangka operasional atas komitmen dan janji-janji yang telah dibuat selama kampanye. Narasi-narasi besar kampanye Jokowi-JK harus mampu diimplementasikan dalam program yang lebih sistematik dan reasonable.

KETIGA, program 100 hari menjadi batu pijakan atau pondasi bagi arah pembangunan selama lima tahun ke depan.

à Mendag Rachmat Gobel saat diwawancarai wartawan di gedung Bulog.

Page 6: Download Kemendag INTRA III

LAPORAN UTAMA : 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

4 |

Evaluasi kinerja para menteri memang penting. Setidaknya dalam 100 hari pertama, para menteri mengetahui apa yang akan dikerjakannya selama lima tahun ke depan dan sesuai dengan visi-misi Presiden Jokowi yang berada di dalam dokumen Nawacita.

Pengamat politik Faisal Basri menganggap kinerja 100 hari Menteri Perdagangan

POSISI LIMA BESAR

Dalam 100 hari ini, Kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dipotret oleh sebuah institusi bernama Lembaga Klimatologi Politik (LKP). Lembaga ini mensurvei hasil kinerja Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dalam perspektif politik dan media. Hasilnya cukup menggembirakan. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel masuk dalam lima besar menteri yang dipersepsi positif oleh publik dengan kinerja baik.

Posisi pertama ditempati Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Posisi kedua diduduki Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Sedangkan posisi ketiga diraih Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menempati posisi keempat. Sedangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyabet posisi kelima.

Dalam penjelasannya kepada wartawan, CEO LKP Usman Rachman mengatakan, kelima menteri Kabinet Kerja ini mendapat sentimen positif media dan publik karena

program kerja yang dibuat menyangkut hajat hidup orang banyak. “Mereka mendapat sentimen positif media dan publik karena program yang dibuat memiliki korelasi dengan hajat hidup orang banyak,”ungkap Usman.

Lembaga ini mengkaji dan memonitor 10 surat kabar nasional terkemuka dan 10 media daring yang paling banyak diakses publik, sejak 1 November 2014 hingga 31 Januari 2015. Semua pemberitaan dianalisis, terutama menyangkut aktivitas kerja dan pernyataannya. Selanjutnya, LKP juga melengkapi dengan interaksi pendapat publik melalui quick poll atau jajak pendapat singkat terhadap 600 responden di 10 kota besar. Margin of error kurang lebih 3,5%.

Usman menuturkan Mendag Rachmat Gobel meraih 43,28% sebagai menteri di Kabinet Kerja yang direspon positif baik oleh media maupun publik. Posisi ini tidak terlalu jauh dengan posisi Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti yang meraih sebanyak 49,39%, netral 42,44% dan negatif 8,17%. Di tempat kedua, Menteri Yuddy mendapatkan angka 48,41% bernada positif, 46,28% bernada netral, dan 5,31% bernada negatif. Sedangkan

START MENUJU PUNCAK

Hasil LKP seolah “diamini” oleh survei yang dilakukan Litbang Harian Kompas. Meski tidak masuk 5 besar, harian terkemuka ini menempatkan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berada di posisi ke-17 dari 34 menteri lainnya. Itu artinya Rachmat Gobel persis menempati posisi di tengah. Rachmat Gobel ternyata menunjukkan prestasi membanggakan pada 100 hari kinerja kepemimpinannya. Survei Kompas sekali lagi menggambarkan Rachmat Gobel mampu membawa gerbong kementerian

perdagangan pada track yang benar dan mampu membuktikan kompetensinya kepada masyarakat luas.

Posisi papan tengah ini tentu saja cukup penting bagi Rachmat Gobel dalam menandai pengabdiannya memimpin Kementerian Perdagangan. Dalam 100 hari, Rachmat Gobel mampu starting di posisi yang cukup bagus untuk terus menanjak. Ibarat naik gunung, dalam 100 hari Rachmat Gobel sudah berada pada platform kinerja yang benar, dan seolah telah menuntaskan separuh perjalanan.

Rachmat Gobel sudah on the right track. “Ya, saya lihat sudah on the right track,” akunya kepada wartawan INTRA Insight, sebelum meninggalkan diskusi “Rethinking Kebijakan Perdagangan Menuju Pencapaian Target Ekspor 2019” di Auditorium Kementerian Perdagangan.

Faisal menganggap selama 100 hari bekerja, Kemendag berada pada jalur dan arah yang benar. Kendati demikian, dalam diskusi, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi ini tetap memberikan masukan kepada Kementerian Perdagangan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, dan tidak hanya fokus pada pencapaian target.

Marwan Jafar meraih sentimen positif 43,52%, dan Anies Baswedan 39,77% .

Usman mengaku sentimen publik ditentukan empat faktor. Pertama, kehebatan strategi media dari menteri dan kementeriannya. Kedua, kinerja para menteri yang baik. Ketiga, kreativitas menteri dan kementeriannya. Keempat, latar belakang dan rekam jejak menteri.

Kendati demikian Usman masih memberikan catatan. Meski dipersepsi publik dan media positif, Usman menyatakan kinerja para menteri tidak paralel. Tentu saja kinerja para menteri belum bisa dikatakan optimal karena baru 100 hari mereka bekerja dan masih banyak menyesuaikan diri dengan lingkungan, konsolidasi organisasi dan menetapkan program kerja.

Hasil survei LKP ini setidaknya menunjukkan Menteri Rachmat Gobel telah berjalan pada rel yang benar, dipersepsi publik, masyarakat, dan media massa secara positif. Kinerja 100 hari ibarat pondasi. Jika pondasinya sudah baik, kokoh dan kuat, bangunan rumah yang akan didirikan tidak akan mudah goyah.

Peneliti The Indonesian Institute Arfianto Purbolaksono menyebutkan sebagian besar publik merespon positif 100 hari kinerja kabinet. Nada positif headline surat kabar sebesar 60% dibandingkan negatif yang sekitar 40%. “Kinerja pemerintahan Jokowi-JK masih dianggap memberikan harapan tinggi dari masyarakat, meski lambat laun mengalami penurunan,” katanya kepada pers.

Terdapat 12 isu besar yang diangkat surat kabar dan masalah-masalah di bidang perdagangan tidak mendapatkan sorotan negatif. Kedua belas isu itu: kenaikan harga

Page 7: Download Kemendag INTRA III

| 5

BBM, polemik pencalonan Kapolri, reformasi tata kelola migas, polemik industri penerbangan, gejolak nilai tukar rupiah, program kompensasi kenaikan BBM, penenggelaman kapal pencuri ikan, pertemuan KTT APEC dan ASEAN, polemik pemilihan Jaksa Agung, rekening gendut kepala daerah, penundaan penerapan kurikulum pendidikan.

Secara umum Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menyatakan kinerja 100 hari pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sudah sangat baik. “Presiden sudah bekerja keras,” tegas Zulkifli Hasan kepada pers. Menurutnya, waktu 100 hari belum cukup untuk menilai kinerja pemerintahan. Namun, waktu 100 hari dapat dijadikan sebagai patokan apakah

pemerintahan sudah berada pada jalan yang benar dalam melaksanakan program yang telah dibuatnya.

Senada dengan Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto juga memberikan penilaian yang sama. Menurutnya, kinerja pemerintahan secara umum menunjukkan hal-hal yang positif. Kendati demikian, Setya Novanto menilai pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk memperbaiki keadaaan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo memberi penilaian lebih spesifik pada kondisi ekonomi nasional. “Ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi yang baik dan ini terlihat dari inflasi,” katanya. Agus merujuk pada data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bulan Januari telah terjadi deflasi 0,24%. Tentu saja angka deflasi bulan Januari ini cukup

melegakan. Sebab, sejak tahun 1973, deflasi Januari hanya terjadi tiga kali, yakni pada 1973 sebesar 1,65%, Januari 2009 sebesar 0,07% dan Januari 2015 sebesar 0,24%. Angka deflasi disumbang oleh kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak.

Inflasi bulan Februari juga masih deflasi sekitar 0,36%. Sumbangan terbesar deflasi ini disebabkan penurunan harga cabai merah yang sangat signifikan, di samping sejumlah komoditas lainnya. Sebelumnya diproyeksikan deflasi menyentuh angka 0,1% dengan inflasi tahunan 6,78% atau melambat. Inflasi ini dianggap cukup rendah karena naiknnya harga beras tetapi diredakan oleh penurunan harga komoditas lainnya. Bank Indonesia berharap angka inflasi di akhir tahun 2015 bisa mencapai 4%. Sehingga, asumsi APBN-P yang sebesar 5% sudah sesuai apa yang diharapkan.

MELOMPAT DARI TITIK PTSP

Komitmen Kementerian Perdagangan dalam mendukung Pencanangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga mendapat sorotan penting. Seperti diketahui, Kemendag bersama 21 kementerian dan lembaga negara telah mendelegasikan wewenang perizinannya kepada BKPM dengan menempatkan stafnya di PTSP Pusat di BKPM. Jika ini sukses dilaksanakan, kredibilitas Indonesia di mata investor akan terjaga.

Dampakya tentu saja pada lahirnya investasi. Investasi inilah yang akan

memicu naiknya nilai ekspor dan diharapkan juga menurunkan volume impor. Ekspor nonmigas terus dinaikkan, impor migas bisa ditekan sehingga transaksi berjalan bisa terus membaik dengan kisaran angka antara 3,3%-3,5%. Jika akhir tahun ini transaksi berjalan mencapai 3%, ini menjadi prestasi tersendiri dan lebih baik pada tahun 2014. Komponen impornya pun diharapkan tidak lagi banyak pada konsumsi tetapi lebih pada komponen produksi. Itu artinya kita sedang melompat dari titik PTSP menuju pencapaian target ekspor yang dicita-citakan bersama.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Hendri

Saparini melihat lompatan ekspor nonmigas dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing terhadap produk-produk Indonesia. Sebab, bicara ekspor adalah bicara pasar internasional. Dengan kekuatan daya saing, kemampuan produk kita akan lebih kompetitif. Hendri Saparini juga menyarankan pentingnya menentukan fokus utama produk yang akan diekspor. “Apakah kita akan mengikuti pasar atau mengikuti produk kita,” ujarnya dalam diskusi pakar, Focus Group Discussion di Gedung Kementerian Perdagangan.

JALAN PANJANG NAWACITA

Catatan pengamat ekonomi UGM Tony Prasetiantono sederhana. Pencapaian Rachmat Gobel dalam lima tahun ke depan bisa diukur pada neraca perdagangan. “Jika kita surplus, itu sudah baik,” tegasnya.

Sebagai pengusaha, kata Tony, Rachmat Gobel selalu ingin mencapai target yang sangat tinggi, seperti menancapkan cita-cita setinggi bintang. Baginya, target setinggi bintang tidak menjadi persoalan asalkan kinerja Kementerian Perdagangan mampu membawa neraca perdagangan nasional ke arah yang lebih baik, ke arah surplus.

Dengan target ekspor meningkat 300%, Rachmat Gobel ingin memacu seluruh energi bangsa, terutama jajaran Kementerian Perdagangan di dalam dan luar negeri, untuk bersama-sama bekerja lebih keras. Mendag ingin kerja keras ini mampu meningkatkan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hanya dengan pertumbuhan yang baik maka ekonomi Indonesia akan menjadi baik.

Namun, jalan masih panjang. Kinerja 100 hari saja tak cukup menilai atau mengevaluasi sebuah kementerian, meski angka 100 hari sudah memberi cermin benggala kepada kita tentang bagaimana sebuah kementerian bekerja sesuai arah Nawacita. Rachmat Gobel sedang mengemban amanat Nawacita, yang tersusun dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 5 tahunan.

Jalan mengemban amanat Nawacita masih sangat panjang hingga 2019. Dengan start yang tepat, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mudah-mudahan mampu menapaki tahap demi tahap prestasi hingga mencapai angka dan target yang dicita-citakan. “Sebab, lebih baik mempunyai target yang tinggi tetapi tidak tercapai daripada memiliki target rendah namun tercapai,” tutur Rachmat Gobel.

Layar sudah berkembang, kapal niaga Kementerian Perdagangan akan tetap melayari samudera pengabdian dan siap menuju Nawacita berikutnya hingga 2019. (HER,/ASK/TIM/BERBAGAI SUMBER)

Page 8: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

6 |

ROMA

LAGOS

CAIRO

MILAN

GENEVA

HAMBURG

BERLIN

COPENHAGEN

LONDON

DEN HAAG

BRUSSELS

PARIS LYON

BARCELONA

MADRID

VANCOUVER

LOS ANGELES

MEXICO CITY

WASHINGTON DC

SAO PAULO

SANTIAGO

CHICAGO

OTTAWA

PETA PERWAKILAN

PEJABAT ATASE PERDAGANGAN (ATDAG) & ITPC

PRODUK UTAMA EKSPOR:

CPO & TURUNANNYA, ELEKTRONIK, PRODUK KIMIA, MAKANAN OLAHAN, LOGAM DASAR

BELANDA PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, ELEKTRONIK, PRODUK KIMIA, PRODUK KARET, MAKANAN OLAHAN

JERMAN

PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, ELEKTRONIK, PRODUK KIMIA, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, IKAN & PRODUK IKAN

AMERIKA SERIKAT

PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, MAKANAN OLAHAN, PRODUK KIMIA, ALAS KAKI

INGGRIS

PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, KARET, OTOMOTIF, CPO & TURUNANNYA, KARET

BRASIL PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, PRODUK KIMIA, IKAN & PRODUK IKAN, MAKANAN OLAHAN, MESIN-MESIN

PERANCIS

PRODUK UTAMA EKSPOR:

KARET, PRODUK KIMIA, ALAS KAKI, PRODUK KAYU & FURNITUR, KOPI

BELGIA PRODUK UTAMA EKSPOR:

KARET, MAKANAN OLAHAN, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, PRODUK KARET, PRODUK LOGAM

KANADA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

ELEKTRONIK, PRODUK KARET, MESIN-MESIN, PRODUK PLASTIK, PRODUK LOGAM

MEKSIKO

PRODUK UTAMA EKSPOR:

OTOMOTIF, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, PRODUK KARET

SAUDI ARABIA PRODUK UTAMA EKSPOR:

MINYAK ATSIRI, KULIT & PRODUK KULIT, REMPAH-REMPAH, UDANG

SPANYOL

Page 9: Download Kemendag INTRA III

| 7

MANILA

BANGKOK

NEW DELHI

JEDDAH

JOHANNESBURG

DUBAI

RYADHHONGKONG

BEIJING

SEOUL TOKYO

OSAKABUSAN

TAIPEI

SYDNEY

CANBERRA

BUDAPEST

MOSCOW

ITPC

ATDAG

PRODUK UTAMA EKSPOR:

BATUBARA, PRODUK KIMIA, CPO & TURUNANNYA, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITURE, TPT

CINA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

MESIN-MESIN, OTOMOTIF, IKAN & PRODUK IKAN, ELEKTRONIK, BATUBARA

THAILAND

PRODUK UTAMA EKSPOR:

BATUBARA, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, PERHIASAN, PERALATAN MEDIS

TAIWAN

PRODUK UTAMA EKSPOR:

OTOMOTIF, BATUBARA, PRODUK KIMIA, MESIN-MESIN, PRODUK PLASTIK

FILIPINA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

BATUBARA, TPT, ELEKTRONIK, PRODUK KIMIA, ALAS KAKI

KOREA SELATAN

PRODUK UTAMA EKSPOR:

BATUBARA, CPO & TURUNANNYA, PRODUK KIMIA, KARET, KAYU (PULP)

INDIA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

ELEKTRONIK, PRODUK KIMIA, MESIN-MESIN, LOGAM DASAR, PERHIASAN

SINGAPURA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

PRODUK KIMIA, MESIN-MESIN, ELEKTRONIKA, BATUBARA, TPT

MALAYSIA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

ELEKTRONIK, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, BATUBARA, TPT, IKAN & PRODUK IKAN

JEPANG

CHENNAI

KUALA LUMPUR

SINGAPURA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

MESIN-MESIN, PRODUK LOGAM, PRODUK PLASTIK, PRODUK KARET, KAYU

AUSTRALIA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

ELEKTRONIK, PERHIASAN, BATUBARA, TPT, IKAN & PRODUK IKAN

HONGKONG PRODUK UTAMA EKSPOR:

TPT, OTOMOTIF, PERHIASAN, REMPAH-REMPAH

UEA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

PERHIASAN, OTOMOTIF, CPO & TURUNNNYA, KARET

AFRIKA SELATAN

PRODUK UTAMA EKSPOR:

ALAS KAKI, MESIN-MESIN, IKAN & PRODUK IKAN, MAKANAN OLAHAN, KOPI

RUSIA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

PRODUK KIMIA, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR, CPO & TURUNANNYA, ELEKTRONIK

NIGERIA

PRODUK UTAMA EKSPOR:

CPO & TURUNANNYA, KOPI, TPT, PRODUK KAYU KERTAS & FURNITUR

MESIR

PRODUK UTAMA EKSPOR:

CPO & TURUNANNYA, TPT, PRODUK KIMIA, IKAN & PRODUK IKAN, MAKANAN OLAHAN

ITALIA

Page 10: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

8 |

MILESTONE 100 HARI RACHMAT GOBEL

Fot

o: T

im H

umas

Page 11: Download Kemendag INTRA III

| 9

Kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel telah memasuki 100 hari. Berbagai prestasi sudah diakui

sejumlah lembaga. Meskipun tidak mudah melakukan banyak hal dalam 100 hari kerja. Namun, Rachmat Gobel setidaknya telah menancapkan bendera cita-cita bersama, merebut kemenangan di pasar global. Perdagangan bebas tak bisa terhindarkan. Satu-satunya cara adalah memperkuat diri, mengamankan pasar, dan meningkatkan nilai tambah.

Dalam 100 hari ini, Rachmat Gobel setidaknya diakui telah berhasil membawa energi seluruh Kementerian Perdagangan untuk “berperang” melawan defisit, berani bersikap tegas pada produk tak berstandar, berani mencabut izin importir nakal, gagah melawan minuman beralkohol yang merugikan generasi muda. Yang tidak tampak, dalam 100 hari, Rachmat Gobel juga “bertempur” melawan nafsu dan desakan impor komoditas. Rachmat Gobel memilih berpihak pada petani dalam menstabilisasi harga-harga.

Rachmat Gobel bahkan bergeming dari tudingan sangat ambisius karena menargetkan ekspor nonmigas hingga 300%. Bagi Rachmat, target tiga kali lipat ini bukan persoalan berambisi atau tidak berambisi tetapi Rachmat Gobel menegaskan bahwa Indonesia memiliki pasar yang sangat besar dan hal itu merupakan modal besar bagi bangsa ini. Belum lagi sumber daya alam yang luar biasa. Ini juga modal besar.

Dengan berbagai kekuatan ini, seharusnya Indonesia mampu meningkatkan ekspor jauh lebih tinggi dan terhindar dari defisit perdagangan. Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara ASEAN dan hanya menjadi pasar semata. Sebagai Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel memberi pesan yang sangat tegas, yakni mengamankan pasar dalam negeri dan melakukan penetrasi ke seluruh pasar luar negeri, meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat dari saat ini. Inilah visi besar Rachmat Gobel dalam mengemban amanat Nawacita. Dan, sepertinya Mendag Rachmat Gobel tak ingin berkompromi karena ia yakin “Bahwa manusia itu berusaha, selebihnya kita pasrahkan kepada Tuhan.” (HER/TIM)

à Mendag Rachmat Gobel sedang blusukan ke pasar rakyat untuk memantau harga cabai.

Page 12: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

10 |

TIGA MENTERI BERSATU DUKUNG PENINGKATAN EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN

Di awal kinerja 100 hari Kementerian Perdagangan seolah mendapat

tantangan dari ekspor mebel dan kerajinan kayu. Pasalnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) seolah menghambat kinerja ekspor. Namun, target meningkatkan 300% ekspor nasional mendorong Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menciptakan berbagai terobosan penting. Kali ini, Rachmat Gobel menjalin sinergi tiga kementerian, yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kementerian Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 97/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24

Desember 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan. Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.95/Menhut-II/2014. Permen LHK tersebut tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan No P.43/Menhut-II/2014 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

Rachmat Gobel marathon melakukan pembahasan di tiga kementerian ini guna menggenjot ekspor. Dengan lahirnya kebijakan penyederhanaan SVLK ini, Mendag berharap ekspor bisa ditingkatkan

dan industri kecil menengah terselamatkan. “Melalui sinergi kementerian ini, kami berharap terjadi peningkatan ekspor produk industri kehutanan seperti mebel dan kerajinan,” tegas Rachmat Gobel, akhir Desember lalu.

“Pada Permen-LHK ini persyaratan SVLK bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) pemilik Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) mebel/furnitur menjadi disederhanakan. Tujuannya agar tidak memberatkan atau membebani. Namun, hal itu tetap mendukung kelancaran ekspor produk kayu yang memenuhi SVLK,” papar Rachmat Gobel.

Permendag baru ini ditetapkan sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan tiga Menteri, yaitu Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Perindustrian Saleh Husin. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para Kepala Dinas, dunia usaha dan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) pada 27 November 2014 lalu. Pertemuan tersebut dilaksanakan guna menyikapi keluhan terkait Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang dirasakan memberatkan bagi Industri Kecil dan Menengah.

MILESTONE 1

“Melalui sinergi kementerian ini, kami berharap terjadi peningkatan ekspor produk industri kehutanan seperti mebel dan kerajinan.”- Rachmat Gobel

Kursi hasil industri kerajinan rotan

Fot

o: T

im H

umas

Page 13: Download Kemendag INTRA III

| 11

Beberapa hal penting yang tertuang dalam dalam Permendag sebagai berikut:

PERTAMA, Definisi IKM pemilik ETPIK adalah industri pemilik Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI) yang telah mendapat pengakuan sebagai ETPIK tetapi belum memiliki Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dengan batasan nilai investasi sampai dengan Rp 10 miliar.

KEDUA, IKM pemilik ETPIK yang belum memiliki S-LK dapat melakukan ekspor produk industri kehutanan dengan menggunakan Deklarasi Ekspor sebagai pengganti Dokumen V-Legal.

KETIGA, Setiap 1 (satu) Deklarasi Ekspor hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali penyampaian pemberitahuan pabean ekspor.

Hal lain yang juga diatur dalam Permendag ini adalah IKM pemilik ETPIK mengirimkan Deklarasi Ekspor melalui Sistem Informasi Legalitas Kayu Online (SILK Online) ke portal Indonesia National Single Window (INSW) secara elektronik melalui http://inatrade.kemendag.go.id.

Ketentuan mengenai Deklarasi Ekspor yang digunakan sebagai dokumen pelengkap pabean berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Dengan diterbitkannya Permendag No. 97/M-DAG/PER/12/2014 maka Permendag No.64/M-DAG/PER/10/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan

sebagaimana telah diubah dengan Permendag Nomor 81/M-DAG/PER/12/2013 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

“Inti dari Permendag yang baru ini adalah mengatur penyertaan dokumen Deklarasi Ekspor bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) pemilik ETPIK yang belum memiliki S-LK pada saat melakukan ekspor sebagai pengganti Dokumen V-Legal,” katanya.

Selanjutnya, Kemendag akan mengeluarkan daftar IKM pemilik ETPIK yang diperbolehkan mengekspor produk industri kehutanan yang tercantum dalam Permendag tersebut. Apabila dalam daftar tersebut IKM belum terdaftar, maka dapat diusulkan untuk ditambahkan dalam daftar.

Pada kesempatan yang sama, Menteri LHK, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa SVLK merupakan aturan mandatory yang disusun secara multipihak dalam rangka menjamin kelestarian pengelolaan hutan dan/atau legalitas kayu, serta ketelusuran kayu melalui Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL), S-LK, dan Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP).

“SVLK dibangun dengan tujuan untuk pemberantasan illegal logging dan illegal trading, perbaikan tata kelola usaha produk industri kehutanan, kepastian jaminan

legalitas kayu, meningkatkan martabat bangsa, dan promosi kayu legal yang berasal dari sumber yang lestari,” tambah Siti Nurbaya.

SVLK saat ini digunakan sebagai instrumen dalam perdagangan kayu legal yang telah dinegosiasikan dengan pasar utama, antara lain Uni Eropa, Australia, Jepang, Kanada, Tiongkok, Amerika Selatan, dan Korea Selatan, sehingga produk industri kehutanan dari Indonesia tidak dikenakan due diligence.

Pada revisi Permen LHK mengatur beberapa hal, antara lain:

PERTAMA, Penyesuaian verifier proses Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) bagi IKM mebel/furnitur;

KEDUA, Pemegang IUI, TDI, dan Industri Rumah Tangga/Pengrajin dapat mengajukan Sertifikasi Legalitas Kayu secara berkelompok;

KETIGA, Pembiayaan sertifikasi secara kelompok dan penilikan (surveillance) periode pertama dapat dibiayai oleh pemerintah atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

KEEMPAT, Ekspor bagi ETPIK IKM mebel/furnitur yang belum atau sudah memiliki S-LK yang bahan baku produk olahannya belum memiliki S-LK atau DKP menggunakan Deklarasi Ekspor sampai dengan tanggal 31 Desember 2015; serta rasionalisasi biaya sertifikasi bagi unit manajemen. (HER/ASK/TIM)

Kursi hasil industri kerajinan rotan

Fot

o: T

im H

umas

Page 14: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

12 |

APA DAN MENGAPA TENTANG SVLK?

Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) adalah suatu sistem yang menjamin kelestarian pengelolaan hutan dan/atau legalitas kayu serta ketelusuran kayu.

Kemunculan SVLK merupakan tanggapan terhadap pandangan negatif dunia internasional terkait praktek illegal logging perdagangan kayu dan produk kayu Indonesia. SVLK saat ini digunakan sebagai instrumen dalam perdagangan kayu legal yang telah dinegosiasikan dengan pasar utama, antara lain: Uni Eropa, Australia, Jepang, Kanada, Tiongkok, USA, dan Korea Selatan, sehingga produk industri kehutanan dari Indonesia tidak dikenakan due diligence. Saat ini yang sudah resmi menerima SVLK tanpa due diligence adalah Uni Eropa dan Australia.

Perbaikan kebijakan lama terkait SVLK ialah Permendag 64/2012 jo Permendag 81/2013 yang poin utamanya adalah kewajiban menggunakan Dokumen V-Legal; dan Permenhut No P.38/Menhut-II/2009 yang terakhir diubah dengan Permenhut No P.95/Menhut-II/2014 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau Pada Hutan hak.

Penyederhanaan SVLK IKM mebel ekspor cukup dilakukan dengan Deklarasi Ekspor untuk setiap kali ekspor. Kementerian Perdagangan menerbitkan peraturan baru sebagai pengganti Permendag No. 64 tahun 2012 dan Permendag No. 81 tahun 2013 yang bertujuan meningkatkan ekspor melalui penyederhanaan SVLK bagi IKM pemilik Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) cukup dengan Deklarasi Ekspor setiap kali ekspor sebagai ganti Dokumen V-Legal.” Deklarasi Ekspor ini merupakan keterangan legalitas kayu yang dilakukan secara mandiri (self-declaration) oleh IKM sendiri. IKM yang boleh menggunakan Deklarasi Ekspor hanya IKM yang memiliki ETPIK.

Alasannya:

9 Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang dirasa memberatkan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

9 Dirasakan memberatkan bagi IKM adalah biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 20-30 juta dalam rangka verifikasi yang dilakukan oleh Lembaga VLK.

9 Masih banyak IKM yang belum memiliki ijin TDI dan IUI sehingga tidak bisa mengurus SVLK.

9 Pengurusan ijin lingkungan sebagai prasyarat ijin TDI dan IUI di daerah masih dikenakan biaya dan pungutan tidak resmi yang memberatkan IKM.

DEKLARASI EKSPOR DIKIRIM SECARA ONLINE?

Alasannya:

9 Memudahkan IKM dalam penyampaikan Deklarasi Ekspor

9 Tercatat dalam satu database di Inatrade sehingga dapat diketahui setiap IKM yang akan melakukan ekspor

9 Ketentuan mengenai Deklarasi Ekspor yang digunakan sebagai dokumen pelengkap pabean hanya berlaku untuk produk mebel dan kerajinan kayu yang termuat di dalam 15 HS Pos Tarif dan pemberlakuannya diterapkan sampai dengan 31 Desember 2015.

9 Daftar IKM pemilik ETPIK akan diterbitkan oleh Kemendag. Daftar IKM ini bersifat dinamis.

KEMENTERIAN LHK DAPAT MEMBIAYAI SVLK IKM YANG DILAKUKAN BERKELOMPOK?

Alasannya:

9 Kementerian LHK menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.95/Menhut-II/2014 tanggal 22 Desember 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2014 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

9 Permen LHK mengatur proses Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) bagi IKM mebel/furnitur; pemegang IUI, TDI, dan Industri Rumah Tangga/Pengrajin dapat mengajukan Sertifikasi Legalitas Kayu secara berkelompok.

Pembiayaan sertifikasi secara kelompok dan penilikan (surveillance) periode pertama dapat dibiayai oleh pemerintah atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (HER/ASK/TIM)

Fot

o: T

im H

umas

Page 15: Download Kemendag INTRA III

| 13

PENETRASI PASAR LUAR NEGERI

MILESTONE 2

Guna meningkatkan perdagangan dan menggenjot ekspor nasional

di awal menjabat, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan serangkaian kunjungan kerja ke luar negeri. Bersama Presiden Joko Widodo, Rachmat Gobel mempromosikan pemerintahan baru Indonesia dan mengundang masuknya investasi dari negara-negara maju. Program-program besar yang disampaikan Presiden Jokowi menjadi magnet penting investasi, seperti pencabutan subsidi BBM untuk kegiatan yang lebih produktif, pembangunan tol laut, serta menjanjikan kemudahan dalam mengurus izin usaha.

KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) APEC di Beijing, Tiongkok, dilaksanakan pada 8-12 November 2014. Selain menghadiri KTT APEC, Mendag Rachmat Gobel juga ikut menghadiri ASEAN Summit di Myanmar pada 12-14 November 2014 dan bersama Presiden Jokowi melanjutkan perjalan ke acara G-20 Leaders’ Summit di Brisbane, Australia, pada 15-16 November 2014.

Rachmat Gobel juga melakukan lawatan ke Jepang pada 18-22 Januari 2015. Lawatan ke Negeri Sakura ini dilakukan untuk meningkatkan hubungan ekonomi, dagang dan investasi Jepang diharapkan mampu berperan lebih besar dalam program pembangunan Indonesia. Rangkaian kunjungan kerja ke Tokyo, Nagoya, dan Osaka, Jepang itu Mendag sekaligus menjadi utusan Presiden Jokowi untuk menyampaikan undangan KTT Asia-Afrika ke-60 yang akan berlangsung

pada 21-23 April 2015, di Jakarta. “Melalui kunjungan kerja ini kami berharap Jepang dapat terus meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasinya di Indonesia. Jepang menjadi mitra dagang kedua setelah Tiongkok dan mitra investasi kedua setelah Singapura,” ujar Mendag,

WEF DAVOS

Usai melakukan kunjungan kerja ke Jepang Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menghadiri Word Economic Forum (WEF) yang di gelar di Davos, Swiss pada 22-24 Januari 2015. WEF diadakan setiap tahun dan dihadiri lebih dari 3.000 orang yang terdiri dari sekitar 35 kepala negara, lebih dari 2.000 CEO perusahaan besar di dunia, akademisi, pemerintahan, organisasi internasional, dan Non Goverment Organization (NGO).

Pertemuan WEF tahun ini mengusung tema The New Global Context yang membahas tantangan-tantangan utama saat ini, khususnya perubahan terkini mengenai politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Mendag akan berpartisipasi dalam sesi interaktif “Trade and Investment in the 21st Century: What Really Matters?”

Sesi ini merupakan kesempatan untuk menggambarkan dua inisiatif WEF, yakni Enabling Trade dan E15: Strengthening The Global Trade and Investment System. Inisiatif-inisiatif ini mendukung reformasi praktik perdagangan secara langsung dan perbaikan sistemik jangka panjang.

“WEF kali ini membahas perkembangan perekonomian dunia, ketahanan pangan, masalah sosial, gender, kultur, kemiskinan, finansial, transportasi, dan lain-lain,” tegas Mendag (23/1).

Di sela-sela kegiatan WEF Davos, Mendag Rachmat Gobel melakukan pertemuan dengan Uni Eropa yang dipimpin oleh Komisioner Uni Eropa Malmstrom dan Executive Director of Japan External Trade Organization (JETRO) Hiroyuki Ishige serta Ketua USTR (United Stated Trade Representative) Ambassador Michael Froman serta Menteri Perekonomian Swiss, Mr. Johan. Adapun hasil dari pertemuan bilateral tersebut, adalah sebagai berikut:

9 Bilateral Indonesia-UE, disepakati untuk memulai perundingan Indonesia-UE Comprehensive Economic Partnership

9 Bilateral Indonesia-USA, yang menyepakati untuk me-reactivate Trade and Investment Frame Arrangement (TIFA)

Mendag di KTT APEC

9 Bilateral Indonesia-Swiss, disepakati untuk memulai kembali perundingan Indonesia- European Free Trade Association (EFTA) dalam kerangka Comprehensive Economic Partnership yang terhenti selama 1 (satu) tahun.

PERSIAPAN MEA

Berbagai upaya dilakukan Kemendag agar Indonesia tidak hanya dijadikan pangsa pasar oleh Negara-negara ASEAN. Mendag mempersiapkan banyak hal agar MEA dapat berjalan dengan baik. Terakhir, Mendag harus melakukan pertemuan penting guna memantapkan komitmen negara-negara ASEAN sebelum ditetapkannya MEA di akhir bulan Desember tahun ini. Pertemuan Asean Economic Minister (AEM) ini merupakan pertemuan pertamanya sejak dilantik sebagai Menteri Perdagangan RI Oktober 2014.

Dalam pertemuan ini, sejumlah topik utama dibahas, seperti implementasi inisiatif Cetak Biru MEA, Visi MEA Pasca 2015, (AEC Vision Post 2015). Sejumlah usulan capaian ASEAN di masa kepemimpinan Malaysia juga menjadi diskusi, di antaranya pemberlakuan ASEAN Business Travel Card (ABTC) dan pembahasan pengembangan ASEAN Trade Facilitation, perkembangan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan perkembangan perundingan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN + 1.

Menteri Ekonomi ASEAN juga melakukan dialog dengan para pelaku usaha ASEAN yang diwakili oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC). Ketua ABAC, menyampaikan pandangan dari sisi dunia usaha dalam kaitannya memajukan dan mengembangkan sektor usaha di ASEAN, melalui empat hal.

Pertama, peningkatan peran asosiasi/inisiatif yang memiliki dampak besar bagi dunia usaha ASEAN seperti pemberlakuan ABTC, pemberdayaan Asosisasi Pengusaha Muda ASEAN dan Pengusaha Wanita Indonesia, dan pengembangan website Sekretariat ASEAN. Kedua, komitmen untuk membentuk Bank UMKM ASEAN yang akan memberikan akses finansial kepada UMKM.

Ketiga, pelaksanaan beberapa inisiatif sebelum November 2015 antara lain kerja sama penerbangan, logistik, perpajakan, dan pergerakan bebas orang-perorangan di ASEAN.

Keempat, pengembangan agenda pasca 2015 yaitu ASEAN perlu lebih dekat dengan masyarakatnya dan sektor usaha untuk lebih dekat dengan ASEAN. (HER/ASK/TIM)

Fot

o: T

im H

umas

Page 16: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

14 |

Tak ingin kecolongan dengan data-data ekspor nasional, Mendag Rachmat Gobel melakukan gebrakan penting

guna mengamankan devisa dan mengetahui perolehan devisa ekspor nasional. Mulai 1 April 2015 mendatang akan diberlakukan kewajiban penggunaan Letter of Credit (L/C). Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/M-DAG/PER/1/2015 Tentang Ketentuan Penggunaan Letter of Credit untuk Ekspor Barang Tertentu dan telah ditetapkan Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel pada tanggal 5 Januari 2015.

“Pemberlakuan kewajiban menggunakan cara pembayaran Letter of Credit (L/C) bagi para eksportir barang tertentu ini untuk mendorong optimalisasi dan akurasi perolehan devisa hasil ekspor, khususnya hasil ekspor komoditas sumber daya alam,” jelas Mendag Rachmat Gobel di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (14/1).

Pemberlakukan wajib L/C ini akan dapat mendorong pengembangan investasi dan industri pengguna, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan pengembangan industri, peningkatan tertib usaha dan efektivitas pelaksanaan kebijakan ekspor barang tertentu, serta mendorong kegiatan industri perbankan. Sedangkan bagi eksportir, manfaat yang bisa diperoleh yaitu mendapatkan rasa aman dalam bertransaksi, serta kepastian order dan kepastian produksi bagi pelaku usaha.

Kebijakan kegiatan ekspor wajib L/C ini hanya dikenakan pada beberapa komoditas tertentu. Komoditas yang diwajibkan cara pembayarannya dengan menggunakan L/C yaitu: CPO dan CPKO, mineral (termasuk timah), batu bara, serta minyak bumi dan gas.

Selanjutnya, ketentuan lain mengatur cara pembayaran L/C wajib diterima melalui Bank Devisa di dalam negeri dan setiap eksportir wajib mengisi kolom L/C dalam form PEB dan mengisi form PEB dengan data yang akurat. Kebijakan kegiatan ekspor wajib L/C ini hanya dikenakan pada beberapa komoditas tertentu. “Komoditas-Komoditas yang diwajibkan cara pembayarannya dengan menggunakan L/C yaitu CPO dan CPKO, mineral (termasuk timah), batu bara, serta minyak bumi dan gas,” ungkap Mendag.

Pemilihan ekspor barang tertentu dalam Permendag ini telah melalui pertimbangan yang cukup komprehensif

berdasarkan sejumlah kriteria. Beberapa kriteria itu antara lain komoditas tersebut menjadi keunggulan komparatif dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, memiliki peranan cukup besar terhadap total ekspor, berada di posisi sellers market, dan merupakan sumber daya alam (unrenewable/renewable resources) yang harus dijaga keberlanjutannya, serta merupakan komoditas primer yang harus ditingkatkan nilai tambahnya.

Pengawasan penerapan wajib L/C ini akan dilakukan dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW). Untuk komoditas yang sudah wajib dilengkapi dengan Laporan Surveyor (LS), penelitian kepatuhan penggunaan L/C dilakukan sebelum penerbitan LS oleh Surveyor.

KELUARKAN KEBIJAKAN EKSPOR WAJIB L/C

MILESTONE 3

Page 17: Download Kemendag INTRA III

| 15

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan akan melaporkan pelaksanaan ekspor wajib L/C setiap bulan kepada Menteri Perdagangan, dengan tembusan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Menteri Perindustrian, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). Kebijakan ini juga merupakan tindak lanjut dari Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. Mendag Rachmat Gobel tak segan-segan menjatuhkan sanksi tegas sesuai peraturan perundang-undangan bagi yang melanggar ketentuan ini.

PRODUK YANG DIATUR KEBIJAKAN L/C

Menurut data terakhir, total produk wajib L/C sebesar USD 70,85 miliar atau 38,81% dari total ekspor pada tahun 2013. Sementara nilai ekspor Januari-September 2014 sebesar USD 43,86 miliar (33,05%). Khusus untuk ekspor komoditas mineral mencapai USD 10,07 miliar dengan pangsa 5,52% (2013), dan USD 6,09 miliar (4,59%) untuk periode Januari-September 2014. Sementara produk mineral ores yang diatur dalam Permendag Nomor 04/M-DAG/PER/1/2014 Tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian, hanya mencapai USD 3,44 miliar dengan pangsa 1,89% (2013) atau USD 965,45 juta (0,73%) pada Januari-September 2014.

Untuk ekspor komoditas CPO dan CPKO mencapai USD 5,33 miliar dengan pangsa 2,92% (2013), dan USD 2,77 miliar (2,09%) dengan periode yang sama, yaitu pada Januari-September 2014. Sementara itu, ekspor batu bara mencapai USD 24,51 miliar dengan pangsa 13,43% (2013), dan USD 16,01 miliar (12,07%) pada periode Januari-September 2014. Sedangkan ekspor minyak dan gas bumi mencapai USD 30,93 miliar dengan pangsa 16,94% (2013), dan USD 18,99 miliar (14,31%) pada Januari-September 2014.

Pangsa rata-rata keempat produk yang wajib L/C tersebut terhadap total ekspor 5 tahun (periode 2009-2013) adalah 41,77 % atau rata-rata nilai ekspor 5 tahun (periode 2009-2013) adalah USD 71,04 miliar. (ASK/HER/TIM)

Buruh pabrik di industri elektronika

Geliat industri sepatu dalam negeri

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Page 18: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

16 |

MELINDUNGI KONSUMEN

MILESTONE 4

MELAWAN PAKAIAN BEKAS IMPOR

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sepertinya tak ingin UKM Garmen

gulung tikar hanya karena menjamurnya perdagangan pakaian bekas. Untuk itu, Kemendag melakukan langkah-langkah penting. Setelah menemukan ratusan ribu koloni mikroba dan puluhan ribu koloni jamur dalam pakaian bekas impor yang diperjualbelikan masyarakat, Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Widodo meminta konsumen untuk tidak membeli pakaian bekas impor. Para pedagang diharapkan memusnahkan sendiri pakaian bekas impor dan tidak mendagangkan lagi pakaian bekas tersebut. Demikian penegasan Widodo dalam jumpa pers, Rabu (4/2) di kantor Kemendag Jakarta. Widodo juga berjanji akan melakukan tindakan represif untuk memerangi masuknya pakaian bekas di pelabuhan-pelabuhan tikus.

“Penemuan bakteri dalam pakaian bekas impor sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu, demi perlindungan konsumen, kami akan intensifkan publikasi ke sejumlah pedagang di pasar-pasar dan kepada konsumen,” tegas Widodo. Kandungan mikroba dan jamur ini merupakan bakteri berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, dan infeksi pada saluran kelamin.

Widodo menegaskan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, impor barang harus dalam keadaan baru. Untuk pakaian bekas, Kemendag telah melarang importasi. Larangan ini termuat dalam Kepmenperindag RI No. 230/MPP/Kep/7/1977 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya dan Kepmenperindag RI No. 642/MPP/Kep/9/2002 tentang Perubahan

Lampiran I Kepmenperindag RI No. 230/MPP/Kep/7/1977 tentang Barang Yang Diatur Tata Niaga Impornya. “Semua Kepmenperindag ini mengatur larangan mengimpor pakaian bekas (gombal baru),” jelas Widodo. Dengan demikian, masuknya pakaian bekas ini melalui pelabuhan “tikus” yang sulit dideteksi Kemendag. Untuk itu, Kemendag bersama Polri, Ditjen Bea Cukai, dan instansi teknis terkait yang bergabung dalam Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TTPB) akan mengintensifkan pelaksanaan pengawasannya.

PENGAWASAN BARANG BEREDAR

Kinerja 100 Hari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga ditandai dengan tindakan tegas atas barang beredar yang tidak sesuai ketentuan.

“Demi menjaga dan melindungi konsumen, kami tidak akan kompromi. Kementerian Perdagangan akan menindak tegas setiap produk yang tak sesuai standar,” tegas Mendag Rachmat dalam jumpa pers bersama Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Suhardi Alius, serta Direktur Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Muhammad Sigit, hari ini, Kamis (15/1), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Kemendag telah melakukan pengawasan barang beredar tahap III sepanjang September-Desember 2014. Pengawasan dilakukan terhadap 252 produk yang terdiri atas kelompok produk elektronik dan keperluan rumah tangga, telekomunikasi dan informatika, suku cadang kendaraan bermotor, produk tekstil, produk makanan, serta jenis barang lainnya. Untuk kategori produk SNI yang diawasi sebanyak 167 buah atau 66,3%. Dari jumlah itu 98 produk dinyatakan tidak sesuai, 61 sesuai, dan 8 produk masih dalam pengujian di laboratorium.

Sedangkan pengawasan dalam kategori manual dan kartu garansi (MKG) sebanyak 17 buah atau 6,75%, hanya 2 produk sesuai dan 15 tidak sesuai. Sementara kategori pencantuman label dalam bahasa Indonesia sebanyak 68 buah atau 26,95%, hasilnya 17 sesuai dan 51 dinyatakan tidak sesuai.

“Secara keseluruhan, produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebanyak 164 buah atau 65 %, produk yang sesuai ketentuan sebanyak 80 buah atau 31,75%, dan yang masih dalam proses uji laboratorium sebanyak 8 buah atau 3,25%,” ujar Rachmat.

Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Widodo menambahkan, pengawasan pada Tahap I dan II (Januari-Agustus 2014) dilakukan pengawasan sebanyak 215 produk. “Jadi, sepanjang tahun 2014, seluruh barang yang diawasi sebanyak 467 produk atau melampaui target yang ditetapkan sebanyak 400 produk,” tegasnya.

Pengawasan dilakukan terhadap produk SNI Wajib terkait dengan keselamatan, keamanan, dan kesehatan (K3L), pemenuhan ketentuan pencantuman label dalam Bahasa Indonesia, serta kewajiban MKG dalam Bahasa Indonesia.

Sementara itu, tim dari Ditjen SPK menemukan puluhan ribu produk bermasalah di wilayah DKI Jakarta saat dilakukan Crash Program pada 10 Desember 2014. Tim menemukan 10.000 buah produk selang karet untuk kompor gas LPG, 29.000 buah cakram optik kosong, dan produk mainan anak yang diduga menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait SNI Wajib dan/atau kewajiban label dalam Bahasa Indonesia.

Khusus untuk produk mainan, sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Crash Program, Ditjen SPK bekerja sama dengan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta menggelar sidak mainan anak di Pasar Prumpung-Gembrong Jatinegara, Pasar Asemka Pasar Pagi, dan Mall of Indonesia (MOI) Kelapa Gading. Hasil dari sidak tersebut dilakukan penyitaan mainan anak sebanyak 647 mainan yang diduga tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait SNI dan peraturan label dalam Bahasa Indonesia yang telah diberlakukan wajib.

Ditjen SPK melakukan penindakan secara tegas terhadap semua produk yang melanggar ketentuan. (HER/ASK/TIM)

Page 19: Download Kemendag INTRA III

| 17

DEMI PENGENDALIAN & PENGAWASAN TERTIBKAN MINUMAN BERALKOHOL(

MILESTONE 6

ATASE PERDAGANGAN DAN ITPC UJUNG TOMBAK PENINGKATAN EKSPOR

MILESTONE 5

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel ingin menyelamatkan generasi muda, anak-anak sekolah,

dan para remaja dari minuman beralkohol. Untuk itu, Mendag menyatakan “perang” melawan minol. Demi pengendalian dan pengawasan, semua minuman beralkohol di bawah 5% di minimarket dilarang beredar.

Kebijakan ini mendapat perlawanan. Kebijakan pelarangan peredaran minuman beralkohol (minol) masih menyisakan pro dan kontra. Namun kebijakan ini tetap diberlakukan. Bahkan untuk mendukung kegiatan tersebut Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, bersama Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI, Anies Baswedan serta Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menggelar konferensi pers mengenai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 Tentang Perubahan Kedua Permendag No. 20 Tahun 2104 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol (Minol) di Kemendag.

Menurut Mendag, para pelaku usaha wajib menarik minuman beralkohol dari gerai minimarket atau toko miliknya dan diberikan waktu paling lambat tiga bulan sejak aturan ini diterbitkan serta akan pantau sampai tiga bulan ke depan dan akan diberikan sanksi bagi siapapun yang melanggar.

Semua minimarket dan toko pengecer lainnya (dengan luas lantai penjualan minimal 12 m2 yang sebelumnya diatur dalam Permendag No. 20 Tahun 2014) di seluruh Indonesia dilarang menjual semua jenis minuman beralkohol termasuk minuman beralkohol golongan A, yaitu minuman beralkohol dengan kadar alkohol di bawah 5%. Selain minimarket dan toko pengecer lainnya, tempat-tempat yang dilarang untuk penjualan minuman beralkohol adalah tempat yang berdekatan dengan gelanggang remaja, kaki lima, terminal, stasiun, kios kecil, penginapan remaja, bumi perkemahan, tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit. (ASK/HER/ TIM)

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri akan menjadi ujung

tombak peningkatan ekspor nasional. Kemendag RI menargetkan terjadi peningkatan ekspor hingga 300% selama lima tahun hingga 2019. Pejabat perwakilan di luar negeri, para atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) juga diberi mandat khusus. Mereka diminta sebagai “Marketing Intelligence”. Di tangan mereka, Kemendag berharap pencapaian target kinerja ekspor dapat terealisasi.

“Para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan dan Indonesia ITPC harus berperan aktif dan inovatif untuk meningkatkan ekspor di negara akreditasinya masing-masing. Mereka harus mampu mengkoordinasikan peningkatan ekspor bersama para pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” tegas Mendag Rachmat Gobel dalam pra-Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Gedung Kemendag, Senin (26/1).

Sejumlah pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan yang tersebar di 24 negara, ITPC di 19 kota di dunia, Konsul Perdagangan di Hong Kong, maupun Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan, serta dinas-dinas perdagangan provinsi dan kabupaten/kota hadir dalam forum ini. Mereka diberi kewajiban menciptakan strategi peningkatan akses pasar di luar negeri untuk mencapai target ekspor. Hal ini tentu perlu didukung oleh sisi produksi di dalam negeri.

Saat ini, menurut Mendag, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk primer yaitu mencapai 63% sedangkan produk manufaktur hanya 37%. “Jadi, kita harus mampu mengubah struktur ekspor tersebut menjadi produk manufaktur 65% dan produk primer 35%,” tandas Mendag.

Total ada 60 produk yang sedang disiapkan untuk mendukung perubahan struktur ekspor yaitu produk jasa, produk kreatif, produk kulit, elektronik, dan lain-lain. Selain itu, Kemendag juga tetap mengembangkan produk ekspor dengan branding nasional (misalnya SIR 20, rendang, sate, soto, pecel, pempek, batik, dodol garut, musik dangdut, angklung) atau indikasi geografi (java coffee, salak pondoh, manggis, domba garut, pinneaple wine, ginger wine, tuak).

Mendag meminta semua lini bekerja sama, bersinergi saling mendukung. “Ini harus didukung oleh semua pemangku kepentingan baik instansi pembina produk maupun para pelaku usaha,” jelasnya.

Forum ini juga digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk apa yang laku dijual di pasar ekspor dan daerah mana produsennya sehingga sisi permintaan dan sisi suplai dapat terkoneksi dengan baik. Selain itu, dilakukan sinkronisasi program antara pemerintah pusat, perwakilan perdagangan di luar negeri, dan dengan dinas-dinas yang membidangi perdagangan di daerah seluruh Indonesia.“ (ASK/HER/TIM)

Mendag bersama Mendikbud dan Menpora

Fot

o: T

im H

umas

Page 20: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

18 |

Sebagai sapu bersih, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tak ingin importir nakal tetap bercokol dan tak memberikan

nilai tambah. Ribuan importir nakal ini pun menjadi sasaran kinerja 100 hari Kementerian Perdagangan. Rachmat Gobel memerintahkan pencabutan izin importir yang tidak taat aturan. Mereka yang tidak taat aturan diberi sanksi tegas.

Di penghujung tahun, Kemendag mencabut izin importir terdaftar (IT) sebanyak 2.166 importir untuk produk makanan dan minuman, obat tradisional dan suplemen makanan, kosmetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga, elektronik, pakaian jadi, alas kaki dan mainan anak. Kemendag juga merekomendasikan pencabutan Angka Pengenal Importir Umum (API-U) yang melakukan kegiatan importasi di luar section. “Kemendag telah menyampaikan surat kepada masing-masing Instansi Penerbit API untuk melakukan penegakan hukum berupa pemberian sanksi pencabutan API terhadap 1.550 importir pemilik API-U yang mengimpor barang di luar bagian (section), yang tercantum dalam API-U di 20 Daerah (2 Badan Pengusahaan, 20 Dinas Propinsi yang membidangi Perdagangan, 5 Instansi Pelayanan Terpadu satu Pintu, dan BKPM),” tegas Mendag Rachmat, Desember lalu.

Sebelumnya, pencabutan izin 24 Importir Terdaftar (IT) telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet dilakukan Kemendag. Mereka dianggap tidak melakukan impor dalam jangka waktu enam bulan berturut-turut. Hal ini menyalahi ketentuan yang diatur pada Peraturan Menteri Perdagangan No.82/M.DAG/PER/12/2012 Jo No.48/M-DAG/PER/8/2014 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet. Pencabutan importir terdaftar tersebut juga dilakukan untuk memberikan kepastian berusaha di Indonesia. “Kita ingin importir yang andal dan bersih sehingga dapat mendorong ekonomi nasional dan investasi,” tegas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Partogi Pangaribuan.

Langkah tegas Kemendag ini bukan tanpa dasar. Pencabutan izin impor itu sudah diatur dalam Pasal 17 (C) Permendag 82/2012 Jo. No. 48/2014. Dengan dicabutnya izin impor bagi 24 importir terdaftar telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet, maka saat ini terdapat 76 IT yang masih aktif. Pengawasan terhadap importir nakal itu akan terus dilakukan.

Rachmat menegaskan penegakan hukum ini dilakukan guna menciptakan tertib administrasi dan menciptakan importir yang andal. “Kita ingin importir menaati aturan yang berlaku,

sehingga tertib administrasi. Penegakan hukum akan kami lakukan terus,” tegas Mendag.

Aksi penegakan hukum ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 27/M-DAG/PER/5/2012 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Perdagangan No. 84/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Angka Pengenal Importir (API).

Saat ini, jumlah API sebanyak 32.674 API dengan rincian: Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) sebanyak 13.141 API dan Angka Pengenal Importir Umum (API-U) sebanyak 19.533 API.

Sesuai Permendag No. 27/M-DAG/PER/5/2012, API-U hanya diberikan kepada perusahaan yang melakukan impor barang tertentu untuk tujuan diperdagangkan sesuai section/bagian sebagaimana yang dikelompokkan dalam sistem klasifikasi barang yang tercantum dalam API-U.

Apabila perusahaan pemilik API melanggar ketentuan terkait jenis barang/bagian/section yang berlaku di bidang impor, maka sanksi yang diberikan berupa pencabutan API. “Selanjutnya perusahaan yang API-nya sudah dicabut hanya dapat mengajukan permohonan API baru setelah dua tahun sejak tanggal pencabutan API,” tandas Mendag Rachmat.

Menurutnya, pencabutan API ini merupakan tindak lanjut dari temuan Ditjen Bea dan Cukai terhadap pelaksanaan impor periode 1 Januari s.d. 30 April 2014. Selama masa evaluasi dan monitoring itu, Ditjen Bea Cukai menemukan sekitar 3.529 importir yang melakukan impor di luar bagian (section) sebagaimana tercantum dalam API-U. Berdasarkan temuan itu, Kemendag telah melakukan cross check/pemeriksaan kembali dengan database Sistem API Online dan ditemukan sekitar 1.550 importir terindikasi mengimpor barang di luar bagian (section) sebagaimana tercantum dalam API-U.

VERIFIKASI 350 IMPORTIR

Mendag Rachmat menjelaskan, rencananya tahun 2015, Kemendag akan melakukan verifikasi atas 350 importir yang tidak patuh terhadap ketentuan importasi. Ratusan importir itu bergerak di bidang impor hortikultura, daging dan sapi, besi baja, baja paduan & mesin multifungsi. “Tahun depan, Kemendag akan terus memverifikasi importir yang tidak taat aturan. Kami akan menerapkan sanksi tegas yang sama,” tandasnya. (HER/ASK/TIM)

IZIN RIBUAN IMPORTIR DICABUT

MILESTONE 7

Konsumen sedang melihat produk elektronik di sebuah pameran

Fot

o: T

im H

umas

Page 21: Download Kemendag INTRA III

| 19

Jargon “Kerja..kerja..kerja” Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya langsung disambut proaktif

para menterinya. Tak ingin berlama-lama dalam euforia sebagai pejabat, tiga menteri membuat gebrakan, membangun komunikasi, dan memulai sinergi. Ketiga Menteri Jokowi itu adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah AAGN Puspayoga.

JAKARTA REGIONAL DESIGN CENTRE & TRADING HOUSE

MILESTONE 8

REVITALISASI PASAR

MILESTONE 9

Menindaklanjuti janji Presiden Joko Widodo yang akan membangun

kembali Pasar Klewer Surakarta, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berjanji akan membantu membangun kembali Pasar Klewer dan Pasar Induk Wonosobo. Kementerian Perdagangan telah menyiapkan dana dari APBN-P 2015 untuk membangun kembali Pasar Klewer di Surakarta dan Pasar Induk Wonosobo.

Pasar Induk Wonosobo dan Pasar Klewer Surakarta menjadi tumpuan ekonomi dan perdagangan para pedagang kecil dan menengah di wilayah Provinsi Jawa Tengah, khususnya untuk masyarakat Kabupaten Wonosobo dan Kota Surakarta. Terlebih Pasar Klewer yang juga merupakan sentra industri kecil batik dari berbagai daerah, antara lain sentra industri batik Pekalongan, Cirebon, Jepara, dan lainnya.

REVITALISASI PASAR RP 64,22 M

Janji Kabinet Kerja merevitalisasi pasar rakyat terus dipenuhi oleh Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Kali

Pada tanggal 29 Oktober 2014 ketiga menteri bertemu untuk membuat “Pusat Regional Desain”. Pusat Pengembangan Desain tersebut merupakan sebuah proses untuk menciptakan suatu produk baru yang menitikberatkan pada penciptaan efektivitas, efisiensi, dan pengembangan ide sehingga nantinya dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Selain itu, pusat desain ini akan menjadi tempat mengaktualisasikan kreativitas dan yang dapat diproduksi oleh industriawan/manufaktur untuk tidak hanya dipasarkan di Indonesia, tetapi juga dipasarkan di negara ASEAN lainnya dan pasar internasional. Pusat desain ini akan segera dibangun dan berbagai negara telah menyatakan minatnya untuk bekerja sama menindaklanjuti pusat desain tersebut.

Untuk lebih meningkatkan daya saing dan penerobosan pasar luar negeri, Menteri Perdagangan juga mempunyai gagasan besar menjadikan dua BUMN, yaitu PT. Sarinah dan PT. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai Trade House yang bisa membantu perusahaan-perusahaan UKM ekspor untuk memasarkan barang-barang sesuai dengan permintaan pasar. (HER/ASK/TIM)

ini, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meresmikan Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah hari ini (30/12). Dana yang digelontorkan untuk merevitalisasi pasar ini cukup fantastis, yakni sebesar Rp 64,22 miliar.

Kementerian Perdagangan menyumbang Rp 10 miliar melalui APBN Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan. Sisanya Rp 54,22 miliar disumbang oleh Provinsi Jawa Tengah melalui APBD. Kolaborasi pendanaan ini mengubah pasar rakyat menjadi lebih nyaman dan diharapkan menjadi poros perdagangan rakyat di Kota Semarang.

Pasar Bulu merupakan pasar ke-2 yang diresmikan Menteri Perdagangan setelah sebelumnya Pasar Meruya Ilir, Provinsi DKI Jakarta yang diresmikan pada 25 November 2014.

“Kami berharap Pasar Bulu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Semarang dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Stabilitas harga barang kebutuhan pokok

masyarakat dapat terjaga, serta perputaran ekonomi masyarakat Semarang dapat lebih berkembang,” tegas Rachmat Gobel dalam peresmian Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah.

Kementerian Perdagangan akan terus berkomitmen mempertahankan eksistensi dan daya saing peran pasar rakyat melalui program revitalisasi. “Kami akan terus melakukan upaya mengubah citra dan modernisasi pasar rakyat dari pasar yang kumuh, bau, becek, dan tidak tertib menjadi pasar yang bersih, tertib, nyaman, dan sejuk,” tegas Rachmat Gobel.

Menurutnya, program revitalisasi Kemendag ini tidak hanya membangun pasar secara fisik, tapi juga melakukan pembinaan dan pendampingan. “Pembangunannya tidak hanya terhadap fisik, tetapi juga pembinaan berupa pendampingan bagi manajemen pengelola pasar, dan meningkatkan pengetahuan bagi para pedagang, sehingga ke depan masyarakat akan kembali beralih ke pasar rakyat,” pungkas Mendag. (HER/ASK/TIM)

Mendag Rachmat Gobel saat meninjau Pasar Klewer

Fot

o: T

im H

umas

Page 22: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

20 |

SMS PAK RACHMAT

MILESTONE 10

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga dipantau melalui SMS

(Short Messages Service). Layanan ini sengaja dibuat Mendag melalui program Public Service Direct Response (PSDR), dengan tujuan menjalin komunikasi yang efektif dengan masyarakat umum.

“Alhamdulillah, respons masyarakat sangat tinggi. Sejak dibuka awal Januari 2015 lalu, masyarakat sangat antusias menyapa, memberi salam, bertanya, menyampaikan undangan, keluhan, memberi masukan, dan komentar yang langsung ditujukan kepada Mendag melalui SMS 0815-1522-2222,” tegas Sekjen Kemendag Gunaryo.

Melalui PSDR ini, Mendag ingin mengetahui secara langsung suara masyarakat. Suara rakyat ini menjadi masukan penting dalam mengambil keputusan. “Pak Rachmat sangat terbuka dan ingin terus berkomunikasi dengan masyarakat.” ujarnya.

Mendag tidak ingin program kementerian yang dipimpinnya berjarak dengan masyarakat. Layanan ini merupakan jalur komunikasi langsung antara rakyat dengan pemimpinnya. Berbagai keluhan, komentar, dan masukan akan menjadi informasi sangat berharga bagi Mendag.

Sejak dibuka (5/1), jenis pesan yang masuk lebih banyak bernada pertanyaan. Masyarakat banyak yang mempertanyakan hal-hal di antaranya berkenaan harga, produk, eskpor, impor, dan perizinan. “Pertanyaan masyarakat paling banyak mengenai harga-harga yang terjadi di masyarakat,” ungkap Sekjen.

Ke depan, peran aktif masyarakat ini diharapkan tetap tinggi sehingga Kementerian Perdagangan dapat bekerja lebih baik dalam melayani masyarakat. Pertanyaan yang sifatnya membutuhkan penjelasan mendetail akan dijawab melalui e-mail secara khusus langsung kepada penanya.

BERIKUT INI PERSENTASE DARI BEBERAPA HAL YANG DAPAT DIPERTANYAKAN OLEH MASYARAKAT:

BERIKUT INI BEBERAPA KATEGORI SMS YANG MASUK, TERBANYAK MENANYAKAN: HARGA, PRODUK, IMPOR DAN EKSPOR

Sebagai informasi, Mendag membuka komunikasi langsung lewat pesan pendek (short message service/SMS) ke nomor 0815-1522-2222. Masyarakat bisa bertanya, berkomentar, saran, dan mengungkapkan keluhannya terkait dengan situasi perdagangan nasional.

UPTP IISelain SMS, Kementerian Perdagangan juga telah meluncurkan Pelayanan Terpadu Perdagangan II (UPTP II) di Gedung Bappebti, Jakarta, hari ini, Jumat (5/12). Secara umum, pelayanan publik di UPTP II terdiri atas pelayanan perizinan dan nonperizinan terkait perdagangan berjangka komoditas, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas dengan jumlah 18 (delapan belas) jenis perizinan.

Melalui pelayanan terpadu ini, proses pelayanan akan menjadi lebih cepat karena adanya pemangkasan waktu proses perizinan, dan beberapa di antaranya dilakukan secara online melalui INATRADE. (HER/ASK/TIM)

Selamat siang pak menteri. Bagaimana trik meningkatkan ekspor

di indonesia? Saya ring eksportir gula merah kristal dari Lampung.

Selamat siang pak.. Kenapa harga sembako

belom turun sedangkan harga BBM sudah turun dah

bahkan isunya Februari ini mau turun 2 kali? Mohon

penjelasanya. Terima Kasih. Salam Rima

Terima kasih telah menghubungi saya, info

lebih lanjut silahkan kirimkan e-mail Anda ke contact.us@

kemendag.go.idSalam, Rachmat Gobel

Terima kasih atas aduan anda, saya akan sampaikan kepada unit

terkait untuk segera ditindaklanjuti.

Salam, Rachmat Gobel

No. HP: 087880685xxx 23/1/2015

No. HP: 083871257xxx 21/1/2015

Rachmat Gobel

GRAFIK PERSENTASE JENIS SMS

KATEGORI

1009080

70605040

302010

PERTANYAAN

SALAM

KELUHAN

KOMENTAR

INDUSTRIPASAR

MINIMARKETSEMBAKOPAMERANALKOHOL

CPNSMAGANG

IJININATRADE

MEAPRODUK

APELLAYANAN

ITHARGAIMPOR

EKSPORPERIZINAN

5 10 15 20

Page 23: Download Kemendag INTRA III

| 21

Page 24: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

22 |

SURVEI LSI 100 HARI PRESTASI KABINET KERJA

Fot

o: T

im H

umas

Page 25: Download Kemendag INTRA III

| 23

“Menteri Pedagangan Rachmat Gobel menempati posisi 11 dari 34 Menteri Kabinet Kerja, dalam survei publik yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI). Rachmat Gobel dipersepsi publik memiliki kinerja yang sesuai harapan masyarakat. Posisi nomor wahid masih ditempati Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.”

Dalam rilis bertajuk Survei Nasional Evaluasi Terhadap Kinerja 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, Lembaga

Survei Indonesia (LSI) menempatkan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pada posisi ke-11 dari 34 menteri dalam Kabinet Kerja yang dipersepsi berkinerja sesuai harapan publik, dengan nilai skor 35,7%. Sedangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati peringkat pertama dengan menggondol angka 61,1% dengan predikat sesuai dan sangat sesuai harapan atau memenuhi harapan publik. Setidaknya, isu-isu penenggelaman kapal pencuri ikan selama ini menjadi faktor penting merebut perhatian publik.

Sementara itu, posisi ke-2 kementerian yang disurvei sesuai harapan publik adalah Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin dengan jumlah skor 48,4%. Menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mampu mendapatkan simpati masyarakat. Posisi ke-3 ditempati tokoh asal kaum perempuan Fatayat Nahdlatul Ulama yakni Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah dengan skor 48,3%.

Sementara dengan gebrakan menjadikan Ujian Nasional (UN) tidak lagi sebagai syarat kelulusan dan menghapus Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan & Kebudayaan Anies Baswedan mampu mendongkrak kinerjanya dengan menduduki urutan ke-4 dengan skor 47,5%. Sementara, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek berada di urutan ke-5 dengan skor 43,5%. Program Kartu Indonesia Sehat yang diluncurkan Presiden Joko Widodo seolah menjadikan kinerjanya sesuai harapan masyarakat.

Posisi ke-6 dijabat Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dengan skor 39,5%. Posisi ke-7 ditempati Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan skor 39,1%, sedangkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dengan skor 37,7% menduduki posisi ke-8. Posisi ke-9 diterima Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir dengan skor 36,4%. Posisi ke-10 diraih menteri asal Papua, yakni Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise dengan skor 36,2%.

à Mendag Rachmat Gobel menjelaskan target ekspor 300% hingga 2019 di gedung Kementrian Perdagangan

Page 26: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

24 |

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel meraih posisi ke-11 dengan mengumpulkan skor 35,7%. Masyarakat menganggap kinerja Rachmat Gobel sudah sesuai harapan. Sejumlah terobosan yang dilakukan Rachmat Gobel mendapat apresiasi publik dalam survei LSI ini.

Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi memaparkan hasil survei yang mengambil sampel sebanyak 1.220 responden. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara lapangan dilakukan pada 10-18 Januari 2015.

Dalam rilisnya, Kuskridho Ambardi melihat pentingnya evaluasi terhadap program 100 hari. Ada tiga alasan. PERTAMA, 100 hari adalah masa krusial bagi tuntasnya agenda pokok pembentukan kekuasaan dan perangkat-perangkat yang menunjangnya. Dalam masa singkat ini, portofolio kabinet dan siapa saja yang mengisinya harus tuntas. Pos-pos kementerian juga harus segera melakukan restrukturisasi dan menyiapkan agenda kerja dan sasaran yang hendak dicapai dalam jangka pendek, menengah, hingga lima tahun mendatang.

KEDUA, program 100 hari merupakan bukti simbolik untuk meyakinkan publik bahwa pemerintahan baru mampu menjawab

masalah selama lima tahun ke depan. Disebut simbolik karena program ini menjadi kerangka operasional atas komitmen dan janji-janji yang telah dibuat selama kampanye. Narasi-narasi besar kampanye Jokowi-JK harus mampu diimplementasikan dalam program yang lebih sistematik dan reasonable. KETIGA, program 100 hari menjadi batu pijakan atau pondasi bagi arah pembangunan selama lima tahun ke depan.

Posisi yang diterima Rachmat Gobel merupakan posisi yang penting sebagai pijakan awal untuk melangkah menuju tahapan kinerja selanjutnya hingga 2019. Sebab, evaluasi 100 hari memang merupakan budaya baru dalam demokrasi di Indonesia. Dengan menempati prestasi 11 besar, Rachmat Gobel dianggap mampu bekerja di kementeriannya dengan baik dan diharapkan mampu melanjutkan kinerja berikutnya sesuai dengan program kerja dan target Kementerian Perdagangan yang telah dipahat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menuju visi besar Nawacita.

Secara umum, hasil survey LSI juga menguji kepuasan warga terhadap Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla. Temuan LSI menunjukkan tingkat kepuasan terhadap keduanya cukup tinggi, masing-masing sebesar 55% dan 54% yang dinilai cukup memuaskan. Jika dijumlahkan dengan yang menilai sangat puas, maka kepuasan terhadap Presiden dan Wapres masing-masing menjadi 62% dan 59%. (HER/TIM:REV)

Page 27: Download Kemendag INTRA III

| 25

Page 28: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

26 |

Page 29: Download Kemendag INTRA III

| 27

KINERJA RACHMAT GOBEL

VERSI LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI))

Ignasius Jonan Menteri Perhubungan

Imam Nahrawi Menteri Pemuda

dan Olahraga

Susi Pudjiastuti Menteri Perikanan

dan Kelautan

61,1% Lukman Hakim

Syaifuddin Menteri Agama

48,4%

Khofifah Indar Parawansah Menteri Sosial

48,3%

Anies Baswedan Menteri Kebudayaan,

Pendidikan Dasar dan Menengah

47,5%

37,7%

Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan

39,1%

Rachmat Gobel Menteri Perdagangan

35,7%

M. Nasir Menteri Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi

36,4%

Yohana Yambise Menteri Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

36,2%

Nila F. Moeloek Menteri Kesehatan

43,5%

39,5%

(REVISI/RED)

Page 30: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

28 |

“Apa yang menjadi prasyarat untuk bisa meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat? Pertanyaan inilah yang selama ini penting untuk diketahui publik. Setelah melakukan berbagai kajian, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan kunci peningkatan ekspor 300% adalah adanya Komitmen Nasional untuk bersama-sama meningkatkan ekspor.“

STRATEGI EKSPOR 300% KUNCINYA HARUS MENJADI KOMITMEN NASIONAL

Secara sederhana, Kepala BP2KP Tjahja Widayanti belum menyebut

paparannya sebagai sebuah strategi melainkan prasyarat yang harus dilakukan agar target ekspor 300% itu terpenuhi. Menurutnya, target ekspor nonmigas pada 2019 diharapkan mencapai US$ 458,8 miliar. Untuk mencapai target itu dibutuhkan investasi US$ 35,4 miliar. Dengan peningkatan tersebut dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 5 juta orang dalam setahun.”Setiap peningkatan ekspor 20% akan menyerap tenaga kerja sebesar 3%. Pangsa ekspor nonmigas dari PDB meningkat dari 20% (2015) menjadi 30% (2019). Rata-rata kontribusi investasi terhadap PDB 31,5% dengan rata-rata nilai FDI Inflow selama 2010-2013 sebesar US$ 22,2 miliar per tahun,” kata Kepala BP2KP, Tjahja Widayanti.

Berdasarkan skema BP2KP, pada 2015 ditargetkan ekspor nonmigas mencapai US$ 192,9 miliar dengan investasi US$ 46,5 miliar. Lalu pada 2016, ekspor nonmigas mencapai 255,6 miliar dengan investasi US$ 54 miliar, pada 2017

dan 2018 ekspor mencapai US$ 322,2 miliar dan US$ 391,5 miliar. Sedangkam investasinya mencapai US$ 38,7 miliar dan US$ 36,9 miliar. Sejak 2013.

Sejumlah faktor keberhasilan yang mampu mendorong pencapaian target dapat dipetakan ke dalam 7 kunci keberhasilan.

PERTAMA, ekspor ini harus menjadi komitmen nasional, tidak hanya target Kementerian Perdagangan. Semua instansi harus mendukung peningkatan target ini. “Kalau tidak, kita tidak bisa mencapai itu,” tutur Tjahja. Bayangkan jika kita ingin menggenjot ekspor elektronik tetapi Kementerian Perindustrian tidak mendukung itu. Jelas tidak bisa. Kementerian Perdagangan tidak memiliki barangnya. Di sinilah perlu pembicaraan, bagaimana memfasilitasi mereka. Komitmen bersama secara nasional menjadi modal utama untuk meningkatkan ekspor nasional hingga 300%.

KEDUA, struktur ekspor harus berubah. Syaratnya adalah mengubah struktur ekspornya, menjadi struktur manufaktur yang paling tinggi karena sesuai dengan permintaan pasarnya, yakni menjadi 65% manufaktur dan 35% primer.

KETIGA, yang paling penting juga iklim investasi yang kondusif. Iklim ini tersedianya infrastruktur, financial cost, dan perizinan. Para pengusaha selalu minta harus benar-benar diperhatikan kalau mau ekspornya naik. Tidak boleh ada lagi pungli yang memberatkan pengusaha. Pelayanan Satu Pintu di BKPM setidaknya merupakan awal yang baik dalam menciptakan iklim berusaha yang kondusif ini.

KEEMPAT, ketersediaan bahan baku dan penolong, serta suplai energi. Presiden telah menetapkan program membangun 35.000 megawatt listrik, ini suplai energi sudah bisa mencapai ini. Sistem logistik ini yang mungkin sekaligus infrastrukturnya. Sarana dan prasarananya.

KELIMA, yang tidak kalah pentingnya, produk yang kita jual/ekspor itu harus memenuhi standar internasional. Bisa saja sudah SNI di sini, tapi belum complianced dengan negara tujuan ekspor kita. Terkadang negara tujuan ekspor memberlakukan private standards yang terkadang tidak diketahui. “Bisa

Tjahja Widayanti | Kepala BP2KP

Page 31: Download Kemendag INTRA III

| 29

ketika menyusun standar itu, kita sudah mengikuti codex atau apa, tapi secara private standards kita belum memenuhi,” tutur Tjahja.

KEENAM, prosedur perizinan pusat-daerah, kalau mau usaha ‘kan ada izin gangguan, izin domisili, butuh waktu dan cost yang luar biasa. Semua prosedur perizinan ini tidak boleh menghambat pengusaha dan investasi.

KETUJUH, peran market intelligence tentu saja untuk bisa mendapatkan info yang paling tepat, bisa mengetahui apa yang diinginkan dunia. Pengalaman Korea menunjukkan penggunaan general trading. “Kita mungkin gunakan trading house. Bukan untuk perusahaan-perusaan besar, tapi untuk UKM yang kecil-kecil dan tercerai-berai, sehingga perlu trading house yang memfasilitasi, mencarikan pasar, memasarkan. Itu fungsi trading house karena ekspor UKM kita juga cukup besar sepanjang ada yang memfasilitasi,” ujar Tjahja.

Tujuh kunci pelipattigaan itu akan menjadi lengkap bila ada promosi yang terintegrasi, baik secara nasional maupun internasional. Namun, syarat yang tetap harus terjadi adalah tujuh hal tersebut harus menjadi semacam pilar penting dalam meningkatkan ekspor hingga 300%.

Diharapkan konsep akan segera dapat direalisasikan. Diharapkan ada satu paket kebijakan dalam bentuk Inpres atau Perpres yang bersifat nasional. Karena sifatnya komitmen nasional, nantinya harus jelas, siapa mengerjakan apa sehingga program hilirisasi mendapat dukungan dari hulu. Kementerian Perdagangan dan kementerian terkait akan menjadi satu visi dan misi dalam meraih kesejahteraan rakyat melalui peningkatan ekspor hingga 300%.

Tiga sasaran ekspor Indonesia tertinggi saat ini adalah Amerika Serikat, RRT dan Jepang. Ekspor Indonesia ke AS yang mencapai US$ 15.081,9 juta pada tahun ini diharapkan bisa mencapai US$ 58.273,6 juta pada 2019. Dengan RRT ekspornya diharapkan meningkat dari US$ 21.281,6 miliar menjadi US$

55.156 juta. Lalu Jepang dari US$ 16.084 menjadi US$ 50.473,2 juta.

Target-target produk yang akan diekspor dan ke negara mana akan menjadi kajian penting. Namun, setidaknya ada empat klasifikasi yang bisa dijadikan patokan untuk menentukan produk komiditas ekspor dan negara tujuan ekspor. Pertama dilihat dari permintaan dunia tinggi dan pangsa ekspor nasional tinggi. Kedua, demand dunia tinggi, namun pangsa ekspor nasional rendah. Ketiga, pangsa ekspor nasional tinggi, namun permintaan dunia rendah. Empat, pangsa ekspor nasional rendah dan demand dunia rendah. Ekspor nasional harus mengikuti posisi pertama. Saat ini, posisi Indonesia masuk ke klasifikasi ketiga, yakni ekspor tinggi tetapi demand dunia rendah.

Peningkatan ekspor mau tak mau harus dilakukan. Dilihat dari latar belakangnya kenapa Indonesia mencoba untuk bisa meningkatkan ekspor karena kontribusi industri pangan terus turun, tetapi kontribusi perdagangan hotel dan restoran

meningkat.” Ini hal yang aneh karena industri pengolahannya turun, tetapi kontribusi perdagangan hotel dan restoran? Berarti yang meningkat itu bukan barangnya, tetapi jasanya di perdagangan hotel dan restoran. Peran ekspor barang dan jasa secara keseluruhan turun sejak 2012. Neraca perdagangan sejak 2012 turun sampai sekarang. Laju pertumbuhan juga turun. “ Ini dasar pertama mengapa kita menggenjot ekspor lagi,” tambah Tjahja.

Dasar yang lain adalah ekspor Indonesia tergantung dari permintaan luar negeri. Pola ekspor Indonesia mengikuti pola impor RRT sejak 2008. Grafiknya mirip sekali polanya. Demikian juga dengan Jepang, India, Amerika dan Uni Eropa. Ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia bergantung dari negara tujuan ekspor kita. Mengikuti impornya mereka. “Ini menjadi dasar bahwa kita harus niat kalau ingin meningkatkan ekspor, apa saja permintaan mereka, apa saja permintaan dunia? Itu dasar untuk menentukan semua.”

MELIHAT KEBERHASILAN KOREA

Peningkatan ekspor yang kelihatannya tinggi sekali bukan suatu hal yang mustahil, bukan suatu yang tidak mungkin kalau kita benar-benar mau melakukannya. Ini ditunjukkan oleh Korea. Korea pernah pada tahun 1960-1970 itu sepuluh kali lipat dalam waktu tujuh tahun. Mereka menggunakan strategi sendiri yaitu Yena Trading Company untuk meningkatkan ekspornya. “Apakah kita untuk meningkatkan ekspor kita menggunakan Indonesia incorporated, apakah trading house, atau kita lebih memanfaatkan adanya off act dari sisi suplainya, kita belum tahu. Di sini kita tidak melihat tetapi nation loan-nya ada di sini. “

Negara-negara lain seperti RRT pernah naik 197% dari tahun 2002-2006, Brasil, Vietnam, Thailand juga pernah. Korea juga selain tahun 1960an, tahun berikutnya naik dua kali lipat. Ada pengalaman negara-negara lain yang bisa meningkatkan ekspornya dua kali lipat. Indonesia pernah dua kali lipat di tahun 2006-2011. “Apapun penyebabnya tetapi kita pernah mendapatkan peningkatan ekspor yang bombastis. Sekarang kita mau mencoba meningkatkan tiga kali lipatnya,” katanya.

Dalam 100 hari strategi pendekatan produk dan pasar akan menjadi upaya penting untuk bisa menjalankan program untuk meraih target ekspor hingga 300%. Dengan strategi dan jalan yang benar, bukan mustahil pada 2019 nanti, target itu bisa tercapai. (HER/TIM HUMAS)

Page 32: Download Kemendag INTRA III

: 100 Hari Rachmat Gobel Mengemban Amanat Nawacita

LAPORAN UTAMA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

30 |

STRATEGI EKSPOR NONMIGAS

Page 33: Download Kemendag INTRA III

| 31

STRATEGI EKSPOR NONMIGAS

Page 34: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI MEDIA : 100 Hari Bekerja, 82% Positif-Netral

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

32 |

100 HARI BEKERJA, 82% POSITIF-NETRAL

Fot

o: T

im H

umas

Page 35: Download Kemendag INTRA III

| 33

Media monitoring Pusat Humas Kementerian Perdagangan melakukan monitoring media massa selama 100 hari kepemimpinan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Tanggapan dan feedback dari masyarakat merupakan “informasi” amat berharga bagi kemajuan Kementerian Perdagangan. Sekitar 22 media cetak dan 10 media online dipantau setiap hari. Hasilnya, sebagian besar media massa memberikan tone positif terhadap kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

Selama 100 hari bekerja, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel diberitakan tak kurang dari 3.763 berita. Jumlah

pemberitaan ini dapat ditemukan di media cetak sebanyak 2.554 berita dan media daring sejumlah 1.29 berita. Pantauan Media Monitoring Pusat Humas Kementerian Perdagangan pada 22 media cetak, 10 media online menunjukkan harian Bisnis Indonesia menempati posisi pertama dalam memberitakan berbagai isu kebijakan perdagangan dengan 561 berita.

Selanjutnya Kompas merajai pemberitaan perdagangan di posisi ke-2 dengan jumlah berita 356. Selanjutnya posisi ke-3 ditempati portal berita Bisnis.com dengan jumlah berita sebanyak 271 berita dan Koran Tempo menempatkan pada posisi ke-4 dengan 190 berita. Harian Kontan menepati posisi ke-5 dengan 187 berita. Posisi ke-6 hingga ke-10 ditempati Investor Daily, Okezone.com, Detikfinance.com, dan Liputan6.com.

Kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dipandang sangat baik oleh publik. Hal ini bisa dilihat dari sentimen pemberitaan media massa. Menurut media massa, Rachmat Gobel mendapatkan persepsi positif dari masyarakat. Berbagai kebijakan dan pernyataan yang dikeluarkan Rachmat Gobel maupun Kementerian Perdagangan dianggap positif dan tidak menciderai kepentingan rakyat.

Pantauan Pusat Humas menunjukkan sentimen positif terhadap kinerja Mendag sebesar 48% (1.810 berita). Sedangkan sentimen yang menyatakan netral sebanyak 34% (1.287 berita). Jika digabung antara yang positif dan netral sebanyak 82%. Angka ini sangat fantastis mengingat persepsi publik belakangan ini dinilai sebagai pilar keempat demokrasi. Pilar pertama eksekutif, kedua legislatif, ketiga yudikatif, keempat pers. Hanya sekitar 18% tone pemberitaan terkait Mendag dan Kementerian Perdagangan yang member sentiment waspada 18% (661 berita). Sedangkan dalam periode 100 hari ini, terdapat berita bersentimen negatif hanya 5 berita.

à Mendag Rachmat Gobel mendampingi Presiden Joko Widodo

Page 36: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI MEDIA : 100 Hari Bekerja, 82% Positif-Netral

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

34 |

Media massa juga menempatkan Mendag Rachmat Gobel sebagai newsmaker paling dicari oleh jurnalis dibandingkan sejumlah pejabat eselon satu di Kementerian Perdagangan. Pada masa 100 hari kerja tercatat Mendag Rachmat Gobel menempati posisi pertama sebagai narasumber utama maupun alternatif. Selanjutnya Dirjen Perdagangan Luar Negeri Partogi Pangaribuan, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Widodo, dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina.

Data ini menunjukkan Rachmat Gobel sangat dekat dengan media massa, bisa mengerti tugas dan fungsi wartawan sehingga memberikan kebebasan pers kepada wartawan dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistiknya. Data ini juga menunjukkan terjadi jalinan kontak komunikasi yang intensif antara Menteri Perdagangan, dengan semua media massa. Sebagai narasumber paling dicari jurnalis, ini menggambarkan

Rachmat Gobel juga memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, menjelaskan dan berargumentasi, serta memahami dan menguasai isu-isu tentang perdagangan. Dengan kompetensi, integritas dan komunikasi yang baik, data itu juga memunculkan persepsi bahwa Rachmat Gobel percaya diri dalam menghadapi berbagai isu mengenai perdagangan, baik yang positif maupun negatif terhadap dirinya dan institusi kementeriannya.

Sementara itu, pada 100 hari kerja Menteri Perdagangan terdapat 10 besar isu pemberitaan yang setiap hari menghiasi halaman surat kabar nasional. Kesepuluh berita besar itu tentang sertifikasi SVLK, harga cabai, gula rafinasi, kunjungan kerja, kinerja pemerintahan, produk mebel, pengawasan barang beredar, sektor minimarket, harga bahan pokok, dan pencabutan izin importir. Dalam 100 hari, terdapat 10 isu perdagangan yang sangat dinamis menjadi pembahasan masyarakat melalui media massa.

HARGA BAHAN POKOK

Bila bicara masih tingginya sejumlah harga kebutuhan pokok yang tidak kunjung turun sepertinya tidak pernah sepi menjadi sorotan pemberitaan media. Namun, dalam minggu ke-4 Januari 2015 tim media monitoring akan mencoba membuat suatu ulasan dari berbagai komentar pengamat, pelaku usaha atau asosiasi terkait stabilisasi harga pangan. Bukan berarti isu kenaikan harga kebutuhan pokok yang kini belum turun level harga normal, seperti beras, minyak goreng, harga ayam potong, telur, atau sayur-mayur. Namun, yang cukup menggembirakan pada pekan ini turunnya harga cabai, khususnya harga cabai hijau yang anjlok mencapai Rp5.000/kg dari Rp20.000/kg karena pasokan melimpah sudah tidak lagi menjadi sorotan isu, namun tim media monitoring beralasan komentar berbagai narasumber yang dikutip media menarik untuk dibahas.

Seperti pemerhati masalah sosial ekonomi Toto Subandrio mengatakan, di tengah himpitan hidup karena melonjaknya harga berbagai kebutuhan pokok sekarang ini, masyarakat membutuhkan kehadiran pemerintah dalam bentuk stabilisasi harga. Beberapa waktu terakhir, kehadiran pemerintah dirasakan nyaris nihil akibat akibat situasi sosial politik. Situasi seperti sekarang ini mengingatkan tentang arti pentingnya segera membentuk badan otoritas pangan, seperti diamanatkan UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Pilihan paling realistis untuk mengemban peran tersebut ada pada Perum Bulog. Revitalisasi tugas pokok dan fungsi Perum Bulog diharapkan dapat menjelma menjadi badan otoritas pangan yang kuat dan

tangguh dengan dua misi besar yang harus diemban. Sementara ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Ina Primiana memandang penetapan harga batas atas dan bawah untuk kebutuhan pokok harus dilakukan lantaran harga BBM yang akan terfluktuasi. Namun diingatkan pemerintah harus berhati-hati dalam menetapkan rentang harga.

Pemerintah harus melihat tren harga minyak dunia selama ini seperti apa agar tidak membingungkan pedagang akibat terus berubahnya harga di pasaran sebagai dampak tidak akuratnya harga batas atas dan bawah. Penerapan rentang harga itu bisa diakali pedagang yang menginginkan margin lebih besar. Mereka pasti akan menggunakan batas untuk jaga-jaga bila harga BBM terus naik atau berfluktuasi.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta meminta pemerintah ikut berupaya menstabilkan harga. Alasannya, harga di tingkat peritel dan pedagang dipengaruhi berbagai faktor, bukan hanya fluktuasi harga BBM, tetapi juga masalah infrastruktur. Wakil Sekretaris Jenderal Aprindo Satria Hamid mengatakan, penurunan harga BBM

dinilai bagus, tetapi akan percuma jika tak diikuti langkah lainnya. Untuk itu peritel berharap pemerintah segera mengeksekusi rencana percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk melalui konsep tol laut. Langkah itu akan menjadi solusi distribusi dan mampu menekan biaya logistik di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, kalangan pelaku usaha meminta pemerintah untuk memberikan subsidi guna mengontrol harga jual barang di pasaran. Permintaan ini dilakukan menyusul tidak adanya penurunan harga barang eceran kendati harga BBM mengalami penurunan. Dengan intervensi yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol harga di pasaran, maka daya beli masyarakat akan terjaga termasuk saat harga BBM kembali naik.

Mengenai pemberian subsidi pemerintah bisa mengalokasikan dana dari APBN atau APBD untuk melakukan intervensi harga jual barang di pasaran. Dirjen Industri Agro Kementerian Pertanian Panggah Susanto mengatakan, Kemenperin sedang mengkaji pembebasan PPN hasil pertanian. Yang masuk industri pertanian pascapanen adalah cabai, ikan, bawang merah, dan buah-buahan yang sifatnya tidak tahan lama. Langkah ini juga bisa menjadi tameng untuk menjaga agar harga pangan lokal kompetitif. Pendek kata ulasan berbagai komentar pengamat, pelaku usaha dan asosiasi dapat dijadikan referensi kebijakan solusi jangka panjang. (HER/TIM)

Page 37: Download Kemendag INTRA III

| 35

MEDIA CETAK

JUMLAH PEMBERITAAN:

STATISTIK BERITA KEBIJAKAN PERDAGANGANPADA 100 HARI KERJA MENTERI PERDAGANGAN

2.554 BERITA

JUMLAH: 3.763 BERITA

1.209 BERITA

+

Grafik menunjukkan total berita periode 28 Oktober 2014-28 Januari 2015 berjumlah 3.763 berita. Media cetak 68% (2.554 berita) dan media online 32% (1.209 berita)

POSITIF NETRAL WASPADA

48% 34% 18%

MEDIA ON-LINE

68%

32%

SENTIMEN BERITA:

Pada grafik ini, terlihat sentimen berita di masa 100 hari kerja Menteri Perdagangan tercatat untuk positif 48% (1.810 berita), netral 34% (1.287 berita), dan waspada 18% (661 berita). Pada periode ini terdapat berita bersentimen negatif sebanyak 5 berita.

JUMLAH POSITIF NETRAL WASPADA NEGATIF

Grafik 100 hari kerja Menteri Perdagangan menunjukan Bisnis Indonesia menempati posisi pertama dalam memberitakan berbagai isu kebijakan perdagangan dalam 100 hari kerja Menteri Perdagangan. Selanjutnya diberitakan Kompas, Bisnis.com, Koran Tempo, Kontan. Investor Daily, Okezone.com, Detikfinance.com, dan Liputan6.com.

561

274

191

80 109 12

240

0

8848 54

0

77 7139 0

76 8325 0

8416 0

56 6816 0 0

76 52 10

166

119

2

850

356

271

190

187

184

163

140

138

MEDIA:

Page 38: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI MEDIA : 100 Hari Bekerja, 82% Positif-Netral

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

36 |

REGULASI PERDAGANGAN

Banyak sudah terobosan yang dilakukan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel selama 100 hari kepemimpinannya. Di bidang regulasi misalnya, sejak periode 28 Oktober 2014-28 Januari 2015 tercatat sebanyak 17 (tujuh belas) regulasi telah dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Regulasi dikeluarkan dengan berbagai tujuan. Namun, semua regulasi diterbitkan untuk menyejahterakan masyarakat.

Regulasi tentang penetapan harga pembelian kedelai dari petani misalnya. Kementerian Perdagangan menaikkan Harga Beli Petani (HBP) kedelai sebesar Rp 100/kg dari Rp 7.600/

120

100

60

40

20

80

SERTIFIKASI SVLK

HARGA CABAI

GULA RAFINASI

KUNJUNGAN KERJA

KINERJA PEMERINTAHAN

SEKTOR MINIMARKET

HARGA BAHAN POKOK

PRODUK MEBEL

PENGAWASAN BARANG BEREDAR

PENCABUTAN IZIN IMPOR

Pada masa 100 hari kerja tercatat Mendag Rachmat Gobel menempati posisi pertama sebagai narasumber utama maupun alternatif. Selanjutnya Dirjen DAGLU Partogi Pangaribuan, Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak, Dirjen SPK Widodo, dan Dirjen PDN Srie Agustina.

500

375

125

250

NARASUMBER UTAMA NARASUMBER ALTERNATIF

RACHMAT GOBEL

PARTOGI PANGARIBUAN NUZ NUZULIA

ISHAK WIDODO SRIE AGUSTINA

Pada 100 hari kerja Menteri Perdagangan terdapat 10 isu berita sektor perdagangan, seperti Sertifikasi SVLK, harga cabai, gula rafinasi, kunjungan kerja, kinerja pemerintahan dan produk mebel. Pengawasan barang beredar, sektor minimarket, harga bahan pokok, dan pencabutan izin importir.

kg jadi Rp 7.700/kg . Penaikan HBP ini bertujuan untuk mengamankan harga kedelai di tingkat petani sehingga petani semangat menanam kedelai. Regulasi ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 1/M-DAG/PER/1/2015 tentang Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai di Tingkat Petani. Ketentuan HBP ini berlaku sejak 5 Januari 2015 hingga periode triwulan I-2015, hingga berlaku 31 Maret 2015. Kebijakan lain dilakukan Mendag untuk beras. Mendag Rachmat Gobel mengeluarkan penetapan HPP Beras naik 10,75% dari Rp6.600/kg menjadi Rp7.250/kg,

Page 39: Download Kemendag INTRA III

| 37

Salah satu regulasi yang menggebrak adalah Permendag No.06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Permendag No.20/M-DAG/PER/4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol. Regulasi ini banyak didukung masyarakat meski ditentang para pelaku usaha. Mendag tetap melakukan penertiban minol di minimarket.

Mendag juga mengeluarkan izin kuota impor sapi bakalan kuartal I-2015 sebanyak 100.000 ekor, kebijakan ini diharapkan menstabilkan harga. Selain itu mencabut izin 2.166 IT produk tertentu yang nakal dan menyalahi aturan, membuat rencana menekan disparitas harga barang antarwilayah. Sementara dalam tahap perencanaan Kemendag akan menerbitkan aturan yang akan mengendalikan harga bahan pokok. Aturan ini akan menetapkan harga pengelolaan

BERIKUT INI REGULASI YANG DIKELUARKAN SELAMA 100 HARI:

1 18/M-DAG/PER/2/2015

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar

2 19/M-DAG/PER/2/2015

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Yang Dikenakan Bea Keluar

3 17/M-DAG/PER/2/2015

Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perizinan Di Bidang Perdagangan Kepada Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

4 16/M-DAG/PER/2/2015

Penetapan Nilai Freight Dan Nilai Asuransi Dalam Pengisian Pemberitahuan Ekspor Barang Terkait Penggunaan Term Of Delivery Cost

5 08/M-DAG/PER/1/2015

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian Dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar

6 09/M-DAG/PER/1/2015

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Hasil Pengolahan yang Dikenakan Bea Keluar

7 07/M-DAG/PER/1/2015

Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/10/2014 Tentang Ketentuan Impor Produk Kehutanan

8 06/M-DAG/PER/1/2015

Perubahan Kedua Atas Permendag No. 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran & Penjualan Minuman Beralkohol

9 03/M-DAG/PER/1/2015

Ketentuan Ekspor Dan Impor Minyak Bumi, Gas Bumi, Dan Bahan Bakar Lain

10 04/M-DAG/PER/1/2015

Ketentuan Penggunaan Letter Of Credit Untuk Ekspor Barang Tertentu

11 02/M-DAG/PER/1/2015

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 29/M-DAG/PER/6/2013

12 01/M-DAG/PER/1/2015

Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani Dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai Di Tingkat Petani

13 98/M-DAG/PER/12/2014

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2015

14 96/M-DAG/PER/12/2014

Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perizinan Penanaman Modal Di Bidang Perdagangan Kepada Kepala BKPM

15 93/M-DAG/PER/12/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian Dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar

16 94/M-DAG/PER/12/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Yang Dikenakan Bea Keluar

17 97/M-DAG/PER/12/2014 Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan

18 91/M-DAG/PER/12/2014

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015

1992/M-DAG/PER/12/2014

Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Perdagangan Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi

20 90/M-DAG/PER/12/2014 Penataan Dan Pembinaan Gudang

2188/M-DAG/PER/11/2014

Pencabutan Permendag No. 09/M-DAG/PER/2/2012 Tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan

22 86/M-DAG/PER/11/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian Dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar

2387/M-DAG/PER/11/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Yang Dikenakan Bea Keluar

24 84/M-DAG/PER/10/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertanian Dan Kehutanan Yang Dikenakan Bea Keluar

2585/M-DAG/PER/10/2014

Penetapan Harga Patokan Ekspor Atas Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Yang Dikenakan Bea Keluar

26 80/M-DAG/PER/10/2014 Minyak Goreng Wajib Kemasan

2778/M-DAG/PER/10/2014

Ketentuan Impor Produk Kehutanan

28 73/M-DAG/PER/10/2014

Perubahan Ketiga Atas Permendag No. 83/M-DAG/PER/12/2012 Tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu

2972/M-DAG/PER/10/2014

Perubahan Atas Permendag No. 20/M-DAG/PER/4/2014 Tentang Pengendalian Dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol

logistik ekspor dan impor, serta menetapkan harga khusus sebagai acuan menjelang hari besar, seperti komoditas beras dan daging.

Regulasi lain dikeluarkan untuk melindungi sumber daya alam. Salah satunya dengan cara menerapkan ketentuan penggunaan Letter of Credit (LC) untuk ekspor barang tertentu. Dalam pertimbangannya, ketentuan Permendag Nomor 04/M-DAG/PER/1/2015 menyebutkan Permendag ini diterbitkan guna mendorong peningkatan nilai tambah bagi perekonomian nasional dan pengembangan industri. Untuk itu perlu meningkatkan tertib usaha dan efektivitas pelaksanaan kebijakan ekspor barang tertentu dengan menggunakan cara pembayaran Letter of Credit (LC) sebagai syarat ekspor.

Regulasi lainnya juga dikeluarkan terkait perubahan Permendag sebelumnya tentang ketentuan impor produk kehutanan, ketentuan ekspor dan impor Migas seiring dengan pembentukan “Tim Anti Mafia Migas”, dan sejumlah regulasi lainnya. (HER/ASK/TIM)

Page 40: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI MEDIA : 100 Hari Bekerja, 82% Positif-Netral

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

38 |

KONTROL MASALAH BAHAN PANGANEnny Sri Hartati | Ekonom INDEF

Seperti tertulis di Kontan.co.id yang bersifat netral, ekonom Indonesia for Development of Economics and Finance (INDEF) Sri Hartati menilai, kinerja menteri ekonomi Jokowi masih pas banderol, terutama Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. “Untuk Saleh, positioning belum jelas, apakah ke industri high tech atau

lain, Untuk Gobel persoalan yang paling harus ditangani masalah mengontrol bahan pokok, di sini masih lemah,’’ ungkapnya.

Diakui memang dalam penilaian kinerja dalam 100 hari itu bukanlah sesuatu yang harus menjadi patokan kerja, tapi setidaknya dalam 100 hari itu tentunya sudah ada sedikit arah kebijakan seperti yang diamanatkan Presiden Jokowi kepada para menterinya di masing-masing kementerian.

Dia mencontohkan, pemberdayaan masalah pangan sektor ini perlu dukungan lintas sektoral, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Pekerjaan

REFLEKSI MEDIA

Berbagai komentar terkait rapor kinerja 100 hari kerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel cukup mendapat perhatian media. Lihat saja mulai kalangan pejabat negara, pengusaha, asosiasi hingga pengamat memberikan komentarnya. Namun, dari catatan yang dirangkum Tim Media Monitoring Pusat Humas Kementerian Perdagangan rata-rata menunjukkan bersentimen positif.

OPTIMISME DUNIA BISNISSuryo Bambang Sulisto | Ketua Umum KADIN

Melansir pemberitaan positif di Kontan, tertulis Ketua Umum Kadin Suryo Bambang mengaku merasa puas dengan hasil kerja tim ekonomi dalam 100 hari pertama. “Saya berikan nilai 9. Salah satu berani melakukan penerapan berbagai kebijakan dalam segi ekonomi bisnis dan perdagangan, seperti menaikkan harga BBM dan peningkatkan

kinerja ekspor sebesar 300%,’’ ungkapnya.

Walaupun target itu sangat berat, tapi setidaknya ada suatu gambaran dalam peningkatan kinerja ekspor. Program seperti patut mendapat berbagai dukungan dari semua pihak tidak hanya Kemendag sendirian. Dengan meningkatkan ekspor produk-produk manufaktur yang bernilai tambah diyakini bisa memacu pertumbuhan ekspor nasional. Solusinya tentu harus meningkatkan skala usaha. Dengan meningkatkan skala usaha, tentunya pendapatan ekspor akan naik berlipat-lipat, karena faktor usaha mendukung dalam peningkatan ekspor. (ABS)

Umum. “Dampak kenaikan harga cukup terasa kepada masyarakat. Intinya pemerintah harus mencermati pengontrolan harga bahan pokok penyumbang inflasi,’’ tegasnya. (ABS)

TERBUKTI SETELAH ADA TINDAKAN NYATARaja Sapta Oktohari | Ketua HIPMI

Ketua HIPMI Raja Sapta Oktohari seperti dikutip Rakyat Merdeka yang menunjukkan sinyal positif ini menilai, secara umum prestasi kinerja tim ekonomi Kabinet Kerja sudah lumayan, kendati memang ada yang menonjol dan ada juga yang biasa-biasa

saja. Untuk menteri di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian masih perlu kerja keras.

Kendati pelaku usaha belum merasakan manfaat kinerja 100 hari kerja pemerintahan Jokowi-JK, tapi setidaknya ada sedikit angin segar sinyal positif terhadap perdagangan ke depan. Namun, tentunya harus ada beberapa hal yang harus dibereskan, seperti birokrasi harus dibenahi agar proses perizinan lebih mudah dan transparan, serta regulasi yang dikeluarkan dapat mendorong perbaikan sektor perdagangan.

Okto mencontohkan, kinerja Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang membuat berbagai kebijakan baru. Dari kebijakan yang dibuatnya, hasilnya baru bisa diketahui nanti setelah ada tindakan nyata dari Gobel. “Tantangan ke depan semakin berat, harus ada tindakan nyata.,” jelasnya. (ABS)

PERSEPSI INVESTOR SANGAT POSITIF

Bambang Brodjonegoro Menteri Keuangan

Dari tulisan yang dilansir Investor Daily bersinyal positif ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimis semakin banyak investor asing maupun domestik yang akan memanfaatkan peluang usaha seiring

membaiknya perekonomian nasional.

“Saat ini persepsi investor sangat positif terhadap stabilitas ekonomi nasional. Kemungkinan semakin banyak investor yang akan masuk,” tuturnya.

Dia menambahkan, tanda-tanda membaiknya perekonomian nasional akan tercermin pada membaiknya inflasi selama Januari 2015, atau neraca perdagangan. “Kemungkinan inflasi Januari hampir nol kemudian neraca perdagangan Desember 2014 surplus,” ucapnya.

Inflasi sepanjang November-Desember 2014 yang mencapai 8,3% karena dipicu melonjaknya harga cabai. “Pemerintah akan menjaga pengelolaan inflasi sehingga berada pada kisaran yang cukup baik,” ucapnya. (ABS)

Page 41: Download Kemendag INTRA III

| 39

Page 42: Download Kemendag INTRA III

: Ngadiran Jadikan Pasar Rakyat Sebagai Kekuatan Perdagangan

OPINI

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

40 |

JADIKAN PASAR RAKYAT SEBAGAI KEKUATAN PERDAGANGAN

Ngadiran | Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia

Fot

o:

à Bapak Ngadiran saat diwawancarai oleh tim majalah INTRA

“SAYA INI NGGAK BISA MENILAI. SAYA NGGAK TEGA. DIA ORANG BAIK. MENURUT YANG SAYA TAHU BELIAU ORANG BAIK, ORANG LURUS,

TAPI ADA BANYAK KEPENTINGAN YANG MEMBUAT BELIAU JADI BIMBANG, MUNGKIN. BISA JADI DIA AKAN MEMBUAT KEBIJAKAN TAK LURUS.

PAK RACHMAT AKAN BANYAK TEKANAN.”

Fot

o: T

im H

umas

Page 43: Download Kemendag INTRA III

| 41

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)

Ngadiran sering kali bicara pedas sepedas cabai, ketika membahas pasar dan komoditas di dalamnya. Apalagi mendekati pemberlakuan MEA yang tinggal beberapa bulan lagi. “Apa yang sudah dilakukan pemerintah terhadap pedagang pasar?” Meski sudah di ambang pelaksanaan MEA, para pedagang pasar tak mengerti apa yang harus disiapkannya. Padahal, merekalah yang nanti akan berhadapan secara langsung dengan pedagang dari seluruh negara ASEAN.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang problem pasar dan bagaimana seharusnya pasar dibangun, berikut ini penuturan Ngadiran kepada wartawan INTRA Heru Bahtiar Arifin dan fotografer Ricky Nadian.

PRESIDEN JOKO WIDODO MENGEVALUASI KINERJA 100 HARI PARA MENTERINYA, TERMASUK MENTERI PERDAGANGAN RACHMAT GOBEL. BAGAIMANA KOMENTAR ANDA TERHADAP KINERJA PAK RACHMAT GOBEL SELAMA MEMIMPIN KEMENTERIAN PERDAGANGAN?

Saya melihat, kinerjanya selama100 hari ini positif. Saya berharap terus positif dan jangan mengulang tindakan yang lama.

MAKSUD ANDA?

Seperti melakukan kunjungan ke pasar tetapi hanya untuk pencitraan. Sebab, kunjugan ke pasar itu tidak akan menurunkan harga, kecuali hanya sebentar dan hanya di pasar itu. Turun ke pasar betul-betul untuk mencari persoalan dan memecahkan masalah, menstabilisasi harga secara keseluruhan.

Pencitraan lainnya termasuk dalam hal melakukan Operasi Pasar. Jangan hanya di pasar tetapi datanglah ke RT-RW ke pemukiman, yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

GEBRAKAN APA YANG ANDA LIHAT DALAM 100 HARI?

Pengumuman tentang apel impor berbahaya itu juga penting, tetapi jangan sampai salah. Saya minta supaya

Pak Rachmat menunjuk juru bicara. Jika ada yang salah-salah tidak langsung ke menterinya. Sehingga, menteri masih bisa membenarkan di kemudian hari.

Juga soal pakaian bekas. Itu sudah bagus. Ini beda dengan yang sebelumnya. Sebab, yang diimpor ini kan limbah. Saya tahu, masalah ini didiamkan selama ini karena alasannya menyerap tenaga kerja cukup besar. Tetapi, saya katakan bagus karena Pak Rachmat memberantas ini. Sebab, kalau pakaian bekas ini dibiarkan, maka industri garmen akan tergerus dan terpuruk. Konveksi-konveksi itu akan tutup. Harus diambil tindakan. Saya tahu para pedagang pakaian bekas itu juga saudara saya. Tetapi tindakan tegas juga penting.

Pakaian bekas ini ‘kan menyebar ke seluruh daerah. Memang tak bisa tiba-tiba. Seharusnya Kemendag mengumumkan ke seluruh masyarakat luas agar jangan membeli pakaian bekas ini. Cerdaskan masyarakat. Lalu berikan peringatan kepada pihak-pihak pedagang, baru dilakukan razia. Intinya, risiko masalah ini harus diberitahukan ke masyarakat. Mungkin bisa memasang spanduk di sekolah-sekolah, puskesmas, pasar-pasar dan pemukiman. Ini bermanfaat buat kita semua. Saya yakin memasukkan barang itu ada yang beking, baik yang formal maupun yang tidak.

BAGAIMANA DENGAN PROGRAM PERBAIKAN PASAR?

Mengenai program utama, bagaimana pembangunan 5.000 pasar. Sejak awal sekali, perbaikan pasar-pasar ini merupakan usulan APPSI. Pemerintahan sebelumnya juga melakukan. Selama 100 hari ini, pertanyaannya pasar mana yang sudah dibangun.

Mengenail hal ini, Kemendag harus menyebarluaskan informasinya ke media dan transparan. Mana pasar yang dibangun dan di daerah mana saja. Jangan sampai seperti program sebelumnya. Membangun pasar di Dapil tertentu karena permintaan. Pak Rachmat harus menjadikan pasar rakyat sebagai kekuatan perdagangan.

ARTINYA MEMBANGUN PASAR JUGA SEKALIGUS MENJADI SOLUSI DI DAERAH?

Ya. Jangan ada lagi pasar tumpah yang mengganggu jalan, sehingga kemacetan

Pantura bisa teratasi. Pasar-pasar yang mengganggu jalan dan menyebabkan kemacetan harus direlokasi ke tempat yang tepat. Jangan sampai membangun pasar hanya dijadikan proyek semata-mata. Saya yakin ini bisa dilakukan. Ajak kami, para pedagang, untuk ikut mengawasi, memonitoring, memberi masukan seharusnya pasar direlokasi di mana dan seperti apa membangun pasarnya. Kami ini pedagang yang harus diajak bicara karena kami yang berjualan di pasar itu.

MAKSUDNYA?

Pertanyaan saya, 100 hari ini, berapa banyak pasar yang sudah dibangun. Ini bagus dan kita harus dukung. Tapi ‘kan harus transparan. Kita perlu menjadi tim monitoring agar kita mengetahui bagaimana pasar dibangun dan manajemen yang dibuat. Sebab, pasar ini ‘kan untuk pedagang. Ajaklah musyawarah. Seharusnya pemerintah, siapapun itu, baik lurah sampai presiden, hendaknya punya niat yang baik untuk menjadikan rakyatnya kaya agar bisa membayar pajak dengan baik.

PEDAGANG MENJADI MONITOR PEMBANGUNAN PASAR BEGITU?

Ya. Mengapa kita ingin diajak sebagai tim monitoring. Jika ada relokasi pasar, kita bisa memberi, masukan, tempat yang baik yang mana dan bagaimana sarana dan prasarana fisiknya, pengelolaan limbahnya, penerangannya, akses menuju ke pasar dan lain sebagainya. Pasar ini jangan hanya sebagai tempat belanja harian saja. Tapi bisa jadi tempat stok barang juga. Ini ‘kan untuk menjaga stabilitas harga.

Pasar juga bisa dibangun untuk penyelenggaraan even-even, expo, bahkan panggung seni dan hiburan. Bikinlah pasar tematik. Daerah tertentu bisa jadi akan dibangun tempat hiburan, aksi panggug atau olahraga. Harus diubah mindset-nya. Gaya hidup konsumen sudah berbeda. Konsumen itu karena mereka nonton lalu mereka belanja, karena olahraga mereka belanja. Ini kan gaya hidupnya berbeda.

MEMBANGUN PASAR TAK HANYA FISIK TAPI JUGA MEMBANGUN KAPASITAS PENGELOLANYA. ITU MAKSUDNYA?

Kalau hanya sekadar membangun pasar, itu mudah saja. Tetapi yang lebih penting adalah profesionalitas dan kreativitas

Page 44: Download Kemendag INTRA III

: Ngadiran Jadikan Pasar Rakyat Sebagai Kekuatan Perdagangan

OPINI

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

42 |

para pengelolanya. Pengelola itu harus profesional. Contoh sederhana saja. Di pasar modern, setiap tahun gedungnya bisa diganti catnya agar terkesan cantik, nyaman, indah. Tapi di pasar tradisional, hal itu tidak bisa terjadi. Padahal para pedagang ini membayar iuran. Di mal juga banyak kreativitas, tapi pasar tradisional masih saja gotnya mampet dan masih banyak lagi persoalan. Jadi membangun pasar itu harus diikuti membangun profesionalisme para pengelolanya, manajemennya, dan terintegrasi dengan sistem perpasaran secara nasional. Jika pasar dibangun dengan baik, pemerintah dapat menstabilkan harga dengan baik.

BAGAIMANA MEMULAINYA?

Jadikan pembangunan pasar sebagai indikator keberhasilan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pasar itu menjadi alat ukur keberhasilan pejabat pemerintah sehingga pasar akan diperhatikan.

KONSEP PENGELOLAAN PASAR MENURUT APPSI?

Sekarang ini yang digunakan Kemendag adalah dari APPSI, buku tentang pembangunan dan pengelolaan pasar itu berasal dari APPSI. Tetapi, yang penting adalah pembangunan pasar itu harus sistematis dan terintegrasi serta dibarengi dengan profesionalisme pengelolanya. Sesuaikan dengan budaya dan kondisi daerah setempat. Diatur betul jalan masuk dan keluarnya agar tidak membawa dampak kemacetan atau banjir. Belum lagi masalah sewa dan kepemilikan kios di pasar. Ini penting diatur.

PASAR MENJADI INFRASTRUKTUR YANG MAMPU MENSTABILISASI HARGA. BAGAIMANA MENURUT ANDA?

Ini masalah hulu dan hilir. Misalnya bicara cabai. Tidak boleh dilepas ke pasar seperti sekarang. Sebab akan dikuasai pedagang besar. Petani tidak mendapatkan apa-apa saat kenaikan harga dan petani terpuruk jika panen. Saya berkeliling ke Sukabumi, Garut, dan lain-lain. Saat ini, petani hanya disuruh tanam. Bibit dan pupuk diberikan. Semua dibiayai pedagang besar. Jika panen, per kilo dihargai Rp 2.000. Padahal di pasar

sudah Rp 60 ribu. Artinya petani dikibuli lagi. Panen juga bisa diatur, ditunda, untuk mengosongkan barang di pasar, dan terjadilah kenaikan harga. Jika harga naik, mereka panen.

Itulah pentingnya sistem dan integrasi pembangunan pasar sehingga informasinya juga diketahui oleh pemerintah pusat. Pasar juga bisa dibangun sebagai warehouse.

KABARNYA ANDA KE WANTIMPRES MENGADUKAN MASALAH PERDA KEPEMILIKAN KIOS?

Ya, kami ke Watimpres untuk mengadukan masalah kepemilikan kios di pasar-pasar. Jika pasar tradisional yang dibangun APBN dan atau APBD, bolehlah pedagang mengikuti aturan main dengan sewa saja. Saat ini yang berjalan pasar ini dibangun secara swadaya. Dibangun developer dan pedagang membayar sangat mahal, 20 tahun sewanya dibayar di depan. Ini jauh lebih mahal dari mal dan kita hanya punya hak pakai saja bukan memiliki, dan membayar iuran tiap tahun. Kalau kebakaran, kita tak punya aset.

Ini harus dilindungi dengan UU Pokok Agraria. Kalau kita membeli, ada barang yang dibeli. Selama ini, pedagang pasar tak punya hak memiliki tapi hanya hak sewa saja. Perda DKI No 2 dan No 3 Tahun 2009 ini menzalimi pedagang pasar. Perda ini di-copy hampir oleh semua Pemda di Indonesia. Intinya pembayaran di muka yang sangat memberatkan.

BAGAIMANA TENTANG OP BERAS ?

OP sejak dulu dilakukan di depan pasar. Nanti kuli yang disuruh beli oleh pedagang. Yang untung pedagang lagi. Serahkan ke RT-RW. Langsung ke permukiman. (sudah mulai dilakukan ke permukiman di Rusun Penjaringan, red).

BAGAIMANA PERSIAPAN PEDAGANG TENTANG MEA?

Apa yang sudah dilakukan pemerintah kepada pedagang untuk menghadapi MEA? Menurut saya, pedagang tak disiapkan. Penyuluhan tak pernah disiapkan. Tak ada penyuluhan. Apa yang disiapkan saya juga tak tahu. Kalau memang sudah disiapkan,

dalam bentuk apa. Kita ini disuruh perang tapi tak pernah dilatih. Ini namanya kucing akan berhdapan dengan macan hahaha. Mirip cicak-buaya ya. Pertanyaanya di balik saja. Jika pejabat menyiapkan, seperti apa penyiapannya. Pasarnya saja masih carut-marut. Pedagang harus disiapkan. Pola pikir pola pengelolaanya juga diubah.

Saya berharap ada perlindungan kepada pedagang. Katanya kita ini menganut ekonomi kerakyatan, tetapi perdagangan seolah dilepas begitu saja dan menganut ekonomi pasar bebas. Selama ini ekonomi kerakyatan dan ekonomi pancasila seperti apa, sudah nggak terlihat. Alasannya ini sudah terbuka, perdagangan bebas, tapi ‘kan boleh ada perlindungan. Harus ada perlindungan pasar. Ada pembinaan. Pak Rachmat harus bekerja ekstra keras dan didukung oleh seluruh birokrasi di kementerian, pusat hingga daerah.

Page 45: Download Kemendag INTRA III

| 43

APA HARAPAN PAK NGADIRAN TERHADAP MENTERI BARU INI ?

Orang pintar itu banyak tapi yang cerdas sedikit. Cetak birunya sudah ada. Tapi kadang tak dijalankan. Sekarang ini mengaplikasikan cetak biru itu yang paling penting, membumikan program, bukan pencitraan. Misalnya, impor komoditas ini ‘kan besar, tugas Pak Rachmat ini mengendalikan impor. Itu sudah dilakukan. Nah, jika perdagangan sudah bebas, Pak Rachmat mesti melindungi dan memproteksi. Pasti ada caranya. Sebab, yang jelas, negara-negara di dunia ingin memasarkan produknya ke Indonesia.

Beri perlindungan kepada kami dan latihlah kami para pedagang ini menghadapi MEA. Bantu kami berantas rentenir. Di pasar akan sangat banyak rentenir. Kerja sama dengan koperasi. Ini jalan satu-satunya. Kalau koperasi

baik akan mampu menolong pedagang, supaya terbebas dari rentenir. Aplikasikan ekonomi kerakyatan. Mohon diubah Perda DKI yang menzalimi pedagang. Dan, ajak kami menjadi tim monitoring pembangunan pasar.

Tolong jangan diistimewakan minimarket dan bantu warung-warung kecil, dan pasar tradisional tetap dapat berjualan dengan baik. Minimarket itu silakan buka 24 jam tapi jangan di dekat warung, permukiman. Kalau dengan pasar tradisional, jangan dekat situ. Jangan berhadap-hadapan dengan pasar. Mungkin mereka ada izinnya, tapi mungkin juga bodong. Saat jadi Gubernur, saya pernah bicara dengan Pak Jokowi bicara tentang dampak minimarket dan mal ini. Kami tidak antiminimarket tetapi mohon diatur. Sebab, dampak pembangunan pasar modern, minimarket, mal ini juga membawa dampak kemacetan yang luar

biasa di ibu kota. Misalnya jangan membangun di pertigaan jalan atau diminta membuat akses ke lokasi mal agar tidak menciptakan kemacetan dan berdampak kemana-mana.

APA SATU KATA UNTUK PAK RACHMAT GOBEL?

Saya ini nggak bisa menilai. Saya nggak tega. Dia orang baik. Menurut yang saya tahu beliau orang baik, orang lurus, tapi ada banyak kepentingan yang membuat beliau jadi bimbang, mungkin. Bisa jadi dia akan membuat kebijakan tak lurus. Pak Rachmat akan banyak tekanan. Apa dia mampu. Itu masalahnya. Yang pro kontra akan banyak. Sebab, mereka yang sudah kaya masih tetap ingin tambah kaya raya. Yang neolib akan kembali, dan terus menekan. n

“BERI PERLINDUNGAN KEPADA KAMI DAN LATIHLAH KAMI PARA PEDAGANG INI MENGHADAPI MEA. BANTU KAMI BERANTAS RENTENIR. DI PASAR AKAN SANGAT BANYAK RENETENIR. KERJA SAMA DENGAN KOPERASI. INI JALAN SATU-SATUNYA.”

Fot

o: T

im H

umas

Page 46: Download Kemendag INTRA III

OPINI : DR. Hendri Saparini:

“Perlu Kebijakan Strategis dan Bangun Optimisme Bersama”

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

44 |

PERLU KEBIJAKAN STRATEGIS DAN BANGUN OPTIMISME BERSAMA

DR. Hendri Saparini | Direktur Eksekutif CORE Indonesia

à DR Hendri Saparini saat mengikuti diskusi ahli di Kementerian Perdagangan

“KITA AKAN BISA MENCAPAI PERTUMBUHAN EKSPOR YANG TINGGI KARENA POTENSI KITA SANGAT BESAR, TETAPI HARUS

ADA CATATAN TADI SINERGI KEBIJAKAN DAN ADA KESUNGGUHAN DI DALAM RPJMN KITA.”

Fot

o: T

im H

umas

Page 47: Download Kemendag INTRA III

| 45

Sosok perempuan muda ini pernah dinobatkan sebagai “100

Perempuan Paling Berpengaruh di Indonesia” versi Majalah Globe. Pengalaman dan prestasi DR. Hendri Saparini di bidang ekonomi memang tak diragukan lagi. Dialah pendiri dan Direktur Eksekutif CORE Indonesia. Organisasi think tank independen di bidang ekonomi dan pembangunan yang cukup berpengaruh. Perempuan yang lahir di Karanganyar, Jawa Tengah tahun 1964 ini dikenal sebagai peneliti dan konsultan di berbagai lembaga internasional, salah satunya sebagai Managing Director ECONIT Advisory Group. Keberpihakannya pada rakyat miskin, penciptaan lapangan kerja, kepentingan publik serta pengurangan kesenjangan menjadikan sosoknya sangat disegani.

Menyabet gelar sarjana ekonomi di Universitas Gadjah Mada, Manajemen Kebijakan Internasional dari Graduate School of International Political Economy, University of Tsukuba, Japan. 1999. Selanjutnya, Hendri menyelesaikan gelar doctor di bidang Ekonomi Politik Internasional dari The University of Tsukuba, Japan. 2004. Saat ini, Hendri dipercaya sebagai Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia Tbk. Perempuan berhijab ini juga dipercaya sebagai anggota Tim Sosialisasi APBD prorakyat bersama KPK dan BPKP, anggota Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah – OJK, pengajar dan narasumber ahli pada diskusi dan raker di Lemhanas, BAIS, Wantannas, Wantimpres, BIN, Bareskrim POLRI, Kemenko Perekonomian, Bappenas, Pusdiklat Kemenlu, Kemen UMKM, serta Staf ahli/narasumber dalam Rapat Dengar Pendapat Umum di DPR dan DPD untuk RUU Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, RUU APBN dan kebijakan publik bidang ekonomi lainnya.

Oleh Megawati Soekarnoutri, Hendri Saparini pernah dinobatkan sebagai “Ekonom Muda Indonesia 2009” dari Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-Perjuangan. Hendri Saparini juga dinobatkan sebagai One of Most Wanted Leaders oleh Q-TV, yang juga diterbitkan dalam bentuk buku “Most Wanted Leaders, Sosok dan Pemikiran untuk Indonesia” karya Freddy Ndolu,

2008. Oleh Partai Keadilan Sejahtera, Hendri Saparini dianugerahi penghargaan sebagai “100 Pemimpin Muda Indonesia” tahun 2008.

Salah satu amanat Nawacita yang tertuang dalam RPJMN di bidang perdagangan adalah meningkatkan ekspor nasional. Dalam 100 hari kinerjanya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menargetkan ekspor sebesar 300%. Target ekspor nonmigas pada 2019 diharapkan mencapai US$ 458,8 miliar. Berikut paparan Hendri Saparini dalam diskusi ahli yang juga dihadiri wartawan INTRA Insight dan ditulis kembali oleh Heru Bahtiar Arifin dalam bentuk pertanyaan.

PERTUMBUHAN EKSPOR KITA MELEMAH. BAGAIMANA KITA BISA MENDORONG PERTUMBUHAN EKSPOR HINGGA 300%. BAGAIMANA KITA MENGAKSELERASI ESKPOR INDONESIA?

Kalau kita bicara tentang ekspor-impor, kita berbicara tentang perdagangan internasional. Sebenarnya perdagangan internasional dan investasi itu adalah indikator apakah kita berdaya saing atau tidak. Artinya kalau sekarang kita mau mengakselerasi ekspor kita, mau mengakselerasi perdagangan internasional kita, seberapa kompetitif produk-produk kita. Jadi selama kita ini tidak bisa kompetitif ya nggak akan bisa. Beberapa negara misalnya kita contohkan seperti di Malaysia, mereka share dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonominya atau GDP-nya mereka sangat tinggi, karena memang mereka sangat kompetitif. Kemudian juga dengan negara-negara lain termasuk juga di dalam investasi. Artinya, catatan yang pertama adalah kalau kita ingin mengakselerasi ekspor kita adalah kita harus mendorong daya saing dari produk-produk kita.

BAGAIMANA MENDORONG DAYA SAING PRODUK KITA?

Untuk mendorong ekspor tentu kita memerlukan investasi dan daya saing investasi juga menjadi salah satu tolak ukur dari daya saing ekonomi kita. Kalau kita perhatikan, kalau dikatakan Indonesia itu share untuk ekspor primary product itu sangat tinggi 63-67%, tetapi kalau kita lihat by country itu ‘kan berbeda. Kita

melihat grafik (eskpor) sebenarnya setiap negara memiliki struktur ekspor yakni tujuan ekspor yang berbeda.

APAKAH KITA MAMPU MEMBUAT MATRIKS STRATEGI YANG MEMBEDAKAN SATU NEGARA DENGAN NEGARA LAIN, KARENA STRATEGINYA AKAN BERBEDA-BEDA?

Jika kita berbicara tentang (tujuan ekspor ke) AS, maka share ekspor kita adalah manufaktur. Tapi kalau kita bicara tentang Tiongkok, maka ekspor kita terutama adalah primary product. Nah, mustinya harus hari ini kita akan diskusikan strategi apa yang membedakan antar negara tadi karena matriks itu tidak hanya by country, tidak hanya juga by country by product, tetapi juga by country by product by strategy.

Untuk memasarkan TPT untuk satu negara pun tergantung pada segmen pasar yang berbeda-beda, menurut saya begitu. Ya sehingga kalau kita mengatakan Indonesia itu adalah sebagai sentra untuk busana muslim, tentu saja memasarkan baju muslim di Timur Tengah, dengan memasarkan baju muslim di Timur Tengah pun segmen pasarnya berbeda, approach-nya juga pasti akan berbeda.

TENTANG STRATEGI, APAKAH KITA MENGIKUTI PADA PERMINTAAN PASAR ATAU JUGA MENGIKUTI KEPADA PRODUK YANG KITA MILIKI?

Melihat struktur ekspor kita dari tahun ke tahun sudah mengalami pergeseran. Tahun 90-an mungkin share kita yang utama adalah manufaktur hampir 65%, tapi sekarang berbalik, hampir 65% adalah primary product, nah jadi karena kita hanya follow market saja. Kita ada kebijakan-kebijakan baru: batubara atau mineral tidak boleh diekspor, ini yang sekarang menjadi tarik-ulur. Sebenarnya kita mau mengekspor agar kinerja ekspor kita tinggi, maka perbolehkanlah Freeport itu diperpanjang untuk dia bisa ekspor, atau kita punya strategi baru untuk ekspor, yang itu akan berimplikasi kepada makro ekonomi. Nah, ini sebenarnya kita tidak bisa terpisah, karena kita sudah terlanjur ada pergeseran dari tahun 90-an sampai sekarang yang sangat mendasarkan kepada komoditas primer karena kita lalai untuk melakukan berbagai strategi. Nanti kita akan lihat lagi satu per satu.

Page 48: Download Kemendag INTRA III

OPINI : DR. Hendri Saparini:

“Perlu Kebijakan, Strategi dan Bangun Optimisme Bersama”

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

46 |

JADI PRIORITAS KITA AKAN DITEMPATKAN DI MANA?

Kita melihat sekarang ekspor karet kita luar biasa, pertanyaanya apakah betul karet akan jadi prioritas? Kemudian akan kita apakan? Kalau kita melihat seperti ini mendasarkan kepada dukungan industri, tadi mendasarkan kepada pasar, sekarang mendasarkan kepada komposisi output yang diekspor dan kemudian komposisi bahan baku impor.

Jadi yang akan kita ekspor adalah komoditas-komoditas yang komposisi output itu besar ataukah yang local content-nya tinggi, dan sebagainya. Nah, jadi kalau begitu, kita akan menentukan posisi kita, kira-kira begitu. Itu hanya untuk 1 misalnya untuk karet, tetapi ini saya rasa tidak cukup kalau kita akan mengakselerasi. Sebenarnya kalau kita akan mengakselerasi pertumbuhan ekspor kita, kalau kita bicara ekspor perdagangan, itu kan hanya muara. Kita bisa mendorong mebel, masa kita kalah dengan Vietnam, tetapi kemudian bagaimana kebijakan dari kayu, bagaimana kebijakan untuk ongkos produksi biar lebih rendah.

JADI, KITA MEMERLUKAN STRATEGI YANG TERINTEGRASI?

Iya. Jika kita tidak memiliki strategi yang terintegrasi tadi, menurut saya, sangat sulit. Kita akan sangat sulit mengatakan bahwa pertumbuhan 30% itu terlalu optimis. Tidak terlalu optimis, maksudnya sekali layar terkembang, mari kita cari apa yang bisa kita dorong, tetapi ada konsekuensinya. Ya nanti akan kita lihat satu-persatu bagaimana kemudian dukungan fiskalnya, bagaimana kemudian dukungan infrastrukturnya, tenaga kerja, dan sebagainya.

JADI KITA AKAN MENDORONG EKSPOR YANG MANA. APAKAH YANG PADAT MODAL, APAKAH YANG PADAT TENAGA KERJA?

Kita mesti harus menentukannya. Gambarannya begini, ekspor kita sangat tergantung kepada strategi investasi yang akan dipilih oleh Indonesia. Apakah Indonesia itu akan mengadopsi industrialisasi untuk sektor hilir atau sektor

hulu. Kalau kita hanya akan menciptakan lapangan kerja dengan mendatangkan relokasi industri-industri padat karya yang ada di RTT, sekarang industri-industri yang padat karya di Korea sudah datang ke Indonesia. Sekarang kalau dari RTT juga akan dipindahkan, berarti nanti kemudian strategi ekspor kita nanti juga akan ditentukan oleh kebijakan investasi itu.

Nah, pertanyaannya di dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) lima tahun ini yang mana sih yang akan kita pilih? Karena tidak bisa kemudian kementerian ini menentukan saya akan mengekspor ini. Bagaimana RPJMN mengarahkan Kementerian Perdagangan itu untuk mendorong ekspor kita, karena ekspor kita tidak hanya tergantung pada bagaimana kemudian pemasarannya. Atase perdagangan diminta untuk berdagang. Kita buka juga kemudian kantor-kantor untuk pemasaran dan sebagainya, menurut saya tidak cukup. Karena mereka hanya memasarkan produk-produk yang sudah menjadi prioritas dari yang sudah ditentukan dari RPJMN, tapi tidak bisa kemudian asal memasarkan produk karena itu tidak akan efektif.

Nah, ini jadi pilihan-pilihan kita bahwa yang pertama adalah kalau kita akan mendorong ekspor kita, mari kita review lagi sebelum 5 tahun ini apa betul akan mendorong kepada pertumbuhan 300% atau tidak. Jangan-jangan malah tidak, karena untuk mendorong itu tadi

kan katanya tergantung fiskalnya, infrastrukturnya, kalau itu tidak dialokasikan di dalam RPJMN tidak akan dialokasikan di dalam APBN dan kemudian ini bisa justru malah saling meniadakan, kontra produktif antara yang satu dengan yang lain, misalnya kebijakan untuk ekspor-impor pangan strategis.

Begitu juga untuk industri manufaktur, jadi mana yang kita ekspor mana yang kita impor sebenarnya kita mau mengarah kepada industri apa sih, primer, sekunder, tersier, berapa lama kita akan membangun fokus kepada tersier? Berapa lama kita masuk ke primer atau dan sebagainya. Ini harus ada di RPJMN, kalau tidak bagaimana kemudian Kementerian yang lain akan mendukung ini. Yang lain termasuk juga tadi yang menjadi pertimbangan-pertimbangan kita misalnya produk TPT tadi apakah masih mau dijadikan produk prioritas atau tidak, pertimbangannya apa, ini harus clear karena dianggap bahwa ini adalah sektor yang masih menjanjikan, maka apapun akan didukung untuk melakukan dukungan kepada kebijakan tadi. Tapi kalau tidak, ya sudah seperti sekarang mungkin perbankan juga enggan memberikan kredit untuk TPT, dianggap sudah declining, benar tidak declining, yang kerja di sana banyak sekali. Ini harus ditetapkan di mana, sehingga kita tahu apakah ini akan menjadi kebijakan prioritas ekspor atau tidak.

à DR Hendri Saparini saat mengikuti diskusi ahli di Kementerian Perdagangan

Fot

o: T

im H

umas

Page 49: Download Kemendag INTRA III

| 47

Nawacita akan masuk di situ sehingga pada saat 2019 value ekspornya sekian. Kalau memang dalam Nawacita tadi, RPJMN tadi prioritasnya adalah maritim, infrastruktur, pangan dan energi, bagaimana strategi energi pangan dan infrastruktur dalam RPJMN.

Kalau sekarang ini Pemerintah mengatakan sinergi BUMN. Sinergi BUMN seperti apa yang kita harapkan untuk mendukung ekspor, standardisasi. Kita punya BUMN standardisasi banyak, ada Sucofindo, ada Surveyor Indonesia (SI), sekarang Sucofindo sudah mau banyak asing Malaysia yang ingin membeli sahamnya, karena ekspor mereka ke Indonesia akan sangat banyak daripada mereka melakukan standardisasi di sana, standardisasi aja di Indonesia. Pertanyaannya, Pemerintah Indonesia memutuskan apa terhadap standardisasi? Kita masih punya SI itu BUMN yang dibangun dengan dana yang cukup besar, sudah memiliki infrastruktur di 34 provinsi, mau kita lepas atau ini kita jadikan barisan untuk mensinergikan mendukung daya saing? Tentang liberalisasi perdagangan, dan sebagainya. Belum lagi kita bicara tentang ketersediaan data.

Nah, kita kalau baru mau bicara MEA, kita ini ‘kan defisit. Kalau kita bicara untuk jasa, kita konsisten defisit. Nah, apa yang dilakukan Thailand adalah mereka mendorong industri kemudian menciptakan defisit perdagangan barang, tetapi tidak ada strategi untuk menutup defisit jasa lewat pariwisata. Pertanyannya, di dalam RPJMN kita mau memasuki MEA 2016 pasti defisit neraca perdagangan akan semakin lebar, bagaimana nanti cara kita menutup. Ini gimana menekan nilai tukar rupiah, nah ‘kan, karena kita tidak punya strategi itu. Itu kan harus ada di dalam pertanyaan, ini ekspor impor. Nah kalau begitu, kita memang harus memiliki strategi tadi bahwa China 95% ekspor mereka adalah manufaktur tentu bukan karena swasta berjalan sendiri, tetapi ada dukungan tadi. Dukungan berbagai cost sehingga mereka bisa kompetitif. Nah, kita akan

ada pertanyaan lagi misalnya untuk energi. Di Indonesia kalau gak salah ya, akan diputuskan BBM harganya akan diubah setiap 2 minggu. Itu positif terhadap daya saing ekspor kita atau negatif terhadap daya saing ekspor kita? Itu kan harus masuk di dalam matriks tadi, sehingga seharusnya tidak ada kebijakan yang kontra produktif terhadap upaya mendorong 300% ekspor manufaktur tadi.

JADI, TARGET 300% ITU BISA KITA CAPAI?

Kita akan bisa mencapai pertumbuhan ekspor yang tinggi karena potensi kita sangat besar, tetapi harus ada catatan tadi sinergi kebijakan dan ada kesungguhan di dalam RPJMN kita.

Saya tetap yakin bahwa kita bisa mendorong ekspor kita jauh lebih tinggi. Tapi kita harus betul-betul membuat peta dan strategi secara detail. Bagaimana cara kita menggenjot ekspor itu. Kita mungkin belum berdebat apakah 200%, 250%, 275% atau 290%. Tetapi saya yakin bahwa ini akan ada peningkatan ekspor yang cukup besar. Kedua, kita cara berpikir, kita berdasarkan existing, berarti strategi kita ya seperti sekarang. Atau kita memang melakukan perubahan.

Jadi kalau kita hanya menggunakan, kita bisa gunakan data-data tadi. Tren kita turun, kita… Ini adalah kondisi kemampuan kita atau sebenarnya potensi kita di atas itu? Tinggal bagaimana cara kita berpikir.

Kita dulu memberikan kesempatan kepada Batam, itu kan menjadi hub untuk reekspor, harus menjadi area untuk industri. Apa yang terjadi sekarang? Sekarang yang tumbuh hanya yang untuk perdagangan. Ini berarti yang salah adalah karena kita membiarkan. Kemudian kita melakukan prediksi berdasarkan existing. Menurut saya itu pilihan. Kalau kita ingin mengembalikan, maka harus ada terobosan-terobosan.

Menurut saya, ini ada 2 level. Level pertama, kita harus jelas visi dan strategi dari industrial policy and strategy. Karena perdagangan tadi adalah muara. Jadi kalau ada task force pada level kementerian, tapi ada level yang lebih tinggi untuk visi kita

mau ke mana. Baru kemudian ini akan bisa berjalan. Pertanyaannya misalnya, untuk industri otomotif. Sekarang ekspornya sudah sangat tinggi. Sekarang akan kita jadikan itu sebagai andalan ekspor kita atau tidak. Orientasi ekspor atau pasar dalam negeri. Bagaimana strategi yang akan kita pilih. Nah itu ada pada level yang di atas. Termasuk tadi itu CPO. Nggak mungkin kita tinggalkan CPO. Negara lain saja investasi di kita untuk CPO. Tapi kita nilai tambah CPO itu yang belum. Ini yang harus disepakati di atas baru kemudian kita buat tim untuk implementasi. Jadi kita bagi.

APAKAH KEMUDIAN KITA ADA STRATEGI IMPORT SUBSTITUTION?

Yang satu sisi adalah export-led growth. Keduanya harus dilakukan. Saya berdebat di berbagai conference karena ini. Indonesia tidak bisa hanya export-oriented strategy, harus keduanya. Karena apa? Tadi kan kita sudah… prosentase yang kita ekspor kan bahan mentah. Kalau kita cuma export orientation ya yang kita ekspor cuma yang mentah-mentah. Tapi kita harus keduanya kerjain itu ada pada level atas. Nah ini yang kemudian kita terjemahkan ke bawah.

Jadi, kita sepakat di bawah itu kita harus punya optimisme. Kalau dulu, kita bisa melakukan ekspor manufaktur share-nya lebih tinggi, sekarang India ini juga 60% kalau enggak keliru ekspor masih manufaktur, masa kita enggak bisa membalikkan. Mungkin saya bisa dikoreksi.

Menurut saya, mari kita ubah bahwa existing condition ini jangan dijadikan patokan bahwa di industrialisasi itu sudah terjadi sejak 2005. Tapi karena kesalahan kita, bukan karena itu trennya. Kita harus balikkan lagi tren itu. Tapi kemudian PR kita menjadi cukup banyak. Optimisme itu yang harus kita bangun. Mumpung ini baru tahun pertama. Karena jangan sampai nanti 5 tahun, kita memilih arah yang salah. Saya rasa saya ingin membangun optimisme bersama. Saya rasa target ekspor tadi, kita tidak bicara angka. Tapi sebetulnya angka itu bisa kita lakukan dengan dukungan kebijakan dan strategi tadi. (HER/TIM)

Page 50: Download Kemendag INTRA III

: Raja Sapta Oktohari “Mengelola Perdagangan dari Mindset Perindustrian”

REFLEKSI 100 HARI : Rachmat Gobel:

Bekerja Mewujudkan Visi Presiden Melalui Nawacita

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

48 |

BEKERJA MEWUJUDKAN VISI PRESIDEN MELALUI NAWACITA

Rachmat Gobel | Menteri Perdagangan

“SUPAYA BISA CAPAI 300 PERSEN HARUSNYA BAGAIMANA? KITA MAU FIGHT, MAU BERTARUNG DAN HARUS BERTARUNG. KARENA KALAU NGGAK, KALAU KITA NGGAK PUNYA SEMANGAT BERTARUNG, WAH INI KALAH KITA. SUDAH PASTI KALAH. HANYA ADA SATU YANG MENANG. KITA MAU ATAU

TIDAK. KITA PUNYA OPTIMIS ATAU TIDAK. DAN HARUS OPTIMIS.”

à Mendag Rachmat Gobel saat membangun kerjasama perdagangan dengan Jepang

Fot

o: T

im H

umas

Page 51: Download Kemendag INTRA III

| 49

MESKi DiNOBATKAN SEBAGAi 5 BESAR OLEH LEMBAGA KLiMATOLOGi POLiTiK DAN 10 BESAR OLEH LEMBAGA SURVEi iNDONESiA TAK MENJADiKAN

MENTERi PERDAGANGAN RACHMAT GOBEL BERHENTi BEKERJA. CAPAiAN SELAMA 100 HARi JUSTRU MEMBUATNYA TERUS MENiNGKATKAN KUALiTAS.

MENDAG RACHMAT GOBEL BAHKAN TETAP MERASA APA YANG DiLAKUKANNYA PERLU DiSEMPURNAKAN, DiUJi BAHKAN MiNTA DiKRiTiSi. MENDAG MEMiNTA

DiGELAR DiSKUSi PAKAR UNTUK MEMPERKUAT PONDASi DAN ARAH KEBiJAKAN PERDAGANGAN. BERiKUT iNi REFLEKSi MENDAG RACHMAT GOBEL DALAM

DiSKUSi PAKAR TERSEBUT, YANG DiKEMAS DALAM GAYA BERTUTUR.

Saya ingin berikan gambaran tentang ASEAN. Bagaimana (kerja sama) ASEAN dengan Indonesia. Kalau lihat tahun lalu, Indonesia itu praktis dengan negara ASEAN, hampir semuanya defisit, hanya Filipina yang kita positif, yang surplus. Mungkin kalau di tahun sebelumnya juga demikian posisi kita, kita ini masih defisit. Pertanyaannya adalah bagaimana kita memasuki MEA? Belum lagi ASEAN plus RRT, dll. Apakah Indonesia bisa siap menghadapi hal itu? Apakah ini bisa melemahkan posisi Indonesia, baik dalam hal industri dan perdagangannya. Apakah kita bisa memanfaatkan (kerjasama) ini untuk membangun nilai tambah di Indonesia. Mudah-mudahan saya salah, sebaliknya kalau kita tidak atur sedemikian rupa, malah melemahkan posisi industri kecil kita dan industri kecil kita juga akan lemah. Kita baru saja sedang membangun kedaulatan pangan nasional.

Masih ada sisa 8 bulan lagi (memasuki MEA). Bagaimana kita bisa mempersiapkan (diri) posisi Indonesia (dalam) memasuki MEA. Itu baru satu, MEA. Belum lagi kalau kita tidak bisa memposisikan mana yang baik buat Indonesia, kita akan memasuki World Trade Organization (WTO), maupun kerjasama-kerjasama yang tidak bisa kita hindari. Baik itu dengan European Union (EU) maupun dengan negara-negara lain, melalui kerangka Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Bagaimana posisi kita yang sebenarnya. Indonesia sebagai pasar yang besar, tetapi tidak hanya dilihat sebagai pasarnya. Perdagangan bebas, kemitraan yang kita lakukan, jangan juga melemahkan posisi industri nasional kita. Justru seharusnya memperkuat. Kita harus membuat nilai tambah bagi Indonesia, industri kita dan bagi masayakat kita. Kalau itu kita lakukan, tentu saya pikir ini akan sangat tidak baik

ke depan dan ini salah satu yang pertama menurut saya. Tetapi sebaliknya, jika ini kita lewat, pandangan saya mungkin yang lain sudah lepas kita. Sebab, dalam ASEAN itu ada ASEAN plus RRT, ASEAN Korea, ASEAN Jepang, ASEAN Amerika, dan lain sebagainya. Jadi ini menurut saya sangat penting untuk kita bahas bersama-sama.

Sejak tahun lalu saat saya dipercayakan menjadi Menteri Perdagangan, yang saya lakukan pertama adalah bagaimana mendorong industri-industri nasional--- yang selama ini telah memberikan kontribusi—untuk diamankan. Misalnya industri mebel dan handycraft. Industri mebel dan handycraft kita masih USD 1,8 miliar sementara Vietnam itu USD 5,1 miliar. Mengapa mereka bisa? Mengapa kita tidak bisa? Kalau dibilang cost kita tinggi, kita mesti evaluasi biaya-biaya yang diciptakan sehingga biaya ekspor kita menjadi tinggi. Kita lihat di situ saja sehingga kita tidak perlu lagi insentif nanti. Insentifnya hapus saja nanti semua dalam peraturan-peraturan yang ada. Belum lagi karena mebel kita menyangkut hutan, ada persyaratan-persyaratan baru, seperti Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Ini menyangkut industri kecil menengah. Karena itu, kita membuat deklarasi ekspor untuk mempermudah persyaratan SVLK.

Kita juga sudah membuat L/C yang akan ditetapkan per 1 April untuk produk-produk migas, mineral, batu bara, dan juga CPO. Sekarang Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen aktif turun ke pasar membersihkan, melihat apakah barang-barang ini memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)atau tidak. Ini harus dilakukan karena Kementerian Perdagangan mempunyai kewajiban untuk melindungi pasar

Saya melihat banyak orang yang bertanya tentang MEA kepada saya,

bagaimana kesiapan kita menghadapi MEA. Saya kira bicara soal MEA ini dulu yang saya kenal dengan AFTA–ASEAN Free Trade itu sudah ada. Kita selalu berbicara bagaimana kesiapan kita tidak kita selalu habis itu diskusi. Saya juga beberapa kali ikut diskusi, kurang melihat bagaimana implementasinya, pada kesiapan-kesiapan kita.

Apakah daerah juga sudah siap? Apakah daerah memahami MEA ? Bagaimana juga para pengusahanya. Banyak sekali yang menurut saya belum mempunyai pemikiran yang sama, kalaupun semua berbicara mengenai itu. Kita lihat saja bagaimana realitanya.

Bagaimana posisi pasar Indonesia. Indonesia ini memang hanya dijadikan pasar, menurut saya. Karena apa, kenapa kita tidak bisa mengelola secara baik, pasar kita ini, yang merupakan salah satu modal yang penting, merupakan salah satu insentif, bagi para pengusaha untuk melakukan investasi di Indonesia. Kenapa? Karena kembali lagi, yang akan gampang saja. Pakaian bekas saja sudah mematikan industri kecil. Pakaian bekas ilegal, itu sudah bisa mematikan industri kecil garmen kita.

Belum lagi produk-produk ilegal lainnya yang belum bisa kita selesaikan. Belum lagi produk ilegal kita juga yang bisa memberikan dampak negatif kepada masalah Indonesia. Baik itu masalah lingkungan dan lain sebagainya. Jadi banyak sekali yang harus kita diskusikan bersama. Di sinilah saya sangat berharap ada masukan, suatu gambaran bagaimana saya bersama tim perundingan bisa lebih membantu dalam mempersiapkan dan memasuki MEA.

Page 52: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI 100 HARI : Rachmat Gobel:

Bekerja Mewujudkan Visi Presiden Melalui Nawacita

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

50 |

Indonesia, melindungi konsumennya dari segi keselamatan, keamanan, dan kesehatannya. Saya kira, semua negara melakukan hal itu. Dia wajib melindungi konsumennya, masyarakatnya. Dari tiga itu sendiri dan Indonesia wajib melaksanakan itu.

Saat ini, sebagai contoh, pakaian bekas saja itu kan tidak ada SNI nya, mematikan, belum lagi produk-produk elektronika yang KW-KW ini kan banyak sekali. Kalau kita tidak amankan dengan SNI, yang harus kita terapkan, saya kira investasi yang masuk ke Indonesia ini tidak akan menarik. Karena dia harus bertarung di pasar dengan harga yang sudah tidak mungkin, yang kualitasnya yang rendah. Bagaimana perusahaan mau berinvestasi sementara harus bertarung dengan barang-barang yang ini. Ini lah salah satu kenapa defisit-defisit kita dengan RRT itu melambung karena memang tidak ada ini nya.. Belum lagi kemarin mainan anak-anak yang standarnya rendah yang juga mengganggu konsumen Indonesia. Industri mainan Indonesia yang dulunya besar mulai mengurangi kegiatannya, lebih baik mereka impor daripada mereka tetap berproduksi.

Di sini memang perlu ada harmonisasi tarif dan juga harmonisasi regulasi yang harus dilakukan antar-Kementerian. Misalnya kalau kita buat dalam negeri, kita kena biaya macam-macam daripada kena bea impor, lebih baik, lebih murah daripada membuat di dalam negeri. Ini yang harus kita ubah.

BENAHI JALUR DISTRIBUSI

Sekarang ini kami sedang membenahi jalur distribusi termasuk untuk kebutuhan bahan pokok yang sedang kami siapkan bersama Bulog. Untuk apa, supaya kami bisa menurunkan biaya, harga jual. Jadi ini memang banyak sekali yang harus diselesaikan untuk mempersiapkan diri. Kalau kita tidak mempersiapkan, saya kira ini akan dimanfaatkan oleh orang, oleh para pedagang. Pasti Indonesia ini paling besar pasarnya. Tidak mungkin tidak. Saya khawatir jika kita tidak memikirkan segala sesuatu, bisa jadi, kita punya defisit dengan negara ASEAN akan meningkat

2 kali lipat. Kita harus memikirkannya mulai sekarang, karena pasti semua tarif-tarif itu sudah nol. Jadi di mana posisi Indonesia sekarang.

Apa yang bisa kita andalkan untuk menjaga posisi pasar kita. Saya yakin kalau kita bisa benahi dan kita atur semua itu dengan baik, menurut saya tidak perlu lagi, insentif-insentif lainnya. Ini saja kita rapikan, kita jaga pasar. Pasar ini yang paling nomor 1. Orang itu mau masuk ke Indonesia, dia lihat pasar kita besar, masih ada sumber daya alam dan lain sebagainya. Itu menurut saya, asing melihat kita seperti itu. Kalau kita tidak benahi ini, kita hanya akan menjadi pasar saja, dan tidak menjadi nilai tambah. Kami juga berupaya memperbaiki harga dari hasil perkebunan, baik itu karet dan lain sebagainya, dan juga tadi pengamanan pasar.

BANYAK HAL HARUS DIEVALUASI

Kami jelaskan, kenaikan ekspor 300% ini selalu dibilang, ini ambisius. Saya pikir jangan dilihat angka 300% nya, tetapi amount-nya, semestinya amount-nya pada tahun 2019 USD 458 miliar dari yang sekarang USD 176 miliar. Sebetulnya kita harus melihat angkanya itu, mengapa (ekspor saat ini) angkanya masih seperti ini terus. Padahal, negara lain sudah lebih tinggi dari kita. Jadi memang banyak hal yang harus kita lihat dan evaluasi. Bahkan saya minta untuk naikkan ekspor 300%. Saya sudah memanggil semua Atase Perdagangan dan Kepala Perwakilan ITPC saya untuk duduk kumpul membahas bagaimana untuk meningkatkan ekspor 300% dan mereka saya tugaskan untuk membedah pasarnya dan membedah produk apa yang harus dinaikkan, dan apa hambatan-hambatannya, serta apa yang harus kita lakukan.

Disamping itu, Kemendag sedang memikirkan bagaimana memberdayakan dan memaksimalkan peran Sarinah dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai trading house. Tidak itu saja, ada fasilitas di Slipi yang Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) itu akan kita jadikan sebagai regional design center, jadi akan saya undang para desainer yang baik supaya dia bisa berkomunikasi dengan para asosiasi untuk men-develop produk-produk yang sesuai dengan pasarnya di sana untuk meningkatkan ekspor. Banyak hal, yang sedang kami lakukan di lingkungan

Kemendag ini untuk meningkatkan ekspor dan juga pengamanan pasar. Kalau kita bisa amankan pasar, ekspor pasti akan naik. Karena investasi pasti akan meningkat di Indonesia. Mereka tahu di Indonesia, pasar ini juga merupakan bagian dari pengamanan pasar Indonesia, bukan hanya hukum tapi ini juga menjadi fokusnya.

Waktu kita tinggal 8 bulan lagi. Kita bicara agak serem-serem juga nggak apa-apa, karena kalau baik-baik saja, selesai cerita itu kan. Kalau kita bicara yang menakutkan, bukan berarti membuat kita jadi pesimis, justru membangun optimisme. Yang real ini apa yang mesti kita buka. Jika saya melakukan perundingan saya harus begini, saya harus begitu. Kita buka-bukaan semua, jadi kita bahaya ini. Pasar itu adalah modal kita, makanya

Page 53: Download Kemendag INTRA III

| 51

saya agak sedikit menghambat ekspor-impor itu bukan apa-apa. Ada beberapa yang dicabut izinnya, otomatis karena dia tidak lapor, karena kita juga ingin mengontrol impornya, apa yang diimpor, bagaimana dia impor, jangan mereka menyalahgunakan izin yang kami berikan. Yang itu saja cukup besar pekerjaannya.

INDONESIA LEBIH BESAR DARI ASEAN

Saya ini sebetulnya waktu masih Kadin, lihat setiap capaian yang dicapai oleh Kementerian Perdagangan, itu bisa mencapai 100% tetapi angka yang dibuat itu rendah menurt saya. Targetnya itu rendah. Sehingga kalau mencapai 100% seolah-olah itu prestasi. Menurut saya itu tidak. Kita tidak pernah mengoreksi itu sebenarnya. Jadi kita semua, “Ooh ini semua sudah

berhasil”. Itu satu. Ketika saya menjadi Menteri Perdagangan, saya melihat peta perdagangan ASEAN seperti Singapura dan lain sebagainya, dan Indonesia ternyata mengalami defisit yang cukup besar. Menurut saya mestinya Indonesia lebih besar daripada negara ASEAN. Contoh, Malaysia saja sudah diperlihatkan beberapa tahun sebelumnya, kita surplus kok kenapa sekarang menjadi defisit.

Saya ingin menceritakan satu tentang kenapa Thailand juga bisa membangun industrinya dan bisa meningkatkan ekspornya mereka. Saya mengambil contoh tentang otomotif. Ketika industri otomotif Amerika yang saya tahu pada waktu itu mengalami kesulitan, sudah mulai menandakan kesulitan, Thailand dengan begitu cepat mengatakan ingin menjadi Detroit-nya Asia. Jelas, clear visinya. Sehingga semua kebijakan pemerintah pada waktu itu di Thailand, baik itu elektronika,

semua mengarah kepada terwujudnya Detroit-nya Asia. Alhasil, industri otomotif di Thailand lebih kuat dari Indonesia. Kenapa? Karena industri komponennya cukup besar. Kita besar hampir sudah mendekati penjualan. Tetapi industri komponennya tidak sekuat yang ada di Thailand. Itu menyangkut visi.

Kenapa? Karena Indonesia selalu mengandalkan pasar domestik. Jadi tidak ada visi ke depan kita mau seperti apa. Jadi industri ini, kita pasar Indonesia besar, jumlah penduduk, itu yang selalu kita tawarkan, kalau kepada ini selalu cerita ini potensi, potensi semua. Nah, ini ada sesuatu yang menurut saya ada salah yang mesti kita sempurnakan, mesti kita perbaiki.

Yang kedua pada sektor pangan. Pangan itu merupakan bagian daripada ketahanan. Ketahanan pangan itu merupakan bagian dari ketahanan nasionalnya. Food security sama dengan national security, sehingga jelas arah industri pertanian itu tidak hanya sekedar menanam, menghasilkan untuk bisa ini, tapi dengan dukungan teknologi yang dibangun, on-farm maupun off-farm, sehingga menjadikan negara itu mempunyai produktivitas yang tinggi.

Saya datang ke pabrik gula di Thailand. Saya melihat bagaimana mereka membangun pabrik gula yang terintegrasi, dari mulai perkebunannya sampai kepada industri raw sugar, gula rafinasi, sampai etanolnya dia buat. Saya datang, mampir di satu pompa bensin. Ada satu lokasi produk-produk hasil perkebunan setelah added value yang dibangun dari hasil buminya yang buat domestik bahkan itu juga diekspor.

Nah, itu yang saya lihat, satu negara saja yang saya ambil, yaitu Thailand. Jadi saya langsung menganalisis bagaimana dengan Indonesia, kekuatan yang kita miliki, tanah, pertanian, dan semuanya. Yang saya kira dengan kebijakan melalui visi Presiden dengan adanya kedaulatan pangan, penjabaran dari Nawacita, saya kira ini memang mutlak memang harus dijalani. Karena kalau kita kaitkan apalagi dengan food security sama dengan national security.

Begitu juga pada sektor industri. Saya beberapa waktu lalu ke Toyota. Saya datang berbicara dengan Pak Akio, President Director Toyota Coorporation. Mereka bilang Indonesia waktunya untuk menjadi industri otomotif dan bisa menyaingi Thailand. Jadi

à Salah satu stand pameran Kemendag

Fot

o: T

im H

umas

Page 54: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI 100 HARI : Rachmat Gobel:

Bekerja Mewujudkan Visi Presiden Melalui Nawacita

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

52 |

industri komponen mereka yang tier satu sekarang Indonesia sudah mulai. Tier dua dan tier tiga kita yang lemah, masih kurang dibandingkan dengan Thailand. Toyota mengumumkan akan tetap meningkatkan investasinya di Indonesia. (tambahan investasi itu) Bukan karena visi kita akan menjadi Detroit Asia, tetapi karena kekuatan pasar domestik. Kekuatan pasar domestik itulah yang membuat mereka mau ke Indonesia. Itulah yang saya katakan, pengamanan pasar domestik adalah modal yang paling besar buat kita. Kita harus menjadikan basis produksi industri baik untuk domestik maupun untuk ekspor. Nah, di situ saya punya optimisme. Strategi kita harus mengarah bagaimana memaksimalkannya, menjaganya.

Di awal saya bilang bahwa kita harus menjaga industri kita, pasar kita dengan menerapkan standar nasional industri kita. Kalau menggunakan tarif, kita sudah pasti menghadapi MEA ini sudah susah, lah. Agak sulit kita, karena semua sudah serba terbuka kita. Kekurangan kita itu kita tidak mempersiapkan secara total. Kita tahu MEA ini sebenarnya adalah ancaman, tapi kita kurang mempersiapkan ke mana arahnya.

TIDAK AKAN IMPOR

Saya ingin menyinggung tentang masalah sunset. Industri itu tidak ada yang sunset. Yang sunset itu adalah teknologinya. Saya ingin ceritakan pada waktu yang lalu, kita pernah menyinggung bahwa tekstil itu industri yang sunset di Indonesia. Perbankan kalau tidak salah, sehingga kreditnya itu kurang. Saya heran. Ini bicara yang sunset itu selama orang masih hidup pasti dia butuh pakaian. Sederhana ‘kan. Termasuk tadi, kelapa sawit. Selama orang masih mulutnya bisa makan, pasti dia perlu makan, pasti butuh itu hasil bumi itu sendiri.

Saya ingin memberi gambaran. Ketika saya ke maritim Jepang ketemu sama Ketua Keidanren, Jepang-Indonesia committee, chairman-nya., kebetulan itu adalah chairman Toray. Apa yang diceritakan? Saya sempat menyinggung.

Toray itu dari dia buat kain pakaian bahan tekstil, sekarang dia buat fiber untuk body pesawat. Itu teknologi. Kita memang tidak ada arahan teknologi apa yang harus kita kembangkan. Kita tidak pernah memantapkan maksimal pasar kita ini untuk mengundang investor atau membangun nilai tambah dalam negeri. Itulah kenapa kalau saya itu sebenarnya berupaya semaksimal mungkin untuk tidak impor. Kita manfaatkan semaksimal mungkin hasil bumi kita apa saja untuk itu.

Jadi ini salah satu kenapa kita harus melakukan hal ini dan kenapa kita harus melindungi semua pasar kita. Andaikan kita bisa jaga saja ini dengan ketat, pasti ini masuk. Kita punya dengan RRT defisit 13 miliar USD. Kalau kita belah isinya, apa saja sebetulnya yang menjadi itu? Itu mainan anak-anak sama elektronika besar sekali. Itu yang produknya low, ini sendiri. Nah, ini saya sekarang sedang mengundang, nanti para asosiasi diskusi, “Ini harga impornya yang masuk di pasar sekian. Mampu nggak asosiasi jalan nih?” Undang semua pengusaha. Sekarang mesti model seperti itu. Harus diarahkan. Anda mampu atau tidak? Kalau ini, apa yang diperlukan? Masalah apa yang dihadapi oleh kawan-kawan untuk supaya industrinya jalan.

Jadi kita harus langsung detail, harus fokus mengatasinya. Supaya industri kita kuat, kita bisa ekspor. Jadi jangan kita juga selalu terjebak, “listrik naik, semua naik,” pasti naik, tapi ada yang turun mestinya. Nah yang turunnya itu, cost itu kalau industri kita harus pelajari. Menganalisis cost kita apa. Misalnya di pelabuhan. Tahu-tahu saya dengar pelabuhan ada perusahaan dimiliki oleh pelabuhan. Lalu listriknya harus bayar ke situ. Mestinya ‘kan listrik bayar ke PLN, mengapa lewat ke PT ini baru ke sana. Nah, hal-hal seperti inilah yang harus kita pangkas, yang harus kita analisis.

KITA HARUS BERTARUNG

Supaya bisa capai 300% harusnya bagaimana? Kita mau fight, mau bertarung dan harus bertarung. Karena kalau kita nggak punya semangat bertarung, wah ini kalah kita. Sudah pasti kalah. Hanya ada satu yang menang. Kita mau atau tidak. Kita punya optimis atau tidak.

Dan harus optimis. Nggak bisa nggak. Perkara nanti nggak berhasil capai 300%, ya namanya juga, agama sudah mengajarkan kepada kita. Berusaha dulu baru nanti Tuhan yang menentukan nasib kita.

Sebagai Menteri Perdagangan, saya harus optimis. Angka 300 persen itu kalau saya nggak buat pasti Malaysia sudah melebihi kita. Kita masih ngikut terus. Kita nggak bisa. Kita harus kuasai. Dari kekuatan kita pasar domestik. Nah, sekarang bagaimana membangun kekuatan domestik ini. Termasuk mafia harus kita beresin. Mafia ini lah, mafia, harus diberesin semuanya. Karena ini ikut menciptakan tidak efisiennya, tidak produktifnya kita punya pasar dalam negeri kita.

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Page 55: Download Kemendag INTRA III

| 53

Sekarang saya ingin mengajak, bagaimana membuat bisnis itu berhasil. Masa iya mobil nasional saja bisa bikin kita goyang. Padahal itu cuma tanda tangan dan kita salah tuh. Nggak ada yang lain-lain. Nggak boleh kita. Jangan cerita-cerita yang nggak perlu jadi naik ke atas. Yang kita perlu malah nggak naik. Artinya, maksud saya optimisme harus kita bangun sekarang.

Jadi ini maksud saya, saya perlu Bapak-bapak dan Ibu, mungkin next kita bahas. Kita akan buat lanjutannya lagi kalau Bapak, Ibu berkenan. Kita analisa apa persoalan ini sekarang. Tadi saya singgung masalah regulasi. Apa saja yang menyebabkan ini tidak tercapai. Nah itu kita mesti bahas. Karena kalau kita bisa bahas ini, saya kira kita bisa

ikut menyelesaikan, mengatasi nanti MEA itu kita bisa tahu arahnya ke mana posisi kita. Tapi kalau kita nggak bisa buat ini, apa pun yang kita buat pasti kita kalah terus. Saya punya optimisme andaikan ini dilakukan. Karena ketika saya sebagai pengusaha, saya sudah lihat banyak hal-hal yang sedikit, sebetulnya ini mengurangi kemampuan kita. Sebetulnya kita punya kemampuan.

PRESIDEN BERIKAN INSENTIF

Kita bandingkan saja masalah investasi. Insentif diberikan oleh mereka. Kita lihat masalah harmonisasi tarif bagaimana di negara lain. Kita bisa lihat di situ. Itu saja sudah menciptakan perbedaan-perbedaan kita. Ini banyak sekali. Andaikan kita sama-sama bisa melakukan perubahan, ini

luar biasa. Dan satu lagi, Bapak Presiden sudah menanyakan insentif apa yang harus bisa diberikan supaya kita bisa meningkatkan daya saing Indonesia. Dengan demikian bisa meningkatkan ekspor. Ini harus kita jawab. Insentif apa yang diperlukan? Itu satu.

Yang kedua, yang menarik di pemerintahan. Ego sektoral tidak ada. Saya dengan Menteri Pertanian, saya dengan Menteri Perindustrian, itu bisa berdialog terus kapan saja. Kita bicarain, gimana cara selesaikan. Itu modal yang kedua. Jadi di antara menteri kabinet, itu semuanya bisa berdialog dengan mudah dan kita sama-sama mencari solusi. Dan itu terbukti pada waktu masalah SVLK. Begitu ruwetnya, susahnya, selesai pada waktu malam itu hanya berapa jam kita selesai diskusi ya. Dan ini semua bisa dijalankan.

Nah, saya melihat sudah ada poin-poin yang positif yang bisa kita lakukan. Dan kalau ini yang positif kita bangun terus, pasti membuahkan hasil. Yang jelas Kemendag sekarang kerjaannya mati-matian.

Pemerintah harus berada sama-sama dengan para pengusaha untuk bekerja dan bisa mewujudkan apa yang menjadi visi Presiden melalui Nawacitanya. Nggak seperti yang lalu menurut saya. Jadi jangan investor masuk, sudah masuk menjadi persoalan. Ada masalah ini, masalah itu, kita nggak selesai. Yang kedua, ekspor juga begitu. Kita harus dampingi pengusaha. Jika seperti pengusaha Vietnam ataupun RRT, ketika ada vendor di luar negeri, waktu negosiasi, itu ada pemerintahnya yang mendampingi. Kita nggak ada. Bingung sendiri. Nah saya minta kepada ITPC saya harus mendampingi untuk membantu bagaimana mengatasinya, supaya kita menang. Nanti masalah perbankan kita harus dampingi mereka. Itu yang harus dilakukan pemerintah sehingga ini juga lebih memberikan kemudahan keyakinan kepada para eksportir-eksportir kita. (HER/TIM)

à Pembeli sedang melihat kerajinan di pasar Sukowati, Bali

Page 56: Download Kemendag INTRA III

REFLEKSI 100 HARI : Rachmat Gobel:

Bekerja Mewujudkan Visi Presiden Melalui Nawacita

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

54 |

JALAN PERUBAHAN UNTUK INDONESIA

1. MENGHADIRKAN NEGARA YANG BEKERJA

2. KEMANDIRIAN YANG MENYEJAHTERAKAN

3. REVOLUSI MENTAL

A. Bidang Ekonomi

9 Kedaulatan Pangan

9 Kedaulatan Energi

9 Kedaulatan Keuangan

9 Penguatan Teknologi

B. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas

9 Pembangunan infrastruktur

9 Pasar tradisional dan sentra perikanan

9 iklim investasi yang mudah dan menarik

9 BUMN sebagai agen pembangunanNAWACITA

A. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI SEGENAP BANGSA DAN MEMBERIKAN RASA AMAN PADA SELURUH WARGA NEGARA

B. MEMBUAT PEMERINTAH TIDAK ABSEN DENGAN MEMBANGUN TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BERSIH, EFEKTIF, DEMOKRATIS, DAN TERPERCAYA

C. MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN

D. MENOLAK NEGARA LEMAH DENGAN MELAKUKAN REFORMASI SISTEM DAN PENEGAKAN HUKUM YANG BEBAS KORUPSI BERMARTABAT DAN TERPERCAYA

E. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA

F. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA SAING DI PASAR INTERNASIONAL

G. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK

H. MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA

I. MEMPERTEGUH KEBHINEKAAN DAN MEMPERKUAT RESTORASI SOSIAL INDONESIA

Page 57: Download Kemendag INTRA III

| 55

STRATEGI KEMENDAG UNTUK MEMAJUKAN PERDAGANGAN INDONESIA

Langkah-langkahnya:

A. Optimalisasi market intelligence dengan mengoptimalkan perwakilan perdagangan (atase perdagangan) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), di semua negara untuk identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan pokok, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik.

B. Membentuk Promosi terintegrasi (nasional dan internasional) untuk menyatukan visi-misi promosi yang selama ini terpecah di berbagai lembaga.

C. Membentuk Indonesia Promotion Office (IPO)

1. MENINGKATKAN EKSPOR NONMIGAS PADA TAHUN 2019 MENCAPAI 3 KALI LIPAT SEKALIGUS MENDORONG PRODUK MANUFAKTUR YANG BERNILAI TAMBAH DAN MENGURANGI EKSPOR PRODUK PRIMER. PADA 2019, STRUKTUR EKSPOR 65% UNTUK MANUFAKTUR DAN 35% PRODUK PRIMER.

D. Membentuk trading house untuk menjembatani kegiatan ekspor dengan skala yang cukup besar

E. Mendirikan Windows of Indonesia (WOI) di setiap hub pasar internasional

F. Membangun distribution center di beberapa negara (misal Afrika dan Timur Tengah)

G. Meningkatkan pengamanan perdagangan produk Indonesia di pasar internasional (pengamanan perdagangan untuk menangani tuduhan dumping, safeguard, dan subsidi oleh negara tujuan ekspor).

2. MENGAMANKAN DAN MENGUATKAN PASAR DALAM NEGERI

A. Mengamankan pasar dalam negeri melalui

9 Perlindungan industri dalam negeri dengan instrumen tindakan fasilitasi perdagangan (trade facilitating measures) seperti impor (tariff, custom procedures, and quantitative restriction) dan ekspor (duties and quantitative restriction), tindakan pengamanan perdagangan (trade remedy measures) seperti antidumping, countervailing, dan safeguard serta tindakan perdagangan lainnya (other trade measures)

9 Perlindungan konsumen dengan instrumen keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan (K3L) seperti standar, label, kartu manual garansi dan pengawasan barang beredar

9 Pengelolaan impor seperti dengan pengaturan tata niaga perdagangan untuk mewujudkan K3L dan mendorong industri lokal, law enforcement kepada importir dalam rangka pembinaan dan menciptakan importir yang andal dan bersih.

B. Penguatan Pasar Dalam Negeri

9 Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok, peningkatan aktivitas perdagangan dalam negeri yang bertumpu pada industri/produk dalam negeri, efisiensi logistik dan distribusi, pembenahan iklim usaha sekaligus tertib usaha, pengembangan perdagangan berjangka komoditi dan penguatan perlindungan konsumen, penerapan standardisasi produk serta pengelolaan impor untuk memberikan akses pasar yang lebih luas bagi pengembangan industri dalam negeri di pasar domestik.

C. Meningkatkan Pelayanan Publik

9 Menerapkan good governance terutama dalam pelayanan perijinan yang mudah, cepat dan transparan secara online (mudah diakses dan menghindarkan moral hazard). Kemendag saat ini menerbitkan 171 perijinan dan 96 sudah dilakukan mandatory secara online di Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan (UPTP).

PENDEKATAN KEBIJAKAN

1. REGULASI 2. PENEGAKAN HUKUM YAITU

TERTIB USAHA, TERTIB MUTU, DAN TERTIB UKUR

3. PROMOSI DAN FASILITASI 4. KERJA SAMA PERDAGANGAN

INTERNASIONAL 5. ADVOKASI (HER/TIM)

Page 58: Download Kemendag INTRA III

WARTA USAHA : Penerus Batik Mahkota Laweyan

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

56 |

Mencari nama

Alpha Febela Priyatmono di sekitar Kampung Laweyan, Solo, Jawa Tengah, tidak sulit. Sosok pria ini

sangat dikenal di kalangan perajin batik Kota Solo, selain sebagai saudagar batik Alpha-begitu biasa disapa merupakan pelopor pengembangan batik di Kampung Laweyan.

Saat ditemui Majalah INTRA di rumahnya yang sekaligus merangkap workshop “Batik Mahkota Laweyan” di Jalan Sayangan Kulon No.9 Laweyan, Solo 57148, Alpha mengisahkan, pada awalnya dirinya mau mengembangkan usaha batik karena faktor keprihatin dengan keberadaan nasib usaha batik di Laweyan setelah ditinggalkan para pembatik karena usaha batik tidak bisa dijadikan sandaran hidup.

Boleh dibilang “Batik Mahkota Laweyan” ini warisan usaha dari sang kakek Ronowijoto yang merupakan saudagar batik cukup ternama di era tahun 1940-an. Dikisahkan pria kelahiran Yogyakarta 16 Februari 1960, usaha batik keluarga ini pada zamannya menjadi salah satu ikon batik Laweyan. Satu corak yang menjadi andalan adalah Tirto Redjo.

Namun, dalam perjalanannya Batik Mahkota mulai memudar. Gempuran batik cetak dari luar daerah membuatnya tak bisa bertahan. Pengusaha batik lain di Laweyan juga gugur. Batik Mahkota benar-benar terkubur ketika Puspowijoto meninggal pada 1990. “Bapak mertua saya Puspowijoto yang merupakan anak Ronowijoto menjadi generasi terakhir pengusaha batik,” kenang Alpha.

Lebih lanjut dijelaskan, saat menikahi putri dari juragan batik Laweyan Puspowijoto,

Alpha Febela Priyatmono | Pengusaha Batik

(FPKBL) yang dibentuk pada tahun 2004 bersamaan dengan diresmikan Kampoeng Batik Laweyan.

Berkat tangan dingin dari penerima Upakarti untuk Kategori Rintisan Teknologi dan IGDS oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2008 dan penerima penghargaan dari Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID, perlahan, Batik Mahkota tumbuh kembali. Kini Alpha yang juga ketua FPKBL memperkerjakan tidak kurang 15 orang perajin. Setiap bulan mereka memproduksi helai-helai batik tulis buat sekitar 500 potong baju. Bahkan jumlah itu akan meningkat bila menerima pesanan. Untuk menjaga kualitas produk dari rumah Batik Mahkota sudah berlabel SNI. Berbagai produk batik mulai dari kemeja, kain, serta pernak-pernik aneka pakaian dari bahan batik. Setiap harinya puluhan pembeli berkunjung ke tempatnya. Bahkan, akan ramai bila hari libur. Alpha merencanakan di tempat usahanya ini akan dibuat museum, sehingga pembeli tahu sejarah berdirinya usaha Batik Mahkota.

Produk batik hasil karya dari rumah produksi batik Mahkota sudah melanglang buana ke berbagai ke negara seperti Amerika serikat, Eropa, dan Asia. Mahkota Laweyan juga pernah ikut pameran di RRT dan Swedia. Di tempat ini juga menerima kursus bagi para peminat yang ingin bisa membatik.

Alpha tidak merasa sampai disini saja terbukti berbagai ide masih terus akan dikembangkan, seperti mengembangkan batik ramah lingkungan dengan pewarna alami. “Yogyakarta boleh dikenal sebagi kota batik dunia, tapi di Solo akan dikenal sebagai kota ecobatik dunia,’’ ujar Alpha. (ASK/LP)

PENERUS BATIK MAHKOTA LAWEYAN

PROFIL USAHABatik Mahkota LaweyanPerajin batik Kota Solo,Jalan Sayangan Kulon No.9 Laweyan, Solo 57148

Nama Usaha: Jenis Usaha:

Alamat Usaha:

Fot

o: T

im H

umas

Juliani Prasetyaningrum pada tahun 1980 dirinya berpikir kenapa batik yang dahulunya sangat terkenal bisa begitu saja tinggal kenangan. Bahkan, sama sekali tidak produksi lagi. Usaha batik keluarga yang turun temurun itu sejak 1956 itu punya beragam merek diantaranya, Mahkota Djaja, Tiga Dara, Tjap Alam, Nusa Indah, dan Mustika Djaja.

“Saya berpikir ini pasti ada yang keliru setelah ditelusuri ternyata benar bahwa para pembatik pendahulu hanyalah untuk mempertahankan budaya bukan berpikiran ekonomis. Ini pola pikir yang harus diubah,’’ kata Alpha.

Maka secara perlahan tapi pasti bapak empat anak walaupun tidak mempunyai keahlian di bidang batik membatik, karena dirinya adalah seorang arsitektur lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) dirinya terdorong untuk membangkitkan kembali usaha batik keluarga serta industri batik di Laweyan. Karena, sebelumnya dirinya telah kagum pada Kampung Laweyan.

Maka, bersama beberapa kawan yang peduli terhadap pengembangan batik Laweyan Alpha yang juga merupakan dosen teknik arsitekstur Fakultas Teknik di Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) mendirikan suatu wadah yang diberi nama Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan

Page 59: Download Kemendag INTRA III

WARTA USAHA : Pelopor Produk Furnitur Khas Lombok

| 57

H Murad | Perajin Furnitur

Tumpukan-tumpukan berbagai bentuk furnitur tersusun rapi. Mulai

dari bangku, sofa, meja hias dan berbagai bentuk furnitur yang siap untuk diolah menjadi produk kayu yang bernilai tinggi. Bila lihat produk milik H. Murad sama seperti produk furnitur kebanyakan, tapi yang membedakan terletak pada hasil karyanya adalah adanya motif tambahan bentuk patahan kerang kecil yang tertanam di sekitar hasil produk furniturnya.

Dikisahkan H. Murad, pemilik Ratna Artshop, yang beralamat di Rungkung Jangkuk, Lombok, Nusa Tenggara Barat, kerang-kerang kecil yang menghias di sekitar produk furniturnya itu disebut ‘cukli’ yang artinya kerang. “ Pelopor pertama menciptakan ‘cukli’ di Lombok adalah ayah mertua H. Zohdi sekitar tahun 1978,” ungkap H. Murad mengenang.

Pada awalnya pembentukan cukli dari ketidaksengajaan H. Zohdi saat membuat sebuah kotak peti untuk penyimpanan barang dagangan terlihat biasa-biasa saja, tanpa sengaja ayah mertua yang kesehariannya berdagang barang-barang antik di Bali melihat kerang yang ada di sekitar rumahnya di Lombok, maka dicoba dipadukan kerang dengan peti yang dibuatnya, hasilnya sangat di luar dugaan ternyata lebih indah dan bernilai jual tinggi.

PELOPOR PRODUK FURNITUR KHAS LOMBOK

Mungkin ingin mandiri akhirnya suami dari Hj Nurul Aini ini membuat usaha sendiri dengan modal Rp 75.000 ribu dari hasil simpanannya sekitar tahun 1990. Dalam pembuatan furnitur, motifnya dari hasil temuan ayah mertua H Zohdi adalah dengan memakai ‘cukli’ . Di luar dugaan produknya sangat diminati para pembeli. “Dulu saya hanya membuat kotak-kotak peti, kini setiap produksi furnitur saya pasti motif ‘cukli’ ada,’’ ungkap bapak lima anak ini.

Tahun demi tahun terus berganti yang dulunya hanya H Murad yang membuat furnitur dengan motif ‘cukli’ kini di kawasan

di bengkel merangkap workshop di Rungkung Jangkuk bermunculan para perajin sejenis. Tentunya memang terasa berat, namun dirinya optimis tetap

akan bisa bernapas, apalagi kendati serupa, namun produknya itu ada ciri khasnya sendiri yang tidak dimiliki perajin lain. “Saya belum berpikiran untuk mematenkan Hak Cipta sebagai pelopor furnitur bermotif ‘cukli’ . Yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana bisa mengembangkan usaha, karena saat ini semakin berat karena sudah banyak pesaing,” ungkapnya.

Untuk membantu permodalan pengusaha peraih Primanyarta Award yang diserahkan Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tahun 2003 dan Upakarti sebagai pelopor

PROFIL USAHA

RATNA ARTSHOPPerajin FurniturRungkung Jangkuk, Lombok, Nusa Tenggara Barat

Nama Usaha : Jenis Usaha :

Alamat Usaha :

Fot

o: T

im H

umas

jasa kepeloporan tahun 1989 ini bermitra dengan Bank Tabungan Negara (BTN) Mataram dalam membantu permodalan usahanya.

Berbagai produk hasil karya dari bengkel Ratna Artshop bertagline “Lombok Craft and Furniture Export Quality” ini bukan saja di dalam negeri, tapi sudah ke mancanegara, di antara Jepang, Korea, Australia, Amerika Serikat dan Italia. Namun, tidak secara langsung, tapi melalui pihak ketiga. “Saya juga ingin menjual langsung, namun modalnya sangat besar. Tapi suatu saat nanti saya ingin ekspor sendiri, ‘’ jelasnya.

Di bengkel usahaya tidak kurang setiap bulannya dibuat 10-30 jenis berbagai produk furnitur. Produk hasil karyanya ini terbuat dari kayu mahoni. Satu set furnitur lengkap dibanderol Rp25.000.000,. Kalau untuk sofa dibanderol Rp4.500.000,-. “Pembeli banyak langsung datang ke workshop kami. Pembeli banyak menyukai jenis bangku untuk tamu,’’ paparnya.

Dari usahanya ini lima anak menjadi sarjana, salah satu anak lelakinya Herman kini menjadi pengusaha serupa dengan nama “Lombok Craft”. “Keinginan saya agar produk furnitur Lombok dikenal. Tentunya untuk mencapai itu pasti ada fasilitas pemerintah untuk diikuti pada setiap pameran baik lokal maupun di luar negeri, karena saat ini sangat minim,’’ harap H. Murad. (ASK/HBA)

Page 60: Download Kemendag INTRA III

: Pak Karyanto Suprih: “Membaca Itu Ritual Hidup Saya”MENGENAL LEBIH DEKAT

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

58 |

MEMBACA ITU RITUAL HIDUP SAYAKaryanto Suprih | Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan RI

Pria humble ini punya ritual yang mungkin tak biasa dilakukan banyak orang. Jika pagi mulai datang, ia membawa buku dan

memasuki toilet. Usai melepas hajat, ia mendapat ilmu. Ritual ini ternyata memang berakar panjang, sejak usia sekolah dasar. Sejak kecil ia sibuk membaca buku-buku dewasa milik bapaknya, seperti “Di Bawah Bendera Revolusi” Bung Karno juga karya-karya sastra seperti “Salah Asuhan.” Kebiasaan membaca sejak kecil inilah yang banyak membentuk karakter dan perilakunya. Kecintaannya pada membaca juga membantu secara otodidak tugas dan fungsi sehari-hari Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih.

Sebagai anak yang lahir dari keluarga serba kekurangan, hidup di Jakarta memang sulit. Namun, justru di situlah kerja keras dan keteguhan Pak SK, demikian ia biasa disapa, semakin teruji. Salah satu momen yang paling tak bisa dilupakan adalah ketika ia menjadi sopir bajaj setelah lulus sekolah menengah atas karena tak mampu membayar kuliah di Universitas Trisakti.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Meski sebagai sopir bajaj, KS muda ternyata mampu menggaet anak gadis dari keluarga berada. “Saya ini orang tidak mau nganggur, maka setelah lulus SMA saya kerja apa saja, termasuk narik bajaj. Bagi saya orang hidup itu perlu perjuangan, jangan malu untuk melakukan sesuatu usaha bila itu menurut kita memang baik dan tidak merugikan orang lain,” ungkapnya.

Anak ke-4 dari tujuh bersaudara pasangan Mulyo Sudarmo dan Sutini ini memang pemuda tangguh. Berkali-kali ditolak oleh sang calon mertua, akhirnya ia berhasil menaklukan dan mempersunting teman semasa SD-nya, Ny. Catimah, pada 1983. Kini, Pak KS dikarunia dua orang anak yakni Prety Isnaini dan Primasetya Teguh Jatmiko. “Ya akhirnya disetujui, walaupun dengan perjuangan yang panjang. Saya memang dari keluarga miskin, tapi pantang mundur bila sudah ada keinginan,’’ ungkap lelaki kelahiran 17 September 1959 mengenang.

Karyanto Suprih kecil tinggal tak jauh dari perkebunan tebu di Kediri Jawa Timur. Belum bisa membaca, ia sudah diajak pindah ke Jakarta oleh orang tuanya yang mantan Tentara Keamanan Rakyat. Ia tinggal di daerah Jelambar, Jakarta Barat. Karena hidupnya kerap didera kemiskinan kala itu membentuk dirinya menjadi seorang pekerja keras dan berusaha untuk maju. Sambil bekerja kala itu instansi pemerintah ini bernama Departemen Perdagangan ia

melanjutkan kuliah S1 di STIA LAN pada tahun 1990 dan S2 di STIE IPWA pada tahun 1998. “Itu kenangan hidup saya. Kenangan masa lalu dapat kita petik untuk pembelajaran kehidupan, sebagai inspirasi hidup,” kepada Tim Majalah INTRA saat diwawancarai di ruang kerjanya di Lantai 9 Gedung Tengah Kementerian Perdagangan.

Selama 33 tahun berkarier di Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih pernah memimpin banyak jabatan seperti protokol, TU Menteri, Kepala Biro Keuangan, Kepala Biro Umum, Staf Ahli Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Kawasan Ekonomi Khusus. Kini Karyanto Suprih memimpin Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemendag. Bagaimana strategi Pak KS meminimalisasi temuan dalam review anggaran dan dendamnya pada

Fot

o: T

im H

umas

Page 61: Download Kemendag INTRA III

| 59

makanan? Berikut kisah lebih dekat lainnya seperti dituturkan kepada Tim INTRA, Guntur, Abdul Syukur Kusnadi, Heru Bahtiar Arifin dan Fotografer Ricky.

SEBAGAI IRJEN, BAGAIMANA TANTANGAN MEMIMPIN LEMBAGA INI?

Saya sekolah di LAN. Saya suka menggunakan SWOT analisis. How to manage kita saja. Orang tua saya bilang, kalau mau jadi seseorang jadilah yang terhebat. Ekstremnya kalau jadi maling jadilah yang terhebat. Bapak saya bilang, kalau kamu dimarahin, itu artinya kamu kerja. Jadi tantangan di Kemendag saya anggap tidak ada.

Tingkat keberhasilan di Irjen, kalau temuan makin sedikit, kita berhasil. Kalau penyimpangan banyak, itu

tidak berhasil. Kalau mencari kesalahan itu mudah. Saya lebih pada preventif. Kita diberi kewenangan memeriksa RKKL. Ini lebih ke pencegahan. Kita harus lebih tahu daripada mereka. Auditor harus lebih tahu agar tidak dikelabuhi.

Auditor itu berpikirnya sederhana: semua salah sampai diketahui tidak ada kesalahan. Beda dengan hukum yang menerapkan asas praduga tak bersalah. Tapi itu ada plus minusnya. Itu baik dari sisi integritas auditor. Tapi itu perlu diubah strateginya. Siasatnya.

MAKSUD BAPAK, APA YANG PERLU DIUBAH DAN BAGAIMANA STRATEGINYA?

Jangan isi kepala kita bahwa orang itu salah. Tapi tunjukkan secara tertulis bahwa mereka akan melakukan kesalahan jika a,b,c hingga z. Sehingga, semua akan lebih jelas apa saja

kesalahannya. Tapi jangan jadi suudhon, prejudice. Tunjukkan hal-hal yang berpotensi salah.

Sekarang ini semua pengadaan barang dan jasa sudah by system. Kesalahannya makin kecil. Yang paling berbahaya saat ini adalah gratifikasi. APBN-nya sudah by system. Penyimpangannya paling 1%. Yang paling gawat adalah gratifikasi.

Kemendag itu kan regulator. Kalau dari hulunya sudah “diprospek”, akan muncul celah hukum. Ini godaan. Ini awal. Saya sedang mencoba bagaimana caranya mencegah. Sudah sekarang dengan melakukan pelayanan publik, termasuk izin. Kita buka sms, laporan, dan lainnya. Cuma memang saya sedang mengusulkan revisi kode etik pelayanan publik. Perijinan itu di belakangnya ada milyaran rupiah. Ini bisa menggoda.

“KEMENDAG ITU KAN REGULATOR. KALAU DARI HULUNYA SUDAH “DIPROSPEK”, AKAN MUNCUL CELAH HUKUM. INI GODAAN. INI AWAL. SAYA SEDANG MENCOBA BAGAIMANA CARANYA MENCEGAH..”

Page 62: Download Kemendag INTRA III

: Pak Karyanto Suprih: “Membaca Itu Ritual Hidup Saya”MENGENAL LEBIH DEKAT

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

60 |

IRJEN ITU AUDITOR INTERNAL. SEBENARNYA APA YANG BAPAK KERJAKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, AGAR KEMENTERIAN PERDAGANGAN BISA BERSIH DARI TINDAKAN KORUPSI. APALAGI SAAT INI PARA PEJABAT SERING TAKUT MELAKSANAKAN PROGRAM KERJANYA SEHINGGA PENYERAPAN ANGGARAN RENDAH ?

Tugas pokok fungsi Irjen: audit internal. Kami melakukan lima pekerjaan penting yakni RKKL, review laporan keuangan, melakukan audit seperti kinerja keuangan, kinerja SDM, dan personal. Kami juga melakukan pelayanan publik serta melaksanakan valuasi. Salah satu yang paling penting adalah melakukan pendampingan sebelum RKKL itu di-review.

Saya kira nggak. Kita harus jujur. Program yang dibuat itu dibuat oleh eselon III dan IV. Eseloan I kurang care. Makanya kami dalam me-review tadi, jangan takut. Takut-takut itu nggak perlu. Keppres mengenai pengadaan barang dan jasa juga di-review. Nggak ada alasan takut, karena sekarang Irjen ikut me-review. Waktu membuat angaran, di ujugnya harus sudah terbayang bagaimana mempertanggungjawabkannya. Kalau mau belanja ini, seperti ini lho pertanggung jawabannya. Itulah yang kami sebut pencegahan.

SEBAGAI IRJEN DI ERA TIGA MENTERI, APA KESAN BAPAK?

Pengalaman saya ini selalu bersentuhan dengan menteri. Style menteri itu berbeda. Pak Gita Wirjawan itu ingin masalah apa saja dari Irjen. Jangan dari orang lain. Artinya kita harus jadi mata dan telinga pimpinan. Gosip dan apa saja. Saya rasa berhasil.

Pak Lutfi, pokoknya saya ingin aman dan bersih. Beliau minta selalu diingatkan. Termasuk Pak Rachmat Gobel. Maka saya lakukan pencegahan. Saya selalu

kagum sama menteri. Jam pertama bicara logistik, lalu bicara perdagangan internasional. Sejak Pak Radius Prawiro hingga Pak Rachmat Gobel. Cepat memahami masalah beralih informasi. Semangat menteri sama, yaitu demi kebaikan Kemendag.

SEKARANG BAPAK MEMEGANG POSISI SEBAGAI IRJEN, BAGAIMANA KESANNYA?

Hidup ini harus selalu disyukuri. Saya juga tidak terbayang kalau saya ini bisa menjadi pejabat eselon I seperti saat ini. Saya bersyukur untuk itu. Hidup saya ini saya buat mengalir saja seperti air. Tidak ada target-targetan, apa yang menjadi tugas dan perintah saya jalani.

Orang akan berhasil bila dia mau belajar. Ketika saya ditunjuk menjadi Irjen terus terang saya belum paham. Tapi, saya mencari tahu, baik kepada rekan, membaca buku, apalagi sekarang ini tinggal searching di internet, tinggal klik..! keingintahuan kita ada. Pokoknya mau belajar.

Makanya, bila sesorang tidak pernah diberikan tugas atau suatu jabatan, mana dia bisa bila tidak diberikan peluang itu. Bila belum bisa ya belajar cari tahu. Satu hal lagi, pengalaman itu tidak bisa dibeli tapi harus dijalani. Dan saya menggali pengalaman itu sudah dilakukan sejak awal bergabung menjadi PNS di Kementerian Perdagangan tahun 1982.

BAGAIMANA CARA BAPAK MEMIMPIN?

Saya menganggap staf itu mitra. Karena sebelum menjadi seperti sekarang ini saya sama seperti mereka kala itu. Seorang pejabat yang tidak pernah menjadi ‘Panglima” atau pejabat yang hanya berpengalaman dengan duduk manis di belakang meja pasti akan berbeda dalam mengambil keputusan dengan pejabat yang pernah di lapangan. Itu yang saya lakukan. Saya tidak otoriter dalam menentukan suatu keputusan. Semua diambil dalam rapat musyawarah. Saya senang bila semua staf saya senang.

BAPAK INI TERNYATA JUGA ORANG DESA, BENARKAH?

Betul. Saya memang lahir di sebuah desa di daerah Kediri, Jawa Tengah. Hampir sebagian masa kecil saya itu hidup di desa yang jauh dari keramaian dan dekat perkebunan tebu. Seperti kebanyakan anak-anak desa main di sungai atau bermain-main perkebunan, cari burung, cari ikan dan permainan anak-anak lainnya. Ya ... namanya anak-anak sifat nakalnya sama.

Umur saya tujuh tahun orang tua saya memboyong keluarga Jakarta, dan tinggal di Jelambar. Baru di Jakarta saya sekolah. Saya masuk SD sudah tujuh tahun. Pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA di Jakarta Barat.

BOLEH DICERITAKAN KEHIDUPAN DI JAKARTA?

Saya ini tinggal di daerah Jelambar di mana lingkungan kental dengan budaya. Karena kehidupan sehari-hari di lingkungan Betawi gaya saya seperti

Fot

o: T

im H

umas

Page 63: Download Kemendag INTRA III

| 61

orang Betawi. Saya belajar ngaji maupun silat. Bila bulan puasa saya jarang di rumah kebanyakan berada di langgar (Musholla-red) bila pulang mau Maghrib dan mau sahur.

BAGAIMANA BAPAK BISA SEKOLAH YANG KATANYA SAAT ITU HIDUP DALAM SERBA KETERBATASAN?

Hidup kedua orang tua kami itu memang jauh dari kecukupan. Bagi mereka pendidikan itu adalah nomor satu, maka biar kami tidak makan yang penting kami anak-anak bisa bersekolah. Saya juga tidak habis pikir bagaimana kedua orang tua kami bisa menyekolahkan anak-anaknya, dalam serba kekurangan seperti itu, padahal pekerjaan serabutan yang tidak pasti.

Bersyukur saya dikasih otak yang encer. Saya ini suka sekali dengan mata pelajaran hitung-hitungan, seperti ilmu ukur, aljabar, maupun logaritma. Karena saya dianggap bisa atau rada baik bila dibandingkan mereka, maka banyak

teman-teman saya kerap jajanin. Bahkan bukan hanya dijajanin, tapi juga ada yang memberi uang karena mereka merasa diajarin.

Jadi, bila ke sekolah tanpa uang saku karena tidak diberi, saya tidak khawatir kala itu pasti ada teman yang akan ngajak jajan. Dan itu berlanjut sampai SMA. Bila di SMA saya suka dengan ilmu pasti, dan itu juga membawa keberuntungan karena selalu gratis untuk jajan.

APA BAPAK MERASA LEBIH PINTAR?

Tidak juga sih, saya hanya merasa diberi keunggulan dari teman-teman saya, itu saja. Saya ini hobinya baca bila ada kesempatan saya selalu membaca buku apa saja yang penting dibaca, seperti milik bapak. Bapak saya itu suka baca dan banyak menyimpan koleksi buku-buku bacaannya. Saking ingin tahunya saya kadang-kadang kertas bekas pembungkus. Yang saya saat ini rasakan dengan membaca itu banyak sekali manfaatnya hingga kini. Kita bisa tahu akan segala hal yang terkadang orang

lain belum tahu. Sebagai staf, dengan banyak membaca, saya bisa lebih cepat menyesuaikan apa kemauan pimpinan.

Bacaan masa kecil sangat berpengaruh saat saya menjadi pemimpin di kementerian. Orang tua saya tidak mengajari saya membaca. Buku-buku itu ditaruh saja di rumah. Saya kan sempat ketinggalan setahun. Saya diajak ke mana-mana, ada iklan saya baca. Saya sudah baca Mahabarata. Sekarang saya tak bisa tidur jika tak membaca. Kalau ke toilet, saya mesti bawa buku untuk dibaca. Itu ritual pagi. Sekarang pengaruhnya, saya selalu berpikir nasionalisme. Ini pengaruh bacaan. Saya baca bukan diperintah. Saya baca saja. Saya juga baca primbon.

APA CITA-CITA BAPAK SEBENARNYA?

Saya ini dari kecil itu bercita-cita menjadi penyiar seperti kala seperti penyiar RRI Sasli Rais. Karena hiburan saya saat itu hanya punya radio. Kala itu saya jadi penyiar itu enak. Apalagi saya merasa suara saya bagus, tapi kenyataannya, saya malah kerja di Departemen Perdagangan. Tapi, ada untungnya pada bagian protokol saya kerap kali menjadi penyiar pengumuman atau pembawa acara saat acara kantor. Ya ... lumayanlah bisa kesampaian juga jadi penyiar.

KABARNYA BAPAK PUNYA DENDAM?

Hahahaha… Saya memang punya dendam makan. Saat kecil, saya ini kan susah. Saya sensitif soal makan. Sehingga saya pernah makan di restoran paling mahal, satu orang satu juta per orang. Yang penting pernah.

JIKA WEEKEND, APA HOBI YANG BAPAK SUKAI?

Hobi saya main catur. Belakangan saat saya jadi Karo Keuangan. Hobinya golf. Saya ini nggak suka borju. Mungkin karena bacaan. Saya suka proletar tapi akhinya saya belajar golf. Dipaksa juga. Akhirnya saya bisa. Saya ini pemain bayaran. Kalau diundang ya baru main. Ini soal ideologi pribadi. Saya punya filosofi, ingin seperti air saja. n

à Irjen Kemendag Karyanto Suprih saat diwawancarai tim Intra

Page 64: Download Kemendag INTRA III

ETALASE PERISTIWA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

62 |

BANGGA PROMOSIKAN “GERAKAN MINUM JAMU”INTRA - Gerakan Minum Jamu bersama bertema “Bangga Minum Jamu” terus digalakkan pemerintah. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk mendukung pengembangan industri jamu di Indonesia.

“Mari kita dukung gerakan minum jamu. Dengan jamu kita sehat,” ucap Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, Jumat (9/1), saat minum jamu bersama di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Kuningan, Jakarta Selatan. Pencanangan awal gerakan pertama kali di Kementerian Perdagangan pada tanggal 2 Januari 2015 yang dihadiri Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Acara minum jamu bersama kali ini dihadiri oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek. Selain itu juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Roy A. Sparringa. (ASK)

INTRA - Kabar gembira bagi para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam proses pengajuan izin usaha. Pasalnya, tiga kementerian mempermudah menerapkan sistem perizinan. Tiga kementerian itu yakni Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Penandatangan nota kesepahaman (MoU) tiga kementerian itu dilakukan, Jumat (30/1) di Kantor Kementerian Dalam Negeri yang dilakukan Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumulo, dan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop & UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

MOU MEMPERMUDAH PEMBERIAN IZIN UKM DI DAERAH

MENDAG CANANGKAN PERCEPATAN IMPLEMENTASI SRG

INTRA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan Pencanangan Percepatan implementasi Sistem Resi Gudang (SRG). Kali ini dilakukan di gudang SRG, Desa Binong, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (5/2).

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menjelaskan, MoU tersebut dipercepat untuk mempermudah izin usaha pelaku ekonomi mikro dan kecil, terutama yang di daerah, yang selalu menemui hambatan serta proses yang lama dalam pengajuan izin usahanya.

“Kami sepakat akan mempermudah segala proses perzinan, termasuk dalam masalah segi pembiayaan,” ungkapnya.

Selain itu dilakukan juga penandatanganan kerjasama pihak-pihak pendukung bersama pemerintah untuk masalah pembiayaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Asosiasi Perusahaan Penjamin Indonesia. (ASK)

à Mendag Rachmat Gobel memberikan penjelasan usai penandatangan MoU proses izin bagi UKM

à Mendag Rachmat Gobel saat minum jamu bersama di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM

à Mendag Rachmat Gobel saat hadir dalam acara implementasi SRG

Dalam sambutannya pada percepatan pencanangan SRG di Subang tersebut Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong perluasan pelaksanaan SRG seperti pembentukan kelompok kerja dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan SRG, seperti koperasi. “Kami akan dukung SRG karena SRG merupakan bagian untuk membangunan ekonomi kerakyatan,” ujarnya,

Pada acara Pencanangan Percepatan Implementasi SRG yang ditandai pemukulan kentongan tersebut Mendag Rachmat Gobel didampingi Bupati Subang, Ojang Sohandi, Sekretaris Jenderal Kemendag Gunaryo, Kepala BAPPEBTI, Sutriono Edi, Direktur Perum BULOG Lenny Sugihat, Ketua DPRD Kabupaten Subang, Beni Pudiono dan Staf Khusus Mendag, Ardiansyah Parman.

SRG di Desa Binong ini merupakan bagian dari 117 gudang SRG hasil dari kerjasama dengan koperasi. Sebagai apresiasi atas berkembanganya implementasi SRG di Kabupaten Subang, maka pada tahun ini Kemendag akan memberikan 1 (satu) buah truk untuk Gudang SRG milik pemerintah di Kabupaten Subang. Pemberian sarana tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan fasilitas, efisiensi dan nilai tambah dalam pemanfaatan SRG. (ASK)

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Page 65: Download Kemendag INTRA III

| 63

PERTEGAS ATURAN SNI

à Mendag Rachmat Gobel saat acara gelaran rapat kerja Kemendag

à Penertiban Penerapan SNI Wajib Mainan Anak di Pasar Asemka

àMendag Rachmat Gobel sedang berkoordinasi guna berpartisipasi dalam ajang World Expo Milano 2015

RAKER KEMENDAG CANANGKAN REBUT PANGSA PASAR EKSPOR

dengan diskusi interaktif yang dipandu Suryopratomo dari Metro TV dengan narasumber Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat, dan Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian, Mat Syukur.

Sambil mengutip pidato Bung Karno, Rachmat Gobel mengajak seluruh kekuatan Kemendag untuk bersama-sama memperkuat sinergi, menguatkan komitmen, serta meningkatkan koordinasi semua pemangku kepentingan demi mewujudkan target dan sasaran strategis pembangunan nasional di sektor perdagangan, sesuai Rencana Strategis Kemendag dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

“Seperti suatu ungkapan dalam Bahasa Italia yang pernah dipopulerkan Bung Karno, Vivere Pericoloso, yang berarti hiduplah secara berbahaya, Kemendag bercita-cita besar meningkatkan daya saing ekspor barang dan jasa sehingga dapat melipattigakan ekspor nonmigas selama 2015-2019,” tegas Mendag.

Rapat kerja tahun 2015 ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi produk-produk yang laku dijual di pasar ekspor sehingga sisi permintaan dan sisi suplai dapat terkoneksi dengan baik, dan dengan dilakukannya sinkronisasi program antara pemerintah pusat, perwakilan perdagangan di luar negeri

dengan dinas-dinas yang membidangi perdagangan di daerah di seluruh Indonesia. “Para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan berperan aktif dan inovatif dalam meningkatkan ekspor di negara masing-masing, serta mampu mengkoordinasikan peningkatan ekspor bersama para pemangku kepentingan baik dalam negeri maupun luar negeri,’ harap Mendag. (ASK)

INTRA - Gelaran rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2015 dengan mengambil tema “Strategi Merebut Pangsa Pasar Ekspor dan Memperkuat Pasar Dalam Negeri” berlangsung di Auditorium Kemendag, Jakarta. Pembukaan rapat kerja dibuka oleh Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel bersama Sekretaris Jenderal, Gunaryo serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ni Wayan Kusumawathi, Selasa (27/1).

Rapat kerja Kemendag yang berlangsung 26-28 Januari 2015 dihadiri semua pejabat eselon I, II, III serta perwakilan perdagangan di luar negeri beserta Dinas Perindustrian dan Perdagangan diawali

INDONESIA IKUT WORLD EXPO MILANO 2015

INTRA - Lagi, Indonesia mengikuti ajang pameran berskala internasional World Expo Milano 2015, di Milan, Italia. Berbagai rencana persiapan untuk mengikuti gelaran tersebut telah dilakukan pihak Kementerian Perdagangan mulai dari pembangunan paviliun Indonesia hingga berkoordinasi dengan pihak pendukung gelaran pameran.

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Kemendag melakukan pengawasan prapasar dan di pasar sesuai Permendag No. 14/M-Dag/Per/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang dan Jasa yang Diperdagangkan, serta Permendag No. 20/M-Dag/Per/5/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan Jasa.

“Setiap produk yang diberlakukan SNI secara wajib harus dibubuhi tanda SNI, NRP/NPB, dan label berbahasa Indonesia bila diperdagangkan,”

Saat ini sudah terdapat 106 produk yang terdiri dari 112 SNI yang sudah diberlakukan secara wajib. Pada periode Januari-Agustus 2014 terdapat 215 produk yang diawasi. Dari jumlah tersebut terdapat 38 produk (12 SNI, 16 label, dan 10 MKG) sudah sesuai ketentuan, terdiri dari 17 produk dalam negeri dan 21 impor.

“Produk yang diduga tidak sesuai sebesar 95 produk (17 SNI, 58 label, dan 20 MKG) yang terdiri dari 23 produk dalam negeri dan 72 impor. Sisanya, sebesar 82 produk masih dalam proses pengujian di laboratorium,” tegasnya.

Terhadap produk yang tidak sesuai ketentuan tersebut telah dilakukan teguran tertulis maupun proses penegakan hukum, seperti perintah penarikan barang, pelimpahan berkas ke kejaksaan, dan penyitaan produk.

Di samping pengawasan berkala, pada 29-31 Oktober 2014 telah dilaksanakan sidak di Batam,Provinsi Kepulauan Riau, dan ditemukan beberap aproduk yang diduga tidak memenuhi ketentuan, yaitu helm kendaraan bermotor roda dua (2 merek), penanak nasi/rice cooker (3 merek), kipas angin (1 merek), setrika listrik (1 merek), dan telepon seluler (2 merek). (ASK)

INTRA - Dalam 100 hari kinerjanya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mempertegas aturan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat ini, Kemendag sedang mengawasi 215 produk yang melanggar ketentuan SNI, label dan manual kartu garansi (MKG), 95 di antaranya dipastikan melanggar dan terancam ditindak tegas.

Page 66: Download Kemendag INTRA III

ETALASE PERISTIWA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

64 |

Seperti pada Rabu (7/1), Menteri Perdagangan,(Mendag) Rachmat Gobel didampingi oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak beserta dengan Staf Khusus Mendag, Gusmardi Bustami melakukan rapat koordinasi dengan CEO Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) Didi Widiatmoko melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Dalam pertemuan ini dibahas rencana keikutsertaan Indonesia serta dukungan pemerintah dalam ajang Internasional World Expo Milano 2015.

World Expo Milano 2015 adalah pameran berskala internasional yang diselenggarakan setiap lima tahun dan diikuti oleh lebih dari 140 negara. Indonesia sendiri pernah menyelenggarakan World Expo seratus tahun yang lalu pada tahun 1914 di Semarang.

Dalam World Expo Milano 2015 ini Indonesia akan mengusung tema ”Indonesia Stage of The World”, dengan menampilkan biodiversitas alam Indonesia dan diversitas budayanya. Terlebih pada kesempatan ini paviliun Indonesia khususnya akan menampilkan kekayaan maritim Indonesia yang mengandung keanekaragaman sumberdaya hayati maupun non-hayati.

“Kemendag akan memilki fokus tersendiri dalam Expo tersebut, karena kegiatan tersebut merupakan ajang paling tepat bagi Indonesia dalam menjalin hubungan internasional dengan mengedepankan potensi bangsa ini dengan tampil sejajar dengan bangsa lain di dunia,” ujar Mendag. (ASK)

MENDAG RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR RI

INTRA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel, bersama Jajaran Kementerian Perdagangan mengadakan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI yang berlangsung di Ruang Rapat Komisi VI DPR. Rabu (4/2). Rapat Kerja dipimpin

oleh Ketua Komisi VI DPR RI, Achmad Hafisz Tohir, dengan agenda utama penyampaian jawaban tertulis Menteri Perdagangan atas pertanyaan Anggota Komisi VI terkait realisasi anggaran Tahun 2014 dan rencana program Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun 2015.

Pada rapat kerja itu Mendag sangat mengapresiasi dukungan Komisi VI DPR untuk dapat memahami penyerapan anggaran Kementerian Perdagangan Tahun 2014 dan menerima usulan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Kementerian Perdagangan dalam RAPBN-P Tahun 2015.

“Kami berkomitmen untuk mewujudkan perdagangan yang mengarah ke pertumbuhan industri dalam negeri, sehingga kedepan semua kebijakan yang dikeluarkan Kemendag akan diarahkan untuk mendukung peningkatan industri,” katanya. (ASK)

PEGAWAI KEMENDAG BERKOMITMEN TINGKATKAN ETOS KERJA

dalam memanajemen serta menumbuhkan produktivitas dan harmonisasi dalam bekerja antar sesama pegawai Kemendag.

Lebih lanjut Mendag berpesan agar setiap pegawai di lingkungan Kemendag dimanapun ditugaskan mampu mengharmonisasikan antara pekerjaan, agama, dan norma yang baik. Itu semua dilakukan demi terciptanya lingkungan pekerjaan yang kondusif. (ASK)

à Mendag Rachmat Gobel saat visit media ke kantor Bisnis Indonesia

à Mendag Rachmat Gobel memberi pengarahan di kantor Kemendag

à Mendag Rachmat Gobel mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI

MEDIA VISIT KE MEDIA, CARI MASUKAN

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

Fot

o: T

im H

umas

INTRA - Guna meningkatkan personalia dan kemampuan managemen dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik reformasi birokrasi harus menjadi panduan dan acuan. “Saya minta para pejabat dan seluruh karyawan di jajaran Kementerian Perdagangan harus terus meningkatkan etos kerjanya dan turut mendukung berbagai program kebijakan kementerian,” kata Mendag, saat memberikan pengarahan kepada para pejabat eselon I, II, dan III, di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (23/2).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan personalia, kemampuan

INTRA - Guna menjalin kemitraan yang lebih akrab terhadap media tentunya harus ada saling rasa percaya serta saling mendukung. “Bagi saya pers itu adalah mitra,” ujar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, saat melakukan media visit ke kantor Bisnis Indonesia dan Media Group, Selasa (25/2).

Dalam kunjungannya Mendag memberikan penjelasan seputar kebijakan perdagangan serta sejumlah strategi Kementerian Perdagangan. Selain itu juga membahas persiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 serta pembahasan isu sektor perdagangan lainnya.

Sebelumnya, Mendag juga melakukan media visit ke sejumlah kantor penerbitan surat kabar, diantaranya Kompas. Kegiatan serupa akan terus dilakukan ke berbagai kantor media lainnya.

“Media visit juga merupakan ajang silahturahim agar antara pimpinan Kemendag dan media terjalin kerjasama yang baik. Kami juga perlu bahan masukan media sebagai kontrol sosial,” ucap Mendag. (ASK)

Page 67: Download Kemendag INTRA III

| 65

Page 68: Download Kemendag INTRA III

KOLOM PEDULI : Mendag Tinjau Lokasi Banjir Baleendah, Kabupaten Bandung

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

66 |

“KAMI AKAN BANTU PASAR YANG TERKENA BANJIR. MISALNYA BISA DALAM BENTUK RELOKASI ATAU MEREVITALISASI. BILA PASAR LUMPUH DAMPAKNYA AKTIVITAS PERDAGANGAN JUGA LUMPUH.”

INTRA - Bila musibah banjir sudah datang tidak bisa dielakkan lagi. Nasib pasrah terlihat diwajah para pedagang Pasar Baleendah, Pasar Cipray, Pasar Dayeuhkolot di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Soalnya hampir setiap musim hujan tiba tempat usaha mereka bakal terendam banjir. Bila musibah itu datang para pedagang korban banjir berharap banjir segera surut agar mereka bisa beraktivitas berdagang kembali.

Melihat hal Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan peninjauan pada Jumat (26/12), Peninjauan ini untuk melihat secara langsung aktivitas perdagangan di pasar-pasar yang terkena banjir seperti Pasar Baleendah, Pasar Ciparay, dan Pasar Dayeuhkolot.

Saat melakukan peninjauan Mendag Rachmat Gobel beserta sejumlah pejabat Kementerian Perdagangan rela berbasah-basahan menerobos banjir untuk bertemu para pedagang pasar

MENDAG TINJAU LOKASI BANJIR BALEENDAH, KABUPATEN BANDUNG

di Pasar Baleendah dimana banjir masih dengan ketinggian air 1 meter.

Dalam kunjungannya, Mendag menyatakan aktivitas ekonomi, khususnya perdagangan di lokasi banjir 95% mengalami kelumpuhan. “Kami akan bantu pasar yang terkena banjir. Misalnya bisa dalam bentuk relokasi atau merevitalisasi. Bila pasar lumpuh dampaknya aktivitas perdagangan juga lumpuh,’’ ujar Mendag.Gobel.

Tentunya berbagai harapan dan permintaan diungkapkan para pedagang saat pertemuaan dengan Mendag. Namun, tentunya bagi

“JANGAN SAMPAI MERUGIKAN MASYARAKAT”

Fot

o: T

im H

umas

Menteri di Kabinet Kerja ini semua apa yang diungkapkan para pedagang tersebut tentunya bahan masukkan da akan dibicarakan ke instansi terlait lainnya.

Pada kesempatan tersebut Mendag menjelaskan bahwa bantuan untuk korban banjir tidak hanya datang dari Kementerian

Perdagangan melainkan juga dari Artha Graha Peduli (AGP) dan dua perusahaan swasta lainnya.

Di lokasi Posko Tanggap Darurat Banjir Bandung Selatan, Mendag mengatakan bahwa, yang terpenting agar dampak banjir ini tidak merugikan masyarakat pemerintah menjamin ketersediaan bahan pokok dan menjaga stabilitas harga. Dalam peninjauan Mendag juga memberikan bantuan yang diterima langsung Wakil Bupati Bandung Deden R Rumaji. (ASK).

Page 69: Download Kemendag INTRA III

KOLOM PEDULI : Saat Kemendag Berbagi

| 67

“KEGIATAN PENGOBATAN INI MERUPAKAN SUATU BENTUK KEPEDULIAN KEPADA MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN.”

INTRA - Berduyun-duyun puluhan orang berdatangan menuju sebuah rumah di bilangan Kampung Melayu Besar, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (6/12). Mulai anak-anak hingga orang tua datang untuk berobat.Wajah-wajah mereka terlihat senang kendati ada yang menahan sakit. Rumah yang didatangi warga sekitar Kampung Melayu Besar merupakan kantor Yayasan Sejati Mandiri yang tengah menggelar pengobatan gratis yang diselenggarakan Balai Kesehatan bekerjasama dengan Dharma Wanita Kementerian Perdagangan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Penasehat Dharma Wanita Kementerian Perdagangan Retno Damayanti Rachmat Gobel. “Kegiatan pengobatan ini merupakan suatu bentuk kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.

Diyakini penyelenggaraan pengobatan gratis yang merupakan kegiatan rutin Balai Kesehatan, Biro Umum bukan

SAAT KEMENDAG BERBAGI

satu-satu kegiatan bakti sosial yang dilakukan Kementerian Perdagangan. Sudah banyak kegiatan yang dilakukan Kementerian Perdagangan merupakan bagian dari rasa kepedulian, seperti khitanan massal, membantu korban banjir, pasar murah, hingga memberikan bea siswa kepada anak-anak karyawan.

Rasa kepedulian ini, kata Retno Damayanti yang juga isteri dari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, apa yang dilakukan Kementerian Perdagangan, khususnya Dharma Wanita ini sebagai bentuk rasa syukur untuk berbagi bersama dan terus bermanfaat untuk orang banyak. “Terima

Fot

o: T

im H

umas

kasih kepada semua orang yang membantu atas terselenggaranya kegiatan ini,” katanya.

Usai memberikan kata sambutan Ibu menteri didampingi Kepala Biro Umum Supardjo berbicara dengan orang-orang yang ada di sekitar ruang tunggu untuk dipanggil ke dalam ruangan kantor Yayasan Sejati Mandiri yang disulap menjadi ruang

pemeriksaan. “Sakit apa bapak?,” tanya Ibu Menteri kepada seorang bapak yang duduk di kursi roda. “Ya namanya sudah tua, ada saja penyakitnya,” jawab sang bapak.

Saat di acara pengobatan Ibu Menteri melakukan pemeriksaan cek darah. Selain memberikan pengobatan gratis Dharma Wanita Kementerian Perdagangan juga memberikan bantuan ke Taman Kanak-Kanak milik Yayasan Sejati Mandiri. “Kepedulian ini dalam upaya berbakti kepada masyarakat,” ucap Ibu Menteri. (ABS)

Page 70: Download Kemendag INTRA III

KATA KITA : “Reformasi Birokasi, Sekarang!!”

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

68 |

CIKOS TO AFRIKA Postur gadis berhijab ini kecil,

mungil dan banyak tingkahnya. Tapi, tekad dan semangatnya tak sekecil badannya. Sebagai CPNS Kementerian Perdagangan, cewek

ini ingin berpetualang ke Afrika sebagai atase perdagangan di sana. “Afrika itu negara berkembang, sama seperti Indonesia. Rasanya kalau di sana lebih punya tantangan daripada di negara maju,” tutur pemilik nama lengkap Aska Cikos Perdini (24).

Sebagai CPNS yang baru diterima Februari lalu, Cikos, begitu sapaannya, ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang patut diperhitungkan di dunia internasional. Ia sempat menuliskan apa yang ingin dilakukannya buat Indonesia selama 5 tahun ini. “Saya ingin ikut berkontribusi positif dalam pencapaian Nawacita,” tulisnya.

Lahir di Jakarta, 1 Februari 1991, sejak kecil Aska Cikos Perdini (24) sudah punya banyak cita-cita. Dokter, pramugrari, diplomat dan ah entah apa lagi. “Pokoknya banyak,” tuturnya malu-malu. Semakin besar, Cikos mulai menyeleksi cita-citanya. “Saya ingin jadi bos, jadi pemimpin. Makanya saya mulai menyukai entrepreneur,” kata pecinta pecel Madiun ini.

Tak tanggung-tanggung dengan mimpinya, Cikos masuk jurusan bisnis manajemen di ITB. Kelar dari ITB, Cikos mencari tantangan dengan bekerja di PT Timah nun jauh di Pakalpinang. Hanya 10 bulan di sana, Cikos berburu pendidikan di Belanda dengan belajar di Utwente University mengambil jurusan bisnis administrasi.

Lulus dari Belanda, orang tuanya memanggilnya pulang. “Saya diminta mengabdi ke negara, menekuni dunia perdagangan. Itulah alasan saya masuk ke Kemendag,” ujar penggemar traveling ini. Sebagai CPNS, ia berkomitmen untuk “bekerja jujur,bekerja efekif, dan bekerja baik.” Selamat bekerja Cikos….! (HER,ASK)

BUANG JAUH-JAUH KKN

Lulusan Universitas Brawaijaya Malang ini suka dipanggil

singkat saja: Ferry. Tapi ia tidak ingin cita-citanya sesingkat nama panggilannya. Pemilik nama asli Achmad Ferry Kusuma Wardana ini ingin menjadi pejabat nomor dua di Kementerian Perdagangan. “Saya ingin menjadi orang besar, Mas.

“SEBAGAI CPNS, SAYA BERKOMITMEN UNTUK BEKERJA JUJUR, BEKERJA EFEKIF, DAN BEKERJA BAIK.”

“SAYA INGIN MENJADI ORANG BESAR, MAS. SAYA PUNYA IMPIAN MENJADI SEKRETERIS JENDERAL DI KEMENTERIAN PERDAGANGAN,” TUTURNYA MANTAB.”

Fot

o: T

im H

umas

Page 71: Download Kemendag INTRA III

| 69

MIKIRIN DAYA SAING PRODUK

Dilihat dari namanya, orang

tak mengira kalau ia lahir dan besar di Tegal, Jawa Tengah. Pemilik kulit putih langsat ini bernama Nia Monica Watung. “Saya punya keturunan Manado,” tutur Nia. Ia mengaku

sangat bersykur bisa lolos sebagai CPNS di Kemendag. Maklum, saat ujian seleksi, ia menganggap sulit dan bikin deg-degan. Kini ia merasa lega. Dari ribuan orang yang ingin masuk sebagai CPNS di Kemendag, Nia salah satu yang terpilih.

Itu sebabnya ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan pengabdian di Kementerian Perdagangan yang kini dipimpin Rachmat Gobel ini. “Saya ingin bekerja dan mengabdi dengan baik di kementerian ini,” katanya. Nia memilih bagian Humas sebagai tempat pengabdian.

Sebagai pegawai di Kemendag, ia punya mimpi besar kelak di kemudian hari. “Mimpi saya menjadikan produk Indonesia bisa lebih dikenal di luar negeri. Saya ingin membantu UKM untuk memiliki kemampuan dan produknya bisa memiliki daya saing tinggi,” tuturnya.

Makanya, Nia mengaku akan bekera keras untuk mewujudkan impiannya. Ia tak ingin bekerja asal-asalan dan tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia. (HER/ASK)

Saya punya impian menjadi Sekreteris Jenderal di Kementerian Perdagangan,” tuturnya mantab. Ia tidak malu-malu menyeut keinginan dan cita-citanya selama mengabdi sebagai abdi negara.

Ferry rupanya sudah berhitung bagaimana ia bisa meraih apa yang diimpikan. Ia mengaku akan fokus selama setahun ini untuk betul-betul menunjukkan kemampuan dan pengabdiannya di unit pelayanan advokasi perdagangan luar negeri. Setelah itu, ia berharap Kementerian Perdagangan mengangkatnya sebagai PNS untuk menjalani dua tahun masa pengabdian. “Setelah itu saya ingin meningkatkan kemampuan. Saya akan berkuliah lagi dan terus mengasah kemampuan. InsyaAllah 30 tahun lagi saya akan menjadi Sekjen Kemendag,” ujarnya.

Pria berambut ikal tipis ini memang memiliki kemampuan yang penting bagi Indonesia, khususnya untuk mengadvokasi kasus-kasus di WTO. “Saya menekuni bidang hukum bisnis. Saya akan meningkatkan kemampuan saya di sini,” tuturnya.

Sebagai abdi Negara, ia punya komitmen untuk tidak main-main dengan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. “ Saya ingin mengabdi buat NKRI, dengan membuang jauh-jauh budaya KKN,” tulisanya di kertas putih. (HER,ASK)

“MIMPI SAYA MENJADIKAN PRODUK INDONESIA BISA LEBIH DIKENAL DI LUAR NEGERI. SAYA INGIN MEMBANTU UKM UNTUK MEMILIKI KEMAMPUAN DAN PRODUKNYA BISA MEMILIKI DAYA SAING TINGGI,” TUTURNYA.

à Tiga CPNS saat sedang berfoto freeze di depan gedung Kementerian Perdagangan

Page 72: Download Kemendag INTRA III

: Percaya Diri Hadapi MEA MENYONGSONG MEA

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

70 |

Salah satu kinerja 100 hari pemerintahan Jokowi-JK yang mengalami pertumbuhan signifikan tampak di sektor jasa. Pengamat ekonomi dari UGM Tony Prasetiantono mengatakan sekitar 13 juta turis memasuki Indonesia. Jika satu orang spending dana sekitar Rp 1 juta saja, maka dana yang bergerak di sektor ini minimal antara Rp 13 trilyun lebih.

Rupanya seiring hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) para turis ini tidak hanya menghabiskan uangnya di Indonesia untuk berlibur. Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Ida Bagus Purwa Sidemen mengatakan sekitar 4 juta turis asing datang ke Bali setiap tahun, dan jumlah terbesar dari Australia, China, dan Jepang. Mereka tak sekadar berlibur tetapi mulai masuk ke sektor bisnis dan perdagangan.

PERCAYA DIRI HADAPI MEA

Untuk mengetahui bagaimana sektor pariwisata juga mengantisipasi

Masyarakat Ekonomi ASEAN, Wartawan INTRA, Heru Bahtiar Arifin, Abdul Syukur dan fotografer Ricky mewawancarai Direktur Eksekuif PHRI Ida Bagus Purwa Sidemen yang juga mengajar di Universitas Hindu Indonesia, menjadi auditor Sistem Pengamanan Hotel dan Auditor Standar Usaha Hotel.

APA KABAR GUS PURWA (PANGGILAN IDA BAGUS PURWA SIDEMEN)?

Baik-baik saja. Bali semakin hari semakin macet hehehe, sama dengan Jakarta. Dari Bandara ke tempat wisata mulai macet karena pertumbuhan pariwisata di sini luar biasa besar tidak sebanding dengan perkembangan infrastruktur. Untungnya sekarang ada jalan tol. Itu sangat menolong.

BALI TOURISM BOARD (BTB) MAKIN POPULAR DI LUAR NEGERI?

Ya, BTB sangat dikenal dan memiliki program rutin setiap tahun. BTB sekarang telah dikembangkan hampir di seluruh daerah dan diatur dalam peraturan pemerintah dengan nama baru Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). Di Bali, BTB sendiri terdiri atas sejumlah organisasi pariwisata antara lain PHRI, Asita, PATA, Pusat Usaha Taman Rekreasi Indonesia, Society Indonesia Event Organitation, Majelis Utama desa Pakraman dan Gabungan Wisata Bahari.

BAGAIMANA BALI MENGANTISIPASI HADIRNYA MEA. SEBAB, SALAH SATU YANG AKAN “MENYERANG” BALI ADALAH MASUKNYA TENAGA KERJA PROFESSIONAL DARI NEGARA-NEGARA ASEAN DAN INI BISA MENGGANTIKAN TENAGA KERJA LOKAL JIKA TIDAK DISIAPKAN?

Betul. Si MEA ini sudah ibarat gadis cantik yang menjadi pembicaraan semua orang. Kami di Bali juga membicarakan ini sejak dua tahun silam. Kami mesti menyiapkan SDM. Salah satu yang terpenting adalah menyiapkan kualitas SDM. Industri pariwisata mau tidak mau harus memperkerjakan orang yang bersertifikat, yang memiliki standar kompetensi dalam menjalankan industri pariwisata. Banyak sekali tenaga kerja dalam industri tetapi hanya 10% yang bersertifikat. Kebanyakan dari sekolah yang disertifikasi. Para pekerja yang ahli justru belum bersertifikat.

APA KENDALANYA?

Lembaga sertifikasi profesi belum banyak di Bali. Selalu saja banyak pertanyaan, di mana saya harus memperoleh sertifikat. Sebab, baru ada satu LSP (lembaga sertifikasi profesi). Jika pada saat high section sulit dapat jadwal karena perusahaan tidak bersedia mengirim para pekerjanya mengikuti ujian sertifikasi. Pada saat low section, banyak yang

Ida Bagus Purwa Sidemen | Direktur Eksekutif BPD PHRI Bali

Fot

o: T

im H

umas

Page 73: Download Kemendag INTRA III

| 71

berduyun-duyun dan lembaga sertifikasi profesi kuwalahan menampungnya.

Kendala kedua adalah biayanya. Sekali sertifikasi tingkat dasar saja Rp 750 ribu. Semakin ahli, makin banyak item yang akan dinilai dan diujikan dan tentu saja biayanya juga tak murah. Setingkat GM bisa saja mencapai 15-20 juta karena banyak sekali komponen yang harus diujikan oleh lembaga sertifikasi porfesi. Hampir 250 mati uji. Di Bali baru ada LSP Parindo. Kami juga mulai membuat LSP Pemasaran. LSP tenaga kerja engineering. Bekerja di hotel lulusan mesin, listrik tetap harus disertifikasi juga. Pihak hotel banyak membantu pembiayaan meski tidak sepenuhnya. Biaya ditanggung masing-masing personal.

UPAYA PEMERINTAH BAGAIMANA?

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dua tahun lalu sudah melakukan terobosan. Sertifikasi dilakukans secara massif. Banyak juga yang ikut. Hampir 1500 ribuan lebih para pekerja sudah disertifikasi, tetapi jumlah itu masih kurang. Ada ratusan ribu tenaga kerja di Bali ini. Mereka semua dari front office hingga GM seharusnya juga disertifikasi. Sertifikasi menjadi isu penting di industri pariwisata karena kami memang mengutamakan layanan. Dan sertifikasi ini sama dengan di 10 negara ASEAN lainnya.

BERAPA JUMLAH HOTEL RESTORAN DI BALI?

Jumlah kamar terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Saat ini saja jumlah kamar sebanyak 80 ribu kamar. Jumlah ini terdiri atas 260 hotel berbintang dan hotel nonbintang 1.500 unit. Pondok wisata 1.500 unit sehingga total sekitar 3.250 unit.

HOTEL JUGA DISERTIFIKASI?

Ya, hotel juga disertifikasi, namanya sertifikasi usaha. Kami juga melakukan sertifikasi pengamanan. Sejak bom Bali, pengamanan menjadi salah satu isu penting yang tak boleh ditinggalkan. Industri pariwisata di Bali pernah mengalami semacam kolaps ketika terjadi pengeboman. Kini, pengamanan menjadi isu sentral di industri pariwisata Bali.

KALAU MEA BERLAKU AKHIR DESEMBER 2015 NANTI, APAKAH TENAGA KERJA KITA MAMPU BERSAING

DENGAN TENAGA KERJA DARI LUAR. BAGAIMANA PERSIAPAN PHRI?

Untuk memberikan perlindungan ya harus bersertifikat. Itu salah satu bentuk mengapa kita mendorong sertifiakasi. Kita tak bisa menolak mereka. Kalau tak bersertifikat, ya mereka yang mengisi tenaga kerja mereka. Ini juga salah satu alasan mengapa mereka penting bersertifikat. Dalam kondisi yang sama, tenaga kerja kita yang bersertifikat bisa bekerja di ASEAN. Yang penting ada logo Garuda. Standar sertifikasinya sama, di seluruh negara ASEAN.

Sertifikasi ini salah satu perlindungan, salah satu proteksi yang mengeliminasi peluang tenaga kerja dari negara-negara ASEAN sampai jabatan terendah. Di sejumlah hotel sudah mulai 50% bersertifikat termasuk supervisor dan general manager karena bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan lembaga profesi. Dan sertifikat ini tidak main-main.

BAGAIMANA PERHATIAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA?

PP Nomor 52 Tahun 2012, tentang sertifikasi profesi, itu bisa menggunakan APBD. Serikat pekerja dan PHRI gencar melakukan sosialisasi sertifikasi ini. Jumlahnya mulai banyak karena sudah diprogramkan. Tenaga kerja di tiga kabupaten, Badung, Denpasar, dan Gianyar cukup besar. Pajak PHRI sudah sangat besar dan dibagikan ke kabupaten lain dan ini bisa digunakan untuk mendorong percepatan sertifikasi tenaga kerja di sektor pariwisata. Pemerintah seharusnya menjadikan MEA ini sebagai perhatian bersama agar tenaga kerja kita dapat terlindungi karena keprofesionalannya.

DARI MANA SAJA TURIS YANG KE BALI?

Australia, China-Taiwan-Jepang yang paling banyak, karena dekat dan murah. Dulu Australia banyak melakukan aktivitas tour. Sekarang jarang yang mengambil tour. Mereka berbisnis atau menghabiskan uang. Para turis melakukan bisnis dan perdagangan. Ini memicu transaksi dan ekspor perdagangan. Saya belum tahu berapa besar transaksi perdagangan para turis ini. Tetapi pergeseran ini bisa dirasakan. Mereka tidak lagi hanya berlibur, mereka juga berbisnis di Indonesia.

APAKAH BALI SUDAH SIAP DENGAN MEA?

Bali akan selalu siap menghadapi MEA. Kami percaya diri dapat menyongsong MEA dengan baik. Sertifikasi sudah kami lakukan.

Berbagai regulasi dan infrastruktur pun sudah kami siapkan. Mudah-mudahan MEA datang dan kita semua sudah siap menghadapi tantangan global. Persaingan memang sudah mulai terasa, bahkan sudah mulai tidak sehat karena hotel dan restoran banyak yang dibangun baru dan harganya murah. Ini sudah mulai persaingan bebas.

Selain menghadapi MEA, kita punya kendala. Dengan perijinan provinsi dan kabupaten kota bagaimana proses pengurusan perijinan itu tidak seragam. Agar ada kesamaan persepsi. Proses ijinnya agar bisa disamakan. Provinsi itu nggak punya daerah kekuasaan.

DAMPAK BOM BALI APAKAH MASIH DIRASAKAN?

Akupansi hotel 63-65%. Itu sangat jauh dari sebelum bom. Sebenarnya hotel itu baru bisa dapat profit yang wajar di atas 70%. Ini persaingan. Sebab, jumlah kamarnya yang banyak. Tiap tahun meningkat kunjungan wisata. Sekarang ini sudah hampir 4 juta. Sebelumnya 3 juta wisatawan.

Gambarannya, jumlah kamar semakin banyak, dan wisman yang banyak lagi kendalanya infrastruktur sudah mulai macet sejak di bandara. Stres di jalan. Ini memberikan pengaruh. Sebab, transportasi harus memadai.

Banyak hal lain yang harus berkembang, tidak hanya jumlah kamar, tapi juga jalan, dan infrastruktur lainnya. Per 1 Desember-20 desember lalu dilakukan pemutihan kendaraan luar. Setelah tangga 20 ditutup lagi. Tidak melarang mobil baru masuk. Rata-rata satu rumah 1-2 motor. Angkutan umum belum sadar menggunakan angkutan umum dan infrastuktur angkutan umum juga belum memadai.

JADI, MEA AKAN MENJADI PERHATIAN UTAMA INDUSTRI PARIWISATA DI BALI DAN SEMUA SUDAH MULAI MEMPERSIAPKANNYA DENGAN BAIK?

Ya. Kami akan menyiapkannya dengan baik. Persaiangan hotel cukup tinggi, regional dan nasional. Keunggulan hotel menjaga standar pelayanan yang diberikan kepada wisatawan. Standar parameter hotel bintang 5 diupayakan, sistem manajemen pengamanan hotel, dan standar usaha hotel disertifikasi. Dengan komitmen dan percaya diri, kita mudah-mudahan bisa menghadapi MEA dengan baik. n

Page 74: Download Kemendag INTRA III

Konsumen cerdas adalah konsumen yang kritis

dan berani memperjuangkan hak dan kewajibannya serta mampu melindungi

diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari barang dan jasa yang tidak sesuai dengan

ketentuan atau tidak sesuai dengan Kesehatan, Keamanan, Keselamatan,

dan Lingkungan (K3L).

KIAT MENJADI KONSUMEN CERDAS

TEGAKKAN HAK & KEWAJIBAN ANDA SELAKU KONSUMEN

TELITI SEBELUM MEMBELI

PASTIKAN PRODUK SESUAI DENGAN STANDAR MUTU K3L

PERHATIKAN LABEL & MASA KADALUARSA

BELI SESUAI KEBUTUHAN, BUKAN KEINGINAN

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

72 |

TRADE-PEDIA : Ayo, Jadi Konsumen Cerdas!

Page 75: Download Kemendag INTRA III

Membaca atau mengikuti petunjuk/ informasi dan prosedur pemakaian

Beritikad baik dalam melakukan transaksi

Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati

Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

KEWAJIBAN KONSUMEN

CERDAS

Mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan

Memilih barang atau jasa yang akan digunakan

Mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur tentang kondisi barang atau jasa

Didengar pendapat dan keluhannya

Mendapatkan pembinaan

Diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

Mendapatkan ganti rugi atau kompensasi

HAKKONSUMEN

CERDAS

Konsumen cerdas adalah konsumen yang kritis

dan berani memperjuangkan hak dan kewajibannya serta mampu melindungi

diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari barang dan jasa yang tidak sesuai dengan

ketentuan atau tidak sesuai dengan Kesehatan, Keamanan, Keselamatan,

dan Lingkungan (K3L).

KIAT MENJADI KONSUMEN CERDAS

TEGAKKAN HAK & KEWAJIBAN ANDA SELAKU KONSUMEN

TELITI SEBELUM MEMBELI

PASTIKAN PRODUK SESUAI DENGAN STANDAR MUTU K3L

PERHATIKAN LABEL & MASA KADALUARSA

BELI SESUAI KEBUTUHAN, BUKAN KEINGINAN

| 73

SEKILAS TENTANG AEC

Berdasarkan data yang diperoleh, tercatat total impor Indonesia pada tahun 2013 adalah sebanyak 15% dari total impor seluruh negara ASEAN. Sebaliknya, total ekspor Indonesia terhadap total ekspor negara-negara ASEAN pada tahun yang sama adalah 14,4%.

Sesuai dengan kesepakatan ASEAN Free Trade Area (AFTA), nantinya para anggota AEC dapat melakukan kegiatan jual beli atas barang tanpa harus memikirkan hambatan tarif karena sudah 98,87% pos tarif AFTA Indonesia dibebaskan atau sudah 0%. Namun hingga saat ini Indonesia masih menempatkan 9 pos tarif beras dan 7 pos tarif gula dalam Highly Sensitive List sehingga tarif atau bea masuk komoditas tersebut belum dihapus.

Dalam pelaksanaan MEA 2015 terdapat 12 Priority Integrated Sectors (PIS) yang dibagi ke dalam dua kategori yaitu perdagangan jasa dan perdagangan barang. Adapun 5 sektor dalam perdagangan jasa meliputi transportasi udara, e-ASEAN, pelayanan kesehatan, pariwisata, dan logistik. Sedangkan 7 sektor lainnya yang masuk dalam kategori perdagangan barang antara lain adalah hasil pertanian, elektronik, otomotif, produk berbasis kayu, produk berbasis karet, hasil perikanan, serta tekstil.

Terkait dengan liberalisasi pada sektor jasa, negara-negara anggota MEA menandatangani Saling Pengakuan (Mutual Recognition Agreement/MRA) pada tanggal 19 November 2007. Saling Pengakuan ini menjadi sebuah hal mutlak yang dilakukan untuk mendukung liberalisasi sektor jasa yang berasaskan keadilan. Dalam Saling Pengakuan tersebut terdapat 8 bidang ketenagakerjaan yang telah disepakati, yaitu teknik rekayasa, keperawatan, arsitekur, pemetaan, pariwisata, medis, dokter gigi, dan akuntansi. Dengan demikian, para pekerja yang memiliki kualifikasi tersebut dapat diterima dengan terbuka di pasar ASEAN.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan sebuah komunitas negara-negara ASEAN yang

memberlakukan sistem pasar tunggal yang berarti terbuka dan bebas untuk melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal maupun tenaga kerja demi mewujudkan ekonomi ASEAN yang terintegrasi.

Anggota MEA terdiri dari 10 negara yang tergabung dalam ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam.

Pada awalnya pelaksanaan MEA akan dimulai pada tahun 2020, namun setelah penandatanganan “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015” pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina pada tanggal 13 Januari 2007, pelaksanaan MEA diputuskan akan dimulai pada akhir tahun 2015. Keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan ASEAN dalam memperkuat daya saing untuk menghadapi kompetisi global, penurunan biaya produksi di ASEAN sebesar 10-20 persen, dan meningkatkan kemampuan kawasan dengan implementasi standar dan praktik internasional, HAKI dan adanya persaingan.

MEA memiliki peranan yang sangat penting karena dapat memberikan beberapa manfaat bagi para anggotanya antara lain mendorong peningkatan daya saing, penghapusan hambatan tarif maupun non tarif, memberikan kesempatan bagi produsen untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang lebih luas, serta membuka peluang penyerapan tenaga kerja. Namun, manfaat serta tujuan utama dari MEA adalah meningkatkan stabilitas perekonomian dan kesejahteraan seluruh negara di kawasan ASEAN.

Sebagai salah satu negara anggota MEA, Indonesia memiliki 9 produk unggulan untuk diekspor ke negara ASEAN lainnya. Produk-produk tersebut diantaranya adalah produk perkebunan seperti coklat, kopi, dan karet, produk hutan, elektronik, otomotif, tekstil, alas kaki, serta udang yang merupakan produk kelautan.

Maraknya berbagai produk yang masuk ke Indonesia mengharuskan kita menjadi konsumen yang lebih cerdas dalam memilih dan membeli barang. Dalam hal ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerapkan program Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen agar konsumen dapat melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan dari barang atau jasa yang tidak sesuai ketentuan atau tidak sesuai dengan Kesehatan, Keamanan, Keselamatan dan Lingkungan (K3L).

TEGAKKAN HAK DAN KEWAJIBAN ANDA SELAKU KONSUMEN: Sebagai konsumen, sebaiknya Anda lebih kritis dan berani memperjuangkan hak apabila barang atau jasa yang dibeli tidak sesuai standar yang dijanjikan. Tidak hanya itu, konsumen juga harus memahami kewajibannya yang terdapat dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK).

TELITI SEBELUM MEMBELI: Konsumen yang cerdas harus terbiasa untuk teliti sebelum membeli atau menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan.

PASTIKAN PRODUK SESUAI DENGAN STANDAR MUTU K3L: Konsumen sebaiknya mulai akrab dengan produk-produk Standar Nasional Indonesia (SNI) yang tentunya memberikan jaminan Kesehatan, Keamanan, Keselamatan, dan Lingkungan (K3L) pada konsumen. Hingga saat ini terdapat 89 jenis produk yang sudah SNI wajib.

PERHATIKAN LABEL DAN MASA KADALUARSA: Terkait kondisi barang, konsumen juga harus lebih kritis untuk mengetahui barang yang akan dibelinya. Pastikan barang yang dibeli terbungkus rapi dan disertai label, serta dicantumkan antara lain: komposisi, petunjuk penggunaan, masa berlaku, serta kartu garansi untuk barang tertentu. Bila Anda membeli barang secara online, sebaiknya perhatikan petunjuk pembeliannya dan lakukan sistem jual beli langsung yaitu dengan cara bertemu.

BELI SESUAI KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN: Dalam hal jual-beli, masyarakat Indonesia terkenal sebagai konsumen yang konsumtif. Seringkali membeli barang atau jasa sekedar memenuhi keinginan dan belum tentu menjadi kebutuhan. Oleh karenanya seringkali masyarakat Indonesia tertipu oleh kualitas. Melalui program Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen, konsumen diajak untuk tidak dikuasai oleh keinginan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

Mulailah menjelma menjadi konsumen cerdas yang cermat dan kritis demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Mulai dari diri sendiri dan sebarluaskan perilaku ini kepada keluarga dan lingkungan Anda.

MASYARAKATEKONOMIASEAN (MEA)

Page 76: Download Kemendag INTRA III

PUBLIKASI INTERNAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

74 |

MA

LAY

SIA

SIN

GA

PO

RE

DIKOMUNIKASIKAN OLEH:

D

PANGSA IMPOR INDONESIA-ASEAN

2013

15.0%

PANGSA EKSPORINDONESIA-ASEAN

2013

14.4%

Mendorong peningkatan daya saing Penghapusan

hambatan tarif maupun non tarif

Memberikan kesempatan bagi produsen untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang lebih luas

Membuka peluang penyerapan tenaga kerja

MEAMANFAAT

A

BC

D

E

Meningkatkan stabilitas perekonomian dan kesejahteraan seluruh negara di kawasan ASEAN

DISTRIBUSI

AKHIR

9 produk unggulan ekspor Indonesia ke ASEAN:

coklat, kopi, karet, produk hutan | elektronik, otomotif | tekstil, alas kaki | udang |

Sumber: www.asean.org

Sumber: www.asean.org

12 PRIORITY INTEGRATED SECTOR (PIS)

TRANSPORTASI UDARA

e-ASEAN

PELAYANANKESEHATAN

PARIWISATA

JASA LOGISTIK

5SEKTOR

JASA

PERDAGANGAN

PERIKANAN

PRODUK BERBASIS KARET

PRODUK BERBASIS KAYU

BARANG

PERDAGANGAN

7SEKTOR

PERTANIAN

ELEKTRONIK

TEKSTIL

OTOMOTIF

Sumber: www.kemendag.go.id

SALING PENGAKUAN 8 JENIS KUALIFIKASI PROFESIONAL (MRA)

TEKNIK REKAYASA

KEPERAWATAN ARSITEKTUR PEMETAAN

PARIWISATA MEDIS DOKTER GIGI

AKUNTANSI

Sumber: www.kemendag.go.id

PELUANG BISNIS INDONESIA DI ASEAN

MYA

NM

AR

Makanan & minuman olahan, produk konstruksi, obat, pupuk, toiletries, produk plastik & elektrik, ban, kertas, furnitur & kosmetik

Legal, teknisi, arsitek, perawat, kurir, telekomunikasi, konstruksi, komputer, distribusi, transportasi

JASA

BARANG

VIE

TNA

M

Mesin & peralatan, produk baja, bahan baku industri pakaian & sepatu, elektronik, plastik, otomotif

Dokter hewan, perawat, arsitek, waralaba, hotel, restoran, agen perjalanan & wisata, kereta api & konstruksi

JASA

BARANG

THA

ILA

ND

Elektronik, kimia organik, kertas, produk plastik, perhiasan, ban, produk kehutanan, otomotif, perikanan, bumbu, coklat

Taman hiburan, rumah sakit, legal, akuntan, medis & dokter gigi, teknisi, arsitek, audio-visual, distribusi

JASA

BARANG

CA

MB

OD

iA

Makanan & minuman olahan, produk konstruksi, obat, pupuk, perlengkapan mandi, produk plastik & elektrik, ban, kertas, furnitur, kosmetik

Legal, teknisi, arsitek, perawat, kurir, telekomunikasi, konstruksi, komputer, distribusi, transportasi

JASA

BARANG

Karet, alas kaki, udang, kopi, coklat, alat medis, rempah, perikanan, makanan & minuman olahan, kertas, alat tulis, perhiasan, elektronik

Legal, akuntan, medis & dokter gigi, teknisi, arsitek, dokter hewan, hotel, restoran, audio-visual, distribusi

JASA

BARANG

Tekstil & garmen, produk kehutanan, coklat, kopi, udang, kulit & produk kulit, rempah obat, makanan olahan, kerajinan, bumbu

periklanan, perfilman, konstruksi, hotel, restoran, taman rekreasi, transportasi udara & laut

JASA

BARANG

Sum

ber:

www.

asea

n.org

POS TARIF AFTA INDONESIA

(SUDAH DIBEBASKAN)

98.87%

0%MENCAPAI

HIGHLY SENSITIVE

LIST

97POS TARIF BERAS

POS TARIF GULA

MEAPELAKSANAAN

BRUN

EIDA

RUSS

ALAM

INDO

NESI

A

VIET

NAM

Komunitas negara-negara ASEAN yang memberlakukan SISTEM PASAR TUNGGAL yang berarti TERBUKA dan BEBAS untuk

melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal maupun tenaga kerja demi mewujudkan ekonomi ASEAN yang terintegrasi

MASYARAKATEKONOMIASEAN (MEA)

PDB per kapita(US$ million) 2013

Tingkat Pertumbuhan PDB(dalam %)

Jumlah Penduduk (dalam ribuan) 2013

Impor(US$ million) 2013

Ekspor (US$ million) 2013

406 248.818 68.251 89.708

39.678 3.466 5.678 1.908

11.445 182.551 228.730 132.664

36.111 186.628 249.517 132.109

KETERANGAN: 2012 2013

1.0-1.8

99.384

2.706

53.978

65.130

6.87.2

6.2 5.8

CAM

BODI

A

14.962

1.046

9.148

9.176

7.0 7.0

6.644

1.505

2.592

3.292

7.9 8.2

29.948

10.420

228.276

205.985

5.64.7

5.399

55.183

410.249

373.015

2.53.9

6.5

2.9

5.3 5.4

61.573

916

11.436

12.009

5.97.5

LAOS

MAL

AYSI

A

MYA

NMAR

PHIL

IPPI

NES

SING

APOR

E

THAI

LAND