Upload
vonhu
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. i
ROADMAP
BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015-2019
Penanggung Jawab
: Ir. Abd. Rahman, MT (Kepala Baristand Industri Banda Aceh)
( )
Tim Penyusun : 1. Amir Fuadi, S.Tp ( ) (Kepala Sub. Bagian Tata Usaha) 2. Drs. Yusaini ( ) (Kepala Seksi Program dan Pengembangan
Kompetensi)
3. Ruslan, ST, MT ( ) (Kepala Seksi Teknologi Industri) 4. Nurlaila, ST, MT ( ) (Kepala Seksi Standardisasi dan Sertifikasi) 5. Nurbaiti, SE ( ) (Kepala Seksi Pengembangan Jasa Teknik) 6. Abdul Thalib, S.Tp ( ) (Pejabat Fungsional Perekayasa) 7. Fitriana Djafar, S.SI, MT ( ) (Pejabat Fungsional Peneliti)
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. ii
KATA PENGANTAR
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh disusun untuk jangka waktu
menengah (5 tahun) selama periode 2015-2019, mengacu kepada visi dan misi
Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden (Nawacita)
yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; Undang-undang
No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun
2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-
2035; Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional
(KIN); Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perindustrian; Rancangan Teknokratik Rencana Strategis Kementerian
Perindustrian Tahun 2015-2019; Peraturan presiden No. 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
2011-2025; Peraturan Menteri Perindustrian No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja
Balai Riset dan Standardisasi Industri; Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara
Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin; Pedoman Penataan Arsitektur
dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/
lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh Kementerian Keuangan Tahun 2014; dan
Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2010-2014. Selain itu,
penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini merujuk kepada latar
belakang tugas pokok dan fungsi Balai, diselaraskan dengan visi, misi, arah
kebijakan dan strategi yang akan dirincikan dalam Renstra Baristand Industri Banda
Aceh Tahun 2015-2019.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh secara umum disusun sebagai
pedoman umum dalam mensinergikan program dan rencana aksi pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Baristand Industri Banda Aceh.
Dengan adanya Roadmap Baristand Industri Banda Aceh diharapkan adanya
peningkatan komitmen pimpinan dan kepatuhan atau kesadaran seluruh staf
Baristand Industri Banda Aceh terhadap setiap upaya melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya; serta peningkatan dalam pengelolaan program dan kegiatan
Baristand Industri Banda Aceh selama periode 2015-2019.
BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH K e p a l a,
Ir. Abd. Rahman, MT NIP. 19621231 199003 1 215
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Tujuan ..................................................................................... 4 1.3. Sasaran ................................................................................... 5 1.4. Pendekatan ............................................................................. 5
BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ................................................................................. 7
BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ............. 13
A. Arah Kebijakan dan Sasaran Strategis ........................................ 13 1. Peran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam Pembangunan Industri Nasional ............................................ 14 2. Peran Strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri Berdasarkan Undang-Undang Perindustrian ............................................... 16
B. Kerangka Kelembagaan .............................................................. 18 BAB IV. RENCANA AKSI PROGRAM DAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH .............................................................. 23 BAB V. TARGET KINERJA DAN PENDANAAN BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH ............................................................... 25
5.1. Indikator Keberhasilan ............................................................ 26 BAB VI. FOKUS AREA ROADMAP ............................................................. 28 BAB VII. GRAND STRATEGY .................................................................... 29 BAB VIII. PENUTUP .................................................................................... 34
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Visi dan Misi Pembangunan Industri Kemenperin ......................... 14
Tabel 2. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan Pembangunan
Industri Jangka Panjang dan Menengah ..................................... 17
Tabel 3. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh
Tahun 2015-2019 .......................................................................... 19 Tabel 4. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand
Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ......................................... 20 Tabel 5. Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .......................................................................... 21 Tabel 6. Proyeksi Anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .......................................................................... 22
Tabel 7. Proyeksi Target Penerimaan PNBP Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 .......................................................................... 22
Tabel 8. Matriks Indikator Keberhasilan Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ......................... 26
Tabel 9. Fokus Area Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ..... 28
Tabel 10. Grand Strategy Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri
Banda Aceh ................................................................................... 29
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019 9
Gambar 2. Kerangka Analisis Penyusunan RoadMap Baristand Industri
Banda Aceh Tahun 2015-2019 ................................................. 12 Gambar 2. Program Layanan BPKIMI ......................................................... 15 Gambar 3. Peran BPPIdalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan
UU Perindustrian ....................................................................... 16
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi di masing-masing
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, maka pemerintah mengharuskan
setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk menyusun roadmap
reformasi birokrasi. Roadmap reformasi birokrasi akan menjadi alat bantu bagi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan
penyelesaian kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
Roadmap merupakan prasyarat utama bagi semua Kementerian/lembaga
dalam melaksanakan reformasi birokrasi yang berisi penjelasan mengenai
program dan kegiatan reformasi birokrasi yang sudah, sedang dan akan
dilaksanakan. Selain rencana pelaksanaan kegiatan, roadmap menjelaskan
informasi penting lain yang mencakup: penanggungjawab, pelaksana, dukungan
anggaran yang diperlukan serta target atau indikator pencapaiannya.
Secara umum Roadmap bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan
reformasi birokrasi agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif,
efisien, terukur, konsistensi, terintegrasi dan berkelanjutan.
Penetapan dan penyusunan Roadmap Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh (Baristand Industri Banda Aceh) dipandang perlu
sebagaimana dijabarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 9 Tahun 2011 sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010
- 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2010- 2014.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh merupakan panduan, tujuan,
sasaran, strategi, dan kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan
organisasi yang disusun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun periode 2015-2019 dan
dapat ditinjau kembali setiap 1 (satu) tahun sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 2
Roadmap memandu Baristand Industri Banda Aceh menjalankan strategi
dan program-program aksi secara terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan
terukur dengan baik. Roadmap dapat diibaratkan sebagai sebuah peta jalan
dalam satu perjalanan, agar perjalanan tersebut dapat efektif dan efisien.
Penyusunan Roadmap dimulai dengan identifikasi dan pemetaan terhadap
kondisi serta permasalahan selanjutnya ditetapkan fokus strategis yang akan
melandasi strategi dan kebijakan Baristand Industri Banda Aceh dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh disusun mengacu kepada visi
dan misi Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden
(Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan Pemerintah
RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN) Tahun 2015-2035; Peraturan Presiden RI No. 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional (KIN); Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015
tentang Kementerian Perindustrian; Peraturan Menteri Perindustrian RI No.
31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13 Maret 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019; Peraturan Presiden RI No. 32
Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; Peraturan Menteri Perindustrian RI No.
49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri;
Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan
Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian; Hasil Trilateral
Meeting Tahun 2014 antara Bappenas – Kementerian Keuangan – Kemenperin;
Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh Kementerian
Keuangan Tahun 2014; dan Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh
Tahun 2010-2014.
Penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini juga merujuk
kepada latar belakang tugas pokok dan fungsi Balai, diselaraskan dengan visi,
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 3
misi, arah kebijakan dan strategi yang akan dirincikan dalam Renstra Baristand
Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019. Dalam kerangka operasional, rencana
aksi kegiatan direncanakan untuk periode 2015-2019 dan diimplementasikan pada
setiap periode RPJM (Rencana Program Jangka Menengah) dan atau Rencana
Kinerja (Renkin) per tahun.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015
tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas, dan fungsi Balai Besar dan Balai
Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka
tugas Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada Peraturan
Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri. Adapun tugas
Balai Riset dan Standardisasi Industri yaitu melaksanakan riset dan standardisasi
serta sertifikasi dibidang industri.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri
melaksanakan fungsi yaitu :
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang
bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk,
serta pencemaran industri;
Penyusunan program dan pengembangan kompetensi dibidang jasa
riset/litbang;
Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang
bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;
Pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi, penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan; dan
Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata persuratan,
perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan
rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Balai Riset
dan Standardisasi Industri.
Pada dasarnya Roadmap ini akan membantu pencapaian target Rencana
Strategis (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh yaitu:
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 4
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi,
dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan
daerah.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan
standar pelayanan publik yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan kemampuan Laboratorium penguji dan LSPro untuk mendukung
SNI wajib.
5. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan
HKI.
Tujuan strategis yang akan dirincikan dalam Renstra pada 2015-2019 yaitu
untuk meningkatkan peranan riset Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh dalam pengembangan industri atsiri, rempah dan komoditi
unggulan/kompetensi inti daerah, serta peningkatan pelayanan jasa teknis melalui:
1. Meningkatkan peranan riset Baristand Industri Banda Aceh dalam
pengembangan Industri atsiri, rempah dan komoditi inti /unggulan daerah di
bidang:
a. Pengembangan teknologi proses (kimia, fisika, ekstraksi, nano teknologi
dan bioteknologi);
b. Diversifikasi produk;
c. Peningkatan mutu dan keamanan produk;
d. Rancang bangun dan perekayasaan peralatan industri;
e. Standardisasi dan Sertifikasi;
f. Energi dan lingkungan;
g. Pelayanan jasa teknis yang terpadu dan berkualitas.
2. Produk yang akan dikembangkan dari atsiri, rempah dan komoditi inti/
unggulan daerah, antara lain :
a. Produk toiletteris dan kosmetik berbasis atsiri dan rempah;
b. Produk pangan (perisa/flavouring, minuman dan makanan)
c. Produk pangan fungsional;
d. Produk pertanian dan perikanan;
e. Produk hasil galian, mineral, hasil tambang dan bahan bangunan
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 5
3. Pengembangan kompetensi SDM difokuskan pada :
a. Penguasaan karakterisasi bahan dan produk;
b. Penguasaan teknologi ekstraksi, fraksinasi dan purifikasi;
c. Penguasaan teknologi formulasi, proses dan diversifikasi.
1.2. TUJUAN
Secara umum Roadmap bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan
reformasi birokrasi agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif,
efisien, terukur, konsisten, terintegrasi dan berkelanjutan.
Adapun penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh
dimaksudkan untuk dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum penyusunan roadmap ini adalah sebagai pedoman umum dalam
mensinergikan program dan rencana aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur,
konsisten, terintegrasi dan berkelanjutan.
Sedangkan tujuan khusus dari penyusunan Roadmap ini adalah untuk:
a. Menginformasikan arah kebijakan umum dan strategi sektor perindustrian;
b. Menjadi panduan bagi Baristand Industri Banda Aceh dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya;
c. Memberi gambaran, arah, strategi, dan tahapan dalam perencanaan dan
pengelolaan program dan kegiatan yang akan dikembangkan;
d. Menyiapkan program dan rencana aksi dalam melaksanakan tupoksi Balai;
e. Menentukan sasaran dan waktu pencapaian masing-masing program dan
rencana aksi.
1.3. SASARAN
a. Peningkatan komitmen pimpinan dan kepatuhan atau kesadaran seluruh staf
Baristand Industri Banda Aceh terhadap setiap upaya melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya;
b. Peningkatan mutu dan kualitas pengelolaan program dan kegiatan Baristand
Industri Banda Aceh.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 6
1.4. PENDEKATAN
Beberapa dokumen yang menjadi sumber penyusunan Roadmap ini antara
lain adalah:
1. Visi dan Misi Jokowi-JK;
2. Agenda Prioritas Presiden (NAWACITA);
3. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
4. Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035;
6. Peraturan Presiden RI No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional (KIN);
7. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perindustrian;
8. Peraturan Presiden RI No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
9. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja
Balai Riset dan Standardisasi Industri;
10. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13
Maret 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun
2015-2019;
11. Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan
Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian;
12. Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara Bappenas – Kementerian
Keuangan – Kemenperin;
13. Pedoman Penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) Tahun 2014; dan
14. Rencana Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2010-2014.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 7
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI
2.1. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI
Visi pembangunan industri nasional pada tahun 2035 adalah menjadi
Negara Industri Tangguh yang bercirikan:
1. Struktur industri nasional yang kuat, sehat dan berkeadilan;
2. Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global;
3. Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.
Dalam rangka mewujudkan visi tahun 2035 tersebut di atas, pembangunan
industri nasional mengemban misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian
nasional;
2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri
Hijau;
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah
pemusatan atau penguasaan Industri oleh satu kelompok atau perseorangan
yang merugikan masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia
guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
Strategi yang ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan industri
nasional adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam;
2. Pengendalian Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi;
3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri;
4. Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil
dan Menengah;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 8
5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas;
6. Pembangunan sarana dan prasarana Industri;
7. Pembangunan industri hijau;
8. Pembangunan industri strategis;
9. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri;
10. Kerjasama internasional bidang industri.
2.2. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Kementerian Perindustrian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
sebagai lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Perindustrian dituntut untuk melakukan pengaturan, pembinaan, dan
pengembangan perindustrian sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015–
2019, serta mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sesuai
dengan amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur. Untuk itu, maka disusunlah visi dan misi Pembangunan Industri
yang akan dicapai melalui pencapaian tujuan, sasaran strategis, dan pelaksanaan
program dan kegiatan utama maupun kegiatan pendukung sebagaimana
digambarkan pada Peta strategis Kementerian Perindustrian pada Gambar 1.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 9
Gambar 1. Peta Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015 – 2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 10
Visi Kementerian Perindustrian tahun 2015 – 2019 adalah: “Indonesia
Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun 2035”.
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam
bentuk 3 (tiga) Misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian
sebagai berikut:
1. Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan Pemerataan
Industri;
2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumber daya
industri yang berkelanjutan;
3. Meningkatkan daya saing dan Produktivitas.
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Pembangunan Industri,
Kementerian Perindustrian menetapkan tujuan pembangunan industri untuk 5
(lima) tahun ke depan yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya
Saing. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis
yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi
Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif
Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis Kementerian Perindustrian untuk periode tahun 2015 – 2019 akan
dijelaskan berikut ini.
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif
pemangku kepentingan adalah:
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya peran industri dalam perekonomian
nasional.
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri;
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian nasional.
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan
teknologi.
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
Sasaran Strategis 7 : Menguatnya struktur industri.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 11
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif
proses internal sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1 : Tersusunnya kebijakan pembangunan industri searah
dengan ideologi TRISAKTI dan Agenda Prioritas
Presiden (NAWA CITA).
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya daya saing industri melalui
pengembangan standardisasi industri.
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya investasi sektor industri melalui fasilitasi
pemberian insentif fiskal dan non-fiskal.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri.
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kualitas pelayanan dan informasi publik.
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya ketahanan industri melalui pemberian
fasilitasi.
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya ketersediaan infrastruktur industri untuk
mendukung pertumbuhan industri nasional.
Sasaran Strategis 8 : Tumbuhnya industri strategis berbasis sumber daya
alam (nikel,tembaga, migas).
Sasaran Strategis 9 : Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui
pendidikan dan pelatihan.
Sasaran Strategis 10 : Meningkatnya ketersediaan lembaga pendidikan dan
pelatihan bagi SDM industri.
Sasaran Strategis 11 : Meningkatnya ketersediaan data sektor industri melalui
penyelenggaraan sistem informasi industri nasional.
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian terkait dengan perspektif
pembelajaran organisasi adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya penerapan sistem informasi dan teknologi
dalam pelaksanaan tugas.
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran.
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan
dan Anggaran.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 12
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan kualitas
tata kelola Keuangan.
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya efektivitas penerapan sistem
pengendalian internal.
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya implementasi kebijakan industri melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan.
Adapun dalam upaya melaksanakan program pembangunan industri
nasional maka Kementerian Perindustrian telah menetapkan visi dan misi
pembangunan industri jangka panjang (20 tahun) dan jangka menengah (5 tahun)
pada rencana strategis Kemenperin tahun 2015-2019, sebagaimana terlihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Visi dan Misi Pembangunan Industri Kemenperin
VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
Menurut RIPIN: Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2025
MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
Menurut RIPIN: 1. Meningkatkan daya saing internasional; 2. Memperkuat, memperdalam, dan menyehatkan
struktur industri; 3. Memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
substitusi impor; 4. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri
melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan;
5. Membangun iklim usaha industri yang kondusif; 6. Mempercepat penyebaran dan pemerataan
pembangunan industri ke seluruh wilayah NKRI; 7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan
tenaga kerja; 8. Meningkatkan kemampuan riset untuk
pengembangan dan inovasi serta mendorong aplikasi teknologi;
9. Menciptakan wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat serta menjaga keutuhan NKRI.
VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
Indonesia menjadi negara industri tangguh pada tahun 2025
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 13
MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
1. Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan Pemerataan Industri;
2. Meningkatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan;
3. Meningkatkan daya saing dan Produktivitas.
2.3. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI (BPPI) Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) yang
berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Prerindustrian telah berubah menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI). BPPI mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas tersebut
BPPI menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro
industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan
hak kekayaan intelektual di bidang industri;
b. pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi
industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi,
industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan
jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di
bidang industri;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan
pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,
konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro
industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan
hak kekayaan intelektual di bidang industri;
d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 14
Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Tahun 2015 –
2019 adalah: “Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner
dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis
peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional
maupun global”.
Untuk mendukung visi tersebut di atas, tindakan nyata yang akan
dilakukan BPPI dalam bentuk 5 (lima) Misi sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai berikut:
1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;
2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;
3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing
termasuk di dalamnya perlindungan HKI;
4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan (industri hijau);
5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui
kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknis.
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BPPI menetapkan
tujuan yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan sesuai dengan Peta
Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Terbangunnya Industri yang Tangguh
dan Berdaya Saing.
Adapun tujuan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu:
1. Mewujudkan kebijakan di bidang inovasi teknologi, standardisasi, iklim usaha,
industri hijau dan kelitbangan dalam rangka mendorong daya saing industri
nasional;
2. Mendorong peningkatan pelayanan teknis teknologis dan fokus pada
pemecahan masalah yang dihadapi sektor industri;
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju dalam rangka
meningkatkan produktivitas dan daya saing industri.
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) memiliki Sasaran
Strategis sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator
kinerja sasaran strategis yaitu:
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 15
1) Meningkatnya investasi di sektor industri
Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran
strategis yaitu:
1) Peningkatan penguasaan teknologi industri;
2) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsip-
prinsip industri hijau;
3) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST
dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
Peta strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
sebagaimana terdapat pada Gambar 2.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 16
Gambar 2. Peta strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Tahun 2015 - 2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 17
2.4. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI BALAI RISET DAN
STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH (BARISTAND INDUSTRI
BANDA ACEH)
Baristand Industri Banda Aceh merupakan bagian integral dari
Kementerian Perindustrian khususnya BPPI. Visi, Misi dan tujuan Baristand
Industri Banda Aceh tidak terlepas dari visi, misi dan tujuan Kementerian
Perindustrian dan BPPI. Visi dan Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banda Aceh disusun berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi yang merupakan
pedoman untuk menentukan arah, tujuan dan sasaran pengembangan lembaga
dimasa yang akan datang.
Adapun Visi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015
– 2019 adalah : “Menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya
atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam
standardisasi dan sertifikasi di bidang industri”.
Untuk mendukung Visi tersebut, maka ditetapan Misi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015 – 2019 yaitu :
1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan
industri berbasis Atsiri dan Rempah.
2. Melaksanakan Litbang dan Standardisasi berbasis komoditi inti/unggulan
daerah yang ramah lingkungan.
3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan industri,
sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan industri.
Untuk mencapai Visi dan Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh, yaitu menjadi lembaga yang unggul dalam riset khususnya atsiri dan
rempah serta komoditi inti/unggulan daerah serta mapan dalam standardisasi
industri, maka ditetapkan 5 (lima) Sasaran Strategis yang akan dicapai Balai Riset
dan Standardisasi Industri Banda Aceh dalam kurun waktu 2015-2019 adalah :
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 18
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi, fraksinasi, purifikasi,
dan pengembangan teknologi atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan
daerah; serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi serta informasi sesuai dengan
standar pelayanan publik yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi perolehan perlindungan
HKI
5. Meningkatkan kemampuan Lab. Uji dan LSPro untuk mendukung penerapan
SNI wajib.
Tujuan strategis yang ingin dicapai Baristand Industri Banda Aceh adalah
meningkatkan peranan riset dalam pengembangan industri atsiri, rempah dan
komoditi unggulan/inti daerah dengan cara :
1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk mengembangkan
industrI berbasis atsiri dan rempah.
2. Melaksanakan litbang dan standardisasi berbasis komoditi inti/produk
unggulan daerah yang ramah lingkungan.
3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam pengujian, rancang
bangun, alih teknologi, konsultasi, pelatihan, pengelolaan lingkungan,
standardisasi, sertifikasi serta informasi dalam rangka pengembangan
industri.
Berdasarkan latar belakang, visi, misi dan tujuan, maka kerangka analisis
penyusunan Roadmap Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
dijelaskan dalam Peta strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 – 2019
sebagaimana terlihat pada Gambar 3.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 19
Gambar 3. Peta Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015–2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 20
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN INDUSTRI
A. Arah Kebijakan Pembangunan Industri
Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global, sektor
industri perlu dibangun guna menciptakan lingkungan usaha mikro (lokal) yang
dapat merangsang tumbuhnya rumpun industri yang sehat dan kuat melalui:
1. Pengembangan rantai pertambahan nilai melalui diversifikasi produk
(pengembangan ke hilir), pendalaman struktur ke hulunya, atau
pengembangan secara menyeluruh (hulu-hilir);
2. Penguatan hubungan antarindustri yang terkait secara horizontal termasuk
industri pendukung dan industri komplemen, termasuk dengan jaringan
perusahaan multinasional terkait, serta penguatan hubungan dengan
kegiatan sektor primer dan jasa yang mendukungnya; dan
3. Penyediaan berbagai infrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif yang,
antara lain, meliputi sarana dan prasarana fisik (transportasi, komunikasi,
energi, serta sarana dan prasarana teknologi; prasarana pengukuran,
standardisasi, pengujian, dan pengendalian kualitas; serta sarana dan
prasarana pendidikan dan pelatihan tenaga kerja industri).
Dengan demikian, mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019
maka arah kebijakan dan strategi pembangunan industri nasional untuk periode
tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Perwilayahan Industri, Khususnya di luar Pulau Jawa
dengan mengembangkan: (1) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama
yang berada dalam Koridor ekonomi; (2) Kawasan Peruntukan Industri; (3)
Kawasan Industri; (4) Sentra IKM; (5) Kawasan Ekonomi Khusus; (6)
Kawasan Berikat/ Export Processing Zone (EPZ); (7) Kawasan
Perdagangan Bebas (FTZ).
2. Penumbuhan Populasi Industri melalui investasi untuk menambah populasi
industri paling tidak sekitar 8 ribu usaha industri berskala besar dan sedang
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 21
dimana 50% tumbuh di luar jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20
ribu unit usaha.
3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas dengan: (1) Meningkatkan
efisiensi teknis; (2) Mengembangkan industri dengan kandungan teknologi
yang lebih tinggi; (3) Meningkatkan kemampuan industri mengembangkan
produk baru (New Product Development, NPD); dan (4) Perluasan Pasar
dalam negeri dan ekspor.
B. Strategi Pembangunan Industri
Strategi Pembangunan Industri yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam
2. Pengendalian Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi
3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri.
4. Mengembangkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI), Wilayah Pusat
Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil
dan Menengah.
5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan,
penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas.
6. Pembangunan sarana dan prasarana Industri
7. Pembangunan industri hijau
8. Pembangunan industri strategis
9. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
10. Kerjasama internasional bidang industri.
C. Tahapan Pembangunan Industri Prioritas
Pentahapan pembangunan industri prioritas dilakukan dalam jangka
menengah (sesuai periode perencanaan pemerintah) dan jangka panjang (sesuai
dengan periode berlakunya U/ndang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian). Secara ringkas tahapan pembangunan industri digambarkan pada
Gambar 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 22
Gambar 4. Tahapan Pembangunan Industri Nasional
Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN), tahapan dan arah rencana pembangunan industri nasional diuraikan
sebagai berikut:
1. Tahap I (2015-2020)
Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan
untuk "meningkatkan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu
berbasis agro, mineral dan migas, yang diikuti dengan pembangunan industri
pendukung dan andalan secara selektif melalui penyiapan SDM yang ahli dan
kompeten di bidang industri, serta meningkatkan penguasaan teknologi."
2. Tahap II (2020-2025)
Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan
untuk "mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui
penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh
SDM yang berkualitas."
3. Tahap III (2025-2035)
Arah rencana pembangunan industri nasional pada tahap ini dimaksudkan
untuk "menjadikan Indonesia sebagai Negara Industri Tangguh yang bercirikan
struktur industri nasional yang kuat dan dalam, berdaya saing tinggi di tingkat
global, serta berbasis inovasi dan teknologi."
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 23
D. Industri Prioritas
Dengan memperhatikan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) tahun 2009 ditentukan 10 industri prioritas yang akan dikembangkan tahun
2015 - 2019. Kesepuluh industri prioritas tersebut dikelompokkan kedalam 6
(enam) industri andalan, 1(satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu
dengan rincian sebagai berikut:
1. Industri Pangan
2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka
4. Industri Alat Transportasi
5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT)
6. Industri Pembangkit Energi
7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan
Penolong
8. Industri Hulu Agro
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan
Logam
10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara)
Industri Andalan
Industri
Pendukung
Industri Hulu
E. Bangun Industri Nasional
Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri
pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut
memerlukan moda//l dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia,
serta teknologi, inovasi dan kreativitas. Pembangunan industri di masa depan
tersebut juga memerlukan prasyarat berupa ketersediaan infrastruktur dan
pembiayaan yang memadai, serta didukung oleh kebijakan dan regulasi yang
efektif.
Kerangka Pikir Bangun Industri Nasional tahun 2035 mencakup:
1. Industri Andalan, yaitu industri prioritas yang akan berperan besar sebagai
penggerak utama (prime mover) perekonomian di masa yang akan datang.
Selain memperhatikan potensi sumber daya alam sebagai sumber keunggulan
komparatif, industri andalan tersebut memiliki keunggulan kompetitif yang
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 24
mengandalkan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan terampil, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Industri Pendukung, yaitu industri prioritas yang akan berperan sebagai faktor
pemungkin (enabler) bagi pengembangan industri andalan secara efektif,
efisien, integratif dan komprehensif.
3. Industri Hulu, yaitu industri prioritas yang bersifat sebagai basis industri
manufaktur yang menghasilkan bahan baku yang dapat disertai perbaikan
spesifikasi tertentu yang digunakan untuk industri hilirnya.
4. Modal Dasar, yaitu faktor-faktor sumber daya yang digunakan dalam kegiatan
industri untuk menghasilkan barang serta dalam penciptaan nilai tambah atau
manfaat yang tinggi. Modal dasar yang diperlukan dan digunakan dalam
kegiatan industri adalah:
a. Sumber daya alam yang diolah dan dimanfaatkan secara efisien, ramah
lingkungan, dan berkelanjutan, sebagai bahan baku maupun sumber
energi bagi kegiatan industri;
b. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi kerja (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap) yang sesuai di bidang industri;
c. Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri,
kreativitas serta inovasi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai
tambah, daya saing, dan kemandirian sektor industri nasional.
5. Prasyarat, yaitu kondisi ideal yang dibutuhkan sebagai syarat agar tujuan
pembangunan industri dapat tercapai. Prasyarat yang dibutuhkan untuk
mewujudkan industri andalan, pendukung dan hulu, serta dalam pemanfaatan
sumber daya di masa yang akan datang adalah:
a. Penyediaan infrastruktur industri di dalam dan di luar kawasan industri
dan/atau di dalam kawasan peruntukan Industri;
b. Penetapan kebijakan dan regulasi yang mendukung iklim usaha yang
kondusif bagi sektor industri;
c. Penyediaan alokasi dan kemudahan pembiayaan yang kompetitif untuk
pembangunan industri nasional.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 25
Bangun Industri Nasional ditetapkan berdasarkan penetapan industri
prioritas, sebagaimana tercantum pada Gambar 5.
Gambar 5. Bangun Industri Nasional
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 26
F. Jenis Industri dalam Pembangunan Industri Prioritas
Tabel 2. Jenis Industri dalam Pembangunan Industri Prioritas
No Industri Prioritas Jenis Industri
1. Industri Pangan 1) Industri pengolahan ikan 2) Industri pengolahan susu 3) Industri bahan penyegar (coklat, kopi,
kakao, teh) 4) Industri pengolahan minyak nabati 5) Industri pengolahan buah-buahan dan
sayuran 6) Industri tepung 7) Industri gula berbasis tebu
2. Industri Farmasi, Kosmetik
dan Alat Kesehatan 1) Industri farmasi dan kosmetik 2) Industri alat kesehatan
3. Industri Tekstil, Kulit, Alas
Kaki dan Aneka 1) Industri tekstil 2) Industri kulit dan alas kaki 3) Industri furniture dan barang lainnya dari
kayu 4) Industri plastik, pengolahan karet, dan
barang dari karet
4. Industri Alat transportasi 1) Industri kendaraan bermotor 2) Industri kereta api 3) Industri perkapalan 4) Industri kedirgantaraan
5. Industri Elektronika dan
Telematika/ ICT 1) Industri elektronika 2) Industri komputer 3) Industri peralatan komunikasi
6. Industri Pembangkit Energi 1) Industri alat kelistrikan
7. Industri Barang Modal,
Komponen, Bahan Penolong, dan Jasa Industri
1) Indutri mesin dan perlengkapan 2) Industri komponen 3) Industri bahan penolong 4) Jasa industri
8. Industri Hulu Agro 1) Industri oleofood
2) Industri oleokimia (minyak atsiri) 3) Industri kemurgi 4) Industri pakan 5) Industri barang dari kayu 6) Industri pulp dan kertas
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 27
9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam
1) Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar
2) Industri pengolahan dan pemurnian logam dasar bukan besi
3) Industri logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan bakar nuklir
4) Industri bahan galian non logam 10. Industri Kimia Dasar
Berbasis Migas dan Batubara
1) Industri petrokimia hulu 2) Industri kimia organik 3) Industri pupuk 4) Industri karet alam dan sintetik 5) Industri barang kimia lainnya
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka pembangunan
nasional 2015-2019 akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang
mencakup:
1) Sasaran makro;
2) Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
3) Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
4) Sasaran Dimensi Pemerataan;
5) Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
6) Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Sasaran-sasaran pokok pembangunan nasional yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Perindustrian antara lain adalah yang terkait dengan Sasaran
Pembangunan Sektor Unggulan dimana pada tahun 2019 pertumbuhan sektor
industri ditargetkan mencapai 8,6 persen, kontribusi sektor industri terhadap PDB
mencapai 21,6%, dan penambahan jumlah industri berskala menengah dan besar
selama 5 tahun sebanyak 9.000 unit. Kementerian Perindustrian juga
berkontribusi terhadap Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antarwilayah
yaitu sampai dengan tahun 2019 terbangun sebanyak 14 kawasan industri.
Secara umum Kementerian Perindustrian memiliki Sasaran Strategis
sebagai berikut :
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 28
1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Pertumbuhan ndustri;
2. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri;
3. Sasaran Strategis 3: Meningkatnya investasi di sektor industri;
4. Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor industri
5. Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Penyebaran dan Pemerataan Industri;
6. Sasaran Strategis 6: Kuatnya Struktur Industri;
A. Industri Prioritas dan Rencana Aksi Pembangunan
Rencana aksi pembangunan yang akan dilakukan untuk masing-masing
industri prioritas adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Industri Prioritas dan Rencana Aksi Pembangunan Industri Prioritas Tahun 2015-2019
No Industri Prioritas Rencana Aksi 1. INDUSTRI PANGAN
a. Industri Pengolahan Ikan: Ikan
awet
(beku, kering, asap) dan fillet,
Aneka
olahan ikan, rumput laut dan hasil
laut
lainnya (termasuk carrageenan,
minyak
ikan, suplemen dan pangan
fungsional
lainnya).
b. Industri Bahan Penyegar:
bubuk
cokelat, lemak cokelat, makanan
dan
minuman dari cokelat, suplemen
dan
pangan fungsional berbasis kakao.
c. Industri Pengolahan Minyak
Nabati:
Fortified cooking oil (natural dan
nonnatural), pangan fungsional
berbasis
minyak nabati.
1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,
kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan
instansi terkait
dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan
sisi hilir didukung oleh infrastruktur yang memadai.
2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di
bidang industri pangan melalui diklat industri dan
pendampingan
3.Meningkatkan kemampuan penguasaan dan
pengembangan inovasi teknologi industri pangan
melalui penelitian dan pengembangan yang
terintegrasi.
4. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan
penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP,
GMP dan HACCP, sertifikasi SNI dan halal,
sertifikasi mutu
lainnya, serta bantuan mesin/peralatan pengolahan
produk pangan dan peningkatan kapasitas
laboratorium uji mutu;
5. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik
untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi
produk pangan.
6. Memfasilitasi pembebasan PPN atas proses
pengolahan pangan dengan nilai tambah kecil.
7. Menfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang
kompetitif bagi industri pangan skala kecil dan
menengah.
8. Meningkatkan kerjasama industri internasional untuk
alih teknologi, peningkatan investasi dan
penguasaan pasar ekspor.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 29
d. Industri Pengolahan Buah-
Buahan dan Sayur-sayuran:
Buah/sayuran dalam kaleng,
fruit/vegetable layer, suplemen dan
pangan fungsional berbasis limbah
industri pengolahan buah.
e. Industri Tepung: Pati dari
biomassa
limbah pertanian, Pangan darurat
f. Industri Gula Berbasis Tebu:
Gula pasir, Gula cair, dan asam
organik dari limbah industri gula.
9. Promosi dan perluasan pasar produk industri
pangan di
dalam dan luar negeri.
2.
INDUSTRI FARMASI, KOSMETIK
DAN ALAT KESEHATAN
a. Industri Farmasi dan Kosmetik:
Sediaan herbal, Garam farmasi,
Golongan Cefalosporin, Amlodipine,
Glucose Parmaceutical Grade (for
infusion), Amoxicillin, Glimepiride,
Parasetamol, Produk Kosmetik,
Bahan
baku tambahan pembuatan obat
(excipient)
b. Industri Alat Uji dan
Kedokteran:
Produk disposable and
consumables,
Hospital Furniture, Implan Ortopedi,
Electromedical devices, Diagnostic
instrument, PACS (Picture Archiving
and Communication System),
Software & IT, Diagnostics reagents
Industri Farmasi dan Kosmetik
1. Meningkatkan penguasaan teknologi proses dan
rekayasa produk industri farmasi dan kosmetik melalui
penelitian dan
pengembangan yang terintegrasi;
2. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan
industri bahan baku farmasi dan kosmetik untuk
substitusi impor;
3. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, termasuk meningkatkan keterkaitan antara
industri besar dan industri kecil dan menengah;
4. Memperkuat infrastruktur dalam rangka penerapan
Standar Farmakope Indonesia bagi industri farmasi
dan kosmetik;
5. Mengembangkan sektor petrokimia hulu untuk
mengurangi ketergantungan bahan baku;
6. Mengembangkan riset dan manufaktur produk
bioteknologi dan herbal yang terstandar dan
terintegrasi;
7. Membangun kompetensi dan kapabilitas riset
farmasi untuk produk bioteknologi dan herbal;
8. Melakukan penguasaan teknologi dan membangun
kemampuan manufaktur berstandar internasional;
9. Meningkatkan kemampuan uji klinik.
Industri Alat Kesehatan
1. Mengembangkan kebijakan yang mengkaitkan
industri alat kesehatan masal dengan pembiayaan
layanan kesehatan sebagai bentuk subsidi silang;
2. Mengembangkan kebijakan penggunaan produk alat
kesehatan produk dalam negeri pada fasilitas dan
layanan kesehatan yang didanai Anggaran
Pendapatan Dan Belanja
Negara (APBN);
3. Memfasilitasi promosi penggunaan alat kesehatan
buatan dalam negeri termasuk pelatihan dan jaminan
suku
cadang/pemeliharaan;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 30
4. Mengembangkan road map industri alat kesehatan
dan teknologi terkait secara terintegrasi termasuk
komponen, bahan baku, dan bahan penolong;
5. Mendirikan center of excellent yang mencakup
litbang dan produksi alat kesehatan dasar masal untuk
keperluan
dalam negeri;
6. Mengembangkan SDM dengan kompetensi tinggi
pada design engineering produk alat kesehatan,
termasuk pengukuran dan pengujian;
7. Memfasilitasi pembiyaan untuk peningkatan
kapasitas industri alat kesehatan dasar masal melalui
revitalisasi pemesinan dan alat pengukuran;
8. Mengembangakn standardisasi dan dukungan Hak
atas kekayaan intelektual atas produk alat kesehatan
di dalam negeri;
9. Mengembangkan dan penguatan IKM modern
penghasil komponen alat kesehatan melalui bantuan
teknis dan peralatan uji.
3. INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, ALAS
KAKI DAN ANEKA
a. Industri Tekstil: Serat tekstil,
Rajut,
Garmen fashion, Tekstil Khusus.
b. Industri Kulit dan Alas Kaki:
Alas kaki, Produk kulit khusus, Kulit
sintetis,
bahan kulit non-konvensional.
c. Industri Furnitur dan Barang
Lainnya dari Kayu: Kerajinan, ukir-
ukiran dari kayu, Furniture kayu dan
rotan
d. Industri Plastik, Pengolahan
Karet dan Barang dari Karet:
Plastik untuk
keperluan umum, karet untuk
keperluan
umum, dan karet untuk keperluan
khusus (antara lain: untuk
kesehatan,
otomotif, dan elektronik)
Industri Tekstil
1. Pendirian pabrik serat sintetik yang berorientasi
pasar domestik & eskpor (dengan pengutamaan
kebutuhan domestik;
2. Pengembangan industri pewarna tekstil dan
aksesoris;
3. Perumusan kebijakan Pemerintah untuk industri
garmen agar dipersyaratkan menggunakan kain dalam
negeri secara
bertahap;
4. Pengembangan kompetensi kerja SDM industri
tekstil sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia
5. Penguatan tempat uji kompetensi (TUK) dan
lembaga sertifikasi SDM industri tekstil;
6. Peningkatan kemampuan, kualitas & efisiensi
industri TPT termasuk IKM melalui pelatihan desain
dan teknologi
proses termasuk untuk mewujudkan industri hijau;
7. Pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi
untuk meningkatkan daya saing industri tekstil;
8. Melanjutkan Program Restrukturisasi
Mesin/Peralatan ITPT untuk meningkatkan kualitas
dan efisiensi;
9. Pemberian insentif bagi investor industri tekstil
khusus berteknologi tinggi;
10. Harmonisasi sistem perpajakan antara pajak
keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka
waktu restitusi;
11. Pengembangan kebijakan sistem agunan mesin
tekstil untuk pembiayaan industri;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 31
12. Pengembangan kebijakan pengamanan industri
dalam negeri melalui safeguards dan tindakan
pengamanan lainnya;
13. Pengembangan standardisasi & perlindungan
terhadap Hak atas kekayaanintelektual design produk
tekstil;
14. Peningkatan peran asosiasi untuk memperkuat
kolaborasi antar pelaku industri sepanjang rantai pasok
industri tekstil dan produk tekstil.
Industri Kulit dan Alas Kaki
1. Pengembangan industri bahan baku kulit sintetis
dalam negeri;
2. Standarisasi bahan baku untuk industri kulit dan alas
kaki untuk mencegah barang impor berkualitas rendah;
3. Pemetaan potensi industri kulit dan alas kaki
nasional;
4. Penguatan sentra IKM melalui penguatan
kelembagaan dan teknologi;
5. Peningkatan kemampuan (terutama ergonomical
design) industri alas kaki yang telah memiliki pangsa
pasar tinggi untuk bersaing secara global;
6. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual design
produk alas kaki yang dihasilkan di dalam negeri;
7. Peningkatan promosi industri alas kaki customized
secara ekslusif pada forum resmi nasional dan
internasional untuk
memunculkan industri kelas dunia;
8. Peninjauan kebijakan ekspor bahan baku kulit
mentah (wet blue);
9. Koordinasi dengan sektor peternakan untuk
mengatasi hambatan kualitas bahan baku terkait
persyaratan kesehatan hewan;
10. Pengembangan teknologi pengolahan limbah
penyamakan kulit;
11. Penyebaran industri kulit dan alas kaki dengan
memperhatikan potensi sumber daya wilayah termasuk
kewajiban pemenuhan UMR;
12. Pendirian pusat desain dan pusat inovasi teknologi
untuk meningkatkan daya saing industri kulit dan alas
kaki;
13. Melanjutkan Program Restrukturisasi
Mesin/Peralatan IAK dan IPK untuk meningkatkan
kualitas dan efisiensi;
14. Harmonisasi sistem perpajakan antara pajak
keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka
waktu restitusi;
15. Peningkatan kemampuan penelitian dan
pengembangan industri kulit khusus untuk
penggunaan di sektor industri lainnya.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 32
Industri Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu
1. Melakukan pendampingan dan mentoring terhadap
IKM dalam rangka mendapatkan sertifikat legalitas
kayu (SVLK)
2. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,
kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan
instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi
hulu dan sisi hilir.
3. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan
teknik produksi dan desain untuk meningkatkan daya
saing dan kualitas produk
4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi
bidang pengolahan kayu, rotan dan furniture.
5. Penerapan teknologi pemanfaatan bahan baku
alternatif dari (kayu sawit, kayu karet, dsb)
6. Fasilitas akses terhadap sumber pembiayaan yang
kompetitif untuk meningkatkan kinerja ekspor furnitur
7. Meningkatkan promosi dan perluasan pasar guna
mendorong tumbuhnya industri furniture rotan dalam
negeri
Industri Plastik, Pengolahan Karet dan barang
dari karet
1. Memfasilitasi pengembangan industri plastik,
pengolahan karet dan barang dari karet untuk produk
keperluan umum.
2. Memfasilitasi penelitian dan pengembangan
terintegrasi sebagai upaya penguasaan teknologi
proses dan rekayasa produk industri plastik,
pengolahan karet dan barang dari karet
3. Memperkuat kemampuan nasional untuk
memproduksi mesin dan peralatan produksi dari
industri plastik dan karet hilir
4. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, termasuk meningkatkan keterkaitan antara
industri besar dan industri kecil dan menengah.
5. Memperkuat infrastruktur dalam rangka
pemberlakuan SNI wajib
6. Pengembangan sektor plastik hulu untuk
mengurangi ketergantungan bahan baku
7. Peningkatan kompetensi SDM.
4. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI
a. Industri Kendaraan Bermotor:
Komponen otomotif, Penggerak
mula (engine) BBM, gas dan Listrik,
erangkat
transmisi (power train), Alat berat.
b. Industri kereta api: Kereta diesel
dan listrik
1. Pengembangan road map industri alat tarnsportasi
secara komprehensif yang bersifat antar moda dengan
memperhatikan kapasitas, kualitas, teknologi, dan
karakteristik kebutuhan transportasi/ konektivitas di
dalam negeri, serta kaitannya dengan jaringan
transportasi global yang memperhatikan posisi
geostrategis Indonesia;
2. Penguatan sub sektor industri pemesinan melalui
revitalisasi mesin dan peralatan presisi pada industri
perkapalan, kereta api dan pesawat terbang;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 33
c. Industri perkapalan: Kapal laut,
Komponen kapal (mekanikal &
elektronik), Perawatan kapal
d. Industri kedirgantaraan:
Pesawat
terbang propeler, Komponen
pesawat,
Perawatan pesawat.
3. Penyediaan bahan baja dan non baja serta
paduannya, dan bahan pendukung (komposit, keramik
plastik dan karet) yang memenuhi kebutuhan spesifik
bagi industri alat transportasi;
4. Pengembangan regulasi melalui koordinasi dengan
instansi terkait tentang ijin transportasi darat, laut dan
udara;
5. Pengembangan kebijakan penggunaan produk
dalam negeri yang memiliki daya saing melalui
perjanjian secara bertahap dengan pihak principal;
6. Pengembangan sistem untuk status legal
kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan
pinjaman ;
7. Pengembangan kebijakan tahapan penguasaan
teknologi pada bahan bakar (fosil & non fosil) untuk
penggerak mula ;
8. Pengembangan standardisasi produk, proses,
manajemen (ISO9000, ISO14000, dan ISO 26000),
dan industri hijau, serta spesifikasi teknis, dan
pedoman tata cara di industri transportasi;
9. Pengembangan pasar domestik melalui
pengembangan infrastruktur transportasi yang
terintegrasi dengan pengembangan perwilayahan
industri (penyebaran dan
konektivitas);
10. Pengembang an kawasan industri dan sentra IKM
khusus industri alat transportasi;
11. Penguatan sentra IKM modern (logam, karet,
plastik, kulit) pendukung industri transportasi secara
umum yang dilengkapi dengan UPT proses dan
pengukuran presisi;
12. Pengembangan kapasitas industri pemesinan
melalui upaya efisiensi produksi termasuk
penghematan penggunaan energi;
13. Pengembangan komponen logam terstandar untuk
efisiensi industri alat transportasi;
14. Penyediaan dan peningkatan kemampuan SDM
dengan kompetensi pada design engineering, proses
presisi, pengukuran presisi, dan mekatronika/robotika
melalui
pelatihan, dan bimbingan teknis;
15. Pengembangan regulasi alih daya yang memadai
untuk pembentukan iklim usaha agar dapat
memberikan jaminan pasokan melalui kegiatan alih
daya (outsourcing) proses, produk dan SDM;
16. Pengembangan jumlah dan kompetensi konsultan
IKM pada sentra khusus IKM industri alat transportasi;
17. Penguasaan teknologi sistem manufaktur bagi
industri alat transportasi yang efisien ;
18. Penguatan balai melalui kerjasama penelitian
tentang paduan logam bernilai tambah tinggi, serta
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 34
kolaborasi penelitian dan pengembangan teknologi
dan aplikasinya, termasuk untuk alat transportasi
hemat energi, serta pengembangan infrastruktur lab uji
kendaraan bermotor.
19. Pengembangan design center industri alat
transportasi.
5. INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN
TELEMATIKA (ICT)
a. Industri Elektronika: Smart
home
appliances, Komponen elektronika
(tanpa komponen fabrikasi/ fabless)
b. Industri Komputer: Komputer
c. Industri Peralatan Komunikasi:
Transmisi telekomunikasi, Smart
mobile
phone.
1. Membangun sistem monitoring secara kritis
perkembangan kebutuhan dan teknologi terkait dengan
kegiatan competitive intelligence di negara maju;
2. Pengembangan program penyediaan bahan baku
logam, paduan logam, plastik dan komposit untuk
industri komponen ICT;
3. Pengembangan standardisasi produk ICT untuk
mengurangi variasi sehingga diperoleh volume total
yang semakin besar dan efisien;
4. Pengembangan riset untuk perancangan produk ICT
yang efisien, tepat guna (sesuai user), cerdas (smart)
dan yang
mengintegrasikan berbagai fungsi kehidupan;
5. Pengembangan center of excellent industri ICT milik
pemerintah termasuk untuk kebutuhan hankam;
6. Pengembangan riset material untuk baterai ukuran
kecil dan berdaya tinggi;
7. Fasilitasi alih teknologi industri baterai untuk
keperluan elektronika melalui akuisisi industri baterai
yang memiliki
teknologi maju;
8. Mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan
sistem (konten) elektronika dan telematika untuk
keperluan komersial dan pertahanan;
9. Pengembangan industri radar dan satelit, termasuk
stasiun relay;
10. Fasilitasi pendirian pabrik komponen mikro-nano
elektronika (tidak termasuk foundry);
11. Pengembangan kawasan industri dan/atau sentra
khusus (techno-park) mikroelektronika dan telematika
yang diisi oleh industri ICT;
12. Peningkatan kemampuan dan peran IKM penghasil
komponen untuk industri elektronika melalui
pengembangan sentra khusus dengan UPT yang
dilengkapi alat ukur dan alat uji mekanis dan kelistrikan
yang presisi;
13. Fasilitasi untuk penguasaan teknologi dan produksi
melalui akuisisi industri alat uji dan pengukuran maju;
14. Pemetaan dan pengembangan potensi rare earth
material yg berpotensi utk dikembangkan mjd material
nano-bio ICT. 15. Pengembangan industri pemesinan
mikro.
6. INDUSTRI PEMBANGKIT ENERGI
Industri Alat Kelistrikan:
Motor/generator
1. Pengembangan kebijakan pemetaan kebutuhan dan
penggunaan sumber energi dari migas dan batubara
(energy balance);
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 35
listrik, Baterai, Solar cell. 2. Pemetaan proses dan teknologi industri yang lahap
energi untuk implementasi manajemen energi dan
penyusunan
kebijakan industri yang hemat energi;
3. Pengembangan roadmap secara komprehensif
melalui analisis keekonomian sumber energi
terbarukan serta penyusunan jadwal konversi energi
secara terencana dalam jangka panjang;
4. Pengembangan kebijakan energi terbarukan
termasuk insentif, penyediaan infrastruktur dan
pelestarian/keseimbangan sumber;
5. Penelitian dan pengembangan potensi rare earth
elements (REE) sebagai bahan paduan dan bahan
baku nuklir;
6. Fasilitasi pendirian pabrik/ pusat pengolahan bahan
baku pembuat magnet;
7. Fasilitasi pendirian pabrik yang mengolah material
menjadi komponen pembangkit listrik tenaga surya;
8. Fasilitasi alih teknologi industri sel surya melalui
pendirian atau akuisisi;
9. Falisitasi Penelitian dan pengembangan produk
solar cell untuk implementasi di industri dan
masyarakat;
10. Pengembangan kebijakan pemanfaatan listrik
perumahan dari solar cell untuk menambah kapasitas
daya listrik nasional;
11. Fasilitasi pendirian pabrik/pusat pengolahan lanjut
REE produk bahan baku nuklir sebagai bahan bakar
pembangkit listrik atau bahan penolong beradiasi di
industri;
12. Pengembangan rancang bangun fasilitas
pembangkit listrik tenaga nuklir efisien dgn tingkat
keselamatan yg tinggi;
13. Pengembangan riset manajemen energi dan
pengembangan metoda atau komponen utk
penghematan energi;
14. Pengembangan riset kabel konduktor khusus dan
logam magnet berdaya tinggi untuk menghasilkan
motor/generator
listrik yang efisien;
15. Pengembangan dan penguasaan teknologi design
dan engineering untuk pembangkit listrik yang efisien
termasuk penguasaan HKI dan penjaminan resiko
teknologi;
16. Penguasaan teknologi dan produksi melalui
akuisisi industri alat uji dan pengukuran yang sudah
maju;
17. Pengembangan teknologi produksi hidrogen dan
fuel cell untuk penggerak mula di produk alat
transportasi.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 36
7. INDUSTRI BARANG MODAL,
KOMPONEN, BAHAN PENOLONG
DAN JASA INDUSTRI
a. Industri Mesin dan
Perlengkapan:
Mesin CNC, Industrial tools,
Otomasi
proses produksi untuk elektronika
dan
pengolahan pangan
b. Industri Komponen: Packaging
(basis karton dan plastik),
Pengolahan karet dan barang dari
karet :
Ban pnumatic, Ban luar dan ban
dalam dll, Ban vulkanisir ukuran
besar (Giant
vulcanised tyre) (untuk pesawat dan
offroad), Barang karet untuk
keperluan
industri dan komponen otomotif, Zat
Additive, Zat pewarna tekstil (Dye
stuff),
plastik dan karet (pigmen), Bahan
kimia
anorganik.
c. Industri Bahan Penolong:
Katalis,
Solvent
d. Jasa Industri: Perancangan
pabrik, Jasa proses industri,
Pemeliharaan mesin/ peralatan
industri.
Industri Mesin dan Perlengkapan
1. Kajian menyeluruh (integrated supply chain mulai
dari bahan baku sampai penguasaan teknologi)
terhadap industri
pemesinan sebagai industri yang berperan vital dan
menjadi tulang punggung pembangunan industri pada
banyak sektor;
2. Penguatan sub sektor industri pembuat mesin,
komponen pendukung dan bahan baku (baja, dan
paduan) bagi industri
pemesinan melalui revitalisasi mesin dan peralatan
presisi, termasuk pada sentra IKM logam secara
terintegrasi;
3. Pengembangan kap asitas industri pemesinan
melalui upaya efisiensi produksi termasuk
penghematan penggunaan energi;
4. Penyediaan bahan baja dan non baja serta
paduannya yang memenuhi kebutuhan spesifik bagi
industri pemesinan;
5. Pengembangan dan penyediaan bahan pendukung
(komposit dan keramik) dengan spesifikasi yang
sesuai bagi
industri tools;
6. Penyediaan dan peningkatan kemampuan SDM
dengan kompetensi pada design engineering, proses
presisi, pengukuran presisi, dan mekatronika/robotika;
7. Peningkatan peran industri kecil dan menengah
(IKM) dalam rantai pasok komponen industri
pemesinan melalui
pengembangan sentra industri pembuatan tools dan
komponen presisi yang dilengkapi dengan UPT proses
dan
pengukuran presisi;
8. Pengembangan komponen logam & bukan logam
terstandar untuk efisiensi industri pemesinan dan
industri lainnya;
9. Pengembangan sistem untuk status legal
kepemilikan mesin yang diperlukan bagi penjaminan
pinjaman dan/atau
pemberian leasing;
Industri Komponen dan Bahan Penolong
1. Memfasilitasi R&D untuk pembuatan produk plastik
& karet engineering, katalis, zat aditif, pewarna tekstil
(dyes) dan pewarna plastik dan karet (pigment), serta
bahan kimia anorganik.
2. Peningkatan kerjasama penelitian dan
pengembangan antara balai, perguruan tinggi, dan
industri untuk pengembangan produk plastik & karet
engineering, katalis, zat aditif dan pewarna (dyes &
pigment), serta bahan kimia anorganik.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 37
3. Memfasilitasi pengembangan dan pendirian industri
Packaging (berbasis karton dan plastik), plastik & karet
engineering, zat aditif, dye stuff, pigment, katalis dan
solvent, serta bahan kimia anorganik.
4. Memfasilitasi pengembangan dan pendirian industri
bahan kimia anorganik (asam sulfat, asam fospat,
copper sulfat, Kalium hidroksida, sodium bisulfit, grade
chemical alumina, zinc oksida, zinc khlorida, kalsium
karbonat, natrium karbonat, natrium khlorida)
5. Menyiapkan SDM lokal yang berkompeten di bidang
industri komponen dan bahan penolong
8. INDUSTRI HULU AGRO
a. Industri Oleofood: Olein,
stearin,
gliserol, Palm Fatty Acid Distillate
(PFAD), coco butter substitute,
margarin, shortening, other specialty
fats.
b. Industri Oleokimia: Asam lemak
nabati, fatty alcohols fatty amine,
methyl ester sulfonat (biosurfactant),
biolubricant (rolling oils), gliserin
yang berbasis kimia (glycerine
based chemicals), Minyak atsiri,
Isopropil
palmitat (IPP), dan Isopropil Miristat
(IPM), Asam stearat (stearic acid)
c. Industri Kemurgi: Biodiesel
(Fatty Acid Methyl Ester/ FAME),
Bioavtur (Bio jet fuel).
d. Industri Pakan: Ransum dan
suplemen pakan ternak dan
quaculture.
e. Industri Barang dari Kayu:
Komponen berbasis kayu (wood
working, laminated & finger joint).
f. Industri Pulp dan Kertas: Long
fiber,
Dissolving pulp.
1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas,
kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan
instansi terkait
didukung oleh infrastruktur yang memadai.
2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di
bidang industri hulu agro melalui diklat industri.
3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan
pengembangan inovasi teknologi industri hulu agro
melalui penelitian dan pengembangan yang
terintegrasi
4. Pembangunan pendidikan kejuruan dan vokasi
bidang pengolahan kayu, rotan dan furniture,
perlindungan HKI.
5. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan
penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP,
GMP, sertifikasi SNI dan industri hijau dan peningkatan
kapasitas
laboratorium uji mutu
6. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik
untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi
produk.
7. Memfasilitasi penerapan harga keekonomian produk
bioenergi.
8. Memberikan insentif khusus untuk industri bioenergi
9. Promosi dan perluasan pasar produk industri hulu
agro berwawasan lingkungan di dalam dan luar negeri.
10. Meningkatkan kapasitas produksi pengolahan
Palm Oil Mill Effluent (POME) terintegrasi dgn Pabrik
Kelapa Sawit utk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca
(GRK), dan mendorong penerapan industri hijau pd
industri pulp dan kertas.
9. INDUSTRI LOGAM DASAR DAN
BAHAN GALIAN BUKAN LOGAM
a. Industri Pengolahan dan
Pemurnian Besi dan Baja Dasar:
Iron ore pellet, Lumps, Fines,
Sponge iron, Pig iron dan besi cor,
Nickel Pig Iron, Ferronickel, Paduan
besi (ferro alloy), Baja untuk
keperluan khusus (special steel).
1. Memfasilitasi pembangunan pabrik iron ore pellet
2. Meningkatkan kapasitas produksi (termasuk
pembuatan pabrik baru) kapur bakar dan cooking coal
serta briket semi kokas
3. Meningkatkan jumlah atau kapasitas blast furnace
4. Meningkatkan kapasitas produksi bijih/pasir besi
dalam negeri sebagai bahan baku direct reduction
furnace dan blast furnace
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 38
b. Industri pengolahan dan
emurnian
logam dasar bukan besi: Alumina
SGA dan Alumina CGA ,
Alumunium,
Alumunium alloy, billet dan slab,
Nickel
matte, Tembaga katoda,
Copper/Brass
Sheet, Nickel Hydroxide, Fe Ni
Sponge,
Luppen Fe Ni, Nugget Fe Ni.
c. Industri logam mulia, tanah
jarang
(rare earth), dan bahan nuklir:
logam
mulia, konsentrat, logam tanah
jarang.
d. Industri bahan galian non-
logam: 1. Semen, Keramik,
Kaca/gelas,
Kaca/gelas Pharmaceutical Grade,
Refractory, Zirkonia, zirkon silikat,
bahan kimia zirkon, Zirkon Opacifier
5. Revitalisasi industri baja untuk efisiensi konsumsi
energi dan ramah lingkungan
6. Memfasilitasi pembangunan smelter pengolahan
bauksit menjadi alumina
7. Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel menjadi nikel pig iron, ferronikel atau nikel matte,
8. Memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi
smelter tembaga dan smelter aluminium.
9. Memfasilitasi pembangunan smelter tembaga
tambahan dari yang sudah ada
10. Meningkatkan kapasitas produksi semen atau
mendirikan pabrik baru dengan memanfaatkan terak
tembaga yang dihasilkan smelter tembaga
11. Meningkatkan kapasitas produksi industri steel
making (slab, billet, HRC, CRC, besi beton, wire rod)
12. Peningkatan kapasitas produksi Pengecoran
(casting), Ekstrusi (extrusion), Penempaan (forging),
Penarikan (wire drawing), Penggilingan (rolling) besi
dan paduannya serta bukan besi dan paduannya
13. Memfasilitasi pembangunan industri baja untuk
keperluan khusus (special steel) termasuk baja paduan
untuk industri permesinan, otomotif dan alat berat
14. Memfasilitasi pembangunan pabrik besi/baja dan
bukan besi/baja untuk mendukung agroindustri
15. Memfasilitasi pembangunan pabrik besi/baja dan
bukan besi/baja untuk mendukung industri petrokimia
16. Meningkatkan penerapan dan pengawasan SNI
wajib, serta penguatan infrastruktur standardisasi.
17. Penerapan industri hijau
18. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
19. Penguatan balai melalui kerjasama penelitian
tentang paduan logam bernilai tambah tinggi
20. Memfasilitasi pembangunan pabrik konsentrasi
logam tanah jarang
21. Memfasilitasi pembangunan pabrik penghasil
logam mulia dari lumpur anoda maupun bahan baku
lainnya
22. Fasilitasi penyediaan lahan dan konsesi
penambangan untuk investasi baru, khususnya di luar
Pulau Jawa.
23. Menjamin pasokan batubara dan mendorong
produsen semen untuk melakukan efisiensi dan
diversifikasi energi.
24. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten.
25. Menyusun SKKNI bidang industri logam dan
semen
10 INDUSTRI KIMIA DASAR
BERBASIS MIGAS DAN
BATUBARA
1. Memfasilitasi pendirian pabrik petrokimia hulu
dengan bahan baku gas di Teluk Bintuni, bahan baku
CBM di SumSel dan KalSel, bahan baku shale gas di
SumUt, dan b ahan baku batubara di KalTim dan
Sumatera Selatan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 39
a. Industri Petrokimia Hulu:
Etilena,
Propilena, Butadiene, P-xylena,
etanol,
Ammonia.
b. Industri Kimia organik: Carbon
black, Asam Tereftalat, Asam
Asetat, Akrilonitril, Bis Fenol A.
c. Industri Pupuk: Pupuk tunggal
(basis nitrogen), pupuk majemuk.
d. Industri Resin Sintetik dan
Bahan
Plastik: Low-density polyethylene
(LDPE), High-density polyethylene
(HDPE), Polypropylene (PP), Nilon,
Polyethylene terephthalate (PET),
Akrilik, Polyvinyl Chloride (PVC)
e. Industri Karet Alam dan
Sintetik:
Butadiene Rubber (BR), Styrene
Butadiene Rubber (SBR),
Engineering natural rubber
compound
f. Industri Barang Kimia lainnya:
Propela
2. Pengembangan produk aromatik di Tuban dan
Cilacap
3. Mendorong produsen petrokimia hulu untuk
melakukan efisiensi dan diversifikasi energi.
4. Melalukan revitalisasi industri petrokimia eksisting
yang mengalami permasalahan pasokan bahan baku
dan/atau
administrasi.
5. Memfasilitasi calon investor dalam mendapatkan
dukungan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat
dalam pendirian pabrik petrokimia hulu (penyediaan
lahan, jaminan bahan baku, perizinan, infrastruktur,
Amdal, dll)
6. Menyiapkan SDM lokal yang kompeten.
7. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi
proses dan rekayasa produk industri petrokimia melalui
penelitian dan pengembangan yang terintegrasi
8. Fasilitasi kerjasama teknologi untuk pengembangan
bahan baku alternatif industri petrokimia (teknologi
gasifikasi
batubara, methanol to olefin)
9. Optimalisasi penggunaan kondensat untuk bahan
baku industri petrokimia nasional
10. Mendorong hilirisasi industri petrokimia hulu
melalui kerjasama dengan industri petrokimia antara
dan hilir dalam rangka penguatan dan pendalaman
struktur industri petrokimia.
11. Memfasilitasi pendirian pabrik industri kimia
organik
12. Memfasilitasi ketersediaan bahan baku dan pasar
bagi pendirian pabrik industri kimia organik melalui
kerjasama hulu-hilir.
13. Mendorong adanya revitalisasi pabrik pupuk urea
untuk menurunkan konsumsi gas bumi sebagai bahan
baku.
14. Mendorong pengembangan industri intermediate
untuk bahan baku industri pupuk (Asam Phosphate)
15. Fasilitasi kerjasama teknologi untuk
pengembangan bahan baku alternatif industri pupuk
(teknologi gasifikasi
batubara)
16. Memfasilitasi pendirian industri resin sintetik dan
bahan plastik
17. Memfasilitasi terbukanya pasar industri resin
sintetik dan bahan plastik melalui kerjasama hulu-hilir
(petrokimia hulu dan industri barang plastik)
18. Memfasilitasi pendirian pabrik industri BR, SBR, IR,
ABS, dan EPDM di Cilegon, Banten.
19. Memfasilitasi terbukanya pasar industri Karet
Sintetik melalui kerjasama hulu-hilir
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 40
20. Memfasilitasi pembangunan industri propelan
kapasitas 800 ton/tahun di Energetic Material Centre,
Subang, Jawa Barat.
21. Memastikan terjadinya transfer teknologi dan
adanya jaminan kesinambungan suplai bahan baku
industri propelan
22. Mendorong pemakaian teknologi dan produk dalam
negeri dalam pembangunan dan pengembangan
industri propelan
B. Perwilayahan Industri
Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan
bahwa pembangunan industri dilakukan dengan pendekatan sektoral yang
terencana dan pendekatan spasial yang terintegrasi. Pendekatan sektoral yang
terencana dilaksanakan melalui rencana pembangunan industri nasional,
sedangkan pendekatan spasial dilaksanakan melalui pengembangan
perwilayahan industri.
Cakupan pelaksanaan pengembangan perwilayahan industri adalah
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri (KPI),
Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra
IKM).
Perwilayahan Industri dilakukan melalui percepatan penyebaran dan
pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia. Percepatan
penyebaran industri dapat dilakukan dengan pembangunan industri di luar Jawa,
atau melakukan relokasi industri eksisting di Jawa ke luar Jawa. Sedangkan,
pemerataan pembangunan industri dapat diperoleh melalui penyebaran industri
yang berdampak pada peningkatan PDRB sektor industri dan penyerapan tenaga
kerja secara berimbang antara Jawa dan luar Jawa, termasuk pada daerah
tertinggal. Upaya pemerataan ini erat kaitannya dengan pembangunan pusat-
pusat pertumbuhan industri yang akan menjadi penggerak utama (prime mover)
yang akan membawa kemajuan atau peningkatan bagi daerah sekitarnya. Untuk
itu perlu dilakukan :
1. Penetapan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
Program pengembangan WPPI tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1) Penetapan WPPI sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN);
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 41
2) Survey dan pemetaan potensi pengembangan sumber daya industri dalam
WPPI;
3) Koordinasi antar Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang
daerahnya masuk dalam WPPI dengan Kementerian/Lembaga terkait
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Industri Provinsi/
Kabupaten/Kota;
4) Penyusunan Master Plan pengembangan WPPI;
5) Penyusunan Rencana Aksi pengembangan WPPI;
6) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana
pembangunan infrastruktur untuk mendukung WPPI;
7) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyelesaian aspek-
aspek yang terkait pertanahan;
8) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana
penyediaan energi untuk mendukung WPPI;
9) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan rencana
penyediaan SDM dan teknologi untuk mendukung WPPI;
10) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam penyediaan bahan
baku industri;
11) Koordinasi antar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam penyusunan kelembagaan;
12) Koordinasi antar kementerian/lembaga terkait dalam perumusan pemberian
insentif fiskal dalam mendukung WPPI;
13) Pembangunan infrastruktur untuk mendukung WPPI (jalan, kereta api,
pelabuhan, bandara);
14) Pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung WPPI;
15) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan SDM;
16) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan riset dan teknologi
17) Penguatan kerjasama antar WPPI;
18) Promosi investasi industri untuk masuk dalam WPPI;
19) Pemberian insentif bagi investasi bidang industri yang masuk dalam WPPI,
terutama di luar Pulau Jawa;
20) Penguatan konektivitas antar WPPI.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 42
2. Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri
Program pengembangan kawasan peruntukan industri tahun 2015 – 2019
adalah sebagai berikut:
1) Koordinasi antar Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan
kementerian/lembaga terkait untuk penetapan kawasan peruntukan
industri dalam RTRW Kabupaten /Kota;
2) Melakukan review terhadap pengembangan KPI;
3) Pembangunan infrastruktur, penyediaan energi, sarana dan prasarana
dalam mendukung pengembangan kawasan peruntukan industri.
3. Pembangunan Kawasan Industri
Program pembangunan kawasan industri tahun 2015 – 2019 adalah sebagai
berikut:
1) SDM dan teknologi untuk mendukung kawasan industri
2) Pembangunan kawasan industri
3) Pengoperasian bank tanah (Land Bank) untuk pembangunan kawasan
industri
4) Pembangunan infrastruktur untuk mendukung kawasan industri (jalan,
kereta
api, pelabuhan, bandara)
5) Pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung kawasan industri
6) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan SDM
7) Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan Riset, Teknologi dan
Inovasi (RISTEKIN)
8) Revitalisasi kawasan industri yang sudah beroperasi, khususnya yang
berada di luar Pulau Jawa
9) Pembentukan kelembagaan pengelolaan kawasan industri (Pemerintah
melakukan investasi langsung)
4. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah
Program pengembangan sentra IKM tahun 2015 – 2019 adalah sebagai
berikut:
1) Survey dan pemetaan potensi pembangunan sentra IKM;
2) Penyusunan rencana pembangunan sentra IKM;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 43
3) Pembentukan kelembagaan sentra IKM oleh pemerintah kabupaten/kota;
4) Pengadaan tanah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk pembangunan
sentra IKM;
5) Pembangunan infrastrastruktur untuk mendukung sentra IKM;
6) Pembangunan sentra IKM;
7) Pembinaan dan pengembangan sentra IKM.
C. Pembangunan Sumber Daya Industri
Sumber daya industri adalah sumber daya yang digunakan untuk
melakukan pembangunan industri yang meliputi:
(a) pembangunan sumber daya manusia;
(b) pemanfaatan sumber daya alam;
(c) pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Industri;
(d) pengembangan dan pemanfaatan kreativitas dan inovasi; dan
(e) penyediaan sumber pembiayaan.
D. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya
saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang
memadai meliputi:
(a) Standardisasi Industri,
Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standardisasi
industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan
keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan
hidup, pengembangan produk industri hijau serta mewujudkan persaingan usaha
yang sehat. Pengembangan Standardisasi industri meliputi perencanaan,
pembinaan, pengembangan dan Pengawasan untuk Standar Nasional Indonesia
(SNI), Spesifikasi Teknis (ST) dan Pedoman Tata Cara (PTC).
Pengembangan standardisasi industri yang akan dilakukan meliputi:
1) Pengembangan standardisasi industri dalam rangka peningkatan kemampuan
daya saing industri melalui:
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 44
a. Perumusan standar;
b. Penerapan standar;
c. Pengembangan standar;
d. Pemberlakuan standar;
e. Pemberian fasilitas bagi perusahaan Industri kecil dan Industri menengah
baik fiskal maupun non fiskal.
2) Pengembangan infrastruktur untuk menjamin kesesuaian mutu produk industri
dengan kebutuhan dan permintaan pasar meliputi :
a. Pengembangan Lembaga Penilai Kesesuaian;
b. Pengembangan pengawasan standar;
c. Penyediaan dan pengembangan laboratorium pengujian standar Industri di
wilayah pusat pertumbuhan Industri;
d. Peningkatan kompetensi komite teknis, auditor/asesor, petugas penguji,
petugas inspeksi, petugas kalibrasi, PPSI dan PPNS-I;
e. Peningkatan kerjasama antarnegara dalam rangka saling pengakuan
terhadap hasil pengujian laboratorium dan sertifikasi produk.
(b) Infrastruktur Industri (kawasan industri)
Pembangunan infrastruktur industri dimaksudkan untuk menjamin
tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri yang efisien dan
efektif. Infrastruktur yang diperlukan oleh industri, baik yang berada di dalam
dan/atau di luar Kawasan Peruntukan Industri, meliputi energi dan lahan kawasan
industri.
(c) Sistem Informasi Industri.
Pembangunan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) bertujuan untuk:
1) Menjamin ketersediaan, kualitas, kerahasiaan dan akses terhadap data
dan/atau informasi;
2) Mempercepat pengumpulan, penyampaian/pengadaan, pengolahan/
pemrosesan, analisis, penyimpanan, dan penyajian, termasuk
penyebarluasan data dan/atau informasi yang akurat, lengkap, dan tepat
waktu;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 45
3) Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional yang
meningkatkan efisiensi dan efektivitas, inovasi, dan pelayanan publik,
dalam mendukung pembangunan Industri nasional.
Sasaran penyelenggaraan Sistem Informasi Industri Nasional meliputi:
1) Terlaksananya penyampaian data industri dan data kawasan industri
secara online.
2) Tersedianya data perkembangan dan peluang pasar, serta data
perkembangan teknologi industri.
3) Tersedianya sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan
stakeholders.
4) Tersedianya infrastruktur teknologi informasi dan tata kelola yang handal.
5) Terkoneksinya Sistem Informasi Industri Nasional dengan sistem informasi
yang dikembangkan oleh kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan asosiasi serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN)
dan Kamar dan Industri Daerah (KADINDA) dalam rangka pertukaran data.
6) Tersedianya model sistem industri sebagai dasar dalam penyusunan
kebijakan nasional.
7) Tersosialisasikannya Sistem Informasi Industri Nasional kepada seluruh
stakeholders.
8) Terpublikasikannya laporan hasil analisis data industri secara berkala.
Pembangunan SIINAS dilakukan secara bertahap, dimulai dari
penyusunan rencana induk, penyiapan infrastruktur teknologi informasi,
standardisasi format data, pengembangan sistem informasi, sosialisasi kepada
seluruh stakeholders, serta kerjasama interkoneksi dengan sistem informasi yang
dikembangkan oleh instansi eksternal.
E. Pembangunan Industri Hijau
Pembangunan Industri Hijau bertujuan untuk mewujudkan Industri yang
berkelanjutan dalam rangka efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
alam secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelangsungan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 46
memberikan manfaat bagi masyarakat. Industri hijau adalah industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat
memberi manfaat bagi masyarakat. Lingkup pembangunan industri hijau meliputi
standarisasi industri hijau dan pemberian fasilitas untuk industri hijau.
F. Pengembangan IKM
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan industri nasional, upaya
pengembangan IKM perlu terus dilakukan melalui strategi pembangunan berikut:
1) Pemanfaatan potensi bahan baku
Indonesia memiliki sumber bahan baku nasional yang sangat potensial, namun
secara alamiah berada pada lokasi yang tersebar. Pemanfaatan sumber daya
tersebut akan efisien jika dilakukan pada skala ekonomi tertentu (umumnya
skala menengah dan besar) yang seringkali memerlukan sarana dan prasarana
yang memadai. Seiring dengan pembangunan sarana dan prasarana yang
diperlukan, sesuai dengan skala operasinya, IKM dapat berperan signifikan
sebagai pionir dengan melakukan pengolahan yang memberikan nilai tambah
pada bahan baku tersebut.
2) Penyerapan tenaga kerja
Dibalik keterbatasan IKM dalam permodalan, IKM memiliki potensi penyerapan
tenaga kerja pada industri padat karya. Melalui dukungan sederhana pada
sentra IKM, penyiapan operasi IKM baru dan pengembagan IKM yang ada
dapat dilakukan relatif lebih mudah dibanding industri besar sehingga
berpotensi membuka lapangan kerja yang lebih luas dalam waktu yang relatif
singkat. Namun, upaya ini perlu diikuti dengan peningkatan kompetensi tenaga
kerja IKM secara langsung melalui berlatih sambil bekerja (on the job training),
baik dalam aspek manajerial maupun aspek teknis, yang akan berpengaruh
terhadap peningkatan daya saing IKM.
3) Pemanfaatan teknologi, inovasi dan kreativitas
Teknologi dikembangkan dalam berbagai tingkatan, dari yang sederhana
sampai yang canggih. Berbagai teknologi sederhana, terbukti mampu
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 47
memberikan manfaat yang besar pada aplikasi di industri yang memiliki sumber
daya (bahan baku, pemodalan, dan tenaga kerja) yang terbatas namun
memiliki tingkat inovasi dan kreativitas yang tinggi. Pemanfaatan teknologi yang
disertasi inovasi dan kreativitas sesuai dengan karakteristik IKM yang memiliki
tingkat fleksibilitas yang tinggi. Dengan cara tersebut, IKM mampu
menghasillkan produk dengan biaya yang relatif rendah namun dengan kualitas
yang memadai sehingga dapat memperluas pasarnya.
4) Program Pengembangan IKM
Program yang dilakukan dalam rangka mencapai sasaran tersebut diatas
meliputi:
1. Pemberian insentif kepada industri besar yang melibatkan IKM dalam
rantai nilai industrinya
2. Meningkatkan akses IKM terhadap pembiayaan, termasuk fasilitasi
pembentukan Pembiayaan Bersama (Modal Ventura) IKM.
3. Mendorong tumbuhnya kekuatan bersama sehingga terbentuk kekuatan
kolektif untuk menciptakan skala ekonomis melalui standardisasi,
procurement dan pemasaran bersama.
4. Perlindungan dan fasilitasi terhadap inovasi baru dengan mempermudah
pengurusan hak kekayaan intelektual bagi kreasi baru yang diciptakan
IKM.
5. Diseminasi informasi dan fasilitasi promosi dan pemasaran di pasar
domestik dan ekspor.
6. Menghilangkan bias kebijakan yang menghambat dan mengurangi daya
saing industri kecil.
7. Peningkatan kemampuan kelembagaan Sentra IKM dan Sentra Industri
Kreatif, serta UPT, TPL, dan Konsultan IKM;
8. Kerjasama kelembagaan dengan lembaga pendidikan, dan lembaga
penelitian dan pengembangan;
9. Kerjasama kelembagaan dengan Kamar Dagang dan Industri dan/atau
asosiasi industri, serta asosiasi profesi.
10. Pemberian fasilitas bagi IKM yang mencakup:
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 48
a. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan sertifikasi
kompetensi;
b. Bantuan dan bimbingan teknis;
c. Bantuan bahan baku dan bahan penolong, serta mesin atau peralatan;
d. Pengembangan produk;
e. Bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk mewujudkan
Industri Hijau;
f. Bantuan informasi pasar, promosi, dan pemasaran;
g. Penyediaan Kawasan Industri untuk IKM yang berpotensi mencemari
lingkungan; dan/atau
h. Pengembangan dan penguatan keterkaitan dan hubungan kemitraan.
3.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI
Arah kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yaitu:
1. Peningkatan kemampuan penguasaan penerapan teknologi maju;
2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI;
3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
4. Peningkatan pengembangan kebijaka regulasi teknis dan kemampuan
pelayanan teknis SNI lingkup industri;
5. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan
Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif;
6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan Undang-
undang Perindustrian, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 49
Gambar 4. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan
Undang-undang Perindustrian
Program layanan teknologi BPPI yang ditetapkan sebagai upaya
melaksanakan pembangunan industri nasional yaitu pengembangan teknologi dan
kebijakan industri melalui program :
1. Peningkatan Kapasitas Layanan dan Revitalisasi Peralatan Laboratorium;
2. Peningkatan Kualitas dan Jumlah SDM.
Secara ringkas Program layanan BPPI secara jelas dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Program layanan BPPI
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 50
Sasaran Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) :
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator
kinerja sasaran strategis yaitu:
a). Meningkatnya investasi di sektor industri
Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran
strategis yaitu:
a) Peningkatan penguasaan teknologi industri;
b) Laju pertumbuhan industri yang menerapkan prinsip-
prinsip industri hijau;
c) Penurunan impor produk industri yang SNI, ST
dan/atau PTC diberlakukan secara wajib.
Sasaran Strategis 3: Tersusunnya arah pembangunan Industri, dengan
indikator
kinerja sasaran strategis yaitu:
a) Jumlah rencana pembangunan industri.
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya kualitas layanan publik kepada pelaku
usaha industri dan masyarakat dengan indikator kinerja
sasaran strategis yaitu:
a) Indeks kepuasan pelanggan.
Rencana strategis (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan
Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah sebagaimana dijelaskan
pada Tabel 4.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 51
Tabel 4. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait Tujuan Pembangunan
Industri Jangka Panjang dan Menengah
RENSTRA BPPI 2015 - 2019
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA PANJANG (20 TAHUN)
Menurut UU No 3/2014 tentang Perindustrian:
1. Mewujudkan Industri Nasional sebagai pilar
dan penggerak perekonomian nasional;
2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan
struktur industri;
3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya
saing, dan maju, serta Industri Hijau;
4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan
yang sehat, serta mencegah pemusatan atau
penguasaan industri oleh satu kelompok atau
perseorangan yang merugikan masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha dan
perluasan kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan
Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan
nasional; dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI JANGKA MENENGAH (5 TAHUN)
Membangun industri yang tangguh dan berdaya
saing berbasis sumber daya industri dan
mempercepat penyebaran dan pemerataan industri
ke seluruh wilayah Indonesia
Strategi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) yaitu:
1. Mengembangkan jejaring dengan institusi kebijakan litbang dan teknologi
terkemuka melalui organisasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan
bebas dan kemitraan dengan akademisi;
2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk
mengembangkan teknolgi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 52
3. Mengembangkan bank data yan lengkap dan mutakhir;
4. Meningkatkan kompetensi SDM BPPI sesuai perkembangan IPTEK industri;
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK).
Kegiatan-kegiatan BPPI pada program pengembangan teknologi,
standardisasi dan industri hijau dilaksanakan melalui:
1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha
industri.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan
Harmonisasi kebijakan sektor industri.
2. Pengkajian dan pengembangan teknologi dan HKI.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Pengembangan teknologi industri;
Penerapan teknologi di industri; dan
Penerapan HKI di Industri.
3. Pengembangan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Penurunan produk industri yang SNI, ST dan/ atau PTC diberlakukan
secara wajib;
4. Pengembangan industri hijau
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Standar industri hijau;
Lembaga sertifikasi industri hijau; dan
Pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi.
5. Penyusunan dan evaluasi program pengembangan teknologi dan kebijakan
industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tersusunnya perencanaan program dan anggaran;
Laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan;
Pengembangan SDM;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 53
Layanan manajemen dalam manajemen dalam mendukung pelaksanaan
program pengembangan teknologi, standardisasi, dan industri hijau.
6. Penelitian, pengembangan teknologi dan perekayasaan industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri
7. Riset dan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri.
3.4. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BARISTAND INDUSTRI BANDA
ACEH
Arah kebijakan dan strategi Baristand Industri Banda Aceh tidak terlepas
dan saling terintegrasi dengan program Kementerian Perindustrian dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Peran strategis Baristand Industri
Banda Aceh dalam pembangunan industri nasional mengacu pada program-
program serta visi misi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian dan
BPPI sebagai lembaga induk dari Baristand Industri Banda Aceh.
Dari penjabaran visi misi Kemenperin dan program BPPI maka peran
strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya pembangunan industri
nasional adalah dengan melaksanakan program/ kegiatan prioritas, yaitu:
1. Penelitian dan pengembangan teknologi industri;
2. Pelayanan jasa teknis industri (sertifikasi dan pelatihan);
3. Peningkatan standardisasi industri daerah (layanan pengujian);
4. Peningkatan budaya pengawasan;
5. Pengembangan SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2 dan S3), dan
pendidikan non gelar)
6. Peningkatan sarana dan prasarana (sarana litbang, SNI wajib dan
laboratorium)
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan Sistem informasi yang handal.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 54
Peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam upaya peningkatan
daya saing industri berdasarkan UU perindustrian yaitu:
1. Meningkatkan kajian, perekayasaan serta rancang bangun industri;
2. Meningkatkan litbang dan pemanfaatan teknologi;
3. Meningkatkan pemberdayaan industri dalam rangka industri hijau;
4. Meningkatkan pelayanan jasa teknis industri;
5. Meningkatkan layanan standardisasi dan sertifikasi industri;
6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasana terutama bidang kelitbangan
dan pemberlakuan SNI Wajib;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
A. Fokus Kajian Litbangayasa Teknologi Industri
Dalam upaya mendukung pembangunan industri nasional tahun 2015-
2019 maka Baristand Industri Banda Aceh menetapkan fokus kajian litbangyasa
teknologi industri agar kegatan program penelitian dan pengembangan teknologi
industri lebih terarah dan konsisten. Adapun fokus kajian litbangyasa teknologi
industri Baristand Industri Banda Aceh yaitu: minyak atsiri, rempah dan komoditi
inti/ unggulan daerah.
Potensi sumber daya alam yang menjadi proyeksi investasi 23 kabupaten/
kota di Provinsi Aceh secara umum adalah:
1. Minyak atsiri dan rempah (Nilam, Sereh wangi, Pala, Cengkeh, Jahe,
Kayumanis Lada, Kemiri, Jahe, Kunyit, Jarak, Gambir)
2. Perkebunan (Kopi, Coklat, Kelapa, Kopi, Tembakau, Pinang, Kelapa sawit)
3. Perikanan dan budidaya (ikan tangkap, Ikan laut, Bandeng, udang, teripang,
kepiting lunak, lobster),
4. Pertanian (Padi, Jagung, Cabe, Kentang, Tomat, Bawang Merah)
5. Mineral dan Bahan Tambang (Batubara, Bijih Besi, Emas, Pasir zikron,
Galena, Batu Gamping, Bentonit, Dolomit, Bahan galian golongan C)
6. Minyak Bumi dan Gas alam,
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 55
Secara rinci peta potensi investasi terpilih di Provinsi Aceh
sebagaimana terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta potensi investasi terpilih di Provinsi Aceh
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 56
B. Pengembangan Litbangyasa Teknologi Industri
Pengembangan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi industri
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing
dan kemandirian industri nasional. Penguasaan teknologi dilakukan secara
bertahap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri
dalam negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri dan pasar global.
Pengembangan litbangyasa teknologi industri yang dilakukan oleh
Baristand Industri Banda Aceh dikelompokkan dalam 3 tahapan dengan 9 level
teknometer sebagaimana terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pengelompokkan pengembangan litbangyasa dan pemanfaatan
teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh
Sasaran pengembangan litbangyasa teknologi industri Tahun 2015 – 2019
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil litbang yang siap diterapkan.
2. Meningkatnya kerja sama riset.
3. Meningkatnya hasil riset yang menyelesaikan masalah industri.
4. Tersedianya desain atau prototype litbangyasa industri.
5. Tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence).
6. Pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang sejenis.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 57
Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi industri
dilakukan melalui:
1. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-balai industri
dengan lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi,
dunia usaha dan untuk menghasilkan produk litbang yang aplikatif dan
terintegrasi.
2. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang
sejenis.
3. Pemberian insentif kepada peneliti yang hasil litbang dan temuannya
dimanfaatkan secara komersial di industri.
4. Peningkatan transfer teknologi kepada IKM dan kalangan industri.
5. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa desain, paten dan
merk dalam produk industri untuk meningkatkan nilai tambah.
6. Melakukan audit teknologi terhadap teknologi yang dinilai tidak layak untuk
industri antara lain boros energi, beresiko pada keselamatan dan keamanan,
serta berdampak negatif pada lingkungan.
7. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence) pada
wilayah pusat pertumbuhan industri.
8. Penyebarluasan hasil-hasil riset melalui kegiatan seminar, pameran, publikasi
ilmiah, ujicoba ke industri atau yang sejenisnya.
C. Jasa Pelayanan Teknis Industri (Layanan Standardisasi dan Sertifikasi)
1. Standardisasi Industri
Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri
dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Standardisasi
industri juga dapat dimanfaatkan untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan
keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan
hidup, pengembangan produk industri hijau serta mewujudkan persaingan usaha
yang sehat.
Dalam hal standardisasi industri, Baristand Indutri Banda Aceh telah
memiliki laboratorium penguji yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional (KAN). Layanan standardisasi/ pengujian bahan/produk industri meliputi
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 58
pengujian kimia, fisika dan mikrobiologi yang bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian tehadap standar mutu dan/atau untuk mengetahui komposisi suatu
bahan/produk. Adapun jenis-jenis bahan/produk yang dapat diuji antara lain:
1. Produk Makanan dan Minuman (AMDK, air isi ulang, sirup, limun, aneka kripik,
nata de coco, minyak hewani dan minyak nabati)
2. Produk indutri kimia (pupuk padat, pupuk cair dan kompos)
3. Produk hasil pertanian (kopi, teh, kopra, VCO, minyak nilam, minyak pala dll)
4. Mineral hasil tambang dan batu-batuan
5. Produk indutri aneka (arang aktif, briket, batu bara, dll)
Pengembangan Standardisasi industri yang dilakukan oleh Baristand
Industri Banda Aceh meliputi perencanaan, pembinaan, pengembangan dan
Pengawasan terhadap layanan laboratorium penguji guna meningkatkan kualitas
jasa pelayanan teknis industri. Sasaran pengembangan standardisasi tahun 2015
– 2019 adalah sebagai berikut:
1. Penambahan ruang lingkup parameter akreditasi.
2. Meningkatnya petugas penguji, petugas sampling dan petugas kalibrasi untuk
pelaksanaan penilaian kesesuaian.
3. Peningkatan kompetensi layanan pengujian.
4. Peningkatan sarana dan prasarana bidang standardisasi industri.
5. Pelaksanaan kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
6. Pelaksanaan kegiatan surveilence lembaga penguji.
Pengembangan standardisasi industri yang akan dilakukan meliputi:
1. Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu
laboratorium penguji Baristand Industri Banda Aceh (LABBA).
2. Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem manajemen
laboratorium.
3. Peningkatan kompetensi petugas penguji, petugas sampling dan petugas
kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
4. Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi lain) dalam
rangka saling pengakuan terhadap hasil pengujian laboratorium dan sertifikasi
produk.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 59
5. Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang standardisasi
industri.
6. Ikut serta dalam kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
7. Ikut serta dalam kegiatan surveilence lembaga penguji.
2. Sertifikasi Industri
Sertifikasi industri bertujuan untuk meningkatkan jaminan mutu, efisiensi
produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan
dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta
kemampuan inovasi teknologi; meningkatkan perlindungan kepada konsumen,
pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya serta negara, baik dari aspek
keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup;
serta meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan
barang dan/ atau jasa di dalam negeri dan luar negeri. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa tujuan sertifikasi industri adalah untuk menjamin keamanan,
kesehatan, mutu produk, melindungi konsumen serta kelestarian fungsi
lingkungan hidup, dan meningkatkan pengakuan industri baik secara nasional
maupun internasional.
Sasaran pengembangan sertifikasi industri tahun 2015 – 2019 adalah :
1. Penambahan ruang lingkup akreditasi.
2. Peningkatan kompetensi layanan sertifikasi.
3. Peningkatan kompetensi SDM bidang sertifikasi (asesor, tenaga ahli, petugas
pengambil contoh (PPC)).
4. Peningkatan penerapan SNI secara wajib.
5. Ketersediaan standar, kesiapan produsen, kesiapan LPK, regulasi teknis
6. Koordinasi antar instansi terkait dan mekanisme pengawasan SNI
7. Peningkatan kapasitas industri
8. Perlindungan konsumen
9. Membantu regulator dalam kegiatan pengawasan produk yang beredar
10. Peningkatan akses pasar dan daya saing produk terhadap ketidaksesuaian
integritas tanda SNI.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 60
Dengan meningkatkan kinerja sertifikasi produk dapat melindungi
kepentingan publik dan lingkungan; produk bertanda SNI dapat menjamin
keamanan, kesehatan, dan keselamatan penggunanya; produk bertanda SNI tidak
mengganggu fungsi dan tidak mencemari lingkungan; dan apabila SNI
diberlakukan wajib, tidak ada produk yang tidak memenuhi persyaratan SNI yang
beredar di wilayah RI.
Pengembangan sertifikasi industri yang akan dilakukan meliputi:
1. Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem dokumen mutu LSPro
sesuai persyaratan yang berlaku.
2. Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem manajemen mutu.
3. Peningkatan kompetensi petugas audit, petugas sampling dan petugas
kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
4. Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi lain) dalam
rangka sertifikasi produk.
5. Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang sertifikasi industri.
6. Ikut serta dalam kegiatan surveilance.
D. Budaya Pengawasan
Budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi
industri bertujuan untuk menjamin terlaksananya penelitian/ riset dan
standardisasi yang berkualitas. Kegiatan pengawasan yang dilakukan berupa
kegiatan monitoring dan evaluasi mulai dari perencanaan riset, pelaksanaan
kegiatan, pelaporan litbang, publikasi ilmiah serta aplikasi hasil-hasil riset.
E. Pengembangan SDM (Pendidikan dan Pelatihan)
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan visi
pembangunan industri nasional tersebut, Baristand Industri Banda Aceh secara
in/ternal harus didukung oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional dan
kompeten, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Manajemen pengembangan SDM meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 61
kompetensi, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan
hari tua, dan perlindungan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan Baristand
Industri Banda Aceh, masih terdapat beberapa kendala antara lain:
a. Kurangnya jumlah SDM karena banyaknya pegawai yang menjelang usia
pensiun (usia > 51 tahun) serta meningkatnya beban kerja organisasi.
b. Belum tersedianya standar kompetensi SDM Aparatur yang baku untuk setiap
jabatan, baik jabatan pimpinan, administrasi, pengawas, pelaksana, dan
fungsional.
c. Belum tersedianya analisis kebutuhan diklat SDM Aparatur sesuai dengan
jabatan yang tersedia akibat belum tersedianya standar kompetensi jabatan
itu sendiri.
d. Belum sempurnanya penilaian kinerja individu, sehingga sulit mengukur target
kinerja pegawai.
e. Belum sempurnanya sistem informasi kepegawaian, sehingga pimpinan
masih mengalami kesulitan memperoleh data yang akurat.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka sasaran
pengembangan SDM tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Penambahan pegawai baru,
2. Penyusunan analisis dan evaluasi jabatan,
3. Penyusunan standar kompetensi jabatan,
4. Penyempurnaan sasaran kinerja pegawai,
5. Pengembangan sistem informasi kepegawaian
6. Penyusunan analisis kebutuhan diklat.
Program pengembangan kompetensi SDM yang akan dilakukan Baristand
Industri Banda Aceh yaitu melalui :
1. Usulan penambahan pegawai baru.
2. Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan.
3. Izin belajar untuk melanjutkan pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut
(S1, S2 dan S3).
4. Penyusunan data analisis jabatan dan evaluasi jabatan.
5. Penyusunan standar kompetensi jabatan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 62
6. Perumusan sasaran kinerja pegawai.
7. Keikutsertaan pada program pendidikan dan pelatihan teknis dibidangnya
(baik di lingkungan internal maupun eksternal).
8. Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM.
F. Peningkatan Sarana dan Prasarana (sarana litbang, SNI wajib dan
laboratorium)
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri nasional yang berdaya
saing perlu didukung melalui penyediaan sarana dan prasarana industri yang
memadai meliputi sarana dan prasarana bidang standardisasi industri, sertifikasi
industri, infrastruktur industri (kawasan industri) dan sistem informasi industri.
Sasaran peningkatan sarana dan prasarana tahun 2015-2019 adalah
sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana litbang/ riset.
2. Sarana dan prasarana laboratorium.
3. Sarana dan prasarana mendukung penerapan SNI Wajib.
4. Sarana dan prasarana bidang standardisasi.
5. Sarana dan prasarana bidang sertifikasi.
G. Pelayanan Publik dan Sistem Informasi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan sistem informasi publik
diindikasikan melalui hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
setiap satuan kerja yang memberikan pelayanan publik.
Sasaran pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun
2015-2019 adalah hasil penilaian kepuasan masyarakat melalui survey
memberikan pelayanan publik dengan indeks kepuasan skala 4.
Program pengembangan pelayanan publik dan sistem informasi tahun
2015-2019 yang akan dilakukan Baristand Industri Banda Aceh adalah sebagai
berikut:
a) Peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
b) Peningkatan layanan informasi melalui website.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 63
c) Peningkatan layanan melalui e-mail.
d) Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan.
3.5. KERANGKA KELEMBAGAAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015
tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas, dan fungsi Balai Besar dan Balai
Riset dan Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka
struktur organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu pada
Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/ PER/6/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Standardisasi Industri, struktur
organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh terdiri dari 1 pejabat
eselon III dan 5 pejabat eselon IV serta didukung oleh pejabat fungsional (Peneliti,
Perekayasa, Litkayasa, dll).
Dalam melaksanakan tupoksi, organisasi Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh dipimpin oleh satu orang Kepala Balai dan di bantu oleh 5
orang kepala seksi yaitu Seksi Teknologi Industri (TI), Seksi Program dan
Pengembangan Kompetensi (PPK), Seksi Standardisasi dan Sertifikasi (SS),
Seksi Pengembangan Jasa Teknik (PJT) satu orang kasubbag Tata Usaha (TU)
serta dibantu kelompok jabatan fungsional.
Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri
berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 Tanggal
29 Juni 2006, disajikan pada Gambar 9.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 64
Gambar 9. Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
Pengembangan kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh yang
direncanakan pada Tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 5.
Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian dan Perekayasaan Teknologi Industri
Tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 6.
Rincian tahapan anggaran pengembangan kelembagaan Baristand Industri
Banda Aceh yang direncanakan pada Tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlihat
pada Tabel 7.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 65
Tabel 5. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 66
Tabel 6 . Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian dan Perekayasaan Teknologi Industri Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 67
Tabel 7. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
No Fokus Area Anggaran (Rp)
Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018 Th 2019
1. Penelitian, kajian dan perekayasaan
560.000.000 659.155.000 659.155.000 1.580.219.189 1.659.230.151
2. Pengujian 872.600.000 912.760.000 912.760.000 2.123.117.149 2.229.273.011
3. Sertifikasi 69.355.000 118.190.000 118.190.000 274.914.781 288.660.521
4. Pelatihan dan Bimbingan teknis 54.900.000 66.185.000 66.185.000 153.949.021 161.646.472
5. Pengembangan SDM 80.900.000 80.900.000 80.900.000 188.176.714 197.585.550
6. Promosi/ publikasi/ sosialisasi/ deseminasi
193.120.000 203.100.000 203.100.000 498.959.047 523.907.000
7. Akreditasi/survailence/Reakreditasi 147.675.000 159.740.000 159.740.000 378.377.083 397.295.938
8. Kerjasama Industri; Penguatan Infrastruktur litbang dan layanan jasa teknis; dan atau website/ SIL
24.020.000
- - 971.308.185 1.019.873.596
9. Perencanaan/ Penganggaran/Pelaporan/Monev
239.055.000 374.920.000 374.920.000 692.683.369 727.317.538
10. Layanan Perkantoran 8.477.438.000 9.161.429.000 9.161.429.000 21.658.765.278 22.741.703.579
11. Sarana dan Prasarana (sarana litbang dan sarana terkait SNI Wajib dan laboratorium)
215.000.000 273.000.000 273.000.000 635.009.183 666.759.643
TOTAL 10.934.063.000 12.534.379.000 12.009.379.000 12.009.379.000 30.613.253.000
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 68
Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh meliputi belanja pegawai, belanja barang dan belanja
modal. Secara rinci proyeksi jumlah belanja Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Proyeksi Belanja Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Uraian Jenis
Belanja
Proyeksi Belanja (Rp)
2015 2016 2017 2018 2019
Belanja Pegawai 8.477.438.000 9.161.429.000 19.689.786.684 21.658.765.278 22.741.703.579
Belanja Barang 2.241.625.000 2.302.918.000 6.237.913.239 6.861.704.539 7.204.789.778
Belanja Modal 215.000.000 545.032.000 577.281.077 635.009.183 666.759.643
Jumlah 10.934.063.000 12.009.379.000 26.504.981.000 29.155.479.000 30.613.253.000
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 69
Proyeksi anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 meliputi pendapatan dari Rupiah Murni
(RM) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Secara rinci proyeksi anggaran kantor Baristand Industri
Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 9. Sedangkan proyeksi target penerimaan PNBP
kantor Baristand Industri Banda Aceh pada Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Proyeksi Anggaran Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Belanja Proyeksi Anggaran (Rp)
2015 2016 2017 2018 2019
Rupiah Murni (RM) 10.656.438.000 10.411.429.000 24.747.236.000 27.221.959.500 28.486.381.550
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
277.625.000 1.597.950.000 1.757.745.000 1.933.519.500 2.126.871.450
Jumlah 10.934.063.000 12.159.379.000 26.504.981.000 29.155.479.000 30.613.253.000
Tabel 10. Proyeksi Target Penerimaan PNBP Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
URAIAN Proyeksi Target Penerimaan PNBP (Rp)
2015 2016 2017 2018 2019 target penerimaan PNBP (dtetapkan)
1.250.000.000 1.655.392.000 1.750.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000
% pertumbuhan 8,7 32 6 14 50 % izin penggunaan PNBP adalah sebesar :96,53%
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 70
BAB IV
PROGRAM KERJA, TARGET KINERJA DAN PENDANAAN
1.1. PROGRAM KERJA KEMENPERIN
Adapun program Kementerian Perindustrian secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Program pengembangan SDM dan dukungan manajemen Kemenperin;
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kemenperin;
3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kemenperin;
4. Program penumbuhan dan pengembangan industri logam, kimia, tekstil dan
aneka;
5. Program penumbuhan dan pengembangan industri berbasis agro;
6. Program penumbuhan dan pengembangan industri alat transportasi, mesin,
elektronika dan alat pertahanan;
7. Program penumbuhan dan pengembangan IKM;
8. Program penumbuhan dan pengembangan perwilayahan persebaran industri;
9. Prorgram pengamanan industri dan kerjasama internasional;
10. Program pengembangan teknologi dan kebijakan industri.
1.2. PROGRAM KERJA BPPI
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang merupakan
organisasi induk dari Baristand Industri Banda Aceh mempunyai tugas dan
wewenang dalam menjalankan salah satu dari sepuluh program Kementerian
Perindustrian tersebut, yakni: program pengembangan teknologi dan kebijakan
industri. Adapun program layanan teknologi yang menjadi prioritas program kerja
BPPI untuk dikembangkan saat ini yaitu:
1. Program peningkatan kapasitas layanan dan revitalisasi peralatan
laboratorium, meliputi:
a) pemenuhan infrastruktur peralatan laboratorium litbang dan pengujian;
b) pembangunan dan renovasi bangunan pendukung laboratorium, litbang
dan pengujian;
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 71
c) alokasi kebutuhan anggaran layanan dan revitalisasi peralatan
laboratorium.
2. Peningkatan kualitas dan jumlah SDM, meliputi:
a) peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian melalui pelatihan;
b) pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S2-S3);
b) peningkatan kebutuhan SDM litbang dan pengujian;
c) alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas dan jumlah SDM.
1.3. PROGRAM KERJA BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Secara garis besar program kerja yang akan dilaksanakan oleh Baristand
Industri Banda Aceh pada tahun 2015 -2019, yaitu:
1. Program litbang, perekayasaan, rancang bangun industri dan pemanfaatan
teknologi;
2. Peningkatan pelayanan jasa teknis industri (konsultasi teknis, bimbingan
teknis dan pelatihan);
3. Peningkatan layananan standardisasi industri (layanan pengujian);
4. Peningkatan layanan sertifikasi industri;
5. Peningkatan budaya pengawasan (monitoring dan evaluasi);
6. Pengembangan kompetensi SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut (S2
dan S3), dan pendidikan non gelar)
7. Peningkatan sarana dan prasarana (litbang, SNI wajib dan laboratorium)
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
9. Peningkatan sarana dan prasana terutama bidang kelitbangan dan pengujian/
laboratorium penguji dalam rangka pemberlakuan SNI Wajib;
10. Peningkatan penyebaran hasil-hasil litbang industri (pameran, publikasi
ilmiah, seminar nasional).
Secara umum program kinerja dan pendanaan Baristand Industri Banda
Aceh tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 10. Untuk lebih terarah
maka dari matriks target kinerja akan diuraikan secara rinci menjadi program
kegiatan per tahun sehingga Baristand Industri Banda Aceh lebih fokus dalam
melaksanakan dan merealisasikan setiap program kegiatan yang telah dijadikan
target kinerja program kegiatan setiap tahunnya.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 72
Tabel 10. Program kinerja dan Pendanaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 73
5.1. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan program/ kegiatan prioritas yang akan
dilaksanakan oleh Baristand Industri Banda Aceh dapat dilihat melalui
ouput, outcame dan pencapaian target yang ditetapkan selama periode
2015-2019 sebagaimana terlihat pada Tabel 12.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 74
Tabel 12. Matriks Indikator Keberhasilan Program/ Kegiatan Prioritas
Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 - 2019
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS
OUTPUT OUTCOME INDIKATOR Target
2015 2016 2017 2018 2019
Penelitian dan pengembangan teknologi industri
1. Tersedianya hasil litbang dan rancang bangun yang siap diterapkan di industri
Meningkatnya hasil litbang dan rancang bangun yang dimanfaatkan oleh industri
1. Jumlah hasil litbang dan rancang bangun yang dilaksanakan
7 7 8 8 9
2. Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan/ diterapkan
2 2 2 3 3
3. Jumlah hasil litbang yang dipatenkan
1 0 1 0 1
2. Terwujudnya kerjasama litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri
Meningkatnya litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri
Jumlah kerjasama litbang dengan lembaga litbang/ perguruan tinggi/ dunia industri
2 2 3 3 3
3. Tersedianya karya ilmiah yang dipublikasikan
Meningkatnya karya ilmiah yang dipublikasikan
Jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan
2 2 3 3 3
Pelayanan Jasa Teknis Industri
Terwujudnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
Meningkatnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM teknis bidang industri
30 45 45 60 75
2. Jumlah sampel uji 2.250 2.750 3.000 3.500 4.000
3. Jumlah desain/ prototipe rancang bangun
2 2 3 3 4
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
150 160 175 180 200
5. Nilai JPT (Rp) 1,25 M 1,65 M 1,75 M 2 M 3 M
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 75
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS
OUTPUT OUTCOME INDIKATOR Target
2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan Standardisasi Industri Daerah
Terwujudnya Standardisasi Industri Daerah
Meningkatnya pelayanan Standardisasi Industri Daerah
Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN
3 3 4 4 5
Pengembangan SDM
Tersedianya SDM litbang dan pengujian yang handal
Meningkatnya kompetensi SDM litbang dan pengujian
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat diklat
8 6 12 14 16
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Tersedianya fasilitas/ sarana dan prasarana litbang dan laboratorium
Meningkatnya fasilitas/ sarana dan prasarana litbang dan lab.
Jumlah pengadaan alat laboratorium
2 3 3 4 4
Peningkatan budaya pengawasan
Terwujudnya budaya pengawasan
Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri
Terlaksananya Monev kegiatan
2 2 2 2 2
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Terwujudnya pelayanan publik yang optimal
Meningkatnya kualitas pelayan publik
Tingkat kepuasan pelanggan
4 4 4 4 4
Peningkatan Sistem informasi yang handal
Meningkatnya sistem informasi yang terintegrasi dan mudah diakses oleh satuan kerja
Jumlah aplikasi sistem informasi yang tersedia
1. Tersedianya Sistem Informasi Laboratorim (SIL)
1 1 1 1 1
2. Tersedianya website 1 1 1 1 1
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 76
BAB VI
FOKUS AREA ROADMAP
Fokus area Roadmap pengembangan kelembagaan Baristand Industri
Banda Aceh dalam jangka waktu menengah (5 tahun) selama periode 2015-2019
meliputi : 1) Penelitian dan pengembangan; 2) Jasa Pelayanan Teknis (JPT); 3)
Sumber Daya Manusia (SDM); 4) Infrastruktur; 5) Kerjasama Kelembagaan; dan
6) Pelayanan Publik. Matrik fokus area dan pengembangan kelembagaan
Baristand Industri Banda Aceh selama Tahun 2015-2019 sebagaimana terlihat
pada Tabel 13.
Tabel 13. Fokus Area Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
No Fokus Area Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
1. Penelitian dan pengembangan
7 litbang 7 litbang 8 litbang 8 litbang 9 litbang
2. Jasa Pelayanan Teknis (JPT)
Target JPT 1,25 Milyar
Target JPT 1,65 Milyar
Target JPT 1,75 Milyar
Target JPT 2 Milyar
Target JPT
3 Milyar
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
6 org pegawai baru
9 org pegawai baru
9 org pegawai baru
10 org pegawai
baru
10 org pegawai
baru
4. Infrastruktur Pengadaan peralatan
laboratorium
Menyiapkan sarana riset
media online Pengadaan
Tanah kantor
Pembangunan
gedung kantor
5. Kerjasama Kelembagaan
3 MoU 5 MoU 6 MoU 7 MoU 7 MoU
6. Pelayanan Publik
Indeks kepuasan pelanggan
minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan
minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan
minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan
minimal bernilai 4
Indeks kepuasan pelanggan
minimal bernilai 4
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 77
BAB VII
GRAND STRATEGY
Baristand Industri Banda Aceh dalam merencanakan dan menjalankan
program kerja/ kegiatan prioritas juga menetapkan grand strategy (strategi Raya)
yang merupakan proses dimana tujuan dapat diwujudkan. Adapun grand strategy
yang dirumuskan oleh Baristand Industri Banda Aceh sebagai upaya/ cara untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 14.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 78
Tabel 14. Grand Strategy Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5 1. Meningkatkan
Penelitian/ riset
Bertambahnya hasil Litbang terapan
Menghasilkan Litbang terapan bidang teknologi industri
- Aplikasi di industri, khususnya IKM
X X X X X Memanfaatkan bidang spesialisasi/fokus dan kompetensi inti daerah
Sumber daya spesialisasi/ fokus
Mengadakan penelitian-penelitian sesuai bid. Spesialisasi terkait fokus & kompetensi inti daerah
Dihasil-kannya Litbang sesuai fokus & kompe-tensi inti daerah.
1.Penelitian pemanfaatan komoditi agro (termasuk rempah & atsiri) sebagai bahan baku industri (5 judul per tahun)
Informasi teknologi industri agro (rempah, atsiri, hasil laut, dll).
2.Penelitian pemanfaatan bahan baku kimia dan mineral
(1 judul per tahun)
Informasi teknologi kimia dan mineral
3.Penelitian teknologi penanggulangan pencemaran (1 judul/ tahun)
Informasi teknologi lingkungan
4.Rancang bangun dan perekayasaan peralatan/ mesin (2 judul per tahun)
Informasi teknologi peralatan/ mesin
2. Peningkatan sarana dan prasarana Baristand Industri Banda Aceh
- teknologi - sumber informasi - jasa pelayanan
Bertambahnya sarana dan prasarana laboratorium, alat pengolah data, buku/referensi perpustakaan
- Lab - Alat pengolah
data - Buku/ referensi
X X X X X Peningkat-an kemam-puan Baristand
Tersedia-nya sebagian sarana & prasarana
Penyediaan peralatan laboratorium, alat pengolah data dan buku-buku pustaka
Alat lab rempah, atsiri, mikro biologi, bengkel, komputer dan referensi ilmiah terbaru
1. Penngadaan alat laboratorium Bertambah-nya Peralatan laboratorium
2. Tersedianya alat pengolah data Komputer Laptop UPS Stabilizer
3. Tersedianya buku-buku pustaka
Referensi/informasi ilmiah
4.Tersedianya sarana Gedung Sarana edung
3. SDM yang ahli, terampil dan berkompeten
- Kualitas Jasa pelayanan Tersedianya SDM yg terampil dan dan berkompeten
SDM ahli dan terampil
X X X X X Alokasi anggaran dari DIP/Rutin
Terealisasi program sesuai DIPA
Pengem- bangan kompetensi SDM tingkat ahli/& terampil
Kemam-puan aparatur
Menyertakan pegawai pada pelatihan manajemen/ penjenjangan
Pejabat terdidik/ bermotivasi
3 a Meningkatnya profesionalisme kompetensi SDM
Meningkatnya kinerja Balai
Peningkatan profesionalisme dan kompetensi
Lulusan Universitas/ Akademi/Diploma/SMK
X X X X X Alokasi anggaran rutin
Terealisasi-nya anggaran rutin
Pengem-bangan kompetensi SDM
Kemampuan aparatur
Menyertakan pegawai dalam diklat teknis/ Pendidikan formal
Kompetensi meningkat
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 79
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5 4. Pengembangan
kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh
- Akreditasi - Survailen lab uji
Berkembang-nya lembaga Baristand Industri Banda Aceh
- LS – Pro - Lab Uji - Dll
X X X X X Pembinaan kelembagaan
Tersedian-nya lembaga yang mndukung standardisasi & mutu produk
Akreditasi kelembaga-an
Diakuinya LS-Pro dan sertifikasi lab uji
1.Penambahan lingkup akreditasi LS-Pro dan lab uji
Lembaga terakreditasi
2. Survailen lab. Uji Status akreditasi
3. Pembentukan Sekretariat HKI Layanan HAKI
5. Peningkatan pemahaman dan/atau penggunaan hasil Litbang
Meningkatnya pemahaman dan/atau digunakannya hasil Litbang
Tersosialisasinya hasil Litbang
Diketahuinya teknologi hasil Litbang
X X X X X Pengemba ngan industri prioritas
Terbuka nya peluang pemanfa atan SDA NAD
Pembudayaan dan Pemasyaraka tan hasil Litbang
Dikuasainya teknologi hasil Litbang
Pembinaan IKM pasca konflik, pontren, pameran/ gelar teknologi, inkubator bisnis konveksi, buletin ilmiah serta mensosialisasi-kan hasil Litbang
Tersedianya SDM industri yang terampil
6. Meningkatnya sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana Terpenuhinya sarana dan prasarana
Gedung Ruangan Halaman
X X X X X Optimalisa si sarana & prasarana
Tersedia nya gedung yang memadai
Rehabilitasi gedung /bangunan
Ruang pustaka, gudang & workshop yang represen-tatip
Merehabilitasi bangunan, ruang dan sarana pendukung
Perpustakaan, gudang & workshop
7. Memantau, mengevaluasi dan menindak lanjuti kegiatan yang telah dilaksanakn
Kegiatan terpantau, dan saran tindaklanjut
Terevaluasinya hasil-hasil Litbang yang telah diimplementasikan
Hasil Litbang Masyarakat
X X X X X Revitalisasi & optimalisa si IKM
Meningkatnya operasinalisasi pemanfa atan hasil Litbang
Evaluasi hasil kegiatan pengembangan Baristand Industri
Data & informa si mutakhir
Pemantauan, pengendalian dan evaluasi hasil Litbang Baristand Industri
Hasil pantauan dan saran perbaikan
8. Pemenuhan kebutuhan pelanggan/ stakeholders
Pelanggan Pelayanan
Meningkatnya pendapatan JPT sebesar 10% per tahun
JPT meningkat
X X X X X Pendayagu naan sumberdaya Baristand
Termanfa atkannya SDM, peralatan, kerjasama dengan dunia usaha
1. Penelitian dan pengem-bangan
Reko- mendasi teknologi
Melaksanakan kerjasama Litbang dengan industri dan instansi terkait
Penerimaan PNBP
2. Pelatihan teknis
Keterampilan teknis
Melaksanakan kerjasama diklat dan bantuan teknis pada dunia industri
Penerimaan PNBP
3. Pengujian bahan dan produk
Sampel STU
Melaksanakn pengujian bahan dan produk
Penerimaan PNBP
4. Standardisasi dan pengawasan mutu produk
SNI, Survailen, Sampel
Melakukan pengkajian dan penyusunan sistem mutu, survalen dan sampling
Penerimaan PNBP
5. Penanganan Pencemaran
Data laporan Sampel
Pemantauan dan pengujian Penerimaan PNBP
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 80
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5 6. Rancang
bangun dan perekayasaan
Prototip Alat/me-sin
Pembuatan rancang bangun dan perekayasaan alat produksi
Penerimaan PNBP
9. Meningkatnya kompotensi SDM dan pemecahan masalah
Kualitas SDM Pemecahan masalah
Terlaksananya kegiatan in house research
- Tekno-logi - IKM
X X X X X Meningkat--nya penggunaan bahan baku
Tersedianya teknologi, khusus-nya bagi IKM
Inhouse research
Informasi tekno-logi
Penelitian skala laboratorium Paket Litbang
10 Meningkatnya kegiatan operasional rutin
Kelancaran Pelayanan
Meningkatnya kemampuan dan kualitas pelayanan teknis administratif
Kualitas kuantitas Pelayanan
X X X X X Optimalisa-si kemam-puan sarana & prasarana serta pelayanan bidang ristand
Tersedia fasilitas pendukung ristand yang memadai
Penataan organisasi dan tatalaksana
Mening-katnya sistem pelayanan & kemampuan penguasaan ristand
Penyusunan program : penyusunan usulan anggaran pembangun-an dan kegiatan
Program
Administrasi kepegawaian & umum
Data pegawai, arsip surat, keamanan, kebersihan, kesehatan
Pngelolaan keuangan termasuk JPT
Data teknis Data adm
Pemeliharaan inventaris kantor dan peralatan lab
Penataan sarana
11 Berdayanya potensi dan kegiatan internal
Kelancaran Kebutuhan internal
Meningkat-nya pemberdaya-an internal
Internal X X X X X Pembinaan ke dalam Baristand Industri
-Jumlah penerima-an CPNS -Tersedianya sistem informasi - Tersedianya sarana & prasarana kerja
Pemberda-yaan internal
Berdaya-nya potensi internal
1.Pembinaan SDM dlm rangka peningkatan peran & kinerja Baristand
Keterampilan kerja
2.Pembayarn daya & jasa Terbayarnya biaya daya dan jasa
3.Pningkatan sarana kerja pegawai Baristand
Tersedianya sarana kerja pegawai
4.Pnyusunan rencana teknis Laporan
5.Pembuatan laporan Informasi kegiatan
6.Pengadaan sarana mobilisasi Mobilisasi kegiatan lancar
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019 Hal. 81
BAB VIII
PENUTUP
Dengan telah dirumuskannya Roadmap Baristand Industri Banda Aceh
periode 2015-2019 dalam bentuk program, kegiatan, tujuan dan sasaran
hendaknya menjadi pedoman umum dalam mensinergikan program dan rencana
aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Sasaran pelaksanaan program dan
kegiatan tidak akan tercapai sempurna bilamana tidak memiliki perencanaan dan
indikator keberhasilan yang terukur. Perbaikan secara terus-menerus harus
berjalan pada setiap level baik pimpinan maupun staf Baristand Industri Banda
Aceh sehingga program dan kegiatan yang berkelanjutan dapat terlaksana
dengan baik. Keberhasilan merumuskan kebijakan, strategi pelaksanaan,
program, kegiatan diyakini merupakan kunci awal dalam pencapaian sasaran
pembangunan industri nasional untuk jangka panjang.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ini bersifat dinamis, sehingga
sesuai dengan tingkat perubahan iklim. Seiring dengan perjalanan waktu ke depan
akan dilakukan penyesuaian menurut kebutuhan.
Roadmap Baristand Industri Banda Aceh ditindaklanjuti dengan
penyusunan rencana strategis (Renstra) Baristand Industri Banda Aceh Tahun
2015-2019 yang memuat penjelasan lebih rinci dan teknis tentang program dan
kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan Baristand Industri Banda Aceh selama
periode 2015-2019.