Upload
-
View
58
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER (PPRG)
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (KEPRI)
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang.
Kesenjangan gender dalam berbagai bidang pembangunan masih merupakn masalah baik
secara nasional maupun regional. Hal ini dapat dilihat dari lebarnya jarak antara Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indek Pembanguunan Gender (IPG). Secara umum
pencapaian pembangunan gender sudah semakin membaik meskipun belum mampu mengurangi
jarak (gap) secara bermakna antara IPM dan IPG. Berdasarkan hasil SUSENAS tahun 2012,
Rata-rata IPM Indonesia menunjukkan angka 73.3 sedangkan IPG menunjukkan angka 68.5
sehingga selisih antara IPM dan IPG secara nasional sebesar 4.8. Bila dibandingkan dengan
tahun 2010, IPM naik 1.0 dan IPG naik 1.3 namun selisihnya masih 5.1 (IPM 72.3 dan IPG
67.2).
IPM di Kepulauan Riau tahun 2010 menunjukkan angka 75.07 (diatas rata-rata nasional)
sedangkan IPG berada pada angka 63.49 (dibawah rata-rata nasional). Jarak kedua indeks
tersebut cukup besar yaitu 11.58, lebih dari dua kali lipat jarak IPM dan IPG nasional. Hal ini
mengindikasikan bahwa permasalahan kesenjangan gender di provinsi Kepulauan Riau lebih
berat dari kondisi nasional. Artinya adalah terdapat kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
yang cukup besar dalam hal akses terhadap sumberdaya pembangunan, manfaat dari hasil
pembangunan, peran dalam pembangunan dan pengambilan keputusan serta penguasaan
terhadap sumberdaya terutama dalam tatanan daerah.
Pengarusutamaan gender (PUG) diseluruh bidang pembangunan adalah salah satu upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kesenjangan gender tersebut yaitu mulai
dari proses perencanaan sampai kepada proses evaluasi. Dalam RPJMN tahun 2010-2014 yang
dikukuhkan dengan Peraturan Presiden no 5 tahun 2010, perspektif gender merupakan salah satu
1
arus utama yang harus dilakukan dalam setiap sektor pembangunan selain 2 (dua) arus utama
lainnya yaitu Pembangunan yang berkelanjutan dan Good governance.Implementasi PUG secara
komprehensif digalakkan sejak tahun 2009 yang dikenal dengan Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG) yang diujicobakan di beberapa Kementerian berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No 119 tahun 2009 tentang Petunjuk Penyusunan dan penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Pelaksanaan PPRG didaerah pada dasarnya mulai diamanatkan dalam Instruksi Presiden
No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan. Selanjutnya
ditegaskan lagi dalam Permendagri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
PUG di daerah. Pada tahun 2011 dikeluarkan Permendagri Nomor 67 tahun 2011 sebagai
Perubahan dari Permendagri no 15 tahun 2008. Dalam Permendagri tersebut dijelaskan tahapan
pelaksanaan PUG mulai dari Perencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan, sampai dengan
Monitoring dan Evaluasi.
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan PUG melalui PPRG dikeluarkan pula Surat
Edaran Bersama 4 Menteri yaitu Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012, Nomor: SE-33/MK.02/2012,
Nomor: 050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-PA/11/2011 tentang Strategi Nasional Percepatan
Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG).
Sebagai tidak lanjut dari beberapa peraturan tersebut diatas, provinsi Kepulauan Riau
mengeluarkan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender dalam pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Perda tersebut menjadi landasan bagi
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam melaksanakan PPRG di semua sektor
pembangunan. Selain itu pemerintah daerah provinsi Kepulauan Riau telah memiliki Rencana
Aksi Daerah (RAD) Pelaksanaan strategi PUG yang dikukuhkan melalui Peraturan Gubernur No.
20 tahun 2013. Dalam RAD tersebut telah dijelaskan berbagai program dan kegiatan serta SKPD
yang bertanggungjawab melaksanakannya sampai tahun 2015.
Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan semua Peraturan perundang-
undangan terkait dengan PUG perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berjenjang mulai 2
dari tingkat nasional sampai ke satuan kerja perangkat daerah baik provinsi maupun kabupaten
kota.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi strategi PUG di daerah mengacu pula kepada
Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah junto
Permendagri no 59 tahun 2007 tentang pengelolaan Keuangan Daerah.
Sekaitan dengan Perkembangan pelaksanaan PPRG yang cakupannya terus meluas maka
perlu dibuat petunjuk pelaksanaan (Juklak) pemantauan dan evaluasi untuk melihat
perkembangan dan menemu kenali berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan PPRG tersebut khususnya dilingkungan pemerintahan Daerah provinsi Kepulauan
Riau.
2. Dasar hukum pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
a. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata cara pelaksanaan
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
c. Peraturan Pemerintah no 8 tahun 2008 tentang ,Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendanalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
d. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;
e. Intruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah junto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
3
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pelaksanaan PUG
di Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67
Tahun 2011 tentang Pelaksanaan PUG di Daerah;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP
Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendanalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
i. Peraturan Daerah No 7 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender dalam pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 27 Tahun 2014 Tentang: Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
tahun 2015.
k. Surat Edaran Bersama 4 Menteri yaitu Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor: 270/M.PPN/11/2012, Nomor: SE-33/MK.02/2012, Nomor:
050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-PA/11/2011 tentang Strategi Nasional
Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG).
l. Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau No. 20 tahun 2013 tentang Rencana
Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender (PUG).
3. Tujuan penyusunan
Tujuan umum:
Sebagai acuan bagi SKPD dilingkungan provinsi Kepulauan Riau dalam melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG.
Tujuan khusus: Sebagai acuan bagi SKPD dalam melaksanakan hal-hal sbb:
I. Pemantauan pelaksanaan PUG dalam proses perencanaan dan penganggaran yang
dilihat dari integrasi gender dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.
a. Integrasi gender dalam dokumen RPJMD
4
b. Integrasi gender dalam dokumen RKPD
c. Integrasi gender dalam dokumen Renstra SKPD
d. Integrasi gender dalam dokumen KUA- PPAS
e. Integrasi gender dalam dokumen Renja SKPD
f. Integrasi gender dalam dokumen GBS
II. Pemantauan dan evaluasi implementasi (pelaksanaan) PPRG di SKPD:
a. Pemantauan ketersediaan prasyarat PUG sebagai tahap persiapan pelaksanaan PPRG
b. Pemantauan proses pelaksanaan PPRG.
c. Pemantauan output dan outcome pelaksanaan PPRG.
d. Evaluasi pelaksanaan PPRG.
e. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan PPRG.
4. Sasaran .
Sasaran dari buku petunjuk pelaksanaan pemantauan dan evaluasi PPRG ini adalah
seluruh SKPD dilingkungan provinsi Kepulauan Riau terutama unit terkait yang memiliki tugas
dan fungsi pemantauan dan evaluasi.
5. Ruang lingkup
Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan pemantauan PPRG ini mencakup pengertian
pemantauan dan evaluasi serta langkah-langkah dan mekanisme pemantauan dan evaluasi mulai
dari tahap persiapan sampai dengan pelaksanaan PPRG serta pemantauan integrasi gender dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran.
6. Sistematika penyusunan
Panduan ini disusun dengan sistematika sbb:
Bab I: Pendahuluan, yang memuat latar belakang, tujuan, sasaran, dan ruang lingkup.
Bab II: Garis Besar pelaksanaan PPRG,
Bab III: Mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi PPRG
Bab IV: Prosedur dan Mekanisme Pelaporan
5
Bab V: Penutup.
BAB II
GARIS BESAR PELAKSANAAN PPRG
Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG) merupakan penerapan
strategi PUG dalam pembangunan secara komprehensif yang tujuannya adalah untuk mengatasi
kesenjangan gender yang dilihat dari aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan
antra perempuan dan laki-laki. PPRG meliputi dua komponen yang saling terkait dan
terintegrasi satu sama lain yaitu komponen perencanaan program dan komponen penganggaran.
Wujud dari PPRG adalah anggaran yang lebih berkeadilan yang disebut Anggaran Responsif
Gender (ARG).
Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender, bukanlah suatu proses yang
terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan pula penyusunan rencana dan anggaran khusus
untuk perempuan yang terpisah dari laki-laki. PPRG bukan tujuan akhir, melainkan merupakan
sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat
pembangunan.
Pada dasarnya konsep dan pengertian dari PPRG adalah sbb:
1. Perencanaan responsif gender adalah: suatu proses pengambilan keputusan untuk
menyusun kebijakan, program, kegiatan dan proyek atau pun kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa mendatang untuk menjawab isu-isu atau permasalahan gender di
masing-masing sektor pembangunan. Pengintegrasian isu gender dalam proses
perencanaan seyogyanya dimulai pada tahap penyusunan RPJP, RPJM baik
Pemerintah maupun Pemerintah Daerah, Renstra KL dan Renstra SKPD, Renja KL
dan Renja SKPD sehingga perspektif gender sudah tercermin dalam dokumen
dokumen tersebut.
2. Penganggaran responsif gender :
a. Anggaran Responsif Gender (ARG) merupakan alokasi anggaran yang
mengakomodasi keadilan bagi laki-laki dan perempuan dalam memperoleh akses,
manfaat, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan serta kontrol terhadap
sumber-sumber daya pembangunan.
6
b. ARG merupakan alokasi anggaran untuk mewujudkan kesetaraan terhadap
kesempatan dan peluang laki-laki dan perempuan dalam memilih dan menikmati
hasil-hasil pembangunan sehingga lebih efisien dan efektif.
c. ARG mendorong akuntabilitas pemerintah dalam menerjemahkan komitmen
untuk mewujudkan kesetaraan gender ke dalam anggaran.
Pengintegrasian gender dalam proses penganggaran di daerah telah dimulai saat
pembahasan penetapan pagu anggaran seperti pada proses penetapan Kebijakan Umum
Anggaran Pembangunan Daerah-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA- PPAS).
Anggaran Responsif Gender (ARG) dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a. Anggaran khusus target gender, yaitu alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan
dasar khusus perempuan atau kebutuhan dasar khusus laki-laki yang didasarkan kepada
hasil analisis gender;
b. Anggaran kesetaraan gender, yaitu alokasi anggaran yang digunakan untuk mengatasi
masalah kesenjangan gender dalam relasi antara perempuan dan laki-laki yang dilihat dari
sisi akses, partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap sumberdaya;
c. Anggaran pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG), yaitu alokasi anggaran untuk
penguatan pelembagaan pengarusutamaan gender, baik dalam hal advokasi, sosialisasi atai
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), pendataan, penelitian maupun peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia.
Langkah-langkah penyusunan ARG
Langkah 1: Pemilihan Program
Program yang dipilih dari dokumen perencanaan untuk disusun ARG-nya adalah program
yang strategis , dan memiliki dimensi luas/daya ungkit terhadap peningkatan kesetaraan gender
sehingga memberi dampak yang bermakna terhadap peningkatan IPM, IPG dan IDG serta
pencapaian MDG’s. Program tersebut bukanlah program yang baru akan tetapi program yang
sudah tercantum dalam RPJMD, Renstra SKPD, Renja atau RKA SKPD dan sudah ada pagu
anggarannya. ARG disusun pada level output kegiatan dari program-program terpilih tersebut
dengan kriteria:
7
Merupakan penugasan prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan
Daerah.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelayanan publik atau pelayanan kepada
masyarakat.
Kegiatan tersebut memperkuat pelembagaan PUG termasuk capacity building
(upaya peningkatan kapasitas SDM), advokasi gender dan KIE, kajian dan
pengumpulan data terpilah.
Langkah 2: Melakukan Analisis Gender
Analisis gender dilakukan dengan menggunakan metode alur kerja analisis gender atau
Gender Analysis Pathway (GAP) atau alat analisis gender lainnya. Tujuan dari analisis gender ini
adalah untuk mengidentifikasi permasalahan gender atau isu kesenjangan yang dilihat dari akses
laki-laki dan perempuan terhadap sumberdaya, peran serta dalam pembangunan dan
pengambilan keputusan, penguasaan terhadap sumber daya pembangunan dan menikmati
manfaat dari hasil pembangunan. Selain itu analisis gender juga bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor penyebab kesenjangan, baik di internal lembaga penanggungjawab
program maupun di eksternal lembaga yaitu pada proses pelaksanaan kegiatan di masyarakat
sehingga dapat dirumuskan alternatif solusinya secara tepat.
Langkah 3: Penyusunan Gender Budget Statement (GBS)
Hasil analisis gender (langkah 2) kemudian dituangkan dalam Gender Budget Statement
(GBS) atau pernyataan anggaran gender (PAG). GBS adalah dokumen yang menginformasikan
suatu output ( keluaran) kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan/atau suatu
biaya telah dialokasikan untuk menangani permasalahan kesenjangan gender.
Langkah 4: Penyusunan Term of Referenca (TOR) atau Kerangka Acuan Kegiatan
(KAK).
TOR atau KAK adalah dokumen yang memuat keterangan dan penjelasan secara rinci
tentang kegiatan yang diusulkan untuk dianggarkan dan perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan.
Secara garis besar, TOR menggambarkan relevansi masing-masing komponen input (masukan)
8
sebagai tahapan dalam rangka pencapaian output (keluaran) dan kontribusinya dalam mencapai
hasil atau dampak. Di dalam TOR dijelaskan pula latar belakang mengapa kegiatan tersebut
diusulkan, siapa penerima manfaat dari kegiatan tersebut, strategi yang digunakan dalam
mencapai output (keluaran) kegiatan, serta waktu yang dibutuhkan. TOR yang dibuat haruslah
responsif gender yang dapat dilihat dari latar belakang, strategi pelaksanaan, siapa sasaran dan
penerima manfaat dari kegiatan tersebut. Sumber informasi dalam penyusunan TOR adalah hasil
analisis gender. Dengan demikian TOR tersebut harus sinkron dan konsisten dengan GBS dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKA/DPA SKPD.
9
BAB III.
MEKANISME PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PPRG
Pemantauan dan evaluasi adalah suatu komponen utama dalam proses manajemen yang
bertujuan untuk memantau, mengendalikan, menilai dan melaporkan seluruh pelaksanaan
program serta kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya agar lebih efektif dan efisien (KPP
UNDP, 2007). Pengertian pemantauan menurut Casley and Lury (1981), adalah suatu bagian
integral dari siklus manajemen dimana di dalamnya dilakukan pengecekan dan pencatatan
kondisi dan situasi proyek serta faktor-faktor luar yang mempengaruhi perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan. Dengan melakukan pemantauan tersebut, secara dini dapat diketahui
apakah kegiatan telah dilaksanakan; input (masukan) telah disalurkan sesuai jumlah, kualitas
dan waktu penyalurannya, serta digunakan sebagaimana mestinya; output (keluaran) telah
tercapai; dan tindakan-tindakan yang diperlukan telah diambil sesuai dengan rencana.
Pemantauan dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
Mengacu kepada pegertian pemantauan diatas, pemantauan PPRG dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan dengan perencanaan yang telah ditetapkan yang dalam
hal ini adalah pelaksanaan PPRG.
Sedangkan Pengertian evaluasi dapat diambil dari beberapa pendapat para ahli antara lain
Soedijanto (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan mengukur dan menilai suatu program atau kegiatan. Jadi, Evaluasi dapat
diartikan sebagai suatu teknik penilaian kualitas program/kegiatan yang dilakukan secara berkala
melalui metode yang tepat.
Evaluasi PPRG dilakukan dengan menilai sumberdaya (input) yang digunakan, kinerja
keluaran (output) serta hasil (outcome) dari kegiatan PPRG tersebut. Hasil evaluasi akan
digunakan oleh para pengambil kebijakan di setiap strata pemerintahan Daerah (SKPD)
khususnya di provinsi Kepulauan Riau untuk menilai apakah pelaksanaan PPRG memberikan
dampak positif terhadap upaya mewujudkan kesetaraan gender. Hal ini dapat pula memberi
10
gambaran tentang kinerja SKPD khususnya dalam program yang memiliki daya ungkit yang
bermakna terhadap pencapaian kesetaraan gender.
Prinsip dari pemantauan dan evaluasi adalah : terencana, relevan, objektif, dapat
dibuktikan dan terukur, berkesinambungan, spesifik dan layak serta menyeluruh.
Mekanisme pemantauan dan evaluasi.
Mekanisme pemantauan dan evaluasi PPRG mengacu kepada peraturan yang berlaku
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 yang menjelaskan bahwa proses pemantauan
dan evaluasi dilaksanakan oleh satuan kerja (satker) Pemerintah (Kementerian dan Lembaga Non
Kementerian), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi (untuk dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pemantuan) serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota (Tugas
Pembantuan). Selain itu Peraturan Pemerintah no 8 tahun 2008 tentang ,Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendanalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang
pelaksanaannya dijelaskan melalui Permendagri no 54 tahun 2010 Bab IX menjelaskan tentang
tatacara pengendalian atau pemantauan dan evaluasi Pembangunan Daerah. Pada tahun 2014
dikeluarkan pula Peraturan Menteri Dalam Negeri No 27 Tahun 2014 Tentang: Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun 2015.
Dengan demikian, pemantauan dan evaluasi merupakan hal yang wajib bagi seluruh
Satuan Kerja Kementerian/Lembaga Pemerintah maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG dan
integrasi gender dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran seperti RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD dan KUA PPAS.
A. Pelaksanaan pemantauan .
I. Pemantauan integrasi gender dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran
dilakukan dengan menggunkan daftar tilik (ceck list) oleh petugas pemantauan di
lingkungan Bappeda, BPKKD dan SKPD. Integrasi gender dipantau berbasis kepada
struktur masing-masing dokumen menurut Permendagri No 54 tahun 2010.
a. Integrasi gender dalam dokumen RPJMD dan RKPD yang dilakukan oleh unit
trekait di Bappeda.
11
b. Integrasi gender dalam dokumen Renstra SKPD dan Renja SKPD dilakukan oleh
unit terkait di lingkungan SKPD.
c. Integrasi gender dalam dokumen KUA-PPAS dilakukan oleh unit terkait
dilingkungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD).
II. Pelaksanaan Pemantauan PPRG dapat dilakukan dalam beberapa tahap.
1) Pada tahap persiapan pelaksanaan yang mencakup pemenuhan prasyarat
pelaksanaan strategi PUG sebagai fondasi atau dasar untuk dapat melaksanakan
PPRG. Prasyarat PUG dapat pula berfungsi sebagai komponen input atau sumber
daya bagi pelaksanaan PPRG.
2) Pada tahap proses yang mengacu kepada langkah-langkah pelaksanaan ARG
seperti dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu mulai dari pemilihan program dan
kegiatan sampai kepada penyusunan TOR.
3) Pada tahap output atau keluaran yang dilihat dari hasil proses penyusunan PPRG
yang tertuang dalam dokumen-dokumen penganggaran..
4) Pada tahap hasil atau outcome yang dilihat dari kualitas dan kuantitas alokasi
anggaran yang tercantum dalam dokumen anggaran (APBD).
Dokumen yang disiapkan dan dilihat pada saat pemantauan adalah;
1) Dokumen yang terkait dengan 7 prasyarat PUG yaitu peraturan perundang-
undangan, pedoman atau petunjuk pelaksanaan terkait dengan PUG,
kelembagaan sebagai wadah pelaksanaan PUG, sumberdaya yang mendukung
pelaksanaan PPRG, alat analisis, data terpilah dan keterlibatan masrakat atau
LSM dalam proses pelaksanaan PUG.
2) Dokumen-dokumen perencanaan seperti: RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja
SKPD, KUA-PPA, RKA SKPD dan Rencana aksi Daerah terkait dengan PPRG.
3) Dokumen-dokumen terkait proses pelaksanaan PPRG seperti: hasil analisis (hasil
analisis GAP), Dokumen Gender Budget Statement (GBS), Kerangka Acuan
Kegiatan;dan
4) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sebagai wujud realisasi dari GBS dan
bukti dari Anggaran responsif gender yang merupakan hasil atau outcome dari
pelaksanaan PPRG.
12
B. Pelaksana
Pelaksana pemantauan dan evaluasi di tingkat SKPD adalah sbb:
1) Tenaga yang ditunjuk sebagai focal point di SKPD yang sekaligus menjadi
anggota Kelompok Kerja PUG (POKJA PUG) di provinsi Kepulauan Riau. .
2) Tenaga atau pegawai yang memiliki fungsi pemantauan dan evaluasi yang
terintegrasi dalam struktur organisasi SKPD.
3) Tim khusus yang ditetapkan oleh kepala SKPD yang bertugas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG dilingkungan SKPD tersebut.
C. Indikator yang digunakan sebagai alat ukur pemantauan dan evaluasi PPRG.
Indikator yang digunakan dalam pemantauan dan evaluasi ini merupakan indikator
kinerja dari setiap tahapan pelaksanaan PPRG yang menggambarkan indikator input, proses,
output dan outcome (hasil) yang tergambar dalam dokumen-dokumen yang dijelaskan
sebelumnya.
Indikator Pemantauan pada tahap persiapan pelaksanaan penyusunan PPRG.
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA
INSTRUMEN YANG
DIGUNAKAN
TAHAP PERSIAPAN Prasyarat PUG1. Komitmen
2. Kebijakan
3. Kelembagaan
Perda/Peraturan yang di keluarkan Gubernur/Bupati/Walikota
Rencana tindak lanjut peraturan tersebut (turunannya)
RPJMD, RKPD,Renstra/Renja SKPD yang responsif gender
Pedoman atau acuan pelaksanaan PPRG
Petunjuk teknis pelaksanaan PPRG (bagi SKPD yang disyahkan oleh Gubernue /Bupati/Walikota )
Kebijakan tentang data terpilah
POKJA PUG Struktur POKJA Focal Point Rencana kerja POKJA PUG Mekanisme kerja POKJA PUG Laporan kerja POKJA PUG
Daftar isian atau formulir pemantauan.
13
4. Sumber daya
5. Data terpilah
6. Alat analisis gender
7. Peran serta masyarakat
Tim Teknis penyusun PPRG
SDM perencana SKPD memiliki kemampuan dalam melaksanakan PPRG ( sesuai peraturan yang berlaku, atau kesepakatan daerah)
Anggaran untuk pelembagaan PUG
Data terpilah berkaitan dengan program dan kegiatan terkait
Metoda analisis gender yang di gunakan
Forum PUG yang melibatkan LSM
Indikator Pemantauan pada tahap proses penyusunan PPRG.
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU
INDIKATOR KINERJA
TAHAP PROSES PENYUSUNAN 1. KUA PPAS
2. Kegiatan dalam RKA SKPD yang mengandung isu gender
3. Data terpilah yang terkait output
4. Proses analisis GAP atau sejenis
Jumlah program dan kegiatan responsif gender yang dibiayai (yang sdh ada pagu anggarannya)
Jumlah Program yang mengandung isu gender berdasarkan RKA
Jumlah Output yang ada isu gendernya Jumlah output yang di targetkan penyusunan
ARGnya untuk tahun berjalan
Kelengkapan data terpilah terkait dengan output yang akan disusun ARGnya
Hasil analisis gender
Indikator Pemantauan pada aspek keluaran (output) penyusunan PPRG.
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA
14
TAHAP HASIL (OUTPUT) 1. GBS
2. TOR (KAK)
Jumlah GBS
KAK untuk setiap output kegiatan
Indikator Pemantauan pada aspek hasil (outcome) penyusunan PPRG.
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA
TAHAP KELUARAN (OUTCOME) 2. Penelaahan GBS dan
KAK)
3. Anggaran dalam DPA
4. Realisasi anggaran dan realisasi kegiatan
Tanggapan dari tim penelaah anggaran ( Tim yang mendapat otorisasi)
Jumlah Anggaran dari output yang tercantum (di setujui) dalam DPA sesuai dengan usulan dalam GBS dan KAK
Jumlah Anggaran responsif gender yang ada dalam DPA sudah di realisasikan.
Kegiatan yang responsif gender (yang ada dalam DPA) sudah di realisasikan sesuai GBS dan KAK
Instrumen yang digunakan pada saat pemantauan berupa ceck list atau daftar tilik seperti contoh formulir pada lampiran juklak ini.
Indikator Evaluasi pelaksanaan PPRG
NO Aspek (sasaran)
Indikator Metode
1 Input Sejauh mana
SDM di daerah mengetahui dan
memahami Prasyarat PUG
1. Proporsi input yang tersedia (dilihat dari 7 prasyarat PUG)
2. Cakupan unit kerja di SKPD yang sudah tersosialisasi dengan Peraturan yang terkait dengan PPRG
3. Proporsi SDM terkait yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai tentang PPRG.
4. Masalah dan kendala yang di hadapi terkait input?
1. Di analisis dari hasil pemantauan.
2. Interview dengan SDM di unit kerja dilingkungan SKPD
15
2 Proses Sejauh mana
proses penyusunan
PPRG dilaksanakan
sesuai tahapan dan peraturan yang berlaku
1. Proporsi output yang ada isu gendernya dibandingkan dengan output yang ada di RKA.
2. Proporsi output, yang dibuat GBS dibandingkan dengan output yang ada isu gendernya.
3. Kelengkapan data terpilah
4. Masalah atau kendala selama proses analisis gender
1. Menelaah RKA 2. Interview dengan
perencana komponen di SKPD
3. Output Efektifitas
pencapaian hasil penyusunan
PPRG
1. Kesesuaian isu gender yang ada dalam GBS dengan hasil analisis gender
2. Kesesuaian KAK dengan GBS dan hasil analisis gender.
3. Proporsi jumlah GBS dan KAK dibandingkan output yang ada isu gendernya
4. Kendala dan masalah dalam membuat GBS dan KAK
1. Interview dengan perencana komponen
2. Melihat dan menelaah dokumen hasil analisis gender, GBS dan KAK
4Outcomes
Sejauh mana manfaat PPRG bagi pencapaian PUG secara utuh di terkait dengan
ruang lingkup tugas dan fungsi
SKPD
1. Proporsi jumlah unit kerja di SKPD yang melaksanakan PPRG di bandingkan dengan jumlah unit kerja yang ada di SKPD
2. Proporsi Jumlah dana yang disetujui dalam DPA dibandingkan dengan yang di usulkan dalam GBS dan KAK.
3. Proporsi anggaran output yang ada GBSnya dibandingkan dengan total anggaran Output yang ada isu gendernya
4. Proporsi anggaran output yang dibuat GBS nya di bandingkan total anggaran SKPD
5. Proporsi kegiatan yang responsif gender (ada GBS) sudah di realisasikan sesuai format KAK.
6. Persentase pencapaian target indikator sesuai yang tercantum dalam GBS.
1. Membandingkan dokumen GBS dan KAK dengan DPA dan rencana kerja
2. Membandingkan dokumen GBS, KAK dan DPA dengan dokumen realisasi kegiatan.
D. Waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala persemester atau setiap enam bulan
(Januari dan Juli) oleh tim pelaksana. Akan tetapi pemantauan dapat pula dilakukan secara
internal selama proses pelaksanaan PPRG. Pemantauan dan evaluasi di tingkat SKPD/Unit kerja
lainnya tingkat Provinsi dilakukan pada minggu pertama bulan Januari dan Juli. Sedangkan
pemantauan dan evaluasi tingkat Kabupaten/Kota pada minggu ke tiga bulan Januari dan Juli.
16
Jadwal tersebut disesuaikan dengan pedoman pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG di
daerah yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pada bulan Januari difokuskan untuk melihat
pelaksanaan PPRG pada tahun lalu atau tahun sebelumnya sedangkan pemantauan dan evaluasi
yang dilaksanakan pada bulan Juli di fokuskan untuk melihat proses pelaksanaan PPRG tahun
berjalan.
BAB IV
PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN
17
Prosedur Pelaporan.
Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang baik di internal
SKPD maupun dilingkungan pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Setelah
melaksanaan pemantauan dan evaluasi, pelaksana membuat laporan hasil pemantauan dan
evaluasi terkait pelaksanaan PPRG di SKPD masing-masing dan melaporkan kepada Pimpinan
SKPD melalui Sekretaris /Bagian Perencanaan. Pimpinan SKPD menindaklanjuti hasil
pemantauan dan evaluasi tersebut dalam bentuk kebijakan untuk penyempurnaan pelaksanaan
PPRG dimasa yang akan datang. Pimpinan SKPD meneruskan hasil pemantauan dan evaluasi
PPRG berikut tindak lanjut yang telah dilaksanakan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.
Alur pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi PPRG tersebut dapat dilihat pada diagram 1.
Diagram 1. Mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
PROVINSI
KAB/KOTA
Isi atau konten laporan
Hasil pemantauan dan evaluasi disusun secara ringkas yang mencakup hal-hal
berikut:18
Pimpinan SKPD
Bagian perencanaan/
Sekretaris
Pimpinan SKPD
Bagian perencanaan/
Sekretaris
Pelaksana pemantauan dan
evaluasi
Pelaksana pemantauan dan
evaluasi
GUBERNUR
BUPATI/WALIKOTA
BAPPEDA
BAPPEDA
a. Pengantar.
Bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil pemantauan dan evaluasi oleh
pimpinan unit kerja atau SKPD yang melaksanakan pemantauan dan evaluasi.
b. Ringkasan eksekutif.
Bagian ini memuat rangkuman kegiatan dan hasil pemantauan dan evaluasi secara
keseluruhan.
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi.
Pada bagian ini dijelaskan bagaimana kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan,
yang mencakup antara lain: tim pelaksana, proses dan prosedur pelaksanaan, metode
yang digunakan, sasaran dan jadwal pelaksanaan kegiatan.
d. Hasil pemantauan dan evaluasi (análisis dan penilaian):
Bagian ini menggambarkan hasil kajian atau análisis dan penilaian terhadap hasil
pemantauan yang sudah dilakukan. Sedangkan hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup
aspek-aspek berikut:
- Pencapaian indikator kinerja setiap tahapan pelaksanaan PPRG.
- Kendala dan masalah yang ditemukan.
- Ketidak sesuaian tahapan pelaksanaan PPRG dengan aturan yang berlaku serta
penyebabnya.
- Kesimpulan penilaian.
e. Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi disusun rekomendasi yang perlu mendapat perhatian atau
tindak lanjut baik oleh pimpinan SKPD, maupun oleh Gubernur dan Bupati/Walikota bahkan
oleh instansi Pusat terkait (Bappenas, Kemkeu dan Kem PP&PA dan Kemdagri).
f. Lampiran: daftar isian atau daftar tilik (formulir) yang digunakan dll.
BAB V
PENUTUP
19
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PPRG di provinsi
Kepulauan Riau mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendanalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.dan Permendagri no 54 tahun 2010 tentang
Pelaksanaan PP no 8 tahun 2008 tersebut. Konten dari Juklak ini merujuk kepada Peraturan
Daerah No 7 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan di
Provinsi Kepulauan Riau dan Buku Pedoman Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan PPR di
Daerah yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
pada tahun 2013.
Juklak ini disusun berdasarkan masukan dari berbagai pihak yang memiliki pengalaman
dalam pelaksanaan PPRG melalui uji coba yang dilaksanakan di beberapa SKPD di provinsi
Kepulauan Riau sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi para pelaksana pemantauan dan
evaluasi di seluruh SKPD khususnya provinsi Kepulauan Riau. Diharapkan proses pemantauan
dan evaluasi PPRG ini dapat terintegrasi dalam sistem pemantauan program pembangunan sesuai
dengan PP 39 tahun 2006 dan Permendagri no 54 tahun 2010 seperti Laporan akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (Lakip).
_______________
DAFTAR ISTILAH
1 Anggaran Responsif Gender Alokasi anggarnan yang responsif terhadap kebutuhan dan memberi manfaat kepada perempuan & laki-laki. ARG
20
(ARG) merupakan hasil dari PPRG
2 Anilisis Gender Analisis untuk mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses kontrol terhadap sumber-sumber daya perempuan, akses kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan, dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang di dalam pelaksanaannya memperhatikan faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa.
3 Bias Gender Pandangan atau visi yang menyimpang tentang gender/berpihak kepada jenis kelamin tertentu.
4 Dampak Ukuran tingkat pengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, lingkungan/kepentingan umum dari hasil kegiatan
DPA SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah)
Dokumen pelaksanaan anggaran SKPD
6 Gender Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran fungsi, dan tanggung jawab antara perempuan-dan laki-laki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri (KPP, 2000).
7 Gender Analysis Pathways (GAP)
Satu alat analisis gender yang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lain pada tahun 2000 dan direkomendasikan penggunaannya dalam beberapa kebijakan
8 Input Segala sesuatu yg dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan & program dapat berjalan : SDM, dana, perlengkapan, waktu, dsb.
9 Isu gender Suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan atau ketimpangan gender, yaitu adanya kesenjangan antara kondisi laki-laki dan perempuan sebagaimana yang dicita-citakan (kondisi normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (kondisi obyektif).
10
Keadilan gender Merupakan proses yang adil terhadap perempuan atau laki-laki.
21
11
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) atau Term of Reference (TOR)
Kerangka Acuan Kegiatan berfungsi sebagai pijakan atau kerangka acuan dalam sebuah program/kegiatan.
12
Kesetaraan Gender Keadaan di mana perempuan dan laki-laki memiliki status dan kondisi yang sama dalam pemenuhan hak-haknya sebagai manusia serta peran aktifnya dalam pembangunan.
14
Ketimpangan/kesenjangan gender
Kondisi/situasi yang berbeda yang diterima oleh perempuan atau laki-laki dari proses pembangunan maupun kehidupan.
15
Kinerja Keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kualitas yang terukur.
16
KUA –PPAS (kebijakan Umum APBD-prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara)
Kebijakan Umum APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode satu tahun.
Prioritas dan Plafon Aanggaran Sementara adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam menyusun RKA-SKPD sebelum disepakati DPRD.
16
Manfaat Kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan langsung oleh masyarakat (laki-laki dan perempuan).
17
Outcome Segala sesuatu yg mencerminkan berfungsinya keluaran (outputs) kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan/harapan masyarakat
18
Output Segala sesuatu yg berupa produk/jasa sebagai hasil langsung dari kegiatan & program baik fisik maupun non fisik
29
Pengarusutamaan Gender (PUG)
Pengarusutamaan gender dalam pembangunan adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses pembangunan.
22
210
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
Alat atau proses perencanaan dan penganggaran yang dirancang untuk memfasilitasi suatu analisis gender dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender.
211
Pernyataan Anggaran Gender ( Gender Budget Statement)
Pernyataan Anggaran Gender adalah dokumen yang menginformasikan suatu kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan apakah telah dialokasikan dana pada kegiatan bersangkutan untuk menangani permasalahan gender tersebut.
112
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
menengah Daerah)
Dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode 5 tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi dan program kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP (rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).
113
RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)
Dokumen perencanaan pemerintah daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMD serta mengacu kepada RKP (Rencana Kerja Pemerintah) Nasional yang memuat kerangka ekonomi daerah baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
414
RKA SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah)
Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan renstra SKPD yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaannya.
515
Renstra SKPD (rencana Strategis Satuan Perangkat
Daerah)
Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 tahun , yang memuat visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas fungsi SKPD.
216
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
Perangkat Daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran,
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Bappenas & ADB, Kumpulan Bahan Lathan “Pemantauan dan Evaluasi
Penagnggulangan kemiskinan”, Bappenas jakarat.
23
2. Budlender, Debbie, 2008, “Performance budgeting and indicators: how do we
make them gender-sensitive?”, handout pada Advanced Gender Budget Training,
International Budget Partnership-BIGS.
3. Endriana Noerdin Dkk, 2005, “Modul Latihan Analysis Gender & Anggaran
berkeadilan gender”, Women Research Institute (WRI), Jakarta.
4. Eva K. Soundari Dkk, 2006, “Modul Latihan Advokasi Penganggaran berbasis
Kinerja Responsif Gender”, Pattiro & The Asia Foundation, Jakarta.
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2011, Modul
Pelatihan Fasilitator untuk Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
(PPRG)”, KPP&PA, GIZ, Jakarta.
6. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
7. KPP & PA, UNFPA & BKKBN 2005, “Bunga rampai PUG: Bahan
Pembelajaran Pengarusutamaan Gender”, MOWE, Jakarta
8. MOWE, IASTP III, & Austraning Internasional. Th 2008, “Key Performance
Indicators for Measuring Gender Mainstreaming in Indonesia”, MOWE, Jakarta
9. MOWE, 2008, Draft Panduan Perencanaan dan Penganggaran yang responsive
Gender (PPRG), MOWE, Jakarta.
10. Permendagri NOMOR 67 tahun 2011 tentang: Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 15 tahun 2008 tentang
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI
DAERAH
11. Sharp, Ronda (2003), “Budgeting For Equity: Gender Budget Initiatives within a
Framework of Performance Oriented Budgeting”, UNIFEM
12. Suryadi, Asep. (2007), Persyaratan dan unsur-unsur Evaluasi yang baik. Materi
presentasi dalam acara” Program Pengembangan KIapasitas Perencanaan
Kebijakan, Monitoring dan Evaluasi Program-Program yang berpihak kepada
kaum miskin” Bogor, Mei 2007.
13. Unifem & UNFPA Year 2006, “Gender Responsive Budget in Practice: Training
manual”, Unifem, Jakarta.
14. World Bank (2004), Monitoring and Evaluation: some tool, methods, and
Approaches. The world Bank, Washington D.C.24
15. UNDP & MOWE.2007, “Modul Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan
di Indonesia”, NDP, Jakarta
-------------------------------
Lampiran.
I.Integrasi gender dalam dokumen perencanaan dan penganggaran
1. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen
RPJMD (Provinsi/Kabupaten/Kota*)
25
No Struktur RPJMD
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Pendahuluan 1. Apakah ada regulasi tentang PUG dlm dasar hokum penyusunan RPJMD?
2. Apakah ada data kesenjangan gender dan perbedaan kemampuan laki-laki dan perempuan yang menjadi fakta daerah?
2.
Gambaran umum kondisi daerah
3. Apakah ada data terpilah kesenjangan antara laki-laki dan permuan atau data gender di berbagai bidang kehidupan mis: IPG dan IDG?
4. Apakah ada penjelasan tentang factor penyebab kesenjangan tersebut?
3.
Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
5. Apakah ada data atau fakta tentang kontribusi warga laki-laki dan perempuan terhadap keuangan daerah?
4.
Analisis isu-isu strategis 6. Apakah ada isu strategis terkait dengan pemberdayaan perempuan
5.
Visi, misi , tujuan dan sasaran
7. Apakah ada visi kepala daerah terkait dengan kesetaraan laki-laki dan perempuan?
8. Apakah ada upaya yang akan dilakukan untuk mencapai impian tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan?
6.
Strategi dan Arah Kebijakan
9. Apakah ada arah kebijakan yang ditujukan untuk perbaikan kualitas hidup laki-laki dan perempuan?
7.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
10.Apakah ada sasaran yang dirumuskan dalam bentuk program untuk mengurangi kesenjangan gender?
8.Indikasi Rencana Program Prioritas Pembangunan
11.Apakah ada dana yang dicantumkan terkait program pada bab 7?
9.
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
12.Apakah ada indicator kinerja yang responsive gender terkait kelompok sasaran?
26
*coret yang tidak perlu
..................., tanggal ..................
Disusun KEPALA BAPPEDA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
………………
( )
2. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen
RKPD (Provinsi/Kabupaten/Kota*)
No Struktur RKPD
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Pendahuluan 1. Apakah ada regulasi tentang PUG dlm dasar hukum penyusunan RKPD?
2. Apakah ada data kesenjangan gender yang menjadi masalah pembangunan daerah?
2.
Evaluasi pelaksana-an RKPD Tahun lalu
3. Apakah ada data capaian kinerja yang responsive gender tahun lalu?
4. Apakah ada dicantumkan factor penyebab kesenjangan capaian kinerja tahun lalu yang responsive gender dan dirumuskan dalam masalah pembangunan?
3.
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah beserta Kerangka Pendanaan
4. Apakah ada data tentang kontribusi perempuan dan laki-laki terhadap PAD?
5.
Prioritas dan sasaran pembangunan; dan
5. Apakah penurunan kesenjangan gender menjadi salah satu prioritas sasaran pembangunan daerah?
6. Rencana program dan kegiatan prioritas daerah.
6. Apakah ada rencana aksi responsif gender yang tujuan akhirnya mencapai keadilan dan
27
..................., tanggal ..................
Disusun KEPALA BAPPEDA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ………………
( )
No Struktur RKPD
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak ada
Ada Tidak ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
kesetaraan gender sesuai isu strategis.
*coret yang tidak perlu
..................., tanggal ..................
Disusun KEPALA BAPPEDA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)
………………
( )
3. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen Renstra SKPD Provinsi/Kabupaten/
Kota*)
No Struktur Renstra
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Pendahuluan 1. Apakah ada regulasi tentang PUG dlm dasar hukum penyusunan Renstra SKPD?
2. Apakah ada data kesenjangan gender yang menjadi masalah sector pembangunan daerah yang menjadi tugas fungsi SKPD?
2.1
Gambaran umum Kondisi Pelayanan SKPD
3. Apakah ada data terpilah tentang kesenjangan gender berdasarkan wilayah, usia, status social yang menjadi fakta terkait pelayanan SKPD?
3. Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD
4. Apakah ada factor penyebab yang menjadi akar masalah kesenjangan dan ketidakadilan gender dalam pelayanan SKPD
28
No Struktur Renstra
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak ada
Ada Tidak ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
sebagai isu strategis?
4.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
5. Apakah ada rumusan penyelesaian masalah kesenjangan dan ketidak adilan gender dalam penjelasan visi, misi, tujuan dan sasaran pelayanan?
6.
Strategi dan Kebijakan Program
6.Apakah ada strategi dan kebijakan yang akan dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah kesenjangan gender dalam pelayanan SKPD?
7.
Rencana Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
7. Apakah ada rencana aksi yang responsive gender yang bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam bidang pelayanan SKPD?
8. Apakah ada ukuran kuantitatif maupun kualitatif berupa output dan outcome dari setiap rencana aksi untuk menunjukkan kinerja pelayanan yang mengurangi atau menghapukan kesenjangan gender?
*coret yang tidak perlu Tanggal…….,……….,……2014
Kepala SKPD
( )
4. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen Renja SKPD Provinsi/Kabupaten/ Kota*)
No Struktur Renja
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Pendahuluan 1.Apakah ada regulasi tentang PUG dlm dasar hukum penyusunan
29
No Struktur Renja
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak ada
Ada Tidak ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Renja SKPD?
2
Evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu;
2. Apakah ada data tentang pelaksanaan program dan kegiatan yang responsive gender yang dilaksanakan berdasarkan renja tahun lalu?
3
Tujuan, sasaran, program dan kegiatan
3. Apakah ada tercantum tujuan, sasaran serta program dan kegiatan yang responsive gender sesuai dengan Renstra SKPD?
4
Indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menggambarkan pencapaian RenstraSKPD;
4. Apakah ada Indikator kinerja kegiatan (output/keluaran), yang diharapkan langsung dapat dicapai suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik, yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan gender.
5. Apakah ada kelompok sasaran yang secara konkrit memperlihatkan kelompok laki-;laki atau perempuan?
5
Dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif
6. Apakah ada dana indikatif yang akan mendukung program/kegiatan yang responsive gender?
6
Sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan
-
*coret yang tidak perlu Tanggal…….,……….,……2014
Kepala SKPD
( )
5. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen KUA Provinsi/Kabupaten/ Kota*)
30
No Struktur KUA
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Pendahuluan 1. Apakah ada data atau indicator kesenjangan gender yang ada dalam RPJMD dan RKPD dicantumkan dalam pendahuluan KUA?
2
Kerangka Ekonomi Makro Daerah
2.apakah ada analisis gender dalam kerangka ekonmi makro misalnya kontribusi perempuan dalam PDRB?
3Asumsi dasar dalam penyusunan RAPBD
4
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah:
3.Apakah ada data tentang kontribusi laki-laki dan perempuan dalam PAD?
4.Apakah ada perkiraan belanja yang didasarkan kepada analisis gender pada dokumen perencanaan (RKPD dan Renja SKPD)?
5.Apakahada perkiraan bejanja berdasarkan urusan SKPD dengan memuat alokasi belanja yang responsive gender?
*coret yang tidak perlu Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
31
6. Daftar tilik Integrasi gender dalam dokumen PPAS Provinsi/Kabupaten/ Kota*)
No Struktur PPAS
Hasil Pemantauan
Pertanyaan kunci
Kondisi Faktor
Penyebab
Tidak ada
Tindak Lanjut
Penyempur-naan Apabila
Tidak adaAda Tidak
ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan dan Program/ kegiatan: Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan secara deskriptif dalam bentuk tabel
1. Apakah ada program dan alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib pada plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan?
2
Plafon anggaran sementara berdasarkan program kegiatan:Berisikan plafon anggaran sementara berdasarkan program kegiatan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi
2.Apakah program dan alokasi anggaran pada butir 1 konsisten dan berkontribusi untuk pencapaian tujuan dan targetyang ada dalam RKPD yang telah menggunakan analisis gender?
3
Plafon anggaran sementara untuk belanja pegawai, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, secara deskriptif dalam bentuk tabulasi
3.Apakah ada program dan kegiatan serta alokasi anggarannya di luar urusan pemberdayaan perempuan yang termasuk dalam program responsive gender (spesifik, afirmatif dan mendorong kesetaraan gender)?
4.Apakah Program dan kegiatan pada butir 3 konsisten dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan target dalam RKPD?
4
Rincian pembiayaan daerah: berisi target penerimaan, pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
5.Apakah ada jenis belanja tidak langsung seperti hibah atau bantuan social yang sasarannya masyarakat dan output /dampaknya berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan target RKPD yang telah menggunakan analisi gender?
*coret yang tidak perlu Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
32
7. Daftar tilik pemantauan integrasi gender dalam dokumen GBS SKPD Provinsi/Kabupaten/ Kota*)
NO SUBSTANSI PERTANYAAN KUNCI JAWABANGBS Ya Tidak
1 Program/Kegiatan 1. Apakah program/kegiatan/output dan tujuan didasarkan RKA yang ada?
2. Apakah output dan tujuan sudah sesuai dengan reformulasi tujuan?
2 Analisis situasi 3. Apakah data pembuka wawasan berkaitan dengan data Sasaran, Input dan proses?
4. Apakah data pembuka wawasan menunjukkan adanya kesenjangan?
5. Apakah kesenjangan ditunjukkan pada aspek APKM?6. Apakah ada kesenjangan yang diakibatkan factor-faktor
internal?7. Apakah ada kesenjangan yang diakibatkan factor-faktor
external?3 Tujuan 8. Apa yang menjadi dasar adanya reformulasi tujuan?
Dimana itu?4 Rencana Aksi 9. Apakah rencana aksi telah sesui dengan rencana aksi
dalam langkah 7 GAP10 Apakah rencana aksi sudah menjawab/ solusi nuntuk
mengurangi adanya kesenjangan gender5 Alokasi anggaran 11.Apakah alokasi anggaran program sesuai dengan yang
tercantum dalam pagu indikatif6 Outcome/Dampak 12 Apakah dampak/hasil capaian program berkontribusi
pada pengurangan kesenjangan gender
Keterangan :*) : Diisi dengan tanda (√) jika ‘Ya’ dan tanda (x) jika’tidak’
Tanggal …………….,………..,2014Tim penelaah
(………………)
II.Pemantauan pelaksanaan PPRG SKPD Provinsi/Kabupaten / Kota*)
1. Formulir pemantauan pelaksanaan PPRG tahap persiapan di SKPD Provinsi/ Kabupaten / Kota*)
TAHAPAN PELAKSANAAN
PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA
KONDISI LAPANGAN
Ada Tidak
1 2 3 4 5
33
TAHAPAN PELAKSANAAN
PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA
KONDISI LAPANGAN
Ada Tidak TAHAP
PERSIAPANPrasyarat PUG1) Komitmen
2) Kebijakan
3) Kelembagaan
4) Sumber daya
5) Data terpilah
6) Alat analisis gender
7) Peran serta masyarakat
Perda/Peraturan yang di keluarkan Gubernur/Bupati/Walikota
Rencana tindak lanjut peraturan tersebut (turunannya)
RPJMD, RKPD,Renstra/Renja SKPD yang responsif gender
Pedoman atau acuan pelaksanaan PPRG
Petunjuk teknis pelaksanaan PPRG (bagi SKPD yang disyahkan oleh Gubernue /Bupati/Walikota )
Kebijakan tentang data terpilah
POKJA PUG Struktur POKJA Focal Point Rencana kerja POKJA PUG Mekanisme kerja POKJA PUG Laporan kerja POKJA PUG Tim Teknis penyusun PPRG
SDM perencana SKPD memiliki kemampuan dalam melaksanakan PPRG ( sesuai peraturan yang berlaku, atau kesepakatan daerah)
Anggaran untuk pelembagaan PUG
Data terpilah berkaitan dengan program dan kegiatan terkait
Metoda analisis gender yang di gunakan
Forum PUG yang melibatkan LSM
.
Catatan : kolom 4 dan 5 diisi dengan tanda ˅ pada kolom yang sesuai kondisi lapangan dan bila perlu
penjelasan dapat ditulis pada lembar tersendiri.
Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
34
2. Formulir pemantauan pelaksanaan PPRG tahap proses penyusunan di SKPD Provinsi/Kabupaten / Kota*)
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU
INDIKATOR KINERJA KONDISI LAPANGAN
1 2 3 4
TAHAP PROSES PENYUSUNAN
1) KUA PPAS
2) Kegiatan dalam RKA SKPD yang mengandung isu gender
3) Data terpilah yang terkait output
4) Proses analisis GAP atau sejenis
Jumlah program dan kegiatan responsif gender yang dibiayai (yang sdh ada pagu anggarannya)
Jumlah Program yang mengandung isu gender berdasarkan RKA
Jumlah Output yang ada isu gendernya Jumlah output yang di targetkan
penyusunan ARGnya untuk tahun berjalan
Apakah data terpilah terkait dengan output yang akan disusun ARGnya lengkap?
Apakah ada hasil analisis gender terkait dengan output yang akan disusun ARGnya?
Catatan: Untuk butir 1) dan 2) disi dengan angka absolut sesuai kondisi lapangan pada kolom 4, sedangkan untuk butir 3) dan 4) diisi dengan jawaban yang sesuai. Bila perlu dapat ditambahkan penjelasan pada lembar tersendiri.
Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
3. Formulir pemantauan pelaksanaan PPRG tahap output di SKPD Provinsi/ Kabupaten/Kota*)
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA KONDISI LAPANGAN
1 2 3 4
TAHAP HASIL (OUTPUT)
1). GBS Jumlah GBS
35
2). TOR (KAK) KAK untuk setiap output kegiatan
Catatan: untuk butir 1) diisi dengan angka absolut sesuai kondisi lapangan pada kolom 4 dan butir 2) diisi dengan ada atau tidak.
Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
4. Formulir pemantauan pelaksanaan PPRG tahap outcome di SKPD Provinsi/ Kabupaten / Kota*)
TAHAPAN PELAKSANAAN PPRG
UNSUR/SASARAN YANG DIPANTAU INDIKATOR KINERJA KONDISI LAPANGAN
1 2 3 4TAHAP KELUARAN
(OUTCOME) 2. Penelaahan GBS dan KAK)
3. Anggaran dalam DPA
4. Realisasi anggaran dan realisasi kegiatan
Tanggapan dari tim penelaah anggaran ( Tim yang mendapat otorisasi)
Jumlah Anggaran dari output yang tercantum (di setujui) dalam DPA sesuai dengan usulan dalam GBS dan KAK
Jumlah Anggaran responsif gender yang ada dalam DPA sudah di realisasikan.
Kegiatan yang responsif gender (yang ada dalam DPA) sudah di realisasikan sesuai GBS dan KAK
Catatan: kolom 4 diisi dengan jawaban: ada/tidak, sudah/belum atau angka absolut sesuai kondisi lapangan.
Tanggal…….,……….,……2014
Kepala BPKKD
( )
36