25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi danatau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa. Pada sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah dahulu di instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air penerima, sehingga tidak merusak lingkungan. Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Jika dibandingkan penduduk tahun 2000 hasil Sensus Penduduk 2000, maka Laju Pertumbuhan Penduduk selama kurun waktu 10 tahun terakhir adalah 3,53 persen per tahunnya. Selain menggunakan data Sensus Penduduk, BPS juga melakukan proyeksi data jumlah penduduk di antara Sensus Penduduk. Proyeksi ini menggunakan Laju Pertumbuhan Penduduk antar Sensus Penduduk sebelumnya, misalkan menggunkan LPP 1990-2000 untuk memproyeksikan penduduk tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Angka proyeksi untuk Kota Kupang adalah 305.038 jiwa. Selisih yang hampir mencapai 30.000 penduduk ini diakibatkan karena meningkatnya LPP 2000-2010. Ini mungkin terjadi karena Kota Kupang sendiri merupakan daerah tujuan migrasi. Merupakan pusat perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan merupakan pusat pendidikan juga sehingga setiap tahunnya migrasi dari seluruh penjuru NTT bahkan Indonesia akan menambah jumlah penduduk Kota Kupang.

Drainase Kuanino-Fountein

  • Upload
    awd007

  • View
    121

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Drainase Kuanino-Fountein

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi danatau membuang kelebihan air dari suatu kawasan

atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya,

bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran

pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main

drain), dan badan air penerima (receiving waters). Di sepanjang sistem sering

dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct),

pelimpah, pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa. Pada

sistem yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima, air diolah dahulu di

instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air

yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dimasukkan ke badan air penerima,

sehingga tidak merusak lingkungan.

Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat

penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase

yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air.

Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang

nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas

lingkungan, dan kesehatan masyarakat.

Jika dibandingkan penduduk tahun 2000 hasil Sensus Penduduk 2000, maka

Laju Pertumbuhan Penduduk selama kurun waktu 10 tahun terakhir adalah 3,53

persen per tahunnya. Selain menggunakan data Sensus Penduduk, BPS juga

melakukan proyeksi data jumlah penduduk di antara Sensus Penduduk. Proyeksi ini

menggunakan Laju Pertumbuhan Penduduk antar Sensus Penduduk sebelumnya,

misalkan menggunkan LPP 1990-2000 untuk memproyeksikan penduduk tahun 2001

sampai dengan tahun 2010. Angka proyeksi untuk Kota Kupang adalah 305.038 jiwa.

Selisih yang hampir mencapai 30.000 penduduk ini diakibatkan karena meningkatnya

LPP 2000-2010. Ini mungkin terjadi karena Kota Kupang sendiri merupakan daerah

tujuan migrasi. Merupakan pusat perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan

merupakan pusat pendidikan juga sehingga setiap tahunnya migrasi dari seluruh

penjuru NTT bahkan Indonesia akan menambah jumlah penduduk Kota Kupang.

Page 2: Drainase Kuanino-Fountein

2

Secara khusus wilayah kami tinjau terletak di Kecamatan Oebobo memiliki

laju pertumbuhan penduduk dengan presentase 3,28.

Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana

dan sarana perkotaan yang tidak memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan yang

tidak tertib.Hal inilah yang menyebabkan persoalan yang sangat kompleks dalam

sistem drainase perkotaan. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat

produsen, pusat perdagangan, sekaligus pusat konsumen. Di daerah perkotaan tinggal

banyak manusia, banyak terdapat fasilitas umum, transportasi, komunikasi,

perumahan dan sebagainya. Saluran drainase di daerah perkotaan menerima tidak

hanya air hujan tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan limbah pabrik.

Hujan yang jatuh di wilayah perkotaan kemungkinan besar terkontaminasi, ketika air

hujan itu melintasi atau berada pada lingkungan perkotaan tersebut berasal dari udara(

asap, debu, uap, gas, dan lain-lain), bangunan dan atau permukaan tanah dan limbah

domestik (rumah tangga) yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati

lingkungan perkotaan, air hujan, dengan atau tanpa limbah domestik, membawa

polutan ke badan air.

Masalah genangan air ini juga dihadapi oleh masyarakat Kota Kupang

terkhususnya pada kawasan yang kami amati yaitu pada ruas jalan Sudirman sampai

ke ruas jalan Moh.Hatta (Kelurahan Kuanino sampai Kelurahan Fountein).

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini antara lain:

1. Dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saluran drainase pada ruas

jalan Sudirman sampai ke jalan Moh.Hatta.

2. Dapat mengevaluasi suatusistem drainase yang ada.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Perkotaan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Mengapa terjadi genangan air pada ruas Jalan.Sudirman sampai Jalan Moh.Hatta?

2. Bagaimana cara penanggulangannya?

D. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini masalah - masalah Drainase yang diamati dibatasi di

Jalan.Sudirman sampai Jalan Moh.Hatta.

Page 3: Drainase Kuanino-Fountein

3

BAB II

IDENTIFIKASI LAPANGAN

Berdasarkan observasi lapangan, sistem drainase jalan Sudirman sampai

kejalan Moh.Hatta ini mempunyai beberapa titik permasalahan yang perlu ditinjau.

Saluran drainase di sepanjang jalan Sudirman sampai kejalan Moh.Hatta

sering mengalami genangan air di badan jalan pada saat terjadinya hujan. Setelah

diamati hal ini diakibatkan karena adanya tumpukan sampah dan adanya endapan

lumpur di dalam saluran drainase dan pada gorong - gorong. Karena saluran telah

dipenuhi oleh sampah dan endapan lumpur tersebut sehingga saluran yang ada tidak

dapat menampung debit air pada saat hujan.

Genangan air ini dapat diperhatikan pada ruas jalan Sudirman (depan Gereja

Koinonia). Dimensi saluran pada ruas jalan ini yaitu: lebar dasar saluran 55 cm, lebar

atas saluran 55 cm, dan tinggi saluran 60 cm . Pada ruas jalan ini, tingkat kepadatan

penduduknya sangat tinggi sehingga mempengaruhi volume sampah yang dihasilkan

yang kemudian masuk ke saluran drainase dengan berbagai cara seperti terbawa

angin, air hujan dan juga oleh karena sebagian masyarakat yang dengan sengaja

membuang sampah di dalam saluran drainase itu sendiri. Oleh karena itu hal ini

sangat dipengaruhi oleh kesadaran penduduk yang masih sangat rendah terhadap

akibat membuang sampah pada saluran drainase.

Jln. Sudirman

Jln

. M

oh

. H

att

a

Jln. ca

k malada

Page 4: Drainase Kuanino-Fountein

4

Dari hasil pengamatan yang dibuktikan dengan foto terlampir, dapat dilihat

dengan jelas bahwa beberapa saluran yang kami tinjau tersumbat akibat adanya

tumpukan sampah, kebanyakan sampah anorganik dan endapan lumpur.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

92 56 88

Ukuran

Page 5: Drainase Kuanino-Fountein

5

Saluran yang dipenuhi sampah ini terdapat pada daerah Jl. Moh Hatta tepatnya depan

TB Kalam Hidup. Saluran ini mempunyai lebar atas 92 cm dan lebar bawah sebesar 56

cm dan kedalaman 88 cm. Tumpukan sampah yang mengisi saluran ini mempunyai

tinggi sekitar 60 cm dan lebar yang sama dengan saluran sehingga tinggi saluran yang

dilalui aliran menjadi sekitar 28 cm. Tumpukan tersebut menyebabkan luapan setinggi

± 15 cm hingga menutupi sebagian jalan.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

92 56 88

Ukuran

Page 6: Drainase Kuanino-Fountein

6

Rusaknya dinding saluran drainase pada beberapa titik yang kami tinjau sangat

berpengaruh terhadap lancarnya pengaliran air dalam saluran drainase, sehingga

mengakibatkan air meluber ke perkerasan jalan. Hal ini terjadi karena kurangnya

perhatian dari pemerintah daerah setempat terhadap pemeliharaan infrastruktur daerah.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

40 35 50

Ukuran

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

81 68 77

Ukuran

Page 7: Drainase Kuanino-Fountein

7

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

81 68 77

Ukuran

Page 8: Drainase Kuanino-Fountein

8

Slab beton yang penyebrang jatuh dan masuk ke dalam saluran drainase. Hal

ini pastiya menghambat aliran air yang akan lewat di saluran drainase tersebut.

Masalah ini seharusnya menjadi perhatian masyarakat yang tinggal di sekitar daerah

tersebut terutama yang menggunakan jalan tersebut.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

55 55 65

Ukuran

Page 9: Drainase Kuanino-Fountein

9

Slab beton penyebrang rusak dan masuk ke dalam saluran drainase yang

pastiya menghambat aliran air yang akan lewat di saluran drainase tersebut. Hal ini

seharusnya merupakan tanggung jawab pemilik bangunan di dekatnya. Lokasi

pengambilan gambar ini di depan ATM danamon.

Page 10: Drainase Kuanino-Fountein

10

Kesengajaan yang dilakukan oleh pedagang kaki lima. Trotoar di depan kantor Bupati

Kupang dengan sengaja dibobol oleh pedagang kaki lima yang berdagang di tempat

tersebut dengan tujuan untuk membuang sampah-sampah sisa jualan.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

90 60 90

Ukuran

Page 11: Drainase Kuanino-Fountein

11

Kasus yang sama terjadi di depan wirasakti. Pedagang-pedagang buah menghancurkan

trotoar jalan untuk membuang sampah dan kotoran sisa penjualan.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

60 55 65

Ukuran

Page 12: Drainase Kuanino-Fountein

12

Endapan lumpur di dalam saluran drainase. Pada gambar di bawah, dapat dilihat bahwa

saluran drainase tertutup total karena endapan lumpur yang tidak pernah di bersihkan.

Lokasi pengambilan gambar yakni di jalan masuk ke jembatan selam, dean kantor Bupati

Kabupaten Kupang.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

90 60 90

Ukuran

Page 13: Drainase Kuanino-Fountein

13

Saluran yang terendap lumpur sebagian. Gambar ini diambil di depan warung Nan

Salero.

Kasus yang sama seperti ini terjadi pula di depan Gereja Koinonia, depan RSUD

Prof. W. Z. Yohanes Kupang, depan Bank BNI cabang Kuanino Kupang.

Sebelum terjadi pengendapan, dimensi salurannya adalah :

Setelah terjadi pengendapan, dimensi salurannya adalah :

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

90 60 90

Ukuran

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

90 60 25

Ukuran

Page 14: Drainase Kuanino-Fountein

14

Saluran yang mengalami sedimentasi terdapat pada saluran di depan warung Nan

Salero. Saluran ini mempunyai lebar 90 cm dan kedalaman 90 cm dan merupakan

saluran terbuka. Sedimentasi terjadi karena banyaknya lumpur pada aliran air.

Lumpur tersebut bisa disebabkan oleh tanah yang terbawa oleh runoff atau juga

karena banyaknya buangan domestik yang ikut masuk ke dalam saluran. Pada lokasi

ini sedimentasi terjadi disebabkan oleh tanah yang terbawa runoff, hal tersebut

dibuktikan dengan lokasi sekitar saluran yang terdapat pedagang-pedagang kaki

lima. Sedimentasi yang terjadi mempunyai ketinggian sekitar 65 cm dan lebar yang

sama dengan saluran sehingga tinggi saluran yang dilalui aliran menjadi sekitar 25

cm. Hal tersebut menyebabkan kapasitas saluran menjadi berkurang sehingga tidak

dapat menampung lagi debit limpasan yang terjadi maka terjadilah luapan air.

Page 15: Drainase Kuanino-Fountein

15

Salah satu permasalahan yang terjadi pada sistem tata air Jalan Cempaka Putih

adalah terdapatnya penyempitan saluran. Penyempitan saluran yang terjadi pada

saluran minor Fountein yang terdapat pada daerah kompleks Jl. Cempaka Putih.

Saluran tersebut yang semula mempunyai lebar 20 m dan kedalaman 10 m menyempit

menjadi berukuran lebar 7 m dan kedalaman 10 m dikarenakan perubahan tata guna

lahan di sekitar lokasi tersebut. Hal tersebut menjadi permasalahan yang cukup

penting karena beban yang dilalui oleh saluran ini cukup besar yaitu berasal dari Jl.

Cempaka Putih.

Page 16: Drainase Kuanino-Fountein

16

Permasalahan lainnya yang terjadi pada beberapa titik pada sistem tata air

Kuanino - Fontein ini salah satunya adalah penutupan saluran drainase oleh pedagang

yang berjualan di atas saluran dan mendirikan bangunan semi permanen diatasnya.

Hal tersebut akan menambah runoff yang terjadi di jalan.

Permasalahan lainnya adalah tertutupnya saluran drainase oleh pemilik rumah

yang melebarkan rumahnya ke arah jalan namun tidak disertakan dengan street inlet

yang menyebabkan air hujan tidak dapat masuk ke dalam saluran yang seharusnya

adalah saluran terbuka.

Page 17: Drainase Kuanino-Fountein

17

Terdapat beberapa titik pada kawasan Fountein tepatnya di Jalan Cak Malada

dekat Bendung Kali Dendeng ini yang mempunyai permasalahan yang sama yaitu

tidak terdapatnya saluran drainase pada sisi sisi jalan. Permasalahan ini terjadi

biasanya pada jalan-jalan kecil atau gang-gang yang sempit yang tidak dapat dilalui

oleh kendaraan bermotor.

Hal tersebut menyebabkan air hujan akan melimpas pada jalan tersebut

sehingga akan mengganggu mobilitas penduduk setempat di kala hujan. Karena

permasalahan tersebut, pada beberapa lokasi tertentu terdapat beberapa saluran non-

teknis yang dibuat oleh warga setempat.

Untuk gambar lainnya seperti permasalahan di atas akan ditunjukkan dalam

lampiran.

Page 18: Drainase Kuanino-Fountein

18

BAB III

EVALUASI SISTEM DRAINASE

Berdasarkan hasil pengamatan, kami melihat beberapa hal yang menjadi penyebab

terjadi permasalahan drainase, yaitu:

1. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah

Pada saat terjadi hujan, air hujan yang jatuh kemudian akan mengalir masuk

ke dalam selokan. Namun karena sampah sudah terlebih dahulu ada

dalam saluran drainase maka air hujan akan menggenangi badan jalan

mengalir ke jalan sehingga menyebabkan banjir. Sampah yang dibuang

masyarakat secara sembarang di saluran drainase kemudian menumpuk

dan menyumbat saluran sehingga mampet dan meluber pada musim

penghujan.

2. Kepadatan penduduk yang sangat tinggi

Kepadatan penduduk yang sangat tinggi di ruas jalan ini tidak diimbangi

dengan tersedianya sarana prasarana perkotaan yang memadai

sehinggapemanfaatan lahan tidak teratur atau berubah. Kepedatan penduduk

ini juga berakibat pada produksi sampah yang kian meningkat dari hari ke

hari.

3. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah

Seperti yang telah dilihat masih banyak masyarakat yang membuang sampah

sembarangan di jalan bahkan ada yang langsung membuang ke saluran

drainase dan menganggap bahwa saluran drainase adalah tempat pembuangan

sampah.

Page 19: Drainase Kuanino-Fountein

19

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hal – hal yang dapat disimpulkan dari hasil pengamatan kami, adalah masalah

yang timbul pada ruas jalan Sudirman dan ruas jalan Moh.Hatta adalah masalah

peluapan air pada saat hujan karena saluran drainase yang ada tidak dapat

menampung debit air pada saat hujan karena adanya pendangkalan saluran oleh

sampah.

B. Saran

Sebaiknya pemerintah setempat memberlakukan suatu program untuk

membersihkan saluran drainase, agar tidak lagi terjadi penyumbatan yang berakibat

timbulnya genangan air. Pemerintah juga perlu mensosialisasikan kepada warga

setempat untuk tidak lagi membuang sampah pada saluran drainase.

Page 20: Drainase Kuanino-Fountein

20

LAMPIRAN

Tabel Rekapan dimensi saluran.

Lebar Atas (cm) Lebar Bawah (cm) Tinggi (cm)

Jl. Cak Malada 81 68 77

Jl. Moh. Hatta 92 56 88

Jl. Kali Dendeng 90 60 25

Depan BRI 70 80 115

Jl. 40 35 50

Depan BI 100 93 90

Depan RS Wirasakti 60 55 65

Depan Wisma Kartika 55 50 45

Klinik Citra Kartika 55 55 60

Depan Pegadaian 80 55 40

UkuranLokasi

Page 21: Drainase Kuanino-Fountein

21

Sampah yang terdapat pada saluran

Page 22: Drainase Kuanino-Fountein

22

Page 23: Drainase Kuanino-Fountein

23

Sedimentasi pada saluran

Page 24: Drainase Kuanino-Fountein

24

Page 25: Drainase Kuanino-Fountein

25

Tidak terdapatnya saluran drainase pada sisi sisi jalan.