23
b SCENE 1 (Narator) Pagi hari yang cerah, tak secerah raut muka Putri Hana yang kesepian ditinggal mati oleh Yang Mulia Ratu Adele sejak masih kanak-kanak, sedang Baginda Raja Edgar berperang melawan kerajaan penjajah. Entah karena kurang gizi atau tak memiliki nafsu makan, Putri Hana badannya kurus kering dan ringkih sehingga membuat para pelayan Kerajaan Saltberry kebingungan.. Putri Hana : Uhuk-uhuk… uhuk-uhuk… ehem (Putri Hana berbatuk) Pelayan (1) : Astaga, Putri Hana berbatuk darah!! (pelayan istana menjerit) Putri Hana : Tenang saja, aku tak apa… Pelayan (1) : Putri Hana yakin tak apa-apa? Putri Hana : Ya, semoga… Di belakang Putri Hana … Pelayan (2) : Meskipun Putri Hana bilang tidak apa-apa, kita tidak boleh tinggal diam… Ketua Pelayan : Para pelayan dan tabib istana semuanya. Menyebar sekarang, cari penyembuh untuk Putri Hana. Kerjakan, bubar jalan !! Seluruh Pelayan : Siap Kerjakan.. (bubar)

Drama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Drama

b

SCENE 1

(Narator)

Pagi hari yang cerah, tak secerah raut muka Putri Hana yang kesepian ditinggal mati oleh

Yang Mulia Ratu Adele sejak masih kanak-kanak, sedang Baginda Raja Edgar berperang

melawan kerajaan penjajah. Entah karena kurang gizi atau tak memiliki nafsu makan, Putri Hana

badannya kurus kering dan ringkih sehingga membuat para pelayan Kerajaan Saltberry

kebingungan..

Putri Hana : Uhuk-uhuk… uhuk-uhuk… ehem (Putri Hana berbatuk)

Pelayan (1) : Astaga, Putri Hana berbatuk darah!! (pelayan istana menjerit)

Putri Hana : Tenang saja, aku tak apa…

Pelayan (1) : Putri Hana yakin tak apa-apa?

Putri Hana : Ya, semoga…

Di belakang Putri Hana …

Pelayan (2) : Meskipun Putri Hana bilang tidak apa-apa, kita tidak boleh tinggal diam…

Ketua Pelayan : Para pelayan dan tabib istana semuanya. Menyebar sekarang, cari

penyembuh untuk Putri Hana. Kerjakan, bubar jalan !!

Seluruh Pelayan : Siap Kerjakan.. (bubar)

SCENE 2

(Narator)

Setelah sekian hari berpencar, para pelayan istana kebingungan karena tak ada obat

yang dapat menyembuhkan batuk darah Putri Hana. Para tabib hanya takut kalau-kalau Putri

Hana akhirnya menderita anemia akut yang obatnya tidak mudah didapatkan. Hingga pada

Page 2: Drama

suatu hari ketika petinggi kerajaan sedang berkumpul di ruang besar, Putri Hana keadaannya

makin memburuk…

Putri Hana : Lalalalala… (fals), aduh ?

Tabib Istana : Alangkah lebih baik Putri Hana beristirahat saja demi kesehatan Anda,

Putri Hana : Terima kasih, saya terima sarannya.. (mengangguk anggun kemudian

berlalu menuju pintu ruang tidur)

Tabib Istana : Kalau terus begini hal ini akan menjadi semakin berbahaya,

Ketua Pelayan : Lekas kabari Baginda Raja Edgar tentang keadaan Putri Hana dan segera

kita taati kebijakan Baginda.

Jendral Pengawal : Seluruh Pasukan, sebagian menuju tempat Baginda Raja Edgar, sebagian

berpencar mencari penyembuh Putri Hana, sebagian lain menjaga

keamanan Istana. Kerjakan, bubar jalan!

Pasukan Pengawal : Siap, kerjakan!

SCENE 3

(Narator)

Seminggu setelah berpencarnya pasukan pengawal, Baginda Raja Edgar kembali dari

medan perang. Namun tetap tidak didapatkan penyembuh sakitnya Putri Hana yang sekarang

sudah tak sadarkan diri, abad ini disebut koma. Dan ditengah komanya Putri Hana, Baginda Raja

Edgar yang kehabisan akal mengadakan sayembara… di depan seluruh rakyat Saltberry…

Baginda Raja Edgar : Bagi siapapun yang mampu mendapatkan obat penawar penyakit bagi

Putri Hanaku, bila perempuan akan ku jadikan Putri angkatku dan bila

lelaki akan aku beri investasi bagi usahanya senilai emas murni 24 karat

dari PT Freeport sebanyak 20 genggam tangan manusia purba Homo

Paleojavanicus Erectus.

Page 3: Drama

Rakyat Laki-laki : Benarkah? kasihannya Putri Hana, tapi hadiahnya boleh juga. Ayo

daftar!! (Bersemangat)

Rakyat Perempuan : Semoga Putri Hana lekas sembuh Ya Allah, Amiin (iba)

SCENE 4

(Narator)

Sembilan belas pangeran terhormat, dua puluh tujuh pengusaha muda, tiga belas

pengembara tangguh dan ratusan pemuda kerajaan resmi terdaftar sebagai peserta sayembara.

Sehari, seminggu, sebulan, setahun sudah sayembara ini berjalan namun tak jua membuahkan

hasil..

Ketua Pelayan : Lihatlah, hingga Baginda Raja Edgar sendiri kesehatannya memburuk,

setiap hari melihat Putri Hananya yang tersenyum dalam lelap..

Jendral Pengawal : Bagaimana rasanya tanpa nafas, tanpa makan, tanpa minum? Hanya

detak jantung lemah Putri Hana yang masih ada..

Tabib Istana : Sementara kita mengusahakan kesembuhan Putri Hana, kita juga harus

mendorong Baginda Raja Edgar untuk berobat sebelum kesehatannya

semakin buruk..

Tiba-tiba muncul Baginda Raja Edgar…

Baginda Raja Edgar : Biarlah aku disini, menemani Putri Hanaku. Biarkan sakitku, seperti Putri

Hanaku. Aku tidak akan mengobati sakitku seperti sakit Putri Hanaku..

Semua Orang : Hhhfff… (Putus Asa)

SCENE 5

(Narator)

Di malam Baginda Raja Edgar tidur menemani Putri Hananya, diam-diam Baginda Raja

Edgar terkena insomnia sehingga harus pura-pura terlelap. Di tengah kepura-puraannya,

Page 4: Drama

Baginda Raja Edgar mendapati bahwa setiap malam ada seorang pemuda misterius yang selalu

menyelinap ke dalam kamar Putri Hana…

Pemuda Misterius : (membuka pintu) Kreeeeekkyiiit…

Baginda Raja Edgar : ha?! Hmm.. “Siapa pemuda ini? Mau apa dia? Aduh, sial.. posisi nggak enak,

mana gelap lagi!!”

Pemuda Misterius : (Berdiri diam di samping ranjang Putri Hana sambil memandang iba)

Satu menit, dua menit, tiga menit, sepuluh menit, tiga puluh menit,

Baginda Raja Edgar : “Apa yang pemuda ini lakukan? Pasti sudah sekitar tiga puluh menit dia berdiri

diam di samping ranjang Putri Hanaku”

Pemuda Misterius : (duduk di lantai, kemudian meletakkan kepalanya di pinggiran ranjang yang

berlawanan dengan posisi Baginda Raja Edgar)

Baginda Raja Edgar : “Sial, mau apa pemuda ini dekat-dekat Putri Hanaku? Aduh, aku harus apa? Aku

tangkap saja dia, ah, tapi belum tentu aku mampu mengalahkan dia. Sudahlah,

sabar dulu asal pemuda ini tak macam-macam…”

Satu jam, dua jam, tiga jam …

Baginda Raja Edgar : “Apa ini? Aku Yang Mulia Baginda Raja Edgar Maha Raja Perkasa mengintai

orang tidur.. oh bodohnya”

Pemuda Misterius : (terkaget, terbangun, Berdiri diam di samping ranjang Putri Hana sambil

memandang penuh semangat beberapa menit–lalu pergi-)

Baginda Raja Edgar : (murka dalam hati) “Apa-apaan? Datang-diam-tidur-diam-pergi. Apa

maksudnyaa??” Nggak pahaaaaaaam !! (Baginda Raja Edgar teriak-teriak stress)

SCENE 6

(Narator)

Karena syok dengan kejadian semalam, Baginda Raja Edgar jadi kebingungan dan hilang kendali.

Para petinggi kerajaan pun ikut panik melihat tingkah Baginda Raja Edgar yang begitu tiba-tiba.

Page 5: Drama

Konsentrasi utama yang sebelumnya terpusat pada kondisi kesehatan Putri Hana kini beralih pada

kebingungan Baginda Raja Edgar…

Baginda Raja Edgar : Misterius! Bahaya! Kacau! Apa maksudnyaa?? (berteriak-teriak dan berjalan

cepat mondar-mandir)

Respon petinggi kerajaan secara bersamaan :

Ketua Pelayan : Apa yang kacau Baginda?

Tabib Istana : Apa yang bahaya Baginda?

Jendral Pengawal : Apa yang misterius Baginda?

Baginda Raja Edgar : Apa-apaan kalian? Bertanyalah satu-satu!! (Baginda Raja Edgar menghardik

Petinggi kerajaan)

Ketua Pelayan, Tabib Istana dan Jendral Pengawal pun tersentak dan tersadar…

Jendral Pengawal : Mohon maaf atas kekhilafan kami Yang Mulia Baginda Raja Edgar, kami hanya

ingin membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi Baginda,

Ketua Pelayan dan Tabib Istana : Benar Yang Mulia, (mengangguk nervous)

Jendral Pengawal : Maka berkenankah Yang Mulia menjelaskan kepada kami apa yang dimaksud

Baginda sebagai hal yang kacau, bahaya, dan misterius? (Berbicara perlahan dan

berusaha tenang)

Baginda Raja Edgar : (ekspresi wajah memelas..) Aku minta maaf, telah membuat kalian

kebingungan, tapi bila kalian mengetahui apa yang aku hadapi pasti kalian juga

akan kebingungan seperti diriku..

Jendral Pengawal, Ketua Pelayan dan Tabib Istana :

Lha iyaaa, yang Baginda hadapi itu APAAAA?? ( berteriak kompak karena sudah

nggak sabar)

Baginda Raja Edgar : HA HA HA (ngakak), Ya maaf. Kalian semua pasti sudah penasaran..

Jendral Pengawal, Ketua Pelayan dan Tabib Istana :

YA IYAA LAAAH -_______-

Page 6: Drama

Baginda Raja Edgar : Hueheheh.. maaf-maaf, kan saya suka lihat wajah KEPO kalian, xixixi

Jendral Pengawal, Ketua Pelayan dan Tabib Istana :

Yaudah cepetan ceritaaa!!

Baginda Raja Edgar : Iya-iya, sabaro sek talah rek wadooh.. ngene lho ceritanee…

SCENE 7

(Narator)

Baginda Raja Edgar pun meceritakan kejadian semalam kepada para petinggi kerajaan. Sesuai

dengan perkiraan Baginda, para petinggi kerajaan pun ikut-ikutan panik dan bertingkah tak karuan.

Seolah kejadian semalam adalah cerita hipnotis yang bisa menghilangkan kontrol diri setiap manusia,

akhirnya Baginda Raja Edgar terpaksa menjebloskan para petinggi kerajaan ke dalam ruang isolasi yang

tempatnya 100 meter di bawah permukaan tanah agar tidak menyebarkan penyakit panikson ke seluruh

wilayah kerajaan. Ya panikson. Sementara itu di tempat lain…

Yang Mulia Ratu Elis : Hu hu hu hu hu, papaaaaah!!

Baginda Raja Edward : Aduuh mamaah, jangan nangis terus. Papah kan jadi nggak bias berpikir jernih

kalau dengar mamah nangis terus…

Yang Mulia Ratu Elis : Iyaa, hu hu. Tapi memang kalau mamah nggak nangis huh huh William bakal

balik ke sini pah?

Baginda Raja Edward : Ya emang kalo mamah nangis William bakal balik kesini? Enggak juga kan?

Yang Mulia Ratu Elis : Iyaa siih paah.. tapi pokoknya mamah mau nangis terus dan papah harus

tanggung jawab nggak tau gimana caranya, William harus balik ke kerajaan!!

Baginda Raja Edward : Eeeh, udah lah mah. William itu udah besar, bentar lagi jadi pemegang tahta

di Kerajaan Sourberry. Dia bakal baik-baik aja, kan udah terlatih bertahan hidup

di hutan rimba… ntar kalo saldo ATMnya udah mau habis pasti dia balik lagi…

Yang Mulia Ratu Elis : Papah ini apa-apaan? Kalo William tersesat di hutan rimba ya pasti nggak bakal

nemu mesin ATM, trus handphone juga nggak ada jaringan..

Page 7: Drama

Baginda Raja Edward : Mamah ini yang nggak update, hutan di wilayah Sourbery sudah dilengkapi

mesin ATM setiap radius 1 kilometer. Trus handphonenya William kan bukan

pakai sinyal provider tapi pakai sinyal handy talky. Sinyal satelit gitu…

Yang Mulia Ratu Elis : Kalo William kehilangan handphone dan sudah masuk hutan wilayah kerajaan

lain gimana? Papah kan penyebab kaburnya William.. seandainya papah

mengerti pemikiran William dan papah nggak terlalu ambisius…

Baginda Raja Edward : Apaaah? Mamah bilang apaa?! (mengamuk)

Yang Mulia Ratu Elis : (lari menuju beranda)

SCENE 8

(Narator)

Pasangan Raja Edward dan Ratu Elis pun bertengkar hingga malam tiba, dan terjadilah pisah

ranjang. Entah karena terlalu berat beban pikiran yang diemban atau bagaimana, Baginda Raja Edward

pun tertidur di sofa dan bermimpi…

Edward Muda : (menyusuri jalan) Nggak terasa ya sudah 20 tahun kita berteman seperti ini?

Edgar Muda : Iya, 20 tahun dan minggu depan kamu akan menikah dengan Elis.

Edward Muda : Ya iyaa dong, kalo nggak secepatnya nanti kamu yang nikah sama dia.

Edgar Muda : Huahahah, ya enggak lah.. kan aku udah ada Hana, tinggal nunggu 4 bulan lagi

Hana lulus sekolah kedokteran. Habis itu cuuus ke KUA.. (cengengesan)

Edward Muda : akakakak, iya wes. Kamu yang sabar yaa, aku duluan.. hehehe

Edgar Muda : sakkarep-karepmu Ward, penting aku luwe saiki..

Edward Muda : iku lo panganan (nunjuk ke buah di pohon)

Edgar Muda : opo iki? Beracun ta gak?

Edward Muda : Halah, gak-gak.. Bismillah sek tapii..

Edgar Muda : iyowes, tepak iki onok loro..

Page 8: Drama

Edward Muda : (memetik buah-buah di pohon dan membaginya) iki gae aku, iku gae awakmu.

Edgar & Edward Muda : Bismillahirrohmanirrohiim. Allahuma bariklana fii ma rozaktana waqina

adzabannar. Amiin (dilanjutkan memakan buah-buahan)

Edgar Muda : enak yoo? Asin-asin manis yaopoo ngunu..

Edward Muda : mosok eh? Kok koyoke asem-asem manis yo? Nyobak wekmu ageh..

Edgar Muda : iyo aa? Heem iki (saling bertukar buah-buahan)

Edward Muda : kok bedoo rasane?

Edgar Muda : iyo ii !! halah, yowes bah. Takdir iki jenenge, penteng wareg.

Edward Muda : okeee setujuu !! ayo mbek mlaku ndang tekan omah..

Edgar Muda : Okee sip.

‘CKRAAKS CLEP CLEP’

Edward Muda : (berhenti sejenak) abane opo iku?

Edgar Muda : Emboh ii moro-moro ilang.. bah wes ayo mlaku maneh

CLEP CLEP CLEP CLEP

Edward Muda : Yoo alah, awek dewe ngidek buah seng maeng iku lo,

Edgar Muda : (balik kanan) Oalah, iyoo. Pantesan kok sampek njlembret-njlembret lha buah e

iku maeng lugur kabeh trus awekdewe ideki, yo pantes seh..

Edward Muda : Yowes kah, musibah.. bahno wes. (melanjutkan berjalan)

Tiba-tiba

Mbah Elizabeth : Heee, leeeee !!

Edward Muda : lho? Nimbali kita ta mbah?

Mbah Elizabeth :Iyaa lee..

Edgar Muda : wonten nopo mbah?

Page 9: Drama

Mbah Elizabeth : iku spatumu kabeh opo’o le?

SCENE 9

(Narator)

Ternyata Baginda Raja Edward bermimpi tentang masa lalunya ketika Baginda Raja Edward dan

Baginda Raja Edgar bertemu dengan Mbah Elizabeth di hutan ketika masih muda…

Mbah Elizabeth : Oalah lee, kok iso iku lho? Ngawut iki…

Edgar Muda :kok bias ngawut lho mbah? Kan kita nggak sengaja..

Mbah Elizabeth : lho? Gak dikandani ta karo wong tuwo mu?

Edward Muda : dikasih tau apa mbah?

Mbah Elizabeth : Subhanallah, kalian orang mana sih?

Edgar Muda : kita aslinya London mbah, tapi sudah 4 minggu pindah ke sini…

Mbah Elizabeth : aku yoo London asli kok rek.. tapi aku wes suwe ndek kene, mulai aku bayi,

sekolah, rabi, duwe anak, anakku rabi trus pindah.. bojoku jek tas 1000 ndino

an..

Edward Muda : inalillahi wa innailahi roji’un, kita turut berduka ya mbah Elizabeth..

Mbah Elizabeth : wes, gak penting. Seng penting iku awakmu temenan nggak ngerti a?

Edgar Muda : apa sih mbah? Bingung saya..

Mbah Elizabeth : Yoyoyo, aku gak seneng ndelok wong KEPO. Yowes, tak kasih tau. Sebenernya

disini ada aturan untuk nggak makan buah berry dari hutan. Apalagi nginjak-

nginjak..

Edward Muda : Emang kenapa mbah? Mubadzir? Kan kepepet dan nggak sengaja…

Mbah Elizabeth : Aturan ini dipercaya harus ditaati. Meskipun kepepet dan nggak sengaja..

Edgar Muda : beracun ta mbah?

Mbah Elizabeth : Lebih parah dari beracun..

Page 10: Drama

Edward Muda : Terus?

Mbah Elizabeth : (mata berkilat kilat, seketika ada suara halilintar) Bagi yang melanggar aturan

ini dan tidak melakukan penebusan maka dipercaya akan TERJERAT KUTUKAN!!

Edgar Muda : (sok cool, sok nyante).. apa ae sih, mbah Elizabeth ini, gitu aja dipercaya…

Edward Muda : Yaudah mbah Elizabeth, dari pada kita tambah takut mending kita permisi

pulang dulu ya mbah..

Mbah Elizabeth : terserah kalian, yang penting saya sudah memberi tahu. Sebelum kalian pulang

tunggu dulu, (menyerahkan kotak kayu) mungkin saya bisa sedikit membantu

dengan ini.

Edgar Muda : Terima kasih mbah, maaf merepotkan.

Mbah Elizabeth : (wajah sedih) iya udah nak, hati-hati.. jaga diri kalian baik-baik..

Edward Muda : Iya mbah, terima kasih. Assalamu’alaikum

Mbah Elizabeth : Wa’alaikum salam.

SCENE 10

(Narator)

Begitulah masa muda Baginda Raja Edward pendiri Kerajaan Sourberry yang dulu pernah

berteman baik dengan Baginda Raja Edgar pendiri Kerajaan Saltberry… Kukuruyuuuk petok-petok-petok,

tokeeek..

Baginda Raja Edgar : Astaghfirullahaladzim.. mimpi apa aku tadi malam?

Ketua Pelayan : Ada apa gerangan Baginda Raja Edgar tiba-tiba terbangun dan terkejut?

Baginda Raja Edgar : Kok kamu bisa keluar dari ruang isolasi bawah tanah?

Jendral Pengawal : Bisaa dong (muka ngece)

Tabib Istana : KEPO yaaa?

Ketua Pelayan : Yah bisa laaah, kan panikson bisa sembuh kalo banyak-banyak berdzikir

menyebut nama Allah.

Page 11: Drama

Baginda Raja Edgar : ooh, gitu ya? Oke bisa diterima..

Jendral Pengawal : Iya, jadi kenapa kok Baginda tiba-tiba terbangun sambil terkejut?

Baginda Raja Edgar : aku bermimpi tentang kutukan yang aku dan temanku dapat sewaktu kami

masih muda.

Tabib Istana : kutukan yang bagaimana Baginda?

Baginda Raja Edgar : entahlah, kami tak begitu menghiraukannya…

Tabib Istana, Ketua Pelayan dan Jendral Pengawal :

Jangan-jangaaaaan..! (muka syok)

Baginda Raja Edgar : Jangan-jangan apaa?!

Tabib Istana : Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan sakit tiba-tiba yang menimpa Putri

Hana.. Jangan-jangan lho Baginda, belum tentu tapi..

Baginda Raja Edgar : Apa mungkin? Nggak ah, kayaknya nggak ada deh..

Ketua Pelayan : Ah masa’? memangnya Baginda yakin terbebas dari kutukan itu?

Baginda Raja Edgar : entahlah, kalau tak salah waktu itu kami tidak begitu menghiraukannya, jadi ya

kami tidak mencoba untuk menghilangkannya, kalaupun ada..

Jendral Pengawal : naaaah, mungkin kutukannya baru ngefek sekarang Baginda,

Baginda Raja Edgar : ah nggak ah, masak tiba-tiba gini.. udah kita fokus ke penyembuhan Putri

Hanaku baru urus yang lain…

Jendral Pengawal : nah, begini Baginda. Menurut saya pribadi, mungkin mimpi ini jawaban untuk

do’a Baginda selama setahun ini…

Baginda Raja Edgar : (teringat sesuatu, balik kanan dan pergi buru-buru)

SCENE 11

(Narator)

Baginda Raja Edgar teringat kepada kotak kayu pemberian Mbah Elizabeth yang entah di

letakkannya di mana dan kini sedang mencarinya di mana-mana. Sementara di tempat lain…

Page 12: Drama

Baginda Raja Edward : (membawa surat yang didapat dari tempat arsip)

“Papah, ini William. William tau suatu saat nanti Papah akan mencari kotak kayu

ini. Tapi maaf Pah, benda itu sudah aku bawa pergi. Biar Papah tahu, peperangan

ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Rakyat Sourberry bisa berhijrah ke Kerajaan

Saltberry. Lahan baru bisa didapat tanpa harus menjajah. Hidup ini haruslah

penuh cinta Pah… Eh, udah ya Pah, Willy harus buru-buru pergi buat nyelesain

tanggungan Papah dan Baginda Raja Saltberry, Om Edgar… oh iya, ini ada

fotokopian surat dari Mbah Elizabeth”

Hah? Lagi-lagi aneh, apasih maksudnya? (membuka surat kedua)

Kepada anak-anak muda tangguh yang sangat aku sayangi, Edward dan Edgar.

Ketahuilah bahwa kalian telah TERJERAT KUTUKAN dan harus menanggungnya

atau menghentikannya. Tapi, bila kalian menanggungnya, kalian harus bersama-

sama dan apabila kalian ingin menghentikannya, kalian harus bersama-sama.

Ingat, bersama-sama. Tapi semuanya terserah kalian. Aku juga memperkirakan

kalian memilih untuk tidak membaca surat ini, maka aku buat agar kutukan

kalian secara otomatis berpindah ke orang yang membaca surat ini dan kepada

orang yang berkaitan dengannya. Ketika oranglain membaca surat ini, maka bila

laki-laki akan menjadi buruk rupa dan bila perempuan akan koma selama-

lamanya. Ketika diantara kalian sudah ada yang mendapat tanda-tanda ini, maka

kalian harus segera menghentikannya. Bagaimana caranya? Caranya, kalian

harus menanam seribu pohon berry rasa baru di hutan tempat kalian menginjak-

injak saltberry dan sourberry dulu.. maka kalian harus bersama-sama agar tugas

ini lekas selesai.. semangat ya anak-anakku. Salam sayang, Mbah Elizabeth..

Astagah, jadi ini penyebab minggatnya William. Pasti dia sudah membaca surat

ini dan terkena kutukannya.. (Baginda Raja Edward membalik suratnya dan

tertulis…) Iya pah, aku membaca surat ini. Seketika wajahku hitam putih kuning,

dan wanita yang aku sayangi semakin hari semakin memburuk keadaannya. Hal

ini semakin sulit ketika aku tak bisa leluasa bertemu dengannya karena

peperangan yang tidak penting ini, maka aku pergi ke hutan koordinat 10⁰LU

11⁰LS 94⁰BT 95⁰BB itu adalah wilayah Kerajaan Saltberry. Tentu Willy pergi

kesana untuk menanam seribu pohon yang bibitnya dikembangkan dan

diberikan padaku oleh kekasihku yang sedang sakit, Hana. Papah tau Hana?

Page 13: Drama

Putrinya Om Edgar, Baginda Kerajaan Saltberry yang Papah perangi. Sudahlah,

do’akan Willam berhasil ya Pah sebelum waktunya habis? Amin. Dada Papaaah!!

Astagah!! Ya Tuhan, anakku….

SCENE 12

(Narator)

Baginda Raja Edward segera menghubungi Jendral Pengawal Kerajaan Sourberry untuk

menghentikan peperangan dan mengirim surat kepada Baginda Raja Edgar untuk datang ke istananya…

Baginda Raja Edgar : Apanyaa? Nggak mau ah, ngapain kesana? Yang butuh siapa? Dari pada ke sana

mending njagain anakku sekalian nyari kotak kayu..

Ketua Pelayan : Baginda, mungkin saja ini ada hubungannya dengan kutukan itu? Kan Baginda

terlibat dengan Baginda Raja Edward saat mendapat kutukan itu?

Baginda Raja Edgar : Apakah benar ini soal kutukan itu?

Tabib Istana : kemungkinannya besar Baginda, bagaimana? Kan kita harus mengusahakan

segala hal demi kesehatan Putri Hana..

Baginda Raja Edgar :Oh iya, tapi bagaimana dengan Hana? Siapa yang akan menjaganya?

Jendral Pengawal : Tentu saja kami, Yang Mulia Baginda Raja Edgar..

Baginda Raja Edgar : Yasudah, Putri Hana ku titipkan pada kalian, tolong jaga dia. Bila ada sesuatu

hubungi aku segera. Aku berangkat. Assalamu’alaikum.

Semua Orang : Waalaikumsalam

SCENE 13

Baginda Raja Edgar pun tiba di istana Raja Edward. Segera Baginda Raja Edward membicarakan

surat yang dibacanya kepada Raja Edgar dan Ratu Elis. Ratu Elis menangis tersedu-sedu…

Yang Mulia Ratu Elis : Benar kan, hiks, William benar. Meskipun hiks jumlah rakyat kita terus

membludak dan kita kekurangan lahan, kita tidaklah perlu menjajah kerajaan

lain, apalagi kerajaan teman Papah sendiri…hiks

Page 14: Drama

Baginda Raja Edward : maafkan aku Mamah, seandainya Papah bisa lebih bijaksana pasti tidak akan

serumit ini, tapi ini memanglah pilihan sulit apalagi aku tak tau kalau temanku

ini adalah Raja Saltberry, maafkan aku temanku…

Baginda Raja Edgar : Oalah, Yasudah lah. Sudah terlanjur terjadi, pasukanku dengan semangat

berperang agar bisa menangkap tahanan perang dan menjadikan mereka

tetangga, karena kerajaan kami terlalu luas sedangkan jumlah penduduknya

sedikit…

SCENE 14

Jadi begitulah reuni Baginda Raja Edward, Baginda Raja Edgar dan Yang Mulia Ratu Elis. Mereka bertukar

pikiran semalam suntuk di istana kerajaan Sourberry... hingga handphone

Baginda Raja Edgar berdering.. ring!! Ring!

Baginda Raja Edgar : (mengangkat telepon) Assalamu’alaikum, Jendral Pengawal ada apa? Apa

terjadi sesuatu?

Jendral Pengawal : Waalaikusalam. Baginda Raja Edgar, kami menangkap seorang penyusup

berwajah hitam putih kuning di ruang tidur Tuan Putri Hana yang mengaku

sebagai pembawa obat untuk penyakit Tuan Putri, harus kami apakan penyusup

ini Baginda?

Baginda Raja Edgar : sudah, tahan saja penyusup itu, jangan diapa-apakan sampai aku tiba di sana.

Mengerti?

Jendral Pengawal : Siap mengerti! Assalamualaikum

Baginda Raja Edgar : Waalaikumsalam (menutup telepon)

Baginda Raja Edward : Edgar, ada apa?

Baginda Raja Edgar : Elis, Edward ikutlah denganku ke Saltberry..

Yang Mulia Ratu Elis : memangnya kenapa ?

Baginda Raja Edgar : anakmu menyusup ke kamar anakku lagi…

Yang Mulia Ratu Elis dan Baginda Raja Edward : APAAAH? MENYUSUP?

Baginda Raja Edgar : Iya, udah ayo cepet,

Page 15: Drama

SCENE 15

Bergegaslah Baginda Raja Edgar, Baginda Raja Edward dan Yang Mulia Ratu Elis menuju istana

Saltberry. Dan ketika tiba di ruang tidur Tuan Putri Hana dilengkapi seluruh petinggi kerajaan dan tentu

saja Tuan Pangeran William terikat di pilar ruang tidur…

Yang Mulia Ratu Elis : Anakkuuu, kamu seperti inii hiks-hiks

Ketua Pelayan, Jendral Pengawal dan Tabib Istana : Haaaah!! Pangerannya kita tangkap…

Tuan Pangeran William : Sudahlah mah, bentar lagi selesai kok kutukannya, sabarlah. Bapak-bapak,

maaf ya merepotkan, bisa tolong bukain tali ini?

Ketua Pelayan, Jendral Pengawal dan Tabib Istana : apakah boleh baginda?

Baginda Raja Edgar : tentu saja, turuti apa kata anak itu..

Ketua Pelayan, Jendral Pengawal dan Tabib Istana : tentu saja… (membuka tali pengikat)

Tuan Pangeran William : terima kasih. Sekarang izinkan saya menyuapi Putri Hana buah berry ini

Baginda Raja Edgar?

Baginda Raja Edgar : gilak juga anak ini? Kamu mau ngutuk anak saya hah?! (mau emosi)

Baginda Raja Edward : sabar dong beroo, ini kan mungkin sih ya, buah beri yang dikembangkan Hana,

anakmu sendiri dan ditanam William. Mungkin ini satu-satunya obat agar

putrimu bisa bangun dari tidurnya yang panjaaang..

Tuan Pangeran William : Boleh ya?

Baginda Raja Edgar : Yasudah, silakan..

SCENE 16

Begitulah, Tuan Pangeran William menyuapi Tuan Putri Hana dengan buah berry hasil kerja keras

mereka. Dan perlahan-lahan terbukalah kelopak mata Tuan Putri Hana yang cantik itu..

Tuan Pangeran William : Alhamdulillah Ya Allah, gimana rasanya Tuan Putri Hana?

Tuan Putri Hana : Alhamdulillah, manis kok

Baginda Raja Edgar : Alhamdulillah, sayangku selamat subuh

Page 16: Drama

Tuan Putri Hana : Selamat subuh papah

Baginda Raja Edward : Ayoo sholat subuh dulu.

Yang Mulia Ratu Elis : iya, biar William ya yang jadi imam.. mamah kangen di imamin sama William..

Semua Orang : (tersenyum senang) okeee..

SCENE 17

Keajaiban datang lagi setelah mereka semua sholat subuh berjama’ah. Wajah Tuan Pangeran

William tak lagi hitam putih kuning, tapi sudah kembali seperti semula, malah lebih tampan. Dan Tuan

Putri Hana sudah tidak kurus lagi seperti saat sakit tapi sudah segar bugar. Semua orang senang, apalagi

Tuan Pangeran William meminta Baginda Raja Edward untuk menikahi Tuan Putri Hana…

Baginda Raja Edgar : Nikahilah Putriku, jagalah dia seperti yang kamu lakukan setiap malam

selama ini, bawalah hadiah sayembara emas murni 24 karat dari PT

Freeport sebanyak 20 genggam tangan manusia purba Homo

Paleojavanicus Erectus untuk bekal hidup kalian membangun istana

milik kalian sendiri di perbatasan kedua kerajaan kita..

Baginda Raja Edward : Juga bawalah serta sebagian rakyat kerajaan kita untuk memulai

kerajaan baru yang tidak akan pernah berperang lagi nak..

Yang Mulia Ratu Elis : Kembangkan perkebunan berry yang manis sebagai hasil utama

perekonomian kerajaan kalian, pimpinlah kerajaan ini menjadi kerajaan

yang makmur, tentram dan sejahtera..

Tuan Pangeran Edward : Iya Mah, Pah.. terima kasih restunya Baginda Raja Edgar… Tuan Putri

Hana dari Kerajaan Saltberry, aku Tuan Pangeran William dari Kerajaan

Sourberry, maukah engkau menjadi pendamping hidupku selama-

lamanya, menemaniku dalam suka dan duka, membimbing diriku,

keluargaku dan kerajaan kita kelak bersama-sama dan menerima diriku

apa adanya?

Tuan Putri Hana : Tentu, aku Tuan Putri Hana dari kerajaan Saltberry mau menjadi istri

dari kamu Tuan Pangeran William dari Kerajaan Sourberry, akan

Page 17: Drama

menjadi pendamping hidupmu selama-lamanya, menemanimu dalam

suka dan duka, membimbing dirimu, keluargamu dan kerajaan kita

kelak bersama-sama dan menerima dirimu apa adanya…

Semua Orang : Horeeee!!

Tuan Putri Hana : tapi ada syaratnya

Semua Orang : Apaaa??!!

Tuan Putri Hana : Kerajaan kita kelak namanya Kerajaan Sweetberry yang harus bersih

dari Jeratan Kutukan. Hihihih

Tuan Pangeran William : Oalah sayang, ya iyalah

(Narator)

Begitulah, semua orang tertawa bahagia, dan seperti dalam cerita dongeng biasanya.

Akhirnya, mereka semua hidup bersama dan bahagia selamanya.

-TAMAT-