Upload
reny-maulina
View
181
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 1/23
1
REFERAT
PERAN KELUARGA BERENCANA DALAM UPAYA MENURUNKAN
KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA
Disusun Oleh :Wan Mohamed Izham (030.04.276)
Aji Patriajati (030.05.012)
Thrya Medhitya (030.05.220)
Bramantya W.U (030.06.045)
Damar Sajiwo (030.06.055)
Denny’s Bercia (030.06.058)
Maydina Putri A (030.06.160)
Reni Maulina (030.06.215)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 21 JANUARI – 30 MARET 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 2013
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 2/23
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah “PERAN KELUARGA BERENCANA
DALAM UPAYA MENURUNKAN KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA” sebagai salah
satu tugas dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas
Trisakti Periode 21 Januari 2013 – 30 Maret 2013.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Raditya W, SpOG selaku pembimbing kami dan
dokter-dokter di Puskesmas yang turut membantu dalam menyusun tugas ini hingga referat ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penyusun sendiri khususnya. Akhir kata penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Maret 2013
Penyusun
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 3/23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu merupakan angka yang didapat dari jumlah kematian ibu untuk
setiap 100.000 kelahiran hidup, sehingga berkaitan langsung dengan kematian ibu. Kematian ibu
adalah kematian wanita dalam kehamilan atau sampai dengan 42 hari pasca-terminasi kehamilan,
yang disebabkan kehamilan, manajemen tatalaksana, maupun sebab lain. Penyebab kematian
tersebut dapat berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kehamilan, dan umumnya
terdapat sebab utama yang mendasari.
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan
menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana (KB)
sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-
anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat
kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi
masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi,
keuntungan,kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat
kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan seperti di minimarket.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka
mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu setiap
keluarga memiliki anak 2 orang.
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 4/23
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
Keluarga Berencana ( Family Planning, Planned Parenthood ) : suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Menurut WHO (World Health Organisatio) Expert Commite 1970 definisi keluarga
berencana adalah :
Tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval antara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahirran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dari tahun ketahun akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu,kb dan
reproduksi cenderung makin baik.
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 5/23
5
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 6/23
6
Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan
kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Tujuan :
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai pena,bahan peserta
baru
b) Membina kelestarian peserta KB
c) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya
proses penerimaan KIE dapat dikelompokan menjadi 3 kegiatan :
KIE massa
KIE kelompok
KIE perorangan
Menurut media yang digunakan, kegiatan KIE dapat diperinci sebagai berikut :
- Radio
- Televisi
- Mobil unit penerangan
- Penerbitan / publikasi
- Pers / surat kabar
- Film
- Kegiatan promosi
- pameran
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 7/23
7
2. Konseling
Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui
KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling. Jenis dan bobot konseling yang
diberikan sudah tentu terrggantung pada tingkatan KIE yang telah diiterimanya. Konseling
dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkannya
sendiri.
Tujuan konseling adalah :
1. Memahami diri secara lebih baik
2. Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya
3. Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi, sehingga :
Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah penyesuaian diri
Mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
Memperoleh dan merasakan kebahagiaan
Dalam konseling diadakan percakapan dua arah untuk :
1. Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia
2. Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau
dari segi medis, teknis maupun hal-hal lain yang non medis agar tidak menyesal kemudian.
3. Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontersepsi yang sesuai
dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya
4. Membantu peserta KB dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia
mengalami berbagai permasalahan (nyata/tidak nyata/ semu)
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 8/23
8
5. Informasi yang diberikan meliputi :
Arti keluarga berencana
Manfaat keluarga berencana
Cara ber-KB atau metode kontrasepsi dan penjelasannya
Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional
Rujukan pelayanan kontrasepsi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya konseling berhasil dengan baik adalah bahwa
konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan antar-manusia, di mana kita melakukan
serangkainan tindakan yang akhirnya akan membantu peserta/calon peserta memecahkan
permasalahan yang akan dihadapinya, antara lain masalah pemilihan dan penggunaan
kontrasepsi yang paling cocok dengan keadaan dan kebutuhan yang dirasakannya.
Bila setiap calon peserta KB, sebelum memakai kontrasepsi melalui proses konseling yang
baik, maka kelangsunga pemakaian akan lebih tinggi.
Tehnik-tehnik konseling yang biasa dipergunakan :
1. Cara supportif; untuk memberikan dukungan kepada peserta/calon peserta, karena mereka
dalam keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan menangkan/menenteramkan dan
menumbuhhkan kepercayaan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya
sendiri.
2. Katarsis; dengan member kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan dan
menyalurkan semua perasaan yang dimilikinya untuk menimbulkan perasaan lega.
3. Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-perasaan yang
tersirat dalam ucapan-ucapannya
4. Memberi semua informasi yang diperlukannya untuk membantu peserta/calon peserta
membuat keputusan
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 9/23
9
3. Pelayanan kontrasepsi (PK)
Mempunyai dua tujuan :
1. Tujuan umum :
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya
NKKBS
2. Tujuan pokok :
Penurunan angka kelahiran yang bermakna
Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase
untuk mencapai sasaran yaitu :
1. Fase menunda perkawinan/kesuburan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk
menunda kehamilannya. Alasan menunda/mencegah kehamilan :
Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan
Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil oral, karena peserta masih muda
Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda masih tinnggi
frekuensi ber-sanggamanya, sehinngga akan mempunyai kegagalan tinggi
Penggunaan IUD-mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat
dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra-indikasi terhadap Pil oral
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a) Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100%,
karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak.
b) Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan
resiko-tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program
2. Fase menjarangkan kehamilan
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 10/23
10
Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran antara 2-4 tahun. Hal ini
dikenal sebagai Catur Warga
Alasan menjarangkan kehamilan :
a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan
b) Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan
utama
c) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak/kurang
berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia mengandung dan melahirkan yang
baik
d) Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
Efektifitas cukup tinggi
Reversibilitas cukup tinggi karenapeserta masih mengharapkan punya anak lagi
Dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anakyang direncanakan
Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian
anak.
3. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan
Periode umur penduduk diatas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun, sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
Alasan mengakhiri kesuburan :
Ibu-ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak
lagi, karena alas an medis dan alas an lainnya
Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap
Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 11/23
11
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
Efektifitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan
resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamoing itu akseptor ftersebut memang tidak
mengharapkan lagi punya anak
Dapat dipakai untuk jangka panjang
Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan seperti
penykit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolic biasanya meningkat, oleh
arena itu sebbaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan
tersebut.
4. Pelayanan infertilitas
Kurang lebih 10% dari pasangan usia subur di Indonesia menurut sensus 1980,
tidak/belum berhasil mempunyai anak. Sesuai dengan tujuan Progran Nasional K/KB yaitu
Norma Keluarga Kecil yang Bahagia Sejahtera, seyogianya diberikan pelayanan infertilitas
kepada mereka ini.
5. Pendidikan seks (sex education)
Dulu orang beranggapan bahwa pada waktunya orang akan tahu sendiri tentang seks.
Kenyataannya tidaklah demkian. Berapa banyak dari para remaja kita yang mengalami
kecelakaan karena ketidaktahuannya. Berapa persen pula dari perkawinan berakhir dengan
perceraian atau berantakan kaarena ketidaktahuan itu? Jawabannya dapat terlihat di
masyarakat kita. Karena itu masalah Sex Education atau Family Life Education sudah
tidakdapat ditunda lagi pelaksanaannya
6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan
Kebutuhan akan hal ini secara nyata telah diperlihatkan oleh masyarakat kita dengan
adanya masa pertunangan, serta nasihat perkawinan
7. Konsultasi genetik
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 12/23
12
Dengan program KB, maka orang akan mempunyai anak yang relative lebih sedikit
dibandingkan dengan mereka yang hidup puuhan tahun yang lalu. Untuk itu diperlukan
jaminan bahwa anak ang dilahirkan itu bebas dari kelainan genetic yang akann membebani
orang tuanya dan masyarakat
8. Test keganasan
Jelaslah bahwa usaha Pelayanan Keluarga Berencana terutama bergerak di bidang
health maintenance. secara berkala, kita sudah terbiasa melakukan “servis” pada mobil kita.
Namun kebiasaan untuk secara ber kala melakukan “servis” pada tubuh kita sendiri, belumlah
membudaya.
Melalui program Keluarga Berencana, maka pelayanan yang bersifat health
maintenance ini dapat dikembangkan. Hal inni pada gilirannya akan sangat meningkatkan
pennerimaan NKKBS.
9. Adopsi
Di Indonesia anak-anak yang terlantar, yang karena satu dan lain hal tidak dapat
diasuh dan dibesarkan oleh orang tuanya sendiri, cukup banyak. Di lain pihak, pasangan
infertile yang berjumlahh kira-kira 10% dari PUS itu, sebagian tidak pernah akan mempunyaianaknya sendiri. Alangkan indahnya jika kita dapat mempertemukan anak-anak terlantar itu
dengan orang tua yang mau mengasuhnya.
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 13/23
13
Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah : Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angk akelahiran untuk menaikkan
taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen
per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 14/23
14
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;
Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;
Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan
kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional
Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
Peningkatan kualitas dan prioritas program
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 15/23
15
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian
ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan
kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-
KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan
fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi :
1. Faktor pasangan – motivasi dan rehabilitas :
Umur
Gaya hidup
Frekuensi sanggama
Jumlah keluarga yang diinginkan
Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
Sikap kewanitaan
Sikap kepriaan
2. Faktor kesehatan – kontraindikasi absolut atau relative :
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul
3. Faktor metode kontrasepsi – penerimaan dan pamakaina berkesinambungan :
Efektivitas
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 16/23
16
Efek saping minor
Kerugian
Komplikasi-komplikasi yang potensial
Biaya
Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya dari dua sudut :
Pihak calon akseptor
Pihak medis/petugas KB
Macam-macam metode kontrasepsi:
I. Metode Sederhana
1. Tanpa alat
a. KB alamiah = natural family planning
fertility awareness methods
periodic abstinens
pantang berkala
Metode Kelender ( Ogino-Knaus)
Metode Suhu Badan Basal ( Termal)
Metode Lendir serviks ( Billings)
Metode Simpto- Termal.
b. Coitus interruptus.
2. dengan alat
a. Mekanis (Barrier)
Kondom pria
Barier Intra-vaginal:
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 17/23
17
Diafragma.
cervical cap
Spons (Sponge)
Kondom Wanita
b. Kimiawi
Spermisid
Vaginal cream
Vaginal foam
Vaginal jelly
Vaginal suppositoria
Vaginal tablet (busa)
Vaginal soluble film
II. Metode Modern:
1. Kontrasepsi Hormonal
a. Per-oral:
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 18/23
18
Pil oral kombinasi (POK)
Mini-pil
Morning-after pil.
b. Injeksi/ Suntikan
(DMPA< NET-EN, Microspheres, Microcapsules).
c. Sub-Kutis: Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK ):
Implant Non-biodegradable(Norplant, Norplant-2, ST-1435, Implanon )
Implant biodegradable (Capronor, Pellets)
2. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
3. Kontrasepsi Mantap:
a. Pada Wanita:
Penyinaran:
Radiasi Sinar-X, Radium, Cobalt, dll.
Sinar laser.
Operatif, medis operatif Wanita:
Ligasi tuba fallopii
Elektro-koagulasi tuba fallopii
Fimbriektomi
salpingektomi
Ovarektomi bilateral
Histerektomi
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 19/23
19
Fimbriotexy (fimbrial Cap)
Ovariotexy
Penyumbatan Tuba Fallopii secara Mekanis:
Penyempitan tuba fallopii:
a. Hemoclip
b. Tubalband / falope Ring / Yoon band
c. Spring-loaded clip
d. Filshie clip
Solid Plugs (Intra-tubal devices):
a. Solid Silastic Intra-tubal Devices
b. Polyethylene Plug
c. Ceramic dan proplast Plugs
d. Dacron dan Teflon Plungs
Penyumbatan Tuba Fallopii secara kimiawi:
Phenol (Carbolic acid ) compounds.
Quinacrine
Methyl-2-cyanoacrylate (MCA)
Ag-nitrat
Gelatin- Resorcinol- Formaldehyde (GRF)
Ovabloc
b. Pada pria
Operatif medis operatif pria:
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 20/23
20
Vasektomi/vasektomi tanpa pisau (VTP)
Penyumbatan vas deferens secara mekanis:
penyempitan vas deferens:
a. vaso-clips.
b. Plungs
Intra Vas Devices:
a. Intra vassal Thread (IVD)
b. Reversible Intravas device (R-IVD)
c. Shug
Vas Valves
a. Phaser (Bionyx Control)
b. Reversible intravasal Occlusive Devices (RIOD)
Penyumbatan vas deferens secara kimiawi:
Quinacrine
Ethanol
Ag-nitrats
Secara keseluruhan, terdapat 3 intervensi yang efektif dalam perbaikan kesehatan maternal,
yaitu:
- Tenaga terampil dalam pertolongan persalinan
- Tatalaksana obstetri gawat darurat yang memadai
- Keluarga Berencana
Mekanisme Keluarga Berencana (KB) dalam memperbaiki kesehatan maternal, antara lain:
- Menunda kehamilan dan persalinan
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 21/23
21
- Mencegah kehamilan dengan usia reproduksi ekstrem.
- Mencegah paritas tinggi, karena berhubungan dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan abortus yang tidak aman.
- Menunda usia pertama hamil, sehingga mencegah komplikasi seperti fistula.
Dari hasil penelitian PATH dan UNPF tahun 2006, dan PRB tahun 2009, ternyata KB mampu
mencegah:
- Sepertiga dari total kematian ibu.
- Lebih dari 80 juta kehamilan yang tidak diinginkan per tahun.
- Sekitar 20 juta aborsi yang tidak aman per tahun.
- 685.000 anak yang kehilangan ibunya akibat kematian terkait kehamilan
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 22/23
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri
kapan Anda ingin hamil. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh.
Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi,
bisa Anda pilih sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan
taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
B. Saran
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama kesehatan suatu negara. Upayameningkatkan kesehatan ibu, baik dalam lingkup rumah tangga, sosial, dan masyarakat luas,
harus secara sadar dilakukan berbagai pihak. Upaya-upaya ini termasuk upaya yang bersifat
promotif dan preventif.
7/16/2019 Dr.raditya W,SpOG
http://slidepdf.com/reader/full/drraditya-wspog 23/23
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin, Prof. dr. Abdul Bari, SpOG(K), MPH, dkk. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; Jakarta.
2. Saifuddin, Prof. dr. Abdul Bari, SpOG(K), MPH, dkk. 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; Jakarta.
3. Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN . Maret, 2005. BKKBN,
1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
4. NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. www. bkkbn.go.id
5. WHO. Maternal mortality in 2000. Department of Reproductive Health and
Research WHO, 2003.
6. De Cheney AH, Nathaan L. Currentobstetric and gynecologic diagnosis and
treatment. 9thedition. Mc. Graw – Hill,Inc. 2003.