115
1 DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN TRADISIONAL PATAH TULANG DI KECAMATAN TIGALINGGA, KABUPATEN DAIRI) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi DISUSUN OLEH: Anggi Brebi Sinaga 130905079 DEPARTEMEN ILMU ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

1

DUKUN PATAH BATUERDAN

(STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN TRADISIONAL PATAH TULANG

DI KECAMATAN TIGALINGGA, KABUPATEN DAIRI)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

DISUSUN OLEH:

Anggi Brebi Sinaga

130905079

DEPARTEMEN ILMU ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

PERNYATAAN ORIGINALITAS

DUKUN PATAH BATUERDAN

(STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN TRADISIONAL PATAH TULANG

DI KECAMATAN TIGALINGGA,KABUPATEN DAIRI)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan

tinggi,dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak pernah saya nyatakan

disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar

kesarjanaan saya.

Medan, Oktober 2017

Penulis

Anggi Brebi Sinaga

Universitas Sumatera Utara

Page 3: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

3

ABSTRAK

Anggi Brebi Sinaga (130905079) 2017, judul skripsi: Dukun patah

Batuerdan (Studi Deskriptif Pengobatan Tradisional Patah Tulang di

Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi). Skripsi ini terdiri dari 5 bab,

halaman, daftar , foto, daftar pustaka.

Tulisan ini mengkaji tentang pengobatan tradisional suku karo yaitu

pengobatan dukun patah Batuerdan yang dalam praktek pengobatannya

melakukan reposisi tulang pada bagian-bagian tubuh pasien yang mengalami

cedera. Penelitian dilakukan di pengobatan tradisional Dukun Patah Batuerdan

S.Ginting, di jln Sisimangaraja no 165, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi,

Sumatera Utara.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses

pengobatan yang dilakukan dukun patah dan faktor yang mempengaruhi

masyarakat memilih pengobatan tradisional dukun patah ini.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang menghasilkan data deskiptif mengenai pengobatan tradisional

dukun patah Batuerdan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara mendalam dan observasi partisipasi terhadap dukun patah Batuerdan

dan pasien-pasien yang ditangani oleh dukun patah tersebut.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pengobatan tradisional dukun

patah Batuerdan ini diwariskan secara turun-temurun oleh dukun patah Sikap

Ginting. Proses pengobatan dukun patah Batuerdan ini menggunakan Lau

Batuerdan yang dijadikan sebagai ramuan khas yang berasal dari rempah-rampah

tradisional. Proses penyembuhan yang dilakukan ada dua cara yaitu patah tulang

parah dan patah tulang ringan yang cara penyembuhannya berbeda, patah tulang

parah membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan untuk mendapatkan

kesembuhan total sedangkan patah tulang ringan waktu penyembuhannya lebih

cepat serta penyembuhan dari kedua proses ini mempunyai berbagai syarat dan

pantangan yang berbeda. Masyarakat memilih pengobatan tradisional dipengaruhi

oleh faktor budaya, sosial, dan faktor ekonomi.

Kata-kata kunci : Pengobatan Tradisional, Dukun Patah Batuerdan,

Universitas Sumatera Utara

Page 4: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

4

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur peneliti ucapan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkatnya-Nya peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini pada tepat waktu. Pada

bulan ini peneliti telah selesai mengerjakan tugas akhir perkuliahan atau dengan

nama lain skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana S1 pada bidang Antropologi Sosial di Dapartemen Antropologi Sosial,

Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik, Universitas Sumatera Utara. Perjuangan

selama 4 tahun menyelesaikan perkuliahan akhirnya terselesaikan dengan waktu

yang tepat.

Skripsi ini membahas tentang Pengobatan Tradisional Dukun Patah

Batuerdan. Skripsi ini dibuat sekitar 3 bulan lamanya. Selama proses penulisan

skripsi ini penulis sangat kerepotan, karena penulis sendiri tidak mahir dalam

merangkai kalimat-kalimat. Namun, atas dukungan, masukan, semangat, dan

bimbingan yang mengalir untuk penulis, penulis ucapan banyak-banyak terima

kasih atas dukungan yang diberikan selama pembuatan skripsi ini.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk Bapak dan Mamak saya

yaitu Romen Sinaga dan Rosdiana Sembiring yang sudah memberikan dukungan

penuh dalam bentuk perhatian, dukungan yang besar, moral maupun materi yang

membuat saya bisa menyelesaikan kuliah tanpa ada kekurangan satu apapun.

Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan, umur dan panjang dan selalu yang

terbaik buat kedua orangtua saya ini. Terimakasih juga kepada kakak saya Elsa

Universitas Sumatera Utara

Page 5: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

5

Yeka Sinaga yang selalu ada untuk diajak komunikasi menghilangkan stres pada

saat pengerjaan skripsi dan adik saya Rivaldo Sinaga yang memberikan semangat

kepada saya dan juga terimakasih buat dear P.Suranta Manullang yang selalu jadi

seksi repot untuk skripsi ini.

Saya ucapkan terimakasih untuk dosen pembimbing Akademik sekaligus

dosen pembimbing skripsi saya yaitu Bapak Nurman Achmad, S.Sos, M.Sos, Sc

yang sudah sangat banyak membantu untuk membimbing saya di perkulihan dan

sangat sabar untuk membimbing saya saat proses pembuatan skripsi ini. Saya juga

mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf pegawai dan staf pengajar

Departemen Antropologi Sosial yaitu kak Nur dan staf lainnya yang sudah

membantu kelancaran semua berkas-berkas perkuliahan yang saya butuhkan

mulai dari kuliah sampai skripsi.

Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman Antropologi stambuk 2013,

Pebri sijabat, Femi sumbayak, Lady Silalahi, Yesika Gultom, Mia Anggraini

Zega, Zhu-zhu, Novita Damanik, Sinta Sibero, Yosi Ella Sitepu, Ruth E.G.M dan

seluruh teman-teman lainnya yang tidak bisa dituliskan satu-persatu yang sudah

memberikan dukungan dan selalu menjadi teman-teman yang ada untuk

membantu saya mengerjakan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini juga untuk dukun

patah Batuerdan yang sudah memberikan saya ijin untuk melakukan penelitian

dipraktek dukun patah Batuerdan ini yaitu Bolang Nampat Ginting dan Bapak

Sina Gusta Ginting sehingga skripsi yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik

karena beliau-beliau ini sangat humble dan tidak segan-segan untuk memberikan

informasi kepada saya. Dan juga tidak lupa pada semua informan yang sudah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

6

bersedia untuk dilakukan wawancara yaitu bang Roy, bik irma, dan lainnya yang

sudah memberikan banyak sekali data dan informasi dari berbagai sudut pandang

mereka miliki mana hal itu membantu penulisa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Oktober 2017

Penulis

Anggi Brebi Sinaga

Universitas Sumatera Utara

Page 7: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

7

RIWAYAT HIDUP

Anggi Brebi Sinaga lahir di

Medan pada tanggal 22 juni 1995.

Anak kedua dari tiga bersaudara.

Orangtuanya yang bernama Romen

Sinaga dan Rosdiana Sembiring.

Penulis menamatkan pendidikan

Menengah Atas dari SMA Negeri 1

Tigalingga pada tahun 2013 dan

melanjutkan pendidikan strata satu

di Universitas Sumatera Utara

dimana penulis mengikuti

SBMPTN dan lulus seleksi untuk masuk di Departemen Antropologi Sosial-

Fakultas Ilmu sosial dan ilmu Politik, di Universitas Sumatera Utara (USU).

Alamat email penulis: [email protected]

Pernah menjadi anggota dari organisasi Imka (Ikatan Mahasiswa Karo) di

FISIP USU, pernah jadi anggota Perkantas dan ikut dalam kegiatan organisasi

INSAN.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Penulisan dan penyusunan penelitian ini dilakukan guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada bidang Antropologi dari

Dapartemen Antropologi. Skripsi ini berjudul “ Pengobatan Tradisional Dukun

Patah Batuerdan”.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi, hal ini

dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dalam menulis kepustakaan

dan materi penulisan. Namun, berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Esa yang

memberikan ketabahan, kesabaran dan kekuatan sehingga kesulitan tersebut dapat

dihadapi.

Dalam penulisan skripsi ini dilakukan pembahasan secara holistik

mengenai pengobatan tradisional dukun patah Batuerdan, peneliti disini

mengelaborasi beberapa data lapangan yang peneliti peroleh dari pemilik praktek

pengobatan dukun patah Batuerdan, dan juga pasien-pasien yang pernah

menjalani pengobatan didukun patah Batuerdan ini. Pembahasan tersebut

diuraikan dari bab I sampai dengan bab V. Adapun penguraian yang dilakukan

oleh penulis pada skripsi ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 9: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

9

Bab I penelitian ynag dilakukan ini merupakan deksripsi mengenai latar

belakang permasalah penelitian, dimana kajian penelitian ini merupakan kajian

mengenai Antropologi Kesehatan. Pada bab ini dijelaskan bagaimana pentingnya

permasalahan mengenai Dukun Patah Batuerdan kesuatu bentuk penelitian. Pada

bagian ini juga dibahas mengenai konsep-konsep dan teori apa saja yang

digunakan dalam menganalisis penelitian ini.

Bab II pada penelitian ini membahas bagaimana sejarah pengobatan

alternatif yang ada di Indonesia dan kemudian mengerucut kepada kemunculan

pengobatan tradisional di Sumatera Utara. Kemudian dilanjutkan mengenai

pembahasn terciptanya pengobatan dukun patah Batuerdan ini. Hal ini dilakukan

peneliti untuk menjelaskan secara linier bagaimana perkembangan pengobatan

tradisional tersebut.

Bab III dalam penelitian ini menjelaskan mekanisme dalam pengobatan

dukun patah Batuerdan. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci bagimana tahapan

atau proses yang dilakukan dukun patah saat melakukan proses penyembuhan.

Bab IV menjelaskan mengenai pengalaman-pengalaman pasien dukun

patah Batuerdan . Pada bab ini dijelaskan secara rinci mengenai motivasi para

pasien memilih pengoabtan tradisional dukun patah Batuerdan dan mengapa lebih

memilih penobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan medis.

Bab V memuat kesimpulan dan sara dari hasil penelitian mengenai

pengobatan tradisional dukun patah Batuerdan.

Sebagai penutup dari penulisan skripsi ini, dilampirkan pula daftar

kepustakaan sebagai penunjang dalam penulisan termasuk juga sumber-sumber

Universitas Sumatera Utara

Page 10: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

10

lainnya. Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran, serta juga

waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari masih banyak

yang kekurangannya. Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang dapat membangun dari para pembaca. Harapan dari penulis, agar

skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pembacanya.

Medan, Agustus 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 11: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

11

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS .................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................iii

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................vii

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR DAN FOTO ..................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................1

1.2 Tinjauan Pustaka ..............................................................................7

1.3 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................26

1.4 Perumusan Masalah .........................................................................27

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................27

1.6 Metode Penelitian .............................................................................28

1.7 Lokasi Penelitian ..............................................................................30

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 Sistem Pengobatan Tradisional ........................................................32

2.2 Pengobatan Tradisional Indonesia ...................................................35

2.3 Pengobatan Tradisional di Sumatera Utara ......................................39

2.4 Perbedaan Dukun Patah batuerdan dengan Dukun Patah Lainnya ..44

2.4.1 Dukun Patah Guru Singa ...................................................44

2.4.2 Dukun Patah Malumta .......................................................46

2.4.3 Dukun Patah Pergendangen ..............................................47

2.4.4 Dukun Patah Sebayang .....................................................48

Universitas Sumatera Utara

Page 12: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

12

2.5 Sejarah Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan ................49

2.6 Lokasi Pengobatan Dukun Patah di Tigalingga ...............................55

BAB III PENGOBATAN DUKUN PATAH BATUERDAN

3.1 Proses Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan .................59

3.1.1 Proses Pengobatan Patah Tulang Ringan dan Parah .........62

3.1.2 Proses Pemberian Persembahan kepada Leluhur ..............69

3.2 Pantangan dan Ramuan Lau Batuerdan ...........................................72

3.2.1 Lau Batuerdan ...................................................................72

3.2.2 Pantangan-Pantangan Dukun Patah Batuerdan .................76

3.3 Konsep Sembuh Menurut Dukun Patah Batuerdan .........................78

BAB IV PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SISTEM

PENGOBATAN TRADISIONAL

4.1 Peranan Pengobat dan Peranan pasien .............................................82

4.2 Peminat Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan ...............84

4.2.1 Pengalaman Menjalani Pengobatan Lain ..........................86

4.2.2 Pengalaman Menjalani Pengobatan Batuerdan .................94

4.3 Interaksi Antara Penyembuh, Pasien dan Keluarga .........................102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan dan Saran ......................................................................105

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Page 13: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

13

DAFTAR GAMBAR DAN FOTO

Gambar 1 : Peta Kecamatan Tigalingga .............................................................55

Foto 1 : Bolang Nampat Ginting Si Dukun Patah ........................................51

Foto 2 : Dukun Patah Bapak Gusta Ginting .................................................54

Foto 3 : Pamflet Dukun patah Batuerdan .....................................................57

Foto 4 : Peralatan Yang Digunakan Dukun Patah Batuerdan ......................60

Foto 5 : Pasien yang melakukan Pengobatan ................................................62

Foto 6 : Ibu Irma yang Sedang Melakukan Pengobatan ...............................91

Foto 7 : Wawancara dengan Bolang Perminak .............................................95

Foto 8 : Informan Roy yang Sedang Melakukan Pengobatan ......................99

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dengan kemampuan akal atau budinya telah mengembangkan

berbagai macam tindakan demi keperluan hidupnya sehingga menjadi makhluk

yang paling berkuasa dibumi (koentjara ningrat, 1990: 144-145). Manusia sebagai

makhluk sosial dan makhluk biologis senantiasa menjalankan serta

mempertahankan kehidupannya. Dalam menjalankan serta mempertahankan

kehidupannya, manusia cenderung menjaga kesehatannya dari berbagai penyakit

baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Kesehatan merupakan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

14

bagian terpenting dari kehidupan, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

adalah faktor sosial, faktor budaya, dan ekonomi disamping biologi dan

lingkungan (WHO, 1992:16). Bila penyakit sudah diderita maka manusia mencari

upaya kesembuhan.

Penyembuhan terhadap suatu panyakit didalam sebuah masyarakat

dilakukan dengan cara-cara yang berlaku didalam masyarakat tersebut atau sesuai

dengan kepercayaan masyarakat tersebut. Ketika manusia menghadapi masalah-

masalah didalam hidup, diantaranya sakit, maka manusia tersebut berusaha untuk

mencari obat bagi penyembuh penyakit itu. Seseorang yang sakit beserta

keluarganya akan berusaha mencari obat dengan berbagai cara kesembuhan

penyakitnya tersebut (Hastuti,2006:1). Bukan hanya pengalaman, faktor sosial

budaya dan faktor ekonomi yang mendorong seseorang mencari pengobatan,

namun juga organisasi sistem pelayanan kesehatan, baik modern maupun

tradisional, sangat menentukan dan berpengaruh terhadap perilaku mencari

pengobatan (Lumenta, 1989:87-88).

Secara umum, sistem medis dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu:

sistem medis ilmiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan

(terutama dalam dunia barat) dan sistem medis tradisional yang hidup aneka

warna kebudayaan-kebudayaan manusia (kalangie,1976:15). Pengobatan modern

adalah pengobatan yang dilakukan secara ilmiah (Samsunjaya, 2007:1).

Pengobatan tradisional merupakan suatu sistem pengobatan yang pada

pengalaman dan keterampilan turun-temurun (Handoko,2008: xxxii). Menurut

Boedhihartono pengobatan tradisional adalah suau pelayanan jasa yang

Universitas Sumatera Utara

Page 15: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

15

berkembang dimasyarakat yang dikenal masih dalam taraf “gemeinschafr” dengan

pola-pola hubungan antar warga yang didasarkan pada landasar timbal balik

(reciprocity) dan interpersonal.

Antropologi memiliki beberapa subkajian dan salah satunya yaitu

antropologi kesehatan. Secara umum antropologi kesehatan didefenisikan sebagai

aktivitas formal antropologi yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

Antropologi kesehatan menurut Foster dan Anderson (1978) adalah displin yang

memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku

manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah

kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Dalam defenisi yang dibuat Foster dan Anderson (1978) dengan tegas disebutkan

bahwa antropologi kesehatan studi objeknya adalah tentang yang mempengaruhi

kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi kesehatan dalam konseptual

mengkaji masalah-masalah yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial

budaya.

Di Indonesia terdapat sangat banyak sistem pengobatan tradisional yang

masih digunakan oleh masyarakat antara lain sistem pengobatan tradisional suku

karo yaitu patah tulang atau sering disebut dengan dukun patah. Pengobatan

tradisional yang mengupayakan pengembalian fungsi anggota gerak yang tidak

normal akibat patah tulang atau sejenisnya. Pengobatan tradisional patah tulang

atau dukun patah hampir terdapat di semua provinsi di Indonesia. Khususnya di

provinsi Sumatera Utara ada berbagai jenis dukun patah tulang yaitu mulai dari

Universitas Sumatera Utara

Page 16: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

16

dukun patah guru singa, dukun patah pergendangen, dukun patah malumta dan

dukun patah batuerdan.

Dukun patah batuerdan yang akan menjadi kajian sebagai bahan penelitian

karena dukun patah batuerdan ini menjadi satu-satunya dukun patah yang ada di

daerah Sumatera Utara tepatnya di Kab.Dairi, kecamatan Tigalingga. Dimana

pengobatan ini menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari rempah-rempah

tradisional tanpa campuran bahan kimia dan masih sangat alami. Hampir seluruh

bagian dari tumbuhan dijadikan sebagai obat tradisional mulai dari batang, akar,

daun , batang dan sebagainya. Yang membuat dukun patah Batuerdan berbeda

dengan dukun patah lainnya yaitu dilihat dari proses pengobatan yang dilakukan

oleh dukun patah Batuerdan ini, ramuan yang digunakan serta syarat ataupun

pantangan-pantangan yang berlaku dalam proses penyembuhan yang dilakukan

oleh dukun patah ini.

Dukun patah Batuerdan ini menjadi dukun patah yang sangat dipercaya

masyarakat di daerah Tigalingga karena sangat banyak masyarakat yang telah

merasakan kesembuhan dari sistem pengobatan tradisional patah tulang ini.

Dukun patah Batuerdan ini sudah melakukan pengobatan sekitar kurang lebih 75

tahun dan hal ini yang dipercayakan masyarakat sekitar untuk tetap memilih

pengobatan tradisional dibandingkan dokter atau medis. Alasan lain masyarakat

memilih dukun patah Batuerdan karena biaya pengobatan yang tidak terlalu besar.

Biaya pengobatan dukun patah Batuerdan ini memang memiliki tarif harga tetapi

masih dilihat juga dari tingkat ekonomi dari sipasien yang sedang berobat, bahkan

kadang ada saat dimana keluarga sipasien dan pengobat nego harga biaya

Universitas Sumatera Utara

Page 17: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

17

pengobatan dan apabila dibandingkan dengan pengobatan yang moderen atau

medis, biaya yang dikeluarkan oleh pasien akan lebih sedikit.

Kebanyakan masyarakat Tigalingga juga percaya terhadap bahan-bahan

tradisional yang digunakan oleh dukun patah sebagai obat penyembuh karena obat

tradisional yang digunakan dianggap tidak memiliki efek samping saat digunakan

sedangkan pengobatan moderen harus menjalani operasi yang bisa saja

mengamputasi atau menggunakan pen (plat atau alat untuk menyambung tulang

yang patah, biasanya terbuat dari logam). Dan bila menggunakan pengobatan

tradisional masyarakat juga lebih merasa dekat dengan sipenyembuh atau dukun

patah karena pengobatan tradisional ini lebih melibatkan diri kepada pasiennya

dengan cara rutin memeriksa bagian-bagian yang sakit pada pasien.

Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwasanya setiap masyarakat

mempunyai pemikiran yang berbeda tentang jenis pengobatan, seperti halnya

dukun patah, terlihat masih sangat banyak masyarakat yang menggunakan

pengobatan tradisional ini. Pentingnya dukun patah dalam masyarakat tidak hanya

menyangkut aspek sosial tetapi juga aspek budaya. Disamping mempunyai

peranan sosial tertentu juga merupakan suatu sistem budaya masyarakat yang

keberadaannya sesuai dengan kebutuhan dan pemikiran masyarakat.

Disini penulis ingin mengetahui bagaimana asal-usul pengobatan ini,

proses pengobatan dukun patah tradisional ini dan membuatnya berbeda dengan

dukun patah lainnya, karena pada umumnya dukun patah khususnya di Medan

menggunakan minyak sebagai ramuan pengobatan mereka dan ini menjadi

perbedaan antara dukun patah Batuerdan dengan dukun patah yang lainnya seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 18: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

18

dukun patah pergendangen dan dukun patah sebayang yang ada di jalan jamin

ginting dan kedua dukun patah ini jaraknya tidak terlalu jauh, si peneliti pernah

mewawancari kedua dukun patah ini dan keduanya menggunakan minyak sebagai

ramuan pengobatan mereka dan pengobatan dukun patah singa yang diteliti oleh

Ida Rahmadewi `juga menggunakan minyak sebagai ramuan obat serta salah satu

dukun patah malumta yang diteliti oleh Naomi Nova yang juga menggunakan

minyak sedangkan dukun patah yang akan di teliti oleh peneliti dukun patah yang

menggunakan air sebagai ramuan obat. Perbedaan dukun patah ini dengan lainnya

yaitu letak dan nama pengobatannya. .

1.2 Tinjauan Pustaka

Pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan dengan cara

obat, dan pengobatannya, yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan

turun-temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan berupa tumbuhan, hewan,

mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan secara turun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Zulfikli 2004:2).

Melalui praktek-praktek perdukunan yang berbeda satu dengan yang

lainnya , terjadi interaksi yang memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan

sosial, khusunya perubahan sosial dalam bidang kesehatan dan lebih khususnya

lagi menyangkut bagaimana corak praktek-praktek perdukunan dikemudian hari

(Sobary, 2003:141). Menurut Boedhihartanto, pengobatan tradisional dapat

dikelompokkan berdasarkan kekhususannya antara lain: dukun bayi, dukun pijet,

Universitas Sumatera Utara

Page 19: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

19

dukun sangkal putung (dukun patah tulang), dukun jamu, dukun ramal, dukun

pawang, dukun sunat, dukun suwuk dan dukun sembur, dukun jiwa, dukun

sihir(dukun pelet, dukun santet, dukun tuji, dukun klenik, dukun tenung), dan

dukun susuk (Boedhihartono,1992:76).

Dukun patah tulang merupakan suatu bentuk pengobatan tradisional yang

masih cukup banyak dipakai oleh penderita sebagai alternatif terhadap cara

pengobatan yang diberikan oleh ilmu kedokteran (Mangunsudirdjo 1992:76).

Patah tulang menurut ilmu kedokteran adalah suatu patahan pada kontinuitas

struktur tulang, yang biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang mendadak.

Patah tadi mungkin lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan

bagaan tipis dari luar tulang, biasanya patahan itu lengkap dan fragmennya

bergesr dari posisinya. Kalau kulit diatasnya robek atau berhubungan dengan

bagian tulang yang patah, disebut patah tulang terbuka yang cenderung mengaami

infeksi (Hasan,2002:3). Patah tulang pada garis besarnya ada dua jenis, yakni

pertama patah tulag tertutup, artinya tulang tidak sampai mencuat keluar

menembus jaringan kulit, dan yang kedua patah tulang terbuka, yakni tulang

menembus jaringan kulit sehingga tulang yang patah itu terlihat

(Machfoedz,2005:72). Tujuan umum dari penanganan patah tulang (fraktur)

adalah mengusahakan penyembuhan tulang dalam posisi dimana tidak ada

kelainan fungsional, dan patah tulang umumnya akan sembuh bila dilakukan

reposisi yang adekuat dan fiksasi yang memadai. Cara pengobatan yang

diberikaan yakni mengusahakan reposisi dengan cara “mengurut” dan fiksasi

dengan karton atau kayu (Mangunsudirdjo,1992:82).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

20

1.2.1. Konsep Penyembuhan Penyakit

Penyembuhan terhadap suatu penyakit didalam sebuah masyarakat

dilakukan dengan cara-cara yang berlaku didalam masyarakat sesuai dengan

kepercayaan masyarakat tersebut. Ketika manusia menghadapi berbagai masalah

didalam hidup, diantaranya sakit, manusia berusaha untuk mencari obat untuk

kesembuhan penyakitnya itu. Bukan hanya pengalaman, faktor sosial, faktor

budaya dan faktor ekonomi yang mendorong seseorang mencari pengobatan. akan

tetapi, organisasi sistem pelayanan kesehatan, baik moderen maupun tradisional,

sangat menentukan dan berpengaruh terhadap perilaku mencari pengobatan

(Rahmadewi,2009).

Secara umum, Kalangie membagi sistem medis kedalam dua golongan

besar, yaitu sistem medis ilmiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu

pengetahuan (terutama dalam dunia barat) dan sistem non medis (tradisional)

yang berasal dari aneka warna kebudayaan manusia (Rahmadewi, 2009).

Pengobatan kedokteran berbasis pembuktian ilmiah, sedangkan pengobatan

tradisional berdasarkan kearifan lokal yang berasal dari kebudayaan masyarakat,

termasuk diantaranya pengobatan dukun, yang dalam mengobati penyakit

menggunakan tenaga gaib atau kekuatan supranatural. Pengobatan maupun

diagnosis yang dilakukan dukun selalu identik dengan campur tangan kekuatan

gaib ataupun yang memadukan antara rasio dan batin.

Pemahaman perilaku penyembuh untuk mencapai kesempurnaan ilmu

penyembuhannya, menurut Clifford Geertz (1981:117), guna memperoleh

kemampuan menjadi penyembuh, disamping diwarisi, diperoleh juga melalui

Universitas Sumatera Utara

Page 21: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

21

belajar. Pada dukun priayi cenderung menekankan disiplin bertapa, puasa yang

panjang dan meditasi yang lama. Santri biasanya menggunakan ayat-ayat Al-

Qur’an yang ditafsir secara mistik atau menggunakan potongan-potongan dari

tulisan Arab.

1.2.2. Konsep Sehat dan Sakit

Keadaan sehat yang dimiliki oleh manusia sangat membantu manusia

dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Oleh karena itu manusia akan selalu

menajaga kesehatanya dan mengembalikan kesehatannya jika mreka dilanda sakit.

Mengenai gangguan kesehatan maka akan ditemukan keluhan sakit (illness) dan

gejala penyakit (disease). Sarwono (2007:31) mengatakan secara ilmiah penyakit

(disease) diartikan sebagai gangguan fisiologis dari suatu organisme sebagai

akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Penyakit atau disease ini bersifat

obyektif kata sarwono . Sebaliknya, sakit (illnes) merupakan penilaian individu

terhadap pengalaman menderita suatu penyakit yang disebut dengan fenomena

subyektif.

Gangguan kesehatan merupakan konsekuensi perilaku yang berwujud

tindakan yang didasari (diketahui) atau tidak disadari (tidak diketahui) merugikan

kesehatan atau menurunkan derajat kesehatan siperilaku sendiri, atau orang lain,

atau suatu kelompok. Gangguan kesehatan yang dimaksud disini tidak hanya

terbatas pada kategori penyakit fsik dan mental secara indivdu dan kelompk tetapi

juga kategori kesejahtraan sosial.

Menurut WHO (1974) mengatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan

yang sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau

Universitas Sumatera Utara

Page 22: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

22

kelemahan. Menurut White ( dalam Zulkifli, 2004) sehat adalah suatu keadaan

dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun tidak

terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Dari beberapa defenisi sehat

dapat ditarik kesimpulan bahwa sehat adalah kondisi dimana terbebas dari

berbagai macam gangguan misalnya, fisik, emosi, sosial dan kultural, dan tidak

mempunayi keluhan atau tanda-tanda yang tidak menggangu kegiatan sehari-hari

manusia. Sakit (illnes) adalah penelian individu terhadap pengalaman menderita

suatu penyakit, sehingga sakit merupakan bersifat subjektif. Sakit adalah keadaan

dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan seseorang berkurang

atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.

Sedangkan penyakit (disease) adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu

organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan, sehingga

penyakit merupakan bersifat objektif. Sesuatu disebut sebagai penyakit

berdasarkan sesuatu diluar diri yang mengalaminya, seseorang mungkin saja

memiliki gangguan pada salah satu anggota tubuhna yang secara objektif

merupakan suatu penyakit, namun ia tidak merasa sakit dan tetap dapat

melakukan aktivitas dengan normal. Begitu juga sebaliknya, seseorang bisa saja

merasa tidak enak badan dan gejala-gejala lainnya. Untuk menjelaskan suatu

penyakit, manusia memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap suatu gejala-

gejala yang dirasakan. Pandangan manusi terhadap suatu gejala-gejala yang

dirasakan. Pandangan manusia terhadap gejala yang dirasakan menjelaskan

tentang adanya penyakit disebut dengan etiologi penyakit. Foster dan Anderson

membaginya kepada dua bagian yaitu personalistik dan naturalistik. Personalistik

Universitas Sumatera Utara

Page 23: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

23

adalah suatu etiologi yang menganggap munculnya penyakit (ilness) disebabkan

oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (sihir

atau gaib).

Konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh manusi melahirkan suatu bentuk

perilaku, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Berikut beberapa pengertian yang

berkaitan dengan perilaku sehat dan perilaku sakit (Marimbi, 2009:108):

1. Perilaku sehat (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk

juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit , kebersihan perorangan,

memilih makanan, sanitasi dan sebagainya.

2. Perilaku sakit (illnes behavior) adalah segala tindakan atau kegiatan yang

dilakukan seorang individu yang merasakan sakit untuk merasakan dan mengenal

keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini kemampuan atau

pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta

usaha-usaha mengobati penyakit tersebut.

Begitu juga mengenai sistem perawatan kesehatan yang dipilih oleh

informan terbagi ata 3 ( kalangie, 1994:29):

a. Sistem perawatan kesehatan populer umum

Sistem perawatan ni dikenal dengan istilah self trearment atau dengan

home remedies, dimana pencegahan atau pengobatan yang dilakukan condong

disediakan untuk gangguan kesehatan oleh penderita atau keluarganya (secara

emik) dianggap ringan atau masih bisa diatasi sendiri. Komposisi obat yang

Universitas Sumatera Utara

Page 24: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

24

digunakan umumnya adalah yang dapat dibeli bebas di apotek, toko obat atau

warung, disamping obat-obat tradisional yang dibeli atau dibuat sendiri.

b. Sistem perawatan kesehatan kedukunan/tradisional

Sistem perawatan kesehatan kedukunan/tradisional ini berpegang pada

kepercayaan, pengetahuan serta praktek pencegahan dari penyakit serta

pengobatan yang diperoleh dalam proses pewarisan tradisi dari genarasi kegenari

dalm bentuk-bentuk personalistik atau nauralistik, atau kedua-duanya.

c. Sistem perawatan kesehatan profesional

Sistem perawatan kesehatan profesional ini ditangani oleh para profesional

(dokter atau paramedik) yang berkehlian berbagai jenis.

Sistem medis adalah pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi yang

menyangkut perilaku yang sengat untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil

dari tingkah laku khusu tersebut belum tentu menghasilkan kesehtan yang baik.

Terdapat sutu struktur universal yang mendasari semua sistem medis untuk

memudahkan kita dalam pemahaman dan studi yang sifatnya berhubungan dengan

peranan dan kewajiban-kewajiban antara pasien dan penyembuh atau bisa

dikatakan sebagai tenaga kesehatan.

Didalam sistem medis pengobatan tradisional masih digunakan karena

model pengobatan ini dianggap suatu pengobtan yang diperoleh secara turun-

temurun, atau berguru melalui pendidikan, baik asli maupun yng berasal dari luar

indonesia, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat,

(dokter atau paramedik) yang berkeahlian berbagai jenis.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

25

Dikutip dari buku kebudayaan (kalangie,1994:40) bahwa berkaitan dengan

pengertia sehat, sakit, sakit dan penyakit diatas, dasar utama dari penentuan

apakah seseorang tersebut sehat atau sakit adalah apakah seseorang tetap dapat

menjalankan peranan-peranan sosialnya sehari-hari seperti biasanya atau tidak.

Hal tersebut berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap kondisi kesehatanya

yang hanya dilakukan oleh yang bersangkutan secara pribdai tetapi berlangsung

dalam jaringan sosialnya dengan komponen-komponen perkelompokan, seperti

kekerabatan , persahabatan, tetangga, pekerjaan dan komunitas.proses ini berlaku

pula dalam mengambil keputusan perawatan medis untuk seseorang yang sakit.

Sebelum keputusan dibuat, saran-saran atau pendapat diperoleh atau diminta dari

berbagai kelompok sosial ini.

Kalangie (1994:54) mengemukakan bahwa rasa sakit bukan penyakit bila

tidak mengganggu aktivitas dan fungsi pokok misalnya makan, minum, buang air,

tidur dan aktivitas sehari-hari lainnya. dari pendapatnya ini secara implisit

Sudarma juga mengatakan bahwa rasa sakit yang dialami oleh manusi

kemungkinan juga penyakit. Dikatakan demikian ketika rasa sakit tersebut sudah

menimbulkan gangguan pada aktivtas manusia.

Dari beberapa pandangan tentang konsep sakit diatas terdapat perbedaan

pengertian atara keluhan sakit (illnes) dengan penyakit (disease). Keluhan sakit

dapat dikatakan bersifat subjektif karena berasala dari penilaian atau prasangka

orang yang merasa mengalami gangguan kesehatan. Orang tersebut memberikan

penilaian berdasarkan pada pengalamannya ketika mengalami gangguan

kesehatan. Asumsi perasaan sakit ini bisa tepat bisa tidak, karena bisa saja ketika

Universitas Sumatera Utara

Page 26: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

26

dilakukan pengobatan oleh ahli medis tidak ada gangguan dengan fungsi

tubuhnya. Jadi keluhan sakit ini sifatnya merupakan dugaan kuat saja. Hal

tersebut menurut Foster dan Anderson merata ada disetiap masyarakat,

perbedaannya hanya pada tingkat persepsi atau pemaknaanterhadap kedua konsep

tersebut.

1.2.3 Sistem Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional merupakan keseluruhan dari pengetahuan,

keterampilan, dan praktek yang ada berdasarkan teori, keyakinan serta

pengalaman yang memiliki adat istiadat berbeda dimasing-masing daerah yang

pemanfaatannya dalam menjaga kesehatan meliputi pencegahan, pemeliharaan

kesehatan, diagnosa, pengobatan baik secara fisik maupun jasmani. Pengobatan

tradisional juga biasanya disebut dengan pengobatan alternatif (Supriadi,2014).

Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Alam Indonesia dengan

keanekaragaman hayati merupakan sumber kecantikan yang tidak ada habisnya.

Pada zaman yang sudah serba modern ini, ternyata pengobatan tradisional masih

diakui keberadaannya oleh masyarakat Indonesia. Istilah kembali ke alam atau

sering disebut dengan back to nature menjadi pembicaraan yang sangat sering

didengar karena semakin banyaknya manfaat pengobatan tradisional yang

dirasakan oleh masyarakat kita.

Pengobatan tradisional ini adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari

ilmu kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang diturunkan secara lisan

maupun tulisan yang berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Dalam tiga puluh

tahun terakhir ini berbagai istilah telah digunakan untuk cara-cara pengobatan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

27

yang berkembang dimasyarakat. WHO menyebut hal tersebut dengan “traditional

medicine” atau pengobatan tradisional. Namun demikian ada juga dari kalangan

ilmiah yang menyebutkannya dengan “traditional healing” atau penyembuhan

tradisional. Ada juga yang menyebutkannya dengan folk medicine, etho medicine,

indigenous medicine dan laternative medicine (Agoes, 1992:59).

Untuk memudahkan penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan

istilah pengobatan alternatif, sebab dengan istilah ini dapat ditarik garis tegas

perbedaan antara pengobatan moderen dengan pengobatan diluarnya dan juga

dapat merangkum sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti pengobatan

tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari budaya turun-temurun

yang khas dari suatu etnis (etnomedicine), pengobatan alternatif sendiri mencakup

seluruh pengobatan tradisional, dan pengobatan alternatif adalah pegobatan yang

telah diakui oleh pemerintah.

Pengobatan ataupun penyembuhan yang paling banyak dijumpai di Indonesia

baik itu di kota maupun di desa adalah jenis pengobatan alternatif yang

berlatarbelakang akar budaya tradisi suku bangsa maupun agama Indonesia.

Pengobat (curer) ataupun penyembuh (healer) dari jasa pengobatan manapun

penyembuh tersebut sering disebut dengan tabib ataupun dukun. Pengobatan

maupun diagnosa yang dilakukan tabib ataupun dukun tersebut selalu identik

dengan campur tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuatan

rasio dan batin.

Menurut pendapat organisasi kesehatan dunia (WHO) ada beraneka-macam

jenis pengobatan tradisional yang bisa dibedakan lewat cara-caranya. Perbedaan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

28

ini dijelaskan sebagai terapi yang berdasarkan cara-cara seperti terapi spritual

yang terkait hal gaib atau terapi dengan menggunakan jarum. Jenis terapi yang

kedua berdasarkan obat-obatan seperti jamu dan pengobatan herbal (Timmermans

2001:1). Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang berdasrkan

mantra-mantra dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan alat-alat. Tidak ada

pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khususnya

pengobatan yang pakai cara-cara spritual. Ini tergantung pada faktor keahlian dan

apakah pengobatan ini bisa ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang

bersifat obat-obat Cina seperti jamu dan pengobatan herbal dapat dituliskan

kedalam sebuah buku dan bisa dipelajari dengan adanya buku tersebut. Sedangkan

pada pihak pengobatan alternatif yang dipengaruhi supranatural atau metafisik

tidak bisa dipelajari dari buku, pelajaran hidup ataupun pendidikan pengobatan

yang yang terkait dengan gaib karena pengobatan alternatif ini hanya bisa dilatih

oleh orang yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang pengobatan. Keahlian

ini biasanya bersifat turun-temurun atau bakat dari Tuhan, karena tidak semua

orang bisa memilih berlatih pengobaan alternatif atau pengobatan tradisional yang

terkait dengan hal-hal yang bersifat gaib. Akan tetapi, organisasi sistem pelayanan

kesehatan, baik modern maupun tradisional sangat menentukan dan berpengaruh

terhadap perlaku mencari pengobatan (Rahmadewi,2009). Secara umum Kalangie

membagi sistem medis kedalam dua golongan besar, yaitu sistem medis ilmiah

yang merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan (terutama dalam dunia

barat) dan sistem non medis (tradisional) yang berasal dari aneka warna

kebudayaan manusia (Rahmadewi,2009). Pengobatan kedokteran berbasis

Universitas Sumatera Utara

Page 29: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

29

pembuktian ilmiah, sedangkan pengobatan tradisional berdasarkan kearifan lokal

yang berasal dari kebudayaan masyarakat termasuk diantaranya pengobatan

dukun, yang dalam mengobati penyakit menggunakan tenaga gaib atau kekuatan

supranatural. Pengobatan maupun diagnosis yang dilakukan dukun selalu identik

dengan campur tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuatan

rasio dan batin.

Pengobatan tradisional memiliki akar sejarah perkembangaan kebudayaan

bangsa Indonesia. Jenis pengobatan ini berdasarkan tradisi-tradisi budaya yang

diwariskan secara turun-temurun oleh suku bangsa (etnis) yang ada di Indonesia.

Contoh dari jenis penyembuhan ini adalah erpangir. Erpangir merupakan salah

satu penyembuhan yang berasal dari suku bangsa batak Karo. Penyembuhan ini

merupakan upacara penyembuhan yang diwariskan suku bangsa Batak Karo

secara turun-temurun. Epangir daam bentuk upacara penyembuhan yang diiringi

pembacaan mantra dan iringan musik tradisional Karo yang diperankan dan

dijalankan oleh Guru Sibaso sebagai penyembuh (Bangun,1996:166). Dalam jenis

penyembuhan ini keahlian yang didapatkan biasanya diperoleh secara turun

temurun. Namun, ada juga yang keahlian penyembuhan yang diperoleh dengan

perjuangan fisik dan mental yang sangat berat seperti dalam mendapatkan ilu

penyembuhan Ajian Antabuga, Ajian Aji Anjan Kemayun yang memiliki seorang

paranormal (Masrury, 1997:33-40).

1.2.4 Pengobatan Tradisional Indonesia

Berdasarkan Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1076/MENKES/SK/VII/2013 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional

Universitas Sumatera Utara

Page 30: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

30

menyatakan bahwa, pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan

dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu pada pengalaman, keterampilan

turun-temurun atau pendidikan/pelatihan dan diterapkan sesuai dengan norma

yang berlaku dalam masyarakat (Menkes RI,2013), dan dalam pasal tiga

dikatakan bahwa pengobat tradisional diklasifikasikan dalam jenis

keterampilan,ramuan,pendekatan agama dan supranatural.

a. Pengobat tradisional mempunyai keterampilan yang terdiri dari :

Pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, alupresuris,

akupunturis dan chiroprator.

b. Pengobat tradisional ramuan yaitu pengobat tradisional dengan

ramuan Indonesia: jamu, gurah, tabib, shinse, homeopathy dan

aromatherapist,

c. Pengobatn tradisional dengan menggunakan pendekatana agama:

Agama Kristen, Agama Islam, Katolik ataupun Budha dan Hindu.

d. Pengobatan tradisional supranatural terdiri dari pengobat

tradisional : tenaga dalam (Prana), paranormal, reiky master,

qigong dan dukun kebatinan.

Sesuai dengan Keputusan Seminar Pelayanan Pengobatan Alternatf

Departemen Kesehatan RI (1978), terdapat dua defenisi pengobatan Indonesia

(PETRIN), yaitu a) ilmu dan seni pengobatan yang dilakukan oleh pengobatan

tradisional Indonesia dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai upaya penyembuhan, pencegahan

penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan sosial

Universitas Sumatera Utara

Page 31: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

31

masyrakat. b) usaha yang dilakukan untuk mencapai kesembuahn, pemeliharaan

dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara berpikir,

kaidah-kaidah atau ilmu diluar pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan

secara turun-temurun atau diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan cara-

cara yang tidak lazim dipergunakan dalam ilmu kedokteran, yang antara lain

meliputi akupuntur, dukun, jamu dan lain-lain (Ratna,2010).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan telah ditulis tentang pengobatan altenatif. Walaupun tidak secara

eksplisit menggunakan konsep alternatif, dalam undang-undang tersebut

digunakan konsep pengobatan tradisional. Pada Bab I pasal & dinyatakan

“Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat

dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun-

temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Seperti yang tercatat dalam Undang-undang tersebut, pengobatan

tradisional berkaitan dengan cara, pengobatan maupun obat yang didasarkan pada

pengetahuan maupun pengalaman yang diperoleh secara turun-temuun. Hal itu

juga tampak dari defenisi tentang obat tradisional. Dalam Undang-undang itu

dikatakan “Obat tradisional” adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) ataupun

campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

World Health Organisation atau yang sering disebut dengan badan WHO

menyatakan, pengobatan tradisional adalah ilmu dan pengobatan berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

32

himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan

secara ilmiah maupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi dan

pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun sosial.

Dalam pengobatan tradisional Indonesia sangat banyak pelayanan

kesehatan yang harus diperhatikan. Salah satu standarisasi dari pengobatan

tradisional tersebut. dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu pengobatan

tradisional akan dapat ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya berbagai

efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggungjawabkan, akan dapat

dihindari (Zulkifli,2004). Standarisasi diharapkan mampu mengatasi berbagai

efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk iu

dalam undang-undang Kesehatan Rino tahun 1992 pasal 47 menyatakan perlu

adanya pembinaan, pengawasan dan pengembangan terhadap pengobatan

alternatif sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

KepMenkes No.1076/Menkes/SK/VII/2013 pasal empat disebutkan bahwa

semua pengobat tradisional wajib mendaftarkan diri kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupatan?Kota setempat untuk memperoleh Surat Terdaftar Pengobat

Tradisional (STPP). Pengobat tradisional yang metodenya telah memenuhi

persyaratan, pengkajian, penelitian, dan pengujian serta bukti aman yang

bermanfaat bagi kesehatan dapat diberikan SPTT oleh Kepala Dinas Kesehatn

Kabupaten/Kota setempat. Hal in dimasukkan agar Dinas Kesehatan dapat

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengobatan tradisional tersebut.

Misalnya di wilayah kecamatan pengobatan tradisional tersebut maka puskesmas

kecamatan tersebut yang akan melakukan pengawasan dan memberikan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

33

pembekalan tehadap kebersihan bahan-bahan yang dijadikan obat dan sehat

konsumsi.

Menurut keputusan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1076/Menkes/SK/VII/2013 telah mengatur dalam penyelenggaraan

pengobatan tradisional mempunyai prinsip sebagai berikut: 1. Tidak

membahayakan jiwa atau melanggar susila dan kaidah agaa serta kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diakui di Indonesia, 2. Aman dan

bermanfaat bagi kesehatan, 3. Tidak bertentangan dengan upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat, 4. Tidak bertentangan dengan norma dan nilai yag

hidup dalam masyarakat (Menkes RI,2013).

1.2.5 Pengobatan Tradisional di Sumatera Utara

Maraknya pemanfaatan jasa diluar medis moderen yang ilmiah merupakan

suatu bukti bahwasanya sistem kesehatan masyarakat telah mengarah pada

revitalisasi sistem pengobatan tradisional dan sejenisnya yang sebahagian besar

lahir dari tradisi pengobatan yang didasari oleh akar budaya maupun nilai agama

masyarakat. Revitalisasi berarti mementingkan kembali atau suatu proses

pengutamaan, pemunculan suatu hal yang pernah ada pada saat masa lalu. Dengan

kata lain sistem pengobatan tradisional yang kemudian disebut dengan

pengobatan alternatif kembali penting, diutamakan atau dimunculkan dalam

sistem kesehatan nasional.

Sistem medis tradisional pada saat sekarang ini merupakan sistem

pengobatan atau penyembuhan yang banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 34: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

34

masyarakat Indonesia, tidak terkecuali penduduk yang ada di Sumatera Utara .

Pemanfaatan jasa pengobatan alternatif pada masyarakat Medan atau kota lainnya

bukan sekedar fenomena temporal dan kondisional, akan tetapi sudah menjadi

suatu fakta sosial yang tersebar luas dan diterapkan secara universal di berbagai

lapisan masyarakat Indonesia. Masyarakat di Kota Medan terdiri dari berbagai

macam kelompok etnis dan beragam lapisan baik dalam tingkat pendidikan,

kemapuan ekonomi, adat istiadat dan masih banyak yang lainnya lagi. Medan

sebagai Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang

memiliki keadaan masyarakat seperti yang ada di jelaskan diatas, disamping kota-

kota lainnya di Indonesia sebagai dampak urbanisasi.

Salah satu indikator yang mendukung tentang meluasnya pemanfaatan jasa

pengobatan alternatif adalah banyaknya sarana jasa pengobatan tersebut di kota

Medan. Menurut pengamatan tempat praktek pengobatan alternatif di Kota Medan

Sumatera Utara sudah sangat banyak dan sangat beragam. Hampir disetiap

pelosok Kota Medan banyak dijumpai lokasi-lokasi praktek pengobatan alternatif,

tetapi untuk menunjukkan data manivest tentang jumlahnya adalah sangat sulit.

Data tertulis mengenai jumlah, jenis maupun metode pengobatan yang dilakukan

oleh sistem pengobatan di Kota Medan tidak dapat dijumpai baik dari Dinas

kesehatan Kotamadya Medan maupun instuisi pengelola kesehatan di Kota

Medan.

Secara umum dapat pula dikemukakan bahwa sebagian besar dari

masyarakat Kota Medan masih mempunyai pendidikan dan tingkat ekonomi yang

rendah. Sekalipun pengaruh modernisasi secara fisik telah berkembang luas dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 35: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

35

masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Namun cara

berpikir tetap sulit dilepaskan dari cara berfikir yang alternatif. Dalam masalah

pelayanan kesehatan , diakui bahan yang berkembang di Kota Medan adalah

pelayanan kesehatan modern yang juga sudah dikembangkan ke pelosok desa

melalui puskesmas. Tetapi tidak semua masyarakat menggunakan pengobatan

moderen tersebut karena sebagian besar masyarakat masih menggunakan

pelayanan kesehatan alternatif.

Data tentang sarana pengobatan aternatif juga penting, sebagai satu elemen

dalam sistem kesehatan masyarakat adalah bermanfaat jika terdapat satu data

tertulis yang mencatat berbagai karakteristik sistem pengobatan alternatif. Sistem

pengobatan medis moderen dan alternatif sama pentingnya, sebab sama-sama

diperlukan oleh masyarakat dalam upaya mendapatkan kondisi kesehatan yang

diinginkan menjadi yang lebih baik. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan

pada tahun 1978 tentang penyembuhan tradisional (traditonal healer) di lima

kabupaten di Sumatera Utara terlihat ada beberapa spesialis dari dukun dikaitkan

dengan jenis penyakit yang dapat ditangani. Penelitian tersebut dilakukan di lima

kabupaten yakni, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Tapanuli utara, Kabupaten

tapanuli Selatan, Kabupaten Nias dan Kabupaten Karo. penyembuh (healer) yang

dijadikan responden merupakan representasi dari lima etnis yang berada di lima

kabupaten tersebut, yakni etns Melayu, Batak Toba, Batak Mandailing, Kari dan

Nias.

Melalui penelitian tersebut didapati bahwa praktek penyembuhan

alternatif/tradisional merupakan praktek penyembuhan yang umum dilakukan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 36: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

36

masih bertahan sebagai sistem kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan

pengobatan alternatif di Kota Medan adalah mengenai kesulitan, sebab tidak

ditemukannya data sekunder yang dapat menunjukkan sarana-sarana pengobatan

alternatif yang masih aktif beroperasi di Kota Medan. Hal ini disebabkan

banyaknya tempat praktek pengobatan alternatif yang tidak mendapatkan izin

praktek dari institusi pemerintahan untuk menangani kesehatan, sebagai

perbandingan penelitian tentang penyembuh tradisional yang dilakukan tahun

1978 di lima kabupaten, Provinsi Sumatera Utara dapat dijabarkan dalam

penelitian ini.

Pelayanan kesehatan sistem medis tradisional secara empirik memberikan

jasa perawatan dan penyembuhan dan bahkan mampu menyembuhkan berbagai

macam penyakit berat atau penyakit secara medis tidak dapat disembuhkan lagi.

Begitu juga di Kota Medan banyak penyakit yang tidak dapat ditangani oleh

pengobatan moderen, sehingga masyarakat beralih kepada sistem medis

tradisional. Banyaknya pemanfaatan jasa diluar medis moderen yang ilmiah

merupakan suatu bukti bahwasanya sistem kesehatan masyarakat telah mengarah

kepada revitalisasi. Sistem medis tradisional dan yang sejenisnya yang sebagian

besar lahir dari tradisi pengobatan yang didasari oleh akar budaya maupun nilai

agama masyarakat. Dengan kata lain sistem medis tradisional yang kemudian

disebut sebagai pengobatan alternatif kembali penting dalam sistem kesehatan

nasional.

Hal ini yang mendukung tentang semakin banyaknya pemanfatan

pengobatan alternatif dikarenakan semakin banyaknya praktek-praktek

Universitas Sumatera Utara

Page 37: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

37

pengobatan alternatif di Kota Medan dan semakin banyak pula masyarakat yang

mau dan tertarik untuk datang kepada penyembuh tradisional untuk mengobati

penyakit yang mereka derita. Sehingga semakin lama sistem pengobatan

tradisional ini pun semakin berkembang cepat ditengah-tengah masyarakat. Dan

bukan berarti sistem pengobatan moderen tidak digunakan lagi oleh masyarakat.

Pengobatan alternatif di Kota Medan sangat beragam jenisnya, ada

pengobatan yang bersifat tradisional sampai kepada penyembuhan alternatif

modern yang merupakan sistem pengobatan yang diadopsi dari tradisi

penyembuhan di luar Indonesia. Melalui pengamatan yang dilakukan ternyata

pada saat sekarang ini telah begitu tersebar di Kota Medan. Hampir di setiap

pelosok terdapat tempat-tempat praktek pengobatan alternatif. Beberapa tempat

praktek ada yang menggunakan papan pengumuman sebagai tanda pengenal

ataupun sebagai media publikasi bagi masyarakat, namun ada juga pada memakai

penyembuh yang tidak memakai media publikasi formal seperti papan

pengumuman atau selebaran. Penyembuhan jenis ini biasanya hanya

mengandalkan informasi yang bersifat primitif, yaitu dari mulut kemulut. Mereka

biasanya beroperasi dalam skala geografis yang kecil, seperti disatu perumahan,

kelurahan maupun lingkungan tertentu. Keahlian yang mereka milikipun biasanya

tidak banyak, artinya spesifikasi penyakit maupun terapi yang dimilki sudah

sangat khas. Misalnya dukun kusuk (messages), dukun terkilir dan penyembuhan

lain yang menanganinya penyakit-penyakit ringan seperti batuk, penyakit kulit

dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

38

Penyembuhan ini biasanya juga tidak benar-benar berprofesi sebagai

penyembuh mereka mempunyai profesi utama. Keahlian penyembuh hanya

sebagai pekerjaan sampingan yang dilakukan atas dasar kemanusiaan dan tuntutan

kepercayaan yang mereka miliki. Namun, berbeda dengan pengobatan dukun

patah Batuerdan dalam penyembuhannya menjadikan kegiatan penyembuhan

sebagai pekerjaan yang utama, dimana dukun patah melakukan praktek secara

terbuka di tengah lingkungan masyarakat. Publikasi merupakan faktor penting

bagi kelancaran prakteknya, di depan tempat praktek terdapat papan yang

bertuliskan pengobatan dukun patah Batuerdan..

1.2.6 Perbedaan Dukun Patah Batuerdan dengan Dukun Patah

Lainnya

a. Dukun Patah Guru Singa

Disalah satu skripsi Ida Rahmadewi yang mengangkat judul tentang

Dukun Patah Guru Singa menjelaskan Pengobatan dukun patah Guru Singa ini

menjadi dukun patah yang sangat banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia baik

di Medan dan Jakarta. Dukun patah Guru singa ni terdapat dua tempat di Medan

dan satunya lagi berada di Jakarta. Pengobatan dukun patah ini sama dengan

dukun patah yang lainnya pengobatan yang berasal dari nenek moyang Guru

Singa sendiri. Dukun patah ini juga berasal dari pengobatan dari suku bangsa

Batak Karo. Dan pengobatan tradisional Dukun Patah yang dibahas oleh si

peneliti ini pengobatan tradisional dukun patah Guru Singa yang terdapat di

Jakarta. Pengobatan dukun patah ini didirikan oleh Ngulih Rusli Guru Singa dan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

39

didirikan pada tahun 1972 berlokasi di Cililitan dan kemudian pada tahun 1978

pindah dari Cililitan ke Pondok Kelapa tempatnya hingga sekarang.

Pengobatan patah tulang GS ini melayani pada pasien rawat jalan maupun

ppasien rawat inap. Pasien diobati dengan minyak GS, sup sumsum dan

menggunakan peralatan lainnya. Pada proses pengobatan pata tulang GS ini

menggunakan alat-alat seperti perban putih, kapas, cairan antiseptik, cairan

pembersih (rivanol), minyak GS dan spalk/bidai dengan berbagai ukuran. Spalk

sedang berukuran lebar 5cm panjang 40cm dengan ketebalan 6mm. Spalk besar

berukuran lebar 6cm panjang 62cm dengan ketebalan 9mm.

Apabila ada pasien yang mengalami keseleo pada tangan , kaki, ataupun

bagian tubuh lainnya makapengobat GS akan mengolesi bagian yang sakit

tersebut dengan minyak andalan dari pengobatan dukun patah Guru Singa

tersebut. Minyak GS itu menjadi minyak yang harus selalu dioleskan pasien pada

bagian tubuh yang sakit agar cepat sebuh sama halnya dengan pasien yang

mengalami patah tulang yang parah dan harus menggunakan perban maka di

perban juga akan di tetesi minyak dari Guru Singa tersebut. Dan minyak ini

menjadi ciri khas dari pengobatan tradisional di pengobatan dukun patah Guru

Singa ini. Pengobatan patah tulang GS menggunakan minyak yang terbuat dari

bhan dasar miyak sayur dan bumbu dapur seperti kunyit, kencur, bawang merah,

bawang putih, lada hitam, jintan dan ada bahan rahasia atau racikan dari

pengobatan Guru Singa itu sendiri yang dipakai secara turun-temurun untuk

dijadikan sebuah minyak.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

40

Di dukun patah Guru Singa ini menerima pasien rawat jalan dan pasien

rawat inap . Pilihan ada ditangan pasien yang sakit mau dirawat jalan atau rawat

inap didukun patah Guru Singa ini. Karena dukun patah Guru singa menyediakan

tempat tidur untuk pasien yang sedang rawat inap dan tidak jauh seperti layaknya

rumah sakit yang menyediakan kamar dan tempat tidur bagi pasien yang sedang

sakit. Dan ruang rawat inap ini juga memiliki tingkat harga yang berbeda

permalamnya. Seperti ada tingkat kelas biasa dan kelas vip dan semua tergantung

kesanggupan dari si pasien untuk tidur dan menginap di kelas apa. Dan nama dari

ruangan itu diambil dari nama gunung seperti ruangan sinabung, sibayak dan yang

lainnya. Pada dukun patah ini juga sudah memiliki yang nama staf yang masing-

masing memiliki tugas untuk setiap proses pengobatan yang berlangsung di Guru

Singa ini. Mulai dari administrasi yang dibayar melalui staf , adanya staf yang

memeriksa harian perkembangan dari pasien dan banyak tugas lainnya.

b. Dukun Patah Malumta

Dukun patah ini juga salah satu dukun patah karo yang banyak diketahui

oleh masyarakat di Medan tepatnya dukun patah ini terletak dijalan dr.Masyur dan

dekat dengan Universitas Sumatera Utara. Salah satu skripsi yang dikerjakan oleh

peneliti yang bernama Naomi menjelaskan cara dan proses pengobatan yang

dilakukan dukun patah malumta. Alat-alat yang digunakan pada pasien yang sakit

seperti perban putih, cairan pembersih, splak/bidai. Dan alat-alatnya hampir sama

dengan apa yang digunakan oleh dukun patah Guru Singa.

Pengobatan dukun patah Malumta ini juga menggunakan minyak sebagai

bahan utama diuntuk mengobati sipasien. Setiap pasien yang mengalami sakit

Universitas Sumatera Utara

Page 41: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

41

seperti keseleo, terkilir ataupun apapun itu maka dukun patah ini akan mengolesi

bagian tubuh sipasien dengan minyak khas mereka yang dibuat sendiri dengan

ramuan dari dukun patah Malumta.

Pengobatan tradisional dukun patah Malumta ini juga kurang lebih sudah

hampir sama dengan rumah sakit karena mereka juga menyediakan satu ruangan

dan tempat tidur yang akan digunakan oleh pasien apabila pasien dirawat inap.

Berbeda dengan dukun patah Guru Singa yang menyedakan ruangan yang banyak

dengan tingkat harga kamar atau ruangan yang berbeda maka bedanya dengan

dukun patah malumta yaitu ruangan untuk satu pasien itu beradadisatu ruangan

dan didalamnya ada 10 tempat tidur yang disediakan. Jadi di pengobatan

tradisional dukun patah malumta ini semua pasien ada disatu ruangan. Dan dukun

patah ini juga memiliki pantangan yang tidak boleh dilanggar karena ini menjadi

syarat yang penting dalam tahap penyembuhan sipasien.

c. Dukun Patah Pergendangen

Dukun patah pergendangan ini juga dukun patah yang hampir sama

eksisnya dengan dukun patah Malumta, dukun patah ini juga banyak dikenal

dikalangan masyarakat Kota Medan. Dukun patah ini terdapat di Kota Medan

yang tepatnya di jalan Jamin Ginting berdekatan dengan Rumah Sakit Siti Hajar.

Dukun patah ini juga sudah termasuk dukun patah yang lumayan besar dengan

menyediakan beberapa tempat tidur disatu ruangan. Dan dukun patah ini juga

menyediakan rawat inap untuk pasien yang ingin dirawat di pengobatan tersebut.

Dukun patah ini juga membandrol harga permalam dari setiap pasien yang akan

dirawat inap di dukun patah Pergendangen ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

42

Alat yang digunakan oleh pengobatan tradisional dukun patah

pergendangan ini tidak jauh dengan dukun pata Guru Singa dan dukun patah

Pergendangen yaitu seperti perban, kapas, cairan pembersih dan yang lainnya.

Dan sama seperti dukun patah yang lainnya pengobatan tradisional ini juga

menggunakan minyak sebagai ramuan yang pentng dalam proses pengobatan

yang dilakukan. Minyak ini dibuat langsung oleh dukun Pergendangen dan

menjadi ciri khas minya dukun patah Pergendangen. Minyak ini juga dikemas

dalam botol dan bisa dibeli oleh semua orang. minya ini diracik dengan bahan-

bahan yang sudah menajdi turun-temurun dari nenek moyang dukun patah

pergendangan.

d . Dukun Patah Sebayang

Dukun patah ini ditangani oleh seorang nenek sudah dapat dikatakan tua

dan beliau dipanggil dengan sebutan bayang. Kalau dukun patah Guru Singa,

Malumta, dan dukun patah Pergendangen ditangani oleh laki-laki kali ini dukun

patah sebayang ditangai oleh perempuan. Letak lokasi dari dukun patah sebayang

dijln.Jaminginting dan lokasi dukun patah ini dengan dukun patah Pergendangan

tidak terlalu jauh dan hanya dipisah beberapa rumah saja.Dukun patah ini tidak

terlalu eksis dibandingkan dukun patah yang dijelaskan diatas, proses

pengobatannya hampir sama dengan dukun patah yang lainnya. Dukun patah ini

juga menggunakan minya yang diracik dan dibuat sendiri oleh bayang ini. Minyak

ini juga yang menjadi berperan penting dalam peyembuhan sipasien yang sedang

ditangani. Dukun patah ini hanya menyediakan satu tempat tidur untuk pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 43: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

43

yang akan dirawat. Karena pasien yang ditangani oleh dukun patah ini tidak

seramai dan sebanyak dari dukun patah yang lainnya.

1.3 Perumusan Masalah

Dari uraian diatas maka penulis memfokuskan pada sistem pengobatan

tradisional patah tulang pada etnis karo yaitu dukun patah Batuerdan. Mengingat

ruang lingkup pembahasan yang akan luas sekali, maka peneliti hanya membatasi

sekitar masalah proses penyembuhan Batuerdan. Ruang lingkup masalah yang

diteliti difokuskan kepada:

2. Asal mula pengobatan dukun patah Batuerdan!

3. Bagaimana proses pengobatan tradisional dukun patah?

4. Apa fenomena yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan

dukun patah?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada pun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asal mula dan

berkembangnya dukun patah Batuerdan, proses pengobatan yang dilakukan dukun

patah dan faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan tradisional

dukun patah ini.

Manfaat penelitian ini secara akademis dapat berguna untuk menambah

wawasan dan kepustakaan dibidang Antropologi. Khususnya dalam memperkaya

literatur mengenai kesehatan masyarakat yang dikaji berdasarkan perspektif

Antropologi. Sedangkan manfaat praktisnya yaitu berguna untuk masyarakat

secara umum dalam melakukan pengobatan tradisional.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

44

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif.

Dengan tahan penelitian pra-lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan

diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan unruk

mendeskripsikan mengenai pengobatan tradisional dukun patah Batuerdan.

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, maka diperlukan beberapa

metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini. Pengumpulan data yang

diperoleh dari lapangan melalui observasi dan wawancara yang disebut sebagai

data primer. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari kepustakaan, seperti

buku-buku, jurnal, tesis, laporan penelitian,skripsi, dokumentasi, serta bahan-

bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

5.1.1 Observasi

Peneliti terlebih dahulu mengawali dengan observasi pada lokasi

penelitian. Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

observasi partisipasi yang mangamati pengobatan dukun patah Batuerdan ini.

Peneliti akan mengamati beberapa hal antara lain: Asal mula pengobatan dukun

patah Batuerdan! Bagaimana proses pengobatan tradisional dukun patah? Apa

fenomena yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan dukun patah?

5.1.2 Wawancara

Selain observasi, wawancara juga merupakan teknik pengumpulan data yang

harus dilakukan oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah

wawancara mendalam kepada dukun patah batuerdan dan pasien-pasien yang

melakukan pengobatan di dukun patah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

45

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pengobatan tradisional dukun patah Batuerdan

yang beralamat di jalan Sisimangaraja no 165 , kecamatan Tigalingga, kabupaten

Dairi, Sumatera Utara. Peneliti memilih lokasi penelitian dengan alasan yaitu:

1. Tempat penelitian yang dipilih sipeneliti menjadi tempat sangat dipercaya

oleh orang-orang yang ada di daerah tersebut karena pengobatan

tradisional dukun patah ini menjadi satu-satunya pengobatan patah tulang

di Tigalingga dan sudah sangat lama berdiri.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Desa Tigalingga

Tigalingga adalah salah satu wilayah perbatasan penguasa Belanda dulu

yang disebut sebagai Onderdistrik van Karo Kampung. Kawasan ini meliputi lima

kecamatan yakni Tigalingga, Tanah Pinem, Pegagan Hilir, Juhar Kidupen Manik,

dan Lau Juhar. Dinamai Karo Kampung karena kebudayaannya memang karo dan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

46

kawasan ini merupakan wilayah karo yang masuk wilayah Dairi akibat demarkasi

atau batas pemisah, biasanya ditetapkan oleh pihak yang sedang berperang

(bersengketa) oleh Belanda.

Pada masa perjuangan mlawan penjajahan Belanda, sejarah mencatat

bahwa Raja Sisingamangaraja XII semasa hidupnya cukup lama berjuang di

daerah Dairi, karena wilayah Bakkara dan wilayah toba pada umumnya telah

dibakar habis dan dikuasi oleh Belanda. Kondisi tersebut tidak memungkinkan

lagi untuk bertahan dan meneruskan perjuangannya, sehingga beliau hijrah ke

Dairi, beliau wafat pada tanggal 17 juni 1907 di Ambalo Sienem Koden yang

ditembak atas perintah Komanda Batlion Marsuse Belanda Kapten Cristofel.

Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik Devide Et

Impera maka nilai-nilai, pola dan struktur pemerintah di Dairi mengalami

perubahan yang sangat cepat dengan mengacu pada sistem dan pembagian

wilayah Kerajaan Belanda maka Dairi saat ini ditetapkan pada suatu Onder

Afdeling yang pimpin seorang Cotroleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh

seorang Demang dari penduduk Pribumi/Bumi Putra. Kedua jabatan tersebut

dinamai Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen.

Pemerintah Dairi Landen adalah sebagian dari wilayah Pemerintahan

Afdeling Batak Landen yang dipimpin Asisten Residen Batak Landen yang

berpusat di Tarutung. Sistem ini berlaku sejak dimulainya perjuangan pahlawan

Raja Sisingamangaraja XII dan berlaku juga sampai penyerahan Belanda atas

penduduk Nippon (Jepang) pada tahun 1942. Pada masa itu pemerintah Jepang di

Dairi memerintah cukup kejam dengan kerja paksa membuka jalan Sidikalang

Universitas Sumatera Utara

Page 47: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

47

sepanjang lebih kurang 65 km, membayar upeti dan para pemuda dipaksa masuk

Heiho dan Glugun untuk bertempur melawan Militer Sekutu.

Setelah kemerdekaan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945

maka 18 UUD 1945 menghendaki dibentuknya Undang-Undang tersebut

dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam rapatnya tanggal

19 Agustus 1945 menetapkan Daerah Republik Indonesia untuk sementara dibagi

atas 8 Propinsi yang masing-masing dikepalai oleh Gubernur. Daerah Provinsi

dibagi dalam Keresidenan yang dikepalai seorang residen gubernur dan Residen

dibantu oleh Komite Nasional daerah.

Pada masa Agresi militer I, Belanda berhasil menduduki wilayah Sumatera

Utara Timur yakni Sidikalang, Sumbul, Kerajaan Salak, Tigalingga dan Tanah

Pinem. Disamping itu terjadi juga perjuangan pembentukan daerah otonom yang

mengakibatkan Dairi terdiri dari beberapa kecamatan, Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun !964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat

II Dairi, yang berlaku surat mulai tanggal 1 Januari 1964.

Kecamatan Tigalingga dahulunya merupakan Karo dan bisa dikatakan

sejak lama menjadi model bagi Dairi dalam hal pertanian. Sejak bersentuhan

dengan teknologi pertanian di Masa Hindi Belanda, Karo telah menjadi sentra

agribisnis utama di Sumatera bahkan di Indonesia. Luas Kecamatan Tigalingga

adalah 197 Km yang terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan, yaitu Lau sireme, Lau

Mel, Sukandebi, Lau Molgap, Lau Pakpak, Palding, Bertungen Julu, Palding Jaya

Sumbul, Sarintonu, Juma Gerat, Ujung Teran dan Sumbul Tengah serta

Universitas Sumatera Utara

Page 48: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

48

Tigalingga. Kecamatan Tigalingga merupakan Kecamatan Induk dari Kecamatan

Gunung Sitember yang dulunya merupakan satu Kecamataan.

2.2. Letak dan Kondisi Geografis

Luas kecamatan Tigalingga adalah 197 Km, yang terbagi dari !4 desa

kecamatan Tigalingga terletak antara Lintang Utara: 98o00- 98

o30 dan Bujur

Timur: 2o15-3

o00. Jarak antara kantor Kecamatan Tigalingga dengan Kantor

Bupati adalah 28Km.

Adapun batas-batas Kecamatan Tigalingga secara administratif sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Gunung Sitember

Sebelah Selatan : Kecamatan Pegagan hilir

Sebelah Barat : Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Gunung

Sitember.

Kecamatan Tigalingga dengan Kota Sidikalang dapat ditemput selama 50

menit dengan menggunakan angkutan umumyang berjarak 45Km. Dan

Kecamatan Tigalingga berjarak 316 Km dari Kota Medan dan dapat ditemput

selama 5 jam dengan menggunakan angkutan umum.

2.3. Keadaan Alam

2.3.1. Iklim

Kecamatan Tigalingga berhawa dingin, Kecamatan Tigalingga yang

berjarak hanya sekitar 45 Km dari Kota Sidilang memiliki kesamaan iklim yang

Universitas Sumatera Utara

Page 49: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

49

dingin. Kecamatan Tigalingga megalami dua kali pertukarang musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung pada bulan September

sampai dengan bulan Maret , sedang musim kemarau berlangsung dari bulan April

sampai bulan Agustus.

2.3.2. Keadaan Tanah

Kecamatan Tigalingga berada pada ketinggian 500 samapai dengan 700 m

diatas permukaan laut. Pada umumnya penggunaan tanah yang ada i Kecamatan

Tigalingga in adalah tanah kering. Dari 14 desa yang ada di Kecamatan

Tigalingga umumnya memilih menggunakan tanah kering dibandingkan tanah

sawah, atau penggunaan sebagai bangunan. Penggunaan tanah kering menjadi

sangat dominan dimasyarakat Tigakingga karena pada umunya masyarakat

melakukan aktivitas berkebun dan berladang. Penggunaan tanah yang paling luas

di Kecamatan Tigalingga adalah untuk tanah ladang. Tahah yang digunakan untuk

perladangan yang ada di Tigalingga seluas 12.313 ha. Sebagian besar tanah

perladangan ditanami dengan tanaman seperti: durian, coklat, dan kopi.

2.3.4. Pola Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung,

yang merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan, berfungsi sebagai lingkungan

tempattinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan

penghidupan. Pola permukiman menunjukkan tempat bermukim manusi dan

bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

50

Desa di Indonesi terbentuk dari pembukaan lahan untuk pertanian yang

dilakukan oleh individu atau sekelompok yang akhirnya menetap. Di Kecamatan

Tigalingga permukiman desa dihuni oleh orang-orang yang sekuturunan. Mereka

memiliki nenek moyang yang sama yaitu pada cikal bakal pendiri desar tersebut.

Penduduk Kecamatan Tigalingga terdiri dari 5.512 kk, dengan jumlah penduduk

seluruhnya 21.444 jiwa yang terdiri dari 10.582 jiwa laki-laki dan 10.862 jiwa

perempuan. Rumah-rumah yang ada di kecamatan ini umumnya memnjang dan

lainnya menyebartidak teratur mengikuti jalan kecil.

Jenis jalan umum yang terdapat di Kecamatan Tigalingga adalah jalan

aspal. Jens jalan ini dapat ditemui mulai dari Kota Sidilang sampai dengan

Kecamatan Tigalingga. Kualitas jalan tidak terlalu bagus karena sebagian besar

jalanjalan sudah rusak dan berlubang. Hal ini disebabkan karena jalan umum ini

sudah lama tidak diperbaiki.

Disekitar jalan umum yang terdapat di Tigalingga dapat dilihat perumahan

penduduk. Perumahan penduduk masyarakat umumnya bersifat semi permanen,

rumah penduduk umumnyaterbuat dari papan dan pondasi yang terbuat dari

semen, atap dari rumah penduduk terbuat dari seng aluminium. Adapun rumah

penduduk yang bersifat gedung berada di pusat kecamatan yang berada dekat

dengan pusat pmerintahan dan pasar.

Hasil kebun yang dimiliki oleh masyarakat akan dijual di pasar dan

diperjualbelikan oleh masyarakat yang di pasar. Puncak pasar di Tigalingga ada

pada hari kami setiap seminggu sekali. Masyrakat yang berinteraksi di pasar

berasal dari berbagai daerah yang ada di sekitar Kecamatan Tigalingga.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

51

Masyarakat berasal dari berbagai daerah baik itu dari kota Sidikalang maupun

desa-desa lain yang berada dekat dengan Kecamatan Tigalingga. Masyarakat

ramai berada dipasar karena puncak pasar hanya sekali dalam seminggu, hal ini

mengakibatkan masyarakat harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam jumlah

yang besar supa cukup dalam seminggu.

Disekitar pasar terdapat pusat pemerintahan seperti kantor camat,

puskesmas dan juga kantor polisi. Pusat pemerintahan yang paling dekat dengan

pasar adalah kantor polisi, karena dipasar terdapat interaksi masyarakat dalam

jumlah besar yang sangat dan sangat rentan dengan perselisihan paham. Kantor

camat dan juga puskesmas berada dekat dengan kantor polisi. Kantor pusat

pemerintahan ini berada saling berdekatan supaya masyarakat tidak kesulitan

dalam mengurus sesuatu yang berkaitan dengan ketiga kantor pusat pemerintahan

tersebut.

Selain dari kantor pusat pemerintahan terdapat juga sekolah di Kecamatan

Tigalingga. Tingkatan sekolah yang adalah SD, SLTP, SMA. Seluruh sekolah

yang ada merupakan sekolah negeri dan terdapat sekolah swasta di kecamatan ini

dan lokasi sekolah tidak berada jauh dari pusat pemerintahan. Jenis bangunan dari

seluruh sekolah sudah bersifat gedung dan telah menggunakan sistem belajar yang

berbasis kompetensi. Siswa dari seluruh sekolah umumnya berasal dari

Kecamatan Tigalingga. Sekolah yang memiliki siswa berasal dari daerah lain

adalah SMA, karena SMA tidak berpendapat di seluruh desa yang ada di sekitar

Kecamatan Tigalingga.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

52

Masyarakat di Kecamatan Tigalingga hanya menganut dua agama saja

yaitu Kristen dan Islam. Mayoritas agama yang dianut masyarakat adalah agam

Kristen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana ibadah, terdapat dua gereja dan

satu mesjid. Jenis bangunan dari sarana ibadah tersebut adalah gedung yang besar

seperti gedung serana ibadah pada umumnya.

Jumlah lapangan sepakbola di Kecamatan adalah dua, lapngan sepakbola

berada dekat dengan salah satu sarana ibadah dan dekat dengan gedung sekolah

SMA. Lapangan sepakbola merupakan saran multifungsi bagi masyarakat, karena

lapangan sepakbola ini dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan

masyarakat selain dari fungsi utamanya sebagai lapangan sepakbola. Lapangan

sepakbola sering digunakan masyarakat sebagai pelaksanaan upacara bendera

pada saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan lapangan sepakbola juga merupakan

tempat untuk kampanye politik. Akibat dari multifungsi lapangan sepakbola ini

maka kondisi lapangan sepkbola kurang begitu baik untuk dijadikan sebagai

lapangan untuk bermain sepakbola. Karena kondisi lapangan yang sebagian besar

sudah menjadi tanah dan tidak lagi ditumbuhi rumput, selain itu kondisi lapangan

yang berlubang juga membuat lapangan sebenarnya kurang layak dijadikan

lapangan sepakbola.

Dengan pola permukiman yang memadai, perkembangan olahraga di

kecamatan Tigalingga menjadikannya sebagai salah satu kecamatan yang

berkembang dengan sangat baik. Dengan adanya lapangan yang cukup luas yang

mendukung terlaksananya aktivitas masyrakat, masyarakat cukup antusias untuk

memenuhi lapangan yang biasanya dipakai untuk pertandingan-pertandingan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

53

olahraga khususnya sepakbola. Lapangan ini kemudian dapat digunakan sebagai

tempat untuk berolahraga seperti lari, naik sepeda, raket, bola voli, bola basket

dan lain-lain. di Kecamatan

2.6. Lokasi Pengobatan Dukun Patah Di Tigalingga

Gambar : Peta Kecamatan Tigalingga

Sumber: Internet

Sebelum pengobatan dukun patah ini dibuka di Tigalingga , dulunya

dukun patah ini masih berlokasi di desa Batuerdan . Desa Batuerdan memang

masih kecamatan Tigalingga tetapi jaraknya lumayan jauh dengan pusat kota dari

kecamatan tersebut. Di Batuerdan pengobatan ini dibuka dirumah bolang Sikap

dan juga pernah ditempati oleh bolang Nampat dan sekarang sudah di tempati

oleh Bapak Gusta karena Bolang nampat yang sudah pindah ke Sidikalang karena

mereka juga sudah memiliki cabang di Sidikalang. Rumah mereka yang ada di

batuerdan dijadikan sebagai praktek pengobatan dukun patah Batuerdan.

Sekitar tahun 1990 dukun patah Batuerdan ini pindah ke Tigalingga

tepatnya di Jln.SM.Raja no 165. Alasan mereka membuka praktek di Tigalingga

Universitas Sumatera Utara

Page 54: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

54

karena pusat dari semua aktivitas yang ada di kecamatan itu dilakukan di

Tigalingga sama seperti Tigalingga menjadi kota didaerah tersebut. Lokasi dukun

patah ini sangat strategis dan sangat gampang untuk dicari oleh orang-orang yang

akan melakukan pengobatan. Ditambah lagi pengobatan dukun patah ini menjadi

pengobatan satu-satunya yang ada di Tigalingga, sampai saat ini belum ada

saingan dukun patah Batuerdan dengan dukun patah yang lainnya.

Praktek dukun patah Batuerdan ini sangat dekat dengan pasar Tigalingga

yang diadakan setiap hari kamis, sehingga apabila sudah hari kamis maka

Tigalingga akan sangat ramai karena setiap desa dari kecamatan ini dan desa-desat

tetangga akan datang ke Tigalingga untuk berbelanja. Angkutan dari desa-desa

kecil di Tigalingga puun hanya ada di hari kamis saja dan itu memudahkan orang-

orang untuk datang ke Tigalingga. Dan pada kesempatan itu juga banyak pasien

yang akan datang untuk berobat ataupun hanya kontrol dan bahkan untuk

membeli Lau Batuerdan yang mereka racik sendiri. Dengan adanya pasar

Tigalingga setiap hari kamis sangat berpengaruh terhadap banyaknya pasien yang

datang kepengobatan Batuerdan. Dibagian depan praktek dukun patah ini juga

terlihat sebuah gereja HKBP tigalingga. Apabila kita sudah berada di depan gereja

HKBP maka akan terlihat pamflet yang ukurannya lumayan besar dan ditempel

pada bagian dinding atas pintu dari praktek pengobatan tradisional tersebut, yang

bertuliskan Dukun Patah Batuerdan S.Ginting. S.Ginting itu merupakan singkatan

dari Sikap ginting yang menjadi pendiri pertama dukun patah batuerdan ini, dan

sampai sekarang dipamflet mereka masih dituliskan dengn S.Ginting dan tidak

akan diganti sampai kapanpun. Pengobatan ini juga sangat dekat yang dinamakan

Universitas Sumatera Utara

Page 55: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

55

simpang empat Tigalingga sebagai penghubung satu jalan ke jalan yang lain. Ini

yang membuat lokasi pngobatan Batuerdan ini sangat strategis dibandingkan

dengan lokasi pengobatan yang dilakukan mereka dirumah.

Foto 3 : Pamflet dukun patah Batuerdan

Sumber: Peneliti (2017)

Dari bagian luar praktek dukun patah Batuerdan ini terlihat pamflet yang

berada pada bagian atas pintu, bangunannya yang masih terbuat dari papan dan

seng dijadikan sebagai atapnya. Papan bagian depan dicat berwarna putih dan

bagian pinggirnya dikombinasi dengan warna biru dan bagian atas pintu papan

tidak dicat atau tidak diberikan warna sama sekali. Lantai dari pengobatan ini juga

masih lantai biasa dan belum menggunakan keramik dan terlihat cukup sederhana

sekali yang menggambarkan rumah yang tradisional.

Bagian dalam praktek ini tidak ada terlihat meja ataupun lemari atau kursi

yang mengisi ruangan prakteknya. Saat masuk kedalam ruangan dukun patah ini

Universitas Sumatera Utara

Page 56: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

56

pasien akan duduk ditikar yang sudah dilebarkan ataupun disediakan oleh dukun

patah ini. Dibagian kanan ruangan yang dijadikan sebagai tempat pengobatan ini

terlihat adanya ember berwarna hitam yang berukuran sedang dan ada mangkok-

mangkok plastik yang ukurannya kecil , fungsi dari ember hitam ini sebagai

tempat Lau Batuerdan yang dijadikan sebagai obat untuk pasien. Dan fungsi dari

mangkok kecil ini untuk tempat Lau Batuerdan juga saat Bolang nampat atau

Bapak Gusta mengkusuk sipasien.

Bagian belakangnya ada satu kamar mandi disebelah kiri dan sebelah

kanan ada satu tempat tidur yang terbuat dari bambu yang dijadikan sebagai

tempat tidur pasien. Dibagian belakang tempat praktek dukun patah Batuerdan ini

terlihat sangat banyak jiregen yang berisikan Lau Batuerdan yang dijadikan obat

oleh dukun patah ini.

Tetangga sebelah kanan dari praktek dukun patah ini sebuah grosir yang

menjual perlengkapan bahan pokok yang lengkap sedangkan disebelah kiri dari

pengobatan ini rumah makan muslim yang menyediakan berbagai makanan. Tidak

jauh dari pengobatan dukun patah ini juga terdapat apotik yang lengkap dengan

semua kebutuhan obat-obatan yang diperlukan sipasien. Lokasi ini memudahkan

sipasien untuk mendapatkan semua keperluan yang dibutuhkan.

BAB III

PENGOBATAN DUKUN PATAH BATUERDAN

Pengobatan dukun patah Batuerdan ini pengobatan yang diwariskan secara

turun-temurun dan sudah menjadi dukun patah yang dipercaya masyarakat dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 57: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

57

pengobatannya. Pasien yang diobati akan diberikan Lau Batuerdan sebagai obat

yang ampuh menyembuhkan patah tulang sipasien. Selain itu, pasien akan

diberikan pantangan dalam pengobatan. Dalam hal ini akan dibahas mengenai

proses pengobatan patah tulang dan segala cara serta patah tulang seperti apa yang

sudah berhasil ditangani oleh dukun patah Batuerdan ini.

3.1. Sejarah Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan

Pengobatan dukun patah Batuerdan ini terdapat di Jln.SM.Raja no.165

kecamatan Tigalingga, kabupaten Dairi , Sumatera Utara. Dukun patah ini

memiliki cabang yang ada di daerah Sidikalang dan juga medan. Dukun patah

Batuerdan ini menjadi satu-satunya dukun patah yang sangat dikenal

dimasyarakat Tigalingga karena dukun patah ini sudah sangat lama berdiri dan

masyarakat di daerah ini sudah sangat percaya dan yakin untuk melakukan

pengobatan dipengobatan tradisional ini.

Pengobatan dukun patah Batuerdan ini berdiri sudah sekitar 75 tahun sejak

tahun 1942, masyarakat tigalingga sudah mengetahui adanya pengobatan

tradisional yang ditangani oleh dukun patah yang sangat handal bernama Sikap

Ginting dan biasanya disebut dengan Bolang ginting. Bolang ini menjadi pendiri

dari pengobatan tradisional Batuerdan ini dan beliau salah satu orang yang sangat

dihargai pada waktu itu di Tigalingga. Dan nama pengobatan dukun patah

Batuerdan ini diambil dari nama kampung atau desa yang ditinggali oleh bolang

sikap Ginting ini, alasannya beliau memulai pengobatan ini dari desa Batuerdan

dan beliau serta semua leluhurnya lahir dan tinggal didesa Batuerdan. Sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 58: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

58

beliau tanpa pikir panjang menjadikan pengobatannya dengan nama dukun patah

Batuerdan.

Sebelum tahun 1942 bolang Sikap ini sudah sering dipanggil orang-orang

untuk mengobati berbagai penyakit patah tulang karena semakin banyak

permintaan orang yang berobat maka resmi pada tahun 1942 pengobatan ini

dibuka dirumah bolang Sikap ini yang ada di Desa Batuerdan. Penyebaran nama

dukun patah Batuerdan ini diketahui masyarakat Tigalingga dari mulut kemulut

karena memang pada jaman itu belum ada televisi, radio atau pamflet yang

dijadikan sebagai iklan pengobatan yang akan dibuka atau didirikan oleh Bolang

Sikap ini. Melalui informasi mulut ke mulut maka semakin banyak pasien yang

diterima oleh bolang Sikap ini. Awalnya hanya beberapa pasien saja yang

ditangani oleh bolang ini tetapi menjadi banyak dan tidak terhitung karena orang-

orang yang berobat kepada bolang Sikap ini menceritakan kesembuhan yang

dirasakan setelah berobat di pengobatan dukun patah Batuerdan ini. Bolang

ginting ini memang sudah memiliki pengetahuan supranatural yang berbeda

dengan orang lain untuk mengobati orang-orang yang sakit. Bolang Sikap ini

mendapatkan kemampuan yang berbeda dari orang lain dari leluhur mereka atau

nenek moyang dari bolang ini dan dalam bahasa karo biasanya disebut dengan

Nini-Bulang. Dan dulu memang mereka sangat memuja dan menyembah yang

namanya Nini-Bulang ini karena mereka sangat percaya kepada leluhurnya lah

akan memberikan kekuatan untuk menyembuhakan orang lain.

Setelah bolang sikap Ginting meninggal maka yang menjadi penerus

dukun patah ini anak laki-laki dari Bolang sikap yaitu Nampat Ginting dan orang-

Universitas Sumatera Utara

Page 59: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

59

orang tigalingga juga sering menyebutnya dengan bolang ginting juga karena

umurnya sudah tua. Bolang Nampat Ginting ini mendapatkan pengetahuan untuk

dapat mengobati orang yang sakit seperti patah tulang dan sebagainya dari

bapaknya yaitu bolang Sikap ginting. Sekarang bolang ini berumur sekitar 64

tahun dan sudah melakukan pekerjaan sebagai seorang dukun patah sekitar 41

tahun , disaat usianya masih sekitar 23 tahun bolang ini sudah mulai belajar untuk

meneruskan pengobatan yang sudah dimulai oleh orangtuanya yaitu bolang Sikap

Ginting.

Foto 1: Bolang Nampat Ginting Si Dukun Patah

Sumber: Peneliti (tahun 2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 60: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

60

Bolang ini juga diwarisi kemampuan supranatural yang dapat

menyembuhkan orang-orang yang mengalami patah tulang dari Nini-Bulang yang

mereka percayai. Bolang Nampat ini menjadi generasi kedua sebagai penerus

dukun patah Batuerdan yang handal dan masih sanggup untuk melakukan

pengobatan sampai umurnya sekarang. Walaupun beliau mewarisi kemaampuan

yang lebih dibandingkan dengan orang lain tetapi bolang ini tetaap belajar dari

ayahnya cara-cara dan proses mengobati orang-orang yang patah tulang. Dulu

setiap Bolang Sikap mengobati pasien dirumah mereka maka Bolang Nampat

akan duduk didekat ayahnya untuk melihat proses dan cara yang digunakan oleh

ayahnya, setelah selesai sibolang Sikap mengobati maka bolang Sikap akan

menjelaskan secara rinci bagaimana teknik dari pengobatan tersebut, mulai dari

bagian-bagian tulang yang harus diperhatikan dan bagian-bagian penting yang

harus dihindari, seperti yang diungkapkan bolang Nampat Ginting :

“...Saya dapat mengobati orang yang mengalami patah tulang itu

memang sudah diturunkan atau keturunan dari bapak saya dulu,

dan kalaupun saya sudah diberikan suatu pengetahuan walaupun

keturunan kalau tidak diajari dan diperhatikan bagaimana tekhik

dalam melakukan pengobatan ini tetap saja tidak bisa...”

Dari penuturan Bolang Nampat ini dapat kita simpulkan bahwa

sekali pun seseoang memiliki kemampuan apabila tidak rajin untuk

dipelajari dan sidalami maka tidak akan ada gunanya ilmunya.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

61

Setelah bolang Nampat ini menikah beliau memiliki satu orang anak laki-

laki yang bernama Gusta Ginting dan sekarang menjadi seorang dukun patah

sama seperti leluhurnya. Bapak gusta yang sekarang berusia 40 tahun sudah

melakoni tugasnya sebagai dukun patah dimulai dari umur 22 tahun. Bapak Gusta

sadar bahwa beliau juga bisa mengobati orang sedang mengalami patah tulang

pada saat beliau merantau ke Kabanjahe. Saat beliau kerja di kabanjahe salah

seorang teman kerjanya kecelakaan jatuh dari motor dan mengalami keseleo

dibagian kakinya yang mangakibatkan temannya tersebut tidak dapat berjalan dan

merasakan kesakitan yang luar biasa. Saat kecelakaan berlangsung jam sudah

menunjukkan jam 1 pagi dan itu membuat mereka sulit untuk mencari bantuan

pengobatan dengan keadaan yang sudah sangat larut.

Akhirnya mereka membawa pulang temannya ketempat kosan mereka

yang ada dikabanjahe dengan keadaan yang nekat pak Gusta memberanikan diri

mengusuk kaki temannya tersebut sebagai pertolongan pertama. Sebelumnya

memang pak Gusta sudah tahu kalau beliau memiliki kemampuan untuk

mengobati tetapi untuk mempraktekannya langsung beliau belum pernah. Karena

keadaan yang sangat genting pada saat itu bapak Gusta menjadi berani untuk

melakukan tugasnya yang sesungguhnya sebagai dukun patah. Dengan berdoa

kepada Tuhan dan nini-bulangnya atau leluhurnya yang memberikan kekuatan

yang luar biasa kepada pak Gusta, beliau mengusuk kaki temannya yang keseleo

dan tidak ada rasa bingung pak gusta saat itu harus memulai dari bagian tulang

yang mana harus dikusuk. Dengan nalurinya sendiri yang diikuti oleh pak Gusta

dan kepercayaannya untuk bisa menyembuhkan kaki temannya yang sedang

Universitas Sumatera Utara

Page 62: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

62

mengalami sakit . Setelah mengusuk sekitar sepuluh sampai lima belas menit

dengan menggunakan ramuan lau Batuerdan atau air batuerdan yang menjadi air

pengobatan dari leluhur pak gusta maka temannya bisa merasakan lebih baik

dibandingkan saat belum dilakukan pengobatan. Lau Batuerdan ini selalu dibawa

oleh pak Gusta karena sangat ampuh untuk mengobati keseleo dan berbagai

macam penyakit yang berhubungan dengan tulang dan tubuh manusia.

Foto 2: Dukun Patah Bapak Gusta Ginting

Sumber: peneliti (tahun:2017)

Setelah Pak Gusta memantapkan diri menjadi seorang dukun patah maka

beliau pulang ke desa Batuerdan dan mulai mempelajari proses dan cara-cara

sebagai dukun patah yang handal dan menjadi penerus dukun patah Batuerdan

yang sudah diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

63

3.2. Proses Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan

Pada proses pengobatan dukun patah Batuerdan alat-alat yang digunakan

untuk melakukan pengobatan pada pasien tidak terlalu banyak hanya beberapa

alat saja yaitu perban putih , bidai/splak, dan yang paling penting Lau Batuerdan.

Perban putih ini berfungsi membalut luka yang dialami pasien, sedangkan bidai

yang digunakan yaitu bambu dan syarat bambu ini harus sudah tua karena bambu

yang sudah tua akan lebih lebih kuat dan lebih ringan dibandingkan dengan

bambu yang lebih muda. Bidai ini dibentuk sesuai dengan ukuran pasien yang

akan menggunakan bidai bambu ini dan yang mempersiapkn bidai ini dukun patah

itu sendiri.

Foto 4: Peralatan yang digunakan Dukun Patah Batuerdan

s

Sumber: Peneliti (tahun 2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 64: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

64

Bidai bambu ini fungsinya sangat banyak mulai dari mencegah pergerakan

dan pergeseran tulang yang mengalami cedera, mengurangi terjadinya cedera

yang baru disekitar bagian tulang yang patah, mengurangi rasa nyeri sipasien dan

mempercepat penyembuhan dari cedera yang dialami pasien. Dulunya bidai yang

digunakan oleh dukun patah batuerdan yaitu sanggar bentukya menyerupai bambu

tetapi ukurannya lebih kecil dan biasanya hanya sebesar jari telunjuk orang

dewasa dan ini sangat mudah dibengkokkan dan sangat gampang untuk dibentuk

sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Tetapi penggunaan sanggar ini sudah

tidak dipakai lagi karena efek dari penggunaan sanggar ini membuat ukuran tubuh

misalnya tangan atau kaki lebih kecil dari sebelumnya. Sedangkan penggunaan

bambu pada tangan atau kaki pasien tidak mempengaruhi ukuran tangan atau kaki.

Dalam proses penyembuhan atau pengobatan yang dilakukan oleh dukun

patah ini tidak ada pembedaan antara jenis laki-laki dan perempuan, dari

penuturan dukun patah Batuerdan ini walaupun beliau sedang mengobati atau

mengkusuk lawan jenisnya yaitu perempuan tidak akan ada napsu atau hasrat

seksual yang terlintas dipikiran mereka karena yang membedakan pengobatan ini

adalah faktor umur, penyakit yang diderita, dan kedisplinan pasien dalam

mematuhi saran dan pantangan-pantangan yang diberikan oleh dukun patah

tersebut karena saran dari pengobat sangat penting untuk dilaksanakan apabila si

pasien ingin cepat sembuh dan normal kembali.

Sebelum dukun patah ini melakukan praktek dan pengobatan patah tulang,

beliau mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan manusia biasa

yaitu menyerupai indra keenam , beliau mempunyai feeling atau perasaan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 65: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

65

kuat apabila ada pasien yang akan melakukan pengobatan kepada dukun patah ini.

Bahkan jenis kelamin dari pasien yang akan melakukan pengobatan juga sidukun

patah akan mengetahuinya. Hal tersebut menjadi salah satu kemampuan diluar

batas manusia biasanya.

Hal pertama yang dilakukan dukun patah Batuerdan ini yaitu memeriksa

bagian tulang mana yang patah, apakah patah tulang parah atau ringan dan apa

yang harus dilakukan dengan keadaan patah tulang yang dialami sipasien. Apabila

sipasien mengalami kecelakan parah dan mengalami banyak luka yang cukup

serius tetapi sikorban dibawa langsung kedukun patah maka dukun patah

Batuerdan ini menganjurkan dan memang mengharuskan sikorban dibawa dulu

kerumah sakit untuk diberikan antiseptik dan pertolongan pertama untuk

menghindari yang namanya infeksi yang dapat membahayakan sikorban

kecelakaan. Setelah sikorban dari rumah sakit dan memang sudah mendapatkan

penanganan yang baik untuk luka yang dialami maka dukun patah ini menerima

pasien dilakukan pengobatan terhadap patah tulang yang dialaminya. Sedangkan

apabila sikorban mengalami kecelakaan dan tidak ada bekas luka yang dapat

infeksi dan hanya patah tulang saja maka dukun patah ini akan menerima sipasien

untuk langsung ditangani. Walaupun tempat praktek dukun patah di Tigalingga ini

buka dari jam sepuluh pagi sampai dengan jam enam sore tetap saja pasien bisa

memanggil dukun patah atau datang langsung kerumah dukun patah yang ada di

Batuerdan.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

66

3.1.1 Proses Pengobatan Patah Tulang Ringan dan

Parah/Remuk

Setelah dilakukan pemeriksaan bagian tubuh yang patah, maka beliau akan

mengetahui patah tulang yang dialami oleh sipasien patah tulang biasa atau masuk

dalam kategori patah tulang yang parah dan harus ditangani sangat serius dan

intensif. Langkah-langkah proses pengobatan patah tulang ringan dan yang remuk

sangat berbeda, dimulai dari waktu penyembuhannya yang sangat berbeda, tingkat

penanganan yang lebih sulit dan perbedaan syarat-sayarat yang harus dilakukan

terhadap pasien yang mengalami patah tulang remuk.

Proses pengobatan patah tulang ringan

Patah tulang yang termasuk dalam kategori ringan yaitu seperti keseleo

pada bagian kaki, terkilir pada bagian tangan, dan salah gerak pada saat tidur yang

mengakibatkan pergeseran tulang pada leher. Ini menjadi patah tulang yang

gampang untuk ditangani dan tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingkan

dengan patah tulang yang sudah remuk dan parah. Misalnya keseleo atau terkilir

dibagian tangan dan kaki saja maka dukun patah batuerdan akan menyentuh

tangan atau kaki yang keseleo sambil mendoakan pengobatan yang akan

dilakukan kepada pasien. Bukan hanya dukun patah ini yang akan berdoa tetapi

sipasien juga disuruh berdoa sesuai dengan agama yang dianut oleh pasien baik

Kristen, Budha, Hindu dan agama lainnya untuk kesembuhan yang akan diterima

oleh pasien.

Foto:5 Pasien yang melakukan pengobatan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

67

Sumber: Peneliti (tahun 2017)

Setelah berdoa maka sidukun patah akan mengambil Lau Batuerdan yang

telah disedikan dimangkuk yang ukurannya kecil dan memijat sipasien. Ada

tekhik dukun patah saat melakukan pengobatan yaitu mereka akan mengajak

pasiennya untuk terus berbicara mulai dari menanyakan nama, sekolah dimana

ataupun bekerja dimana dan lain-lain yang fungsinya agar sipasien tidak terlalu

merasakan sakit saat dilakukan pengobatan yang menyakitkan pada kaki ataupun

tangan sipasien. Sambil sipasien berpikir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh dukun patah maka dalam waktu yang cepat sidukun patah

akan melakukan reposisi terhadap tangan atau pasien yang mengalami patah

tulang tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

68

Proses pemijatan yang dilakukan dukun patah ini berjalan sekitar 10-15

menit. Pengobatan keseleo dan terkilir ini termasuk pada pengobatan patah tulang

yang terbilang ringan. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan patah tulang

yang ringan seperti ini hanya sekitar 50.000-200.000, memang dukun patah ini

tidak mematok harga sekali melakukan pengobatan patah tulang seperti ini tetapi

biasanya orang-orang yang mengalami keseleo dan ditangani oleh dukun patah ini

akan menyalamkan uang antara 50.000-200.000 rupiah. Setelah diberikan upah

oleh sipasien maka sidukun patah akan memberikan Lau Batuerdan sebagai obat

yang harus digunakan sipasien sampai kaki atau tangannya yang keseleo sembuh .

Dan proses pengobatan yang ringan seperti ini hanya membutuhkan pemijatan

sekali dan yang paling banyak kira-kira tiga kali pemijatan hingga tulang dapat

beraktivitas seperti biasanya. Tidak banyak syarat dalam proses pemulihan patah

tulang ringan ini hanya cukup rajin membuat Lau Batuerdan yang diberikan oleh

dukun patah. Dan akan ada pantangan-pantangan yang akan diberitahu oleh dukun

patah agar sipasien mematuhinya.

Proses pengobatan patah tulang parah/remuk

Pada proses pengobatan ini sangat banyak syarat dan tahapan yang akan

dilakukan sipasien ataupun dukun patah untuk kesembuhan total pada pasien yang

mengalami patah tulang yang remuk dan sangat parah. Apabila pasien dan

keluarga pasien sudah mempercayakan kesembuhan anak atau keluarganya

ditangani oleh dukun patah Batuerdan ini disaat itulah maka sidukun patah akan

memulai tugasnya untuk melakukan pengobatan terhadap pasien. Misalnya

sipasien yang akan ditangani oleh dukun patah Batuerdan ini patah tulang bagian

Universitas Sumatera Utara

Page 69: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

69

tangan yang sudah sangat hancur dan remuk dan sipasien sudah tidak sanggup lagi

untuk menopang tangannya sendiri bahkan untuk sekedar mengerakkan tangannya

tidak dapat dan sipasien merasa tangan mati rasa karena tulang sebagai alat

penyambung gerakan tangan tidak berfungsi lagi secara utuh, untuk hal seperti itu

pertama kali dukun patah ini akan melakukan reposisi tulang atau menyusun

kembali tulang-tulang yang sudah remuk itu kembali seperti susunan tulang

sebelumnya.

Dibagian seperti ini sang dukun patah sangat memerlukan konsentrasi

yang sangat tinggi dan keseriusan saat melakukan reposisi tulang karena apabila

terjadi sedikit kesalahan saja dibagian yang sangat penting ini maka akibat fatal

yang akan diterima oleh pasien yang ditanganinya, dan setiap orang yang

melakukan pengobatan baik pasien ataupun dukun patah itu sendiri tidak

menginginkan hal yang gagal bahkan seorang dokterpun ataupun dalam bidang

apapun tidak ada yang menginginkan kegagalan. Dengan bantuan doa dan semua

pengetahuan supranatural dukun patah yang didapatkannya dari leluhurnya

sidukun patah akan mampu menangani pengobatan sipasien. Setelah sidukun

patah melakukan reposisi pada tulang tangan yang remuk maka akan dibuat

bambu sebagai bidai yang akan mempercepat penyembuhan tangan sipasien

karena fungsi bambu yang sangat berpengaruh untuk mengurang pergerakan

ataupun pergeseran tulang dan mengurangi cedera baru dibagian tulang yang lain,

bambu ini juga mengurangi rasa nyeri dan sakit yang berlebihan ditangan pasien.

Sesudah semua penanganan pertama ataupun reposisi selesai maka akan

ada pembicaraan dalam hal syarat-syarat penyembuhan yang akan diberitahu

Universitas Sumatera Utara

Page 70: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

70

kepada keluarga pasien . Syarat ini biasa disebut dengan buka tawar atau percibal

yang maksudnya buka tawar atau percibal (buka tawar atau percibal berasal dari

bahasa karo) disini sebagai awal dari proses pengobatan yang akan dilakukan

dukun patah terhadap pasien dan selama pengobatan berlangsung sampai pasien

bisa sembuh dengan total maka hal itu menjadi tanggung jawab dari sidukun patah

akan kesembuhan yang akan diterimah oleh pasien. Dengan adanya percibal

ataupun buka tawar ini yang menandakan bahwa ada ikatan antara si pengobat

yaitu dukun patah dengan pasien yang sedang ditanganinya. Syarat atau percibat

ini harus menjadi suatu kewajiban yang dipenuhi oleh keluarga pasien dan pasien

karena ini menjadi penting untuk kesembuhan yang akan diterima pasien.

Ada beberapa syarat buka tawar ataupun percibal yang harus dipenuhi oleh

keluarga pasien yaitu

1. Ayam jantan putih satu ekor

2. Beras satu tumba

3. Gambir satu biji yang biasanya berbentuk bulat

4. Jeruk purut tiga biji

5. Pinang yang bulang satu biji dan harus sudah tua (menguning)

6. Tembakau satu ons

7. Telor ayam kampung satu

8. Sirih satu ikat atau dalam orang karo biasa disebut dengan belo sada peddi

9. Uang

10. Kapur sirih

Universitas Sumatera Utara

Page 71: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

71

Syarat yang kesepuluh ini harus dipenuhi oleh keluarga pasien sebagai syarat

yang penting demi kelancaran kesembuhan sipasien. Dari penuturan sidukun

patah percibal tersebut yang akan diberikan sebagai persembahan kepada leluhur

ataupun nini-bulang dari dukun patah tersebut. Persembahan itu diberikan sebagai

awal komunikasi didukun patah terhadap nini bulangnya. Sidukun patah ini juga

memberitahukan cara penyusunan dari kesepuluh syarat yang sudah disiapkan.

Beras akan dimasukkan kedalam sumpit putih beserta syarat-syarat yang lain

seperti jeruk purut, kapur,gambir, pinang, sirih, tembakau dan telor ayam.

Sedangkan ayam akan ada diluar dari sumpit begitu juga uang yang akan dibuat

pasien. Uang ini memang sudah dibicarakan sebelumnya berapa yang akan

dibayar oleh pihak pasien, seperti kasus tangan yang remuk seperti ini dukun

patah Batuerdan membuat tarif harga sekitar 1.000.000 sampai dengan 1.500.000

rupiah. Jadi pihak pasien akan membayar uang untuk percibal itu sebesar

tigapuluh persennya saja dulu. Dan memang dukun patah Batuerdan ini membuat

tarif harga pengobatan dari seberapa parah hancurnya patah tulang yang dialami

dan dilihat juga kondisi ekonomi dari sipasien yang sedang ditangani.

Setelah keluarga pasien memberikan semua persyaratan dengan lengkap tanpa

ada kekurangan satupun maka dukun patah ini akan membuat sumpit yang

berisikan semua percibal tersebut didalam satu lemari yang sudah khusus

disediakan buat persembahan kepada Nini-Bulang dukun patah ini, kecuali ayam

memang mereka tidak akan membuatnya kedalam lemari hanya beras yang

berisikan syarat yang lainnya dan uang yang diterima tiga puluh persen dari

sipasien juga akan disatukan didalam sumpit tersebut. Sebelum sumpit

Universitas Sumatera Utara

Page 72: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

72

dimasukkan juga sidukun patah akan menuliskan nama pasien, umur, tempat

tinggal, penyakit apa yang sedang diderita sipasien dan juga ciri fisik dari pasien

disebuah kertas. Kertas yang sudah ditulis tersebut juga akan dmasukkan kedalam

sumpit dan dimasukkan kelemari , sambil berdoa dan meminta nini-bulangnya

untuk membantu proses penyembuhan pasien yang sedang ditangani oleh dukun

patah ini. Uang, ayam dan beserta beras yang ada didalam sumpit tersebut tidak

bisa dimakan ataupun uang tersebut tidak bisa jadikan alat untuk membeli sesuatu

karena sebelum sipasien sembuh total dalam penangan sidukun patah . Maka uang

dan beserta syarat yang lainnya belum menjadi hak milik dari dukun patah dan

dianggap haram apabila syarat tersebut dimakan sebelum ada kesembuhan pada

pasien yang tangani oleh sidukun patah.

Biasanya pengobatan patah tulang remuk seperti ini membutuhkan waktu

kurang lebih dari satu setengah bulan atau lebih dan ini dilihat juga dari kondisi

sipasien. Apabila pasien mengikuti amanah dari dukun patah maka pasien akan

cepat sembuh kurang dari satu setengah bulan dan juga pasien harus rajin

membuat Lau Batuerdan ini. Selama pengobatan satu setengah bukan itu sidukun

patah akan mencek kondisi pasien sekali atau dua kali dalam seminggu.

Setelah pasien sudah sembuh dan dapat menggerakkan tangannya serta semua

tulang sudah bersatu dengan baik maka keluarga pasien harus memberikan sisa

uang pembayaran dari yang tiga puluh persen diawalnya , dukun patah ini

menyebutkannya dengan tutup tawar atau menyelesaikan pengobatan yang sudah

berhasil disembuhkan. Dan syarat-syarat percibal atau buka tawar yang ada

didalam lemari sudah bisa digunakan oleh dukun patah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

73

1.1.2. Proses Pemberian Persembahan Sebagai Rasa Terimakasih

Pada Nini-Bulang (Leluhur) Setelah Melakukan Pengobatan

Bukan hanya proses penyembuhan dan pengobatan terhadap pasien saja

yang ada dan harus dilakukan sidukun patah tetapi juga proses pemberian

persembahan kepada leluhurnya yaitu yang biasa disebut dengan Nini-bulang

disuku karo. Pemberian persembahan ini seperti kewajiban yang harus dijalankan

oleh semua dukun patah Batuerdan sebagai ucapan terimakasih mereka karena

telah diberikan kelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan manusia lainnya.

Dan mereka beranggapan bahwa suatu persembahan itu menjadi keharusan yang

tidak bisa dilupakan. Jadi sidukun patah ini akan melakukan persembahan ini

sekali dalam sebulan, dan dalam sebulan itu dukun patah Batuerdan ini

diwajibkan untuk erpangir (mandi membersihkan diri dengan menggunakan jeruk

purut yang diberikan oleh para pasien dan mengucapkan terimakasih kepada alam

semesta, seperti Tuhan, Dewa, dan Leluhur) ke sungai atau dukun patah ini

menyebutkannya dengan Laubelulus. Sambil berdoa kepada Sang Maha Cipta dan

Nini-Bulang yang mereka percayai mereka akan melakukan ritual erpangirnya

disungai tersebut. Erpangir ini dilakukan sebelum jam dua belas siang, jadi

dilakukan dari antara jam lima pagi setelah matahari mulai turun sampai jam

sebelas pagi. Dari penuturan dukun patah ini apabila dilakukan setelah jam dua

belas siang tidak akan ada gunanya lagi dan tidak bermanfaat lagi karena setelah

jam dua belas siang mereka menganggap bukan waktu yang baik untuk

melakukan persembahan. Satu alasan yang dukun patah Batuerdan ucapkan

apabila mandi pada jam duabelas siang :

Universitas Sumatera Utara

Page 74: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

74

“... Kalo dirumah pasti pernah kam dimarahi mandi pas

jam duabelas, pasti mamak ndu bilang jangan mandi sekarang

pantang katanya. Sebenarnya kalo mandi jam dua belas itu bisa

membuat kita sakit, kalo mandi jam duabelas siang kepala kita aja

bisa langsung sakit , ada juga yang pingguren (mimisan) langsung

keluar darah dari hidungnya. Matahari lagi panas-panasnya jadi

kita mandi untuk sejuk kita rasanya jadi buat penyakit...”

Itu sebabnya dukun patah Batuerdan ini tidak melakukan persembahan

saat jam duabelas siang karena persembahan yang dilakukan oleh dukun patah ini

mandi disungai dan paparan sinar matahari langsung bisa membuatnya sakit

seketika berada dialiran sungai tersebut. Persembahan yang dilakukan oleh dukun

patah ini harus sama dengan persembahan yang dilakukan diawal beliau berperan

sebagai dukun patah misalnya sidukun patah memulainya dengan tanggal satu

maka sampai akhir mereka akan melakukan hal yang serupa apabila sudah tanggal

satu kembali.

Setelah melakukan persembahan erpangir kesungai atau laubelulus maka

istri dari dukun patah ini sudah memasak ayam dari pemberian pasien yang

melakukan pengobatan didukun patah Batuerdan ini. Misalnya dalam sebulan ada

sepuluh pasien atau lebih yang sudah sembuh dalam pengobatan yang dijalani di

dukun patah Batuerdan maka ayam yang diterima oleh dukun patah jumlahnya

juga sepuluh ekor . Dalam hal ini bukan semua ayam yang diterima dipotong dan

diberikan persembahan kepada leluhurnya. Ayam yang dipotong secukupnya saja

apabila yang tinggal dirumah mereka berjumlah sepuluh orang maka ayam yang

Universitas Sumatera Utara

Page 75: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

75

dipotong kira-kira tiga ekor supaya cukup untuk dimakan kesepuluh orang

tersebut. Apabila orang yang tinggal dirumah tersebut hanya berjumlah lima

orang maka ayam yang dipotong cukup dua ekor saja dan ayam itu dipotong

sesuai dengan porsi dari dukun patah itu. Ayam yang dijadikan sebagai sesajen

juga tidak semua bagian dari ayam hanya ada tiga bagian yang diberikan yaitu

bagian dalam dari ayam seperti jantung, hati dan usus-usus ayam, dada ayam

sebelah kiri, dan yang terakhir paha ayam. Bukan hanya ayam saja yang menjadi

bentuk sesajen yang akan diberikan tetapi masih ada makanan lainnya yang

diberikan.

Persembahan atau sesajen yang akan diberikan kepada leluhurnya yaitu

1. Ayam

2. Nasi

3. Pisang

4. Cimpa matah

5. Pok-Pok

Sesajen ini dimasukkan kedalam sumpit , dan dimasukkan kedalam lemari

khusus tempat sesajen yang biasa dilaksanakan oleh dukun patah ini. Sebelum

dimasukkan dalam lemari maka akan ada komunikasi yang terjalin antara

leluhurnya dan sidukun patah lewat doa-doa yang dibuat dukun patah. Sesudah

dukun patah ini selesai dengan ritualnya maka sisa ayam dan makanan yang

dimasak tadi bisa dimakan oleh seisi rumah dukun patah. dan ritual ini menjadi

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh dukun patah batuerdan sebagai bentuk

rasa terimakasih kepada Tuhan ataupun leluhurnya

Universitas Sumatera Utara

Page 76: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

76

3.2. Pantangan dan Ramuan Lau Batuerdan

Pada pengobatan dukun patah Batuerdan, selain dari pijatan yang

dilakukan secara reposisi maka obat yang harus digunakan selama penyembuhan

yaitu Lau Batuerdan. Lau Batuerdan ini berfungsi sebagai obat luar yang

disemprotkan pada bagian tubuh pasien yang mengalami patah tulang. Untuk

mempercepat penyembuhan dari pasien yang sedang dirawat ada pantangan-

pantangan yang diberikan dukun patah agar ditaati dan dihindari oleh dukun patah

batuedan ini.

3.2.1. Lau Batuerdan

Pengobatan dukun patah Batuerdan ini menggunakan Lau Batuerdan

dalam pengobatannya. Lau yang artinya dalam bahasa Indonesia air dan

Batuerdan ini berasal dari nama kampung dari dukun patah ini, dan Lau

Batuerdan ini dijadikan ramuan pengobatan mereka. Lau ini sudah digunakan

sangat lama oleh dukun patah Batuerdan ini dan diwariskan oleh nenek moyang

mereka sebagai obat yang sangat baik untuk patah tulang. Lau batuerdan ini

berasal dari rempah-rempah yang masih sangat tradisional dan susah untuk

didapatkan. Biasanya mereka dapatkan rempah-rempah ini dari hutan-hutan dan

sebagian jug ada didapatkan dari ladang ataupun dibeli.

Lau Batuerdan ini sama seperti air biasa hanya saja Lau Batuerdan ini

terlihat sedikit kotor dikarenakan Lau ini hasil rebusan dari dedaunan dan rempah-

rempah. Jadi sedikit banyak dedaunan dan rempah yang direbus tersebut terikut

kedalam ramuan obat yang akan digunakan. Lau ini diberikan pada pasien yang

sedang mengalami patah tulang dan lau ini juga dijual kepada masyarakat,

Universitas Sumatera Utara

Page 77: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

77

sebenarnya niat dari dukun patah ini tidak menjual Lau Batuerdan ini tetapi

keadaan yang membuat Lau Batuerdan ini jadi seperti diperjualbelikan. Apabila

seseorang meminta Lau Batuerdan kedukun patah tetapi mereka tidak sedang

dalam pengobatan patah tulang maka orang tersebut akan langsung memberikan

uang sebagai upah capek dari pembuatan lau itu walaupun pihak dukun patah itu

sudah menolak dan tidak menerima uang yang diberikan tetap saja orang-orang

yang meminta Lau Batuerdan ini akan meletakkan uang didekat sidukun patah

atau langsung memasukkan uang tersebut kedalam kantong celana dukun patah

tersebut. Dari keadaan yang seperti itu Lau Batuerdan ini seperti diperjualbelikan.

Biasanya pembeli dari lau batuerdan ini akan membawa jerigennya masing-

masing yang berukuran kecil ada yang ukuran satu liter, dua liter bahkan lima liter

dan mereka akan memberikan uangnya secara sadar diri misalnya pembeli yang

membawa jerigen ukuran satu liter akan memberikan uang sebesar 15.000-20.000

rupiah dan harga tersebut tidak dipatok oleh dukun patah Batuerdan.

Sangat banyak yang membeli lau ini karena selain obat untuk

mengembalikan tulang yang patah kembali seperti semula, manfaat lainnya yaitu

membuat badan lebih ringan apabila lau ini digunakan setiap hari selesai mandi

pagi maupun sore, yang membeli lau ini hampir semua kalangan mulai dari supir

yang sering begadang malam, petani, pengusaha dan lain-lain. Dari penuturan

salah satu informan yang bernama Tigan Andri berumur 70 tahun , beliau sudah

sangat lama menggunakan Lau Batuerdan ini, Tigan ini berprofesi sebagai petani

dan manfaat yang dirasakan tigan ini sangat banyak mulai dari beliau masih

remaja sampai sekarang, beliau sudah menggunakan lau ini setiap harinya dan

Universitas Sumatera Utara

Page 78: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

78

pada waktu selesai mandi. Manfaat yang dirasakan tigan ini dengan umur yang

sudah tua beliau masih terlihat kuat dan sehat tanpa ada keluhan sakit pinggang

ataupun sakit tulang lainnya. Ini yang membuat beliau masih setia menggunakan

lau batuerdan ini sampai setua sekarang. Hal itu tampak dari ungkapan informan

berikut ini.

“...saya selalu menggunakan Lau ini , kalo misalnya saya

dari dulu tidak rajin membuat lau ini mungkin sudah banyak yang

sakit dibadan ini . inikan masih tradisional dan tidak ada zat

kimia didalamnya makanya bikin tubuh kita sehat. Apalagi kalo

saya baru pulang dari ladang pasti selesai mandi saya buat ini

bangun besok paginya sudah hilang semua rasa capek saya dari

ladang...”

Lau Batuerdan ini juga harus dipakai dengan cara yang benar seperti yang

diberitahukan oleh dukun patah. Biasanya pasien atau pengguna dari Lau

Batuerdan ini akan membuat Lau tersebut kedalam alat semprot kaca atau

tanaman yang ukurannya satu liter . Fungsinya alat semprot ini digunakan untuk

memudahkan orang-orang memakainya kebagian tubuh manapun. Dan alat

semprot ini biasanya memercikkan air secara lebar dan dengan menggunakan alat

seperti ini maka lau tersebut bisa dengan gampah disemprotkan.

Penggunaan lau ini juga tidak sembarangan disemprotkan kebagian tubuh

manapun caranya harus berdasarkan ajaran dari sidukun patah. Misalnya bagian

kaki yang akan disemprot maka cara menyemprotkan air tersebut harus melalui

penyemprotan dari atas kebawah dan dari atas kebawah, tidak bisa dibalik dari

Universitas Sumatera Utara

Page 79: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

79

bawah keatas kaki atau tidak bisa sesuka hati menyemprotkannya kebagian tubuh.

Dari penuturaran dukun patah tentang penggunaan lau batuerdan ini yaitu:

“...kalo misalnya kaki ndu yang sakit jadi kam harus

semprot lau ini dari atas kaki ndu dulu baru sampek bawah,

habis itu kam ulang lagi dari atas ke bawah, kek gitu terus

kam buat , jangan pula nanti kam buat dari atas kebawah baru

dari bawah keatas . itu penggunaannya salah jadi gak artinya

obat yang dipakai kalo caranya salah...”

Dukun patah ini mengatakan dengan penggunaan cara penyemprotan lau

yang salah maka fungsi dari obat itu akan hilang karena penyakit yang dialami

pasien akan datang berulang-ulang dan tidak sembuh. Jadi setiap orang yang akan

menggunakan lau dari batuerdan ini akan dijelaskan dahulu oleh pihak dukun

patah agar pemakaiannya bisa benar dan bermanfaat. Bahan yang digunakan ntuk

membuat lau batuerdan ini ada beberapa bahan yaitu daun tenggeren, daun kerab

benna, daun kesat pusuh, daun serap erap, daun talu dagang, daun padang tegoh,

daun balle angin, bahing, jahe dan masih banyak bahan lainnya. bahan-bahan ini

akan direbus kedalam air dan akan menghasilkan Lau batuerdan.

3.2.2. Pantangan-Pantangan Dukun Patah Batuerdan

Setiap pengobatan tradisional akan ada pantangan yang diberikan terhadap

pasien untuk kesembuhan yang lebih cepat. Sama halnya dengan pengobatan

tradisional dukun patah Batuerdan ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

80

Adapun pantangan yang diterapkan oleh penyembuh dan harus benar-benar

dipatuhi oleh pasien yaitu:

1. Dilarang memakan daging anjing

2. Dilarang memakan daging babi

3. Dilarang memakan makanan yang dingin

4. Dilarang memakan makanan yang menghasilkan bunyi krek-krek

Semua pantangan yang diberikan oleh dukun patah ini harus ditaati dan

dijalankan oleh setiap pasien yang sedang melakukan pengobatan patah tulang.

Dan apabila pasien tersebut benar-benar ingin cepat sembuh dari patah tulang

yang dialami olehnya. Pantangan untuk tidak memakan daging babi dan daging

anjing memang sudah menjadi pantangan yang memang dari dulunya sudah ada.

Bahkan dukun patah ini sendiri tidak mengkonsumsi yang namanya daging haram

babi dan anjing ini. Dari penuturan sidukun patah ini leluhur atau yang disebut

mereka sebagai nini-bulang ini sangat tidak suka dengan namanya bau daging

haram. Pantangan ini bukan hanya ditujukan pada pasien yang beragam muslim

saja tetapi juga pada pasien yang beragama kristen tanpa terkecuali. Dan apabila

sipasien tetap memakan daging haram ini fungsi atau manfaat dari obat yang

digunakan akan hilang dan tidak ada gunanya lagi untuk kesembuhan. Ada pun

dilarang memakan makanan yang dingin itu karena es atau buah yang dingin atau

apapun wujudnya yang berbentuk dingin dapat menyebabkan ngilu pada tulang

yang sedang mengalami cedera. Sehingga dengan rasa ngilu yang dialami pasien

akan memperlambat proses penyembuhan . Sedangkan untuk larangan memakan

makanan yang menghasilkan bunyi krek-krek itu seperti kerupuk, tebu dan buah

Universitas Sumatera Utara

Page 81: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

81

seperti salak dan masih banyak lainnya. Hal ini dikarenakan ada hubungannya

dengan suara tulang yang patah seperti saat memakan kerupuk dan itu

menyebabkan proses penyembuhan tulang yang lambat. Tetapi bedanya

pantangan ini dengan pantangan yang lainnya yaitu pantangan ini hanya berlaku

selama empat hari dari hari pertama dimulainya pengobatan dan setelah empat

hari berlangsung pasien sudah bisa memakan kerupuk lagi atau buah apapun yang

dia suku. Dibandingkan dengan pantangan yang lainnya, pantangan seperti tidak

memakan daging haram dan makanan yang dingin ini berlaku sampai proses

pengobatan selesai atau sembuh karena pantangan ini sangat sensitif pada tulang

yang sedang mengalami sakit.

Keterangan yang ada diatas menjadi pantangan yang ditetapkan oleh

dukun patah Batuerdan. Pantangan ini dibuat bukan dengan sesuka hati dukun

patah tanpa ada perkiraan yang akan terjadi apabila pantangan itu dimakan.

Karena itu pasien harus mengikuti aturan-aturan atau pantangan-pantangan yang

telah dibuat oleh pengobat tersebut demi kesembuhan pada pasien yang sedang

dalam pengobatan. Semua pantangan ini diberitahukan kepada pasien, saat pasien

melakukan pengobatan pertama kali kepada dukun patah Batuerdan ini supaya

sipasien jangan sampai memakan pantangan ini.jika pasien melanggarnya maka

kesalahan bukan terletak pada pengobatan dukun patah Batuerdan, melainkan

kesalahan pada pasien yang sepele dan tidak menuruti ataupun mengindahkan

aturan-aturan sidukun patah.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

82

3.3. Konsep Sembuh Menurut Dukun Patah Batuerdan

Sebagai seorang dukun patah yang memiliki kemampuan yang lebih

dibandingkan dengan manusia yang lainnya yaitu, memiliki kemampuan

supranatural yang dapat mengobati seseorang pasti menyembuhkan seseorang

menjadi prioritas yang utama untuk pengobat tersebut. Begitu juga dengan dukun

patah Batuerdan ini mereka akan sangat menginginkan kesembuhan untuk setiap

pasien yang mereka tangani. Menurut dukun patah Batuerdan ini sehat itu

dambaan semua orang, dan setiap orang pasti menginginkan tubuh yang kaut

terhindar dari penyakit. Tetapi hal tersebut tidak bisa dikarenakan manusia bukan

robot yang bisa melakukan apa saja tanpa rasa sakit sedikitpun, walaupun sakit

manusia juga menginginkan kesembuhan yang cepat. Disinilah peran mereka

yang bermain untuk memberikan kesembuhan kepada setiap pasien yang

mempercayakan diri mereka untu ditangani oleh dukun patah ini.

Dukun patah Batuerdan ini mengatakan sembuh adalah sehat seutuhnya

tidak memiliki sakit apapun dalam tubuhnya. Begitu juga dengan cara atau proses

pengobatan yang dijalani dukun patah ini, pasien yang datang dengan keluhan

penyakit yang diderita seperti terkilir/keseleo, dan patah tulang ringan maupun

yang sudah remuk. Perawatan patah tulang oleh dukun patah memang dapat

membantu penyembuhan tulang yang patah, karena pada dasarnya hampir semua

tulang yang patah dapat disembuhkan oleh pengobatan dukun patah Batuerdan ini.

Pengobatan terhadap penyembuhan yang diberikan pengobatan tradisional

batuerdan ini terhadap kesembuhan pasien sangat diutamakan, terlebih pada

Universitas Sumatera Utara

Page 83: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

83

pasien yang sudah berputus asa karena dirinya tidak kunjung sembuh juga. untuk

itu diperlukan kerja keras yang cukup besat untuk mendapatkan hasil yang baik.

Dengan keadaan pasien yang patah tulang tidak dapat dikatakan sebagai

manusia yang sehat dan hal tersebut harus disembuhakan untuk mendapatkan

hidup yang lebih baik. Tulang menjadi bagian yang penting dalam tubuh manusia,

bila ada salah satu tulang saja yang tidak bekerja dengan baik atau sedang

mengalami patahan maka bagian tulang yang lain akan terganggung fungsinya

dan tubuh tidak akan bekerja secara maksimal. Misalnya tulang bagian tangan

sebelah kiri sedang mengalami kecelakaan dan ada tulang yang remuk didalamnya

maka otomatis segala aktivitas yang biasa dikerjakan akan sangat sulit untuk

dilakukan, tangan kanan biasanya digunakan untuk menulis dan makan, karena

adanya tulang yang rusak maka fungsi dari tangan kanan akan digantikan oleh

tangan kiri dan itu memperlambat aktivitas yang kita lakukan. Tulang yang sehat

adalah tulang yang dapat digunakan untuk bergerak dan melakukan aktivitas

apapun tanpa ada gangguan dan rasa sakit saat menggunakan tulang tersebut.

Secara umum kondisi umum diklarifikasikan kedalam 4 macam, yaitu

sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, sembuh dengan pembawa, dan

meninggal dunia (Daldiyono:2006). Sembuh dengan sempurna yaitu kondisi

dimana fungsi tubuh menjadi pulih seperti sebelumnya atau kembali dalam

keadaan semula. Dalam kasus tertentu kesembuhan ini dapat berlangsung dengan

tidak sempurna sehingga menimbulkan cacat. Keadaan inilah yang disebut

sebagai sembuh dengan cacat. Keadaan lain dapat berupa sembuh dengan

membawa sedikit bibit penyakit, artinya meskipun pasien sudah merasa sembuh,

Universitas Sumatera Utara

Page 84: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

84

akan tetapi masi ada bibit penyakit yang suatu saat nanti dapat menimbulakn

penyakit lagi. kasifikasi terakhir yaitu meninggal dunia. Meninggal dunia

merupakan akhir perjalanan suau penyakit yang pada hakikatnya dengan

meninggalnya seseorang yang berarti perkembangan penyakit juga ikut terhenti.

BAB IV

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SISTEM

PENGOBATAN TRADISIONAL

Pengobatan dukun patah Batuerdan ini mencakup pengetahuan,

kepercayaan, teknik, peran, sikap, lambang, dan sebagainya yang saling berkaitan

satu dengan yang lainnya dan membentuk suatu sistem yang saling menguatkan

dan saing membantu disebut dengan sistem medis.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

85

Pengobatan patah tulang Batuerdan ini merupakan suatu sistem perawatan

kesehatan yang melibatkan interksi sejumlah orang yaitu pengobat, pasien,

keluarga pasien, dan sebagainya. seperti yang dijelaskan Foster dan Anderson

bahwa suatu sistem perawatan, kesehatan adalah suatu pranata sosial yang

melibatkan interaksi antara sejumlah orang, sedikitnya pasien dan penyembuh.

Fungsi yang terwujudkan dari suatu sistem perawatan kesehatan adalah

memobilisasi sumber-sumber daya sipasien, yakni keluarganya dan

masyarakatnya, untuk menyertakan mereka dalam mengatasi masalah tersebut

(Foster dan Anderson,1986:46).

4.1. Peranan Pengobat dan Peranan pasien

Peranan dokter (pengobat) dan peranan pasien, seperti halnya peranan-

peranan lainnya, saling melengkapi dan saling tergantung, yang saru

membutuhkan yang lain dan sebaliknya juga begitu. Tanpa pasien tak akan ada

dokter, dan sebaliknua, tanpa dokter tidak akan ada peran dari sipasien. Namin

diluar ketergantungan itu, kedua peranan itu ditandai oleh ciri-ciri yang sangat

berbeda, yang dapat dianalisis dalam rangka empat pasang dimensi dasar,

terbatas-universal, permanen-temporer, atasan bawahan, sukarela-nonsukarela

(Foster dan Anderson,1986:123).

Terbatas-universal : peranan pengobat yang terbatas, dimana orang yang

diakui dapat mengobati berjumlah terbatas dibandingkan dengan orang yang bisa

menjadi pasien. Peranan pasien adalah universal karena siapa saja bisa menajdi

pasien. Permanen-temporer: bagi pengobat peranannya menjadi permanen seumur

Universitas Sumatera Utara

Page 86: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

86

hidup sedangkan peranan pasien bersifat temporer. Atasan-bawahan

yaitupengobatn sebagai atasan yang bertugas untuk mengambil tindakan terhadap

pasien. Pasien berperan sebagai bawahan karena posisi pasien yang lebih pasif

dibandingkan pengobatn dan berkewajban untuk mengikuti instruksi dari

pengobat. Sukarela-nonsukarea yaitu pengobat berperan sukarela dalam

mengobati pasien karena pengobat menginginkan (sukarela) menjadi pengobat,

walaupun pada masyarakat tertentu ada pengobat yang tidak menginginkan

peranannya, sedangkan pasien berperan nonsukarela karena pasien tidak dengan

sendirinya menjadi pasien. Misalnya kecelakaan, pasien tidak menginginkan

(tidak dengan sukarela) menjadi pasien, walau terkadang pada sejumlah orang ada

yang menginginkan berperan sebagai pasien tetapi peranan pasien disini

dipandang nonsukarela.

Peranan pengobat dan pasien ini terlihat pada pengobatan patah tulang

batuerdan dimana hanya terdapat dua pengobat aktif dengan pasien yang

jumlahnya jauh lebh banyak dibandingkan pengobat. Pasien yang berdatangan

setiap hari secara bergantian kepengobatan tradisional Batuerdan ini menunjukkan

bahwa peranan pengobat sangat terbatas sedangkan peranan dari pasien yang

sangat banya disebutkan sebagai universal.

Peranan pengobat adalah permanen atau dikatakan sebagai peranan yang

dipegangnya seumur hidup sedangkan peranan pasien bersifat temporer. Orang

yang untuk melakukan pengobatan kedukun patah Batuerdan berperan sebagai

pasien, dan diobati oleh pengobat yang mempunyai kemampuan menyembuhkan

Universitas Sumatera Utara

Page 87: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

87

pasien. Setelah sipasien disembuhkan oleh pengobat maka peran pasien tadi sudah

berubah dan tidak dapat dikatakan sebagai pasien lagi.

Pengobat berperan sebagai atasan yang bertugas mengobati pasien dengan

meminta pasien melakukan tindakan-tindakan seperti misalnya pasien diminta

untuk menghidari pantangan, menggangkat tangan atau menggerakkan kaki yang

sedang dalam kondisi pemulihan. Dan pengobat disini bebas untuk melakukan

apapun untuk melakukan kesembuhan si pasien sedangkan peran sipasien hanya

mengikuti permintaan dari sipengobat, ini yang disebut pasien bersifat bawahan

yang menuruti perkataan dari atasannya.

Peran pengobat adalah sukarela, hal ini sesuai dengan syarat untuk

menjadi pengobat di Batuerdan, peran sebagai pengobat ini diterima oleh dukun

patah ini karena orang tersebut mau menjadi dukun patah atau pengobat dan ini

yang disebutkan kan dengan sukarela, apabila orang tersebut tidak mau atau tidak

sukarela maka orang tersebut tidak bisa menjadi pengobat. Pasien yang datang ke

dukun patah batuerdan adalah pasien yang mengalami cedera kecelakaan yang

kadang terjadi tidak disengaja dan tidak diinginkan , dan hal ini disebut dengan

hal yang nonsukarela seperti misalnya kecelakaan lalu lintas, terjatuh, terpelest

dan lain sebagainya.

4.2. Peminat Pengobatan Tradisional Dukun Patah Batuerdan

Peminat pengobatan tradisional dipengaruhi oleh beberapa faktor (Zulkifli,2005)

1. Faktor sosial

Alasan masyarakat memilih pengobatan alternatif adalah selama

mengalami pengobatan alternatif keluarganya dapat menjenguk dan menunggui

Universitas Sumatera Utara

Page 88: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

88

setiap saat. Hal tersebut sesuai dengan kodrat manusi sebagai makhuk sosial yang

selalu ingin berinteraksi langsung dengan keluarganya atau kerabatnya dalam

keadaan sakit. Selama perawatan yang dialaminya merek dapat berkomunikasi

dengan akrab dengan keluarganya. Namun ada juga informasi yang

mengemukakan bahwa masyarakat lebih senang dirawat atau diobati dirumah

sakit daripada dirawat atau diobati ditempat-tempat pengobat alternatif. Mereka

dibawa ke pengobatan alternatif bukan atas kemauan sendiri tetapi atas desakan

biaya pengobatan. biasanya mereka belum pernah kerumah sakit sehingga tidak

bisa dibandingkan pengobatan alternatif dengan pengobatan dirumah sakit. Disini

tempak adanya faktor pasrah akibat dari keterbatasan pengalaman-pengalaman

dalam interaksi sosial.

2. Faktor budaya

Salah satu alasan mengapa para penderita memilih tempat pengobatan

alternatif karena pengobatan di tempat ini memiliki seorang ahli yang mempunyai

kekuatan supranatural yang mampu mempercepat kesembuhan penyakit.

Disamping itu hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Foster dan

Anderson bahwa sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan. Salah satu

faktor lain yang menyebabkan pengobataan alternatif ini masih diminati

masyarakat adalah kategori penyembuhan yaitu siapa yang berhak atau yang tepat

dalam menyembuhkan, misalnya untuk penyakit C hanya D yang berhak, penyakit

A hanya B yang tepat menyembuhkan. Dalam persepsi masyarakat juga

menganggap penyakit yang tidak parah tidak perlu dibawa kerumah sakit, karea

penyakit yang diderita dianggap tidak mengancam jiwanya, tidak menggangu

Universitas Sumatera Utara

Page 89: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

89

nafsu makan serta masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari walaupun agak

terganggu

3. Kemudahan

Pasien dapat segera ditangani tanpa harus menunggu hasil rontgen dan

hasil laboratorium lainnya.

4. Faktor Ekonomi

Masyarakat memilih pengobatan alternatif karena bianyanya lebih murah

daripada rumah sakit, cara pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien

tidak ditarik uang muka. Selain itu bagi yang tidak mampu untuk membayar

sekaligus dapat dicicil setelah pulang. Jika ditinjau dari klasifikasi pasien yang

datang ke tempat pengobatan alternatif ini sebagian besar pekerjaannya adalah

buruh kasar, sopir, sehingga wajar faktor ekonomi menentukan dalam hal memilih

tempat pengobatan.

Ada dua faktor yang menajdi pendorong masyarakat memanfaatkan

pengobatan alternatif. Fator yang pertama adalah faktor pendorong yang

menjelaskan latar belakang masyaraat menggunakan dalam sistem pengobatan

diluar pengobatan media atau kedokteran. Sedangkan, faktor kedua dalah faktor

penarik. Faktor penarik merupakan faktor yang berada diluar si penderita penyakit

yang membawa pengunaan pengobatan alternatif.

Pemanfaatan pengobatan alternatif pada saat sekarang ini sudah menjadi

pandangan yang lazim dalam sistem kesehatan masyarakat. Latar belakang

pemanfaatan pengobatan alternatif (Alternatif Medicine) pada masyarakat

ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mendorong seseorang yang

Universitas Sumatera Utara

Page 90: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

90

sedang sakit, yang menggunakan pengobatan ekstra medis diakibatkan oleh

banyak hal. Faktor pendorong masyarakat memanfaatkan pengobatan alternatif

yaiu, pengalaman negatif terhadap pengobatan modern, keluarga dan lay reffel

group lainnya, pelengkap dari pengobatan modern serta pegobatan yang unik,

holistik dan mempunyai kesejajaran kedudukan anatar penyembuh dan pasien.

1.2.1. Pengalaman Menjalani Pengobatan Lain

Pada umumnya, seseorang yang mengalami suatu penyakit (illness) sudah

pasti akan mencari-cari pengobatan-pengobatan yang bisa menyembuhkan

penyakitnya dengan berbagai cara. Pengobatan yang dipilihnya merupakan sistem

pengobatan yang mempunyai kesesuain dan tidak bertentangan dengan

kepercayaannya. Pemilihan suatu sistem pengobatan dipengaruhi oelh

pemahaman maupun pengetahuan tentang sebab akibat dari penyakit dan untuk

selanjutnya menentukan sistem pengobatan mana yang akan dipilihnya. Jadi,

seseorang yang memiliki pemahaman yang rasional tentang penyakit akan

memilih diagnosa dan terapi yang dapat dierima akal dan tidak bertentanagn

dengan pandangan rasionalnya.

Dalam hal ini seseorang yang masuk kedalam masyrakat golongan

menengah hingga atas akan memilih pengobatan yang dapt diterima akal, yakni

pengobatan formal biomedikal modern yang berasal dari Barat. Hal tersebut sudah

merupakan pemandangan biasa. Namun sekarang ini masyarakat yang tergolong

memiliki intelektual tinggi dan moderen telah memanfaatkan obat-obatan diluar

medis kedokteran. Mereka mendatangi tempat-tempat praktek tabib, dukun

maupun parktisi-praktisi pengobatan alternatif lainnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

91

Melalui data yang didapat dari tiap-tiap informan, salah satu penyebab

munculnya keinginan untuk memanfaatkan pengobatan alternatif adalah

diakibatkan oleh pengalaman negatif seseorang pada sistem pengobatan yang

moderen. Rata-rata informan menjelaskan bahwa setelah dinyatakan menderita

penyakit dari pemeriksaan laboratorium maupun dokter (disease) maka langkah

pertama yang mereka lakukan adalah mengunjungi dokter atau para medis yang

ada dirumah sakit.

Dan kunjungan yang dilakukan ternyata banyak yang tidak memuaskan

sipasien. Banyak penyakit yang mereka derita tidak menunjukkan kesembuhan

maupun perubahan yang lebih baik sesuai dengan keinginnan mereka, selain itu

juga biaya yang merek keluarkan juga sudah banyak untuk mendapatkankan

kesembuhan. Pengalaman negatif dengan sistem medis kedokteran ini sangat

berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh seorang

pasien. Bagaimana pun juga seorang yang menderita pasien berusaha memperoleh

kesembuhan melalui kunjungannya kedokter. Ika dokter tidak dapat memberikan

kesembuhan maka hal itu akan membuka kemungkinan seorang pasien untuk

menghentikan pencaharian pengobatan (discountunity).

Hal tersebut dialami oleh seorang informan dalam penelitian ini yang

bernama ibu irma berumur 45 tahun , ibu ini mempunyai penyakit yang sangat

mengganggunya dalam melakukan berbagai hal aktivitas. Ibu irma ini mengalami

sakit pada bagian perutnya dan penyakit ini sudah sangat lama dideritanya. Ibu

irma ini memiliki sebuah rumah makan yang didesa Tigalingga, jadi pekerjaan

yang ibu irma ini lakukan memang terbilang capek , karena jam lima pagi beliau

Universitas Sumatera Utara

Page 92: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

92

sudah bangun dan mualai beraktivitas dengan memasak, menyiapkan segala

sesuatu yang akan dijual atau hidang untuk para pembeli. Saat perut ibu irma

mengalami sakit beliau mengira penyakit itu datang karena seringnya ibu irma ini

bermain dengan air misalnya menyuci sayuran, menyuci ikan, menyuci piring dan

segainya yang bersangkutan dengan air. Dan karena hal tersebut dilakukan

sepangjang hari mualai dari bangun pagi dan sampai beliau menutup rumah

makannya. Banyak anggapan yang dipikirkan ibu irma saat sakit perutnya

melanda beliau juga berpikir bahwa penyakit yang dialaminya ini karena memang

maag atau penyakit lambung dari ibu irma kambuh . ibu irma memang mengakui

terlambat makan sering terjadi beliau lakukan karena memang kdang beliau lupa

kaan waktu dan tidak ingat kalau beliau belum makan karena banyaknya

pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.

Karena penyakit ini membuatnya tidak bisa bekerja seperti sebelumnya

sehingga ibu irma memeriksakan penyakit yang beliau alami. Tindakan pertama

yang dilakukan adalah membeli obat masuk angin dan obat maag disalah satu

apotik yang terdekat di Tigalingga. Sudah beberapa kali dikonsumsi tetapi tidak

ada hasil yang baik yang dirasakan oleh ibu Irma ini, kemudia beliau lanjutkan

suntik ke puskesmas yang ada terdekat . Dokter yang memeriksa beliau

mengatakan kepada buk Irma untuk beristrahat dulu dan jangan terlalu sering

meyentuh air apalagi dipagi hari karena menyembabkan masuk angi dan makan

harus teratur juga. ibu irma juga disuntik oleh dokter yang ada dipuskesmas agar

sakit yang diderita oleh ibu ini cepat sembuh. Memang sakitnya berkurang dalam

beberapa hari saja dan setelah bius dari suntik yang diberikan oleh dokter habis

Universitas Sumatera Utara

Page 93: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

93

sakit perut yang dialami oleh ibu irma kambuh lagi. Dan sepertinya memang

suntik tersebut hanya penghilang rasa sakit sementara .

Disaat seperti itu ibu irma mulai panik, dan mulai berpikiran aneh apakah

ada sesuatu yang terjadi didalam perut beliau seperti tumor atau hal-hal yang

mengerikan yang membuatnya takut. Tanpa pikir panjang lagi ibu Irma mengajak

suaminya untuk pergi kesalah satu rumah sakit di kabanjahe yaiu rumah sakit.

Dokter yang ada dirumah sakit mengatakan saraf lambung dari ibu irma terganggu

dan ini yang menyebabkan ibu irma mengalami sakit yang berangsur-angsur.

Dokter memberikan obat dan menyutik ibu irma saat berada dirumah sakit. Dan

sama halnya dengan yang ada di terjadi di puskesmas hanya beberapa hari saja

obat tersebut ampuh untuk digunakan untuk hari selanjutnya ibu irma kembali

merasakan sakit yang teramat dibagian perutnya. Punturan dari ibu Irma sebagai

berikut:

“... udah banyak kali obat yang ku minum, gonta-ganti

dokter tapi gak ada yang bisa sembuh, sembuh sebentar baru balek

lagi penyakitnya. Kerjaan jadi semuanya terganggu dan penyakit

tetap aja datang...”

Dari ungkapan ibu irma terlihat jelas bahwa beliau sangat tidak puas dan

kecewa akan apa yang sudah beliau rasakan. Pengobatan medis yang beliau jalani

tidak berjalan dengan baik dan tidak membuahkan hasil kesembuhan yang

diinginkan oleh pasiennya. Dan ini salah satu penyebab masyarakat lebih

mempercayai pengobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan medis.

Hasil yang tidak memuaskan dari medis mengakibatkan pasien beralih

Universitas Sumatera Utara

Page 94: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

94

pengobatan ke pengobatan yang menggunakan sistem tradisional. Seperti yang

diungkapkan oleh dukun patah Batuerdan ini

“...Dokter hanya tau sakit maag saja kalau tidak maag maka

dibilanyanya saraf lambung. Mereka tidak tau ada apa sebenarnya

yang terjadi dalam perut kita ini. Selain itu , kalau kedokter biaya

yang dikeluarkan juga sangat banyak dan mahal. Hanya konsultasi

saja dan ngomong-ngomong kita harus bayar dan itu belum diobati

sama sekali. Itu hal yang buat orang banyak berpindah ke

pengobatan alternatif karena memang selain dipercaya

pengobatan alternatif sudah banyak yang berhasil dari dulu...”

Hal ini yang mempengaruhi masyarakat menghindari pengobatan medis

karena pengobatan yang sangat mahal sehingga masyarakat lebih memilih untuk

melakukan pengobatan tradisional. Dengan biaya yang sangat mahal tetapi tidak

menghasilkan kesembuhan seperti yang diinginkan setiap pasien.

Foto: 6 Ibu Irma yang sedang melakukan pengobatan

Universitas Sumatera Utara

Page 95: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

95

Sumber: Peneliti (tahun 2017)

Dengan salah satu saran yang diberikan oleh teman dari ibu irma yang

mengatakan untuk mencoba mengobatinya kepengobatan tradisional saja yaitu

pengobatan dukun patah Batuerdan. Diawal penyakit sakit perut yang dialami ibu

irma ini, beliau tidak kepikiran untuk mengobatinya kepengobatan tradisional

karena beliau mengira penyakitnya hanya karena masuk angin saja. Dengan saran

yang diberikan temannya sehingga ibu irma pergi kepda dukun patah ini memulai

pengobatan yang lebih tradisional.

Dipengobatan dukun patah batuerdan ini ibu irma mengatakan bagian

tubuhnya yang sakit dan memberitahukan keluhan yang dialaminya selama ini .

mulai dari berobat kerumah sakit, puskesmas dan lain-lainnya. Ternyata setelah

sidukun patah memijat perut siibu irma , ibu irma mengalami terkilir pada bagian

perutnya yang mengakibatkan sakit yang diderita tidak kunjung sembuh walaupun

sudah minum obat dan disuntik beberapa kali. Bukan maag atau saraf terjepit

Universitas Sumatera Utara

Page 96: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

96

yang membuat ibu irma mengalami sakit tersebut tetapi karena salah satu otot

perutnya mengalami kecelakaan. Menurut penuturan dari sidukun patah hal itu

bisa terjadi karena memang ibu irma sering mengangkat-angkat berat seperti air

yang ada dalam ember berukuran besar dan pekerjaan lainnya. Tanpa disadari dari

ibu irma otot perutnya mengalami pergeseran yang mengakibatkannya tidak dapat

bekerja dengan baik dan selalu dalam keadaan sakit. Dan otot perut yang tidak

baik ini harus diperbaiki seperti sebelumnya agar dapat bekerja seutuhnya. Dari

pengobatan yang dilakukan oleh ibu irma ini kesembuhan yang diinginkan selama

ini akhirnya beliau dapatkan yang tidak didapatkannya dipengobatan medis dan

sudah ke beberapa dokter.

Dan kalau saja ibu irma meneruskan pengobatan yang dilakukan secara

medis atau kedokteran maka anjuran dokter selanjutnya biasanya ketindakan

operasi pada bagian perut yang mengalami sakit. Dan biaya operasi yang sangat

mahal dan proses operasi yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk

dilakukan operasi. Setelah operasi , resiko yang ditanggung oleh pasien juga

sangat beresiko karena akan ada pilihan antara operasi yang berhasil dan operasi

yang gagal. Apabila operasinya berhasil maka waktu istirahat yang dilakukan oleh

pasien juga akan sangat panjang dan butuh istirahat yang total. Sedangkan apabila

operasi tersebut gagal maka hal yang lebih mengerikan lagi akan terjadi padahal

awalnya hanya sakit perut dan akhirnya berujung pada kematian. Dari hal ini

menunjukkan bahwa tidak selamanya pengobatan medis yang ditangani oleh

dokter yang sudah belajar dari beberapa tahun dan mendapatkan gelar yang baik

dapat memberikan kesembuhan yang diinginkan oleh orang. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 97: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

97

pengobatan tradisional yang tidak mendapatkan gelar dan kadang tidak terlalu

dipandang dapat memberikan kesembuhan yang diinginkan semua orang, bahkan

pengobatan tradisiona ini hanya mengandalkan alam yang ada dibumi ini dan

kekuatan supranatural mereka saja. Hal ini yang membuat masyarakat kembali

lagi untuk memilih dan meminati pengobatan yang tradisional menggunakan hal-

hal yang lebih herbal. Karena banyaknya efek jera dan kegagalan yang membuat

pasien yang sudah ditangi oleh dokter pergi untuk mencari pengobatan selain

medis yaitu pengobatan tradisional. Dan ternyata memang pengobatan tradisional

tersebut membuahkan hasil dengan kesembuhan yang dirasakan oleh sipasien.

Secara tidak langsung kasus-kasusu seperti itu akan angat mengganggu

perkembangan sistem kesehatan modern, khusunya bagi sosok dokter. Masyarakat

yang mengamati gejala-gejala tersebut mau tidak mau terpengaruh. Stigma

hubungan dokter pasien seperti itu akan membangun suatu tatanan nilai tersendiri

bagi masyarakat sehingga secara tidak langsung akan terbangunpula sistem

tindakan kesehatan yang mengikutsertakan unsur pengobatan alternatif

didalmnya.

Namun, tidak seluruhnya pilihan kepengobatan alternatif merupakan

dampak dari buruknya hubungan dokter dan pasien ataupun sistem pengobatan

modern dengan masyarakat. Dimasyarakat juga terdapat keyakinan bahwasanya

sistem pengobatan medis kedokteran tetap fungsional dalam kesehatan

masyarakat. Kegagalannya dokter maupun paramedik lainnya bukan dianggap

sebagai aib sistem kesehatan ilmiah ini, namun merupakan salah satu sub sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 98: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

98

dalam keseluruhan sistem kesehatan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari

ungkapan ibu irma lagi

“...memang bukan semuanya kita harus kedukun, tapi untuk

saat ini memang saya mempercayai penyakin saya ini sembuh

karena pengobatan tradisional, misalnya kita memang sedang

mengalami sakit gigi atau sakit kepala kita akan tetap

kepengobatan medis yang pertama kali kita gunakan sebagai

penanganan pertama untuk menghilangkan rasa sakit. Kalau

sembuh berarti sakit yang kita derita hanya sakit yang rinagan dan

masih bisa ditangani...”

1.2.2. Pengalaman Menjalani Pengobatan Patah Tulang Batuerdan

1. Laki perminak

Laki ini berusia sekitar enam puluh tahun, beliau kecelakaan sepeda motor

saat sedang belajar membawa sepeda motor anaknya. Beliau seorang penjual

minyak urut yang disebut dengan minyak kucing yang banyak mengobati berbagai

penyakit. Beliau setiap hari jalan dengan menjajakan msinyak urutnya dari satu

kampung kekampung yang lain. Karena merasa lelah sitiap hari harus berjalan

kaki berkilo meter maka laki ini berinisiatif untuk belajar membawa sepeda motor

agar silaki tidak harus jalan kaki lagi dan tidak menguras tenaga. Sebelum belajar

mengendarai sepeda motor laki ini sudah dilarang anaknya dan tetangganya

karena memang umur laki ini yang sudah tua dan mungkin sudah sulit untuk dapat

mengerti saat mengendarai sepeda motor ini. Tetapi beliau masih bersikukuh

untuk bisa dan harus pandai mengendarainya, karena tidak ada yang bisa

Universitas Sumatera Utara

Page 99: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

99

melarang ambisi dari si laki maka beliau diajari oleh anaknya. Sudah beberapa

kali diajari anaknya dan akhirnya silaki mencoba membawa sepeda motor ini

sendiri tanpa bantuan sianak. Belum jauh sepeda motor ini berjalan sepeda motor

yang dibawa oleh silaki jatuh dan silaki ditimpa oleh sepeda motornya sendiri. hal

ini menyebabkan pergelangan tangan silaki patah dan harus mendapatkan

pengobatan. tanpa pikir panjang harus membawa pengobatan kemana. Anak dan

tetangga yang melihat kejadian kecelakaan tersebut langsung membawa silaki

kepegobatan Dukun patah Batuerdan karena memang sudah sangat dipercaya oleh

mereka.

Foto 7: Wawancara dengan Bolang Perminak

Sumber: Peneliti (tahun 2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 100: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

100

Setelah sampai didukun patah Batuerdan, sidukun patah menanyakan apa

yang terjadi kepada laki perminak ini. Kemudian sidukun patah mulai mereposisi

tulang pergelangan tangan yang laki alami. Dan penuturan sidukun patah

pergelangan tangan sidukun patah beberapa tulang ada yang mengalami cedera

yang parah dan harus dimelakukan pengobatan yang bisa dibilang serius. Tulang

yang patah itu kemudian disatukan kembali dan kemudian dibuat bidai bambu

yang sesuai dengan ukuran tangan sipasien yang sedang mengalami patah tulang

pada bagian pergelangan tangannya. Dari penuturan sipasien mengatakan bahwa

“...saat pertama kali dibaguskan tulangnya ini akitnya bukan main, tidak

terbilang sakitnya karena memang terkilir biasa saja sudah sakit apalagi ada

tulang yang patah. dan umur saya sudah tua jadi tidak kuat lagi menahan sakit

maknya waktu dibaguskan saya tidak malu menjerit...”

Apabila tulang orang yang umurnya sudah tua seperti laki ini mengalami

cedera maka proses penyembuhannya akan lebih lama dibandingkan dengan patah

tulang pada anak yang lebih muda karena tulangnya sudah sangat keras dan kaku.

Penyembuhan yang dilakukan sipasien ini harus lebih ekstra dan sangat pantang

apabila tidak mengikuti aturan yang dibuat oleh dukun patah Batuerdan ini.

Kurang lebih dari sebulan maka si laki ini akan cek setiap minggunya

kepengobatan tradisional dukun patah ini agar bisa dikonrol dari dukun patah

perkembangan yang sudah dirasakan oleh pasien. Dan dari pencekan mingguan

tersebut akan terlihat hasil apakah memang silaki melakukan semua aturan yang

dibuat oleh dukun patah atau melanggarnya dan bahkan dukun patah akan tahu

kalau misalnya silaki ini menjaga tangannya agar tidak bergerak atau tidak karena

Universitas Sumatera Utara

Page 101: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

101

biasanya apabila tangan mengalami cedera atau patah tulang selama proses

pengobatan kita akan disuruh sidukun patah untuk tidak menggerakkan tangan

yang sedang mengalami patah tulang itu. Karena akibatnya sangat fatal apabila

sampai terusa digerakkan. Fatalnya karena tulang yang sudah disusun seperti

semula akan mulai bergeser lagi dan memulai pengobatan dari awal lagi. Dick

mingguan ini perban dari silaki akan ganti dengan yang baru agar terlihat bersih

dan tidak berbau.

2. Roy Ginting

Roy ginting ini berusia 23 tahun dan masih tergolong umur yang muda

dibandingkan dengan informan yang pertama. Roy mengalami kecelakaan

bermotor dan hampir seperti laki perminak. Tetapi beda kasus roy mengalami

kecelakaan bermotor karena memang ugal-ugalan dijalan yang membuatnya

terjatuh dan terserek kebadan jalan. Hal ini membuat banyak luka pada bagian

wajah, tangan, dan juga kakinya. tapi yang paling parah bagian tubuh yang yang

dialami yaitu pada bagian tangan yang sangat bengkak karena tulang yang ada

didalam sebagian remuk dan hancur. Hal ini membuatnya sangat bengkak dan

Roy tidak mampu mengangkat tangannya sendiri. Tangan roy yang mengalami

cedera yang parah sebelah kanan dan ini sangat terganggun yang membuatnya

tidak bisa melakukan banyak aktivitas apapun. Pada saat itu cek kedua kalinya

Roy datang ke praktek si dukun patah Batuerdan.

Roy diantar oleh kedua orangtuanya dan satu adik laki-lakinya. Dari

permncangan yang dilakukan oleh keluarga sipasien dan sidukun patah sudah

sangat dekat dan saling bercanda gurau satu dengan lainnya. Keluarga Roy ini

Universitas Sumatera Utara

Page 102: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

102

dari mulai pamannya, sepupunya yang pernah mengalami kasus yang sama seperti

terkilir atau apapun akan dibawa berobat kedukun patah Batuerdan yang mereka

sudah percaya selama bertahun-tahun.

Pada saat tangan sipasien disentuh oleh dukun patah, dukun patah ini

mencium dari tangan ataupun perban yang digunakan pada bidai pasien. Dukun

patah ingin memastikan apakah perbannya sudah menimbulkan bau atau belum.

Sambil mencium aroma bau dari tangan sipasien dukun patah ini berkata

“...cium dulu perbannya ini udah bauk atau belum, kalau

belum bauk bar aja gak usah diganti tapi kalo udah bauk gak usah

diganti juga hahaha...”

Dari penuturan sidukun patah ada bahan bercandaan yang dilakukan

sidukun patah agar pasien tidak terlalu tegang untuk dilakukan pemijatan kedua

kalinya. Karena sidukun patah tahu ekspresi dari sipasien yang sudah takut

merasakan sakit seperti diawal saat pertama kali dilakukan pemijatan.dengan

adanya bercandaan yang dilakukan oleh sidukun patah maka suasana akan lebih

rileks lagi. Sebenarnya setiap kali dilakukan pengecekan akan dilakukan

pergantian perban dari sipasien. Kemudian pelan-pelan sidukun patah membuka

bidai ataupun bambu dari tangan Roy untuk dilakukan pemijatan. Dukun patah

masih terus membuat sipasien agar terlihat rilek dan tidak terlalu memikirkan

sakit yng akan sitanggung oleh pasien.

Dukun patah sudah menyiapkan Lau Batuerdan yang akan dijadikan

sebagai obat saat dilakukannya pemijatan. Awalnya sidukun patah masih

mengoleskan lau tersebut ketangan sipasien dengan cara yang lembut tetapi tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 103: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

103

lama kemudian terdengar jeritan sipasien yang agak ditahan karena mungkin

pasien malu berteriak dengan kuat. Dan adik laki-laki pasien juga sempat

meledeki sipasien karena merasa kesakitan dengan mengucapkan makanya jangan

bandel dengan senyum sumringah diwajah adiknya. Tidak lama hanya sekitar 5-

10 menit saja sakit yang dirasakan pasien seperti penyiksaan. Sangat banyak

gerakan yang melawan dibuat sipasien saat dilakukan pemijatan kembali sepeti

mengertakkan gigi yang menandakan sakit yang luar biasa, mengepalkan

tangannya dan memalingkan wajahnya dari sidukun patah. dan terlihat dari

ekspresi pasien sangat menderita saat-saat dilakukan pemijatan untuk

penyembuhan dari tulang yang sudah rusak tersebut.

Foto 8: informan Roy melakukan pengobatan

Gambar Peneliti (2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 104: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

104

Setelah selesai disesi pemijatan, sidukun patah menggulung kembali

bambu pada bagian tangan pasien. Tangan pasien ini belum bisa diajak untuk

melakukan pergerakan sedikit pun bahkan untuk mengangkat tangan kanannya

sendiri pasien belum sanggup dan roy ini terlihat membantu mengaangkat tangan

kanannya dengan tangan kirinya kemudian dibantu dengan saru sebagai alat

gendong yang dapat menopang tangan kanan siroy agar terhindar dari banyak

pergerakan yang mengakibatkan proses penyembuhan yang lama.

Kasus roy dan kasus laki perminak ini sama-sama pada kasus yang patah

tulang pada bagian tangan tetapi usia yang berbeda dan proses penyembuhan

untuk roy akan lebih cepat waktunya dibandingkan dengan laki perminak tadi

karena faktor usia yang juga menentukan cepatnya kesembuhan seseorang dalam

kasus patah tulang.

3. Yuda Sembiring

Informan Yuda Sembiring ini pasien yang pernah ditangani oleh dukun

patah Batuerdan. Yuda sekarang sudah berumur 21 tahun dan saat beliau

mengalami pengobatan didukun patah Batuerdan ini pada saat umur 15 tahun dan

masih Smp pada saat itu. Yuda dan salah seorang temannya yang bernama pebry

ini mengalami kecelakaan sepeda motor, sepeda motor yang dibawa oleh yuda

laga kambing dengan mobil pribadi. Hantaman dari mobil membuat yuda dan

pebry terpental jauh dari jalan raya dan mengakibatkan luka yang parah untuk

mereka berdua. Mereka dilarikan ke puskesmas yang ada ditigalingga karena

Universitas Sumatera Utara

Page 105: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

105

memang keadaan mereka sangat serius. Setelah dipuskesmas mereka

mendapatkan perawatan untuk luka yang mereka alami.

keadaan yuda mengalami patah tulang bagian paha kiri, tulang yang patah

tersebut juga bergeser menjadi miring dari tulang yang tersusun seharusnya. Hal

ini mengakibatkan yuda tidak dapat menggerakkan kakinya yang sebelah kiri.

Tetapi yuda lebih beruntung dibandingkan dengan pebry karena yuda masih

sadarkan diri sedangkan pebry tidak sadarkan diri karena sanagt banyak darah

yang keluar saat kecelakaan , patah tulang yang dialami oleh pebry juga jauh lebih

parah dibandingkan yuda. Tulang paha dari pebry sudah keluar dari dagingnya

dan itu sangat menyakitkan.

Sehingga hanya keluarga yuda saja yang mempercayakan dukun patah

untuk menangani patah tulang yang dialami oleh yuda sedangkan temannya yaitu

pebry dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebin intensif

karena dia harus mendapatkan donor darah agar dapat bertahan hidup.

Proses penyembuhan yang dialami oelh yuda terbilang cukup lama karena

memang tulang yang patah bagian tulang yang sangat sulit yaitu tulang paha.

Selama tiga bulan yuda hanya bisa diam ditempat tidur dan tidak bisa melakukan

aktivitas apapun. Tahan awal saat pertama kali tulang yuda direposisi dia

mengatakan hal yang paling mengerikan saat itu saat proses pemulihan tulang

agar kembali keposisi semula. Karena sakitnya yang luar biasa dan yuda sampai

menangis meraung-raung karena rasa sakit yang diterimanya. Setelah di lakukan

reposisi tulang maka akan dibuat bambu sebagai bidai pada tulang paha yuda yang

mengalami cedera, selama dua bulan penuh sidukun patah akan mencek proses

Universitas Sumatera Utara

Page 106: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

106

pemulihan dari tulang yuda ada perkembangan yang baik atau tidak. Selama dua

bulan itu yuda hanya berbaring ditempat tidur bambu yang disiapkan oleh

orangtuanya dengan beralaskan tikar , semua aktivitas dilakukan diatas tempat

tidur itu, mulai dari makan, buang air , dan yang lainnya.

Pada bulan kedua dukun patah tidak hanya sekedar melakukan pengecekan

tulang saja tetapi sudah masuk pada tahap pemulihan lutut yang kaku pada kaki

pasien. Lutut pada kaki pasien sudah sangat kaku untuk bergerak karena selama

dua bulan hanya diam terus dan diluruskan setiap hari tanpa ada pergerakan untuk

beraktivitas. Setelah masuk bulan ketiga informan ini mulai belajar berjalan lagi

dengan menggunakan tongkat, dan selama satu bulan terakhir itu yuda dibantu

penuh dengan tongkat sampai akhirnya dapat berjalan sendiri. Selama proses

penyembuhan ini Lau Batuerdan ini harus terus disemprotkan ke bagian tubuh

yang mengalami cedera, setiap Launya sudah kering maka akan dibuat lagi dan

lagi.

4.3. Interaksi Antara Penyembuh, Pasien dan Keluarga

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia akan ada yang disebut

interaksi. Sama halnya dengan pengobatan yang dilakukan oleh seorang dukun

patah maka akan ada interaksi yang dilakukan didalamnya. Sebagaimana dalam

interaksi sosial yang dibentuk oleh kebudayaan, baik itu kebudayaan para

penyembuh, pasien dan keluarga. Masing-masing mempunyai cara tersendiri

bagaimana mereka harus bertingkah laku sesuai dengan interaksi yang sedang

berlangsung.

Universitas Sumatera Utara

Page 107: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

107

Dalam proses pengobatan akan terjadi suatu proses interaksi sosial antara,

antara penyembuh dengan pasien dan penyembuh dengan keluarga pasien. Ada

suatu anggapan bahwa menangani sutau penyakit atau proses penyembuhan

penyakit sangat diperlukan suatu kedekatan atau keakbraban antara satu dengan

yang lainnya. Keakraban hubungan yang ditandai dengan bentuk-bentuk interkasi

yang inheren.

Seperti yang terlihat pada saat sipeneliti berada dilokasi praktek , peneliti

melihat adanya interaksi dan keakraban yang terjalin seperti pada saat sipasien

dipijat oleh dukun patah maka sidukun patah dan pasien sangat akrab dan kadang

bercanda bersama. Sidukun patah yang terlihat sangat humble dan sangat mudah

membuat pasien dan orang lain tertawa dengan ocehannya misalnya sipasien baru

datang dan menuturkan sakit yang dialami maka sidukun patah akan membuat

bercandaan seperti

“...yaudalah kukusuk aja sakitnya ini daripada dimarahi aku

nanti, takutah aku kalo sampek dimarahi ucap sidukun patah sambil

tertawa dan sipasien juga ikut tertawa...”

Becandaan ini memang hanya sekedar saja tapi sangat berarti dalam proses

pengobatan karena dengan adanya interaksi yang baik dan saling nyaman satu

dengan yang lainnya akan terjalin hubungan kepercayaan diantaranya yang

membuat sipasien sangat yakin akan sembuh saat ditangani oleh sidukun patah

ini. Apabila harapan akan interaksi-interaksi tersebut secara esensial cocok atau

sesuai yaitu pola hubungan yang ditandai dengan pola nteraksi yang baiak anatara

para penyembuh dengan pasien maupun terhadap keluarga pasien, maka hal itu

Universitas Sumatera Utara

Page 108: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

108

sakan mendatangkan hasil yang baik bagi kedua belah pihak yaitu penyembuh dan

pasien dalam proses penyembuhan penyakit. Proses penyembuhan penyakit akan

lebih berhasil bila hubungan sosial antara penyembuh, pasien dan keluarga pasien

baik dan serasi. Bila terjadi hubungan yang kurang serasi atau sama sekali

hubungan antara penyembuh , pasen dan keluarga pasien , maka akan

mengakibatkan hasil yang kurang baik dalam prosess penyembuhan. Jadi pola

hubungan sosial yang terjalin dengan baik anatara penyembuh, pasien dan

keluarga pasien sangat diperlukan dalam proses penyembuhan penyakit (Foster

dan Anderson, 1986;140-146).

Dan karena memang pengobatan dukn patah Batuerdan ini letaknya masih

dikampung, maka interaksi dan hubungan sosial dan kekerabatan masih sangat

dekat. Semua dianggap saudara dan satu sama yang lain saling mengenal keluarga

yang satu dengan keluarga yang lainnya. Beda halnya dengan pengobatan yang

ada dikota.

Universitas Sumatera Utara

Page 109: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan yang

sekaligus menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Adapun kesimpulan

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sejarah kemunculan dukun patah Batuerdan sejak tahun 1942 dan

berdiri sekitar 75 tahun. Dukun patah ini sudah diwariskan pada tiga generasi

yaitu dukun patah pertama Bolang Sikap Ginting, kedua Bolang Nampat Ginting,

dan yang ketiga Bapak Sina Gusta Ginting. Pengobatan dukun patah ini sudah

tidak diragukan lagi masyarakat Tigalingga karena memang sudah puluhan tahun

dukun patah ini berhasil mengobati banyak orang yang mengalami patah tulang.

Bolang Sikap menjadi pendiri dari pengobatan tradisional Batuerdan ini

dan beliau salah satu orang yang sangat dihargai pada waktu itu di Tigalingga.

Dan nama pengobatan dukun patah Batuerdan ini diambil dari nama kampung

atau desa yang ditinggali oleh bolang sikap Ginting ini, alasannya beliau memulai

pengobatan ini dari desa Batuerdan dan beliau serta semua leluhurnya lahir dan

tinggal didesa Batuerdan. Sehingga beliau tanpa pikir panjang menjadikan

pengobatannya dengan nama dukun patah Batuerdan. Sebelum tahun 1942 bolang

Sikap ini sudah sering dipanggil orang-orang untuk mengobati berbagai penyakit

patah tulang karena semakin banyak permintaan orang yang berobat maka resmi

pada tahun 1942 pengobatan ini dibuka dirumah bolang Sikap ini yang ada di

Desa Batuerdan.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

110

Setelah bolang sikap Ginting meninggal maka yang menjadi penerus

dukun patah ini anak laki-laki dari Bolang sikap yaitu Nampat Ginting dan orang-

orang tigalingga juga sering menyebutnya dengan bolang ginting juga karena

umurnya sudah tua. Bolang Nampat Ginting ini mendapatkan pengetahuan untuk

dapat mengobati orang yang sakit seperti patah tulang dan sebagainya dari

bapaknya yaitu bolang Sikap ginting. Setelah bolang Nampat ini menikah beliau

memiliki satu orang anak laki-laki yang bernama Gusta Ginting dan sekarang

menjadi seorang dukun patah sama seperti leluhurnya. Bapak gusta yang sekarang

berusia 40 tahun sudah melakoni tugasnya sebagai dukun patah dimulai dari umur

22 tahun. Dukun patah ini akan terus diwariskan dari genari-kegenari siberikutnya

dari bolang Sikap ginting ini.

2. Tahapan proses yang dilakukan untuk penyembuhan pada sipasien

yang mengalami patah tulang. Dalam proses penyembuhan atau pengobatan yang

dilakukan oleh dukun patah ini tidak ada pembedaan antara jenis laki-laki dan

perempuan, dari penuturan dukun patah Batuerdan ini walaupun beliau sedang

mengobati atau mengkusuk lawan jenisnya yaitu perempuan tidak akan ada napsu

atau hasrat seksual yang terlintas dipikiran mereka karena yang membedakan

pengobatan ini adalah faktor umur, penyakit yang diderita, dan kedisplinan pasien

dalam mematuhi saran dan pantangan-pantangan yang diberikan oleh dukun patah

tersebut karena saran dari pengobat sangat penting untuk dilaksanakan apabila si

pasien ingin cepat sembuh dan normal kembali.

Langkah-langkah proses pengobatan patah tulang ringan dan yang remuk

sangat berbeda, dimulai dari waktu penyembuhannya yang sangat berbeda, tingkat

Universitas Sumatera Utara

Page 111: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

111

penanganan yang lebih sulit dan perbedaan syarat-sayarat yang harus dilakukan

terhadap pasien yang mengalami patah tulang remuk. Patah tulang yang termasuk

dalam kategori ringan yaitu seperti keseleo pada bagian kaki, terkilir pada bagian

tangan, dan salah gerak pada saat tidur yang mengakibatkan pergeseran tulang

pada leher. Sedangkan Pada proses pengobatan patah tulang remuk ini sangat

banyak syarat dan tahapan yang akan dilakukan sipasien ataupun dukun patah

untuk kesembuhan total pada pasien yang mengalami patah tulang yang remuk

dan sangat parah. Apabila pasien dan keluarga pasien sudah mempercayakan

kesembuhan anak atau keluarganya ditangani oleh dukun patah Batuerdan ini

disaat itulah maka sidukun patah akan memulai tugasnya untuk melakukan

pengobatan terhadap pasien. Misalnya sipasien yang akan ditangani oleh dukun

patah Batuerdan ini patah tulang bagian tangan yang sudah sangat hancur dan

remuk dan sipasien sudah tidak sanggup lagi untuk menopang tangannya sendiri

bahkan untuk sekedar mengerakkan tangannya tidak dapat dan sipasien merasa

tangan mati rasa karena tulang sebagai alat penyambung gerakan tangan tidak

berfungsi lagi secara utuh, untuk hal seperti itu pertama kali dukun patah ini akan

melakukan reposisi tulang atau menyusun kembali tulang-tulang yang sudah

remuk itu kembali seperti susunan tulang sebelumnya.

Dengan bantuan doa dan semua pengetahuan supranatural dukun patah

yang didapatkannya dari leluhurnya sidukun patah akan mampu menangani

pengobatan sipasien. Setelah sidukun patah melakukan reposisi pada tulang

tangan yang remuk maka akan dibuat bambu sebagai bidai . Sesudah semua

penanganan pertama ataupun reposisi selesai maka akan ada pembicaraan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 112: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

112

hal syarat-syarat penyembuhan yang akan diberitahu kepada keluarga pasien .

Syarat ini biasa disebut dengan buka tawar atau percibal yang maksudnya buka

tawar atau percibal (buka tawar atau percibal berasal dari bahasa karo) disini

sebagai awal dari proses pengobatan yang akan dilakukan dukun patah terhadap

pasien dan selama pengobatan berlangsung sampai pasien bisa sembuh dengan

total maka hal itu menjadi tanggung jawab dari sidukun patah akan kesembuhan

yang akan diterimah oleh pasien.

Setelah pasien sudah sembuh dan dapat menggerakkan tangannya serta

semua tulang sudah bersatu dengan baik maka keluarga pasien harus memberikan

sisa uang pembayaran dari yang tiga puluh persen diawalnya , dukun patah ini

menyebutkannya dengan tutup tawar atau menyelesaikan pengobatan yang sudah

berhasil disembuhkan.Bukan hanya proses penyembuhan dan pengobatan

terhadap pasien saja yang ada dan harus dilakukan sidukun patah tetapi juga

proses pemberian persembahan kepada leluhurnya yaitu yang biasa disebut

dengan Nini-bulang disuku karo. Pemberian persembahan ini seperti kewajiban

yang harus dijalankan oleh semua dukun patah Batuerdan sebagai ucapan

terimakasih mereka karena telah diberikan kelebihan yang luar biasa

dibandingkan dengan manusia lainnya. Jadi sidukun patah ini akan melakukan

persembahan ini setiap sekali dalam sebulan, dan dalam sebulan itu dukun patah

Batuerdan ini diwajibkan untuk erpangir (mandi membersihkan diri dengan

menggunakan jeruk purut yang diberikan oleh para pasien dan mengucapkan

terimakasih kepada alam semesta, seperti Tuhan, Dewa, dan Leluhur) ke sungai

atau dukun patah ini menyebutkannya dengan Laubelulus. Sambil berdoa kepada

Universitas Sumatera Utara

Page 113: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

113

Sang Maha Cipta dan Nini-Bulang yang mereka percayai mereka akan melakukan

ritual erpangirnya disungai tersebut.

3. Melalui data yang diterima dari tiap informan, salah satu penyebab

munculnya keinginan untuk memanfaatkan pengobatan alternatif adalah

diakibatkan oleh pangalam negatif pada sistem pengobatan modern. Kunjungan

pengobatan yang dilakukan ternyata banyak yang tidak memuaskan si pasien.

Banyak penyakit yang mereka derita tidak menunjukkan kesembuhan maupun

perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diinginkan.

Pengalaman negatif dengan sistem pengobatan medis Kedokteran ini

sangat berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh seorang

pasien. Bagaimana pun juga seorang yang menderita penyakit berussaha

memperoleh kesembuhan melalui kunjungannya ke dokter. Jika dokter tidak dapat

memberika kesembuhan maka hal itu akan membuka kemungkinan seorang

pasien untuk menghentikan pencarian pengobatan.

Semakin besar resiko yang dapat ditimbulkan penyakit maka akan dapat

memperbesar ancaman dari penyakit tersebut dan kemudian akan memperbesar

pula dorongan untuk melakukan tindakan penyembuhan. Dan ini yang

menyebabkan para informan lari dan mencari pengobatan alternatif yang masih

bersifat kuno atau tradisional.

Universitas Sumatera Utara

Page 114: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

114

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar dan T. Jacob (red).

(1992). Antropologi Kesehatan Indonesia; Pengobatan Tradisional. Jakarta:

Buku Kedokteran ECG.

Bogdan, R & Taylor Steven, J.

(1983). Kualitatif: Dasar-Dasar Penelitian (terjemahan). Judul Asli:

Introduction to Qualitative Research Methods. Surabaya: Usaha

Nasional

Bungin, M. Burhan.

(2007). Penelitiaan Kualitatif. Jakarta: Fajar Interpramata Offset.

Endraswara, Suwardi.

(2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Foster, G.M. dan Anderson.

(1986). Antropologi Kesehatan. Terjemahan Priyanti pakan Surya Darma,

Meutia F,

Hatta Swarno. Jakarta: Universitas Indonesia.

Haviland. W. A.

(1988). Antropologi. Jakarta: Erlangga.

Kalangie, S. Nico.

(1994). Kebudayaan dan Kesehatan: Pengembangan Pelayanan Kesehatan

Primer Melalui Pendekatan Sosiobudaya. Jakarta: PT Kesaint

Blanc Indah Corp

Keesing, Roger M.

(1999). Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: PN

Balai Pustaka

Koentjaraningrat.

(1990), Pengantar Ilmu Antropologi Cetakan Ke-8. Jakarta. Pt Rineka

Cipta.

Lubis, Syahruddin.

(1995). Pengobatan tradisional Pada Masyarakat Pedesaan daerah

Sumatera Utara. Sumatera Utara: Departemen Pendidikan dan

kebudayaan.

Lukluk a, Zuyina. Siti Bandiyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: DUKUN PATAH BATUERDAN (STUDI DESKRIPTIF PENGOBATAN

115

(2008). Psikologi Kesehatan. Mitra Cendikia Press, Yogyakarta.

Marimbi, H.

(2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Nuha Medika Yogyakarta.

Moleong, Lexy J.

(1989), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya

Moleong, Lexy J.

(2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Notoatmodjo, S.

(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Sarwono,S.

(1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Universitas Sumatera Utara