Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS AKHIR
KARYA ILMIAH
SISTEM HOPO DI DSP
Untuk menuhi salah satu syarat kelulusan dariDurmstrang Institute
OLEH
NAMA : VALERIYA SVETLANA
ID : C6945
ASRAMA : KATZENAUGEN
DURMSTRANG INSTITUTE
WYNEGARD
2017
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
SISTEM HOPO DI DSP
Tugas akhir ini telah disetujui oleh :
Headma Asrama Katzenaugen
Northclyff RexID TOWN 1542
Pembimbing,
Hilary Ozsa MiladyID TOWN 1637
MENGETAHUI :Principal Durmstrang Institute
Erald Deneuve CoilID TOWN 1529
DURMSTRANG INSTITUTEWYNEGARD
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I – PENDAHULUAN
A. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan Penelitian
BAB II - PEMBAHASAN
I. SISTEM PERHITUNGAN HOPO MASING-MASING PENGAJARII. MASALAH DALAM PERHITUNGAN HOPO
III. SISTEM HOPO UNIVERSALIV. PERHITUNGAN HOPO UNIVERSALV. MANFAAT DARI HOPO UNIVERSAL
BAB III – PENUTUP
A. KesimpulanB. Saran
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Terimakasih atas Rahmat Tuhan YME, penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini
dengan baik. Yang tentunya dibantu juga oleh beberapa pihak yang mendukung terwujudnya
Karya Ilmiah ini.
Karya Ilmiah ini didasari atas Sistem Perhitungan HOPO, yang sebagaimana patut diberikan
sedikit pembenahan di dalamnya.
Karya Ilmiah ini dibuat atas pengamat yang penulis lakukan, untuk membuat pehitungan baru
yang lebih baku dan mutlak. Sehingga menghasilkan HOPO yang sesuai dan adil.
Atas terbentuknya Karya Ilmiah ini, penulis berterima kasih kepada beberapa pihak di bawah
ini :
1. Erald Deneuve Coil, sebagai Headma Durmstrang Institute
2. Northclyff Rex, sebagai Headma Katzenaugen
3. Cheryl Anastasia Rexanne, sebagai Headmistress Katzenaugen
4. Hilary Ozsa Milady, sebagai Pembimbing TA
5. Odessa Kazukami, sebagai orangtua angkat yang membuat saya semangat mengerjakan
TA ini hingga selesai. Memberi saya motivasi, untuk mengerjakan maupun
menyelesaikan TA ini dengan baik hingga saya lulus dari DSP
6. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan, yang selama ini mendukung saya hingga
kelulusan saya di DSP
Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari sisi materi
maupun penyajian akhirnya, mengingat juga kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga
karya tulis ini memberi manfaat yang baik bagi penulis sendiri dan juga bagi khalayak
umum.
Wynegard, April 2017
Valeriya Svetlana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Perhitungan HOPO yang ada di DSP saat ini, sangat bergantung pada
masing-masing pengajarnya. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut bisa menjadi hal
yang menghambat masing-masing antara sang pengajar pribadi, maupun pihak pusat
yang menerima setiap Perhitungan HOPO yang masuk. Transparansi perolehan
HOPO untuk murid juga menjadi hal yang penting. Ditilik dari giatnya mereka
belajar, juga pasti ada rasa ingin tahu sejauh mana mereka menyumbang HOPO untuk
Asrama mereka. Selama ini hanya dipaparkan sejauh mana mereka berhasil mendapat
HOPO perminggunya, dari sisi masing-masing Asrama. Namun yang menjadi acuan
saat ini bagaimana sistem baru ini bersifat terbuka, transparan dan ringkas.
Hal tersebut bisa menjadi pembenahan yang bertahap, mulai dari dasarnya
seperti perhitungan yang baku, staff khusus untuk mengerjakan, maupun pembaruan
sistem yang baru. Hal ini dimaksudkan agar perhitungan yang didapat serta hasilnya
sama rata, lebih transparan, maupun bisa terfokus di satu titik saja yaitu HOPO yang
seimbang. Hal ini, membuat suatu jalan keluar baru, yang lebih baik, untuk
pembenahan Perhitungan HOPO yang selama ini tidak ada sistem yang jelas untuk
HOPO.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penghitungan hopo yang dibuat oleh beberapa pengajar?
2. Apa saja masalah dalam penghitungan hopo?
3. Apa itu sistem hopo universal?
4. Bagaimana penghitungan sistem hopo universal?
5. Apa saja manfaat dari sistem hopo universal?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan sistem hopo yang diterapkan masing-masing pengajar
2. Mengetahui permasalahan dalam pemberian hopo baik di kalangan pengajar dan pengaruhnya terhadap murid dan asrama
3. Memberi usulan dan menjelaskan sistem hopo yang universal
4. Mempermudah proses penghitungan hopo untuk pengajar DSP
5. Mempermudah controlling dalam pemberian hopo
6. Menjelaskan manfaat lain dari penerapan sistem hopo yang universal
BAB IIPEMBAHASAN
I. SISTEM PERHITUNGAN HOPO MASING-MASING PENGAJAR
Setelah mewawancarai berbagai pengajar, ternyata sistem perhitungan hopo
sendiri didasarkan pada ketentuan pengajarnya masing-masing. Tidak ada sistem
perhitungan yang jelas, hanya ada pembatasan maksimal 100 hopo setiap asramanya.
HOPO sendiri merupakan singkatan dari House Point. Point-point yang didapatkan
siswa yang aktif mengikuti setiap kelasnya yang berpengaruh pada Point Asrama
setiap minggunya. Disini, gunanya HOPO adalah menunjang nilai keaktifan siswa
selama di kelas dan dapat hasil akhir yang menjadikannya House Cup. HOPO seperti
namanya, dihitung dari jumlah HOPO masing masing kelas yang dibagi dengan
jumlah anak aktif perminggunya, kemudian juga dengan rew yang diberikan.
Berikut adalah data perhitungan dari berbagai pengajar yang didapat oleh penulis.
Hopo Kehadiran
0 – 20% +10
21 – 40% +15
41 – 60% +20
61 – 80% +25
81 – 100% +30
+5pts/1 jawaban/pertanyaan
1. Kita ambil dari bimbingan Matthew sensei yang menggunakan patokan keaktifan
dari kehadiran murid. Beliau menggolongkan dari yang sangat tidak aktif (0-
20%), kemudian semi aktif (41-60%), diikuti dengan yang aktif (61-80%), dan
terakhir sangat aktif (81-100%). Sistem ini dinilai masih membingungkan dari
bagaimana menentukan berapa persen keaktifan murid di kelas.
“Iya pemberian HoPo itu cara hitungnya tergantung dari pengajarnya masing-masing. Kalau saya sendiri, setiap anak memiliki 10 pts, jika hilang di tengah kelas maka hanya 5-3 pts. Dan untuk seterusnya saya lihat dari keaktifan peranak. Tapi perhitungan itu pun harus adil, jangan membeda-
bedakan asrama satu dengan asrama lain atau karena kita alumni dari asrama tsb maka kita harus memberi lebih banyak pts, itu tidak boleh.”
2. Kemudian ada Alaric sensei yang setiap anak sudah memiliki 10pts masing-
masingnya. Apabila tidak aktif atau hilang di tengah pelajaran berkurang menjadi
3-5 pts. Sistem yang digunakan sudah bagus, karena beliau benar-benar adil
dalam memberi hopo. Tidak berdasar asrama maupun perorangnya.
(Total murid hadir yang aktif x 5) + (Total murid yang hadir tadi pasif x 3) + bonus dari game
3. Terakhir, dari Profs Darius yang dengan rumus langsung yang jelas sehingga
perhitungannya pas dan tepat. Beliau menggunakan metode yang baku dalam
menghitung hopo, dengan setiap anak mendapat 10pts untuk yang aktif lalu
dimasukkan dalam rumus tersebut. Ini lah yang membuat hasilnya tepat dan
trasparan. Bisa menjadi acuan awal dalam pembuatan perhitungan HOPO yang
baru.
II. MASALAH DALAM PERHITUNGAN HOPO
Dari hasil wawancara yang didapat dari para pengajar, tidak ada ditemukan masalah
dalam perhitungan hopo. Namun dari sisi murid, kurang transparannya perhitungan
dan hasil yang ganjil mendorong penulis untuk menemukan rumus baku perhitungan
HOPO. Supaya hasil yang didapat dapat diterima dengan baik, jelas dan transparan.
Serta tidak lagi menganggap pengajar memihak pada salah satu asrama maupun
perorangnya.
Berikut adalah data survey dari berbagai pengajar maupun murid yang didapat oleh
penulis.
“Kalau dari dspnya untuk hopo kelas per asrama tidak boleh lebih dari 100 gitu aja. Sisanya tergantung pengajarnya. Sebenarnya kenapa juga dsp hanya memberikan gitu aja, soalnya dianggap kalau sudah mengajar di sini sudah dipercaya untuk berlaku adil bagi semuanya termasuk yang gini gini”
1. Yang dimaksudkan disini oleh Profs Judy adalah tidak ditemukannya masalah
maupun kesulitan dari perhitungan HOPO selama ini. DSP hanya menetapkan
satu point penting yaitu tidak boleh melebihi 100pts HOPO untuk perasramanya.
Meski hal ini menjadikan kurang transparan, namun alasannya dapat diterima
dengan baik.
“Ya, memang seperti itu. Ada pengajar yang memiliki rumus HoPo tersendiri. Hanya saja tetap harus sesuai peraturan sekolah (setiap asrama maksimal 100pts, harus adil). Keaktifan anak tersebut di kelas yang bersangkutan. Iti saja, sebenarnya.”
2. Menanggapi hal ini, Profs Cheryl dengan jelas menjabarkan bahwa ada pengajar
yang memiliki rumus HOPO sendiri. Jadi, tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini
menjadi perbedaan yang signifikan antar pengajarnya. Namun tidak ditemukan
masalah yang berarti karena semua didasari dengan penilaian keaktifan murid
yang bersangkutan di kelasnya. Hal ini bisa digaris bawahi dengan perlu adanya
penyamarataan perhitungan HOPO yang akan lebih memudahkan semua pengajar
nantinya.
“Pertimbangan saya dari keaktifan anak tersebut. RT materi, membuat catatan dalam bentuk thread, telat atau tidak, plotting, dsb. Menurut saya sih iya, soalnya ada juga sensei/prof lain yang cara memberi hoponya beda sama saya. Ada. Keaktifan seperti yang di atas itu berpengaruh, juga jumlah murid yang hadir.”
3. Terakhir dari Aina sensei yang mengemukakan banyak pertimbangan dari macam-
macam sisi keaktifan muridnya. Dan juga beliau menyampaikan dengan jelas
bahwa hitungan HOPO para pengajar berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini
memperkuat keinginan penulis untuk menemukan cara baru agar semuanya
ringkas dan transparan, sehingga tidak ditemukan lagi kesulitan dalam
menemukan hasil akhir perhitungan HOPOnya.
“Sebetulnya saya menjawab tidak tepat bukan karena betul-betul tidak tepat, tetapi lebih karena jujur saya agak kurang paham untuk perhitungannya seperti apa. Jadi harapan saya mungkin bs ada sosialisasi? Hingga semuanya bisa jelas mengapa asrama ini bisa lebih besar dari yang itu dsb.”
4. Jika dalam konteks murid, Akatsuki menanggapi hal ini dengan ketidak
pahamannya lebih lanjut tentang perhitungan HOPO seperti apa. Disini bisa
disimpulkan bahwa pentingnya sosialisasi, maupun pengarahan lebih lanjut
kepada para murid bagaimana cara perhitunga serta darimana hasil akhir HOPO
didapat.
“Seperti yang saya dibaca dari descripsion di awal, setiap pengajar memiliki metode sendiri untuk pendapatan hopo. Jadi kalau bisa cara perhitungan pendapatan hopo dari pengajar di samakan, jadi tidak terjadi kesalahan takaran pemberian hopo. Tetapi untuk formula perhitungan yang di berikan/dijelaskan oleh Erald sensei sendiri, menurut saya sudah cukup memuaskan karena di dalam formula tersebut sudah tercantum semuanya dan tidak ada yang perlu di rubah.”
5. Lalu ada Shota yang menjabarkan perlu adanya penyamarataan perhitungan antar
pengajarnya. Namun, dia juga menyampaikan bahwa aturan awal yang sudah ada
tidak perlu lagi diubah karena sudah cukup jelas. Hanya saja bagaimana cara
menemukan HOPO itu sendiri perlu lebih diperbarui lagi.
“Sebenarnya saya kurang mengerti perhitungan sistem HOPO. Sistemnya sebenarnya sudah baik, tetapi memang perlu lebih transparansi dalam memberikan HOPO, entah dalam perhitungan atau alasan mengapa asrama ini lebih tinggi dari yang lainnya. Awalnya saya kira dari jumlah murid asrama yang ikut kelas, tapi kadang-kadang tidak begitu juga. Jadi cukup membingungkan sih. Terus kasihan saja kalau misalnya ada murid-murid dari asrama tertentu yang lebih aktif di kelas tapi kalah jumlah dari asrama lain, hoponya tetap rendah.”
6. Essa menjawab meskipun ia tidak terlalu paham dengan sistem perhitungan
HOPOnya, namun perlu adanya transparansi dalam pemberian HOPO. Seperti
yang penulis kemukakan di awal, transparansi sangatlah penting bagi para murid
sehingga mereka juga akan mengerti sejauh mana mereka menyumbangkan
HOPO untuk asrama mereka masing-masing.
“Setiap pengajar tidak memiliki standar yang pasti dalam perhitungan HoPo untuk murid yang aktif maupun tidak. Terkadang asrama dengan murid yang sedikit bisa lebih banyak HoPo-nya dibanding dengan asrama dengan murid yang banyak. Ada pula yang menyama-ratakan semua murid yang hadir dengan HoPo dan Crystal yang sama. Kalau bisa sih, ada standar khusus yang diberlakukan untuk semua pengajar.
Karena menurut saya, perhitungan yang berbeda dari setiap pengajar bisa merugikan dan juga menguntungkan untuk setiap asrama pada perhitungan bulanan.” –Yumi
“Menurut saya perlu, sebetulnya saya sebagai murid ingin mengetahui sistem perhitungan HoPo. Terutama dalam pemberian HoPo saat kelas. Sebenarnya tak ada yang salah, saya hanya ingin lebih detail mengetahui bagaimana masing-masing Professor atau Sensei memberikan HoPo tersebut. Mungkin seperti berapa HoPo yang dihasilkan 1 anak jika aktif dalam me-retweet materi saja tapi tidak aktif ketika tanya jawab.”
7. Dalam konteks ini, Yumi menjabarkan dengan jelas bahwa murid juga perlu
mengetahui sejauh mana sistem perhitungan HOPO para pengajar. Keiko juga
menjelaskan perlu adanya standar yang pasti dalam perhitungan HOPO agar hasil
yang didapat pun jelas dan tepat. Dapat disimpulkan bahwa murid juga berhak
tahu sistem perhitungan HOPO yang ada.
Garis besarnya adalah pengajar tidak terlalu keberatan ataupun memiliki masalah
dengan sistem perhitungan HOPO yang sudah ada. Namun berkebalikan dengan para
murid yang ingin semuanya lebih transparan dan perlu adanya pembenahan yang pasti
terhadap sistem perhitungan HOPOnya sendiri. Hal ini memberikan jalan keluar yang
baik untuk penulis menemukan standar yang pas untuk sistem perhitungaan HOPO
yang baru.
III. SISTEM HOPO UNIVERSAL
Dengan adanya hal ini, penulisan berinisiatif mencari jalan keluar baru yaitu hitungan
yang baku untuk ketentuan perhitungan HOPO kedepannya. Atas pertimbangan dari
hasil wawancara dan penulisan sendiri merasa perlu adanya sedikit pembenahan agar
hasil yang dicapai dapat diterima oleh semua pihak.
Perolehan HOPO keaktifan :
Tidak aktif : meretweet materi saja, hilang di tengah kelas (5pts)
Semi Aktif : plot, meretweet materi (10pts)
Aktif : plot, aktif menjawab pertanyaan dan meretweet semua materi (15pts)
Rew tambahannya bisa dari pertanyaan dan jawaban murid
1-5pts/anak. Disarankan profs/sensei mencantumkan berapa hopo untuk menjawab
pertanyaan di dalam rules kelasnya sehingga murid tahu.
Rumus Perhitungan HOPO :
HOPO = ((jumlah hopo anak aktif x jumlah anak aktif) ÷ 2) + ((jumlah hopo
anak semi aktif x jumlah anak semi aktif) ÷ 2) + (jumlah hopo anak tidak aktif x
jumlah anak tidak aktif) ÷ 2) + total rew tambahan
IV. PERHITUNGAN HOPO UNIVERSAL
Dari rumus yang didapat, dibuatlah perhitungan nyata dan baku untuk menemukan
hasil akhir hopo. Berikut cara perhitungannya.
Kita ambil dari satu asrama, ada 3 anak aktif yang mengikuti kelas, kemudian diikuti
dengan 1 anak semi aktif dan sisanya ada 2 anak tidak aktif. Dan semua anak
menjawab pertanyaan dari senseinya masing-masing mendapat 4pts. Sehingga
hasilnya :
HOPO = ((15 x 3) ÷ 2) + (10 x 1) ÷ 2) + (5 x 2) ÷ 2) + 24 = 56.5 pts
V. MANFAAT DARI SISTEM HOPO UNIVERSAL
Dari data-data survey yang penulis dapatkan, kesimpulan manfaat yang didapatkan
dari adanya sistem perhitungan HOPO baru ini adalah sebagai berikut :
Ada standar yang baku yang membuat perhitungan jadi lebih ringkas dan
praktis. Memudahkan para pengajar yang tidak perlu lagi memusingkan
standar masing-masing antar pengajarnya.
Agar hasilnya lebih transparan dan dapat diterima oleh semua kalangan
murid. Ada kalanya murid ingin tahu sejauh mana mereka menyumbang
HOPO untuk asramanya sehingga memenangkan house cup, maka dari itu
dibuatlah perhitungan baku ini agar kedepannya dapat lebih mudah diterima
dan dipahami.
Demikian pula dengan pengajar baru, agar mudah menyesuaikan dengan
lainnya. Tak perlu memusingkan aturan tersendiri yang harus dibuat. Lalu
juga memudahkan perhitungan karena hasil yang didapat akan sama rata dan
tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Karya Ilmiah ini adalah menemukan jalan keluar baru yang
lebih praktis dan tuntas untuk perhitungan HOPO kedepannya. Agar semuanya
jelas dan transparan. Murid pun dapat menghitung sendiri berdasar kehadiran
mereka. Jadi, tidak ada lagi anggapan bahwa sensei A menguntungkan asrama
atau pihak A dan sebagainya. Kemudian juga menguntungkan pengajar agar tidak
perlu repot membuat aturan tersendiri bagi dirinya, dengan mengikuti aturan yang
ada membuat semua ringkas dan tepat dalam perhitungannya. Untuk pengajar
baru juga tinggal mengikuti aturan yang ada sehingga bisa lebih fokus
mengajarnya daripada harus repot repot menghitung rew dan hopo kelasnya.
B. Saran
Sistem hopo universal yang disarankan di atas masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima berbagai masukan dan
perbaikan terhadap sistem hopo tersebut. Semata-mata tujuan pembuatan sistem
hopo ini adalah untuk memudahkan penghitungan hopo bagi semua pengajar baik
lama maupun baru dan memudahkan murid untuk mampu memahami sistem
perhitungan hopo yang ada. Dengan adanya sistem hopo ini, transparansi antara
pengajar dan murid dapat lebih baik karena standar rumusnya jelas tertulis dan
baku.
LAMPIRAN
Sistem Perhitungan Hopo Matthew Sensei Sistem Perhitungan Hopo Alaric Sensei Sistem Perhitungan Hopo Profs Darius
Tanggapan Profs Judy Tanggapan Profs Cheryl Tanggapan Aina Sensei
Tanggapan Akatsuki, Ehrenadler Tanggapan Shota, Dracheseith Tanggapan Yumi, Katzenaugen Tanggapan Keiko, Katzenaugen