Upload
mawardi-hakim
View
40
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
edema
Citation preview
Edema Anasarca
Fithriani Salma Mardhiyah030.11.106
Identitas Nama : Tn. Kacung Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Lahir : 20 November 1958 Umur : 56 tahun Pekerjaan : Buruh Pendidikan : SD Agama : Islam Status : Sudah menikah Alamat : Bakan Tengah RT 03 RW 14 Desa Karyasari
Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang, Jawa Barat
No.RM : 00.60.05.03 Tanggal masuk : 13 Agustus 2015
AnamnesisAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 14 Agustus 2015 pukul 13.00 WIB di Ruang Perawatan Rengasdengklok RSUD Karawang
Keluhan UtamaBengkak seluruh badan sejak 1 bulan SMRS
Keluhan Tambahan•Sesak•Batuk•Mual•Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD RSUD Karawang dengan keluhan
bengkak pada seluruh tubuh sejak 1 bulan SMRS. Bengkak pertama kali timbul di kedua scrotum, paha, dan kaki kanan pasien, dan kemudian menjalar ke seluruh tubuh
Pasien mengeluh terdapat sesak sejak 1 bulan lalu. Sesak timbul terutama pada posisi berbaring, sehingga pasien lebih nyaman tidur dengan posisi setengah duduk untuk mengurangi sesak napasnya. Pada pasien juga terdapat batuk berdahak berwarna putih sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien merasa seluruh tubuhnya lemas, hanya bisa berbaring dan tidak bisa duduk. Kaki terasa berat, sehingga pasien tidak bisa berdiri dan berjalan.
Pasien mengeluh adanya mual, tidak disertai dengan muntah. Intake pasien normal, masih bisa makan dan minum seperti biasa. BAB sulit, dan BAK normal seperti biasa namun berwarna pekat.
Riwayat Penyakit Dahulu•Belum pernah
mengalami keluhan yang sama•Riwayat asma (-)•Riwayat darah tinggi
(-)•Riwayat kencing manis
(-)•Riwayat TB paru (-)
Riwayat Penyakit Keluarga•Riwayat darah tinggi
(+) •Riwayat DM (-)•Riwayat TB paru (-)•Riwayat asma (-)
Riwayat PengobatanSebelumnya pasien sudah pernah datang ke mantri dengan keluhan bengkak pada scrotum, dan kemudian didagnosis hernia, namun belum menjalani pengobatan.
Riwayat KebiasaanPasien memiliki riwayat merokok selama 2 tahun saat pada masa muda. Riwayat konsumsi alkohol disangkal.
PF
Status Generalis Kulit : Ikterik (-) sianosis (-) pucat (-) efluoresensi (-) Kepala : Normosefali, rambut hitam merata, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva anemis -/- , SI -/- , RCL +/+, RCTL +/+ Telinga : Normotia, Nyeri tekan -/- , serumen -/-, RC +/+ Hidung : Deviasi septum -/- , Discharge -/- pernapasan cuping hidung (-) Mulut : Sianosis (-) pucat (-), lidah tidak ada kelainan, gigi geligi
lengkap, karies (-), arcus faring simetris, faring hiperemis (-), T1/T1
Tanda Vital TD : 120/90 mmHgNadi : 108x/menit, regular,
kuat, isi cukup, ekual
Pernapasan : 16x/menit, reguler
Suhu : 36,6 oC
Keadaan Umum : Tampak lemah, berbicara lambat
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Sakit : Berat Kesan Gizi : Berlebih
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), pembesaran Tiroid (-), JVP sulit dinilai, kaku kuduk (-), distensi vena leher (+)
Thorax Inspeksi• Bentuk thorax : Normal• Gerak pernafasan :
simetris• Tipe pernafasan : Abdominothorakal•Pulsasi ictus cordis tidak
terlihat
Palpasi• Ekspansi dada simetris• Vocal fremitus simetris• Pulsasi Ictus cordis teraba
pada ICS V linea midklavikularis sinistra, thrill (-)
Auskultasi• Suara napas vesikular, Rh
+/+ , Wh -/-• BJ 1,II reguler, murmur (-)
gallop (-)
Perkusi • Sonor pada kedua lapang
paru• Batas paru hati : pada
garis midklavikula kanan sela iga V
• Batas paru lambung : pada garis aksilaris anterior kiri sela iga VIII
• Margin of Isthmus kronig : sonor
• Batas jantung kiri pada ICS V linea midklavikularis sinistra
• Batas jantung kanan pada ICS III-V 1cm medial linea midklavikula dextra
Abdomen Inspeksi : buncit, ikterik (-), venektasi (-), caput medusae (-),
sikatriks (-) Auskultasi : BU (+) normal Palpasi : tidak supel, nyeri tekan epigastrium (+), undulasi (+),
pitting oedem (+), massa (-), hepatomegali (-) Splenomegali (-) Ballotement (-)/(-)
Perkusi : redup pada seluruh kuadran, nyeri ketok CVA (-)/(-)
Nyeri tekan : - + - - - - - - -
Genitalia Inspeksi: edema scrotum (+/+)
Ekstremitas Akral teraba hangat, CRT < 2 detik, edema ++/++
Pemeriksaan PenunjangParameter Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,7 g/dl 13,0-18,0 g/dl
Leukosit 4,97 x103/µL 3,80-10,60 x103/µL
Trombosit 172 x 103/µL 150-440 x103/µL
Hematokrit 42,4 % 40,0-52,0 %
Basofil 1 0-1
Eosinofil 1 1-3
Neutrofil 60 40-70
Limfosit 24 20-40
Monosit 13 2-8
HBs Ag Rapid Non Reaktif Non Reaktif
Glukosa darah sewaktu 117 mg/dl <140 mg/dl
Ureum 29,7 mg/dl 15,0-50,0 mg/dl
Creatinin 0,89 mg/dl 0,60-1,10 mg/dl
Parameter Hasil Nilai Rujukan
SGOT 13 m/L s/d 37
SGPT 8,5 m/L s/d 40
Bilirubin Total 1,04 mg/dL s/d 1,00
Bilirubin Direk 0,65 mg/dL s/d 0,25
Bilirubin Indirek 0,39 mg/dL s/d 0,75
Protein Total 6,38 g/dL 6,60-8,70
Albumin 2,9 g/dL 3,50-5,00
Globulin 3,48 g/dL 3,10-3,70
Foto ThoraxFoto : Thorax AP
Deskripsi: Cor: Jantung kesan membesar. Aorta baikTampak cephalisasi (+)Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip dan kedua lengkungan diafragma baik.Tulang-tulang dan jaringan lunak, dinding dada baik
Kesan : suspect decomp cordis.
Diagnosis
Edema anasarka et causa CHF
•Sirosis hepatis•Sindrom
nefrotik
DD/
Penatalaksanaan IVFD D5% 15 tpm Lasix 2x1 inj Spironolakton 1x1 tab Curcuma 3x1 tab Aminofusin hepar 1 fl/hari
Prognosis Ad Vitam : Dubia ad malam Ad Functionam : Dubia ad malam Ad Sanationam : Dubia ad malam
Pasien meninggal dunia pada 20 Agustus pukul 19.57
Analisis KasusAnamnesis Bengkak pada seluruh
tubuh Sesak, terutama pada
posisi berbaring Batuk berdahak berwarna
putih Seluruh tubuhnya lemas,
dan kaki terasa berat
PF KU lemah Distensi vena leher Rhonki +/+ Abdomen:
Buncit, undulasi (+), pitting oedem (+) Perkusi redup pada seluruh kuadran, nyeri tekan epigastrium (+)
Edema scrotum (+/+) Ekstremitas edema ++/++
Pemeriksaan Penunjang Suspect decomp cordis
Tinjauan pustaka
Keseimbangan Cairan Asupan (intake) cairan melalui 3 cara:
MinumSeorang dewasa kira-kira minum 1500ml air per hari. Sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500ml air per hari
Makan Makanan yang mengandung air, daging mengandung 50% sampai 75% air dan beberapa jenis buah dan sayur mengandung 95% air
Proses oksidasi Proses oksidasi makanan dalam tubuh (metabolisme), air metabolik yang dihasilkan melalui katabolisme mencapai sekitar 300ml.
Keluaran (output) cairan melalui 4 proses yaitu: Urin
Dalam kondisi normal pengeluaran urin sekitar 1400-1500ml per 24jam atau sekitar 30-50ml per jam.
IWL (Insesible Water Loss) Terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normalnya kehilangan cairan tubuh melalui proses ini berkisar antara 300-400ml per hari,
KeringatCairan yang keluar melalui keringat sekitar 100ml per hari.
FesesPengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200ml per hari, yang diatur melalui proses reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi: Ginjal Jantung dan pembuluh darah Paru-paru Kelenjar pituitari Kelenjar adrenal Kelenjar paratiroid
EDEMA ANASARCAEdema Edema adalah meningkatnya volume cairan ekstra
seluler yang bersifat lokal atau umum dan memerlukan perhatian yang khusus. Pembentukan odema terjadi sebagai akibat dari perluasan cairan dalam kompartmen cairan interstitial dan dapat terlokalisir tempatnya.
Edema anasarka Yaitu penimbunan cairan atau terjadinya kelebihan
volume cairan dalam jaringan subkutis atau rongga tubuh akibat dari hipoproteinemia atau defisit protein. Edema anasarka ini merupakan bentuk edema yang paling parah dari segi kondisinya karena terjadi hampir diseluruh bagian tubuh yang memiliki rongga.
Etiologi1. Peningkatan tekanan
hidrostatik Gangguan aliran vena
Gagal Jangtung kongestif Perikarditis konstriktif Sirosis hati Obstruksi vena karena
tumor besar Arteriol dilatasi
Disregulasi neurohumoral
2. Tekanan osmotik berkurang
3. Kekurangan protein Asupan protein berkurang
Protein malnutrisi – Kwashiorkor
Kelaparan Sintesis protein berkurang
Sirosis hati Peningkatan ekskresi
protein Kehilangan protein
glomerulopathies - Sindrom nefrotik
Kehilangan protein enteropati
Patofisiologi Peningkatan tekanan hidrostatik Tekanan osmotik plasma berkurang Retensi natrium
Pemeriksaan diagnostik BUN (blood urea nitrogen) Hematokrit Rontgen dada Creatinin Urinalisa
Pengobatan dan terapi Pengobatan berdasarkan penyebab yang mendasari anasarca.
Pengobatan farmakologis: Loop diuretics, diberikan untuk kelebihan air agar dibuang
melalui urin. Contoh diuretik loop adalah: Furosemid, torsemide, butethamine.
Diuretik hemat kalium, karena kalium juga diekskresikan dalam urin, dan kalium adalah elektrolit penting yang diperlukan dalam tubuh sehingga saat mengkonsumsi diuretik hemat kalium, kalium tidak diekskresikan. Obat yang digunakan adalah spironolakton, dan triamterene.
Diuretik, thiazide adalah jenis diuretik yang menghasilkan respon sinergis karena merangsang situs yang berbeda dari ginjal untuk kelebihan air untuk dibuang. Hydrochlorothiazie adalah contoh jenis diuretik.
CARDIAC HEART FAILURE Suatu sindrom klinis akibat kelainan struktur atau
fungsi jantung yang ditandai dengan: Gejala gagal jantung: sesak napas atau lelah bila
beraktivitas; pada kondisi berat dapat timbul pada keadaan istirahat
Tanda-tanda retensi cairan, seperti kongesti paru atau bengkak pergelangan kaki
Bukti obyektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat istirahat
Manifestasi Klinis Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari
umur pasien, beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan penampilan jantung.
Pada penderita gagal jantung kongestif, hampir selalu ditemukan: Gejala paru berupa dyspnea, orthopnea dan paroxysmal
nocturnal dyspnea. Gejala sistemik berupa lemah, cepat lelah, oliguri, nokturi, mual,
muntah, asites, hepatomegali, dan edema perifer. Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi
buruk sampai delirium.
DiagnosisKriteria mayor Kriteria minorParoxysmal nocturnal dyspnea Edema ekstremitasDistensi vena leher Batuk malamPeningkatan vena jugularis Sesak pada aktivitasRonki Hepatomegali Kardiomegali Efusi pleuraEdema paru akut Kapasitas vital berkurang 1/3 dari
normalGallop bunyi jantung III Takikardia (>120x/m)Refluks hepatojugular positif
Mayor atau minorPenurunan berat badan ≥ 4,5 kg dalam 5 hari terapi
Komplikasi 1. Tromboemboli adalah risiko terjadinya bekuan vena (thrombosis vena
dalam atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi, terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian warfarin.
2. Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan perburukan dramatis. Hal tersebut indikasi pemantauan denyut jantung (dengan digoxin atau β blocker dan pemberian warfarin).
3. Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan dosis ditinggikan.
4. Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden
cardiac death (25-50% kematian CHF). Pada pasien yang berhasil diresusitasi, amiodaron, β blocker, dan vebrilator yang ditanam mungkin turut mempunyai peranan.
TatalaksanaTerapi Farmakologi Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik) Antagonis aldosteron Obat inotropik Glikosida digitalis Vasodilator (Captopril, isosorbit dinitrat) Inhibitor ACE
Terapi non farmakologi Membatasi aktivitas sesuai beratnya keluhan seperti: diet
rendah garam, mengurangi berat badan, mengurangi lemak, mengurangi stress psikis, menghindari rokok, olahraga teratur.