13
Email Redaksi: [email protected] Pemilukada Pengembangan Kawasan Tebu J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 28 Januari 2013 SENIN Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang SGB Mulai Tarik Parkir Pengunjung Berkurang, Pedagang Rugi Minim Saluran, Perumahan Pejabat Banjir Genangan Air Capai 70 Cm Jalan Raya Ambat-Panglegur Rawan Jalur Tengkorak Renggut Enam Korban Jiwa Bupati Lambat Isi Kepala Dinas Pengamat: Busyro Harus Setia pada Rakyat! @kabarmaduranews TWITTER J Bersambung ke Hal 6 KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN HARAPAN DAN DOA: Larung sesaji kepada laut sebagai rasa syukur karena hasil tangkapan ikan yang melimpah. Selain itu, juga sebagai niat untuk buang sial. SAMPANG-Rokat tase’ yang biasa disebut orang Jawa, khususnya masyara- kat pesisir, sebagai petik laut, atau larung sesaji, merupakan ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa karena telah memberi lim- pahan hasil ikan tangkapan di laut setiap tahunnya. Termasuk dalam niatan membuang sial terhadap hasil tangkapan ikan laut. Acara rokat tase’ yang digelar masyarakat ne- layan Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh Ka- bupaten Sampang, ke- marin (27/1) berlangsung sangat ramai. Dimulai sekitar pukul 10.00, rang- kaian acara ritual rokat tase’ itu, diawali dengan parade kesenian tradisi masyarakat setempat. KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN ARTIS LOKAL: Rangkaian acara rokat tase’ biasanya diawali dengan parade kesenian daerah setempat, sebelum melarung sesaji di tengah laut. KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN SESAJI: Perahu mini ini biasanya berisi tumpeng, kepala sapi atau kambing, dan berbagai pernak-pernik lainnya, yang akan dilarung di tengah laut sebagai pertanda syukur. Politikus NU Pura- pura Melayani Umat SUMENEP- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo, boleh saja yakin, dia akan mampu mere- but kembali kursi Jatim Satu (Gu- bernur Jatim) periode 2013-2018 mendatang, dengan mengusung label KarSa Jilid II, alias kem- bali menggandeng Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai pasangannya. Terlebih, Gus Ipul merupakan rep- resentasi warga Nahdliyyin (Nahd- latul Ulama atau NU, red) – basis massa PKB – yang cukup mendomi- nasi kalangan akar rumput Jatim. Sementara, Gus Ipul sendiri oke-oke saja digandeng Pakde Karwo. Tapi nyatanya, suara-suara dari bawah menyiratkan ketidaksepaka- tan atas terbentuknya pasangan KarSa (Karwo-Saifullah Yusuf) Jilid II. Seperti yang diungkapkan se- cara tegas oleh Sekretaris DPC PKB Sumenep, Bahrul Ulum. Dia mengaku, sangat menyayangkan sikap Gus Ipul yang bersedia berpasangan kembali den- gan Pakde Karwo. Sebab, menurut dia, Gus Ipul akan lebih ber- manfaat bagi warga NU jika berpas- angan den- gan Khafi- fah Indar Parawansa, karena sama-sama kader NU. ”Kami itu kan se- benarnya sudah sepakat untuk men- dukung kader NU, tapi kalau sudah pilihan- nya begitu mau bagaimana lagi,” u jarnya dengan nada memendam kecewa. Akan tetapi, Bahrul tak menjawab dengan tegas, ketika disinggung, apakah itu berarti dukungan PKB akan diarahkan kepada Khofifah. Katanya, jajaran pimpinan PKB mulai dari pusat hingga daerah, masih menunggu instruksi dari Pengurus Besar (PB) NU. Alasannya, sebagai partai politik yang lahir dari tubuh NU, PKB akan patuh kepada keputusan PB NU. ”Saat ini kami masih menunggu ha- sil keputusan DPP PKB yang masih melakukan komunikasi dengan PB NU, (tentang) siapa kader NU yang akan direstui dalam Pilgub Jatim. Jadi, siapa pun yang direstui, kami tetap patuh pada struktur yang di atas,” tandasnya. Di bagian lain, anggota DPRD Sumenep, Ahmad Mawardi me- nyayangkan sikap kader-kader NU yang bakal terlibat dalam Pilgub Jatim, Agustus 2013. Warga Madura Masa Bodoh akan Pendidikan PAMEKASAN-Sistem pendidikan yang ada di Indonesia mungkin perlu direvisi. Pasal- nya, masih banyak masyarakat menilai, pen- didikan belum menjadi kebutuhan pokok. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 HAMBUR- KAN UANG: Banyak masyarakat Madura yang menganggap, pendidikan tak banyak manfaatnya, karena tak menjamin bisa mendapatkan pekerjaan. KM/DOK Antrean Pemudik Warnai Arus Balik BANGKALAN-Perayaan hari kela- hiran Nabi Muhammad SAW, bagi sebagian masyarakat Madura, sama pentingnya dengan Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Sehingga muncul pula arus mudik dan arus balik, yang meningkatkan volume lalu-lintas kendaraan bermotor. KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI ARUS BALIK: Antrean kendaraan para pemudik setelah menjalankan tradisi Maulid Nabi di kampung halamannya masing- masing, tampak mengular. Petani Pamekasan Terusik Uji Coba Lahan PAMEKASAN-Upaya penolakan ter- hadap uji coba tebu yang digalakkan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Di- shutbun) Kabupaten Pamekasan, kini mulai lantang disuarakan para petani. KM/HAIRUL ANAM CALON KORBAN: Dua orang petani di Desa Batu Kalang, Kec Proppo, Pamekasan. Bupati Baru Segera Dilantik BANGKALAN- Satu bu- lan lagi, Bangkalan akan resmi mempunyai Bupati dan Wakil Bupati yang baru. Menurut agenda yang di- paripurnakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan Jumat lalu (25/1) adalah tentang pemberhentian bupati dan wakil bupati lama, kemudian penetapan bupati dan wakil bupati yang baru. Di sidang paripurna itu mekanisme pengangkatan bupati dan wakil bupati baru itu melalui pemberitahuan ke bupati lama yang akan disertai dengan Harus Libatkan Warga Sampang SAMPANG-Kabupaten Sampang akan terimbas pada pengembangan pembangunan terutama di kawasan selatan. KM/BAHTERAUMMAT.WORDPRESS.COM DEMI INVESTASI: Kegiatan eksplorasi minyak di Sampang ini, diduga telah menyulut konik horisontal berdarah di Sampang. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 SYAMSURI, 26, dan istrinya, Dewi Kumalasari, 21, tampak tidak kuasa menyembunyikan rasa takjub, saat memandang buah hati mereka, Siti Nurai- syah. Wajah balita berusia 5 bulan itu, kini jauh lebih cantik dari sebelumnya. Tak terlihat lagi peman- dangan mengerikan di bibir balita itu. Bibir Siti Nuraisyah, sekarang sudah menutup, tak membelah lagi. “Alhamdulillah, ini mungkin rezeki anak saya. Karena tanpa sengaja, dengan begitu cepat, anak saya telah dioperasi dan berhasil. Bahkan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeser- pun,’’ kata Dewi dengan wajah berbinar-binar. KM/KASIONO SENANG: Siti Nuraisyah, anak pasangan suami istri Syamsuri-Dewi Kumalasari ini, bakal tumbuh menjadi gadis cantik, setelah sukses menjalani operasi bibir sumbing gratis yang digelar KWB dalam rangka memperingati HPN. Operasi Bibir Sumbing Gratis di Hari Pers Nasional Orangtua Senang karena Anaknya Kini Benar-benar Cantik Awak media tak melulu berkutat dengan berita, tapi juga patut mengembangkan jiwa sosial. Seperti yang dilakukan Komunitas Wartawan Bangkalan (KWB) ke- tika memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Mereka mengupayakan perubahan besar dalam kehidupan penderita bibir sumbing. KASIONO, Bangkalan Lawan Mantan Klub yang Nunggak Gaji

Edisi 28 Januari 2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kabar madura

Citation preview

Page 1: Edisi 28 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

PemilukadaPengembangan Kawasan

Tebu

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

28 Januari 2013SENIN

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

SGB Mulai Tarik ParkirPengunjung Berkurang, Pedagang Rugi

Minim Saluran, Perumahan Pejabat BanjirGenangan Air Capai 70 Cm

Jalan Raya Ambat-Panglegur RawanJalur Tengkorak Renggut Enam Korban Jiwa

Bupati Lambat Isi Kepala DinasPengamat: Busyro Harus Setia pada Rakyat!@kabarmaduranews

TWITTER

Bersambung ke Hal 6

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

HARAPAN DAN DOA: Larung sesaji kepada laut sebagai rasa syukur karena hasil tangkapan ikan yang melimpah. Selain itu, juga sebagai niat untuk buang sial.

SAMPANG-Rokat tase’ yang biasa disebut orang Jawa, khususnya masyara-kat pesisir, sebagai petik laut, atau larung sesaji, merupakan ritual yang dilakukan para nelayan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa karena telah memberi lim-pahan hasil ikan tangkapan di laut setiap tahunnya. Termasuk dalam niatan membuang sial terhadap

hasil tangkapan ikan laut.Acara rokat tase’ yang

digelar masyarakat ne-layan Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh Ka-bupaten Sampang, ke-marin (27/1) berlangsung sangat ramai. Dimulai sekitar pukul 10.00, rang-kaian acara ritual rokat tase’ itu, diawali dengan parade kesenian tradisi masyarakat setempat.

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

ARTIS LOKAL: Rangkaian acara rokat tase’ biasanya diawali dengan parade kesenian daerah setempat, sebelum melarung sesaji di tengah laut.

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

SESAJI: Perahu mini ini biasanya berisi tumpeng, kepala sapi atau kambing, dan berbagai pernak-pernik lainnya, yang akan dilarung di tengah laut sebagai pertanda syukur.

Politikus NU Pura-pura Melayani UmatSUMENEP-Gubernur Jawa

Timur (Jatim) Soekarwo, boleh saja yakin, dia akan mampu mere-but kembali kursi Jatim Satu (Gu-bernur Jatim) periode 2013-2018 mendatang, dengan mengusung label KarSa Jilid II, alias kem-bali menggandeng Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sebagai pasangannya.

Terlebih, Gus Ipul merupakan rep-resentasi warga Nahdliyyin (Nahd-latul Ulama atau NU, red) – basis massa PKB – yang cukup mendomi-nasi kalangan akar rumput Jatim. Sementara, Gus Ipul sendiri oke-oke saja digandeng Pakde Karwo.

Tapi nyatanya, suara-suara dari bawah menyiratkan ketidaksepaka-tan atas terbentuknya pasangan KarSa (Karwo-Saifullah Yusuf) Jilid II. Seperti yang diungkapkan se-cara tegas oleh Sekretaris DPC PKB

Sumenep, Bahrul Ulum.Dia mengaku, sangat

menyayangkan sikap Gus Ipul yang bersedia berpasangan kembali den-gan Pakde Karwo. Sebab, menurut dia, Gus Ipul akan lebih ber-manfaat bagi warga NU jika berpas-angan den-gan Khafi-

fah Indar Parawansa, karena sama-sama kader NU.”Kami itu kan se-

b e n a r n y a s u d a h sepakat untuk men-

dukung kader NU, tapi kalau sudah pilihan-

nya begitu mau bagaimana

l a g i , ” u j a r n y a

dengan

nada memendam kecewa.Akan tetapi, Bahrul tak menjawab

dengan tegas, ketika disinggung, apakah itu berarti dukungan PKB akan diarahkan kepada Khofifah. Katanya, jajaran pimpinan PKB mulai dari pusat hingga daerah, masih menunggu instruksi dari Pengurus Besar (PB) NU.

Alasannya, sebagai partai politik yang lahir dari tubuh NU, PKB akan patuh kepada keputusan PB NU. ”Saat ini kami masih menunggu ha-

sil keputusan DPP PKB yang masih melakukan komunikasi dengan PB NU, (tentang) siapa kader NU yang akan direstui dalam Pilgub Jatim. Jadi, siapa pun yang direstui, kami tetap patuh pada struktur yang di atas,” tandasnya.

Di bagian lain, anggota DPRD Sumenep, Ahmad Mawardi me-nyayangkan sikap kader-kader NU yang bakal terlibat dalam Pilgub Jatim, Agustus 2013.

Warga Madura Masa Bodoh akan Pendidikan

PAMEKASAN-Sistem pendidikan yang ada di Indonesia mungkin perlu direvisi. Pasal-

nya, masih banyak masyarakat menilai, pen-didikan belum menjadi kebutuhan pokok.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

HAMBUR-KAN UANG: Banyak masyarakat Madura yang menganggap, pendidikan tak banyak manfaatnya, karena tak menjamin bisa mendapatkan pekerjaan.

KM/DOK

Antrean Pemudik Warnai Arus BalikBANGKALAN-Perayaan hari kela-

hiran Nabi Muhammad SAW, bagi sebagian masyarakat Madura, sama pentingnya dengan Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha. Sehingga muncul pula arus mudik dan arus balik, yang meningkatkan volume lalu-lintas kendaraan bermotor.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

ARUS BALIK: Antrean kendaraan para pemudik setelah menjalankan tradisi Maulid Nabi di kampung halamannya masing-masing, tampak mengular.

Petani Pamekasan Terusik Uji Coba LahanPAMEKASAN-Upaya penolakan ter-

hadap uji coba tebu yang digalakkan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Di-shutbun) Kabupaten Pamekasan, kini mulai lantang disuarakan para petani.

KM/HAIRUL ANAM

CALON KORBAN: Dua orang petani di Desa Batu Kalang, Kec Proppo, Pamekasan.

Bupati Baru Segera DilantikBANGKALAN-Satu bu-

lan lagi, Bangkalan akan resmi mempunyai Bupati dan Wakil Bupati yang baru.

Menurut agenda yang di-paripurnakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan Jumat lalu (25/1) adalah tentang pemberhentian bupati dan wakil bupati lama, kemudian penetapan bupati dan wakil bupati yang baru.

Di sidang paripurna itu mekanisme pengangkatan bupati dan wakil bupati baru itu melalui pemberitahuan ke bupati lama yang akan disertai dengan

Harus Libatkan Warga SampangSAMPANG-Kabupaten Sampang

akan terimbas pada pengembangan pembangunan terutama di kawasan selatan.

KM/BAHTERAUMMAT.WORDPRESS.COM

DEMI INVESTASI: Kegiatan eksplorasi minyak di Sampang ini, diduga telah menyulut konfl ik horisontal berdarah di Sampang.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

SYAMSURI, 26, dan istrinya, Dewi Kumalasari, 21, tampak tidak kuasa menyembunyikan rasa takjub, saat memandang buah hati mereka, Siti Nurai-syah. Wajah balita berusia 5 bulan itu, kini jauh lebih cantik dari sebelumnya.

Tak terlihat lagi peman-dangan mengerikan di bibir balita itu. Bibir Siti Nuraisyah,

sekarang sudah menutup, tak membelah lagi.

“Alhamdulillah, ini mungkin rezeki anak saya. Karena tanpa sengaja, dengan begitu cepat, anak saya telah dioperasi dan berhasil. Bahkan, saya tidak mengeluarkan biaya sepeser-pun,’’ kata Dewi dengan wajah berbinar-binar.

KM/KASIONO

SENANG: Siti Nuraisyah, anak pasangan suami istri Syamsuri-Dewi Kumalasari ini, bakal tumbuh menjadi gadis cantik, setelah sukses menjalani operasi bibir sumbing gratis yang digelar KWB dalam rangka memperingati HPN.

Operasi Bibir Sumbing Gratis di Hari Pers Nasional

Orangtua Senang karena Anaknya Kini Benar-benar CantikAwak media tak melulu berkutat dengan berita, tapi

juga patut mengembangkan jiwa sosial. Seperti yang dilakukan Komunitas Wartawan Bangkalan (KWB) ke-tika memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Mereka

mengupayakan perubahan besar dalam kehidupan penderita bibir sumbing.

KASIONO, Bangkalan

Lawan Mantan Klub yang Nunggak Gaji

Page 2: Edisi 28 Januari 2013

Pengunjung Berkurang, Pedagang Rugi KOTA-Sejak minggu (27/1)

pagi kemarin, semua kend-araan bermotor yang ma-suk halaman Stadion Gelora Bangkalan (SGB) dipungut retribusi parkir oleh petu-gas terkait. Hal ini tak sep-erti biasanya di mana sejak bangunan megah tersebut diresmikan beberapa waktu yang lalu, semua kendaraan bermotor bebas keluar masuk halaman stadion terbesar di Bangkalan tersebut.

Muzammil, salah satu petu-gas Dinas Perhubungan yang ditugaskan menjaga pintu keluar parkir, mengatakan bahwa mulai kemarin setiap

kendaraan bermotor yang kel-uar masuk SGB akan dipungut retribusi parkir. “Mulai hari ini

mas, ini masih percobaan dulu, motor ditarik seribu sedangkan mobil 2 ribu,” ungkapnya.

Bambang, petugas lain yang bertugas di akses masuk men-gatakan bahwa pungutan parkir ini akan diberlakukan selama 24 jam setiap harinya. “24 jam mas, sesuai instruksi kadis, sepertinya ini dibagi 2 shift untuk petugas jaganya,” papar Bambang.

Budi, seorang petugas es buah yang biasa mangkal di halaman parkir SGB tampak kebingungan saat akses yang biasa digunakannya masuk ke tempatnya berdagang ditutup traffic cone. Dirinya mengaku kecewa dengan kebijakan ini. “Gimana lagi mas, masyarakat kecil kayak saya ini nerima saja, tapi jujur saja hal ini pasti ber-pengaruh terhadap jualan,” keluhnya kemarin sambil berupaya membuka penu-

tup jalan guna memasukkan barang dagangan ke lokasi biasa dirinya berjualan.

Sayangnya tak banyak infor-masi yang diterima oleh Ka-bar Madura. Saat dihubungi melalui saluran telepon untuk dikonfirmasi terkait pember-lakuan aturan tersebut, Abdul Hamid, Kepala Dishubkomin-fo Bangkalan tidak mem-berikan respon. Berdasarkan pemantauan Kabar Madura, tampak 3 akses yang biasa dilalui pengunjung untuk ma-suk ke halaman parkir SGB ditutup oleh petugas dengan menggunakan tali dan traffic cone, sementara itu hanya satu pintu masuk dibagian utara dan sebuah pintu keluar disisi selatan yang keduanya dijaga oleh para petugas dari Dinas Perhubungan.(jos/ejp)

SENIN 28 Januari 20132

Email Redaksi: [email protected]

LAKALANTAS

CUACA

SGB Mulai Tarik Parkir

KM/AGUS JOSIANDI

TERSUNGKUR: 3 orang pengemudi motor terjatuh dan mengalami luka akibat kecerobohan seorang pelajar yang menikung seenaknya. Kabar Madura yang ada di lokasi kejadian sempat mengabadikan peristiwa tersebut.

Sebabkan Kecelakaan, Siswa MTs Ketakutan KOTA-Kecelakaan lalu lintas kembali

terjadi kali ini bahkan melibatkan siswa kelas 1 MTS Bangkalan. Tampak bocah kelas 1 tersebut sangat ketakutan saat me-lihat korban kecelakaan yang diakibatkan kecerobohannya berdarah dibagian hidung dan lecet di bagian tubuh lainnya. Terlebih saat itu sejumlah orang turut menegurnya yang teledor saat menikung di jalan leter U tanpa memperhatikan pengguna jalan lain sehingga mengakibatkan kecelakaan.

Kejadian ini bermula saat sepeda motor Shogun bernopol M 2480 GC yang saat itu dikendarai Viki Firmansyah, seorang siswa kelas 1 MTS Bangkalan melaju dari arah selatan di Jalan Soekarno Hatta. Tanpa peringatan dan memperhatikan pengguna kendaraan lainnya, bocah yang mengaku belum memiliki SIM dan tengah membon-ceng rekannya itu menikung sekenanya di salah satu jalan leter U yang berada di depan gedung Pajak Pratama Bangkalan.

Akibatnya, Jatim pengendara motor Hon-da Supra bernopol M 4481 HN, beserta anak dan istrinya yang sedang melaju dari arah utara, menabrak bagian belakang kendaraan Shogun tersebut hingga hilang keseimbangan. Ketiga penumpangnya pun terpelanting. Beruntung, Viki dan rekannya tak sedikitpun terjatuh dan menderita luka, sedangkan Jatim, beserta anak dan istrinya yang sempat jatuh dan terpelanting mengelurkan darah di bagian hidung dan lecet di kakinya. (jos/ejp)

KM/AGUS JOSIANDI

PARKIR: mulai minggu (27/1) kemarin, setiap kendaraan yang masuk halaman SGB dipungut retribusi parkir.

Malam minggu (26/1), meski-pun gerimis, tidak menyurut-

kan niat dan keinginan warga Kelurahan Pangeranan Kam-pung Lebak untuk menghad-

iri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berbekal payung di tangannya, antu-sius tetap tampak di wajah

mereka. Mungkin saja ini adalah bentuk kecintaannya

terhadap rasulnya.

ABDUR ROHIM, Bangkalan

SEDARI sore langit memang tampak mendung tanda turun hu-jan. Dengan gotong royong warga Kelurahan Pangeranan Kampung Lebak sibuk mempersiapkan

acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Benar saja, ti-dak lama kemudian gerimis turun dengan lembutnya. Namun, tidak menyurutnya semangat gotong royong warga tersebut.

Saat disapa oleh Kabar Madura, H. Amalun Sholeh, Ketua Panitia sekaligus Ketua Hadrah Jidor mengatakan bahwa kami me-mang memperingati maulid nabi ini di setiap tahunnya. Tentunya, bersama-sama dengan warga dan dengan pembiayaan yang sifat-nya swadaya. “Dengan swadaya masyarakat, alhamdulillah tanpa kesulitan di setiap tahunnya kami bisa memperingati maulid nabi ini,” ujarnya santai.

Disinggung mengenai menu utama dari peringatan maulid nabi ini, pemuda yang akrab den-gan panggilan Jih Malun ini men-gatakan bahwa menu utamanya adalah ceramah yang akan dis-ampaikan oleh KH. Abdul Wah-

hab pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syadziliyyah Kelurahan Ban-caran. “Ini adalah sarana dakwah kami untuk masyarakat sekitar,” tambahnya lagi.

Dia menambahkan bahwa, selain ada ceramah agama, warga akan kami suguhkan dengan kesenian hadrah jidor yang menurut kami ke-senian tersebut semakin lama sema-kin berkurang peminatnya, terutama para pemudanya. “Memang sangat disayangkan” ujarnya singkat

Senada dengan itu, Moh. Mohlis selaku pembina dari hadrah jidor menjelaskan bahwa, hadrah jidor ini adalah salah satu dari beberapa kesenian yang yang harus diles-tarikan. Kalau diibaratkan dengan warisan, kesenian hadrah jidor ini adalah sebuah warisan turun temurun dari guru ke guru sampai kemuridnya sekarang ini.

Mengapa dinamai hadrah ji-dor, Mohlis mengatakan dengan sederhana karena hadrah itu

menggunakan jidor. Ritmenya pun berbeda dengan hadrah-hadrah yang lainnya seperti hadrah Ishari maupun yang lagi populer seka-rang ini adalah hadrah banjari. “Hadrah ini menjadi unik karena menggunakan jidor,” katanya

Mohlis menambahkan bahwa budaya ini bukan hanya sekedar budaya biasa. Akan tetapi bertujuan untuk mendidik dan mengenang serta menumbuhkembangkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Terlebih ini dalam bulan maulid, yang memang pada umum-nya sudah menjadi tradisi madura. “Ada benang merah yang bisa kita tarik,” ujarnya lagi.

Mohlis berharap peran pemerin-tah sangat saya ditunggu. Agar seni hadrah ini tidak terkikis oleh roda jaman yang semakin menggelind-ing. Sehingga anak-anak menjadi tidak tertarik lagi untuk menekun-inya. “Semoga saja pemerintah peduli,” harapnya. (ejp)

KM/ABDUR ROHIM

MELEMAH: Pertunjukan hadrah menjadi bagian sunah dari peringatan Maulid Nabi di Bangkalan. Insert: KH. Abd Wahhab, pengasuh ponpes asy Syadziliyyah

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Wakaf Jami’atunnur

Gaung Hadrah Jidor pun Semakin Lemah

SEPULUH-Setelah beberapa minggu se-belumnya para nelayan terpaksa tidak me-laut akibat buruknya cuaca dan ketinggian ombak mencapai 6 meter, kini sebagian besar nelayan sudah dapat bernafas lega setelah kondisi cuaca semakin membaik.

Sejumlah nelayan di Kecamatan sepuluh mengaku mereka sudah berani melaut dan menangkap ikan, setelah selama beberapa hari harus menganggur dan sempat berhu-tang untuk menafkahi keluarganya.

"Sudah 2 hari ini saya berani melaut, om-baknya tidak setinggi kemarin-kemarin" ungkap Sukron, 35. Nelayan asal desa Labuhan Kecamatan Sepuluh.

Sukron lantas menambahkan, tidak hanya dia yang berangkat melaut namun hampir sebagian besar nelayan yang ada di kecamatan sepuluh sudah berani melaut. Dan mereka bisa bernafas lega karena kini mereka dapat mencari uang untuk menebus hutang mereka yang telah menumpuk saat tidak pergi melaut. "Langsung kerja mas, kalau tidak kerja saya dapat uang dari mana untuk mem-bayar hutang" ungkapnya.

Hal tersebut diamini Gufron, 45 nelayan desa Sepuluh, Kecamatan Sepuluh tersebut mengaku bersyukur kondisi cuaca sudah membaik dan dia bisa pergi melaut untuk menutupi hutang yang kini menggunung. "Saya pergi melaut untuk bayar hutang dulu mas, sudah menumpuk" keluhnya. (fir/ejp)

Nelayan Sepuluh Mulai Melaut

Remaja Berulah, Polisi MengalahSEPERTI yang sudah diketahui pada tiap-tiap malam minggu geng-

geng motor dan pemuda-pemuda berkumpul di depan Gelora Bangka-lan. Tidak jarang mereka melakukan kebut-kebutan yang sangat mem-bahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Anehnya, mereka tidak takut

dengan petugas meski dengan jelas ada penjagaan di depan Gelora Bangkalan. Meeka seperti tidak menghiraukan keberadaan para polisi

tersebut. Sepertinya, yang terjadi di malam minggu kemarin (26/1), polisi cenderung melakukan pembiaran terhadap ulah para remaja tersebut. Padahal ulah remaja tersebut sangat membayakan. (roh)

KM/ABDUR ROHIM

Empat Pasar Tumpah Jadi MasalahBLEGA-Selama ini sejum-

lah kendaraan yang melin-tas di jalur utama Bangkalan- Sumenep keluhkan pasar tumpah yang sering menye-babkan kemacetan. Terlebih lagi pasca Suramadu arus lalu lintas semakin padat dengan sering hilir mudiknya kenda-raan-kendaraan besar seperti truk Tronton.

Setidaknya ada 4 pasar tumpah yang dikeluhkan para pengendara sebagai bi-ang kemacetan, pasar Tanah Merah, Pasar Blega, Pasar Lomaer dan pasar Galis.

Sebenarnya bukan ke-beradaan pasar tumpah yang dipermasalahkan para peng-guna jalan, namun keberadaan kendaraan yang parkir di badan jalan yang sangat dike-luhkan para pengendara. Se-bab kendaraan yang diparkir

dibadan jalan membuat ruas jalan yang seharusnya dapat dilalui kendaraan dari dua arah berlawanan tidak bisa dilewati karena badan jalan menyenpit dan menimbulkan antiran panjang, terutama saat pasar dalam kondisi ramai.

“Kalau pasarnya tidak ma-salah mas, tapi mobil yang sering parkir sembarangan yang menyebabkan macet,” ungkap Satrawi, 32 sopir Bus Mini yang setiap hari melayani rute Pamekasan-Bangkalan.

Pantauan kabar Madura dilapangan biang kemacetan sebenarnya mobil pengang-kut barang yang diparkir disisi jalan bahkan terkadang sampai memakan separuh badan jalan, sehingga ke-macetan tidak bisa dihindari akibat terjadi penyempitan badan jalan.(fir/ejp)

KM-FIRMAN GHAZALI AKHMADI

MACET: Sejumlah pasar tumpah di jalur utama Bangkalan sering menjadi biang kemacetan.

Page 3: Edisi 28 Januari 2013

TORJUN-Rupanya sampang mempu-nyai potensi yang baik dalam hal prasa-rana olahraga, salah satunya adalah lapangan sepak bola. Lapangan ini merupakan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda, lokasinya sangat strat-egis karena di dataran tinggi, letaknya tepat di desa Krampon kecamatan Torjun. Lapangan ini masih terawat dengan baik, awalnya dibangun seb-agai fasilitas sepak bola oleh pekerja pabrik garam asal Belanda dan bahkan dijadikan sebagai salah satu stadion mini di Madura.

Hal ini diungkapkan H Anton, (60) kepada Kabar Madura (27/1), lapangan yang ada di komplek perumahan kuno milik eks PN Garam ini (sekarang PT garam) mempunyai kualitas yang ma-sih utuh karena tanah yang asli sudah dikeruk dan diganti dalam beberapa lapisan sebagai peresapan air. Lapisan tersebut adalah pasir pantai yang di-campur dengan arang stengkol dari batu bara. “Lapangan ini sangat rata dan kalau hujan tidak becek, karena sudah dibangun dengan berbagai lapisan, jadi cukup standart sekali,“ ungkap Pengurus Persatuan Olahraga senopati Sampang ini.

Menurut Anton Saat ini pemerintah

Sampang sedang merencanakan pem-bangunan stadion namun lokasinya justru di wilayah yang kurang strategis, Pemkab Sampang memilih lokasi yang

cukup dekat dengan pantai sehingga stuktur tanahnya lunak dan mudah becek, tepatnya di Kelurahan Polagan sekitar Pesisir Tanglik.

Bahkan sampai saat ini pembangu-nanya pun belum jelas realisasinya. “Pilihan letak stadion yang diren-canakan pemkab itu kurang tepat, saya rasa lapangan ini bisa jadi pili-han stadion dan dikelola oleh Pemkab Sampang,” ujar Anton yang saat ini sudah menjadi pensiunan PNS Dinkes Sampang.

Dia katakan pula jika lokasi stadion ditempatkan di kompleks perumahan PN Garam krampon ini cukup strategis. Selain kondisi geografisnya yang cu-kup luas serta dilengkapi sistem drain-ase lokasi disekitarnya juga strategis dalam hal keamanan. “Lokasi lapangan ini kan ada di tengah tengah kampung, kalau ada indikasi huru hara pihak ke-amanan tinggal tutup dari jalan utara dan selatan,” kata Pria yang juga anak dari karyawan Eks PN Garam ini.

Untuk saat ini lapangan masih menjadi hak milik PT garam, anton berharap Pemkab Sampang dapat melakukan ker-jasama dengan PT garam untuk penge-lolaan lapangan ini “ kalau bisa pemkab Sampang bisa melakukan komunikasi dengan PT garam, syukur-syukur pem-bangunan stadion dialihkan disini bukan yang ditempat yang rencanakan seka-rang ini” pungkasnya. (waw/ejp)

3SENIN 28 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

PERTAN IAN

Minim Saluran, Perumahan Pejabat BanjirKM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

BANJIR: Kawasan yang biasanya tidak pernah banjir, kini kebanjiran hingga banjir masuk rumah. Kuat dugaan, hal tersebut diakibatkan minimnya saluran pembuangan air sehingga saat hujan sangat deras saluran yang ada tak mampu mengalirkan ke pembuangan.

Genangan Air Capai 70 CmKOTA-Minimnya saluran pem-

buangan air, kawasan komplek perumahan Selong Permai Blok C dan D Kabupaten Sampang ter-genang air hingga setinggi lutut orang dewasa. Pasalnya, hujan yang turun selama berjam-jam pada Sabtu (26/1) sore hingga malam hari mengakibatkan ka-wasan yang dikenal tidak pernah kebanjiran, kini masuk dalam daerah rawan banjir.

Puluhan rumah kompleks yang

berada di Perumahan Selong Per-mai, terendam banjir, Rabu (27/1). Ketinggian banjir mencapai 70 cm dan sampai masuk dalam rumah warga setempat. Banjir yang berasal dari air sawah yang berada diseki-tar perumahan perkotaan tersebut diduga lantaran minimnya saluran air dari rumah yang menuju selokan besar. Sehingga mengakibatkan sawah tidak dapat menampung debit air hujan yang tinggi.

Salah satu warga pemilik rumah di Blok C, Wahid mengatakan semenjak Sabtu (26/1) malam rumahnya sudah kebanjiran. Air yang berasal dari sawah yang berada disamping rumahnya tidak

dapat mengalir kesaluran pem-buangan air yang terlalu kecil dan terkesan tidak berguna. “ Sudah sejak malam lalu (sabtu malam, red) air sudah masuk kerumah dengan ketinggian sekitar 50 – 70 cm,” ujarnya kepada Kabar Madura, kemarin (27/1).

Dijelaskan, dalam kurun waktu selama 13 tahun selama tinggal dan menempati perumahan tersebut, baru kali ini warga mandapatkan ‘hadiah’ banjir. Diduga, selokan yang biasanya mengalir ke selokan yang besar sudah terhalang oleh pembangunan salah satu rumah yang baru dibangun. “ Biasanya disini tidak pernah kebanjiran,

karena disini jauh dari sungai, apa-lagi kali kemoning,” ungkap Bapak beranak dua seraya membersihkan sisa banjir yang masih tersisa di-halaman depan rumahnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ida, warga yang juga rumahnya kemasukan air sawah setinggi lu-tut. Dikatakan, jika drainase yang dimiliki perumahan selong permai dinilai masih kurang dan minim. Sehingga air hujan yang turun tidak dapat langsung mengalir ke selokan besar, karena salurannya sudah ada yang tertutup dan bun-tu. “ Dulu pernah dari warga disini sepakat akan dibuatkan selokan yang mengalir dari setiap rumah

dan langsung mengalir ke selokan besar,” kesalnya, kemarin.

Berdasarkan pengamatan Kabar Madura dilapangan, banjir yang merendam kompleks perumahan warga disebabkan karena tidak adanya saluran pembuangan air yang langsung mengarah ke selo-kan besar. Sehingga menyebabkan surutnya air dari sawah ini lamban dan sempat merendam perumahan warga selama satu hari satu malam.

Sebagaimana diketahui, aki-bat hujan yang turun pada hari Sabtu (26/1) sore selama berjam-jam mengakibatkan air mulai menggenangi perumahan warga sekitar pukul 17.00, Sabtu malam.

Setelah itu, ketinggian air terus meningkat hingga hampir men-capai satu meter, merendam pu-luhan rumah warga. Beruntung, kejadian tersebut tidak menim-bulkan korban jiwa.

Di samping curah hujan tinggi, ban-jir juga disebabkan macetnya drain-ase atau saluran pembuangan air yang dinilai minim dan kurang bila dibandingkan dengan jumlah rumah dan saluran pembuangan yang ada. Warga berharap pemilik perumahan dan dinas terkait dapat memperha-tikan hal ini. Pasalnya, perumahan tersebut yang notabene merupakan perumahan sebagian besar pejabat Pemkab Sampang. (km10/ejp)

Jalan Rusak Tahunan, Pemkab Tutup MataKOTA-Sepanjang jalan raya pasar

Bungkak, Desa Batorasang, Keca-matan Tambelangan, Kabupaten Sampang, kondisinya sangat menge-naskan, penuh becek dan gubangan besar yang di genangi air hujan. Pasalnya, sudah peluhan tahun tak tersentuh pembangunan oleh Pemer-intah setempat.

Akibat jalan yang merupakan perba-tasan kabupaten Sampang dan Bang-kalan tersebut penuh gubangan dan licin berlumpur para pengendara yang mau melintasnya, harus ekstra hati-hati dan waspada. Sebab, ditakutkan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan bersama. Di perparah jalan raya pasar Bungkak tersebut padat penduduk dan aktifitas pasar dalam seminggu sebanyak dua kali.

Menurut salah seorang warga se-tempat Moh. Husni, tahun lalu jalan ini setelah sempat di angkat di media, pernah di tanjau oleh anggota DPR Sampang dan sempat dilakukan pen-gukuran oleh petugas yang menga-tasakan dari Pemkab Sampang. Tapi

sampai saat ini belum ada judulnya.Lebih lanjut Husni, pada musim

kemarau lalu, gubangan yang ada di badan jalan raya tersebut sempat di tutup oleh warga setempat dengan cara swadaya dan gotong royong. Setelah musim hujan tiba gubangan besar yang di genangi air kembali muncul, “ Akibat jalan rusak parah ini, warga disini serba repot, kalu musim kemarau selalui dihantui debu yang beterban-gan ke rumah-rumah warga, setalah musim hujan benuh lubang besar dan becak,” imbuhnya

Husni berharap kepada pemerintah kabupaten Sampang untuk tidak menutup mata, atas kejadian jalan kabupaten yang sudah bertahun-tahun tidak tersentuh pembangunan tersebut, untuk segera di bangun-nya. Layaknya jalan-jalan tetangga. “Warga disini sama-sama bayar pajak, lebih-lebih aktifitas pasar Bungkak ini dalam seminggu dua kali pasaran, jadi mohonlah untuk segera di perbaiki dan tidak di pandang sebelah mata,” harapnya. (fan/ejp)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

TUTUP MATA: Kondisi jalan yang rusak dan selalu tergenang setiap kali hujan tak mampu membuat pemerintah turun tangan.

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

TERENDAM: Banyaknya intensitas hujan yang turun pada hari Sabtu (26/1) sore kemarin mengakibatkan sawah terendam air.

Petani Cabai Khawatirkan HujanKOTA-Intensitas hujan yang cukup

tinggi saat ini cukup meresahkan seba-gian petani diwilayah Kabupaten Sam-pang, khususnya petani padi dan cabe rawit. Pasalnya, dengan intensitas cuaca yang masih tinggi ini dapat merusak kualitas dan hasil panen mereka nantinya. Dimana setiap tanaman yang ditanam membutuhkan air dalam ukuran cukup.

Saat ini, sebagian petani di Desa Kemon-ing Kecamatan Sampang sudah mulai melakukan pembibitan. Mereka berharap, cuaca segera bersahabat sehingga bisa melakukan penanaman. “ Kalau cuacanya seperti ini terus kami tidak bisa menanam karena akan busuk,” kata Mat Sari, petani padi asal Desa Kemoning, kemarin (27/1).

Dikatakan, tanaman padi terlebih cabe rawit selama ini diakui mampu meno-pang kebutuhan hidup mereka. Bahkan, hasil yang diperoleh nantinya mampu menyekolahkan anaknya. Biasanya, padi yang ditanam dengan melihat intensitas hujan yang sudah cenderung sedang. “Namun, sepertinya tahun ini musim pen-ghujan masuk yang paling parah, karena hingga saat ini hampir setiap hari hujan. Padahal, sekarang sudah masuk bulan Januari ,” katanya.

Keresahan yang sama ternyata juga dirasakan petani cabe dan semangka di wilayah yang sama. Pasalnya, jenis tanaman tersebut tidak bisa ditanam jika cuaca hujan. “ Kalau cuaca seperti ini, tingkat serangan hama ulat sangat tinggi. Kami kewalahan untuk menyemprotnya. Apalagi harga pestisida saat ini masih ter-bilang mahal,” kata Budi, petani lainnya.

Selain itu, akibat intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa rumah tergenang air. Pasalnya hujan yang turun dengan skala besar mengakibatkan sawah tergenang air hujan dan mengakibatkan beberapa hektar tanaman padi terancanm rusak. “Bahkan, kalau hujannnya masih deras dan lama, air sawah tadi sampai masuk rumah,” ungkapnya.

Selain itu, ditambahkan agar hasil panen kali ini bisa maksimal para petani berusaha menggunakan beberapa pupuk, namun usaha ini juga dinilai masih belum berhasil. Dengan kualitas tanaman yang kurang bagus ini, petani memrediksikan hingga musim panen nanti para petani akan mengalami kerugian. “Ya kalau cuaca gini pasti rugi, banyak hujan gini tanaman jadi rusak dan busuk,” ungkap bapak beranak satu ini. (km10/ejp)

Lapangan Bola Potensial Disia-siakan

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

LAPANGAN KRAMPON: Anton menunjukkan lapangan bola peninggalan belanda, lapangan ini disebut-sebut punya standarisasi yang ideal untuk menjadi stadion sepak bola, minggu (27/1)

Page 4: Edisi 28 Januari 2013

SENIN 28 Januari 20134

Email Redaksi: [email protected]

KM/IST

IPDA ACHMAD ZAINUDDINKanit Laka Polres

Pamekasan

NELAYAN

KOTA-Komisi Garam Pamekasan memilih tidak mau ikut campur terkait gana Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Pamekasan tahun 2013 sebesar Rp 4 milar.

Sekretaris Komisi Garam Pame-kasan, Yoyok Effendi, berdalih jika hal tersebut bukan meru-pakan merupakan garis koordi-nasi lembaganya sehingga bukan menjadi kewenangan Komisi Garam untuk mengawasi.

Ia menuturkan, Komisi Ga-ram Pamekasan saat ini sedang berkonsentrasi pada salah satu program yang telah teragenda sebelumnya. Yoyok mengatakan, program tersebut bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan pet-ani garam. Fokusnya melindungi seluruh aspek yang dibutuhkan oleh petani garam.

”Sedari awal kami sudah menekankan bahwa dana Pugar tersebut bukan merupakan garis koordinasi Komisi Garam se-hingga kami tidak mau ikut campur. Terus terang kami takut salah kalau ikut ngomong dan mengomentari soal dana Pugar,” ungkap Yoyok saat ditemui Kabar Madura, Minggu (27/1).

Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pame-kasan, M. Ali Wahdi, menyatakan komitmennya untuk terus men-

gawal dana Pugar tersebut. Ia mengatakan, seluruh elemen masyarakat Pamekasan, terutama petani garam, harus ikut andil mengawasi dana pugar yang akan dicairkan kepada petani garam.

Pengawasan terhadap dana Pugar tersebut tidak lain sebagai bentuk kepedulian kepada petani garam, khususnya yang berada di Pamekasan, untuk memperbaiki harga garam yang tahun lalu sempat terpuruk. Diharapkan pada tahun 2013 ini harga garam kembali berpihak kepada petani.

”Semua elemen masyarakat harus proaktif dalam mengawal pencairan dana Pugar tahun 2013

ini. Meski bukan berada di bawah koordinasinya, namun paling tidak Komisi Garam bisa memberikan dukungan moral agar petani garam tetap semangat karena merasa ada yang mendampingi,” ungkapnya.

Wahdi menambahkan, dana Pugar sebesar Rp 4 miliar ter-golong besar untuk ukuran petani garam. Untuk itu dana tersebut harus dicairkan tepat sasaran sehingga petani garam tidak rugi.

”Kami sebagai kader PMII, akan terus mengawal kebijakan masalah dana Pugar. Ini semua untuk pet-ani garam yang tahun lalu kecewa karena anjloknya harga garam di pasaran,” pungkasnya. (jck/rr)

Jalur Tengkorak Renggut Enam Korban Jiwa KOTA-Cuaca ekstrem yang

melanda Madura dan seki-tarnya pada awal tahun 2013 rupanya memakan sejumlah korban jiwa di jalan raya. Jarak pandang yang terbatas dan kondisi jalan yang licin menjadi penyebabnya.

Kecelakaan lalu lintas ti-dak hanya merengut kor-ban pengendara kendaraan roda dua saja, melainkan juga kendaraan lain seperti roda empat. Tercatat sebanyak enam korban mening-gal dunia dari 20 kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Pame-kasan dalam 27 hari pertama bu-lan Januari 2013.

K e p a l a U n i t Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Pamekasan, Inspektur Polisi Dua Achmad Zainuddin, menerangkan jalur tengkor-ak antara Jalan Raya Ambat hingga Jalan Raya Pangle-gur menjadi lokasi terbanyak terjadinya kecelakaan lalu lintas di Pamekasan.

Ruas jalan provinsi tersebut menjadi salah satu jalur yang harus diwaspadi oleh peng-guna jalan. Kondisi jalan yang mulus dan cenderung lurus membuat pengguna jalan merasa nyaman dan tidak sadar telah memacu kendaraannya dengan ke-cepatan tinggi.

”Hingga tanggal 27, di bu-lan Januari ini ada sekitar 20 peristiwa kecelakaan lalu lintas yang memakan enam korban jiwa. Jalan yang licin dan pandangan yang terbatas akibat hujan deras menjadi salah satu penyebabnya,” un-gkap Zainuddin kepada Ka-bar Madura, Minggu (27/1).

Ia menambahkan, dari ke-celakaan yang mengaki-batkan enam korban yang tewas tersebut, sebagian besar terjadi di Jalan Raya Ambat hingga Jalan Raya

Panglegur.”Tiga korban me-

ninggal pada ke-celakaan yang ter-jadi di Jalan Raya Ambat. Semntara tiga korban lain menjadi korban kecelakaan di Pa-lengaan, Pakong, dan Larangan,” imbuhnya.

Z a i n u d d i n mengimbau kepa-da pengguna jalan untuk tidak terlena dengan kondisi ja-

lan yang mulus dan lurus. Cuaca yang tidak mendukung akhir-akhir ini dikhawatirkan membuat jalanan licin dan rawan kecelakaan.

”Kadang-kadang pen-gendara merasa nyaman karena jalan mulus dan lurus sehingga mereka mengebut tanpa memperhatikan peng-guna jalan lain. Diimbau bagi pengguna jalan untuk berhati-hati, utamanya di ja-lan-jalan yang rawan terjadi laka tersebut,” ucap perwira polisi asal Malang tersebut mengingatkan. (jck/rr)

Jalan Raya Ambat-Panglegur Rawan

KM/DOK

TAK INGIN MERUGI: Petani garam di Pamekasan sangat mengharapkan dana Pugar dibagikan tepat sasaran agar mereka tidak kembali rugi seperti tahun lalu.

Soal Pugar, Komisi Garam Ogah Ikut Campur

KM/MARZUKIY

MENCARI NAFKAH: Nelayan Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, kembali melaut setelah cuaca berangsur membaik.

Cuaca Membaik, Kembali Melaut

TLANAKAN-Setelah sempat beberapa lama menghentikan aktivitas melaut aki-bat cuaca buruk, sejak tiga hari lalu nelay-an Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, kembali turun ke laut untuk mencari ikan.

Para nelayan kembali berani melaut setelah angin dan ombak tidak lagi sebesar beberapa hari terakhir. Cuaca di perairan Madura juga kembali berangsur normal seperti sedia kala.

Musahra, 35, warga Desa Ambat, Keca-matan Tlanakan, mengatakan jika ia ber-sama rekan nelayan lainnya telah kembali melaut sejak beberapa hari terakhir ini.

”Sudah tiga hari ini kami kembali me-laut. Sebelumnya kami juga sudah melaut, tapi tidak senormal tiga hari terakhir ini. Cuaca sepertinya sudah berangsur normal dan bagus,” ujarnya, Minggu (27/1).

Ia tidak mengelak jika terkadang om-bak besar dan angin kencang di tengah laut kerap kali terjadi. Namun Musahra menyatakan bahwa hal tersebut bukan menjadi penghambat untuk melanjutkan aktivitasnya.

Maryono, warga Dusun Tengah, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, mengamini pernyataan Musahra. Menu-rutnya, meski cuaca sudah mulai mem-baik tetapi hasil tangkapan ikan masih tidak seperti hari sebelumnya.

”Meski kami sudah mulai melaut, tapi hasil tangkapan ikan tidak seperti hari-hari normal sebelumnya. Hasil tangkapan ikan kami sedikit, tapi mau bagaimana lagi? Hanya dari hasil menangkap ikan inilah penghasilan kami,” tandasnya. (jck/rr)

KADUR-Sentilan keras dilontarkan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Kadur kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Pamekasan terkait pengelo-laan wisata religi.

Mereka memilih melakukan wisata religi yang berada di wilayah Sumenep karena kurang puas dengan ke-beradaan wisata religi di Pamekasan. Dalam penilaiannya, pengurusan dan pengelolaan wisata religi di Pame-kasan terbilang nihil.

Faisol Ansori, Ketua IPNU Keca-matan Kadur, menyatakan bahwa Pemkab Pamekasan tampaknya belum berspirit menjadikan wisata religi sebagai sentral wisata di Pamekasan.

Faisol dan kawan-kawan akh-irnya memilih berziarah ke makam Sayyid Yusuf di Sumenep, Minggu (27/1). ”Kami memilih berziarah ke Pasarean Sayyid Yusuf di Sumenep daripada ke Batu Ampar di Pame-

kasan karena tidak puas dengan pengelolaan yang dilakukan Pemkab Pamekasan,” ungkapnya.

Kepala Bidang Dinas Pariwisata Di-nas Perindustrian dan Perdagangan Pamekasan, Halifaturrahman, me-

nyatakan bahwa tahun ini tidak ada anggaran khusus buat pengembangan objek wisata religi di Pamekasan.

”Kami belum merencanakan secara khusus untuk melakukan pengemban-gan. Kami mencermati, saat ini tidak ada problem. secara fisik dan non-fisik dan wisata religi Batu Ampar sudah berjalan dengan baik,” tekannya.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi penuh pada pengembangan objek wisata lain di Pa-mekasan, salah satunya Pantai Talang Siring. ”Kami masih berkonsentrasi menyelesaikan perbaikan di Pantai Talang Siring,” imbuhnya.

Ketua IPPNU Kecamatan Kadur, Helliyatul Mukarramah, menekankan agar Pemkab Pamekasan bisa belajar kepada Pemkab Sumenep dalam bi-dang pengembangan wisata religi. ”Di Pesarean Sayyid Yusuf terasa sekali nuansa religinya. Terkesan keramat banget dan itu belum kami rasakan di Batu Ampar,” kritiknya. (anm/rr)

KM/IST

KERAMAT: Makam Sayyid Yusuf di Sumenep lebih tekenal dibanding Pesarean Batu Ampar yang dinilai kurang dikelola secara maksimal.

IPNU dan IPPNU Sentil Wisata Religi

GALIS-Bu Sidah, 70, harus rela me-ninggalkan rumah kesayangannya yang sudah dihuni selama puluhan tahun karena rumah peninggalan suaminya tersebut roboh setelah diterjang angin puyuh, Sabtu (12/1) lalu. Hingga kini Bu Sidah masih belum menerima bantuan dari pemerintah setempat.

Nasib nenek tua yang hidup sebatang kara tersebut benar-benar memprihat-inkan. Ia hanya menunggu uluran tan-gan tetangga sekitarnya untuk kebutu-han hidupnya. Rumah satu-satunya hasil peninggalan dari suaminya di Dusun Sempeng, Desa Pandan, Kecamatan Galis, sekarang rata dengan tanah akibat terjangan angin puyuh.

Kini sehari-hari Bu Sidah harus ber-pindah dari satu rumah ke rumah sanak familinya yang sudi menampung. Bah-kan Bu Sidah tak segan untuk menginap di musala yang ada di desanya. Musala tersebut milik Husen, tetangganya.

Aktivitas Bu Sidah yang tidak memiliki anak tersebut saat ini banyak dihabiskan

dengan bertandang ke rumah tetangga dan kadang duduk-duduk di emperan musala. Untuk mengusir kejenuhan, Bu Sidah berjalan-jalan di sekitar halaman musala.

Sebelumnya Bu Sidah tidak memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Untuk makan sehari-hari, Bu Sidah mendapat bantuan dari keponakannya yang tinggal satu dusun dan tetangga yang perduli.

”Setelah rumahnya roboh diterjang an-gin puyuh, Bu Sidah tinggal di sini dan kadang bertandang ke rumah tetangga sekitar sini. Saya juga sering mengin-gatkan agar tidak berjalan terlalu jauh,” tutur Husen, 53.

”Sejak tiga hari lalu Bu Sidah berada di rumah keponakannya di Bangkalan karena keponakannya meninggal. Dulu Bu Sidah pernah tinggal di sana tapi kembali lagi ke sini dengan alasan tidak kerasan,” tambah istri Husen yang ikut berbincang dengan Kabar Madura di rumahnya, Minggu (27/1). (km12/rr)

Rumah Roboh, Nenek 70 Tahun Harus Mengembara

KM/ANWAR NURIS

RATA DENGAN TANAH: Bu Sidah melintas di depan puing-puing reruntuhan rumahnya yang roboh diterjang angin puyuh, beberapa waktu lalu.

Page 5: Edisi 28 Januari 2013

RAAS-Ada kebiasaan unik dan positif serta bernilai ekonomis yang dilakukan warga Kecamatan Raas. Saat para suami berangkat bekerja melaut, perempuan-perempuan pe-sisir Kepulauan Raas merakit manik-manik menjadi aneka aksesoris yang dijual ke berbagai daerah.

Anehnya, hasil kerajinan warga Kecamatan Raas tersebut tidak bere-dar di pusat kota Sumenep. Hasil kreativitas mereka dalam merangkai

manik-manik menjadi barang yang memiliki daya jual ekonomis terse-but justru banyak beredar di luar Sumenep dan luar Madura.

Kerajinan warga Kecamatan Raas tersebut dipasarkan di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Bali. Bahkan kerajinan aksesoris dari manik-manik tersebut dipasaran hingga ke negeri jiran, Malaysia.

Warga sebelumnya tidak pernah menyangka jika aktivitas sampingan

yang mereka lakukan bisa menem-bus pasar perdagangan aksesoris sedemikian rupa. Enju, warga setem-pat yang berusia 45 tahun, mengaku melakukan aktivitas tersebut hanya sebatas pekerjaan sampingan untuk sekedar melawan kejenuhan.

Ia menuturkan, berdiam diri menunggu suami pulang dari melaut dirasa tidak nyaman dan menim-bulkan kejenuhan yang luar biasa. ”Tidak menyangka jika hasil iseng

ini justru laku di pasaran dan bisa menjadi pekerjaan untuk mencari nafkah utama sehari-hari,” ujarnya menggunakan bahasa Madura.

Hendra, warga Kecamatan Raas yang sudah 15 tahun bekerja di Bali, menuturkan jika banyak warga Bali dan pelancong yang sedang berlibur di pulau dewata sangat tertarik dengan aksesoris manik-manik yang dibawanya dari kampung halamannya.

Namun Hendra menyayangkan kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep yang seolah mengacuhkan prospek ekonomi ma-syarakat yang lebih dikenal dengan pulau sapi tersebut. Hingga saat ini kreativitas warga dalam membuat aksesoris dari manik-manik terse-but belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

”Kreativitas masyarakat di kam-pung saya sepertinya memang belum dilirik oleh pemerintah. Padahal hiasan manik yang beraneka ragam seperti baju, sabuk, gelang, kalung, dan hiasan pintu rumah sangat laris ketika dipasarkan di luar. Kalau ini lebih diseriusi, saya yakin akan men-jadi kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat,” jelas Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Surabaya terse-but, Minggu (27/1).

Ia berharap Pemkab Sumenep segera ‘membuka mata’ dengan ke-giatan warga Kecamatan Raas terse-but dan mengembangkan potensi yang ada. Menurutnya, ika hasil produksi kerajinan tangan warga Kecamatan Raas tersebut ditampung oleh pemkab, otomatis akan mem-bantu peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Sumenep.

”Harga jual kerajinan cukup menjanjikan. Di luar kota seperti Bali, bisa laku dua kali lipat dari biaya produksinya. Apalagi jika yang membeli turis mancanegara, bisa berkali lipat. Yang biasanya dijual Rp 10 ribu, bisa laku Rp 20 ribu atau lebih jika dibeli turis,” pungkasnya. (aqu/rr)

SYARIFAH FOR KM

MINIM PERHATIAN PEMKAB: Warga Kecamatan Raas merangkai manik-manik menjadi komoditas ekonomi saat kepala rumah tangga mereka pergi melaut.

528 Januari 2013SENIN

Email Redaksi: [email protected]

ABRASIJalan Desa Padike

Rusak BeratTALANGO-Cuaca ekstrem yang terjadi

beberapa waktu ini di Madura dan seki-tarnya mengakibatkan dengan ombak besar dan angin kencang di perairan Sumenep. Hal tersebut berimbas pada abrasi di sejumlah pesisir pantai di kepulauan, salah satunya di pantai Desa Padike, Kecamatan Talango yang berada di Pulau Poteran.

Dilansir www.beritajatim.com, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Ta-lango, Edi Hartono, mengatakan jika ombak besar mengakibatkan abrasi di pesisir pantai Desa Padike. Menurut Edi, abrasi tersebut mencapi 250 meter dan menyebabkan akses jalan desa yang biasa dilewati warga menjadi terputus.

”Jalan desa yang menjadi saran peng-hubung warga menjadi rusak berat dan tidak bisa dilewati lagi karena abrasi. Saat ombak besar terjadi terus menerus kemarin, abrasi makin parah,” katanya.

Edi menjelaskan, abrasi tersebut juga menyebabkan 10 rumah yang berada di dekat pantai nyaris terkena terjangan ombak. ”Kalau abrasi dibiarkan terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin rumah-rumah di pesisir pantai ini akan hanyut tergerus air,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, ia berharap kepada Pemkab Sumenep melalui in-stansi terkait agar segera turun tangan mengatasi abrasi, salah satunya dengan membangun tangkis laut di daerah pesisir pantai. (bjt/rr)

Kerajinan Manik Kecamatan Raas Go Nasional

Pengamat: Busyro Harus Setia pada Rakyat!KOTA-Hingga jelang bera-

khirnya bulan Januari 2013, kekosongan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep rupanya belum juga selesai. Beberapa kalangan menilai, kekoson-gan yang terjadi kali ini lebih lama daripada tahun-tahun sebelumnya.

Sekretaris Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Hasan Mudhari, menyebut keko-songan pejabat saat ini ter-golong cukup lama. Ia meni-lai, kosongnya posisi kepala dinas akan menghambat

kinerja pemerintahan. Beberapa dinas yang men-

galami lowong posisi kepala di antaranya: Dinas Kepen-dudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil), Dinas Koperasi (Diskop), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Badan Peren-canaan Pembangunan Dae-rah (Bappeda), serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Salah satu yang dikeluhkan Hasan yakni kewenangan pelaksana tugas (plt) kepala dinas yang tidak memiliki ke-wenangan penuh di masing-masing SKPD. ”Status seb-agai pelaksana tugas atau plt jelas membatasi kewenangan mereka dalam mengambil keputusan,” tegasnya.

Ia menambahkan, antisi-pasi kekosongan tersebut

mestinya sudah bisa dipre-diksikan jauh-jauh hari sebe-lumnya. ”Ketika ada kepala dinas yang akan pensiun, enam bulan sebelumnya pemkab sudah harus meny-iapkan penggantinya. Lang-kah tersebut tidak lain agar tidak terjadi kekosongan seperti saat ini,” imbuhnya.

Secara tegas Hasan mende-sak Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, untuk segera mengisi kekosongan jabatan kepala dinas yang dinilainya sudah cukup lama dan san-gat mendesak untuk segera diisi. Desakan tersebut tidak lain agar kerja-kerja SKPD tidak terganggu dan pelay-anan terhadap publik berja-lan dengan lancar.

”Kekosongan jabatan ke-pala dinas memang sudah seharusnya segera diisi agar pelayanan publik tidak ter-

ganggu. Tidak ada alasan bahwa ini masih awal tahun dan bisa seenaknya menun-da pengisian jabatan kepala dinas,” tegas Hasan.

Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sumenep, Titik Sury-ati, kejelasan tentang kepala dinas pada masing-masing SKPD tersebut masih menung-

gu instruksi dari Sekretaris Ka-bupaten (Sekkab) yang defitif.

Namun Titik membantah jika dalam penetapan plt ke-pala dinas kali ini dianggap cukup lama. Ia berdalih, po-sisi plt kepala dinas tersebut minimal hingga enam bulan. ”Kalau lebih dari enam bulan juga masih bisa diperpan-jang,” katanya.

Tatik mengatakan, penen-tuan kepala dinas meru-pakan hak prerogatif bupati. Sejauh ini Bupati A. Busyro Karim masih menunggu kej-elasan sekkab definitif yang saat ini masih sedang di-proses. ”Saat ini masalahnya sekkab masih belum dipas-tikan. Tapi insya Allah akan segera kita selesaikan kalau sudah ada kejelasan siapa sekda definitif,” tambahnya.

Terpisah, pengamat poli-tik Sumenep, Ajimuddin,

mengatakan jika lambannya penentukan kepala dinas di masing-masing SKPD tersebut menjadi indikasi retaknya koalisi dua partai politik (parpol) pengusung bupati dan wakilnya.

Pria yang akrab disapa Aji tersebut menilai, retaknya koalisi tersebut karena tidak adanya kesepahaman antar-parpol dalam memaknai arti koalisi. ”Saya amati memang ada fenomena koalisi PKB–PDIP agak kurang sehat. Ada semacam tarik ulur dari kedua parpol tersebut dalam menentukan siapa yang akan duduk di jabatan tertentu,” ujarnya menganalisis.

”Akibatnya terjadi kekoson-gan jabatan dalam pemerin-tah daerah. Hal ini terjadi karena mereka telah gagal mendefinisikan arti koali-sisi sehingga ada semacam

ketidaksepahaman,” tambah alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jog-jakarta tersebut.

Aji menambahkan, tarik ulur dari dua partai berkuasa di Sumenep tersebut akan menjadikan rakyat sebagai tumbal. Kosongnya jabatan kepala dinas tersebut mem-buat SKPD tidak bisa melay-ani rakyat secara sempurna.

”Seharusnya Komisi A ti-dak hanya menilai saja, tetapi juga mendesak bupati untuk tegas dan profesional. Jangan semua sektor di politisasi ses-uai dengan kehendak partai. Seperti perkataan John F. Kennedy, kesetiaan pada par-tai berakhir sejak kita dilantik menjadi pejabat negara. Jadi sudah waktunya Busyro setia pada rakyat Sumenep, bukan pada partainya,” pungkas-nya. (aqu/rr)

KOTA-Taman Adipura Sumenep kini dinilai sudah tidak seindah dulu lagi. Ta-man yang dikenal sebagai salah satu tempat paling indah untuk berlibur terebut justru mendapat kritikan pedas dari para pengunjung.

Beberapa bagian di ta-man yang dulu banjir pujian tersebut terlihat becek dan tidak terurus, salah satunya tepat di sebelah utara Mar-kas Komando Distrik Militer (Kodim) 0827 Sumenep.

Kritikan datang dari salah satu pengunjung Taman Adi-pura asal Surabaya, Hariri, yang berlibur ke beberapa wisata di Sumenep, Min-ggu (27/1). Ia mengeluhkan banyaknya genangan air dan sampah-sampah yang dibiarkan berserakan.

”Saya jauh-jauh datang dari Surabaya bukan untuk melihat taman yang becek dan kotorJika kenyataannya begini, cukup satu kali saja saya berkunjung ke Taman

Adipura,” kritik mahasiswa Institut Agama Islam Neg-eri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.

Seharusnya, lanjut Hariri, jika sudah terlihat becek dan kotor pengelola segera mem-perbaikinya. Bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berpengaruh terhadap pengunjung yang akan menikmati pemandan-gan Taman Adipura.

Hal senada juga disampai-kan Khairun Nahdiyah, pen-gunjung asal Pamekasan. Ia mengatakan bahwa sudah dua kali berkunjung ke Ta-man Adipura. Ia juga men-geluhkan pemandangan genangan air dan serakan sampah yang masih saja ada.

Bukan hanya becek dan sampah saja yang menjadi keluhan Khairun. Banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang dibiarkan berkeliaran di dalam area Taman Adi-pura juga dinilainya sangat mengganggu.(aqu/rr)

Bupati Lambat Isi Kepala Dinas

Kesederhanaan dan apa adanya. Be-gitu kira-kira untuk menggambarkan keberadaan keluarga pasien ketika menunggu anggota keluarga mereka yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moh Anwar. Ada yang menghabiskan penat dengan bermain kartu domino, ada juga yang terlelap dalam tidur beralasakan tikar

di lorong jalan.

BUSRI THAHA, Kota

SUASANA malam hari di RSUD Moh Anwar dapat dikatakan tidak pernah sepi. Meski telah larut malam, masih saja terdengar suara-suara dari berbagai sudut ruangan. Mulai dari suara orang sedang berbincang dengan temannya, suara musik saling bersahu-tan dari telepon selular masing-masing keluarga pasien, hingga suara tangis karena pasien kritis atau meninggal du-nia. Semuanya terdengar bersahutan.

Abdul Aziz, warga Kecamatan Len-teng, mengatakan bahwa menginap di rumah sakit pasti tidak akan kerasan. Namun, apalah daya, meski lokasi terasa tidak nyaman ia tetap harus tinggal selama beberapa saat demi ke-

sembuhan keluarganya yang terjangkit penyakit demam berdarah.

“Keluarga saya ada sudah lebih dua hari menjalani perawatan di sini (rumah sakit, red). Saya tidur di lantai dalam lorong tempat orang berlalu-

lalang karena tidak ada tempat lagi,” ujar Aziz.

Menurutnya, tempat tidur tidak ter-lalu menjadi persoalan bagi keluarga pasien. Tidak harus di kasur atau tem-pat mewah lainnya. Diakuinya, meski

lokasi tempat keluarga pasien tidak terlalu baik, yang penting pelayanan maksimal sudah cukup memuaskan pasien dan keluarganya.

“Pelayanan yang terbaik tetap menjadi harapan kami sebagai warga Sumenep. Sebab, rumah sakit menjadi tempat ru-jukan bagi masyarakat yang sakit dan ingin sehat kembali,” imbuhnya.

Sujak, keluarga pasien lainnya dari Kecamatan Rubaru, menjelaskan jika sebenarnya ia tidak kerasan menginap di rumah sakit. Ia bercerita, pernah tidak tidur semalaman saat menjaga keluarganya di rumah sakit karena tidak tahan dengan serangan nyamuk yang cukup banyak.

“Jika selama ini pelayanan menjadi keluhan dari masyarakat yang men-jalani perawatan di rumah sakit, kami berharap tidak akan terjadi lagi. Sebab, pelayanan dan perawatan maksimal merupakan harapan kami sebagai warga Sumenep,” ujarnya

Sahrayu, pria asal Kecamatan Dung-kek, mengamini pernyataan Abdul Aziz dan Sujak. Ia terpaksa menginap di rumah sakit untuk menjaga cucunya yang masih menjalani perawatan aki-bat demam berdarah. “Siapa mas yang senang menginap di rumah sakit? Se-bagus apapun rumah sakitnya, semua pasti lebih senang tidur di rumah send-iri,” pungkasnya. (rr)

KM/ACHMAD QUSYAINI NURULLAH

MENGGANGGU PEMANDANGAN: Genangan air dan serakan sampah di sekitar Taman Adipura dikeluhkan oleh sebagian besar pengunjung asal luar Sumenep.

Kritik PengelolaanTaman Adipura

KM/DOK

A. BUSYRO KARIMBupati Sumenep

KM / BUSRI THAHA

TERLALAP: Sejumlah keluarga pasien sedang menikmati malam dengan istirahat di lorong jalan di dalam RSUD Moh Anwar Sumenep.

Kunjungi Pasien, Keluarga dan Sanak Famili Rela Menginap di RSUD Moh Anwar

Tidur Beralaskan Tikar, Ingin Keluarga Segera Sembuh

Page 6: Edisi 28 Januari 2013

LASKAR Loreng Merah Putih, Perse-pam Madura United (P-MU), harus melahap jadwal awal kompetisi ISL yang memang sangat tidak menguntung-kan. Tiga pertandingan awal, justru harus dilakoni di kandang klub yang di kompetisi ISL musim sebe-lumnya, bercokol di posisi empat besar.

Usai menahan nafas dalam-dalam karena di-kalahkan 4-0 oleh Persela Lamongan, klub kebang-gaan warga Madura terse-but harus melakoni dua lawatan super berat. Masing-masing sebagai tim tamu di Stadion Mandala Persipura dan Sta-dion Pendidikan di Wamena.

”Kami sadari jika tiga laga awal di ISL adalah sangat berat. Makanya, saya se-lalu berusaha mendampingi dan mem-beri suport khusus kepada pemain. Dan khusus di Papua, saya pribadi tak bisa memasang target apapun,” jelas Manajer P-MU, Achsanul Qosasi.

Salah satu suport dimaksud menurut pria yang sukses membawa P-MU promosi ke ISL tersebut adalah agar pemain selalu tampil terhormat dengan menjunjung sportifitas permainan.

”Sepak bola adalah persahabatan.

Tampil keras dan garang di lapangan tidak harus bersamaan dengan tampi-lan kasar,” jelas AQ -sapaan akrabnya.

Sebagai duta persahabatan, manajer yang biasa memakai kos-tum loreng merah putih bernomor 101 tersebut, mengaku sangat resm-pek terhadap timnya yang hingga kini baru men-goleksi satu kartu kuning.

Lebih lanjut AQ menyam-paikan jika dua tampilan tandang P-MU ke Papua bukan

berarti harus tampil lembek. Menurutnya, tampil spor-tif dan menjunjung fair play adalah berusaha menang den-gan cara jujur, berusaha sekuat tenaga dan penuh karakter.

”P-MU harus memiliki karak-ter sebagaimana sape kerap yang menjadi salah satu filosofinya P-MU. Yakni tampil garang dan tak mau kalah. Makanya, kami tekankan tampillah se-cara terhormat dengan berusaha meraih kemenangan dengan usaha maksimal dan tidak mengotori dengan permainan kasar,” urai pria asal Desa Daramista, Kecmatan Lenteng, Sumenep tersebut.

Terhadap misi yang sedang diemban

tersebut, AQ mengaku sempat kaget terhadap sikap Khusnul Yuli ketika melakoni laga uji coba melawan Perse-baya DU beberapa waktu lalu. Sebab a p a y a n g di lakukan kepada pemain Persebaya DU di-a n g - gapnya hal yang t i - dak spor t i f .

Sehingga kala itu langsung m e l a h i r -

kan kartu m e r a h .

(bri/ed)

makai kos-rah putih tersebut,

gat resm-mnya yang aru men-tu kuning.

Q menyam- tampilan

U n k. r-ay n-uat

karak-p yangya P-MU. mau kalah. mpillah se-aha meraih

maksimal permainan Daramista, p tersebut.g diemban

a p a y a n g di lakukan kepada pemain Persebaya DU di-a n g - gapnya hal yang t i - dak spor t i f .

Sehingga kala itu langsung m e l a h i r -

kan kartu m e r a h .

(bri/ed)

Email Redaksi: [email protected]

ACHSANUL QOSASIManajer P-MU

12 SENIN 28 Januari 2013

Firmansyah, menjadi salah satu kiper yang dibawa serta dalam rombongan Tur Papua untuk menghadapi Persipura

Jayapura dan Persiwa Wa-mena. Selama ini, penjaga gawang berkulit putih terse-but jarang diturunkan dalam

laga resmi P-MU di awal musim ini. Tetapi, menghada-

pi dua laga maut, justru Fir-mansyah menjadi salah satu

pilihan pelatih. Bagaimana sepak terjangnya?

TABRIS S. MUNIR, Pamekasan

JIKA sedang tampil santai dengan baju kasual, orang yang belum mengenalnya secara akrab tidak akan menduga

jika Firmansyah adalah ang-gota skuad Laskar Sape Kerap. Pasalnya, tampilannya yang terlihat tidak kekar serta kulit putihnya, bisa menghilangkan identitasnya sebagai pemain sepak bola.

Akan semakin pangling jika Firmansyah mulai berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris. Pasalnya, pemain yang lahir di Tangerang tersebut juga fasih ber-cas-cis-cus. Hal itu tak lepas dari riwayat pendidikan yang ditempuhnya, yakni seb-agai mahasiswa STIE Perbanas Jakarta.

Tidak hanya pandai berbahasa Inggris sebenarnya, pengala-man pernah mondok di salah satu pesantren, menjadikan Firman sangat fasih berbicara menggunakan bahasa Arab. Dan itu, iya buktikan ketika ada beberapa pemain asing

Asia dari Timur Tengah, seperti Fahad Al-Dossary.

Terlepas dari keahliannya menggunakan beberapa bahasa, Firman -biasa dia dipanggil, me-miliki sejarah panjang di dunia sepak bola. Sebelum merumput bersama Mohamadou Tassiou Bako di klub kebanggaan warga Madura ini, Firmansyah per-nah tercatat sebagai salah satu penggawa Laskar JokoTingkir, Persela Lamongan. Hanya satu musim kebersamaan dengan Persela, Firmansyah kemudian menjadi bagian dari skuad Las-kar Sape Kerap sejak Divisi Utama musim lalu.

Bagi sebagian suporter, Fir-mansyah adalah pemain yang sangat gampang diajak berbi-ara. Hal itu tak lepas dari si-kapnya yang mudah berteman dan sangat akrab dengan lawan bicaranya. Tak heran, banyak

remaja putri mengidolakan pemain yang suka memakai celana pendek tersebut.

Bagi Miftahul Hadi, pelatih kiper P-MU, Firman adalah asset berharga P-MU. Karena selain memiliki kemauan untuk terus membenahi diri dengan berlatih keras, Firman juga memiliki kelebihan jika berada di bawah mistar gawang.

”Dia memiliki tipikal tertentu yang menjadi kelebihannya selama di lapangan,” tandas M. Hadi, ketika ditanya tentang Firmansyah.

Dipercaya menjadi salah satu bagian dari skuad P-MU yang akan menantang dua klub di Bumi Cenderawasih, Firmansyah mengaku apapun tugas yang diberikan pelatih di lapangan akan dia emban dengan baik. ”Kalau perlu, hingga titik darah penghabisan,” pungkasnya. (ed)

KM/TABRI S. MUNIR

AJANG PEMBUKTIAN: Firmansyah akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika dipercaya sebagai kiper utama P-MU di lawatannya ke Papua.

Firmansyah, Satu dari Dua Kiper P-MU yang Akan Dibawa ke Papua

Penjaga Gawang yang Memiliki Kelebihan Khusus

Selasa Dini Hari P-MU Bertolak

ke PapuaPAMEKASAN-Sore

ini menjadi latihan tera-khir Laskar Sape Kerap

di Pamekasan, sebelum bertolak ke Papua, Se-

lasa (29/1) dini hari. Di Bumi Cendrawasit terse-but, penggawa Persepam Madura United (P-MU) akan menghadapi dua klub Indonesia bagian timur itu. Yakni, menantang Persipura Jayapura (31/1) di Stadi-on Mandala Jayapura dan menjajal Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wa-mena (3/2).

Sebagai latihan terakhir bagi pemain yang akan menjadi duta Madura ke tanah Papua, Pelatih Kepala P-MU, Daniel Roekito men-

gaku akan mematangkan taktik permainan yang disiapkan. Sehingga bisa dipahami pemain yang akan mengisi

starting eleven P-MU di dua laga tersebut.

Dalam latihan tersebut, menurut Daniel, pihaknya akan memberikan latihan ringan dan dimungkinkan

tanpa game. ”Ini sudah persiapan akhir, kami hanya akan fokuskan pada tak-tik permainan saja,” jelas pelatih asal Rembang-Jawa Tengah tersebut.

Sebagaimana disampaikan tim asistensi manajemen, para duta P-MU yang akan meladeni tantangan dua klub Papua tersebut akan berangkat pada Selasa be-sok (29/1). Rencananya, dini hari sekitar pukul 03.00, mereka akan bertolak dari Pamekasan ke Bandara Juanda, untuk kemudian melakukan perjalanan me-lalui jalur udara.

Sementara itu, Daniel menjelaskan jika pemain lainnya yang tidak dibawa serta dalam rombongan akan tetap melakukan lati-han rutin di Pamekasan. ”Ada 13 pemain yang tidak ikut serta. Mereka tetap harus latihan di sini seb-agai persiapan pertandiang home,” tandas Daniel.

Untuk mendampingi Firly Apriyansyah dan kawan-kawan dalam dua laga terse-but, Daniel Roekito men-gaku hanya akan mebawa satu asisten pelatih. Say-angnya, belum disebutkan nama asisten pelatih yang dimaksud. (bri/ed)

Sore Ini Latihan TerakhirSelaP-M

kinnkhh

di berr

lasa Bumiibut, ppMaduuakan mmIndonnYakniJayappon Mmenjaadi Staamena

Sebaaaabagi menjaaaatanah P-MUUUU

gakkkkkkktaaaaddddddddbbbbbbbbyyyyyyy

startinnnnnnnnlaga teeeeeee

Dalaaaaaaaaaamenuuuuuuuuuuuakan ririrriririingngngngngngngnnnnngnngggganannnanannnannnnnann

PAMEKASAN-Lawatan ke Bumi Cen-derawasih dalam rangka menantang Persipura Jayapura (31/1) dan Persiwa Wamena (3/2) mengandung arti khusus bagi el-capetino Laskar Sape Kerap, Firly Apriyansyah. Sebab lawatan terse-but juga ajang unjuk gigi di hadapan mantan klubnya, Persiwa Wamena.

”Saya memang pernah bermain di Per-siwa. Ini jadi ajang pembuktian jika tim baru saya siap meladeniya,” ujar Firly.

Musim lalu, Firly memang merumput di Persiwa bersama kiper P-MU saat ini, Galih Firmansyah. Termasuk juga Anton Samba. Tetapi keduanya tidak dibawa serta dalam tur Papua kali ini.

Meladeni mantan klub, dan kini mem-perkuat klub yang berstatus tim promosi, bagi Firly adalah seni tersendiri dalam permainan sepak bola. ”Sepak bola penuh tantangan, termasuk dengan P-MU yang saat ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Ini adalah seni dari sepak bola, harus juga tampil elegan menghadapi mantan klub,” jelas pria asal Jakarta tersebut.

Secara khusus, Firly mengaku tidak terbebani dengan beban psikis harus menantang mantan klubnya. Bahkan dia mengaku lebih enjoy tampil di hadapan mantan timnya yang masih menunggak hutang gaji kepadanya. (bri/ed)

Lawan Mantan Klub yang

Nunggak Gaji

SEGENAP KEMAMPUANSEGENAP KEMAMPUAN: Firly Apriyansyah (kanan) berebut bola : Firly Apriyansyah (kanan) berebut bola dengan Kristian Adelmund dalam sesi latihan Laskar Sape Kerap di dengan Kristian Adelmund dalam sesi latihan Laskar Sape Kerap di lapangan Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan.lapangan Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan.

KM/TABRI S. MUNIRKM/TABRI S. MUNIR

Tetap Doakan P-MUPADA lawatan P-MU ke Papua

nanti, manajemen tim hanya bisa mem-berangkatkan 15 pemain. Terbatasnya slot pemain tersebut, juga berimbas tidak ada satupun pemain kelahiran Madura yang dibawa serta.

Padahal pada lawatan P-MU sebel-umnya ke kandang Persela Lamongan, dua pemain asli Madu- r a dibawa serta. Yakni Ervan Hidayatullah dan M. Rivai.

Kepada Kabar Madura, Tacti-can P-MU Daniel Roekito mengaku, dirinya harus melaku-kan penetapan nama-nama pemain seselektif mungkin. Sehingga banyak pemain yang secara fisik dan teknik per-mainan bagus tidak bisa dibawa serta.

Salah satu akibat dari proses pe-milihan pemain yang super selektif itu, tidak adanya satupun pemain P-MU kelahiran Madura yang dibawa serta. Itu, menurut Daniel karena dia memil-ih pemain yang betul-betul dibutuhkan dalam dua laga tandang tersebut.

”Empat pemain asli Madura bukan-nya jelek. Tetapi murni menyangkut strategi permainan yang akan kami lakukan. Maka pemain yang dipi-lih disesuaikan dengan karakter per-mainan yang akan kami lakukan,” ujar tactican yang mulai membesut P-MU sejak akhir Desember tahun lalu.

Terpisah, salah satu pemain yang tidak dibawa serta mengakui pilihan pelatih adalah logis bagi kondisi timnya. ”Ini demi tim, pelatih punya strategi dan taktik dalam setiap pertandingan. Me-mang proses untuk menjadi strating eleven setiap pertandingan dilakukan dengan sangat selektif. Sehingga setiap latihan harus selalu serius,” ujar Ervan Hidayatullah, yang pada laga lawan Lamongan sempat merumput.

Lebih lanjut Ervan –sapaannya, menjelaskan, dua laga tandang yang akan dihadapi timnya tersebut adalah laga sangat berat. Oleh karenanya, kendati tidak ikut serta dalam tur tersebut, Ervan mengaku terus berdoa agar P-MU betul-betul bisa tampik ter-hormat di Papua. ”Semoga Yang Ma-hakuasa mengabulkan doa saya dan teman-teman,” pungkasnya. (bri/ed)

AQ: Sangat Berat Pasang Target di Papua!DUA laga P-MU di Papua

bagi sebagian besar suporter P-MU adalah laga sangat berat. Pasalnya, faktor jarak memang dirasa sangat jauh. Sehingga mereka tidak me-mungkinkan turut ngong-ghai Papua. Selain itu, dua laga tersebut tidak disiar-kan langsung oleh televisi swasta nasional.

Situasi tersebut sangat di-kuatirkan suporter P-MU. Meraka was-was Laskar Sape Kerap akan dikerjai wasit dan suporter tuan rumah.

Hal itu sebagaimana di-sampaikan Hartono, Tare-tan Mania dari Kordinator Wilayah (Korwil) Chacha Colok. ”Semoga P-MU bisa tampil terhormat se-perti yang disampaikan Pak Daniel. Karena bagaimana-pun pada situasi demikian, kadang gampang dikerjai oleh wasit,” jelasnya.

Kekhawatiran serupa juga dirasa Zainal, Taretan Mania

Korwil Tabopal. Disampai-kan, selama ini memang ja-rang ada tim tamu yang bisa menang melawan Persipura dan Persiwa di kandangnya. ”Semoga itu tidak berimbas ke P-MU,” ujar Zainal yang juga wasit bola di Pamekasan.

Untuk memberi dukungan moral terhadap pemain yang akan berangkat ke Papua, baik Chacha Colok mau-

pun Tabopal mengaku akan menonton langsung latihan akhir P-MU sore ini.

Rupanya, hal tersebut juga bakal dilakukan Taretan mania Korwil Arudam mau-pun Lanyala. Sebagaimana disampaikan Erwin. ”Harus hadir pada latihan akhir seb-agai bentuk dukungan moral sebelum pemain bertolak ke Papua,” tutur Erwin. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

BERSIAP: Daniel Roekito bersama jajaran tim pelatih P-MU lainnya memberi pengarahan kepada penggawa Laskar Sape Kerap.

Suporter Was-Was Timnya Dikerjai Tuan Rumah

Sepak bola adalah persahabatan. Tampil keras

dan garang di lapangan tidak harus bersamaan dengan

tampilan kasar.”

Page 7: Edisi 28 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

6 SENIN 28 Januari 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Syaiful Islam, Agus Josiandi. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Abdur Rohim, Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Taufi q Rizqon, Disyahmain, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Parade kesenian didahului dengan arakan sesaji yang akan dilarung ke laut, serta pertunjukan ludruk. Pertun-jukan ludruk itu, umumnya mengambil cerita sekitar se-jarah terjadinya tradisi ritual rokat tase’.

Salah satu warga setem-pat, Abdus Syakur dalam acara upacara rokat tase’ yang ditemui Kabar Madura mengatakan, tradisi terse-but sudah berlangsung dari generasi ke generasi, di ka-langan masyarakat nelayan.

Pelaksanaan rokat tase’ yang digelar rutin setiap tahun-nya itu merupakan bagian dari kegiatan nelayan yang tergabung dalam komunitas nelayan. “Untuk tahun ini pelaksanaan rokat tase’ telah dilaksanakan tadi pagi (kema-rin, red) pukul 10.00, sesuai adat dan tradisi yang telah dijalankan dan diwarisi secara turun-temurun,” tuturnya, kemarin (27/1).

Dijelaskan Syakur, rokat tase’ atau larung laut itu, selain sebagai ungkapan rasa syukur dari para ne-layan karena telah diberi hasil tangkapan yang cukup melimpah, terkadang juga diniatkan untuk buang sial. Di antara sesaji rokat tase’ dilengkapi pula kepala sapi atau kambing, yang meru-pakan simbol kurban.

Dalam pelaksanaan ritual-nya, sesaji tersebut dibawa ke tengah laut dan diikuti sekitar 30 lebih perahu ne-layan, kemudian dibiarkan mengapung hingga ke lau-tan lepas. “Isinya (sesaji) biasanya tumpeng, kepala sapi atau kambing yang dilarungkan ke laut,” jelas pemuda yang baru lulus SMA itu.

Menurut legenda turun temurun masyarakat setem-pat, tradisi rokat tase’ itu bermula dari seorang tokoh terkemuka masyarakat ne-layan, pada zaman dulu kala. Nelayan tersbut, pada suatu

hari menjala ikan bersama salah seorang pembantunya, di tengah laut.

Setelah sekian lama tidak mendapatkan hasil tangka-pan, tiba-tiba seekor ikan be-sar terjaring dalam jalanya. Namun, ketika hendak di-angkat dari dalam laut, ikan itu berbicara dan meminta agar dilepaskan kembali, disertai janji akan menggan-tikan tangkapan ikan yang lebih banyak.

Atas permintaan ikan terse-but, sang tokoh tentu me-lepaskannya. Anehnya pada tangkapan selanjutnya tokoh tersebut mendapatkan hasil yang luar biasa. “Pada tang-kapan ikan selanjutnya, dia benar-benar menghasilkan tangkapan ikan yang me-limpah” ucap mahasiswa Akper (Akademi Perawat) Bangkalan itu.

Setelah itulah secara rutin dalam setiap tahun, yang biasanya dilakukan bulan pertama, dia dan masyarakat nelayan setempat melaku-

kan rokat, yaitu selamatan memberi sedekah ke laut. Dan selama melakukan ro-katan itu, kehidupan nelayan setempat menjadi makmur.

Meski demikian, katanya, mitos yang dibangun dari cerita tersebut dilakukan sebagai bentuk tradisi me-mungkinkan masyarakat nelayan menjadi lebih ber-gairah ketika sedang melaut.

Pernyataan senada diung-kapkan Tajul Mafahir, ang-gota panitia rokat tase’. Tajul mengatakan, berhubung masyarakat Desa Labuhan adalah penganut Islam yang taat, maka dalam prosesi ro-kat tase’, mereka melibatkan pula para ulama Islam dan kiai untuk memimpin doa bersama, sebelum pelepasan (larung) sesaji ke laut.

Saat larung sesaji pun diir-ingi dengan selawatan dan tahlilan, dengan harapan, ritual tersebut dapat men-gantar para nelayan untuk memperfoleh hasil yang melimpah. (KM10/yoe)

Menurut dia, mereka tidak bisa bersatu. Mantan ketua fraksi PKB tersebut meni-lai, para kader NU tersebut belum bisa melepas egosen-trisme pribadi untuk meraih kekuasaan.

”Mestinya kan kalau mere-ka mau mengusung amanah politik NU, harus mengubur sifat egosentrisme pribadi mereka. Kok, malah sama-sama ngotot. Kalau kami sebagai akar rumput tetap menginginkan mereka men-jadi satu,” paparnya.

Selain itu, lanjut Mawardi, jika tetap tidak bisa disatu-kan maka jangan sampai ada kesan bahwa warga NU tidak lagi mendukung mereka ketika kalah dalam percaturan politik Gubernur Jatim.

”Ya kalau tetap beda jan-gan ngeluh, jangan sam-pai merasa kita tidak mem-perhatikan. Bagi saya, itu sederhana, kalau memang

tidak merasa mampu jangan sok mampu gitu lah,” tutur Mawardi.

“Atau gantian saja, hari ini Gus Ipul di atas dan khofifah di bawah. Tahun selanjut-nya, Khofifah di atas dan Gus Ipul di bawah. Kalau mereka komit dengan gagasan yang mau dibawa NU saya rasa harus begitu,” tegasnya, kemduian.

Disebut-sebutnya nama Gus Ipul dan Khofifah, yang sama-sama kader NU, dalam percaturan politik Jatim, membuat komitmen NU untuk kembali ke khittah-nya sebagaimana disepakati dalam Muktamar ke-27, ta-hun 1984, di Situbondo, kembali dipertanyakan.

Pertanyaan tentang kem-bali ke khittah itu terlon-tar dalam diskusi terbuka kader muda NU dengan Rais PB NU, KH Masdar Farid Mas’udi, Sabtu (26/1) malam, di salah satu aula Hotel Sumenep. Di ruang itu, salah seorang peserta

menanyakan pandangan Masdar tentang Khittah 26 terkait dengan munculnya nama Khofifah, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum PP (Pimpinan Pusat) Muslimat NU, dalam Pilgub Jatim mendatang.

Disentil dengan pertanyaan tersebut, Masdar secara te-gas mengatakan, NU tidak mengurus soal politik politik. Meski di sisi lain, Masdar mengaku NU tidak akan bisa melepaskan diri dari sektor politik. Dia menegas-kanpolitik yang dijalankan NU adalah politik keumatan, yang artinya, politik dalam pandangan NU tidak seb-agai tujuan, tetapi sebagai bonus dari pelayanan terha-dap umat.

”Bonus politik itu tidak bisa di kejar, tapi akan datang dengan sendirinya kalau kita mengurus NU dengan benar. Kalau politik ini menjadi agenda, kita rusak. Kita ha-rus fokus ngurus umat. Nanti kalau ada gawe politik, itu

otomatis akan kita peroleh tapi tidak dengan menge-jarnya. Karena bonus tidak boleh dikejar. Nah inilah yang menurut saya makna dari khittah NU sendiri, tidak menjadikan politik seb-agai tujuan,” papar Masdar.

Selain itu Masdar menjelas-kan, banyaknya politkus NU yang nyempal dikarenakan tidak adanya kekokohan NU sendiri dalam melayani umat. Menurut Masdar, jika pelayanan NU terhadap umat benar-benar kuat, poli-tikus dari kaum Nahdliyyin tidak akan berani nyempal dari NU.

Karena itu, dalam meraih bonus politik dalam posisi strategis, perlu adanya pem-bagian tugas dan pening-katan pelayanan terhadap umat agar NU dapat meng-gapainya. ”Kacaunya kita ini kan karena pura-puranya melayani umat tapi sebena-rnya sudah menghindari (berpolitik praktis),” pung-kasnya. (aqu/yoe)

Karena itu, suasana jalanan dari dan/ke Madura, Minggu siang kemarin (27/1) layaknya arus balik seusai perayaan Idul Fitri. Hal itu sudah dipre-diksi sebelumnya.

Kepadatan kendaraan ber-motor tampak disejumlah ruas jalan protokoler yang ada di Bangkalan, seperti yang terjadi di kawasan Tanjakan, Desa Peterongan, Kecamatan Galis, dan pintu masuk Tol Suramadu. Be-ragam jenis kendaraan ter-paksa berjalan merambat.

Meningkatnya arus balik

tersebut, terjadi karena hari libur kali ini termasuk libur panjang (long weekand) – Jumat dianggap hari kecepit nasional – sehingga banyak masyarakat Madura memilih untuk pulang ke kampung asalnya.

Terlebih dalam tradisi Madura, perayaan hari Maulid Nabi tidak kalah spesialnya dengan hari-hari besar Islam lainya. Jadi tidak afdol rasanya jika mereka tidak memperingati peray-aan Maulid Nabi di kam-pung halaman, apalagi di sejumlah daerah terdapat sejumlah kegiatan khusus

dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi Muham-mad SAW.

“Selain idul Adha dan Idul Fitri, setiap Maulid Nabi saya sempatkan pulang ke rumah untuk merayakan Maulid Nabi,” ungkap Kas-mito, 34, Warga Sumenep yang kini bekerja di Sidoarjo.

Sementara itu pantauan Kabar Madura di lapangan, arus balik didominasi kend-araan roda dua. Namun tidak seperti arus mudik/balik saat Idul Fitri dan Idul Adha, para pemudik tidak terlihat membawa banyak barang. (fir/yoe)

Tak pelak sebagian ma-syarakat menyia-nyiakan ke-sempatan untuk berproses mencerdaskan diri melalui pendidikan. Di samping itu, biaya menjadi kendala utama.

Rasyidi Rani, salah seorang dosen swasta di Pamekasan menilai, masyarakat yang hidup di pedesaan sebagian besar masih apatis (masa bodoh) terhadap wajibnya mengenyam pendidikan.

Masyarakat menilai, pen-didikan hanya sebagai wa-hana untuk bekerja tidak lagi sebagai neraca untuk memperolah pengetahuan yang cukup. Sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam upaya pemerataan pendidikan di negeri ini, terutama di Pamekasan.

Pria asal Pantura itu me-nambahkan, untuk wilayah Pamekasan, masyarakat yang masih kurang peduli terhadap pendidikan ini sebagian besar terjadi di dae-rah utara, seperti Kecamatan Batu Marmar, Pasean dan sebagian Kecamatan Waru.

“Di daerah Batu Marmar, Pasean, dan Waru itu baru lulus SD/MI sudah diberang-katkan ke luar negeri untuk bekerja. Namun banyak juga yang sudah lulus SMA,” ujarnya, Minggu(27/1).

Di samping itu, soal ke-tiadaan biaya juga masih menjadi alasan masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikan. “Tetapi ada pula kendala masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikan, (yakni) karena tidak memiliki biaya. Se-

hingga mereka memilih un-tuk merantau,” ujar dosen STAI Al-Khairat itu.

Qusyairi warga Desa Sana Tengah, Kecamatan Waru, Pa-mekasan mengatakan, di dae-rahnya merupakan salah satu daerah yang sebagian besar masyarakatnya merantau ke luar negeri, seperti Malaysia.

Sebab mereka menilai, pen-didikan tidak menjamin ma-syarakat dalam mendapatkan pekerjaan, bahkan ada yang berpendapat, pendidikan hanya menghamburkan uang semata.

“Di daerah saya, bisa dibi-lang semua pemuda bekerja ke Malaysia, sebab mayoritas mereka yang merantau ke negeri jiran itu tergolong suk-ses, bisa membangun rumah, sehingga orangtua siswa kepincut dengan kenyataan ini,” ungkapnya. jck/yoe)

tembusan ke Gubernur Jawa Timur, selanjutnya ke Mendagri. Kemudian Mendagri melalui Gubernur Jawa Timur untuk melantik bupati yang baru.

Saat dikonfirmasi di ke-diamannya, Sekretar is DPRD Bangkalan, Subar-dini mengatakan, seluruh mekanisme yang diper-lukan untuk melantik bu-pati dan wakil bupati baru tersebut sudah siap dan terselesaikan.

“Termasuk SKCK (surat keterangan catatan kepoli-sian) dari bupati dan wakil bupati terpilih sudah selesai, dan secepatnya dikirim,” tandas Subardinik dengan nada datar.

Dia menguraikan, masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan yang sekarang, dimulai dari 3 Maret 2008, dan berakhir pada 3 Maret 2013. Setelah berakhir masa jabatannya biasanya langsung diada-kan pelantikan bupati dan wakil bupati baru.

“Karena tanggal 3 Maret 2013 adalah bertepatan den-gan hari libur, mungkin saja tanggal itu digeser, mungkin saja. Tergantung dari SK mendagri nanti,” ulasnya panjang lebar.

Bupati dan Wakil Bupa-ti Sampang terpilih, pas-angan Al-Falah (Fannan Hasib-Fadhilah Budiono), rencananya akan segera pula dilantik. Sebagaimana diketahui, pelaksanaan Pemilukada Sampang ber-barengan dengan Pemilu-kada Bangkalan, yakni 12

Desember 2012.Menurut salah satu komis-

ioner KPU Sampang, Mifta-hurrozaq, dalam perbincan-gan dengan Kabar Madura, 16 Januari lalu, setelah Mahkamah Konstitusi me-mastikan kemenangan Al-Falah dalam gugatan pe-milukada yang dilancarkan Hejas (Hermanto Subaidi – KH. Jakfar Sodiq), peserta lain Pemilukada Sampang, penetapan bupati-wakil bupati terpilih bakal dise-lenggarakan 26 Februari mendatang. (roh/waw)

Sebelumnya, mereka masih enggan berkomentar banyak karena belum menyadari dampak negatif dari adanya penanaman tebu tersebut.

Adi, 23, salah seorang pemu-da di Kecamatan Proppo, Pamekasan menegaskan, kegelisahan masyarakat di de-sanya mulai menggeliat. Se-bab, masyarakat sudah tahu betapa uji coba penanaman tebu seluas 3 hektare oleh Dishutbun Pamekasan, dapat mengancam keberadaan tanaman padi yang saat ini

menghampar luas.“Beberapa masyarakat

yang tahu dampak negatif tanaman tebu bagi pertanian lainnya, merasa keberatan akan uji coba penanaman tebu tersebut. Tanaman tebu yang bisa menyedot (men-gundang, red) hama, dapat merusak tanaman di seki-tarnya,” tegas Adi.

Hal demikian juga di-ungkapkan Imam Abdur-rahman. Kakek berusia 57 tahun, yang sebelumnya tenang-tenang saja dengan datangnya uji coba tebu, kini mulai berpandangan lain.

“Mengapa pemerintah tidak memikirkan nasib pertanian kami ya?” kata Imam dengan nada polos.

Pantauan Kabar Madura, di Desa Batu Kalangan, Ke-camatan Proppo diliputi oleh hamparan luas tanaman padi. Diakui masyarakat, tiap tahun, sawah-sawah mereka ditanami padi, jag-ung, tembakau, dan rempah-rempah. Belum ada yang menanam tebu.

“Sejak nenek moyang kami, tak ada ceritanya penanaman tebu di sini,” terang Mulam-ma, 63, petani lainnya.

Sejauh ini, Kepala Di-shutbun Pamekasan, Ajip, kurang berkenan diwawan-carai secara mendalam. Pi-haknya menyatakan, uji coba tanaman tebu seluas tiga hektare, salah satu tujuan-nya ialah sebagai tanaman alternatif pengganti tanaman tembakau. (anm/yoe)

Tahun ini, direncanakan lahan uji coba akan diper-luas. ”Kami masih meneliti daerah mana yang tanahn-ya cocok untuk tebu. Apa yang kami lakukan ini demi kebaikan petani,” ujar Ajip singkat. (anm)

Rencananya Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melakukan pengembangan ka-wasan industri di wilayah selatan Sampang, mulai dari Kecamatan Sreseh, Pangarengan hingga Kecamatan Kota Sampang.

Dengan dikembangkannya wilayah tersebut, tentunya berbarengan dengan pem-bangunan berbagai infra-sruktur. Alasan diletakkan di selatan, adalah karena hal ini sudah cukup lama direncanakan Dinas Tata Ruang Jawa Timur, khu-susnya wilayah selatan dan utara Madura sebagai basis pengembangan kawasan industri Jawa Timur.

Hal ini diungkapkan Wahyu Prihartono, pejabat Dinas PU Cipta Karya Sampang kepada Kabar Madura. Nantinya salah satu infrastruktur yang akan dikembangkan adalah perumahan. Karena itu, pada 2013 ini Pemkab Sampang akan membuka investasi dalam hal pengembangan

bisnis properti.Wahyu mengatakan, Pemk-

ab Sampang dalam hal ini Dinas PU Cipta Karya Sam-pang mendapat tugas dalam pengembangan investasi. “Nantinya ada pengemban-gan bisnis perumahan di wilayah selatan Sampang, karena berbagai alasan keco-cokan letak geografis,” kata Kabid Perumahan dan Pena-taan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya Sampang itu.

Faktor yang menjadi alasan dipilihnya selatan adalah karena dekat dengan laut dan kondisi tanahnya yang cukup datar. “Kecenderun-gann pengembangan wilayah selatan karena letak geograf-isnya cocok untuk wilayah industri,” lanjut wahyu.

Moh Salim, aktifis LSM Pemuda Bahari Nusantara, berbeda pendapat dengan Pemkab Sampang. Katanya, Pemkab jangan hanya ter-fokus pada rencana besar namun sama sekali tidak melibatkan peran serta ma-syarakat Sampang sendiri.

“Kita tidak perlu jauh jauh menunggu proyek ini jadi, baru berencana melibatkan masyarakat tapi harus sudah dimulai saat prosesnya,” ujarnya kepada Kabar Mad-ura, Minggu (27/1).

Selama ini banyak ma-syarakat dibuat terbuai oleh berbagai rencana pemban-gunan. Setelah terealisasi justru mereka jadi penonton dan mendapat imbas negat-ifnya. “Paling tidak mulai sekarang melibatkan pe-kerjanya 60 persen dari ma-syarakat asli Sampang, su-paya nantinya bisa dinikmati jerih payah mereka sendiri,” kata aktivis HMI itu.

Dikatakan pula Pedmkab Sampang perlu mengawal masuknya investasi dari luar dengan memperketat regulasi yang bisa memberi keuntungan untuk masyara-kat setempat. “Jangan sam-pai masyarakat setempat dibohongi soal harga tanah saat pembebasannya, regu-lasinya harus transparan,” tandasnya. (waw/yoe)

Kecewa, Gus Ipul Gandeng Pakde

Buang Sial Dengan Rokat Tase’

Petani Pamekasan Terusik Uji Coba Lahan

Bupati Baru Segera Dilantik

Warga Madura Masa Bodoh akan Pendidikan

Harus Libatkan Warga Sampang

Antrean Pemudik Warnai Arus Balik

Dapat dimaklumi memang, jika ibu muda itu gembira bukan alang kepalang. Se-bab, bibir sumbing yang diderita buah cintanya ber-sama Syamsuri, membuat hatinya bingung dan resah.

Betapa tidak, tiga bulan lalu, ketika mereka mengupayakan operasi bibir sumbing ke salah satu rumah sakit di Surabaya, didapati informasi bahwa biayanya bisa mencapai pu-luhan juta rupiah.

“Pertama, kami dimintai Rp 6 juta. Lalu naik lagi Rp 7 juta. Dan terakhir kemarin naik lagi jadi Rp 10 juta,” ungkap Syamsuri.

“Darimana saya uang, saya bekerja tembel (tambal) ban dan istri berjualan es degan. Meski ada keinginan kuat agar anak saya bibirnya bisa dioperasi, namun terpaka tidak jadi waktu itu, karena biaya tidak punya,’’ imbuh-nya dengan nada sendu.

Tapi Allah memang Maha Bijak. Dikisahkan Syamsuri, sekitar Selasa pekan lalu, ke-tika dia dan istrinya sedang sibuk mengais rezeki di Ke-lurahan Mlajah, Kecamatan Kota Bangkalan, mendadak mereka kedatangan pembeli es degan. Yakni, Difa Ayu Safitri, siswi kelas IV SDN Demangan I, yang diantar ibunya naik motor.

Begitu melihat Siti Nurai-syah yang berbibir sumbing, dalam gendongan tetangga Syamsuri-Dewi, Difa segera melapor ke ibunya. Dia men-gatakan KWB menggelar baksi sosial, operasi bibir sumbing gratis.

Seketika itu pula ibu Difa menawari Syamsuri-Dewi un-tuk didaftarkan sebagai salah satu peserta. Tak menyia-ny-iakan kesempatan itu, mereka langsung saja mau.

“Tanpa pikir panjang, saya mendaftarkan anak saya un-tuk dilakukan operasi bibir sumbing. Apalagi katanya tanpa biaya alias gratis. Den-gan syarat orang tuanya ti-dak mampu,’’ ungkap Dewi.

Waktu yang ditunggu-tunggu datang. Siti Nurai-syah, bersama kedua orang-tuanya dengan diantar be-berapa wartawan dari KWB, Sabtu (26/1) pagi, menuju ke rumah sakit Mukti Mulia, di Jalan Kayun, Surabaya. Di sana tim medis dan para-medis, sudah siap melaku-kan operasi besar pada Siti Nuraisyah.

Siti Nuraisyah, hanya di-mintai melakukan puasa enam jam. Setelah itu, tanpa kesulitan tim dokter melaku-kan operasi penyambungan bibirnya dengan sempurna. “Semalam selesai dengan operasi. Dan kini, anak saya bisa dibawa pulang, Alhan-

dulillah,’’ ujar Dewi.“Betapa senangnya kami,

karena tanpa dipungut bi-aya. Alhamdulillah, seka-rang anak saya sudah normal kembali setelah dioperasi kemarin,’’ timpal Syamsuri.

Ketua Panitia HPN KWB Bangkalan, Aditya Roosvi-anto mengatakan memang pada tahun ini kegiatan komunitas tersebut dititik-beratkan pada bidang bakti sosial. Kesepakatan awak media Bangkalan, akhirnya mengusung operasi bibir sumbing.

“Sebenarnya ada 4 yang kami jaring. Namun yang dua mengundurkan diri. Se-dang dua bersedia diantar ke rumah sakit Surabaya untuk operasi. Kami bekerjasama dengan pihak dermawan yang mau membantu sesa-ma,’’ ujarnya.

Menurut Aditya, pend-erita bibir sumbing yang tidak berhasil dioperasi itu, karena dia menderita penya-kit hydrocephalus (kepala membesar). Dokter tidak bisa melakukan operasi bi-bir sumbingnya, sebelum penyakit lainnya itu sembuh.

“Kami menyarankan anak ini akan dimintakan Jamkes-mas atau Jamkesda, ke dinas kesehatan. Nantinya untuk berobat di rumah sakit Dr Soetomo Surabaya,’’ tutur Aditya. (yoe)

Orangtua Senang karena Anaknya Kini Benar-benar CantikSambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 8: Edisi 28 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 28 Januari 2013 7

PERKEMBANGAN emosi anak dapat dipengaruhi oleh kon-disi lingkungan anak melalui hidupnya dalam lingkungan yang baik untuk perkembangan emosin-ya. Hanya saja pengalaman emosi yang dialaminya di lingkungan keluarga, masyarakat atau sekolah yang tidak bersahabat atau karena faktor orang tua si anak yang tidak paham terhadap perasaannya, sehingga hal ini berdampak pada perkembangan kecerdasan emo-sionalnya menurun.

Sebaliknya, bisa saja seorang anak mempunyai EQ bawaan yang rendah bisa tumbuh dan berkem-bang dengan baik, jika ia dididik dalam lingkungan yang ramah dan bersahabat, sehingga si anak merasa dihargai. Hal demikian menyebabkan grafik EQ-nya menjadi tinggi. Hal ini dapat dipahami bahwa, kecerdasan emo-sional dapat kita konstruk sesuai dengan keinginan dan kondisi yang terjadi dalam lingkungan tertentu. Kecerdasan emosional menghasilkan keterampilan yang bersifat dinamis, karena dapat dirubah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan kondisi yang mendukung perkembangannya (Dakir dan Sardimi, 2011 : 72).

Dari faktor tersebut kesempatan belajar merupakan faktor yang lebih penting. Karena belajar merupakan sesuatu yang positif dan sekaligus merupakan tinda-kan preventif. Maksudnya adalah bahwa apabila reaksi emosional yang tidak diinginkan dipelajari, kemudian membaur ke dalam pola emosi anak, akan semakin sulit mengubahnya dengan bertam-bah usia anak, bahkan reaksi emosional tersebut akan tertanam kukuh pada masa dewasa dan untuk mengubahnya diperlukan bantuan ahli.

Berdasarkan kenyataan ini, maka penting kiranya guru meningkat-kan kualitas pembelajaran dengan berpartisipasi dalam mengem-bangkan kecerdasan emosional yang dapat membuat siswa men-jadi bersemangat tinggi dalam belajar, disukai dalam pergaulan, bertanggung jawab, peduli orang lain, dan produktif. Kualitas emo-sional meliputi: empati, men-gungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menye-suaikan diri, disukai, kemampuan menyelesaikan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawan-an, keramahan, dan sikap hormat.

Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan dan meningkatkan

potensi yang telah Al-lah karuniakan pada diri anak seperti ke-cerdasan emosional tersebut. Sebaiknya anak diberi kesempa-tan untuk mengem-bangkan potensi dasar yang dimilikinya, dan peran guru pendidik mengarahkan dan meningkatkannya, bukan malah merusak EQ, seperti tekanan, paksaan, ancaman bahkan pukulan yang dijadikan sebagai bagian dari metode mengajar. Sehingga aki-bat dari tindakan tersebut dapat dilihat pada perilaku sebagian pemuda dan masyarakat kita seka-rang yang cendrung mudah emosi dan tidak sopan. Untuk itu dengan mengubah strategi yang lebih edukatif seperti lebih menghargai perasaan anak, bersikap lembut dan memberi teladan yang baik, akan membantu dan mengubah perilaku masyarakat yang cen-drung tidak baik.

Sementara pendidikan selama ini masih banyak yang menekank-an arti penting nilai akademik, kecerdasan otak atau IQ saja, dan mengenyampingkan kecerdasan emosional. Padahal kecerdasan emosional merupakan karakter dan kualitas sumber daya manusia yang berkepribadian utama bukan karakter yang hanya mengandal-kan logika saja. Maka, betapa pentingnya kecerdasan emosional dikembangkan pada diri siswa, se-hingga seluruh potensinya dapat berkembang secara lebih optimal.. Karena banyak kita jumpai siswa dimana mereka begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun bila tidak dapat mengelola emosinya, sep-erti mudah marah, mudah putus asa atau angkuh dan sombong, maka prestasi tersebut tidak akan bnayak bermanfaat untuk dirinya (Iskandar, 2009 : 61).

Adapun kecerdasan emosional menurut Daniel Goleman men-gandung beberapa pengertian. Pertama; kecerdasan emosi tidak hanya berarti ramah, melainkan si-kap tegas dalam mengungkapkan kebenaran. Kedua; kecerdasan emosi bukan berarti memberi-kan kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa memanjakannya melainkan mengelolanya secara tepat dan efektif sehingga mampu bekerjasama dengan lancar menu-ju sasaran bersama.

Sedangkan Ary Ginanjar Agus-tian mengatakan bahwa yang

termasuk dalam ke-cerdanan emosio-anal adalah seperti pribadi yang tang-guh, penuh inisiatif, mudah beradaptasi, daya kreativitas yang tinggi, mental yang kuat terhadap setiap kegagalan, kepercay-aan diri dan penuh motivasi. Pendapat Ary Ginanjar Agus-tian ini senada den-gan pernyataan Dan-iel Goleman tentang

kecerdasan emosional. Ia me-nyatakan bahwa kecerdaan emo-sional adalah kemampuan yang dapat berupa kemampuan untuk memotivasi diri sendiri agar bisa tahan dalam menghadapi frustasi, tidak larut dalam kesenangan yang berlebih-lebihan, mengatur suasana hati dan menjaganya agar terhindar dari beban stress yang dapat melumpuhkan ke-mampuan berfikir, berempati dan berdo’a.

Dalam proses belajar menga-jar guru juga bertindak sebagai manajer. Mereka memimpin se-jumlah siswa dalam kelasnya. Sebagai manajer dalam proses pembelajaran guru membimbing, memotivasi siswanya untuk bela-jar, memberi pengarahan, mem-pengaruhi perasaan dan perilaku, menggerakkan anak didiknya un-tuk bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai, serta mengevaluasi proses dan hasil belajar siswanya. Hal ini sesuai dengan apa yang pernah disampaikan Ki Hajar Deantoro dengan semboyan “ing madyo mangun karso”. Sehubun-gan dengan beberapa fungsi guru yang antara lain sebagai manajer, maka terdapat beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta pengetahuan dasar bagi guru, yaitu: Guru harus dapat memahami dan menempatkan kedewasaannya dan menjadikan dirinya sebagai teladan. Teladan dalam hal ini bukan berarti guru harus menyeru-pai seorang yang istimewa. Guru tidak perlu menganggap dirinya sebagai manusia super, manusia yang serba tahu dan tak pernah melakukan kesalahan. Guru harus berlaku biasa, terbuka serta meng-hindarkan segala perbuatan tercela dan tingkah laku yang akan men-jatuhkan martabat sebagai seorang pendidik. Guru harus mengenal diri siswanya. Bukan saja menge-nai sifat dan kebutuhannya secara umum sebagai sebuah katagori, bu-kan saja mengenal jenis minat dan kemampuan, serta cara dan gaya

belajarnya, tetapi juga mengetahu secara khusus sifat, bakat, minat, kebutuhan, pribadi serta aspirasi masing-masing anak didiknya. Guru perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan dapat mene-tapkan tingkat-tingkat perkemban-gan setiap anak didiknya, termasuk perkembangan emosinya (Sardi-man, 2011 : 141-142).

Secara khusus, tugas pendidik ada tiga macam. Pertama, sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan. Kedua, sebagai pendidik (educator) yang menga-rahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tu-juan Allah menciptakan manusia. Ketiga, sebagai pemimpin (man-ager), yang memimpin dan men-gendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Tugas ketiga ini menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang di-lakukan itu (Ramayulis, 2010 : 63).

Keterampilan manajerial guru yang dimaksud antara lain meru-pakan keterampilan konseptual (conceptual skill), keterampilan hubungan manusia (human skill), dan keterampilan teknikal (techni-cal skill), (Wahyudi, 2009 : 67-68). Keterampilan konseptual adalah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan tugas guru sebagai manajer, keterampilan manusiawi ialah keterampilan untuk bekerjasama, berpartisi-pasi, memotivasi, dan memimpin, keterampilan teknikal ialah ket-erampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk meny-elesaikan tugas-tugasnya dalam pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pandan-gan di atas, Guru sebagai manajer pembelajaran, berusaha mereflek-sikan semboyan “ing madyo man-gun karso” yang dapat membuat iklim belajar berlangsung dalam suasan keterbukaan dan demokra-tis, sehingga memberikan kesem-patan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan, sekaligus mel-atih, mengembangkan sikap dan keterampilan emosionalnya seb-agai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Wa Allahu a’alam!

*) Dosen tetap STAI Miftahul Ulum Pamekasan.

Keterampilan Manajerial Guru (Upaya dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa)

Oleh:ISMAIL

TOREH tretan sape kerrap bukteaghi jha’ Madura bisa, karena ada 1 patah 2 potong mengatakan man awwaluhu maksah faaheruhu bisah... mon ollena paksaan pasteh kobessah...

Ozie Macan Alas (Batu Balang), +6285931080499

SALAM settonk dhere untukmu P-MU...!Aku pendukun setiamu, jebolkan kandang lawan, terus

lawan hingga kau pantas jadi pemenang..!!Go go go P_MU. I love you poull...!!

Putry Lata@tharetan thibik,bhank_khaland, +6287849765854.

P-MU kamu harus menang di pertandingan kandang dan kandang. Biar klub bola Madura bisa sejajar dengan klub lain di ISL. Tunjukkan kalau Maduraku bisa....

D’nasift Vyanz (blueberry pmeksn), +62818726263

AYO maduraku, semangatlah dan berjuanglah untuk menuju prestasi tertinggi di ISL. PMU, Go..go..go..go...!

Nenk_Chaa’bBie, +6287856965512

YO-YO-YO... PMU, kamu påsti biså mèn3mbus papan atas ISL musim ini. Kårena kamu punya pemåin-pemain hebat dan skill yang OK! Seperti indriyanto dan Osas Saha. Ayo tunjukin ke masyarakat Madura kedigjayaanmu... Yo-yo-yo... Go to PM-U ISL!

Aqied’s Madridista, +6282330642223

MENJELANG Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 suasana perpoli-tikan menjadi semakin hangat dan sangat dinamis. Persaingan antara partai politik yang din-yatakan lolos sebagai peserta Pemilu akan semakin terlihat. Setiap partai politik melakukan manuver, trik, langkah, cara, bahkan intrik untuk bisa menjadi peraih suara terbanyak atau mini-mal lolos parliamentary treshold sebesar 3,5 persen.

Di tengah dinamika kontestasi parpol itu sebetulnya publik juga disuguhkan dengan munculnya fenomena politisi “kutu loncat” atau bisa disebut juga pengurus atau kader partai lompat pagar, atau beragam istilah lain yang menyebut banyaknya orang partai yang pindah partai.

Para politisi “kutu loncat” ini me-miliki beragam bentuk dan jenis serta latar belakang pindahnya. Bisa jadi karena memang par-tainya tidak lolos sebagai peserta pemilu sehingga tidak memiliki partai untuk bisa maju lagi sebagai calon anggota legislatif.

Politisi seperti tipikal politisi yang hanya mau senang dan tidak mau menerima pahitnya keadaan partai sendiri.

Meskinya sebagai politisi, saat partai politiknya tidak lolos se-bagai peserta Pemilu para poli-tisi tetap berkonsolidasi untuk melakukan pembenahan terhadap struktur dan organisasi partai, memperkuat jaringan, member-dayakan kader dan simpatisan, serta memberi alternatif pemikiran kepada publik, sebagai salah satu kekuatan nonparlemen.

Sehingga dengan begitu saat Pemilu 5 tahun mendatang siap digelar, partai sudah memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang solid dan siap me-

nyongsong kontestasi. Jika seandainya su-dah tidak ada peluang menjadi peserta Pemi-lu, toh bisa bergabung dengan partai politik yang jadi peserta Pe-milu. Jadi bergabung-nya bukan orang per orang namun secara kelembagaan, sehing-ga cita-cita, program dan misi partai secara umum dapat diamo-kodir oleh partai tem-pat tergabung.

Ada pula politisi yang pindah partai karena melihat partai yang menjadi tempatnya saat ini tidak prospek lagi untuk dijadikan seb-agai kendaraan untuk mencapai kekuasaan, dalam hal ini kursi di legislatif. Tipikal politisi ini ham-pir sama dengan yang pertama, bahkan bisa lebih kurang bijak, sebab tega meninggalkan teman seiring seperjuangan yang sedang bersusah payah untuk membesar-kan partai dan menarik simpati publik. Sementara dengan tanpa beban politisi ini pergi begitu saja, dan pindah ke partai lain. Ada yang menyebut politisi seperti ini sebagai opurtunis dan si raja tega.

Dan ada pula politisi yang pin-dah partai karena tidak cocok atau tidak suka dengan pengurus partai pada level di atasnya. Tidak suka dengan ketua umum, tidak suka dengan pengurus lain, tidak suka dengan gaya pengurus, tidak suka dengan pola keorganisasian, dan beragam ketidaksukaan yang lain.

Politisi semacam ini kalau boleh diibaratkan seperti artis yang suka kawin cerai, dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi. Jadi begitu tidak cocok ya keluar saja. Tipikal politisi seperti ini keras kepala dan selalu merasa

benar sendiri.Dan ada pula politisi

yang “lompat pagar” ke partai lain karena mendapat tawaran lebih bagus daripada partai sebelumnya. Ada yang menyebut politisi semacam ini sebagai pedagang sia-pa yang bisa membeli dengan harga yang lebih mahal itulah yang dipilih.

Hampir pasti, tak ada politisi pindah

partai karena partai barunya memiliki program dan platform yang lebih baik dari partai se-belumnya. Sebab setiap partai politik memiliki tujuan yang sama untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Meski dalam kerangka operasionalnya selalu ada kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing partai politik. Jadi, kalaupun ada politisi yang bilang bahwa ia pin-dah partai karena partai barunya lebih baik, bisa jadi hal itu hanya basa basi atau lips service saja.

Menariknya, partai politik akan dengan senang hati menam-pung para politisi “kutu loncat” semacam ini, dengan berbagai alasan dan argumen, terutama sekali faktor elektabilitas, supaya partai dipilih publik dan kalau bisa meraih suara terbanyak.

Malah, tak hanya sekadar me-nampung, partai politik bisa jadi memanfaatkan peluang ini untuk menambah pundi biaya Pemilu, dengan menarik mahar, atau bi-aya tertentu kepada para politisi “kutu loncat”.

Bawaslu atau kalau memung-kinkan Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) perlu masuk terhadap audit keuangan partai politik un-

tuk mencegah terjadinya kongka-likong dalam retrutmen dan proses pencalegan. Atau paling tidak membuka pengaduan terhadap adanya calon anggota legislatif yang dimintai oleh partai politik.

Tak hanya itu, fenomena lain yang terlihat adalah tampilnya politisi karbitan. Artinya banyak politisi baru yang tampil ke ten-gah publik, dimana sebelumnya mereka tak pernah tahu-menahu dengan dunia politik.

Kedua hal ini yang nantinya akan semakin mendegradasi kualitas demokrasi di Indonesia.

Tanpa proses pengkaderan dan internalisasi nilai-nilai perjuan-gan tiba-tiba saja tukang becak, saudagar, makelar, tukang bakso, mantan kades, pengangguran, pensiunan, dan lain sebagainya menjadi politisi dan bahkan calon anggota legislatif.

Fenomena ini ke depan tentu saja akan semakin memperburuk citra partai dan mendegradasi de-mokrasi yang masih belia. Sebab partai politik tidak lagi menjadi tempat pengkaderan para politisi, namun lebih berfungsi sebagai trader atau bahkan makelar ca-leg atau makelar calon kepala daerah.

Lalu masihkah rakyat percaya kepada partai politik? Rakyat se-lalu punya cara sendiri untuk me-nilai partai. Bahkan rakyat punya logika sendiri dalam mempertim-bangkan untuk memilih dan tidak memilih, dari yang rasional, irra-sional, supranatural, hingga yang bersifat material. Jadi para politisi jangan pernah berpikir apalagi melakukan kebohongan terhadap rakyat, jika ada yang sudah terlan-jur berbohong, segeralah bertobat.

*) Magister Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya

Jelang Pemilu Musim “Kutu Loncat”

Oleh:MOH. HIDAYATURRAHMAN, MIKOM

Page 9: Edisi 28 Januari 2013

SENIN 28 Januari 20138

Email Redaksi: [email protected]

PAMEKASAN-Pemiluka-da di Kota Gerbang Salam rupanya masih memantik minat. Salah satunya ter-kait dengan Calon Bupati incumbent KH Kholilurrah-man yang kalah telak dan kini masih menggugat hasil Pemilukada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Salah satunya adalah Nurul Khotimah. Dara asal Desa Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan ini mempertanyakan motif calon bupati incumbent tersebut. “Apakah bagian dari ambisi untuk mem-pertahankan kekuasaan atau langkah yang terbi-lang cerdas?”, tanya Nurul Khotimah saat berbincang dengan Kabar Madura, Minggu (27/1).

Nurul Khotimah menilai, tak menutup kemungkinan gugatan tersebut dilandas-kan pada jiwa ambisius seorang Kholilurrahman untuk mempertahankan jabatannya hingga dua periode sebagai bupati. “Namun begitu, bisa juga bagian dari upaya cerdas

untuk menarik perhatian para pendukungnya. In-cumbent, setidaknya, hen-dak menunjukkan kepada pendukungnya bahwa ia serius berkompetisi dalam Pemilukada,” jelasnya.

Meski begitu, Nurul mencermati, langkah yang ditempuh ke MK itu bisa menjadi biang pemutus masa depan politik Kholi-lurrahman. “Seandainya berkenan, Kholilurrahman bisa mencontoh para in-cumbent yang kalah dalam Pemilukada. Dan itu mem-berikan kesan positif bag-inya,” ujar Nurul.

Namun begitu, katan-ya, langkah hukum bagi calon pemimpin yang kalah adalah suatu hal yang wajar. Itu bagian dari demokrasi di negeri ini. “Mending menempuh jalur hukum untuk menyalurkan ketidakpuasan, daripada aksi besar-besaran yang dapat mengusik ketenan-gan masyarakat luas,” tekannya.

Bagi Nurul, jen-jang poli t ik

Kholilurrahman, haki-katnya masih berpelu-ang ke DPR RI. “Kalau itu terjadi, maka Pame-kasan akan mengulang sejarah empat tahun yang lalu. Achmad Sy-afii, incumbent kala itu, melaju ke DPR RI,” tukasnya.

Achmad Syafii, kat-anya, patut dikagumi karena sewaktu ka-lah kepada Kholi-lurrahman pada 2008, langsung legowo. Tidak m e m p e r k a r a -kannya sampai ke MK. “Pada-hal, kecuran-g a n k a l a itu cukup p a r a h , ” t u k a s -n y a . (anm/zis)

Ambisius atau Cerdas?

KM/HAIRUL ANAM

NURUL KHOTIMAHNURUL KHOTIMAHWiraswastawatiWiraswastawati

Kritik Kiai Pamekasan pada Kepemimpinan PejabatPAMEKASAN-Beberapa

hari terakhir ini, masyarakat di Kota Gerbang Salam kerap melangsungkan pengajian akbar guna memperingati maulid nabi. Dan menjadi lazim, kiai didapuk sebagai penceramah.

Dalam ceramahnya, tak jarang idealisme kepemimpi-nan di negeri ini dipertan-yakan. Itu, seperti halnya yang didengungkan oleh ulama kesohor asal Pame-kasan, KHR Panji Darus Salam saat menjadi pencera-mah di Dusun Pakong, Desa Durbuk, Kecamatan Pade-mawu, Pamekasan, Sabtu (26/1) malam.

Menurutnya, tak sedikit pemimpin di negeri ini yang pandai bersilat lidah. Pan-dai mengumbar janji kes-ejahteraan dan peneguhan moral. Tapi nyatanya, para pemimpin tersebut jauh dari harapan masyarakat.

“Berangkat dari kenyataan tersebut, bisa dikata bahwa bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis keteladanan pemimpin. Se-bab, sebagian oknum pe-jabatnya cenderung kurang memperhatikan akhlak dan nilai-nilai moral agama serta hukum,” tekannya yang disi-mak oleh ribuan masyarakat Pademawu.

Katanya, keteladanan sikap para pemimpin di negeri ini, jauh panggang dari api. Arti-nya, yang banyak dilakukan oleh para pejabat negara selama ini hanya melakukan imbauan atau pesan untuk berbuat baik atau ‘mauidzah hasanah’. “Namun demiki-an, sangat jarang, bahkan mungkin sudah tidak ada lagi yang mau melakukan ‘uswatun hasanah’ atau te-ladan yang baik,” tegasnya, menjelaskan.

Dijelaskan pula, kondisi bangsa yang seperti ini akan menjadi ancaman bagi ter-ciptanya tatanan masyara-kat yang tidak bermoral, tidak taat hukum yang pada akhirnya bisa merongrong

pemerintah sendiri.“Idealisme kepemimpinan

yang memiriskan di negeri ini, sangat mengancam ke-berlangsungan masyarakat yang beradab. Sebab, ke-beradaban suatu bangsa, berpangkal dari adab pe-mimpin yang baik,” terang-nya.

Ditambahkan, suksesnya sebuah tatanan pemerin-tahan yang baik, bersih dan bebas dari praktik buruk, faktor utamanya adalah kete-ladanan para pejabat atau pemimpin negara.

Dan sikap keteladanan itu, tambahnya, telah di-contohkan Rasulullah SAW kepada kita umat Islam. Termasuk pula kepala semua masyarakat dunia, sehingga Rasulullah mendapat gelar Al-Amin. Yakni, sosok yang dapat dipercaya.

Dalam kesempatan itu, ulama kondang ini men-gajak kepada seluruh umat Islam, supaya hendaknya menjadikan momentum bulan kelahiran Nabi Mu-hammad itu sebagai ajang refleksi atas keteladanan Nabi Muhammad dalam banyak hal.

“Baik dari sisi tatanan kehidupan hukum, sosial, politik, termasuk dalam bidang pemerintahan. Dan selain sebagai ajang untuk melakukan refleksi dan meneladani Nabi Muham-mad, maulid juga meru-pakan salah satu bentuk dari syiar Islam,” tegasnya.

Karena itu, Kiai Panji men-gajak masyarakat untuk se-lalu jujur (shiddiq), amanah (bertanggung jawab), tabligh (menyampaikan kebaikan), dan fathonah (cerdas). Ke-empatnya, kata Kiai Panji, harus dimiliki oleh para pejabat negara.

Sementara i tu, Faisol Ansori, tokoh pemuda madu-ra yang tercatat aktivis IPNU Pamekasan, menegaskan bahwa penegasan KHR Panji Darus Salam di atas cukup penting untuk dijadikan ba-han renungan.

“Jangan sampai, perin-gatan maulid nabi ini dija-dikan sebatas tradisi. Lebih dari itu, harus ada upaya menerjemahkan segala keteladanan Rasulullah ke dalam keseharian kita,” ujarnya. (anm/zis)

Hanya ‘Mauidzah Hasanah’, Tidak ‘Uswatun Hasanah’

Tak Hanya Parpol, Caleg Wajib SetorRekening Dana KampanyeSUMENEP-Menjadi calon

anggota legislatif (caleg) 2014 tidak akan semudah seperti saat pemilihan legis-latif (pileg) 2009. Sebab, jika pileg 2009 lalu hanya parpol wajib menyerahkan rekening dana kampanye, tetapi saat ini justru masing-masing caleg harus menyetorkan rekening dana kampanye.

Peraturan tersebut meru-pakan usulan dari KPU RI yang sedang digodok dan dibicarakan dengan DPR RI. Sebab, setiap Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) harus dikonsultasi-kan dengan DPR RI. Sehing-ga, jika peraturan tersebut nantinya disetujui, maka caleg harus memiliki reken-ing dana kampanye.

Bidang Hukum dan Pen-gawasan KPU Sumenep, Hidayat Andiyanto men-gatakan, soal PKPU tentang rekening dana kampanye masih belum menjadi keteta-pan karena masih digodok oleh KPU RI dan masih taraf konsultasi dengan DPR RI. Namun, diakuinya, berdasar-kan informasi yang diterima, rekening kampanye bukan hanya dari parpol tetapi juga dari masing-masing caleg.

“Semua ini masih taraf konsultasi antara KPU pusat dengan DPR RI. Kepastian-nya seperti apa masih belum diketahui, terutama rekening dana kampanye caleg. Tapi, soal rekening kampanye par-pol memang sudah berlaku sejak tahun 2004 lalu, jadi

bukan hal baru,” ujar Bidang Hukum dan Pengawasan KPU Sumenep, Minggu (27/1) kemarin.

M e n u r u t n y a , m o d e l pengecekan rekening yang akan dilakukan nantinya tidak terlalu merepotkan terhadap KPU. Sebab, pe-nyerahan rekening dana kampanye memang menjadi salah satu syarat. Artinya, kata dia, fotocopi rekening dana kampanye harus dis-etorkan oleh parpol.

“Jika memang harus meli-batkan dari semua rekening caleg, maka rekening ca-leg untuk dana kampanye nantinya juga harus dis-erahkan. Itu jika menjadi PKPU. Tapi sekali lagi ma-sih belum ditetapkan dan sedang digodok oleh KPU RI,” imbuhnya.

Dengan demikian, lan-jutnya, tidak menutup ke-mungkinan masing-masing caleg harus menyerahkan rekening dana kampanye. Jika menjadi peraturan, misalnya dana kampanye caleg di atas Rp 50 juta harus memiliki NPWP. Jika disetujui maka masing-masing caleg misalnya terdapat 100 caleg maka laporannya terintegrasikan dengan rekening partai dana kampanye.

Laporan itu nantinya akan dilakukan pemeriksaan oleh kantor akuntan pub-lik yang telah ditunjuk oleh KPU. Nah, bisa jadi akuntan publik itu tidak hanya memeriksa reken-ing parpol dana kampanye tetapi juga rekening caleg khusus dana kampanye,” pungkasnya. (bus/zis)

SUMENEP-Minimnya ang-garan perpustakaan daerah (per-pusda) untuk tahun 2013 kembali disorot. Pasalnya, anggaran yang dipatok oleh tim anggaran terse-but tidak sesuai harapan Komisi D DPRD Sumenep untuk mem-bangun perpustakaan yang maju dan terciptanya perpustakaan berbasis teknologi digital.

Anggota Komisi D DPRD Sumenep Nur Asyur mengatakan ploting kebijakan untuk pengem-bangan perpustakaan sangat min-im. ”Tidak sesuai dengan harapan kita,” papar Nur Asyur kepada

Kabar Madura, Minggu (27/1). Dengan kecilnya anggaran

tersebut, ia mengaku sangat su-lit untuk menjadikan perpusada sebagai perpustakaan yang sep-erti adanya perpustakaan digital. Dengan anggaran yang kurang lebih Rp 2 miliar tersebut menu-rut Nur Asyur sangat jauh dari harapan.

Sementara itu, Kepala Perpusda Sumenep, Agus D Putra, men-gaku dengan anggaran tersebut hanya bisa melaksanakan be-berapa program kerja yang ada. Pihaknya tidak bisa berbuat ban-

yak untuk membangun kualitas perpustakaan yang lebih memadai. ”Anggaran yang disediakan kecil. Tapi kita tetap akan berusaha semaksimal mungkin,” keluhnya.

Sebelumnya anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep Suhaidi menilai, kinerja per-pustakaan dalam pelayanan dan konsen kerjanya dalam menin-gkatkan minat baca masyarakat masih terasa minim. Kelengka-pan buku bacaan seperti doku-mentasi sejarah dan karya-karya masyarakat Sumenep sendiri sangat jarang bahkan sulit untuk

ditemui di perpusda. Akan te tap i , Ke tua Per -

pustakaan Arena Pon Nyonar menilai, meningkatkan budaya baca tidak harus dengan men-ciptakan ketergantungan ter-hadap minimnya anggaran yang ada. Dia menilai, logika pejabat publik baik eksekutif maupun legislatif sering mengeluh soal kecilnya anggaran ketika tidak bisa menjalankan program. ”Pembangunan perpustakaan ini, murni kami mulai dari nol,” sindir Fendi Ketua Perpustakaan Arena Pon Nyonar. (aqu/zis)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

MINIM BACAAN: Seorang mahasiswa membaca buku di perpustakaan daerah Kabupaten Sumenep.

Politisi Sesalkan Kecilnya Anggaran Perpusda

Page 10: Edisi 28 Januari 2013

INI setidaknya menjadi awal yang baik bagi upaya untuk mewujudkan kembali jalur kereta api di Pulau Madura. Sekretaris Panitia Khusus (Pansus) Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan mengatakan ren-cana revitalisasi jaringan kereta api di Pu-lau Madura mulai dari Bangkalan hingga Sumenep bakal direalisasikan meski tidak dalam waktu dekat ini.

Rencana untuk menghidupkan kembali jalur kereta di Madura ini disepakati para anggota Pansus RTRW. Terungkap dalam matriks indikasi program revitalisasi, jarin-gan kereta api Madura masuk dalam Pelak-sanaan Jangka Menengah, termasuk dalam revitalisasi jalur kereta lain yang selama ini mati suri alias ditutup.

“Memang, rencana ini masuk dalam RTRW, namun pelaksa-naannya tergantung pemer-intah pusat dan pemerintah provinsi,” ujar Irwan Setiawan yang juga anggota Komisi D DPRD Jatim dari PKS ini.

Kata I rwan Set iawan, pengembangan jar ingan kereta api baik ke Bangkalan maupun dari Bangkalan ke Sumenep akan masuk dalam satu jaringan transportasi mas-sal kereta api yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaa-pian di Surabaya.

Terkait ini, nantinya akan dibangun stasiun di setiap kabupaten mulai dari dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. ”Semua rencana revitalisasi tersebut telah masuk dalam matriks indikasi program utama dan menjadi prioritas untuk segera direalisasi. Semangat menghidupkan kembali rel kereta api di Pulau Madura di-antaranya menunjang akses jembatan Sura-madu yang sudah ada. Selain menghidupkan kembali perekonomian di Pulau Madura,” tegas lulusan FISIP Unair Surabaya ini.

Irwan mengatakan, salah satu tujuan dir-intisnya kembali jaur KA Madura diharap-kan dapat mereduksi peningkatan volume kendaraan di jalan arteri Madura (terutama jalur tengah) pasca Suramadu. Harus diakui, keberadaan Suramadu memang menyebab-kan peningkatan luar biasa volume lalu lintas yang menyusuri jalanan di Madura.

Terbukti, terutama pada saat liburan, se-

jumlah ruas jalan yang menjadi pusat kera-maian, hampir bisa dipastikan macet akibat terjadinya peningkatan volume kendaraan. Pihak PT Kereta Api Indonesia sendiri me-nyambut baik rencana ini. Humas PT Kereta Api Daerah Operasi 8 semasa masih dijabat Sudarsono menyatakan siap dan sepenuhnya menyerahkan hal ini kepada pemerintah terkait pelaksanaannya.

Namun demikian, bukan persoalan mudah untuk kembali bisa menghidupkan jalur ini. Perlu beberapa pertimbangan, sebagaimana yang diungkapkan seorang penulis dengan nama Mad Topek di situs republikmadura.blogspot.com dibutuhkan, pertama sinkro-nisasi antara moda angkutan KA dengan angkutan darat lain (MPU dan bus). Karena

harus diingat, penutupan KA di Madura tahun 1987 dikare-nakan KA kurang diminati. Saat itu warga lebih memilih angkutan lain yakni bus dan MPU. Bukan hanya masalah antusias warga apakah mau naik KA lagi atau tetap me-milih bus/ MPU. Tapi juga ha-rus memikirkan keberadaan ratusan MPU. Menurutnya, kasus beberapa kali aksi demo dan penghadangan bus AKAS oleh para sopir, kernet dan pemilik MPU akibat mengu-rangi pemasukan bagu kru MPU. Timbulah aksi demo kru MPU.

Persoalan kedua, jaringan rel KA yang dulu pernah ada dari Bangkalan - Sumenep nyaris sudah banyak yang hilang. Namun masalah ini bisa diselesaikan karena status jaringan/ jalur bekas rel tersebut adalah tanah milik negara. Artinya, pemerintah cukup memberikan ganti rugi bangunan secara layak. Selan itu harus ada sosial-isasi secara masif bagi masyarakat Madura khususnya warga di sekitar bekas jalur rel KA yang lama tersebut. Dan ketiga untuk membangun kembali rel Madura butuh investasi besar. Katanya, membuka kembali jaringan rel KA di Madura sama halnya dengan membuat jaringan KA baru, butuh dana besar. Jaringan rel lama sudah tidak mungkin dipakai. Stasiun lama sudah ti-dah ada. “Semua perangkat jaringan KA di Madura harus dibangun dari nol. Artinya, dana yang besar harus dipersiapkan. (zis)

Sudah Masuk Raperda RTRW

Email Redaksi: [email protected]

9SENIN 28 Januari 2013

KM/REPUBLIKMADURA.BLOGSPOT.COM

PENINGGALAN BELANDA: Bekas jembatan rel kereta api yang masih ada di wilayah Kab. Sampang.

Memang, rencana ini masuk dalam RTRW,

namun pelaksanaannya tergantung pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi.”

IRWAN SETIAWANAnggota Komisi D

DPRD Jatim

Masyarakat Pulau Madura pernah menikmati fasilitas

transportasi kereta api setidaknya hingga tahun

1987 saat terakhir kali jalur ditutup. Meski telah lama ditutup, namun sejumlah

tetenger atau penanda ke-beradaan kereta api Madura

masih tetap ada dengan kondisinya tentu saja serba

kurang terawat.

KERETA Api (KA) bagi ma-syarakat Madura ibaratnya sekarang seperti mimpi yang sebenarnya pernah terwujud, namun kemudian seolah sirna begitu saja. Bagi anda yang biasa melewati jalur Kamal, Bangkalan hingga memasuki Pamekasan, rel bekas pening-galan KA Madura masih tam-pak membentang utuh.

Hanya pada ruas-ruas ter-tentu tidak terlihat karena tertimbun tanah yang di atas-nya sudah ditumbuhi rumput atau pepohonan atau bangu-nan mulai dari warung yang lokasinya yang memang ada di pinggir jalan hingga ram-bu-rambu penunjuk jalan.

Dari berbagai sumber lit-

eratur, rel kereta api di pu-lau garam ini pada awalnya dibangun pemerintah Hin-dia Belanda secara berta-hap, mulai dari Kamal, Kab. Bangkalan, hingga Kalian-get, Kab. Sampang. Namun pada masa Perang Dunia II, jalur kereta api Kalianget – Pamekasan dijarah oleh tentara Jepang untuk mesin-mesin perang.

Inilah karenanya, bekas-bekas peninggalan kereta di Madura bisa terlihat mulai Kamal-Pamekasan. Selain jalur rel kereta, di sejumlah kota kabupaten, peningga-lan bekas kereta api yang masih dapat terlihat hingga saat ini adalah keberadaan stasiun yang nampak se-bagai bangunan kuno asli peninggalan sejarah pen-jajahan Hindia Belanda. Selain stasiun Kamal yang kondisi tak terawat, kon-disi serupa juga eks stasiun stasiun kuno yang hingga kini masih berdiri di persim-pangan kota Sampang yang oleh warga sekitar disebut tapsiun.

Bagi warga Madura yang usinya kini di atas 30 tahun pasti setidaknya pernah me-lihat keberadaan kereta ini. “Saat itu saya masih kelas satu SD,” ujar Abdul Rahman,

37, warga Kamal Bangkalan yang kini sudah beristrikan warga Sidoarjo ini.

Chaeruddin Sastra, warga kota Sampang, mengakui, pada masa itu jalur trans-portasi KA menjadi sarana transportasi pilihan utama masyarakat Madura karena angkutan darat seperti bus, mobil pribadi, minibus, apa-lagi sepeda motor, belum sebanyak sekarang.

Namun seiring kemajuan zaman, kata pria berusia 73 tahun ini, moda transportasi ini mulai ditinggal oleh ma-syarakat dengan beralih ke sarana angkutan lain. “Kalau dulunya kereta api itu men-jadi satu-satunya angkutan umum yang paling laris dan satu-satunya,” ujar pria yang akrab disapa Pak Chae ini pada Kabar Madura, beberapa waktu lalu. Chae menceritakan, kereta api awalnya sebagai angkutan garam. Namun, lambat laun akhirnya angkutan ini mulai digemari masyarakat seb-agai angkutan umum untuk bepergian. “Hanya pada saat itu kereta api jadi pilihan utama sebagai angkutan umum sebelum maraknya angkutan umum yang ada saat ini,” jelas Pak Chae.

Seperti dikutip dari se-

jumlah sumber yang meng-utip buku “Madura Dalam Empat Jaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam”, (Huub de Jong, 1987: 13) dipaparkan, pada masa pemerintahan Hin-dia Belanda, jalur KA dike-lola Madoera Stoomtram Maatschappij (MSM).

Awalnya moda transportasi KA memang hanya digunak-an sebagai sarana angkutan garam sebagai komoditi utama Madura antara Ka-lianget dan Kamal maupun sebaliknya. Namun, seperti yang diceritakan Chaeru-din, keberadaan kereta ini kemudian tak hanya melay-ani garam. Penduduk lokal menjadikan sebagai wahana

transportasi paling cepat dan murah. Namun jangan bayangkan kecepatan kere-ta saat itu seperti sekarang. Dari Kamal hingga Kali-anget bisa membutuhkan waktu sampai hampir sehari penuh.

Saat ini, sejak diresmikan-nya Jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009, ada wacana baru kembali menghidupkan jalur KA di Madura. Apalagi melihat fakta pertumbuhan penduduk Madura yang kian besar serta makin padatnya jalur transportasi darat me-mang membuka peluang pembukaan bagi angkutan darat lainnya, yakni kereta api. Nah, akankah mimpi itu kembali terwujud? (km10/zis)

Memimpikan Bangkitnya Kereta Api MaduraJALUR KA KAMAL (BANGKALAN)-KALIANGET (SUMENEP)

Dibuka bertahap, Pemerintah Hindia Belanda pertama kali membuka bagian demi bagian jalur rel antara tahun 1898-1901. Periodeisasi pembukaan jalur KA di Madura tersebut :

1. Kamal-Bangkalan (1898) 2. Bangkalan-Tunjung (1899) 3. Tunjung-Kwanyar (1900) 4. Tanjung-Kapedi (1900) 5. Kapedi-Tambangan (1900) 6. Tambangan-Kalianget (1899)* 7. Kwanyar-Blega (1901) 8. Tanjung-Sampang (1901) 9. Sampang-Blega (1901)

*Pada masa pendudukan Jepang jalur rel menuju Kalianget dibongkar untuk dijadikan mesin perang

KM/PENELUSURRELMATI.WORDPRESS.COM

JARINGAN: Jalur kereta yang dibangun pemerintah Hindia Belanda membentang mulai dari Kamal di ujung Barat dan Kalianget di ujung Timur Pulau Madura.

KM/PLAT‐M.COM

TAK TERAWAT: Kondisi rel yang berada di salah satu ruas jalur Bangkalan-Pamekasan sebagian sudah tertutup tanah dan bangunan.

KM/ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

KUNO: BANGUNAN bekas stasiun kereta api yang berada di Sampang saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai tapsiun.

KM/MADOERA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ

FAVORIT: Sebuah trem berjalan di samping para pengguna jalan.

KM/ MADOERA STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ

JADUL: Stasiun trem (kereta) Kamal saat awal berdiri menjelang tahun 1900.

Page 11: Edisi 28 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 28 Januari 201310

SDM

Pilih Murah, Mutu Nomor DuaKalau Bibitnya Pintar, Keluar Pasti PintarSAMPANG-Membicara-

kan kualitas lulusan siswa sekolah tidak bisa hanya mengandalkan peran guru pengajar, perlu stimulus berupa fasilitas yang me-madai. Pembiayaan yang seimbang sebagai salah satu yang paling berperan dalam pengembangan kual-itas siswa.

Menurut Kabid Pembi-ayaan Dinas Pendidikan Sampang Jupri Riyadi, orang tua murid di Sampang cend-erung memilih sekolah yang murah bukan yang berkuali-tas. Hal ini cukup beralasan karena yang memberlakukan biaya yang mahal belum tentu berkualitas, sehingga sekolah berlomba-lomba untuk menunjukkan bahwa sekolah tersebut berbiaya rendah. “Di Sampang itu lebih cenderung memilih sekolah yang murah, bukan kualitas yang dihasilkan,” katanya kepada Kabar Mad-ura (27/1).

Jika berbicara tentang kual-itas lulusan secara umum, kabupaten Sampang masih dinilai belum menunjukkan keberhasilan. Jikapun ada yang berprestasi sifatnya masih individual. “Itu kan masuknya sudah pintar, jadi keluarnya juga pintar. Jadi wajar saja,” ungkap Jupri.

Yang menjadi ukuran seko-lah menjadi favorit adalah ketika bisa mengelola siswa dari yang biasa menjadi lulusan yang terbaik. “Yang dimaksud sekolah favorit itu masuknya bodoh atau biasa tapi keluar dari sekolah itu menjadi pintar,” kata ketua PGRI Sampang ini.

Ketiadaan sekolah berkual-itas di Sampang dipengaruhi oleh minimnya sarana, dia menjelaskan sekolah yang mempunyai kualitas tinggi karena didukung pembiay-aan yang tinggi, dicontoh-kanya banyak sekolah yang berkualitas justru datang-nya dari sekolah swasta, karena dukungan biaya dari orang tua siswa “Seperti sekolah yayasan Al Hikmah di Surabaya, orangtuanya berani mengeluarkan biaya yang seimbang,“ lanjut jupri.

Selain itu tingkat pendidi-kan tenaga pengajarnya juga lebih tinggi. Hal itu dapat menambah pemahaman ten-tang bagaimana melakukan teknik mengajar yang lebih baik. Menurutnya sekolah yang bisa menunjukkan kualitas tidak akan kekuran-gan siswa karena seimbang dengan yang dihasilkan, hal itu yang mendasari banyak sekolah yang menolak dana BOS (biasa Operasional Sekolah) “Kalau di Sampang ini, semua sekolah masih sangat membutuhkan BOS,” tandasnya. (waw/ejp)

Biaya Daftar UMPTN GratisSURABAYA-Angin segar

bagi masyarakat yang hendak menyekolahkan anaknya ke jenjang pergu-ruan tinggi. Mendikbud, Mohammad Nuh berencana akan membebaskan biaya pendaftaran masuk Pergu-ruan Tinggi di Indonesia pada tahun 2013 ini.

Namun untuk itu, M. Nuh saat ditemui di kampus ITS mengatakan bakal menam-bah varian soal dalam Ujian Nasional pada 2013 ini. Jika pada sebelumnya hanya 5 varian, akan menjadi hingga 20 varian dengan tujuan mempersulit siswa didik melakukan kecurangan. Se-lain itu, mantan Rektor ITS itu juga bakal mengutamak-an nilai raport dan hasil tes untuk memperketat penyar-ingan. “Kami ingin pelajar khusuk mengerjakan soal,” katanya, Sabtu (26/1/2013).

Ditambahkan M. Nuh, untuk membebaskan biaya pendaftaran di Perguruan

Tinggi, pihaknya mengaku telah

sepakat dengan perguruan tinggi negeri di Indonesia. Sebab menurutnya, bagi sebagian masyarakat biaya pendaftaran sebesar Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu, bukan suatu beban. Namun bagi masyarakat menengah ke bawah, hal tersebut tentu menjadi batu ganjalan untuk mendaftarkan anaknya agar bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Sementara itu, menjelang SNMPTN 2013, Kemen-dikbud juga akan segera me-launcing buku “menu perguruan tinggi” pada bulan Februari mendatang, lengkap dengan nama-nama seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia beserta biayanya. “Dengan buku panduan lengkap itu, seluruh bakal calon maha-siswa akan dengan mudah memilih kampus favorit-nya,” pungkasnya.(bjt/ejp)

Tak Perlu RSBI, Kualitas Bisa BaikKM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

POTENSIAL: Kualitas pendidikan memang dekat dengan biaya mahal. Tetapi, ternyata itu bukan semata-mata. Banyak sekolah yang tidak terlalu mahal, tetapi tetap menghasilkan keluaran yang berkualitas.

SAMPANG-Sekolah berbasis RSBI (Rintisan Sekolah Bertan-dar Internasional) dinilai sudah mempunyai hasil yang baik di sampang, berdasarkan metode pengajarannya pun sangat baik. Namun jika diihat dari hasil secara umum tidak menunjuk-kan adanya kemajuan, karena keberhasilan sekolah diukur dari output secara keseluruhan bukan prestasi perorangan.

“Kalau secara program sangat bagus. Misalnya, proses kegiatan belajar mengajar memanfaatkan IT (Information teknologi) tidak lagi dengan kertas dan kapur” ucap Abi kusno, Kabid Kurikulum Disdik Sampang (27/1). Menu-rutnya yang dihasilkan oleh RSBI di Sampang cukup baik,

jika dilanjutkan akan menambah kualitas yang lebik baik pula meski bukan dengan label RSBI.

Namun karena sudah di putus untuk dihentikan oleh MA, pi-haknya hanya bisa mengikuti ke-tentuan hukum yang sudah tetap tersebut. Dalam pengamatannya kualitas yang dihasilkan sebe-lumnya sudah jauh lebih baik berbagai referensi yang didapat-kan siswa bisa langsung melalui internet, selain itu dalam ajang lomba tertentu siswa dari RSBI sering mendapatkan rangking tertinggi.

Dikatakannnya lomba sep-erti olimpiade sains nasional (OSN) juga di dapatkan dari sekolah berbasis RSBI namun juka disandingkan dengan seko-

lah setingkat seperti di SMA 5 Surabaya memang di Sampang masih belum bisa mengungguli “Seperti lomba-lomba OSN kan yang dapat SMA 1 (sekolah RSBI) Sampang tapi kalau dibanding dengan SMA 5 Surabaya ya ma-sih kalah” lanjut pria yang juga dosen IKIP Sampang ini.

Namun pendapat ini disang-gah oleh pengamat pendidikan sampang Ali Daud Bey. Menu-rutnya ukuran prestasi bukan secara perorangan tapi secara keseluruhan. Dijelaskan Ali daud prestasi tersebut tidak hanya perorangan siswa tapi kesemuanya setelah mereka lulus atau saat masih duduk di bangku sekolah. “Prestasi itu tidak perseorangan tapi

semuanya. Yang terpenting adalah outputnya harus bagus semua,” kata Ketua Dewan Pen-didikan Sampang ini.

“Tingkat keberhasilan RSBI masih datar datar aja, daripada menghabiskan triliunan lebih bagus dihentikan saja,” ucap Ali Daud saat melanjutkan pem-bicaraan dengan Kabar Madu-ra. Lebih lanjut Ali Daud men-gatakan pemerintah tidak perlu membuat bentuk bentuk baru yang menyerupai RSBI karena sekolah seperti itu dinilai tidak mencerminkan budaya pendidi-kan Indonesia sendiri. “Kemba-likan kepada budaya pendidikan kita sendiri, asalkan tetap dike-lola dengan baik,” tandas pria 72 tahun ini. (waw/ejp)

Potensi Pemuda Perlu Saluran yang PasBANGKALAN-Aksi para

muda di depan Gelora Bang-kalan memantik komentar berbagai pihak. Menurut pemerhati sosial Mutmain-nah, praktek remaja terkait dengan aksi ekstrim yang sering kita jumpai di jalan-jalan umum itu bukan terma-suk dari kenakalan remaja.

Praktek tersebut terjadi di-karenakan karena minimnya perhatian dari pemerintah untuk betul-betul meng-gali potensi remaja. “Tidak

sepenuhnya salah, jika keban-yakan dari pemuda dan pelajar melakukan aksi-aksi nekat,” ujar Mutmainnah serius.

Ia mengingatkan bahwa, pemuda adalah harapan bang-sa. Banyak cara untuk untuk mengekspresikan dan meng-gali potensi yang ada dalam diri pemuda. Jika potensi dalam diri pemuda itu tidak diarahkan dengan benar, maka bisa jadi, potensi itu hilang sia-sia, bahkan bisa menjadi daf-tar hitam dari sekian banyak

kenakalan remaja yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

Seperti yang tampak di Gel-ora Bangkalan di tiap malam minggu. Para muda dan pelajar berkumpul untuk menunjuk-kan aksi-aksi ekstrim. Misal dengan trek-trekan dan men-gendarai sepeda motor dengan pola yang antraktif.

Masih menurut dosen STITS tersebut, kalau ditinjau dari sisi psikologi perkembangan perkembangan, usia remaja adalah usia dimana seorang

anak ingin mengekspresikan kemampuannya dan menun-jukkan jati dirinya sebelum masuk ke fase pendewasaan.

“Inilah tugas utama kita se-bagai orang tua, dan yang terutama adalah pemerintah, agar tidak masalah ini tidak melenceng sehingga menjadi kenakalan remaja,” tandasnya

Namun menurut salah satu pihak Polantas yang tidak mau ditulis namanya saat dihubun-gi di kantor posnya tidak mau banyak komentar mengenai

hal itu. Dia menyarankan lebih baik langsung saja menemui Kasatlantasnya.

Akan tetapi dia menambah-kan, semua antraksi sepeda mator maupun trek-trekan di jalan atau apapun itu namanya jika membahayakan dirinya dan mengganggu kepentingan umum itu jelas sudah tidak bisa dibenarkan dan harus dibubarkan. “Jika menggang-gu ketertiban umum, tanpa ampun harus ditertibkan,” ujarnya tegas. (roh/ejp)

Indonesia Kekurangan Guru Konseling

JAKARTA-Jumlah guru bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini hanya seki-tar 33.000 orang. Padahal, untuk melayani sekitar 18,8 juta siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dibutuhkan setidaknya 125.572 guru bimbingan dan konseling.

”Berarti kekurangan guru bimbingan dan konseling sekitar 92.572 orang,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Aso-siasi Bimbingan dan Konseling Indone-sia (ABKIN) serta Guru Besar Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang Mungin Eddy Wibowo, di Jakarta. Ia mengatakan hal itu seusai rapat dengar pendapat umum panitia kerja Komisi X DPR dengan pakar kuri-kulum, Selasa. Hadir pada rapat itu Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia S Hamid Hasan.

Menurut Mungin, dari sekian banyak guru bimbingan dan konseling (BK), yang berpendidikan sarjana BK dan pendidikan profesi konselor hanya 418 orang. ”Lain-nya masih sarjana BK saja dan ada yang bukan sarjana BK,” kata Mungin.

Kekurangan guru BK akan sangat tera-sa, menurut Mungin, dengan penerapan Kurikulum 2013.

Hamid mengatakan, dalam Kurikulum 2013, penjurusan di SMA/MA akan ditia-dakan dan diubah menjadi peminatan bi-dang Matematika dan Sains, Sosial, serta Bahasa. Konsekuensinya, siswa kelas IX di jenjang SMP/MTs harus didampingi guru BK untuk mengetahui minat yang akan didalami di SMA/MA/SMK.

Untuk memastikan minat siswa di SMA/MA/SMK, akan dilakukan uji penempatan. Jika merasa tidak sesuai dengan peminatan yang dipilih, siswa masih bisa pindah ke bi-dang minat yang lain. ”Karena memegang peranan penting, guru BK harus disiapkan betul,” kata Hamid. (kom/ejp)

Page 12: Edisi 28 Januari 2013

SENIN 28 Januari 2013 11

CATUR

Email Redaksi: [email protected]

Ayu Sartika Puji Sikap Suporter Perseba Super

BANGKALAN-Penampilan apik yang diperagakan Perse-ba Super Bangkalan kemarin lusa (26/1) memang menjadi perbincangan. Meskipun belum memberikan kemenan-gan, namun gaya permainan Perseba Super mampu me-mikat ratusan pasang mata yang memadati tribun eko-nomi SGB (Stadion Gelora Bangkalan).

Ayu Sartika, Manajer Perse-ba Super mengatakan, se-mangat memberi dukungan seperti itulah yang dimaksud dengan ungkapan bahwa sepak bola adalah milik ma-syarakat. ”Inilah yang di-katakan dengan sepak bola

adalah milik masyarakat. 11 pemain yang bermain, seperti mewakili mereka yang membawa nama baik daerahnya,” ujar Ayu.

Gadis 24 tahun itu juga berasumsi bahwa layaknya tontonan, sebuah tim juga harus menghibur. Hal itu yang bisa menambah jumlah penggemar. Sehingga se-buah tontonan bisa semakin lebih menarik. ”Kalau tim main bagus, maka penonton akan terhibur. Pada pertand-ingan demi pertandingan berikutnya, jumlah mereka pastinya semakin bertambah. Begitu seterusnya,” imbuh putri bungsu Vigit Waluyo, dari dua bersaudara itu.

Namun, di atas semuanya, Ayu menegaskan faktor ke-amanan tetap menjadi jami-nan utama.

Ditanya mengenai kans

Perseba Super di Divisi Uta-ma, Ayu mengaku optimis-tis. Dengan suport penuh

masyarakat Bangkalan, tim berjuluk Laskar Suramadu itu akan terus berbenah

hingga bisa memberikan penampilan yang sempurna. ”Dukungan dari masyarakat tentu akan membuat kubu manajemen akan terus ber-benah sampai kita bisa mem-berikan penampilan yang sempurna. Kalau perlu kami datangkan pemain tamba-han apabila diperlukan. Tapi itu juga harus melalui evalu-asi tim terlebih dahulu,” papar lulusan S1 jurusan manajemen informatika itu.

Ayu juga berharap antu-siasme yang ditunjukkan masyarakat, khususnya su-porter K-Conk Mania se-bagaimana pertandingan Sabtu lalu, bisa bertahan. Se-bab bagaimana pun, Perseba Super merupakan klub yang menyandang nama Bangka-lan serta mewakili semangat olahraga masyarakat kota salak itu. (bai/ed)

Sepak Bola Milik Masyarakat

Sumenep Tuanrumahi Rayon MaduraPercasi Godok

Serius Pecaturnya PAMEKASAN-Tak mau ketinggalan

dari cabang olahraga (cabor) lainnya, Pengurus Kabupaten (Pengkab) Perca-si (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) Pamekasan, juga menggelar Pemusa-tan Latihan Kabupaten (Puslatkab). Itu, sebentuk upaya menyiapkan pecatur andal menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV/2013 yang akan dihelat Juni mendatang di Madiun

Selama ini, Pengkab Percasi Pame-kasan menggelar puslatkab-nya di sekretariatnya, Jalan Trunojoyo II/31 Pamekasan. Sejumlah pecatur remaja usia maksimal 21 tahun (U-21) digem-bleng serius.

Di antara para pecatur yang akan diterjunkan ke arena Porprov men-datang adalah Erly Chandra dan Jalaluddin. Kiprah keduanya terbilang sudah malang melintang di dunia olah-raga asah otak tersebut.

Keduanya merupakan andalan Perca-si Pamekasan untuk nomor perorangan putra. Sebab sejumlah prestasi pernah ditorehnya. Erly pernah juara I Kejur-nas Percasi 2009-2010 di Jakarta. Se-dangkan Jalaluddin juara II Kejurprov Jatim 2010 di Tulungagung.(km12/ed)

Tim Pelatih Langsung Evaluasi

BANGKALAN-Pendukung fanatik Perseba Super, K-Conk Mania belum bisa tersenyum lepas. Sekalipun permainan apik sudah diper-agakan tim kebanggaannya, Perseba Super Bangkalan, na-mun barisan ujung tombaknya dinilai belum terlalu greng.

Dalam amatan sejumlah pentolan komunitas supor-ter yang baru berusia tiga tahun itu, Danilo Fernando dan kawan-kawan terlalu minim mengemas gol dalam setiap laganya. Tak terke-cuali pada laga ujicoba di kandang, Stadion Gelora Bangkalan (SGB), lawan Persipur Purwodadi-Jawa Tengah, kemarin (26/1).

Hal itu tentu saja di luar kekompakan barisan pertah-anan yang dibangun anak-anak Laskar Suramadu.

Sehingga itu memancing komentar dari komunitas suporter berslogan Salam Settong Dhere itu. Tak hanya keluar dari pengurus pusat, pentolan korwil di keca-matan pun turut memberi harapan dan kritik yang konstruktif.

”Sudah cukup bagus. Hanya tinggal mengasah finishing saja. Saya kira masih ada waktu,” ujar Agus Kurniawan, Ketua K-Conk Mania Korwil

Lempar Kecamatan Burneh. Komentar yang sama juga

dilontarkan Seke’. Pria yang juga salah satu pentolan K-Conk Sepolo itu meya-kini permainan yang diper-agakan Danilo masih belum maksimal. ”Mudah-mudah-an bisa segera menemukan sentuhan terbaiknya sep-erti saat main di Persebaya dulu,” timpal Seke’.

Zahron, Ketua K-Conk Ko-bar Kwanyar juga memberi-kan komentar yang sama. Hanya, pria yang berpro-fesi sebagai guru itu me-nambahkan bahwa dengan dukungan penuh masyara-kat, Perseba Super pasti akan segera menemukan permainan terbaiknya.

”Maklum, masih pertand-ingan pertama. Saya kira dukungan masyarakat juga akan membantu Perseba Su-per menemukan permainan terbaiknya,” tutur pria 38 tahun itu.

Meskipun hanya menuai hasil seri tanpa gol, tapi masyarakat Bangkalan se-cara umum cukup terhibur dengan penampilan perdana Perseba Super di SGB kema-rin lusa. Bahkan tak sedikit yang bertanya mengenai per-tandingan selanjutnya yang akan digelar di SGB. (bai/ed)

K-Conk : Tinggal Asah Finishing

BANGKALAN-Hasil seri tanpa gol yang dibukukan Perseba Super Bangkalan saat beruji coba lawan Persipur Purwodadi (26/1), akan ditindak lanjuti sore ini. Setelah men-jalani libur sehari, Laskar Suramadu akan kembali menjalani latihan di Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

Rencananya, dalam sesi latihan sore nanti, Nus Yadera akan mengevaluasi hasil uji coba dimaksud. ”Yang jelas kami akan men-gevaluasi hasil uji coba kemarin terlebih dahulu,” terang Nus, saat dihubungi melalui ponselnya.

Dari evaluasi tersebut, pelatih 46 tahun itu kemudian akan melakukan pembenahan. Salah satu yang paling perlu dibenahi menurutnya adalah penyelesaian akhir. Mengingat pada pertandingan kemarin, umpan-umpan cross-ing yang dikirim dari kedua sayap, belum bisa dimaksimalkan menjadi gol oleh barisan serang Perseba Super.

”Ini yang akan menjadi konsentrasi kami pada latihan Senin sore,” imbuh pelatih berdarah Maluku itu.

Sementara itu, mengenai mes yang akan di-gunakan Perseba Super sebagai penginapan, pihak Pemkab Bangkalan kabarnya sudah me-nyiapkannya. Saat ini, bangunan yang letaknya tidak jauh dari SGB itu masih dibersihkan. Jika sudah siap, pemain dan seluruh tim bisa meng-habiskan waktu di luar kegiatan di lapangan hijau. (bai/ed)

SUMENEP-Mendekati Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV/2013 di Madiun, Komite Olahraga Nasional Indone-sia (KONI) Sumenep terus mempersiapkan kontingennya. Para atlet pilihan dari masing-masing cabang olahraga (ca-bor) terus dimatangkan dalam program latihan terpusat.

Pada Porprov I I I /2011, Kontingen Sumenep mem-peroleh 2 perak dari cabor atle-tik dan 1 perunggu cabor catur. Sementara di cabor favorit bola voli, tim putra Sumenep hanya

menembus empat besar.Mengacu dari hal tersebut,

KONI Sumenep menginstruksi-kan agar masing-masing cabor menyiapkan atletnya lebih serius lagi. Sehingga nantinya bisa mendulang medali lebih banyak.

Ketua KONI Kabupaten Sumenep Sofyan Hadi men-gatakan, konsentrasi pertama adalah menghadapi Pra-por-prov pertengahan Februari ini. Masing-masing untuk cabor voli, catur, sepak bola, basket dan silat. Untuk itu, pihaknya harus bekerja keras agar wakil

Sumenep yang diterjunkan bisa masuk babak utama.

”Sebab dari pra-porpov ini hanya dipilih 10 tim terbaik. Mudahan tim Sumenep masuk semua,” harapnya.

Diakui, persiapan mengha-dapi pertandingan pra-porpov, pertengahan Februari nanti, Sofyan mengaku tim Sumenep sudah disiapkan sejak Novem-ber tahun lalu.

”Usai pra-porprov ini, baru kita fokus ke Porprov yang akan dilangsungkan tiga bulan berikutnya.” paparnya. (aqu/ed)

DIGENJOT: Atlet voli Sumenep ditempa dalam latihan terpusat sebelum diterjunkan ke ajang pra-porprov Rayon Madura, pertengahan Februari nanti.

Pra-Porprov Cabor Sepak Bola

BANGKALAN-Ajang Pra-Por-prov IV/2013 Cabang Olahraga (Cabor) Sepak Bola Rayon Mad-ura segera digulirkan. Sumenep akhirnya mendapat kepercay-aan menjadi tuan rumah ajang kualifikasi menuju Porprov itu. Rencananya, kickoff pra-porprov akan dilangsungkan 17 Februari mendatang.

Ketua KONI Sumenep Sofyan Hadi mengatakan, berdasarkan manager meeting yang dige-lar Kamis (24/1) lalu, Stadion A. Yani Panglegur Sumenep akhirnya disetujui menggelar enam pertandingan dari empat tim asal kabupaten se-Madura.

”Hasil manager meeting dipu-tuskan Sumenep sebagai tuan rumah Pra-Porprov Sepak Bola Rayon Madura,” ujar pria paruh baya itu.

Namun Sofyan belum bisa men-gatakan berapa tim yang akan lolos ke arena Porprov. ”Kami

belum tahu terkait jumlah tim yang akan lolos. Tergantung hasil dari rayon yang lain,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, Kabu-paten Bangkalan menggelar seleksi pemain untuk ajang yang khusus mempertanding-kan atlet usia 21 tahun (U-21) itu, kemarin (27/1). Sedikitnya 80 pemain bola asal Bangkalan berkumpul di lapangan Alun-alun utara Bangkalan, guna memperebutkan posisi di Tim Porprov Bangkalan.

”Kami sudah memanggil 80 pemain se-Kabupaten Bangka-lan. Dari 80 pemain tersebut, kami berharap dapat mem-bentuk tim yang bagus,” ujar Petir Khan, pelatih Tim Porprov Bangkalan Cabor Sepak Bola.

Rencananya, 30 pemain akan dipilih untuk segera menjalani trainning center menjelang digulirkannya pra-porprov.

Selain Petir, nama Afiv Sub-arkah dan Jumali akan bahu membahu untuk memandu tim sepak bola Bangkalan dari ping-gir lapangan. Meskipun terbi-lang telat, namun kubu pelatih

tetap menunjukkan optimisme tinggi. ”Memang terbilang telat dibanding kabupaten lain. Tapi

pemain kita sudah rutin berla-tih di klubnya masing-masing. Saya kira kita tetap optimistis,”

timpal Jumali, asisten pelatih yang pada seleksi kemarin juga terlihat di lapangan. (bai/ed)

KM/ACHMAD BAIQUNI

MENDATA: Tim ofi sial sepak bola Porprov Kabupaten Bangkalan mendata peserta seleksi di Alun-alun kemarin.

KM/TABRI S. MUNIR

MENGGELORA: K-Conk Mania dari Mabes berjingkrak di tribun timur SGB sepanjang jalannya pertandingan uji coba kemarin.

HARUS DIASAH: Striker Perseba Super Bangkalan Fandhy Achmad berjibaku dengan pemain Persipur Purwodadi di ajang uji coba kemarin (26/1).

KM/ACHMAD BAIQUNI

KOMPAK: Manajer Ayu Sartika (kiri) berjalan bareng Pelatih Kepala Perseba Super Nus Yadera usai laga uji coba di SGB kemarin.

Fokus Awal ke Pra-Porprov

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

KM

/TA

BR

I S. M

UN

IR

Page 13: Edisi 28 Januari 2013

LASKAR Loreng Merah Putih, Perse-pam Madura United (P-MU), harus melahap jadwal awal kompetisi ISL yang memang sangat tidak menguntung-kan. Tiga pertandingan awal, justru harus dilakoni di kandang klub yang di kompetisi ISL musim sebe-lumnya, bercokol di posisi empat besar.

Usai menahan nafas dalam-dalam karena di-kalahkan 4-0 oleh Persela Lamongan, klub kebang-gaan warga Madura terse-but harus melakoni dua lawatan super berat. Masing-masing sebagai tim tamu di Stadion Mandala Persipura dan Sta-dion Pendidikan di Wamena.

”Kami sadari jika tiga laga awal di ISL adalah sangat berat. Makanya, saya se-lalu berusaha mendampingi dan mem-beri suport khusus kepada pemain. Dan khusus di Papua, saya pribadi tak bisa memasang target apapun,” jelas Manajer P-MU, Achsanul Qosasi.

Salah satu suport dimaksud menurut pria yang sukses membawa P-MU promosi ke ISL tersebut adalah agar pemain selalu tampil terhormat dengan menjunjung sportifitas permainan.

”Sepak bola adalah persahabatan.

Tampil keras dan garang di lapangan tidak harus bersamaan dengan tampi-lan kasar,” jelas AQ -sapaan akrabnya.

Sebagai duta persahabatan, manajer yang biasa memakai kos-tum loreng merah putih bernomor 101 tersebut, mengaku sangat resm-pek terhadap timnya yang hingga kini baru men-goleksi satu kartu kuning.

Lebih lanjut AQ menyam-paikan jika dua tampilan tandang P-MU ke Papua bukan

berarti harus tampil lembek. Menurutnya, tampil spor-tif dan menjunjung fair play adalah berusaha menang den-gan cara jujur, berusaha sekuat tenaga dan penuh karakter.

”P-MU harus memiliki karak-ter sebagaimana sape kerap yang menjadi salah satu filosofinya P-MU. Yakni tampil garang dan tak mau kalah. Makanya, kami tekankan tampillah se-cara terhormat dengan berusaha meraih kemenangan dengan usaha maksimal dan tidak mengotori dengan permainan kasar,” urai pria asal Desa Daramista, Kecmatan Lenteng, Sumenep tersebut.

Terhadap misi yang sedang diemban

tersebut, AQ mengaku sempat kaget terhadap sikap Khusnul Yuli ketika melakoni laga uji coba melawan Perse-baya DU beberapa waktu lalu. Sebab a p a y a n g di lakukan kepada pemain Persebaya DU di-a n g - gapnya hal yang t i - dak spor t i f .

Sehingga kala itu langsung m e l a h i r -

kan kartu m e r a h .

(bri/ed)

makai kos-rah putih tersebut,

gat resm-mnya yang aru men-tu kuning.

Q menyam- tampilan

U n k. r-ay n-uat

karak-p yangya P-MU. mau kalah. mpillah se-aha meraih

maksimal permainan Daramista, p tersebut.g diemban

a p a y a n g di lakukan kepada pemain Persebaya DU di-a n g - gapnya hal yang t i - dak spor t i f .

Sehingga kala itu langsung m e l a h i r -

kan kartu m e r a h .

(bri/ed)

Email Redaksi: [email protected]

ACHSANUL QOSASIManajer P-MU

12 SENIN 28 Januari 2013

Firmansyah, menjadi salah satu kiper yang dibawa serta dalam rombongan Tur Papua untuk menghadapi Persipura

Jayapura dan Persiwa Wa-mena. Selama ini, penjaga gawang berkulit putih terse-but jarang diturunkan dalam

laga resmi P-MU di awal musim ini. Tetapi, menghada-

pi dua laga maut, justru Fir-mansyah menjadi salah satu

pilihan pelatih. Bagaimana sepak terjangnya?

TABRIS S. MUNIR, Pamekasan

JIKA sedang tampil santai dengan baju kasual, orang yang belum mengenalnya secara akrab tidak akan menduga

jika Firmansyah adalah ang-gota skuad Laskar Sape Kerap. Pasalnya, tampilannya yang terlihat tidak kekar serta kulit putihnya, bisa menghilangkan identitasnya sebagai pemain sepak bola.

Akan semakin pangling jika Firmansyah mulai berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris. Pasalnya, pemain yang lahir di Tangerang tersebut juga fasih ber-cas-cis-cus. Hal itu tak lepas dari riwayat pendidikan yang ditempuhnya, yakni seb-agai mahasiswa STIE Perbanas Jakarta.

Tidak hanya pandai berbahasa Inggris sebenarnya, pengala-man pernah mondok di salah satu pesantren, menjadikan Firman sangat fasih berbicara menggunakan bahasa Arab. Dan itu, iya buktikan ketika ada beberapa pemain asing

Asia dari Timur Tengah, seperti Fahad Al-Dossary.

Terlepas dari keahliannya menggunakan beberapa bahasa, Firman -biasa dia dipanggil, me-miliki sejarah panjang di dunia sepak bola. Sebelum merumput bersama Mohamadou Tassiou Bako di klub kebanggaan warga Madura ini, Firmansyah per-nah tercatat sebagai salah satu penggawa Laskar JokoTingkir, Persela Lamongan. Hanya satu musim kebersamaan dengan Persela, Firmansyah kemudian menjadi bagian dari skuad Las-kar Sape Kerap sejak Divisi Utama musim lalu.

Bagi sebagian suporter, Fir-mansyah adalah pemain yang sangat gampang diajak berbi-ara. Hal itu tak lepas dari si-kapnya yang mudah berteman dan sangat akrab dengan lawan bicaranya. Tak heran, banyak

remaja putri mengidolakan pemain yang suka memakai celana pendek tersebut.

Bagi Miftahul Hadi, pelatih kiper P-MU, Firman adalah asset berharga P-MU. Karena selain memiliki kemauan untuk terus membenahi diri dengan berlatih keras, Firman juga memiliki kelebihan jika berada di bawah mistar gawang.

”Dia memiliki tipikal tertentu yang menjadi kelebihannya selama di lapangan,” tandas M. Hadi, ketika ditanya tentang Firmansyah.

Dipercaya menjadi salah satu bagian dari skuad P-MU yang akan menantang dua klub di Bumi Cenderawasih, Firmansyah mengaku apapun tugas yang diberikan pelatih di lapangan akan dia emban dengan baik. ”Kalau perlu, hingga titik darah penghabisan,” pungkasnya. (ed)

KM/TABRI S. MUNIR

AJANG PEMBUKTIAN: Firmansyah akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika dipercaya sebagai kiper utama P-MU di lawatannya ke Papua.

Firmansyah, Satu dari Dua Kiper P-MU yang Akan Dibawa ke Papua

Penjaga Gawang yang Memiliki Kelebihan Khusus

Selasa Dini Hari P-MU Bertolak

ke PapuaPAMEKASAN-Sore

ini menjadi latihan tera-khir Laskar Sape Kerap

di Pamekasan, sebelum bertolak ke Papua, Se-

lasa (29/1) dini hari. Di Bumi Cendrawasit terse-but, penggawa Persepam Madura United (P-MU) akan menghadapi dua klub Indonesia bagian timur itu. Yakni, menantang Persipura Jayapura (31/1) di Stadi-on Mandala Jayapura dan menjajal Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wa-mena (3/2).

Sebagai latihan terakhir bagi pemain yang akan menjadi duta Madura ke tanah Papua, Pelatih Kepala P-MU, Daniel Roekito men-

gaku akan mematangkan taktik permainan yang disiapkan. Sehingga bisa dipahami pemain yang akan mengisi

starting eleven P-MU di dua laga tersebut.

Dalam latihan tersebut, menurut Daniel, pihaknya akan memberikan latihan ringan dan dimungkinkan

tanpa game. ”Ini sudah persiapan akhir, kami hanya akan fokuskan pada tak-tik permainan saja,” jelas pelatih asal Rembang-Jawa Tengah tersebut.

Sebagaimana disampaikan tim asistensi manajemen, para duta P-MU yang akan meladeni tantangan dua klub Papua tersebut akan berangkat pada Selasa be-sok (29/1). Rencananya, dini hari sekitar pukul 03.00, mereka akan bertolak dari Pamekasan ke Bandara Juanda, untuk kemudian melakukan perjalanan me-lalui jalur udara.

Sementara itu, Daniel menjelaskan jika pemain lainnya yang tidak dibawa serta dalam rombongan akan tetap melakukan lati-han rutin di Pamekasan. ”Ada 13 pemain yang tidak ikut serta. Mereka tetap harus latihan di sini seb-agai persiapan pertandiang home,” tandas Daniel.

Untuk mendampingi Firly Apriyansyah dan kawan-kawan dalam dua laga terse-but, Daniel Roekito men-gaku hanya akan mebawa satu asisten pelatih. Say-angnya, belum disebutkan nama asisten pelatih yang dimaksud. (bri/ed)

Sore Ini Latihan TerakhirSelaP-M

kinnkhh

di berr

lasa Bumiibut, ppMaduuakan mmIndonnYakniJayappon Mmenjaadi Staamena

Sebaaaabagi menjaaaatanah P-MUUUU

gakkkkkkktaaaaddddddddbbbbbbbbyyyyyyy

startinnnnnnnnlaga teeeeeee

Dalaaaaaaaaaamenuuuuuuuuuuuakan ririrriririingngngngngngngnnnnngnngggganannnanannnannnnnann

PAMEKASAN-Lawatan ke Bumi Cen-derawasih dalam rangka menantang Persipura Jayapura (31/1) dan Persiwa Wamena (3/2) mengandung arti khusus bagi el-capetino Laskar Sape Kerap, Firly Apriyansyah. Sebab lawatan terse-but juga ajang unjuk gigi di hadapan mantan klubnya, Persiwa Wamena.

”Saya memang pernah bermain di Per-siwa. Ini jadi ajang pembuktian jika tim baru saya siap meladeniya,” ujar Firly.

Musim lalu, Firly memang merumput di Persiwa bersama kiper P-MU saat ini, Galih Firmansyah. Termasuk juga Anton Samba. Tetapi keduanya tidak dibawa serta dalam tur Papua kali ini.

Meladeni mantan klub, dan kini mem-perkuat klub yang berstatus tim promosi, bagi Firly adalah seni tersendiri dalam permainan sepak bola. ”Sepak bola penuh tantangan, termasuk dengan P-MU yang saat ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Ini adalah seni dari sepak bola, harus juga tampil elegan menghadapi mantan klub,” jelas pria asal Jakarta tersebut.

Secara khusus, Firly mengaku tidak terbebani dengan beban psikis harus menantang mantan klubnya. Bahkan dia mengaku lebih enjoy tampil di hadapan mantan timnya yang masih menunggak hutang gaji kepadanya. (bri/ed)

Lawan Mantan Klub yang

Nunggak Gaji

SEGENAP KEMAMPUANSEGENAP KEMAMPUAN: Firly Apriyansyah (kanan) berebut bola : Firly Apriyansyah (kanan) berebut bola dengan Kristian Adelmund dalam sesi latihan Laskar Sape Kerap di dengan Kristian Adelmund dalam sesi latihan Laskar Sape Kerap di lapangan Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan.lapangan Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan.

KM/TABRI S. MUNIRKM/TABRI S. MUNIR

Tetap Doakan P-MUPADA lawatan P-MU ke Papua

nanti, manajemen tim hanya bisa mem-berangkatkan 15 pemain. Terbatasnya slot pemain tersebut, juga berimbas tidak ada satupun pemain kelahiran Madura yang dibawa serta.

Padahal pada lawatan P-MU sebel-umnya ke kandang Persela Lamongan, dua pemain asli Madu- r a dibawa serta. Yakni Ervan Hidayatullah dan M. Rivai.

Kepada Kabar Madura, Tacti-can P-MU Daniel Roekito mengaku, dirinya harus melaku-kan penetapan nama-nama pemain seselektif mungkin. Sehingga banyak pemain yang secara fisik dan teknik per-mainan bagus tidak bisa dibawa serta.

Salah satu akibat dari proses pe-milihan pemain yang super selektif itu, tidak adanya satupun pemain P-MU kelahiran Madura yang dibawa serta. Itu, menurut Daniel karena dia memil-ih pemain yang betul-betul dibutuhkan dalam dua laga tandang tersebut.

”Empat pemain asli Madura bukan-nya jelek. Tetapi murni menyangkut strategi permainan yang akan kami lakukan. Maka pemain yang dipi-lih disesuaikan dengan karakter per-mainan yang akan kami lakukan,” ujar tactican yang mulai membesut P-MU sejak akhir Desember tahun lalu.

Terpisah, salah satu pemain yang tidak dibawa serta mengakui pilihan pelatih adalah logis bagi kondisi timnya. ”Ini demi tim, pelatih punya strategi dan taktik dalam setiap pertandingan. Me-mang proses untuk menjadi strating eleven setiap pertandingan dilakukan dengan sangat selektif. Sehingga setiap latihan harus selalu serius,” ujar Ervan Hidayatullah, yang pada laga lawan Lamongan sempat merumput.

Lebih lanjut Ervan –sapaannya, menjelaskan, dua laga tandang yang akan dihadapi timnya tersebut adalah laga sangat berat. Oleh karenanya, kendati tidak ikut serta dalam tur tersebut, Ervan mengaku terus berdoa agar P-MU betul-betul bisa tampik ter-hormat di Papua. ”Semoga Yang Ma-hakuasa mengabulkan doa saya dan teman-teman,” pungkasnya. (bri/ed)

AQ: Sangat Berat Pasang Target di Papua!DUA laga P-MU di Papua

bagi sebagian besar suporter P-MU adalah laga sangat berat. Pasalnya, faktor jarak memang dirasa sangat jauh. Sehingga mereka tidak me-mungkinkan turut ngong-ghai Papua. Selain itu, dua laga tersebut tidak disiar-kan langsung oleh televisi swasta nasional.

Situasi tersebut sangat di-kuatirkan suporter P-MU. Meraka was-was Laskar Sape Kerap akan dikerjai wasit dan suporter tuan rumah.

Hal itu sebagaimana di-sampaikan Hartono, Tare-tan Mania dari Kordinator Wilayah (Korwil) Chacha Colok. ”Semoga P-MU bisa tampil terhormat se-perti yang disampaikan Pak Daniel. Karena bagaimana-pun pada situasi demikian, kadang gampang dikerjai oleh wasit,” jelasnya.

Kekhawatiran serupa juga dirasa Zainal, Taretan Mania

Korwil Tabopal. Disampai-kan, selama ini memang ja-rang ada tim tamu yang bisa menang melawan Persipura dan Persiwa di kandangnya. ”Semoga itu tidak berimbas ke P-MU,” ujar Zainal yang juga wasit bola di Pamekasan.

Untuk memberi dukungan moral terhadap pemain yang akan berangkat ke Papua, baik Chacha Colok mau-

pun Tabopal mengaku akan menonton langsung latihan akhir P-MU sore ini.

Rupanya, hal tersebut juga bakal dilakukan Taretan mania Korwil Arudam mau-pun Lanyala. Sebagaimana disampaikan Erwin. ”Harus hadir pada latihan akhir seb-agai bentuk dukungan moral sebelum pemain bertolak ke Papua,” tutur Erwin. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

BERSIAP: Daniel Roekito bersama jajaran tim pelatih P-MU lainnya memberi pengarahan kepada penggawa Laskar Sape Kerap.

Suporter Was-Was Timnya Dikerjai Tuan Rumah

Sepak bola adalah persahabatan. Tampil keras

dan garang di lapangan tidak harus bersamaan dengan

tampilan kasar.”