20
Edisi September 2018 GERARD.COM Buletin Novisiat OMI Indonesia “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” Matius 24 : 35

Edisi September 2018 GERARD - omiindonesia.org fileEdisi September 2018 GERARD.COM Buletin Novisiat OMI Indonesia Matius 24: 35 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku

Embed Size (px)

Citation preview

~

Edisi September 2018

GERARD.COM Buletin Novisiat OMI Indonesia

Matius 24: 35

“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu”

Matius 24 : 35

2

Salam Jumpa…!

Apa kabar, pembaca sekalian? Semoga Anda sehat dan selalu

dalam lindungan Tuhan. Pada edisi Gerard.Com bulan ini, sebagian

besar tulisan menyajikan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut

dan mengisi Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) oleh komunitas

Novisiat.

Komunitas dan Sabda Tuhan menjadi tema permenungan

bersama dalam artikel kali ini. Tulisan-tulisan tersebut berisi

pengalaman-pengalaman komunitas tetapi juga refleksi atas dinamika

peristiwa yang melingkupinya. Selamat membaca, semoga terinspirasi

untuk semakin mencintai Tuhan lewat Sabda-Nya!

LJC et MI

Redaktur

Meja Magister ................................................................................ 3

Laci Socius ...................................................................................... 4

Komunitas dan Sabda Tuhan ....................................................... 5

Tanggapi Sabda Bersama Awam Beriman.................................. 7

Menjadi Pewarta ............................................................................ 8

Historia Domus ............................................................................... 9

Kebersamaan, Kompak dan Saling Support ............................. 11

Novena St. Eugenius de Mazenod............................................... 13

Bahagia dalam Doa dan Karya ................................................... 14

Mengenal Diri ............................................................................... 16

Daya Guna Belatung Bagi Ekologi ............................................. 17

Excommunication ......................................................................... 18

Membiarkan Hati Yesus Menyentuh Hatiku ............................ 19

Meja Redaktur

Meja Magister

Daftar Isi

3

Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini

mendengar! – Begitulah nasihat imam Eli

kepada Samuel muda (1Sam 3:1-10). Memang

Samuel belum mengenal Tuhan, tetapi Tuhan

telah memanggilnya. Wajar kalau Samuel salah

sangka. Maka Eli bertanggung-jawab untuk

membimbing Samuel berjumpa dengan Tuhan.

Kita semua mungkin pernah mengalami seperti Samuel, disapa oleh Tuhan tetapi tidak mengerti. Maka kita perlu bantuan pribadi seperti Eli yang memperkenalkan kita dengan Tuhan. Terlebih di Bulan Kitab Suci Nasional ini kita diundang untuk mengenal Tuhan secara lebih dekat lagi. Melalui pertemuan dan permenungan kita dibantu untuk masuk dalam perjumpaan dengan Tuhan melalui Firman-Nya. Apakah yang dapat kita jadikan sebagai penggerak?

Kehendak yang kuat untuk mendengarkan Tuhan: Saat kitab Suci dibacakan, Tuhan sendiri bersabda maka kita membuka telinga, hati dan budi untuk menyimak Sabda-Nya dengan seksama. Kita merelakan diri kita untuk diresapi oleh Sabda Tuhan yang meneguhkan, menggelitik sekaligus menyemangati.

Kesediaan untuk berbagi pengalaman iman: Sabda Tuhan menjadi inspirasi bagi kita untuk mengenang kembali pengalaman kita bersama-Nya. Kita bersedia berbagi kisah kehidupan yang akan memperkaya hidup kita bersama.

Semangat berkembang dalam kebersamaan: Sabda Tuhan harus diwujudkan dalam kebersamaan hidup kita. Saling mengingatkan dan mendukung menjadi langkah kita untuk menghidupi firman-Nya. Terutama di masa novisiat, setiap novis membiasakan diri

untuk mendengarkan Tuhan dalam Kitab Suci, menemui-Nya dalam Ekaristi, mengenali-Nya dalam orang-orang dan peristiwa-peristiwa (Konst. OMI 56). Semoga kita setia mendengarkan Tuhan.

Meja Magister

Rm. Ant. Sussanto OMI

4

Komunitas Novisiat Beato Yoseph

Gerard membuka Bulan Kitab Suci

Nasional (BKSN) dengan Rekoleksi. Tema

BKSN tahun 2018 yaitu Mewartakan Kabar

Gembira Dalam Kemajemukan, didalami

dan direnungkan bersama.

Permenungan kami berdasar pada

pertanyaan “Apakah Kabar Gembira yang

perlu diwartakan?”

Kasih Allah yang begitu besar adalah

Kabar Gembira yang perlu diwartakan. Injil Yohanes merumuskannya

demikian “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia

telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang

yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup

yang kekal“ (Yoh 3:16).

Kedatangan Yesus ke dunia untuk memberi kesaksian tentang kasih

Allah yang begitu besar itu :

Kita diciptakan karena kita dikasihi-Nya. Tetapi ketika kita berdosa,

kita menolak kasih Bapa dan memisahkan diri dari-Nya.

Yesus datang untuk menyadarkan kita bahwa kasih Bapa tidak

pernah berkurang, meskipun kita telah berdosa.

Sabda dan karya-Nya, hidup dan tindakan-Nya mengungkapkan

kasih Allah.

Ia memberikan diri-Nya secara total dan menerima segala

konsekuensi apapun bentuknya. Misi-Nya hanya satu yaitu pulihnya

kembali relasi kasih antara Allah dan kita.

Marilah kita bertekun membaca dan merenungkan Sabda-Nya,

agar semakin mengenali dan mengalami kasih Allah yang begitu besar.

Laci Socius

Do

k. F

r. T

oga

r

Do

k. N

ovi

siat

Firman & Kasih Allah

Laci Socius

Rm. Ignatius Yulianto OMI

5

Gereja Katolik Indonesia menetapkan bulan September sebagai

Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). “Mewartakan Kabar Gembira

Dalam Kemajemukan” adalah tema yang diangkat oleh Gereja Katolik

Indonesia pada tahun ini.

Serba-serbi kegiatan dan sarana diusahakan oleh setiap Gereja dan

komunitas dalam menyambut bulan Sabda Tuhan ini. Pertemuan

lingkungan, pendalaman kitab suci, kursus-kursus dalam kelompok

kategorial Gereja dan berbagai hal yang turut mendukung juga

senantiasa diusahakan agar Sabda Tuhan sungguh hidup dan mengakar

dalam diri Gereja.

STAR (Studi, Aksi,

Rohani)

Hal serupa

juga diusahakan oleh

komunitas Novisiat

OMI. Berbagai

kegiatan diadakan

oleh komunitas

untuk turut

memeriahkan BKSN tahun ini. Kegiatan-kegiatan itu dirangkai dalam

kerangka “STAR” (Studi, Aksi, dan Rohani).

1. Studi

Komunitas melalui kesepakatan bersama merencanakan untuk

membaca literatur seputar kitab suci. Salah satu rencana yang dibuat

adalah mempelajari secara pribadi sebuah buku pengantar kitab suci

dan di-sharingkan bersama komunitas. Hal lain yang diusulkan adalah

belajar bersama kitab suci berbahasa Inggris dengan memperhatikan

cara membaca, pemenggalan kata, dan intonasi suara.

Berita

FSE (Faith Sharing Encounter) dengan bahan BKSN

Do

k. N

ovi

siat

Komunitas dan Sabda Tuhan

6

2. Aksi

Ada beberapa kegiatan yang menandai BKSN tahun ini yakni :

membuat pohon sabda dan mimbar kitab suci, menggemakan ayat emas

pada bacaan rohani siang hari, sharing permenungan ayat emas setelah

rosario sore, piket bersih kapel pada pagi dan sore hari, dan lomba

lektor.

3. Rohani

Olah rohani juga

diusahakan pada bulan

ini. Komunitas Novisiat

menggunakan setiap hari

Rabu untuk merenungkan

secara khusus bahan

BKSN yang telah

diterbitkan oleh

Keuskupan Agung Semarang dalam sesi Faith Sharing Encounter

(FSE). Selain itu bacaan kitab suci setiap sore juga tetap menjadi bagian

dalam kegiatan rohani komunitas.

Evaluasi & Harapan

Rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut kemudian dievaluasi di

akhir bulan. Beberapa hal sudah terlaksana dengan baik tetapi juga ada

yang belum terlaksana sepenuhnya. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut

ditutup dengan perayaan Ekaristi penutupan BKSN.

Ada beberapa kegiatan belum terlaksana. Tetapi syukur kepada

Allah bahwa beberapa ide dan rencana komunitas untuk turut andil

memeriahkan BKSN pada tahun ini dapat terealisasi. Semoga segala

upaya yang telah dilakukan baik secara perorangan maupun komunitas

tidak lalu begitu saja tetapi menjadi sarana perjumpaan pribadi pada

Sabda Tuhan sendiri. Lebih daripada itu, semoga juga Sabda Tuhan

dapat hidup dan berbuah dalam komunitas.

Do

k. N

ovi

siat

Fr.Nov. Rico dalam lomba lektor komunitas

Do

k. N

ovi

siat

Fr. Nov. Fx. Togar Mulya Nainggolan

7

“Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan”

demikianlah tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2018.

Lembaga Biblika Indonesia (LBI) mengajak umat untuk bekerjasama

mewartakan Kabar Sukacita dengan mengusung kutipan “Pergilah ke

seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Sebelum memasuki BKSN, komunitas kami diundang dalam

sosialisasi pendalaman Kitab Suci selama bulan September di aula

Gereja Paroki Babadan. Fr. Thomas, Rm. Yuli dan saya mewakili

komunitas untuk menghadirinya. Bersama para umat perwakilan

lingkungan, kami mendengarkan penjelasan dari tim pewartaan paroki.

Beberapa anggota tim pewartaan paroki bergantian memaparkan

dengan jelas dinamika yang harus terbangun dalam setiap pertemuan

selama BKSN. Tema-tema pada setiap pertemuan diuraikan untuk

menyelaraskannya dengan kehidupan harian umat Paroki Babadan.

Metode-metode untuk memimpin pertemuan pendalaman Kitab Suci

juga disampaikan dengan baik. Umat yang hadir pun ikut antusias

dengan apa yang mereka dengarkan.

Setelah mengalami dan merefleksikan pengalaman ini, saya

merasa kagum dengan tim pewartaan Paroki Babadan dan semua umat

yang hadir. Sebagai awam yang mempunyai kesibukan masing-masing,

mereka masih mau ambil bagian dalam karya Gereja. Seperti janda

miskin yang memberi dari kekurangannya, demikianlah para awam

memberikan tenaga dan waktunya sebagai persembahan mereka.

Sebagai calon religius saya bisa belajar dari para awam dalam

mempersembahkan waktu bagi Tuhan. Saya harus bisa menggunakan

waktu yang ada dengan baik terutama di masa formasi ini. Saya

berusaha menggunakan waktu yang ada semata-mata untuk Tuhan dan

sesama.

Refleksi

Fr. Nov. Evan Pabubung

Tanggapi Sabda Bersama Awam Beriman

8

Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun ini sangat menarik

karena mengambil tema “Mewartakan Kabar Gembira Dalam

Kemajemukan.” Tema ini kami realisasikan dalam salah satu kegiatan

yaitu Lomba Lektor

dalam komunitas.

Lomba lektor

diadakan pada hari

Minggu, 23 September

2018. Acara ini

diadakan di halaman

tengah Kapel Novisiat

OMI Indonesia. Jumlah

peserta yang mengikuti

yakni 18 orang yang terdiri dari 8 Novis, 5 Pranovis dan 5 anggota

PPdM.

Acara ini berjalan lancar. Dalam acara ini saya merefleksikan

bahwa lomba lektor ini bagian dari mewartakan Kabar Gembira. Saya

kelak menjadi seorang imam ataupun biarawan yang tugas utamanya

yakni mewartakan Kabar Gembira. Lomba lektor ini juga melatih diri

saya untuk dapat membaca Sabda Tuhan dengan baik dan benar

sehingga orang yang mendengar dapat memahami apa yang saya

wartakan.

Maka lomba lektor ini membantu saya untuk berlatih menjadi

pewarta yang baik dalam menyampaikan Sabda Tuhan kepada umat,

sehingga motto OMI sendiri dapat terwujud yakni “Mewartakan Kabar

Sukacita kepada Orang Miskin.” Lomba lektor ini bagi saya juga sangat

penting karena dari sinilah saya belajar terus menjadi pewarta yang

baik, sehingga Sabda Tuhan dapat saya wartakan kepada semua orang.

Refleksi

Menjadi Pewarta

Juara 1, 2, 3 lomba lektor komunitas Novisiat

Fr. Nov. Julianus Rizki Widitomo

Do

k. N

ovi

siat

9

Historia Domus – Galeria Nostra

Rekreasi (ambulatio) Novis :

Ambarukmo Plaza

Yogyakarta

Asikk ambulasi nih ye…Novis

kudus tetapi juga up to date..

#noviszamannow

Ultah Pavan di Komunitas

Selamat ulang tahun Pavan,

semoga panjang umur, sehat

selalu, taat pada orang tua,

dan jadi anak yang baik..

Ultah PN. Ferdi & Rika PPdM

Happy Birth Day for Rika and

Ferdi .. Selamat ya s’moga

makin tua makin bijak..heheh

God Always Bless You..

Bingkai lambang hati PPdM

Hati baru, semangat baru,

dan semoga juga hidup selalu

dibarui ya..Keep Smile..

10

Pembukaan Kubina Pranovis

Selamat memasuki kursus

Bina Awal (Kubina) kepada

para pranovis..

Tetap semangat belajar demi

masa depanmu &

kongregasi..keep it..

Perpisahan dengan Sdr. Adi

Trimakasih atas

kebersamaannya, Saudara.

Selamat dan sukses slalu

dalam pilihanmu..doa kami

menyertaimu..

Ambulatio Pranovis

Ohh ini toh namanya

Maliomoro,,eh

Malioboro..heheh..

Puji Tuhan akhirnya

mimpi kami kesampaian.

Smoga besok lagi ya..

Bersih-Bersih Kebun Barat Semangat Mas Bro….Kita ini

pasukan penjaga kebersihan.

Bersih lingkungan kita, bersih

juga hati kita….

11

Tanggal 7-9 September 2018 aku mengikuti acara Makrek 3

PPdM yang diselenggarakan di dua tempat yakni Komunitas Skolastikat

(WdM) dan Novisiat OMI. Dalam acara ini panitia mengusung tema:

“One Heart, One

Happiness, Living in

the Community”

dengan salam yang

unik: “Satu Hati, Satu

Cinta, Berbagi Dalam

Suka Cita.”

Acara ini

berlangsung selama

tiga hari, dua hari di

WDM dan satu hari di

Novisiat. Banyak pengalaman yang kuikuti dan menghadirkan peristiwa

yang menarik. Entah itu mengikuti berbagai sesi, gerak dan lagu,

sharing, bakar-bakar, api unggun, PPdM Got Talent, outbound, inisiasi,

ekaristi dan penerimaan kalung medali Maria Imakulata.

Peserta yang hadir dalam Makrek PPdM kali ini sekitar 40-an

orang. Semua berasal dari berbagai suku, daerah dan notabene adalah

mahasiswa yang kuliah di Jogja.

Pengalamanku mengikuti Makrek ini sungguh sangat

menyenangkan. Selain bertemu dengan teman-teman baru, aku juga

mengenal mereka lebih dalam lewat sharing kelompok dan relasi di luar

sesi.

Aku sangat bersyukur diperbolehkan untuk ikut ambil bagian

dalam Makrek ini sebagai peserta dengan bersukacita mengikuti setiap

sesi, G&L, sharing, dll. Ada beberapa poin yang kudapatkan yakni:

kebersamaan, kompak dan saling support.

Refleksi

Foto bersama seusai inisiasi peserta Makrek di Sungai Blotan

Do

k. N

ovi

siat

Kebersamaan, Kompak dan Saling Support

12

Salah satu peristiwa yang masih aku ingat sampai saat ini adalah

aku membuat orang-orang tertawa dan merasa terhibur. Peristiwa

tersebut pada saat aku dan teman-teman menampilkan drama tentang

pelayanan kepada

kaum miskin dan

terlantar.

Selain senang

aku juga sedih.

Mengapa? Karena aku

merasa prihatin dengan

kaum muda saat ini

yang lebih banyak

mengenal gadget

daripada mengenal

Tuhan. Padahal dengan

acara seperti ini merupakan sebuah wadah yang bagus bagi kaum muda.

Selain mendekatkan diri pada Tuhan, mereka juga berkumpul sebagai

sesama kaum muda. Bukan hanya bersenang-senang dan membuang

waktu, tetapi ada juga kegiatan yang bermanfaat bagi personal dan

orang lain seperti saling membantu dalam kesulitan, Novena bersama,

menjenguk orang sakit, dll.

Pengalaman ini mengajarkanku tentang arti kebersamaan;

Bukan kebersamaan yang dangkal tapi kebersamaan yang mengarah ke

luar dan saling support dalam menjalankan sebuah tugas. Karena

dengan kebersamaan, kompak dan saling support inilah akan

menumbuhkembangkan tali persaudaraan antar personal lebih

mendalam sebagaimana kita menghayatinya.

Kehadiran komunitas PPdM juga merupakan sebuah

kesempatan bagiku untuk belajar mengenal lebih dekat, baik itu secara

kelompok maupun personal. Dengan kehadiran mereka, apakah akan

menjadi penghalang masa panggilanku atau menjadi rekan kerja dalam

menanggapi panggilan.

Peserta Makrek, PPdM Yogyakarta, dan Novis berfoto bersama di taman selatan kapel

Do

k. N

ovi

siat

PN. Marianus Oktovianus

13

Novena St. Eugenius de Mazenod

Pada tanggal 22 September 2018 sore hari di Novisiat OMI banyak

kaum muda yang berdatangan. Mereka datang untuk berdoa dan

membuat acara bersama dengan para Frater dan Bruder di Novisiat.

Sebanyak 30 kaum muda datang untuk berdoa novena, tetapi

novena yang mereka doakan bukan novena yang secara umum, seperti

novena kepada Bunda Maria tetapi novena kepada Santo Eugenius de

Mazenod. Novena St. Eugenius de Mazenod ini sendiri bertujuan agar

kaum muda dapat mengenal pribadi St. Eugenius sebagai pendiri

Kongregasi OMI,

dimana teladan

hidupnya serta

kepribadian yang

suci dapat dicontoh

oleh kaum muda.

Novena ini di

pimpin oleh Frater

Redwan OMI dan

saudari Nely PPdM.

Tema novenanya

adalah tentang kesaksian akan salib. Dalam novena ini dibagi beberapa

kelompok. Dalam kelompok ini masing-masing orang mensharingkan

pengalaman salibnya. Setelah selesai sharing, beberapa perwakilan

kelompok dipilih untuk mensharingkan dinamika pada saat sharing.

Berita

Sharing Kelompok pada saat Novena PPdM

Fr. Nov. Frederico Santos

Sharing kelompok pada saat Novena PPdM ke-IV di halaman depan Kapel Novisiat

Do

k. N

ovi

siat

14

Bahagia dalam Doa dan Karya

Doa adalah sebuah kegiatan yang

paling membahagiakan, karena

memang manusia diciptakan untuk

berpartisipasi dalam kehidupan

bersama Allah dengan menikmati relasi

yang intim denganNya. Makna doa yang seperti inilah yang mau

diwujudnyatakan oleh rekan-rekan pranovis OMI dalam kegiatan

Triduum Pengalaman Doa di Pertapaan Trapistin, Gedono.

Doa membuat kebahagiaan, memberi daya pada manusia untuk

menjadi pribadi yang sejati. Tapi harus diakui, manusia adalah ciptaan

dalam keadaan berdosa. Dosa memutus relasi kita dengan Allah. Dosa

menggantikan peran IMAN (gerakan glorifikasi) karena menjadi

penghalang relasi antara manusia dengan Allah. Dosa membuat

kebahagiaan yang semula bersifat sejati berubah menjadi kebahagiaan

semu.

Tidak serta-merta perjalanan membangun relasi dengan Allah melulu

mulus. Kami berlima mengalami sendiri bahwa ada saja penghalang

dalam membangun hidup doa. Pengalaman hidup doa bersama para

Suster OCSO, jujur hati bahwa ini adalah sebuah perjuangan. Berjuang

karena ada hal-hal yang dibentuk dan ditanggalkan selama bersama

mereka. Contoh konkretnya, perjalanan selama satu hari dimulai dengan

bangun pagi pada pukul 02.55 dini hari, yang mau tak mau memberi

konsekuensi untuk menanggalkan rasa kantuk. Suatu perjuangan yang

hebat tentunya.

Keheningan dalam komunitas para rubiah ini

sangat terasa, membuat kami saling berbicara

dengan seperlunya saja. Ikut merasakan pengalaman

doa tujuh waktu dalam satu hari, dengan

menciptakan suasana doa yang syahdu, membuat

kami terhanyut dalam keheningan.

Refleksi

15

Keheningan mengantarkan kami pada penyadaran bahwa doa

bukanlah sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan setiap pribadi dalam

membangun relasi dengan Allah. Doa adalah bagian hidup manusia.

Doa juga bukan sekadar kesempatan untuk meminta, melainkan sampai

pada ungkapan syukur bahwa Allah tidak pernah berhenti berbelas

kasih pada manusia.

Doa menjadi kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang tidak

lagi egois. Doa harus menjadi penghubung setiap pribadi dengan

sesamanya dan seluruh Gereja. Doa yang dipanjatkan atas nama Gereja

dan demi umat manusia, membuat pribadi yang berdoa memiliki hati

yang semakin luas. Hati seluas dunia.

Melalui teladan St. Benediktus yang dihidupi dan dihayati oleh para

rubiah, kami belajar akan pentingnya doa, serta kesadaran pada

penyelenggaraan Allah melalui pengalaman hidup sehari-hari kami.

Kami sadar betul bahwa tujuan membangun hidup doa adalah belajar

mempersembahkan diri seutuhnya bagi Allah.

Spiritualitas monastik para Suster OCSO,

seperti dalam Regula St. Benediktus, membuat

kehidupan harian membiara mereka sangat

jauh berbeda dengan kongregasi OMI yang

adalah komunitas bersifat aktif (demi misi).

OMI merupakan singkatan dari Oblat Maria

Imakulata. Oblat ialah mereka yang

menyerahkan diri untuk mengabdi kepada

Tuhan yang hadir dalam diri sesama. Secara utuh ini membuat mereka

yang terpanggil harus hadir dalam pelayanan. Menjadi seorang Oblat

harus siap turun gunung.

Pengalaman Triduum Hidup Doa menjadi kesempatan kami untuk

menyelaraskan antara hidup doa dan hidup karya. Masa probasi kerja

yang akan kami alami menjadi tantangan nyata, apakah kami mampu

menyelaraskan kedua hal tersebut. Kami ingin menjadi seorang Oblat

yang bahagia, karena rahmat panggilan seperti ini semata-mata untuk

mengalami kebahagiaan sejati dengan Allah. PN. Jumiat & Ferdi

16

Triduum pengenalan diri

dibimbing oleh Ibu Vonny

dengan bantuan model MBTI,

Eneagram dan Psikogenetik.

Pengolahan diri ini bertujuan

membantu kami untuk

memahami kelemahan dan

kelebihan diri. Dari hari pertama hingga terakhir pengolahan diri

melalui MBTI, Eneagram dan Psikogenetik, para novis diajak untuk

mengisi lembaran tes yang menunjukkan kepribadian kami. Dari situ

kami mengenal pribadi kami masing-masing.

Tiga tes ini membuat saya tahu setiap pribadi teman-teman dan

diri sendiri. Tapi setelah tahu hal demikian bukan dimaksudkan untuk

menyerang dan membuat pertahanan diri, melainkan membantu untuk

mengantisipasi setiap sikap yang tak terduga dari diri sendiri maupun

orang lain.

Setelah melihat hasil tes diantara kami berdelapan, hanya dua

orang yang mempunyai sikap yang berorentasi ke luar atau ekstrovet.

Dengan demikian bukan berarti yang lainnya hanya berkutat pada diri

sendiri, „tidak‟. Hal tersebut hanyalah sikap dominan pada diri

seseorang. Karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial

yang mempunyai akal budi. Mahkluk sosial memerlukan orang lain

untuk berkembang lewat pengalaman-pengalamannya.

Pengalaman itu adalah proses yang selalu mengarah pada

perkembangan, baik lambat maupun cepat. Dalam proses ada dua sisi

yang selalu ditemukan yaitu positif dan negatif, artinya setiap manusia

mempunyai kedua sikap demikian. Sikap demikian muncul ketika

setiap orang merasa terusik atas perasaan dan pikiran yang selalu

bertentangan. Hal demikianlah yang membentuk kepribadian seseorang.

Refleksi

Fr. Nov. Pinansius Sakai

Mengenal Diri

htt

ps:

//w

ww

.go

ogl

e.co

m/s

earc

h?q

=en

eag

ram

&sa

fe=

ict&

clie

nt=

fire

fox-

17

Setiap kali mendengar kata belatung yang terlintas dalam

pikiran kita adalah rasa jijik. Apalagi belatung adalah fase pertama

seekor lalat yang juga dikenal sebagai hewan yang jorok. Maka wajar

saja apabila banyak orang yang meremehkan keberadaan hewan satu

ini.

Pak Nasir, salah satu anggota pemberdaya sampah dapur

mengungkapkan bahwa belatung lalat adalah salah satu media pupuk

yang penting. Belatung lalat bukan menjadi bahannya, melainkan

hewanlah yang akan mengurai sampah menjadi pupuk.

Cara kerjanya cukup mudah, yakni dengan membuat tempat

sampah yang terdiri dari dua ember. Ember kemudian dibuat

sedemikian rupa sehingga menjadi tempat penguraian sampah.

Secara pribadi aku sangat senang dengan seminar-seminar

seperti ini. Selain mendapatkan pengetahuan baru, aku juga dapat

mempraktekkannya secara lagsung. Selain itu, keuntungan yang

diperoleh dari pengolahan sampah dapur ini cukup lumayan, yakni

pupuk cair, pupuk padat dan berkurangnya sampah dapur.

Dengan demikian menjadi permenungan bagiku, seandainya

setiap rumah menjalankan pengolahan seperti ini, pastilah ada banyak

manfaat yang dapat dipetik. Sebab, kita harus ingat kondisi dunia saat

ini, dan kita harus melakukan sesuatu gerakan sebelum terlambat.

Refleksi

Daya Guna Belatung Bagi Ekologi

Fr. Nov. Fx. Yulianto

Fr.Frans & Fr.Suni bersama narasumber dan peserta pelatihan sampah dapur

Do

k. N

ovi

siat

18

Hari itu di kelas novis OMI terjadi kehebohan. Sebabnya adalah

isi perbincangan Fr. Rico dan Rm. Sussanto yang lucu setelah sarapan.

Pagi itu setelah sarapan Frater Rico menghadap Romo Magister di

ruang magister. Ia dipanggil untuk membicarakan mengenai proposal

perbelanjaan dan waktu untuk belanja.

Romo menyampaikan

bahwa waktu belanja adalah hari

Minggu dan harusnya masalah

belanja dikomunikasikan dengan

komunitas. Beliau berharap izin

untuk belanja bisa dikelola

bersama. Maksudnya untuk pergi

belanja sebaiknya hanya satu orang

sehingga anggota komunitas yang lain bisa menitipkan saja.

Frater Rico menjawab “ini semua terjadi karena Excommunica-

tion Romo”. Maksud dia adalah mis-komunikasi tetapi yang terucap

adalah kata yang lain. Ekskomunikasi (excommunication) adalah

pengucilan seseorang dari keanggotaan Gereja. Tetapi yang ingin

disampaikannya adalah kegagalan komunikasi. Setelah diceritakan oleh

Romo Sussanto, semua novis serentak tertawa.

Frater Rico sering membuat kami terhibur dengan kata-kata

yang ia ucapkan. Entah itu karena salah menempatkan kata atau salah

mengeja kata yang dibacanya. Kumpul-kumpul menjadi lebih meriah

dan berwarna saat mendengar apa yang dikatakannya. Apalagi ia juga

adalah orang talk-active, maka tak jarang ini menjadi sumber candaan

kami kepadanya. Hal ini adalah salah satu kelebihan teman

seangkatanku yang cukup menghibur aku di keseharian hidup

komunitas. Ia memiliki bakat yang natural.

Pernak-Pernik Panggilan

Fr. Nov. Thomas Brian Wicart

Excommunication

htt

ps:

//w

ww

.go

ogl

e.co

m/s

earc

h?q

=Exc

om

mu

nic

atio

n&

safe

=st

ric

19

Manusia sulit percaya dengan sepenuh hati

akan kasih yang mengalir dari hati Tuhan.

Manusia begitu gelisah, takut, dan curiga

memikirkan persoalan hidup yang ia alami.

Manusia mengatakan percaya akan kasih Tuhan yang murni

dan tak bersyarat, tetapi manusia terus mencari kasih sayang, dukungan,

dan dorongan dari orang-orang di sekitarnya. Harapannya akan

menemukan pada mereka (orang sekitar) apa yang ia cari dalam

hidupnya.

Tuhan mengasihi tidak membeda-bedakan antara si kaya dan si

miskin, budak dan orang merdeka, orang berdosa dan orang kudus.

Tuhan menyambut manusia dengan kasih yang tanpa batas.

Tuhan mengetahui bahwa hati manusia berdosa, sudah terluka

dan mudah dilukai lagi. Manusia dapat menemukan kekuatan di dalam

Tuhan dengan menyatakan kelemahan diri di hadapan-Nya “Tuhan

kepada siapa kami akan pergi?” Tuhan mengharapkan manusia yang

bersahaja dan penuh kepercayaan pada-Nya.

Manusia harus menyadari bahwa Tuhan datang untuk memberi

hati baru, dan semangat baru bahkan tubuh baru tempat bekas luka.

Dari perjuangan hidup menjadi tanda kejayaan yang indah.

Tuhan, hati-Mu terluka karena kesalahanku yang selalu berbuat

dosa. Tapi Engkau selalu memaafkan segala kesalahan dan dosaku

bahkan Engkau rela mati di kayu salib demi umat-Mu. Tuhan

merangkul aku seperti seorang bapak merangkul anaknya. Tuhan

semoga kasih-Mu selalu meraja dalam hidupku.

Ringkasan Buku

Membiarkan Hati Yesus Menyentuh Hatiku

Fr. Nov. Suni Bonikus Bunghari

Judul buku : Dari hati ke hati

Penulis : Henri J.M. Nouwen

Penerbit : Kanisius

Cetakan : ke-10 (2002)

Jumlah halaman : 40 halaman

Do

k. N

ovi

siat

20

Gerard. Com Pendamping : Rm. Ant. Sussanto OMI; Rm. Ign. Yulianto OMI Redaktur Piket Edisi ini : Fr. Nov. Togar & Fr. Nov. Suni Kontributor : Pranovis, Novis, dan Formator Alamat Novisiat OMI Beato Joseph Gerard, Jln. Kamboja No.17, RT 01/RW 40 Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55581 Telp : 0274-889783 Foto Cover : Kitab Suci dan Pranovis Ferdi Buletin Gerard.com dapat di download di www.omi-indonesia.org