34
Cannabis- related disorders Natalingrum Sukmarini

Edit Cannabis-Related Disorders

Embed Size (px)

DESCRIPTION

unsyiah kuliah

Citation preview

Cannabis-related disorders

Natalingrum Sukmarini

Pendahuluan• Cannabis merupakan zat psikoaktif yang

paling banyak digunakan di seluruh dunia.• Cannabis substansi/zat yang berasal dari

tumbuhan cannabis sativa.• Semua bagian dari tumbuhan cannabis sativa

mengandung zat psikoaktif cannabinoids.• Bagian yang mengandung potensi paling kuat

adalah bunga cannabis, atau eksudat dari daun ganja, yang dinamakan hashish atau hash.

• Tumbuhan cannabis biasanya dikeringkan, digulung menjadi bentuk rokok, yang kemudian dihisap.

• Nama lain dari cannabis: marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane, hemp, chasra, bhang, ganja, dagga, dan sinsemilla.

• Penggunaan ganja Laki-laki : perempuan = 2 : 1

• Usia penggunaan ganja: remaja/belasan tahun hingga 30an tahun.

Gambaran Klinis• Efek yang paling sering ditemui pada

penggunaan cannabis adalah dilatasi pembuluh darah konjungtiva (red eye) dan takikardi ringan.

• Pada dosis tinggi, hipotensi ortostatik dapat timbul.

• Meningkatnya nafsu makan dan mulut kering adalah efek paling sering terlihat pada keadaan intoksikasi.

• Terjadi toleransi dan ketergantungan psikologis maupun fisiologis.

Pemakai Putus Zat Intoksikasi

Mata merah, takhikardi ringan, hipotensi ortostatik, nafsu makan meningkat, gembira, tenang, hendaya efisiensi motorik dan intelegensi, halusinasi, curiga, flashback

Iritabilitas, kegelisahan, ketegangan, sukar tidur, anoreksia, banyak keringat, tremor, mual-muntah, diare

Takhikardi, euforia, apati, waktu terasa lambat, mata merah, nafsu makan meningkat, mulut kering, gangguan perilaku, kecemasan, curiga, hendaya fungsi sosial/kerja, halusinasi, nafas tertekan, pupil melebar, psikotik

• Withdrawal symptoms atau gejala-gejala putus zat: iritabilitas, gelisah, insomnia, anorexia, nausea ringan timbul jika seseorang menghentikan pemakaian secara tiba-tiba.

• Setelah dihisap, efek euforia timbul dalam waktu beberapa menit, puncaknya pada 30 menit, berlangsung hingga 2-4 jam. Beberapa efek terhadap motorik maupun kognitif dapat bertahan 5 hingga 12 jam.

• Cannabis dapat digunakan per oral.• Diperlukan dosis 2-3 x lipat per oral untuk

mencapai efek yang sama dengan dihisap.• Beberapa penelitian ada yang melaporkan adanya

efek jangka panjang cannabis, yaitu berhubungan dengan atropi serebral, menurunnya ambang rangsang kejang, kerusakan kromosom, defek kelahiran, gangguan sistem imun, perubahan konsentrasi testosteron, dan disregulasi siklus menstruasi namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

DiagnosisDSM-IV-TR Cannabis-Related DisordersCannabis use disorders1. Cannabis abuse2. Cannabis dependence Cannabis-induced disorders3. Cannabis intoxication (with perceptual disturbances)4. Cannabis intoxication delirium5. Cannabis-induced psychotic disorder, with delusions

(paranoid)6. Cannabis-induced psychotic disorder, with

hallucinations7. Cannabis-induced anxiety disorder8. Cannabis-related disorder not otherwise specified

(flashbacks, amotivational syndrome)

Substance (cannabis) abusePenyalahgunaan zat

Pola penggunaan maladaptif yang menyebabkan hendaya atau distress yang signifikan, dengan adanya satu (atau lebih) gejala berikut, dalam waktu 1tahun:

• Penggunaan zat rekuren yang menyebabkan gangguan terhadap peran/tugas dalm pekerjaan, sekolah, atau di rumah

• Penggunaan zat rekuren dalam situasi berbahaya/penuh risiko (mengendarai mobil/mengoperasikan mesin)

• Penggunaan zat rekuran yang berhubungan dengan permasalahan hukum

• Tetap menggunakan zat meski timbul permasalahan sosial atau interpersonal yang persisten atau rekuren akibat zat tersebut.

• Gejala tidak memenuhi kriteria ketergantungan zat.

Substance (cannabis) dependenceSindrom KetergantunganPola penggunaan maladaptif, jika ditemukan 3 atau lebih gejala di

bawah ini dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya:1. Toleransi.2. Gejala putus zat (withdrawal symptoms)3. Zat biasanya digunakan dalam jumlah yang lebih besar atau

dalam jangka waktu yang lebih lama daripada yang diinginkan.4. Keinginan/dorongan yang kuat dan menetap atau gagalnya usaha

untuk menghentikan atau mengendalikan penggunaan zat.5. Banyak waktu yang diperlukan untuk mendapatkan dan

menggunakan zat, atau untuk pulih dari akibatnya.6. Tetap menggunakan zat meski ia menyadari adanya akibat yang

merugikan kesehatan baik fisik maupun psikis akibat menggunakan zat.

Cannabis Intoxication• Adanya penggunaan cannabis pada saat sekarang.

• Perubahan pola tingkah laku/psikologis yang maladaptif dan signifikan secara klinis (hendaya koordinasi motorik, euforia, cemas, waktu terasa lambat, penarikan sosial) yang timbul selama, atau segera setelah penggunaan cannabis.

• 2 (dua) atau lebih gejala di bawah ini, dalam waktu 2 jam setelah penggunaan cannabis:

1. injeksi konjugtival

2. meningkatnya nafsu makan

3. mulut kering

4. takikardi

• Gejala-gejala tsb di atas tidak berhubungan dengan kondisi medis umum dan gangguan mental lain.

• Cannabis intoxication (with perceptual disturbances) biasanya lebih sensitif terhadap stimuli eksternal. Lebih nampak hal secara detil, warna terlihat lebih terang, dan secara subjektif waktu terasa lambat. Hendaya motorik dipengaruhi, bahkan lebih lama setelah efek euforia menghilang. Penggunaan bersamaan dengan alkohol akan menambah /menguatkan gejala

• Cannabis intoxication delirium menyebabkan hendaya pada kognisi. Meskipun penggunaan cannabis dalam jumlah yang tidak besar dapat menimbulkan hendaya pada memori, atensi dan gangguan kognitif lainnya.

Cannabis Intoxication Delirium1. Gangguan kesadaran2. Perubahan kognisi3. Gangguan timbul dalam waktu singkat

(biasanya beberapa jam-hari) dan cenderung untuk berfluktuasi.

4. Adanya riwayat (anamnesis, pemeriksaan fisik atau laboratorium) penggunaan cannabis.

Terapi dan Rehabilitasi• Prinsipnya sama dengan terapi pada penggunaan

zat psikoaktif lain: abstinensi dan support.• Abstinensi dapat melalui intervensi langsung

seperti hospitalisasi, atau rawat jalan dengan monitoring urine (dapat mendeteksi cannabis hingga 4 minggu setelah penggunaan)

• Support: psikoterapi individu, keluarga atau grup; edukasi.

• Beberapa pasien memerlukan obat antianxietas untuk membantu pasien melewati gejala-gejala putus zat (jangka pendek dan dosis kecil).

Terapi intoksikasi cannabis:1. Pertahankan fungsi vital, obati komplikasi, cegah absoprpsi lebih

lanjut.2. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan, kontak visual dan fisik

yang lembut, talking down sehingga pasien tenang dan diyakinkan bahwa hal yang dialami karena efek zat yang digunakan dan bersifat sementara.

3. Antiansietas dosis kecil.Terapi putus cannabis:4. Umumnya tidak berat dan tidak memerlukan rawat inap.5. Bila timbul gangguan waham atau halusinasi, dapat diberi

antipsikotik.6. Bila terjadi flashback (keadaan pasien seperti mengalami sensasi

pada saat menggunakan zat, padahal saat itu sudah tidak menggunakan lagi) dan terjadi panik, dapat diberikan antiansietas.

Amphetamine-related disorders

Natalingrum Sukmarini

Pendahuluan• Amphetamine merupakan zat psikoaktif no.2 yang

paling banyak digunakan di seluruh dunia, setelah cannabis.

• Saat ini FDA menyetujui indikasi secara terbatas penggunaan amphetamine untuk ADHD, obesitas, depresi, (terapi tambahan untuk pasien depresi yang resisten), neurasthenia, chronic fatigue syndrome)

• Nama lain: ice, crystal, crystal meth, speed, analeptics, sympathomimetics, stimulants, dan psychostimulants.

• Contoh nama obat: dextroamphetamine (dexedrine), methamphetamine, methylphenidate (ritalin), ephedrine/pseudoephedrin, PPA (phenylpropanolamine)

• Amphetamine biasanya digunakan untuk meningkatkan performa kerja dan untuk menimbulkan perasaan euforik

• Methamphetamine (“ice”) adalah bentuk murni zat yang sering disalahgunakan, dapat dihirup, dihisap seperti rokok atau diinjeksi secara intravena. Efek psikologisnya bertahan selama berjam-jam dan sangat kuat (powerful).

• Di U.S : remaja belasan tahun hingga 30 tahun

Gambaran Klinis• Euforik, friendly (ramah), banyak bicara, pada dosis

kecil memperbaiki atensi dan konsentrasi, meningkatkan performa kerja, mengurangi nafsu makan, meningkatkan ambang rangsang nyeri.

• Efek terhadap fisik: infark miokardial, hipertensi berat, penyakit serebrovaskular, kolitis iskemik, dapat timbul kejang hingga koma dan kematian. Risiko terhadap hepatitis, penularan HIV, abses paru, endokarditis pada pemakaian i.v.

• Dapat timbul demam, nyeri kepala, takikardi, palpitasi, nausea, vomitus, bruxism, nafas pendek, tremor.

• Wanita hamil: BBLR, lingkar kepala bayi kecil, prematur, retardasi dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi.

• Efek psikologis: gelisah, disforia, insomnia, iritabilitas, hostilitas (sikap bermusuhan), gangguan kecemasan, depresi, waham curiga dan halusinasi.

Pemakai Putus Zat Intoksikasi

Euforia, bersahabat, banyak bicara, anoreksia, takikardi, tekanan darah meningkat, pernafasan cepat, keyakinan diri meningkat, kewaspadaan meningkat, perhatian meningkat, nyeri kepala, tidak lelah, ambang nyeri meningkat

Afek depresiRasa lelahHipersomniaMimpi bertambah banyakNafsu makan meningkatKelambatan

Agitasi psikomotor, elasi, harga diri meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, takikardi, dilatasi pupil, peninggian tekanan darah, berkeringat-merasa dingin, mual-muntah, perilaku maladaptif, hendaya fungsi sosial/kerja, gangguan daya nilai

DiagnosisDSM-IV-TR Amphetamine-Related DisordersAmphetamine use disorders1. Amphetamine abuse.2. Amphetamine dependence Amphetamine-induced disorders.3. Amphetamine intoxication (with perceptual disturbances)4. Amphetamine intoxication delirium.5. Amphetamine-induced psychotic disorder, with delusions

(paranoid)6. Amphetamine-induced psychotic disorder, with hallucinations.7. Amphetamine-induced anxiety disorder.8. Amphetamine-induced mood disorder.9. Amphetamine-induced sexual dysfunction.10. Amphetamine-induced sleep disorder.11. Amphetamine-related disorder not otherwise specified.

Amphetamine Intoxication• Adanya penggunaan amphetamine pada saat sekarang• Perubahan pola tingkah laku/psikologis yang maladaptif dan signifikan

secara klinis (euforik atau menumpulnya afek, sensitif, kewaspadaan meningkat, cemas, tegang, marah, gangguan fungsi sosial, kerja dan daya nilai) yang timbul selama, atau segera setelah penggunaan amphetamine.

• 2 (dua) atau lebih gejala berikut, selama atau segera setelah penggunaan amphetamine:1. takikardi.2. dilatasi pupil.3. tekanan darah meningkat.4. berkeringat dingin atau menggigil.5.mual-muntah.6. berat badan turun.7.Agitasi atau retardasi psikomotor.8.depresi nafas, lemah, nyeri dada, aritmia.9.kejang, atau penurunan kesadaran.

• Gejala tidak disebabkan kondisi medis umum atau gangguan mental lain.

Amphetamine Withdrawal• Penghentian (atau penurunan) penggunaan amphetamine

yang sebelumnya digunakan dalam jangka waktu lama dan cukup berat

• Mood yang disforik dan 2 (dua) atau lebih gejala:1. fatigue2. mimpi buruk/menakutkan yana seperti nyata3. insomnia atau hipersomnia4. meningkatnya nafsu makan5. retardasi atau agitasi psikomotor

• Hendaya fungsi sosial, kerja dan area penting lainnya• Tidak disebabkan kondisi medis umum atau gangguan

mental lain

Terapi dan Rehabilitasi• Sulitnya abstinensi terhadap zat, karena efek

yang sangat kuat dan menimbulkan craving.• Psikoterapi (individu, keluarga, grup)• Antipsikotik dan antianxietas dalam dosis

kecil dan jangka pendek• Antidepresan pada kondisi depresi yang

sering menyertai.

Terapi intoksikasi amphetamine:• Biasanya self-limiting• Suportif dan observasi fungsi vital• Pengosongan lambung bila menelan > 10 tablet dalm 4 jam

sebelumnya• Intoksikasi berat: pertahankan fungsi vital Kejang diatasi

dengan suntikan diazepam i.v secara lambat, 2-10 mg yang dapat diulang tiap 15 menit.

• Kenaikan diastolik >120 mmHg selama 15 menit dikelola seperti hipertensi maligna

• Hipertermia diatasi dengan kompres es, air dingin• Efek simpatomimetik perifer amphetamine diberikan

propanolol 40-80 mg per oral• Bila perlu forced diuresis• Keadaan gelisah, agitasi diatasi dengan diazepam

peroral/suntikan atau obat antipsikotik.

Terapi putus amphetamine:

• Pasien harus dirawat di RS karena sering ada percobaan bunuh diri

• Biarkan pasien tidur dan makan sebanyak yang diinginkan.

• Bila timbul gangguan waham atau halusinasi, dapat diberi antipsikotik

Party Drugs

Speed (ATS) - Main Types Speed (go, whiz)• methamphetamine powder• manufactured: Australia• colour: white to yellow, orange, brown, pink

• purity: low

Speed (ATS) - Main Types Base (paste, wax)• oily, gluggy or pastey type of damp, sticky powder• manufactured: Australia• colour: brownish tinge• purity: relatively high• can be difficult to dissolve without heat

Speed (ATS) - Main Type Ice (crystal, crystal meth)• methamphetamine crystal or coarse powder• manufactured: Asia• colour: translucent to white, may have tinge• purity: high

TERIMA KASIH