88
BAB 5 LAPORAN KEGIATAN Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sentosa Medan, mulai tanggal 09 November 2015 s/d 16 November 2015. Adapun kegiatan yang kami lakukan di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru antara lain : 5.1. Laporan Kegiatan di Puskesmas Sentosa Baru Tabel 5.1.1 Kegiatan Di Wilayah Puskesmas Sentosa Baru No Kegiatan Keterangan 1 Melapor kepada Kepala Puskesmas dan perkenalan kepada seluruh staf Puskesmas Sentosa Baru Senin,09 November 2015 2 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru - Poli Umum - Poli Gigi - Apotek - KIA/KB - Gizi Posyandu Mengisi KMS Menimbang berat badan dan tinggi Selasa,10 November 2015 KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 97

edit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

e

Citation preview

Page 1: edit

BAB 5

LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan

Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sentosa Medan, mulai

tanggal 09 November 2015 s/d 16 November 2015. Adapun kegiatan yang kami

lakukan di wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru antara lain :

5.1. Laporan Kegiatan di Puskesmas Sentosa Baru

Tabel 5.1.1 Kegiatan Di Wilayah Puskesmas Sentosa Baru

No Kegiatan Keterangan

1Melapor kepada Kepala Puskesmas dan perkenalan

kepada seluruh staf Puskesmas Sentosa BaruSenin,09 November 2015

2 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

- Poli Umum

- Poli Gigi

- Apotek

- KIA/KB

- Gizi

Posyandu

Mengisi KMS

Menimbang berat badan dan tinggi badan

Imunisasi

Sekolah

Pembagian Obat Cacing

Selasa,10 November 2015

3 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

- Poli Umum

- Poli Gigi

- Apotek

- KIA/KB

Rabu, 11 November 2015

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 97

Page 2: edit

- Gizi

Penyuluhan tentang Hipertensi di puskesmas

Penyuluhan tentang Bahaya Merokok di SMP

Penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun di air

mengalir dan diare di SD

Pembinaan kantin sekolah bersama di SD

Penyuluhan tentang tumbuh kembang anak di posyandu

4

Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

- Poli Umum

- Poli Gigi

- Apotek

- KIA/KB

- Gizi

Penyuluhan tentang ASI Eksklusif

Posyandu

Mengisi KMS

Menimbang BB & TB

Imunisasi

Kamis,12November 2015

5

Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

- Poli Umum

- Apotek

- Poli Gigi

- KIA/KB

Sabtu, 04 April 2015

6 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

- Poli Umum

- Apotek

- Poli Gigi

- KIA/KB

Senin, 06 April 2015

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 98

Page 3: edit

Revisi dan Responsi dengan kepala puskesmas

5.1.1 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru

1. Poli Umum

Kegiatan:

Menganamnesa, memeriksa, mendiagnosa dan meresepkan obat

untuk pasien di bawah bimbingan dokter di puskesmas serta

merujuk pasien untuk pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di

puskesmas.

Hal yang ditemukan:

Fasilitas di ruangan ini memadai.

2. Ruang Apotek

Kegiatan :

Meracik obat di bawah bimbingan apoteker, memberikan dan

memberitahu cara penggunaan obat yang benar kepada pasien.

Masalah :

Jenis obat yang terbatas.

Terdapat banyak obat yang tidak terpakai sehingga kadaluarsa

Pemecahan masalah :

Menambah jenis obat.

Melakukan pengadaan jumlah obat yang disesuaikan dengan

jumlah penyakit yang banyak terdapat di Puskesmas

3. KIA/KB

Kegiatan :

Memeriksa ibu hamil di bawah bimbingan bidan, memberi

pengetahuan kepada ibu hamil tentang nutrisi yang baik selama

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 99

Page 4: edit

kehamilan, melihat perkembangan janin dengan melakukan

pengukuran seperti Berat badan, Tinggi Badan, dan Lingkar kepala.

Masalah :

Ada beberapa alat yang kurang memadai.

Pemecahan masalah :

Penambahan dan perbaikan alat-alat kesehatan.

5.1.2 Posyandu

Kegiatan :

Penimbangan BB, pengukuran TB dan imunisasi pada bayi dan

balita.

Tujuan : Bayi dan balita yang datang ke Posyandu

Tempat: Posyandu Bina Persada II Kelurahan Sidorame Timur.

Waktu : Kamis, 02 April 2015

Masalah :

Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa anaknya ke

posyandu untuk imunisasi.

Masih adanya ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada

bayinya.

Pemecahan masalah :

Perlunya penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi dan

pengetahuan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi.

Perlunya penyuluhan mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan

manfaat terhadap ibu dan bayi.

5.1.3 Penyuluhan di Posyandu

Kegiatan:

Memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif.

Melakukan tanya jawab dengan ibu-ibu/Audience.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 100

Page 5: edit

Tujuan :

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada ibu-ibu/Audience

tentang ASI Eksklusif.

Melihat respon ibu-ibu terhadap kegiatan penyuluhan yang

diberikan.

Sasaran :

Ibu-ibu yang datang ke Posyandu

Tempat :

Posyandu Bina Persada II Kelurahan Sidorame Timur.

Waktu :

Kamis, 02 April 2015

Hasil :

Ibu-ibu sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.

Solusi :

Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal 1

kali seminggu mengenai berbagai penyakit.

5.1.4 Penyuluhan di Puskesmas

Kegiatan:

Memberikan penyuluhan tentang Diabetes Melitus.

Melakukan tanya jawab dengan pasien di Puskesmas/Audience.

Tujuan :

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pasien/Audience

tentang Diabetes Melitus.

Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengelolaan Diabetes

Melitus.

Melihat respon pasien terhadap kegiatan penyuluhan yang

diberikan.

Sasaran :

Seluruh pasien yang datang ke Puskesmas

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 101

Page 6: edit

Tempat :

Puskesmas Sentosa Baru

Waktu :

Selasa, 31 Maret 2015

Hasil :

Pasien sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.

Solusi :

Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal

1 kali seminggu mengenai berbagai penyakit.

5.1.5 Penyuluhan di Sekolah

Kegiatan:

Memberikan penyuluhan tentang Bahaya Merokok dan

Penyalahgunaan Narkoba.

Melakukan tanya jawab dengan siswa/Audience.

Tujuan :

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada siswa/Audience

tentang Rokok dan Narkoba.

Memberikan edukasi kepada siswa tentang bahaya merokok dan

penyalahgunaan narkoba.

Melihat respon siswa terhadap kegiatan penyuluhan yang

diberikan.

Sasaran :

Siswa/siswi di SMA Muhammadiah

Tempat :

SMA Muhammadiah

Waktu :

Rabu, 01 April 2015

Hasil :

Siswa sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.

Solusi :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 102

Page 7: edit

Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal 1

kali seminggu mengenai berbagai penyakit.

5.1.6 Pembinaan Kantin Sehat Di Sekolah Dan Jajanan Di Luar Sekolah

di SMA Muhammadiah

Kegiatan :

Mengamati jajanan sehat di kantin sekolah dan jajanan di luar

sekolah.

Membina dan memberikan Kuesioner seputar Jajanan sehat kepada

Pengelola kantin, Guru, UKS serta siswa/i lain.

Tujuan :

Mengetahui jajanan yang di konsumsi oleh siswa-siswi sehat atau

tidak.

Memastikan jajanan kemasan yang dijual di kantin belum

kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.

Mengetahui pengetahuan siswa/i terhadap jajanan sehat di

lingkungan sekolah.

Membina UKS serta siswa/i lain untuk dapat memilih jajanan sehat

di lingkungan sekolah.

Sasaran :

Siswa - siswi SMA Muhammadiah

Tempat :

SMA Muhammadiah

Waktu :

Rabu, 02 April 2015

Hasil :

Jajanan di kantin sekolah sudah memenuhi kriteria makanan sehat

dan belum kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.

Jajanan di luar sekolah menggunakan pewarna makanan yang

sangat mencolok.

Siswa/i sudah dapat mengerti bagaimana membedakan makanan

yang memakai pewarna dan bukan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 103

Page 8: edit

Siswa/i sangat banyak yang tertarik pada makanan yang bewarna

mencolok.

Solusi :

Memberikan informasi dan edukasi kepada siswa-siswi tentang

makanan sehat.

Tabel 5.1.6.1 Kuesioner Jajanan Kantin Anak Sekolah di SD

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah lingkungan dalam kantin terlihat layak/tidak? √

2 Apakah atap kantin tertutup atau tidak? √

3 Apakah lantai kantin memakai keramik atau tidak? √

4 Apakah dinding dalam kantin telihat bersih dan rapi/tidak? √

5 Apakah kantin memiliki ventilasi yang cukup? √

6 Apabila jendela kantin ditutupi kain atau tidak? √

7 Apakah meja/kursi yang tersedia memadai atau tidak? √

8 Apakah meja/kursi yang tersedia layak dipakai/tidak? √

9Apakah di atas meja tersedia gelas, sendok, air minum dan

tissue?√

10Apakah jarak antara satu meja dengan meja yang lain

dekat/tidak?√

11 Apakah tempat penyimpanan makanan tertutup/tidak? √

12 Apakah makanan yang tersedia tersusun secara rapi atau

tidak?√

13Apakah jarak antara dapur dengan tempat penyimpanan

makanan dan tempat pencucian piring saling berdekatan?√

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 104

Page 9: edit

14Apakah jarak tempat penyimpanan makanan dengan tempat

pencuci piring sesuai/tidak?√

15Apakah terlihat air yang tergenang di tempat cucian

piring/tidak?√

1. Tenaga/penanggung jawabYa (√) /

ada(0)

Tidak (x)

a. Berbadan sehat √

b. Bersih √

c. Rapih √

d. Mengerti gizi dan kesehatan √

2. Dana dan modal

a. Sendiri √

b. Koperasi/bank √

3. Lokasi dan ruang makan

a. Dalam sekolah √

b. berdekatan dengan jamban/kamar

mandi dan tempat sampah

c. Ruang bersih dan nyaman √

d. Dilengkapi tempat cuci

tangan ,dilengkapi sabun ,lap dan

mudah dijangkau anak sekolah

4. Sarana

Sarana : ruang khusus kantin

a. Meja √

b. Rak √

c. Alat kebersihan √

d. Alat makan dan minum √

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 105

Page 10: edit

5. Sumber air dan tempat air

Sumber : PAM √

Sumur √

Air mengalir √

Tempat :

- Ember atau wadah tertutup √

- Bak penampungan air √

5.Tempat penyimpanan dan pengelolaan

penyajian makanan

- Tempat makanan tertutup dan

bersih

- Tempat pengelolaan nya bersih √

6. Tempat cuci alat makan

Air mengalir √

7. Tempat pembuangan sampah

a. Tempat sampah umum √

b. Keranjang sampah √

8. Makanan yang dijual

- Siap saji √

- Direbus √

- Digoreng √

- Penyedap rasa √

- Pengulangan minyak goreng √

- Pewarna makanan √

9. Minuman

- Air mentah √

- Air masak √

- Air Galon √

- Pewarna Minuman √

- Minuman bersoda √

- Pemanis buatan √

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 106

Page 11: edit

5.2 DEMAM BERDARAH DENGUE

5.2.1 Pengertian Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)

Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit di daerah

tropis yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk

Aedes aegypti (betina). Ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari

tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai

tanda perdarahan di kulit berupa bintik-bintik merah, lebam (ecchymosis)

atau ruam (purpura), kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung

(mimisan), berak darah, muntah bercampur darah, kesadaran menurun atau

shock.

Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari,

gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya

ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di

dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair kotor.

Protein yang terkandung di dalam darah diperlukan oleh nyamuk betina

untuk perkembangbiakan (produksi) telurnya.

5.2.2 Dampak Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)

1. Dampak Sosial

a. Kepanikan dalam keluarga

b. Kematian anggota keluarga

c. Berkurangnya usia harapan hidup

2. Dampak Ekonomi

a. Dampak langsung

b. Dampak tidak langsung

5.2.3 Siklus Penularan DBD (Demam Berdarah Dengue) :

Dalam Tubuh Nyamuk:

a. Berkembangbiak ke seluruh tubuh termasuk ke kelenjar liur

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 107

Page 12: edit

b. Bila menggigit orang lain akan dipindahkan virus dengue tersebut

bersama air liur nyamuk

c. Bila menggigit orang yang tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-

anak) akan menjadi penderita DBD.

d. Nyamuk yang infeksius tersebut, seumur hidupnya akan menjadi

sumber penularan.

e. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya

dalam waktu < 1 minggu.

5.2.4 Cara Penularan DBD ( Demam Berdarah Dengue ) :

a. Hanya oleh nyamuk A. Aegypti Betina

b. Sumber Virus dengue

c. Penderita DBD

d. Tidak Sakit DBD (tapi dalam darahnya terdapat virus dengue)

e. Orang yang tidak sakit ini kemungkinan tinggi menular melalui

nyamuk A. aegypti.

5.2.5 Tanda-tanda DBD ( Penyakit Demam Berdarah )

1. Gejala Penyakit DBD

a. Panas 2-7 hari

b. Bintik Perdarahan : Untuk membedakan dengan bintik yang

lainnya, kulit diregangkan, apabila merah itu hilang bukan tanda

demam berdarah

2. Gejala Tambahan

a. Nyeri ulu hati

b. Ujung-ujung jari pucat

3. Gejala Lanjutan

a. Perdarahan spontan

5.2.6 Pertolongan Pertama Pada Demam Berdarah

1. Penanganan Pertama

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 108

Page 13: edit

a. Beri Minum sebanyak-banyaknya bisa teh, susu dan lainnya,

sebaiknya oralit.

b. Kompres untuk menurunkan panasnya

2. Pertolongan Selanjutnya

a. Beri Obat penurun panas

b. Bawa ke sarana kesehatan terdekat

Jika penderita masih panas dengan sebab yang tidak jelas

setelah/belum pernah diobati ( hari ke-3 panas saat ini )

WASPADA akan Demam Berdarah. Meliputi :

1. Mintalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya

(laboratorium, dll)

2. Carilah keterangan apakah ada penderita demam berdarah di

sekitar atau penderita demam yang tidak jelas lainnya.

3. Waspadai terjadinya tiba-tiba pucat, lemas dan dingin atau

perdarahan spontan selama panas belum jelas sebabnya.

Pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan atau diminta

untukmendukung dugaab ke arah DBD

1. Torniquet selama 5 menit untuk melihat adanya bintik

perdarahan kulit

2. Cek trombosit ( normal 150.000-400.000 )

Bila hasil mendukung segera rujuk ke sarana kesehatan yang

memiliki sarana lebih lengkap dengan adanya transfusi darah.

5.2.7 Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah

1. Cara Fisik

Melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dilakukan dengan

tiga cara yang disebut dengan 3M yaitu :

a. Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-

kurangnya seminggu sekali.

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 109

Page 14: edit

c. Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan atau

menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas

dan lainnya.

Selain itu ditambah dengan cara lainnya yang dikenal dengan 3M Plus

seperti :

a. Ganti vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat

lainnya seminggu sekali.

b. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

c. Tutup lubang pada potongan bambu, pohon dan lainnya.

d. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat

menampung air seperti pelepah pisang atau tanaman

lainnya yang dapat menampung air hujan.

e. Lakukan Larvasidasi yaitu membubuhkan bubuk

pembunuh jentik (Abate 1 G, Altosid 1,3 G dan Sumilarv

0,5 G) ditempat yang sulit dikuras.

f. Pelihara ikan pemakan jentik.

g. Pasang kawat kasa di rumah.

h. Pencahayaan dan ventilasi memadai.

i. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah.

j. Tidur menggunakan kelambu.

k. Gunakan obat nyamuk untuk menegah gigitan nyamuk

2. Cara Kimia dan Larvasidasi

Adalah menaburkan bubuk pembunuh jentik kedalam

tempat penampungan air. Bila menggunakan abate disebut

Abatisasi. Adapun beberapa larvasida yakni :

a. Menggunakan bubuk Abate 1 G (bahan aktif : Temephos 1% )

Bubuk abate 1G berwarna kecoklatan, terbuat dari pasir

yang dilapisi dengan zat kimia yang dapat membunuh jentik

nyamuk. Dalam takaran yang dianjurkan aan bagi manusia dan

tidak menimbulkan keracunan. Jika dimasukan ke air maka sedikit

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 110

Page 15: edit

demi sedikit zat kimia itu akan terlarut merata dan membunuh

semua jentik nyamuk yang ada dalam tempat penampungan air.

Diantaranya ada yang menempel pada dinding tempat

penampungan air dan bertahan sampai 3 bulan. Oleh sebab itu

penaburan abate perlu diulang setiap 3 bulan. Takaran yang

digunakan yakni untuk 100 liter air cukup dengan 10 gr bubuk

abate 1 G.

b. Fogging ( pengasapan )

Nyamuk A. aegypti dapat diberantas dengan fogging

(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga yang

digunakan sehari-hari di rumah tangga. Melakukan pengasapan

saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya

nyamuk dewasanya saja.

Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari akan mucul

nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembangbiakannya.

Disamping itu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan fogging

juga cukup besar. Karena itu cara yang tepat memberantas

jentiknya yang dikenal dengan istilah PSN DBD (Pemberansan

Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue).

3. Cara Biologis

Dengan memelihara ikan pemakan jentik yang diletakan pada

kolam atau genangan air yang sulit dikuras, seperti ikan kepala

timah, cupang dan lainya. Menanam tanaman pengusir nyamuk

seperti Lili gundi.

5.3 Kesehatan Lingkungan

5.3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 111

Page 16: edit

Kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization)

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang

lingkup kesehatan lingkungan meliputi : penyediaan air minum,

pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan

sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan / pengendalian

pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, higiene makanan termasuk

higiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi,

kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan pemukiman,

aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, perencanaaan daerah

perkotaan, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan pariwisata,

tindakan–tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, tindakan

pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. (Ghandi, 2010).

5.3.2 Sanitasi Dasar

Sanitasi dasar yaitu sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyehatkan

lingkungan pemukiman yang meliputi penyediaan air bersih, pembuangan

kotoran manusia (jamban), pembuangan air limbah dan pengelolaan

sampah.

Penyediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh

manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan oleh

masyarakat adalah berasal dari :

Air Permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan

membentuk air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran

selama pengalirannya.

Air Tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu

terjadi akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan

air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 112

Page 17: edit

Air Atmosfer/meteriologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat

bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain

sebagainya. (Waluyo, 2005).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

416/Menkes/Per/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih merupakan

salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia

secara sehat.Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi

bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan

maupun di perdesaan.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Syarat Fisik : tidak berbau, tidak berasa

b. Syarat Kimia : Kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l,

kesadahan maksimal 500 mg/l

c. Syarat Mikrobiologis : Jumlah total koliform dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan

perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan.

Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)

Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak

dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-

zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuhh ini berbentuk tinja (faeces),

air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan.

Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan

dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya

disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban

sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan :

1. Tidak mencemari air

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 113

Page 18: edit

- Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar

lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.

Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus

dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.

- Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter

- Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air

kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

- Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam

selokan, empang, danau, sungai, dan laut

2. Tidak mencemari tanah permukaan

- Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun,

pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

- Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras

kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang

galian.

3. Bebas dari serangga

- Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya

dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah

bersarangnya nyamuk demam berdarah

- Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk.

- Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang

bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya

- Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

- Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

- Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

setiap selesai digunakan

- Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa

harus tertutup rapat oleh air

- Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa

ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 114

Page 19: edit

- Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.

Pembersihan harus dilakukan secara periodik

5. Aman digunakan oleh pemakainya

- Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding

lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman

bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat

6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

- Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran

- Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke

saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran

- Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran

karena jamban akan cepat penuh

- Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan

pipa berdiameter minimal 4 inci.

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

- Jamban harus berdinding dan berpintu

- Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

Pembuangan Air Limbah

Yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air

yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat

membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya muncul

karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi (Azwar, 1995).

Beberapa sumber air buangan :

a. Air buangan rumah tangga (domestic waste water)

Air buangan dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang

terdiri dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian, dapur dan kamar

mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik.

b. Air buangan kotapraja (minicipal waste water)

Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan, perdagangan,

selokan, tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 115

Page 20: edit

c. Air buangan industri (industrial waste water)

Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya

lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat

yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat pelarut,

amoniak dan lain-lain (Entjang, 2000).

Pengelolaan Sampah

Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang

tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,

yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya

(Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Sampah organik

Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan

maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah

organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah

dimaksudkan sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup

tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang

termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang

kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranya

kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.

2. Sampah anorganik

Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa

berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta

beracun. Jenis yang termasuk ke dalam kategori ini bisa didaur ulang

(recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam.

5.3.3 Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping

kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat

tinggal sertadigunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta

makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 116

Page 21: edit

berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar

waktunya (Depkes RI, 2002).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum

rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan

dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang

mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah

rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang

tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan

minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan

yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain

persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,

tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh

tergelincir.

5.3.4 Perilaku

Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana,

sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

Prosedur Pembentukan Perilaku

Menurut teori Lawrence Gren mencoba menganalisis perilaku manusia

dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi

oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 117

Page 22: edit

luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri

ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pegetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

manusia (Notoatmodjo, 2003).

Terdapat 6 tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam kognitif, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk juga mengingat kembali terhadap suatu spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan

materi tersebut secara benar.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 118

Page 23: edit

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah

dipelajari dari situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungi bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tetutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas namun merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu

(Notoatmodjo, 2007). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya

tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan

dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Ada beberapa tingkatan dalam sikap, yaitu :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 119

Page 24: edit

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan dan menyelesaikan

tugas diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengajarkan tugas yang

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang

menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko.

Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

fasilitas. (Notoatmodjo, 2007).

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai tingkatan ketiga.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 120

Page 25: edit

4. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik,

artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

5.4 POSYANDU

5.4.1 Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis

masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar / sosial dasar

untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian

bayi.

Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar

keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam

pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan intergratif serta saling

memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di

posyandu sesuai dengan situasi / kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya

serta mempraktekan aspek pemberdayaan masyarakat.

5.4.2 Manfaat Posyandu

Posyandu memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, diantaranya :

1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga

sehingga :

a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau

pertumbuhannya.

b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1kapsul vitamin A berwarna biru

(100.000 SI).

c. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah

(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari-Agustus).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 121

Page 26: edit

d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4

kali,BCG 4 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.

e. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI

Eksklusif).

f. Bayi umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.

g. Pemberian dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.

h. Bayi atau anak yang Diare segera diberikan

1. ASI lebih sering dari biasa

2. Makanan seperti biasa

3. Larutan Oralit dan minum air lebih banyak

i. Ibu hamil minum 1 tablet penambah darah setiap hari

j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau

melahirkan di tolong oleh tenaga kesehatan.

k. Ibu hamil dan wanita usia subur mendapat imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.

l. Setelah melahirkan ibu segera melaksanakan imunisasi menyusui

dini (IMD).

m. Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI):

1. 1 kapsul segera setelah persalinan

2. 1 kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul pertama

n. Ibu hamil, nifas dan menyusui makan dengan makanan yang

bergizi lebih banyak dari saat sebelum hamil.

o. Keluraga mengggunakan garam beryodium setiap kali memasak.

p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan

seimbang.

q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup/

meningkatnya gizi keluarga.

Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan :

a. Balita naik berat badannya setiap bulan.

b. Balita tidak menderita kekurangan gizi.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 122

Page 27: edit

c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah

dengan imunisasi.

d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah

e. Bayi lahir tidak menderita GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium)

f. Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A

g. WUS tidak menderita kurang energi kronis.

h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan.

i. Menurunkan jumlah kematianibu dan balita.

2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga :

a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban

b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari

c. Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok

d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun

e. Rumah bebas jentik nyamuk

f. Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan

g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari

3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga :

a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria.

b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk rejan,

Tetanus dan campak.

4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia

Subur (PUS) :

a. Menjadi peserta KB

b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang

yang cocok dan tepat penggunanaan.

5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk

memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 123

Page 28: edit

a. Keluarga mengusahakan budi daya tanaman, sayuran, buah, ikan,

dan ternak (unggas, sapi, kambing)

b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai

ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan perkarangan

rumah.

5.4.3 Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh

kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk

pencegahan penyakit. Penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan

dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan.

5.4.4 Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya

adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas,

PUS.

5.4.5 Jenis Posyandu

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu di perlukan

intervensi sebagai berikut :

1. Posyandu pratama ( warna merah )

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum

mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas.Keadaan ini di nilai gawat sehingga intervensinya adalah pelatihan

kader ulan.Artinya kader yang ada perlu di tambah dan di lakukan

pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya ( warna kuning )

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari delapan kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 124

Page 29: edit

orang atau lebih.Akan tetapi cakupan program utamanya ( KB, KIA, GIZI

dan IMUNISASI) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,

kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah pencakupannya.

Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu:

a) Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang

sudah di lengkapi dengan metode simulasi .

b) Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan

masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan

program tambahan yang sesuai dengan situasi dengan kondisi

setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang

frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader tugas 5

orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB,KIA,GIZI, dan

IMUNISASI) 50%. Sudah ada program tambahan bahkan sudah ada dana

sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini

adalah:

a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan

masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di

posyandu.

b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat

yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru)

Posyandu mandiri adalah posyandu yang telah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih

dimana cakupan ke – 5 kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat

melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang di kelola oleh

masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan program dana sehat,

memperbanyak program tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan

PKMD.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 125

Page 30: edit

5.4.6 Pelaksana Posyandu

Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas. Kader

Posyandu diharapkan:

a. Berasal dari anggota masyarakat setempat

b. Dapat membaca dan menulis huruf latin

c. Berminat dan bersedia menjadi kader

d. Bersedia bekerja secara sukarela

e. Memiliki kemampuan dan waktu luang

5.4.7 Kegiatan Posyandu

A. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)

Sebelum pelaksanaan Posayandu, kader memastikan sasaran

seperti jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui,

ibu nifas, PUS.

1) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga

setempat (majelis tak’lim, kebaktian, pertemuan keagamaan

lainnya, arisan, dll)Kader dapat mengajak sasaran untuk datang

ke posyandu dengan bantuan tokoh masyarakat atau tokoh agama

setempat. Fasilitas umum seperti sarana ibadah (masjid, gereja,

pura, wihara, dan sebagainya) dapat dijadikan sarana untuk

menyebarluaskan informasi hari buka Posyandu.

2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu (persiapan

didalam ruangan dan diluar ruangan)

3) Mempersiapkan sarana Posyandu

Kebutuhan sarana berupa KMS/buku KIA, alat timbang (dacin

dan sarung, pita LILA), obat gizi(kapsul Vitamin A, tablet

tambah darah, Oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan

dan pelaporan, dan lainnya.

4) Melakukan pembagian tugas antar kader

Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan langkah kegiatan yang

dilakukan di Posyandu seperti pendaftaran, penimbangan,

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 126

Page 31: edit

pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan yang dapat dilakukan

oleh kader.

5) Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas

lainnya. Sebelum pelaksanaan kegiatan di posyandu, kader

berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya

terkait dengan sasaran, tindak lanjut dari kegiatan Posyandu

sebelumnya, dan rencana kegiatan berikutnya.

6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

Kader membuat PMT penyuluhan dengan bahan makanan yang

diperoleh dari daerah setempat, beraneka ragam dan bergizi.

B. Pelaksanaan Posyandu

1. Pendaftaran

A. Pendaftaran Balita

a) Balita didaftar dalam pencatatan Balita

b) Mintalah KMS/Buku KIA pada ibu.untuk balita yang

baru pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai

KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai jenis kelamin/Buku

KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat

pada secarik kertas dan diselipkan pada KMS/Buku KIA.

Bagi balita yang tidak mempunyai KMS/Buku KIA

karena hilang, pencatatan sementara menggunakan SIP

Posyandu

c) Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat

penimbangan

B. Pendaftaran ibu hamil

Ibu hamil didaftar dalam formulir catatatn untuk ibu hamil,

kemudian dipersilahkan menuju ke tempat penimbangan dan

pengukuran LILA.

C. Pendaftaran PUS

PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di

secarik kertas, kemudian dipersilahkan lansung menuju ke

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 127

Page 32: edit

tempat penyuluhan, dilanjutkan dengan penapisan status

imunisasi TT oleh petugas kesehatan.

2. Penimbangan

a) Mempersiapkan Dacin

b) Menimbang Balita

1) Masukkan balitakedalam sarung timbang dengan pakaian

seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak

lurus.

2) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung

bandul geser

3) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku

bantu dalam kg dan ons.

4) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita

dari sarung/celana/kotak timbang.

c) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS

1) Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS yang

paling sederhana adalah dengan mengukur LINGKAR

LENGAN ATAS (LILA).

2) Gunakan Pita LILA panjang bagian merah 23,5 cm

3) Bila tak tersedia pita LILA gunakan pita jahit pakaian

dengan ukuran yang sama (23,5 cm)

Cara mengukur LILA ibu hamil dan WUS

1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah. Antara bahu

dan siku lengan kiri

2) Lengan harus dalam keadaan bebas. Artinya otot

lengan tidak tegang.

3) Alat ukur tidak kusut (permukaannya rata)

4) Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 128

Page 33: edit

5) Tetapkan titik tengah lengan atas. Caranya

rentangkan pita dari bahu ke arah siku. Tentukan

tengah-tengah lengan atas ibu.

6) Lingkarkan pita-ukur tepat pada tengah-tengah

lengan atas ibu.

7) Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di

bagia MERAH, maka ibu sangat tergolong SANGAT

KURUS atau menderita KEK.

Interpretasi Hasil Pengukuran LILA ibu Hamil dan WUS

1) Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya masih

berada di bagian merah (kurang dari 23,5 cm),

berarti ibu tergolong SANGAT KURUS, atau

Kekurangan Energi Kronis (KEK).

2) Ibu perlu mendapat perhatian khusus, berupa

penyuluhan makanan sehat.

3. Pencatatan

A. Balita

1) Pada penimbangan pertama, isilah kolom identits yang

tersedia pada KMS/Buku KIA

2) Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak.

3) Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS

4) Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan

anak

5) Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini

6) Catat setiap kejadian yang dialami anak

7) Isi kolom ASI, Imunisasi, dan Vitamin A bila diberikan

8) Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP.

B. Ibu hamil

Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu

hamil dicatat dalam Buku KIA dan register ibu hamil (SIP).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 129

Page 34: edit

C. PUS/WUS

Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register

PUS/WUS.

4. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya

dengan penyuluhan kelompok.

A. Penyuluhan untuk ibu balita

1) Perhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini.

2) Beri penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan

dan kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2

kali berturut-turut (2T) atau BGM segera dirujuk ke

petugas kesehatan.

3) Topik penyuluhan antara lain :

c. Pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan

ASI (ASI Ekslusif)

d. Pemberian MP-ASI setelah anak berumur 6 bulan

e. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2

tahun

f. Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang dari 1

tahun

g. Pemberian Vitamin A setip bulan Februari dan

Agustus pada bayi (6-12 bulan) dan Balita (1-5

tahun), untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan

tubuh anak.

h. Bahaya diare bagi balita

i. Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita yang

batuk pilek dengan sesak nafas atau sukar bernafas

harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

j. Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu

tand awal penyakit malaria, campak, atau demam

berdarah. Segera rujuk ke petugas kesehatan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 130

Page 35: edit

k. Perawatan gigi dan mulut

B. Penyuluhan untuk ibu hamil

1) Perhatikan hasil pengukuran LILA bulan ini

2) Beri penyuluhan pada ibu hamil sesuai kondisi ibu

3) Topik penyuluhan antara lain :

a. Istirahat cukup

b. Imunisasi tetanus toxoid (TT)

c. Makan hidangan bergizi

d. KB

e. Tablet tambah darah

f. Pengenalan dini tanda bahaya kehamilan :

i. Bahaya anemia

ii. Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY)

g. Ibu hamil KEK dirujuk kesarana pelayanan kesehatan

h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

i. Kolostrum ASI

j. Perawatan kesehatan gigi dan mulut.

C. Penyuluhan untuk Ibu Nifas dan Ibu Menyusui

Semua ibu nifasdan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai

kondisinya.

Topik penyuluhan antara lain :

1. Anjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih

banyak dari biasanya

2. Anjuran ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap

hari

3. Jika ASI keluarnya sedikit , ibu dianjurkan konsultasi ke

petugas kesehatan

4. Anjurkan ibu nifas untuk segera ber-KB

5. Anjurkan ibu minum 1 kapsul vitamin A segera setelah

melahirkan dan minum lagi pada hari kedua.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 131

Page 36: edit

6. ASI Ekslusif

7. Cara menyusui dengan baik dan benar

8. ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun

malam semakin sering semakin baik.

9. ASI diberikan sampai anak umur 2 tahun.

D. Penyuluhan untuk PUS/WUS

Topik penyuluhan antara lain :

1. Menganjurkan untuk ber-KB

2. Menjaga jarak/mengatur kehamilan

3. Menghindari “4 terlalu dan 3 terlambat”

4. Manfaat imunisasi TT 5 dosis

5. Memelihara kesehatan reproduksi

6. Menjaga keharmonisan keluarga.

5. Pelayanan kesehatan KB

C. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+)

1. Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari H, gizi

kurang, dan gizi buruk rawat jalan.

2. Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Posyandu termausk penggalangan dana.

3. Memfasilitasi masyrakat memanfaatkan perkarangan untuk

meningkatkan gizi keluarga

4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan

keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.

5.5 IMUNISASI

5.5.1 Pengertian

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila

kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit

ringan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 132

Page 37: edit

5.5.2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

a. Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan bakteri

Corynebacterium diphteriae dengan gejala panas lebih kurang 38oC

disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada

tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah

berdarah.Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti leher

sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada

pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri.

b. Pertusis

Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Bardetella pertusis dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk

menarik nafas panjang terdengar suara “hup” ( whoop ) yang khas,

biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam

hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir

mata ( conjunctiva ) atau pembengkakan di sekitar mata ( oedema

periorbital ). Lamanya batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini

sering disebut penyakit 100 hari.Pemeriksaan lab pada apusan lendir

tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis).

c. Tetanus

Tetanus adalah penyakit disebabkan oleh Clostridium tetani

dengan terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus.Tetanus neonatorum

adalah bayi lahir hidup normal dan dapat menangis dan menetek selama

2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang

pada umur 3-28 hari.Tetanus dengan gejala riwayat luka, demam,

kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-kadang disertai

perut papan dan opistotonus (badan melengkung) pada umur di atas 1

bulan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 133

Page 38: edit

d. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium

tuberculosa menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk,

gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan

keluar keringat pada malam hari.Gejala selanjutnya adalah batuk terus

menerus, nyeri dada dan dapat terjadi batuk darah.

e. Campak

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles,

disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal

penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis

(mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian

menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.

f. Poliomielitis

Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang

disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio

type 1, 2, atau 3.Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah

umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid

paralysis/AFP).Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia

(tinja) yang terkontaminasi.Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam,

nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.Kematian

bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera

ditangani.

g. Hepatitis B

Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B

yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan

yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui

hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan

gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain

seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 134

Page 39: edit

kuning bisa terlihat pula mata ataupun kulit.Penyakit ini bisa menjadi

kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan

menimbulkan kematian.

h. Meningitis Meningokokus

Meningitis adalah penyakit akut radang selaput otak yang

disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis .Meningitis penyebab

kematian dan kesakitan diseluruh dunia, CFR melebihi 50%, tetapi

dengan diagnosis dini, terapi modern dan suportif CFR menjadi 5 -

15%.Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dan

kemoprofilkasis untuk orang-orang yang kontak dengan meningitis dan

karier.

i. Demam Kuning (Yellow Fever)

Demam Kuning adalah penyakit infeksi virus akut dengan

durasi pendek (inkubasi 3 sd 6 hari) dengan tingkat mortalitas yang

bervariasi, disebabkan oleh virus demam kuning dari genus Flavivirus ,

famili Flaviviridae , vektor perantara adalah Aedes aegypti . Icterus

sedang ditemukan pada awal penyakit.Beberapa kasus berkembang

menjadi stadium intoksikasi yang lebih berat ditandai dengan gejala

hemoragik seperti epistaksis, perdarahan gingiva, hematemesis, melena,

gagal ginjal dan hati, 20% - 50% kasus ikterik berakibat fatal.

5.5.3 Pengendalian PD3I

Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

(PD31) berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi.

a. Tujuan Umum :

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit

yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 135

Page 40: edit

b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya target Universal child immunization (UCI) yaitu

cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada

bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010.

2) Tercapainya eliminasi tetatus maternal dan neonatal ( Maternal

Neonatal Tetanus Elimination /MNTE) (insidens di bawah 1/1000

kelahiran hidup dalam 1 tahun) di tingkat kabupaten/kota pada

tahun 2012

3) Eradikasi Polio pada tahun 2008

4) Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008

5) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis

meningokokus tertentu pada calon jemaah haji.

6)Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan

perjalanan berasal dari atau ke negara endemis demam kuning.

7) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular

Rabies.

c. Strategi

1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta

2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja

3) Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai

vaksin dan alat suntik

4)Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk

menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan

5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih

6) Pelaksanaan sesuai dengan standard

7) Memanfaatkan perkembangan methoda dan tekhnologi yang lebih

efektif berkualitas dan efisien

8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan

d. Pokok-pokok kegiatan

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 136

Page 41: edit

1) Imunisasi rutin: a. Adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin

dan terus menerus harus dilakukan pada periode waktu yang

telah ditentukan. b. Berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi

rutin dibagi menjadi : rutin pada bayi, wanita usia subur, dan anak

sekolah

2) Imunisasi tambahan – adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan

atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau

evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin, membutuhkan biaya

khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu periode tertentu.

Yang dimaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah :

a. Backlog fighting – adalah upaya aktif melengkapi imunisasi

dasar pada anak yang berumur 1 - 3 tahun. Sasaran prioritas

adalah desa/kelurahan yang selama 2 tahun berturut turut tidak

mencapai desa UCI

b. Crash program – ditujukan untuk wilayah yang memerlukan

intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB.

Kriteria pemilihan lokasi adalah :

1. Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I tinggi;

2. Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang);

3. Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai

target UCI

3) Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response

Imunization/ORI ) 4) Kegiatan imunisasi khusus

a. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)

b. Sub Pekan Imunisasi Nasional

c. Cacth-up campaign campak

5.5.4 Vaksin

Pengertian Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari

kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman

(toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan

kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 137

Page 42: edit

A. Jenis-Jenis Vaksin

1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan

aktif terhadap tuberkulosa.

2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan

secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.

3. Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap tetanus.

4. Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan

simultan terhadap difteri dan tetanus.

5. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap poliomyelitis.

6. Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

campak.

7. Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi

yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

8. Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

B. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 5.5.4.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi

Vaksin Pemberian

imunisasi

Selang

pemberian

waktu

Umur Dosis Tempat suntikan

BCG 1 x 0-11

bulan

0,05 cc Lengan kanan

atas luar,

intrakutan

DPT/HB 3x (DPT/HB

1,2,3)

4 minggu 2-11

bulan

0,5 cc Diteteskan

dimulut

Polio 4x (polio 1,2,3,4) 4 minggu 0-11

bulan

2 tetes

(0,1 cc)

Diteteskan

dimulut

Campak 1x 9-11 0,5 cc Lengan kiri atas,

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 138

Page 43: edit

bulan subkutan

Hepatitis B 1x (Hep.B 0) 0-7

bulan

0,5 cc Paha tengah

luar,

intramuskular

Tabel 5.5.4.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada WUS

Pemberian imunisasiSelang waktu

pemberian

Masa

perlindunganDosis

T1 0,5 cc

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0,5 cc

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc

T5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0,5 cc

Tabel 5.5.4.3 Jadwal Pemberian Imunisasi Anak SD & Yang Sederajat

Vaksinasi Pemberian imunisasi Dosis

Kelas 1 Campak 1x, DT 1x 0,5 cc

Kelas 2 TT 1x 0,5 cc

Kelas 3 TT 1x 0,5 cc

C.Kerusakan Vaksin

Tabel 5.5.4.4 Vaksin Sensitif Beku

Vaksin Pada suhu Dapat Bertahan Selama

Hepatitis B, DPT-HB -0,5 oC Max ½ jam

DPT,DT TT - 5 oC s/d - 10 oC Max 1 ½ - 2 jam

DPT, DPT-HB, DT Beberapa oC diatas suhu

udara luar (ambient

temperature < 34oC)

14 hari

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 139

Page 44: edit

Hepatitis B & TT Beberapa oC diatas suhu

udara luar (ambient

temperature < 34oC)

30 hari

Tabel 5.5.4.5 Vaksin Sensitif Panas

Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama

Polio Beberapa oC diatas suhu

udara luar (ambient

temperature < 34oC)

2 hari

Campak dan BCG Beberapa oC diatas suhu

udara luar (ambient

temperature < 34oC)

5 hari

A. Alat Pemantau Suhu Untuk Mengetahui Kondisi Vaksin Vaccine Vial

Monitor (VVM)

1. VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas, fungsi: untuk

memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam

penyimpanan.

2. VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin.

3. Mempunyai bentuk lingkaran dengan bentuk segi empat pada

bagian dalamnya.

4. Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7mm)

5. VVM mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik untuk

tiap jenis vaksin. 6) Setiap jenis vaksin mempunyai VVM

tersendiri.

B. Termometer Muller

1. Suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor

pengukur.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 140

Page 45: edit

2. Dimasukkan ke dalam lemari es atau freezer, digunakan

untuk memantau suhu selama pengiriman vaksin atau pada

saat penyimpanan.

C. Freeze Watch

1. Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 0 0C.

2. Alat ini menggunakan cairan berwarna biru sebagai

indikator, bila freeze watch terpapar suhu di bawah 0oC

maka latar belakang putih yang ada berubah menjadi biru,

kadaluarsa adalah 5 tahun dari tahun produksi.

D. Freeze Tag

1. Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 0 0C.

2. Digerakkan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan

selama 3 tahun, menggunakan sistem elaktronik dengan

menampilkan tanda rumput (9) atau silang (X).

3. Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda

silang hal ini menandakan bahwa sudah terpapar pada

suhu di bawah 0o C selama lebih dari 1 jam.

D. Cara Pemeriksaan Vaksin

UJI KOCOK ( Shake Test )

Dilakukan untuk meyakinkan apakah vaksin tersangka beku masih

layak digunakan atau tidak.

Cara melakukan uji kocok:

1. Pilih satu contoh dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai

pernah beku, utamakan dengan evaporator dan bagian lemari es

yang paling dingin. Beri label ”Tersangka Beku”. Bandingkan

dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang sengaja

dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label

”Dibekukan”.

2. Biarkan contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku”

sampai mencair seluruhnya.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 141

Page 46: edit

3. Kocok contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku”

secara bersamaan.

4. Amati contoh ”Dibekukan” dan vaksin ”Tersangka Beku”

bersebelahan untuk membandingkan waktu Pengendapan

(umumnya 5-30 menit)

5. Bila terjadi:

a. Pengendapan vaksin ”Tersangka Beku” lebih lambat dari

contoh ”Dibekukan”: vaksin dapat digunakan.

b. Pengendapan vaksin ”Tersangka Beku” lebih cepat dari

contoh ”Dibekukan”: vaksin jangan digunakan, vaksin

sudah rusak.

6. Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda

batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol ”Dibekukan” yang

sesuai.

E. Penanganan Vaksin Rusak Vaksin yang disebut rusak adalah sebagai

berikut:

1. Vaksin yang sudah menunjukkan indikator VVM pada tingkat C

dan D berarti sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

2. Vaksin yang sudah lewat tanggal kadaluarsa ( expiry date )

3. Vaksin yang beku 4) Vaksin yang pecah Vaksin yang rusak

dikeluarkan dari lemari es, kemudian dilaporkan kepada atasan

petugas. Jika sedikit dapat dimusnahkan sendiri oleh Puskesmas,

tetapi bila banyak dapat dikumpulkan ke Dinkes

Kabupaten/Kota dengan dibuat berita acara pemusnahan.

a. Penanganan Vaksin Sisa

Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan Posyandu tidak

boleh digunakan lagi. Sedangkan pelayanan imunisasi stasis (di

Puskesmas, Poliklinik) sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan

ketentuan sebagai berikut:

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 142

Page 47: edit

1. Vaksin tidak melewati tanggal

kadaluarsa

2. Tetap disimpan dalam suhu +20C -

+80C

3. Kemasan tidak pernah

tercampur/terendam dengan air

4. VVM tidak menunjukkan indikasi paparan panas yang merusak

vaksin.

5. Pada label agar ditulis tanggal pada

saat Vial pertama kali dipakai/dibuka.

6. Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B,

dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak

vial vaksin dibuka.

7. Vaksin Polio dapat digunakan

kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka.

8. Vaksin Campak karena tidak

mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih

dari 8 jam sejak dilarutkan, sedangkan Vaksin BCG hanya boleh

digunakan 3 jam setelah dilarutkan

5.6 USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

5.6.1 Latar Belakang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah

upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar,

berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan,

menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati

menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-

hari.

Merupakan program terpadu 4 departemen : Departemen

Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri,

Departemen Agama.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 143

Page 48: edit

5.6.2 Pengertian

Yang dimaksud dengan UKS adalah segala usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah

serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan

mulai TK/RA sampa SMA/SMK/MA.

5.6.3 Tujuan

Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih

dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga sekolah serta

menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan

dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan

manusia Indonesia seutuhnya.

5.6.4 Sasaran

Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah/madrasah, Satuan

Pendidikan Luar Sekolah, Guru, pamong Belajar, Pengelola Pendidikan,

pengelola Kesehatan dan masyarakat.

5.6.5 Organisasi UKS

5.6.5.1. Tim Pembina

Pembinaan dan Pengelolaan Unit Kesehatan Sekolah ( UKS) yang

dilaksanakan dalam organisasi UKS adalah :

1. Tim Pembina dan Tim Pelaksana.

2. Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan (Tim Pembina UKS

Kecamatan)

3. Tim Pembina UKS tingkat Kabupaten (Tim Pembina UKS

Kabupaten)

4. Tim Pembina UKS tingkat Propinsi (Tim Pembina UKS Propinsi)

5. Tim Pembina UKS tingkat Pusat (Tim Pembina UKS Pusat)

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 144

Page 49: edit

Tugas dan Fungsi Tim Pembina Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Kecamatan (TP UKS Kecamatan) :

1. Tugas :

a. Membina dan melaksanakan UKS.

b. Mensosialisasikan Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan

UKS.

c. Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan

menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kabupaten.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya.

e. membuat laporan pelaksanaan program pembinaan dan

pengembangan UKS pada Tim Pembina UKS

Kabupaten,melaksanakan ketatausahaan Tim Pembina UKS

Kecamatan.

2. Fungsi :

Tim Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina,

penanggungjawab dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan TP UKS Kabupaten.

5.6.5.2. Tim Pelaksana

Sedang untuk Tim Pelaksana berkedudukan di sekolah yang

merupakan pelaksana dan penanggungjawab kegiatan UKS di sekolah :

SUSUNAN TIM PELAKSANA UKS

SMA/MAN _____________________

PEMBINA : Lurah

KETUA : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah

SEKRETARIS I : Guru Pembina UKS

SEKRATARIS II : Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah

ANGGOTA :

1. Unsur Komite Sekolah

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 145

Page 50: edit

2. Petugas UKS/ Bidan (Puskesmas)

3. Unsur Guru

4. Unsur Siswa

LOGO UKS

5.6.5.3. Ruang Lingkup UKS

Kegiatan meliputi : (TRIAS UKS)

1. Pendidikan Kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

5.6.5.4. Materi UKS

1. Pendidikan Kesehatan :

a. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi

Pemberian pengetahuan cara pemelihara kebersihan dan

kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan

derajat kesehatannya ke tingkat yang lebih baik.

b. Tujuan pendidikan kesehatan pribadi :

Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai masalah

kebersihan perorangan, kesehatan keluarga dan kesehatan

masyarakat.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 146

Page 51: edit

Merubah sikap mental kearah positif mencintai kebersihan,

berbuat dan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Meningkatkan ketrampilan siswa agar mampu hidup bersih

dan sehat untuk dirinya, keluarga dan lingkungan.

Upaya peningkatan kesehatan, kebiasaan hidup bersih,

menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini.

Hal paling utama agar seorang dapat tetap dalam keadaan sehat

adalah menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan

agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan

aturan bersuci, makan dan minum serta keringanan beribadah bagi

yang sakit.

2. Memelihara Kebersihan Pribadi

Kebersihan pangkal kesehatan, oleh karenanya setiap orang

harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf

kebersihan pribadi dengan :

a. Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat

Kebiasaan baik maupun buruk biasanya terjadi tanpa

disadari oleh yang memiki kebiasaan itu karena kebiasaan

merupakan hal terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama

sehingga seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan.

Contoh kebiasaan buruk : meludah / membuang sampah

sembarangan, menggigit jari /

benda, mengedipkan mata,

merokok.

Contoh kebiasaan baik : bangun pagi, berangkat ke sekolah,

berolahraga secara teratur.

Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari

kehidupan sehari-hari sangat sulit untuk dirubah.Peranan

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sangat besar, maka upaya

menanamkan sikap hidup bersih dan sehat sedini mungkin

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 147

Page 52: edit

merupakan salah satu upaya pendidikan yang harus dilaksanakan

baik di sekolah maupun dirumah.

b. Upaya mencegah penyakit

Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya,

cara pencegahan, cara panularan, cara perawatan bagi penderita

cara pengobatannya. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan

dan memperpanjang hidup berjuta manusia di dunia.Tetapi

keberhasilan tersebut tidak selalu dicapai dengan

mudah.Menderita atau mengidap suatu penyakit selalu

identik.dengan penderitaan dan sumber kerugian waktu, uang,

harta benda.Bahkan bagi yang lalai penyakit yang sebenarnya

dapat dihindari tetapi karena sudah terlanjur menjangkiti orang

tersebut harus membayar mahal kalalaiannya bahkan mungkin

sampai harus kehilangn nyawanya.

Dengan penderitaan dan sumber kerugian waktu, uang,

harta benda.Bahkan bagi yang lalai penyakit yang sebenarnya

dapat dihindari tetapi karena sudah terlanjur menjangkiti orang

tersebut harus membayar mahal kalalaiannya bahkan mungkin

sampai harus kehilangn nyawanya.

Mencegah selalu lebih mudah dan murah daripada

mengobati, penting sakali mengusahakan agar setiap orang dapat

melakukan usaha pencegahan seperti :

1) Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan

diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan.

2) Memeriksakan kesehatan secara teratur, sekurang-kurangnya

dua kali setahun.

3) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,

misal : imunisasi, makan makanan sehat bergizi sesuai

kebutuhan.

4) Meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani

dengan cara berolahraga/latihan fisik, berekreasi dan istirahat

yang cukup.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 148

Page 53: edit

c. Memelihara kesehatan pribadi

Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaik-

baiknya agar tubuh tetap sehat mulai dari pemeliharaan kasehatan

kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan

pakaian.

1) Menjaga kebersihan kulit

Kulit yang sehat akan dapat menjalankan fungsinya

dengan baik sehingga perlu dipelihara kebersihannya dengan

mandi untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada

permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang

peredaran darah dan syaraf, mengembalikan kesegaran tubuh.

Cara mandi yang baik dan benar

a) Seluruh permukaan kulit disiram dengan air bersih,

b) Seluruh permukaan tubuh / kulit disabun dan digosok untuk

menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama

pada bagian yang lembab dan berminyak (lipatan

telinga,mata kaki, ketiak, lipatan paha, jari kaki / tangan

dan muka) sampai kotoran hilang.

c) Setelah digosok dan disabun seluruh permukaan kulit /

tubuh disiram dengan air bersih sampai semua sia sabun

yang menempel di kulit terbung / hilang.

d) Keringkan seluruh tubuh dengan handuk pribadi yang

bersih dan kering.

2) Memelihara kebersihan kuku

Kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit

yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang

lain, untuk itu kuku jari kaki dan tangan harus selalu terjaga

kebersihannya.

Ciri-ciri kuku yang baik :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 149

Page 54: edit

a) Kuku tumbuh dengan baik,

b) Kuat,

c) Bersih, dan

d) Halus

Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong

ujung kuku sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan

antara kuku dan kulit serta potongan disesuaiakan dengan

bentuk jari.Kikirlah tepi kuku yang telah dipotong agar rapi

dan tidak tajam. Sebaiknya setelah dipotong kemudian dicuci,

caranya : dengan air hangat, kotoran yang ada dibawah kuku

dibersihkan dengan sikat sampai bersih seluruhnya setelah itu

keringkan dengan lap atau handuk kecil kering dan bersih.

3) Memelihara kebersihan rambut

Memelihara kebersihan / pemeliharaan rambut dapat

dilakukan dengan cara : Pencucian rambut

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada :

a) Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin

sering dicuci.

b) Lingkungan atau tempat berada seseorang, misal orang

yang tinggal di lingkungna yang banyak debu orang

tersebut harus harus lebih sering mencuci rambutnya.

c) Orang yang sering memakai minyak rambut juga harus

sering mencuci rambutnya.

Cara mencuci rambut :

a) Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih

seperti shampo paling sedikit dua kali seminggu secara

teratur.

d) Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok

dengan bahan pembersih (shampo).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 150

Page 55: edit

e) Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok

dan dipijat-pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas

dan selanjjutnya dibilas dengan air bersih.

f) Bila rambut masih terasa kotor gosok dengan bahan

pembersih kembali, bilas berkali-kali dengan air bersih

sampai rambut terasa bersih ( rambut terasa kesat)

g) Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang

bersih.

Pemangkasan dan penyisiran rambut

a) Untuk anak perempuan

Pada waktu-waktu tertentu (misalnya 3 atau 6 bulan

sekali) rambut sebaikya dipotong atau dipangkas sesuai

dengan bentuk kepala dan selera atau model yang

diinginkan.

b) Untuk anak laki-laki

Pada anak laki-laki memangkas rambut 1-2 bulan

sekali atau menurut keadaan.Rambut disisir dengan rapi

supaya tidak kusut dan mudah dirawat.

4) Memelihara kebersihan dan kesehatan mata

a) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.

b) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas

yang dibasahi boorwater 3 % atau air yang sudah dimasak.

Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir

terus ke arah tengah (menuju hidung).Lalkukan berulang

sampai mata bersih.

c) Jangan menggosok mata dengan tangan, kain atau

saputangan yang kotor atau saputangan orang lain.

d) Periksa mata satu tahun sekali ke dokter spesialis mata atau

ke petugas kesehatan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 151

Page 56: edit

e) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan

jarak mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.

f) Biasakan makan makanan yang banyak mengandung

vitamin A.

g) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan

pekerjaan melelahkan mata.

5) Memelihara kebersihan mulut dan gigi

Mulut termasuk lidah dan gigi merupakan sebagian

alat pencernaan makanan. Mulut berupa suatu rongga yang

dibatasi oleh jaringan lemak di bagian belakang berhubungan

tenggorokan dan di depan ditutup oleh bibir.

Gigi terdiri dari jaringan keras terdapat pada rahang

atas dan rahang bawah.Mulut dan gigi merupakan satu

kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut.Dengan

membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga

mulut dari sisa-sisa makanan yang biasa tertinggal dan yang

harus diperhatikan juga diantara gigi dan sekitar gusi.

Pada waktu menyikat gigi harus diperhatikan adalah

arah menyikat gigi dari gusi ke permukaan gigi selain

membersiknan gigi juga untuk memijat gusi. Menggosok gigi

sebaiknya dilakukan setelah makan,dan malam sebelum tidur

dengan memakai sikat pribadi jangan bergantian dengan orang

lain.

Sikat yang digunakan sebaiknya bulu sikat tidak keras

tapi juga tidak lunak, permukaan bulu sikat rata, kepala sikat

kecil, tangkai sikat gigi lurus.

6) Memakai pakaian : yang bersih dan serasi.

Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang

erat hubungannya dengan kesehatan : kemeja, baju, celana,

rok termasuk pakaian dalam, kaos kaki, sepatu, sandal dll.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 152

Page 57: edit

Pakaian berguna untuk

melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar

membantu mengatur suhu tubuh (pakaian tebal waktu

musim dingin)

mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh (mencegah

cacing tambang masuk lewat telapak kaki dengan

memakai alas kaki)

Hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian :

a. Pakaian hendaknya diganti:

- Setiap selesai mandi

- Bila kotor atau basah karena keringat atau kena air

hujan

b. Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh

c. Pakaian hendaknya dibedakan sesuai keperluan antara

lain :

- Pakaian rumah

- Pakaian sekolah

- Pakaian untuk keluar rumah

- Pakaian olahraga

- Pakaian untuk rekreasi, resepsi / pesta

- Pakaian tidur

d. Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan

dipakai untuk tidur, karena kemungkinan terkena debu dan

kotoran

e. Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk

mencegah tertular penyakit (terutama penyakit kulit)

3. Makanan yang bergizi

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan

perkembangan yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 153

Page 58: edit

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang biasanya diukur dengan ukuran berat (kilogram),

ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan.

Pertumbuhan mempunyai dampak aspek fisik.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diperkirakan, sebagai hasil dari

pematangan.Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

organ / individu.

Pertumbuhan pada masa anak-anak secara langsung dapat

dipengaruhi antara lain oleh faktor makanan yang cukup dan

keadaan kesehatan, sedangkan penyebab tak langsung adalah

kecukupan makanan dalam keluarga, asuhan bagi ibu dan anak,

dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.

Faktor langsung yang mempengaruhi pertumbuhan anak

adalah gizi seimbang yaitu makanan yang banyak mangandung zat

gizi.

Zat gizi dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan :

1. Zat tenaga (hidrat arang / tepung, lemak)

Zat tenaga disebut zat kalori karena zat ini diperlukan oleh

tubuh untuk menghasilkan tenaga atau energi dalam bentuk

kalori.Tenaga sangat dibutuhkan tubuh untuk menggerakkan alat

atau organ-organ seperti jantung, paru-paru, otot dll.Sumber zat

tenaga adalah makanan yang mengandung hidrat arang atau zat

tepung, zat pati atau karbohidrat. Adapun jenis makanan zat ini

misal : tepung, biji-bijian, beras, ubi, umbi-umbian, ketela, roti,

sagu, jagung dan gula.

2. Zat pembangun (protein)

Zat pembangun adalah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk

membangun atau pertumbuhan.Tubuh manusia terdiri dari bagian-

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 154

Page 59: edit

bagian yang kecil-kecil berupa sel-sel yang hidup berkelompok

membentuk organ-organ tubuh dan bekerja sesuai fungsinya. Sel-

sel tersebut sebagian akan aus, rusak atau mati misal waktu kulit

terluka, terkena panas yang menyengat atau terinfeksi kuman. Sel-

sel yang mati dapat berbentuk kulit mengelupas atau nanah.Sel

yang rusak perlu diganti dengan yang baru, agar fungsi tubuh tetap

berjalan normal.

Sumber zat pembangun terutama protein atau zat putih

telur. Sumber makanan zat pembangun terdiri dari sumber nabati :

kacang-kacangan (tempe, tahu dll) sumber hewani : sapi, ayam,

kambing dan ikan.

3. Zat Pengatur (vitamin, mineral, air)

Zat pengatur adalah zat gizi yang berfungsi mengatur

metabolisme (proses kerja tubuh). Metabolisme diibaratkan

ramainya lalulintas jalan raya kalau tidak ada polantas atau lampu

pengatur lalulintas tentu akan timbul kemacetan karena semua

ingin mendahului. Demikain pula dengan organ-organ tubuh,

sehingga terjadi sinkronisasi tugas-tugas dalam proses metabolisme

tubuh. Kalau tubuh kekurangan air, akan terasa haus dan otak akan

menyuruh tangan untuk mencari air. Kelompok zat pengatur adalah

air, vitamin dan mineral.Sumber gizi ini banyak diperoleh dari

makanan berupa sayuran dan buah-buahan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 155