5
Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 1108105034 Tugas Kimia Lingkungan 1 : Rhizodegradasi Limbah Minyak I. Latar Belakang Percobaan Pencemaran tanah menjadi masalah utama dalam lingkungan. Teknik remediasi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dari pencemaran tanah dengan petroleum hidrokarbon yang merupakan senyawa yang digunakan oleh berbagai industri. Saat ini, pembakaran dan pencucian tanah merupakan metode utama pilihan, namun teknik ini tidak memuaskan. Teknik insinerasi juga mahal dan membutuhkan sejumlah besar energi. Pencuci tanah untuk menghilangkan minyak yang merupakan masalah yang signifikan dalam lingkungan bahkan pada konsentrasi rendah kurang dari 1%. Baru-baru ini fitoremediasi telah diidentifikasi sebagai teknik yang potensial untuk mengatasi tanah yang terkontaminasi. Fitoremediasi merupakan teknik yang ramah lingkungan, biaya yang dibutuhkan sangat efektif, dan menghasilkan hasil yang menarik secara visual. Fitoremediasi terdiri dari lima proses yaitu, phytoextrasi, phytovolatilisasi, phytodegradasi, rhizodegradasi, dan phytostabilisasi. Percobaan ini fokus pada efek rhizodegradasi dalam tanah akibat kontaminasi diesel. Rhizodegradasi tergantung pada aktivitas akar tanaman, mikroflora yang terkait serta produk ekskresi mereka untuk menghancurkan kontaminan dalam zona akar. Mikroba dalam rhizosfer sangat dipengaruhi oleh akar dan eksudat akar yang

Efek Rhizodegradasi Terhadap Kontaminasi Diesel Dalam Tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rhizodegradasi limbah minyak dengan menggunakan akar melalui pengembangan mikroorganisme

Citation preview

Page 1: Efek Rhizodegradasi Terhadap Kontaminasi Diesel Dalam Tanah

Nama : I Gede Dika Virga Saputra

NIM : 1108105034

Tugas Kimia Lingkungan 1 : Rhizodegradasi Limbah Minyak

I. Latar Belakang Percobaan

Pencemaran tanah menjadi masalah utama dalam lingkungan. Teknik remediasi

dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dari pencemaran tanah dengan petroleum

hidrokarbon yang merupakan senyawa yang digunakan oleh berbagai industri. Saat ini,

pembakaran dan pencucian tanah merupakan metode utama pilihan, namun teknik ini

tidak memuaskan. Teknik insinerasi juga mahal dan membutuhkan sejumlah besar energi.

Pencuci tanah untuk menghilangkan minyak yang merupakan masalah yang signifikan

dalam lingkungan bahkan pada konsentrasi rendah kurang dari 1%.

Baru-baru ini fitoremediasi telah diidentifikasi sebagai teknik yang potensial untuk

mengatasi tanah yang terkontaminasi. Fitoremediasi merupakan teknik yang ramah

lingkungan, biaya yang dibutuhkan sangat efektif, dan menghasilkan hasil yang menarik

secara visual. Fitoremediasi terdiri dari lima proses yaitu, phytoextrasi, phytovolatilisasi,

phytodegradasi, rhizodegradasi, dan phytostabilisasi. Percobaan ini fokus pada efek

rhizodegradasi dalam tanah akibat kontaminasi diesel. Rhizodegradasi tergantung pada

aktivitas akar tanaman, mikroflora yang terkait serta produk ekskresi mereka untuk

menghancurkan kontaminan dalam zona akar. Mikroba dalam rhizosfer sangat

dipengaruhi oleh akar dan eksudat akar yang bervariasi berrgantung pada kondisi

pertumbuhan tanaman, seperti gizi. Dengan tekontaminasinya tanah oleh hidrokarbon,

membuat pertumbuhan tanaman dihambat oleh toksisitas senyawa dengan berat molekul

rendah dan penyerapan air serta nutrisi oleh tanaman dibatasi oleh sifat hidrofobik tanah.

II. Tujuan Percobaan

1. Untuk dapat mengurangi kontaminasi diesel dalam tanah

2. Untuk mengembangkan teknik fitoremediasi khususnya rhizodegradasi menggunakan

metode Italian ryegrass.

III. Metode

Pada percobaan ini menggunakan metode integral orde 1, dimana :

∫ dcdt = -kfc

Page 2: Efek Rhizodegradasi Terhadap Kontaminasi Diesel Dalam Tanah

−∫ dcc = k∫ dt

−¿ = kt ] tt 0

lnC0 - lnC=kt

Laju reaksi dari percobaan ini dapat dirumuskan dengan :

V = - kC2

Pada percobaan ini dilakukan dengan dua kondisi tanah yang berbeda yang

diharapkan dapat mengurangi pengaruh diesel pada tanaman. Dalam kondisi pertama,

konsentrasi diesel awal yang dinyatakan dalam total hidrokarbon (TPH) konsentrasi

ditetapkan 0,80%. Sebagai pembanding digunakan tanah yang tidak terkontaminasi

dibandingkan dengan tanah yang terkontaminasi diesel. Pada tanah yang terkontaminasi

ditambahkan zeolit ke tanah eksperimental untuk mencegah penghambatan penyerapan

gizi karena sifat hidrofobik tanah diesel yang terkontaminasi.

Untuk mengerahui pengaruh rizosfer pada konsentrasi rendah dari diesel dalam

tanah eksperimen maka di lakukan uji, tiga kelompok pot plastik diisi dengan tanah

eksperimental disiapkan. Dalam satu kelompok, ditanam Italian ryegrass (Lolium

multiflorum L.) di tanah yang terkontaminasi diesel. Pada kelompok kedua, pot diisi

dengan tanah yang sama, tapi Italian ryegrass tidak ditanam untuk memperkirakan

kerugian biotik diesel tanpa adanya tanaman. Pada kelompok ketiga, pot diisi dengan

tanah tidak terkontaminasi dengan diesel dan ditanam Italian ryegrass (tanah yang tidak

terkontaminasi).

Mekanisme dari awal persiapan meliputi mempersiapkan tanah eksperimen yang

menganduk tanah granite diesel, daun dan perlite yang tercampur dalam tanah tersebut,

Mempersiapkan tanaman dan kondisi pertumbuhannya, prosedur pengumpulan sampel

dari tanah yang ditanami dan dianalisis. Prosedur ini terkait tentang pengumpulan sampel,

setelah pengukuran tinggi tanaman, bagian atas tanah tanaman dipotong dan dikeringkan

pada 60 º C selama 72 jam untuk mengukur berat kering. Akar dikumpulkan lalu dicuci

kemudian di ukur panjangnya, setelah itu tanah dihilangkan dari akar lalu dikumpulkan

dan dianalisis untuk TPH, aktivitas dehidrogenase (DHA) dan jumlah bakteri aerobik.

Kemudian tanah yang ditanami dicampur merata di setiap pot dan digunakan untuk

analisis.

Setelah tahapan tersebut, tahap selanjutnya dengan mengukur konsentrasi TPH

menggunakan metode ekstraksi ultrasonik. Tanah pertama dikeringkan pada suhu kamar,

Page 3: Efek Rhizodegradasi Terhadap Kontaminasi Diesel Dalam Tanah

hidrokarbon minyak bumi/ diesel kemudian diekstraksi dari satu gram tanah dengan CCl4

sebagai pelarut. Ekstrak disaring melalui florisil dan kemudian dihitung oleh transformasi

inframerah (FTIR) metode Fourier. Berat kering tanah ditentukan setelah pengeringan

tanah pada 105 º C, konsentrasi TPH dalam tanah ditunjukkan secara berat kering.

Tanah DHA ditentukan sesuai dengan metode yang dijelaskan, satu gram tanah

dicampurkan dengan 0,2 mL 0,4% 2 - (4-iodophenyl) -3 - (4-nitrophenyl)-5-

phenyltetrazolium klorida (INT) dalam 1,0 mL 0,25 M Tris buffer yang mengandung 50 μ

L dari 1% glukosa selama 6 jam pada 30 º C dalam kondisi gelap. Terbentuknya enzim

iodonitrotetrazolium formazan (INTF) diekstraksi dengan mengaduk suspensi dalam 10

mL metanol keras selama 1 menit diikuti dengan filtrasi. INTF diukur secara

spektrofotometri pada 485 nm.

Untuk menghitung bakteri aerobik, ekstrak air dari satu gram sampel tanah yang

serial diencerkan dan disebar pada agar nutrien diperoleh dari Difco Co. Pelat diinkubasi

selama 3 hari pada 30 º C dan unit pembentuk koloni (cfu) dihitung.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa konsentrasi TPH di tanah yang ditanami

Italian ryegrass menurun ke tingkat yang lebih rendah dari tanahnya tidak ditanami

ataupun tanah yang tercemar. Nilai-nilai DHA dari tanah yang terkontaminasi, secara

signifikan lebih tinggi daripada di tanah yang ditanam tidak terkontaminasi. Jumlah

bakteri aerobik yang ditanami Italian ryegrass ditanah yang terkontaminasi secara

signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tidak ditanami ataupun tercemar..