15
Jurnal Pendidikan Riama ISSN 2089-287X (Media Cetak) Vol. 3 No. 02. 2018 55 | Page JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Sarminta Tarigan 1) 1) Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Riama Medan e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran contoh dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini berjumlah 35 siswa dari 106 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode The Static Comparison: Randomized Control Group Only Desaign, yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu Eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh dengan sampel 35 siswa dan kelas kontrol menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori dengan sampel 36 siswa. Alat atau instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa dalam menulis karangan eksposisi. Hasil Penelitian pada indikator hal yang diinformasikan dalam karangan eksposisi yaitu dua (7,69%) siswa dalam kategori sangat baik dengan menjawab empat deskriptor yang benar. Dua puluh empat (92,30%) Siswa dalam kategori baik dengan menjawab tiga deskriptor yang benar. Kesimpulan yaitu empat (15,38%) Siswa dalam kategori sangat baik dengan menjawab empat deskriptor yang benar. Sepuluh (38,46%) siswa dalam kategori baik dengan menjawab tiga deskriptor yang benar. Dua belas (46,15% ) siswa dalam kategori baik dengan menjawab dua deskriptor yang benar. Keywords : Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi A. PENDAHULUAN Dalam mengungkapkan/menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain sangat diperlukan bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa adalah alat manusia untuk menyampaikan pengalaman, perasaan dan pikiran dengan perantara sistem dengan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang mengandung arti yang digunakan untuk berkomunikasi. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Dalam standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan kurikulum adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, kerampilan berbahasa dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

  • Upload
    vonhi

  • View
    255

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

55 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIPAHUTAR

TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Oleh

Sarminta Tarigan1) 1) Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Riama Medan

e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran contoh

dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini

berjumlah 35 siswa dari 106 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode The Static Comparison: Randomized Control Group Only Desaign, yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu Eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen

menggunakan Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh dengan sampel 35 siswa

dan kelas kontrol menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori dengan sampel 36

siswa. Alat atau instrumen penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa dalam menulis karangan eksposisi. Hasil Penelitian pada indikator hal yang diinformasikan dalam

karangan eksposisi yaitu dua (7,69%) siswa dalam kategori sangat baik dengan

menjawab empat deskriptor yang benar. Dua puluh empat (92,30%) Siswa dalam kategori baik dengan menjawab tiga deskriptor yang benar.

Kesimpulan yaitu empat (15,38%) Siswa dalam kategori sangat baik dengan

menjawab empat deskriptor yang benar. Sepuluh (38,46%) siswa dalam kategori baik

dengan menjawab tiga deskriptor yang benar. Dua belas (46,15% ) siswa dalam kategori baik dengan menjawab dua deskriptor yang benar.

Keywords : Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi

A. PENDAHULUAN

Dalam mengungkapkan/menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain

sangat diperlukan bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi.

Bahasa adalah alat manusia untuk menyampaikan pengalaman, perasaan dan

pikiran dengan perantara sistem dengan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan

oleh alat ucap manusia yang mengandung arti yang digunakan untuk

berkomunikasi.

Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa

berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Dalam standar kompetensi mata pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan kurikulum adalah program untuk

mengembangkan pengetahuan, kerampilan berbahasa dan sikap positif terhadap

Bahasa Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

56 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Indonesia. SMA terdiri dari dua aspek yaitu aspek Kemampuan berbahasa dan

Kemampuan bersastra. Keterampilan berbahasa itu mencakup empat kompetensi

yaitu kompetensi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu

kompetensi yang harus dicapai dalam KTSP SMA Kelas X Semester Ganjil yaitu

menulis Karangan Eksposisi.

Salah satu tujuan pembelajaran menulis karangan eksposisi adalah agar

siswa mampu menulis karangan eksposisi dengan baik dan benar. Namun

kenyataanya di lapangan siswa masih belum mampu menulis karangan eksposisi

dengan baik dan benar. Hal ini dikemukakan oleh Rosdiana Manalu dalam

skripsinya yang berjudul “ Penerapan Teori Gagne dalam pembelajaran karangan

eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

2016/2017.” Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa

keterampilan menulis Karangan Eksposisi dengan menggunakan Teori Gagne

sebagai objeknya terkategorikan kurang dengan nilai rata-rata 68,60. Dalam

penelitian tersebut peserta didik kurang mampu menulis Karangan Eksposisi

sehingga tingkat keterampilan menulis Karangan Eksposisi siswa rendah.

Rendahnya kemampuan atau kurangnya minat siswa dalam menulis

Karangan Eksposisi disebabkan karena kurang efektifnya pembelajaran yang

diciptakan guru dan metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Kenyataan

tersebut sering terjadi di lapangan, siswa banyak disuguhi materi tanpa adanya

metode tentang menulis karangan eksposisi yang menuntut siswa menjadi kreatif

dan aktif dalam menulis karangan ekposisi. Model tersebut merupakan model

pembelajaran ekspositori yang menempatkan guru sebagai pusat pembelajaran

karena guru lebih aktif memberi informasi, menerangkan suatu konsep,

mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil dan

memberi contoh soal beserta penyelesaiannya di dalam pembelajaran. Model

pembelajaran ekspositori ini membuat siswa kurang mampu mengungkapkan ide-

idenya atau cara pandang siswa dalam menulis sebuah karangan khususnya

Karangan Eksposisi.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan

eksposisi, maka kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang

dilakukan adalah mengembangkan model pembelajaran dalam mengajar,

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

57 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

menyusun program pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang

dipilih, kemudian menerapkannya dalam pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menulis Karangan Eksposisi adalah model pembelajaran

contoh dan bukan contoh yang peneliti pilih. Model pembelajaran contoh dan

bukan contoh adalah model pembelajaran dengan menggunakan 2 hal yang terdiri

dari contoh dan bukan contoh. Contoh (examples) memberikan gambaran akan

sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas sedangkan

bukan contoh (non examples) memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah

contoh dari suatu materi yang sedang di bahas.

Model pembelajaran contoh dan bukan contoh ini menggunakan gambar

sebagai media pembelajaran, sehingga dengan adanya gambar tersebut siswa

dapat lebih cermat mengamati/memaparkan gambar yang dilihatnya dan

menuangkan idei-denya ke dalam sebuah tulisan khususnya dalam menulis

Karangan Eksposisi.

Dari uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan judul ” Efektivitas Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh dalam

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA

Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017.”

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan

menulis Karangan Eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun

Pembelajaran 2016/2017 dengan menggunakan model pembelajaran contoh dan

bukan contoh, dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dan

perbandingan dari hasil belajar kedua model tersebut.

B. METODE PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen, The Static Comparison: Randomized Control Group Only

Design yaitu melakukan efektivitas model pembelajaran contoh dan bukan contoh

dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA

Negeri-1 Sipahutar T.P. 2016/2017.

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

58 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Menurut Suryabrata (20115:104), The Static Comparison: Randomized

Control Group Only Design adalah sebuah rancangan yang mana sekelompok

subjek diambil dari populasi tertentu, dikelompokkan secara rambang menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu

kedua kelompok itu dikenai Pengukuran yang sama. Perbedaan yang timbul

dianggap bersumber pada perlakuan.

Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap dua

kelompok bentuk pembelajaran. Kedua kelompok tersebut diberi pengajaran

menulis karangan eksposisi. Untuk kelompok yang satu sebagai, kelas eksperimen

diberi pengajaran menulis karangan eksposisi dengan model pembelajaran contoh

dan bukan contoh dan kelompok yang lain sebagai kelas kontrol diberi pengajaran

menulis karangan eksposisi dengan model ekspositori, lalu kedua kelompok itu

dikenai pengukuran yang sama yaitu menulis sebuah karangan eksposisi.

Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri-

1 Sipahutar Tahun Ajaran 2016/2017 berjumlah 106 siswa.

Ada dua variabel yang menjadi objek penelitian ini yaitu variabel kontrol dan

variabel yang diteliti. Variabel kontrol adalah variabel yang digunakan sebagai

bandingan terhadap variabel yang diteliti. Variabel kontrol yaitu hasil tes menulis

karangan eksposisi dengan menggunakan model ekpositori, sedangkan variabel

yang diteliti yaitu hasil tes menulis karangan eksposisi dengan menggunakan

model pembelajaran contoh dan bukan contoh.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua

variabel, yaitu variabel X atau kelas ekperimen dari variabel Y atau kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen digunakan model pembelajaran contoh dan bukan contoh

terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi oleh siswa kelas X SMA

Negeri-1 Sipahutar, sedangkan pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran

ekspositori terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi oleh siswa kelas X

SMA Negeri-1 Sipahutar. Adapun jumlah sampel yang diteliti adalah 25 % dari

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

59 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

106 siswa, yakni 26 siswa ditempatkan pada kelas eksperimen dan 26 siswa

ditempatkan pada kelas kontrol.

a. Dekskripsi Data Kelas Eksperimen (X)

Tabel VII

Data Nilai Kelas Eksperimen (X) No Nama Siswa Skor Nilai

1 A.R. Delisfigo Lubis 13 65

2 Agnes D. Lumban Tobing 19 95

3 Agnes Monica Silitonga 15 75

4 Asriana Simanjuntak 15 75

5 Ayu Diana Silitonga 17 85

6 Bella Joy Simanjuntak 14 70

7 Dimas M. Panjaitan 15 75

8 Donal Simagunsong 14 70

9 Enricho Gabriel Simanjuntak 17 85

10 Esrana Tambunan 19 95

11 Firdaus Gultom 15 75

12 Fransiskanes M. Tampubolon 15 75

13 Fredy S. Simanjuntak 19 95

14 Greis Silitonga 16 80

15 Hilda Tampubolon 18 90

16 Hotler Tampubolon 16 80

17 Inawarti Panjaitan 16 80

18 Jesita Dosma Tampubolon 19 95

19 Joko Johannes Silitonga 15 75

20 Jujur Yasri Silitonga 13 65

21 Keysa Simanjuntak 13 65

22 Mario Kiki Manurung 12 66

23 Nike Seventina Panjaitan 14 70

24 Pontius Otniel Tampubolon 16 80

25 Reynaldi Simanjuntak 18 90

26 Riddik Alvito Tampubolon 14 70

Jumlah 2035 Nilai rata-rata (Mean) 78,26

b. Deskripsi Data Kelas Kontrol (Y)

Tabel VIII

Data Nilai Kelas Kontrol (Y)

No Nama Siswa Skor Nilai

1 Anastasya Napitupulu 11 55

2 Anderson J. Onedo Simanjuntak 13 65

3 Aprizal Silitonga 15 75

4 Arnol Pratama 12 60

5 Clara Naomi Harianja 14 70

6 Daniel Simanjuntak 11 55

7 Fachai Lubis 16 80

8 Febiola Rosalina Panjaitan 15 75

9 Febri Alvin Nugraha 13 65

10 Hiskia Pardede 15 75

11 Ignatius Josua P. Manullang 14 70

12 Irvan A. Panjaitan 17 85

13 Junadi B.F. Purba 16 80

Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

60 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

14 Karolina Panjaitan 11 55

15 Lenta Romauli Tampubolon 14 70

16 Lucky Simanjuntak 14 70

17 Mesakh Sinaga 17 85

18 Naomi 15 75

19 Naomi Sitanggang 11 55

20 Nindya Bristella 13 65

21 Panji Samuel Christian Simanjuntak 12 60

22 Putri S. Simanjuntak 14 70

23 Renol Simanjuntak 14 70

24 Rianto Saputra Marpaung 13 65

25 Risanti Naomi 16 80

26 Ronaldo Tampubolon 17 85

Jumlah 1815

Nilai rata-rata (Mean) 69,80

Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen (X)

4.2. Temuan Penelitian

Dari proses penelitian, diperoleh hasil temuan penelitian seperti di bawah ini.

1. Penggunaan Model Pembelajaran Contoh dan Bukan Contoh Terhadap

Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri-1

Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017.

Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa

kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang

menggunakan model contoh dan bukan contoh adalah 78,26 kategori baik.

Di bawah ini akan diterangkan satu persatu sesuai dengan indikator

penilaian pembelajaran menulis karangan eksposisi

Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

61 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

TABEL XXIV

SKOR KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Indikator Persentase Rata-Rata Perolehan Skor Selisih

Model Contoh Dan Bukan

Contoh

Model Ekspositori

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

SISWA

%

1. Isi karangan

2. Tatabahasa

3. Hal yang

dinformasikan

dalam karangan

4. Kesimpulan

8

4

10

6

30,76

15,38

38,46

23,07

2

0

2

4

7,69

0

7,69

15,38

6

4

8

2

23,07

15,38

30,76

7,69

Dalam penjelasan di atas, terlihat keefektifan hasil pembelajaran menulis

karangan eksposisi antara siswa yang menggunakan model ekspositori. Dengan

demikian, dapat di rangkaikan bahwa model pembelajaran contoh dan bukan

contoh lebih efektif dlam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi

pada siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar.

Setelah dilakukan penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen

78,26 dari jumlah siswa sebanyak 26 orang. Dalam uji normalitas kelas

eksperimen dengan uji Lilifoers di peroleh Lhitung = 0,18 sedangkan Ltabel = 1,16.

Hal ini menunjukan data berdistribusi normal dan termasuk dalam kategori wajar.

Hal ini dikarenakan model pembelajaran contoh dan bukan contoh dapat

memperkaya pengetahuan, memperkaya informasi serta mampu mentransfer

kemampuan melalui menulis karangan eksposisi.

Bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang menggunakan model

pembelajaran ekspositori, contoh dan bukan contoh lebih efektif terhadap

kemampuan menulis karangan eksposisi, karena model pembelajaran contoh dan

bukan contoh menekan siswa lebih aktif dalam mencari informasi tentang menulis

karangan eksposisi. Model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar

diskusi, tetapi mengkehendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir.

Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian, dimana nilai rata-rata

kemampuan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model contoh dan

bukan contoh lebih tinggi yaitu 78,26 daripada nilai rata-rata kemampuan menulis

karangan eksposisi dengan menggunakan model ekspositori yakni 69,80.

Dari penjelasan di atas, terlihat keefektifan hasil pembelajaran menulis

karangan eksposisi siswa yang menggunakan model pembelajaran contoh dan

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

62 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

bukan contoh dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori

yaitu model contoh dan bukan contoh lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan menulis karangan eksposisi.

GAMBAR II

IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN

b. Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kelas Kontrol)

GAMBAR III

DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL (Y)

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

63 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

GAMBAR IV

IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS KONTROL (Y)

2. Pembahasan Penelitian

Menulis adalah kegiatan pemindahan pikiran, perasaan atau kehendak

yang berupa huruf, angka, nama dan sesuatu tanda kebahasaan apapun yang

disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tertulis sebagai

medianya.

Model pembelajaran contoh dan bukan contoh siswa dituntut untuk

mampu melakukan diskusi dengan teman semeja untuk mencari data ataupun

informasi menulis karangan eksposisi. Langkah-langkah pembelajaran model

contoh dan bukan contoh yaitu (1) guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 - 3 orang, (2) guru mempersiapkan

contoh gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran/KD yang ingin dicapai, (3)

guru menempelkan gambar di papan tulis/ memberikan gambar kepada siswa, (4)

guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa menulis sebuah

karangan eksposisi dari gambar tersebut, (5) hasil akhir siswa menulis sebuah

karangan eksposisi dari gambar yang telah dianalisis, Model perbandingan untuk

mengetahui keefektifan model pembelajaran contoh dan bukan contoh adalah

model pembelajaran ekspositori.

Model pembelajaran ekspositori merupakan salah satu model

pembelajaran konvensional. Model ekspositori menempatkan guru sebagai pusat

pembelajaran karena guru lebih aktif memberi informasi, menerangkan suatu

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

64 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil

dan memberi contoh soal beserta

TABEL XXV

SKOR ISI KARANGAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Prediktor Persentase Rata-Rata Perolehan Skor Selisih Skor

Contoh Dan

Bukan Contoh

Ekspositori

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1. Mampu menyampaikan tujuan

karangan, isi karangan memiliki

saran atau tujuan yang jelas

2. Isi sesuai dengan tema.

Menguraikan isi atau materi selalu

berkisar pada judul atau topik yang

dimaksud, tidak menyimpang dari

judul

3. Adanya kesatuan atau keutuhan isi

karangan

4. Adanya kepaduan makna

5. Adanya kepaduan bentuk

12

26

24

21 21

46,15

100

92,30

80,76 80,76

2

20

21

17 17

7,69

76,92

80,76

65,38 65,38

10

6

3

4 4

38,46

23,07

11,53

15,38 15,38

Setelah dilakukan penelitian ternyata model contoh dan bukan contoh

efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas

SMA Negeri-1 Sipahutar. Penguasaan skor indikator Isi karangan pada deskriptor

menyampaikan tujuan karangan sebanyak dua belas (46, 15 %) siswa, isi sesuai

dengan topik karangan sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, ada kesatuan dan

keutuhan karangan sebanyak dua puluh empat (92,30), ada kepatuhan makna

sebanyak dua puluh satu (80,76 %) siswa dan ada kepaduan bentuk sebanyak dua

puluh satu (80,76%) siswa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa siswa mampu

dalam menulis karangan eksposisi. Model pembelajaran contoh dan bukan contoh

sangat membantu siswa dalam menulis isi karangan eksposisi. Hal ini disebabkan

karena dengan model contoh dan bukan contoh, siswa dapat berdiskusi dengan

teman semejanya untuk mencari informasi menulis isi karangan eksposisi dan

model ini juga meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menganalisis

contoh gambar.

Menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran

ekspositori terlihat rendah. Pada indikator isi karangan deskriptor menyampaikan

tujuan karangan sebanyak dua (7,69 %) siswa, isi sesuai dengan topik karangan

sebanyak dua puluh (76,92%) siswa, ada kesatuan dan keutuhan karangan

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

65 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

sebanyak dua puluh satu (80,76%) siswa, ada kepaduan makna sebanyak tujuh

belas (65,38%) siswa dan ada kepaduan bentuk sebanyak tujuh belas (65,38%)

siswa.

Dari hasil penelitian di atas, model pembelajaran contoh dan bukan contoh

lebih unggul daripada model pembelajaran ekspositori karena siswa lebih luas

untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya dan juga siswa dituntut untuk

meningkatkan daya berpikirnya dalam karangan ekspositori dari gambar yang

telah disajikan.

TABEL XXVI

SKOR TATABAHASA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Prediktor Model Pembelajaran Selisih Skor

Contoh Dan

Bukan Contoh

Ekspositori

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1. Penggunaan ejaan tepat

2. Penggunaan tanda baca tepat

3. Pilihan kata tepat

4. Struktur kata dan kalimat baik

5. Penulisan kata yang tepat

6. Ragam bahasa yang tepat

7. Bersifat komunikatif

24

26

9

17

19

20 26

92,30

100

34,61

65,38

73,07

76,92 100

20

22

3

2

17

12 21

76,92

84,61

11,53

7,69

65,38

46,15 80,76

4

4

6

15

2

8 5

15,38

15,38

23,07

57,69

7,69

30,76 19,23

Penggunaan skor pada setiap predikator yaitu penggunaan ejaan yang tepat

sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa, penggunaan tanda baca yang tepat

sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, pilihan kata tepat sebanyak sembilan

(34,61%) siswa, struktur kata dan kalimat baik sebanyak tujuh belas (65,38%)

siswa, penulisan kata yang tepat sebanyak sembilan belas (73,07%), ragam bahasa

yang tepat sebanyak dua puluh (76,92%) siswa dan bersifat komunikatif sebanyak

dua puluh enam (100%) siswa. Predikator yang tertinggi yaitu penggunaan tanda

baca dan bersifat komunikatif sebanyak dua puluh enam (100%) siswa, kemudian

penggunaan ejaan yang tepat sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa, ragam

bahasa yang tepat sebanyak dua puluh orang (76,92%) siswa dan penulisan kata

yang tepat sebanyak sembilan belas (73,07%) siswa.

Skor rendah pada struktur kata dan kalimat sebanyak tujuh belas (65,38%)

siswa dan pilihan kata tepat sebanyak sembilan (34,61%) siswa. Hal ini

dikarenakan siswa belum mengerti bagaimana penulisan struktur kata dan kalimat

yang baik dan pilihan kata yang tepat begitu juga dengan model ekspositori

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

66 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

predikator struktur dan kalimat yang baik dan pilihan kata memperoleh skor yang

rendah.

TABEL XXVII SKOR HAL YANG DIINFORMASIKAN DALAM KARANGAN

EKSPOSISI KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Prediktor Model Pembelajaran Selisih Skor

Contoh Dan

Bukan Contoh

Ekspositori

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1. Faktual

2. Suatu analisis atau penafsiran

yang objektif terhadap suatu

fakta

3. Bermanfaat

4. Menarik

26

26

26

12

100

100

100

46,15

20

23

24

2

76,92

88,46

92,30

7,69

6

3

2

10

23,07

11,53

7,69

38,46

Penguasaan skor pada setiap predikator pada indikator hal yang

diinformasikan dalam karangan eksposisi yaitu faktual sebanyak dua puluh enam

(100%) siswa, suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap suatu fakta

sebanyak dua puluh enam (100%) siswa dan bermanfaat sebanyak dua puluh

enam (100) siswa dan skor yang terendah yaitu menarik sebanyak dua belas

(46,15%). Dari data tersebut terlihat siswa mampu menulis karangan eksposisi

secara faktual, bermanfaat dan analisis atau penafsiran yang objektif terhadap

suatu fakta. Hal ini disebabkan karena siswa mampu memaparkan atau

menguraikan proses pembuatan tempe secara objektif dalam sebuah karangan

eksposisi dan bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana proses

pembuatan tempe. Skor menarik rendah, hal ini dikarenakan karena siswa kurang

mampu menulis isi karangan eksposisi dengan menarik sehingga isi karangan

eksposisi biasa-biasa saja dan siswa perlu banyak latihan.

Pada kelas kontrol, penguasaan skor pada setiap predikator pada indikator

hal yang diinformasikan dalam karangan eksposisi yaitu faktual sebanyak dua

puluh (76,92%) siswa, suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap suatu

fakta sebanyak dua puluh empat (92,30%) siswa dan bermanfaat sebanyak dua

puluh empat (80%) siswa dan skor yang terendah yaitu menarik sebanyak dua

(7,69%) siswa hal ini sikarenakan siswa kurang mampu menulis isi karangan

ekposisi dengan menarik sehingga isi karangan eksposisi biasa-biasa saja dan

siswa perlu banyak latihan.

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

67 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Predikator yang termasuk dalam kesimpulan yaitu mencerminkan

topik/gagasan tulisan, menciptakan kesan mendalam terhadap khayalak pembaca,

memberi masukan bagi pembaca tentang inti permasalahan yang dibicarakan,

ringkas dan jelas.

TABEL XXVIII

SKOR KESIMPULAN KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

Deskriptor Model Pembelajaran Selisih Skor

Contoh Dan

Bukan Contoh

Ekspositori

Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

% Jumlah

Siswa

%

1. Mencerminkan topic/ gagasan

tulisan

2. Menciptakan kesan mendalam

terhadap khalayak pembaca

3. Memberikan masukan bagi

pembaca tentang inti

permasalahan yang dibicarakan

4. Ringkasan

20

20

25

23

100

76,92

96,15

88,46

20

4

17

5

76,92

15,38

65,38

19,23

6

16

8

18

23,07

61,53

30,76

69,23

Indikator yang terakhir adalah kesimpulan. Pada bagian ini penguasaan

skor yang tertinggi yaitu mencerminkan topik/gagasan tulisan seanyak 26 (100%)

siswa, kemudian diikuti dengan memberikan masukan bagi pembaca tentang inti

permasalahan yang dibicarakan sebanyak 25 (96,15%) siswa.

Dari data tersebut siswa mampu mengakhiri dengan mencerminkan

topik/gagasan tulisan dan memberikan masukan bagi pembaca tentang inti

permasalahan yang dibicarakan dari karangan eksposisi yang telah diuraikan.

Selisih yang paling tinggi terdapat pada menyimpulkan secara ringkas dan

jelas isi karangan eksposisi yaitu sebanyak delapan belas (69,23%) siswa. Hal ini

disebabkan karena siswa belum mampu secara ringkas dan jelas inti dari karangan

eksposisi yang telah diuraikan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran

contoh dan bukan contoh terhadap kemampuan menulis karangan eksposisi siswa

kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

68 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

1. Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa

kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang

menggunakan model contoh dan bukan contoh adalah 77,16 kategori baik.

2. Pemerolehan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan eksposisi siswa

kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang

menggunakan model ekspositori adalah 69,16 kategori cukup.

3. Model contoh dan bukan contoh lebih efektif dibandingkan dengan model

ekspositori di SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran 2016/2017

dalam mengajarkan kemampuan menulis karangan eksposisi. Hal ini dapat

dibuktikan dari hasil nilai rata-rata kelas yang menggunakan model

pembelajaran contoh dan bukan contoh lebih tinggi yaitu 77,16 daripada nilai

rata-rata kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori yaitu

69,16.

2. Saran

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, nilai rata-rata siswa menulis

karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran contoh dan

bukan contoh lebih tinggi dibanding dengan model ekspositori. Karena itu

tenaga pendidik di SMA Negeri-1 Sipahutar disarankan menggunakan model

pembelajaran contoh dan bukan contoh untuk menciptakan hasil menulis

karangan eksposisi yang lebih baik.

2. Guru yang ingin menerapkan model pembelajaran contoh dan bukan contoh

seharusnya memperhatikan keaktifan siswa dan alokasi waktu agar diperoleh

tujuan pembelajaran yang akan dicapai karena dalam model ini guru harus

mengikutsertakan seluruh siswa, penerapan model contoh dan bukan contoh

diperlukan pemahaman guru bahasa dan sastra Indonesia dalam menuntun

siswa menggunakan langkah-langkah yang diterapkan dalam model tersebut

agar yang diharapkan yaitu pembelajaran menulis karangan eksposisi dapat

lebih baik

3. Perlu dilakukan lanjut guna memberikan masukan yang konstruksi bagi dunia

pendidikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan

eksposisi.

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTOH DAN BUKAN CONTOH ... · dan bukan contoh dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri-1 Sipahutar Tahun Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

69 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

REFERENSI

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: UGM Press

Keraf, Goys. 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah

Maryani, Yani dan Mumu. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk

SMA. Bandung: Pustaka Setia Budi

Mulyasa, E. 2003. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses-Belajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara

Poerwadarminta. W. J. S. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Semi, Atar M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya

Soedarmayanti. 1996. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung : Ilham

Jaya

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, N.2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suparno dan Yunus. 2006. Keterampilan dasar Menulis. Jakarta: Depdikbud UT.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grafindo Persada

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana

Pustaka

Syafaruddin dan Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum

Teaching

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia